Anda di halaman 1dari 110

4.1.

11 contoh Soal Pengkajian dan Pembahasan


1. Seorang perempuan berusia tiga puluh delapan tahun dirawat di ruang penyakit dalam
karena PPOK. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD seratus sepuluh per tujuh puluh
mmHg, frekuensi napas dua puluh delapan kali permenit, frekuensi nadi seratus kali
menit, tampak retraksi dada, dan tampak penggunaan otot-otot pernapasan. Hasil
pemeriksaan AGD didapatkan nilai pH tujuh koma tiga, PaCOdua emapat puluh
sembilan mmHg, PaOdua delapan puluh lima mmHg, HCOtiga duapuluh dua mEqperL,
saturasi oksigen Sembilan puluh tujuh persen.
Apakah interpretasi hasil AGD pada pasien?
A. Asidosis Metabolik terkompensasi
B. Alkalosis Respiratorik
C. Asidosis Respiratorik
D. Alkalosis Metabolik
E. Asidosis Metabolik

Pembahasan:
Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langkah yang harus diingat
yaitu: Langkah 1 Klasifikasi pH, nilai normal pH: 7,35-7,45, dalam soal nilai pH 7,30
(menurun) menandakan Asidemia. Langkah 2 Nilai PaCO2 dengan nilai normal: 35-45
mmHg, dalam soal nilai PaCO2 49 mmHg (meningkat) menandakan adanya asidosis
respiratorik. Langkah 3 Nilai HCO3- dengan nilai normal: 22-26 mEq/dL, dalam soal
diatas nilai-nya normal, apabila menurun menandakan adanya asidosis metabolic, dan
apabila meningkat menandakan adanya alkalosis metabolic. Langkah 4 tentukan adanya
kompensasi dengan melihat dua komponen yaitu PaCO2 dan HCO3- , apabila keduanya
abnormal (atau hamper abnormal) pada arah yang berlawanan maka terdapat
kompensasi. Apabila nilai salah satu komponen abnormal, dan komponen lainnya
normal maka tidak terdapat kompensasi.

Strategi:
Jawaban B dan D bukan pilihan karena pH di bawah 7,35. Nilai PaCO2 pada soal
mengalami peningkatan sehingga termasuk dalam respiratorik.
Jawaban: C
2. Seorang laki-laki berusia empat puluh tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas. Hasil pengkajian: TD seratus tiga puluh per delapan puluh mmHg,
frekuensi nadi delapan puluh delapan kali menit, frekuensi napas dua puluh empat kali
permenit, xray toraks menunjukan adanya pleuritis dextra. Saat ini perawat sedang
melakukan pemeriksaan fisik paru pada tahapan auskultasi.
Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. Ronchi
B. Vesikuler
C. Wheezing
D. Bronchial
E. Friction rub

Pembahasan:
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan
antar lapisan pleura bagian dalam dan luar yang meradang. Friction rub akan terdengar
saat proses respirasi dan tidak terdengar saat tidak ada respirasi.

Strategi:
Vesikuler dan bronchial merupakan suara napas normal, wheezing terjadi karena udara
melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat. Ronkhi terjadi karena adanya obstruksi
atau secret di jalan napas yang banyak, ronkhi biasanya hilang saat dibatukkan.

Jawaban: E

3. Seorang laki-laki berusia enam puluh tahun dirawat di ruang penyakit dalam keluhan
nyeri dada sejak dua jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya
terasa panas, skala nyeri tujuh, akral dingin, lemah, dan cemas. TD seratus emapat puluh
per delapan puluh mmHg, frekuensi nadi tujuh puluhndua kali per menit, dan frekuensi
napas dua puluh kali per menit. Hasil EKG menunjukan ST elevasi pada lead V tiga dan
V empat.
Dimanakah lokasi infark yang dialami pasien tersebut?

A. Posterior jantung
B. Inferior jantung
C. Anterior jantung
D. Lateral jantung
E. Septal jantung

Pembahasan:
Sandapan menunjukan arah vector dari gelombang yang muncul, lead V3 dan V4
menunjukan adanya gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior jantung, lead
V1 dan V2 pada area septum, lead I, aVL, V5 dan V6 pada area lateral, Lead II, III dan
aVF area inferior dan lead Resiprokal, V1-V3 area posterior.

Strategi:
Anterior adalah bagian depan dari jantung pada lead V3 dan V4. Sandapan lead lain
bukan merupakan area anterior.

Jawaban: C

4. Seorang laki-laki berusia empat puluh tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri enam,
tampak wajah menyeringai, TD seratus empat puluh per delapan puluh mmHg, frekuensi
nadi seratus kali per menit, frekuensi napas dua puluh empat kali menit, suhu tiga puluh
delapan derajat celsius.
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. Mual
B. Muntah
C. Bising usus
D. Distensi perut
E. Intake dan output cairan

Pembahasan:
peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, perubahan sirkulasi, perpindahan
cairan dan masalah pernapasan serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Respon
inflamasi mengalihkan darah ekstra ke bagian usus yang mengalami inflamasi untuk
melawan infeksi, cairan dan udara tertahan dalam lumen, tekanan dan sekresi cairan
dalam usus meningkat. Sehingga aktifitas usus mengalami penurunan dan cenderung
berhenti. Proses inflamasi sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga
paru berespon dengan meningkatkan pernapasan.

Strategi:
Aktifitas usus pada peritonitis cenderung mengalami penurunan bahkan berhenti
sehingga hal utama yang diperhatikan adalah bising usus.

Jawaban: C

5. Seorang peremouan berusia 30 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis
suspect apendisitis. Hasil pengkajian, pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, nyeri,
skala 7, mual, muntah, serta tidak nafsu makan, TD 130/80 mmHg,frekunsi napas
26x/menit, dan frekuensi nadi 8x/menit.
a. Auskultasi bising usus
b. Observasi status nutrisi
c. Pemeriksaan laboratorium
d. Observasi tanda-tanda dehidrasi
e. Palpasi pada titik mc. Burney
Pembahasan:
Nyeri dan sakit perut pada apendisitis terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi
obstruksi pada apendik. Nyeri visceral akan mengaktifasi nervus vagus sehingga
mengakibatkan muntah. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadaran kanan bawah
atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.

Strategi:
Nyeri tekan pada titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis apendik.

Jawaban: E
6. Seorang laki-laki berusia enam puluh tahun dirawat diruang neurologi dengan keluhan
penurunan kesadaran. Hasil pengkajian saat diberi rangsang nyeri kedua lengan tampak
fleksi abnormal, membuka mata dan suara mengerang, pupil anisokor kanan, reflex
cahaya lambat, TD seratus enampuluh per Sembilan puluh mmHg, frekuensi nadi
Sembilan puluh kali per menit, frekuensi napas dua puluh kali menit, dan suhu tiga puluh
enam kali per menit.
Berapakah nilai GCS pada kasus tersebut?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

Pembahasan:
Gangguan neurologi pada kasus stroke, cedera kepala dan meningitis terjadi karena
adanya kerusakan jaringan otak, kerusakan jaringan otak atau edema jaringan otak atau
munculnya tekanan intracranial. Salah satu tanda yang paling mudah dilihat pada
mekanisme ini adalah penurunan kesadaran. Semakin rendah nilai GCS menunjukkan
semakin berat kerusakan atau edema atau tekanan intra kranial.

Strategi:
Pertanyaan diatas menunjukkan penentuan nilai GCS. Nilai GCS didapat dari
pemeriksaan fisik dengan memberikan rangsang. Rangsang yang diberikan pada kasus ini
adalah rangsang nyeri. Kasus ini menunjukkan respon motoric fleksi abnormal, membuka
mata dan suara mengerang saat diberi rangsang nyeri (3-2-2). Jadi nilai GCS 7. Perlu
dipelajari lebih baik setiap nilai dari komponen verbal, motoric dan membuka mata.

Jawaban: C
7. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan pasca
craniotomy. Hasil pengkajian, pasien tampak hemiparese kanan, lemah dan tidak mampu
menggerakkan tubuhnya, reflex fisiologi melambat. Saat dilakukan pemeriksaan otot
ekstermitas kanan didapat hasil sebagai berikut tidak mampu mengangkat lengan dan kiki
namun masih bisa menggerakannya.
Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan:
Penurunan kekuatan otot merupakan gejala neurologis yang umum terjadi pada kasus
neurologi seperti stroke, meningitis dan cedera kepala. Ada mekanisme gangguan sentral
pada pusat motoric otak sehingga kurang mampu mengkordinasikan gerakan ekstermitas.
Kelemahan otot ditentukan dengan skala kekuatan otot yakni; 0 : tidak ada tonus, 1:
terdapat tonus tapi tidak ada geraka, 2: terdapat pergerakansendi tetapi tidak bisa
melawan gravitasi, 3: dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan tahanan, 4:
pergerakan dapat menahan tahanan ringan-sedang, 5: kekuatan otot normal.

Strategi:
Pertanyaan diatas menunjukkan penentuan kekuatan otot maka yang perlu dilihat adalah
apa respon pasien saat diperiksa. Ingat tahapan pemeriksaan dan hasilnya. Perlu
memahami nilai-nilai dari setiap respon seperti yang di gambarkan pada pembahasan.

Jawaban: B

8. Seorang perempuan berusia 56 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan sakit
kepala. Hasil pengkajian didapat penglihatan kabur, kelemahan kaki, dan tangan pada sisi
kanan serta bicara tidak jelas. Untuk memastikan perawat akan melakukan pengkajian
pada nervus kranial XII.
Apakah yang harus diperintahkan dalam pengkajian tersebut?
A. Minta pasien mengucapkan suara “A”
B. Meletakkan garam pada lidah bagian depan
C. Meletakkan gula pada lidah bagian belakang
D. Minta pasien untuk memocongkan mulutnya
E. Minta pasien menggerakkan lidah kesatu sisi dan kesisi lainnya

Pembahasan:
Defisit neurologi terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan otak ada tertekannya
jaringan otak. Tanda dan gejala yang muncul sangat dipengaruhi juga oleh berat
ringannya kerusakan jaringan otak. Kerusakan jaringan otak pada bagian mid brain dan
batang otak atau adanya peningkatan tekanan intracranial berdampak terhadap fungsi XII
saraf kranial. Tanda yang muncul memberikan bukti adanya kerusakan saraf
bersangkutan seperti munculnya gangguan saraf kranial XII dibuktikan dengan hilangnya
dungsi menggerakan lidah, saraf vagus hilangnya fungsi menelan dan sebagainya.

Strategi:
Pertanyaan ini adalah tentang pemeriksaan saraf kranial XII. Perlu dipahami dengan jelas
fungsi saraf kranial seperti saraf kranial XII itu adalah menginervasi saraf motoric lidah
jadi fungsinya menggerakan lidah, jika fungsi saraf ini hilang tentu yang dilihat adalah
gangguan menggerakan lidahnya.

Jawaban: E

9. Seorang laki-laki berusia 18 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3
proksimal tertutup 12 jam yang lalu. Perawat melakukan pengkajian neurovascular untuk
mengidentifikasi adanya sindrom kompartemen.
Apakah data focus pada kasus tersebut?

A. Eritema pada area fraktur


B. Edema pada sekitar area fraktur
C. Perubahan warna kulit dari pucat ke sianosis
D. Nyeri progresif tidak hilang dengan analgetik
E. Daerah disekitar lokasi fraktur terasa lebih hangat

Pembahasan:
Compartemen syndrome adalah suatu kondisi peningkatan tekanan intracompartmental.
Peningkatan tekanan pada compartemen dapat menghambat aliran darah dan saraf dan
aliran perfusi darah ke bagian distal terhambat bila dibiarkan akan terjadi proses iskemi
dan nekrosis hal tersebut dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan cepat.

Strategi:
Eritema, edema, pucat dan hangat pada sekitar fraktur bukan tanda compartemen
syndrome.

Jawaban: D
10. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD.
Hasil pengkajian: edema di ekstermitas bawah intake cairan 1000 cc/24 jam. Urin output
100 cc/24 jam, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 28x/menit
dan suhu 370C. pasien direncanakan hemodialisa.
Apakah pengkajian selanjutnya pada pasien tersebut?
A. Kaji adanya bunyi napas tambahan
B. Kaji adanya kenaikan berat badan
C. Kaji nilai ureum dan kreatinin
D. Kaji kadar hemoglobin
E. Kaji kecemasan

Pembahasan:
Salah satu manifestasi klinis pasien dengan CKD adalah ketidakseimbangan elektrolit
dan asam basa. Adanya gangguan ekskresi natrium, akan terjadi retensi natrium yang
dapat mengikat cairan. Retensi natrium dapat menyebabkan terjadinya edema. pada
pasien dengan CKD yang mengalami kondisi kelebihan volume cairan dalam tubuh,
pengkajian yang dapat dilakukan adalah pengukuran derajat edema, kenaikan berat badan
dan lingkar perut. Berat badan menjadi indicator peningkatan kelebihan cairan dalam
tubuh karena kenaikan 1 kg BB= 1 Liter air. Urin output normal adalah 0,5-1 cc/kg
BB/jam

Strategi:
Focus masalah keperawatan padda kasus di atas adalah keseimbangan cairan. Data
pengkajian yang merupakan kata kunci adalah edema ekstermitas bawah, intake cairan
dan urine output.

Jawaban: A

11. Seorang perempuan berusia 34 tahun di rawat diruang bedah dengan luka bakar derajat II.
Pasien mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah dada, tangan
kanan dan paha kanan. Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut?
A. 44%
B. 42%
C. 34%
D. 32%
E. 27%

Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar diatas ditemukan luka bakar daerah
dada, tangan kanan dan paha kanan. Untuk menentukan persentase luas bakar digunakan
rumus “Rule of Nine” sehingga didapatkan hasil: daerah dada nilainya = 9%, tangan
kanan = 9%, paha kanan = 9%, total area yang mengalami luka bakar adalah 27 %

Strategi:
Pahami rumus “Rule of Nine”

Jawaban: E

12. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poloklinik saraf dengan keluhan gangguan
pendengaran. Perawat melakukan pemeriksaan pendengaran pada pasien dengan cara
menempelkan garputala pada planum mastoid pasien. Hasil pemeriksaan menunjukkan
setelah perawat tidak mendengar, sedangkan pasien masih dapat mendengarkan getaran
garputala.
Apakah interpretasi pemeriksaan pada kasus tersebut/
A. Tuli kombinasi
B. Tuli konduksi
C. Tuli sensorik
D. Tuli saraf
E. Normal
Pembahasan:
Tes schwabach bertujuan membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan
pemeriksaan yang pendengarannya normal . interpretasi hasil pasien masih mendengar
getaran garputala (memanjang:tuli konduksi)

Strategi:
Hanya tes schwabach yang dilakukan dengan cara membandingkan dengan pemeriksa,
sedangkan tes Rinne dan Weber hanya pada pasien.

Jawaban: B

4.1.12 Contoh Soal Diagnosis dan Pembahasan


1. Seorang laki-laki berusia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan TB baru.
Hasil pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi
dinding dada. TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 27x/menit,
suhu 380C, pH 7,47; PaCO2 32 mmHg, PaO2 90 mmHg, saturasi oksigen 92%, HCO 3- 22
mEq/dL, BE + 3.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
A. Hipertermia
B. Keletihan
C. Kerusakan pertukaran gas
D. Ketidakefektifan pola napas
E. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Pembahasan:
Pasien dengan TB paru secara patofisiologi gangguan berupa infeksi Mycobacterium
Tuberculosis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada area paru. Kerusakan
tersebut menyebabkan terhambatnya perpindahan gas (O2 dan CO2) di alveolus dengan
kapiler pulmonal. Kegagalan pertukaran gas menyebabkan gangguan keseimbangan asam
basa tubuh dimana CO2 dalam darah akan menurun.

Strategi:
Pilihan jawaban A dan B tidak menjadi prioritas masalah, pilihan jawaban E tidak
didukung data yang tepat, pilihan jawaban D secara konsep terjadi pada pasien TB dan di
dukung data yang lengkap.
Jawaban: C

2. Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat hari ke-3 dengan diagnosis gagal jantung
kongestif. Pasien mengeluh sesak bertambah, saat berjalan ke kamar mandi. Hasil
pemeriksaan fisik, frekuensi nadi 90x/menit, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas
28x/menit, urine 40 cc/24 jam, dan hasil EKG sinus rhythm.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. Intoleransi aktivitas
B. Pola napas tidak efektif
C. Gangguan eliminasi urin
D. Kelebihan volume cairan
E. Gangguan perfusi jaringan

Pembahasan:
Gagal jantung merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah secara normal ke
seluruh tubuh, sehingga darah yang berisi nutrisi dan oksigen tidak dapat didistribusikan
secara adekuat sampai ke sel. Akibatnya proses metabolism sel menjadi terganggu dan
energy yang dihasilkan berkurang. Tanpa energy yang cukup, pasien tidak toleran dalam
melakukan aktivitas secara normal.

Strategi:
Kata kunci pada kasus adalah adanya keluhan sesak nafas pada pasien gagal jantung dan
bertambah sesak saat berjalan ke kamar mandi, sehingga masalah keperawatan yang tepat
adalah intoleransi aktivitas.
Jawaban: A

3. Seorang laki-laki usia 64 tahun irawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas dan kedua kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien beraktivitas. Hasil
pengkajian pasien terlihat pucat dan sianosis, lemah tidak berdaya, JVP meningkat, TD
100/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napad 24x/menit dan dangkal, serta
photo thoraks menunjukan CTR 65%
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Intoleransi aktivitas
B. Gangguan perfusi jaringan
C. Penurunan curah jantung
D. Pola napas tidak efektif
E. Kelebihan volume cairan

Pembahasan:
Tanda yang menonjol ditemukan pada kasus tersebut adalah menunjukkan
ketidakmampuan jantung dalam memompa darah, akibat dari pembesaran jantung (CTR
> 50%) sehingga terjadi penurunan curah jantung. Kompensasi jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh adalah dengan meningkatkan nadi. Pucat dan lemah
sebagai akibat tidak sampainya darah ke perifer dan darah di perifer banyak mengandung
CO2 sulit kembali ke jantung.

Strategi:
Masalah prioritas pada pasien gagal jantung adalah penurunan cardiac output yang
menimbulkana berbagai masalah lainnya dan dapat mengancam jiwa pasien.

Jawaban: C
4. Seorang perempuan berusia 22 tahun di rawat di ruang bedah dengan pasca operasi
apendektomi hari ke-2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6,
wajah menyeringai, pasien susah tiur dan mengeluhkan mual serta nafsu makan
berkurang. TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu
37,50C, tampak lemah dan gelisah.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Risiko infeksi
C. Defisit nutrisi
D. Intoleransi aktivitas
E. Gangguan pola tidur

Pembahasan:
Tindakan appendektomi menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan kulit dan yang
mempersyarafinya sehingga mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan
gangguan tidur, takut bergerak, mual dan muntah sehingga berdampak terhadap
pemenuhan nutrisi.
Strategi:
Terdapat data mayor yang mendukung diagnosis nyeri akut yaitu keluhan nyeri skala 6
dan wajah yang menyeringai dan gelisah.

Jawaban: A

5. Seorang perempuan berusia 58 tahun dirawat di ruang neurologi dengan stroke


haemoragik. Hasil pengkajian kesadaran supor dengan GCS 9, refleks pupil lambat,
kesan hemiparese dextra. TD 190/100 mmHG, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi
napas 28x/menit dan suhu 380C. CT-scan menunjukkan adadnya gambaran hiperdens
pada daerah frontotemporal kanan.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Gangguan perfusi jaringan serebral
B. Ketidakefektifian pola napas
C. Hambatan mobilitas fisik
D. Risiko cedera
E. Hipertemia

Pembahasan:
Stroke haemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak dan menimbulkan adanya
peningkatan masa intracerebral. Yang terjadi adalah peningkatan tekanan intracranial.
Ciri-ciri terjadinya hal tersebut ditunjukan dengan data seperti penurunan kesadaran,
pupil lambat, gangguan neurologis lainnya dan juga adanya gambaran CT scan. Data ini
mendominasi maka diagnosanya adalah gangguan perfusi cerebral.

Strategi:
Cluster data terbesar, mayor dan saling sinergi satu sama lain adalah menunjukan adanya
kerusakan jaringan otak, edang data yang lain hanya satu satu dan minor sehingga tidak
memungkinkan menyimpulkan diagnose keperawatan. Data mayor dimaksud adanya
kerusakan intracranial dan terjadipenurunan kapasitas adaptif intracranial yakni
perubahan neurologis mndadak seperti GCS, hemiparese, tekanan darah dan di dukung
lagi denga CT scan.

