Anda di halaman 1dari 79

1.

Soal :
Seorang laki-laki berumur 28 tahun dirawat di ruang interna dengan
diagnosa pancreatitis akut. Klien nampak memegang bagian abdomen dan
nampak membungkuk dan mendekatkan perut ke dadanya Apakah
tindakan kolaboratif yang tepat untuk mengatasi masalah klien?
Pembahasan:
Klien dengan pancreatitis akut biasanya dalam status dipuasakan untuk
mengistirahatkan pancreas dan menekan sekresi saluran cerna. Karena
nyeri abdomen merupakan gejala utama yang nampak dan harus segera
diselesaikan. Beberapa orang akan menurun skala nyerinya saat berada
pada posisi membungkuk dan mendekatkan data dengan lututnya. Posisi
tidur miring dengan kepala ditinggikan 45 derajat akan mengurangi
tegangan pada abdomen dan juga menurangi nyeri. Klien akan mudah
mengalami infeksi saluran nafas karena cairan retroperineal naik ke
diafragma, sehingga klien mangalami nafas pendek akibat pernafasan
perut. Pemberian antikolinergik sebaiknya dilakukan untuk menekan
sekresi pada saluran cerna.

2. Soal:

Seorang laki-laki berumur 48 tahun dirawat di ruang interna dengan


diagnose medis hipertensi dan akan mendapat resep obat antihipertensi.
Klien mengatakan pada perawat bahwa ia akan memilih obat herbal untuk
menurunkan tekanan darahnya. Manakah pernyataan perawat yang paling
penting untuk disampaikan kepada klien?
Pembahasan:
Meskipun obat herbal memiliki banyak manfaat , namun tidak semua aman
jika dikonsumsi. Klien yang mmejalani perawatan dengan obat
konvensional harus disarankan untuk menghindari obat herbal dengan efek
yang sama. Karena kombinasi tersebut dapat menimbulkan reaksi
berlebhan atau reaksi obat yang tak bisa diprediksi. Untuk itu perawat
menyarankan klien untuk mendiskusikan dengan tenaga ahli kesehatan,
dalam hal ini adalah dokter yang memberikan resep obat.

3. Soal:

Seorang perempuan berumur 44 tahun dibawa ke unit gawat darurat


setelah tidak sadarkan diri di rumahnya. Resusitasi jantung paru telah
dilakukan namun tidak berhasil. Suami klien mengatakan pada perawat
bahwa klien adalah telah mendonorkan organ tubuh yaitu mata. Manakah
tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?

Pembahasan:

Saat seorang pendonor kornea meninggal dunia, tetes mata antibiotic


dapat diresepkan. Kedua mata ditutup dan letakkan kantung es kecil pada
kedua mata. Kepala tempat tidur dinaikkan hingga 30 derajat untuk
mencegah udem. Dalam 2 sampai 4 jam, bola mata dikeluarkan. Kornea
biasanya dalam 24 - 48 jam. Pilihan jawaban A salah karena verban tidak
dipasang. Beberapa protocol donor organ menggunakan balutan yang
dibasahi cairan fisiologis. Pilihan jawaban D bukan tindakan yang harus
segera dilakukan. Dan seharusnya klien juga menandatangani kartu donor,
atau mencantumkan surat wasiat.

4. Soal:

Seorang perempuan berumur 37 tahun telah mendapat tindakan


mastektomi, nampak udema pada lengan klien. Kondisi ini menunjukkan
bahwa klien mengalami komplikasi yang tidak diharapkan. Apakah prinsip
etik yang gagal dipertahankan berdasarkan kasus tersebut?

Pembahasan:

Udema lengan pada area yang dioperasi adalah komplikasi setelah


tindakan mastektomi yang dapat terjadi segera, berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun pasca pembedahan. Komplikasi ini merupakan hal yang
tidak normal bagi klien post mastectomy. Upaya agar tidak terjadi
komplikasi relevan dengan prinsip etik. Adanya komplikasi udema pada
lengan akan menurunkan fungsi lengan tersebut yang berarti ini tidak baik.
Pilihan yang paling tepat adalah prinsip berbuat baik yang gagal
dipertahankan.

5. Soal:

Seorang laki-laki berumur 56 tahun dengan diagnose BPH (Benigna


Prostat Hiperplasia) sedang menjalani operasi TURP (Transurethral
resection of the prostate) dan mendapatkan irigasi kandung kemih.
Sebeleum tindakan dilakukan, perawat bedah memberikan penjelasan dan
meminta persetujuan klien. Apakah nilai etik utama yang menjadi pedoman
perawat dalam tindakan tersebut?

Pembahasan:

TURP merupakan tindakan invasive yang beresiko untuk terjadinya


komplikasi. Penjelasan sebelum tindakan untuk memberikan klien
kesempatan mengambil keputusan terbaik bagi dirinya. Informed consent
adalah persetujuan yang diberikan klien setelah pemberian informasi.
Semua hal ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian nilai
kebebasan. Klien harus mengambil keputusan apakah menerima atau
menolak tindakan yang akan diberikan.

6. Soal:

Seorang laki-laki berumur 62 tahun dengan diagnose medis kanker prostat


dan telah mendapat tindakan Prostatectomy, selanjutnya klien
mendapatkan persiapan discharge planning. Apakah diagnosa
keperawatan yang relevan dengan rencana tersebut?

Pembahasan:

Untuk mencegah pengangkatan beban yang lebih dari 10 Kg minimal 6


minggu kedepan merupakan penjelasan yang tepat bagi klien pasca
prostatectomy untuk mencegah komplikasi perdarahan. Pilihan C adalah
diagnosis yang relevan dengan rencana tersebut. Pilihan A,B,D, dan E
disingkirkan karena tidak ada data dan rencana yang relevan dengan
diagnosis tersebut.

7. Soal:

Seorang laki-laki berumur 50 tahun dirawat dengan diagnosis medik


Glomerulonefritis. Pasien mengeluh sesak. Hasil pemeriksaan fisik TD
160/100 mmHg, nadi 98 x/menit, Pernafasan 28 x/mnt, pasien memiliki
riwayat penyakit DM sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tampak lemah dan
tampak udem anasarka. Apa tindakan kolaborasi utama yang dilakukan
pada pasien tersebut?

Pembahasan:
Tanda dan Gejala yang timbul pada penyakit glomerulonefritis Hematuria,
edema pada wajah terutama periorbita atau seluruh tubuh, Oliguria, tanda-
tanda payah jantung seperti sesak, hipertensi, muntah-muntah,nafsu
makan kurang kadang diare. Kerusakan pada rumbai kapiler gromelurus
mengakibatkan hematuria/kencing berwarna merah daging dan
albuminuria, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Urine mungkin
tampak kemerah-merahan atau seperti kopi. Kadang-kadang disertai
edema ringan yang terbatas di sekitar mata atau di seluruh tubuh.
Umumnya edema berat terdapat pada oliguria dan bila ada gagal jantung.
Edema yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen
mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia.

8. Soal:

Seorang laki-laki berumur 57 tahun dirawat diruang interna dengan


diagnosa stroke dengan hemiparese dextra yang masuk fase rehabilitasi.
Perawat sedang mengajarkan klien makan menggunakan tangan kiri dan
berjalan menggunakan tripot. Apakah teori utama yang mendasari tindakan
perawat dalam asuhan keperawatan tersebut?

Pembahasan:

Membantu klien yang mengalami kelumpuhan diantaranya kebutuhan


makan dengan menggunakan tangan yang sehat dan membantu klien
berjalan menggunakan tripot adalah upaya yang dilakukan perawat agar
klien dapat mandiri dengan keterbatasan yang ada pada dirinya. Perawat
berupaya memandirikan klien sehingga dia dapat melaksanakan aktivitas
tanpa bantuan setibanya di rumah.

9. Soal:

Seorang perempuan berumur 25 tahun dirawat di ruang interna mengeluh


batuk berlendir, nafsu makan berkurang dan merasa lemas. Pada saat
dilakukan pemeriksaan TD 120/70 mmHg, nadi 72 x/menit, pernapasan 20
x/menit dan suhu 36,5 ?C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data wajah
pucat, terdengar suara ronchi pada paru. Apakah tindakan mandiri yang
utama dilakukan oleh perawat?
Pembahasan:

Data yang muncul saat pengkajian mendikasiakan bahwa keluhan utama


klien berada pada kebutuhan oksigenasi dimana klien mengeluh batuk
berlendir dan terdengar suara ronchi bahkan klien nampak pucat. Keluhan
batuk berlendir mengindikasikan pasien belum mampu mengeluarkan
lendir dengan efektif. Jawaban yang paling tepat adalah mengajarkan
teknik batuk efektif.

10. Soal:

Seorang laki-laki umur 40 tahun di rawat di RS dengan keluhan nyeri pada


lidah. Hasil pemeriksaan fisik terdapat massa tongue dextra berukuran 5cm
x 3cm x 1cm, disfagia, TD: 120/80 mmHg, frekuensi napas 18x/menit. Saat
ini klien menjalani pemasangan NGT. Klien diberi posisi semi fowler,
hidung dibersihkan dan diberi pengalas pada daerah dada, bengkok
didekatkan ke pasien, selang NGT diukur dari epigastrium sampai
kehidung dan dibengkokkan ke telinga lalu diberi tanda. Apakah langkah
selanjutnya yang dilakukan pada prosedur keperawatan tersebut?

Pembahasan:

Prosedur pemasangan NGT : 1) Memberi salam dan menyapa pasien


2) Panggil pasien dengan namanya serta memperkenalkan diri
3) Menerangkan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan dan
tujuan tindakan pemasangan NGT. 
4) Atur posisi pasien (tidur telentang dengan kepala ditinggikan pakai 1-2
bantal) sehingga mempermudah pada saat pemasangan NGT dilakukan.
5) Petugas menggunakan sarung tangan. 6) Ukur panjang tube/selang
yang akan digunakan dengan menggunakan metode : Metode tradisional;
Ukur jarak dari puncak lubang hidung kedaun telinga dan ke prosesus
xipoideus di strenum.
Metode Hanson; Mula-mula ditandai 50 cm pada tube / selang lalu lakukan
pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan
pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional.
7) Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan plester.
8) Beri vaselin atau pelicin pada ujung selang sepanjang 10-20 cm.
9) Informasikan kepada pelanggan bahwa selang akan dimasukkan melalui
hidung dan instruksikan kepada pasien agar menelan perlahan.
10) Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada
hidung.
11) Tutup ujung luar NGT.

11.Soal:

Seorang laki-laki umur 55 tahun dirawat di RS karena kehilangan


kesadaran mendadak. Pasien tidak berespon dalam membuka mata,
respon suara mengerang dan respon motorik tidak ada. Berapakah nilai
GCS pasien tersebut ?

Pembahasan:

GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai
tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak)
dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi
membuka mata (Eye), bicara (Verbal) dan gerakan (Motorik). Hasil
pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 - 6
tergantung responnya. Pemeriksaan GCS pada orang Dewasa : Eye
(respon membuka mata) : (4) : spontan (3) : dengan rangsang suara (suruh
pasien membuka mata). (2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan
nyeri, misalnya menekan kuku jari) (1) : tidak ada respon Verbal (respon
verbal) : (5) : orientasi baik (4) : bingung, berbicara kacau (sering bertanya
berulang), disorientasi tempat dan waktu. (3) : kata-kata tidak jelas (2) :
suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak ada respon Motorik (Gerakan) :
(6) : mengikuti perintah (5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan
stimulus saat diberi rangsang nyeri) (4) : withdraws (menghindar/menarik
extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri) (3) :
flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri). (2) : extensi abnormal (tangan satu
atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi
saat diberi rangsang nyeri). (1) : tidak ada respon

12. Soal:

Seorang laki-laki umur 35 tahun dirawat di RS akibat cedera kepala.


Pasien mengeluh pusing disertai mual, nyeri pada tengkuk dan luka di
leher dengan skala nyeri 7 (1-10). Terdapat luka robek pada pelipis mata
dan leher dengan 7 jahitan. Pemeriksaan TD 110/70 mmHg, frekuensi
nafas 16x/menit, frekuensi nadi 76x/menit, suhu 36,6 derajat C. Apakah
tindakan kolaboratif yang paling tepat untuk pasien tersebut?

Pembahasan:

Istilah obat-obatan: Analgetik, Ini dia istilah untuk obat pereda rasa
sakit/nyeri. Antipiretik, obat penurun deman/panas. Antiinflamasi, obat anti
radang. Antihistamin, Obat untuk menyembuhkan reaksi alergi. Antiemetik,
obat anti muntah.

13. Soal:

Seorang perempuan berumur 29 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan


keluhan luka bakar akibat ledakan tabung gas dirumahnya. Pasien
mengalami luka bakar pada lengan kanan, lengan kiri atas, wajah, dada
dan perut depan. Berapa persen luas luka bakar pada kasus tersebut ?

Pembahasan:

Gambar perhitungan luas luka bakar (Rule of nines)

Tips: Perhitungan luas luka bakar sebagai berikut: Lengan kanan = 9 %,


lengan kiri atas = 4,5 %, wajah = 4,5 %, dada = 9 % dan perut depan = 9
%, total = 36 %

14. Soal:

Seorang Perempuan berumur 39 tahun, masuk RS dalam kondisi tidak


sadar. Keadaan umum kesadaran koma, TD 200/110 mmHg. Telah dirawat
di ruang ICU selama 2 hari. Perawat melakukan tindakan pemberian nutrisi
melalui NGT, setelah perawat mengecek posisi dan kepatenan selang NGT
serta residu lambung Tindakan. Apakah yang dilakukan perawat
selanjutnya ?

Pembahasan:

Prosedur kerja pemberian nutrisi melalui NGT: 1) Menjaga privacy 2)


Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler (jika tidak ada
kontra indikasi) 3) Memakai sarung tangan 4) Memasang pengalas di atas
dada 5) Memastikan kepatenan NGT dengan cara aspirasi isi lambung 6)
Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum habis
klem kembali 7) Memasukkan makanan cair, membuka klem, meninggikan
30 cm, klem kembali sebelum habis 8) Memasukkan air matang, membuka
klem, tinggikan 30 cm, sebelum air habis klem kembali 9) Menutup ujung
NGT dengan spuit/klem 10) Membersihkan sisa makanan pada pasien 11)
Merapikan pasien

15. Soal:

Seorang laki-laki berumur 59 tahun dirawat di ruang bedah dengan post op


BPH hari keempat. Hasil pengkajian: verban tampak kotor. Perawat
melakukan perawatan luka. Setelah memakai sarung tangan bersih dan
membuka balutan. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat
selanjutnya?

Pembahasan:

Prosedur perawatan luka: 1) Mencuci tangan. 2) Menyiapkan &


mendekatkan peralatan. 3) Membuka set ganti balut. 4) Menambahkan
kasa steril & lidi kapas steril secukupnya kedalam set ganti balut. 5)
Menggunakan handscoen bersih. 6) Meletakkan handuk menutup bagian
tubuh privasi klien yg terbuka. 7) Meletakkan perlak di bawah luka. 8)
Mengatur posisi yg nyaman & tepat buat perawatan luka. 9) Membuka
balutan dengan cara hati-hati, masukkan balutan kotor kedalam kantong
plastik yg telah disediakan. 10) Membuka handscoen bersih & ganti
dengan handscoen steril. 11) Membersihkan seputar luka dengan cairan
fisiologis 12) Membersihkan dari arah bagian atas kebawah disetiap sisi
luka dengan arah ke luar menjauh dari luka. 13) Membersihkan sisi
sebelah luka dari bagian atas ke bawah diikuti sisi sebelahnya dengan arah
usapan menjauhi dari area lokasi luka. 14) Selanjutnya menutup luka
dengan kasa steril, & lakukan fiksasi dengan plester pada area pinggiran
kasa pembalut. 15) Menuliskan tanggal & diwaktu mengganti balutan pada
plester & tempelkan pada balutan. 16) Merapihkan klien & membereskan
alat-alat. 17) Melepaskan handscoen & mencuci tangan.

16. Soal:

Seorang laki-laki berumur 25 tahun, dirawat di ruang bedah syaraf akibat


cedera pada spinal. Saat ini kesadaran composmentis, pasien mengalami
plegia pada kedua extremitas bawah dan inkontinensia alvi dan Urine. Apa
tindakan prioritas untuk mencegah timbulnya komplikasi pada pasien
tersebut

Pembahasan:

Klien dengan cedera spinal dengan mengalami plegia (kekuatan otot yang
hilang sama sekali pada bagian tubuh) akan kehilangan control dalam
proses eliminasi feses dan urine. Maka tindakan yang tepat saat kondisi
klien seperti ini adalah pemasangan diapers.

17. Soal:

Seorang perempuan umur 37 tahun yang dirawat di RS Jiwa, merasa letih,


lemah, pucat, detak jantung cepat. Setelah di diagnosa HIV AIDS, sambil
terisak menangis ia mengatakan tidak percaya "ini tidak mungkin terjadi
pada saya". Apakah Fase kehilangan pada kasus diatas?

Pembahasan:

Kehilangan memiliki 5 fase yaitu : - Fase denial: Reaksi pertama adalah


syok, tidak mempercayai kenyataan. Secara Verbal akan mengatakan "itu
tidak mungkin", "saya tidak percaya itu terjadi". - Fase anger / marah: Mulai
sadar akan kenyataan, marah diproyeksikan pada orang lain - Fase
bergaining / tawar- menawar: ungkapan secara Verbal dapat berupa
pengandaian " kenapa harus terjadi pada saya", " kalau saja yang sakit
bukan saya ", " seandainya saya hati-hati". - Fase depresi: Menunjukan
sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa, menolak makan, susah
tidur, letih, dorongan libido menurun. - Fase penerimaan/Acceptance:
Pikiran pada objek yang hilang berkurang., respon secara Verbal dapat
berupa "apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh", "yah,
akhirnya saya harus operasi"

18. Soal:

Seorang laki-laki berumur 22 tahun yang dirawat di RS Jiwa, klien mondar-


mandir selama 1 (satu) jam sambil memandangi orang lain tanpa berkedip,
mengepalkan tangan dan mulut komat-kamit. Tiba-tiba ia menarik rambut
dan memukul wajah pasien lain yang sedang melintas di depannya.
Perawat segera bertindak dengan melakukan pengikatan (restrain) dan
mengurungnya di ruang isolasi (seclusion). Apakah tindakan keperawatan
selanjutnya yang harus dilakukan oleh Perawat?

Pembahasan:

Saat keadaan klien marah dan mengamuk hingga melukai orang lain,
tindakan pertama yang dilakukan adalah menjauhkan dan mengisolasi
klien agar tidak melukai lebih banyak pasien lain. Setelah klien diikat dan
diisolasi, pantau atau observasi kemarahan klien, setelah kemarahan klien
menurun kemudian perawat dapat melakukan tindakan keperawatan.

19. Soal:

Seorang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa akan melakukan


Asuhan Keperawatan dalam bentuk Strategi Pelaksanaan pertama dengan
pasien resiko bunuh diri. Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan
perawat berdasarkan SP1P?

Pembahasan:

Dalam SP1P (Strategi Pelaksanaan 1 pasien) yang meliputi fase orientasi,


kerja dan evaluasi. Mencakup komponen berikut: - Mengidentifikasi benda-
benda yang dapat membahayakan pasien - Mengamankan benda-benda
yang dapat membahayakan pasien - Melakukan kontrak treatment -
Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri - Melatih cara
mengendalikan bunuh diri

20. Soal:

Seorang perawat yang bertugas dirawat inap RS Jiwa akan melakukan


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pada pasien dengan gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran. TAK yang akan dilakukan adalah
stimulasi persepsi. Apakah tindakan sesi 1 yang akan dilakukan pada TAK
tersebut ?

Pembahasan:

Sesi 1 pada TAK bertujuan untuk mengenalkan pada klien tentang cara
mengenal halusinasi yang meliputi isi, waktu terjadi, situasi saat terjadi,
dan perasaan klien pada saat terjadi.
21. Soal:

Seorang laki-laki berumur 40 tahun dirawat di Rumah Sakit Jiwa karena


dirumah ia sering marah-marah dan mengamuk. Saat ini klien sudah
perawatan hari ke delapan dan keluarganya sudah tahu cara merawatnya.
Menurut keluarga bahwa klien sudah mampu memotivasi dirinya sendiri
untuk mengontrol perilaku kekerasannya. Apakah indikator keberhasilan
Asuhan Keperawatan yang dilakukan keluarga ?

Pembahasan:

Perawat dalam melakukan tindakan SP pada keluarga meliputi cara


berikut: - Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien - Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
(penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut) - Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul
benda/orang lain - Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku
kekerasan Satu-satunya yang dapat diukur tingkat keberhasilannya yaitu
pilihan E.

22. Soal:

Seorang anak laki-laki berumur 15 tahun, dirawat di Rumah Sakit Umum


pasca amputasi kaki kiri. Hasil observasi didapatkan anak tersebut tampak
murung dan cenderung menyendiri. Saat ditanyakan, anak tersebut
mengatakan bahwa ia bosan hidup dan rasanya ingin mati saja dan ia juga
merasa sudah tidak berharga lagi didunia ini. Apakah prinsip untuk
tindakan pada kasus diatas ?

Pembahasan:

Klien dengan kondisi murung dan menyendiri merupakan gejala HDR


(Harga diri rendah), gejala subjektif yang muncul yaitu bosan hidup dan
ingin mati merupakan pernyataan bahwa klien butuh seseorang yang bisa
mendengarkan semua yang dirasakan. Perawat berpera unuk menggali
perasaan klien sehingga terjalin hubungan yang terapeutik antar perawat
pasien.
23. Soal:

Seorang perempuan umur 27 tahun post partum hari ke-5 dirawat di RS


dengan keluhan darah yang keluar masih banyak. Perawat melakukan
pengkajian dan didapatkan data bahwa klien kadang 4-5 kali ganti
pembalut dalam sehari. Apakah rasional dari mengkaji frekuensi ganti
pembalut ?

Pembahasan:

Rasional dari tindakan perawat mengkaji frekuensi ganti pembalut adalah


untuk mengetahui jenis dan jumlah perdarahan karena pada hari ke-5
pasca melahirkan cairan yang normal dikeluarkan oleh klien adalah Lochea
Sanguinolenta yang berwarna merah kekuningan, berisi darah dan lendir.
Lochea Sanguinolenta biasanya terjadi pada 3-7 hari pasca peralinan.

24. Soal:

Seorang perempuan, umur 26 tahun post partum hari ke-3, saat ini klien
mengalami panas tinggi dengan suhu badan 39,2oC, riwayat KPD
(Ketuban Pecah Dini), klien nampak kurus, nafsu makan menurun, lemah,
menurut klien kadang keluar cairan darah dan lendir yang berbau dari
vagina. Apakah penyebab paling mungkin yang terjadi pada kasus di atas?

Pembahasan:

Salah satu tanda infeksi pada klien post partum adalah terjadinya
peningkatan suhu tubuh dan keluarnya cairan berbau dari vagina, ini dapat
disebabkan oleh tidak dilakukannya perawatan perineum.

25. Soal:

Seorang perempuan umur 19 tahun post partum hari ke-2 mengeluh susah
tidur, gelisah, mual, nyeri pada luka jahitan pada perineum, tidak mampu
merawat bayinya, bayi lebih banyak dirawat oleh mertuanya,. Apa fase
adaptasi pada kasus diatas?

Pembahasan:

- Fase Taking In, merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung


dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada
dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya.
Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka
jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini
adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi. - Fase
Taking Hold, fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya. - Fase Letting Go, fase ini merupakan fase
menerima tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10
hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan
bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga
dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan
ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

26. Soal:

Seorang bayi laki-laki baru saja lahir di Rumah Bersalin dalam kondisi tidak
menangis, warna kulit kebiruan dan tonus otot lemah. Hasil penilaian
setelah dilakukan langkah awal resusitasi, bayi bernafas, frekuensi jantung
> 100x/menit. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat untuk kasus di
atas ?

Pembahasan:

Resusitasi BBL (Bayi Baru Lahir) bertujuan untuk memulihkan fungsi


pernapasan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia dan terselamatkan
hidupnya tanpa gejala sisa di kemudian hari. Kondisi ini merupakan dilema
bagi penolong tunggal persalinan karena disamping menangani ibu
bersalin, ia juga harus menyelamatkan bayi yang mengalami asfiksia.
Resusitasi BBL pada APN ini dibatasi pada langkah-langkah penilaian,
langkah awal dan ventilasi untuk inisiasi dan pemulihan pernapasan.
27. Soal:

Seorang perempuan umur 28 tahun G1P0A0, usia kehamilan 36 minggu


masuk RS dengan kondisi pasien tidak sadar, mengalami kejang-kejang.
Hasil pemeriksaan TD: 170/110 mmHg, N: 120x/menit, R: 26x/menit.
Terdapat udema pada wajah, tangan dan kaki. Apakah penanganan yang
paling tepat diberikan pada kasus tersebut ?

Pembahasan:

Data menunjukkan bahwa klien mengalami eklampsia. Eklampsia


merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan
kejang menyeluruh dan koma. Kejang tonik ini segera disusul dengan
kejang klonik. Kejang klonik dimulai dengan dengan terbukanya rahang
secara tiba-tiba dan tertutup kembali dengan kuat disertai pula dengan
terbuka dan tertutupnya kelopak mata. Kemudian disusul dengan kontraksi
intermiten pada otot-otot muka dan otot-otot seluruh tubuh. Pada waktu
timbul kejang, diafragma terfiksir, sehingga pernafasan tertahan, kejang
klonik berlangsung kurang lebih 1 menit. Setelah itu berangsur-angsur
kejang melemah dan akhirnya penderita diam tidak bergerak serta
penderita jatuh kedalam koma. Saat klien tak sadarkan diri, jalan nafas
klien akan tertutup oleh lidah yang terlipat kedalam. Pemasangan spatel
akan membuka jalan nafas.

28. Soal:

Seorang perempuan umur 8 tahun, dibawa orang tuanya ke ruang unit


gawat darurat setelah terkena jilatan api pada bagian wajah dan leher.
Keluhan utama nyeri. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar derajat
satu dengan luas 25 %, kulit kemerahan, tidak terdapat bulae. Apakah
intervensi utama yang dilakukan

Pembahasan:

Luka Bakar derajat I Kedalaman : Ketebalan partial superfisial Penyebab :


Jilatan api, sinar ultra violet (terbakar oleh matahari). Penampilan : Kering
tidak ada gelembung (bulae), oedem minimal atau tidak ada, pucat bila
ditekan dengan ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas. Warna :
Bertambah merah. Perasaan : Nyeri Intervensi yang dilakukan yaitu: -
Penilaian keadaan umum klien. Perhatikan A: Airway (jalan napas); B:
Breathing (pernapasan); C: Circulation (sirkulasi). - Penilaian luas dan
kedalaman luka bakar. - Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara
(kemungkinan klien mengalami trauma inhalasi). - Kaji adanya edema
saluran pernapasan (mungkin klien perlu dilakukan intubasi atau
trakheostomi). - Kaji adanya faktor-faktor lain yang memperberat luka
bakar seperti adanya fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti
diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll) dan penyebab luka bakar karena
tegangan listrik (sulit diketahui secara akurat tingkat kedalamannya). -
Pasang infus (IV line). Jika luka bakar > 20% derajat II/III biasanya
dipasang CVP (kolaborasi dengan dokter).

29. Soal:

Seorang balita laki-laki umur 4 tahun dirawat di ruang interna, mengalami


sesak nafas frekuensi 36 x/menit, suhu 38 derajat C, nafsu makan
menurun, pemeriksaan rongga mulut ditemukan tonsil, tampak membrane
putih keabu-abuan, tampak pembengkakan kalenjar getah bening di leher.
Memerlukan identifikasi masalah. Apakah masalah utama pada kasus
tersebut?

Pembahasan:

Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang
dimiliki oleh klien. Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan
masuk atau keluhan utama.

30. Soal:

Seorang perempuan umur 3 tahun dirawat di RS. Ibu klien mengatakan


buang air besar 6 x/hari telah terjadi selama 3 hari, denyut nadi 104
x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu 38 derajat C. Perawat akan
memberikan tindakan pemasangan infus. Apa tindakan atraumatic care
yang tepat pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan


oleh tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui
penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik maupun stres
psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Salah satu prinsip
yang dilakukan perawat dalam memberikan Atraumatic care yaitu
menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga. Dampak
perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti
kecemasan, ketakutan, dan kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan
menghambat proses penyambuhan anak dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.

31. Soal:

Seorang laki-laki umur 7 tahun dibawa oleh orang tuanya ke RS dengan


keluhan muntah. Hasil pemeriksaan fisik perawat didapatkan data suhu
38,8 derajat C, mata cekung, turgor kulit jelek, bibir pecah-pecah, berat
badan turun 10% dari berat badan awal. Apa tindakan kolaborasi yang
tepat pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Klien dengan gejala muntah yang disertai dehidrasi harus segera dilakukan
tindakan pemasangan infuse dan disegera diberi cairan isotonic. Cairan
isotonic adalah suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas sama atau
mendekati osmolalitas plasma. Cairan isotonik digunakan untuk mengganti
volume ekstrasel, misalnya kelebihan cairan setelah muntah yang
berlangsung lama. Cairan ini akan meningkatkan volume ekstraseluler.

32. Soal:

Seorang bayi laki-laki umur 2 bulan, dirawat di RS. Dari diagnosis dokter
diketahui mengalami labioskizis. Denyut nadi 120x/menit, suhu 36,7 derajat
C, berat badan 4.800 gram. Perawat akan memberikan pemberian nutrisi.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Labioskizis adalah deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing


atau pembentukan yang kurang sempurna semasa embrional berkembang,
bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. Belahnya
belahan dapat sangat bervariasi, mengenai salah satu bagian atau semua
bagian dari dasar cuping hidung, bibir, alveolus dan palatum durum serta
molle. Dengan kondisi seperti pemberian nutrisi paling tepat adalah dengan
pemberian dot khusus.
33. Soal:
Seorang laki-laki umur 7 tahun dibawa oleh orang tuanya ke RS dengan
keluhan sering buang air besar dengan konsistensi cair. Hasil pemeriksaan
fisik ditemukan turgor kulit jelek, mata cekung, mukosa bibir kering.
Tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan adalah Kaji pemasukan dan
pengeluaran cairan secara cermat Apakah rasional intervensi keperawatan
yang dilakukan pada kasus tersebut?
Pembahasan:
Tindakan mengkaji pemasukan dan pengeluaran cairan merupakan
tindakan preventif yang dilakukan perawat untuk memonitor keadaan klien
seperti keseimbangan cairan klien, tanda-tanda kegawatdaruratan, menilai
kebutuhan cairan klien, serta menunjang dalam pemberian intervensi
selanjutnya.

34. Soal:
Seorang laki-laki umur 30 tahun masuk UGD mengalami kecelakaan lalu
lintas dengan keluhan nyeri pada tulang belakang skala nyeri 6,
pemeriksaan fisik ditemukan cedera, retak dan retraksi pada tulang
belakang ( T5, T6, T7 ), perdarahan 750 ml BVL, GCS 10, tanda vital, TD
110/80 mmHg, frekuensi nafas 24x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, Suhu
37,5 derajatc. Telah dirumuskan intervensi keperawatan dengan
mempertahankan kepatenan jalan napas dengan teknik Chin Lift dan Head
Tilt. Apakah intervensi selanjutnya pada kasus tersebut?
Pembahasan:
Head tilt (extensi kepala), Dilakukan bila jalan napas tertutup oleh lidah
pasien. Caranya dengan meletakkan satu telapak tangan di dahi pasien
dan tekan ke bawah, sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga
lidah tegang akhirnya lidah terangkat ke depan. Chin lift (angkat dagu),
bertujuan untuk mengangkat otot pangkal lidah ke depan. Caranya yaitu
menggunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu
pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan. Setelah itu
perikssa kepatenan jalan nafas, Jika pernafasan mulut ke hidung
diperlukan, tangan diatas dagu dapat digunakan untuk menutup mulut
supaya pernafasan mulut ke hidung lebih efektif.
35. Soal:
Lima orang korban kecelakan angkutan umum satu orang laki-laki umur 40
tahun dengan fraktur terbuka pada ektremitas, seorang perempuan hamil 7
bulan dengan trauma abdonmen dengan perdarahan pervagina, satu orang
wanita 17 tahun dengan kondsi tidak sadar, seorang anak laki-laki 5 tahun
menangis histesris, seorang wanita 80 tahun dengan trauma pada kepala.
Bila di tempat itu anda seorang diri. Apakah tindakan yang anda lakukan ?
Pembahasan:
Hal pertama dilakukan oleh perawat adalah melakukan asesmen awal dan
pertolongan pertama pada kasus darurat seperti kecelakaan lalu lintas.
Istilah ini dinamakan triase yang merupakan sebuah sistem yang dapat
memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan tindakan yang
dibutuhkan dalam situasi gawat darurat.

36. Soal:
Pasien laki-laki umur 34 tahun, masuk UGD. Pasien tidak sadar akibat
kecelakaan lalu lintas jatuh dari motor, terdapat luka pada sekitar wajah
dan bahu serta kepala, kulit tampak sianosis, tidak ada pergerakan dada,
nadi sangat lemah. Apakah tindakan awal yang dilakukan pada pasien?
Pembahasan:
Saat dalam keadaan darurat, prinsip ABC selalu dikedepankan. Kondisi
klien yang mengalami sianosis dan tidak ada pergerakan dada merupakan
gejala bahwa klien mengalami hambatan pada jalan nafas. Hal yang
dilakukan selanjutnya adalah memeriksa apakah ada sumbatan pada jalan
nafas.

37. Soal:
Seorang laki-laki umur 35 tahun masuk IGD dengan keluhan nyeri luka
bakar di wajah, tangan kanan bagian depan, kaki kanan bagian depan dan
alat kelamin. BB 50 Kg. Berapakah persentase luka bakar yang dialami
pasien ?
Pembahasan:
Perhitungan luas luka bakar dengan rumus rule of nine
Wajah (4,5%) + Lengan kanan depan (4,5%) + kaki kanan (9%) + kelamin
(1%) = 19%.
38. Soal:
Seorang laki-laki umur 39 tahun mengalami luka bakar di bagian lengan
kiri, lengan kanan serta dada dengan luas luka bakar 27% dan BB 30 Kg.
klien akan mendapat terapi cairan Ringer Laktat. Berapa cairan yang
diberikan pada 8 jam pertama (Formula Baxter)?
Pembahasan:
Rumus formula Bexter: - Kebutuhan cairan 8 jam pertama= 1/2 (4cc x
KgBB x % luas luka bakar) - 16 jam berikutnya= 1/2 (4cc x KgBB x % luas
luka bakar) Jadi, Kebutuhan cairan 8 jam pertama = 1/2 (4 x 30 x 27) =
3240/2 = 1620 cc

39. Soal:
Sebuah desa diperoleh data sebanyak 20 balita dan 55% balita dengan BB
kurang. Keadaan balita tersebut tampak kulit kering dan keriput, turgor kulit
jelek, dan seluruhnya hanya dibawa ke posyandu sebanyak 1 kali. Hasil
wawancara seluruh ibu tidak mengenal penyakit yang diderita anaknya,
tidak mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus diatas ?
Pembahasan:
Setengah dari jumlah balita di desa tersebut mengalami kekurangan gizi.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi pada anak
diantaranya faktor pengetahuan tentang pemenuhan gizi balita, faktor
ekonomi juga berpengaruh terhadap pemenuhan gizi.

40. Soal:
Seorang perawat laki-laki berumur 23 tahun melakukan observasi di pabrik
asbes dan mendapatkan data 50% pegawai yang tidak menggunakan alat
pelindungan diri dan mereka tidak mengetahui dampak yang terjadi akibat
dari tindakan tersebut. Apakah tindakan keperawatan yang dilakukan pada
kasus diatas?
Pembahasan:
Saat perawat menemukan keadaan dalam sebuah perusahaan dimana
tingkat kewaspadaan pekerja terhadap keamanan dan keselamatan
pekerja sangat rendah, hal yang pertama yang dilakukan adalah bersama
pihak perusahaan melakukan penyuluhan K3 (Kesehatan keselamatan
Kerja), bahkan memberi masukan kepada perusahaan untuk membuat
kebijakan mengenai penggunaan alat pelindung.

