Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN

1. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena


PPO K. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas
28x/ menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak refraksi dada, dan tampak
penggunaan otot-otot pemapasan. Hasil pemeriksaan AGD didapatkan nilai pH
7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2 85 mmHg, HcO3 22 mEq/L, saturasi oksigen 97%.
Apakah interpretasi hasil AGD pada pasien?
A. Asidosis Metabolik terkompensasi
B. Alkalosis Respiratorik
C. Asidosis Respiratorik
D. Alkalosis Metabolik
E. Asidosis Metabolik

Pembahasan:
Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langkah yang harus
diingat yaitu: Langkah 1 Klasifikasi pH, nilai normal pH: 7,35-7,45, dalam soal Nilai
pH 7,30 (menurun) menandakan Asidemia. Langkah 2 Nilai PaCO2 dengan nilai
nonnal: 35-45 mmHg, dalam soal nilai PaC02 49 mmHg (meningkat) menandakan
adanya asidosis respiratorik. Langkah 3 Nilai HCO3 dengan nilai normal: 22-26
mEg/dL, dalam soal di atas nilai-nya normal, apabila menurun menandakan
adanya asidosis metabolik, dan apabila meningkat menandakan adanya alkalosis
metabolik. Langkah 4 Tentukan adanya kompensasi dengan melihat dua
komponen yaitu PaCOz dan HCO2, apabila keduanya abnormal (atau hampir
abnormal) Dada arah yang berlawanan maka terdapat kompensasi. Apabila nilai
salah satu Komponen abnormal, dan komponen lainnya normal maka tidak
terdapat kompensasi.
Jawaban : C
2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas. Hasil pengkajian : TD 130/80mmHg, frekuensi nadi
88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, x-ray toraks menunjukan adanya pleuritis
dextra. Saat ini perawat sedang melakukan pemeriksaan flsik paru pada. tahapan,
auskultasi
Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. ronchi
B. vesikuler
C. wheezing
D. bronchial
E. Friction rub

Pembahasan:
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya
gesekan antar lapisan pluera bagian dalam dan luar yang meradang. Friction Rub
akan terdengar saat proses respirasi dan tidak terdengar saat tidak ada respirasi
Jawaban : E

3. Seorang laki-laki berusia 64 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan


nyeri dada sejak 2 jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan
dadanya terasa panas, skala nyeri 7, akral dingin, lemah, dan cemas. TD 140/80
mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, dan frekuensi napas 20 x/menit. Hasil EKG
menunjukan ST elevasi pada lead V3 dan V4.
Di manakah lokasi infark yang dialami pasien tersebut?
A. posterior jantung
B. inferior jantung
C. anterior jantung
D. lateral jantung
E. septal jantung

Pembahasan:
Sandapan menunjukan arah vektor dari gelombang yang muncul, Lead V3 dan V4
menunjukan adanya gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior
jantung, Lead V1 dan
V2 pada area septum, Lead I, aVL, V5 dan v6 pafla area lateral, Lead II, III, dan aVF
area interior dan Lead Resiprokal, VI-V3 area posterior.
Jawaban : C

4. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan


diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6,
tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit,
frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°C.
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. mual
B. muntah
C. bising usus
D. distensi perut
E. intake dan output cairan

Pembahasan:
Peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, perubahan sirkulasi,
perpindahan cairan dan masalah pernapasan serta ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit. Respon inflamasi mengalihkan aliran darah ekstra ke bagian usus yang
mengalami inflamasi untuk melawan infeksi. cairan dan udara. udara tertahan
dalam lumen, tekanan dan sekresi cairan dalam usus meningkat. Sehingga
aktifltasusus mengalami penurunan dan cenderung berhenti. Proses inflamasi
sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru berespon
dengan meningkatkan pemanasan.
Jawaban : C

5. Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke Puskesmas dengan keluhan mencret
5x sehari dan anak tampak lemas, Hasil pengkajian: rewel, mata cekung dan
mukosa bibir kering. perawat akan menentukan derajat dehidrasi dengan
pendekatan MTBS. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus
tersebut?
A. Capillary Refill Time
B. Cubitan kulit perut
C. Konsistensi feses
D. Berat badan
E. Suhu

