Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS SELF AWARENESS DALAM HUBUNGAN

INTERPERSONAL

Disusun Oleh kelompok : 4

1. Jeane japriska palpialy


2. Jemi padapain
3. Yanuarius f . soa bei
4. Imelda buan
5. Jitro piter maraje
6. Krististina lidwina malo
7. Kristian naldi fanggi

Sekolah tinggi ilmu Kesehatan nusantara kupang

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai
ANALISIS SELF AWARENESS DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Saya
berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga
berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Kupang 24 oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4
2.1 Pengertian kesadaran diri (self awareness) ................................... 4
2.2 Eksplorasi perasaan ..................................................................... 4
2.3 Kemampuan Menjadi Model ....................................................... 5
2.4 Panggilan Jiwa (altruisme)........................................................... 6
2.5 Etika dan tanggung jawab.. .......................................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan ................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti
perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk
bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi
terhadap lingkungannya dan dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam
mengimplementasikan stimulus dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman
yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Konsep ide adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara
bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang lain. Proses yang
berkesinambungan dari perkembangan konsep diridipengaruhi oleh pengalaman interpersonal
dan cultural yang memberikan perasaan positif, memahami kompetensi pada area yang
bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak social dan pengalaman
dengan orang lain.
Dalam merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat
menganalisis respon individu terhadap stimulus atau stressor dari berbagai komponen konsep
diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan
keperawatan ada lima prinsip yang harus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri,
menggali sumber-sumber diri, menetapkan tujuan yang realistic sertabertanggung jawab
terhadap tindakan.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Ide-ide, pikiran, perasaan, dan keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang
karakteristik dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek sekitarnya serta tujuan dan idealismenya. Konsep
diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, social,
dan spiritual.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila
individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan
yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan
gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dapat disimpulkan
bahwa konsep diri merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang
meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun
lingkungan terdekatnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. apa yang di maksud dengan self awerenes (kesadaran interpersional )


2. apa yang di maksud dengan eksplorasi persaan
3. apa yang di maksud kemampuan menjadi model
C. TUJUAN PENULISAN
Agar mahasiwa mampu melakukan annalisis diri untuk membuka self awareness ( kesadaran
interpersional dalam hubungan interpersional ) yang didalamnya meliputih : kesadaran diri
expolorasi persaan, dan kemampuan menjadi model .
BAB II
PEMBAHASAN

A. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)


