Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 2

SEMINAR KASUS
K E P E R A W A TA N
MEDIKAL B E D A H
Dibawakan oleh Muh
Fardiansyah
Definisi CHF

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi


dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa
darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan
nutrien dan oksigen secara adekuat.
Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung
(dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk
dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot
jantung kaku dan menebal.
Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah
gangguan kontraktilitas jantung yang
menyebabkan curah jantung lebih rendah

Patofisiologi
dari curah jantung normal. Bila curah
jantung berkurang, sistem saraf simpatis
akan mempercepat frekuensi jantung
untuk mempertahankan curah jantung.
Bila mekanisme ini gagal, maka volume
sekuncup yang harus menyesuaikan.
Penyebab
Congestive Heart Failure (CHF)

BEBAN TEKANAN BERLEBIHAN


– PEMBEBANAN SISTOLIK
DISFUNGSI MIOKARD (SISTOLICOVERLOAD).

BEBAN VOLUME BERLEBIHAN-


PEMBEBANAN PENINGKATAN KEBUTUHAN
DIA STO LIK (DIA STO LI METABOLIK (DEMAND
C OVELOAD) OVELOAD)
Penatalaksanaan

Meningkatkan oksigenasi Menurunkan beban jantung


dengan terapi O2 dan dengan diet rendah garam,
menurunkan konsumsi Meningkatkan kontraksi
diuretik, dan vasodilator.
oksigen dengan pembatasan (kontraktilitas) otot jantung
aktivitas. dengan digitalisasi.
Asuhan
Keperawatan
Kasus
Biodata Pasien

a. Nama : Ny. K
b. Umur : 57 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. No. Register : 01060521
e. Alamat : Desa Sidondo
f. Status : Menikah
g. Kekuarga terdekat : Anak
h. Diagnosa Medis : Anemia
Keluhan
Utama

Saat Masuk RS : Sesak Nafas


Saat Pengkajian : Sesak nafas dirasakan seperti di ikat
Riwayat Keluhan Utama :
Ny.R masuk UGD RS Anutapura Palu pada tanggal 27
oktober 2022 dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari
sebelumnya. Sesak yang dirasakan sesak berat dan
dirasakan terus-menerus. Keluhan disertai sakit kepala,
batuk, lemas, pusing, mual, dan nyeri dada.

P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
Pemeriksaan
Fisik
Tanda-tanda viral :
TD : 148/82
mmhg N :
112x/menit
R. : 36x/menit
S.: 36 oC
SPO2 : 95%

Keadaan
Umum

:
Klien tampak lemah dengan tingkat kesadaran compos
mentis GCS : 15 E : 4, V : 5, M : 6
P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
1. Sistem Pernapasan
Inspeksi : Pola napas tidak teratur (+), Pernapasan vasikuler (+), takipneu
dengan RR 36 x/menit
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : Resonan
Auskultasi : Ronchi (+), wheezing (+)
2. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Denyutan pada ictus cordis (+)
Palpasi : Teraba denyutan pada apeks cordis, Tidak terdapat nyeri tekan
pada area dada
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung 1 terdengar murni seperti lup disebut sistolik
disebabkan oleh penutupan katup mitral dan katup trikuspidalis yang
terdengar pada ICS 5, 6.
Bunyi jantung 2 terdengar murni seperti dup disebut diastolik
disebebkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonalis yang terdengara
pada ICS 1, 2. P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
Pemeriksaan
Laboratorium

1. Darah Lengkap
Leukosit : 6,1 (N : 4,0 - 10,8)
Eritrosit : 3,12 (N : 420 - 5,40)
Trombosit : 187 (N : 150 - 450)
Haemoglobin : 10,7 (N: 12.0 - 16.0)
Haematokrit : 31,6 (N : 37.0 - 47.0)
2. Analisa
Elektrolit
Natrium : 145,47 (N : 135,37 - 145,00)
Kalium : 3,52 (N : 3,48 - 5,50)
Kreatimin : 99,27 (N : 96,00 - 106,
00)

P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
Pemeriksaan
Penunjang

1. Foto thorax
Infiltrat pada kedua paru
Cor membesar, apex tertahan, aorta dilatasi, elogansi dan klasifikasi
Penumonia
Cardiomegali dengan dilatasio, elongatio et artherosclerosis aorta.

2. .Echo Cardiografi
LA dilatasi (42mm) dan LUH Konsentrik ( IVSD 18 mm, IVSS
20mm)
Global sistolik fungsi LV menurun, EF 40%
Katup-katup baik
Fungsi sistolik dan diastolik baik, normal
P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif b.d Penurunan Energi
Intervensi
• Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
• Monitor bunyi nafas tambahan(m. Gurging, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
• Posisikan semi fowler atau fowler Berikan oksigen,jika perlu Ajarkan
teknik batuk efektif
• Penatalaksanaan terapi antidiuretik

Catatan Perkembangan (Hari ke-3) :


S : klien mengatakan sesak yang dirasakan mulai berkurang
O : ku sedang
-frekuensi nafas teratur
-penggunaan otot bantu nafas berkurang
A : masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
2. Resiko Perfusi Serebral b.d Fibrasi Atrium
• Monitor tanda-tanda vital sebelum pemberian obat inhalasi Lakukan
prinsip 6 benar saat pemberian obat inhalasi
• Anjurkan bernafas lambat dan dalam selama penggunaan nebulizer
Penatalaksanaan pemberian sesuai instruksi dokter

Catatan Perkembangan (Hari ke-3)


S:-
O : Ku sedang
- Sakit kepala berkurang
- TD : 186/100 mmHg
- N : 83x/m
- R : 22x/m
- S : 36.0oC
- SPO2 : 99%
A : masalah risiko perfusi jaringan cerebral tidak efektif teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
3. Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhsn O2
Intervensi
• Kaji penyebab intoleransi aktivitas
• Observasi nadi
• Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
• Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
• Anjurkan tirah baring
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.

Catatan Perkembangan (Hari ke-3)


S : klien mengatakan sebagian aktivitasnya dibantu keluarga
O : - Ku sedang
- Sebagian aktivitas dibantu keluarga
- Klien menghabiskam 1 porsi makanannya
A : masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
P A N DU A
N P ER TOLO N
GA N
P ER TA M A
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai