Anda di halaman 1dari 8

BAB III

A. Pengkajian
B. Identitas
 Nama : tidak berpengaruh
 Umur : Kebanyakan disemua umur (Pada anak-anak juga bisa seperti pada kelainan jantung
bawaan) (Pada orang dewasa juga bisa dilakukandengan indikasi gagal jantung).
 Jenis Kelamin :

C. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah jantung kebanyakan datang
dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada, syanosi, Kelemahan, palpitasi dan napas cepat.
 Riwayat penyakit sekarang
Sesak nafas, nyeri dada, syanosis, Kelemahan, nafas cepat dan palpitasi
 Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya pernah merasa sesak nafas dan nyeri pada dada tapi hilang dengan obat
warung.
 Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kelainan jantung.

D. Riwayat Kesehatan Pasien yang telah Menjalani Operasi Jantung


 Keluhan Utama
Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah jantung kebanyakan datang
dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada, syanosi, Kelemahan, palpitasi dan napas cepat.
 Riwayat penyakit sekarang
Sesak nafas, nyeri dada, syanosis, Kelemahan, nafas cepat dan palpitasi
 Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah menjalani bedah jantung.
 Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kelainan jantung hingga dilakukan pembedahan.

E. Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Apatis
 Keadaan umum : Biasanya dalam keadaan lemas
 Tanda-tanda vital
 Nadi : 55 - 80x/menit
 TD : 90/65 - 120/85 mmHg
 RR : 22 - 27 x/menit
 Suhu : 37,5 – 38,5 oC
 Kepala dan leher
 Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata
 Wajah : Normal, Konjuntiva agak merah muda
 Hidung : Tidak ada polip
 Mulut : Bersih
 Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjer tyroid
 Thorax
 Jantung
 Inspeksi : Terdapat jahitan luka operasi
 Palpasi : Adanya nyeri tekan
 Perkusi :-
 Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2
 Paru
 Inspeksi : Pengembangan paru kanan dan kiri simetris
 Palpasi : Tidak ada otot bantu pernafasan
 Perkusi :-
 Auskultasi : Wheezing
 Abdomen
 Inspeksi : Bulat datar
 Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan
 Perkusi :-
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Ekstremitas
 Eks. Atas : Ada clubbing Fingers, terdapat oedema
 Eks. Bawah : Ada clubbing Fingers, terdapat oedema
 Sistem Integumen
Turgor kulit kembali > 1 detik
 Genetalia
Bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid dan terpasang kateter.

Bila pasien telah dipindahkan ke unit perawatan kritis, 4 -12 jam sesudahnya, harus
dilakukan pengkajian yang lengkap mengenai semua system untuk menentukan status pasca
operasipasien dibandingkan dengan garis dasar preoperasi dan mengetahui perubahan yang
mungkin terjadi selama pembedahan. Parameter yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Status Neurologis
Tingkat responsivitas, ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya, refleks, gerakan ekstremitas
dan kekuatan genggaman tangan.
2. Status Jantung
Frekuensi dan irama jantung, suara jantung, tekanan darah arteri, tekanan vena sentral(CVP),
Tekanan arteri paru (PAWP=Pulmonari arteri wedge pressure). Tekanan atrium kiri (LAP),
Bentuk gelombang dan pipa tekanan darah invasif, curah jantung atau indeks. Tahanan
pembuluh darah sistemik dan paru, saturasi oksigen arteri paru jika ada, drainase rongga dada,
dan status serta fungsi pacemaker.
3. Status Respirasi
Gerakan dada, suara nafas, penentuan ventilator (Frekuensi, volume tidal, konsentrasi
oksigen,mode [SIMW] tekanan positif akhir akspirasi [PEEP], kecepatan napas, tekanan
ventilator, saturasi oksigen arteri [SPO 2], CO2 akhir tidal, pipa dreainase rongga dada dan gas
darah arteri).
4. Status pembuluh darah perifer
Denyut nadi perifer, warna kulit, dasar kuku, mukosa bibir, cuping telinga. Suhu kulit, edema,
kondisi balutan dan pipa invasif.
5. Fungsi ginjal
Haluaran urin, berat jenis urin dan osmoslaritas.
6. Status cairan dan elektrolit
Haluaran dari semua pipa drainase. Semua parameter curah jantung dan indikasi ketidak
seimbangan elektrolit berikut:
a. Hipokalemia : Intoksikasi digitalis, disritmia (gelombang U, AV blok, gelombang T yang
datar atau terbalik).
b. Hiperkalemia : Konfusi mental, tidak tenang, mual, kelemahan, parestesia ekstremitas,
distrimia (tinggi, gelombang T puncak, meningkatnya amplitudo, pelebaran kompleks
QRS, perpanjangan QT).
c. Hiponatremia : Kelemahan, kelelahan, kebingungan, kejang dan koma.
d. Hipokalsemia : Parestesia, spasme tangan dan kaki,kram otot dan tetani.
e. Hiperkalsemia : Intoksikasi digitalis dan asistole
7. Nyeri
Sifat, jenis, lokasi, durasi (nyeri karena irisan harus dibedakan dengan nyeri angina),
aprehensi dan respon terhadap analgetika.

Pengkajian juga mencakup observasi segala peralatan dan pipa untuk menentukan apakah
fungsinya baik : pipa endrotrakheal, ventilator, monitor, akhir tidal, kateter arteri paru,
monitor saturasi arteri paru (SavO2), pipa arteri dan vena, alat infus intravena dan selang,
minitor jantung, pacemaker, pipa dada dan sistem drainase urin.

F. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung, berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur bedah).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infeksi.

G. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa NOC NIC


o Keperawatan
1 Penurunan NOC : NIC :
curah jantung Keefektifan pompa jantung Perawatan jantung
b.d perubahan Kriteria hasil : a. Cek pasien secara rutin baik secara
kontraktilitas a. Cek tekanan darah fisik maupun psikologis
diastole b. Pastikan tingkat aktivitas pasien tidak
b. Cek tekanan darah sistole membahayakan curah jantung atau
c. Denyut jantung apical memprovokasi serangan jantung
d. Indeks jantung c. Intruksikan pasien tentang pentingnya
e. Denyut nadi perifer untuk melaporkan bila merasakan
f. Cek tekanan vena sentral nyeri dada
g. Keseimbangan intake dan d. Evaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi,
ouput durasi, dan faktor yang memicu serta
h. Disritmia meringankan nyeri)
i. Suara jantung abnormal e. Monitor EKG
j. Angina f. Monitor TTV secara rutin
k. Oedema paru g. Monitor distritmia jantung
l. Oedema perifer h. Catat tanda dan gejala penurunan
m. Hepatomegali curah jantung
n. Dyspnea pada saat istrahat i. Monitor status pernapasan terkait
o. Dyspnea pada aktivitas dengan adanya gejala gagagl jantung
ringan j. Monitor keseimbangan cairan
k. Susun waktu latihan dan istrahat
untuk mencegah kelelahan

2 Gangguan NOC NIC


pertukaran gas Status pernapasan: Monitor penapasan
b.d Pertukaran gas a. Monitor kecepatan, irama, kedalaman
ketidakseimban Kriteria hasil: dan kesulitan bernapas
gan ventilasi a. Frekuensi pernapasan b. Monitor pola napas (misalnya:
b. Irama pernapasan Bradipneu, takibneu, hiperventilasi)
c. Kedalaman inspirasi
d. Kepatenan jalan napas Pengaturan posisi
e. Penggunaan otot bantu a. Tempatkan pasien diatas tempat
pernapasan tidur
f. Dyspnea saat istrahat b. Berikan kasur yang lembut
g. Dyspnea dengan aktifitas c. Posisikan pasien mengurangi
ringan. Dyspnea (misalnya posisi semi
h. Gangguan kesadaran fowler)
i. Demam d. Minimalisir gesekan dan cedera
j. Pernapasan cuping hidung ketika memposisikan dan
membalikan tubuh pasien.
Respon ventilasi mekanik
dewasa
Kriteria hasil :
a. Tingkat pernapasan
b. Irama pernapasan
c. Kedalaman inspirasi
d. Pantau SPO2
e. Perfusi jaringan perifer
f. Keseimbangan ventilasi
perfusi
g. Kegelisaan
h. Gerakan dinding dada tidak
simetris

3 Nyeri akut b.d NOC Pain management


agen cidera fisik Pain level a. Lakukan pengkajian nyeri secara
(Prosedur Kriteria hasil : komprehensif
bedah) a. Melaporkan nyeri (lokasi,karakteristik,durasi, Frekuensi,
b. Durasi nyeri kualitas dan faktor presipitasi)
c. Menunjukan lokasi nyeri b. Observasi reaksi non verbal dari
d. Meringis ketidaknyamanan
e. Ekspresi wajah nyeri c. Gunakan teknik komunikasi
kegelisahan terapeutik untuk mengetahui
f. Tidak fokus pengalaman nyeri pasien
g. Ketegangan otot d. Kaji kultur yang mempengaruhi
h. Kehilangan selera makan respon nyeri
i. Mual e. Evaluasi pengalaman nyeri masa
j. Intoleransi makanan lampau
f. Evaluasi bersama pasien dan tim
Pain kontrol kesehatan lain tentang
Kriteria hasil : ketidakefektifan kontrol nyeri masa
a. Mengakui timbulnya nyeri lampau
b. Menjelaskan faktor g. Bantu pasien dan keluarga untuk
penyebab mencari dan menemukan dukungan
c. Menggunakan buku harian h. Kontrol lingkungan yang dapat
untuk memantau gejala mempengaruhi nyeri seperti suhu
dari waktu ke waktu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
d. Menggunakan tindakan i. Kurangi faktor presipitasi
pencegahan yaitu j. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
pemberian analgesik sesuai (farmakologi, non farmokologi dan
intruksi interpersonal)
e. Laporan nyeri dikendalikan k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Comfort Level Indikator : l. Ajarkan teknik non farmakologi
a. Reaksi obat m. Berikan anagesik untuk mengurangi
b. Otonomi pribadi nyeri
c. Relokasi adaptasi n. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
d. Lingkungan yang aman o. Tingkatkan istrahat
p. Kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan dan tidakan nyeri tidak
berhasil
q. Monitor penerimaan pasien tentang
manejemen nyeri

Analgesik administration
a. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
b. Cek intruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
e. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
f. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal
g. Pilih rute pemberian secara IM, IV
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
h. Monitor vital sing sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
i. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
j. Evaluasi efektifitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping).
4 Resiko infeksi NOC NIC
b.d prosedur a. Immune status Infeksi control (kontrol infeksi)
infeksi b. Knowledge : infection a. Bersikan lingkungan sekitar pasien
control b. Batasi pengunjung bila diperlukan
c. Risk control c. Intruksikan kepada pengunjung
Kriteria hasil : untuk mencuci tangan saat
a. Klian bebas dari tanda da berkunjungdan setelah berkunjung
gejala infeksi d. Gunakan sabun antimikroba untuk
b. Mendeskripsikan proses mencuci tangan
penularan penyakit e. Cuci tangan setiap sebelum dan
c. Menunjukan kemampuan setelah melakukan tindakan
untuk mencegah timbulnya f. Gunakan baju, sarung tangan,
infeksi sebagai alat pelindung
d. Jumlah leukosit dalam g. Pertahankan lingkungan aseptik
batas normal menunjukan selama pemasangan alat
perilaku hidup sehat h. Ganti letak IV perifer dan line sentral
dan dressing sesuaidengan petunjuk
umum
i. Berikan therapy antibiotik bila perlu
j. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
k. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
l. Berikan perawatan kulit pada
daerah epidema
m. Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas
drainase
n. Dorong masukan nutrisi yang cukup
o. Istrahat yang cukup
p. Ajarkan cara menghindari infeksi
q. Laporkan kecurigaan infeksi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang dikerjakan untuk melakukan koreksi kelainan
anatomi atau fungsi jantung.

Operasi jantung dibagi atas :


 Operasi jantung terbuka, yaitu Operasi yang dijalankandengan membuka rongga jantung
dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra corporal).
 Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa membuka rongga
jantung misalnya ligasi PDA, shunting aortopulmonal.
Peran perawat pada fase post operasi meliputi yaitu :
1. Pemeliharaan keselamatan
2. Pemantauan fisiologi
3. Dukungan psikososial
4. Penatalaksanaan keperawatan

B. Saran
 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
 Mengurangi nyeri pada pasien
 Meningkatkan istrahat yang cukup
 Menjaga suhu tubuh agar tetap normal
 Jaga pola makan dan gaya hidup
DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Cristine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. And Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 1. EGC : Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta

M.Bulechek Gloria, howard k. Butcher, dkk 2015-2017. NANDA, NOC & NIC Keperawatan.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai