Oleh:
I Putu Suryadi Putra (12060140063)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Asuhan Keperawatan pada Ibu Nifas P3003 Partus SPT B PP hr ke-0
di Ruang Melati 2 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng
Telah Diterima Dan Disahkan Oleh Clinical Teacher (CT) dan Clinical
Instruktur (CI) Stase Keterampilan Dasar Profesi (KDP) di Ruang Melati 2 Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng Sebagai Syarat Memperoleh
Penilaian Ketrampilan Dasar Profesi (KDP).
Singaraja,
Agustus 2016
__________________________
NIP.
___________________________________
NIK.
Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2009), pembagian nifas di bagi 3 bagian, yaitu:
1.1.4
perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas umumnya
denyut nadi lebih labil dibanding suhu. Pada minggu ke 8 sampai ke 10 setelah
melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil.
c. Komponen darah
Hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan kembali kekeadaan semula sebelum
melahirkan.
1.1.5
Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genitalia interna
1) Stuktur eksterna
d. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia eksterna.
Kata ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong,
berukuran panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai
ke belakang dibatasi perineum.
e. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas
simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas,
mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama
f.
koitus.
Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia
minora, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayora
melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina. Pada
wanita yang belum pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia
mayora terletak berdekatan di garis tengah, menutupi stuktur-struktur di
bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina
atau pada perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina
terbuka. Penurunan produksi hormon menyebapkan atrofi labia mayora.
Pada permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen
lebih gelap daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar
dan semakin menipis ke arah luar perineum. Permukaan medial labia
mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora
terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya
jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama
rangsangan seksual.
g. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang, memanjang ke arah
bawah dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchett. Sementara
Risiko
Infeksi
Nyeri Akut
1.1.25
blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan
yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat
fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan
berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
1.1.26
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu
mengalami perasaan tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan
suasana hati setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si
bayi, atau pun dengan dirinya sendiri.
1.1.27
1.1.28
1.1.29
1.1.30
1.1.31
1.1.32
1.1.33
1.1.34
1.1.35
1.1.36
1.1.37
1.1.38
1.1.39
1.1.40
1.1.41
1.1.42
1.1.43
1.1.44
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1) Identitas Pasien (meliputi: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, agama, suku, alamat, no cm, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
dan sumber informasi).
2) Keluhan Utama dan Alasan Dirawat
1.2.2
Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak,
dan perawatan masa nifas.
3) Riwayat Kehamilan
1.2.3
HPHT :...................................
Taksiran
Partus :...........................
1.2.4
BB sebelum hamil :................
TD sebelum
hamil :......................
1.2.5
Riwayat ANC :.......................
Obat yang di
dapat :.......................
1.2.6
Keluhan saat hamil :.....................
4) Riwayat Nifas Yang Lalu dan Persalinan
1.2.7 1.2.8
No
1.2.9
Tahun
Je
nis
1.2.10 P
enolong
Bayi
1.2.13 Waktu
1.2.14 Masal
ah Kehamilan
1.2.15 Lakta
1.2.16
si
Ket
Persalinan
Lahir
1.2.171.2.18
1.2.19
1.2.20
1.2.21 1.2.22
1.2.23
1.2.24
1.2.25
1
1.2.261.2.27
1.2.28
1.2.29
1.2.30 1.2.31
1.2.32
1.2.33
1.2.34
2
1.2.351.2.36
1.2.37
1.2.38
1.2.39 1.2.40
1.2.41
1.2.42
1.2.43
3
1.2.44
Berapa
lama:..........................
1.2.45
Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi :..................
2. Riwayat KB :..............................
3. Jenis Kontrasepsi :.......................
4. Lama pemakaian :.........................
5) Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Psikologis
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
b. Suhu
c. Nadi
d. Pernafasan
6) Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala dan wajah: kulit rambut dan wajah tampak bersih tidak terdapat
benjolan, alis mata, kelopak mata normal, konjungtiva anemis (-), pupil
isokor, sklera tidak ikterus (-), reflek cahaya positif.
b. Telinga : tidak ada sekret, serumen, dan benda asing, membran timpani,
pendengaran dalam batas normal.
c. Hidung : simetris, deformitas, mukosa, sekret, bau, obstruksi tidak ada,
pernafasan cuping hidung tidak ada.
d. Mulut dan gigi : tidak terdapat kotoran, tidak terdapat kelainan pada
bagian mulut, tidak ada caries, bibir lembab.
e. Leher : kaku kuduk tidak ada, tidak terdapat pembesaran kelenjar dan
vena
dirasakan
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
1.2.60
berkurang
1.2.61 DX II: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif
1.2.62 Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
1.2.63 Setelah diberikan askep ibu diharapkan tidak mengalami
kekurangan volume cairan.
1.2.64 Intervensi dan Rasional:
a. Observasi perubahan suhu, nadi, tensi.
1.2.65
Rasional: peningkatan suhu dapat memperhebat dehidrasi.
b. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, dan TD
dalam batas normal)
1.2.66
Rasional: untuk menentukan intervensi selanjutnya
c. Ajarkan ibu agar massage sendiri fundus uteri.
1.2.67
Rasional: memberi rangsangan pada uterus agar berkontraksi kuat
dan mengontrol perdarahan.
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan IV.
1.2.68
Rasional: untuk mengganti cairan yang hilang akibat pendarahan.
1.2.69
DX III: Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perawatan
diri dan bayi berhubungan dengan kurang pemahaman, salah
interpretasi tidak tahu sumber-sumber
1.2.70 Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
1.2.71 Setelah diberikan askep diharapkan pengetahuan ibu tentang perawatan
dini dan bayi bertambah dengan KE : mengungkapkan kebutuhan ibu
pada masa post partum dan dapat melakukan aktivitas yang perlu
dilakukan dan alasannya seperti perawatan bayi, menyusui, perawatan
perinium.
1.2.72 Intervensi dan Rasional:
a. Berikan informasi tentang tanda bahaya nifas.
1.2.73
Rasional: membantu mencegah infeksi, mempercepat
penyembuhan dan berperan pada adaptasi yang positif dari perubahan fisik
dan emosional.
b. Berikan informasi tentang perawatan bayi (perawatan tali pusat, memandikan
dan imunisasi).
1.2.74
Rasional: menambah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi
sehingga bayi tumbuh dengan baik.
c. Sarankan agar mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari.
1.2.75
dipelajari.
1.2.77
1.2.76
DX IV: Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, penurunan
1.2.102
1.2.103
1.2.104
1.2.105
1.2.106
DAFTAR PUSTAKA
1.2.107
1.2.108
1.2.109