Pengertian Self Awareness (Kesadaran Diri)
Dalam kamus bahasa Inggris self berarti diri. Self disini berisi pola pengamatan dan
penilaian yang sadar terhadap diri sendiri baik sebagai subyek maupun obyek. Isitlah Self di
dalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya
sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan
penyesuaian diri.
Teori self menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki gejala-
gejala dan membuat konsepsi dari hasil penyilidikan mengenai tingkah laku itu. Jadi,
didalam menunjukkan self sebagai proses, itu yang dimaksud tidak lain dari pada nama bagi
sekelompok proses.
Sedangkan Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau
mengetahui sesuatu kedalam pengenalan atau pemahaman peristiwa-peristiwa lingkungan
atau kejadian-kejadian internal. Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi,
pemikiran atau perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam
pengertian ini Awareness (kesadaran) sama artinya dengan mawas diri. Namun seperti apa
yang kita lihat, kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar
disadari oleh individu hingga akhirnya perhatian terpusat. Oleh sebab itu, ada tingkatan
mawas diri (Awareness) dalam kesadaran.
Menurut konsep Suryamentaran, bahwa mawas diri adalah sebagai cara latihan
Milah Mlahake (memilah-milah) rasa sendiri dengan rasa orang lain untuk meningkatkan
kemampuan menghayati rasa orang lain sebagai manifestasi tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian yang sehat dan sejahtera. Hasil penelitian Yosshimich mendapati
bahwa pemahaman diri melalui tahapan mawas diri mampu menunjukkan bahwa pada diri
seseorang ada elemen kunci yang sangat menentukan bahagia tidaknya seseorang, elemen
ini adalah elemen yang selalu stabil, tenang, serta damai, dan elemen-elemen yang berubah-
ubah, senantiasa berubah serta selalu berusaha menuruti keinginannya sendiri, terutama yang
berhubungan dengan semat, drajat, dan kramat.
Jika digabungkan, Self Awareness (kesadaran diri) adalah wawasan kedalam atau
wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri, pemahaman diri sendiri. Self
Awareness pada umumnya dimaknai sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam
pengertian yang mempunyai obyek secara relatif tetapi membuka dan menerima penilaian
dari kebenaran sifat individu.
Dalam memahami Self Awareness, individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri
untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menghargai masalah-masalah psikisnya asalkan
konselormenciptakan kondisi yang dapat mempermudah
perkembangan.individu.untuk.aktualsasi.diri. Kesadaran diri bisa dibedakan menjadi dua,
yakni :
 Kesadaran diri publik
Orang yang memiliki kesadaran diri publik berperilaku mengarah keluar dirinya.
Artinya, tindakan-tindakannya dilakukan dengan harapan agar diketahui orang lain. Orang
dengan kesadaran publik tinggi cenderung selalu berusaha untuk melakukan penyesuaian diri
dengan norma masyarakat. Dirinya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain.
 Kesadaran diri pribadi.
Orang dengan kesadaran diri pribadi tinggi berkebalikan dengan kesadaran diri
publik. Tindakannya mengikuti standar dirinya sendiri. Mereka tidak peduli norma sosial.
Mereka nyaman-nyaman saja berbeda dengan orang lain. Bahkan tidak jarang mereka ingin
tampil beda. Mereka-mereka yang mengikuti berbagai kegiatan yang tidak lazim dan aneh
termasuk orang-orang yang memiliki kesadaran diri pribadi yang tinggi.
Kesadaran diri atau (self-awareness) di yakini merupan satu dari sekian kunci keberhasilan
hidup. salah satu defensi dari self-awareness menyebutkan, ada 3 hal yang harus di kenali dan
di sadari sepenuhnya.
 Pertama nilai dan tujuan yang di miliki;
 Kedua kebiasaan, gaya, kekuatan dan kelemahan diri;
 Ketiga, hubungan antara perasaan,pemikiran dan tingkah laku.
Rumus ABC;
 affect [perasaan],
 behavior [tingkah laku]
 cognition [pemikiran],
Demikian rumus ABC yang di ajukan O,keefe dan berger. Inilah aspek terakhir dari
self-awareness. Penetapan visi kesadaran akan kekuatan dan kelemahan kita,semuanya tidak
akan berarti kalau kita tidak melakukan aksi apa-apa. Di sinilah rumus.ABC.berperan.
Aktivitas yang di putuskan untuk di lakukan hendaknya mampertimbangkan ketiga hal
ini. Meski hasil analisa pemikiran mengatakan satu aktivitas akan menggantungkan, tapi
tidak akan terlaksana kalau ternyata tidak sesuai dengan hati (perasaan) atau sangat berbeda
dari kebiasaan. Karena itu, harus di cari alternatif
aktivitas.yang.menyeimbangkan.ketiga.hal.ini.
Demikin juga, merubah tingkah laku bangsa tidaklah mudah. Banyak contoh
kegagalan penerapan teknologi karena masyarakat tidakmau meninggalkan kebiasaan lama.
Hasil pemikiran berupa teknologi tepat guna sekalipun, belum tentu dapat
diterapkan.tanpa.pedekatan.yang.persuasif.

self-awareness
mempunyai tiga komponen ini memang penting untuk meningkatkan prestasi kita.
Baik prestasi individu, kelompok bahkan bangsa . Tentu kita tidak harus selalu melihat ke
dalam diri. Tapi mesti pula melihat faktor ekternal. Untuk itu self-awareness ini harus di
lengkapi dengan environmental-awareness, kesadaran untuk melihat kondisi lingkunggan
sekitar kita, baik itu kawan maupun lawan. Dengan demikian kita
mampu.membedakan.dan.menyadari.nya.
2.2 EKPLORASI PERASAAN

EKSPLORASI PERASAAN

Komunikasi therapeutic adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien yang


bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Maksud komunikasi adalah mempengaruhi
orang lain. Kalthner ,dkk ( 1995 ) bahwa komunikasi therapeutic terjadi dengan tujuan
menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang professional dengan menggunakan
pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi.didalam komunikasi therapeutic ini
harus ada unsur kepercayaan.

Komunikasi therapeutic merupakan komunikasi interpersonal, artinya komunikasi


antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung baik verbal dan non verbal ( Mulyana, 2000 )hubungan
perawat-klien yang therapeutic adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman
perbaikan emosi bagi klien.dalam hal ini, perawat memakai dirinya secara therapeutic dan
memakai tehnik komunikasi agar prilaku klien berubah kea rah yang positif seoptimal
mungkin.

Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspek-aspek yang
dimiliki dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara therapeutic kepada
klien. Salah satu aspek analisa kesadaran diri perawat dalam komunikasi therapeutic adalah
eksplorasi perasaan.

Eksplorasi adalah tehnik untuk menggali perasaan ,pikiran dan pengalaman klien. Hal
ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri atau tidak
mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan tehnik ini memungkinkan klien untuk bebas
berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.

Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam masalah
yang dialami klien ( Antai-Otong dalam Suriyani, 2005 ) tehnik ini bermamfaat pada tahap
kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.terdapat 3
jenis tehnik eksplorasi yaitu :

1. Eksplorasi perasaan, yaitu tehnik untuk menggali perasaan klien yang tersimpan.
Contoh “Bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan…”
2. Eksplorasi pikiran, yaitu tehnik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien.
Contoh : “ saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang sekolah
sambil bekerja”
3. Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau tehnik untuk menggali pengalaman-
pengalaman klien. Contoh : “ saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui,
namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan
pengaruhnya terhadap pendidikan anda”.
EKSPLORASI PERASAAN

Agar perawat dapat berperan efektif dan therapeutic, ia harus menganalisa dirinya
melalui eksplorasi perasaan. Seluruh prilaku dan pesan yang disampaikan perawat ( verbal
dan non verbal ) hendaknya bertujuan therapeutic untuk klien.dengan mengenal dan
menerima diri sendiri, perawat akan mampu mengenal dan menerima keunikan klien.analisa
hubungan intim yang therapeutic antara perawat klien perlu dilakukan untuk evaluasi
perkembangan huibungan dan menentukan tehnik dan keterampilan yang tepat dalam setiap
tahap untuk mengatasi masalah klien dengan prinsip disini dan saat ini ( here and now )

Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul


sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain , dimana eksplorasi perasaan membantu
seseorang untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat
berpengaruh.ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang komplit dan sikap
yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak responsif, kesalahan,
mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu dimana mutu hubungan therapeutic perawat
sangat terbuka, sadar dan kontrol diri, akal, perasaan dimana dapat membantu pasien.

Sebagai perawat, kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan
mengontrolnya agar kita dapat menggunakan diri kita secara therapeutic. Jika perawat
terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasi penting, yaitu bagaimana
responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien sehingga pada saat berbicara
dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.bagaimana
perasaan perawat terhadap proses interaksi berpengaruh terhadap respon dan penampilannya
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perasaan klien ( Stuart, GW, 1998 )

Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan tampak pada ekspresi
wajah dan prilakunya. Kecemasan perawat ini akan membuat klien merasa tidak nyaman dan
karena adanya untuk pemindahan perasaan ( transfer feeling ) mungkin klien juga akan
menjadi cemas dan hal ini akan mempengaruhi interaksi secara keseluruhan.

Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien.perasaan


merupakan tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain,membantu orang
lain.perawat akan menggunakan perasaan-perasaanya, kurang memperhatikan kebutuhan
pasien, tidak menepati janji sehingga pasien mengalami kemunduran, distress sehingga
pasien tidak mau menemui, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi dan
kekuatan karena pasien terlalu tergantung pada perawat.

Perawat harus terbuka akan perasaan pasien dan bagaimana perawat mengerti akan
pasien serta bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah petunjuk tentang
kemungkinan nilai dari masalah pasien.
TEHNIK EKSPLORASI PERASAAN

PERASAAN TP J KK S
Keras kepala
Cinta
Marah
Cemburu
Kesah
Terima kasih
Memalukan
Hati-hati
Menantang
Bingung
Cemas
Seksi
Frustasi
Kagum
Puas
Sedih
Senang
Takut
Basah
Bangga
Depresi
Malu
Kesepian
Bersalah
Sabar
Pasrah
Gairah
menghargai

Keterangan :

TP : Tidak Pernah KK : Kadang-kadang

J : Jarang S : Sering

Tehnik tersebut diatas tidak untuk membuat penilaian, namun sebagai upaya individu
atau klien untuk jujur dan berani mengungkapkan perasaannya. Dan ungkapan-ungkapan
perasaan tersebut terpais dapat mengidentifikasi apakah perasaan klien positif atau negative.
Bila perasaan positif, terapis ( perawat ) perlu mendukung dan mengembangkan perasaan
tersebut dan sebaliknya bila perasaan negative maka perlu mengarahkan dan memberikan
alternative agar klien dapat mengelola perasaannya.
2.3 KEMAMPUAN MENJADI MODEL