Jawaban: A

6. Seorang laki-laki berusia 65 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan


mengalami kelemahan pada sisi kiri tubuh sejak semalam. Hasil pengkajian didapatkan
wajah asimetris, bicara pelo, diberi minum tersedak, lidah terlihat mencong ke kanan, CT
Scan menunjukan infark lobus parietal dextra.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
C. Hambatan komunikasi verbal
D. Hambatan mobilitas fisik
E. Eisiko aspirasi
Pembahasan:
Proses serangan stroke menimbulkan proses kerusakan jaringan otak yang bersifat fokal
dan gangguan terjadi sesuai dengan daerah focal otak yang terkena. Berat ringan sangat
tergantungan dari lokasi dan luasnya kerusakan jaringan otak yang rusak. sehingga
kerusakan otak dapat diliahat dari tanda dan gejala yang ditimbulkan. Satu gangguan
yang ditampilkan pada kasus ini adalah gangguan menenlan seperti bicara pelo, tersedak
dan sebagainya. Akibat yang berat muncul adalah risiko aspirasi yaitu masuknya cairan
gastro terutama lambung ke saluran pernapasan dan berakibat gangguan system napas.

Strategi:
Soal mempertanyakan masalah keperawatan maka saat skiming ternyata secara
komperhensif dapat ditangkap masalah aspirasi. Jadi penentuan diagnose didasarkan pada
masalah yang sering disebutkan dan saling sinergis dan menjadi persoalan pokok dan
komplikasi saat tidak mendapatkan penanganan yang memadai.

Jawaban: E

7. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnose DM.
hasil pengkajian, mudah lelah, aktivitas dibantu orang lain, sering merasa haus, BB turun,
Kulit kering, TD 120/80 mmg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan
hasil laboratorium gula darah sewaktu 578 mg/dl.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Defisit nutrisi
B. Intoleransi aktivitas
C. Kekurangan volume cairan
D. Kerusakan integritas kulit
E. Ketidakstabilan kadar glukosa darah

Pembahasan:
Pada penderita DM mengalami gangguan produksi insulin atau resistensi insulin yang
mengakibatkan ketidakmampuan menjaga kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Manifestasi klinis penderita diabetes meliputi polidipsi, poliuri, polyphagia. Polidipsi dan
poliuri terjadi karena kehilangan cairan akibat kondisi diuresis osmotic. Polyphagia
karena hasil dari status katabolic yang disebabkan karena kurangnya insulin dan proses
pemecahan lemak dan protein.

Strategi:
Masalah pada DM tipe 2 dengan peningkatan gula darah adalah deficit cairan tetapi pada
kasus TD dan nadi masih batas normal. Sehingga pilihannya ada ketidakstabilan kadar
glukosa darah, sedangkan jawaban A, B, D kurang didukung oleh data objektif dan bukan
prioritas.

Jawaban: E

8. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri dan kaku
pada persendian kaki. Hasil pengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi, lemas,
kesulitan saat bergerak dan rentang gerak menurun, pasien juga mengeluh penyakitnya
tidak sembuh-sembuh.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut?
A. Kerusakan mobilitas fisik
B. Risiko cedera
C. Kelemahan
D. Nyeri akut
E. Ansietas

Pembahasan:
Terdapat 2 manifestasi utama klinis pada osteoarthritis yaitu nyeri yang bertambah berat
pada pagi hari dan keterbatasan pergerakan, sering diikuti oleh krepitus, kekakuan sendi
dan juga pembesaran sendi.
Strategi:
Focus utama manajeman OA adalah manajemen nyeri dan berbaikan mobilitas, bila nyeri
sudah dapat di toleransi, maka focus manajemen keperawatan adalah mengembalikan
fungsi mobilitas pasien.

Jawaban: A

9. Seorang perempuan berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF.
Hasil pengkajian pasien mengeluh lemah, terdapat petekie pada kedua lengan, dan kedua
ekstremitas terasa dingin, dan suhu 360C. Hasil pemeriksaan laboratorium HB 18 mg/dl,
Hematokrit 50%, trombosit 45.000/mm3.
Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut?
A. Risiko syok
B. Hipertermia
C. Risiko perdarahan
D. Intoleransi aktivitas
E. Gangguan integritas kulit

Pembahasan :
Infeksi virus dengue akan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. Petekie dan trombositopenia
(150.000/mm3 – 450.000/mm3) merupakan tanda adanya perdarahan pada pasien DHF.
Pada kasus diatas perlu diwaspadai adanya kebocoran plasma dengan meningkatnya Hb
yaitu 18 mg/dl (13 – 15 mg/dl) dan peningkatan hematocrit yaitu 50% (37% - 47%) yang
dapat menyebabkan kondisi hipovolemia dan syok.

Strategi:
Hipertermi terjadi 2 – 7 hari biasanya bifasik, pada kasus suhu tidak begitu tinggi
sehingga tidak menjadi prioritas. Pada pasien sudah terjadi perdarahan dengan adanya
petekie dan trombosit 45.000/mm3. Petekie tidak mendukung masalah gangguan
integritas kulit.

Jawaban: A

10. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan diare
kronis sejak sebulan yang lalu. Pasien mempunyai riwayat HIV, mengalami penurunan
BB 18 kg dalam 4 bulan terakhir. Hasil pengkajian turgor kulit tidak elastis, membrane
mukosa kering, urin output menurun, konsentrasi menurun.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada pasien tersebut?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Kerusakan integritas kulit
C. Defisit volume cairan
D. Hambatan memori
E. Diare

Pembahasan:
Diare adalah salah satu infeksi oportunistik dari penderita HIV, diare menyebabkan
keluarnya cairan dan elektrolit berlebih sehingga pasien akan mengalami kekurangan /
defisiensi cairan dan elektrolit. Pada kasus ini sangat terlihat pasien mengalami defisien
cairan, hal ini didukung dengan adanya turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa
kering, urin output menurun, konsentrasi menurun.

Strategi:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kbutuhan tubuh, kerusakan integritas kulit.
Hambatan memori perlu data dukung lainnya. Diare pada pasien terjadi sejak 1 bulan
yang lalu sehingga menyebabkan kondisi kekurangan volume cairan pada pasien yang
didukung dengan adanya data turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering, urin
output menurun, konsentrasi menurun.

Jawaban: C
1. Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan pandangan
mata sebelah kanan kabur. Hasil pengkajian: Visus 4/6, TIO 27 mmHg, lensa tampak keruh,
tampak gelisah, pasien tampak berhati-hati jika berjalan, TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi
80x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu : 370C, 20x/menit.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Cemas
B. Nyeri akut
C. Risiko cedera
D. Hambatan mobilitas fisik
E. Gangguan persepsi sensori

Pembahasan:
Masalah pasien pada kasus tersebut yang paling utama adalah penglihatan kabur atau
terjadinya kehilangan ketajaman penglihatan

Strategi:
Pada pasien dengan gangguan penglihatan kemungkinan mengalami gangguan persepsi
sensorik: visual dan risiko cedera. Risiko cedera lebih di fokuskan pada lingkungan yang
rentan menimbulkan cedera saat pasien beradaptasi.

Jawaban: E

4.1.13 Contoh soal Intervensi/Implementasi dan Pembahasan


1. Seorang laki-laki berusia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan Pneumonia.
Hasil pengkajian fisik, pasien tampak sesak, suara napas ronkhi pada paru kanan dan kiri,
ireguler dan terlihat penggunaan otot bantu pernapasan. Perawat sudah melakukan tindakan
nebulisasi menggunakan ekspektoran, namun sekretnya masih sulit dikeluarkan. Terpasang
oksigen nasal 3 liter/menit.
Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Mengatur posisi semi fowler
B. Melakukan fisioterapi dada
C. Melakukan auskultasi paru
D. Menganjurkan batuk efektif
E. Menganjurkan untuk tarik napas dalam

Pembahasan:
Pneumonia merupan proses inflamasi pada parenkim paru yang di tandai dengan demam,
sesak, batuk, dan produksi spuntum yang berlebihan menyebabkan sulit untuk menjaga
kepatenan jalan napas. Fisioterapi dada merupakan salah rangkaian tindakan keperawatan
yang terdiri atas postural drainage, clapping, dan vibration, tindakan tersebut untuk
meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara sehingga secret dapat bergerak dan
mencegah terkumpulnya serta mempercepat pengeluaran secret.

Strategi:
Kata kunci pada kasus adalah sudah dilakukan tindakan nebulisasi, namun sekretnya masih
sulit dikeluarkan, sehingga tindakan selanjutnya yang tepat adalah melakukan fisioterapi
dada.

Jawaban: B

2. Seorang laki-laki berusia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan PPOK (Penyakit
Paru Obstruktif Kronik). Hasil pengkajian pasien mengeluh sesak dan kelelahan , batuk
berdahak, terdapat ronkhi di bagian medial dan basal paru kanan, dan pasien sulit
mengeluarkan dahak. TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi napas
30x/menit, suhu 37,50C, saturasi oksigen 96%. Saat ini pasien sudah mendapatkan terapi
oksigen 3 liter/menit.
Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Beri oksigen dengan masker 6 liter/menit
B. Kolaborasi pemberian bronkodilator
C. Lakukan fisioterapi dada
D. Posisikan semifowler
E. Ajarkan batuk efektif

Pembahasan:
PPOK merupakan penyakit yang di tandai dengan adanya hambatan aliran udara di saluran
nafas, gejala klinis yang sering terjadi adalah peningkatan sputum karena proses inflamasi.
Sputum yang sulit di keluarkan menyebabkan terjadinya sesak nafas, sehingga masalah
keperawatan utama pada pasien diatas adalah ketidakefektifan kebersihan jalan nafas.
Fisioterapi dada yang terdiri dari postural drainage, clapping, dan vibration, merupakan
tindakan untuk meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara sehingga secret
dapat bergerak mencegah terkumpulnya sekret dan mempercepat pengeluaran sekret.

Strategi:
Pemberian oksigen 6 liter/menit belum diperlukan karena nilai saturasi oksigen normal.
Pemberian bronkodilator dapat dilakukan sebagai intervensi kolaboratif. Memberikan posisi
semifowler hanya meningkatkan ekspansi paru dan menurunkan keluhan sesak pada pasien.
Batuk efektif kurang tepat dilakukan pada pasien yang mengalami kelelahan karena tidak
dapat menggunakan otot abdomen dalam memberikan tekanan atau “force” pada saat batuk
efektif. Pilihan paling tepat dan efektif melakukan fisioterapi dada.

Jawaban: C

3. Seorang perempuan berusia 55 tahun terpasang Chest Tube yang disambungkan ke Water
Seal Drainage (WSD) dengan sistem 2 botol. Saat pasien bergerak, tiba-tiba selang tertarik
sehingga botol ke-2 tergelincir dan menyebabkan botol tersebut pecah.
Apakah tindakan awal yang harus dilakukan perawat?
A. Sambungkan kembali ke botol yang utuh
B. Klem selang yang dekat dada
C. Lepaskan selang dari dada
D. Bersihkan pecahan botol
E. Ganti dengan botol baru

Pembahasan:
Pemasangan WSD dengan dengan sistem 2 botol efektif pada pasien efusi pleura atau
hydropneumothrorax. Botol pertama sebagai botol penampung drainage dan botol kedua
bekerja sebagai water seal. Botol kedua berfungsi untuk menghindari udara masuk ke dalam
pleura kembali sehingga tekanan intra pleura dalam kondisi stabil. Tindakan yang harus
segera dilakukan untuk menghindari perubahan tekanan intrapleural akibat masuknya udara
atmosfer ke dalam pleura maka segera lakukan klem selang (chest tube) yang dekat
dengan dada (pleura). Tindakan yang lainnya dalam pilihan diatas akan menimbulkan risiko
darurat peningkatan tekanan intrapleural atau kolaps paru akibat perubahan tekanan
masuknya udara atmosfer ke dalam rongga pleura.

Strategi:
Pilihan jawaban yang lain merupakan bukan tindakan aman dan tepat karena memungkinkan
udara dapat masuk ke dalam pleura kembali.

Jawaban: B

4. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik paru. Saat ini sedang menjalani
program pengobatan TB (tuberculosis). Pasien memiliki riwayat perokok aktif dan suka
meludah sembarangan. Sebagai upaya preventif, perawat memotivasi pasien untuk berhenti
merokok dan membuang ludah pada tempat yang sudah disediakan di rumah mengingat
pasien saat ini tinggal bersama dengan anak perempuannyayang sedang hamil dan memiliki
anak balita.
Apakah prinsip etik yang diterapkan oleh perawat tersebut?
A. Non-maleficence
B. Confidentiality
C. Beneficence
D. Autonomy
E. Fidelity

Pembahasan:
Etik memberikan pertimbangan kepada perawat untuk memilih perilaku sesuai dengan
prinsip (putusan) moral atau prinsip kebajikan atau prinsip kebaikan bagi pasien. Pengertian
etik yaitu memfokuskan pada nilai (value) dan moral manusia yang berkenaan dengan
tindakan manusia. Pada kasus diatas, etik yang diterapkan oleh perawat yaitu beneficence.
Perawat mempertimbangkan tindakan yang memberikan kebaikan bagi pasien yaitu
mencegah perburukkan akibat rokok dan mencegah penyebaran dan penularan tuberculosis
pada anggota keluarga pasien.

Strategi:
Pilihan Non-maleficence merupakan pertimbangan etik yang mengarah pada tindakan yang
mencegah kondisi bahaya atau memberikan tindakan tidak membahayakan pada pasien
contohnya menghentikan penghentikan pengobatan. Pilihan confidentiality menyampaikan
pertimbangan perawat untuk menjaga kerahasiaan informasi pasien. Pilihan autonomy,
memiliki pengertian untuk selalu melibatkan dan memberi kebebasan dalam memutuskan
kepada pasien. Pilihan fidelity, memiliki pengertian kepada perawat untuk selalu menempati
janji kepada pasien.

Jawaban: C

5. Seorang laki-laki, berusia 63 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri
daerah leher menyebar ke punggung kiri dengan skala 6. Hasil pengkajian ditemukan sesak,
gelisah, dan sulit tidur di malam hari. TD 130/85 mmHg, frekuensi nadi 99x/menit,
frekuensi napas 28 x/menit, SaO2 94%. Hasil EKG menunjukkan ST elevasi.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Membatasi aktifitas
B. Membatasi retensi cairan
C. Manganjurkan pasien rileks
D. Mengajarkan latihan napas dalam
E. Kolaborasi pemberian nitrogliserin

Pembahasan:
Tanda dan gejala yang ditunjukkan pada kasus tersebut adalah adanya sumbatan pembuluh
darah koroner. Tindakan yang tepat pada situasi ini adalah yang dapat menimbulkan dilatasi
pembuluh darah coroner atau lisis sumbatan coroner. Nitrogliserin merupakan regimen yang
menimbulkan dilatasi coroner, sehingga sirkulasi menjadi lancer, reperfusi terjadi dan nyeri
menjadi berkurang, maka tindakan yang tepat dilakukan adalah pemberian nitrogliserin.

Strategi:
Jawaban pilihan selain E merupakan tindakan reperfusi tapi pada kasus ini bukan merupakan
tindakan yang efektif karena memerlukan waktu yang lama.

Jawaban: E

6. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat di ruang penyakit dalam mengeluh nyeri dada kiri
seperti ditekan benda berat. Nyeri berkurang dengan istirahat dan bertambah dengan
aktifitas, skala nyeri 6. Perawat akan melakukan tindakan perekaman EKG pada pasien.
Perawat telah memasang sandapan di V2.
Dimanakah lokasi pemasangan elektrode berikutnya?
A. Sela iga ke 2 garis steral kanan
B. Sela iga ke 2 garis steral kiri
C. Sela iga ke 4 garis steral kanan
D. Sela iga ke 4 garis steral kiri
E. Sela iga ke 5 garis steral kiri
Pembahasan:
EKG merupakan rangkaian kegiatan merekam aktivitas listrik jantung dalam waktu tertentu,
sandapan elektrode standar yang di pasang di perikordial adalah:
V1 = Sela iga ke 4 garis steral kiri
V2 = Sela iga ke 4 garis steral kiri
V3 = Antara V2 dan V4
V4 = Sela iga ke 5 garis mid klafikula
V5 = Sejajar V4 garis anterior axila
V6 = Sejajar V5 garis mid axila

Strategi:
Pilihan jawaban selain D merupakan bukan sandapan elektroda V2

Jawaban: D

7. Pasien laki-laki berusia 80 tahun dirawat di penyakit dalam dengan gagal jantung grade IV.
Pasien menyatakan telah siap meninggal dan lebih berbahagia bisa bertemu Tuhannya dan
menolak untuk dilakukan tindakan apapun. Kondisi pasien menurun kesadaran spoor koma
dan mengalami henti jantung. Perawat tetap melakukan tindakan RJP.
Manakah prinsip etik yang dilanggar perawat pada kasus tersebut?
A. Justice
B. Fidelity
C. Otonomi
D. Benificience
E. Non Maleficience

Pembahasan:
Pasien mempunyai hak untuk mengelola dan memutuskan tindakan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan terhadap dirinya sepanjang perawat telah menjelaskan dengan benar dan
proporsional. Namun keputusan tetap di tangan pasien atau keluarga. Pada kasus ini perawat
melakukan tindakan RJP padahal pasien sudah nyaman dengan tidak dilakukan tindakan
apapun dan itu telah menjadi pilihannya. Maka perawat telah mengabaikan hak dan otonomi
pasien.

Strategi:
Fidelity adalah menepati janji dan komitmen terhadap orang lain, veracity adalah prinsip
penuh dengan kejujuran akan kebenaran. Benificience adalah melakukan hal-hal yang baik
untuk orang lain.

Jawaban: C

8. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di RS dengan keluhan nyeri dada. Hasil
pengkajian ditemukan nyeri seperti diremas dengan skala 7. TD: 140/90 mmHg, frekuensi
nadi 94 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 36 0C. Pasien direncanakan diberi obat
isosorbid dinitrat (ISDN).
Bagaimanakah cara pemberian obat yang tepat pada kasus tersebut?
A. Minum obat sebelum makan
B. Letakkan obat dibawah lidah
C. Obat diminum dengan cara dihisap
D. Obat diminum dengan cara dikunyah
E. Minum air putih sebelum obat dikunyah

Pembahasan:
Obat ini sangat baik diabsopsi tanpa makanan dan lebih cepat lagi diabsorbsi di sublingunal.
Karena nyeri yang dialami pasien itu akibat dari konstriksi atau sumbatan pembuluh coroner
maka perlu di berikan obat yang paling cepat kerjanya. Maka yang paling sering diberikan
adalah sublingunal.

Strategi:
Pilihan jawaban A,C,D,E obat lebih lama di absorbsi.

Jawaban: B
9. Seorang laki-laki usia 60 tahun dilakukan perawatan kolostomi yang telah penuh dengan
feses. Saat ini sedang melepas kantung secara perlahan mulai dari bagian atas sambil
mengencangkan kulit perut pasien. Perawat menggunakan tissue untuk mengusap sisa feses
dari stoma dan menutup stoma dengan kasa lembab. Perawat mencuci tangan dan
menggunakan sarung tangan steril.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
A. Mengukur stoma
B. Mengoleskan salep
C. Menilai kondisi stoma
D. Membersihkan stoma
E. Memasang kantong kolostomi

Pembahasan:
Prosedur perawatan luka kolostomi dimulai dengan mencuci tangan, membuka kantong
kolostomi, membersihkan area periostomal dan mengeringkannya, kemudian cuci tangan
steril, gunakan handscoon steril, bersihkan stoma, berikan salep, ukur stoma, pasang
kantong kolostomi, rapikan alat dan cuci tangan.

Strategi:
Jawaban A,B,E tidak mungkin karena stoma belum dibersihkan sedangkan menilai kondisi
stoma dilakukan pada tahap awal saat membuka stoma.

Jawaban: D

10. Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa
Sirosis Hepatis. Hasil pengkajian edema tungkai +3 dan shifting dullness, mual, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, suhu 370C, frekuensi napas 24 x/menit, kalium 7,3
mEq/dl, Albumin 1.5 gr/dL
Apakah intervensi prioritas pada kasus tersebut?
A. Memberikan posisi nyaman buat pasien
B. Monitoring intake dan output cairan
C. Monitoring tanda-tanda vital
D. Memberikan terapi diet
E. Manajemen aktifitas

Pembahasan:
Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pemberian dan kegagalan mengekresi
cairan dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat edema,
maka tekanan hidrostatis darah akan mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu
dilakukan monitoring untuk mengetahui progresifitas edema tersebut. Pada kasus tersebut
pasien mengalami kondisi kelebihan volume cairan yang ditandai dengan edema dan
penumpukan cairan di rongga abdomen yang ditandai dengan adanya shifting dullness.

Strategi:
Kondisi pasien disebabkan oleh kelebihan cairan sehingga intervensi utama adalah
monitoring intake dan output secara ketat.

Jawaban: B

11. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan ileus
paralitik paska operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan melakukan
perawatan kolostomi. Perawat telah menjelaskan prosedurnya kepada pasien, lalu perawat
mengenakan handscoon dan membuka kantong kolostomi.
Apakah tindakan selanjut pada kasus tersebut?
A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma
B. Bersihkan stoma dengan NaCl 0,9%
C. Pasang kantong kolostomi baru
D. Ukur diameter kantong stoma
E. Cuci tangan dan dokumentasi
Pembahasan:
Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal pertama
dilakukan pada pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien,
sehingga pasien mengerti tujuan tindakan yang akan dilakukan dan menyetujui tindakan
tersebut. Setelah itu perawat menggunakan handscoon dan membuka kantong kolostomi,
setelah kantong terbuka, maka perawat melakukan pengkajian terhadap stoma dan kulit
sekitarnya, kemudian membersihkannya, mengukur diameter kantong dan memasang
kantong stoma baru, setelah selesai maka perawat mencuci tangan dan
mendokumentasikannya.

Strategi:
Tahap awal perawat melakukan pengkajian terhadap stoma dan kulit sekitarnya, jawaban
B,C,D dan E tidak mungkin karena harus dilakukan setelah mengkaji stoma.

Jawaban: A

12. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurologi dengan diagnosis meningitis.
Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit disekitar area
penonjolan tulang tampak kemerahan da nada bullae. Pasien tampak lemas, TD 150/90
mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,70C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Memberikan lotion pada area menonjol
B. Memberi kompres hangat
C. Mobilisasi setiap 2 jam
D. Melakukan massage
E. Melatih ROM
Pembahasan:
Pasien dengan penurunan kesadaran, kelemahan fisik, hemiparase sangat berpotensi
kehilangan proteksi diri. Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi tersebut
diatas terjadi. Kehilangan kemampuan ini menimbulkan tertekannya daerah menonjol terlalu
lama dan menimbulkan iskemia jaringan dan berlanjut kematian jaringan. Bukti kerusakan
ini adanya ciri-ciri munculnya luka seperti kemerahan, bullae atau sudah luka.

Strategi:
Saat pertanyaan adalah tindakan atau intervensi maka yang perlu ditemukan terlebih dahulu
adalah apa masalah keperawatannya. Dalam kasus ini sangat banyak bicara soal
ketidakmampuan gerak dari kesadaran, lemah, ada kemerahan pada daerah prominen maka
dapat dipastikan masalahnya adalah gangguan integritas kulit atau risiko gangguan integritas
kulit. Maka intervensi yang paling tepat untuk mengatasi itu adalah merubah posisi setiap 2
jam.

Jawaban: C

13. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari
ke-2. Saat dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku
seluruh tubuh selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, mata mendelik.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan posisi semi fowler
B. Observasi tanda vital
C. Jauhkan benda tajam
D. Miringkan pasien
E. Pasang spatel
Pembahasan:
Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan jaringan fokal
otak pada serangan stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi kejang. Kejang
tidak dapat di lawan dengan ruda paksa karena yang terjadi adalah trauma. Maka saat kejang
yang perlu adalah tindakan pencegahan aspirasi dan longgarkan napas sampai kejang
berhenti.

Strategi:
Masalah yang disampaikan pada kasus ini jelas yakni kejang. Hal yang perlu dilakukan
adalah tindakan pencegahan terhadap pernapasan yaitu aspirasi isi lambung ke jalan napas.
Ini yang paling penting di cegah. Maka tindakan yang paling tepat adalah memiringkan
pasien ke satu sisi.

Jawaban: D

14. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnose DM.
Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat, dan gelisah, GDS: 58
mg/dl. Pasien mendapat therapi insulin 10 iu namun tidak menghabiskan makanannya.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memberikan dextrose 40%
B. Memonitor glukosa darah
C. Memberikan minuman manis
D. Menganjurkan untuk segera makan nasi
E. Menganjurkan mengehentikan sementara obat diabetes

Pembahasan:
Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi akibatdari
terlalu banyak dosis insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin. Pendidikan
kesehatan yang adekuat diperlukan agar pasien mampu memahami penatalaksanaan yang
penting untuk dilakukan, seperti tidak menunda makan. Tindakan yang perlu segera
dilakukan adalah memberikan intake cairan berupa minuman manis agar kondisi
hipoglikemia tidak berlanjut. Perawat juga perlu mengkaji pola dari kadar glukosa darah
pasien dan menghindari pemberian dosis insulin yang berulang kali menyebabkan
hipoglikemia.

Strategi:
Pilihan jawaban C karena pasien masih dalam keadaan sadar, pemberian dextrose 40%
hanya diberikan pada pasien hypoglikemi yang mengalami penurunan kesadaran. Pilihan
jawaban B,D,E bukan penanganan cepat pada hipoglikemia di ruang rawat.

Jawaban: C

15. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil
pengkajian, sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat kalus, dan
penurunan reflex sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang suka minum-minuman manis
dan jarang berolahraga.
Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan olahraga
B. Memberikan edukasi tentang diet
C. Memberikan edukasi perawatan kaki
D. Memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
E. Menganjurkan pasien untuk memantau gula darah secara rutin

Pembahasan:
Komplikasi hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan pasien diabetes mengalami
masalah pada kaki dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit vaskuler perifer dan
penurunan sistem imun adalah bentuk komplikasi lanjutan yang berkontribusi pada masalah
kaki yang bisa berlanjut pada amputasi. Tanda yang paling sering dirasakan adalah
penurunan sensasi, rasa kesemutan. Penurunan sensasi ini menyebabkan luka dan kalus pada
pasien. Sehingga, perawat perlu memberikan edukasi tentang perawatan kaki pada pasien.
Strategi:
Pasien menunjukkan gejala mengalami komplikasi pada kaki, pendidikan kesehatan tentang
perawatan kaki penting untuk mencegah komplikasi lanjut.

Jawaban: C

16. Seorang laki-laki berusia 19 tahun, dirawat di ruang bedah post ORIF seminggu yang lalu,
akibat fraktur tertutup femur sinistra. Pasien memulai fase rehabilitasi dengan latihan
berjalan menggunakan kruk aksila dengan 3 titik. Tampak perawat sedang melatih berjalan
melalui tangga.
Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut?
A. Kruk sisi kanan turun terlebih dahulu
B. Kruk sisi kiri turun terlebih dahulu
C. Kaki kanan turun terlebih dahulu
D. Kedua kruk turun bersamaan
E. Kaki kiri turun terlebih dahulu

Pembahasan:
Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk membantu stabilitas
pasien saat berjalan dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai dengan kaki yang sehat
terlebih dahulu sedangkan kalau turun tangga dimulai dengan kedua kruk terlebih dahulu.
Pada pasien dengan non weigh bearing (menumpu berat badan) menggunakan 3 point.

Strategi:
Pada saat menuruni anak tangga tumpuan BB berada pada kedua kruk.

Jawaban: D

17. Seorang laki-laki berusia 26 tahun dirawat diruang bedah dengan fraktur kruris , pasien
mengeluh nyeri. TD 140/90 mmHg, Nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu
37,20C. Pasien mengungkapkan kecemasannya dengan rencana operasi yang akan dilakukan,
tampak gelisah dan murung, dan mengungkapkan rasa takutnya.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengelola nyeri
B. Melibatkan keluarga
C. Mengelola kecemasan pasien
D. Memberikan penjelasan manfaat operasi
E. Memberikan motivasi untuk menyetujui operasi

Pembahasan:
Kecemasan yang dirasakan oleh pasien merupakan respon subyektif. Salah satu peran
perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan, fungsi tersebut dilakukan pada semua
pasien yang mengalami masalah kesehatan, kondisi pasien yang mengalami situasi gelisah,
takut dan cemas, perlu di berikan penguatan dan pendampingan.

Strategi:
Masalah utama adalah kecemasan sehingga intervensi mengacu pada masalah utama dan
merupakan tugas dan tanggung jawab perawat.

Jawaban: C

18. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat diruang bedah akibat fraktur. Pasien mengeluh
nyeri di kaki kanannya. Hasil pengkajian: kaki tampak bengkak, nyeri skala 7, gelisah,
terpasang traksi, tampak lemah, sering teriak-teriak. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi
100 x/menit, frekuensi napas x/menit
Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Observasi CRT
B. Lakukan massage
C. Observasi kekuatan otot
D. Lakukan relaksasi napas dalam
E. Kolaborasi pemberian analgesic
Pembahasan:
Management nyeri tergantung pada skala nyeri. Nyeri ringan–sedang dapat menggunakan
teknik relaksasi dan distraksi, sedangkan nyeri berat sampai hebat harus menggunakan
medikasi analgetik.

Strategi:
Kondisi skala nyeri 5-7 membutuhkan tindakan kolaborasi pemberian analgesic. Karena
tindakan keperawatan relaksasi tidak dimungkinkan menghilangkan nyeri dengan skala
tersebut.

Jawaban: E

19. Seorang laki-laki berusia 24 tahun dirawat di ruang bedah akibat fraktur femur tertutup
1/3 distal. Hasil pengkajian, tampak bengkak, nyeri skala 6. Pasien direncanakan
pemasangan gips, persiapan alat dan pasien sudah dilakukan. Pasien telah mendapatkan
penjelasan tentang pemasangan gips yang akan dilakukan.
Apakah prosedur selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Pemasangan stockinete
B. Pembersihan kulit
C. Berikan bantalan tambahan
D. Pasang penyangga tungkai
E. Tekan bagian distal daerah femur

Pembahasan:
Imobilisasi suatu fraktur merupakan tindakan yang paling umum dilakukan dengan
gips/bidai. Sebelum menggunakan gips, peran perawat meliputi persiapan pasien dan alat.
Setelah diberikan penjelasan tentang prosedur pemasangan gips, kemudian
membersihkan kulit dan mengkaji adanya luka, setelah kulit/luka dibersihkan maka,
selanjutnya adalah pemasangan stockinete diatas tungkai sesuai ukuran, memberikan
bantalan tambahan, menyangga tungkai dan memeriksa bagian distal setelah dipasang
gips.
Strategi:
Jawaban A, C, D, dan E merupakan proses pemasangan gips, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah pembersihan luka.

Jawaban: B

20. Seorang perempuan berusia 21 tahun dirawat diruang bedah karena fraktur terbuka femur
sebelah kiri grade IIIC. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri skala 8, karena fraktur
tidak tidak memungkinkan untuk dialkukan di lakukan perbaikan pasien direncanakan
tindakan amputasi untuk menghindari infeksi, pasien dan keluarga menolak tindakan
tersebut, perawat diminta menjelaskan kembali pada pasien dan keluarga, tetapi keluarga
tetap menolak.
Bagaimanakah seharusnya respon perawat tersebut/
A. “Ini adalah keputusan anda”
B. “Anda akan sembuh setelah operaso”
C. “Mengapa anda tidak mau melakukan operasi ini”
D. “Tindakan ini satu-satunya yang menyelamatkan kaki”
E. “Apakah ibu sudah yakin memahami informasi yang sudah dijelaskan?”

Pembahasan:
Peran perawat adalah menjelaskan kembali tentang kondisi yang dialami oleh pasien dan
tindakan yang seharusnya dilakukan, terlepas terjadi penolakan tindakan yang dilakukan
oleh pasien atau keluarga, bahwa informasi tetap harus dilakukan secara benar dan jujur,
dan memastikan bahwa informasi tersebut dipahami dengan baik oleh keluarga dan
pasien.

Strategi:
Kondisi pasien yang fraktur dengan nyeri hebat memungkinkan tidak menerima
informasi dengan baik, sehingga perawat perlu memastikan apakah informasi yang sudah
diberikan benar-benar dipahami oleh pasien/keluarga.
Jawaban: E
21. Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat diruang penyakit dalam dan sedang dilakukan
pemberian transfuse darah jenis whole blood 500 ml. tiba-tiba pasien mengatakan sesak
napas, dada terasa berat, dan terlihat gelisah.
Manakah tindakan pertama yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan oksigen dengan nasal kanul
B. Posisikan tidur semi fowler
C. Observasi tanda-tanda vital
D. Hentikan aliran transfusi
E. Ajarkan teknik napas dalam

Pembahasan:
Pemberian transfusi darah berarti memasukkan komponen darah dalam tubuh pasien.
Reaksi tubuh terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh adalah merupakan reaksi
imun tubuh untuk menolak atau menerimanya ada keluhan sesak napas, gatal, dada terasa
berat, dan terlihat gelisah, maka telah terjadi reaksi penolakkan tubuh terhadap komponen
darah yang dimasukkan.
Tindakan terbaik adalah menghentikan proses transfuse.

Strategi:
Efek tranfusi darah bisa membahayakan tubuh, sehingga factor pemicu harus dihialngkan
(darah transfusi) agar reaksi penolakkan tidak berlanjut.

Jawaban: D

22. Seorang perempuan 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam mengeluh lemah. Hasil
pengkajian edema tungkai +3 dan shifting dullness pada abdomen, mual, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, suhu 370C, frekuensi napas 24 x/menit, kalium 7,3
mEq/dl, albumin 1.5 gr/Dl.
Apakah intervensi prioritas pada pasien tersebut?
A. Memberiakan posisi nyaman buat pasien
B. Monitoring intake dan output cairan
C. Monitoring tanda-tanda vital
D. Memberikan terapi diet
E. Manajemen aktifitas

Pembahasan:
Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pemberian dan kegagalan mengekresi
cairan dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat edema,
maka tekanan hidrostatis darah akan mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu
dilakukan monitoring untuk mengetahui progresifitas edema tersebut. Pada kasus tersebut
pasien mengalami kondisi kelebihan volume cairan yang ditandai dengan edema dan
penumpukkan cairan di rongga abdomen yang ditandai dengan adanya shifting dullness.

Strategi:
Pemberian diet memang dibutuhkan, namun hasilnya bisa membutuhkan waktu beberapa
hari, memberikan posisi dan manajemen aktifitas dilakukan untuk menghindari
bertambahnya akumulasi cairan dibagian bawah ekstermitas. Kondisi pasien tersebut
membutuhkan monitoring secara ketat intake dan output sehingga dapat dilakukan
pembatasan asupan secara benar.

Jawaban: B

23. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang bedah karena kesulitan berkemih.
Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urine (foley chateter). Setelah pelumasan
kateter dengan jelly, kateter dimasukkan dengan mudah dan tanpa hambatan, segera urin
terlihat keluar dan di tamping dalam bengkok.
A. Menyambungkan kateter dengan kantong urin
B. Memasang kantong irin dibawah tempat tidur
C. Memasukkan kateter sampai percabangan
D. Mengisi balon dengan NaCl 0,9%
E. Memfiksasi selang kateter
Pembatasan:
Anatomi uretra pada laki-laki memiliki panjang 13, 7-16,2 cm dan pada perempuan
panjangnya 3,7-6,2 cm. saat insersi kateter dan urine keluar, diperkirakan balon fiksasi
baru sampai ke uretra, untuk keamanan maka kateter harus dimasukan sampai ke
percabangan karena letak balon kateter ± 2,5-3 cm dari pangkal selang kateter,
memastikan ujung kateter dan balon telah masuk ke dalam kandung kemih. Saat
mengembangkan balon tidak menimbulkan trauma atau rupture pada uretra.

Strategi:
Urin keluar melalui kateter menunjukkan kateter baru sampai uretra jika dialkukan
pengembangan balon dapat menimbulkan rupture uretra. Tindakan melanjutkan
memasukkan kateter sampai percabangan adalah untuk memastikan kateter terpasang
sampai di kandung kemih.

Jawaban: C
1.Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD. Hasil

pengkajian, pasien tampak sesak, mual, muntah, terdapat edema ekstremitas dan periorbital,

urine output 150 cc/24 jam, Hb 7,8 mg/dl, ureum 120 mg/dl, kreatinin 5,8 mg/dl. TD 150/90

mm/Hg, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi napas 23 x/menit. Saat ini pasien diberikan

intervensi pembatasan cairan dan kolaborasi tindakan hemodialisis.

Apakah kriteria hasil yang diharapkan pada kasus tersebut?

A. nilai albumin normal

B. urin output meningkat

C. edema berkurang/hilang

D. tekanan darah meningkat

E. nilai hemoglobin meningkat


2. Seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat di unit luka bakar. Hasil pengkajian : luka bakar

derajat II dengan luas 25 % , BB 50 kg, TB 160 cm, TD 100/60mmHg, frekuensi nadi 60x/menit,

dan frekuensi napas 20x/menit.

Berapakah cairan yang harus diberikan pada 16 jam berikutnya dengan formula Baxter?

A. 2500 ml

B. 2000 ml

C. 1875 ml

D. 1250 ml

E. 1500 ml

3. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ruang rawat luka bakar akibat tersiram air panas.

Hasil pengkajian terdapat luka bakar pada lengan kanan dan kiri serta punggung, TD 110/70

mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. BB 60 kg dan TB 160 cm

Berapakah cairan yang diperlukan dalam 24 jam menurut Rumus Parkland?

A. 4.320 ml

B. 6.480 ml

C. 7.200 ml

D. 8.640 ml

E. 9.600 ml

4. Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan ulkus

diabetikum pada kaki kanan.Perawat sedang melakukan perawatan luka, setelah membuka

balutan kemudian mengkaji karakteristik luka, tampak kemerahan pada luka dan sebagian

berwarna hitam.Kemudian perawat membersihkan luka dengan NaCL 0,9 % .

Apakah prosedur selanjutnya pada kasus tersebut?


A. Mengeringkan luka

B. Melakukan nekrotomi

C. Memberikan obat pada luka

D. Memberikan kompres basah

E. Menutup luka dengan kassa steril

5. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan demam

tinggi. Hasil pengkajian mukosa bibir kering, terdapat petekie, badan terasa lemas, gusi berdarah.

Hb 17,2 g /dl, Ht 51 % , trombosit 44.000 / mmᵌ , leukosit 3800 / mmᵌ , urin 200 cc/8 jam. Pasien

mendapat terapi cairan infus RL 2500 ml/hari, faktor tetesan 20 x/menit.

Berapakah jumlah tetesan infus pada pasien tersebut?

A. 14 tetes/menit

B. 21 tetes/menit

C. 28 tetes/menit

D. 35 tetes/menit

E. 42 tetes/menit

6. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis

leukemia. Hasil pengkajian Hb 6,4 gr/dl, pasien direncanakan untuk transfusi darah. Perawat

telah memasang jalur intravena dan memberikan NaCl 0,9% 50 cc, darah yang sudah disiapkan

kemudian dihangatkan.

Apakah tindakan selanjutnya yang tepat?

A. mengobservasi pasien

B. memasang darah transfusi


C. mendokumentasikan data yang relevan

D. mengecek label darah dan mencocokannya

E. menutup klem yang berada dibawah kantong normal salin

7. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di rawat di ruang penyakit dalam karena diduga terinfeksi

HIV. Hasil pengkajian : nyeri menelan, terdapat candidiasis oral, pemeriksaan HIV (+), kondisi

pasien hanya diketahui oleh istrinya. Perawat menolak menyampaikarn kondisi pasien

sebenarnya kepada anggota keluarga yang lain.

Apakah prinsip etik pada kasus tersebut?

A. Fidelity

B. Veracity

C. Otonomi

D. Benificience

E. Confidentiality

8. Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke Voluntary Counselling and Testing (VCT) untuk

melakukan konsultasi pengobatan antiretroviral (ARV) setelah dinyatakan positif HIV dari hasil

pemeriksaan rapid-test. Pasien diberikan informasi dasar tentang pengobatan ARV, rencana

terapi, kemungkinan timbulnya efek samping dan konsekuensi ketidakpatuhan. Edukasi tentang

kontinuitas mengkonsumsi ARV sangat ditekankan oleh konselor.

Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?

A. Menentukan pengawas minum ARV.

B. Membuat jadwal mengkonsumsi ARV

C. Memastikan tempat penyimpanan ARV

D. Mengingatkan waktu kunjungan dan pengambilan ARV.


E. Menyarankan pasien menggunakan pengingat minum ARV.

9. Seorang perempuan berusia 34 tahun dirawat dengan asma bronchiale. Hasil pengkajian:

mengeluh sesak, batuk produktif dengan dahak kental, dan lemas, TD 110/80 mmHg, frekuensi

nadi 88x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu 37,5°C, auskultasi paru terdengar wheezing dan

ronchi , saturasi oksigen 93 % Perawat telah memberikan terapi nebulizer Ventolin.

Apakah evaluasi utama setelah dilakukan tindakan tersebut?

A. suara napas

B. kemampuan batuk

C. kenyamanan pasien

D. nilai saturasi oksigen

E. jumlah dan karakteristik sputum

10. Seorang perempuan berusia 52 tahun di ruang penyakit dalam dengan diare. Hasil

pengkajian: pasien mengeluh lemas, BAB sudah 8x, konsitensi encer, terdapat lendir, TD

100/60mmHg. frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38,3°C,

keseimbangan cairan minus 600 cc/24 jam. Pasien mendapat infuse NaCI 30 tetes per menit.

Apakah evaluasi pada kasus tersebut?

A. tidak mengalami diare

B. frekuensi bab berkurang

C. toleransi terhadap aktivitas

D. kebutuhan cairan terpenuhi

E. tanda vital dalam batas normal

11. Seorang perempuan berusia 50 tahun dirawat di Ruang Bedah dengan post laparatomi. Hasil

pengkajian pasca operasi hari ke- 7: mengeluh nyeri pada daerah operasi saat batuk, tampak
cairan berwarna kemerahan pada balutan luka, suhu: 37,5°C. Ketika perawat melakukan

perawatan luka, didapatkan jahitan luka yang tidak rapat.

Apakah komplikasi yang terjadi pada kasus tersebut?

A. dehisens

B. edema

C. infeksi

D. sepsis

E. escar

12. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit luka bakar. Hasil pengkajian luka bakar

grade II dengan luas 35 % , BB 50 kg , TB 156 cm, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 60

x/menit, frekuensi napas 20 x/menit. Pasien telah diberikan terapi cairan RL sebanyak 2000 cc.

Apakah yang menjadi kriteria keberhasilan terapi cairan tersebut?

A. urin output 12,5 - 25 ml/jam

B. urin output 25 - 50 ml/jam

C. urin output 50 - 75 ml/jam

D. urin output 75 - 100 ml/jam

E. urin output 100-125 ml/jam

13. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil

pengkajian didapatkan pasien tampak lemah, gemetar, keluar keringat dingin. TD 100/60 mmHg,

frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 22 x/menit, suhu 36°C. Pasien telah disuntik dengan

Actrapid 30 menit yang lalu.

Apakah evaluasi tindakan pada kasus tersebut?


A. monitor tingkat kesadaran

B. monitor glukosa darah

C. monitor balans cairan

D. monitor tetesan infus

E. monitor tanda vital

1. Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke puskesmas dengan keluhan mencret 5x sehari
dan anak tampak lemas. Hasil pengkajian: rewel, mata cekung dan mukosa bibir kering.
Perawat akan menentukan derajat dehidrasi dengan pendekatan MTBS.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Capillary Refil Time
B. Cubitan kulit perut
C. Konsistensi feses
D. Berat badan
E. Suhu
1. Anak perempuan dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan. Hasil
pengkajian: tanggal 24 November 2015, BB 10 kg, TB 80 cm. Perawat akan melakukan
skrining perkembangan pada hari ini tanggal 04 Oktober 2017.
Berapakah usia anak pada kasus tersebut?
A. 1 tahun 9 bulan 9 hari
B. 2 tahun 1 bulan 20 hari
C. 1 tahun 9 bulan 10 hari
D. 2 tahun 9 bulan 10 hari
E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

2. Anak laki-laki 7 tahun sudah 3 hari dirawat diruang perawatan anak. Hasil pengkajian: anak
tampak murung, tidak mau makan, menolak berbicara dan menolak ketika akan dilakukan
tindakan oleh perawat. Ibu mengatakan anak ingin segera sembuh dan kembali ke sekolah.
Apakah penyebab utama respon anak pada kasus tersebut?
A. Perpisahan dengan teman sebaya
B. Adanya lingkungan yang asing
C. Cemas terhadap orang asing
D. Takut akan cedera tubuh
E. Hilang control

3. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat diruang anak dengan keluhan batuk disertai demam.
Hasil pengkajian: tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari, sputum kental,
terdengar ronchi di kedua lapang paru, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit,
suhu 37,90 C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Gangguan pertukaran gas
C. Risiko defisit nutrisi
D. Gangguan pola tidur
E. Hipertermia

4. Bayi laki-laki usia 1 hari dirawat dalam inkubator di RS dengan hiperbilirubinemia. Hasil
pengakajian: BBL 2300 gr, BB saat ini 2280 gr, kuning pada kulit, sklera dan membran
mukosa mulut, reflek hisap lemah, suhu 37,70C, frekuensi nadi 120x/menit, Frekuensi napas
45x/menit, bilirubin serum 15 mg/dL. Rencana akan dilakukan fototerapi.
Apakah
A. Hipertermia
B. Defisit nutrisi
C. Ikterik neonates
D. Resiko tinggi cidera
E. Resiko tinggi gangguan integritas kulit

5. Balita laki-laki usia 1 tahun dirawat diruang anak dengan hidrosefalus. Hasil pengkajian:
kesadaran menurun, LK 69 cm, terdapat sunset eyes sign, belum bisa duduk, hanya berbaring
di tempat tidur.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Defisit nutrisi
B. Intoleransi aktivitas
C. Gangguan mobilitas fisik
D. Risiko gangguan perfusi jaringan selebral
E. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

6. Balita laki-laki usia 4 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang saat di rumah. Hasil
pengkajian: anak memiliki riwayat kejang demam, demam sudah 3 hari, batuk, pilek, anak
tampak lemah, suhu tubuh 390C, frekuensi napas 35x/menit.
Aapakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Hipertermia
B. Risiko cedera
C. Risiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
E. Pola napas tidak efektif

7. Anak laki-laki usia 4 tahun dirawat diruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit
kepala dan berat badan meningkat dratis. Hasil pengkajian: mudah lelah, oedema seluruh
tubu, konjungtiva pucat, porsi makan tidak dihabiskan dan hasil laboratorium: protein urin
+3.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktivitas
C. Risiko tinggi infeksi
D. Kelebihan volume cairan
E. Ketidakseimbangan nutrisi

8. Balita perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke UGD karena sesak napas dan batuk. Hasil
pengkajian: anak tidak bisa mengeluarkan sekret, terdengar bunyi wheezing, frekuensi napas
46x/menit. Keluarga tampak khawatir dengan anaknya.
Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Atur posisi semi fowler atau fowler
B. Pemberian oksigen pada anak
C. Anjurkan batuk efektif
D. Lakukan inhalasi
E. Lakukan suction

9. Balita perempuan usia 2 bulan dirawat diruang anak dengan keluhan kebiruan pada saat
menangis lama. Anak di diagnosis tetralogy of fallot. Saat ini anak diperbolehkan pulang. Ibu
bertanya apa yang harus dilakukan jika anak mengalami kebiruan.
Apakah pendidikan kesehtan yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
A. Tenangkan anak saat menangis
B. Ajarkan posisi knee chest
C. Beri istirahat yang cukup
D. Tinggikan kepala
E. Batasi aktivitas

10. Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan normal dengan usia
gestasi 32 minggu. Hasil pengkajian: bayi tampak lemah, reflek hisap dan menelan lemah,
frekuensi napas 60x/menit. Ibu mengatakan ASI sudah keluar.
Bagaimanakah cara pemberian ASI pada kasus tersebut?
A. Menyusu langsung pada ibu
B. Menggunakan sendok
C. Menggunakan pipet
D. Menggunakan OGT
E. Menggunakan dot

11. Bayi usia 8 hari dirawat di perinatologi dengan postoperatif pemasangan kolostomi hari ke-3.
Hasil pengkajian: stoma merah muda, kantung stoma tampak penuh. Perawat akan
melakukan perawatan stoma. Perawat telah menyiapkan alat, cuci tangan, menjelaskan
prosedur kerja, dan membuka kantong stoma.
Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Mengobservasi stoma dan kulit sekitarnya
B. Mengukur dan menggambar pola stoma
C. Membersihkan kulit sekitar stoma
D. Mengeringkan kulit sekitar stoma
E. Memberikan salep Zinc

12. Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena mengalami demam
selama 3 hari. Hasil pengkajian: mengeluh sakit kepala, suhu 38,8 0C. Perawat akan
melakukan uji tourniquet. Perawat menjelaskan prosedur dan meminta persetujuan kepada
ibunya, mencuci tangan, memasang manset di atas fossa cubiti, mengukur tekanan darah dan
diperoleh hasil 110/70 mmHg.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Melepas manset secara perlahan
B. Menahan tekanan manset selama 10 menit
C. Mencatat jumlah petekhie pada area yang ditandai
D. Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolic
E. Memompa manset sampai tekanan yang telah ditentukan

13. Anak perempuan usia 10 tahun dirawat di ruang perawatan dengan diagnosis HIV. Hasil
pengkajian: anak sering bertanya kepada perawat, mengapa harus selalu meminum obat dan
anak ingin mengetahui penyakitnya. Namun nenek pasien melarang perawat untuk
memberitahukan penyakitnya.
Apakah dilema etik yang terjadi pada kasus tersebut?
A. Fidelity
B. Justice
C. Beneficence
D. Confidentiality
E. Nonmaleficence
14. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis sudah 2 minggu. Hasil
pengkajian: kesadaran menurun dan terpasang ventilator. Orang tua mengatakan tidak
sanggup lagi untuk membiayai dan akan membawa pulang anaknya.
Apakah implementasi pada kasus tersebut?
A. Membiarkan keluarga membawa anaknya pulang
B. Menghargai apapun yang menjadi keputusan keluarga
C. Memberikan motivasi orang tua untuk mencari batuan
D. Meminta keluarga menandatangani surat pernyataan pulang paksa
E. Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap menjalani perawatan

15. Anak laki-laki usia 7 tahun dirawat di RS dengan sindrom nefrotik. Hasil pengkajian: pitting
edema di ekstremitas, asites, frekuensi napas 32x/menit. Hasil laboratorium: protein urine
(+), albumin 1,9 gr/dl. Anak tersebut mendapatkan terapi steroid dan diuretic.
Apakah intervensi utama untuk kasus tersebut?
A. Beri nutrisi TKTP
B. Pantau pola napas
C. Beri terapi oksigen
D. Pantau nilai laboratorium
E. Pantau keseimbangan cairan

16. Balita usia 3 tahun dibawa ibunya ke poli MTBS dengan keluhan demam, sakit pada telinga
dan ada cairan yang keluar selam 3 hari. Hasil pengkajian: nyeri skala 3, tampak nanah
keluar dari telinga, teraba pembengkakan pada belakang telinga.
Apakah implementasi utama pada kasus tersebut?
A. Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap
B. Menganjurkan untuk kunjungan ulang 3 hari
C. Merujuk anak ke poli spesialis
D. Mengobservasi nyeri
E. Mengobservasi suhu

17. Bayi perempuan usia 4 bulan dibawa ibunya ke posyandu untuk imunisasi. Hasil
pengakajian: sudah mendapatkan Hb0, BCG, dan polio 1.
Apakah imunisasi yang harus diberikan pada bayi tersebut?
A. DPT - HB - Hib 1, polio 1
B. DPT - HB - Hib 1, polio 2
C. DPT - HB - Hib 2, polio 2
D. DPT - HB - Hib 3, polio 3
E. DPT - HB - Hib 3, polio 3

18. Bayi perempuan baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu dirawat di perinatologi. Hasil
pengkajian: BB 2000 gr, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi napas 56x/menit, suhu 35,60C,
reflek hisap lemah, lanugo banyak, dan lemak subkutan tipis.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ajarkan metode kangguru
B. Anjurkan menjemur di pagi hari
C. Anjurkan tidak memandikan bayi
D. Ajarkan cara membedong (menyelimuti bayi)
E. Anjurkan untuk memakai sarung tangan dan sarung kaki

19. Anak perempuan usia 12 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan sudah 3 hari mengeluh
nyeri pada daerah perut bawah. Hasil pengkajian: anak mengeluh nyeri saat buang air kecil,
BAK tidak lancer, merasa tidak puas setelah BAK, ekspresi tampak meringis kesakitan,
nafsu makan menurun dan susah tidur.
Apakah kriteria evaluasi yang diharapkan tercapai pada kasus tersebut?
A. Tidak terjadi nyeri kronis
B. Nyeri berangsur berkurang
C. Kebutuhan tidur terpenuhi
D. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
E. Pola eliminasi dalam rentang normal

1.seorang perempuan berusia 28 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk memeriksa
kehamilan. Hasil pengkajian: riwayat persalinan tahun 2000 melahirkan bayi laki-laki usia kehamilan 38
minggu.pada tahun 2005 melahirkan bayi perempuan usia kehamilan 37 minggu dan pada tahun 2010
mengalami keguguran saat usia kehamilan 12 minggu

Bagaimanakah penulisan status obstetrik pada kasus tersebut?

A. G3 P1 A2
B. G3 P2 A1
C. G4 P2 A1
D. G4 P3 A0
E. G4 P1 A2

JAWABAN:C

2. seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan
kehamilannya.hasil pengkajian HPHT 20 april 2018, TD 120/70 mmHg, dan frekuensi nadi 80x/menit.

Kapan taksiran persalinan pada pasien tersebut?

A. 20 januari 2019
B. 27 januari 2019
C. 30 januari 2019
D. 20 januari 2019
E. 27 januari 2019

JAWABAN:B

3.seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu dirawat di ruang besalin pada pukul
16.00 WIB dengan inpartur. Hasil pengkajian pukul 17:00 WIB pasien tampak gelisah, kontraks uterus 3
kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik,DDJ 150xmenit, pembukaan serviks 5 cm dan ketuban utuh.

Kapankah perawat dapat melakukan pemeriksaan dalam selanjutnya?

A. 18.00 WIB
B. 19.00 WIB
C. 20.00 WIB
D. 21.00 WIB
E. 22.00 WIB

JAWABAN:D

4.seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 postpartum hari ke-7 datang ke poliklinik KIA untuk kontrol
paska persalinan. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri dan keluar cairan kuning dari daerah jahitan
episiotomi. Observasi tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg ,frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas
20x/menit,suhu 38.5oC serta nyeri daerah perineum skala 5.

Apakah pengkajian selanjutnya yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?

A. Pemeriksaan lochea
B. Pemeriksaan involusi uteri
C. Pemeriksaan tanda human
D. Pemeriksaan tanda REEDA
E. Pemeriksaan diastasis rektur abdominis

JAWABAN:D

5.seorang perempuan berusia 30 tahun P2A0 datang ke poliklinik KIA dengan keluhan terdapat benjolan
pada payudara kiri. Hasil pengkajian, pasien menyatakan benjolan semakin lama semakin membesar,tidak
mobile dan terasa nyeri.teraba massa dengan diameter 2 cm.

Apakah pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?

A. USG payudara
B. Rontgen dada
C. Mammographi
D. Biopsi payudara
E. Kolposcopi

JAWABAN:C

6.seorang perempuan berusia 30 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke poliklinik KIA dengan
keluhan sakit kepala dan pandangan kabur.hasil pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg, TFU 34
cm,pungggung kiri, presentasi kepala, DJJ 160x/menit, edema tungkai bawah +2, dan proteinuria +1

Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?

A. Nyeri akut
B. Kelebihan volume cairan
C. Ketidak efektifan proses kehamilan
D. Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin
E. Gangguan persepsi sensori:penglihatan

JAWABAN:D

7.seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 post SC hari ketiga, dirawat di ruang nifas bersama
bayinya.hasil pengkajian pasien menyatakan ingin memberikan ASI eksklutif. Refleks hisap bayi
baik,perlekatan ibu dan bayi saat menyusui sudah tepat dan terlihat gerakan menelan.

Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?

A. Kesiapan menyusui
B. Ketidakcukupan ASI
C. Terputusnya proses menyusui
D. Ketidakefektifan pemberian ASI
E. Kurang pengetahuan tentang menyusui
JAWABAN:A

8.seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poiliklinik ginekologi dengan keluhan nyeri saat
berhubungan dengan pasangan.hasil pengkajian,pasien menyatakan sudah satu tahun tidak
menstruasi,jarang melakukan hubungan seksual dan belum pernah mendapatkan informasi tentang
menopause

Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?

A. Cemas
B. Nyeri akut
C. Disfungsi seksual
D. Defisit pengetahuan
E. Ketidakefektifitan pola seksual

JAWABAN:E

9.seorang perempuan berusia 35 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu datang ke UGD dengan keluhan keluar
darah dari kemaluan. Hasil pengkajian perdarahan tanpa rasa nyeri dan berwarna merah terang, TFU 32
cm,punggung kiri,presentasi kepala dan DJJ 144x/menit.

Apakah tindakan kepertawatan utana pada kasus tersebut?

A. Observasi pembukaan jalan lahir


B. Kolaborasi pemberian heparin
C. Anjurkan untuk tirah baring
D. Pantau intake output cairan
E. Pantau pergerakan janin

JAWABAN:C

10.seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu berada di ruang bersalin dengan
keluhanmules dan keluar lender bercampur darah sejak 5 jam yang lalu,hasil pengkajian:TFU 38
cm,punggung kiri, presentasi kepala DJJ 145x/menit. Hasil teraba, pembukaan lengkap dan kebutuhan
utuh.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

A. Lakukan episiotomy
B. Lakukan amniotomi
C. Pimpin persalinan
D. Pantau kontraks
E. Atur posisi ibu
JAWABAN:B

11.seorang perempuan berusia 35 tahun berada di ruang bersalin memasuki kala III.hasil
pengkajian pasien telah diberikan suntikan oksitosin,plasenta belum lepas,kontraks uterus
kuat,dan bayi masih di lakukan IMD.observasi tanda-tanda vital TD:90/70 mmHg,frekuensi nadi
88x/menit,frekuensi napas 24x/menit,dan suhu 37Oc.

Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

A. Lanjutan IMD
B. Monitor perdarahan
C. Lakukan masase uterus
D. Kolaborasi pemberian cairan infus
E. Lakukan peregangan tali pusat terkendali

JAWABAN:E

12.seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 post SC hari kedua rawat gabung dengan bayi.hasil
pengkajian:TFU 1 jari bawah pusat, dan kontraks baik.kondisi bayi sehat, BBL 2600 gram dan reflex
hisap baik.pasien mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui.

Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

A. Ajarkan teknik relaksasi


B. Ajarkan posisin pelekatan
C. Lakukan konpres hangat
D. Susui bayi sesering mungkin
E. Lakukan perawatan payudara

JAWABAN:D

13.seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan gatal dan perih pada daerah
vagina.hasil pengkajian area genetalia tampak merah,secret vagina banyak,berbau dan berwarna agak
kuningan.

Apakah intervensi yang tepat pada kasus tersebut?

A. Menganjurkan untuk pemeriksaan apusan vagina


B. Merencanakan pemeriksaan papsmear
C. Koaborasi foto rontgen pelviks
D. Kolaborasi USG transvaginal
E. Kolaborasi pemeriksaan urin

JAWABAN:A
14.seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik KB untuk konsultasi ingin mengatur jarak
kelahiran anak. Hasil pengkajian pasien baru memiliki 1 anak yang berusia 7 bulan.observasi tanda-tanda
vital: TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit,dan IMT 27

Apakah metode kontrpensi yang tepat untuk pasien terdebut?

Apakah metode kontrapensi yang tepat untuk pasien tersebut?

A. Pil
B. Implant
C. Suntik
D. Kontrapensi mantap
E. Alat kontrapensi dalam Rahim

JAWABAN:E

15.seorang perempuan berusia 25 tahun P3A0 postpartum 2 minnggu yang lalu.hasil pengkajian pasien
mengatakan selama di rumah minum jamu-jamuan .menurut budaya pasien hal ini dilakukan untuk
mempercepat pemulihan postpartum dan memperlancar ASI.

Bagaimanakah sikap perawat yang menunjukan kepekaan terhadap budaya?

A. Mendukung kebiasaan pasien


B. Mempengaruhi keluarga mengubah kebiasaan ini
C. Menganjurkan pasien segera meninggalkan kebiasaan minum jamu
D. Menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruh nya bagi kesehatan pasien
E. Menganjurkan pasien meninggalkan kebiasaan ini secara sembunyi sembunyi

JAWABAN:D

4. Contoh Soal Evaluasi dan Pembahasan


16. Seorang perempuan berusia 28 Tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, datang kepoli KIA
untuk periksa kehamilan. Hasil pengkajian tampak odema di wajah dan ekstermitas. TFU
30 cm, punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 145 x/menit. Perawat menjelaskan pada
pasien cara menghitung gerakan janin.
Apakah hasil yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan bayinya banyak bergerak
B. Pasien menyampaikan jumlah gerakan janin
C. Pasien mengatakan odema berkurang
D. Pasien mengatakan kondisinya baik
E. Pasien mengatakan bayinya sehat
Pembahasan:
Cara menilai gerakan janin: Minta ibu hamil untuk berbaring miring dan menghitung 10
gerakan janin dalam 2 jam. Janin dinilai sejahtera bila gerakan janin dirasakan ibu 10 kali
dalam 2 jam. Pada kasus diatas pasien diharapkan dapat menghitung gerakan janin dan
mampu menyampaikan jumlah gerakan janin yang dirasakan.

Strategi:
Pada kasus pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat adalah cara menghitung
gerakan janin maka hasil yang diharapkan pasien mampu menghitung dan menyampaikan
jumlah gerakan janin yang dirasakan.

Jawaban: B

17. Seorang perempuan berusia 20 tahun, hamil aterm, dirawat diruang bersalin dengan
keluhan mules mau melahirkan. Hasil pengkajian pembukaan lengkap dan selaput
ketuban pecah. Perawat memimpin pasien mengedan tetapi kepala janin masih di hodge
III. Perawat menganjurkan pasien setiap meneran dengan posisi jongkok.
Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut?

A. Mencegah laserasi perenium


B. Meningkatkan power ibu
C. Persalinan yang lancer
D. Kepala bayi turun
E. Mengurangi nyeri

Pembahasan:
Beberapa posisi yang dapat dilakukan pada saat meneran dalam persalinan normal adalah
posisi miring kiri bermanfaat memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi
oksigenisasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi. Posisi
merangkak sangat baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu bayi
melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum. Posisi semifowler lebih
mudah bagi penolang untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati
/mensupportperineum, ddan posisi jongkok/berdiri sangat berguna membantu penurunan
kepala bayi, memperbesar ukuran panggul dan memperbesar dorongan untuk meneran.

Strategi:
Kata kunci soal diatas adalah pembukaan lengkap dan kepala bayi masih di hodge III.

Jawaban: D

18. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik KIA diantar oleh ibunya
dengan keluhan keputihan sudah 1 minggu. Hasil pengkajian, pasien setiap selesai BAK
dan BAB kemaluan tidak dikeringkan, tampak keluaran cairan dari vagina, dan daerah
labia Nampak berwarna merah. Perawat menjelaskan tentang kebersihan vagina.
Apakah evaluasi yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan dirinya telah sehat
B. Pasien mengatakan keputihan berkurang
C. Pasien bersedia melakukan imunisasi HPV
D. Pasien dapat menjelaskan cara vulva hygiene
E. Pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan dari perawat
Pembahasan:
Cara menilai intervensi berhasil adalah pasien bisa menjelaskan kembali pendidikan
kesehatan yang telah di jelaskan sebelumnya.

Strategi:
Pada kasus pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat adalah tentang
keberhasilan vagina maka hasil yang diharapkan pasien mampu menjelaskan cara
membersihkan vagina/vulva hygiene.

Jawaban: D
19. Perempuan berusia 45 tahun datang ke poli ginekologi dengan keluhan keputihan yang
berbau sejak 3 bulan yang lalu. Hasil pengkajian pasien perdarahan saat berhubungan
seksual, secret vagina banyak dan berwarna kuning. Perawat menyarankan untuk
melakukan deteksi awal dengan pemeriksaan papsmear.
Apakah informasi penting yang harus disampaikan perawat pada kasus tersebut?
A. Tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
B. Tidak minum antibiotic selama 2 hari sebelum pemeriksaan
C. Datang kembali saat menstruasi hari ke-7
D. Paling tepat dilakukan saat masa subur
E. Puasa 12 jam sebelum pemeriksaan

Pembahasan:
Informasi penting yang harus disampaikan oleh perawat untuk persiapan Pap smear
adalah tidak melakukan hubungan seksual selama 48 jam sebelum pemeriksaan, tidak
sedang menstruasi/waktu yang paling baik untuk pengambilan lendir leher rahim adalah 2
minggu setelah haid selesai dan jangan menggunakan pembasuh antiseptic di sekitar
vagina 72 jam sebelum pemeriksaan.

Strategi:
Papsmear suatu pemeriksaan lender serviks sehingga pada saat pengambilan tersebut
faktor yang paling berpengaruh adalah sperma karena kontak seksual.
Jawaban: A

20. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 postpartum 6 jam dirawat diruang nifas
dengan keluhan lemas, dan keluar darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian: TD 100/70
mmHg, frekuensi nadi 90x/menit. Kontraksi uterus lunak, dan kandung kemih penuh.
Perawat segera mengosongkan kandung kemih dan melakukan masase uterus.
Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut?
A. Lochea rubra
B. Keadaan umum baik
C. Kontraksi uterus kuat
D. Kandung kemih kosong
E. Tinggi fundus setinggi umbilicus

Pembahasan:
Berdasarkan data awal pada 6 jam postpartum terdapat keluhan lemas, banyak keluar
darah dari jalan lahir. Perawat sudah harus berfikir ke kemungkinan adanya perdarahan,
sehingga dilanjutkan dengan pemeriksaan kontraksi uterus. Kontraksi uterus yang kurang
kuat dapat disebabkan oleh retensio placenta, Antonia uterus. Disamping itu kandung
kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi uterus karena posisinya tepat bagian
anterior dari uterus. Bila pada pemeriksaan ditemukan kandung kemih penuh, segera
kosongkan kandung kemih, dan lakukan masase uterus sehingga kontraksi uterus kuat.

Strategi:
Kata kunci yang perlu diperhatikan pada kasus tersebut adalah kontraksi uterus lunak,
kandung kemih penuh. Perawat segera mengosongkan kandung kemih dan melakukan
massage uterus. Sehingga hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut adalah kontraksi
uterus kuat.
Jawaban: C
1. Seorang perempuan usia 20 tahun , datang ke poli kulit, post luka bakar. Ketika perawat
akan melakukan pengukuran TD , pasien menolak dan menutupi tangannya dengan jaket.
Hasil pengkajian : tangan sebelah kanan berwarna putih bekas luka bakar, pasien banyak
menunduk, dan mengatakan tangannya tidak seperti orang lain.
Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus tersebut ?
A. Penampilan peran
B. Citra tubuh
C. Harga diri
D. Ideal diri
E. Identitas
2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki akibat
kecelakaan motor sehingga harus diamputasi. Hasil pengkajian: pasien terlihat banyak
diam, menolak dikunjungi, dan mengatakan “andai saja dirinya lebih hati-hati, tentu saat
ini ia masih bisa bekerja seperti biasa”.
Apakah tahap berduka yang dialami pada kasus tersebut ?
A. Denial
B. Anger
C. Depresi
D. Bargaining
E. Acceptance
3. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16
tahun. Keluarga mengatakan klien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil
pengkajian: klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada wajah, tampak sering
menutupi wajah, tampak murung, dan banyak menunduk.
Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut ?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan orang lain
4. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat dan bicara
sendiri. Menurut keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang meninggal 1 tahun lalu,
selalu dimarahi oleh ayahnya, pernah tidak naik kelas, dan pernah ditinggal menikah
pacarnya 2 tahun lalu. Hasil pengkajian pasien mengatakan malu karena belum menikah.
Apakah faktor presipitasi pada kasus tersebut ?
A. Kehilangan orang yang dicintai
B. Gagal pendidikan
C. Gagal menilkah
D. Putus obat
E. Pola asuh
5. Seorang laki-laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk dirumah.
Hasil pengkajian tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil memukul-mukul
tempat tidur. Perawat akan melakukan pengikatan pada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Non maleficience
B. Benefecience
C. Autonomy
D. Veracity
E. Justice
6. Seorang perempuan berusia 20 tahun, bekerja sebagai model, di rawat di RSU karena
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan luka diwajahnya. Hasil pengkajian: pasien
mengatakan “ sudah tidak ada yang bisa saya lakukan, saya tidak dapat bekerja lagi”, dan
diucapkan berulang-ulang. Pasien terlihat murung dan susah tidur.
Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut ?
A. Ansietas
B. Keputusasaan
C. Ketidakberdayaan
D. Harga diri situasional
E. Gangguan citra tubuh
7. Seorang laki-laki berusia 24 tahun menjalani hemodialisis di RSU sejak 5 tahun lalu.
Hasil pengkajian pasien mengatakan merasa bosan dengan berbagai pengobatan yang
sudah dilakukan, tetapi kondisinya tetap seperti ini. Pasien menolak untuk dilakukan
hemodialisis selanjutnya. Menurut kelurga, pasien susah tidur dan sering menangis ketika
dirumah.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Berduka disfungsional
B. Ketidakberdayaan
C. Harga diri rendah
D. Keputusasaan
E. Ansietas
8. Seorang perempuan usia 30 tahun di rawat di RSJ alasan masuk susah tidur, mondar
mandir, dan 3 bulan tidak minum obat. Pasien mengatakan suaminya sering melakukan
KDRT dan saat ini sudah dicerai, malu dengan kondisinya. Hasil pengkajian: pakaian
tidak rapi, bicara dan tersenyum sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain, dan
mondar mandir.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ?
A. Halusinasi
B. Isolasi sosial
C. Harga diri rendah
D. Defisit perawatan diri
E. Regiment terapi inefektif
9. Seorang perempuan usia 30 tahun, dirawat RSJ dengan marah-marah, menyendiri, tidak
mau mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian: pasien mengatakan “tolong
sampaikan pada keluarga saya untuk menjaga anak-anak saya, mungkin saya tak akan
bisa merawat mereka lagi!”
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Isolasi sosial
B. Risiko bunuh diri
C. Perilaku kekerasan
D. Defisit perawatan diri
E. Halusinasi pendengaran
10. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah-marah dan menolak
minum obat. Hasil wawancara pasien mengatakan tidak mau bicara karena dirinya
mempunyai ilmu suci yang bisa menyembuhkan orang, bicara inkoheren dan fligt of idea.
Keluarga mengatakan pasien gagal ujian CPNS enam bulan lalu.
Apakah masalah keperawatan utama yang tepat pada kasus diatas ?
A. Waham
B. Harga diri rendah
C. Kerusakan komunikasi
D. Regimen terapi inefektif
E. Risiko perilaku kekerasan
11. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat RSJ karena mengurung diri dikamar sejak 1
bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri,
tertawa dan bicara sendiri, efek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan
pasien di PHK setahun yang lalu.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya .
B. Pasien menunjukkan perilaku meningkatkan harga diri
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri
12. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAB, mengalami
wasir sejak 6 bulan lalu dan akan dilakukan operasi. Hasil pengkajian: pasien terlihat
gelisah, sulit tidur, TD 135/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, muka pucat dan
mengatakan takut dan khwatir terhadap tindakan operasi yang akan dijalalaninya.
Apakah rencana keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Identifikasi penyebab cemas
B. Anjurkan latihan spiritual
C. Latih tarik nafas dalam
D. Latih hipnosis lima jari
E. Latih teknik distraksi
13. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah pada seorang perempuan berusia 28
tahun yang post dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pegkajian: klien sudah mampu
berinteraksi dengan keluarga dan menyatakan keinginan bekerja kembali, tetapi takut
melakukan kesalahan. Pasien mengatakan suka membuat kerajinan tangan.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut ?
A. Mendiskusikan tentang kegiatan harian pasien.
B. Melatih kemampuan positif yang dimiliki pasien
C. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif pasien
D. Melibatkan pasien pada kegiatan rehabilitas di masyarakat
E. Melibatkankan pasien dalam kegiatan kelompok di masyarakat
14. Seorang laki-laki berusia 35 tahun di rawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering marah-
marah dirumah. Kelurga mengatakan pasien malas minum obat karena merasa
mengantuk setelah minum obat. Hasil pengkajian pasien masih menolak minum obat
karena menurut pasien tidak membawa perbaikan pada dirinya.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Menjelaskan fungsi minum obat
B. Memotivasi pasien agar mau minum obat
C. Mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat
D. Melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi injeksi
E. Menunda pemberian obat sampai pasien mau meminum
15. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas karena
mengurung diri dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka bicara sendiri. Hasil
pengkajian: kontak mata kurang, hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saat
ditanya. Keluarga mengatakan klien diberhentikan dari pekerjaanya.
Apakah tujuan tindakan keparawatan pada kasus tersebut ?
A. Pasien mampu melakukan interaksi
B. Pasien mampu menjaga kebersihan diri
C. Pasien mampu mengontrol halusinasinya
D. Pasien tetap mampu berorientasi pada realita
E. Pasien menunjukkan perilaku meningkatkan harga diri
16. Perawat melakukan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun yang
melakukan percobaan bunuh diri. Hasil pengkajian: pasien tidak mau keluar rumah,
mengatakan malu telah telah gagal menjaga kehormatannya dan meminta perawat tidak
menceritakan masalahnya kepada orangtua. Keluarga bertanya tentang kondisi anaknya
kepada perawat tidak menceritakan masalahnya kepada orang tua. Keluarga bertanya
tentang kondisi anaknya kepada perawat.
Apakah komunikasi perawat pada kasus tersebut ?
A. “saya tidak boleh menyampaikan kondisi anak bapak”
B. “saat ini keluarga belum perlu tahu kondisi anak bapak”
C. “sepertinya anak bapak belum mampu menceritakan masalahnya pada kelurga”
D. “untuk saat ini, mohon kelurga mempercayakan kondisi anak bapak pada saya”
E. “saya harus berbuat adil pada anak bapak, yang tidak ingin kondisinya diketahui
kelurga”
17. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu. Kelurga
mengatakan bahwa dirumah pasien sering melamun, berbicara sendiri dan menangis.
Hasil pengkajian: pasien mengungkapkan bahwa dirinya membebani kelurga, dan kelurga
akan bahagia jika dirinya tidak ada lagi.
Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan untuk kasus diatas ?
A. Identifikasi tema
B. Berbagi persepsi
C. Klarifikasi
D. Fokuskan
E. Refleksi
18. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16
tahun. Keluarga mengatakan pasien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil
pengkajian: klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada wajah, dan tampak
sering menutupi wajah. Pasien tampak murung dan banyak menunduk. Perawat
merancang asuhan keperawatan pada pasien.
Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut ?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan orang lain.

1. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri dikamar sejak 1
bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian : pasien sering menyendiri,
tertawa dan bicara sendiri, efek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan
pasien di PHK setahun yang lalu.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya.
B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya.
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi,
waktu, situasi, dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik
halusinasi. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan
yang biasa dilakukan pasien). Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat
secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 benar.

Strategi
Pada kasus diatas tentukan terlebih dahulu masalah utamanya yaitu halusinasi karena
kondisi saat ini/here and now (sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, efek labil)
adalah halusinasi sehingga tujuan mengacu kepada masalah utama (halusinasi) mampu
mengontrol halusinasinya. Pilihan a,b,c dan e bukan intervensi pada masalah keperawatan
halusinasi.

Jawaban : D

2. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu karena marah-
marah, bicara sendiri dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat diri. Hasil pengkajian
pasien mengatakan “saya malu”, ekspresi murung, dan tidak mampu memulai percakapan.
Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Mandi, keramas, dan gosok gigi secara mandiri.
B. Bercakap-cakap dengan pasien lain.
C. Melakukan kemampuan positif.
D. Halusinasi terkontrol.
E. Marah Terkontrol.

Pembahasan :
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif
mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan
debgan perasaaan tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta
tidak berarti. Tanda dan gejala harga diri rendah adalah menilai diri negatf (misal;
mengungkapkan tidak berguna, tidak tertolong), merasa malu/bersalah, merasa tidak
mampu melakukan apapun, meremehkan kemampuan mengatasi sulit, merasa tidak
memiliki kelebihan, berjalan menunduk, kontak mata kurang, lesu, tidak bergairah,
berbicara pelan, lirih dan pasif.
Tindakan keperawatan difokuskan pada peningkatan harga diri pasien.

Strategi :
Berdasarkan kasus diatas, pilihan a,b,d dan e tidak termasuk dalam tindakan keperawatan
harga diri rendah. Pasien mengungkapkan pandangan negatif pada tubuhnya dan ada
perubahan perilaku terlihat murung dan sedih, pasien juga mengatakan malu. Tindakan
yang sudah dilakukan adalah menyebutkan aspek positif yang dimilikinya, tindakan
berikutnya adalah melatih kemampuan positif yang dimiliki.

Jawaban : C

3. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di RSJ karena marah-marah, bicara sendiri,
menolak mandi. Hasil pengkajian: kontak mata tidak ada, menyendiri dan menolak
interaksi. Pasien sudah diajarkan cara mengontrol marah, mengontrol halusinasi, cara
berkenalan dan cara merawat diri.
Apakah kemampuan yang harus ditunjukan pasien pada kasus tersebut?
A. Baju bersih dan rapi.
B. Tanda-tanda marah berkurang.
C. Mempunyai teman, kontak mata (+).
D. Berorientasi pada realita.
E. Harga diri meningkat.

Pembahasan :
Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan
interpersonal yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan
atau hubungan (sosialisasi) dengan orang lain. Tanda dan gejala menolak interaksi dengan
orang lain, merasa sendirian, merasa tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang
tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, dan tidak mampu
memenuhi harapan orang lain. Evaluasi kemampuan pada pasien isolasi sosial meliputi
kemampuan pasien berinteraksi dengan orang lain ditandai dengan ada kontak mata saat
bicara,menatap lawan bicara, memulai pembicaraan, mengikuti kegiatan kelompok.

Strategi :
Pada kasus diatas tentukan dulu masalah keperawatan utama, masalah utamanya adalah
isolasi sosial karena data yang dominan: kontak mata tidak ada, hanya mengangguk dan
menggelengkan kepala saat ditanya. Untuk evaluasi adanya perubahan /berkurang dari
tanda dan gejala pasien tersebut. Pilihan a,b,d dan e tidak menunjukkan sebagai
kemampuan akhir untuk masalah keperawatn isolasi sosial.

Jawaban: C

4. Seorang perempuan berusia 40 tahun dikunjungi oleh perawat puskesmas karena tidak
kontrol ulang selam 1 bulan. Hasil pengkajian: rambut kotor, acak-acakan, gigi kotor, kulit
berdaki, dan bau, kuku hitam, panjang dan kotor. Perawat menjelaskan tentang pentingnya
kebersihan diri.
Apakah kemampuan yang ditunjukkan pasien pada situasi tersebut?
A. Pasien dapat menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan.
B. Pasien mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dengan benar.
C. Pasien mengenal masalah defisit perawatan diri.
D. Pasien mengenal tanda kekambuhan dan rujukan.
E. Pasien kontrol teratur ke puskesmas.

Pembahasan :
Defisit perawatan diri terdiri dari mandi, berdandan/berhias, makan/minum, bab/bak.
Intervensi keperawatan meliputi menjelaskan pentingnya kebersihan diri (menjelaskan cara
menjaga kebersihan diri). Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri).
Menjelaskan cara makan yang baik dan membantu pasien mempraktekkan cara makan
yang baik. Menjelaskan cara eliminasi yang baik dan membantu pasien mempraktekkan
cara eliminasi yang baik. Menjelaskan cara berdandan dan membantu pasien
mempraktekkan cara berdandan.

Strategi :
Pada kasus diatas, perawat hanya menjelaskan tentang kebersihan diri. Hasil dari tindakan
perawat tersebut, pasien mampu memahami dan mengenal masalah defisit perawatan diri.
Option yang lain tercapai setelah pasien mengenal masalahnya.

Jawaban : C

5. Seorang perempuan berusia 35 tahun di rawat di RSJ dengan marah-marah. Hasil


pengkajian pasien mengatakan “Ibu saya mau meracuni saya karena dia tidak dengan
calon suami saya, pokoknya saya tidak mau makan makanan yang diberikan oleh ibu
saya”. Efek labil, mondar mandir dan gelisah.
Apakah Intervensi keperawatan pada pasien tersebut
A. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
B. Pasien dapat merawat diri secara mandiri.
C. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap.
D. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
E. Pasien dapat menyalurkan energi marahnya secara konstruktif.

Pembahasan :
Intervensi keperawatan pada pasien wahan antara lain membantu orientasi realita,
mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi, membantu memenuhi kebetuhannya,
mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki, dan melatih kemampuan yang dimiliki.

Strategi :
Pada kasus diatas pasien mengalami waham curiga, sehingga tujuan dan intervensi
dilakukan perawat adalah mengorientasikan pasien kepada realita secara bertahap. Untuk
pilihan a,b,d dan e tidak sesuai dengan masalah keperawatan wahan.

Jawaban : C

4.5 Materi, Pendekatan Proses Keperawatan Dan Soal Keperawatan Keluarga.


Asuhan keperawatan (askep) keluarga merupakan suatu proses pemberian pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan yang bersifat holistik dengan
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai focus pelayanan. Masalah kesehatan yang
sering timbul: sistem respirasi (TB Paru), system kardiovaskuler (hipertensi) dan system
pencernaan (diare).

4.5.1 Sistem Pernapasan (TB PARU)


4.5.1.1 Materi
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. TB paru ditularkan dari individu terinfeksi ke orang lain melalui transmisi udara
yaitu lepasnya droplet saat penderita berbicara, batuk, dan bersin. Individu yang berisiko tinggi
untuk tertular TB paru antara lain kontak dengan seorang penderita TB paru aktif, imunosupresif,
individu yang tinggal di daerah perumahan kumuh (pemukiman padat), lingkungan rumah yang
memiliki ventilasi udara yang buruk, kebiasaan gaya hidup seperti merokok, Stres, kurang
olahraga, dan kebersihan diri yang buruk.

Asas Etik Dalam Keperawatan Keluarga :


a. Menghormati klien dan keluarga : Autonomy
Klien atau keluarga memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam pengambilan tindakan
untuk mengatasi penyakit TB paru. Seorang perawat tidak boleh memaksakan suatu tindakan
pengobatan kepada klien.
b. Manfaat : Beneficence.
Semua tindakan dan pengobatan TB paru harus bermanfaat bagi klien dan keluarga. Perawat
harus mempunyai kesadaran dalam bertindak agar tindakannya dalam mengatasi masalah
hipertensi dapat bermanfaat dalam menolong klien.
c. Tidak merugikan : Non-maleficence
Setiap tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan TB paru harus
berpedoman pada prinsip primun no nocere (yang paling utama jangan merugikan). Resiko
fisik, dan sosial hendaknya diminimalisir semaksimal mungkin.
d. Kejujuran : Veracity
Perawat hendaknya mengatakan sejujur-jujurnya tentang apa yang dialami klien atau
keluarga serta akibat yang akan dirasakan oleh klien atau keluarga terkait masalah TB paru.
Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan klien dan keluarga
agar klien mudah memahaminya.
e. Kerahasiaan : Confidentiality
Perawat harus mampu menjaga privasi klien dan keluarga meskipun klien telah meninggal
dunia.
f. Keadilan : Justice
Perawat profesional harus mampu berlaku adil terhadap klien dan keluarga meskipun dari
segi status social, fisik, budaya, dan lain sebagainya.

4.5.1.2 Proses keperawatan


A. Pengkajian.
Gejala TB paru: keletihan, anoreksia, pucat, anemia,penurunan berat badan, demam
persisten, berkeringat malam hari, nyeri dada, dan batuk menetap, bunyi nafas hilang dan
ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi. Batuk pada awalnya batuk non-produktif, berkembang
menjadi mukopurulen dengan hemoptisis.
Pemeriksaan dahak: sewaktu pagi. TB paru BTA (+) adalah: sekurang-kurangnya 2 dari 3
spesimen dahak menunjukan hasil BTA positif.

B. Diagnosis Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tanda dan gejala: batuk tidak efektif ; tidak mampu batuk; sputum berlebih; wheezing
dan/atau ronkhi.
b. Pola nafas ttidak efektif
Tanda dan gejala: dispnea; penggunaan otot bantu pernapasan; fase ekspirasi memanjang;
pola nafas abnormal (takipnea, bradipnea, hiperventilasi).
c. Defisit nutrisi
Tandan dan gejala: berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal.
d. Ketidakmampuan koping keluarga
Tanda dan gejala: merasa diabaikan; tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga; tidak
toleran; mengabaikan anggota keluarga.
e. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Tanda dan gejala: kurang menunjukan perilaku adaptif terhadap lingkungan; kurang
menunjukan pemahaman tentang perilaku sehat; tidak mampu menjalankan perilaku
sehat.
f. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita;
mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan; gejala penyakit TB
semakin memberat; aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah tidak tepat.
g. Manajemen kesehatan tidak efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program
perawatan/pengobatan TB paru gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor
risiko; gagal menerapkan program perawatan/pengobatan TB paru dalam kehidupan
sehari-hari; aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.

C. Intervensi/Implementasi
1) Fisioterapi dada
a. Batuk efektif
b. Terapi relaksasi napas dalam
2) Manajemen nutrisi
3) Manajemen stress
4) Manajemen pengobatan
Pengobatan TB paru terbagi atas 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4
atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan adalah paduan obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama (Lini I) adalah INH, rifamfisin, pirazinamid, streptomisisin,
etambutol, sedangkan obat tambahan lainnya adalah: kanamisin, amikasin,kuinolon.
5) Latihan dan terapi fisik
6) Pendidikan kesehatan

D. Evaluasi
Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi formatif
dan evaluasi berdasarkan hasil akhir berdasarkan ketercapaian tujuan atau disebut sebagai
evaluasi sumatif.
Evaluasi terhadap masalah keperawatan yang muncul pada masalah kesehatan TB paru
diantaranya adalah:
1. Status kepatenan jalan nafas
2. Pengetahuan : manajemen penyakit kronis
3. Kepatuhan minum obat
4. Evaluasi status nutrisi : Intake
5. Perilaku kapatuhan : Anjuran diet
6. Pelaksanaan 5 fungsi keluarga
7. Peningkatan koping keluarga

4.5.2. Sistem Kardiovaskuler (Hipertensi)


4.5.2.1 Materi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih. (Hearrison 1997). Tanda dan gejala:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan (jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa
berat tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang. Komplikasi hipertensi: gangguan
penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak).

4.5.2.2 Proses Keperawatan


A. Pengakajian
Gejala yang sering muncul: sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, kesadaran
menurun, gelisah muntah, kelemahan otot, dan nyeri dada/angina, nyeri tengkuk, sulit tidur.
Pemeriksaan fisik, pada bunyi jantung: terdengar S2 pada dasar, S3 (CHFdini), S4
(pengerasan ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri), terdapat murstenosis valular. Tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg.

B. Diagnosis
a. Nyeri Akut
Tanda dan gejala: mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi
nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg.
b. Penurunan Curah Jatung
Tanda dan gejala: perubahan irama jantung (palpasi); objektif: bradikardia/takikardia,
gambaran EKG aritmia, perubahan preload (lelah); objektif: edema, distensi vena
juguralis, CVP meningkat/menurun. Perubahan afterload (dyspnea); onjektif: tekanan
darah meningkat/menurun, nadi perifer teraba lemah, capillary refill time >3 detik.
Perubahan kontraktilitas (ortopne, batuk); objektif: terdengar suara jantung S3 dan/atau
S4.
c. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
Tanda dan gejala: menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan; gagal
melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan; menunjukkan upaya peningkatan
status kesehatan yang minimal.
d. Ketidak Mampuan Koping Keluarga
Tanda dan gejala: merasa diabaikan, tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga, tidak
toleran, mengabaikan anggota keluarga.
e. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
Tanda dan gejala: kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap lingkungan; kurang
menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat; tidak mampu menjalankan perilaku
sehat.
f. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita;
mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan; gejala penyakit TB
semakin memberat; aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah tidak tepat.
g. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program
perawatan/pengobatan TB; gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko,
gagal menerapkan program perawatan/pengobatan TB dalam kehidupan sehari-hari;
aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.
C. Intervensi/Implementasi
1) Manajemen nutrisi : diet rendah garam
2) Manajemen nyeri
3) Pendidikan kesehatan:
 Aktivitas fisik/olah raga rutin minimal 30 menit setiap hari, minimal 5x seminggu
 Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach To Stop Hypertension) yang kaya
akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium.
 Hindari stress. Sempatkan waktu untuk istirahat atau berlibur sejenak
 Stop merokok
 Mengurangi berat badan (obesitas)
 Cek tekanan darah secara berkala, minimal 1 bulan sekali
 Konsumsi obat penurunan tekanan darah tinggi secara taratur
4) Manajemen Stress

D. Evaluasi
Mengkaji kemajuan status kesehatan individu dalam konteks keluarga, membandingkan
respon individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan.
Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi formatif
dan evaluasi berdasarkan hasil akhir berdasarkan ketercapaian tujuan atau disebut sebagai
evaluasi sumatif .

4.5.3 Sistem Pencernaan (Diare)


4.5.3.1 Materi
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari
biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.

4.5.3.2 Proses Keperawatan


A. Pengkajian
Tanda dan Gejala
a. Diare karena penyakit usus halus: diare dalam jumlah banyak, cair, dan sering terjadi
melabsorpsi dan dehidrasi.
b. Diare kerena kelainan kolon: tinja berjumlah kecil tetapi sering, bercampur darah dan ada
sensasi ingin BAB terus.
c. Diare akut karena infeksi: mual, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering,
melabsorptif, serta berdarah tergantung bakteri pathogen yang spesifik.
Pemeriksaan Fisik
a. Pada pemeriksaan fisik: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta tekanan darah.
b. Tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen, penurunan berat
badan.
c. Tanda tambahan: ubun-ubun besar cekung, mata cekung, tidak adanya air mata, bibir,
mukosa mulut dan lidah kering.
d. Pernapasan cepat dan dalam: asidosis metabolik.
e. Bising usus yang lemah atau tidak ada: hipokalemia.
f. Pemeriksaan ekstermitas: perfusi dan capillary refill.

B. Diagnosis
a. Diare
Tanda dan gejala: nyeri/kram abdomen; defekasi lebih dari 3x/24 jam; feses lembek/cair;
frekuensi peristaltik meningkat; bising usus hiperaktif.

b. Hipovolemik
Tanda dan gejala: Frekuensi nadi meningkat; nadi diraba lemah; tekanan darah menurun;
tekanan nadi menyempit; turgor kulit menurun; membrane mukosa kering; volume urin
menurun; hematocrit meningkat; pengisian vena menurun; suhu tubuh meningkat; berat
badan menurun tiba-tiba; merasa lemas; megeluh haus.

c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko


Tanda dan gejala: menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan; gagal
melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan; menunjukkan upaya peningkatan
status kesehatan yang minimal.
d. Ketidakmampuan koping keluarga
Tanda dan gejala: merasa diabaikan, tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga, tidak
toleran, mengabaikan anggota keluarga.
 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
Tanda dan gejala: kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap lingkungan; kurang
menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat; tidak mampu menjalankan perilaku
sehat.
 Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita;
mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan; gejala penyakit
diare semakin memberat; aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah tidak tepat.
 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program
perawatan/pengobatan diare; gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor
risiko, gagal menerapkan program perawatan/pengobatan diare dalam kehidupan
sehari-hari; aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan.

C. Intervensi/Implementasi
1. Rehidrasi
2. Pemberian ASI dan makanan
3. Kolaboratif (pemberian Zinc)
4. Pendidikan kesehatan

D. Evaluasi
Mengkaji kemajuan status kesehatan individu dalam konteks keluarga, membandingkan
respon individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan.
Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi formatif
dan evaluasi berdasarkan hasil akhir berdasarkan ketercapaian tujuan atau disebut sebagai
evaluasi sumatif .

4.5.4 Soal,Pembahasan dan strategi


4.5.4.1 Contoh soal pengkajian dan pembahasan

1. Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan anakanya sering
batuk semenjak pindah kerumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan
anaknya sudah dibawa ke puskesmas dan mendapat obat namun batuknya berulang
kembali setalah obat habis.
Apakah komponen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. Fungsi keluarga
B. Sistem respirasi anak
C. Pola komunikasi keluarga
D. Karakteristik tetangga
E. Lingkungan rumah

Pembahasan :
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari system
pernafasan. Pada kasus, frekuensi batuk meningkat setelah pindah lingkungan yang baru.
Hal ini merupakan petunjuk untuk melakukan pengkajian lebih mendalam pada
lingkungan sekitar anak (rumah baru) yang dapat memicu terjadinya batuk.
sehingga jawaban yang paling tepat adalah E. Jawaban yang lain tidak tepat.

Strategi :
Data batuk semenjak pindah kerumah baru merupakan data yang perlu diperhatikan.
Batuk merupakan reaksi tubuh jika ada allergen terhadap system pernapasan dan
lingkungan baru dapat menjadi pencetus baik secara fisik maupun psikologis. Oleh
karena itu pada kasus, pengkajian terhadap lingkungan rumah merupakan opsi pilihan
yang paling tepat.

Jawaban : E

2. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan berusia 39 tahun mengeluh akhir-
akhir ini merasa makin lemah, kadang sulit tidur, berat badan turun, dan demam. Suami
klien meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Hasil
observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada
diruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit, frekuensi napas 30x/menit.
Apakah pengkajian yang tepat dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Pengkajian pola nutris klien
B. Pengakjian pola tidur klien
C. Perikasaan sputum
D. Pengkajian lingkungan rumah
E. Pemeriksaan laboratorium dasar

Pembahasan :
Data kasus yang perlu diperhatikan adalah suami klien yang meninggal 3 bulan yang lalu
karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Perawat perlu mencurigai terjadinya
tuberculosis (TBC) pada suami klien. Lingkungan rumah juga mendukung terjadinya
penyakit TBC. Oleh karena itu perawat perlu melakukan pemeriksaan sputum karena
klien menunjukan gejala terjadinya TBC.
Jawaban yang paling tepat adalah C.

Strategi :
Penularan TBC dapat terjadi melalui udara. Gejala TBC meliputi batuk lebih dari 3
minggu, penurunan berat badan, demam, dan berkeringat dimalam hari walaupun tidak
beraktivits. Namun gejala tersebut tidak khas pada setiap penderita. Pada kasus klien
menunjukan beberapa gejala TBC disamping suami klien meninggal karena kondisi yang
diduga adalah TBC. Lingkungan tempat tinggal klien juga mendukung terjadinya
penularan TBC serumah.

Jawaban : C

3. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga dengan suami
yang sedang menajalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan yang lalu. Ibu
mengatakan, “Saya mulai khawatir memikirkan masa depan keluarga sebab kalau kondisi
suami saya seperti ini terus pasti akan diberhentikan dari pekerjaaannya.” Hasil
pemeriksaan fisik klien: hemiplegia ekstermitas kanan, afasia, TD 140/90 mmHg.
Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Struktur peran keluarga
B. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
C. Stress-adaptasi dan koping keluarga
D. Ketersediaan terapi alternative dan komplementer
E. Hubungan dan interkasi keluarga dengan komunitas.

Pembahasan :
Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekhawatiran klien terhadap kehidupan
keluarga akibat penurunan kondisi kesehatan klien. Tekanan darah klien termasuk stabil.
Klien merupakan tukang punggung keluarga. Pengkajian yang mendalam untuk menggali
tingkat stress serta kemapuan keluarga beradapatasi dan menerapkan koping perlu
dilakukan.
jawaban yang palin tepat adalah C

Strategi :
Paska stroke merupakan suatu kondisi yang umumnya menjadi sumber stress keluarga.
Penyebab stroke yang utama adalah hipertensi, jika terdapat anggota keluarga yang
mengalami stroke maka keluarga diharapkan memiliki kemampuan untuk memberikan
perawatan dirumah. Namun, jika tingkat stress keluarga tinggi maka perawatan yang
diberikan menjadi tidak efekti. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mengkaji
tingkat stress keluarga dan kemampuan keluarga mengelola stress yang terjadi.

Jawaban : C

4. Padan kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 43 tahun, mengatakan pundaknya


tersa berat dan dirasakan sejak klien banyak bekerja menggunakan computer, klien
mengurangi keluhan dengan minum obat penghilang nyeri yang dijual bebas. Hasil
pemeriksaan: TD 160/100 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit.
Apakah pengkajian yang harus diperdalam pada kasus tersebut?
A. Kebiasaan bekerja di depan computer
B. Upaya klien mengatasi penyakitnya
C. Kebiasaan olah raga klien
D. Kebiasaan berobat klien
E. Kebiasaan makan klien

Pembahasan :
Data pada kasus menunjukkan TD klien yang meningkat. Klien merasakan gejala
hipertensi berupa rasa berat di pundak dan kebiasaan minum obat yang tidak adekuat.
Perawat perlu mengkaji banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi.
Pada kasus yang paling relevan untuk dikaji adalah kebiasaan berobat.
Jawaban yang paling tepat adalah D

Strategi :
Hipertensi dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Umumnya kebiasaan
makan, kebiasaan melakukan olah raga dan pemenuhan kebutuhan tidur menjadi pemicu
terjadinya hipertensi. Selain itu, masyarakat awam yang tidak melakukan pemerikasaan
tekanan darah secara teratur cenderung menganggap gejala hipertensi sebagai kondisi
yang dapat diatasi dengan obat nyeri yang dijual bebas. Akibatnya hipertensi tidak
teratasi dengan baik.

Jawaban : D

5. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 1 tahun mengalami diare
dan tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning kehijauan, bercampur
lendir, encer, frekuensi lebih dari 5x/hari, selama 2 hari. Keluarga mengatakan anak tidak
nafsu makan dan anak pernah muntah saat diberi minum. Hasil pengkajian: Berat badan
6,5 kg, turgor kulit kembali lambat, suhu 37.8 C, frekuensi nadi 100x/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Banyak cairan yang dikeluarkan setiap buang air besar
B. Obat yang sudah diberikan untuk mengatasi diare
C. Jumlah makan yang dikonsumsi anak
D. Banyaknya cairan saat muntah
E. Akses layanan kesehatan

Pembahasan :
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan dikeluarga pada anak
antara lain: frekuensi,lama diare, dan kondisi klinis, perawat perlu menindaklanjuti
pengkajian factor penyebab dari kejadian diare dan hal yang memperberat status
kesehatan anak.

Strategi :
Diare merupakan kondisi kesehatan yang sering terjadi pada usia perkembangan balita
yang dapat disebabkan oleh berbagai factor dan mengakibatkan berbagai masalah
kesehatan seperti dehidrasi yang dapat lebih berat apabila tidak ditangani.

Jawaban : A
1. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 2.5 tahun dan terlihat rewel. Keluarga
mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, kalau
diberi makan atau minum dimuntahkan. Hasil pemeriksaan fisik: BB 8,5, turgor kulit kembali
lambat, suhu 37,5ºc, Frekuensi Nadi 112X/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Makan dan minum yang di berikan sebelum diare
B. Anggota keluarga yang mengalami diare
C. Apakah sudah dibawa ke pelayanan kesehatan
D. Pemberian obat-obatan waktu yang lama
E. Cara membersihkan kalau anak diare

2. Saat kunjungan rumah didapatkan klien anak laki-laki berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien
mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, perut dirasakan melilit dan nyeri, BAB lebih dari 5
kali sehari, cair dan ada darah. Hasil pengkajian: TD 110/90 mmHg, Suhu: 37,8ºC, Nadi:
100X/menit
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. Kebersihan dan penyajian makanan yang dikonsumsi
B. Kebersihan dan pembangan limbah keluarga
C. Keluarga yang mengalami gejala yang sama
D. Kebiasaan cuci tangan
E. Kebiasaan jajan

3. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 12 tahun mengalami diare sudah 2
hari dan tampak lemas, keluarga mengatakan BAB warna kuning, BAB cair , frekuensi lebih dari 5
kali. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan kalau minum sering dimuntahkan, Hasil
pengkajian: Turgor kulit kembali sangat lambat, Suhu 38ºC. Frekuensi Nadi 88X/menit. Klien belum
dibawa pelayanan kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. Risiko difisit nurisi
B. Defisiensi kesehatan keluarga
C. Risiko ketidak seimbangan cairan
D. Risiko ketidak seimbangan elektrolit
E. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

4. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien
mengatakan diare setelah jajan dikantin sekolah, BAB lebih dari 5 kali sehari. Hasil pengkajian: TD
110/90 mmHg, Suhu: 37,8ºC, Nadi: 100X/menit. Keluarga mengatakan anaknya banyak jajan dan
jarang makan dirumah dan anggota keluarga lain juga sering diare. Klien belum dibawa kepelayanan
kesehatan dan belum pernah mendapatkan informasi kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
B. Risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. Risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. Manejemen kesehatan tidak efektif
E. Risiko ketidak seimbangan cairan

5. Pada kujungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai pengobatan TBC Paru
sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: Klien tidak minum obat sejak 4 hari lalu karena merasa
sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat keluarga untuk tetap minum obat diabaikan.
Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. Manejemen kesehatan tidak efektif
D. Bersihan jalan nafas tidak efektif
E. Ketidak patuhan

6. Saat kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 36 tahun. Hasil anamnesis: Salah satu
anggota keluarga menderita batuk lebih dari 3 kali minggu, batuk berdahak dan mengeluarkan darah,
berat badan terus menurun dan keluar keringat dingin pada malam hari. Keluarga beranggapan
penyakit yang dialami adalah batuk biasa sehingga membeli obat bebas.
Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Manajamen kesehatan keluarga tidak efektif
B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. Perilaku cenderung beresiko
D. Bersihan jalan nafas tidak efektif
E. Defisit pengetahuna tentang proses penyakit

7. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Hasil pengkajian klien
mengatakan sudah 2 bulan minum OAT, sesak mulai berkurang, sering lupa minum obat dan tidak
nyaman jika memakai masker. Klien tinggal bersama istri dan 2 anak dengan usia 3 tahun dan 5
tahun. Rumah terlihat lembab, jendela diruang tamu tidak dapat dibuka, kamar tidur tidak berjendela.
Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
B. Koping keluarga tidak efektif
C. Koping individu tidak efektif
D. Pola nafas tidak efektif
E. Ketidak patuhan

8. Hasil kunjungan rumah didapatkan data seorang perempuan berusia 35 tahun, mengatakan sudah 6
hari diare, BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, mengeluh mual dan muntah saat
makan atau minum, kaki terasa kram dan merasa sakit. Hasil pengkajian: Berat badan 45 Kg, turgor
kulit kembali lambat, suhu 37.5ºC. Frekuensi Nadi 86 x/menit, RR: 18 x/menit
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
B. Risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. Risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. Risiko ketidak seimbangan cairan
E. Defisiensi kesehatan keluarga

9. Pada kunjungan rumah, seorang perempuan 50 tahun mengalami kesulitan berjalan, mengeluh kaki
terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila digerakkan dengan skala nyeri 7 dan rentang 10. Klien
menggunakan tongkat sebagai alat bantu jalan. Nilai hasil pengkajian Barhtel indeks 80
( ketergantungan sebagian). Klien mempunyai riwayat post stroke 2 kali, Hasil pemeriksaan fisik:
TD 150/100 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu normal, RR 30 x/menit.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. Gangguan interaksi
B. Gangguan immobilisasi
C. Risiko jatuh tinggi/injuri
D. Kerusakan mobilitas fisik
E. Gangguan rasa nyaman nyeri

10. Saat kunjungan rumah ditemui pria berusia 25 tahun. Hasil anamnesis: Klien mengtakan mendapat
Obat Anti Tuberculosis (OAT) tapi mual kalau diminum. Keluarga mengatakan tidak tau apa yang
harus dilakukan agar klien mau minum OAT.
Apakah tujuan keperawatan keluaraga yang harus dilakukan?
A. Meningkatan pengetahuan keluarga tentang OAT
B. Meningkatan kemampuan keluarga dalam memotivasi klien
C. Meningkatan kemampuan keluarga merawat klien dengan OAT
D. Meningkatan kesadaran keluarga akan bahaya penyakit TBC paru
E. Meningkatan pemanfaatan fasyankes dalam mengatasi efek samping OAT

11. Dalam kunjungan rumah ditemui seorang pria berusia 35 tahun, mengeluh batuk dalam sebulan
terakhir, nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 Kg dalam 1 bulan dan merasa demam. Hasil
observasi didapatkan data: Klien membuang ludah sembarangan, tidak ada jendela dikamar tidur,
pertukaran udara hanya dari sumber pintu masuk. Keluarga mengatakan klien batuk darah sudah 3
kali seminggu ini dan tidak tahu harus melakukan apa.
Apakah intervensi yang perlu segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan membuat jendela dikamar
B. Melakukan pemeriksaan fisik
C. Mengajarkan batuk efektif
D. Menganjurkan memeriksa dahak BTA
E. Mengajarkan cara membuang ludah yang benar

12. Saat kunjungan rumah ditemui laki-laki berusia 38 tahun. Hasil anamnesis: Klien didiangnosis TBC
paru. Hasil observasi: Klien tampak lemah sehingga tidak mampu bekerja. Istrinya mengatakan malu
dengan tetangga karena suaminya sakit-sakitan dan tidak mau berhubungan seksual karena takut
ketularan.
Apakah intervensi utama yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. Ajaran batuk efektif
B. Anjurkan diet gizi seimbang
C. Berikan informasi tentang cara penularan TBC
D. Sediakan wadah tertutup untuk menampung ludah
E. Anjurkan istri tidak perlu malu dengan penyakit suami

13. Pada kunjungan rumah ditemui seorang laki-laki berusia 56 tahun telah didiagnosa TBC Paru 4 bulan
yang lalu. Klien mengatakan kalau berjalan atau melakukan aktivitas sesaknya bertambah. Klien
tersebut merasa sangat terganggu dengan keluhannya itu.
Apakah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan?
A. Melatih batuk efektif
B. Menyarankan memakai alat bantu jalan
C. Membantu memenuhi kebetuhan dasar klien
D. Mengajarkan cara berjalan yang aman
E. Melatih relaksasi nafas dalam

14. Seorang perawat menggunakan media slide dalam pembrian dalam pemberian pendidikan kesehatan
tentang risiko penularan TBC Praru pada sebuah kelurga. Pada slide tampak ilustrasi foto anak yang
mengalami penularan TBC Paru. Wajah anak tersebut terlihat jelas tanpa disamarkan atau ditutupi
Prinsip etik manakah yang dilanggar oleh perawat dalam kasus?
A. Nonmalefincence
B. Confidentiality
C. Beneficence
D. Anonymity
E. Fidelity

15. Pada kunjungan rumah didapatkan perempuan berusia 56 tahun. Hasil pengkajian didapatkan data
klien mengatakan pundaknya terasa berat, TD 160/100 mmHg, frekuensi nadi 127 x/menit. Klien
sudah melakukan pengobatan alternatife selama 5 tahun sejak dinyatakan menderita hipertensi. Klien
meminum air yang sudah dibacakan doa.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menjelaskan bahwa pengobatan yang dilakukan salah
B. Menyesalkan keluaraga yang lebih memprcayai pengobatan alternatif
C. Mendiskusikan dengan klien dan keluarga bahwa air yang diminum tercemar
D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang diperlukan klien
E. Mendiskusikan kemungkinan pertentangan pengobatan alternatif dengan hipertensi

16. Pada kunjungan rumah perawat mendapatkan bahwa keluarga telah menyiapakan pengobatan non
farmokologi untuk klien. Keluarga klien menjelaskan bahwa mereka ingin mengonsumsi herbal
untuk membantu menurunkan tekanan darah klien.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat?
A. Ajarkan keluarga cara mengukur tekanan darah
B. Beritahu keluarga efek pengobatan hipertensi dengan herbal
C. Izinkan keluarga menggunakan herbal apapun sesuai keyakinan
D. Anjurkan keluarga untuk mendiskusikan penggunaan herbal dengan dokter
E. Beritahu keluarga bahwa herbal tidak aman dan seharusnya tidak digunakan sama sekali

17. Pada kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 59 tahun mengeluh pusing. Klien menderita
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini tinggal bersama cucunya yang berusia 18 tahun,
karena kedua orang tuanya meninggal. Klien masih sering kesawah, jarang memeriksakan diri
kepuskemas karena keterbatasan biaya. Hasil pemeriksaan fisik: TD: 150/80 mmHg, Nadi: 75
x/menit.
Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Anjurkan Klien untuk banyak istirahat
B. Anjurkan cucu klien untuk menjaga klien
C. Anjurkan klien untuk makan-makanan yang sehat
D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah
E. Minta staf desa untuk lebih memperhatiakan klien yang tinggal hanya dengan cucunya.

18. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 10 tahun klien mengatakan sudah 2 hari
diare, BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali/hari mengeluh mual dan muntah saat makan atau minum.
Hasil pemeriksaan fisik: turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5ºC, nadi 100 x/menit, RR: 18x/menit.
Klien belum dibawa kepelayanan kesehatan. Keluarga mengatakan cukup diberi minuman herbal.
Perawat memberi penyuluhan dampak diare pada kesehatan.
Apakah evaluasi pada tindakan perawat tersebut?
A. Keluarga dapat menyebutkan makanan yang sehat bagi pertumbuhan
B. Keluarga membawa klien kepelayanan kesehatan
C. Keluarga dapat menyediakan makanan yang sehat
D. Anggota keluarga pertumbuhan baik
E. Anggota keluarga tidak jajan diluar

19. Saat kunjungan didapatkan data: Perempuan berusia 1 tahun, anus dan daerah sekitarnya lecet, anak
terlihat cengeng. Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi
lebih dari 3 kali, tiap BAB anak dibersihkan menggunakan tissu, anak mau makan dan minum, sudah
dibawa kepelayanan kesehatan. Hasil pengkajian: Turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5, frekuensi
nadi 112x/menit. Perawat melatih keluarga cara membersihkan apabila BAB.
Apakah evaluasi pada tindakan keperawatan tersebut?
A. Keluarga dapat menyebutkan langkah-langkah perawatan luka lecet
B. Keluarga dapat membersihkan anak saat BAB dengan benar
C. Keluarga menyebutkan cara membersihkan anak saat BAB
D. Keluarga membawa anak kepelayanan kesehatan
E. Keluarga mengatasi luka lecet anak sembuh.

1. Seorang laki-laki berusia 62 tahun tinggal bersama keluarga dirumahnya, mengeluh pusing,
telinga berdengung, penglihatan kabur dan rasa berat di tengkuk pada perawat yang
berkunjung. Hasil pengkajian genogram, didapatkan data orangtua klien meninggal karena
serangan stroke.
Apakah pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengukur JVP
B. Menginspeksi area dada
C. Mengukur tekanan darah
D. Megnhitung frekuensi napas
E. Melakukan ters rinne dan swabach
2. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di panti wreda. Sejak 4 hari yang lalu mengeluh mual
dan muntah, porsi makan hanya dihabiskan ¼ porsi saja. Klien terbaring lemah di tempat tidur.
Aktivitas dan rutinitas lainnya tidak bisa dilakukan oleh klien. Apakah data yang harus dikaji
lebih lanjut pada kasus?
A. Koping individu
B. Kemampuan mobilisasi
C. Aktivitas kegiatan ssehari-hari
D. Jenis dan pola makan
E. Pola istirahat
3. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 75 tahun tinggal bersama
keluarga. Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam di kamar, cenderung marah
dan tidak ingin keluar kamar semenjak suaminya meninggal dunia, keluarga sudah membantu
membersihkan kamar dan tempat tidur klien agar tidak berbau. Apakah pengkajian yang tepat
pada kasus di atas?
A. Tanda-tanda vital
B. Skala aktivitas sehari-hari
C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin
D. Tingkat depresi dengan Geriatric depression scale
E. Status kognitif dengan Mini Mental state Examination
4. Seorang perempuan berusia 70 tahun tinggal di panti wreda ssejak satu tahun yang lalu. Klien
mengeluh badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sering ngompol di
tempat duduk ataupun tempat tidur. Tercium bau pessing dari pakaian dan kamar klien. Hasil
pengkajian fungsional berdasarkan Indeks KATZ, klien termasuh dalam kategori D.
Apa masalah keperawatan pada kasus di atas ?
A. Risiko intoleransi aktivitas
B. Gangguan mobilitas fisik
C. Deficit perawatan diri
D. Inkontinensia urin
E. keletihan
5. Seorang laki-laki berusia 72 tahun tinggal di panti wreda sejak satu minggu yang lalu. Klien
mengeluh sering terbangun malam hari dengan penyebab yang tidak jelas dan sulit untuk tidur
kembali. Klien juga mengeluh lemah dan tidak bisa berkonsentrasi. Klien tampak kusut,
konjuctiva terlihat pucat. Apa masalah keperawatan pada kasus di atas?
A. Keletihan
B. Risiko cidera
C. Intoleransi aktifitas
D. Gangguan pola tidur
E. Deficit perawatan diri
6. Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun yang lalu. Klien
menyatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar panti
yang berundak dan lantai licin.
A. Nyeri
B. Risiko jatuh
C. Risiko cedera
D. Gangguan mobilitas fisik
E. Koping individu tidak efektif
7. Seorang perempaun berusia 69 tahun sudah 10 hari di rawat di bangsal geriatric dengan
diagnosis medis CHF dan DM. hasil wawancara, klien megnatakan bahwa semakin hari keluhan
berkurang , tetapi klien masih merasa lemah. Klien mengatakan, “ saya masih merasa sesak jika
harus berjalan ke kamar mandi“ . Hasil pemeriksaan barthel indeks nilai : 8, morse scale : 9. TD :
160/100 mmHG, frekuensi napas : 26x/mnt, frekuensi nadi : 88x/mnt.
Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas ?
A. Keletihan
B. Risiko jatuh
C. Intoleransi aktivitas
D. Deficit perawatan diri
E. Ketidakefektifan pola napas
8. Seorang laki laki berusia 72 tahun, tinggal bersama anak dan cucunya. Saat berkunjung ke
rumah, klien tampak terbaring di kasur tanpa laken, tercium bau pesing,dan terdapat sisa
makanan di sela gigi dan sekitar mulut. Klien mengatakan jarang mandi karena tidak mau
merepotkan manantunya untuk memandikan. Klien bersyukur dengan kondisi saat ini dan
menerima apa adanya. Apakah diagnosis keperawatan sesuai untuk klien ?
A. Kesepian
B. Inkontinensia
C. Pengabaian diri
D. Sindrom lansia lemah
E. Deficit perawat diri : mandi
9. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengeluh sering ngompol di celana
terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan yang lalu. Klien terbiasa minum kopi sejak 30
tahun lalu. Tercium bau pesing dari pakaian klien, fungsi kognitif utuh. Apakah tindakan yang
paling tepat untuk kasus tersebut?
Apakah tindakan yang paling tepat untukkasus tersebut?
A. Memasang diapers
B. Mengurangi asupan cairan
C. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul
D. Mengajak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali
E. Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi
10. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti wreda semenjak suaminya meninggal
ssebulan yang lalu. Klien terlihat kurus dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm. Klien mengatakan
sama sekali tidak nafsu makan, kerena biasanya ada sumainya yang selalu makan bersamanya.
Klien juga mengatakan jarang minum, dalam sehari ia hanya menghabiskan ± 500 cc air.
Apakah tindakan yang tepat untuk kasus di atas ?
A. Oral hygiene
B. Terapi nutrisi
C. Bantuan makan
D. Manajemen nutrisi
E. Monitoring nutrisi
11. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang di klinik panti wreda dengan keluahan diare sejak satu
hari yang lalu. Hasil pengkajian diperoleh data : BAB cair 4 kali /hari, kulit dan membrane
mukosa kering, TD: 110/70 mmHg, dan suhu 36,2.
Apakah intervensi keperawatan kasus tersebut ?
A. Anjurkan menghindari penyebab diare
B. Rujuk ke fsilitas kesehatan terdekat
C. Monitor tanda-tanda vital
D. Kontrol risiko : hipertermia
E. Jaga keseimbangan cairan
12. Seorang perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah dengan kasus paska stroke sejak 6
bulan yang lalu. Klien hanya tinggal bersama suaminya. Pada saat dilakukan pengkajian
didapatkan data bahwa kekuatan otot bagian tubuh sebelah kanan 3 dan sebelah kiri 5. Klien
mengatakan bahwa ia masih bisa berjalan perlahan dengan menggunakan tongkat.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Melatih penggunaan alat bantu jalan
B. Melatih gerarkan tubuh aktif dan pasif
C. Memberi najuran tentang bantuan aktivitas fisik
D. Memodifikasi lingkungan untuk memperluas pergerakan klien
E. Megantur jadwal aktivitas klien sesuai dengan kemampuan fisik
13. Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat di klinik geriatric dengan keluhan rasa panas pada
daerah bokong dan punggung. Klien lebih banyak berbaring di tempat tidur ssejak 2 minggu
yang lalu, setelah kaki dan tangan sebelah kiri tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaan kulit di
sekitas area coccyeus dan scapula tampak kemerahan, klien tampak lemas, TD 160/100 mmHg,
frekuensi nadi 88x /menit, fekusensi pernapasan 20x/menit, dan suhu 37,2 0 C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Melatih ROM
B. Melakukan massage
C. Mobilisasi tiap 2 jam
D. Memonitor kulit klien
E. Memberikan kompres air hangat
14. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat selama tiga minggu di bangsal geriatric dengan
kasus stroke . klien mengalami paralisis pada ekstremitas bawah dan atas sebelah kanan sserta
gangguan bicara. Klien dibantu makan minum. Klien akan kembali ke rumahnya besok sore.
Apakah topic discharge planning yang harus diberikan?
A. Peningaktan koping
B. Perencanaan nutrisi
C. Monitoring pengobatan
D. Peningkatan perilaku kesehatan
E. Kemandirian activity daily living

1. Saat kunjangan rumah perawat menemukaan perempuan berusia 68 tahun mengeluh tidak
bisa mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan rumah sebelumnya
perawatan memberikan penyeluhan dan latihan otot-otot punggul serta menganjurkan
menggunakan diapers.
Apakah indikator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut?
A. Ketersediaan toilet
B. Penurunan frekuensi pengompol
C. Kepatuhan menggunakan diapers
D. Kemampuan melakukan latihan atau otot-otot panggung
E. Pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggung
2. Hasil pengkajian dipanti wreda didapatkan data : terdapat pegangan besi di seluruh
tembok wisma, lantai keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai
dengan anti slip namun banyak terdapat lumut. Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian
jatuh pada lansia. Perawat memberikan penyuluhan pada lansia dan pengasuhan tentang
resiko jatuh.
Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek intervensi ersebut ?
A. Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan
B. Ada tidaknya peserta yang bertanya
C. Menurunnya angka kejadian jatuh
D. Peningkatan pemahaman lansia
E. Modivikasi lingkungan panti
3. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti wreda. Klien mengeluh nyeri
punggung sejak satu minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tidur. Skala nyeri 4 (0-10).
Perawatan sudah mengajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi keluhan.
Apakah kriteria keberhasilan tindakan mengurangi keluhan.
A. Klien mengikuti program latihan
B. Klien mengatakan nyerinya berkurang
C. Klien mengerti tentang proses penyakit
D. Klien mengkomsumsi obat penghilang nyeri
E. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri
4. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengalami stoke dan kumpulan
sejak 3 bulan lalu. Klien hanya berbaring dan duduk di kursi roda. Semua aktifitas dan
kebutuhan klien dibantu. Bokong terlihat kemerahan, kemudian perawatan melakukan
perubahan posisi setiap 2 jam sekali. TD 160/95 mmHg.
Apakah kriteria evalusi yang tepat untuk kasus di atas?
A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus
B. Semua kebutuhan dasar terpenuhi
C. Peningkatan personal hygiene
D. Peningkatan mobiltias fisik
E. TD dalam batas normal
5. Saat evaluasi program DOTS didapatkan data: cakupan pengobatan klien (100%),
kegagalan pengobatan (30%). Saat wawancara sebagian besar keluarga berkata,”kami
sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum.”
Apakah data yang harus dikaji lebih detail pada kasus?
A. lama minum obat
B. cakup pengobatan
C. penyebab kegagalan pengobatan
D. keyakinan klien terhadap pengobatan
E. penyebab tidak melanjutkan pengobatan
6. perawat melakukan pengkajian di suatu RW dengan membuat peta lingkungan dan
menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bermain
anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di
masyarakat.
Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
A. Kuesioner
B. Wawancara
C. Studi literatur
D. Wienshield survey
E. Focus group discussion
3. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan terbanyak nyeri perut kiri
atas. Kader mengatakan, “lansia mengangap hal tersebut adalah biasa dan memiliki
kebiasaan makan tidak teratur.”
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
a. Wawancara kader tentang kesehatan lansia
b. Data kunjungan lansia ke puskesmas
c. Windhield survey lingkungan desa
d. Kuesioner perilaku kesehatan
e. Pengkajian fisik lansia

4. Hasil pengkajian di suatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis
70% keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja
sebagai buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan.

Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?


a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
c. Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan
d. Ketidakefektifan managemen kesehatan
e. Defisiensi kesehatan komunitas

5. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan hanya 5% anak memiliki kebiasaan


mencuci tangan sebelum makan, hasil observasi ditemuka anak-anak memiliki perilaku
jajan sembarangan di pinggir jalan. Di Sekolah sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak
lebih suka jajan diluar.

Apakah diagnosis keperawatan kasus tersebut?


a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
c. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
e. Defisiensi kesehatan komunitas

6. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data 15% klien
menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak
nyaman dengan efek samping obat da 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan
minum obat.

Apakah diagnosis keperawata pada kasus tersebut?


a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
c. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
e. Defisiensi kesehatan komunitas

7. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukkan sebanyak 90% lansia memiliki tekanan
darah normal. Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukkan bahwa
makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan
80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
c. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
e. Defisiensi kesehatan komunitas

8. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil didapatkan data 65% penduduk
membuang sampah rumah tanggadi sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampaj
yang tepat adalah dengan dibakar. Data Puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk
pilek setiap bulan.

Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?


a. Pemberdayaan masyarakat
b. Pendidikan kesehatan
c. Intervensi profesional
d. Proses kelompok
e. Kemitraan

9. Perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi


masalah tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui
permasalahan tersebut dipicu oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan
masyarakat.

Apakah intervensi pada kasus tersebut?


a. Pemberdayaan masyarakat
b. Intervensi profesional
c. Pendidikan kesehatan
d. Proses kelompok
e. Kemitraan

10. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna didapatkan data 80% remaja
menyatakan pernah menonton film porno, 5% remaja menganggap seks bebas adalah hal
yang wajar dilakukan, 80% remaja belum pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan
90% merasa malu meminta pendidikan seksual dari orang tuanya.

Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?


a. Berkolaborasi dengan BKKBN
b. Pendidikan kelompok sebaya
c. Pendidikan perilaku seksual
d. Pemberdayaan keluarga
e. Manajemen stres

11. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis diapatkan data 70% lansia
menghentikan terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat kemudian
memberikan pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis, manfaat dari pengobatan anti
diabetes. Klien menyatakan merasa lebih nyaman menggunakan terapi alternatif untuk
penyakit yang dideritanya, karena relatif harganya bisa dijangkau.

Apakah respons perawat pada kasus tersebut?


a. Menjelaskan kembali efek samping obat anti diabetes
b. Menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif
c. Menjelaskan tentang resiko terapi alternatif
d. Menduung pemanfaatan terapi alternatif
e. Merujuk penderita ke puskesmas

12. Seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat
diskusi dengan tim, ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas
wajahnya. Kemudian salah satu anggota tim mengusulkan agar foto tersebut disamarkan.

Apakah prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut?


a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Confidentiality
e. Nonmaleficience

13. Hasil pengkajian disuatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang
dalam sebulan terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan mengurus bak mandi setelah
terlihat kotor, menggantung baju di belakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar
lingkungan rumah yang terisi air. Selama ini masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk
mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?


a. Pengobatan pada masyarakat yang terkena chikungunya di puskesmas
b. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan chikungunya.
c. Melakukan pendataan pada keluarga yag terkena chikungunya.
d. Membentuk tim jumantik yang terdiri dari kader semua RT
e. Melakukan screening pada masyarakat yang beresiko

14. Di satu desa terjadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatka: 38% keluarga tidak memiliki
jamban, 20% buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai.
Masyarakat menganggap kebiasaan tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun
temurun. Perawat melakukan pndidikan kesehatan tentang pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat.

Apakah indikator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?


a. Angka kejadian diare menurun
b. Masyarakat bisa hidup lebih sehat
c. Adanya WC umum tiap RT
d. Masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban
e. Kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan
15. Di satu desa terdapat 21 penderita TB paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk
mencegah penularan. Perawat mengundang seluruh pasien TB paru dan keluargnya.

Apakah indikator evaluasi sumatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?


a. Klien dan keluarga memahami tentang penulara TB paru
b. Keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal
c. Keluarga menyediakan tempat membuang dahak
d. Klien menggunakan masker setiap hari
e. Angka kesembuhan TB meningkat

1. Perawat mendapatkan gambaran kondisi pasien yang menjadi kelolaannya dari ketua tim
saat pre konferensi. Salah satu pasien dalam kondisi kebersihan diri dibantu, makan dan
minum dibantu, ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali, pemasukan dan
pengeluaran intake output cairan diminta untuk dicatat. Perawat diminta untuk segera
memberikan asuhan perawatan pada pasien setelah konferensi selesai.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada masalah tersebut?
A. Melanjutkan pengkajian pada pasien
B. Membaca prosedur perawatan pasien
C. Menentukan tingkat ketergantungan pasien
D. Membuat rencana asuhan keperawatan pasien
E. Mendiskusikan kondisi pasien bersama dokter

2. Perawat baru yang ditempatkan di ruang rawat inap penyakit bedah ditegur oleh ketua
tim karena dianggap terlalu lama dalalm menyiapkan peralatan tindakan untuk tindakan
perawatan luka. Perawat tersebut menjelaskan bahwa ada peralatan yang perlu diperiksa
ketersediaannya terlebih dahulu.
Apakah tindakan selanjutnya dari ketua tim?
A. Melakukan pendampingan
B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru
C. Memberikan orientasi ulang persiapan tindakan
D. Menunjuk perawat senior memberikan bimbingan
E. Menyusun program mentoring untuk perawat baru

3. Hasil survey tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan data 3 pasien
dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien dirawat selama 4 hari; 5
pasien dirawat selama 5 hari.
Berapakah nilai ALOS pada hasil survey?
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8

4. Perawat dinas siang meminta izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang karena
keperluan keluarga, yaitu mengikuti undangan pengarahan minat bakat anak di sekolah
anaknya. Kepala ruang menjelaskan pada perawat tersebut bahwa BOR ruang rawat
mencapai 90% dan mayoritas pasien berada pada tingkat ketergantungan partial. Kepala
ruang meminta perawat tersebut tetap datang sesuai jadwal dinasnya.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Menginformasikan pada kepala ruang akan mengganti dinas di hari lain
B. Meminta kepala ruang tetap memberikan ijin tidak masuk kerja
C. Menyampaikan kepada ketua tim akan datang terlambat
D. Menghubungi perawat lain untuk menggantikannya
E. Tetap bertugas sesuai jadwal dinas

5. Perawat meminta kepada kepala ruang untuk dijadwalkan kerja pada shift malam dan
melanjutkan ke shift pagi malam dan melanjutkan ke shift pagi dengan alasan jarak
rumah jauh dari RS. Kepala ruang menolak permintaan tersebut dengan
mempertimbangkan beban kerja dan patient safety. Kepala ruang meminta kepada
perawat agar berdinas sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang tersebut?
A. Autokratik
B. Demokratik
C. Laissez-faire
D. Transaksional
E. Transformasional

6. Ruang rawat ICU dengan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat perawat
berpendidikan Ners sebanyak 15 orang dan memiliki sertifikat pelatihan perawatan
pasien kritis. Kepala ruang mengalokasikan 1-4 pasien untuk setiap perawat. Perawat
bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan sejak pasien masuk sampai
pulang.
Apakah metode asuhan yang diterapkan?
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Modular
E. Fungsional

7. Ruang perawatan anak memiliki perawat sebanyak 20 orang dengan kapasitas tempat
tidur 30 unit. Kepala ruang berencana meningkatkan asuhan keperawatan sesuai standar
yang ditetapkan rumah sakit dan telah diterapkan oleh ruang rawat lainnya. Kepala ruang
mengidentifikasi kebutuhan perawat vokasional dan professional.
Berapakah kebutuhan tenaga perawat professional di ruang tersebut?
A. 5
B. 8
C. 11
D. 16
E. 20
8. Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggungjawab pasien terjadinya
kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat. Hal tersebut disebabkan terjadi
disaster pasien karena kecelakaan lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakat untuk
melaporkan kejadian dan penanganannya kepada kepala ruan saat timbang terima pasien
dan akan mengusulkan dilakukan pembahasan bersama perawat lain.
Apakah jenis kegiatan yang tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut?
A. Conference
B. Laporan pagi
C. Ronde Keperawatan
D. Komunikasi S-BAR
E. Diskusi Refleksi Kasus

9. Perawat primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima laporan di ners station
dari perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan setelah laporan selesai,
berkeliling ke ruang rawat untuk memastikan kondisi pasien. Perawat primer melakukan
identifikasi permasalahan pada pasien untuk memastikan arahan asuhan perawatan yang
akan diberikan pada perawat asosiate.
Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat primer tersebut:
A. Timbang Terima
B. Diskusi Refleksi Kasus
C. Ronde Keperawatan
D. Audit Keperawatan
E. Kredensialing
1. Perawat melakukan komunikasi lewat telpon dengan dokter penanggung jawab pasien
terkait kondisi yang tiba-tiba demam. Dokter memberikan rekomendasi pemberian obat
antipiretik dan observasi setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat
dan membacakan ulang kepada dokter atas rekomendasi yang telah diberkan. Setelah
dilakukan perivikasi melalui telpon, perawat memberikan obat yang direkomendasikan
tersebut.
Apakah tindakan selanjutnya yang diberi perawat tersebut?

a. Membuat kronologi kejadian


b. Melaporkan kepada kepala ruangan
c. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter
d. Meminta dokter memberikan tanda tangan didokumen pasien
e. Mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi pasien

Jawaban : D

2. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian didapatkan kondisi kesadaran dilirium, pasien gelisah, aktivitas sehari-hari
dibantu, terdapat luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil labor
menunjukkan gula darah 400 mg/dl. Perawat menentukan kondisi pasien untuk perawatan
selanjutnya.
Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebu?

a. Intermediate
b. Intensive
c. Minimal
d. Partial
e. Total

Jawaban : E

3. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien terjatuh dikamar
mandi. Perawat segera datang ke tempat kejadian.
Apa tindakan perawat selanjutnya?

a. Melakukan pengkajian pasien


b. Membuat catatatn insiden pasien jatuh
c. Melaporkan kepada kepala ruangan tentang insiden tersebut
d. Meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasien jatuh

Jawaban : A
4. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus pariwisata. Seteah
pasien dilakukan tindakan dan kondisi stabil, beberapa pasien perlu rawat inap. Perwat
mengantar pasien tersebut keruang rawat inap dengan metode penugasan modular dan
dilakuakan timbang terima dengan perawat diruang rawat inap. Perawat diruang rawat
inap melakukan pengkajian kondisi pasien.

Apakah tindakan selanjutnya dari perawat diruang rawat inap?

a. Menghubungi perawat primer


b. Mengkaji ulang pasien
c. Melaporkan kepada kepala ruangan
d. Memasang gelang identitas pada pasien
e. Menandatangani surat pengatar pasien dari UGD

Jawaban :A

5. Perawat aka memberikan antobiotik kepada pasien saat obat akan diberikan, pasien
dalam kondisi tidur. Keluarga menjelaskan pasien baru saja tidur.
Apakah tindakan perawat selanjutnya?

a. Membangunkan pasien
b. Menunda pemberian obat
c. Mengkoordinasikan kepada kepala ruangan
d. Meminta keluarga membangunkan pasien
e. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien

Jawaban :A

6. Kepala ruangan mendapatkan pelaporan dari perawat senior bahwa perawat junior kurang
inisiatip dalam bekerja dan menunggu instruksi perawat senior. Kepala ruangan juga
mendapatkan laporan dari perawat junior bahwa sikap perawat senior cenderung
menunjukkan gaya seorang atasan dan lebih sering memeberikan instruksi.

Apakah tindakan kepala ruangan?

a. Meminta perawat junior mengalah


b. Menginstruksikan perawat senior asertif
c. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan
d. Membahas bersama hal tersebut diruang kepala ruangan
e. Mengharapkan perawat memahami peran masing-masing

Jawaban :D
7. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang rencana
pembedahan. Keluarga meminta penjelasan lanjut tentanhg proses pembedahan dan
kondisi pasien pasca pembedahan.

Bagaimana tindakan selanjutnya dari perawat primer tersebut?

a. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut


b. Perawat memastikan kondisi pasien setelah oprasi
c. Menginstruksikan keluarga menandatangani informent consent
d. Mendiskusikan harapan keluarga kepada kepala ruangan
e. Meinta keluarga mendoakan kelancaran oprasi
Jawaban : A

8. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya sanitasi ruang rawat. Pasien hampir
terpeleset saat hendak BAK. Perawat telah mencatat keluahan tewrsebut dan akan
memanggil petugas kebersihan. Penjelasan tersebut tidak cukup buat keluarga pasien
tersebut dan langsung meminta bertemu kepala ruangan. Saat tersebut, kepala ruangan
sedang mengikuti pengarahan kepala bidang keperawatan.

Bagaimanakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?

a. Keluarga meinta untuk bersabar


b. segera menghubungi kepala ruangan
c. meinta keluarga memasukkan keluhan dikotak
d. menjelaskan ulang situasi dengan jelas kepada keluarga
e. mengajak keluarga menemui kepala ruangan diruang rapat

Jawaban :D
9. ketua tim memanggil anggota tim nya terkait keluahan keluarga pasien yang merasa
kurang diperhatikan ketika meinta pperawat untuk membantu menyediakan air hangat
bagi pasien. Perawat menjelaskan kepada ketua tim bahwa air tersebut telah disediakan,
hanya kebetulan sedang membantu peratan pasien lai n yang secara prioritas perlu
penanganan segera

bagaimanakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?

a. Melakukan repleksi diri sementara diruang istirahat


b. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien
c. Menjelaskan situasi perawatan pasien kepada keluarga
d. Meinta maaf kepada kepala ruanagan atas kejadian tersebut
e. Berkeberatan bila dianggap kurang memperjatikan pasien

Jawaban :B
10. Seoarang laki-laki berusia 60 tahundirawat dengan kondisi anemia. Hasil pemeriksaan
kadar Hb didapatkan 6,7 gr/% dan terindikasi membutuhkan transfusi darah. Perawat
meminta keluarga ke PMI untuk mendapatkan darah yang dibutuhkan naumn keluarga
menolak dengan alasan darah dari PMI tidak jelas asal usulnya. Setelah keluarga
mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung jawab pasien, keluarga tatap
berkeberatan dan menolak
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?

a. Melaporkan kepada ketua tim


b. Memotivasi lanjut keluarga pasien
c. Tetap memberikan transfusi darah
d. Menghormati keputusan pasien
e. Mendokumentasiak penolakan tindakan

Jawaban : E
1. Seorang laki-laki berusia 45 tahun di rawat di ruang ICU dengan diagnosis STEMI. Hasil
pengkajian: nyeri dada kiri yang menjalar ke punggung dan tangan kiri, tiba-tiba EKG
monitor menunjukkan di bawah ini:
GAMBAR

Apakah interpretasi dari gambaran EKG pada pasien tersebut?


a. Sinus aritmia
b. Sinus takikardi
c. Sinus bradikardi
d. Sinus fibrilasi
e. Ventrikel takikardi
2. Seorang laki-laki berusia 38 tahun mengalami kecelakaan. Hasil pengkajian: membuka
mata ketika diberikan rangsang suara yang keras, melakukan gerakan menarik dari
sumber rangsang nyeri dan mengucapkan suara yang tidak jelas dan tanpa mengandung
arti.
Berapakah nilai pemeriksaan GCS yang tepat pada kasus tersebut?
a. E2, V2, M2
b. E2, V2, M2
c. E3, V3, M3
d. E3, V3, M3
e. E3, V3, M2
3. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD karena mengalami luka bakar
akibat tersiram air panas. Hasil pengkajian: pasien mengeluh nyeri, skala nyeri 8, histeria,
area luka bakar diseluruh kepala dan dada. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 110x/i dan
frekuensi napas 26 x/i.
Berapakah persen luas luka bakar pada pasien tersebut?
a. 18%
b. 27%
c. 36%
d. 45%
e. 54%
4. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di antar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
didapatkan jejas di antara dada dan abdomen di ICS 4-5, pasien meringis kesakitan,
defans muskular (+), CRT 4 detik, pucat, akral dingin, TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi
125 x/i, frekuensi napas 24 x/i dan suhu 37⁰C.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Nyeri akut
b. Resiko infeksi
c. Gangguan perfusi
d. Defisit volume cairan
e. Perubahan pola napas

1. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi:


Pasien A: seorang laki-laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini
mengeluh nyeri dada,
Pasien B: seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma,
Pasien C: laki-laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon trhadap nyeri,
Pasien D: seorang laki-laki 32 tahun mengalami fraktur tertutup di daerah tibia fibula,
Pasien E: seorang perempuan 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya.
Manakah pasien yang harus mendapatka prioritas penanganan segera?
A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E
2. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
tampak jejas pada area dada, bunyi jantung menjauh dan JVP meningkat. TD 85/50
mmHg, frekuensi nadi 116 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit.
Apakah lebel warna triage pada kasus tersebut?
A. Merah
B. Kuning
C. Hijau
D. Biru
E. Hitam

3. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal nafas. Hasil
pengkajian: kesadaran compos mentis, terpasang ventilator mood CPAP, terdengar bunyi
gurgling dan pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction).
Apakah tindakan pertama yang harus segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang cateter suction
B. Tingkatkan fraksi O2 100%
C. Penghisapan lendir dilakukan dengan cara berputar
D. Masukkan cateter suction dengan posisi canula dibuka
E. Lakukan penghisapan lendir dengan posisi canula ditutup

4. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
terdapat luka tusuk diparu kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat,
trakhea bergeser ke sebelah kanan. TD: 80/50 mmHg, frkuensi nadi 116 x/menit,
frekuensi napas 35 x/menit. Pasien terpasang oksigen NRM 10 l/menit. Pasien telah
terpasang needle thorakosintesis.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Posiskan semi fowler
B. Pasang balut tekan
C. Pasang kassa 3 sisi
D. Perikardiosintesis
E. Pasang CTT
5. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD nyeri dada. Hasil pengkajian: nyeri di
dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8 oC.
Gambaran EKG ada infark miokard luas dan pasien sudah diberikan NGT 10 mg
sublingual.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin)
B. Kolaborasi pemberian anti pletelet
C. Kolaborasi pemberian oksigen
D. Kolaborasi obat digitalis
E. Kolaborasi nitrogliserin

6. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke UGD karena muntah darah. Hasil
pengkajian: compos mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala nyeri 7, hepar
teraba 3 cm, spider nevi +, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 94 x/menit, frekuensi napas
22 x/menit.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang NGT
B. Puasakan pasien
C. Berikan vitamin K
D. Berikan cairan koloid
E. Berikan cairan kristaloid

7. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dianta ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil
pengkajian: riwayat jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area frontal,
lemah dan terdengar bunyi napas gurgling, TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 61
x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, dan akral teraba dingin. Hasil CT Scan: stroke infark
hemisfer sinistra.
Apakan tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melakukan penghisapan lendir
B. Mengatur posis fowler
C. Memasang oksigen
D. Memasang ETT
E. Memasang OPA

8. Seorang perempuan berusia 55 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian: riwayat menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, pusing, tampak pucat,
berkeringat dingin, dan akral teraba dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit,
frekuensi napas 24 x/menit. Pemeriksaan GDS 48 mg/dl.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memberikan infus D 5%
B. Memberikan glukagon 1 mg iv
C. Memberikan glokosa 40% 1 flakon
D. Memberikan glokosa 40% 2 flakon
E. Memberikan glokosa 40% 3 flakon

9. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat fraktur terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, TD 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan O2
B. Balut tekan
C. Pasang bidai
D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan

10. Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
kesadaran compos mentis, terlihat lemah dan jejas diarea antebrachii dextra. TD 110/80
mmHg, frekuensi nadi C100 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis
fraktur tertutup radius ulna 1/3 distal dextra. Telah dilakukan pemasangan bidai.
Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengevaluasi warna kulit
B. Mengevaluasi posisi bidai
C. Mengevaluasi tingkat nyeri
D. Mengevaluasi pulsasi distal
E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan

11. Seorang laki-laki berusia 34 tahun diantar ke UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian:
luas luka bakar 36 %, derajat II, dengan BB pasien 50 kg.
Berapa kebutuhan cairan 8 jam pertama pada kasus tersebut?
A. 3600
B. 5800
C. 6200
D. 7200
E. 8100

12. Seorang laki-laki 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil pengkajian:
suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2, ascites +. TD
110/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit. Hasil laboratorium
fungsi faal ginjal: ureum 178, kreatinin 4,6. Pasien mendapat therapy diuretik furosemid
3x3 ampul.
Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan kolaboratif tersebut?
A. Urine output
B. Tekanan darah
C. Frekuensi napas
D. Kadar kalium darah
E. Kadar natrium darah

Anda mungkin juga menyukai