Pembahasan:
Berdasarkan pendekatan MTBS, data penting yang perlu dikaji untuk menentukan
deraj at dehidrasi adalah cubitan kulit pemt kembali lambat atau sangat lambat,
malas minum atau minum dengan lahap, mata cekung, dan gelisah atau rewel.
Jawaban : B

6. Anak perempuan dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang untuk


pemeriksaan. Hasil pengkajian: tanggal lahir 24 November 2015, BB 10 kg, TB 80
cm. Perawat akan melakukan skrining perkembangan pada hari ini tanggal 04
Oktober 2017.  Berapakah usia anak pada kasus tersebut?
A. 1 tahun 9 bulan 9 hari
B. 2 tahun 1 bulan 20 hari
C. 1 tahun 9 bulan 10 hari
D. 2 tahun 9 bulan 10 hari
E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

Pembahasan:
Cara penghitungan usia anak adalah dengan mengurangi tanggal pemeriksaan
dengan tanggal lahir anak. Urutan cara mengurangi dimulai dari hari (tanggal),
bulan, tahun. Prinsip penghitungan apabila hari (tanggal) tidak bisa dikurangi
karena lebih kecil maka meminjam pada bulan (dengan menambah 30), apabila
bulan tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka mengambil di tahun
(menambah 12). Pada kasus diatas cara penghitungannya adalah Tanggal
pemeriksaan 04 Oktober 2017 dikurangi tanggal lahir 25 November 2015 maka,
usia anak.
Jawaban : E

7. Anak laki-laki usia 7 tahun sudah 3 hari dirawat di ruang perawatan anak. Hasil
pengkajian: anak tampak murung, tidak mau makan, menolak berbicara dan
menolak ketika akan dilakukan tindakan oleh perawat. Ibu mengatakan anak ingin
segera sembuh dan kembali ke sekolah.
Apakah penyebab utama respon anak pada kasus tersebut?
A. Perpisahan dengan teman sebaya
B. Adanya lingkungan yang asing
C. Cemas terhadap orang asing
D. Takut akan cedera tubuh
E. Hilang kontrol

Pembahasan:
Sumber stressor akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah adalah Berpisah
dengan kelompok sosialnya (teman sebaya), karena dia biasa melakukan kegiatan
bermain atau pergaulan sosial (peer group).
Jawaban : A

8. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk disertai
demam. Hasil pengkajian: tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari,
Sputum kental, terdengar ronchi di kedua lapang paru, frekuensi napas
30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,9°C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Gangguan pertukaran gas
C. Risiko defisit nutrisi
D. Gangguan pola tidur
E. Hipertermia

Pembahasan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi jalan nafas yang tidak normal
akibat adanya penumpukan sputum yang kental atau berlebihan yang sulit untuk
dikeluarkan. Bersihan jalan nafas efektif ditandai dengan tidak ada batuk, tidak
ada sputum dan bunvi nafas vesikuler.
Jawaban : A

9. Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA


untuk memeriksakan kehamilan. Hasil pengkajian: riwayat persalinan tahun 2000
melahirkan bayi laki-laki usia kehamilan 38 minggu. Pada tahun 2005 melahirkan
bayi perempuan usia kehamilan 37 minggu dan pada tahun 2010 mengalami
keguguran saat usia kehamilan 12 minggu.
Bagaimanakah penulisan status obstetrik pada kasus tersebut?
A. G3P1A2
B. G3P2Al
C. G4P2Al
D. G4P3A0
E. G4P1A2

Pembahasan:
Status obstetrik meliputi:
' Gravida (G): adalah jumlah kehamilan, tanpa melihat lamanya termasuk
kehamilan saat ini.
' Para/Persalinan/Partus (P): adalah kelahiran setelah gestasi 20 mg, tanpa
melihat kondisi bayi hidup / mati
' Abortus (A): adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan dengan batasan gestasi kurang dari 20 minggu.
Contoh pencatatan kehamilan: GI PO AO : Gravida 1, para 0, abortus 0 yang
artinya pasien hamil anak pertama belum pernah melahirkan ataupun abortus.
Jadi pada kasus diatas menunj ukkan kasus obstetri Gravida 4 (saat ini hamil 20
minggu, persalinan tahun 2000 dan 2005, riwayat Keguguran tahun 2010)
Partus 2 (persalinan tahun 2000 dan 2005)
Abortus l (keguguran tahun 2010)
Jawaban : C

10. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1 P0 A0 datang ke poliklinik KIA untuk


memeriksakan kehamilannya. Hasil pengkajian HPHT 20 April 2018, siklus 28 hari,
TD 120/70 mmHg, dan frekuensi nadi 80x/menit.
Kapan taksiran persalinan pada pasien tersebut?
A. 20 Januari 2019
B. 27 Januari 2019
C. 30 Januari 2019
D. 20 Februari 2019
E. 27 Februari 2019

Pembahasan:
Menentukan taksiran persalinan berdasarkan rumus Neagle :
Patokan: HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Rumus (+7-3 +1) untuk HPHT bulan
April Desember (hari ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun ditambah 1) (+7 +9 +0)
untuk HPHT bulan J anuari Maret (hari ditambah 7, bulan ditambah 9, tahun
ditambah 0) Berdasarkan kasus di atas taksiran persalinan pasien adalah:
SNeagle:
HPHT :20 4 2018
+7 -3 +1 Taksiran Partus: 27 l 2019 Strategi:
fokus dalam menghitung taksiran
Dari kasus yang menj adi i tambah 9!
partus adalah bulan saat HPHT apakah bulan d bulan dikurangi 3 dan tahun
ditambah 1
Jawaban : B

11. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1 P0 A0 hamil 39 minggu dirawat di


ruang bersalin pada pukul 16.00 WIB dengan inpartu. Hasil pengkajian pukul
17.00 WIB pasien tampak gelisah, kontraksi uterus 3 kali dalam 10 menit dengan
durasi 40 detik, DJJ 150x/menit, pembukaan serviks 5 cm dan ketuban utuh.
Kapankah perawat dapat melakukan pemeriksaan dalam selanjutnya?
A. 18.00 WIB
B. 19.00WIB
C. 20.00 WIB
D. 21.00 WIB
E. 22.00 WIB

Pembahasan:
Metode pemantauan persalinan setelah memasuki kaki fase aktif (dimulai dari
pembukaan 4 cm) adalah dengan menggunakan partograf. Hal yang dipantau
dalam partograf setiap 30 menit sekali adalah denyut jantung janin, kontraksi
uterus dan frekuensi nadi. Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan 4 jam sekati
untuk mengetahui pembukaan serviks, penurunan kepala, ketuban dan
penyusupan/molase kepala Disamping itu, pemeriksaan dalam yang tidak terlalu
sering bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu dan Jamn.
Jawaban : D

12. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1 A0 postpartum hari ke7 datang ke


poliklinik KIA untuk kontrol paska persalinan. Hasil pengkajian pasien mengeluh
nyeri dan keluar cairan kuning dari daerah jahitan episiotomi. Observasi tanda-
tanda mmHg vital: TD mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas
20x/menit, suhu 38.5C serta nyeri daerah perineum skala 5.
Apakah pengkajian selanjutnya yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A Pemeriksaan lochea
B. Pemeriksaan involusi uteri
C. Pemeriksaan tanda Homan
D. Pemeriksaan tanda REEDA
E. Pemeriksaan diastasis rektus abdominis

Pembahasan:
Sebaiknya dalam melakukan pengkajian pada pasien postpartum kita melakukan
pemeriksaan head to toe, sehingga perawat  dapat mengetahui perubahan
normal atau mengidentifikasi perubahan tidak normal yang teljadi pada masa
postpartum. Khusus pada pasien ini mengalami keluhan nyeri pada daerah
perineum (yang terdapat jahitan paska persalinan). Karena rasa nyeri erat
kaitannya dengan masalah infeksi maka pengkajian selanjutnya yang perlu kita
lakukan untuk menemukan masalahnya adalah dengan mengobservasi daerah
perineum dengan indikator REEDA. REEDA merupakan indikator yang
menunjukan adanya infeksi pada area perineum yang terdapat jahitannya.
Jabatan dari REEDA adalah R=Redness (kemerahan), E=Edema(bengkak),
E=Echimosis(bercak2 merah/purpura), D=Discharge (cairan yang keluar dari luka),
A=Approximate (penutupan kembali jaringan luka). REEDA sebaiknya selalu
diidentifikasi pada pasien postpartum dengan luka jahitan perineum.
Jawaban : D

13. Seorang perempuan usia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar. Ketika
perawat akan melakukan pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi
tangannya dengan jaket Hasil pengkajian: tangan sebelah kanan berwarna putih
bekas luka bakar, pasien banyak menunduk, dan mengatakan tangannya tidak
sepati orang lain.
Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus tersebut?
A. penampilan peran
B. citra tubuh
C. harga diri
D. ideal diri
E. identitas
Pembahasan:
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra,tubuh,ideal diri, harga diri,
penampilan peran, dan identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan
bawah sadar terhadap tubuh sendiri. Perasaan tidak puas seseorang terhadap
tubuhnya yang
diakibatkan oleh pembahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan.
Jawaban : B

14. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah
kaki akibat kecelakaan motor sehingga harus diamputasi. Hasil pengkajian: pasien
terlihat banyak diam, menolak dikunjungi, dan mengatakan "andai saja dirinya
lebih hati-hati, tentu saat ini ia niasih bisa bekerja seperti biasa". Apakah tahap
berduka yang dialami pada kasus tersebut?
A. denial
B. anger
C. depresi
D. bargaining
E. acceptance

Pembahasan:
Proses berduka menurut 'Tahapan Kubler Ross" meliputi: denial (menolak,
mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih, lesu, mual
gelisah, tidak tabu apa yang akan dilakukan), anger (melampiaskan kekesalan,
nada suara tinggi, berteriak, bicara kasar, menyalahkan orang lain, menolak
pengobatan, agresif, nadi cepat, gelisah, tangan mengepal, susah tidur),
bargaining (berusaha kembali ke masa lalu, sering mengatakan "andai saja),
depresi (menolak makan bicara, menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah
tidur, letih) dan Acceptance (menerima kenyataan kehilangan)
Jawaban : D

15. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan


berusia 16 tahun. Keluarga mengatakan klien tidak mau melakukan kegiatan
apapun. Hasil pengkajian: klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada
wajah, tampak sering menutupi wajah, tampak murung, dan banyak menunduk.
Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan oranglain

Pembahasan:
Pembahan pada citra tubuh dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah
situasional ditandai dengan data subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau
bersalah, melebih
lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif terhadap
diri, dan sulit" konsentrasi. Data objektif: bicara pelan dan lirih, menolak interaksi
dengan orang lain, jalan dengan menunduk, postur tubuh menunduk, kontak
mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan. »
Jawaban : D

16. Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan
anaknya sering batuk semenjak pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu.
Ibu klien mengatakan anaknya sudah dibawa ke puskesmas dan mendapat obat
namun batuknya berulang kembali setelah obat habis.
Apakah Komponen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. fungsi keluarga
B. sistem respirasi anak
C. pola komunikasi keluarga
D. karakteristik tetangga
E. lingkungan rumah

Pembahasan:
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
sistem pernafasan. Pada kasus, frekuensi batuk meningkat setelah pindah ke
lingkungan yang baru. Hal ini merupakan petunjuk untuk melakukan pengkajian
lebih mendalam pada lingkungan sekitar anak (rumah baru) yang dapat memicu
terj adinya batuk, sehingga jawaban yang paling tepat adalah E. J awaban yang
lain tidak tepat.
Jawaban : E

17. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan berusia  39 tahun


mengeluh akhir-akhir ini merasa makin lemah, kadang sulit tidur, berat badan
turun, dan demam Suami klien meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk yang
lama dan sulit disembuhkan. Hasil observasi didapatkan : rumah terasa lembab,
pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt.
Apakah pengkajian yang tepat dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. pengkajian pola nutrisi klien
B. pengkajian pola tidur klien
C. pemeriksaan sputum
D. pengkajian lingkungan rumah
E. pemeriksaan laboratorium dasar

Pembahasan:
Data pada kasus yang perlu diperhatikan adalah suami klien ,yang meninggal 3
bulan yang lalu karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Perawat perlu
mencurigai terjadinya tuberculosis (TBC) pada suami klien. Lingkungan rumah
juga mendukung terjadinya penyakit TBC . Oleh karena itu perawat perlu
melakukan pemeriksaan sputum karena klien memmjukkan gejala terjadinya TBC.
Jawaban yang paling tepat adalah C.
Jawaban : C

18. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga


dengan suami yang sedang menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke
2 bulan yang lalu, Ibu mengatakan, "Saya mulai khawatir memikirkan masa depan
keluarga sebab kalau kondisi suami saya seperti ini terus pasti akan diberhentikan
dari pekerjaannya. Hasil pemeriksaan fisik klien: hemiplegia ekstremitas kanan,
afasia, TD 140/90 mmHg.
Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Struktur peran keluarga
B. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
C. stress-adapatasi dan koping keluarga
D. ketersediaan terapi altemative dan komplementer
E. hubungan dan interaksi keluarga dengan komunitas

Pembahasan:
Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekhawatiran
istri klien terhadap kehidupan keluarga akibat penurunan kondisi kesehatan klien.
Tekanan darah klien termasuk stabil. Klien merupakan tulang punggung keluarga.
Pengkajian yang mendalam untuk menggali tingkat stress serta kemampuan
keluarga beradaptasi dan menerapkan koping perlu dilakukan. Oleh karena itu
jawaban yang paling tepat adalah  C.
Jawaban : C

19. Seorang laki-laki berusia 62 tahun tinggal bersama keluarga dirumahnya,


mengeluh pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur dan rasa berat di
tengkuk pada perawat yang berkunjung Hasil pengkajian genogram, didapatkan
data orang tua klien meninggal karena serangan stroke.
Apakah pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengukur JVP
B. Menginspeksi area dada
C. Mengukurtekanan darah
D. Menghitung frekuensi napas
E. Melakukan tes rinne dan swabach

Pembahasan:
Data berupa keluhan pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur, rasa berat di
tengkuk, dan riwayat penyakit keluarga mengindikasikan adanya gangguan sistem
kardiovaskular khususnya hipertensi. Pemeriksaan flsik yang tepat dilakukan oleh
perawat kepada klienadalah mengukur tekanan darah.
Jawaban : C

20. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Wreda. Sejak 4 hari yang lalu
mengeluh mual dan muntah, porsi makan hanya dihabiskan 1/4 porsi saja. Klien
terbaring lemah di tempat tidur. Aktivitas dan nrtinitas lainnya tidak bisa
dilakukan oleh klien.
Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus?
A. Kopling Individu
B. Kemampuan mobilisasi
C. Aktivitas kegiatan sehari-hari
D. Jenis dan pola makan
E. Pola istirahat

Pembahasan:
Masalah yang nampak dominan pada kasus di atas adalah terkait pencernaan dan
pemenuhan nutrisi. Hal ini nampak dari data: mual-muntah, porsi makan yang
dihabiskan V* porsi saja. Untuk bisa menentukan masalah keperawatan yang
tepat pada lansia tersebut dibutuhkan pengkajian  lebih lanjut tentang hal-hal
yang terkait pemenuhan nutrisi, sepertl apa Jems makanan yang dikonsumsi oleh
lansia, apakah ada kesulitan mengunyah atau menelan.
Jawaban : D

21. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 75 tahun


tinggal bersama keluarga. Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam
di kamar, cenderung marah dan tidak ingin keluar kamar semenjak suaminya
meninggal dunia. Keluarga sudah membantu membersihkan kamar dan tempat
tidur klien agar tidak berbau.
Apakah pengkajian yang tepat pada kasus di atas?
A. Tanda-tanda vital
B. Skala aktivitas sehari hari
C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin
D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale
E. Status kognitifdengan Mini Mental State Examination

Pembahasan:
Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia yang
perlu disiapkan, karena kondisi ini dapat menjadi pemicu teijadinya depresi pada
lansia. Tanda yang dapat ditemui, pada lansia dengan depresi adalah menarik diri
dari ltagkungan, emosi yang tidak stabil dan tidak tertarik melakukah aktivitas.
Adanya tanda gejala tersebut perlu di tindaklanjuti dengan melakukan pengkajian
depresi. Geriatric Depression Scale (GDS) adalah instrumen pengkajian yang
sudah sangat lazim digunakan di berbagai setting baik di rumah, rumah sakit
maupun panti untuk mendeteksi masalah depresi. Instrumen ini terdiri dari 30
pernyataan (long form) dan 15 (short form) pernyataan lansia mengenai
kondisinya belakangan ini. Jawaban lansia akari di jumlahkan dan di tentukan
tingkat depresi yang dialami dengan kategori skor lebih dari 5 dinyatakan sebagai
depresi.
Jawaban : D

22. Saat evaluasi program DOTS didapatkan data: cakupan pengobatan klien
(100%), kegagalan pengobatan (30%). Saat wawancara sebagian besar keluarga
berkata,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum."
Apakah data yang harus dikaji lebih detail pada kasus?
A. lama minum obat
B. cakupan pengobatan
C. penyebab kegagalan pengobatan
D. keyakinan klien terhadap pengobatan
E. penyebab tidak melanj utkan pengobatan
Pembahasan:
Pernyataaan klien pada kasus,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak
kami minum. " mencerminkan keyakinan terhadap penyakit dan prosedur
pengobatan yang tidak sesuai dengan prosedur pengobatan anti TB. Pengobatan
Anti TB harus dilakukan hingga tuntas 6-9 bulan.
Jawaban : D

23. Perawat melakukan pengkajian di suatu RW dengan membuat peta


lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas
ibadah, tempat bennain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko
menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat.
Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
A. kuesioner
B. wawancara
C. studi literatur
D. wienshieldsurvey
E. focus group discussion

Pembahasan:
Data tentang kondisi peta lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat
berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bermain anak, sekolah serta
lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat, dapat
dikaji melalui metode winshield survey. Metode ini dilakukan untuk mengkaji
kondisi lingkungan flsik komunitas melalui observasi. Hasil winshield survey
adalah peta topografi suatu wilayah populasi.
Jawaban : D
24. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan terbanyak nyeri
perut kiri atas. Kader mengatakan, "lansia menganggap hal tersebut adalah biasa
dan memiliki kebiasaan makan tidak teratur."
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. wawancara kader tentang kesehatan lansia
B. data kunjungan lansia ke puskesmas
C. windshield survey lingkungan desa
D. kuesioner perilaku kesehatan lansia
E. pengkajian fisik pada lansia

Pembahasan:
Data tentang keluhan nyeri perut, lansia menganggap sebagai Penyakit biasa dan
kebiasaan makan lansia bersifat subjektif. Data subjektif perlu didukung dengan
data objektif berupa hasil Pengkajian fisik pada kelompok lansia.
Jawaban : E

25. Perawat mendapatkan gambaran kondisi pasien yang menjadi kelolaannya


dari ketua tim saat pre konferensi. Salah satu pasien dalam kondisi kebersihan diri
dibantu, makan dan minum dibantu, ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari
sekali, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan diminta untuk dicatat.
Perawat diminta untuk segera memberikan asuhan perawatan pada pasien
setelah konferensi selesai.
Apakah tindakan keperawatan selanjurnya pada masalah tersebut?
A. Melanjutkan pengkajian pada pasien
B. Membaca prosedur perawatan pasien
C. Menentukan tingkat ketergantungan pasien
D. Membuat rencana asuhan keperawatan pasien
E. Mendiskusikan kondisi pasien bersama dokter

Pembahasan:
Pada kasus diatas, setelah mendapatkan gambaran tentang kondisi pasien, maka
perawat professional perlu melanj utkan pengkaj ian pada pasien dan
melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang telah
disusun oleh ketua tim.
Jawaban : A

26. Perawat baru yang ditempatkan di ruang rawat inap penyakit bedah ditegur
oleh ketua tim karena dianggap terlalu lama dalam menyiapkan peralatan
tindakan untuk tindakan perawatan luka. Perawat tersebut menjelaskan bahwa
ada peralatan yang perlu diperiksa ketersediaannya terlebih dahulu.
Apakah tindakan selanj utnya dari ketua tim?
A. Melakukan pendampingan
B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru
C. Memberikan orientasi ulang persiapan tindakan
D. Menunjuk perawat senior memberikan bimbingan
E. Menyusun pregram mentoring untuk perawat baru

Pembahasan:
Saat rekrutmen, perawat telah melewati berbagai tahapan seleksi termasuk
kemampuan melakukan
tindakan keperawatan. Di sisi lain set alat-alat untuk tindakan secara prosedural
sudah siap untuk di gunakan sehingga apabila ada perawat baru yang lama dalam
menyiapkan peralatan maka perlu dikaji ulang kemampuan perawat tersebut.
Jawaban : B
27.Hasil survei tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan
data 3 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien
dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 5 hari.
Berapakah nilai ALOS pada hasil survei?
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8

Pembahasan:
Rata-rata lama rawat inap adalah (3x4) + (5x7) + (7x4) + (5x5) = 100
(3+5+7+5) = 20
Jawaban : B

28. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di antar ke UGD karena kecelakaan. Hasil
pengkajian: didapatkan jejas di antara dada dan abdomen di ICS 4-5, pasien
meringis kesakitan, defans muskular (+), CRT 4 detik, pucat, akral dingin, TD 80/60
mmHg, frekuensi nadi 125 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dansuhu 37°C.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Resiko infeksi
C. Gangguan perfusi
D. Defisit volume cairan
E. Perubahan pola napas
Pembahasan:
Trauma abdomen dapat menyebabkan pecahnya (ruptura) organ dalam seperti
hati dan lymph dan menimbulkan perdarahan yang ditandai gejala klinis berupa:
tampak pucat, akral dingin, frekuensi nadi > 120 x/menit, tekanan darah sistolik <
90 mmHg, dan ditemukan CRT > 2 detik, kondisi ini sudah berada pada fase shock
hipovolemik derajat 2-3 yang mengindikasikan adanya masalah kekurangan
volume cairan.
Jawaban : D

29. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi:
Pasien A : seorang laki-laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini
mengeluh nyeri dada,
Pasien B : seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma,
Pasien C : laki-laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon
terhadap nyeri,
Pasien D : seorang laki-laki berusia 32 tahun mengalami fraktur tertutup di daerah
tibia fibula
Pasien E : seorang perempuan berusia 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya.
Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas Penanganan segera?
A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E

Pembahasan :
Pada pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan
obstruksi/sumbatan jalan napas akibat lidah j atuh ke belakang dan bila
penanganannya terlambat dapat menyebabkan kematian.
Jawaban : C

30. Seorang laki-laki Berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil
pengkajian tampak jejas pada area dada, bunyi jantung menjauh dan JVP
meningkat. TD 85/50 mmHg, frekuensi nadi 116 x/menit, dan frekuensi napas
28x/menit Apakah label wama triage pada kasus tersebut?
A. Merah
B. Kuning
C. Hijau
D. Biru
E. Hitam

Pembahasan:
Trauma yang mengenai dada regio sebelah kiri bawah bisa menyebabkan injury di
bagian epikardium sehingga terjadi perdarahan yang menumpuk di area
pericardium, hal ini akan menyebabkan berkurangnya relaksasi ventrikel sehingga
ventrikel fILling tidak optimal. J ika volume terus bertambah, pada fase akut akan
terjadi kompensasi berupa peningkatan heart rate dan selanjurnya akan
mengalami bradikardi hingga terjadinya henti jantung.
Jawaban : A

Anda mungkin juga menyukai