Kemampuan Menjadi Model


Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam
hubungan antara perawat dan klien. Perawat tidak bisa memisahkan atau memberi batasan
yang jelas antara peran sebagai perawat dengan kehidupan pribadinya (professional) karena
perawat sebagai instrumen dalam menjalankan hubungan yang terapeutik. Jika perawat
terbuka pada perasaan fokus terhadap pasien dan mengesampingkan kehidupan pribadinya,
maka ia akan mendapat dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan
bagaimana penampilannya pada klien sehingga perawat mampu bekerja profesional.
Kemampuan menjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat terhadap apa
yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.
Perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran
(Stuart,G.W., 1998) perawat senantiasa memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang
sehat. Perawat harus bertanggung jawab terhadap perilakunya, sadar akan kelemahan, dan
kekurangannya. Perawat harus mampu memisahkan hubungan professional dan kehidupan
pribadi.

Kemampuan menjadi model :

a. Masalah pribadi dapat di selesaikan secara konstruktif


b. Ide dan fikiran yang baik jika perawat terlepas dari masalah
c. Perawat harus sadar akan kelemahan dan kekurangan
2.4 PANGGILAN JIWA (ALTRUISME)

Perawat harus menjawab pertanyaan “Altruisme adalah perhatian terhadap


kesejahteraan orang lain, ingin menolong ikhlas tanpa pamrih. Akan tetapi perlu di
perhatikan bahwa perawat merupakan profesi, karena itu perawat perlu mendapat
penghargaan atau imbalan yang sesuai. Keseimbanga antara altruisme dengan reward
akan memengaruhi bagaimana perawat menolong pasiennya.

Mengapa saya ingin menolong orang lain?” .

Ciri-ciri Altruisme

Menurut Fuad Nashori mengutip Cohen yaitu ada tiga ciri altruisme, yaitu :

a) Empati Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami oleh
orang lain.
b) Keinginan memberiKeinginan untuk memberi adalah maksuthati untuk memenuhi
kebutuhanorang lain.
c) Sukarela Sukarrela adalah apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain,
tidakada kemungkinan untuk memperole imbalan.

2.5 ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB

Etika adalah peratur atau norma yang dapat di gunakan sebagai acuan sebagai
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang di lakukan oleh
seorang dan merupakan suatu kejiwaan dan tanggung jawab moral .dari konsep pengertian
di atas dapat di simpulkan bahwai etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
sebagaiman sepatunya manusia hidup Di dalam masyarakat yang menyankut aturan aturan
atau prinsip prinsip yang menentukan tingka yang , yaitu :

a. Baik dan buruk


b. Kewajiban dan tanggung jawab

Tujuan etika profesi keprawatan adalah mampu :

a. Mengenal dan mengeidentifikasih unsure moral dan praktik keprawatan


b. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam
praktik keprawatan
C . Menghunbungkan Prinsip Moral Atau Belajaran Yang Baik Dapat Bertanggu
Jawabkan Pada Diri Sendiri, Keluarga , Masyarakat Dan Kepada Tuhan Sesuai Dengan
Kepercayaanya

Taggung jawan menujukan kewajiban ini mengara kepada kewajiban yang harus di
lakukan dan menyelesaikan pekerjaan secara provisional . manajer dan para stap memahami
dengan jelas tentang fungsi tugas yang terjadi tanggung jawab masing masing perawat serta
hasil yang ingin di capai dan bagaimana mengukur kualitas kineraja stapnya perawat yang
provisional akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis keprawatan atau
kebidanan yang di lakukan di dalam lingkup tugasnya . keyakinan diri pada seorang dan
masyarakat dapat memberikan berupa kesadaranakan pentjuk untuk melakukan tindakan .
kode untuk perawat umumnsya menampilkan peguatan , nilai hubungan perawat – klien dan
tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat
dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab social pilihan
etik bertanggung jawab dalam menutukan tanggung jawaban risko, komitmen dan keadilan .
hubungan perawat .dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah
perilaku . di mana oleh anggota tim Kesehatan
KESIMPULAN

Kita sebagai perawat harus mempunyai rasa tanggung jawab,baik kepada pasien maupun
tugas yang kita jalankan,kita juga harus mempunyai sifat dan etika (sopan santun, rasa
tanggung jawab, dan kepedulian pada pasien).

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/41343329/MAKALAH_ANALISIS_SELF_AWARENESS_

DALAM HUBUNGAN_INTERNASIONAL

Anda mungkin juga menyukai