41. Soal:

Seorang perawat komunitas melakukan kunjungan rumah dan ditemukan


data seorang anak berusia 9 tahun dengan keluhan demam sejak satu hari
yang lalu disertai menggigil, sakit kepala dan nyeri ulu hati. Ibu tersebut
telah memberikan obat paracetamol namun demam anak tidak mengalami
perubahan. Berdasarkan informasi seminggu yang lalu ditemukan 8 anak
yang positif menderita DHF (Dengue Heat Failure). Pemeriksaan apakah
yang perlu dilakukan untuk menentukan diagnosa sementara pada klien
tersebut ?
Pembahasan:
Jika menemukan sesorang dengan gejala demam disertai menggigil, sakit
kepala, dan nyeri pada ulu hati, curigai orang tersebut terkena DBD
(Demam berdarah dengue), lalu segera lakukan pemeriksaan rumple leed
untuk memastikan kebenarannya. Jika hasilnya positif, maka segera bawa
ke puskesmas terdekat untuk mendapat tindakan lebih lanjut.

42. Soal:

Ditemukan data 20% siswa di sebuah SD menderita DBD. Dalam survey


epidemiologi di SD tersebut ditemukan banyak jentik nyamuk Aides Agepty
disekitar selokan, lingkungan sekitar tidak pernah dilakukan pembersihan,
tampak genangan air yang ada disekitar sekolah dan tidak pernah
dilakukan pembersihan kamar mandi sekolah. Apakah upaya pencegahan
untuk menangani msalah tersebut ?

Pembahasan:

Hasil survey menunjukkan bahwa lingkungan sekolah tidak bersih dan


berpotensi tumbuhnya jentik nyamuk Aides agepty yang merupakan jenis
nyamuk yang menyebabkan DBD. Langkah yang tepat yaitu melakuka
kerja bakti untuk pemeliharaan lingkungan seklah bersama pihak sekolah
dan murid.
43. Soal:

Disebuah desa ditemukan data pada bulan Januari 2014, 65% KK (Kepala
Keluarga) tidak mempunyai jamban, 45% KK tidak mempunyai tempat
pembungan sampah, 25% KK mengkonsumsi air yang tidak dimasak dan
20% balita menderita diare. Apakah upaya promotif untuk menangani
masalah tersebut?

Pembahasan:

Data hasil pengkajian komunitas menunjukkan bahwa masalah utama yang


dialami oleh desa tersebut adalah menyangkut kebersihan dan kesehatan
lingkungan. Langkah tepat yang dilakukan oleh perawat komunitas adalah
melakukan penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya menjaga
lingkungan yang sehat seperti kepemilikan jamban, pengelolaan sampah
yang baik serta pengelolaan air minum yang bersih. Selain itu perawat
bersama pihak puskesmas, kepala desa dan tokoh masyarakat membuat
program kerja yang dapat menyelesaikan masalah tersebut misalnya
arisan jamban dan lain-lain.

44. Soal:

Seorang kepala ruangan anak dalam menyelesaikan konflik yang terjadi


diruangannya menunjukkan kekuasaannya dengan posisi terutama yang
terkait dengan tugas dan tanggung jawab stafnya, dan berupaya
melakukan peningkatan motivasi antar-staf guna menimbulkan rasa
persaingan yang sehat. Apa strategi manajemen konflik yang digunakan
oleh kepala ruangan tersebut?

Pembahasan:

Strategi yang digunakan oleh kepala ruangan adalah strategi kompetisi,


strategi ini dapat diartikan sebagai "win-lose" penyelesaian konflik.
Penyelesaian ini menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok
yang menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. Namun, kepala
ruangan harus mengantisipasi dampak negative yang timbul dari
penggunaan strategi ini.

45. Soal:
Seorang perawat berumur 30 tahun yang bekerja di ruang perawatan
penyakit dalam selama 4 tahun bertindak sebagai ketua tim A, dalam
kegiatannya sehari-hari berupaya melakukan perubahan-perubahan
kearah yang lebih baik sesuai dengan ilmu yang dimiliki, dengan
melakukan sebaik mungkin tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar
anggota tim dapat mengikuti sesuai dengan harapan. Apakah langkah
pertama yang harus diupayakan oleh ketua tim terhadap bawahannya?

Pembahasan:

Langkah awal dalam melakukan perubahan adalah dengan melakukan


penyadaran/awareness kepada anggota tim yang lain, tentunya dengan
sistematis dan penyampaian yang baik. Penyadaran dapat dilakukan
dengan berdiskusi mengenai masalah yang dihadapi. Proses diskusi yang
berlangsung juga dapat menjadi cara menilai kesiapan anggota tim untuk
melakukan perubahan.

46. Soal:

Perawat di ruangan Interna, dalam memberikan pelayanan keperawatan


selalu memberikan kepuasan pada pasien, karena pelayanan yang
diberikan secara komprehenshif disamping itu perawat senantiasa
memperlihatkan kerja yang lebih produktif melalui kemampuan kerja sama
dan komunikasi yang baik antar perawat. Apakah metode asuhan
keperawatan yang digunakan perawat tersebut?

Pembahasan:

Metode asuhan keperawatan yang digunakan oleh ruangan tersebut


adalah metode tim. Metode asuhan keperawatan tim merupakan upaya
yang dilakukan secara individu dan saling berkoordinasi dengan baik guna
mencapai kinerja yang lebih baik yang ditandai dengan tingginya kepuasan
klien.

47. Soal:

Perawat yang bertugas diruangan bedah, bertanggung jawab pada setiap


pasien untuk mengkaji kondisi kesehatan, dan kebutuhan perawatan
secara total dalam 24 jam secara terus-menerus, memberikan perawatan
sesuai dengan rencana yang dibuat, dan mengkoordinasikan perawatan
yang diberikan oleh anggota tim kesehatan lainnya, melakulkan rujukan,
memberikan asuhan keperawatan individual, mengevaluasi keberhasilan
asuhan keperawatan yang dicapai, serta menyiapkan pasien pulang.
Apakah metode asuhan keperawatan yang diterapkan oleh perawat
tersebut?

Pembahasan:

Metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode primer.


Metode ini merupakan metode penugasan di mana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan klien.

48. Soal:

Kepala ruangan perawatan bedah melaksanakan supervisi dengan


pendekatan personal untuk menciptakan rasa aman, sehingga supervisor
dapat diterima oleh perawat pelaksana yang akan disupervisi, dan tercipta
hubungan saling percaya. Apa metode supervisi yang dilaksanakan oleh
kepala ruangan tersebut?

Pembahasan:

Kepala ruangan menggunakan supervis model artistic, yang mana model


ini dilakukan dengan pendekatan personal untuk menciptakan rasa aman
sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang
disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling percaya
sehingga hubungan antara perawat dan supervisor akan terbuka dan
mempermudah proses supervisi.

49. Soal:

Seorang pasien laki-laki berumur 40 tahun di rawat di ruang penyakit


dalam, klien tersebut dapat memenuhi kebutuhan personal hygiene seperti
mandi dan ganti pakaian, termasuk minum, klien memerlukan pengawasan
saat ambulasi atau pergerakan, observasi TTV tiap shift, pengobatan
minimal, status psikologis stabil. Berapa jam perawatan yang diperlukan
oleh pasien tersebut sesuai dengan derajat ketergantungannya?

Pembahasan:
Berdasarkan derajat ketergantungan menurut douglas klien berada pada
klasifikasi perawatan minimal (1-2 jam / 24 jam) dengan cirri klien sebagai
berikut: - Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian di lakukan sendiri - Makan
dan minum di lakukan sendiri - Ambulasi dengan pengawasan - Observasi
tanda - tanda vital di lakukan setiap pergantian jaga - Pengobatan minimal,
status psikologis stabil - Perawatan luka sederhana

50. Soal:

Seorang bayi laki-laki umur 2 bulan, dirawat di RS. Dari diagnosis dokter
diketahui mengalami labiopalatoskizis. Denyut nadi 120x/menit, suhu 36,7
Derajat C, berat badan 4.800 gram. Apakah tindakan keperawatan prioritas
pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Labiopalatoskizis adalah deformitas daerah mulut berupa celah atau


sumbing hingga langit-langit (pallatum) atau pembentukan yang kurang
sempurna semasa embrional berkembang, bibir atas dan langit-langit
bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. Belahannya dapat
sangat bervariasi, mengenai salah satu bagian atau semua bagian dari
dasar cuping hidung, bibir, alveolus dan palatum durum serta molle.
Dengan kondisi seperti ini pemberian nutrisi paling tepat adalah dengan
pemberian dot khusus. Tujuannya untuk menghindari terjadinya aspirasi ke
dalam saluran pernafasan anak.

51. Soal:

Seorang bayi laki-laki umur 2 bulan, dirawat di RS. Dari diagnosis dokter
diketahui mengalami labiopalatoskizis. Denyut nadi 120x/menit, suhu 36,7
Derajat C, berat badan 4.800 gram. Apakah tindakan keperawatan prioritas
pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Labiopalatoskizis adalah deformitas daerah mulut berupa celah atau


sumbing hingga langit-langit (pallatum) atau pembentukan yang kurang
sempurna semasa embrional berkembang, bibir atas dan langit-langit
bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. Belahannya dapat
sangat bervariasi, mengenai salah satu bagian atau semua bagian dari
dasar cuping hidung, bibir, alveolus dan palatum durum serta molle.
Dengan kondisi seperti ini pemberian nutrisi paling tepat adalah dengan
pemberian dot khusus. Tujuannya untuk menghindari terjadinya aspirasi ke
dalam saluran pernafasan anak.

52. Soal:

Seorang bayi laki-laki umur 3 bulan dibawa ibunya ke RS dengan kondisi


kejang, mulut mencucu seperti mulut ikan sehingga tidak dapat menyusu.
Hasil pemeriksaan ditemukan suhu 390C, terdengar bunyi ronchi, perut
seperti papan. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah atur posisi
anak dengan posisi miring. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang
harus dilakukan perawat?

Pembahasan:

Penatalaksanaan anak saat terjadi kejang yaitu memiringkan badan dan


kemudian pasang sudip yang dilapisi kassa agar tidak terjadi cedera pada
bibir. Tujuan penetalaksanaan ini adalah untuk menjaga jalan nafas tetap
adekuat.

53. Soal:

Seorang anak laki-laki berumur 8 tahun masuk ke rumah sakit dengan


keluhan sesak. Setelah dilakukan pemeriksaan anak tersebut didiagnosa
menderta asma. Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
mengajarkan keluarga dan anak cara menghindari kondisi yang menjadi
pencetus episode asma. Apakah kriteria hasil yang ditetapkan pada kasus
diatas?

Pembahasan:

Perawat memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyebab


kekambuhan asma seperti debu, cuaca yang dingin, bulu binatang dan
makanan yang menyebabkan alergi seperti seafood. Klien dan orang tua
mampu untuk mendeteksi penyebab kekambuhan merupakan indikator
keberhasilan penyuluhan yang diberikan

54. Soal:
Seorang bayi perempuan berumur 2 bulan dibawah ibunya ke Puskesmas
untuk diimunisasi pertama kali. ibu merasa khawatir akan pemberian
imunisasi karena takut anaknya akan demam. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat berdasarkan kasus tersebut ?

Pembahasan:

Kondisi ibu yang khawatir akan keadaan anaknya mengenai efek demam
yang ditimbulkan adalah hal wajar jika pengetahuan ibu mengenai efek
imunisasi masih kurang. Tugas seorang perawat yang akan melakukan
tindakan imunisasi adalah menenagkan ibu dengan memberikan informasi
sejelas mungkin mengenai efek dan manfaat imunisasi pada anak.

55. Soal:

Seorang perempuan umur 32 tahun sedang hamil trimester kedua. Klien


mengeluh sering nyeri pada punggung bawah dan mengalami bengkak
pada pergelangan kaki pada sore hari. Apa rekomendasi yang sebaiknya
perawat berikan?

Pembahasan:

Posisi yang dijelaskan pada pilihan E akan menghasilkan postur yang


dapat melawan gravitasi sehingga dapat mengurangi edema pada
ekstremitas bawah. Pilihan B tidak akan mengurangi nyeri punggung.
Pilihan A harus dihindari untuk mencegah kompliksi

56. Soal:

Seorang perempuan umur 28 tahun sedang melakukan pemeriksaan


kehamilannya di rumah sakit bersalin. Klien mengeluh sering terbangun
pada malam hari karena kram pada kaki. Apakah intuksi yang sebaiknya
perawat berikan?

Pembahasan:

Kram pada tungkai bawah sering terjadi ketika wanita hamil menegangkan
tungkainya dan memfleksikan plantar kakinya. Dorsofleksi kaki dengan
lutut lurus akan meregangkan otot gastrocnemius, mencegah otot dari
kontraksi dan menghentikan kram.
57. Soal:

Seorang perempuan umur 34 tahun sedang memeriksakan kehamilannya


yang memasuki trimester kedua. Klien mengeluh sakit pada perutnya
seperti terbakar (Heartburns). Perawat sedang melakukan penjelasan
mengenai gejala yang dialami klien serta memberikan saran. Apakah saran
terbaik yang dapat diberikan kepada klien?

Pembahasan:

Kafein, seperti halnya rempah-rempah dapat menimbulkan perasaan


terbakar pada lambung. Sehingga perlu dihindari. Rempah-rempah
cenderung merangsang perasaan terbakar dalam lambung. Makan sedikit
tapi sering lebih baik untuk mengontrol kondisi ini. Berbaring setelah
makan menyebabkan kembalinya isi lambung dan mengakibatkan
heartburns. Garam sendiri menyebabkan retensi air.

58. Soal:

Seorang perempuan umur 29 tahun, dengan post partum hari kedua. Hasil
pemeriksaan didapatkan data bahwa klien mengalami hipertensi kehamilan
ringan dengan TD: 150/90mmHg, pernafasan: 18 x/menit, nadi: 62 x/menit,
suhu 37oC. Perawat kembali mengkaji keadaan klien. Data apa yang
menunjukkan bahwa hipertensi kehamilan masih dikhawatirkan?

Pembahasan:

Gejala lain yang biasanya menyertai hipertensi adalah sakit kepala. Data
ini didapatkan dari keluhan yang dirasakan klien.

59. Soal:

Seorang perempuan umur 30 tahun sedang menalami abruptio plasenta.


Perawat melakukan pengkajian perawatan dan melihat tanda-tanda syok.
Apakah yang dilakukan pertama kali oleh perawat?
Pembahasan:

Ketika seorang ibu hamil mengalami syok, perawat sebaiknya berupaya


untuk meningkatkan perfusi ke plasenta. Cara sederhana untuk melakukan
hal tersebut adalah memiringkan klien. Cara ini akan meningkatkan aliran
darah ke plasenta dengan mengurangi tekanan dari uterus yang membesar
dan menekan pembuluh darah besar. Perawat sebaiknya segera
menghubungi perawat spesialis yang selanjutnya menghubungi tenaga
kesehatan lain.

60. Soal:

Seorang perempuan umur 36 tahun akan menjalani proses melahirkan


dengan cara caesar. Klien telah siap dan dibawa ke ruang bersalin.
Perawat sedang melakukan tindakan untuk mempertahankan perfusi darah
yang membawa oksigen ke dalam janin. Apakah posisi klien yang harus
diatur perawat?

Pembahasan:

Klien yang menjalani operase Caesar memerlukan posisi terlentang atau


supinasi, olehnya itu penempatan bantal di bawah pinggul kanan dapat
menyediakan ruang untuk perpindahan rahim. Posisi pronasi atau
tertelungkup dan posisi semi fowler tidak praktis untuk klien dengan
pembedahan abdomen. Posisi trendelenburg mengakibatkan penekanan
pada rahim yang membesar terhadap diafragma dan paru-paru, sehingga
mengurangi kapasitas pernafasan dan akan mengakibatkan sesak.

61. Soal:

Seorang perempuan umur 28 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu,


datang ke rumah sakit bersalin, mengeluh perutnya nyeri yang semakin
sering, hasil pemeriksaan TD : 120/80 mmHg, respirasi 22x/menit,
kontraksi setiap 2-3 menit selama 45 detik, Denyut Jantung Janin adalah
90 x/menit. Klien telah memasuki fase aktif. Apakah prioritas tindakan
keperawatan yang harus dilakukan?

Pembahasan:
Janin klien mengalami bradikardi dan harus segera mendapat tindakan
medis. Hubungi perawat professional adalah langkah pertama yang
dilakukan.

62. Soal:

Seorang perempuan umur 29 tahun sedang menyusui bayinya yang baru


lahir. Klien mengeluh kesakitan saat memberi ASI pada bayinya. Hasil
observasi didapatkan bahwa payudara klien mengalami pembengkakan.
Apakah yang harus disarankan kepada klien?

Pembahasan:

Tindakan yang harus disarankan perawat adalah lakukan tindakan yang


dapat meningkatkan kenyamanan klien, salah satunya adalah memijat
payudara sebelum menyusui yang gunanya untuk merangsang let-down,
mengenakan BH yang pas dan menopang setiap saat, mandi hangat atau
kompres hangat sebelum menyusui, dan bergantian payudara selama
menyusui.

63. Soal:

Seorang perempuan berumur 25 tahun dirawat di ruang interna mengeluh


batuk berlendir, nafsu makan berkurang dan merasa lemas. Pada saat
dilakukan pemeriksaan TD 120/70 mmHg, nadi 72 x/menit, pernapasan 20
x/menit dan suhu 36,5 ?C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data wajah
pucat, terdengar suara ronchi pada paru. Apakah tindakan mandiri yang
dilakukan oleh perawat?

Pembahasan:

Klien dengan batuk berlendir selain diberikan terapi obat juga dapat
ditangani dengan cara mengajarkan teknik batuk efektif. Jika teknik ini
belum bisa mengatasi keluhan klien anjurkan klien untuk minum air hangat.

64. Soal:
Seorang laki-laki berumur 50 tahun dirawat dengan diagnosis medik
Glomerulonefritis. Pasien mengeluh sesak. Hasil pemeriksaan fisik TD 160/
100 mmHg, nadi 98 x/menit, Pernafasan 28 x/mnt, pasien memiliki riwayat
penyakit DM sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tampak lemah dan tampak
udem anasarka. Apa tindakan kolaborasi utama yang dilakukan pada
pasien tersebut?

Pembahasan:

Klien dengan keluhan utama sesak ditandai dengan pernafasan 28 x/menit


harus ditangani segera untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi klien.
Tindakan kolaborasi yang utama yaitu pemberian oksigen sesuai
kebutuhan.

65. Soal:

Seorang perempuan berumur 48 tahun dirawat di ruang perawatan interna,


dengan keluhan luka pada kaki yang dialami sejak 2 bulan yang lalu. Klien
juga mengeluhkan sering haus, sering lapar dan sering kencing. Pada
pemeriksaan didapatkan kulit kering, dan turgor kulit buruk. Klien nampak
mual dan muntah 6x dalam sehari. Klien Nampak lemah, bibir kering. Hasil
pemeriksaan diagnostic untuk kadar GDS 298 mg/dl. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus di atas ?

Pembahasan:

Masalah keperawatan pada kasus ini dapat dilihat dari tanda bahwa klien
sering haus yang didukung dengan turgor kulit kering dan turgor yang
buruk, data lain menunjukkan bahwa klien mengalami muntah 6 kali dalam
sehari. Ini menunjukkan bahwa output cairan lebih banyak daripada input.

66. Soal:

Seorang laki - laki berumur 47 tahun berkunjung ke poliklinik saraf dengan


keluhan kaku pada daerah bahu. Perawat kemudian melakukan
pemeriksaan fungsi saraf cranial dengan menekan pundak pasien,
kemudian diminta untuk mengangkat pundaknya. Selanjutnya Pasien
diminta menoleh ke kanan dan kiri, leher ditahan oleh pemeriksa,
kemudian perawat meraba tonus dari musculus trapezius. Pemeriksaan
Nervus apakah pada kasus tersebut ?
Pembahasan:

Pemeriksaan yang dilakukan perawat adalah pemeriksaan nervus XI


(Aksesorius). Cara pemeriksaan yaitu: - Pasien diminta untuk mengangkat
bahu dengan tahanan dari pemeriksa untuk memeriksa fungsi otot
trapeziusnya - Pasien diminta meletakkan tanganya pada kepala untuk
melihat fungsi otot trapezius dalam abduksi bahu lebih dari 90 drajat -
Pasien diminta untuk menggerakkan dagunya ke arah salah satu bahu
dengan tahanan untuk melihat fungsi otot sternocleidomastoid bagian
kontralateral

67. Soal:
Seorang laki-laki berumur 58 tahun dirawat di ruang syaraf didiagnosa
stroke non hemoragik. Hasil pengkajian ditemukan hemiplegia sinistra,
terdapat parese nervus IX dan X. Pasien dibantu mobilisasi miring kiri dan
kanan. Pasien mengatakan sudah 3 hari belum buang air besar. Apakah
tindakan keperawatan prioritas yang akan dilakukan?
Pembahasan:
Klien dalam kasus ini mengalami konstipasi. Ini dapat disebabkan oleh
tirah baring yang lama karena ketidak mampuan klien untuk melakukan
aktivitas. Penyebab lain adalah faktor umur yang menyebabkan fungsi
peristaltic usus klien yang menurun serta mengkonsumsi makanan yang
rendah lemak. Penanganan yang tepat pada kasus ini adalah melakukan
abdominal massage. Tindakan ini dapat meningkatkan rasa nyaman klien
dan mampu merangsang peristaltic usus sehingga dapat merangsang
keinginan untuk BAB.

68. Soal:
Seorang laki-laki berumur 31 tahun di ruang isolasi. Kesadaran pasien
menurun disertai demam, batuk & sesak nafas, serta diare. Dari status
diketahui pasien HIV+ dan pernah dirawat 2x dengan keluhan yang sama.
Saat ini kondisi alat tenun kotor oleh feses diare. Keluarga yang
mendampingi pada saat itu tidak berada disamping pasien. Apa persiapan
awal perawat sebelum melakukan tindakan?
Pembahasan:
Perawat dalam memberikan tindakan pada klien yang menderita HIV +
harus terlebih dahulu terlindung dari resiko penularan yaitu dengan cara
mempersiapkan alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar, terlebih lagi
tindakan yang akan diberikan berkaitan langsung dengan cairan/feses
klien.

69. Soal:
Seorang laki-laki umur 35 tahun di rawat di RS dengan keluhan sesak
nafas yang disertai batuk bardahak dan terdengar wheezing, frekuensi
napas 32x/menit, frekuensi nadi 96x/menit, TD 120/70 mmHg. Telah
dirumuskan intervensi keperawatan mengatur posisi semi fowler untuk
mengatasi masalah keperawatan pola nafas tidak efektif. Apakah rasional
dari tindakan tersebut?
Pembahasan:
Posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 45o, yaitu dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk membantu ekspansi paru dan
mengurangi tekanan dari abdomen pada diagfragma sehingga klien lebih
mudah untuk bernafas.

70. Soal:
Seorang perempuan umur 50 tahun dirawat di RS karena mengalami
paralisis pada ekstremitas bawah. Pasien tidak dapat berjalan, hanya bisa
berbaring di tempat tidur. Pasien beresiko mengalami masalah
keperawatan kerusakan integritas kulit pada daerah punggung. Apakah
intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya masalah keperawatan
tersebut?
Pembahasan:
Pasien yang mengalami paralisis sangat beresiko mengalami kerusakan
integritas kulit khususnya pada daerah punggug dan tulang ekor. Tindakan
yang paling tepat untuk mengurangi resiko ini adalah dengan mengubah
posisi klien setiap 2 jam

71. Soal:
Seorang laki-laki umur 40 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis
meningitis, sudah dirawat selama 1 minggu, dengan GCS: 5, TTV stabil
dalam batas normal. Pagi ini akan dilakukan perawatan personal hygiene
memandikan klien. Sebelum melakukan tindakan, perawat melakukan
komunikasi terlebih dahulu. Apakah faktor penting yang harus dilakukan
perawat dalam etika pelaksanaan asuhan ?
Pembahasan:
Faktor yang paling penting dalam melakukan tidakan keperawatan
khususnya personal hygene memandikan pasien adalah tetap menjaga
privacy klien selama tindakan berlangsung. Selain telah diatur dalam
Undang-undang keperawatan, ini juga berguna untuk kenyamanan klien
selama tindakan.

72. Soal:
Seorang laki-laki, umur 50 tahun, datang ke RS dengan keluhan sejak 1
minggu ini, kedua kaki bengkak, terasa nyeri bila digerakkan, sering terjadi
pada pagi hari, nyeri terjadi di sendi lutut dan ibu jari berwarna kemerahan.
Klien mempunyai kebiasaan makan melinjo. Ekspresi wajah meringis saat
digerakkan. Skala nyeri 6 (0-10). TD 140/80 mmHg, Frekuensi nadi
84x/menit, Frekuensi napas 16x/menit. Apakah data yang bisa melengkapi
pengkajian nyeri pada kasus tersebut
Pembahasan:
Prinsip pengkajian nyeri yaitu menggunakan PQRST (provokatif, quality.
Severity, region, time). Data yang tersaji dalam soal telah mencakup 4 hal
saja yaitu PRST saja, sementara gambaran kualitas nyeri belum ada.
Quality dalam nyeri didapatkan secara subjektif dari ucapan klien seperti
nyeri seperti tertusuk jarum atau nyeri seperti tertekan benda berat.

73. Soal:
Suatu daerah mengalami bencan gempa bumi yang mengakibatkan
gedung dan bangunan runtuh. Beberapa tenaga medis segera ditugaskan
ke lokasi bencana. Perawat melakukan evakuasi di salah satu gedung
yang runtuh dan menemukan beberapa korban yang masih hidup.
Manakah yang harus pertama kali ditolong?
Pembahasan:
Perawat menentukan korban mana yang harus diberikan pertolongan
terlebih dahulu, pilih korban yang masih hidup dan dalam keadaan
mengancam nyawa seperti terjadinya perdarahan hebat, plihan E adalah
korban yang harus pertama kali ditolong. Korban kedua yang harus segera
ditolong yaitu pilihan D.

74. Soal:
Seorang perawat terlibat dalam proses evakuasi korban di suatu daerah
yang mengalami bencana gempa bumi. Perawat melakukan triase pada
salah satu korban yang mengalami pneumothorax terbuka. Apa warna
kode yang harus dipasang oleh perawat pada kasus tersebut?
Pembahasan:
Pneumothorax terbuka merupakan situasi yang dapat mengancam jiwa bila
tidak ditangani segera. Korban memiliki harapan hidup jika segera
mendapatkan pertolongan. Jadi warna yang harus ditempelkan pada
korban yaitu warna merah.

KLASIFIKASI KETERANGAN
Prioritas I (MERAH) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi
dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar.
Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan
nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension
pneumothorax, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki,
combustio (luka bakar tingkat II dan III > 25 %
Prioritas II (KUNING) Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila
tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan
pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh : patah tulang besar,
combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak / abdomen,
laserasi luas, trauma bola mata.
Prioritas III (HIJAU) Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak
perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka
superficial, luka-luka ringan.
Prioritas 0 (HITAM) Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka
sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis,
trauma kepala kritis.

75. Soal:
Sebuah pabrik perkebunan mengalami ledakan hebat yang melibatkan 40
pekerjanya. Perawat yang bekerja di area perusahaan langsung datang
dengan ambulance. Manakah korban yang pertama kali mendapat
pertolongan?
Pembahasan:
Bulu hidung dan wajah terbakar menandakan korban menghirup udara
panas dan mengalami trauma inhalasi sehingga kesulitan dalam bernafas.
Korban ini adalah yang harus pertama kali mendapatkan pertolongan.
Korban selanjutnya yang mendapat pertolongan adalah korban yang
mengalami fraktur tertutup kemudian korban dengan luka bakar pada
tangan. Korban dengan luka superficial pada ekstremitas atas dianggap
bukan kasus kegawatan dan dapat menunggu untuk tindakan. Klien yang
sudah meninggal mendapat pertolongan paling akhir.

76. Soal:
Seorang laki-laki umur 32 tahun tiba di UGD setelah mengalami luka bakar
pada bagian wajah. Klien diduga mengalami trauma inhalasi. Apakah
tindakan antisipasi yang harus dilakukan perawat?
Pembahasan:
Jika klien diduga mengalami trauma inhalasi maka dilakukan pemberian
oksigen 100% melalui masker wajah non rebreather dan tight fitting
ditentukan sampai kadar carboxyhemoglobin turun hingga 15%. Pada
trauma inhalasi, oropharink diinspeksi untuk melihat tanda-tanda erythema,
blister, atau ulserasi. Kebutuhan intubasi endotraceal juga ditentukan dari
hasil inspeksi tersebut.

77. Soal:
Serorang perempuan umur 34 tahun sedang dirawat di ruang ICU. Klien
mendapatkan terapi intravena (IV) dan nampak terpasang infuse dengan
cairan RL 1000 ml. 45 menit kemudian perawat mencatat bahwa klien
mengeluh nyeri kepala berat, dyspnea, gelisah dan terjadi peningkatan
denyut nadi. Kantong IV tinggal berisi 400 ml. Apakah yang harus
dilakukan perawat?
Pembahasan:
Gejala yang dialami klien yaitu speed shock. Hal ini didukung oleh data
yang menunjukkan 600 ml cairan infuse telah habis dalam waktu 45 menit.
Tindakan pertama yang perawat lakukan adalah menghentikan aliran
infuse intravena. Tindakan yang lain dapat mengikuti selang waktu yang
cepat. Perawata dapat menaikkan kepala tempat tidur untuk memudahkan
klien bernafas. Melambatkan kecepatan aliran infuse adalah tindakan yang
tidak tepat. selang infuse tidak perlu dicabut, karena masih akan
dibutuhkan untuk terapi intravena selanjutnya.

78. Soal:
Seorang perempuan umur 43 tahun dirawat di RS dengan diagnose gagal
ginjal tahap akhir (terminal illness). Klien mengatakan, "saya akan
membicarakan dengan keluarga terkait dengan penyakit dan rencana
pengobatan saya, apakah saya akan melanjutkan perawatan di rumah
sakit ini atau pulang dan melanjutkan perawatan di rumah". Apakah
tahapan respons kehilangan yang terjadi pada klien?
Pembahasan:
Respon klien yang akan membuat keputusan tentang perawatannya
bersama keluarga adalah.sikap positif yang berarti klien menerima
kondisinya. Membuat keputusan untuk melanjutkan perawatannya di
rumah atau di rumah sakit adalah hak klien yang harus dihormati oleh
perawat.

79. Soal:
Seorang perempuan umur 26 tahun di rawat dengan respons kehilangan.
Tampak perawat sedang melakukan komunikasi dengan klien pada fase
terminasi. Manakah komunikasi yang tepat yang dilakukan pada fase
tersebut?
Pembahasan:
Tugas pada fase terminasi yaitu mengevaluasi penampilan klien,
mengevaluasi pencapaian tujuan, mengevaluasi kebutuhan yang akan
datang, membuat rujukan yang tepat, dan menghadapi perilaku biasa yang
berhubungan dengan terminasi. Pilihan A dan D adalah tugas perawat
pada fase orientasi. Pilihan B dan C adalah tugas perawat pada fase kerja.
Pilihan D adalah yang tepat di mana perawat membantu klien untuk
menentukan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah.

80. Soal:
Setelah sesi terapi aktivitas kelompok, seorang klien mendekati perawat
dan mengungkapkan kebutuhan dan menyendiri karena perasaan tak
terkendali. Perawat associate melaporkan ini kepada perawat primer (PP)
dan mengharapkan PP akan mengambil tindakan yang tepat. Apakah
tindakan yang tepat yang akan dilakukan?
Pembahasan:
Klien dapat meminta untuk diasingkan. Hal ini memerlukan persetujuan
dari klien untuk tindakan tersebut, kecuali pada situasi darurat yang
beresiko bagi klien dan orang disekitar klien. Jika menemukan temuan
seperti ini tugas perawat primer adalah melakukan mediasi kepada dokter
mengenai hasil temuan dan bersama dokter melakukan rencana tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah klien.

81. Soal:
Seorang laki-laki usia 17 tahun dirawat di RS Jiwa dengan alasan
mengamuk di rumah. Pada pengkajian status mental ditemukan pasien
nampak tegang, tangan mengepal, gelisah, penampilan tidak rapi,
pembicaraan cepat dan gagap, ketakutan, sedih. Apakah masalah
keperawatan pada kasus tersebut ?
Pembahasan:
Alasan keluarga mengenai perilaku klien yang mengamuk di rumah dan
didukung hasil pengkajian yang mengindikasikan klien mengalami gejala
perilaku kekerasan sudah menguatkan kita untuk menegakkan masalah
keperawatan pada klien.

82. Soal:
Seorang laki-laki usia 25 tahun, dirawat di RS Jiwa dengan keluhan tidak
bersemangat, sering dimarahi atasan karena hasil kerja tidak maksimal
meskipun telah mengerjakan tugasnya dengan baik. Acuh terhadap
penampilan. Pasien jadi bahan ejekan di tempat kerjanya. Manakah
konsep diri yang sesuai dengan kasus tersebut ?
Pembahasan:
Konsep diri yang dijelaskan dalam soal adalah mengenai peran yang
didefinisikan sebagai suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang yang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Sementara
untuk posisi tersebut merupakan identifikasi dari status atau tempat
seseorang dalam suatu sistim sosial dan merupakan perwujudan
aktualisasi diri. Peran juga diartikan sebagai serangkaian perilaku yang
diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu
dalam berbagai kelompok sosial.

83. Soal:
Seorang laki-laki berusia 37 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa, tidak
mau bicara, kontak mata kurang, sering menyendiri, mulut komat kamit,
posisi tidur seperti janin dan bila didekati oleh perawat cenderung
menghindar dengan ekspresi wajah datar. Jika ditanya pasien hanya
menggelengkan kepala dan menjawab dengan kalimat yang singkat. Apa
diagnosa keperawatan yang tepat?
Pembahasan:
Kontak mata kurang, sering menyendiri dan mulut komat kamit ditambah
klien menghindar saat perawat mendekat adalah tanda bahwa klien
mengalami gangguan isolasi sosial.

84. Soal:
Seorang perawat primer dan perawat associate sedang berkunjung ke
kamar klien. Tampak klien sedang mempersiapkan diri untuk cuci darah,
ekspresi wajah tampak tegang, hanya memandang dan tidak mau
berbicara walaupun ditanya. Apakah tindakan yang dilakukan oleh perawat
?
Pembahasan:
Sikap Caring merupakan ciri khas bagi perawat dalam memberikan
tindakan keperawatan. Sikap tersebut akan menimbulkan rasa nyaman
pada klien karena klien merasa bahwa perawat selalu ada dalam kondisi
apapun. Caring bukan sekedar peduli dan empati kepada klien melainkan
juga rasa bertanggung jawab atas semua tindakan yang diberikan harus
dengan kualitas dan seluruh kemampuan perawat.

85. Soal:
Seorang perawat bertugas di ruang interna merawat klien umur 45 tahun,
dengan diagnosa penyakit batu ginjal, mengeluh nyeri pada pinggang
menjalar ke pelvis, mual dan muntah. Bagaimanakah sikap perawat dalam
menanggapi keluhan tersebut ?
Pembahasan:
Sebagai perawat, menjadi seorang pendengar yang baik merupakan salah
satu kunci komunikasi terapeutik. Dengan mendengarkan keluhan klien
maka klien akan merasa dipedulikan, sesekali perawat memberikan respon
aktif atas keluhan yang dirasakan klien.

86. Soal:
Seorang keluarga klien mendatangi nurse station sambil marah-marah dan
mengancam dengan suara keras karena ketidakpuasan terhadap
pelayanan yang diberikan kepada saudaranya. Bagaimana sikap perawat
seharusnya menanggapi respon keluarga klien?
Pembahasan:
Saat keluarga klien merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh rumah sakit, dan pada kasus ini keluarga klien protes di depan
perawat, respon yang sebaiknya dilakukan perawat adalah mendengarkan
keluhan yang dikeluarkan oleh keluarga klien sesekali memberi tanggapan
dengan penuh empati, selain itu perawat juga mengidentifikasi penyebab
ketidakpuasan klien terhadap pelayanan

87. Soal:
Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah dan ditemukan seorang
laki-laki berusia 45 tahun penderita DM dengan ulkus diabetik di kaki
kanannya. Keluarga tidak pernah membawa klien ke pusat pelayanan
kesehatan karena malu dengan kondisinya. Saat ini klien hanya tinggal
berdua dengan istrinya yang berusia 40 tahun. Klien sesekali mengalami
nyeri pada ulkusnya dengan skala 3. Apakah tindakan keperawatan yang
tepat?
Pembahasan:
Keengganan keluarga membawa anggota keluarga untuk berobat
merupakan salah satu bentuk kurangnya pengetahuan keluarga mengenai
penyakit yang diderita. Dengan tidak membawa anggota keluarga
memeriksakan keadaannya, akan memperparah kondisi penyakit yang
dialami.
88. Soal:
Keluarga klien merupakan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga
pemula, keluarga berlatar pendidikan tamat SMP. Dari hasil pengkajian,
suami mengeluh pusing dan sesak. TD: 150/100 mmHg, P: 28x/menit, S:
36.7oC, dan nadi 130x/menit. Diketahui suami memiliki riwayat merokok
dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Orang Tua suami meninggal
karena penyakit jantung dan hipertensi. Apakah intervensi keperawatan
yang yang tepat?
Pembahasan:
Pola hidup keluarga klien dikategorikan pola hidup tidak sehat. Hal ini
terlihat dari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
Kurangnya pengetahuan mengenai penyebab penyakit jantung dan
hiertensi menjadi salah satu faktor penyebab pola hidup yang tidak sehat.
Apalagi keluarga klien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Ini akan
memperbesar resiko penyakit tersebut. Dengan memberikan penyuluhan
kesehatan akan memberikan pandangan baru mengenai penyakit dan pola
hidup sehat.

89. Soal:
Keluarga klien merupakan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga
pemula, keluarga berlatar pendidikan tamat SMP. Dari hasil pengkajian,
suami mengeluh pusing dan sesak. TD: 150/100 mmHg, P: 28x/menit, S:
36.7oC, dan N: 130 x/menit. Diketahui suami memiliki riwayat merokok dan
mengkonsumsi minuman beralkohol. Keluarga jarang membawa klien
untuk control ke puskesmas. Apakah masalah keperawatan utama pada
klien?
Pembahasan:
Masalah plaing utama yang dialami klien berada pada system pernafasan
dimana klien mengalami sesak yang dapat dilihat dari frekuensi nafas
sebanyak 28 x/menit. Pilihan jawaban paling tepat adalah D

90. Soal:
Seorang kepala keluarga, umur 60 tahun, tinggal bersama cucunya yang
berusia 5 tahun. Klien mengeluh batuk, berkeringaat pada malam hari,
nafsu makan berkurang, dan sesak. Klien pernah memeriksakan diri ke
puskesmas dan didiagnosa menderita penyakit TB. Hasil pengkajian
diiketahui klien pernah tidak mengkonsumsi obat yang diberikan selama 1
minggu, BB 50 kg, TB 170 cm. Apakah intervensi keperawatan yang dapat
diberikan perawat kepada keluarga klien?
Pembahasan:
Merujuk ke pusat pelayanan kesehatan setempat merupakan tindakan
paling tepat pada kasus ini, di mana klien memiliki riwayat TB dan sedang
menjalani pengobatan namun obat tak pernah lagi dikonsumsi selama
seminggu terakhir. Hal ini membutuhkan penanganan lebih lanjut di rumah
sakit atau puskesmas.

91. Soal:
Seorang perawat melakukan kunjungan rumah pada keluarga dengan anak
laki-laki berusia 7 tahun. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa anak
mengeluh batuk sejak 6 hari yang lalu, dari hasil pemeriksaan fisik
ditemukan bunyi Ronchi pada kedua area lapang paru. Keluarga
mengatakan hanya batuk biasa, tidak perlu ke dokter dan akan sembuh
dengan sendirinya. Berapakah skor potensial masalah untuk dicegah pada
kasus tersebut?
Pembahasan:
Potensial masalah untuk dicegah rendah (1), dilihat dari sikap keluarga
menangani penyakit yang diderita anaknya denga tidak perlu berobat dan
beranggapan akan sembuh sendiri. Diketahui bobot nilai yaitu 1. Sehingga
scoring nilainya adalah 1/3 x 1 = 1/3

92. Soal:
Pada saat kunjungan rumah pada satu keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan tiga orang anak, diperoleh informasi bahwa suami dengan umur 37
tahun yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan ± Rp.
1.500.000/bulan, istri hanya sebagai IRT dan memiliki 3 orang anak, anak
pertama umur 12 tahun dan anak ke dua umur 10 tahun. Dan anak ketiga
masih balita. Dengan penghasilan yang dimiliki keluarga tersebut saat ini
keluarga tidak mampu menyekolahkan anaknya. Apakah tahapan keluarga
pada kasus tersebut?
Pembahasan:
Di Indonesia keluarga dikelompokan menjadi 5 tahap yaitu: - Keluarga Pra-
sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar
secara minimal, kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan
dan kesehatan. - Keluarga sejahtera tahap I, yaitu Keluarga yang telah
dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu kebutuhan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal, dan transportasi. - Keluarga sejahtera tahap II, yaitu
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
dan dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu : kebutuhan
menabung dan memperoleh informasi. - Keluarga sejagtera tahap III, yaitu
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial psikologisnya, dan dapat memenuhi kebutuhan pengembangan,
tetapi belum dapat memberikan kontribusi yang maksimal kepada
masyarakat secara teratur dalam bentuk material dan keuangan, juga
berperan serta aktif menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan dan lain-
lain. - Keluarga sejahtera tahap III plus, yaitu Keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, kebutuhan
sosial psikologisnya, maupun pengembangan,serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

93. Soal:
Disebuah desa ditemukan data pada bulan Oktober 2016, 65% KK (Kepala
Keluarga) tidak mempunyai jamban, 45% KK tidak mempunyai tempat
pembungan sampah, 25% KK mengkonsumsi air yang tidak dimasak dan
20% balita menderita diare. Perawat telah melakukan penyuluhan
kesehatan mengenai kebersihan lingkungan. Apakah upaya selanjutnya
yang sebaiknya dilakukan perawat?
Pembahasan:
Tindakan yang sebaiknya dilakukan perawat setelah melakukan
penyuluhan adalah melakukan pemberdayaan masyarakat untuk
mengatasi masalah yang ada dilingkungan, dimana masalah ketersediaan
jamban dapat terpenuhi misalnya dengan program arisan jamban. Program
ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat muai dari puskesmas, kader,
tokoh masyarakat hingga masyarakat sebagai sasaran tindakan.

94. Soal:
Seorang perempuan dirawat di ruang Intensif Care Unit dengan kesadaran
menurun, hasil kolaborasi harus dipasang NGT, ketika selang NGT
dimasukkan tiba-tiba pasien sesak dan cyanosis. Apakah tindakan
selanjutnya yang harus dilakukan?
Pembahasan:
Saat dalam proses pemasangan NGT terjadi sesak dan cyanosis, hal yang
harus segera dilakukan adalah membatalkan pemasangan NGT dengan
cara melepas selang. Hal yang harus segera ditangani adalah kebutuhan
oksigenasi klien terlebih dahulu karena lebih mngancam nyawa klien.

95. Soal:
Seorang laki-laki berumur 37 tahun dirawat di RS dengan diagnosis post
operasi tumor otak. Saat perawat sedang memandikan tiba-tiba pasien
tidak sadarkan diri, nadi teraba, tidak ada henti jantung dan tidak ada henti
nafas. Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan oleh perawat ?
Pembahasan:
Saat terjadi kasus seperti ini hal pertama yang harus diingat adalah
perawat jangan sekali-kali terlihat panik. Tetap tenang dan segera meminta
pertolongan pada teman sejawat lain.

96. Soal:
Seorang laki-laki umur 45 tahun dirawat di ICU dengan diagnosa
haemoragic stroke, kesadaran menurun dengan GCS 7, hasil pemeriksaan
fisik didapatkan TD 90/70 mmHg, frekuensi napas 22x/menit, frekuensi
nadi 60x/menit, Suhu 38oC. Saat ini posisi pasien kepala lebih rendah dari
kaki. Apakah intervensi keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
Pembahasan:
Klien yang mengalami kesadaran menurun terutama pasien dengan HS
akan mengalami kerusakan jaringan cerebal. Intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan adalah meninggikan kaki sekitar 15-30 derajat, ini
bertujuan untuk mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage
vena dan memperbaiki sirkulasi serebral. Intervensi selanjutnya yaitu
mengobservasi tanda-tanda vital klien terutama tanda-tanda peningkatan
Tekanan Intrakranial (TIK) yang sewaktu-waktu dapat timbul.

97. Soal:
Seorang laki-laki berusia 50 tahun masuk RS dengan diagnosa HS.
Perawat melakukan pengkajian refleks patologis dengan memberikan
stimulus penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior.
Apakah jenis pemeriksaan yang dimaksud?
Pembahasan:
Pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat merupakan salah satu
pemeriksaan reflex patologis yaitu reflex babinski dikatakan postif jika
setelah dilakukan goresan pada telapak kaki bagian lateral dari posterior ke
anterior maka timbul pergerakan reflektoris yang terdiri atas fleksi kaki dan
jari-jarinya ke daerah plantar.

98. Soal:
Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan tetanus hari ke-18. Dari
pengkajian ditemukan pasien masih terpasang kateter, tampak rembesan
pada kateter, terpasang pampers, pasien masih terpasang NGT, pasien
bed rest, mulai nampak kesan foot drop pada kedua tungkai bawah,
nampak kemerahan pada bokong dan tumit pasien. Skala norton
menunjukkan pasien risiko tinggi dekubitus. Keluarga pasien kurang
kooperatif dalam perawatan. Apakah diagnosa keperawatan kasus diatas ?
Pembahasan:
Data yang tersaji dalam soal menunjukkan bahwa klien beresiko
mengalami keruskan integritas kulit. Ini dapat dilihat dari data yang
menyatakan bahwa tampaknya kesan foot drop pada tungkai kaki
ditambah adanya kemerahan pada bokong dan tumit klien.

99. Soal:
Seorang anak berusia 4 tahun masuk RS dengan meningitis TB. Hasil
pengkajian fisik pasien mengalami penurunan kesadaran, disfungsi
menelan, terpasang NGT, suhu 38?C, pernapasan 34 kali/menit, ronchi
(+), lendir ++ sangat banyak, refleks batuk pasien sangat menurun.
Ruangan perawatan dalam kondisi hanya tersedia oksigen untuk
manajemen airway. Apakah intervensi keperawatan pada kondisi kasus di
atas?
Pembahasan:
Intervensi yang tepat untuk klien dengan kondisi kesadaran menurun yang
disertai peningkatan frekuensi nafas dan juga jumlah lendir yang meningkat
adalah pencegahan terjadinya aspirasi dengan cara melakukan suction
untuk mengelluarkan lendir klien yang dapat menghalangi jalan nafas.

100. Soal:
Seorang perempuan berumur 25 tahun dirawat di ruang interna mengeluh
batuk berlendir, nafsu makan berkurang dan merasa lemas. Pada saat
dilakukan pemeriksaan TD 120/70 mmHg, nadi 72 x/menit, pernapasan 20
x/menit dan suhu 36,5 ?C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data wajah
pucat, terdengar suara ronchi pada paru. Apakah masalah utama pada
kasus tersebut?
Pembahasan:
Masalah utama pada klien adalah bersihan jalan nafas yang terganggu
dengan adanya batuk yang disertai lendir. Piihan yang paling tepat adalah
A

101. Soal:

Satu keluarga yang terdiri pasangan suami istri dan 2 anak diketahui
bahwa kepala keluarga bekerja sebagai wiraswasta dan istri sebagai
pedagang di pasar yang kesehariannya berada di luar rumah. Keluarga
tersebut tinggal di rumah berukuran 4x4 m, ventilasi dan pencahayaan
kurang. Keadaan rumah kotor dan berdebu. Pakaian banyak bergantungan
di kamar serta perabot dapur berantakan serta keadaan toilet yang kotor.
Apakah tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang belum terpenuhi
pada kasus diatas?

Pembahasan:
Lingkungan rumah keluarga tersebut nampak tidak tertata dengan baik
yang nantinya akan berdampak pada status kesehatan keluarga. Diketahui
bahwa keluarga memiliki tugas untuk mengambil keputusan mengenai
kesehatannya. Jika tugas di bidang kesehatan ini belum terpenuhi oleh
keluarga, maka perawat bertugas untuk menyadarkan keluarga mengenai
pentingnya keterlibatan keluarga dalam menjaga status kesehatan
keluarga.

102. Soal:

Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak mendapat
kunjungan rumah oleh perawat. Informasi dari istri bahwa suami umur 42
tahun sejak 5 bulan yang lalu didiagnosa menderita TBC dan saat ini
sedang dalam pengobatan dan rawat jalan. Saat kunjungan rumah tersebut
tampak ayah masih batuk tanpa menutup mulut, tampak klien tidak
membuang dahaknya di sembarang tempat. Apakah tindakan keperawatan
yang utama dilakukan pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Saat sebuah keluarga tidak mengerti mengenai penyakit yang dialami


salah satu anggota keluarganya, langkah pertama yang dilakukan adalah
memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit tersebut (dalam hal ini
TBC). Akibat dari ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit yaitu risiko
penularan akan semakin tinggi kepada anggota keluarga yang lain. Dalam
pendidikan kesehatan akan dipaparkan mengenai penyakit, tanda dan
gejala, penularan penyakit, penanganan, hingga pencegahan penyakit.
Dari perilaku klien didapatkan bahwa klien batuk tanpa menutup mulutnya.
Anjuran penggunaan masker dalam kondisi ini dapat meminimalisir
penularan.

103. Soal:
Seorang laki-laki 56 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada
jari-jari tangan dan gatal pada tangan sejak sebulan yang lalu. Dari
pengkajian didapatkan data tampak bengkak dan terdapat ulkus bernanah
di telapak tangan hingga sela-sela jari. Klien mengatakan malu karena
tidak bisa ikut pengajian lagi. Perawat lalu melakukan perawatan luka pada
tangan klien. Apakah tindakan selanjutnya yang sebaiknya dilakukan?
Pembahasan:

Klien harus segera mendapatkan perawatan luka pada tangan klien yang
mengalami ulkus. Saat melakukan perawatan luka perawat sebaiknya
memberikan reinforcement positif mengenai kondisi klien.

104. Soal:

Seorang perawat akan melakukan komunikasi terhadap seorang laki-laki


berumur 66 tahun dengan gangguan pendengaran. Manakah intervensi
awal yang sebaiknya dilakukan?

Pembahasan:

Perawat sebaiknya memastikan bahwa klien dengan gangguan


pendengaran mampu melihat ketika perawat sedang berbicara dengan
memberikan pencahayaan yang cukup dan berdiri di depan klien. Perawat
sebaiknya melafalkan kata-kata dengan jelas tanpa melebih-lebihkan
gerakan bibir. Jika gangguan pendengaran cukup parah sebaiknya
gunakan bahasa isyarat. Jika klien masih tidak mengerti, maka gunakan
media tulisan dalam menyampaikan pesan.

105. Soal:

Sebuah sekolah Dasar di suatu desa terpencil sedang melakukan program


pemberian makanan tambahan yang dibina oleh perawat puskesmas
setempat. Tujuan program ini adalah mencegah kekurangan gizi dan
meningkatkan status kesehatan anak di sekolah dasar melalu praktek
pengaturan diet. Perawat sedang melakukan tindakan preventif. Manakah
pencegahan primer yang sebaiknya dilakukan?

Pembahasan:

Intervensi pencegahan primer merupakan tindakan yang dapat berdampak


langsung pada masyarakat seperti pemberian pendidikan kesehatan.

106. Soal:
Sebuah keluarga saat dilakukan pengkajian mengatakan jarang makan
ikan. Menurut kepercayaan keluarga tersebut jika makan ikan maka akan
cacingan. Apa strategi asuhan keperawatan budaya yang tepat untuk
mengatasi masalah klien ?

Pembahasan:

Menurut Leininger, ada 3 strategi yang digunakan dalam asuhan


keperawatan yaitu perlindungan / mempertahankan budaya,
mengakomodasi / negoasiasi budaya, dan mengubah / mengganti budaya
klien. Strategi yang kita gunakan dalam kasus di atas adalah
merestrukturisasi budaya klien. Hal ini dilakukan karena budaya yang
dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi
gaya hidup klien yang jarang makan ikan dengan memberikan informasi
mengenai nilai gizi yang terkandung dalam ikan.

107. Soal:

Seorang perawat melakukan kunjungan rumah pada keluarga dengan bayi


berusia 9 bulan. Ibu mengatakan bahwa setelah imunisasi, anaknya
menjadi demam sehingga memutuskan untuk tidak lagi membawa anaknya
untuk melakukan imunisasi. Jarak antara rumah klien dan puskesmas
cukup jauh juga menjadi alas an dari ibu.. Apakah masalah keperawatan
yang tepat pada kasus di atas ?

Pembahasan:

Masalah keluarga yang dialami yakni ketidakmampuan keluarga dalam


melakukan perawatan. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidaktahuan ibu
mengenai efek samping dari imunisasi, yaitu demam.

108. Soal:

Seorang ibu sedang menjalani proses persalinan. Klien menerima anestesi


epidural selama persalinan dan menggunakan forcep membantu bayi lahir
setelah 2 jam mengejan. Pada 6 jam postpartum, tekanan darah sistolik
menurun 20 mmHg, tekanan darah diastolic menurun 10 mmHg, dan
frekuensi nadi 120 x/menit. Klien tampak sangat gelisah dan lelah. Perawat
menemukan adanya hematoma pada vulva. Manakah tindakan yang
seharusnya dilakukan oleh perawat?

Pembahasan:
Informasi yang tersaji dalam kasus tersebut mengindikasikan bahwa klien
mengalami perdarahan. Tindakan yang paling tepat adalah melakukan
tindakan operasi.

109. Soal:

Seorang perempuan umur 25 tahun akan menjalani proses persalinan di


RS, hasil pemeriksaan TFU 1 jari di atas pusat, kontraksi uterus baik, nyeri
pada kandung kemih dan ada keinginan untuk berkemih namun tidak bisa
dikeluarkan. Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus
di atas?

Pembahasan:

Data yang tersaji dalam kasus tersebut menandakan bahwa kandung


kemih dalam keadaan penuh, dan mengalami kesulitan dalam proses
ekskresi yang disebabkan oleh penekanan janin. Oleh sebab itu,
pemasangan kateter merupakan tindakan paling tepat untuk mengatasi
masalah yang terjadi pada klien.

110. Soal:

Seorang ibu umur 30 tahun berada di ruang Intranatal Care sedang


menjalani proses persalinan dan melahirkan bayi dengan kondisi menangis
kuat dan kulit berwarna kemerahan. Plasenta telah keluar 10 menit
kemudian. Apakah tindakan selanjutnya yang paling tepat dilakukan oleh
perawat?

Pembahasan:

Setelah plasenta keluar, hal yang harus dilakukan oleh perawat adalah
memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput amnion. Jika tidak lengkap,
kemungkinan terbesar tertinggal dalam rahim dan harus segera dilakukan
tindakan kuret. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan perdarahan
postpartum.

111. Soal:
Seorang ibu umur 28 tahun baru saja melahirkan bayi perempuan yang
menangis kuat, warna kulitnya merah muda, tapi kakinya berwarna
kebiruan, gerak aktif, nadi 92 kali/menit, batuk setelah diberi rangsangan.
Berapakah nilai Apgar Score pada bayi tersebut ?

Pembahasan:

Menangis kuat = 2, Nadi 92 kali/menit = 1, kulit = merah muda = 2, gerak


aktif = 2, batuk setelah diberi rangsangan = 2. APGAR Score = 9 (Normal)

112. Soal:

Seorang perempuan berumur 23 tahun dirawat di ruang nifas, post partum


hari ketiga, mengeluh nyeri di daerah luka pada perineum, terdapat 6
jahitan, nyeri sangat dirasakan saat bergerak dengan skala 6, klien
nampak berbaring, ibu tidak mau menyusui bayinya, klien mengatakan
darah masih cukup banyak yang keluar, 3 kali ganti pembalut setiap hari,
TD 100/70mmHg. Apakah tindakan keperawatan utama untuk kasus di
atas ?

Pembahasan:

Kasus pada soal menunjukkan bahwa ibu mengalami nyeri yang harus
segera dikurangi kualitas nyerinya dengan cara memberikan obat
analgetik.

113. Soal:

Seorang perempuan umur 23 tahun sedang memeriksakan kehamilannya


di klinik ibu dan anak. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data bahwa klien
memiliki jenis panggul gynecoid. Apa karakteristik panggul jenis ini?

Pembahasan:

Panggul gynecoid merupakan jenis panggul yang paling baik untuk


perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Diameter
anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini
ditemukan pada 45% wanita.

114. Soal:

Seorang ibu umur 34 tahun datang memeriksakan kehamilan di klinik


bersalin, dari hasil pemeriksaan didapatkan data bahwa ibu sering merasa
mual di pagi hari dan membuat nafsu makan menurun, merasa mudah
lelah. Apakah intervensi paling tepat untuk diberikan pada ibu?

Pembahasan:

Gejala yang dialami klien normal terjadi pada ibu hamil terutama pada
trimester I. Namun, hal ini akan berpengaruh pada kebutuhan nutrisi pada
ibu hamil dan akan berpengaruh buruk pada kondisi janin jika tidak teratasi
dengan baik. Solusi untuk mencegah terjadinya masalah adalah
memberikan penyuluhan tentang nutrisi dan aktivitas

115. Soal:

Seorang ibu umur 27 tahun dengan usia kehamilan trimester III datang ke
klinik bersalin untuk memeriksakan diri. hasil pengkajian tidak ditemukan
tanda-tanda yang membahayakan kehamilan ibu. Perawat memberikan
informasai mengenai nutrisi yang tepat. Apakah langkah selanjutnya yang
paling tepat dilakukan?

Pembahasan:

Informasi yang dibutuhkan pada ibu dengan usia kehamilan trimester III
adalah mengenai tanda bahaya kehamilan serta waktu yang tepat dibawa
ke rumah sakit untuk melakukan persalinan.

116. Soal:

Seorang perawat di sebuah rumah sakit, memeriksa kehamilan ibu umur


21 tahun dengan usia kehamilan 32 minggu, pemeriksaan yang dilakukan
Leopold I sampai dengan IV. Apakah tujuan dari pemeriksaan Leopold II?

Pembahasan:
untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada
letak lintang tentukan di mana kepala janin.

117. Soal:

Seorang anak laki-laki berumur 14 tahun sedang dirawat dengan diagnose


arthritis juvenile idiopatik. Ibu klien memanggil perawat karena anaknya
menangis dan mengeluh nyeri hebat, skala nyeri 6. Ibu menanyakan pada
perawat apakah anak boleh boleh dilakukan latihan gerak ROM saat ini.
Bagaimanakah sebaiknya respons perawat terhadap ibu tersebut?

Pembahasan:

Selama periode nyeri hebat, mengompres dengan air hangat atau dingin,
menyanggah sendi, dan memposisikan sendi pada posisi netral dapat
membantu mengurangi nyeri. Meskipun mengistirahatkan ekstrimitas
merupakan hal yang tepat, dalam kondisi ini penting juga untuk memulai
latihan isometric atau gerakan tanpa adanya ketegangan otot sesegera
mungkin ketika anak mampu melakukannya. Latihan ini tidak melibatkan
pergerakan sendi.

118. Soal:

Seorang bayi laki-laki lahir pada tanggal 02 Januari 2017 di rumah dengan
bantuan seorang dukun terlatih. Untuk pertamakalinya, Ibu membawa
bayinya ke Posyandu pada tanggal 02 Februari 2017 untuk mendapatkan
imunisasi. Apa jenis imunisasi yang harus didapat oleh bayi tersebut?

Pembahasan:

Imunisasi BCG diberikan satu kali sampai mulai sesaat setelah bayi lahir
hingga bayi berumur 2 bulan. Imunisasi Hepatitis B diberikan dua kali yaitu
sesaat setelah lahir dan saat bayi berumur 1 bulan. Karena bayi telah
berumur 1 bulan dan sama sekali belum pernah mendapat imunisasi maka
bayi mendapatkan imunisasi BCG dan juga Hepatitis B.

119. Soal:
Saat melakukan kunjungan rumah, didapatkan keluarga dengan anak usia
3 tahun dan saat ini ibu tersebut baru saja melahirkan anak keduanya.
Saat pengkajian, Ibu mengatakan "saya merasa khawatir anak saya akan
cemburu dengan adiknya yang baru saja lahir". Manakah saran yang
penting terkait dengan anaknya?

Pembahasan:

Saran terbaik untuk menghindari kecemburuan yaitu melibatkan anak


dalam melakukan perawatan adik barunya seperti memandikan secara
bersama dan melibatkan dalam proses menggunakan pakaian.

120. Soal:

Seorang anak berusia 11 tahun dirawat di bangsal anak dengan keluhan


sering mengalami sesak sampai kebiruan jika menangis lama, hasil
pengkajian menunjukkan klien nampak pucat kebiruan pada bibir dan ujung
ekstremitas. Saat dilakukan pemeriksaan jantung terdapat suara gallop.
TD: 100/60 mmHg, P: 26 x/menit, N: 120 x/menit Apakah masalah
keperawatan prioritas kasus tersebut?

Pembahasan:

Bunyi jantung IV atau biasa dikenal dengan bunyi gallop merupakan


keadaan abnormal pada jantung. Hal ini terjadi ketika terhambatnya
pengisian darah ventrikel ketika diastolic yang disebabkan oleh turbulensi
aliran darah yang merupakan efek dari penyempitan pada katup sehinggga
terjadi regurgitas pada aliran darah, defek congenital pada didinding
ventrikel, serta meningkatnya pembuluh darah yang melalui struktur
normal.

121. Soal:

Seorang bayi berusia 6 bulan dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB encer dan
berampas dialami sejak 2 hari yang lalu, hasil pengkajian menunjukkan mata tidak cekung, pasien
selalu mau minum dan turgor kulit kembali cepat Apakah klasifikasi pasien tersebut berdasarkan
MTBS?

Pembahasan:
Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan MTBS

No. Penilaian A B C

1 Lihat : kedaan umum Baik, sadar Gelisah,Rewel* Lesu, lunglai, atau tidak sadar*

2 Mata Normal Cekung Sangat cekung

3 Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

4 Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

5 Rasa haus Minum biasa tidak haus Haus, ingin minum banyak* Malas minum atau
tidak bisa minum*

6 Periksa : turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat*

7 Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasiDehidrasi ringan/sedang. Bila ada 1 tanda*


ditambah 1 tanda atau lebih tanda lain Dehidrasi berat Bila ada 1 tanda* ditambah 1 atau lebih
tanda lain

Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C

122. Soal:

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa ibunya ke puskesmas


dengan keluhan demam disertai menggigil. Hasil pengkajian menunjukkan
pasien tampak sesak, batuk, terdengar bunyi stridor, pemeriksaan paru
saat perkusi redup, saat auskultasi suara napas ronchi basah yang halus
dan nyaring, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi napas 35 x/menit,
frekuensi nadi 120 x/menit, suhu 370C. Manakah tindakan pertama pada
kasus tersebut?

Pembahasan:

Tanda dan gejala yang muncul menunjukkan bahwa klien mengalami


sesak, tindakan pertama yang dilakukan yaitu memberikan posisi semi
fowler untuk mengurangi gejala sesak yang dialami klien.

123. Soal:

Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke


puskesmas dengan keluhan lemah dan kurang bergairah disertai telapak
tangan pucat. Berat badan saat ini 15 kg dan tinggi badan 100 cm, Saat ini
anak tersebut sudah bisa berjalan dan bicara beberapa kata. Apakah
masalah utama yang dialami oleh anak tersebut?

Pembahasan:

Klien berumur 4 tahun pada normalnya sudah mampu berbicara secara


aktif, namun pada kasus tersebut didapatkan data bahwa klien hanya
mampu mengatakan beberapa kata saja. Hal ini terjadi pada anak yang
mengalami gangguan perkembangan

124. Soal:

Seorang anak usia 6 tahun baru masuk di ruang interna dengan diagnose
anemia sel sabit. Perawat sedang mengevaluasi tindakan untuk mengatasi
penyumbatan pembuluh darah. Apakah dokumentasi tindakan yang harus
ditemukan pada catatan perkembangan anak?

Pembahasan:

Anemia sel sabit atau bisa juga disebut dengan hemoglobiniopati dimana
sebagian atau seluruh hemoglobin A digantikan oleh hemoglobin S
abnormal berbentuk sabit. Hal itu disebabkan oleh kelainan congenital dari
susunan genetic abnormal rantai hemoglobin. Hemoglobin S sensitive
dalam mengubah komponen oksigen di dalam sel darah dan kurangnya
oksigen menyebabkan sel-sel berbentuk sabit, sel-sel tersbut menggumpal
sehingga mentumbat aliran darah kapiler. Pemberian cairan secara oral
dan intravena merupakan bagian dari terapi yang cukup penting

125. Soal:

Seorang perempuan berumur 42 tahun yang dirawat di RS Jiwa, klien


mondar-mandir sambil melotot, mengepalkan tangan dan mulut komat-
kamit. Tiba-tiba menarik rambut dan menampar wajah pasien lain yang
sedang melintas di depannya. Perawat segera bertindak dengan
melakukan pengikatan (restrain) dan mengurungnya di ruang isolasi,
kemudian perawat melakukan pemantauan kemarahan klien. Apakah
tindakan keperawatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh Perawat?

Pembahasan:

Saat keadaan klien marah dan mengamuk hingga melukai orang lain,
tindakan pertama yang dilakukan adalah menjauhkan dan mengisolasi
klien agar tidak melukai lebih banyak pasien lain. Setelah klien diikat dan
diisolasi, pantau atau observasi kemarahan klien, setelah kemarahan klien
menurun kemudian perawat mengidentifikasi kesiapan klien melepas
ikatan, hal ini untuk menghindari klien mengamuk dan melukai perawat
saat melakukan interaksi.

126. Soal:

Seorang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa akan melakukan


Asuhan Keperawatan dalam bentuk Strategi Pelaksanaan pertama dengan
pasien resiko bunuh diri. Sambil berbincang perawat mengidentifikasi
benda berbahaya di sekitar klien. Apakah tindakan selanjutnya yang harus
dilakukan perawat berdasarkan SP1P?

Pembahasan:

Dalam SP1P (Strategi Pelaksanaan 1 pasien) yang meliputi fase orientasi,


kerja dan evaluasi. Mencakup komponen berikut: - Mengidentifikasi benda-
benda yang dapat membahayakan pasien - Mengamankan benda-benda
yang dapat membahayakan pasien - Melakukan kontrak treatment -
Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri - Melatih cara
mengendalikan bunuh diri Setelah mengobservasi benda berbahaya di
sekitar klien, tindakan selanjutnya jika menemukan benda berbahaya
segera amankan dan hindarkan dari jangkauan klien.

127. Soal:

Seorang perawat yang bertugas dirawat inap RS Jiwa akan melakukan


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pada pasien dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran. Perawat berhasil melakukan TAK sesi 1.
Apakah tindakan sesi selanjutnya yang akan dilakukan pada TAK
tersebut ?

Pembahasan:

Cara penanganan klien selanjutnya adalah dengan mengajarkan teknik


mnghardik yang sebelumnya diajarkan cara mengidentifikasi halusinasi,
setelah klien mampu melakukan teknik ini selanjutnya klien diajarkan untuk
berbincang kepada teman atau perawat jika terjadi halusinasi untuk
mengalihkan perhatian halusinasi tersebut.
128. Soal:

Seorang laki-laki berumur 30 tahun dirawat di RSJ karena sering marah-


marah dan mengamuk. Saat ini klien sudah perawatan hari ke tujuh.
Keluarga klien sudah tahu cara merawat klien di rumah. Menurut keluarga
bahwa klien sudah mampu memotivasi dirinya sendiri untuk mengontrol
perilaku kekerasannya. Apakah indikator keberhasilan Asuhan
Keperawatan yang dilakukan keluarga ?

Pembahasan:

Perawat dalam melakukan tindakan SP pada keluarga meliputi cara


berikut: - Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien - Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
(penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut) - Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul
benda/orang lain - Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku
kekerasan Satu-satunya yang dapat diukur tingkat keberhasilannya yaitu
pilihan A. Focus pada data yang disajikan oleh soal, keluarga mengatakan
mengerti cara merawat klien. Perawatan klien PK dirumah hanya
mencegah klien terpapar oleh penyebab kekambuhan penyakit. Pilihan A
paling tepat dan mampu diukur saat di RS.

129. Soal:

Seorang anak laki-laki berumur 35 tahun, dirawat di Rumah Sakit Umum


pasca amputasi tangan kiri. Hasil observasi didapatkan klien tampak
murung dan cenderung menyendiri. Saat ditanyakan, klien tersebut
mengatakan bahwa ia malu dengan kondisinya saat ini dan rasanya ingin
mengakhiri hidupnya, ia juga merasa sudah tidak berharga lagi. Apakah
prinsip untuk tindakan pada kasus diatas ?

Pembahasan:

Klien dengan kondisi murung dan menyendiri merupakan gejala HDR


(Harga diri rendah), gejala subjektif yang muncul yaitu malu, tidak berharga
dan ingin mengakhiri hidup merupakan pernyataan bahwa klien butuh
seseorang yang bisa mendengarkan semua yang dirasakan. Peran
perawat disini yaitu unuk menggali perasaan klien sehingga terjalin
hubungan yang terapeutik antar perawat pasien. Soal jenis seperti ini
membutuhkan daya analisis anda untuk menjawab dengan tepat. Pilihan A,
B, C, dan E dapat dilakukan setelah klien merasa nyaman dengan
kehadiran perawat, untuk menumbuhkan kenyamanan klien perawat harus
mampu menjalin kedekatan terhadap klien salah satunya dengan cara
menggali apa yang dirasakan klien.

130. Soal:

Perawat Rumah Sakit Jiwa baru saja melakukan tindakan keperawatan


dan menyuruh pasien dengan diagnose HDR (Harga diri rendah) untuk
mengulangi apa saja yang baru selesai dikerjakannya sesuai dengan yang
telah diajarkan perawat. Apakah tindakan yang dilakukan perawat pada
fase terminasi diatas ?

Pembahasan:

Fase terminasi merupakan fase terakhir dalam tiap SP (Strategi


Pelaksanaan) yang dilakukan oleh perawat baik terhadap klien maupun
kepada keluarga klien. Tahap terminasi meliputi evaluasi subjektif, evaluasi
objektif, rencana tindak lanjut dan kontrak waktu. Evaluasi subjektif
merupakan upaya yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data secara
verbal dari klien mengenai tindakan yang telah dilakukan. Focus pada data
yang tersaji dalam soal. Baca secara teliti soal dan temukan data yang
mengarahkan anda pada jawaban yang paling tepat.

131. Soal:

Seorang perawat yang bertugas dirawat inap RS Jiwa akan melakukan


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pada pasien dengan gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran. Perawat berhasil melakukan pengenalan
halusinasi dan teknik menghardik.. Apakah tindakan sesi selanjutnya yang
akan dilakukan pada TAK tersebut ?

Pembahasan:

Cara penanganan klien dengan halusinasi adalah dengan mengajarkan


teknik mnghardik yang sebelumnya diajarkan cara mengidentifikasi
halusinasi, setelah klien mampu melakukan teknik ini selanjutnya klien
diajarkan untuk berbincang kepada teman atau perawat jika terjadi
halusinasi untuk mengalihkan perhatian halusinasi tersebut.

132. Soal:

Seorang laki-laki berusia 23 tahun diantar ke UGD bedah dengan Keluhan


Utama Kesadaran Menurun. Perawat melakukan pengkajian ditemukan
respon verbal : suara berupa erangan, respon motorik : pasien menghindar
dari stimulus nyeri, respon membuka mata: buka mata dengan stimulasi
nyeri. Klien muntah 3 kali setelah kejadian kecelakaan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan CT- Scan ditemukan adanya Epidural Hematom. Berapakah
nilai score GCS pasien tersebut ?

Pembahasan:

Pemeriksaan GCS pada orang Dewasa : Eye (respon membuka mata) : (4)
: spontan (3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata). (2) :
dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku
jari) (1) : tidak ada respon Verbal (respon verbal) : (5) : orientasi baik (4) :
bingung, berbicara kacau (sering bertanya berulang), disorientasi tempat
dan waktu. (3) : kata-kata tidak jelas (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) :
tidak ada respon Motorik (Gerakan) : (6) : mengikuti perintah (5) :
melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri) (4) : withdraws (menghindar/menarik extremitas atau tubuh menjauhi
stimulus saat diberi rangsang nyeri) (3) : flexi abnormal (tangan satu atau
keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang
nyeri). (2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi
tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon Jadi, nilai total GCS klien adalah E2V2M5 = 9

133. Soal:

Seorang perempuan masuk UGD karena tersedak biji rambutan. Perawat


melakukan tindakan heimlich meneuver. Saat ini sudah membuat kepalan
satu tangan diatas dada korban dan tangan yang satu diletakkan
diatasnya. Apakah teknik tindakan berikutnya diberikan pada kasus
tersebut ?

Pembahasan:
Tindakan selanjutnya yaitu menarik dada kea rah dalam dan sedikit
mengarah ke atas. Pilihan jawaban yang tepat adalah D, pilihan yang lain
merupakan tindakan yang tidak dianjurkan dilakukan dalam kondisi klien
seperti ini.

134. Soal:

Lima orang korban kecelakan angkutan umum masuk UGD, satu orang
laki-laki umur 30 tahun dengan fraktur terbuka pada kaki kiri, seorang
perempuan hamil 7 bulan dengan trauma abdonmen dengan perdarahan
pervaginam, satu orang wanita 19 tahun dengan kondsi tidak sadar,
seorang anak laki-laki 5 tahun menangis histesris, seorang wanita 70 tahun
telah meninggal dunia. Apakah tindakan yang anda lakukan ?

Pembahasan:

Tindakan awal pada kondisi seperti ini adalah dengan melakukan triase,
tindakan ini bertujuan untuk menklasifikasikan berdasarkan prioritas klien
yang harus dilakukan pertolongan segera.

135. Soal:

Seorang laki-laki umur 20 tahun masuk UGD mengalami kecelakaan lalu


lintas dengan keluhan nyeri pada tulang belakang skala nyeri 6,
pemeriksaan fisik ditemukan cedera, retak dan retraksi pada tulang
belakang, GCS 10, TD 110/80 mmHg, P: 26x/menit, N: 100x/menit, Suhu
37,5 Derajat C. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu
mempertahankan kepatenan jalan napas dengan teknik Chin Lift dan Head
Tilt. Apakah intervensi selanjutnya pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Setalah melakukan teknik Chin Lift dan Head Tilt, hal yang penting
dilakukan adalah menjaga immobilisasi spinal, ini bertujuan agar tulang
leher tidak bergeser.

136. Soal:
Seorang laki-laki umur 25 tahun masuk IGD dengan luka bakar di dada,
perut, seluruh tangan kanan, kaki kanan bagian depan dan alat kelamin.
BB 56 Kg. Berapakah persentase luka bakar yang dialami pasien ?

Pembahasan:

Presentase luka bakar pada klien: Dada= 9%, perut = 9%, Seluruh tangan
kanan = 9%, Kaki kanan depan= 9%, alat kelamit = 1%. Total presentase
luas luka bakar adalah 37%

137. Soal:

Seorang laki-laki umur 25 tahun mengalami luka bakar di bagian seluruh


tangan kanan, dada dan perut dengan luas luka bakar 37% dan BB 56 Kg.
klien akan mendapat terapi cairan Ringer Laktat. Berapa cairan yang
diberikan pada 8 jam pertama (Formula Baxter)?

Pembahasan:

Rumus formula Bexter: - Kebutuhan cairan 8 jam pertama= 1/2 (4cc x


KgBB x % luas luka bakar) - 16 jam berikutnya= 1/2 (4cc x KgBB x % luas
luka bakar) Jadi, Kebutuhan cairan 8 jam pertama = 1/2 (4 x 56 x 37) =
8288/2 = 4244 cc

138. Soal:

Seorang perempuan berusia 19 tahun dirawat di ruangan bedah setelah


operasi hari ke-12 amputasi akibat fraktur segmental pada tibia-fibula distal
sinistra. Saat pengkajian ditemukan nyeri pada area tibia-fibula distal
sinistra, luka tampak kering, pasien lebih banyak diam dan tidak berespon
dengan perawat, pasien menangis dan tidak mau melihat kakinya yang
diamputasi. Keluarga mengatakan pasien malu karena kehilangan kaki
kirinya. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ?

Pembahasan:

Klien yang kehilangan salah satu anggota tubuhnya akan mengalami


respon penolakan. Hal ini wajar dialami penderita seperti pada kasus.
Dukungan keluarga dan perawat sangat dibutuhkan oleh klien. Gangguan
yang dialami klien adalah gangguan citra tubuh.
139. Soal:

Seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat di ruangan bedah dengan


keluhan luka terbuka pada betis kanan. Saat pengkajian area betis
kemerahan, nyeri tekan, pus berbau, dasar luka hitam, ada slough,
granulasi minimal, pasien pincang saat berjalan TD: 120/ 90 mmHg, N: 80
x/ mnt, P : 24 x/ mnt, S: 36,7 0C. Apakah Intervensi keperawatan yang
tepat yang dilakukan pada pasien tersebut ?

Pembahasan:

Kondisi luka klien dalam kasus ini tidak tampak kotor dan tidak terpasang
verband. Tindakan yang tepat yaitu melakukan pembersihan luka
kemudian memasang verban pada area luka

140. Soal:

Seorang perempuan berusia 45 tahun, dirawat diruang penyakit dalam


dengan keluhan nyeri dada. Pada hari perawatan kedua, pasien mengeluh
nyeri timbul kembali setelah BAB. Pasien terlihat meringis dan berkeringat,
TD: 140/90 mmHg, N: 100 x/menit, P: 24 x/menit. Apakah pengkajian lanjut
yang prioritas dilakukan pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Pengkajian lanjut pada klien dengan keluhan nyeri dada, terlebih lagi
setelah mengejan saat BAB dapat dicurigai adanya kelainan pada jantung
klien. Data lain yang mendukung adalah tekanan darah klien yang masuk
kategori tinggi

141. Soal:

Seorang Perempuan berusia 56 tahun dirawat di ruang ICU. Hasil


pengkajian: kesadaran koma. Perawat melakukan tindakan pemberian
makan per NGT dengan mengatur posisi pasien dan menyiapkan susu
yang akan diberikan. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat
selanjutnya ?

Pembahasan:
Prosedur selanjutnya setelah susu tersedia adalah membilas selang
dengan air matang sebelum memberikan makanan maupun minuman.

142. Soal:

Seorang laki-laki 25 tahun, dirawat di unit bedah syaraf akibat cedera pada
spinal. Saat ini kesadaran composmentis, pasien mengalami plegia pada
kedua extremitas bawah. Klien tidak dapat mengontrol BAK. Apa tindakan
prioritas untuk mencegah timbulnya komplikasi pada pasien tersebut?

Pembahasan:

Kondisi klien yang tidak bisa mengontrol BAK sebaiknya segera dipasangi
kateter agar urine tidak membasahi pakaian dan tempat tidur klien, karena
hal ini akan mengganggu kebersihan dan kenyamanan klien.

143. Soal:

Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di unit Ortopedi dengan Fraktur


Tertutup Os Tibia Sinistra 1/3 distal. Hasil pemeriksaan fisik:
Composmentis; TD 110/70 mmHg; N: 98 x/menit; P: 22 x/menit. Saat ini
pasien mengeluh nyeri kaki kiri yang di imobilisasi dengan spalk dan
verban elastis. Balutan verban dirasakan kencang, kulit kaki teraba dingin,
denyutan arteri lemah, CRT= 3 detik, dan terdapat edema pada distal kaki
kiri. Apa tindakan prioritas perawat terhadap klien tersebut?

Pembahasan:

Setelah pemasangan balutan verban, perawat sebaiknya menanyakan


kepada klien apakah balutan terlalu kencang atau tidak. Jika balutan terlalu
kencang maka akan menimbulkan sindrom kompartemen.

144. Soal:

Seorang laki - laki berumur 44 tahun, dirawat di ruang interna dengan TB


aktif dengan keluhan sesak dan kelelahan. Hasil pengkajian fisik: P:
28/menit, ronchi pada kiri dan kanan paru, produksi sputum banyak, nafsu
makan menurun, IMT 16, pasien tampak pucat. Apakah masalah
keperawatan kasus diatas?.
Pembahasan:

Masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah gangguan pertukaran


gas dimana fungsi paru tidak berjalan sesuai fungsinya kembali karena
adanya kerusakan pada alveoli paru.

145. Soal:

Seorang ibu berusia 30 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan


bengkak pada seluruh tubuh sejak 1 minggu sebelum masuk RS.
Pengkajian fisik ditemukan pasien tampak sesak pernapasan 28 kali/menit,
TD=130/90 mmHg, edema palpebra, edema tibia dan ascites. Hasil
pemeriksaan diagnostik didapatkan Leukosit 12.000/uL; Albumin serum 2,2
mg/dl, BUN 144 mg/dl; Kreatinin 2,4 mg/dl Apa tindakan kolaboratif yang
akan diberikan pada pasien tersebut?

Pembahasan:

Klien dengan keadaan edema dianjurkan untuk penggunaan diuretic jika


pembatasan diet Natrium saja tidak cukup untuk mengurangi edema
dengan mncegah reabsorpsi Natrium dan air oleh ginjal. Pilihan diuretik
didasarkan pada keparahan keadaan hipervolemik, tingkat kerusakan
fungsi renal, dan kepatenan diuretik. Umumnya, diuretik golongan tiasid
diresepkan untuk hipervolemia ringan sampai sedang, diuretik Koo untuk
hipervolemia berat.

146. Soal:

Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat dengan Glomerulonefritis.


Pasien mengeluh sesak dan sudah seminggu ini hilang selera makan.
Hasil pemeriksaan fisik TD 160/ 100 mmHg, N: 98 x/menit, P: 28 x/mnt,
pasien memiliki riwayat DM sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tampak lemah
dan tampak udem anasarka. Apa tindakan kolaborasi utama yang
dilakukan pada pasien tersebut?

Pembahasan:

Hal pertama yang perlu ditangani adalah pemenuhan kebutuhan


oksigenasi, dimana klien mengalami kesulitan bernafas. Dengan
penanganan kebutuhan oksigenasi ini amak akan menimbulkan rasa
nyaman pada klien.

147. Soal:

Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di ruang interna dengan


keluhan sesak nafas. Pasien mengatakan sejak 5 hari yang lalu sulit tidur ±
4-5 jam perhari, nafsu makan menurun, pasien tampak lemas, observasi
TTV : TD = 110/70 mmHg, N= 75 x.menit, S = 37 C, RR= 28 x/menit.
Pasien bernafas dengan menggunakan otot bantu pernafasan, dan
menggunakan cuping hidung Apakah tindakan keperawatan awal yang
sesuai dengan kasus diatas?

Pembahasan:

Tindakan keperawatan awal yang dilakukan perawat adalah dengan


memberikan posisi semi fowler pada klien. Posisi ini akan memudahkan
klien untuk bernafas.

148. Soal:

Seorang perempuan berusia 45 tahun didiagnosa batu saluran kemih.


Pasien mengeluh nyeri pada daerah pinggang yang menjalar ke perut, rasa
panas dan nyeri saat BAK disertai darah. Apa tindakan mandiri yang utama
perawat pada pasien tersebut?

Pembahasan:

Klien dalam kondisi ini baiknya diberikan intervensi teknik relaksasi


distraksi. Teknik relaksasi ini akan menurunkan tingkat nyeri klien

149. Soal:

Seorang laki-laki berusia 57 tahun, dirawat di ruang interna dengan GGK


(Gagal Ginjal Kronis) dan akan melakukan hemodialisa. Hasil pengkajian
pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi 30 x/menit. Ditemukan
konjungtiva anemis, cimino terpasang pada lengan kiri, ronchi pada kedua
lapang paru basal, asites, udema pada kedua tungkai. Apakah tindakan
keperawatan pada kasus diatas ?

Pembahasan:

Klien menunjukkan gejala sesak dan berdasarkan prinsip ABC,


pemenuhan oksigenasi perlu ditangani terlebih dahulu dengan memberikan
oksigen sesuai kebutuhan klien.

150. Soal:

Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat di ruangan bedah dengan


keluhan: patah tulang paha bagian kanan. Pada pengkajian ditemukan
nyeri tekan sekitar gips, pasien post operasi hari ke-2 ORIF (Open
Reduction Internal Fixation ), udema pada tungkai yang di gips dan merasa
kesemutan, Capiler Refill Time > 3 detik, terpasang drain dengan volume :
25 cc/24 jam tekanan darah 120/70mmHg, Nadi : 82 x/mnt, S : 37,8 C, P ;
26 x/mnt. Apakah intervensi prioritas yang dilakukan pada pasien diatas ?

Pembahasan:

Klien dengan pemasangan gips perlu dipantau adanya tanda sindrom


kompartemen. Gejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen
dikenal dengan 5 P yaitu: - Pain (nyeri): nyeri yang hebat saat peregangan
pasif pada otot-otot yang terkena, ketika ada trauma langsung. Nyeri
merupakan gejala dini yang paling penting. Terutama jika munculnya nyeri
tidak sebanding dengan keadaan klinik (pada anak-anak tampak semakin
gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya). Otot yang
tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan sering. -
Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah tersebut. -
Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi ) - Parestesia (rasa
kesemutan) - Paralysis: Merupakan tanda lambat akibat menurunnya
sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena
kompartemen sindrom.

151. Soal:

Seorang perempuan, berusia 55 tahun, di rawat di ruang rawat dewasa


dengan diagnose stroke sejak 5 hari yang lalu. Hasil pengkajian pasien
mengeluh tangan dan kaki kanan terasa lemas, tekanan darah 140/89
mmHg, nadi 88 kali/menit. Saat dilakukan penilaian kekuatan otot
didapatkan extremitas kanan bisa diangkat tetapi langsung terjatuh
sedangkan extremitas kiri mampu menahan tahanan ringan. Berapakah
nilai kekuatan otot pada pasien tersebut saat ini?

Pembahasan:

Ektremitas kanan bisa diangkat namun terjatuh bernilai 3, ekstremitas kiri


mampu menahan tahanan ringan bernilai 4. Sehingga pilihan jawaban
yang paling tepat adalah A

152. Soal:

Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan


sesak nafas, batuk berdahak, dahak tidak bisa keluar. Pada pengkajian
ditemukan pasien merasa nyaman dengan posisi duduk, tidak ada nafsu
makan dan cepat lelah. Dari pemeriksaan fisik terdengar ronchi paru lobus
kanan atas, P: 28 x/menit, N: 90 x/menit, TD: 130/80mmHg. Hasil
pemeriksaan AGD: pH 7,40, pO2 80 mmHg, pCO2 35 mmHg, HCO3 26
mmol. Apakah Tindakan mandiri perawat pada kasus diatas?

Pembahasan:

Klien dengan keluhan batuk berdahak dan mengalami kesulitan dalam


mengeluarkan dahak dapat diberikan tindakan mandiri berupa latihan batuk
efektif.

153. Soal:

Perawat unit rawat jalan sedang mendiskusikan prosedur preoperative


dengan klien berkebangsaan jepang yang direncanakan untuk menjalani
tindakan pembedahan di tiga hari kedepan. Selama diskusi, klien terlihat
banyak tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Bagaimanakah
seharusnya perawat tersebut memperhatikan respon non-verbal tersebut?

Pembahasan:

Mengangguk atau tersenyum bagi klien berkebangsaan jepang


merefleksikan nilai budaya terhadap harmoni interpersonal. Perilaku non
verbal ini bukanlah indikasi dari respons penerimaan terhadap perlakuan,
persetujuan dengan pembicara, atau pemahaman terhadap prosedur.
Pilihan B dan C merupakan pilihan yang serupa atau tampak sama,
abaikan pilihan jawaban seperti ini. Dari sisa jawaban yang ada, ketiganya
merupakan refleksi karakteristik budaya bangsa jepang, pilihan D dan A
merupakan intepretasi yang salah dari respon non-verbal klien.

154. Soal:

Seorang perawat pelaksana telah bekerja selama 2 tahun di ruang bedah,


sering bertugas sore dan malam hari sesuai jadwal, merasa kehilangan
motivasi terhadap tugas yang diberikan oleh kepala ruangan. Ia merasa
takut tiap kali akan menyampaikan pendapat kepada kepala ruangan.
Apakah Faktor yang menyebabkan ketidakpuasan perawat pelaksana
tersebut?

Pembahasan:

Salah satu peran manajer dalam melaksanakan tugasnya yaitu


pengarahan. Dalam pengarahan manajer harus memiliki kemampuan
komunikasi yang baik, kemampuan memotivasi bawahan dan manajemen
waktu yang baik pula. Paling utama adalah kemampuan komunikasi, bukan
hanya pada atasan namun juga bawahan dalam hal ini adalah perawat
pelaksana yang ada di ruangannya. Komunikasi yang baik akan
menumbuhkan hubungan antara atasan dan anggota yang baik pula.

155. Soal:

Seorang perawat jiwa melakukan kunjungan ke sebuah rumah yang mana


terdapat seorang laki-laki berusia 27 tahun mengalami gangguan jiwa sejak
6 bulan terakhir. Menurut keluarga, klien mengalami hal ini saat berada
semester akhir dan klien berhenti kuliah karena tak sanggup lagi. Sejak itu
pasien menjadi pendiam, malas mandi, dan penampilan tidak rapi serta
aroma tidak sedap tercium dari tubuh klien. Apakah masalah keperawatan
utama kasus tersebut ?

Pembahasan:

Jawaban yang paling tepat pada kasus ini dapat dilihat dari gejala yang
tampak dari keadaan klien yaitu malas mandi dan penampilan tidak rapi
hingga aroma tubuh klien yang tidak sedap menandakan bahwa klien
mengalami deficit perawatan diri.

156. Soal:

Seorang perawat jiwa melakukan kunjungan ke sebuah rumah yang mana


terdapat seorang laki-laki berusia 27 tahun mengalami gangguan jiwa sejak
6 bulan terakhir. Menurut keluarga, klien mengalami hal ini saat berada
semester akhir dan klien berhenti kuliah karena tak sanggup lagi. Sejak itu
pasien menjadi pendiam, malas mandi, penampilan tidak rapi serta aroma
tubuh yang tidak sedap. Apakah tindakan keperawatan yang dapat
diajarkan kepada keluarga?

Pembahasan:

Sebelum memberikan tindakan keperawatan yang berupa pengajaran


kepada keluarga, terlebih dahulu tetapkan masalah utama yang terjadi
pada klien. Masalah utamanya yaitu deficit perawatan diri yang dapat
dilihat dari gejala yang ditunjukkan oleh klien. Selanjutnya tindakan
keperawatan yang dapat diajarkan oleh perawat kepada keluarga adalah
pemberian pemahaman mengenai pemenuhan kebutuhan perawatan diri di
rumah. Tindakan yang nantinya akan dilakukan oleh keluarga berguna
untuk perbaikan psikologis klien. Secara tidak langsung klien merasa
mendapatkan perhatian dan dukungan dari anggota keluarga sebagai
support system.

157. Soal:

Seorang laki-laki umur 51 tahun dengan diagnose epididymitis dirawat di


ruang interna. Perawat sedang merencanakan perawatan pada klien
dengan terapi modalitas. Klien telah setuju dan menandatangani informed
consent. Manakah tindakan yang harus diimplementasikan?

Pembahasan:

Epididimitis inflamasi pada epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur


berbentuk kurva (koil) yang menempel di belakang testis dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma yang ditandai dengan adanya
pembengkakan, kemerahan, dan teraba panas pada area scrotum.
Penanganan pada klien yang menderita epididimitis dapat dilakukan
dengan Pengurangan aktivitas, Skrotum lebih ditinggikan (Elevasi) saat
melakukan tirah baring total selama dua sampai tiga hari untuk mencegah
regangan berlebihan pada skrotum. Selain itu perawat dapat melakukan
tindakan mandiri berupa sitzh bath atau lebih dikenal sebagai rendam
duduk. Ini akan menimbulkan efek relaksasi pada klien dan mampu
mereduksi nyeri yang dirasakan. Pemberian analgesik dan antibiotic juga
perlu dilakukan.

158. Soal:

Seorang ibu berusia 35 tahun dirawat di ruang interna dengan gejala


udema pada palpebra, tibia dan ascites sejak 1 minggu sebelum masuk
RS. Pengkajian fisik ditemukan pasien tampak sesak, P: 30 x/menit, TD:
130/90 mmHg.. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan Leukosit
12.000/uL; Albumin serum 2,2 mg/dl, BUN 144 mg/dl; Kreatinin 2,4 mg/dl
Apa tindakan kolaboratif yang akan diberikan pada pasien tersebut?

Pembahasan:

Pengobatan dasar dari udema serta asites adalah tirah baring dan diet
rendah garam. Tindakan kolaborasi perawata yang dilakukan adalah
memberikan obat diuretik yang di mana obat ini bertujuan agar cairan yang
dibuang melalui ginjal lebih banyak jumlahnya. Jika terjadi sesak nafas
atau susah makan, maka tenaga medis akan melakukan tidakan invasif
dengan dilakukan parasintesis terapeutik, dimana dimasukkan jarum untuk
membuang cairan yang terkumpul. Tetapi cairan cenderung akan
terkumpul kembali, jika tidak diberikan obat diuretik.

159. Soal:

Seorang perempuan berumur 23 tahun di rawat di ruang interna dengan


diagnose demam thypoid hari ke 3. Klien terlihat nampak muram. Tampak
klien hanya ditemani oleh ibunya. Klien lebih memilih untuk bermain
smarthphone dibandingkan berbincang dengan ibu maupun perawat. Hasil
anamnesa bahwa klien belum pernah dijenguk oleh teman dan
saudaranya. Apa yang sebaiknya dilakukan perawat?

Pembahasan:
Selain kebutuhan akan pengobatan dan perawatan, hal lain yang
dibutuhkan klien untuk menunjang proses penyembuhan adalah dukungan
sosial yag datang baik dari saudara maupun teman klien. Dukungan dari
keluarga dan teman dekat secara langsung memberikan dampak pada
klien yaitu memberikan semangat, perasaan diperhatikan dan dipedulikan
hal ini akan menimbulkan kenyamanan dan menghindarkan dari stress
selama dirawat di RS. Tindakan ini tergolong tindakan mandiri perawat
yang dapat menjadi menu andalan bagi perawat yang dapat ditawarkan
agar dapat menimbulkan kenyamanan pada klien karena mencakup
kebutuhan klien.

160. Soal:

Seorang perawat komunitas sedang melakukan kunjungan di sebuah


rumah yang dihuni oleh sepasang suami istri berusia masing-masing 56
dan 50 tahun. Diketahui bahwa suami mengalami hipertansi. Saat
pengkajian didapatkan data bahwa klien mengkonsumsi capthopryl. Obat
tersebut diminum hanya jika klien merasa pusing atau setelah makan
makanan berlemak seperti daging kambing. Apa yang seharusnya
dilakukan perawat pada keluarga tersebut?

Pembahasan:

Masalah yang dapat dilihat dalam kasus ini adalah adanya ketidakpatuhan
tentang minum obat. Padahal kepatuhan penggunaan obat yang optimal
akan memberikan keberhasilan terapi dalam pengobatan semua penyakit
kronis serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Pada penyakit hipertensi,
kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan mempengaruhi
keberhasilan terapi. Minimnya informasi merupakan salahs satu penyebab
ketidakpatuhan minum obat.

161. Soal:

Seorang laki-laki berumur 28 tahun masuk ke ruang interna dengan


diagnose demam berdarah. Klien nampak terpasang infuse setelah
mendapat penanganan di ruang UGD. Perawat UGD melakukan timbang
terima pada perawat ruang interna. Apa yang seharusnya dilakukan oleh
perawat UGD kepada pasien?

Pembahasan:
Perawat UGD berkewajiban mengantarkan klien ke ruang rawat inap di
mana klien akan dirawat. Dengan mengedepankan prinsip etik, setelah
melakukan timbang terima kepada perawat ruang rawat inap, hendaknya
berpamitan kepada klien sekaligus memperkenalkan perawat yang akan
menangani klien selama berada di ruang rawat inap.

162. Soal:

Seorang laki-laki berumur 28 tahun masuk ke ruang interna dengan


diagnose demam berdarah. Klien nampak terpasang infuse setelah
mendapat penanganan di ruang UGD. Perawat UGD melakukan timbang
terima pada perawat ruang interna. Apa yang pertama dilakukan oleh
perawat ruang interna kepada pasien?

Pembahasan:

Hal pertama yang dilakukan perawat ruang rawat inap setelah melakukan
timbang terima adalah memeperkenalkan diri kepada klien serta
menjelaskan peran perawat selama klien menjalani perawatan di ruang
rawat inap.

163. Soal:

Seorang laki-laki berumur 25 tahun masuk ke ruang perawatan bedah.


Klien tampak terpasang gips pada kaki kanan. Nampak perban berwarna
kemerahan karena darah. Kondisi klien dalam keadaan sadar dan tanda-
tanda vital normal. Apa prioritas utama yang dilakukan perawat?

Pembahasan:

Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus bagi perawat khususnya dalam
memantau kondisi kaki klien yang terpasang gips. Monitor tanda-tanda
infeksi seperti demam merupakan tindakan yang paling utama dilakukan
oleh perawat.

164. Soal:

Seorang anak laki-laki umur 4 tahun dibawa oleh orang tuanya ke klinik
THT. Setelah dilakukan pemeriksaan, klien mendapat tindakan berupa
irigasi telinga. Perawat melakukan persiapan pada klien. Hal apakah yang
harus dilakukan perawat?

Pembahasan:

Pemberian obat tetes telinga pada anak di bawah 4 tahun, telinga harus
ditarik kebawah lalu ke belakang. Sarung tangan tidak perlu digunakan,
namun mencuci tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah pemberian
obat. Posisi anak dapat dilakukan sambil duduk dengan kepala miring atau
berbaring miring sesuai telinga yang akan diberikan obat tetes telinga.

165. Soal:

Seorang perawat baru di ruang perawatan interna mendapat sambutan dari


kepala ruangan. Kepala ruangan selanjutnya akan membantu dan
mendukung melalui kegiatan orientasi terencana pada area klinis yang
spesifik. Apa hal pertama yang dilakukan kepala ruangan?

Pembahasan:

Sikap seorang kepala rungan dalam menyambut perawat baru adalah


dengan menunjukkan sikap penerimaan. Sikap seperti ini akan
menimbulkan rasa diterimanya perawat baru di lingkungan kerja yang
menurutnya baru serta dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada
perawat baru tersebut. Tugas-tugas yang akan dijalani oleh perawat baru
dapat disampaikan perlahan melalui pendekatan asertif setelah dilakukan
orientasi dan mentoring.

166. Soal:

Seorang laki-laki berumur 35 tahun menjalani perawatan di ruang interna


hari ketiga. Klien mengatakan tidak pernah keramas selama dirawat di RS.
Hasil observasi tampak rambut bau dan kotor. Apa yang seharusnya
dilakukan oleh perawat?

Pembahasan:

Kondisi klien dalam kasus ini memerlukan tindakan mandiri perawat.


Kondisi rambut yang berbau dan kotor sebaiknya dilakukan perawatan
berupa cuci rambut menggunakan sampo serta melakukan pemijatan di
area kepala untuk menimbulkan efek relaksasi dan kenyamanan klien
selama masa perawatan.

167. Soal:

Seorang laki-laki berumur 35 tahun masuk hari ketiga perawatan di ruang


interna. Klien mengalami konstipasi sejak masuk RS. Klien mendapatkan
rencana tindakan pemberian obat supositoria. Perawat telah menyiapkan
alat dan obat serta persetujuan telah ditanda tangani oleh klien. Apakah
langkah selanjutnya yang silakukan perawat?

Pembahasan:

Prinsip pemberian obat yang akan dilakukan oleh perawat adalah tidak
melupakan prinsip 5 Benar, yaitu benar obat, benar pasien, benar rute,
benar dosis, benar waktu dan benar dokumentasi.

168. Soal:

Seorang perempuan berumur 23 tahun menjalani perawatan di ruang


perawatan bedah pasca operasi pada tangan kanan klien yang fraktur.
Tampak terpasang gips pada tangan klien. Selain itu kuku klien tampak
panjang dan kotor. Klien merasa tidak nyaman dengan kukunya. Perawat
menawarkan untuk melakukan pemotongan kuku dank lien setuju. Apakah
yang sebaiknya dilakukan perawat?

Pembahasan:

Dalam melakukan tindakan pemotongan kuku seharusnya dilakukan


dengan sungguh-sungguh dan berdampak pada kenyamanan klien selama
menjalani perawatan. Salah satu hal yang sebaiknya dilakuka sebelum
melakukan pemotongan kuku adalah dengan merendam kuku klien dengan
air hangat. Hal ini akan menimbulkan kesan excellent Service sehingga
menimbulkan kepuasan pasien yang tinggi.

169. Soal:
Seorang laki-laki berumur 29 tahun masuk ke ruang interna dengan
diagnose demam berdarah. Klien nampak terpasang infuse setelah
mendapat penanganan di ruang UGD. Klien telah diterima oleh perawat
interna. Perawat melakukan perkenalan dan orientasi kepada pasien. Apa
yang langkah selanjutnya dilakukan oleh perawat ruang interna?

Pembahasan:

Dalam proses orientasi, perawat menjelaskan mengenai fasilitas yang


tersedia di ruang rawat inap. Hal yang tidak bisa luput dari penjelasan
adalah mengenai hak dan kewajiban pasien selama berada di ruang rawat
inap. Penjelasan mengenai hak-hak pasien akan menimbulkan
kenyamanan serta klien merasa terjamin dengan pelayanan yang
disediakan pihak rumah sakit.

170. Soal:

Seorang laki-laki berumur 70 tahun telah dipastikan meninggal dunia di


ruang isolasi. Sebelumnya klien didiagnosa menderta PPOK (Penyakit
paru Obstruksi Kronis). Perawat akan melakukan perawatan pasca
kematian. Perawat menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan
tindakan. Apa langkah selanjutnya yang dilakukan perawat?

Pembahasan:

Perawatan pasca kematian, setelah perawat menggunakan alat pelindung


diri, hal selanjutnya yang dilakukan adalah melepas semua peralatan
medis yang terpasang pada tubuh klien, seperti infuse, selang oksigen,
selang NGT, kateter dan jenis alat lainnya.

171. Soal:

Seorang anak laki-laki umur 6 tahun dirawat di ruang anak. Klien


mengalami fraktur pada femur dan tampak terpasang traksi. Perawat akan
melakukan tindakan terapi bermain pada anak. Apakah aktivitas bermain
yang paling tepat untuk anak tersebut?

Pembahasan:
Anak dengan umur 6 tahun dan mengalami hospitalisasi lebih cocok
mendapat terapi bermain dengan mewarnai gambar. Meawrnai gambar
tidak banyak melibatkan anggota tubuh untuk bergerak di mana anak
sedang mengalami fraktur pada daerah femur sehingga terapi bermain
dengan cara ini dapat dilakukan di tempat tidur saja.

172. Soal:

Seorang perempuan berumur 58 tahun dirawat di ruang perawatan interna


dengan diagnose diabetes mellitus. Hasil pemeriksaan diagnostic untuk
kadar GDS 358 mg/dl. Klien mengatakan pandangan mata gelap sejak
sehari sebelum dibawa ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan Visus mata
adalah 1/300. . Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas ?

Pembahasan:

Masalah utama klien terlihat dari darikeadaan actual saat perawat


melakukan pemeriksaan. Visus 1/300 menandakan bahwa klien hanya
mampu merespon arah lambaian tangan pada jarak 1 meter di depan klien.
Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada system penglihatan klien.

173. Soal:

Seorang laki-laki berumur 49 tahun dirawat di ruang perawatan interna,


dengan keluhan sering haus, sering lapar dan sering kencing. Pada
pemeriksaan didapatkan kulit kering, dan turgor kulit buruk serta merasa
gatal. Kulit klien nampak bekas luka garukan. Klien mendapat terapi cairan
infuse RL 28 tpm. Hasil pemeriksaan diagnostic untuk kadar GDS 355
mg/dl. Apakah masalah keperawatan aktual pada kasus di atas ?

Pembahasan:

Masalah keperawatan klien dapat dilihat saat perawat mendapati temuan


bahwa kulit klien kering dan turgor kulit juga buruk yang didukung adanya
ruam atau bekas garukan akibat rasa gatal yang dialami oleh klien.
174. Soal:

Seorang perawat vokasi sedang mempersiapkan ruangan untuk pasien


baru di ruang rawat bedah. Klien yang akan masuk adalah klien dengan
operasi laparotomy. Apa yang seharusnya dipersiapkan oleh perawat?

Pembahasan:

Hal pertama yang dilakukan oleh perawat vokasi dalam proses persiapan
pasien baru adalah memastikan linen yang akan digunakan oleh klien
adalah baru, jika tidak ataupun belum terpasang, segera pasangkan linen
yang baru dan bersih. Penggantian linen bertujuan untuk menurunkan
resiko infeksi nosokomial dan meningkatkan standar mutu pelayanan
keperawatan.

175. Soal:

Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah dan ditemukan seorang


laki-laki berusia 55 tahun penderita DM dengan ulkus diabetik di kaki
kanannya. Keluarga tidak pernah membawa klien ke pusat pelayanan
kesehatan karena malu dengan kondisinya. Saat ini klien hanya tinggal
berdua dengan istrinya yang berusia 45 tahun. Klien sesekali mengalami
nyeri pada ulkusnya dengan skala 3. Perawat telah memberikan informasi
mengenai DM. Apakah tindakan keperawatan yang tepat?

Pembahasan:

Tindakan keperawatan yang paling tepat setelah perawat memberikan


informasi mengenai penyakit DM adalah menganjurkan istri atau keluarga
klien untuk melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas untuk menjaga
kondisi ulkus pada klien.

176. Soal:

Seorang anak laki - laki berumur 5 tahun dirawat di ruang interna dengan
gejala diare berat. Direncanakan mendapat terapi cairan sesuai kebutuhan
anak 500 ml dalam 8 jam pertama. Infuse yang digunakan adalah infuse
mikro. Berapa tetes infus harus diberikan ?

Pembahasan:
Berikut cara mudah untuk menghitung tetesan infus per menit (TPM)
secara sederhana yang di rumuskan oleh Puruhito adalah: Tetesan per
menit (makro) = Jumlah cairan yang dimasukkan (ml) / lamanya infus (jam)
x 3 Nilai 3 didapatkan dari pembagian antara faktor tetes makro (20 tetes)
dengan 60 menit. Tetesan per menit (mikro) = Jumlah cairan infus (ml) /
lamanya infus (jam) TPM (mikro) = 500 ml / 8 jam = 62,5 (bulatkan menjadi
62 tetes per menit)

177. Soal:

Seorang perempuan umur 33 tahun dirawat di RS dengan diagnose gagal


ginjal tahap akhir (terminal illness). Klien mengatakan, "saya akan
membicarakan dengan keluarga terkait dengan penyakit dan rencana
pengobatan saya, apakah saya akan melanjutkan perawatan di rumah
sakit ini atau pulang dan melanjutkan perawatan di rumah". Apakah
tahapan respons kehilangan yang terjadi pada klien?

Pembahasan:

Respon klien yang akan membuat keputusan tentang perawatannya


bersama keluarga adalah.sikap positif yang berarti klien menerima
kondisinya. Membuat keputusan untuk melanjutkan perawatannya di
rumah atau di rumah sakit adalah hak klien yang harus dihormati oleh
perawat.

178. Soal:

Seorang perempuan usia 35 tahun sedang dirawat di RS Jiwa, dengan


keluhan saat ini pasien malas makan, tidak peduli dengan lingkungan
sekitarnya dan tidak bisa diarahkan oleh perawat. Pasien direncanakan
akan diberikan terapi ECT. Apakah intervensi keperawatan pertama pada
tahap persiapan terhadap pasien?

Pembahasan:

Persiapan awal sebelum melakukan tindakan ECT adalah dengan


melakukan persiapan alat. Hal ini dilakukan agar jarak antara interaksi awal
terhadap tindakan ECT tidak berselang terlalu lama.
179. Soal:

Seorang laki-laki umur 38 tahun masuk UGD diantar oleh petugas


kepolisian, hasil pemeriksaan, pasien tidak sadar, terdapat luka robek di
kepala bagian frontal sinistra, luka lecet di siku kanan, hasil pengukuran
tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nafas 41 x/menit dan terdengar
suara tambahan snoring. Apakah data yang perlu diperiksa pada kasus
tersebut?

Pembahasan:

Prinsip Utama PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) adalah


menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat.
Kemudian filosofi dalam PPGD adalah "Time Saving is Life Saving", dalam
artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat
darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi
tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja.
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C
(Airway - Breathing - Circulation). Ketiga poin tersebut adalah poin-poin
yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam
kondisi gawat darurat. Hal yang pertama diperiksa yaitu Airway, periksa
apakah ada hambatan pada saluran nafas, usahakan jalan nafas tetap
terbuka secara optimal.

180. Soal:

Seorang laki-laki berumur 25 tahun masuk UGD dalam keadaan tidak


sadar setelah jatuh dari kendaraan bermotor dan mengalami fraktur costa
ke 5 dan 6. Tindakan pembedahan perlu dilakukan untuk menyelamatkan
nyawa klien. Manakah tindakan yang paling benar dilakukan?

Pembahasan:

Secara umum terdapat dua pengecualian untuk mengesampingkan


keperluan persetujuan tindakan pada orang dewasa. Pertama adalah saat
keadaan gawat darurat sementara penundaan tindakan dapat mengancam
nyawa klien. Pengecualian kedua adalah jika klien mempercayakan
tindakan kepada tim kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai