Anda di halaman 1dari 305

BANK SOAL KEPERAWATAN

1. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena PPO K. Hasil
pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi
100x/menit, tampak refraksi dada, dan tampak penggunaan otot-otot pemapasan. Hasil pemeriksaan
AGD didapatkan nilai pH 7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2 85 mmHg, HcO3 22 mEq/L, saturasi oksigen
97%. Apakah interpretasi hasil AGD pada pasien?
A. Asidosis Metabolik terkompensasi
B. Alkalosis Respiratorik
C. Asidosis Respiratorik
D. Alkalosis Metabolik
E. Asidosis Metabolik

Pembahasan:
Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langkah yang harus diingat yaitu: Langkah
1 Klasifikasi pH, nilai normal pH: 7,35-7,45, dalam soal Nilai pH 7,30 (menurun) menandakan
Asidemia. Langkah 2 Nilai PaCO2 dengan nilai nonnal: 35-45 mmHg, dalam soal nilai PaC02 49 mmHg
(meningkat) menandakan adanya asidosis respiratorik. Langkah 3 Nilai HCO3 dengan nilai normal: 22-
26 mEg/dL, dalam soal di atas nilai-nya normal, apabila menurun menandakan adanya asidosis
metabolik, dan apabila meningkat menandakan adanya alkalosis metabolik. Langkah 4 Tentukan
adanya kompensasi dengan melihat dua komponen yaitu PaCOz dan HCO2, apabila keduanya
abnormal (atau hampir abnormal) Dada arah yang berlawanan maka terdapat kompensasi. Apabila
nilai salah satu Komponen abnormal, dan komponen lainnya normal maka tidak terdapat kompensasi.
Jawaban : C. Asidosis Respiratorik

2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas.
Hasil pengkajian : TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, x-ray toraks
menunjukan adanya pleuritis dextra. Saat ini perawat sedang melakukan pemeriksaan flsik paru pada.
tahapan, auskultasi
Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. ronchi
B. vesikuler
C. wheezing
D. bronchial
E. Friction rub
Pembahasan:
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan antar lapisan
pluera bagian dalam dan luar yang meradang. Friction Rub akan terdengar saat proses respirasi dan
tidak terdengar saat tidak ada respirasi
Jawaban : E. Friction rub

3. Seorang laki-laki berusia 64 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan nyeri dada sejak 2 jam
sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa panas, skala nyeri 7, akral dingin,
lemah, dan cemas. TD 140/80 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, dan frekuensi napas 20 x/menit. Hasil
EKG menunjukan ST elevasi pada lead V3 dan V4.
Di manakah lokasi infark yang dialami pasien tersebut?
A. posterior jantung
B. inferior jantung
C. anterior jantung
D. lateral jantung
E. septal jantung

Pembahasan:
Sandapan menunjukan arah vektor dari gelombang yang muncul, Lead V3 dan V4 menunjukan adanya
gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior jantung, Lead V1 dan
V2 pada area septum, Lead I, aVL, V5 dan v6 pafla area lateral, Lead II, III, dan aVF area interior dan
Lead Resiprokal, VI-V3 area posterior.
Jawaban : C. anterior jantung

4. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan
mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg,
frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°C.
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. mual
B. muntah
C. bising usus
D. distensi perut
E. intake dan output cairan

Pembahasan:
Peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, perubahan sirkulasi, perpindahan cairan dan
masalah pernapasan serta ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. Respon inflamasi mengalihkan
aliran darah ekstra ke bagian usus yang mengalami inflamasi untuk melawan infeksi. cairan dan udara.
udara tertahan dalam lumen, tekanan dan sekresi cairan dalam usus meningkat. Sehingga
aktifltasusus mengalami penurunan dan cenderung berhenti. Proses inflamasi sendiri meningkatkan
kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru berespon dengan meningkatkan pemanasan.
Jawaban : C. bising usus

5. Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke Puskesmas dengan keluhan mencret 5x sehari dan anak
tampak lemas, Hasil pengkajian: rewel, mata cekung dan mukosa bibir kering. perawat akan
menentukan derajat dehidrasi dengan pendekatan MTBS. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut
pada kasus tersebut?
A. Capillary Refill Time
B. Cubitan kulit perut
C. Konsistensi feses
D. Berat badan
E. Suhu

Pembahasan:
Berdasarkan pendekatan MTBS, data penting yang perlu dikaji untuk menentukan deraj at dehidrasi
adalah cubitan kulit pemt kembali lambat atau sangat lambat, malas minum atau minum dengan lahap,
mata cekung, dan gelisah atau rewel.
Jawaban : B. Cubitan kulit perut

6. Anak perempuan dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan. Hasil pengkajian:
tanggal lahir 24 November 2015, BB 10 kg, TB 80 cm. Perawat akan melakukan skrining
perkembangan pada hari ini tanggal 04 Oktober 2017.  Berapakah usia anak pada kasus tersebut?
A. 1 tahun 9 bulan 9 hari
B. 2 tahun 1 bulan 20 hari
C. 1 tahun 9 bulan 10 hari
D. 2 tahun 9 bulan 10 hari
E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

Pembahasan:
Cara penghitungan usia anak adalah dengan mengurangi tanggal pemeriksaan dengan tanggal lahir
anak. Urutan cara mengurangi dimulai dari hari (tanggal), bulan, tahun. Prinsip penghitungan apabila
hari (tanggal) tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka meminjam pada bulan (dengan menambah
30), apabila bulan tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka mengambil di tahun (menambah 12).
Pada kasus diatas cara penghitungannya adalah Tanggal pemeriksaan 04 Oktober 2017 dikurangi
tanggal lahir 25 November 2015 maka, usia anak.
Jawaban : E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

7. Anak laki-laki usia 7 tahun sudah 3 hari dirawat di ruang perawatan anak. Hasil pengkajian: anak
tampak murung, tidak mau makan, menolak berbicara dan menolak ketika akan dilakukan tindakan
oleh perawat. Ibu mengatakan anak ingin segera sembuh dan kembali ke sekolah.
Apakah penyebab utama respon anak pada kasus tersebut?
A. Perpisahan dengan teman sebaya
B. Adanya lingkungan yang asing
C. Cemas terhadap orang asing
D. Takut akan cedera tubuh
E. Hilang kontrol

Pembahasan:
Sumber stressor akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah adalah Berpisah dengan kelompok
sosialnya (teman sebaya), karena dia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial (peer
group).
Jawaban : A. Perpisahan dengan teman sebaya

8. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk disertai demam. Hasil
pengkajian: tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari, Sputum kental, terdengar ronchi di
kedua lapang paru, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,9°C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Gangguan pertukaran gas
C. Risiko defisit nutrisi
D. Gangguan pola tidur
E. Hipertermia

Pembahasan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi jalan nafas yang tidak normal akibat adanya
penumpukan sputum yang kental atau berlebihan yang sulit untuk dikeluarkan. Bersihan jalan nafas
efektif ditandai dengan tidak ada batuk, tidak ada sputum dan bunvi nafas vesikuler.
Jawaban : A. Bersihan jalan napas tidak efektif

9. Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan
kehamilan. Hasil pengkajian: riwayat persalinan tahun 2000 melahirkan bayi laki-laki usia kehamilan 38
minggu. Pada tahun 2005 melahirkan bayi perempuan usia kehamilan 37 minggu dan pada tahun 2010
mengalami keguguran saat usia kehamilan 12 minggu.
Bagaimanakah penulisan status obstetrik pada kasus tersebut?
A. G3P1A2
B. G3P2Al
C. G4P2Al
D. G4P3A0
E. G4P1A2

Pembahasan:
Status obstetrik meliputi:
' Gravida (G): adalah jumlah kehamilan, tanpa melihat lamanya termasuk kehamilan saat ini.
' Para/Persalinan/Partus (P): adalah kelahiran setelah gestasi 20 mg, tanpa melihat kondisi bayi hidup /
mati
' Abortus (A): adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan
batasan gestasi kurang dari 20 minggu.
Contoh pencatatan kehamilan: GI PO AO : Gravida 1, para 0, abortus 0 yang artinya pasien hamil anak
pertama belum pernah melahirkan ataupun abortus.
Jadi pada kasus diatas menunj ukkan kasus obstetri Gravida 4 (saat ini hamil 20 minggu, persalinan
tahun 2000 dan 2005, riwayat Keguguran tahun 2010)
Partus 2 (persalinan tahun 2000 dan 2005)
Abortus l (keguguran tahun 2010)
Jawaban : C. G4P2Al

10. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1 P0 A0 datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan
kehamilannya. Hasil pengkajian HPHT 20 April 2018, siklus 28 hari, TD 120/70 mmHg, dan frekuensi
nadi 80x/menit.
Kapan taksiran persalinan pada pasien tersebut?
A. 20 Januari 2019
B. 27 Januari 2019
C. 30 Januari 2019
D. 20 Februari 2019
E. 27 Februari 2019

Pembahasan:
Menentukan taksiran persalinan berdasarkan rumus Neagle :
Patokan: HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Rumus (+7-3 +1) untuk HPHT bulan April Desember (hari
ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun ditambah 1) (+7 +9 +0) untuk HPHT bulan J anuari Maret (hari
ditambah 7, bulan ditambah 9, tahun ditambah 0) Berdasarkan kasus di atas taksiran persalinan pasien
adalah:
SNeagle:
HPHT :20 4 2018
+7 -3 +1 Taksiran Partus: 27 l 2019 Strategi:
fokus dalam menghitung taksiran
Dari kasus yang menj adi i tambah 9!
partus adalah bulan saat HPHT apakah bulan d bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1
Jawaban : B. 27 Januari 2019

11. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1 P0 A0 hamil 39 minggu dirawat di ruang bersalin pada
pukul 16.00 WIB dengan inpartu. Hasil pengkajian pukul 17.00 WIB pasien tampak gelisah, kontraksi
uterus 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik, DJJ 150x/menit, pembukaan serviks 5 cm dan
ketuban utuh.
Kapankah perawat dapat melakukan pemeriksaan dalam selanjutnya?
A. 18.00 WIB
B. 19.00WIB
C. 20.00 WIB
D. 21.00 WIB
E. 22.00 WIB

Pembahasan:
Metode pemantauan persalinan setelah memasuki kaki fase aktif (dimulai dari pembukaan 4 cm)
adalah dengan menggunakan partograf. Hal yang dipantau dalam partograf setiap 30 menit sekali
adalah denyut jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi. Pemeriksaan dalam idealnya
dilakukan 4 jam sekati untuk mengetahui pembukaan serviks, penurunan kepala, ketuban dan
penyusupan/molase kepala Disamping itu, pemeriksaan dalam yang tidak terlalu sering bermanfaat
untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu dan Jamn.
Jawaban : D. 21.00 WIB

12. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1 A0 postpartum hari ke7 datang ke poliklinik KIA untuk
kontrol paska persalinan. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri dan keluar cairan kuning dari daerah
jahitan episiotomi. Observasi tanda-tanda mmHg vital: TD mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi
napas 20x/menit, suhu 38.5C serta nyeri daerah perineum skala 5.
Apakah pengkajian selanjutnya yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A Pemeriksaan lochea
B. Pemeriksaan involusi uteri
C. Pemeriksaan tanda Homan
D. Pemeriksaan tanda REEDA
E. Pemeriksaan diastasis rektus abdominis

Pembahasan:
Sebaiknya dalam melakukan pengkajian pada pasien postpartum kita melakukan pemeriksaan head to
toe, sehingga perawat  dapat mengetahui perubahan normal atau mengidentifikasi perubahan tidak
normal yang teljadi pada masa postpartum. Khusus pada pasien ini mengalami keluhan nyeri pada
daerah perineum (yang terdapat jahitan paska persalinan). Karena rasa nyeri erat kaitannya dengan
masalah infeksi maka pengkajian selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk menemukan masalahnya
adalah dengan mengobservasi daerah perineum dengan indikator REEDA. REEDA merupakan
indikator yang menunjukan adanya infeksi pada area perineum yang terdapat jahitannya. Jabatan dari
REEDA adalah R=Redness (kemerahan), E=Edema(bengkak), E=Echimosis(bercak2 merah/purpura),
D=Discharge (cairan yang keluar dari luka), A=Approximate (penutupan kembali jaringan luka). REEDA
sebaiknya selalu diidentifikasi pada pasien postpartum dengan luka jahitan perineum.
Jawaban : D. Pemeriksaan tanda REEDA

13. Seorang perempuan usia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar. Ketika perawat akan
melakukan pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi tangannya dengan jaket Hasil pengkajian:
tangan sebelah kanan berwarna putih bekas luka bakar, pasien banyak menunduk, dan mengatakan
tangannya tidak sepati orang lain.
Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus tersebut?
A. penampilan peran
B. citra tubuh
C. harga diri
D. ideal diri
E. identitas

Pembahasan:
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra,tubuh,ideal diri, harga diri, penampilan peran, dan
identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan bawah sadar terhadap tubuh sendiri. Perasaan
tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh pembahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
Jawaban : B. citra tubuh

14. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki akibat kecelakaan
motor sehingga harus diamputasi. Hasil pengkajian: pasien terlihat banyak diam, menolak dikunjungi,
dan mengatakan "andai saja dirinya lebih hati-hati, tentu saat ini ia niasih bisa bekerja seperti biasa".
Apakah tahap berduka yang dialami pada kasus tersebut?
A. denial
B. anger
C. depresi
D. bargaining
E. acceptance

Pembahasan:
Proses berduka menurut 'Tahapan Kubler Ross" meliputi: denial (menolak, mengingkari peristiwa yang
terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih, lesu, mual gelisah, tidak tabu apa yang akan dilakukan), anger
(melampiaskan kekesalan, nada suara tinggi, berteriak, bicara kasar, menyalahkan orang lain, menolak
pengobatan, agresif, nadi cepat, gelisah, tangan mengepal, susah tidur), bargaining (berusaha kembali
ke masa lalu, sering mengatakan "andai saja), depresi (menolak makan bicara, menyatakan putus asa
dan tidak berharga, susah tidur, letih) dan Acceptance (menerima kenyataan kehilangan)
Jawaban : D. bargaining

15. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16 tahun.
Keluarga mengatakan klien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian: klien mengatakan
malu dengan bekas luka bakar pada wajah, tampak sering menutupi wajah, tampak murung, dan
banyak menunduk. Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan oranglain

Pembahasan:
Pembahan pada citra tubuh dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah situasional ditandai
dengan data subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih
lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif terhadap diri, dan sulit"
konsentrasi. Data objektif: bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan
menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat
keputusan. »
Jawaban : D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki

16. Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan anaknya sering batuk
semenjak pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan anaknya sudah
dibawa ke puskesmas dan mendapat obat namun batuknya berulang kembali setelah obat habis.
Apakah Komponen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. fungsi keluarga
B. sistem respirasi anak
C. pola komunikasi keluarga
D. karakteristik tetangga
E. lingkungan rumah

Pembahasan:
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari sistem pernafasan. Pada
kasus, frekuensi batuk meningkat setelah pindah ke lingkungan yang baru. Hal ini merupakan petunjuk
untuk melakukan pengkajian lebih mendalam pada lingkungan sekitar anak (rumah baru) yang dapat
memicu terj adinya batuk, sehingga jawaban yang paling tepat adalah E. J awaban yang lain tidak
tepat.
Jawaban : E. lingkungan rumah

17. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan berusia  39 tahun mengeluh akhir-akhir ini
merasa makin lemah, kadang sulit tidur, berat badan turun, dan demam Suami klien meninggal 3 bulan
yang lalu karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Hasil observasi didapatkan : rumah terasa
lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi
60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt.
Apakah pengkajian yang tepat dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. pengkajian pola nutrisi klien
B. pengkajian pola tidur klien
C. pemeriksaan sputum
D. pengkajian lingkungan rumah
E. pemeriksaan laboratorium dasar

Pembahasan:
Data pada kasus yang perlu diperhatikan adalah suami klien ,yang meninggal 3 bulan yang lalu karena
batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Perawat perlu mencurigai terjadinya tuberculosis (TBC) pada
suami klien. Lingkungan rumah juga mendukung terjadinya penyakit TBC . Oleh karena itu perawat
perlu melakukan pemeriksaan sputum karena klien memmjukkan gejala terjadinya TBC. Jawaban yang
paling tepat adalah C.
Jawaban : C. pemeriksaan sputum
18. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga dengan suami yang
sedang menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan yang lalu, Ibu mengatakan,
"Saya mulai khawatir memikirkan masa depan keluarga sebab kalau kondisi suami saya seperti ini
terus pasti akan diberhentikan dari pekerjaannya. Hasil pemeriksaan fisik klien: hemiplegia ekstremitas
kanan, afasia, TD 140/90 mmHg.
Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Struktur peran keluarga
B. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
C. stress-adapatasi dan koping keluarga
D. ketersediaan terapi altemative dan komplementer
E. hubungan dan interaksi keluarga dengan komunitas

Pembahasan:
Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekhawatiran
istri klien terhadap kehidupan keluarga akibat penurunan kondisi kesehatan klien. Tekanan darah klien
termasuk stabil. Klien merupakan tulang punggung keluarga. Pengkajian yang mendalam untuk
menggali tingkat stress serta kemampuan keluarga beradaptasi dan menerapkan koping perlu
dilakukan. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah  C.
Jawaban : C. stress-adapatasi dan koping keluarga

19. Seorang laki-laki berusia 62 tahun tinggal bersama keluarga dirumahnya, mengeluh pusing, telinga
berdengung, penglihatan kabur dan rasa berat di tengkuk pada perawat yang berkunjung Hasil
pengkajian genogram, didapatkan data orang tua klien meninggal karena serangan stroke.
Apakah pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengukur JVP
B. Menginspeksi area dada
C. Mengukurtekanan darah
D. Menghitung frekuensi napas
E. Melakukan tes rinne dan swabach

Pembahasan:
Data berupa keluhan pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur, rasa berat di tengkuk, dan riwayat
penyakit keluarga mengindikasikan adanya gangguan sistem kardiovaskular khususnya hipertensi.
Pemeriksaan flsik yang tepat dilakukan oleh perawat kepada klienadalah mengukur tekanan darah.
Jawaban : C. Mengukurtekanan darah

20. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Wreda. Sejak 4 hari yang lalu mengeluh mual
dan muntah, porsi makan hanya dihabiskan 1/4 porsi saja. Klien terbaring lemah di tempat tidur.
Aktivitas dan nrtinitas lainnya tidak bisa dilakukan oleh klien.
Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus?
A. Kopling Individu
B. Kemampuan mobilisasi
C. Aktivitas kegiatan sehari-hari
D. Jenis dan pola makan
E. Pola istirahat

Pembahasan:
Masalah yang nampak dominan pada kasus di atas adalah terkait pencernaan dan pemenuhan nutrisi.
Hal ini nampak dari data: mual-muntah, porsi makan yang dihabiskan V* porsi saja. Untuk bisa
menentukan masalah keperawatan yang tepat pada lansia tersebut dibutuhkan pengkajian  lebih lanjut
tentang hal-hal yang terkait pemenuhan nutrisi, sepertl apa Jems makanan yang dikonsumsi oleh
lansia, apakah ada kesulitan mengunyah atau menelan.
Jawaban : D. Jenis dan pola makan

21. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 75 tahun tinggal bersama keluarga.
Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam di kamar, cenderung marah dan tidak ingin
keluar kamar semenjak suaminya meninggal dunia. Keluarga sudah membantu membersihkan kamar
dan tempat tidur klien agar tidak berbau.
Apakah pengkajian yang tepat pada kasus di atas?
A. Tanda-tanda vital
B. Skala aktivitas sehari hari
C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin
D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale
E. Status kognitifdengan Mini Mental State Examination

Pembahasan:
Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia yang perlu disiapkan, karena
kondisi ini dapat menjadi pemicu teijadinya depresi pada lansia. Tanda yang dapat ditemui, pada lansia
dengan depresi adalah menarik diri dari ltagkungan, emosi yang tidak stabil dan tidak tertarik
melakukah aktivitas. Adanya tanda gejala tersebut perlu di tindaklanjuti dengan melakukan pengkajian
depresi. Geriatric Depression Scale (GDS) adalah instrumen pengkajian yang sudah sangat lazim
digunakan di berbagai setting baik di rumah, rumah sakit maupun panti untuk mendeteksi masalah
depresi. Instrumen ini terdiri dari 30 pernyataan (long form) dan 15 (short form) pernyataan lansia
mengenai kondisinya belakangan ini. Jawaban lansia akari di jumlahkan dan di tentukan tingkat depresi
yang dialami dengan kategori skor lebih dari 5 dinyatakan sebagai depresi.
Jawaban : D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale

22. Saat evaluasi program DOTS didapatkan data: cakupan pengobatan klien (100%), kegagalan
pengobatan (30%). Saat wawancara sebagian besar keluarga berkata,"kami sudah tidak batuk lagi
sehingga obat tidak kami minum."
Apakah data yang harus dikaji lebih detail pada kasus?
A. lama minum obat
B. cakupan pengobatan
C. penyebab kegagalan pengobatan
D. keyakinan klien terhadap pengobatan
E. penyebab tidak melanj utkan pengobatan

Pembahasan:
Pernyataaan klien pada kasus,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum. "
mencerminkan keyakinan terhadap penyakit dan prosedur pengobatan yang tidak sesuai dengan
prosedur pengobatan anti TB. Pengobatan Anti TB harus dilakukan hingga tuntas 6-9 bulan.
Jawaban : D. keyakinan klien terhadap pengobatan

23. Perawat melakukan pengkajian di suatu RW dengan membuat peta lingkungan dan
menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bennain anak, sekolah
serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat.
Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
A. kuesioner
B. wawancara
C. studi literatur
D. wienshieldsurvey
E. focus group discussion
Pembahasan:
Data tentang kondisi peta lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas
ibadah, tempat bermain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah
kesehatan di masyarakat, dapat dikaji melalui metode winshield survey. Metode ini dilakukan untuk
mengkaji kondisi lingkungan flsik komunitas melalui observasi. Hasil winshield survey adalah peta
topografi suatu wilayah populasi.
Jawaban : D. wienshieldsurvey

24. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan terbanyak nyeri perut kiri atas.
Kader mengatakan, "lansia menganggap hal tersebut adalah biasa dan memiliki kebiasaan makan
tidak teratur."
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. wawancara kader tentang kesehatan lansia
B. data kunjungan lansia ke puskesmas
C. windshield survey lingkungan desa
D. kuesioner perilaku kesehatan lansia
E. pengkajian fisik pada lansia

Pembahasan:
Data tentang keluhan nyeri perut, lansia menganggap sebagai Penyakit biasa dan kebiasaan makan
lansia bersifat subjektif. Data subjektif perlu didukung dengan data objektif berupa hasil Pengkajian fisik
pada kelompok lansia.
Jawaban : E. pengkajian fisik pada lansia

25. Perawat mendapatkan gambaran kondisi pasien yang menjadi kelolaannya dari ketua tim saat pre
konferensi. Salah satu pasien dalam kondisi kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu,
ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan
diminta untuk dicatat. Perawat diminta untuk segera memberikan asuhan perawatan pada pasien
setelah konferensi selesai.
Apakah tindakan keperawatan selanjurnya pada masalah tersebut?
A. Melanjutkan pengkajian pada pasien
B. Membaca prosedur perawatan pasien
C. Menentukan tingkat ketergantungan pasien
D. Membuat rencana asuhan keperawatan pasien
E. Mendiskusikan kondisi pasien bersama dokter
Pembahasan:
Pada kasus diatas, setelah mendapatkan gambaran tentang kondisi pasien, maka perawat professional
perlu melanj utkan pengkaj ian pada pasien dan melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
rencana keperawatan yang telah disusun oleh ketua tim.
Jawaban : A. Melanjutkan pengkajian pada pasien

26. Perawat baru yang ditempatkan di ruang rawat inap penyakit bedah ditegur oleh ketua tim karena
dianggap terlalu lama dalam menyiapkan peralatan tindakan untuk tindakan perawatan luka. Perawat
tersebut menjelaskan bahwa ada peralatan yang perlu diperiksa ketersediaannya terlebih dahulu.
Apakah tindakan selanj utnya dari ketua tim?
A. Melakukan pendampingan
B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru
C. Memberikan orientasi ulang persiapan tindakan
D. Menunjuk perawat senior memberikan bimbingan
E. Menyusun pregram mentoring untuk perawat baru

Pembahasan:
Saat rekrutmen, perawat telah melewati berbagai tahapan seleksi termasuk kemampuan melakukan
tindakan keperawatan. Di sisi lain set alat-alat untuk tindakan secara prosedural sudah siap untuk di
gunakan sehingga apabila ada perawat baru yang lama dalam menyiapkan peralatan maka perlu dikaji
ulang kemampuan perawat tersebut.
Jawaban : B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru

27.Hasil survei tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan data 3 pasien dirawat
selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama
5 hari.
Berapakah nilai ALOS pada hasil survei?
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8

Pembahasan:
Rata-rata lama rawat inap adalah (3x4) + (5x7) + (7x4) + (5x5) = 100
(3+5+7+5) = 20
Jawaban : B. 5

28. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di antar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
didapatkan jejas di antara dada dan abdomen di ICS 4-5, pasien meringis kesakitan, defans muskular
(+), CRT 4 detik, pucat, akral dingin, TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 125 x/menit, frekuensi napas 24
x/menit dansuhu 37°C.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Resiko infeksi
C. Gangguan perfusi
D. Defisit volume cairan
E. Perubahan pola napas

Pembahasan:
Trauma abdomen dapat menyebabkan pecahnya (ruptura) organ dalam seperti hati dan lymph dan
menimbulkan perdarahan yang ditandai gejala klinis berupa: tampak pucat, akral dingin, frekuensi nadi
> 120 x/menit, tekanan darah sistolik < 90 mmHg, dan ditemukan CRT > 2 detik, kondisi ini sudah
berada pada fase shock hipovolemik derajat 2-3 yang mengindikasikan adanya masalah kekurangan
volume cairan.
Jawaban : D. Defisit volume cairan

29. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi:
Pasien A : seorang laki-laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini mengeluh nyeri
dada,
Pasien B : seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma,
Pasien C : laki-laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon terhadap nyeri,
Pasien D : seorang laki-laki berusia 32 tahun mengalami fraktur tertutup di daerah tibia fibula
Pasien E : seorang perempuan berusia 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya.
Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas Penanganan segera?
A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E

Pembahasan :
Pada pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan obstruksi/sumbatan jalan
napas akibat lidah j atuh ke belakang dan bila penanganannya terlambat dapat menyebabkan
kematian.
Jawaban : C. Pasien C

30. Seorang laki-laki Berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian tampak
jejas pada area dada, bunyi jantung menjauh dan JVP meningkat. TD 85/50 mmHg, frekuensi nadi 116
x/menit, dan frekuensi napas 28x/menit Apakah label wama triage pada kasus tersebut?
A. Merah
B. Kuning
C. Hijau
D. Biru
E. Hitam

Pembahasan:
Trauma yang mengenai dada regio sebelah kiri bawah bisa menyebabkan injury di bagian epikardium
sehingga terjadi perdarahan yang menumpuk di area pericardium, hal ini akan menyebabkan
berkurangnya relaksasi ventrikel sehingga ventrikel fILling tidak optimal. J ika volume terus bertambah,
pada fase akut akan terjadi kompensasi berupa peningkatan heart rate dan selanjurnya akan
mengalami bradikardi hingga terjadinya henti jantung.
Jawaban : A. Merah

31. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis suspect
apendisitis. Hasil pengkajian, pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, nyeri skala 7, mual, muntah,
serta tidak nafsu makan, TD 130/80 mmHg, frekuensi napas 26x/menit, dan frekuensi nadi 8x/menit.
Apakah pengkajian lanjut pada kasus tersebut?
A. auskultasi bising usus
B. observasi status nutrisi
C. pemeriksaan laboratorium
D. observasi tanda-tanda dehidrasi
E. palpasi, pada titik mc. burney

Pembahasan:
Nyeri dan sakit perut pada apendistis terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi pada
apendik. Nyeri viseral. akan mengaktifasi nervus vagus sehingga mengakibatkan muntah. Pada palpasi
didapatkan titik nyeri tekan kuadaran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci
diagnosis
Jawaban : E. palpasi, pada titik mc. burney

32. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di ruang neurologi dengan keluhan penurunan
kesadaran. Hasil pengkajian saat diberi rangsang nyeri kedua lengan tampak fleksi abnormal,
membuka mata dan suara mengerang, pupil anisokor kanan, refleks cahaya lambat, TD 160/90mmHg,
frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan suhu 36,8°C. Berapakah nilai GCS pada
kasus tersebut?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

Pembahasan:
Gangguan neurologi pada kasus stroke, cedera kepala dan meningitis terjadi karena adanya kerusakan
jaringan otak, kerusakan jaringan otak atau edema jaringan otak atau munculnya tekanan infra kranial.
Salah satu tanda yang paling mudah dilihat pada mekanisme ini adalah penurunan kesadaran.
Semakin rendah nilai GCS menunjukan semakin berat kerusakan atau edema atau tekanan infra
kranial.
Jawaban : C. 7
33. seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan pasca craniotomi. Hasil
pengkajian, pasien tampak hemiparese kanan, lemah dan tidak mampu menggerakan tubuhnya, reflex
fisiologi melambat. Saat dilakukan  pemeriksaan otot esktremitas kanan didapat hasil sebagai berikiut
tidak mampu mengangkat lengan dan kaki namun masih bisa menggerakannya.
Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan:
Penurunan kekuatan otot merupakan gejala neurologis yang umum tetj adi pada kasus neurologi
seperti stroke, meningitis dan cedera kepala. Ada mekanisme gangguan sentral pada pusat motorik
otak sehingga kurang'mampu mengkordinasikan gerakan ekstremitas. Kelemahan otot ditentukan
dengan skala kekuatan otot yakni; 0: tidak ada tonus, 1; terdapat tonus tapi tidak ada gerakan, 2:
terdapat pergerakan sendi tetapi tidak bisa melawan gravitasi, 3: dapat melawan gravitasi tetapi tidak
dapat menahan tahanan, 4: pergerakan dapat menahan tahanan ringan sedan g , 5: kekuatan otot
normal.
Jawaban : B.2

34. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat di mang neurologi dengan keluhan sakit kepala.
Hasil pengkajian didapat penglihatan kabur, kélemahan kaki, dan tangan pada sisi kanan serta bicara
tidak jelas, Untuk memastikan perawat akan melakukan pengkaj ian pada nervus kranial XII .
Apakah yang harus dipermtahkan dalam pengkajian tersebut?
A. Minta pasien mengucapkan suara "A"
B. Meletakkan garam pada lidah bagian depan
C. Meletakkan gula pada lidah bagian belakang
D. Minta pasien untuk memocongkan mulutnya
E. Minta pasien menggerakkan lidah kesatu sisidan kesisi lainnya '

Pembahasan:
Defisit neurologi terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan otak ada tertekannya jaringan otak.
Tanda dan gejala yang muncul sangat dipengaruhi juga oleh berat ringannya kerusakan jaringan otak.
Kerusakan jaringan ortak pada bagian mid brain dan batang otak atau danya peningkatan tekanan
intracranial berdampak terhadap fungsi. XII saraf kranial. Tanda yang muncul memberikan bukti
adanya kerusakan saraf bersangkutan seperti munculnya gangguan saraf kranial XII dibuktikan dengan
bilangnya fungsi menggerakan lidah, saraf vagus hilangnya fungsi menelan dan sebagainya.
Jawaban : E. Minta pasien menggerakkan lidah kesatu sisidan kesisi lainnya '

35. Seorang laki-laki berusia 18 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal
tertutup 12 jam yang lalu. Perawat melakukan pengkajian neuro vaskular Untuk mengidentifikasi
adanya sindrom kompartemen.
Apakah data fokus pada kasus tersebut?
A. eritema pada area fraktur
B. edema pada sekitar area fraktur
C. pembahan warna kulit dari pucat ke sianosis
D. nyeri progresif tidak hilang dengan analgetik
E. daerah disekitar lokasi fraktur terasa lebih hangat

Pembahasan:
Compartemen Syndrome adalah suatu kondisi peningkatan tekanan intracompartmental. peningkatan
tekanan pada compartemen dapat menhambat aliran darah dan sarap dan aliran perfusi darah ke
bagian distal terhambat bila dibiarkan akan terjadi proses iskemi dan nekrosis hal tersebut dapat
menimbulkan nyari yang hebat dan cepat
Jawaban : D. nyeri progresif tidak hilang dengan analgetik

36. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD. Hasil
pengkajian : edema di ekstremitas bawah Intake cairan 1000cc/24 jam, urin output 100cc/24jam, TD
150/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 28x/menit dan suhu 37°C. Pasien
direncanakan hemodialisa.
Apakah pengkajian selanjutnya pada pasien tersebut?
A. Kaji adanya bunyi napas tambahan
B. Kaji adanya kenaikan berat badan
C. Kaji nilai ureum dan kreatinin
D. Kaji kadar hemoglobin
E. Kaji kecemasan

Pembahasan:
Salah satu manifestasi klinis pasien dengan CKD adalah ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa.
Adanya gangguan ekskresi natrium, akan teljadi retensi natrium yang dapat mengikat cairan. Retensi
natrium dapat menyebabkan teljadinya edema. Pada pasien dengan CKD yang mengalami kondisi
kelebihan volume cairan dalam tubuh, pengkajian yang dapat dilakukan adalah pengukuran derajat
edema, kenaikan berat badan dan lingkar perut. Berat badan menjadi indikator peningkatan kelebihan
cairan dalam tubuh karena kenaikan 1 kg BB= 1 liter air. Urin output normal adalah 0,5-1 cc/kg BB/jam.
Jawaban : A. Kaji adanya bunyi napas tambahan

37. Seorang perempuan berusia 34 tahun di rawat diruang bedah dengan luka bakar derajat II. Pasien
mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah dada, tangan kanan dan paha
kanan. Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut?
A. 44%
B. 42%
C. 34%
D. 32%
E. 27%

Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar diatas ditemukan luka bakar daerah dada, tangan
kanan dan paha kanan. Untuk menentukan persentase luas luka bakar digunakan rumus "Rule of Nine"
sehingga didapatkan hasil! daerah dada nilainya = 9%, tangan kanan = 9%, paha kanan = 9%, total
area yang mengalami luka bakar adalah 27%.
Jawaban : E. 27%

38.Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik saraf dengan keluhan gangguan
pendengaran. Perawat melakukan pemeriksaan pendengaran pada pasien dengan cara menempelkan
garputala pada planum mastoid pasien. Hasil pemen'ksaan menunjukkan setelah perawat tidak
mendengar, sedangkan pasien masih dapat mendengarkan getaran garputala.
Apakah interpretasi pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. tuli kombinasi
B. tulikonduksi
C. tuli sensorik
D. tuli saraf
E. normal
Pembahasan:
Tes schwabach bertujuan membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa
yang pendengarannya normal, interpretasi hasil pasien masih mendengar getaran garputala
(memanjang: tuli konduksi).
Jawaban : B. tulikonduksi

39. Seorang laki laki berusia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan TB Paru. Hasil
pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi dinding dada. TD 130/80
mmHg, frekuensi nadi 100x/mnt,. frekuensi napas 27x/mnt, suhu 38°C. pH 7,47; PaCO2 32 mmHg,
PaO2 90 mmHg, Saturasi Oksigen 92%, HCO3 22 mEq/dL, BE +3.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
A. hipertermia
B. keletihan
C. kerusakan pertukaran gas
D. ketidakefektifan pola napas
E. ketidakefektifan bersihan jalan napas

Pembahasan:
Pasien dengan TB paru secara patofisiologi gangguan berapa infeksi Mycobacterium Tuberculosis
yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada area paru. Kerusakan tersebut menyebabkan
terhambatnya perpindahan gas (02 dan CO2) di alveolus dengan kapiler pulmonal. Kegagalan
pertukaran gas menyebabkan gangguan keseimbangan asma basa tubuh di mana. C02 dalam darah
akan menurun.
Jawaban : C. kerusakan pertukaran gas

40. Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat hari ke-3 dengan diagnosis gagal jantung kongestif.
Pasien mengeluh sesak bertambah, saat berjalan ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan fisik, frekuensi
nadi 90x/menit, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, urine 40cc/ jam, dan hasil EKG sinus
rhythm.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. intoleransi aktifitas
B. pola nafas tidak efektif
C. gangguan eleminasi urin
D. kelebihan volume cairan
E. gangguan perfusijaringan

Pembahasan:
Gagal jantung merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah secara normal ke seluruh tubuh,
sehingga darah yang berisi nutrisi dan oksigen tidak dapat didistribusikan secara adekuat sampai ke
sel. Akibatnya proses metabolisme sel menjadi terganggu dan energi yang dihasilkan berkurang.
Tanpa energi yang cukup, pasien tidak toleran dalam melakukan aktivitas secara normal
Jawaban : A. intoleransi aktifitas

41. Seorang laki-laki usia 64 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas ,dan
kedua kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien beraktivitas. Hasil pengkajian pasien
terlihat pucat dan sianosis, lemah tidak berdaya, JVP meningkat, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi
100x/menit, frekuensi napas 24x/menit dan dangkal, serta photo toraks menunjukan CTR 65%.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. intoleransi aktivitas
B. gangguan perfusi jaringan
C. penurunan curah jantung
D. pola napas tidak efektif
E. kelebihan volume cairan

Pembahasan:
Tanda yang menonjol dikemukan pada kasus tersebut adalah menunjukan ketidakmampuan jantung
dalam memompa darah, akibat dari pembesaran jantung (CTR > 50%) sehingga terjadi penurunan
curah jantung. Kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh adalah dengan
meningkatkan nadi. Pucat dan lemah sebagai akibat tidak sampainya darah ke perifer dan darah di
perifer banyak mengandung CO2 sulit kembali ke jantung.
Jawaban : C. penurunan curah jantung

42. Seorang perempuan berusia 22 tahun di rawat di ruang bedah dengan pasca operasi apendektomi
hari ke-2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, wajah menyeringai, pasien
susah tidur dan mengeluhkan mual serta nafsu makan berkurang: TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi
98x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37,5°C, tampak lemah dan gelisah.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. nyeri akut
B. risiko infeksi
C. deflsit nutrisi
D. intoleransi aktifitas
E. gangguan pola tidur

Pembahasan:
Tindakan appendektomi menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan kulit dan yang
mempersyarafmya sehingga mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan gangguan tidur,
takut bergerak, mual dan muntah sehingga berdampak terhadap pemenuhan nutrisi.
Jawaban : A. nyeri akut

43. Seorang perempuan berusia 58 tahun dirawat di ruang neurologi dengan stroke haemorhagik. Hasil
pengkajian kesadaran stupor dengan GCS 9, refleks pupil lambat, kesan hemiparese dextra. TD
190/100 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi 28x/menit dan suhu 38°C. CT-scan menunjukan
adanya gambaran hiperdens pada daerah frontotemporal kanan.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Gangguan perfusi jaringan serebral
B. Ketidakefektifan pola napas
C. Hambatan mobilitas flsik
D. Risiko cedera
E. Hipertermia

Pembahasan:
Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak dan menimbulkan adanya peningkatan masa
intracerebral. Yang terjadi adalah peningkatan tekanan intracranial. Ciri ciri terjadinya hal tersebut
ditunukan dengan data seperti penurunan kesadaran, pupillambat, gangguan neurologis lainnya dan
juga adanya gambaran st scan. Data ini mendominasi maka diagnosanya adalah gangguan perfusi
cerebral.
Jawaban : A. . Gangguan perfusi jaringan serebral

44. Seorang laki-laki berusia 63 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan; mengalami
kelemahan pada sisi kiri tubuh sejak semalam Hasil pengkajian didapatkan wajah asimetris, bicara
pelo, diberi minum tersedak, lidah terlihat mencong ke kanan. CT Scan menunjukkan infark lobus
parietal dextra. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
C. hambatan komunikasi verbal
D. hambatan mobilitas flsik
E. risiko aspirasi

Pembahasan:
Proses serangan stroke menimbulkan proses kerusakan jaringan otak yang bersifat fokal dan
gangguan terjadi sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena. Berat ringan sangat tergantungan dari
lokasi dan luasnya kerusakan jaringan otak yang rusak. Sehingga kerusakan otak dapat dilihat dari
tanda dan gejala yang ditimbulkan. Satu gangguan yang menonjol di tampilkan pada kasus ini adalah
gangguan menelan seperti bicara pelo, tersedak dan sebagainya . akibat yang berat muncul adalah
risiko aspirasi yaitu masuknya cairan gastro terutama lambung ke saluran pernapasan dan berakibat
ganggu system nafas.
Jawaban : E. risiko aspirasi

45. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruangpenyakit dalam dengan diagnosis DM. Hasil
pengkajian, mudah lelah, aktivitas dibantu orang lain, sering merasa haus, BB turun, kulit kering, TD
120/ 80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan hasil laboratorium gula darah
sewaktu 578 mg/ d1.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. defisit nutrisi
B. intoleransi aktivitas
C. kekurangan volume cairan
D. kerusakan integritas kulit
E. ketidakstabilan kadar glukosa darah

Pembahasan:
Pada penderita DM mengalami gangguan produksi insulin atau resistensi insulin yang mengakibatkan
ketidakmampuan menjaga kadar glukosa darah dalain rentang normal. Manisfestasi klinis penderita
diabetes meliputi polidipsi, poliuri,poliphagia. Polidipsi dan poliuri terjadi karena kehilangan cairan
akibat kondisi diuresis osmotik. Poliphagia karena hasil dari status katabolik yang disebabkan karena
kurangnya insulin dan proses pemecahan lemak dan protein.
Jawaban : E. ketidakstabilan kadar glukosa darah
46. Seorang laki laki berusia 60 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri dan kaku pada
persendian kaki Hasil pengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi, lemas, kesulitan saat bergerak
dan rentang gerak menurun, pasien juga mengeluh penyakitnya tidak sembuh-sembuh.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut?
A. kerusakan mobilitas fisik
B. risiko cedera
C. kelemahan
D. nyeri akut
E. ansietas

Pembahasan:
Terdapat 2 manifestasi utama klinis pada osteoarthritis yaitu nyeri yang bertambah berat pada pagi hari
dan ketebatasan pergerakan, sering diikuti oleh krepitus, kekakuan sendi dan juga pembesaran sendi.
Jawaban : A. kerusakan mobilitas fisik

47. Seorang perempuan berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil
pengkajian pasien mengeluh lemah, terdapat petekie pada kedua lengan, dan kedua ekstremitas
terasa dingin, dan suhu 36°C. Hasil pemeriksaan laboratorium HZB 18 mg/dl,Hematokrit 50%,
trombosit 45.000/mm3.
Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut?
A. risiko syok
B. hipertermia
C. risiko perdarahan
D. intoleransi aktifltas
E. gangguan integritas kulit

Pembahasan:
Infeksi virus dengue akan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. Petekie dan trombpsitopenia
(150.000/mm3-450.000/mm3) merupakan tanda adanya perdarahan pada pasien DHF. Pada kasus
diatas perlu diwaspadai adariya kebocoran plasmadenganmeningkatnya Hb yaitu 18 mg/dl(13-15
mg/dl) dan peningkatan hematokrit yaitu 50% (37% -47%) yang dapat menyebabkan kondisi
hipovolemia dan syok
Jawaban : A. risiko syok

48. Bayi laki-laki usia 1 hari dirawat dalam inkubator di RS. dengan hiperbilirubinemia. Hasil
pengkajian: BBL 2300 gr, BB saat ini 2280 gr, kuning pada kulit, sklera, dan membran mukosa mulut,
neflek hisap lemah, suhu 37,7°C, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 45x/mnt, bilirubin serum 15
mg/dL. Rencana akan dilakukan fototerapi.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Hipenermia
B. Defisit nutrisi
C. Ikterik neonatus
D. Resiko tinggi cidera
E. Resiko tinggi gangguan integritas kulit.

Pembahasan:
Hiperbilirubinemia adalah peningkatan bilirubin dalam darah ditandai dengan kuning pada kulit, sklera,
dan membran mukosa mulut, bilirubin serum >2 mg/dL yang merupakan data mayor pada masalah
ikterik neonatus.
Jawaban : C. Ikterik neonatus

49. Balita laki-laki usia 1 tahun dirawat diruang anak dengan hidrosefalus. Hasil pengkajian: kesadaran
menurun, LK 69 cm terdapat sunset eyes sign, belum bisa duduk, hanya berbaring di tempat tidur.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Deflsitnutrisi
B. Intoleransiaktivitas
C. Gangguan mobilitas flsik
D. Risiko gangguan perfusi jaringan sel ebral
E. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Pembahasan:
Pada hidrosefalus terjadi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan teljadinya penekanan
syaraf otak, yang ditandai dengan kesadaran menurun, LK membesar, terdapat sunset sign. Kondisi ini
dapat menimbulkan masalah perfusi jaringan serbral tidak efektif.
Jawaban : D. Risiko gangguan perfusi jaringan sel ebral
50. Balita laki-laki usia 4 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang saat di rumah. Hasil pengkajian:
anak memiliki riwayat kejang demam, demam sudah 3 hari, batuk, pilek, anak tampak lemah, Suhu
tubuh 39°C, frekuensi napas 35x/menit.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Hipertermia
B. Risiko cidera
C. Risiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
E. Pola napas tidak efektif

Pembahasan :
Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron, dan dalam waktu
yang singkat tte adi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran tersebut sehingga terj adi
pelepasan listrik. Lepasnya muatan listrik dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel
sekitarnya dengan bantuan neurotransmiter maka terjadilah kejang. Suhu tubuh normal pada usia 4
tahun 36,5°C - 37,2°c.
Jawaban : A. Hipertermia

51. Anak laki-laki usia 4 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit kepala
dan berat badan meningkat dratis. Hasil pengkajian: mudah lelah, demam seluruh tubuh, konjungtiva
pucat, porsi makan tidak dihabiskan, dan hasil laboratorium: protein urin +3.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktivitas
C. Risiko tinggi infeksi
D. Kelebihan volume cairan
E. Ketidakseimbangan nutrisi

Pembahasan:
Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosa sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik
merupakan gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat
meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka yang berdampak pada
peningkatan berat badan yang drastis.
Jawaban : D. Kelebihan volume cairan

52. Balita perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke UGD karena sesak napas dan batuk. Hasil
pengkajian: anak tidak bisa mengeluarkan sekret, terdengar bunyi wheezing, frekuensi napas
46x/menit Keluarga tampak khawatir dengan anaknya.
Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Atur posisi semi fowler atau fowler
B. Pemberian oksigen pada anak
C. Anjurkan batuk efektif
D. Lakukan inhalasi
E. Lakukan suction

Pembahasan:
Pada kasus tersebut terjadi penyempitan bronchus yang ditunjang oleh data adanya bunyi wheezing.
Melonggarkan bronchus diperlukan broncodilator yang diberikan per inhalasi. Inhalasi adalah
pemberian obat secara langsung ke dalam saluran nafas melalui penghisapan yang mempunyai
keuntungan yaitu obat bekerja langsung pada saluran napas.
Jawaban : D. Lakukan inhalasi

53.Balita perempuan usia 2 bulan dirawat di Ruang Anak dengan keluhan kebiruan pada saat
menangis lama. Anak didiagnosis tetralofy of fallot. Saat ini anak diperbolehkan pulang. Ibu bertanya
apa yang harus dilakukan jika anak mengalami kebiruan.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
A. Teriangkan anak saat menangis
B. Ajarkan posisi knee chest
C. Beri istirahat cukup
D. Tinggikan kepala
E. Batasi aktivitas

Pembahasan:
Posisi knee chest atau jongkok akan membuat anak merasa nyaman/lebih baik sebab sianosis akan
berkurang. Mekanisme teljadinya hal tersebut, yaitu knee chest atau jongkok akan menurunkan aliran
darah balik yang kurang kandungan oksigennya. Akibatnya resistensi sistemik akan meningkat
sehingga pirau kanan ke kiri akan menurun dan aliran darah paru meningkat Saturasi oksigen pun
meningkat dan sianosis berkurang.
Jawaban : B. Ajarkan posisi knee chest

54. Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan normal dengan usia gestasi
32 minggu. Hasil pengkajian: bayi tampak lemah, reflek hisap dan menelan lemah, frekuensi napas
60x/menit. Ibu mengatakan ASI sudah keluar. Bagaimanakah cara pemberian ASI pada kasus
tersebut?
A. Menyusu langsung pada ibu
B. Menggunakan sendok
C. Menggunakan pipet
D. Menggunakan OGT
E. Menggunakan dot

Pembahasan:
Bayi lahir dengan usia gestasi 32 minggu merupakan bayi prematur. Pada masa gestasi tersebut bayi
belum memiliki reflek hisap dan menelan yang baik, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi secara oral. Kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi secara enteral dengan pemasangan OGT
(Orogastric Tube).
Jawaban : D. Menggunakan OGT

55. Bayi usia 8 hari dirawat di perinatologi dengan postoperatif pemasangan kolostomi hari ke-3. Hasil
pengkajian: stoma merah muda, kantung stoma tampak penuh. Perawat akan melakukan perawatan
stoma. Perawat telah menyiapkan alat, cuci tangan, menjelaskan prosedur kerja, dan membuka
kantong stoma.
Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Mengobservasi stoma dan kulit sekitamya
B. Mengukur dan menggambar pola stoma
C. Membersihkan kulit sekitar stoma
D. Mcngeringkan kulit sekitar stoma
E. Mcmberikan salep Zinc

Pembahasan:
Langkah Perawatan Stoma
1.Menyiapkan alat
2.Mencuci tangan
3.Menjelaskan prosedur kerja
4.Meletakkan perlak dan bengkok
5.Membuka kantong kolostomi
6.Membersihkan kulit sekitar stoma
7.Mengeringkan kulit sekitar stoma
8.Mengobservasi stoma dan kulit sekitarnya
9.Memberikan salep Zinc
10.Mengukur dan menggambar pola stoma
11.Membuka dan merekatkan kantong kolostomi
12.Membereskan alat dan cuci tangan
Jawaban : C. Membersihkan kulit sekitar stoma

56. Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena mengalami demam selama 3
hari. Hasil pengkajian: mengeluh sakit kepala, suhu 38,8°C. Perawat akan melakukan uji tourniquet.
Perawat mcnjelaskan prosedur dan meminta persetujuan kepada ibunya, mencuci tangan, mcmasang
manset di atas fossa cubiti, mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/70 mmHg.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Melepas manset secara perlahan
B. Menahan tekanan manset selama 10 menit
C. Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai
D. Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik
E. Memompa manset sampai tekanan yang telah ditentukan

Pembahasan:
Urutan tindakan uji toumiquet setelah mengukur tekanan darah dan mendapatkan nilai tekanan sistolik
dan diastolik selanjutnya menambahkan sistol dan diastole, lalu dibagi 2 (110+70/2) = 90. Nilai tersebut
menjadi acuan untuk menahan airraksa pada nilai tersebut selama 10 menit.
Langkah prosedur uji toumiquet
1.Menjelaskan prosedur dan meminta 2.pesetujuan kepada ibunya Mencuci tangan
3.Memasang manset diatas fossa cubiti
4.Mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/ 70 mmHg.
5.Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik
6.Memompa manset sampai air raksa berada pada tekanan yang telah ditentukan .
7.Menahan tekanan manset selama 10 menit
8.Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai
9.Melepas manset secara perlahan
10.Mencuci tangan
Jawaban : D. Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik

57. Anak perempuan usia 10 tahun dirawat di mang perawatan dengan diagnosis HTV. Hasil
pengkajian: anak sering bertanya kepada perawat, mengapa harus selalu meminum obat dan anak
ingin mengetahui penyakitnya. Namun nenek pasien melarang perawat untuk memberitahukan
penyakitnya.
Apakah dilema etik yang terjadi pada kasus tersebut?
A. Fidelity
B. Justice
C. Beneficence
D. Confidentiality
E. Nonmaleficence
Pembahasan:
Prinsip etik yang diterapkan oleh perawat adalah prinsip Confidentiality. Prinsip Confidentiality adalah
prinsip yang menjaga informasi tentang klien. Kecuali dengan persetujuan dan keluarga serta
menggunakan inform consent.
Jawaban : D. Confidentiality

58. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis sudah 2 minggu. Hasil
pengkajian: kesadaran menurun dan terpasang ventilator. Orang tua mengatakan tidak sanggup lagi
untuk membiayai dan akan membawa pulang anaknya.
Apakah implementasi pada kasus tersebut?
A. Membiarkan keluarga membawa anaknya pulang
B. Menghargai apapun yang menjadi keputusan keluarga
C. Memberikan motivasi orang tua untuk mencari bantuan
D. Meminta keluarga menandatangani surat pernyataan pulang paksa
E. Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap menjalani perawatan

Pembahasan:
Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun
peran perawat diantaranya adalah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung, advokat
klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, dan pendidik. Adapun pada
saat keluarga mempunyai masalah seperti kasus di atas dan harus memutuskan maka perawat
bertanggung jawab membantu keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan. Hal ini bagian dari peran perawat sebagai advokat.
Jawaban : E. Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap menjalani perawatan

59. Anak laki-laki usia 7 tahun dirawat di RS dengan sindrom nefrotik. Hasil pengkajian: pitting edema
di ekstremitas, asites, frekuensi napas 32x/menit. Hasil laboratorium: protein urine (+), albumin 1,9
gr/dl. Anak tersebut mendapatkan terapi steroid dan diuretik.
Apakah intervensi utama untuk kasus tersebut?
A. Beri nutrisi TKTP
B. Pantau pola napas
C. Beri terapi oksigen
D. Pantau nilai laboratorium
E. Pantau keseimbangan cairan

Pembahasan:
Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosis sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik
merupakan gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat
meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka. Data edema menujukkan
adanya keperawatan berlebihan cairan. Intervensi utama pada kasus tersebut adalah memantau
keseimbangan cairan.
Jawaban : E. Pantau keseimbangan cairan

60. Balita usia 3 tahun dibawa ibunya ke poli MTBS dengan keluhan demam, sakit pada telinga dan
ada cairan yang keluar selama 3 hari. Hasil pengkajian: nyeri skala 3, tampak nanah keluar dari telinga,
teraba pembengkakan pada belakang telinga. Apakah implementasi utama pada kasus tersebut?
A. Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap
B. Menganjurkan untuk kunjungan ulang 3 hari
C. Merujuk anak ke poli spesialis
D. Mengobservasi nyeri
E. Mengobservasi suhu

Pembahasan:
Klasiflkasi kasus menurut MTBS adalah infeksi telinga akut. deakan yang dilakukan: beri antibiotik yang
sesuai, beri parasetamol, keringkan telinga dengan bahan penyerap, dan kunjungan ulang 5 hari.
Pilihan jawaban adalah mengeringkan telinga dengan bahan penyerap.
Jawaban : A. . Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap

61. Bayi perempuan usia 4 bulan dibawa ibunya ke posyandu untuk imunisasi. Hasil pengkajian: sudah
mendapatkan HbO, BCG, dan polio 1.
Apakah imunisasi yang harus diberikan pada bayi tersebut?
A. DPT-HB-Hib 1, Polio 1
B. DPT HB-Hib 1, Polio 2
C. DPT-HB-Hib 2, Polio 2
D. DPT-HB-Hib 3, Polio 3
E. DPT-HB-Hib 3, Polio 3

Pembahasan:
Pemberian imunisasi harus sesuai dengan usia dan jenis imunisasi. Bila anak belum mendapatkan
jenis imunisasi sesuai dengan usianya maka pemberian imunisasi mengikuti imunisasi yang belum
diberikan. Pada usia 4 bulan, anak seharusnya sudah mendapatkan DPT HB Hib 3, Polio 4. Akan
tetapi pada kasus di atas, anak baru mendapatkan HbO, BCG, polio 1, maka selanjutnya jenis
imunisasi yang harus diberikan adalah DPT HB Hib 1, Polio .2,
Jawaban : B. DPT HB-Hib 1, Polio 2

62. Bayi perempuan baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu dirawat di perinatologi. Hasil pengkajian
BB 2000 gr, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi napas 56x/menit, suhu 35,6°C, reflek hisap lemah,
lanugo banyak, dan lemak subkutan tipis.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ajarkan metode kangguru
B. Anjurkan menjemur di pagi hari
C. Anjurkan tidak memandikan bayi
D. Ajarkan cara membedong (menyelimuti bayi)
E. Anjurkan untuk memakai sarung tangan dan sarung kaki

Pembahasan:
Pada bayi berat badan lahir rendah akan berisiko texjadi hipotermia (suhu kurang 36,5°C) karena: 1)
Jaringan lemak subkutan tipis. 2) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar. 3)
Cadangan glikogen dan brownfat sedikit Tidak ada respon menggigil pada saat kedinginan Tata
laksana untuk mengatasi hipotermia menggunakan prinsip perpindahan panas dimana tubuh ibu
menjadi termoregulator suhu tubuh bayi. Oleh karena itu tindakan utama yang tepat adalah perawatan
metode kanguru.
Jawaban : A. Ajarkan metode kangguru

63. Anak perempuan usia 12 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan sudah 3 hari mengeluh
nyeri pada daerah perut bawah Hasil pengkajian: anak mengeluh nyeri saat buang air kecil, BAK tidak
lancar, merasa tidak puas setelah BAK, ekspresi tampak meringis kesakitan, nafsu makan menurun
dan susah tidur. Apakah kriteria evaluasi yang diharapkan tercapai pada kasus tersebut?
A. Tidak terjadi nyeri kronis
B. Nyeri berangsur berkurang
C. Kebutuhan tidur terpenuhi
D. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
E. Pola eliminasi dalam rentang normal

Pembahasan:
Keluhan utama pada penderita gangguan system perkemihan terutama ISK adalah nyeri saat berkemih
yang disebabkan karena adanya infeksi pada saluran kemih. Pada kasus tersebut, data yang menonjol
adalah nyeri daerah perut bawah, ada ekspresi meringis kesakitan dan nyeri saat buang air kecil. Data
tersebut merupakan data mayor untuk masalah keperawatan nyeri akut. Evaluasi , keperawatan pada
nyeri akut tersebut berdasarkan kriteria evaluasi adalah nyeri berkurang.
Jawaban : B. Nyeri berangsur berkurang
64. Seorang perempuan berusia 30 tahun P2A0 datang ke poliklinik KIA dengan keluhan terdapat
benjolan pada payudara kiri. Hasil pengkajian, pasien mengatakan benjolan semakin lama semakin
membesar, tidak mobile dan terasa nyeri. Teraba massa dengan diameter 2 cm.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. USG payudara
B. Rontgen dada
C. Mammographi
D. Biopsi payudara
E. Kolposcopi

Pembahasan:
Kanker payudara adalah keganasan yang, terjadi pada jaringan payudara yang ditandai dengan
adanya benjolan abnormal, terjadi perubahan ukuran dalam waktu tertentu, terdapat lesi, terdapat rasa
nyeri, perubahan struktur kulit, dan adanya pengeluaran cairan abnormal dari lesi atau putting
payudara. Setelah mendapatkan hasil anamnesa dan pengkajian dengan inspeksi dan palpasi pada
daerah benjolan, untuk penetapandaerah benjolan, untuk penetapan diagnosis pasti perlu dilakukan
pemeriksaan diagnosis lebih lanjut Pemeriksaan diagnostik yang direkomendasikan pada kasus
tersebut adalah mammographi.
Jawaban : C. Mammographi

65. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke poliklinik KIA dengan
keluhan sakit kepala dan pandangan kabur. Hasil pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg, TFU 34 cm,
punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 160 x/menit, edema tungkai bawah +2, dan proteinuria+1 .
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
A. Nyeri akut
B. Kelebihan volume cairan
C. Ketidak efektifan proses kehamilan
D. Resiko tinggi cedera pada ibu danjanin
E. Gangguan persepsi sensori: penglihatan

Pembahasan:
Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi > 140/90 disertai Protein uria yang terjadi pada kehamilan
setelah 20 minggu sampai akhir minggu persalinan. Pada preeklamsia, volume plasma menurun,
sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokxit maternal. Pembahan ini membuat
perfusi organ maternal menurun (menyebabkan sakit kepala dan penurunan penglihatan), penurunan
perfusi ini juga ke janin (ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan janin bahkan kematian j anin).
Sehingga masalah keperawatan pada Pasien diatas adalah resiko tinggi cedera pada ibu dan janin.
Jawaban : D. Resiko tinggi cedera pada ibu danjanin

66. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 post SC hari ketiga, dirawat di ruang nifas bersama
bayinya. Hasil Pengkajian: pasien menyatakan ingin memberikan ASI eksklusif. refleks hisap bayi baik,
perlekatan ibu dan bayi saat menyusui sudah tepat dan terlihat gerakan menelan.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Kesiapan menyusui
B. Ketidak cukupan ASI
C. Terputusnya proses menyusui
D. Ketidakefektifan pemberian ASI
E. Kurang pengetahuan tentang menyusui

Pembahasan:
Berdasarkan buku diagnosa keperawatan NANDA pada domain ke-2 tentang nutrisi, terdapat 4
diagnosa utama pada proses menyusui yaitu kesiapan menyusui, keudakcukupan ASI, terputusnya,
proses menyusui, ketidakefektifan pemberian ASI. Penetapan masing-masing diagnosis ini sesuai
dengan batasan karakteristik yang muncul pada kasus. Khusus untuk diagnosis kesiapan menyusui,
sesuai dengan batasan karakteristik diagnosis ini pasien menunjukan perasaan antusias untuk
menyusui dan menyatakan ingin memberikan ASInya sampai dengan ASI eksklusif. Selain itu pada
bayi juga tidak terdapat masalah, refleks hisap baik, perlekatan ibu dan bayi sudah tepat dan terdapat
gerakan menelan, hal ini menunjukan bayi sudah mampu menyusu dan ibu juga sudah mampu
menyusui dengan baik.
Jawaban : A. Kesiapan menyusui

67. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik Ginekologi dengan keluhan nyeri saat
berhubungan dengan pasangan. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sudah satu tahun tidak
menstruasi, jarang melakukan hubungan seksual dan belum pernah mendapatkan informasi tentang
menopause.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. Cemas
B. Nyeri Akut
C. Disfungsi seksual
D. Defisit pengetahuan
E. Ketidakefektifan pola seksual

Pembahasan:
Menopause adalah tidak terjadi menstruasi pada perempuan yang sebelumnya mengalami siklus
menstruasi secara teratur karena adanya penurunan hormon estrogen. Gejala yang dialami pada saat
menopause adalah hot Hashes, rasa kering pada vagina dan nyeri pada saat berhubungan seksual,
sulit tidur, masalah saluran kemih, penurunan gairah seksual, gangguan suasana hati dan peruhan
pada kulit dan rambut. Pada kasus keluhan yang menonj ol dialami oleh pasien adalah saat melakukan
hubungan seksual vagina terasa kering, nyeri dan sangat mengganggu. Pasien juga mengatakan
bahwa karena nyeri pasien jarang melakukan hubungan seksual. Berdasarkan keluhan pasien tersebut
pasien mengalami pembahan pola hubungan seksual.
Jawaban : E. Ketidakefektifan pola seksual

68. Seorang perempuan berusia 35 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu datang ke UGD dengan keluhan
keluar darah dari kemaluan. Hasil pengkajian: perdarahan tanpa rasa nyeri dan berwana merah terang,
TFU 32 cm, punggung kiri, presentasi kepala dan DJJ 144x/menit Apakah tindakan keperawatan utama
pada kasus tersebut?
A. Observasi pembukaan jalan lahir
B. Kolaborasi pemberian heparin
C. Anjurkan untuk tirah baring
D. Pantau intake outputcairan
E. Pantau pergerakan janin

Pembahasan:
Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, dirawat di rumah sakit
tanpa periksa dalam. Penanganan plasenta previa bergantung kepada: Keadaan umum pasien, kadar
Hb, jumlah perdarahan yang telj adi, umur kehamilan/taksiran BB j anin, jenis plasenta previa, paritas
dan kemajuan persalinan. Penanganan Utama pada plasenta previa adalah istirahat/ tirah baring.
Pemberian tirah baring akan mengurangi penekanan plasenta dan pergerakan yang banyak dapat
mempermudah pelepasan plasenta sehingga dapat terjadi perdarahan.
Jawaban : C. Anjurkan untuk tirah baring

69. Seorang perempuan berusia 35 tahun berada di ruang bersalin memasuki kala III. Hasil pengkajian
pasien telah diberikan suntikan oksitosin, plasenta belum lepas, kontraksi uterus kuat, dan bayi masih
dilakukan IMD. Observasi tanda-tanda vital TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi
napas 24x/menit, dan suhu 37°C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Lanjutkan IMD
B. Monitor perdarahan.
C. Lakukan masase uterus
D. Kolaborasi pemberian cairan infus.
E. Lakukan peregangan tali pusat terkendali

Pembahasan:
Manajemen aktifkala m yang harus dilakukan adalah suntikan oksitosin, peregangan tali pusat
terkendali/PTT dan masase uterus. Jika belum ada tanda-tanda plasenta lepas seperti semburan darah
tiba tiba, tali pusat memanjang, kontraksi uterus kuat, maka yang harus dilakukan adalah langkah II
manajemen aktif yaitu PTT. IMD dilakukan untuk membantu proses oksitosin alami saja.
Jawaban : E. Lakukan peregangan tali pusat terkendali

70. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 Post SC hari kedua rawat gabung dengan bayi. Hasil
pengkajian: TFU 1 jari bawah pusat, dan kontraksi baik. Kondisi bayi sehat, BBL 2600 gram dan reflex
hisap baik. Pasien mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ajarkan teknik relaksasi
B. Ajarkan posisi pelekatan
C. Lakukan kompres hangat
D. Susui bayi sesering mungkin
E. Lakukan perawatan payudara

Pembahasan:
Faktor yang paling penting dalam proses pemberian ASI kepada bayi adalah hisapan bayi pada
payudara ibu. Hisapan bayi pada payudara ini akan menstimulasi pengeluran hormone oksitosin dan
hormon prolaktin yang berfungsi untuk produksi ASI dan pengeluaran ASI, sehingga apabila bayi terus
menerus menghisap payudara jumlah ASI akan semakin banyak untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
bagi bayi.
Jawaban : D. Susui bayi sesering mungkin
71. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan gatal dan perih pada
daerah vagina. Hasil pengkajian area genetalia tampak merah, secret vagina banyak, berbau dan
berwarna agak kuning.
Apakah intervensi yang tepat pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan untuk pemeriksaan apusan vagina
B. Merencanakan pemeriksaanpapsmear
C. Kolaborasi foto rontgen pelviks
D. Kolaborasi USG transvaginal
E. Kolaborasi pemeriksaan urin

Pembahasan:
Kasus menunjukkan data adanya tanda-tanda infeksi spesifik pada vagina yang dapat disebabkan oleh
trichomonas dan candida albicans. Tanda dan gejala dari vaginitis pada kasus antara lain yaitu area
genetalia tampak merah, secret vagina, banyak, berbau dan berwarna agak lanung, sehingga
intervensi yang paling prioritas adalah melakukan pemeriksaan apusan vagina, dengan cara di ambil
sekret vagina selanjutnya di periksa di laboratorium.
Jawaban : A. Menganjurkan untuk pemeriksaan apusan vagina

72. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik KB untuk konsultasi ingin mengatur jarak
kelahiran anak. Hasil pengkajian pasien baru memiliki 1 anak yang berusia 7 bulan. Observasi tanda-
tanda vital: TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, dan MT 27
Apakah metode kontrasepsi yang tepat untuk pasien tersebut?
A. pil
B. implant
C. suntik
D. kontrasepsi mantap
E. alat kontrasepsi dalam rahim

Pembahasan:
Pemilihan metode kontrasepsi sangat tergantung dari kondisi pasien antara lain:
1. Tujuan dari penggunaan kontrasepsi (untuk mengaturjarak kelahiran anak atau tidak ingin punya
anak lagi)
2. Kondisi fisik ibu : Beberapa kondisi ibu yang perlu diperhatikan adalah vital sign, BB, TB, atau JMT
dari ibu, riwayat kesehatan ibu, riwayat penyakit yang diderita oleh ibu dan riwayat penyakit kronis
pada keluarga yang mungkin di turunkan (hipertensi, DM, dan obesitas)
3. Jumlah anak hidup dan usia anak hidup
4. Jenis kontrasepsi yang akan dipilih dan syaratnya.
a. Kontrasepsi hormonal (pil, suntik, susuk dan patch) tidak direkomendasikan pada ibu yang
mengalami hipertensi, obesitas, varises, dan DM.
b. Kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) direkomendasikan pada perempuan yang tidak memiliki
riwayat PBD, wanita dengan penyakit hipertensi, obesitas dan DM. Unsur aktif dalam IUD/AKDR
bekerja dalam area local. yaitu endometrium dan uterus saja.
c. Kontrasepsi mantap direkomendasikan pada perempuan yang sudah memiliki cukup anak dan tidak
menginginkan mempunyai anak lagi, sudah berusia lebih dari 35 tahun, anak yang paling kecil berusia
lebih dari 2 tahun.
Pada kasus mi data yang ditemukan adalah ibu baru berusia 30 tahun, tujuan ibu ingin mengatur jarak
kelahiran anak. TD 140/90 nimHg (kategori hipertensi ringan), EMT 27 (kategori obesitas), baru
memiliki 1 anak yang berusia 7 bulan sehingga jawaban yang tepat adalah pasien direkomendasikan
untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
Jawaban : E. alat kontrasepsi dalam rahim

73. Seorang perempuan berusia 25 tahun P3A0 postpartum 2 minggu yang lalu. Hasil pengkajian
pasien mengatakan selama di rumah minum jamu-jamuan. Menurut budaya pasien hal ini dilakukan
untuk mempercepat pemulihan postpartum dan memperlancar ASI.
Bagaimana sikap perawat yang menunjukkan kepekaan terhadap budaya?
A. Mendukung kebiasaan pasien
B. Mempengaruhi keluarga mengubah kebiasaan ini
C. Menganjurkan pasien segera meninggalkan kebiasaan minum jamu
D. Menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien
E. Menganjurkan pasien meninggalkan kebiasaan ini secara sembunyi sembunyi

Pembahasan:
Sesuai dengan konsep transkultural nursing praktik keperawatan harus berfokus memandang
persamaan dan perbedaan budaya dengan menghargainya budaya tersebut Terdapat 3 pedoman
menghadapi budaya yaitu: ]) mempertahankan budaya yang dimiliki oleh pasien, jika budaya tersebut
tidak bertentangan dengan kesehatan 2) mengakomodasi budaya pasien, jika budaya itu kurang
menguntungkan kesehatan 3) merubah budaya pasien, jika budaya itu bertentangan dengan
kesehatan. Semua tindakan menghadapi budaya ini tetap dilakukan dengan menghargai budaya
tersebut. Pada budaya minum jamu pada masa postpartum dalam hal ini perawat dapat menggunakan
pedoman yang kedua yaitu mengakomodasi budaya pasien jika budaya itu kurang menguntungkan
bagi kesehatan. Jadi tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh perawat adalah menjelaskan tentang
minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien. (Perawat belum mengetahui secara pasti
kandungan nutrisi dan obat pada jamu, pengolahan jamu secara tradisional dari olahan mmah tangga
tidak sepenuhnya dapat dijamin kebersihannya) tetap ada kemungkinan pasien dapat mengalami
masalah kesehatan dengan tetap menghargai budaya tersebut dan memberikan kesempatan pasien
untuk memutuskan perawatan kesehatan yang akan dilakukannya.
Jawaban : D. Menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien

74. Seorang perempuan berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, datang kepoli KIA untuk periksa
kehamilan. Hasil pengkajian rampak odema di wajah dan ektremitas. TFU 30 Cm, punggung kiri,
presentasi kepala, DJJ 145x/menit. Perawat menjelaskan pada pasien cara menghitung gerakanjanin.
Apakah hasil yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan bayinya banyak bergerak
B. Pasien menyampaikanjumlah gerakanjanin
C. Pasien mengatakan odema berkurang
D. Pasien mengatakan kondisinya baik
E. Pasien mengatakan bayinya sehat

Cara menilai gerakan janin: Minta ibu hamil untuk berbaring miring dan menghitung 10 gerakan janin
dalam 2 jam. Janin dinilai sejahtera bila gerakan janin dirasakan ibu 10 kali dalam 2 jam. Pada kasus
diatas pasien diharapkan dapat menghitung janin dan mampu menyampaikan jumlah gerakan janin
yang dirasakan.
Jawaban : B. Pasien menyampaikan jumlah gerakanjanin

75. Seorang perempuan berusia 20 tahun, hamil aterm, dirawat di ruang bersalin dengan keluhan
mules mau melahirkan. Hasil pengkajian pembukaan lengkap dan selaput ketuban pecah. Perawat
memimpin pasien mengedan tetapi kepala janin masih di hodge JJI. Perawat menganjurkan pasien
setiap meneran dengan posisi jongkok.
Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut?
A. Mencegah laserasi perenium
B. Meningkatkan power ibu
C. Persalinan yang lancar
D. Kepala bayi turun
E. Mengurangi nyeri

Beberapa posisi yang dapat dilakukan pada saat meneran dalam persalinan normal adalah, posisi
miring kiri bermanfaat memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenisasi yang baik bagi
bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi. Posisi merangkak sangat baik untuk persalinan
dengan punggung yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada
perineum. Posisi semifowler lebih mudah bagi penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan
mengamati/men-support perineum, dan posisi jongkok/berdiri sangat berguna membantu penurunan
kepala bayi, memperbesar ukuran panggul dan memperbesar dorongan untun meneran.
Jawaban : D. Kepala bayi turun

76. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik KIA diantar oleh ibunya dengan keluhan
keputihan sudah l minggu, Hasil pengkajian, pasien setiap selesai BAK dan BAB kemaluan tidak di
keringkan, tampak keluaran cairan dari vagina, dan daerah labia nampak berwarna merah. Perawat
menjelaskan tentang kebersihan vagina.
Apakah evaluasi yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan dirinya telah sehat
B. Pasien mengatakan keputihan berkurang
C. Pasien bersedia melakukan imunisasi HPV
D. Pasien dapat menjelaskan cara vulva hygiene
E. Pasien mengatakan mengerti dengan Penjelasan dari perawat

Pembahasan:
Cara menilai intervensi berhasil adalah pasien bisa menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang
telah di jelaskan sebelumnya.
Jawaban : D. Pasien dapat menjelaskan cara vulva hygiene

77. Perempuan berusia 45 tahun datang ke poli ginekologi dengan


keluhan keputihan yang berbau sejak 3 bulan yang lalu. Hasil pengkajian pasien perdarahan saat
berhubungan seksual, sekret vagina banyak dan berwarna kuning. Perawat menyarankan untuk
melakukan deteksi awal dengan pemeriksaan papsmear.
Apakah informasi penting yang harus disampaikan perawat pada kasus tersebut?
A. Tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
B. Tidak minum antibiotik selama 2 hari sebelum pemeriksaan
C. Datang kembali saat menstruasi hari ke 7
D. Paling tepat dilakukan saat masa subur
E. Puasa 12 jam sebelum pemeriksaan

Pembahasan:
Informasi penting yang harus disampaikan oleh perawat untuk persiapan Pap smear adalah tidak
melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan, tidak sedang menstruasi/ waktu yang
paling baik untuk pengambilan lendir leher rahim adalah 2 minggu setelah haid selesai dan jangan
menggunakan pembasuh antiseptik di sekitar vagina 72 jam sebelum pemeriksaan.
Jawaban : A. Tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan

78. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 postaartum 6 jam dirawat di ruang nifas dengan
keluhan lemas, dan keluar darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian: TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit. Kontraksi uterus lunak, dan kandung kemih penuh. Perawat segera mengosongkan
kandung kemih dan melakukan masase uterus.
Apakah hasil yan g diharapkan dari tindakan tersebut?
A. Lochea rubra
B. Keadaan Umum baik
C. Kontraksi uterus kuat
D. Kandung kemih kosong
E. Tinggi tandus setinggi umbilikus

Pembahasan:
Berdasarkan data awal pada 6 jam postpartum terdapat keluhan lemas. banyak keluar darah dari jalan
lahir. Perawat sudah harus berflkir ke kemungkinan adanya perdarahan, sehingga dilanjutkan dengan
pemeriksaan kontraksi uterus. Kontraksi uterus yang kurang kuat dapat disebabkan oleh retensio
placenta, atonia uterus. Disamping itu kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi uterus
karena posisinya tepat bagian anterior dari uterus. Bila pada pemeriksaan ditemukan kandung kemih
penuh, segera kosongkan kandung kemih, dan lakukan masase uterus sehingga kontraksi uterus kuat.
Jawaban : C. Kontraksi uterus kuat

79. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat dan bicara sendiri.
Menurut keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang meninggal 1 tahun lalu, selalu dimarahi oleh
ayahnya, pemah tidak naik kelas, dan pernah ditinggal menikah pacarnya 2 tahun -lalu. Hasil
pengkajian pasien mengatakan malu karena belum menikah.
Apakah faktor presipitasi pada kasus tersebut?
A. kehilangan orang yang dicintai
B. gagal pendidikan
C. gagal menikah
D. putus obat
E. pola asuh

Pembahasan:
Teljadinya gangguan jiwa diawali dengan faktor predisposisi/ pendukung dan faktor
presipitasi/pencetus. Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber
yang dapat di gunakan untuk mengatasi stres. Faktor presipitasi adalah stimulus yang berasal dari
internal dan eksternal yang mencakup waktu (berapa lama orang terpapar) dan jumlah stressor yang
dialami. Kedua faktor tersebut terdiri dari aspek biologis, psikologis, sosial dan spiriual.
Jawaban : D. putus obat

80. Seorang laki-laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di rumah. Hasil
pengkajian tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil memukuI-mukul tempat tidur. Perawat
akan melakukan pengikatan pada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. non maleficience
B. beneficience
C. autonomy
D. veracity
E. justice

Pembahasan:
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak azasi
manusia. Untuk melindunginya maka setiap tindakan harus memperhatikan prinsip etik seperti Non
Malejicience, Beneficence, Autonomy, Veracity, Justice. Non Maleficience (tidak melakukan tindakan
yang merugikan), Bene/icence (setiap tindakan bermanfaat bagi pasien dan keluarga), Autonomy (tidak
boleh memaksakan suatu tindakan pada pasien), Veracity (mengtaakan sejujurnya tentang apa yang
dialami pasien), Justice (harus mampu berlaku adil pada pasien).
jawaban : A. non maleficience

81. Seorang perempuan berusia 20 tahun, bekerja sebagai model, dirawat di RSU karena kecelakaan
yang mengakibatkan luka diwajahnya. Hasil pengkajian: pasien mengatakan "sudah tidak ada lagi yang
bisa saya lakukan, saya tidak bisa bekerja lagi", dan diucapkan berulang-ulang. Pasien terlihat murung
dan susah tidur.
Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut?
A. ansietas
B. keputuasaan
C. ketidakberdayaan
D. harga diri situasional
E. gangguan citra tubuh

Pembahasan:
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara
signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
Jawaban : C. ketidakberdayaan

82. Seorang laki-laki berusia 24 tahun menjalani hemodialisis di RSU sejak 5 tahun lalu. Hasil
pengkajian pasien mengatakan merasa bosan dengan berbagai pengobatan yang sudah dilakukan,
tetapi kondisinya tetap seperti ini. Pasien menolak untuk dilakukan hemodialisis selanjumya. Menurut
keluar pasien susah tidur dan sering menangis ketika dirumah. Apakah masalah keperawatan pada
kasus tersebut ?
A. berduka disfungsional
B. ketidakberdayaan
C. harga diri rendah
D. keputusasaan
E. ansietas

Pembahasan:
Keputusasaan merupakan kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya alternatif pemecahan masalah dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya
sendiri. Salah satu penyebab karena penurunan kondisi fisiologis, penyakit kronis, kehilangan
kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting, pembatasan
aktivitas jangka panjang dan isolasi sosial.
Jawaban : D. keputusasaan

83. Seorang perempuan usia 30 tahun di rawat di RSJ alasan masuk susah tidur, mondar-mandir, dan
3 bulan tidak minum obat Pasien mengatakan suaminya sering malakukan KDRT dan saat ini sudah
dicerai, malu dengan kondisinya. Hasil pengkajian: pakaian tidak rapi, bicara dan tersenyum sendiri,
malas berinteraksi dengan orang lain, dan mondar-mandir. Apakah masalah keperawatan utama pada
kasus tersebut ?
A. halusinasi
B. isolasi sosial
C. harga diri rendah
D. defisit perawatan diri
E. regiment terapi inefektif

Pembahasan:
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berapa respon panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak jelas. Tanda dan gejala halusinasi
adalah menyatakan mendengarkan suara bisikan/ melihat bayangan dan merasakan sesuatu melalui
indera perabaan, penciuman, atau pengeapan. Bicara sendiri, mengarahkan telinga ke arah tertentu,
dan melihat ke satu arah.
Jawaban : A. halusinasi

84. Seorang perempuan usia 30 tahun, dirawat di RSJ dengan marah-marah, menyendiri, tidak mau
mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian: pasien mengatakan mempunyai 4 anak dan sudah
bercerai satu bulan yang lalu, merasa sendiri dan mengatakan "Tolong sampaikan pada keluarga saya
untuk menjaga anak-anak saya, mungkin saya tak akan bisa merawat mereka lagi! ”.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. isolasi sosial
B. risiko bunuh diri
C. perilaku kekerasan
D. defisit perawatan diri
E. halusinasi pendengaran
Pembahasan:
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan atau pembinasaan oleh individu sebagai akibat krisis multidimensional pada pemenuhan
kebutuhan mdmdual dimana individu merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Penyebabnya adalah
harga
diri rendah, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidupi penyakit kritis, dan
perpisahan.
Jawaban : B. risiko bunuh diri

85. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah-marah dan menolak minum obat.
Hasil wawancara pasien mengatakan tidak mau bicara karena dirinya mempunyai ilmu suci yang bisa
menyembuhkan orang, bicara inkoheren dan fIigt of idea. Keluarga mengatakan pasien gagal ujian
CPNS enam bulan lalu.
Apakah masalah keperawatan utama yang tepat pada kasus di atas?
A. waham
B. harga diri rendah
C. kerusakan komunikasi
D. regimen tetapi inefektif
E. risiko perilaku kekerasaan

Pembahasan:
Waham diamkan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun
tidak sesuai dengan kenyataan. Ditandai dengan ungkapan berulang-ulang tentang keyakinan yang
salah atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Jawaban : A. waham

86. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RS j karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan
lalu dan kadang marah tanpa sebab: Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara
sendiri, afek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lmgkungannya.
B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya. .
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi, waktu,
frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi.
Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Melatih
pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien).
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. Pasien mampu minum
obat dengan prinsip 8 benar.
Jawaban : D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.

87. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAR, mengalami, wasir sejak
6. bulan lalu. dan akan dilakukan operasi. Hasil pengkajian pasien terlihat gelisah, sulit tidur, TD 135/80
frekuensi nadi 90x/menit, muka pucat dan mengatakan takut dan khawatir terhadap tindakan operasi
yang akan di laluinya.
Apakah rencana keperawatan pada kasus, tersebut?
A. identifikasi penyebab cemas.
B. anjurkah latihan spiritual.
C. latih tarik napas dalam.
D. latih hipnosis limajari.
E. latih teknik distraksi.

Pembahasan:
Pasien yang akan menjalani operasi mayoritas mengalami sulit tidur, peningkatan TTV, merasa
khawatir akan tindakan yang akan dilakukan. Hal tersebut merupakan gejala ansietas. Pasien pada
kasus di atas mengalami ansietas sedang akibat adanya ancaman terhadap kesehatan diri (akan
dilakukan tindakan operasi). Tanda gejala yang dialami pasien, antara lain perubahan fisiologis.
(ketegangan meningkat, pola tidur berubah), perubahan psikologis (respon emosional tidak nyaman)
dan pembahan kognitif (lapang presepsi menurun) (Vldebeek, 2008). Tindakan keperawatan yang
dilakukan antara lain kaji tanda-tanda ansietas, ajarkan pasien tehnik tarik nafas dalam, distraksi,
hipnotis lima jari dan spiritual (Stuart, 2016).
Jawaban : C. latih tarik napas dalam.

88. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah pada seorang perempuan berusia 28 tahun yang
post dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pengkajian: klien sudah mampu berinteraksi dengan keluarga
dan menyatakan keinginan bekerja kembali, tetapi takut melakukan kesalahan. Pasien mengatakan
suka membuat kerajinan tangan.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. mendiskusikan tentang kegiatan harian pasien.
B. melatih kemampuan positif yang dimiliki pasien.
C. mendiskusikan kemampuan dan aspek positifpasien.
D. melibatkan pasien pada kegiatan rehabilitasi di masyarakat
E. melibatkan pasien dalam kegiatan kelompok di masyarakat

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah adalah identifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien. Bantu pasien memulai kemampuan yang dapat digunakan. Bantu pasien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Latih kemampuan yang dipilih pasien.
Jawaban : B. melatih kemampuan positif yang dimiliki pasien.

89. Seorang laki-laki berusia 35 .tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering marah-marah
dirumah. Keluarga mengatakan pasien malas minum obat karena merasa mengantuk setelah minum
obat Hasil pengkajian pasien masih menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa
perbaikan pada dirinya.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. menjelaskan fungsi minum obat.
B. memotivasi pasien agar mau minum obat
C. mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat
D. melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi injeksi.
E. menunda pemberian obat sampai pasien mau meminum.

Pembahasan:
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan
terancam berupa ancaman fisik atau ancaman terhadap konsep diri yang diekspresikan dengan
mengancam, mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan.Tindakan keperawatan pada pasien
risiko perilaku kekerasan adalah: mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan,
perilaku kekerasan yang dilakukan, menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan, mempraktekkan
latihan cara mengontrol dengan cara fisik I, fisik II, cara verbal, cara spiritual dan minum obat.
Jawaban : B. memotivasi pasien agar mau minum obat
90. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas karena mengurung diri
dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka bicara sendiri. Hasil pengkajian; kontak mata kurang,
hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saat ditanya. Keluarga mengatakan klien
diberhentikan dari pekerjaannya.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi.
B. Pasien mampu menjaga kebersihan diri.
C. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
D. Pasien tetap mampu berorientasi pada realita.
E. Pasien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri.

Pembahasan:
Isolasi social adalah Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan
interpersonal yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau
hubungan (sosialisasi) dengan orang lain. Adanya. Tujuan dari diagnosisi keperwatan Isolasi sosial
adalah pasien mampu interaksi.
Jawaban : A. Pasien mampu melakukan interaksi.

91. Perawat melalaikan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun yang melakukan
percobaan bunuh diri. Hasil pengkajian pasien tidak mau keluar rumah, mengatakan malu telah gagal
menjaga kehormatannya dan meminta perawat tidak menceritakan masalahnya kepada orangtua.
Keluarga bertanya tentang kondisi anaknya kepada perawat.
Apakah komunikasi perawat pada kasus tersebut?
A. ”Saya tidak boleh menyampaikan kondisi anak bapak "
B. "Saat ini keluarga belum perlu tahu kondisi anak Bapak”
C. "Sepertinya anak bapak belum mampu menceritakan masalahnyapada keluarga "
D. "Untuk saat ini, mohon keluarga mempercayakan kondisi anak bapak pada saya "
E. "Saya harus berbuat adll pada anak Bapak, yang tidak ingin kondisinya diketahui keluarga".

Pembahasan:
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak azasi
manusia. Untuk melindunginya maka perawat harus memperhatikan prinsip etik seperti Non
Manleficience (tidak melakukan tindakan yang merugikan), Beneficence (setiap tindakan bermanfaat
bagi pasien dan keluaga), Confidentiality (menjaga kerahasiaan pasien), Veracity (mengatakan
sejujurnya tentang apa yang dialami pasien), Justice (harus mampu berlaku adil pada pasien).
Jawaban : D. "Untuk saat ini, mohon keluarga mempercayakan kondisi anak bapak pada saya "

92. Seorang perempuan  berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 14 hari yang lalu. Keluarga
mengatakan bahwa di rumah  pasien sering melamun, berbicara sendiri dan menangis. Hasil
pengkajian: pasien mengungkapkan bahwa dirinya membebani keluarga, dan keluarga akan bahagia
jika dirinya tidak adalagi.
Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan untuk kasus di atas?
A. Identifikasi tema
B. Berbagi persepsi
C. Klarifikasi
D. Fokuskan
E. Refleksi

Pembahasan:
Terdapat beberapa teknik komunikasi terapeutik. Identifikasi tema adalah bersama pasien
mengidentifikasi isu dasar atau masalah yang dialami oleh klien yang muncul secara berulang selama
hubungan perawat-klien. Berbagi persepsi dilakukan melalui pertanyaan yang bertujuan untuk
memverifikasi pemahaman perawat yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh klien. Klariflkasi
mencoba merangkai kedalam kata-kata kedalam ide atau pikiran klien yang tidak jelas untuk
meningkatkan pemahaman perawat atau meminta klien untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan.
Fokus adalah pernyataan atau pertanyaan yang membantu klien melebarkan topik yang penting.
Refleksi mengarahkan klien ke belakang ide, perasaan, pertanyaan atau isi.
Jawaban : C. Klarifikasi
93. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16 tahun.
Keluarga mengatakan pasien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian klien
mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada wajah, dan tampak sering menutupi waj ah. Pasien
tampak murung dan banyak menunduk. Perawat merancang asuhan keperawatan pada pasien.
Apakah knriteria evaluasi pada kasus tersebut?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan orang lain
Pembahasan:
Perubahan pada citra tubuh dapat menyebabkan teljadinya harga diri rendah situasional ditandai
dengan data subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih-lebihkan penilaian
negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positifterhadap diri, dan sulit konsentrasi. Data objektif:
bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan menunduk, postur tubuh
menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan.
Jawaban : D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki

94. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan
lalu dan kadang marah tanpa scbab. Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara
sendiri, afek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya.
B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya.
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi, waktu,
frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi.
Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Melatih
pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien).
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. Pasien mampu minum
obat dengan prinsip 8 benar.
Jawaban : D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.

95. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu karena marah-marah,
bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat diri. Hasil pengkajian pasien mengatakan "Saya
tidak lulus pramugari karena pendek dan kulit hitam, saya malu", ekspresi murung, dan tidak mampu
memulai percakapan.
Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. mandi, keramas, dan gosok gigi secara mandiri
B. bercakap-cakap dengan pasien lain
C. melakukan kemampuan positif
D. halusinasi terkontrol
E. marah terkontrol

Pembahasan:
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri
dan kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan perasaan tidak
berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak berarti. Tanda dan gejala
harga diri rendah adalah menilai diri negatif (misal; mengungkapkan tidak berguna, tidak tertolong),
merasa malu/bersalah, merasa tidak mampu melakukan apapun, meremehkan kemampuan mengatasi
sulit, merasa tidak memiliki kelebihan, berjalan menunduk, kontak mata kurang, lesu, tidak bergairah,
berbicara pelan, lirih dan pasif. Tindakan Keperawatan difokuskan pada peningkatan harga diri pasien.
Jawaban : C. melakukan kemampuan positif

96. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di RSJ karena marah-marah bicara sendiri, menolak
mandi. Hasil pengkajian: kontak mata tidak ada, menyendiri dan menolak interaksi. Pasien sudah
diajarkan cara mengontrol marah,mengontrol halusinasi, cara berkenalan dan cara merawat diri.
Apakah kemampuan yang harus ditunjukkan pasien pada kasus tersebut?
A. baju bersih dan rapih.
B. tanda-tanda marah berkurang.
C. mempunyai teman, kontak mata (+).
D. berorientasi pada realita.
E. harga diri meningkat

Pembahasan:
lsolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan intelpersonal yang
mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan (sosialisasi)
dengan orang lain. Tanda dan gejala Menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian, merasa
tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang
dianggap penting, dan tidak mampu memenuhi harapan orang lain. Evaluasi kemampuan pada pasien
isolasi sosial meliputi kemampuan pasien berinteraksi dengan orang lain ditandai dengan ada kontak
saat bicara, menatap lawan bicara, memulai pembicaraan, mengikuti kegiatan kelompok.
Jawaban : C. mempunyai teman, kontak mata (+).

97. Seorang perempuan berusia 40 tahun dikunjungi oleh perawat puskesmas karena tidak kontrol
ulang selama 1 bulan. Hasil pengkajian: rambut kotor, acak-acakan, gigi kotor, kulit berdaki dan bau,
kuku hitam, panjang dan kotor. Perawat menjelaskan tentang pentingnya kebersihan diri.
Apakah kemampuan yang ditunjukkan pasien pada situasi tersebut?
A. pasien dapat menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan.
B. pasien mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dengan benar.
C. pasien mengenal masalah defisit perawatan diri.
D. pasien mengenal tanda kekambuhan dan rujukan.
E. pasien kontrol teratur ke Puskesmas.

Pembahasan:
Defisit perawatan diri terdiri dari mandi, berdandan/berhias, makan/minum, BAB/BAK. Intervensi
keperawatan meliputi menjelaskan pentingnya kebersihan diri (menjelaskan caramenjaga kebersihan
diri. Membantu pasien mempraktekkan cara menj aga kebersihan diri). Menjelaskan cara makan yang
baik dan membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik Menjelaskan cara eliminasi yang
baik dan membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik Menjelaskan cara berdandan dan
membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
Jawaban : C. pasien mengenal masalah defisit perawatan diri.

98. Seorang perempuan berusia 35 tahun di rawat di RSJ dengan marah-marah Hasil pengkajian
pasien mengatakan "Ibu saya mau meracuni saya karena dia tidak suka dengan calon suami saya,
pokoknya saya tidak mau makan makanan yang diberikan oleh ibu saya ". Afek labil, mondar mandir
dan gelisah.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus di atas ?
A. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
B. Pasien dapat merawat diri secara mandiri.
C. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap.
D. Pasien dapat terinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
E. Pasien dapat menyalurkan energi marahnya secara konstruktif.

Pembahasan:
Intervensi keperawatan pada pasien waham antara lain membantu orentasi realita, mendikusikan
kebutuhan yang tidak terpenuhi, membantu memenuhi kebutuhannya, mendiskusikan tentang
kemampuan yang dimiliki, dan melatih kemampuan yang dimiliki.
Jawaban : C. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap.

99. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 43 tahun, mengatakan pundaknya terasa berat
dan dirasakan sejak klien banyak bekerja menggunakan computer, klien mengurangi keluhan dengan
minum obat penghilang nyeri yang dijual bebas. Hasil pemeriksaan : TD 160/ 100 mmHg; frekuensi
nadi 110x/menit. Apakah pengkajian yang harus diperdalam pada kasus tersebut?
A. Kebiasaan bekerja di depan komputer
B. Upaya klien mengatasi penyakitnya
C. Kebiasaan olah raga klien
D. Kebiasaan berobat klien
E. Kebiasaan makan klien

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan TD klien yang meningkat. Klien merasakan gejala hipertensi berupa
rasa berat di pundak dan kebiasaan minum obat yang tidak adekuat. Perawat perlu mengkaji banyak
hal yang dapat menjadi penyebab terj adinya hipertensi. Pada kasus yang paling relevan untuk di kaji
adalah kebiasaan berobat. Oleh karena itu maka jawaban D adalah jawaban yang paling tepat
Jawaban : D. Kebiasaan berobat klien

100. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 1 tahun mengalami diare dan
tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir, encer, frekuensi
lebih dari 5kali/hari, selama 2 hari. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan anak pemah
muntah saat diberi minum. Hasil pengkajian: Berat Badan 6,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu
37.8 C. Frekuensi Nadi 100X/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. banyak cairan yang di keluarkan setiap buang air besar
B. obat yang sudah diberikan untuk mengatasi diare
C. jumlah makan yang dikonsumsi anak .
D. banyak nya cairan saat muntah.
E. akses layanan kesehatan
Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada anak antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, perawat perlu menindak lanjuti pengkajian faktor penyebab dari
kejadian diare dan hal yang memperberat status kesehatan anak.
Jawaban : A. banyak cairan yang di keluarkan setiap buang air besar

101. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 2.5 tahun dan terlihat rewel. Keluarga
mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, kalau di beri
makan atau minum dimuntahkan. Hasil Pemeriksaan fisik: BB 8,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu
37.5° C, Frekuensi Nadi 112X/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut:
A. makan dan minum yang di berikan sebelum sakit
B. anggota keluarga yang mengalami diare
C. apakah sudah dibawa ke pelayanan kesehatan
D. pemberian obat-obatan waktu yang lama
E. cara membersihkan kalau anak diare

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis sekunder akibat diare yang sering perawat perlu
menindaklanjuti pengkajian faktor penyebab dari dampak sekunder tersebut terkait peran keluarga.
Jawaban : E. cara membersihkan kalau anak diare

102. Saat kunjungan rumah didapatkan klien anak laki-laki berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien
mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, perut dirasakan melilit dan nyeri, BAB lebih dari 5 kali
sehari, cair dan ada darah. Hasil pengkajian: TD 110/90 mmHg, Suhu: 37,8°C, Nadi: 100x/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut:
A. kebersihan dan penyajian makanan yang dikonsumsi
B. kebersihan dan pembuangan limbah keluarga
C. keluarga yang mengalami gejala yang sama
D. kebiasaan cuci tangan
E. kebiasaan jajan
Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis perawat perlu menindaklanjuti pengkajian faktor penyebab
teljadinya diare yang Sering pada usia anak sekolah adalah makanan yang tercemar.
Jawaban : A. kebersihan dan penyajian makanan yang dikonsumsi

103. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 12 tahun mengalami diare sudah 2
hari dan tampak lem‘as. Keluarga mengatakan BAB wama kuning, BAB cair, frekuensi lebih dari 5 kali.
Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan kalau minum sering dimuntahkan, Hasil pengkajian!
Turgor kulit kembali sangat lambat, suhu 38°C. Frekuensi nadi 88 x/meait Klien belum dibawa ke
pelayanan kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. risiko defisiensi nutrusi
B. defisiensi kesehatan keluarga
C. risiko ketidak seimbangan cairan
D. risiko ketidak seimbangan elektrolit
E. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare pada klien usia sekolah antara lain: frekuensi, lama
diare dan kondisi klinis yang diperberat dengan klien muntah setiap minum, masalah keperawatan
yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara lain dampak
klinis akibat dehidrasi.
Jawaban : E. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

104. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien
mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, BAB lebih dari 5 kali sehari Hasil pengkajian: TD
110/90 mmHg, Suhu: 37,8°C, Nadi: 100x/ menit. Keluarga mengatakan anak-anaknya banyak jajan
dan jarang makan dirumah dan anggota keluarga lain juga sering diare. Klien belum dibawa ke
pelayanan kesehatan dan belum pernah mendapatkan informasi kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. manejemen kesehatan tidak efektif
E. risiko ketidak seimbangan cairan

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan pada klien dan anggota keluarga
antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, serta kejadian berulang dalam keluarga masalah
keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara
dampak klinis akibat perilaku yang tidak sehat.
Jawaban : D. manejemen kesehatan tidak efektif

105. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai pengobatan TBC
Paru sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: klien tidak minum obat sejak 4 hari lata karena merasa
sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat keluarga untuk tetap minum obat diabaikan.
Apakah di agnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung beresiko
B. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. manajemen kesehatan tidak efektif
D. bersihanjalan napas tidak efektif
E. ketidakpatuhan

Pembahasan:
Data memmjukkan penyangkalan klien untuk minum obat karena merasa sudah sehat Paket Obat Anti
TBC (OAT) tidak mengandung obat yang dapat menurunkan gejala Efek OAT yang tepat adalah
berkurangnya gejala yang umumnya terjadi pada bulan pertama sampai ketiga masa pengobatan.
Diagnosis keperawatan ketidakpatuhan merupakan jawaban yang paling tepat Klien menunjukkan
penolakan untuk minum OAT karena ' merasa sudah sehat Jawahan yang lain tidak tepat
Jawaban : E. ketidakpatuhan

106. Saat kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 36tahun Hasil anamnesis: adalah satu
anggota keluarga menderita batuk lebih dan 3 minggu batuk berdahak dan mengeluarkan darah. berat
badan terus menurun dan keluar keringat dingin pada malam hari. Keluarga be anggapan penyakit
yang dialami adalah batuk biasa sehingga membeli obat bebas.
Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. Perilaku cenderung beresiko
D. Bersihan Jalan nafas tidak efektif 
E. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga belum memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk memastikan masalah kesehatan yang dialami. Kebiasaan keluarga menggunakan obat bebas
mernmjukkan bagaimana cara keluarga memelihara kesehatannya. Oleh karena itu jawaban yang
paling tepat adalah B. Jawaban A tidak tepat karena klien belum memulai pengobatan. Jawaban C, D
dan E juga tidak tepat karena tidak sesuai dengan data.
Jawaban : B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

107. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Hasil pengkajian klien
mengatakan sudah dua bulan minum OAT, sesak mulai berkurang, sering lupa minum obat dan tidak
nyaman jika memakai masker. Klien tinggal bersama istri dan 2 anak dengan usia 3 tahun dan 5 tahun.
Rumah terlihat lembab, jendela di ruang tamu tidak dapat dibuka, kamar tidur tidak berjendela. Apakah
diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
B. Koping keluarga tidak efektif
C. Koping individu tidak efektif
D. Pola nafas tidak efektif
E. Ketidakpatuhan

Pembahasan:
Pada kasus terdapat data sesak mulai berkurang dan sering lupa minum obat. Hal ini menunjukkan
klien tidak patuh minum OAT yang dapat mengakibatkan klien tidak sembuh total. Diagnosis koping
individu maupun koping, keluarga tidak efektif tidak dapat ditegakkan karena tidak ada data validasi.
Data frekuensi nafas juga tidak ada sehingga opsi jawaban D tidak dapat dipilih. Opsi jawaban
ketidakpatuhan adalah yang paling tepat.
Jawaban : E. Ketidakpatuhan

108. Hasil kunjungan rumah didapatkan data seorang perempuan berusia 35 tahun, mengatakan
sudah 6 hari diare, BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, mengeluh mual dan muntah
saat makan atau minum, kaki terasa kram dan merasa sakit. Hasil pengkajian: berat badan 45 Kg,
turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5°C. Frekuensi Nadi 86 x/menit, RR: 18 x/menit.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. risiko ketidak seimbangan cairan
E. defisiensi kesehatan keluarga

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus
adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara klinis akibat dehidrasi.
Jawaban : C. risiko ketidak seimbangan elektrolit

109. Pada kunjungan rumah, seorang perempuan 50 tahun mengalami kesulitan berjalan, mengeluh
kaki terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila digerakkan dengan skala nyeri 7 dari rentang 10. Klien
menggunakan tongkat sebagai alat bantu jalan.Nilai hasil pengkajian Barthel indeks 80
(ketergantungan sebagian). Klien mempunyai riwayat post stroke 2 kali, Hasil pemeriksaan flsik: TD
150/ 100 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu normal, RR 30 x/menit.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. gangguan interaksi
B. gangguanimmobilisasi
C. resiko tmggijatuh/injuri
D. kerusakan mobilitas flsik
E. gangguan rasa nyaman nyeri

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan tingkat nyeri kl ien tinggi (7 dari 10). Efek stroke dapat mempengaruhi
fungsi musculoskeletal berapa menurunnya kemampuan klien melakukan pemenuhan kebutuhan dasar
sampai dengan menurunnya mobilisasi klien. Selain itu stroke juga mempengaruhi kemampuan klien
berinteraksi. Pada kasus, data yang paling perlu diperhatikan adalah nyeri oleh karena itu pilihan
jawaban yang palingtepat adalah E.
Jawaban : E. gangguan rasa nyaman nyeri
110. Saat kunjungan rumah ditemui pria berusia 25 tahun. Hasil anamnesis: Klien mengatakan
mendapat Obat Anti Tuberculosis (OAT) tapi mual kalau diminum. Keluarga mengatakan tidak tahu apa
yang harus dilakukan agar klien mau minum OAT.
Apakah tujuan keperawatan keluarga yang harus dilakukan?
A. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang OAT
B. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memotivasi klien
C. Meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan OAT
D. Meningkatkan kesadaran keluarga akan bahaya penyakit TBC Paru
E. Meningkatkan pemanfaatan fasyankes dalam mengatasi efek samping OAT

Pembahasan:
Tujuan keperawatan mengacu pada penyelesaian etiologi dari diagnosis keperawatan yang
ditegakkan. Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan keluarga harus menggambarkan
kemampuan dan tanggungjawab keluarga terhadap lima tugas kesehatan keluarga. Pada kasus, data
menunjukkan kesulitan keluarga dalam mendukung klien menjalankan pengobatan. Hal tersebut terkait
dengan kemampuan keluarga memberikan perawatan pada klien terutama agar 'dapat menjalankan
pengobatan sehingga jawaban yang paling tepat adalah C. Jawaban yang lain tidak tepat.
Jawaban : C. Meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan OAT

111. Dalam kunjungan rumah ditemui seorang pria berusia 35 tahun, mengeluh batuk dalam sebulan
terakhir, nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan dan merasa demam. Hasil
observasi didapatkan data: klien membuang ludah sembarangan, tidak ada jendela di kamar tidur,
pertukaran udara hanya dari sumber pintu masuk. Keluarga mengatakan klien batuk darah sudah 3 kali
dalam seminggu ini dan tidak tahu harus melakukan apa.
Apakah intervensi yang perlu segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan membuat jendela di kamar
B. Melakukan pemeriksaan fisik.
C. Mengajarkan batuk efektif.
D. Menganjurkan memeriksa dahak BTA
E. Mengajarkan cara membuang ludah yang benar.

Pembahasan:
Gejala batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa
demam merupakan tanda dan gejala TBC yang perlu diwaspadai. Penegakan diagnosis medis untuk
TBC perlu segera dilakukan agar pengobatan dapat segera dimulai. Hasil pemeriksaan penunjang
penting pada diagnosis TBC adalah pemeriksaan BTA. Oleh karena itu intervensi yang perlu segera
dilakukan perawat adalah menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan dahak BTA.
Jawaban : D. Menganjurkan memeriksa dahak BTA

112. Saat kunjungan rumah ditemui laki-laki berusia 38 tahun. Hasil anamnesis; klien didiagnosis TBC
Paru. Hasil observasi: klien tampak lemah sehingga tidak mampu bekerja. Istrinya mengatakan malu
dengan tetangga karena suaminya sakit sakitan dan tidak mau berhubungan seksual karena takut
ketularan.
Apakah intervensi utama yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. Ajarkan batuk efektif
B. Anjurkan diit gizi seimbang
C. Berikan informasi tentang cara penularan TBC
D. Sediakan wadah tertutup untuk menampung ludah
E. Anjurkan istri tidak perlu malu dengan penyakit suami

Pembahasan:
Data menunjukkan ketakutan istri tertular TBC. Hal ini menunjukkan pemahaman keluarga tentang
proses penularan belum benar. Stigma juga ditunjukkan oleh keluarga. J awaban yang paling tepat
adalah pemberian informasi tentang cara penularan agar dapat menurunkan ketakutan keluarga.
Jawaban yang lain tidak tepat karena tidak secara langsung menyelesaikan masalah.
Jawaban : C. Berikan informasi tentang cara penularan TBC

113. Pada kunjungan rumah ditemui seorang laki-laki berusia 56 tahun telah didiagnosis TBC Paru
sejak 4 bulan yang lalu. Klien mengatakan kalau berjalan atau melakukan aktivitas sesaknya
bertambah. Klien tersebut merasa sangat terganggu dengan keluhannya itu.
Apakah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan?
A. Melatih batuk efektif
B. Menyarankan memakai alat bantu jalan
C. Membantu memenuhi kebutuhan dasar klien
D. Mengajarkan cara berjalan yang aman
E. Melatih relaksasi napas dalam

Pembahasan:
Pada kasus TBC kebutuhan dasar yang paling terganggu adalah fungsi respirasi. Teknlk relaksasi
napas dalam bertujuan untuk meningkatkan ventilasi arveoli, mencegah atelcktasi paru dan
memelihara pertukaran gas. Pada kasus, klien merasa sesaksaat melakukan aktivitas. J awaban yang
paling tepat adalah E. Jawaban A tidak tepat karena batuk efektif tidak akan mengurangi sesak. J
awaban B, C dan D tidak tepat karena tidak terkait dengan kebutuhan respirasi.
Jawaban : E. Melatih relaksasi napas dalam

114. Seorang perawat menggunakan media slide dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang
risiko penularan TBC Paru pada sebuah keluarga. Pada slide tampak ilustrasi foto anak yang
mengalami penularan TBC Paru. Wajah anak tersebut terlihat jelas tanpa disamarkan atau ditutupi.
Prinsip etik manakah yang dilanggar oleh perawat dalam kasus?
A. nonmalefincence
B. confidentiality
C. beneficence
D. anonymity
E. Fidelity

Pembahasan:
Kerahasiaan atau confidentiality merupakan prinsip etik yang harus dilakukan perawat untuk menjaga
privasi klien dan keluarga. Pilihan jawaban lain tidak terkait dengan menjaga privasi.
Jawaban : B. confidentiality

115. Pada kunjungan rumah didapatkan perempuan berusia 56 tahun. Hasil pengkajian di dapatkan.
data klien mengatakan pundaknya terasa berat, TD 160/100 mmHg, frekuensi nadi 127 x/mnt. Klien
sudah melakukan pengobatan alternative Selama 5 tahun sejak dinyatakan menderita hipertensi. Klien
meminum air yang sudah di bacakan do'a.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menjelaskan bahwa pengobatan yang sudah dilakukan salah
B. Menyesalkan keluarga yang lebih mempercayai pengobatan alternatif
C. Mendiskusikan dengan klien dan keluarga bahwa air yang diminum tercemar
D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang diperlukan klien
E. Mendiskusikan kemungkinan pertentangan pengobatan alternative dengan hipertensi

Pembahasan:
Pada kasus ditampilkan data maladaptive terkait pengelolaan hipertensi pada klien. Tanda-tanda vital
klien juga tidak dalam batas normal. Klien dan keluarga belum menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mengatasi hipertensi yang dialami. Perawat perlu memberikan informasi terkait
hipertensi dan cara perawatan yang tepat tanpa menyinggung perasaan keluraga. Jawaban D adalah
jawaban yang paling tepat.
Jawaban : D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang diperlukan klien

116. Pada kunjungan rumah perawat mendapatkan bahwa keluarga telah menyiapkan pengobatan non
farmakologi untuk klien. Keluarga klien menjelaskan bahwa mereka ingin mengonsumsi herbal untuk
membantu menurunkan tekanan darah klien. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat?
A. Ajarkan keluarga cara mengukur tekanan darah
B. Beritahu keluarga efek pengobatan hipertensi dengan herbal
C. Izinkan keluarga menggunakan herbal apapun sesuai keyakinannya
D. Anjurkan keluarga untuk mendiskusikan penggunaan herbal dengan dokter
E. Beritahu keluarga bahwa herbal tidak aman dan seharusnya tidak di gunakan sama sekali

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga menggunakan pengobatan alternative berupa herbal
untuk mengatasi hipertensi. Pengobatan dengan herbal belum dapat dibuktikan efektif menurunkan
tekanan darah berdasarkan penelitian. Namun demikian, perawat harus menghargai keinginan
keluarga dengan tetap mengarahkan untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Perawat juga
tidak dibenarkan mengajarkan klien melakukan pengukuran tekanan darah karena interpretasi hasil
pengukuran memerlukan pengetahuan. klinis tentang hipertensi. Oleh karena itu, Jawaban yang paling
tepat adalah D.
Jawaban : D. Anjurkan keluarga untuk mendiskusikan penggunaan herbal dengan dokter

117. Pada kunjungan ramah ditemui seorang perempuan usia 59 tahun mengeluh pusing. Klien
menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini tinggal bersama cucunya yang berusia 18
tahun, karena kedua orang tuanya meninggal. Klien masih sering kesawah ,jarang memeriksakan diri
ke puskesmas karena keterbatasan biaya Hasil pemeriksaan fisik: 1D: 150/80mmHg,N: 75 x/mnt.
Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Anjurkan klien untuk banyak istirahat
B. Anjurkan cucu klien untuk menjaga klien
C. Anjurkan klien untukmakan makan an yang sehat
D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah
E. Minta staf desa untuk lebih memperhatikan klien yang tinggal hanya dengan cucunya

Pembahasan:
Data yang menonjol pada kasus adalah rendahnya akses ke pelayanan kesehatan karena factor
ekonomi. Tanda-tanda Vital masih dalamb atas normal. Tindakan yang paling tepat adalah
mendekatkan layanan kesehatan pada klien. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah D.
Jawaban : D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah

118. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 10 tahun, klien mengatakan sudah 2
hari diare, BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali/ hari mengeluh mual dan muntah saat makan atau
minum. Hasil pemeriksan fisik: turgor kuht kembali lambat, suhu 37.5°C, Nadi 100 x/menit, RR:
18/menit. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan. Keluarga mengatakan cukup diberi minuman
herbal. Perawat memberi penyuluhan dampak diare pada kesehatan.
Apakah evaluasi pada tindakan perawat tersebut?
A. Keluarga dapat menyebutkan makanan yang sehat bagi pertumbuhan
B. Keluarga membawa klien ke pelayanan kesehatan
C. Keluarga dapat menyediakan makanan yang sehat
D. Anggota keluarga pertumbuhan
E. Anggota keluarga tidak jajan di luar

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang sudah
dilakukan Perawat yang perlu drahdaklanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik pengetahuan,
sikap dan tirtdakanyang di pengaruhi pemberian tindakan dalam kasus ini yang diharapkan adalah
tindakan keluarga dalam membawa klien kepelayanan kesehatan dengan kondisi klinik seperti kasus
yang hanya di berikan therapi alternatif .
Jawaban : B. Keluarga membawa klien ke pelayanan kesehatan

119. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 1 tahun, Anus dan daerah sekitarnya
lecet, anak terlihat cengeng Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB wama kuning, encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, tiap BAB anak dibersihkan menggunakan tissu, anak mau makan dan
minum, sudah dibawa kepelayanan kesehatan Hasil pengkajian: Turgor kulit kembali lambat, suhu
37.50°C. Frekuensi Nadi 112x/menit. Perawat mel atih keluarga cara. membersihkan apabila anak
BAB.
Apakah evaluasi pada tindakan keperawatan tersebut?
A. keluarga dapat menyebutkan langkah-langkah perawatan luka lecet
B. keluarga dapat membersihkan anak saat BAB dengan benar
C. keluarga menyebutkan cara membersihkan anak saat BAB
D. keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan
E. keluarga mengatasi luka lecet anak sembuh

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang sudah
dilakukan Perawat yang perlu ditindak lanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik pengetahuan,
sikap dan tindakan dalam kasus ini yang diharapkan adalah peran  keluarga dalam merawat anggota 
keluarga yang sakit yang dapat dilaksanakan secara mandiri oleh keluarga.
Jawaban : B. keluarga dapat membersihkan anak saat BAB dengan benar

120. Seorang perempuan berusia 70 tahun tinggal di panti wreda Sejak satu tahun yang lain. Klien
mengeluh badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sering ngompol di tempat
duduk ataupun tempat tidur. Tercium bau pesing dari pakaian dan kamar klien. Hasil pengkajian
fungsional berdasarkan Indeks KATZ, klien termasuk dalam kategori D, Apa masalah keperawatan
pada kasus di atas?
A risiko intoleransi aktivitas
B. gangguan mobilitas fisik
C. defisit perawatan diri
D. inkontinensia urin
E. keletihan

Pembahasan:
Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidakmampuan mengontrol BAK karena
berbagai factor baik internal (misalnya proses penuaan) maupun eksternal (misalnya toilet jauh).
Dengan adanya data mayor klien sering ngompol dan berbau pesing, maka diagnosis yang paling tepat
adalah inkontinensia urin.
Jawaban : D. inkontinensia urin

121. Seorang laki-laki berusia 72 tahun tinggal di panti wreda sejak satu minggu yang lalu. Klien
mengeluh sering terbangun malam hari dengan penyebab yang tidak jelas dan sulit untuk tidur kembali
Klien juga mengeluh lemah dan tidak bisa berkonsentrasi. Klien tampak kusut, konjuctiva terlihat pucat.
Apa masalah keperawatan pada kasus di atas?
A. keletihan
B. risiko cidera
C. intoleransi aktifitas
D. gangguan pola tidur
E. defisit perawatan diri

Pembahasan:
Keluhan sulit tidur pada lansia perlu diperhatikan, diagnosis keperawatan terkait pola tidur di NANDA
ada dua, yaitu gangguan pola tidur dan insomia. Batasan karakteristik tiap diagnosis memiliki
perbedaan yang jelas, gangguan yang terjadi karena faktor eksternal dari lingkungan yang baru, panas,
berisik, terlalu terang diberikan diagnosis gangguan pola tidur. Gangguan yang disebabkan karena
masalah internal lansia seperti penyakit tertentu, nyeri ataupun siklus yang terganggu diberi diagnosis
insomnia. Pada kasus diatas jelas disebutkan bahwa klien bara saja tinggal dipanti dan mungkin belum
beradaptasi dengan lingkungan, sehingga diagnosis yang tepat adalah gangguan pola tidur.
Jawaban : D. gangguan pola tidur

122. Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun yang lalu. Klien mengalami
katarak dan gangguan gaya berjalan. sejak saat itu klien menggunakan tongkat untuk membantunya
berjalan. Klien menyatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar
panti yang berundak dan lantai yang licin.
Apakah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?
A. nyeri
B. risikojatuh
C. risiko cedera
D. gangguan mobilitas fisik
E. koping individu tidak efektif

Pembahasan:
Pada lansia, risiko jatuh memiliki faktor risiko yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor
internal diantaranya adalah umur, penyakit (diabetes, hipertensi, depresi, demensia), gangguan gaya
berjalan, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan. Sementara faktor eksternal dari risiko
jatuh adalah kondisi lingkungan seperti lantai licin, penerangan yang tidak adekuat, tempat tidur terlalu
tinggi dan tanpa side rail, alas kaki yang licin, tanggal/ undakan yang curam, kamar mandi tanpa
pegangan, dan juga penggunaan alat bantu jalan yang tidak tepat. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa lansia yang berada di institusi lebih beresiko jatuh dibandingkan lansia yang berada di rumah
Pada kasus diatas tampak jelas faktor risiko jatuh dari klien baik faktor internal maupun eksternal.
Risiko cidera tidak diplih karena kasus diatas spesifik cidera yang beresiko terjadi adalah jatah bukan
cidera karena hal lainnya.
Jawaban : B. risikojatuh

123. Seorang perempuan berusia 69 tahun sudah 10 hari dirawat di bangsal geriatri dengan diagnosis
medis CHF dan DM. Hasil wawancara, klien mengatakan bahwa semakin hari keluhan berkurang,
tetapi klien masih masih merasa lemah. Klien mengatakan, "Saya masih merasa sesak jika harus
berjalan ke kamar mandi." Hasil pemeriksaan barthel indeks nilai: 8, morse scale: 9. TD: 160/100
mmHg, frekuensi napas: 26 x/mnt, frekuensi nadi: 88 x/mnt.
Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas?
A. Keletihan
B. Risiko jatuh
C. Intoleransi aktivitas
D. Deficit perawatan diri
E. Ketidakefektifan pola napas

Pembahasan:
Intoleransi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari
karena ketidakmampuan secara fisiologis atau psikologis yang salah satunya ditandai oleh respon
abnormal pada TTV (Herdman, 2014). Klien telah memiliki diagnose medis CHF yang merupakan
factor resiko terjadinya intoleransi aktivitas. Jawaban A (keletihan) bukan merupakan pilihan yang
tepat, karena kelemahan yang terjadi pada pada klien terutama pada saat melakukan aktivitas.
Jawaban : C. Intoleransi aktivitas

124. Seorang laki-laki berusia 72 tahun, tinggal bersama anak danbcucunya.Saat berkunjung ke
rumah, klien tampak terbaring di kasur tanpa laken, tercium bau pesing, dan terdapat sisa makanan di
sela gigi dan sekitar mulut.Klien mengatakan jarang mandi karena tidak mau merepotkan menantunya
untuk memandikan. Klien bersyukur dengan kondisi saat ini dan menerima apa adanya.
Apakah diagnosis keperawatan yang sesuai untuk klien?
A. Kesepian
B. Inkontinensia
C. Pengabaian diri
D. Sindrom lansia lemah
E. Defisit perawatan diri: mandi
Pembahasan:
Pengabaian diri adalah perilaku yang terbentuk secara kultural, melibatkan satu atau lebih kegagalan
dalam mempertahankan aktivitas perawatan diri yang diterima secara sosial (Hetdman & Kamitsuru:
2014). Batasan karakteristik dari diagnosis keperawatan ini juga dengan jelas menjelaskan bahwa
pengabaian diri dicirikan dengan higiene lingkungan dan personal yang tidak adekuat, dan tidak
mematuhi aturan akitivtas yang sehat. Pada kasus diatas pengabaian diri terjadi dikarenakan oleh
gangguan fungsi peran dalam keluarga, berpura-pura atau karena hal tersebut pilihan lansia sendiri.
Jawaban : C. Pengabaian diri

125. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti Wreda mengeluh sering ngompol di celana
terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu. Klien terbiasa minum kopi sejak 30 tahun lalu.
Tercium baupesing dari pakaian klien, fungsi kognitif utuh.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
A. Memasang diapers
B. Mengurangi asupan cairan
C. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul
D. Mengaj ak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali
E. Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi

Pembahasan:
Sebagian dari data (mengompol saat batuk dan tertawa, tercium bau pesing) di atas merupakan
indicator mayor kejadian stress inkontinénsia urin. Inkontinensia jenis ini jenis ini disebabkan oleh
pelemahan otot dasar panggul dan otot-otot yang terlibat dalam proses berkemih. Kondisi ini
merupakan indikasi pelaksanaan latihan otot-otot dasar panggul.
Jawaban : C. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul

126. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti wreda semenjak suaminya meninggal,
sebulan yang lalu. Klien terlihat kums dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm. Klien mengatakan sama sekali
tidak nafsu makan, karena biasanya ada suaminya yang selalu makan bersamanya. Klien juga
mengatakan jarang minum, dalam sehari ia hanya menghabiskan +/- 500 cc air.
Apakah tindakan yang tepat untuk kasus di atas?
A. Oral hygiene
B. Terapi nutrisi
C. Bantuan makan
D. Manajemen nutrisi
E. Monitoring nutrisi

Pembahasan:
Pada kasus diatas tampak kondisi malnutrisi pada lansia yang penyebabnya kompleks, disertai dengan
adanya penurunan Esiologis fungsi sistem gastrointestinal. Malnutrisi pada lansia dapat diatasi dengan
intervensi manajemen nutrisi, yang aktivitasnya meliputi melakukan modifikasi lingkungan untuk
mendukung makan, memilih makan kesukaan, menghitung jumlah kebutuhan dan melibatkan keluarga
dalam memberikan motivasi untuk makan (Bulechek, Butcher, Dochterman: 2013). Pilihan jawaban
yang lain merupakan intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan masalah nutrisi, namun dalam
kasus ini yang paling tepat dan mengatasi masalah secara langsung adalah manajemen nutrisi.
Jawaban : D. Manajemen nutrisi

127. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang di klinik panti wreda dengan keluhan diare sejak satu
hari yang lalu. Hasil pengkajian diperoleh data: BAB cair 4 kali/hari, kulit dan membran mukosa kering,
TD: 110/70 mmHg, dan suhu 36,2°C. Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. Anjurkan menghindari penyebab diare
B. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat
C. Monitor tanda-tanda vital
D. Kontrol risiko: hipertermia
E. Jaga keseimbangan cairan

Pembahasan:
Kasus di atas menunjukan bahwa keluhan utama klien adalah diare dengan masalah dehidrasi ringan.
Lansia juga berisiko mengalami dehidrasi karena proses penuaan seperti perubahan komposisi masa
otot, lemak subkutan, dan penurunan rangsang haus (Meiner, 201 5). Dehidrasi merupakan masalah
yang harus segera ditangani dengan menjaga keseimbangan cairan klien.
Jawaban : E. Jaga keseimbangan cairan

128. Seorang perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah dengan kasus paska stroke sejak 6 bulan
yang lalu. Klien hanya tinggal bersama suaminya. Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data
bahwa kekuatan otot bagian tubuh sebelah kanan 3 dan sebelah lari 5. Klien mengatakan bahwa ia
masih bisa berjalan perlahan dengan menggunakan tongkat.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Melatih penggunaan alat bantujalan
B. Melatih gerakan tabuh aktif dan pasif
C. Memberi anj uran tentang bantuan aktivitas fisik
D. Memodiflkasi lingkungan untuk memperluas pergerakan klien
E. Mengatur jadwal aktivitas klien sesuai dengan kemampuan fisik

Pembahasan:
Kasus di atas menunjukkan kondisi klien yang membutuhkan tindakan rehabilitasi karena mengalami
kelemahan pada anggota gerak. Seiring proses penuaan, masa dan kekuatan otot juga akan
mengalami penurunan secara berangsur (Meiner, 2015). Kasus di atas diperburuk dengan kejadian
stroke hemoragik. Kekuatan otot ekstremitas klien tidak maksimal untuk mengembalikan ke hmgsi asal
klien perlu terus menerus melakukan latihan agar kekuatan otot dapat kembali meningkat sehingga
kemandirian klien akan meningkat. Latihan pergerakan efektif untuk meningkatkan fungsi
muskuloskeletal.
Jawaban : B. Melatih gerakan tabuh aktif dan pasif

129. Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat di klinik geriatri dengan keluhan rasa panas pada
daerah bokong dan punggung. Klien lebih banyak berbaring di tempat tidur sejak 2 minggu yang lalu,
setelah kaki dan tangan sebelah kiri tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaaan kulit disekitar area
coccygeus dan scapula tampak kemerahan, klien tampak lemas, TD 160/ 100 mmHg, frekuensi nadi 88
x/mnt, frekuensi pernapasan 20x/mnt, dan suhu 37,2°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. MelatihROM
B. Melakukan massage
C. Mobilisasi tiap 2 jam
D. Memonitor kulit klien
E. Memberikan kompres air hangat

Pembahasan:
Proses penuaan yang terjadi pada sistem integumen lansia adalah: pembuluh darah berkurang, kulit
tidak elastis lagi, dan bantalan lemak berkurang. Hal ini dapat berakibat kulit lansia rentan mengalami
gangguan jika mengalami tekanan, dan jika terjadi luka, penyembuhan akan relatif melambat. Data
terfokus pada adanya risiko terjadinya luka tekan yaitu: terbaring dalam waktu yang lama, data terkait
kondisi kulit yang berisiko tertekan. Tindakan yang paling prioritas untuk dilakukan adalah memobilisasi
tiap 2 jam untuk melancarkan aliran darah guna mencegah luka tekan pada daerah tertentu.
Jawaban : C. Mobilisasi tiap 2 jam
130. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat selama tiga minggu di bangsal geriatri dengan
kasus stroke. Klien mengalami paralisis pada ektremitas bawah dan atas sebelah kanan serta
gangguan bicara. Klien dibantu makan minum. Klien akan kembali ke rumahnya besok sore. Apakah
topik discharge planning yang harus diberikan?
A. Peningkatan koping
B. Perencanaan nutrisi
C. Monitoring pengobatan
D. Peningkatan perilaku kesehatan
E. Kemandirian activity daily living

Pembahasan:
Discharge planning merupakan kegiatan untuk menciptakan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan pasien sehingga mampu
secara fungsional untuk kembali ke lingkungannya. Status fungsional merupakan komponen penting
dari kualitas hidup lansia (Meiner, 2015). Status fungsional menjadi patokan tingkat kesehatan seorang
individu .Kemandirian fungsional lansia sangat penting dicapai guna menjamin terpenuhinya activity
daily living klien, apalagi dengan kondisi lansia tinggal di rumah dengan keterbatasan tenaga yang
merawat
Jawaban : E. Kemandirian activity daily living

131. Saat kunjungan ramah perawat menemukaan perempuan berusia 68 tahun mengeluh tidak bisa
mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan rumah sebelumnya perawat memberikan
penyuluhan dan latihan otot-otot panggul serta menganjurkan menggunakan diapers.
Apakah indikator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut?
A. Ketersediaan toilet
B. Penurunan frekuensi mengompol
C. Kepatuhan menggunakan diapers
D. Kemampuan melakukan latihan otot-otot panggul
E. Pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggul

Pembahasan:
Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki-laki untuk mengalami penurunan kekuatan
otot dasar panggul sebagai penyebab stress incontenensia. Latihan yang tepat pada otot dasar
panggul akan dapat menguatkan otot-otot yang terlibat dalam mcngontrol kemampuan berkemih.
Keberhasilan jangka panjang dari intervensi tersebut dapat dievaluasi dari penurunan jumlah/frekuensi
mengompol yang terjadi setiap harinya.
Jawaban : B. Penurunan frekuensi mengompol

132. Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data: terdapat pegangan besi diseluruh tembok wisma,
lantai keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai dengan anti slip namun banyak
terdapat lumut Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia. Perawat memberikan
penyuluhan pada lansia dan pengasuh tentang resiko jatuh.
Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek intervensi tersebut?
A. Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan
B. Ada tidaknya peserta yang bertanya
C. Menurunnya angka kejadian jatuh
D. Peningkatan pemahaman lansia
E. Modifikasi lingkungan panti

Pembahasan:
Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data di panti wreda
menunjukan bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kati kejadian jatuh pada lansia. Berdasarkan
data lingkungan juga menunjukkan bahwa lingkungan sangat berisiko menyebabkan jatuh. Untuk
penanganan jangka pendek kejadian jatuh dibutuhkan peningkatan pemahaman lansiatentang faktor-
faktor risiko jatuh. Kondisi ini dapat dicapai melalui pemberian penyuluhan pada lansia dan pengasuh.
Jawaban : D. Peningkatan pemahaman lansia

133. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti wreda. Klien mengeluh nyeri punggung
sejak satu minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tiduran. Skala nyeri 4 (0-10). Perawat sudah
mengajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi keluhan.
Apakah kriteria keberhasilan tindakan tersebut?
A. Klien mengikuti program latihan
B. Klien mengatakan nyerinya berkurang
C. Klien mengerti tentang proses penyakit
D. Klien mengkonsumsi obat penghilang nyeri
E. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan nyeri ditegakkan karena adanya nyeri yang dapat menghambat seseorang
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi mengurangi nyeri salah satunya adalah dengan
melakukan relaksasi dengan napas dalam dengan benar. Keberhasilan intervensi tersebut dapat dilihat
dengan berkurangnya etiologi utama dari diagnosis yaitu nyeri.
Jawaban : B. Klien mengatakan nyerinya berkurang

134. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengalami stroke dan kelumpuhan sejak
3 bulan lalu. Klien hanya berbaring dan duduk di kursi roda. Semua aktifitas dan kebutuhan klien
dibantu. Bokong terlihat kemerahan, kemudian perawat melakukan pembahan posisi setiap 2 jam
sekali. TD 160/95 mmHg. Apa kriteria evaluasi yang tepat untuk kasus di atas?
A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus
B. Semua kebutuhan dasar terpenuhi
C. Peningkatan personal hygiene
D. Peningkatan mobiltias fisik
E. TD dalam batas normal

Pembahasan:
Ada beberapa masalah yang nampak pada klien: hambatan mobilitas fisik dan adanya risiko kerusakan
integritas kulit Sekilas memang mobilitas flsik yang jadi masalah prioritas, namun perlu dilihat lebih
seksama terkait dengan masalah lain yang bisa dengan cepat diatasi yaitu pencegahan luka dekubitus.
Selain itu, intervensi yang difokuskan pada kasus adalah perubahan posisi setiap 2 jam sekati, ini
merupakan intervensi untuk menee gah terjadinya luka dekubitus.
Jawaban : A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus

135. Hasil pengkajian di suatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis 70%
keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai buruh,
dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan. Apakah diagnosis
keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan managemen kesehatan
D. ketidak efektifan managemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan komunitas yang sesuai pada kasus adalah defisiensi kesehatan komunitas
karena adanya atau satu lebih masalah kesehatan atau factor yang mengganggu kesejahateraan atau
meningkatakan reisiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu populasi. Peningkatan 10% kasus
baru tuberkulosis 70% keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga
bekerja sebagai buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan,
menunjukkan batasan karakteristik tentang:
- Masalah yang dialami oleh suatu populasi
- Risiko Hospitalisasi yang dialami oleh populasi
- Risiko status psikologis yang dialami oleh populasi
Jawaban : E. defisiensi kesehatan komunitas

136. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan hanya 5% anak memiliki kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan. Hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki prilaku jajan sembarangan di
pinggir jalan. Di sekolah sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak lebih suka jajan diluar.
Apakah diagnosis keperawatan kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manaj emen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan hasil observasi yaitu anak-
anak memiliki perilaku jajan sembarangan di pinggir jalan menunjukkan masalah perilaku kesehatan
cenderung berisiko karena batasan karakteristik komunitas gagal melakukan tindakan mencegah
masalah kesehatan, mengurangi pembahan status kesehatan dan faktor yang berhubungan adalah
kurangnya pemahamanan dan pencapaian diri yang rendah.
Jawaban : A. perilaku kesehatan cenderung berisiko

137. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data 15% klien
menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak nyaman
dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum obat.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cencerung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa
tidak nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum
obat yang terdapat pada kasus menunjukkan ketidakefektifan manajemen kesehatan dengan batasan
karakteristik kesulitan komunitas dalam menjalankan program terapi, kegagalan dalam mengurangi
faktor risiko dan faktor yang berhubungan dengan program terapeutik.
Jawaban : D. ketidakefektifan manajemen kesehatan

138. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukan sebanyak 90% lansia memiliki tekanan darah
normal. Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukkan bahwa makanan lansia
sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin
mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 90% lansia memiliki tekanan darah normal Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data
menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader
mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu
lansia yang terdapat pada kasus terdapat batasan karakteristik kesiapan peningkatan manajemen
kesehatan. Data tersebut mengindikasikan keinginan untuk meningkatkan pilihan hidup sehari-hari,
mengungkapkan keinginan untuk menangani penyakit, mengungkapkan keinginan untuk melakukan
penanganan terhadap regimen terapeutik yang diprogramkan.
Jawaban : C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
139. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil didapatkan data 65% penduduk membuang
sampah rumah tangga di sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampah yang tepat adalah
dengan dibakar. Data di puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk pilek setiap bulan.
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. pendidikan kesehatan
C. intervensi profesional
D. proses kelompok
E. kemitraan

Pembahasan:
Data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai dan 40% warga menyatakan
penanganan sampah yang tepat adalah dengan dibakar, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki
pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Kondisi seperti ini merupakan
indikasi untuk dilakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan.
Jawaban : B. pendidikan kesehatan

140. Perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi
masalah tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui permasalahan
tersebut dipicu oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat. Apakah strategi
intervensi pada kasus tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. intervensi profesional
C. pendidikan kesehatan
D. proses kelompok
E. kemitraan

Pembahasan:
Data sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat menunjukkan adanya masalah
kesehatan yang berhubungan dengan tidak adanya dukungan pelayanan kesehatan berbasis
masayarakat Hal tersebut menyebabkan masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan ketika
terkena DBD, sehingga intervensi dalam bentuk kemitraan.
Jawaban : E. kemitraan

141. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna didapatkan data 85% remaja menyatakan
pemah menonton fllm porno, 5% remaja menganggap seks bebas adalah hal yang wajar dilakukan,
80% remaja belum pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan 90% merasa malu meminta
pendidikan seksual dari orang tuanya.
Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. berkolaborasi dengan BKKBN
B. pendidikan kelompok sebaya
C. pendidikan perilaku seksual
D. pemberdayaan keluarga
E. manajemen stress

Pembahasan:
Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa.
Salah satu karakteristiknya adalah mencari aflliasi teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan
emosi dan sosial. Data pada kasus diatas menukikkan adanya masalah kesehatan reproduksi yang
dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi pada kelompok remaja. Remaja cenderung terbuka
menyampaikan permasalahan tersebut kepada teman sebayanya. Oleh kerena itu teman sebaya perlu
dilatih dan dibekali dengan pengetahuan kesehatan reproduksi agar dapat menjadi pendidik
sebayanya.
Jawaban : B. pendidikan kelompok sebaya

142. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis didapatkan data 70% lansia
menghentikan terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat kemudian memberikan
pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis, manfaat dari pengobatan anti diabetes. Klien menyatakan
merasa lebih nyaman menggunakan terapi alternatif untuk penyakit yang dideritanya, karena relatif
harganya bisa dijangkau.
Apakah respon perawat pada kasus tersebut?
A. menjelaskan kembali efek samping obat anti diabetes
B. menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif
C. menjelaskan tentang risiko terapi alternatif
D. mendukung pemanfaatan terapi alternatif
E. merujuk penderita ke puskesmas

Pembahasan:
Keputusan klien untuk tetap menggunakan terapi alternative setelah dilakukan pendidikan kesehatan,
tentang jenis-jenis dan manfaat pengobatan anti diabetes menunjukkan perawat perlu menghormati
keputusan klien tersebut Respon ini menujukkan perawat menerapkan prinsip etik otonomi. Prinsip
otonomi adalah pemenuhan hak klien dalam menentukan nasib sendiri sebagai individu/ kelompok
yang unik dalam mengemukakan pendapat, persepsi, nilai-nilai dan keyakinan mereka tentang
kesehatan. Perawat memberikan saran kepada klien untuk mengambil keputusan sendiri tanpa
paksaan dan perawat Klien berhak untuk menerima atau menolak tindakan keperawatan yang hendak
diberikan.
Jawaban : B. menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif

143.Seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat diskusi
dengan tim, ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas wajahnya. Kemudian
salah satu anggota tim mengusulkan agar foto tersebut disamarkan. Apakah prinsip etik yang
diterapkan pada kasus tersebut?
A. veracity
B. autonomy
C. beneficence
D. confidentiality
E. nonmaleficence

Pembahasan:
Wajah atau identitas klien perlu disamarkan agar teljaga kerahasian sebagai orang dengan HIV/AIDS.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kehormatan klien sebagai manusia yang bermartabat Prinsip
confidentiality adalah upaya memegang teguh prinsip-prinsip kerahasiaan informasi tentang data
kesehatan klien hanya untuk kepentingan pemberian layanan keperawatan.
Jawaban : D. confidentiality

144. Hasil pengkajian disuatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang
dalam sebulan terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan menguras bak mandi setelah terlihat kotor,
menggantung baju di belakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar lingkungan rumah yang terisi
air. Selama ini masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pengobatan pada masyarakat yang terkena chikunguya di Puskesmas
B. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan chikungunya
C. Melakukan pendataan pada keluarga yang terkena chikungunya
D. Membentuk tim jumannk yang terdiri dari kader semua RT
E. Melakukan screening pada masyarakat yang berisiko
Pembahasan:
Data tentang belum adanya kegiatan berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah chikungunya
mengakibatkan tidak adanya upaya pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Salah satu bentuk
pemberdayaan masayarakat dalam pemantauan kejadian chikungunya adalah membentuk kader juru
pemantau jentik (jumantik) untuk memutus siklus hidup nyamuk sebagai vector penyebaran Virus
chikungunya.
Jawaban : D. Membentuk tim jumannk yang terdiri dari kader semua RT

145. Di satu desa teijadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga tidak memiliki
jamban, 20% buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai. Masyarakat
menganggap kebiasan tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun temurun. Perawat
melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Apakah indikator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. angka kejadian diare menurun
B. masyarakat bisa hidup lebih sehat
C. adanya WC umum tiap RT minimal 1
D. masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban
E. kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan

Pembahasan:
Evaluasi fonnatif adalah penilaian hasil yang diukur saat proses intervensi dilakukan dapat berupa
respon kognitif, afektif dan psikomotor dari klien. Perawat telah melakukan pendidikan kesehatan yang
tuj uannya untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup dan
sehat. Sehingga evaluasi keberhasilan yang dapat segera diukur setelah melakukan tindakan adalah
pemahaman masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban.
Jawaban : D . masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban

146. Di satu desa terdapat 21 penderita TB Paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk mencegah
penularan. Perawat mengundang seluruh pasien TB Paru dan keluarganya. Apakah indikator evaluasi
sumatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. klien dan keluarga memahami tentang penularan TB Paru
B. keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal
C. keluarga menyediakan tempat membuang dahak
D. klien menggunakan masker setiap hari
E. angka kesembuhan TB meningkat

Pembahasan:
Evaluasi sumatif adalah merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan program
sudah selesai. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan capaian dari
pelaksanaan program. Asuhan keperawatan pada kasus difokuskan untuk mencegah terjadinya
penyebaran tuberculosis pada populasi masayarakat RW. Sehingga indikator akhir keberhasilan
tindakan adalah angka kejadian TB tidak bertambah.
Jawaban : E. angka kesembuhan TB meningkat

147. Perawat dinas siang mmmh izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang karena keperluan
keluarga, yaitu mengikuti undangan pengarahan minat bakat anak dibsekolah anaknya. Kepala mang
menjelaskan pada perawat tersebut bahwa BOR mang rawat mencapai 90% dan mayoritas pasien
berada pada tingkat ketergantungan partial. Kepala mang meminta perawat tersebut tetap dalang
sesuai jadwal dinasnya.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat tersebut?
A. Menginformasikan pada kepala ruang akan mengganti dinas di ban lain
B. Meminta kepala ruang tetap memberikan ijin tidak masuk kerja
C. Menyampaikan kepada ketua tim akan datang terlambat
D. Menghubungi perawat Lain untuk menggantikannya
E. Tetap bertugas sesuai jadwal dinas

Pembahasan:
Penjadwalan dinas sudah disusun sejak awal dan diharapkan sudah memfasilitasi kepentingan seluruh
staf. Kondisi yang dipaparkan dalam vignette memberikan gambaran beban kelja tinggi sehingga bila
jumlah dan mutu perawat berkurang dapat berpeluang menurunkan mutu layanan pada pasien dan
masalah patient safety. Kesimpulan keputusan yang perlu dilakukan oleh seorang perawat professional
dalam konteks kepemimpinan untuk tetap mengedepankan kepentingan pasien dan tim kerja sebagai
bagian dari upaya mempertahankan patient safety serta mampu memprioritaskan masalah untuk
diselesaikan.
Jawaban : E. Tetap bertugas sesuai jadwal dinas

148. Perawat meminta kepada kepala mang untuk dijadwalkan kerja pada shif malam dan melanjutkan
ke shif pagi dengan alasan jarak rumah jauh dari RS. Kepala mang menolak permintaan tersebut
dengan mempertimbangkan beban kerja dan patient safety. Kepala ruang meminta kepada perawat
agar berdinas sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang tersebut?
A. Autokratik
B. Demokratik
C. Laissezaire
D. Transaksional
E. Transformasional

Pembahasan:
Manajer keperawatan bertindak mandiri secara profesional dalam hal pengambilan keputusan seperti
kasus diatas dan memberitahukan kepada para staf perawat bahwa manaj er tersebut tdah mengambil
keputusan tersebut dengan dasar peraturan yang berlaku dan pertimbanganpatient safety serta kondisi
kesehatan perawat yang bersangkutan.
Jawaban : A. Autokratik

149. Ruang rawat ICU dcngan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat perawat berpendidikan
Ners sebanyak 15 orang dan memiliki sertifikat pelatihan perawatan pasien kritis. Kepala ruang
mengalokasikan 1-4 pasien untuk setiap perawat Perawat bertanggung jawab terhadap pengelolaan
asuhan keperawatan sejak pasien masuk sampai pulang. Apakah metode asuhan yang diterapkan?
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Modular
E. Fungsional

Pembahasan:
Setiap perawat memiliki tanggung jawab dalam pemberian asuhan kepeiawatan. Tanggung jawab
tersebut dimulai sejak pasien masuk sampai pulang. Dengan demikian setiap perawat memiliki
kewenangan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini
hanya dapat (hlakukan oleh perawat dengan kualifikasi lulusan Ners dan memiliki sertifikat atau
pengalaman yang menunjang.
Jawaban : C. Primer
150. Ruang perawatan anak memiliki perawat sebanyak 20 orang dengan kapasitas tempat tidur 30
unit. Kepala ruang berencana meningkatkan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditetapkan
rumah sakit dan telah diterapkan oleh ruang rawat lainnya. Kepala ruang mengidentifikasi kebutuhan
perawat vokasional dan profesional. Berapakah kebutuhan tenaga perawat profesional di ruang
tersebut?
A. 5
B. 8
C. 11
D. 16
E. 20

Pembahasan: Kebutuhan tenaga perawat pada kasus tersebut di atas mengacu kepada
rumusanbperbandingan antara tenaga perawat professional dan vokasional dengan perbandingan 55
%:45% (Abdullah dan Levine dalam Gillies 1999).
Jawaban : C. 11

151. Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggung jawab pasien terjadinya
kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat Hal tersebut disebabkan tetjadi disaster pasien
karena kecelakaan lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakat untuk melaporkan kejadian dan
penanganannya kepada kepala ruang saat timbang terima pasien dan akan mengusulkan dilakukan
pembahasan bersama perawat lain.
Apakah jenis kegiatan yang tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut?
A. Conference
B. Laporan pagi
C. Ronde Keperawatan
D. Komunikasi S-BAR
E. DiskusiRefleksiKasus

Pembahasan:
Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette digambarkan telah terjadi
kasus kelalaian yang bersifat fatal sehingga menurut konsep DRK sebaiknya kej adian tersebut tidak
perlu terulang kembali dengan cara merefleksikan peristiwa tersebut pada perawat lain.
Jawaban : E. DiskusiRefleksiKasus
152. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima laporan di ners station dari
perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan setelah laporan selesai, berkeliling ke ruang
rawat untuk memastikan kondisi pasien. Perawat primer melakukan identifikasi permasalahan pada
pasien untuk memastikan arahan asuhan perawatan yang akan diberikan pada perawat asosiate.
Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat primer tersebut?
A. Timbang Terima
B. Diskusi Refleksi Kasus
C. Ronde Keperawatan
D. Audit Keperawatan
E. Kredensialing

Pembahasan:
Gambaran kegiatan pada vignette menunjukkan penerapan timbang terima pada metode primer
dengan mekanisme laporan di ners station dan dilanjutkan ronde ke mang rawat hingga memastikan
kondisi pasien untuk kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya.
Jawaban : A. Timbang Terima

153. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat selama 2 hari dengan keluhan sesak nafas.
Perawat primer melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien bahwa pasien masih sesak
nafas. Perawat telah melakukan pemberian posisi fowler dan obat sesuai saran dokter.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat primer?
A. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance
B. Mendokumentasikan komunikasi S-BAR yang dilakukan
C. Mencatat latar belakang permasalahan pasien
D. Menunggu saran perawat konsultan
E. Menyampaikan hasil pengkajian

Pembahasan:
Komunikasi efektif dengan menggunakan metode ISBAR meliputi Introduction, Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Perawat primer telah melakukan komunikasi sampai tahapan asesmen
pasien dengan menyampaikan masalah sesak nafas masih telj adi. Tahapan yang perlu dilakukan
perawat selanjutnya adalah melakukan recommendation berupa pemberian oksigen.
Jawaban : A. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance
154. Perawat melakukan komunikasi lewat telpon dengan dokter penanggung jawab pasien terkait
kondisi pasien yang tiba-tiba demam. Dokter memberikan rekomendasi pemberian obat antipiretik dan
observasi setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat dan membacakan ulang
kepada dokter atas rekomendasi yang lelah diberikan. Setelah dilakukan verifikasi melalui telepon,
perawat memberikan obat yang direkomendasikan tersebut. Apakah tindakan selanjutnya dari perawat
tersebut?
A. Membuat kronologi kejadian
B. Melaporkan kepada kepala ruang
C. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter
D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien
E. Mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi pasien

Pembahasan:
Perawat wajib memastikan bahwa konfirmasi kondisi pasien melalui telepon dengan dokter perlu
mendapatkan aspek legal secara tertulis yang dibuktikan dengan tandatangan dokter pada rekam
medik/ dokumen pasien.
Jawaban : D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien

155. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian didapatkan kondisi kesadaran delirium, pasien gelisah, aktifitas sehari-hari dibantu, terdapat
luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil laboratorium menunjukkan gula darah 400
mg/dL. Perawat menentukan kondisi pasien untuk perawatan selanjutnya.
Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut?
A. Intermediate
B. Intensive
C. Minimal
D. Partial
E. Total

Pembahasan:
Deskripsi Vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami penurunan kesadaran dan data lainnya
sesuai dengan deskripsi konsep tingkat ketergantungan total.
Jawaban : E. Total
156. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien teljatuh di kamar mandi.
Perawat segera datang ke tempat kejadian Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Melakukan pengkajian pasien
B. Membuat catatan insiden pasienjatuh
C. Melaporkan kepada kepala ruang tentang insiden tersebut
D. Meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien
E. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasienjatah

Pembahasan:
Bila terjadi kejadian pasien jatuh maka sebagai langkah awal perawat perlu melakukan pengkajian
pasien di tempat j atuh yang meliputi perubahan kondisi yang terjadi akibat jatuh tersebut. Selanjurnya
perawat mengevakuasi pasien untuk tindakan lebih lanjut. Perawat kemudian melaporkan kepada
kepala ruang dan dokter penanggung jawab pasien. Perawat membuat laporan kejadian untuk
kepentingan investigasi, audit mutu dan langkah selanjutnya yang dipandang perlu sesuai
standarpatient safety.
Jawaban : A. Melakukan pengkajian pasien

157. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus pariwisata. Setelah pasien
dilakukan tindakan dan kondisi stabil, beberapa pasien perlu rawat inap. Perawat mengantar pasien
tersebut ke ruang rawat inap dengan metode penugasan modular dan dilakukan timbang terima
dengan perawat di ruang rawat inap. Perawat di ruang rawat, inap melakukan pengkajian kondisi
pasien.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat di ruang rawatinap?
A. Menghubungi perawat primer
B. Mengkaji ulang kondisi pasien
C. Melaporkan kepada kepala ruang
D. Memasang gelang identitas pada pasien
E. Menandatangani surat pengantar pasien dari UGD

Pembahasan:
Setiap pasien yang masuk mang rawat inap perlu dilakukan pengkajian ulang. Hal ini untuk mengetahui
pembahan kondisi pasien sehingga perencanaan dan implementasi keperawatan berdasarkan masalah
yang teljadi dan selanjurnya menyampaikan hasil pengkajian tersebut kepada perawat primer untuk
rencana tindakan selanjutnya pada pasien.
Jawaban : A. Menghubungi perawat primer
158. Perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien. Saat obat akan diberikan, pasien dalam
kondisi tidur. Keluarga menjelaskan pasien baru saja tidur.
Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Membangunkan pasien
B. Menunda pemberian obat
C. Mengkoordinasikan kepada kepala ruang
D. Meminta keluarga membangunkan pasien
E. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien

Pembahasan:
Pemberian antibiotik harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat. Selain itu perawat perlu
mengidentifikasi pasien minimal dua aspek yaitu nama pasien dan nomor rekam medik atau nama
pasien dan tanggal lahir.
Jawaban : A. Membangunkan pasien

159. Kepala ruang mendapatkan laporan dari perawat senior bahwa perawat yunior kurang inisiatif
dalam bekerja dan menunggu instruksi perawat senior. Kepala ruang juga mendapatkan laporan dari
perawat yunior bahwa sikap perawat senior cenderung menunjukkan gaya seorang atasan dan lebih
sering memberikan instruksi.
Apakah tindakan kepala mang?
A. Meminta perawat yunior mengalah
B. Menginstruksikan perawat senior asertif
C. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan
D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang
E. Mengharapkan perawat memahami peran masingmasing

Pembahasan:
Kepala ruang perlu bertindak netral dan dapat menyatukan perawat dalam satu persepsi untuk
pencapaian visi dan misi mang rawat Ketika terjadi perbedaan persepsi antar perawat maka harus
didiskusikan bersama-sama agar setiap perawat menyadari peran dan fungsinya sehingga tercipta
situasi kerja yang kondusif.
Jawaban : D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang
160. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang rencana pembedahan
Keluarga meminta penjelasan lanjut tentang proses pembedahan dan kondisi pasien pasca
pembedahan. Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat primer tersebut?
A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut
B. Perawat memastikan siap menjelaskan kondisi pasien setelah operasi
C. Menginstruksikan keluarga menandatangani informed consent
D. Mendiskusikan harapan keluarga kepada kepala ruang
E. Meminta keluarga mendoakan kelancaran operasi

Pembahasan:
Perawat primer sudah melaksanakan tugasnya, memberikan penjelasan rencana tindakan bedah yang
akan dilakukan pada pasien. Apabila keluarga mengharapkan penjelasan lebih lanjut tentang
pembedahan maka perawat tidak boleh memberikan harapan atau janji yang belum pasti dan bukan
wewenangnya karena hal tersebut menjadi kewenangan dokter penanggungjawab pasien.
Jawaban : A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut

161. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya


sanitasi di ruang rawat Pasien hampir terpeleset saat hendak BAK. Perawat telah mencatat keluhan
tersebut dan akan memanggil petugas kebersihan. Penjelasan tersebut tidak cukup buat keluarga
pasien tersebut dan langsung meminta bertemu kepala ruang. Saat tersebut kepala ruang sedang
mengikuti pengarahan kepala bidang keperawatan.
Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat tersebut?
A. Keluarga diminta untuk bersabar
B. Segera menghubungi kepala ruang
C. Meminta keluarga memasukkan keluhan di kotak
D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga
E. Mengajak keluarga menemui kepala mang di ruang rapat

Pembahasan:
Perawat perlu memberikan penjelasan secara berkelanjutan kepada pasien dan keluarga tentang
situasi dan kondisi yang dialami, khususnya terkait kerusakan sarana yang memerlukan koordinasi dan
perbaikan dengan kurun waktu yang lama, bentuk perwujudan dari penegakan aspek etik Veracity.
Jawaban : D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga
162. Kena tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien yang merasa kurang
diperhatikan ketika meminta perawat untuk membantu menyedia-kan air hangat bagi pasien. Perawat
menjelaskan ketua tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya kebetulan sedang membantu
perawatan pasien lain yang secara prioritas perlu penanganan segera.
Bagaimana tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melakukan refleksi diri sementara di mang istirahat
B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien
C. Menjelaskan ritaasi perawatan pasien kepada keluarga
D. Meminta maaf kepada kepala mangan atas kejadian tersebut
E. Berkeberatan bia dianggap kurang memperhatikan pasien

Pembahasan:
Pasien dan keluarga secara unik memang dimungkin-kan mengeluhkan kinerja perawat karena
beberapa situasi pekerjaan perawat kurang dipahami pasien dan keluarga Namun perawat juga peda
tetap mengedepan-kan layanan prima pada pasien dan tetap menegakkan prinsip etika dalam layanan
pasien, khususnya penerapan Benejience, setelahnya menjelaskan kondisi pasien, melakukan refleksi
diri dan meminta maaf pada pimpinan.
Jawaban : B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien

163. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil pemeriksaan kadar Hb
didapatkan 6,7 gr% dan terindikasi membutuhkan tranfusi darah. Perawat meminta keluarga ke PMI
untuk mendapatkan darah yang dibutuhkan, namun keluarga menolak dengan alasan darah dari PMI
tidak jelas asal-usulnya. Setelah keluarga mendapatkan penjelasan dari dokter penanggun g jawab
pasien, keluarga tetap berkeberatan dan menolak.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melaporkan kepada ketua tim
B. Memotivasi lanjut keluarga pasien
C. Tetap memberikan transfusi darah
D. Menghormati keputusan keluarga pasien
E. Mendokumentasikan penolakan tindakan

Pembahasan:
Pasien atau keluarga memiliki otonomi untuk memutuskan yang terbaik bagi status kesehatan pasien.
Perawat wajib menghormati hal tersebut sebagai penerapan prinsip moral dalarn asuhan keperawatan.
Jawaban : D. Menghormati keputusan keluarga pasien

164.  Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas. Hasil
pengkajian: kesadaran compos mantis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi gurgling dan
pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction). Apakah tindakan pertama yang harus segera
dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang cateter suction
B. Tingkatkan fraksi O2 100%
C. Penghisapan lendir duakukan dengan cara berputar
D. Masukkan cateter suction dengan posisi canula dibuka
E. Lakukan penghisan lendir dengan posisi canula ditutup

Pembahasan:
Pasien yang dilakukan pemasangan ventilator mode CPAP akan menyebabkan penurunan
kemampuan fungsi silia dalam mengeluarkan sekret, sehingga berpotensi mengalami akumulasi sekret
di jalan napas. Kondisi tersebut akan menyebabkan obtruksi pada jalan napas yang berdampak pada
penurunan ventilasi dan akan bennuara pada penurunan oksigenasi jaringan (SaO2), jika tidak segera
ditangani akan menyebabkan kematian
Jawaban : B. Tingkatkan fraksi O2 100%

165. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karene kecelakaan. Hasil pengkajian terdapat
luka tusuk di para kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat, trakhea bergeser ke
sebelah kanan. TD: 80/50 mmHg, frekuensi nadi: 116x/menit, frekuensi napas: 35x/menit +Pasien
terpasang oksgien NRM 10 1/menit Pasien telah terpasang needle thorakosintesis.

Apakah tindakan selanj utnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Posisikan semi fowler
B. Pasang balut tekan
C. Pasang kassa 3 sisi
D. Perikardiosintesis
E. Pasang CTT

Pembahasan:
Tension pneumothoraks, tetjadi kebocoran udara yang berasal dari paru-paru atau dari luar melalui
dmding dada, masuk kedai am rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi (air trap/ udara terjebak di
rongga pleura), teljadi peningkatan tekanan intra pleura sehingga paru-paru menjadi kolaps, dan
akhirnya menyebabkan mediastinum terdorong ke sisi yang sehat (kontralateral) dan dapat
menghambat pengembalian darah vena ke jantung.
Jawaban : E. Pasang CTT

166. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil pengkajian: nyeri di
dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD 100/60 mmHg,
frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8°C. Gambaran EKG ada infark
miokard luas dan pasien sudah diberikan NTG 10 mg sublingual.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin)
B. Kolaborasi pemberian anti platelet
C. Kolaborasi pemberian oksigen
D. Kolaborasi obat di gitalis
E. Kolaborasi nitrogliserin

Pembahasan:
Acute Coronary Syndrome (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana teijadi penumpukan plak pada
area lebih dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh berupa sensasi nyeri
pada area jantung (di daerah dada bagian kiri), nyeri dada yang semakin berat menggambarkan tingkat
kerusakan yang terjadi pada area miokard.
Jawaban : A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin)

167. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke UGD karena muntah darah. Hasil pengkajian:
compos mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala 7, hepar teraba 3 cm, spidernevi+, TD
100/70 mmHg, frekuensi nadi 94 x/menit, dan frekuensi napas 22 x/menit.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang NGT
B. Puas akan pasien
C. Berikan vitamin K
D. Berikan cairan koloid
E. Berikan cairan kristaloid

Pembahasan:
Varises esophagus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan saluran cerna. Perdarahan
ini terjadi apabila kondisi pembuluh darah yang mengalami distensi terstimulasi akibat peristaltik yang
terjadi secara terus menerus, sehingga  terjadi erosif pada permukaan pembuluh darah dan akan
berpotensi terjadinya ruptura, dimana hal ini lama kelamaan akan mengakibatkan terjadinnya
perdarahan pada saluran cerna.
Jawaban : A. Pasang NGT

168. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil pengkajian:
riwayat jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area frontal, lemah dan terdengar bunyi
napas gurgling. TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, dan akral
teraba dingin. Hasil CT Scan: stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melakukan penghisapan lendir
B. Mengaturposisifowler
C. Memasang oksigen
D. Memasang ETT
E. Memasang OPA

Pembahasan:
Penjarahan intraserebral meliputi perdarahan jaringan atau ventrikel otak. Perdarahan disebabkan
karena pecahnya aneurisma yang menyebabkan edema luas di sekitar area perdarahan dan iskemik
jaringan dimana ditandai dengan hilangnya kesadaran, pola napas abnormal, dan fungsi motorik
menurun termasuk terjadinya gangguan pada nervus vagus sehingga mengalami penurunan fungsi
jnmr-lan bal ini akan mengakibatkan menumpuknya sekret di jalan napas yang bisa didengar sebagai
suara gurgling.
Jawaban : A. Melakukan penghisapan lendir

169. Seorang perempuanberusia 55 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian: riwayat menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, pusing, tampak pucat, berkeringat dingin,
dan akral teraba dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit.
Pemeriksaan GDS 48 mg/dl.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memberikan infus D 5%
B. Memberikan glukagon 1 mg iv
C. Memberikan glukosa 40% 1 flakon
D. Memberikan glukosa 40% a2 flakon
E. Memberikan glukosa 40% 3 flakon

Pembahasan:
Metabolisme glukosa didalam darah dipengaruhi oleh kadar insulin yang diproduksi dari pulau
Iangerhans di pankreas, jika terjadi kerusakan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan sekresi
insulin sehingga kebutuhan insulin untuk metabolisme glukosa di dalam darah tidak mencukupi. Insulin
berfungsi untuk membawa makanan ke dalam sel dan pasien DM biasanya diberikan obat obatan
insulin dan diet rendah gula. Pengelolaan pasien DM adalah salah satunya monitoring kadar gula
darah secara rutin. Penurunan ini terjadi karena obat obatan yang diminum (terapi insulin), diet rendah
gula/ karbohidrat serta olah raga yang dilakukan.
Jawaban : D. Memberikan glukosa 40% a2 flakon

170. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian terdapat
fraktur terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110
x/memt, frekuensi napas 24 x/menit.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan 02
B. Balut tekan
C. Pasang bidai
D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan

Pembahasan:
Fraktur terbuka dimana patahan tulang menonjol keluar menyebabkan jaringan lunak disekitar tulang
rusak, diamarannya menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga timbul perdarahan, bila
perdarahannya massif terus menerus maka volume darah berkurang yang beresiko terjadinya shock
hipovolemik. Hal ini terlihat dari gej ala klinis yang ditimbulkan yaitu peningkatan nadi, penurunan TD,
perfusi perifer menurun, dan CRT > 2 detik.
Jawaban : E. Rehidrasi cairan
171. Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
kesadaran kermposmentis, terlihat lemah dan jejas diarea antebrachii dextra. TD 110/80 nimHg,
frekuensi nadi 100 x/menit dan frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis fraktur tertutup radius
ulna 1/3 distal ctcxrra.Telah dilakukan pemasangan bidai.
Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengevaluasi warna kulit
B. Mengevaluasi posisi bidai
C. Mengevaluasi tingkat nyeri
D. Mengevaluasi pulsasi distal
E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan

Pembahasan:
Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain termasuk syaraf. Fragmen
fraktur tidak stabil dan setiap terjadi pergerakan akan menstimulasi nyeri yang dihantarkan ke
hipothalamus; ke cortex cerebri disampaikan ke syaraf motorik yang akan diinterpretasikan nyeri
sehingga teljadi keterbatasan gerak. Tatalaksana yang dilakukan untuk . menstabilisasi fragmen fraktur
salah satunya adalah dengan pemasangan bidai. Strategi menjawab: Pada kasus di atas dengan
adanyafraktur tertutup radius ulna 1/3 distal dextra dan sudah dilakukan pemasangan bidai, selanjutnya
harus dilakukan monitoring neurovaskular yaitu mengevaluasi pulse, sensasi, motorik (PSM) di area
distal fraktur.
Jawaban : D. Mengevaluasi pulsasi distal

172. Seorang laki-laki berusia 34 tahun-diantar UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian: luas luka
bakar 36 00, derajat II, dengan BB pasien 50 kg.
Berapa kebutuhan cairan 8 jam pertama pada kasus tersebut?
A. 3600
B. 5300
C. 6200
D. 7200
E. 8100

Pembahasan:
Luka bakar menyebabkan terbukannya kulit sebagai barrier untuk mengurangi terjadinya evaporasi, hal
ini akan menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan selanjutnya akan menyebabkan kondisi syok
hipovolemik bahkan resiko kematian jika tidak segera ditangani. Strategi: Penghitungan kebutuhan
cairan pada kasus luka bakar adalah menentukan dahulu luas luka bakar, BB dan kemudian mencari
kebutuhan cairannya. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Rumus 4 cc x BB x Luas
Luka bakar/2 . Dengan rincian: 1/2 hitungan cairan diberikan 8 jam pertama, 1/2 hitungan cairan
diberikan 16 jam berikutnya. Luka bakar 36 % dan BB pasien 50 kg. maka kebutuhan cairannya: 4 x 50
x 36 = 7.200, 8 jam pertama diberikan 50 % dari total kebutuhan cairan: 7200/2 = 3.600.
Jawaban : A. 3600

173. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil pengkajian:
suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2, ascita +. TD: 110/70
mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, dan frekuensi napas 30 x/menit. Hasil laboratorium fungsi faal ginjal:
ureum 178 , kreatinin 4,6. Pasien mendapat therapy diuretik furosemid 3x3 ampul. Apakah yang perlu
dievaluasi dan tindakan kolaboratif tersebut?
A. Urine output
B. Tekanan darah
C. Frekuensi napas
D. Kadar kalium darah
E. Kadar natrium darah

Pembahasan:
AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya berlangsung reversible diikuti
kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen dengan/tanpa ganggunan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Tanda tanda AKI adalah kreatinin serum meningkat dan BUN, dan
urine output menurun. Faktor resikonya adalah sepsis, luka bakar, trauma dan operasi jantung. Ada 3
patofisiologi dari penyebab AKI yaitu penurunan perfusi ginjal (pre renal), penyakit mtn'nsic ginjal
(renal) dan obstruksi renal akut (post renal), dengan penyebabnya perdarahan hebat, penurunan curah
jantung dan glomerulonephritis. Pada kasus acute kidney injury dimana terjadi kerusakan parerikim
ginjal yang bersifat sementara tergantung dari fase yang dialami, mulai dari acute phase dimana terjadi
penurunan fungsi ginjal sehingga produk si urin menurun, dan di sertai dengan peningkatan kalium dan
cairan di dalam tubuh.
Jawaban : A. Urine output

174. Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa Sirosis
Hepatis. Hasil pengkajian edema tungkai +3 . dan shifting dullness, mual, TD 100/60 mmHg, frekuensi
nadi 110/menit, suhu 37°C, frekuensi nafas 24x/menit, kalium 7,3 mEq/dl, Albumin 1.5 gr/dL. Apakah
intervensi prioritas pada kasus tersebut?
A. Memberikan posisi nyaman buat pasien
B. Monitoring intake dan output cairan
C. Monitoring tanda-tanda vital
D. Memberikan terapi diet
E. Manajemen aktifitas

Pembahasan:
Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pembelian dan kegagalan mengekresi cairan dan
penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat edema, maka tekanan
hidrostatis darah akan mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu dilakukan monitoring untuk
mengetahui progresifltas edema tersebut. Pada kasus tersebut pasien mengalami kondisi kelebihan
volume cairan yang ditandai dengan edema dan penumpukan cairan di rongga abdomen yang ditandai
dengan adanya shifting dullness.
Jawaban : B. Monitoring intake dan output cairan

175. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan ileus paralitik
paska operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan melakukan perawatan kolostomi.
Perawat telah menjelaskan prosedurnya kepada pasien, lalu perawat mengenakan handscoon dan
membuka kantong kolostomi.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma
B. Bersihkan stoma dengan NaCl 0,9%
C. Pasang kantong kolostomi baru
D. Ukur diameter kantong stoma
E. Cuci tangan dan dokumentasi

Pembahasan:
Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal pertama dilakukan
pada pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, sehingga pasien
mengerti tujuan tindakan yang akan dilakukan dan menyetujui tindakan tersebut. Setelah itu perawat
menggunakan handscoon dan membuka kantong kolostomi, setelah kantong terbuka, maka perawat
melakukan pengkajian terhadap stoma dan kulit sekiamya, kemudian, membersihkan-nya, mengukur
diameter kantong dan memasang kantong stoma baru, setelah selesai maka perawat mencuci tangan
dan mendokumentasikannya.
Jawaban : A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma
176. Seorang laki-Iaki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurolog dengan diagnosis meningitis. Hasil
pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit disekitar area_ penonjolan tulang
tampak kemerahan dan ada bullae. Pasien tampak lemas, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit
frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,7°C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. memberikan lotion pada area menonjol
B. memberi kompres hangat
C. mobilisasi setiap 2 jam
D. melakukan massage .
E. melatih ROM

Pembahasan:
Pasien dengan penurunan kesadaran, kelemahan flsik, hemiparese sangat berpotensi kehilangan
proteksi diri. Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi tersebut diatas terjadi. Kehilangan
kemampuan ini menimbulkan tertekannya daerah menonjol terlalu lama dan menimbulkan iskemia
jaringan dan berlanjut kematian jaringan. Bukti kerusakan ini adanya cirri-ciri munculnya luka seperti
kemerahan, bulla atau sudah luka.
Jawaban : C. mobilisasi setiap 2 jam

177. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari ke-2.
Saat dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku seluruh tubuh
selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, mata mendelik.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan posisi semi Fowler
B. Observasi tanda vital
C. Jauhkan benda taj am
D. Miringkan pasien
E. Pasang spatel

Pembahasan:
Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan jaringan fokal otak pada
serangan stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi kejang. Kejang tidak dapat di
lawan dengan ruda paksa karena yang terjadi adalah trauma. Maka saat kejang yang perlu adalah
tindakan pencegahan aspirasi dan longgarkan napas sampai kejang berhenti.
Jawaban : D. Miringkan pasien

178. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa DM. Hasil
pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat, dan gelisah, GDS: 58 mg/dl. Pasien
mendapat therapi insulin 10 in namun tidak menghabiskan makanannya.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. memberian dextrose 40%
B. memonitor glukosa darah
C. memberikan minuman manis
D. menganjurkan untuk segera makan nasi
E. menganjurkan menghentikan sementara obat diabetes

Pembahasan:
Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi akibat dari terlalu banyak
dosis insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin. Pendidikan kesehatan yang adekuat
diperlukan agar pasien mampu memahami penatalaksanaan yang penting untuk dilakukan, seperti
tidak menunda makan. Tindakan yang perlu segera dilakukan adalah memberikan intake cairan berupa
minuman manis agar kondisi hipoglikemia tidak berlanjut. Perawat juga perlu mengkaji pola dari kadar
glukosa darah pasien dan menghindari pemberian dosis insulin yang berulang kali menyebabkan hipo
glikemia.
Jawaban : C. memberikan minuman manis

179. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil
pengkajian, sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat kalus, dan penurunan
refleks sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang sukaminum -minuman manis dan jarang berolah
raga.
Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut?
A. menganjurkan berolah raga
B. memberikan edukasi tentang diet
C. memberikan edukasi perawatan kaki
D. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
E. menganjurkan pasien untuk memantau gula darah secara rutin.

Pembahasan:
Komplikasi hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan pasien diabetes mengalami masalah
pada kaki dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit vaskuler perifer dan penurunan sistem imun
adalah bentuk komplikasi lanjutan yang berkontn'busi pada masalah kaki yang bisa berlanjut pada
amputasi. Tanda yang paling sering dirasakan adalah penurunan sensasi, rasa kesemutan. Penurunan
sensasi ini menyebabkan luka dan kalus pada pasien. Sehingga, perawat perlu memberikan edukasi
tentang perawatan kaki pada pasien.
Jawaban : c. memberikan edukasi perawatan kaki

180. Seorang laki-laki 19 tahun, dirawat di mang bedah post ORIF seminggu yang lalu, akibat fraktur
tertutup femur simstra. Pasien memulai fase rehabilitasi dengan latihan beljalan menggunakan kruk
aksila dengan 3 titik. Tampak perawat sedang melatih berjalan melalui tangga.
Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut?
A. kruk sisi kanan turun terlebih dahulu
B. kruk sisi kiri turun terlebih dahulu
C. kaki kanan turun terlebih dahulu
D. kedua kruk turun bersamaan
E. kaki kiri turun terlebih dahulu

Pembahasan:
Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk membantu stabilitas pasien saat
bexjalan dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai dengan kaki yang sehat terlebih dahulu
sedangkan kalau turun tangga dimulai dengan kedua kruk terlebih dahulu. Pada pasien dengan non
weigh bearing (menumpu berat badan) menggunakan 3 point.
Jawaban : D. kedua kruk turun bersamaan

181. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian henti napas dan henti jantung. Perawat melakukan kompresi dada 30 kali.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya?
A. Memberikan ventilasi 2 kali
B. Mengecek arteri karotis
C. Membuka jalan napas
D. Menyiapkan AED
E. Memasang infus

Pembahasan :
Data Fokus perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Ingat prosedural RJP mulai dari CAB. Kompresi
dada-Buka dan bebaskan jalan napas-memberikan ventilasi 2 kali tiap 6 detik.
Jawaban : C. Membuka jalan napas

182. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat
kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian saat diberikan rangsangan nyeri
pasien membuka mata, kata-kata tidak tepat dan tangan menjauhi sumber stimulus nyeri.

Berapakah skor GCS pada kasus tersebut?


A. E2V4M3
B. E2V3M3
C. E2V3M4
D. E1V3M4
E. E3V3M4
Pembahasan :
Penilaian Glasgow Coma Scale

Eye (E4) Verbal (V5) Motorik (M6)

4 = Membuka mata 5 = Orientasi bagus 6 = Mengikuti perintah


spontan 4= Bingung, berbicara 5 = Melokalisir nyeri
3= Membuka mata mengacau (sering bertanya 4 = Menghindari nyeri
dengan rangsangan berulang-ulang, Disorientasi) 3 = Fleksi abnormal /
suara 3 = kata-kata tidak jelas postur dekortikasi
2 = Membuka mata 2 = Mengerang/menggumam 2 = Ekstensi abnormal /
dengan rangsangan (suara tanpa arti/tidak jelas) postur deserebrasi
nyeri 1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon
1 = Tidak ada respon

Jawaban : C E2V3M4

183. Seorang perawat yang bertugas di ruang ICU menangani 1 pasien total care post stroke.
Perawat kontrak waktu untuk mengganti cairan infus pasien yang akan habis. Tiba-tiba perawat
ditugaskan untuk membawa pasien rujukan ke RS lain. Saat perawat sudah pergi, keluarga pasien
mencarinya karena cairan infus sudah habis dan darah mengalir ke selang infus.

Apakah prinsip etik yang dilanggar pada kasus tersebut?


a. Fidelity dan non malaficience
b. Veracity dan confidentiality
c. Veracity dan otonomi
d. Justice dan otonomi
e. Fidelity dan justice

Pembahasan :
Data fokus pada kasus di atas adalah perawat kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien untuk
mengganti cairan infus pasien tetapi tidak datang. Maka perawat melanggar prinsip Fidelity karena
tidak menepati janji (setia) kepada pasien. Prinsip etik kedua yang dilanggar oleh perawat adalah Non
Malaficience karena pasien telah dirugikan atau dibuat tidak nyaman karena darah pasien mengalir ke
selang infus.
Jawaban : A. Fidelity dan non malaficience

184. Seorang perempuan usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, luka bakar derajat III pada wajah, leher,
dada, abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar lendir berwarna hitam, retraksi sternum dan
bunyi napas stridor. TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 32 x/mnt, frekuensi nadi 116 x/mnt, suhu 36,2 oC
dan SpO2 83%. Perawat melakukan penghisapan lendir dan memberikan bantuan oksigen NRM 12
L/mnt.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?


a. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
b. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
c. Menutup luka dengan kassa steril
d. Memasang endotracheal (ETT)
e. Memberikan cairan infus

Pembahasan :
Data focus yang mendukung GCS 8, terdengar bunyi napas tambahan yakni bunyi stridor dan
frekuensi napas 32x/mnt. Bunyi stridor adalah bunyi napas tambahan/sumbatan jalan nafas akibat
edema pada jalan nafas atas. Maka tindakan yang tepat adalah memasang ETT (Endotracheal tube)
agar jalan nafas paten/bebas. Ketika pasien mengalami gangguan airway (jalan nafas), maka harus
segera membebaskan jalan nafas pasien. Tindakan lainnya boleh dilakukan setelah airway pasien
tertangani.
Jawaban : D. Memasang endotracheal (ETT)

185. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang
lalu. Pasien riwayat tumor otak. Hasil pengkajian kesadaran delirium, mulut kering, tangan mengalami
tremor, tiba-tiba kejang dan pola napas Biot.TD 140/70 mmHg, frekuensi nadi 60 x/mnt, frekuensi
napas 28 x/mnt, suhu 38oC dan SpO2 80%. Hasil pemeriksaan Lab AGD pH 7,50, PaO 2 58 mmHg,
PCO2 28 mmHg, HCO3 23 mEq/L. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Pola napas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Kekurangan volume cairan
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif

Pembahasan :

Data fokus sesak napas, frekuensi napas 28 x/mnt dan data yang paling utama adalah nilai PCO2 yang
abnormal (menurun). Hal ini menunjukkan pasien mengalami alkalosis respiratorik. Maka jawaban yang
tepat adalah gangguan pertukaran gas. Memang pilihan jawaban lainnya potensial untuk dipilih
sebagai jawabannya karena datanya terdapat pada kasus. Namun masalah keperawatan gangguan
pertukaran gas lebih mengancam nyawa dibandingkan dengan masalah keperawatan lainnya.
Sehingga yang harus diprioritaskan adalah gangguan pertukaran gas.

Jawaban C. Gangguan pertukaran gas

186. Seorang perempuan umur 39 tahun, G2P1A0 merasa hamil 3 bulan datang ke PMB dengan
keluhan mual muntah berlebih sudah sejak 1 mg yang lalu disertai beberapa hari ini keluar darah flek
coklat dari kemaluan. Hasil pemeriksaan TD: 100/70 mmHg, N 108x/menit, S:36,5°C, P:20x/menit,
tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ditemukan. Pemeriksaan
penunjang PP test (+). Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut ?
a. Abortus Iminen
b. Molahidatidosa
c. Abortus Insipiens
d. Abortus incomplit
e. Kehamilan ektopik terganggu

Pembahasan :

Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau seluruh vili korialisnya
mengalami degenerasi hidrofik berupa gelembung yang menyerupai anggur (Martaadisoebrata, 2005).
Pada awalnya, molar pregnancy mem punyai gejala mirip kehamilan biasa. Namun, ada beberapa
gejala mendasar lainnya yang dapat menandakan hamil anggur. Antara lain:

- Bercak darah dari vagina di trimester pertama yang berwarna coklat tua hingga merah terang
- Rasa sakit atau tekanan pada panggul
- Rahim yang lebih besar dari biasanya
- Mual dan muntah parah
- Tanda-tanda hipertiroidisme, seperti mudah cemas/gugup atau lelah, detak jantung cepat dan tidak
teratur, banyak berkeringat.
- Jaringan atau cairan kental menyerupai anggur yang keluar dari vagina.
- Tekanan darah tinggi.
- Sesak napas, batuk berdahak darah. Ini terjadi karena koriokarsinoma dari hamil anggur sudah
menyebar ke paru-paru sebelum didiagnosis.

Jawaban : b. Molahidatidosa

187. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat
ledakan kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, sulit bernapas, retraksi
intercostal, luka bakar pada leher, kepala, dada, abdomen, kerusakan pada seluruh lapisan kulit, bunyi
napas stridor, CRT >3 detik, dan SpO2 80%. TD 90/50 mmHg, frekuensi nadi 130 x/mnt, frekuensi
napas 32 x/mnt, dan suhu 38 oC. Hasil laboratorium AGD pH 7,28, PaO2 56 mmHg, PCO2 52 mmHg,
HCO3 29 mEq/L, BE -2 mEq/L.

Apakah interpretasi hasil AGD pada kasus tersebut?

a. Asidosis metabolik
b. Alkalosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi

Pembahasan :

Data focus pH 7,28 = pH yang <7,35 menandakan Asidosis. PCO 2 52 = pH menurun dan PCO 2
meningkat diinterpretasikan sebagai Asisdosis Respiratorik. PCO2 dan HCO3 meningkat berarti
terkompensasi

Nilai gas darah arteri atau Arterial Blood Gas (ABG) berguna untuk mengkaji status pernapasan dan
keseimbangan asam basa; ABG adalah pengukuran pertukaran gas secara sistemik. Dengan
membandingkan pH, PaCO2 dan HCO3, kemampuan tubuh untuk mengkompensasi keseimbangan
asam basa, dapat dikaji; nilai PO2 yang mengindikasikan ada tidaknya hipoksemia.

Nilai Normal AGD


PH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmhg
HCO3 21 – 28 mEq / L
BE -2 s/d 2
Menginterpretasikan nilai ABG melibatkan 3 langkah :
- Langkah 1 : Kaji pH untuk menentukan ada asidosis atau alkalosis

- Langkah 2 : Kaji PaCO2 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
apakah karena pernapasan (respiratorik) atau metabolik. Jika nilai pH dan PaCO2 bergerak ke arah
berlawanan (pH meningkat dan PCO2 menurun atau pH menurun dan PaCO2 meningkat),
ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena pernapasan (Respiratorik)

- Langkah 3 : Kaji HCO3 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
adalah metabolik. Jika pH dan HCO3 berpindah ke arah yang sama (pH meningkat dan HCO3
meningkat, atau pH menurun dan HCO3 menurun), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena
metabolik.

Ketika terjadi ketidakseimbangan asam basa, tubuh akan berusaha untuk mengkompensasi dan
membuat pH menjadi normal. Hasil dari upaya ini bisa jadi tidak terkompensasi, terkompensasi
sebagian, atau terkompensasi penuh.

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Disorder PH Primer Respon


Kompensasi

Asidosis HCO3 PCO2


Metabolik

Alkalosis HCO3 PCO2


Metabolik

Asidosis PCO2 HCO3


Respiratorik

Alkalosis PCO2 HCO3


Respiratorik

Catatan :
- Murni : PCO2 dan HCO3 ada yang
normal
- Terkompensasi penuh : PH normal
- Terkompensasi sebagian : Tidak ada yang normal

Jawaban : E. Asidosis respiratorik terkompensasi


188. Seorang laki-laki usia 45 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian henti nafas dan henti jantung. Perawat melakukan resusitasi jantung paru selama 10
siklus. Saat dievaluasi, arteri karotis teraba tapi belum bernapas spontan.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?


a. Melakukan DC shock
b. Melanjutkan kompresi dada
c. Memberikan ventilasi 2 kali
d. Melakukan recovery position
e. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Pembahasan :
data fokus yang mendukung adalah saat dievaluasi arteri karotis teraba. Hal ini menandakan
jantung sudah berdenyut dan data yang kedua adalah belum bernapas spontan menandakan
kebutuhan oksigenasi pasien belum terpenuhi. Ketika arteri karotis sudah teraba dan pasien belum
bernafas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan ventilasi (bantuan oksigen) 10
x/mnt atau 1 kali setiap 6 detik. Pilihan A tidak tepat. DC Shock dilakukan ketika pasien mengalami
ventrikel takikardia tanpa nadi dan ventrikel fibrilasi. Pilihan B tidak tepat juga. Indikasi dilakukan
kompresi dada adalah ketika nadi tidak teraba (henti jantung) dan tidak ada pengembangan dada
(henti nafas). Pilihan C juga kurang tepat. Karena kebutuhan oksigen pasien tidak cukup ketika
hanya diberikan ventilasi 2 kali. Pilihan D tidak tepat pula. Karena indikasi melakukan recovery
position ketika kondisi pasien sudah stabil.
Jawaban E. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

189. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat
kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 10, sesak napas, pucat,
fraktur tertutup pada 1/3 tibia fibula dan nampak lendir yang banyak pada mulut. Perawat
melakukan suction. TD 130/70 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu 37
o
C dan SpO2 90%.

Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan perawat pada kasus tersebut?

a. Bunyi napas
b. Tekanan darah
c. Frekuensi napas
d. Saturasi oksigen
e. Tingkat kesadaran

Pembahasan :
Data fokus yang menunjang perawat melakukan suction. Indikasi dilakukan suction adalah ketika
muncul bunyi napas abnormal pada pasien yakni tidak mampu mengeluarkan lendir secara
spontan, banyak lendir pada jalan nafas atas dan terdengar bunyi nafas gurgling. Maka yang harus
dievaluasi setelah melakukan suction adalah bunyi nafas pasien apakah masih terdengar bunyi
nafas gurgling atau sudah hilang
Jawaban A. Bunyi napas
190. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi perdarahan pada abdomen
akibat luka tusuk sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian, kesadaran apatis, membran mukosa
pucat, akral dingin dan CRT 5 detik. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt dan frekuensi
napas 24 x/mnt. Perawat melakukan bebat tekan pada luka dan memberikan posisi modified
Trendelemburg.

Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?

a. Menjahit luka
b. Memasang kateter
c. Memberikan oksigen
d. Memberikan posisi semifowler
e. Memberikan infus cairan 2 line

Pembahasan :
Data fokus yang membran mukosa pucat, akral dingin, CRT 5 detik, TD 90/60 mmHg dan frekuensi
nadi 110 x/mnt. Hal ini menunjukkan pasien mengalami risiko syok hipovolemik akibat kurang
volume cairan. Pada kasus di atas perawat sudah melakukan bebat tekan sebagai tindakan awal
untuk mengontrol perdarahan dan memberikan posisi modified Trendelemburg. Maka tindakan
selanjutnya adalah memberikan infus cairan 2 line untuk mengganti volume cairan yang telah
hilang.
Jawaban E. Memberikan infus cairan 2 line

191. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas akibat luka tusuk
pada dada kiri sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 15, nyeri dada kiri skala 6, wajah
pucat, deviasi trakea ke kanan, tekanan vena jugularis dextra meningkat, pengembangan dada
tidak simetris, perkusi thoraks sinistra hiperresonan, bunyi napas pada dinding dada kiri menurun,
dan suara jantung menjauh. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 32 x/mnt
dan SpO2 90%. Terpasang Oksigen NRM 12 L/mnt.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

a. Memberikan bantuan oksigen bag-valve-mask


b. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
d. Mencabut benda yang menancap
e. Memasang chest tube

Pembahasan :
Data fokus pada kasus di atas adalah sesak napas, luka tusuk pada dada kiri, deviasi trakea ke
kanan, tekanan vena jugularis meningkat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi thoraks
hiperresonan, bunyi nafas dada kiri menurun, suara jantung menjauh dan frekuensi napas 32
x/mnt. Data ini menandakan pasien mengalami tension pneumothoraks yakni adanya penumpukan
udara dalam rongga thoraks. Kondisi ini mengakibatkan pasien mengalami gangguan breathing
(pernapasan). Maka tindakan yang tepat adalah harus mengeluarkan udara dengan cara
melakukan needle dekompresi pada ICS ke 2 garis mid axilaris agar paru-paru kembali terisi
oksigen segara maksimal. Pilihan E kurang tepat karena chest tube / WSD dilakukan hanya pada
kondisi terdapat cairan di dalam rongga pleura atau thoraks. Pilihan D tidak boleh dilakukan oleh
perawat karena benda yang tertancap berfungsi sebagai tampon. Jika dicabut, berisiko terjadi
perdarahan. Pilihan C kurang tepat karena walaupun pasien diberikan analgetik, masalah pada
breathing tidak akan teratasi. Pilihan A kurang tepat karena meskipun diberikan oksigen dengan
konsentrasi tinggi, tidak akan maksimal dan masalah pada breathing tidak teratasi karena paru-
paru tidak mengalami kembang kempis secara maksimal dan bahkan paru-paru berisiko kolaps
akibat adanya tekanan udara dan juga menempati sebagian ruang pada paru-paru.
Jawaban B. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2

192. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan Demam , flu disertai
dengan kekuningan dan marah-marah kepada perawat triase UGD karena merasa diperlakukan
tidak layak atau sangat lambat dalam penanganan. Pasien tersebut sudah menunggu di UGD
selama 35 menit dan melihat perawat sibuk dengan pasien lain dan lebih mendahulukan pasien
gawat kecelkaan yang baru datang. Perawat pun kemudian menjelaskan bahwa pasien yang
masuk ke UGD akan diprioritaaskan berdasarkan tingkat keparahan kegawatan dan kondisi yang
mengancam jiwa?
Apakah prinsip etik yang telah dilakukan perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Beneficience
e. Non-maleficence

Pembahasan :

Rasional :

Rasional A : adil dalam pemberian pelayanan kegawatdaruratan sesuai dengan tingkat kegawatan
pasien
Rasional B : jujur dalam penyampaian informasi kepada pasien
Rasional C : menghargai hak-hak pasien
Rasional D : asas manfaat dalam pemberian pelayanan kesehatan
Rasional E : tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai pasien

Kunci jawaban : a. Justice

193. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnose medis
Sindrom coroner akut (SKA). Ketika perawat melakukan tindakan observasi TTV terhadap pasien
tersebut, pasien tiba-tiba mengeluh nyeri dada yang sangat hebat kemudian terjadi henti jantung.
Perawat berencana akan melakkukan tindakan RJP namun keluarga menolak dan keberatan
terhadap tindakan RJP meskipun sudah diberikan penjelasan. Keluarga mengatakan bahwa pasien
ingin meninggal dengan tentram dan tenang sendirian.
Apakah dilemma etik yang terjadi oleh perawat tersebut?
a. Authonomy dan beneficience
b. Beneficience dan justice
c. Justice dan nonmaleficience
d. Nonmaleficience dan fidelity
e. Fidelity dan authonomy

Pembahasan :

Rasional :
Rasional A : dilemma antara hak keluarga pasien dalam pengambilan keputusan dan asas manfaat
dari tindakan terhadap pasien bila segera dilakukan
Rasional B : dilemma antara pelanggaran asas manfaat dan asas keadilan
Rasional C : dilema antara asas keadilan dan resiko/dampak terhadap pasien
Rasional D : dilema antara risiko terhadap pasien dan komitmen untuk memberikan pelayanan
terbaik
Rasional E : dilemma antara komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan pelanggaran
terhadap hak-hak pasien.

Kunci jawaban : a. authonomy dan beneficience

194. Seorang perawat yang sedang bertugas di UGD mendapat 5 kunjungan pasien secara
beruntun dengan waktu yang hamper sama. Pasien pertama, seorang kakek yang mengeluh sesak
nafas: kedua, pasien perempuan dengan riwayat penyakit ACS mengalami nyeri dada yang
menyebar sampai ke leher dan lengan kiri; ketiga, seorang anak balita dengan keluahan demam
dengan suhu 40 derajat celcius dan beberapa kali mengalami kejang tonik klonik; pasien keempat
dan kelima , sepadang suami istri yang mengalami kecelakaan laulintas dimana sang suami
mengalami fraktur terbuka pada mid shaft tibia dan fibula kiri, Manakah pasien yang perlu
mendapatlan pertolongan prioritas pertama?
a. Pasien pertama
b. Pasien kedua
c. Pasien ketiga
d. Pasien keempat
e. Pasien kelima

Pembahasan :

Rasional :
Rasional A : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengatasi sesak nafas
pasien
Rasional B : kriteria triase emergency, dengan respong time 10-15 menit
Rasional C : kriteria triase emergency, dengan respon time segera karena bersiko sumbatan jalan
nafas karena spasme airway dan hiperventilasi akibat kejang.
Rasional D : kriteria traiage urgent, dengan respn time < 30 menit untuk mengatasi perdarahan
akibat fraktur dan risiko syok
Rasional E : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengidentifikasi jenis dan
tingkat keparahan trauma kepala, serta penanganannya.

Kunci jawaban : C. pasien ketiga

195. Seorang pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke UGD diantar menggunakan mobil
dengan keluahan nyeri kepala dan tidak bisa tidur datau insomnia. Pasien tapak tidak tenang,
mondar-mandir di depan loket triase dan memarahi perawat triase karena merasa lambat dilayani.
Pasien ternyata memiliki riwayat terkahir masuk RS jiwa yaitu sekitar 1 tahun yang lalu, pasien
sering mendengar suara-suara yang tidak jelas dan pernah dirawat di fasilitas kesehatan jiwa
sebanyak 5 kali dirawat.

Apakah kategori triase yang sesuai untuk pasien tersebut?

a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Semi-urgent
e. Non-urgent

Pembahasan :

Rasional A : resusitasi, perlu tindakan resusitasi segera karena beresiko kematian


Rasional B : emergency, perlu tindakan penanganan darurat Karen beresiko mengancam nyawa
dengan respon time 10-15 menit.
Rasional C : urgent, perlu tindakan penanganan degera sehubungan dengan kondisi atau
situasional urgency (resiko mengamuk). Respon time < 30 menit
Rasional D : kriteria triage semi urgent, tidak gawat dan tidak darurat, respn time 60 menit
Rasional E : kriteria triage non urgent atau flase triase . respon time bisa sampai 2 jam atau bisa
diarahkan untuk berobat ke poli rawat jalan

Jawaban : C. urgent

196. Dalam keadaan bencana gempa bumi dilombok yang lalu ditemukan korban remaja laki-laki.
Pada saat initial assessment ditemukan jejas pada kepala dan paha kiri, airway paten, tetapi
korban idak bernapas serta nadi karotis tidak teraba.

Apakah warna kategori triase unuk korban tersebut?


a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning

Pembahasan :

Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT >
2 detik, tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas

Kunci jawaban : D. hitam

197. Seorang petugas triase bencana tsunami menemukan seorang korban laki-laki dewasa
dengan fraktur tertutup pada lengan atas serta terdapat vulnus laserasi dan perdarahan pada
dahinya akibat tertimpa reruntuhan plafon rumahnya. Hasil initial assessment pasien tampak sada
dan dapat berjalan sendiri.

Apakah warna kategori triase korban tersebut?


a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning

Pembahasan :

Rasional :
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT >
2 detik, tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas

Kunci jawaban : C. hijau

198. Seorang laki-laki korban kecelakaan berusia 40 tahun tampak tidak sadarkan diri dan dicurigai
terkena serangan jantung. Pada initial assemnet korban tidak berespon terhadap nyeri disternum
dan dan dilakukan palpasi nadi karotis tetapi tidak teraba.

Apakah tindakan yang wajib dan harus dilakukan oleh penolong korban selanjutnya?
a. Melakukan kompresi dada 30 x
b. Melakukan bantuan ventilasi 2 x
c. Melihat, dengar dan rasa pernapasan pasien
d. Mebukan airway dengan head tilt chin lift
e. Mereposisi tangan dan memeriksa kembali nadi karotis selama 10 detik

Pembahasan :

Rasional :
Rasional A : dilakukan bila pasien tidak ada respon, tidak teraba nadi dan tidak bernapas
Rasional B : dilakukan pada pasien henti nafas tetapi masih teraba nadi
Rasional C : dilakukan untuk mengevaluasi pernafasan
Rasional D : dilakukan untuk membuka jalan nafas pada pasien henti nafas atau setelah tindakan
kompresi.
Rasional E : dilakukan untuk mengevaluasi nadi setelah 5 siklus atau 2 menit.

Kunci jawaban : a. melakukan kompresi dada 30 x

199. Perawat melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada seorang pasien laki-laki yang
mengalami henti jantung. Setelah dilakukan 5 siklus, serta dilakukan evaluasi dan saat ini sudah
teraba ada denyutan nadi karotis.

Bagaimanakan tindakan yang wajib dilakukan oleh perawat tersebut selanjutnya?


a. Memastikan patensi airway
b. Melakukan pemeriksaan pernapasan
c. Membaringkan pasien ke posisi pemulihan
d. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 6 detik
e. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (30:2)\

Pembahasan :

Rasional
Rasional A : dilakukan setelah tindakan kompresi 30 x
Rasional B : dilakukan saat evaluasi bersamaan dengan pengecekan nadi
Rasional C : dilkakukan pada pasien yang sudah teraba nadi dan bernapas spontan tetapi belum
sadar
Rasional D : dilakukan pada pasien yang sudah teraba nadi tetapi belum bernapas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung

Jawaban : B. melakukan pemeriksaan pernapasan

200. Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil dirumah makan padang mengalami
sumbatan total saluran pernapasan akibat tersedak pempek kapal selam. Korban sadar, terlihat
pucat dan juga cemas serta memegang lehernya yang tersedak.

Apakah teknik pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong wanita hamil tersebut?
a. Back blow
b. Chest thrust
c. Abdominal thrust
d. Finger cross & sweep
e. Resusitasi jantung paru

Pembahasan :

Rasional :
Rasional A : dilakukan pada anak-anak dan bayi
Rasional B : dilkakukan pada korban ibu hamil atasu obesitasi yang masih sadar
Rasional C : dilakukan pada korban yang masih sadar
Rasional D : dilakukan untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung

Kunci jawaban : B. chest thrust

201. Seorang ners prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple. Korban
tampak tidak sadar, tampak rinorhea dan masih ada peregerakan dinding dada serta usaha untuk
bernafas

Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?


a. Melakukan suction
b. Memanggil bantuan
c. Memasang semi rigis cervical collar
d. Membuka airway dengan teknik jaw trust
e. Memasang oro-pharingeal airway (OPA)

Pembahasan :
Rasional A : dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan airway
Rasional B : dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh petugas prehospital/ambulance
Rasional C : dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga stabilisasi
leher adalah tindakan utam dan pertama sebelum melakukan tindakan penanganan yang lain ke
korban.
Rasional D : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi paien dengan
penurunan kesadaran.
Kunci jawaban : C. memasang semi rigid cervical collar

202. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluahan nyeri hebat pada
dada tembus ke belakang, hasil pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, tampak apneu dan nadi
tidak teraba. RJP langsung diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang bedsite monitoring dengan
gambaran asystole :

Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memberikan injeksi IV adrenalin 1 mg
b. Melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakukan dc shock

Pembahasan :
Rasional :
Rasional : A. diberikan setelah siklus ketiga RJP
Rasional : B. dilakukan pada pasien henti napas dan henti jantung
Rasional : C. dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien
sehingga dapat diinterpretasikan kejadian asistol dengan tepat
Rasional : D. dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan tindakan
kompresi
Rasional E : dilakukan untuk gelombang shockable (VF dan Pulseless VT)
Kunci jawaban : C. melakukan flat protocol

203. Seorang anak berusi 7 tahun diantar keluarganya ke UGD setelah mengalami tenggelam di
kolam renang dan mengalami henti nafas. Orang tua anak mengatakan anakanya masih terlihat
bernafas dan masih teraba nadi saat sebelum sampai RS. Setelah 5 siklus RJP dilakukan evaluasi
dan masih belum teraba denyutan nadi karotis. Selanjutnya tim memasnag airway definitive dengan
ETT dan berhasil dilakukan.

Apakah tindakan perawat yang dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?


a. Melakukan tindakan defibrilasi 2 jole/kg BB
b. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 3 detik
c. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (15:2)
d. Melanjutkan pemeberian kompresi dan ventilasi (30:2)
e. Melanjtukan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20x/menit

Pembahasan :
Rasional :
Rasional A : dilakukan apabila sudah terpasang monitoring EKG dan gelaombang EKG Shockabel
Rasional B : dilakukan pada pasien teraba nadi tapi belum bernapas
Rasional C : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 2 penolong
Rasionla D : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 1 penolong
Rasional E : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung dan telah terpasang
airway definitive (ETT atau LMA)
Kunci jawaban : E. melanjutkan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20 x/menit

204. Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun diantar ke UGD Rumah sakit dengan mobil setelah
mengalami cedera kepala serius akibat kecelakaan bermotor akibat begal dimalam hari. Hasil
pengkajian didaptkan pasien tampak sadar tetapi mudah tertidur, membuka mata bila dipanggil,
bicara tidak koheren dan meracau sendiri dan masih dapat melokalisir adanya nyeri.

Berapakah GCS pasien tersebut ?


a. 9
b. 10
c. 11
d. 12
e. 13
Pembahasan :
Rasional D : E3 M5 V4
kunci jawaban : D. 12

205. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan
ambulance ke UGD setelah mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalulintas. Hasil
pemeriksaan penunjang CT scan didapatkan pasien didiagnosa edema serebral dan segera
direncanakan untuk osmoterapi IV dengan Manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6 jam

Apakah tindakan yang wajib dilakukan perawat sebelum pemberian obat tersebut?
a. Mengukur frekuensi nadi
b. Mengukur tekanan darah
c. Mengukur saturasi oksigen
d. Memonitor status kesadaran
e. Mengukur frekuensi napas

Pembahasan :
Rasional :
Rasional A : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Rasional B : pemeberian obat diuretic dapat menurunkan tekanan darah
Rasional C : bila ada tanda-tanda syock hipovolemik
Rasional D : bila ada tanda tanda syock hipovolemik
Rasional E : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Kunci jawaban : B. mengukur tekanan darah

206. Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kebakaran rumah
dan mengalami luka bakar serius derajat II B didaerah dada sampai perut dan kedua tangan 40
menit yang lalu. Diketahui BB pasien 50 kg dan TB 163 cm.

Berapakah resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus perkland baxter?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml
e. 7200 ml

Pembahasan :
Rasional : total body surface area (TBSA) = 9% x 4 = 36 % (dada, perut, dan kedua tangan masing
masing 9%)
Total resusitasi cairan selam 24 jam pertama menurut formula parkland bexter
= 4 x BB x TBSA = 4 x 50 x 36 = 7200 ml
Untuk 8 jam pertama diberika ½, 16 jam selanjutnya ½. Jadi 7200 ml x ½ = 3600 ml
Kunci jawaban : C. 3600 ml

207. Seorang laki-laki berusia 57 tahun diruangan CVCU terpasang bedsite monitoring, tiba-tiba
pasien mengalami penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial takikardi hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/60 mmHg (via bedsite monitoring) frekuensi Nadi : 60
palpasi.

Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya?


a. Memberika injeksi IV, amiodaron 300 mg
b. Melanjutkan rjp sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakkukan dc shock

Pembahasan :
Rasional :
Rasional A : IV. Amiodaron 300 mg diberika pada pasien henti jantung dengan gelombang
shockable setelah tindakan DC Shock
Rasional B : RJP dilakukan pada pasien henti nafas dan henti jantung
Rasional C : flat line protocol dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik
pada pasien sehingga dapat diinterpretasikan asystole dengan cepat
Rasional D : pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan
kebutuhan tindakan kompresi.
Rasional E : DC shock dilakukan pada pasien henti jantung dengan gambaran EKG gelombang
shoc-able (VF & Pulseless VT)
Kunci jawaban : D. memeriksa nadi karotis

208. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kesadran menurun, pasien
mempunyai riawayat DM. hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nafas 26
x/menit ireguler, frekuensi nadi 93 x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan
penunjang didaptkan Gula darah 70 mg%, terpasang O2 6 liter/menit melalui masker, terpasang
infus NaCl 0,9% 21 tetes/menit, advice dokter pemberian glucose 10% IV, akral dingin dan
diaphoresis.
Apakah indicator utama evaluasi perawat pada pasien setelah tindakan diatas?
a. Turgor kulit
b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Tingkat kesadaran
e. Perabaan extermitas

Pembahasan :
Rasional :
Pasien DM yang diberikan glukosa 10 % harus dievaluasi responnya, dengan prioritas indicator
evaluasinya adalah tingkat kesadaran karena jika keadaan gula darah pasien membaik maka
suplay glukosa ke otak optimal, sehingga pasien akan meningkat tingkat kesadarannya.
Kunci jawaban : D. tingkat kesadaran

209. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD dengan kondisi kesadran delirium,
nafas dangkal berbau aseton, dan diaphoresis. Hasil anamnesis didaptkan ada riwayat DM sejak 3
tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit,
frekuensi nafas 27 x/menit dangkal. Sudah dipasang infus Nacl 0,9 % dan Oksigen 3 l/menit. Hasil
pemeriksaan penunjang Gula darah sewaktu 300 gr %.

Apakah tindakan kolaborasi selanjutnya pada pasien diatas?


a. Cek aseton urin
b. Berikan insulin
c. Konsul diet DM
d. Periksa lab elektrolit
e. Cek analisa gas darah
Pembahasan :
Rasional :
Pasien DM dengan gula darah tinggi harus segera diberikan insulin untuk mencegah kerusakan sel
lebih lanjut oleh karenanya Option B merupakan kuci jawaban utamanya
Kunci jawaban : B. berikan insulin

210. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD dengan keluhan pusing dan mata bekunag-
kunang setelah terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60
mmHg, Frekuensi nadi 92 x/menit, Frekuensi Nafas 29 x/menit, Suhu 38°C. pasien tiba-tiba
mengalami penurunan kesadaran, sianosis nafas lambat dan dalam tetapi nadi masih teraba pada
pembuluh darah perifer.

Apakah tindakan perawat selanjutnya pada pasien diatas ?


a. Berikan oksigen masker 6 l/menit
b. Ventilasi ambubag O2 10 liter
c. Posisikan kepala Jaw trust
d. Lakukan primary survey
e. Pasang oksimetri

Pembahasan :
Rasional :
Pasien mengalami keracunan CO2 yang keluar dari knalpot mobil dalam garasi tertutup sehingga
gangguan ventilasi. Tindakannya adalah lakukan ventilasi oksigen dosis tinggi dengan ambubag.
Jadi pilihan kunci jawaban adalah B ( ventilasi dengan ambubag O2 10 liter).
Kunci jawaban : B. ventilasi ambubag O2 10 liter

211. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD denga keluhan nyeri ulu hati, perut tampak
membesar dank eras, mata kuning, muntah darah kurang lebih 200 cc berwarna gelap dan banyak
stolsel, perut masih tampak kembung dan mual. Hasil pemeriksaan fisik didaptkan TD : 110/70
mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, pasien terpasang infus asering 8
jam/kolf.

Apakah tindakan prioritas perawat pada pasien diatas?


a. Rencanakan transfuse darah
b. Pasang NGT bilas lambung
c. Kumur kumur air hangat
d. Monitor bilirubin darah
e. Cek lab: Hb, golongan darah

Pembahasan :
Rasional :
Dengan pemasangan NGT maka bilas lambung dapat segera dilakukan akibat banyak stolsel untuk
mengeluarkan bekuan darah dalam lambung yang menumpuk jika dibiarkan berakibat distensi
lambung menggangu pernafasan dan dapat meningkatkan amonika yang toksik dalam tubuh.
Kunci jawaban : B. pasang NGT bilas lambung

212. Seorang anak perempuan berusia 21 bulan dibawa orang tuanya ke UGD Rumah Sakit
dengan keluhan BAB cair lebih dari 11 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan ubun-ubun teraba
cekung, turgor kulit jelek/tidak elastis. Pemeriksaan fisik didapatkan Frekuensi Nadi : 115 x/menit,
frekuensi nafas : 34 x/menit, suhu 37,8°C.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?


a. Beri larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering
b. Observasi intake dan output cairan
c. Kaji toleransi pemberian makanan
d. Beri cairan parenteral
e. Timbang BB

Pembahasan :
Rasional :
rehidrasi harus segera dilakukan pada kasus diatas namun lebih utama dengan pemberian
parenteral.
Kunci jawaban : D. beri cairan parenteral

213. Seorang perempuan berusia 34 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran,
hasil pengkajian CAB palpasi nadi carotis tidak teraba,. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD 0/0
mmHg, Mulut tampak sianosis dan luka, dan segera dilakukan RJP.

Apakah langkah pertama yang dilakukan pada kasus diatas?


a. Berikan rangsang kesadaran
b. Kompresi 30x, ventilasi 2x
c. Lakukan bagging/ambubag
d. Rawat luka daerah mulut
e. Berikan posisi recovery

Pembahasan :
Rasional :
Pasien mengalami cardiac arrest yang ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada arteri besar
seperti nadi carotis, femoral, artinya jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada hembusaan nafas
paru juga tidak bekerja. Bila jantung sudah tidak mampu memmompakan darah ke seluruh tubuh,
maka seluruh organ mengalami kerusakan bahkan kematian karena itu harus segera dilakukan
kompresi agar jantung dapat terangsang untuk berkontraksi yang diikuti dengan ventilasi agar paru
expansi sehingga terjadi inspirasi.
Kunci jawaban : B. kompresi 30x, ventilasi 2x

214. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur benda
tumpul, pasien tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas
25x/menit, hasil pemeriksaan penunjang rontgen pasien dinyatakan fraktur cervical 3-4 harus
immobilisasi.

Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?


a. Berikan posisi supine
b. Pasang neckcollar
c. Kompres dingin
d. Ganjal 2 bantal
e. Tanpa bantal

Pembahasan :
Rasional :
Pemasangan collar neck bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar dislokasi
tulang cervical dapt dicegah
Kunci jawaban : B. (pasang neck collar)

215. Seorang perempuan berusia 41 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penuruan kesadaran
dan diaphoresis setelah pulang dari olahraga malam. Hasil pengkajia didaptkan pasien mempunyai
riwayat MCI. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan nadi carotis teraba kecil dan lambat, TD: 60/60
mmHg, Frekuensi Nafas 30 x/menit dangkal, bibir tampak sianosis.

Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas ?


a. Siapkan alat bantuan jalan nafas
b. Posisi extensi head tilt, chin lift
c. Berikan oksigen masker
d. Pasang mayo tube
e. Beri posisi recovery

Pembahasan :
Rasional :
Melakukan posisi extensi head tilt chin lift merupakan langkah paling pertama dilakukan untu
membebaskan jalan nafas pasien.
Kunci jawaban : B. posisi extensi head till, chin lift

216. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tersedak saat makan bakso. Anak tersebut
terlihat memegang leher, wajah memerah dan berangsur ianosis. Anda adalah perawat yang
sedang berada ditempat tersebut diluar jam dinas.

Apakah tindkan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?


a. Memastikan makanan menyumbat faring atau laring
b. Langsung melaksanakan cricotyroidetomi
c. Melakukan hemlich maneuver
d. Membuka jalan nafas
e. Memberika oksigen

Pembahasan :
Rasional :
Hemlich maneuver merupakan tindakan yang tepat untuk usia anak 7 tahun
Kunci jawaban : C. melakukan hemlich maneuver

217. Ruangan Maleo terbagi menjadi 2 ruangan yaitu VIP dan Bangsal, dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 22 tempat tidur. Sebagian besar tidak memiliki pengaman untuk pasien resiko jatuh.
Terkendala dalam alat-alat penunjang pelaksanaan asuhan keperawatan seperti mesin EKG dan
nebulizer serta kelengkapan dalam hal urinal dan toileting tidak tersedia. Menyebabkan
ketidakpuasan pasien dalam manajemen sarana dan prasarana rumah sakit.

Apakah instrument pengamatan langsung yang digunakan dalam memudahkan perawat?


a. Grafik
b. Catatan
c. Daftar tilik
d. Lembar alur
e. Daftar nama

Pembahasan :
Instrument yang digunakan di Rumah Sakit yang tepat untuk melakukan pengamatan langsung
bagaimana sarana dan prasarana rumah sakit adalah, Daftar Tilik yaitu daftar nama, barang,
kegiatan dan sebagai untuk di pertimbangkan atau dilaksanakan.
Kunci Jawaban : C. Daftar tilik

218. Ketua tim meminta izin tidak masuk kerja pada pagi hari karena ada acara syukuran nikahan
keluarga di kampung. Namun kepala ruangan tidak mengizinkan ketua tim untuk tidak masuk kerja.
Hal ini karena sebagian besar pasien berada pada tingkat ketergantungan parsial dengan BOR 92
%.
Apakah tindakan ketua tim selanjutnya ?
a. Masuk kerja sesuai ketentuan jadwal dinas
b. Meminta kesediaan teman untuk menggantikannya
c. Meminta kepada kepala ruangan mengganti di hari lain
d. Meminta ulang pengertian dan pemahaman kepada kepala
e. Tetap hadir namun menginformasikan akan datang terlambat

Pembahasan :
ketua tim harus professional bekerja dan tidak meminta izin pada hari itu karena tingkat
ketergantungan pasien yang tinggi, yang hapir 100 %, hal ini sangat membutuhkan pelayanan yang
cepat dan bermutu dari pasien.
Kunci Jawaban : a. Masuk kerja sesuai ketentuan jadwal dinas

219. Ketua tim di ruang bedah memberikan gambaran umum pasien baru yang akan dirawat
kepada perawat pelaksananya saat operan. Pasien dibantu personal hygiene, makan dan minum
dibantu, pergerakan dibantu, intake dan output cairan dicatat dan diawasi.
Apakah tindakan awal perawat tersebut?
a. Mengkaji data tambahan pasien
b. Menentukan diagnosis atau masalah kepewatan
c. Berkolaborasi dengan dokter tentang terapi awal
d. Menetapkan tingkat ketergantungan pasien
e. Menyusun rencana asuhan keperawatan

Pembahasan :
seorang perawat vokasi atau asosiete yang professional sebelum menyusun asuahan keperawatan
baik itu menyusun diagnosis atau membuat rencana tindakan maka harus menentukan terlebih
dahulu tingkat ketergantungan pasien sebelum berkoodinasi dengan dokter penanggung jawab
pasien.
Kunci Jawaban : d. Menetapkan tingkat ketergantungan pasien

220. Kepala bidang keperawatan mendapatkan data bahwa selama 30 hari didapatkan jumlah hari
perawatan seanyak 5500 dan terdapat 250 tempat tidur. Jumlah pasien yang keluar sebanyak 200
orang.
Berapa jumlah BOR pada kasus di atas?
a. 69 %
b. 70 %
c. 71 %
d. 72 %
e. 73 %

Pembahasan :
Jumlah hari perawatan_________________ X 100 %
Jumlah TT x jumlah hari dalam 1 periode

5500__ X 100 = 73,3 %


250x30

BOR yang ideal 60-85 %

Pastikan anda telah memahami, Sangat Mudah.


Cara Menghitung jumlah BOR
Jumlah hari perawatan_________________ X 100 %
Jumlah TT x jumlah hari dalam 1 periode

Kunci Jawaban : e. 73%

221. Kepala bidang keperawatan mendapatkan data bahwa selama 30 hari didapatkan jumlah hari
perawatan sebanyak 2500 hari dan terdapat 60 tempat tidur. Jumlah pasien yang keluar sebanyak
250 orang.
Berapa jumlah ALOS pada kasus di atas?
a. 14 hari
b. 13 hari
c. 12 hari
d. 11 hari
e. 10 hari

Pembahasan :
Jumlah hari perawatan__
Jumlah pasien keluar

2500__ = 10 hari
250

Pastikan anda telah memahami, Sangat Mudah.


Cara Menghitung jumlah ALOS
Jumlah hari perawatan__
Jumlah pasien keluar

Kunci Jawaban : e. 10 hari

222. Kepala bidang keperawatan mendapatkan data bahwa selama 30 hari di RS didapatkan
jumlah hari perawatan sebanyak 3000 hari dan terdapat 100 tempat tidur. Jumlah pasien yang
keluar sebanyak 150 orang.
Berapa jumlah ALOS pada kasus di atas?
a. 16 hari
b. 17 hari
c. 18 hari
d. 19 hari
e. 20 hari

Pembahasan :
Jumlah hari perawatan__
Jumlah pasien keluar

3000__ = 20 hari
150

223. Diketahui di ruang rawat bedah terdapat 10 orang pasien yang dirawat saat ini, dengan 3
orang pasien minimal care, 4 orang pasien dengan parsial care dan 3 orang pasien dengan total
care. Kepala ruangan akan melakukan perhitungan kebutuhan jumlah perawat.
Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan pada kasus di atas menurut Douglass?
a. 4 perawat
b. 5 perawat
c. 6 perawat
d. 7 perawat
e. 8 perawat

Pembahasan :

Minimal Parsial Total Jumlah

Pagi 0,17 x 3 0,27 x 4 0,36 x 3 (2,67) 3


perawat

Siang 0,14 x 3 0,15 x 4 0,3 x 3 (1,92) 2


perawat

Malam 0,07 x 3 0,10 x 4 0,2 x 3 (1,21) 1


perawat

Kunci Jawaban : c. 6 perawat/hari

224. Seorang ibu berusia 26 tahun sedang berada di ruang bersalin, hasil pemeriksaan leopold
diperoleh posisi janin letak kepala, punggung kiri. Saat ini ibu sudah terasa sangat mules dan ingin
meneran. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam diperoleh bahwa pembukaan sudah lengkap,
ketubah (+), tidak ada halangan jalan lahir, kepala sudah turun ke hodge IV. Terlihat perineum
sudah menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.
Apakah tindakan yang dilakukan perawat pada kala II selanjutnya?
a. Memulai untuk memimpin meneran
b. Mengatur posisi ibu untuk meneran
c. Segera mempersiapkan peralatan
d. Melakukan amniotomi
e. Melakukan episiotomi

Pembahasan:
Kasus di atas memperlihatkan bahwa ibu sudah memasuki kala II dan siap untuk proses persalinan
(keluarnya janin). Jika hasil pemeriksaan dalam menemukan ketuban masih (+) pada kala II ini,
maka tindakan berikut yang tepat dilakukan setelah periksa dalam adalah melakukan amniotomi.
Sedangkan tindakan episotomi dilakukan setelah amniotomi dan jika kepala bayi sudah terlihat di
vulva serta ibu sedang his. Memimpin meneran baru dapat dilakukan jika selaput amnion telah
pecah, yang sebelumnya dengan mengatur posisi ibu. Sebelum memasuki kala II semua peralatan
sudah harus dipersiapkan.
Kunci Jawaban :d. Melakukan amniotomi
225. Seorang wanita usia 26 tahun datang ke poli kebidanan untuk melakukan ANC. Hasil
anamnesa diperoleh usia kehamilan memasuki 12 minggu dengan status obstetri G1P0A0. Hasil
pemeriksaan fisik diperoleh konjungtiva tidak anemis, tekanan darah 110/70 mmHg, berat badan 64
kg, dan tinggi badan 151 cm.
Berapakah penambahan berat badan ibu tersebut yang dianjurkan selama hamil berdasarkan
perhitungan IMT?
a. 7 – 11,5 kg
b. 10 – 16,5 kg
c. 11,5 – 16 kg
d. 12,5 – 18 kg
e. 12 – 16,5 kg

Pembahasan:
Rumus IMT = berat badan dalam kg dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan. Jika diketahui
berat badan 64 kg, tingg badan 151, maka IMT = 64/(12.28) 2 = 28.07. IMT di antara 26 - 29
menunjukkan bahwa berat badan berlebih. Untuk wanita yang berat badannya dalam kategori
berlebih maka kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah 7 – 11.5 kg.
Kunci Jawaban : a. 7 – 11,5 kg

226. Seorang ibu berusia 30 tahun hamil ke tiga dengan usia kehamilan 10 minggu, datang
melakukan ANC ke poli kebidanan. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan BB 66 kg sedangkan BB
sebelum hamil 65 kg, TB 152 cm, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/mnt, konjungtifa anemis,
Hb 9 gr%. Diketahui riwayat obstetri ibu adalah: kehamilan pertama kembar dan lahir hidup,
kehamilan ke dua abortus.
Manakah yang termasuk faktor risiko ibu selama kehamilan?
a. BB 67 kg
b. Hb 8 gr%
c. Riwayat abortus
d. Riwayat kehamilan kembar
e. Tekanan darah 130/80 mmHg

Pembahasan:
Berat badan ibu termasuk faktor risiko sebelum kehamilan karena sebelum hamil BB ibu sudah
berlebih, sehingga tidak termasuk faktor risiko selama kehamilan. Riwayat abortus, dan kehamilan
kembar termasuk faktor risiko sebelum kehamilan. Tekanan darah 130/80 mmHg masih batas
normal pada ibu hamil. Sedangkan Hb 9 gr% pada saat kehamilan adalah termasuk faktor risiko ibu
selama kehamilan karena ibu mengalami anemia.
Kunci Jawaban : b. Hb 8 gr%
227. Seorang ibu berusia 27 tahun dengan post partum hari ke 4. Ini merupakan kelahiran anak
pertama. Pada saat perawat melakukan home visit, ibu mengeluhkan bahwa ASI nya sedikit dan
merasa tidak yakin dapat mencukupi untuk bayinya. Sehingga ibu juga tidak yakin dapat menyusui
secara eksklusif. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan bahwa payudara ibu tidak padat, tidak ada
nyeri, dan tidak ada lecet pada putting susu. Hasil observasi saat ibu menyusui ditemukan posisi
bayi belum benar.
Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan perawat untuk ibu tersebut?
a. Melakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif
b. Menjelaskan cara memposisikan bayi yang benar
c. Mengajarkan ibu teknik untuk memperlancar ASI
d. Meningkatkan percaya diri ibu dengan memberikan dukungan
e. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang dapat memperbayak ASI

Pembahasan:
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa faktor utama yang menyebabkan ibu gagal
menyusui eksklusif adalah karena ibu tidak percaya diri. Oleh sebab itu kepercayaan diri ibu untuk
mampu menyusui harus ditingkatkan dengan memberikan dukungan pada ibu. Sehingga jika
percaya diri ibu meningkat maka akan mempengaruhi tindakan ibu untuk dapat menyusui eksklusif.
Kunci Jawaban :d. Meningkatkan percaya diri ibu dengan memberikan dukungan

228. Seorang wanita muda usia 23 tahun datang bersama suaminya ke poli kebidanan keluhan
sudah 2 minggu tidak datang haid. Siklus haid biasanya teratur tiap bulan. Hasil planotes
menunjukkan hasil positif. Diketahui hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah tanggal 10 – 1 –
2019.
Kapankah taksiran persalinan pasien tersebut?
a. 17 – 8 – 2019
b. 19 – 9 – 2019
c. 17 – 10 – 2019
d. 13 – 6 – 2020
e. 17 – 6 – 2020

Pembahasan:
Jika HPHT bulan Januari-Maret, maka menggunakan rumus: (tanggal + 7), (bulan + 9) dan (tahun +
0). Maka jika HPHT diketahui 10 - 1 - 2019, berarti: (10 + 7), (1 + 9), (2019 + 0). Jadi taksiran
persalinan adalah 17 - 10 - 2019.
Kunci Jawaban :c. 17 – 10 – 2019

229. Seorang ibu muda usia 21 tahun masuk UGD dengan keluhan utama mual, muntah dan nafas
sesak. . Hasil anamnesa menemukan bahwa ibu dengan G1P0A0 hamil 16 minggu, mual dan
muntah dirasakan setiap waktu, sehingga menyebabkan lemah, sering pusing dan mengganggu
aktifitas. Ibu hanya bisa minum sedikit teh manis, tapi jika makan akan mual dan muntah. Hasil
pemeriksaan ditemukan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi halus dan cepat 96x/mnt, frekuensi
pernafasan 24x/mnt, konjungtifa anemis, CRT >2 detik, Hb 9 gr%.
Apakah tindakan yang segera perlu dilakukan pada ibu tersebut?
a. Memberikan O2
b. Memberikan cairan intra vena
c. Memberikan obat bronkodilator
d. Mempersiapkan transfusi darah
e. Memberikan anti emetik melalui intra vena

Pembahasan:
Akibat anemia sehingga jumlah O2 yang dapat diikat oleh Hb menjadi sedikit, yang menyebabkan
nafas ibu menjadi sesak. Oleh karena itu tindakan segera yang perlu dilakukan yang pertama
adalah memberikan O2. Baru setelah itu dilakukan pemberian cairan intra vena untuk memberikan
kebutuhan cairan yang adekuat akibat sering muntah. Kemudian jika mual dan muntah masih
berlanjut maka diberi anti emetik melalui intra vena. Sedangkan pemberian obat bronkodilator tidak
diperlukan, karena penyebab sesak bukan karena masalah pada paru-paru. Jumlah Hb 9 gr% pada
ibu hamil tri mester II masih dianggap wajar karena adanya penambahan volume darah. Hai ini
masih bisa dikoreksi dengan pemberian tablet Fe, sehingga tidak perlu dilakukan transfusi darah.
Kunci Jawaban : a. Memberikan O2

230. Seorang ibu usia 28 tahun sedang bersalin dan telah selesai kala II. Bayi langsung menangis
dengan kuat begitu lahir. Kondisi ibu dalam keadaan stabil. Tali pusat bayi juga telah selesai
dipotong dan diklem.
Apakah tindakan tepat selanjutnya yang harus dilakukan oleh penolong persalinan?
a. Bantu lahirkan plasenta
b. Menilai robekan jalan lahir
c. Lakukan inisiasi menyusu dini
d. Kosongkan kandung kemih ibu
e. Bersihkan bayi, timbang dan ukur bayi

Pembahasan:
Segera setelah bayi lahir yang harus dilakukan adalah inisiasi menyusui dini (IMD). IMD dilakukan
setelah tali pusat bayi dipotong, jadi tidak perlu bayi dibersihkan dulu. IMD ini dilakukan ± selama 1
jam. Mengosongkan kandung kemih ibu dilakukan setelah bayi diletakkan di atas perut ibu untuk
IMD, setelah itu baru bantu melahirkan plasenta. Sedangkan menilai robekan jalan lahir dilakukan
setelah plasenta selesai dilahirkan dan dilakukan pemeriksaan.
Kunci Jawaban : c. Lakukan inisiasi menyusu dini

231. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan leopold pada ibu yamg hamil 34 minggu.
Perawat tersebut ingin mengetahui apa yang terdapat pada bagian bawah.
Bagaimanakah cara perawat perawat melakukan hal tersebut?
a. Ketengahkan Rahim dan palpasi bagian fundus dengan kedua ujung jari tangan.
b. Tangan kiri menahan fundus dan engan tangan kanan goyangkan bagian terbawah
c. Telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut ibu sambil menekan salah satu sisinya
d. Meletakkan kedua telapak tangan dibagian bawah perut sambil menekan ke arah sumbu pintu
atas panggul ibu.
e. Tangan kiri menahan fundus dan tangan kanan memegang bagian bawah perut ibu tepat
diatas simpisis.

Pembahasan:
Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat pada bagian bawah, berarti perawat akan melakukan
pemeriksaan leopold III. Cara melakukan leopold III yaitu:. tangan kiri menahan fundus dan tangan
kanan memegang bagian bawah perut ibu tepat diatas simpisis.
Kunci Jawaban : e. Tangan kiri menahan fundus dan tangan kanan memegang bagian bawah
perut ibu tepat diatas simpisis.

232. Seorang ibu usia 33 tahun baru selesai melahirkan dengan partus normal menggunakan
bantuan vakum 5 jam yang lalu. Ibu mengeluhkan merasa pusing dan badan terasa lemas. Hasil
observasi menemukan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 106 x/mnt, konjunktiva tampak anemis;
akral dingin; ibu berkeringat dingin, kontraksi baik, TFU=1 jari diatas pusat; pengeluaran lochea
banyak; perdarahan lebih kurang 100 cc sejak persalinan.
Apakah penataksanaan pertama yang harus dilakukan pada kasus di atas?
a. Lakukan segera uji beku darah
b. Pemberian cairan intra vena
c. Pemberian vasokonstriktor
d. Pemberian uterotonika IM
e. Pemberian transfusi darah

Pembahasan:
Kondisi ibu tersebut sudah menunjukkan terjadinya syok (hipotensi, tachikardi, akral dingin,
berkeringat dingin), sehingga perlu segera dilakukan penanganan segera yaitu dengan pemberian
cairan intra vena. Pemberian vasokonstriktor dan uterotonika tidak diperlukan karena kontraksi
baik. Uji beku darah diperlukan jika tidak diketahui penyebab perdarahan. Pemberian transfusi
darah dilakukan jika terjadi perdarahan akut dengan kehilangan darah 1500 hingga ˂ 2000 cc.
Sedangkan untuk kasus di atas dengan persalinan normal, diperkirakan jumlah perdarahan ˂ 750
cc.
Kunci Jawaban : b. Pemberian cairan intra vena

233. Seorang ibu hamil umur 31 tahun datang ke poli kebidanan dan kandungan
untuk melakukan ANC, Hasil anamnesa diperoleh data: kehamilan yang sekarang adalah yang
kelima, anak pertama lahir hidup, hamil kedua mengalami keguguran, pada kehamilan ketiga
mengalami IUFD saat usia kandungan memasuki usia 30 minggu. Kehamilan keempat
molahidatidosa dan harus dikuret.
Bagaimanakah cara penulisan status obstetri pada kasus di atas?
a. G5P2A1
b. G5P2A0
c. G5P2A2
d. G5P1A3
e. G5P1A2
Pembahasan:
Kehamilan ke lima berarti G5; anak pertama lahir hidup dan kehamilan ketiga IUFD, berarti sudah
mengalami partus 2 kali maka = P2. kehamilan kedua keguguran dan kehamilan keempat
molahidatidosa yang dilakukan tindakan kuret, berarti sudah mengalami dua kali keguguran = A2.
Maka status obstetri pasien di atas adalah G5P2A2.
Kunci Jawaban : c. G5P2A2

234. Seorang perempuan usia 32 tahun hamil 35 minggu datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilan. Riwayat persalinan yang lalu 2 kali Caesar, bayi hidup, dan pernah 1 kali
keguguran. Tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36’5 0C, nadi 70x/mnt, frekuensi nafas 20x/mnt.
Apakah status obstetric dari kasus diatas?
A. G3P2A1
B. G3P1A1
C. G4P2A1
D. G4P1A1
E. G4P2A0

Penjelasan: Status Obstetri adalah riwayat kehamilan dan persalinan.


G adalah singkatan dari Gravida (jumlah kehamilan)
P adalah singkatan dari Partus (Jumlah persalinan yang mencapai variabel)
A adalah singkatan dari Abortus (Jumlah Aborsi)
Pada kondisi diatas ibu sudah pernah melahirkan 2 kali/Caesar (P=2) dan keguguran 1x (A=1), jadi
kehamilan yang sekarang adalah kehamilan yang ke 4 (G=4).
Status obstetri pada klien tersebut adalah G4P2A1.
Jawaban: C

235. Seorang perempuan, 23 tahun, datang ke puskemas dengan keluhan tidak haid. Setelah
dilakukan pemeriksaan urin, pasien dinyatakan positif hamil dengan usia kehamilan 6 minggu.
HPHT: 10 Agustus 2019. Hasil pengkajian TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi : 80x/menit, frekuensi
napas: 20/menit, suhu : 36,2 0C dan saat ini pasien tidak ada keluhan lain. Pasien bertanya tentang
kapan tanggal persalinannya.
Apakah informasi yang seharusnya diberikan oleh perawat berdasarkan situasi tersebut?
A. 16-04-2020
B. 16-05-2020
C. 17-04-2020
D. 17-05-2020
E. 17-06-2020

Penjelasan: Taksiran persalinan dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.


Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari pertama haid
terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir, Periode rumus Hukum Negele
adalah untuk HPHT bulan 1-3 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan +9 Tahun +0 dan untuk HPHT bulan 4-
12 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan -3 Tahun +1.
Berdasarkan kasus diatas HPHT 10-08-2019, menggunakan rumus HPHT bulan ke 4-12
Tanggal 10 + 7 = 17
Bulan 08 – 3 = 05
Tahun 2019 + 1 = 2020
Tafsiran Partus: 17-05-2020
Jawaban: D

236. Seorang perempuan usia 30 tahun, G2P1A0 ingin mengetahui taksiran berat janinnya. Apabila
TFU 33 cm, Konvergen. Berpakah taksiran berat janinnya?
A. 3250 gram
B. 3255 gram
C. 3300 gram
D. 3350 gram
E. 3355 gram

Penjelasan: Rumus untuk menghitung TBJ adalah:


Divergen (kepala sudah masuk PAP) = (TFU-11) x 155
Konvergen (kepala belum masuk PAP) = (TFU-12) x 155
Jadi kasus diatas menggunakan Rumus (TFU-12) x 155= (33-12) x 155 = 3255 gram
Jawaban: B

237. Seorang perempuan usia 24 tahun G2P1A0 datang kepuskesmas dengan usia kehamilan 34
Minggu. Pasien sudah 3 kali memeriksakan kandungannya. Pada saat datang ke ruang
pemeriksaan pasien diukur BB dengan kenaikan 9 Kg, kemudian dilakukan Palpasi Abdomen
dengan hasil tinggi fundus 33 cm, letak punggung kanan. Apakah tindakan keperawatan
selanjutnya sesuai kasus diatas?
A. Memeriksa seberapa jauh bagian janin masuk pintu atas panggul
B. Memeriksa letak punggung janin
C. Memeriksa bagian tubuh janin di bawah uterus
D. Memeriksa bagian janin yang berada dipintu atas panggul
E. Memeriksa presentasi janin

Penjelasan: pemeriksaan Leopold terdiri dari:


Leopold I: Untuk mengetahui TFU, bagian apa yang ada di fundus dan tuanya kehamilan
Leopold II: Untuk mengetahui letak punggung dan bagian terkecil janin
Leopold III: Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus, mengetahui
apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke
pintu atas punggul ibu.
Leopold IV: Memastikan apakah bagian terendah janin sudah benar-benar masuk ke pintu atas
panggul atau belum & menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah memasuki ke
pintu atas panggul.
Jawaban: C

238. Seorang Bayi Perempuan lahir 1 jam yang lalu di Rumah Bersalin Lasalle, Saat lahir bagian
ekstremitas tampak kebiruan, frekuensi nadi 110x/menit, lambat menangis, gerakan aktif fleksi
tungkai baik, pernapasan lambat tidak teratur.
Berapakah nilai APGAR skornya ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

Penjelasan:

APGAR SKOR Skor 0 Skor 1 Skor 2


Appearance Biru seluruh Kebiruan pada Tidak ada
(Warna Kulit) badan ekstremitas kebiruan
tangan dan kaki
Pulse (Nadi) Tidak ada nadi Nadi < 100 x/m Nadi > 100x/m
Grimace Tidak ada Jika bayi Jika bayi
(Refleks Gerak) respon saat meringis, menangis,
stimulasi menangis lemah batuk, bersin
saat diberikan saat diberi
stimulus stimulus
Activity Jika bayi tidak Jika bayi hanya Jika bayi
(Tonus Otot) bergerak sama melakukan menggerakkan
sekali begitu ia sedikit gerakan kedua kaki dan
lahir begitu lahir tangannya
secara spontan
begitu lahir
Respiration Jika bayi tidak Jika bayi hanya Jika bayi
(Pernapasan) bernapas. merintih, langsung
bernapas pelan. menangis
dengan kencang
dan kuat.
Pada kasus diatas, didapatkan
A= ekstremitas kebiruan (1)
P= frekuensi nadi 110x/menit (2)
G= Lambat menangis (1)
A= gerakan aktif fleksi tungkai baik (2)
R= pernapasan lambat tidak teratur (1)
TOTAL APGAR: 7

Jawaban: C

239. Seorang perempuan usia 31 tahun G3P2A0 hamil 40 minggu, datang ke klinik bersalin
dengan keluhan nyeri perut tembus belakang disertai pengeluaran Lendir bercampur darah dan
ketuban pecah sejak 2 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan kepala bayi tampak di vulva, TD 120/80
mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, Frekuensi napas 24x/mnt dan Suhu 36, 5°C.
Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas ?
A. Kurang Pengetahuan
B. Intoleransi aktifitas
C. Nyeri persalinan
D. Kelelahan
E. Ansietas

Penjelasan:
Nyeri didefinisikan sebagai pesan sensorik dari trauma jaringan perifer yang "khusus dan akurat”
dikodekan dalam saraf perifer, ditransmisikan dalam pusat jalur saraf, dan diterjemahkan di otak.
Dampak dari nyeri akan menimbulkan respon stres metabolik yang akan memengaruhi semua
sistem tubuh dan memperberat kondisi pasien dan akan timbulnya perubahan fisiologi dan
psikologi, salah satunya perubahan kognitif, kecemasan, ketakutan dan lain lain (Fraser, 2009;
Hodnett, 2009).

Persalinan adalah proses di mana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa
disertai adanya penyulit (Royal Collage of Obgyn, 2013).

Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda inpartu menurut Wiknjosastro (2005) adalah sebagai berikut:
- Rasa sakit oleh adanya His yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
- Keluar lendir dan bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
- Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukan telah ada.

Keluhan nyeri perut tembus belakang disertai pengeluaran Lendir bercampur darah, kepala bayi
tampak di vulva, merupakan tanda-tanda persalinan, sehingga masalah keperawatan utama yang
di temukan pada kasus adalah Nyeri Persalinan.
Jawaban: C Nyeri persalinan

240. Rasa Seorang perempuan berusia 31 tahun, G3P2A0 postpartum hari kedua. Pasien
mengatakan nyeri perut saat menyusui bayinya dan masih keluar darah berwarna merah segar
saat mengganti pembalut. Hasil pengkajian: TD: 110/70 mmHg, Frekuensi nadi: 80x/menit,
Frekuensi nafas: 22 x/menit, suhu; 36,70 C. luka perineum tampak kering.
Apakah jenis lochia pada kasus diatas?
A. Alba
B. Rubra
C. Serosa
D. Purulenta
E. Sanguinolenta

Penjelasan:
Jenis – Jenis Lochea menurut Suherni (2009), yaitu :
- Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban selama 2 hari
pasca persalinan,

- Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari
ke 3 – 7 pasca persalinan

- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 – 14
pasca persalinan. Dan

- Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca persalinan.

- lochia purulenta: terjadi karena adanya infeksi dengan bau busuk

Jawaban: E Sanguinolenta

241. Seorang perempuan usia 25 tahun P1A0 post partum hari ke 2 dirawat di ruang nifas. Pasien
hanya berfokus dengan dirinya sendiri, bersikap pasif, tidak mau menggendong bayinya dan masih
sangat tergantung pada orang lain disekitarnya.
Perubahan psikis apakah yang dialami oleh pasien di atas?
A. Ansietas
B. Taking In
C. Letting Go
D. Taking Hold
E. Post partum blues

Penjelasan:
Menurut Rubin (1977 dalam Pilliteri, 2003) ada tiga fase yang terjadi pada ibu postpartum yang
disebut “Rubin Maternal Phases” yaitu :
- Taking-in (fase ketergantungan) dimulai segera setelah persalinan, ada fase ini ibu masih
berfokus dengan dirinya sendiri, bersikap pasif dan masih sangat tergantung pada orang lain
disekitarnya. Tahap ini berlangsung hingga hari kedua setelah melahirkan, biasanya fase ini
merupakan waktu untuk refleksi diri bagi ibu post partum. Pada tahap ini ibu beristirahat untuk
pemulihan kekuatan fisiknya dan untuk menenangkan pikirannya terhadap perubahan peran baru
yang akan dijalaninya.
- Taking-hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian) terjadi pada hari ketiga
postpartum. Dalam fase ini tenaga ibu pulih kembali secara bertahap, ibu merasa lebih nyaman,
fokus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat bayinya, ibu mulai
mandiri dalam perawatan diri dan terbuka pada pengajaran perawatan.
- Letting-go (fase mandiri). Fase ini berlangsung antara dua sampai empat minggu setelah
persalinan ketika ibu mulai menerima peran barunya. Pada fase ini tidak semua ibu postpartum
mampu beradaptasi secara psikologis sehingga muncul gangguan mood yang berkepanjangan
ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, cemas, panik, mudah marah, kelelahan, disertai
gejala depresi seperti gangguan tidur dan selera makan, sulit berkonsentrasi, perasaan tidak
berharga, menyalahkan diri dan tidak mempunyai harapan untuk masa depan.
Jawaban: D Taking Hold

242. Seorang perempuan berusia 22 tahun di rawat di ruang nifas dengan post SC hari ke 2. Hasil
pengkajian diperoleh data klien mengeluh ASI yang keluar hanya sedikit, putting terasa nyeri ketika
menyusui, putting payudara ibu tampak lecet dan kemerahan.
Apakah intervensi yang tepat untuk kasus di atas?
A. Menganjurkan ibu membersihkan putting dengan air hangat setiap hari
B. Menganjurkan ibu istrahat menyusui sampai putingnya sembuh
C. Menganjurkan ibu tetap menyusui anaknya dan ajarkan tehnik menyusui yang benar
D. Menganjurkan ibu gunakan susu formula untuk sementara
E. Merujuk ibu untuk pengobatan

Pembahasan : Penanganan terbaik untuk puting lecet adalah pencegahan. Pencegahan terbaik
adalah dengan memastikan pelekatanbayi ke payudara dengan benar sejak hari pertama. Kontak
kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin setelah kelahiran bayi, setidaknya dalam satu atau dua
jam pertama, akan memudahkan bayi untuk melekat sendiri dengan baik.
Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua
hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap
dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar untuk mengisap payudara dengan baik ketika
ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Jadi, proses
mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik.
Rasa sakit yang disebakan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak
efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan berkurang seiring
bayi menyusu.
Kunci Jawaban :c. Menganjurkan ibu tetap menyusui anaknya dan ajarkan tehnik menyusui
yang benar

243. Seorang perempuan usia 26 Tahun, datang kepuskesmas tanggal pengkajian 17 juli 2019
pukul 09.00 WITA. hari ke-2 post partum dengan rupture perineum grade II. Hasil pengkajian tanda-
tanda vital : Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi 82x/menit, Frekuensi napas 24x/menit, Suhu
tubuh 37,5°C, area perineum basah, Lokia rubra, tindakan keperawatan yang telah diberikan
menganjurkan ibu cebok dari depan ke belakang dan menganjurkan ibu mengganti pembalut setiap
kali BAK/BAB

Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan perawat sesuai dengan kasus diatas ?
A. Kemerahan

B. Edema positif

C. Ekimosis positif

D. Infeksi tidak terjadi

E. Pengeluaran nanah

Pembahasan : Diagnosa Keperawatan Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan
atau kerusakan kulit dengan Tujuan : Infeksi tidak terjadi. Kriteria : a) Luka episiotomi sembuh
dengan sempurna dan tidak ada tandatanda infeksi (color, tumor, dolor, dan fungsio laesa), b)
Pasien mampu mendemontrasikan teknik-teknik untuk meningkatkan penyembuhan, c) Tanda-
tanda vital dalam batas normal (36-37º C), d) Nutrisi terpenuhi (adekuat).
Intervensi keperawatan Anjurkan pada pasien untuk mencuci perineum depan kebelakang dan
untuk mengganti pembalut sedikitnya setiap 4 jam atau jika pembalut basah rasionalnya untuk
embantu mencegah kontaminasi rektal memasuki vagina atau uretra.
Kunci Jawaban : d. Infeksi tidak terjadi

244. Seorang perempuan usia 33 tahun dengan kehamilan 34 minggu datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilan. Riwayat persalinan yang lalu 2 kali Caesar, bayi hidup, dan belum
pernah keguguran. Tekanan darah 110/80 mmHg, suhu 36’5 0C, nadi 76x/mnt, frekuensi nafas
20x/mnt.
Apakah status obstetric dari kasus diatas?
A. G1P0A0
B. G2P1A0
C. G2P0A1
D. G3P2A0
E. G3P1A1

Penjelasan: Status Obstetri adalah riwayat kehamilan dan persalinan.


G adalah singkatan dari Gravida (jumlah kehamilan)
P adalah singkatan dari Partus (Jumlah persalinan yang mencapai variabel)
A adalah singkatan dari Abortus (Jumlah Aborsi)
Jawaban: D G3P2A0

245. Seorang perempuan, 33 tahun, datang ke puskemas dengan keluhan tidak haid. Setelah
dilakukan pemeriksaan urin, pasien dinyatakan positif hamil dengan usia kehamilan 6 minggu.
HPHT: 10 Desember 2017. Hasil pengkajian TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi : 84x/menit,
frekuensi napas: 20/menit, suhu : 36,2oC dan saat ini pasien tidak ada keluhan lain. Pasien
bertanya tentang kapan taksiran partusnya.
Apakah informasi yang seharusnya diberikan oleh perawat berdasarkan situasi tersebut?
A. 16-08-2018
B. 16-09-2018
C. 17-08-2018
D. 17-09-2018
E. 17-10-2018

Jawaban: D
Penjelasan: Taksiran persalinan dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.
Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari pertama haid
terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir, Periode rumus Hukum Negele
adalah untuk HPHT bulan 1-3 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan +9 Tahun +0 dan untuk HPHT bulan 4-
12 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan -3 Tahun +1.
246. Seorang perempuan usia 30 tahun, G2P1A0 ingin mengetahui taksiran berat janinnya. Apabila
TFU 35 cm, Divergen. Berpakah taksiran berat janinnya?
A. 3620 gram
B. 3720 gram
C. 3820 gram
D. 3520 gram
E. 3420 gram

Jawaban: B
Penjelasan: Rumus untuk menghitung TBJ adalah:
Divergen (kepala sudah masuk PAP) = (TFU-11) x 155
Konvergen (kepala belum masuk PAP) = (TFU-12) x 155
Jadi kasus diatas menggunakan Rumus (TFU-11) x 155= (35-11) x 155 = 3720 gram
247. Seorang perempuan usia 24 tahun G2P1A0 datang kepuskesmas dengan usia kehamilan 35
Minggu. Pasien sudah 3 kali memeriksakan kandungannya. Pada saat datang ke ruang
pemeriksaan pasien diukur BB dengan kenaikan 8 Kg, kemudian dilakukan Palpasi Abdomen
dengan hasil tinggi fundus 33 cm. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya sesuai kasus diatas?
A. Memeriksa bagian tubuh janin di bawah uterus
B. Memeriksa seberapa jauh bagian janin masuk pintu atas panggul
C. Memeriksa letak punggung janin
D. Memeriksa bagian janin yang berada dipintu atas panggul
E. Memeriksa presentasi janin

Jawaban: C
Penjelasan: pemeriksaan Leopold terdiri dari:
Leopold I: Untuk mengetahui TFU, bagian apa yang ada di fundus dan tuanya kehamilan
Leopold II: Untuk mengetahui letak punggung dan bagian terkecil janin
Leopold III: Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus, mengetahui
apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke
pintu atas punggul ibu.
Leopold IV: Memastikan apakah bagian terendah janin sudah benar-benar masuk ke pintu atas
panggul atau belum & menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah memasuki ke
pintu atas panggul.

248. Seorang Bayi Perempuan lahir 1 jam yang lalu di Rumah Bersalin Lasalle, Saat lahir seluruh
badan berwarna merah, frekuensi nadi 110x/menit, lambat menangis, gerakan aktif fleksi tungkai
baik, pernapasan lambat tidak teratur.
Berapakah nilai APGAR skornya ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

Jawaban: D
Penjelasan:

APGAR SKOR Skor 0 Skor 1 Skor 2


Appearance Biru seluruh Kebiruan pada Tidak ada
(Warna Kulit) badan ekstremitas kebiruan
tangan dan kaki
Pulse (Nadi) Tidak ada nadi Nadi < 100 x/m Nadi > 100x/m
Grimace Tidak ada Jika bayi Jika bayi
(Refleks Gerak) respon saat meringis, menangis,
stimulasi menangis lemah batuk, bersin
saat diberikan saat diberi
stimulus stimulus
Activity Jika bayi tidak Jika bayi hanya Jika bayi
(Tonus Otot) bergerak sama melakukan menggerakkan
sekali begitu ia sedikit gerakan kedua kaki dan
lahir begitu lahir tangannya
secara spontan
begitu lahir
Respiration Jika bayi tidak Jika bayi hanya Jika bayi
(Pernapasan) bernapas. merintih, langsung
bernapas pelan. menangis
dengan kencang
dan kuat.
Pada kasus diatas, didapatkan
A= seluruh badan berwarna merah (2)
P= frekuensi nadi 110x/menit (2)
G= Lambat menangis (1)
A= gerakan aktif fleksi tungkai baik (2)
R= pernapasan lambat tidak teratur (1)
TOTAL APGAR: 8

249. Seorang perempuan usia 28 tahun dirawat diruang bersalin, dan baru saja melahirkan anak
keduanya. Saat ini bayi baru lahir sedang ditaruh di dada ibu untuk proses inisiasi menyusui dini.
Suntikan oksitosin di paha luar pasien diberikan, dan kontraksi uterus sedang diperiksa.
Apakah intervensi keperawatan selanjutnya ?
A. melahirkan plasenta
B. mengecek adanya pendarahan
C. mengecek kemungkinan bayi kembar
D. memberikan vitamin K kepada bayi
E. melakukan pemeriksaan TTV

Jawaban: A
Penjelasan:
KALA PERSALINAN
Kala I: fase pembukaan serviks
- Fase laten: pembukaan 1-3
- Fase aktif: pembukaan 4-10
Kala II: lahirnya bayi
Kala III: lahirnya plasenta
Kala IV: fase pengawasan 2 jam post partum
Kasus diatas sudah memasuki Kala III dikarenakan Bayi sudah lahir dan plasentan belum lahir.
250. Seorang perempuan berusia 31 tahun, G3P2A0 postpartum hari ketiga. Pasien mengatakan
nyeri perut saat menyusui bayinya dan masih keluar darah berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir saat mengganti pembalut. Hasil pengkajian: TD: 110/80 mmHg, Frekuensi nadi: 82x/menit,
Frekuensi nafas: 24 x/menit, suhu; 36,70 C. luka perineum tampak kering.
Apakah jenis lochia pada kasus diatas?
A. Alba
B. Rubra
C. Serosa
D. Purulenta
E. Sanguinolenta

Jawaban: E
Penjelasan:
Jenis – Jenis Lochea menurut Suherni (2009), yaitu :
- Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban selama 2 hari
pasca persalinan,

- Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari
ke 3 – 7 pasca persalinan

- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 – 14
pasca persalinan. Dan

- Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca persalinan.

- lochia purulenta: terjadi karena adanya infeksi dengan bau busuk

251. Seorang perempuan usia 25 tahun P1A0 post partum hari ke 3 dirawat di ruang nifas. Pasien
sedih dan mengatakan khawatir tidak mampu merawat bayinya. Pasien lalu meminta agar perawat
mengajarkan cara merawat bayi yang baik dan benar.
Perubahan psikis apakah yang dialami oleh pasien di atas?
A. Ansietas
B. Taking In
C. Letting Go
D. Taking Hold
E. Post partum blues

Jawaban: D
Penjelasan:
Menurut Rubin (1977 dalam Pilliteri, 2003) ada tiga fase yang terjadi pada ibu postpartum yang
disebut “Rubin Maternal Phases” yaitu :
- Taking-in (fase ketergantungan) dimulai segera setelah persalinan, ada fase ini ibu masih
berfokus dengan dirinya sendiri, bersikap pasif dan masih sangat tergantung pada orang lain
disekitarnya. Tahap ini berlangsung hingga hari kedua setelah melahirkan, biasanya fase ini
merupakan waktu untuk refleksi diri bagi ibu post partum. Pada tahap ini ibu beristirahat untuk
pemulihan kekuatan fisiknya dan untuk menenangkan pikirannya terhadap perubahan peran baru
yang akan dijalaninya.
- Taking-hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian) terjadi pada hari ketiga
postpartum. Dalam fase ini tenaga ibu pulih kembali secara bertahap, ibu merasa lebih nyaman,
fokus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat bayinya, ibu mulai
mandiri dalam perawatan diri dan terbuka pada pengajaran perawatan.
- Letting-go (fase mandiri). Fase ini berlangsung antara dua sampai empat minggu setelah
persalinan ketika ibu mulai menerima peran barunya. Pada fase ini tidak semua ibu postpartum
mampu beradaptasi secara psikologis sehingga muncul gangguan mood yang berkepanjangan
ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, cemas, panik, mudah marah, kelelahan, disertai
gejala depresi seperti gangguan tidur dan selera makan, sulit berkonsentrasi, perasaan tidak
berharga, menyalahkan diri dan tidak mempunyai harapan untuk masa depan.
-
252. Seorang perempuan, 30 tahun, melahirkan bayi pertama 10 menit yang lalu dengan Berat
badan 3200 gram, panjang badan 50 cm plasenta lahir lengkap. Setelah plasenta lahir perawat
segera melakukan masase uterus.
Apakah tujuan dari tindakan tersebut?
A. Untuk merasakan kontraksi uterus pada saat plasenta lepas
B. Untuk merangsang kontraksi pembuluh darah uterus
C. Untuk mengurangi kontraksi uterus yang lemah
D. Untuk mengeluarkan sisa-sisa plasenta
E. Untuk mengurangi perdarahan

Jawaban: B
Penjelasan: menurut Chalid (2017) Salah satu langkah yang efektif untuk mencegah komplikasi
perdarahan pada saat melahirkan plasenta adalah manajemen aktif kala III, dengan menyuntikkan
oksitosin segera setelah bayi lahir, meregangkan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri
setelah plasenta lahir untuk merangsang kontraksi uterus.
253. Seorang Perempuan usia 29 tahun dirawat di ruang bersalin dengan keluhan nyeri perut
tembus kebelakang. Hasil pengkajian , pembukaan 10 cm, vulva dan anus membuka, kepala sudah
nampak pada vulva. Perawat mulai memimpin persalinan dan menganjurkan ibu untuk mengedan
sambil memijat perineum dengan kain steril dan menganjurkan ibu untuk tidak mengangkat
pantatnya.
Apakah Hasil yang diharapkan perawat ?
A. Lahirnya kepala
B. Tidak terjadi infeksi
C. Meminimalkan perdarahan
D. Mengurangi Nyeri persalinan
E. Mencegah terjadinya robekan pada jalan lahir
Jawaban: E
Penjelasan: menurut Tari (2010) Penahanan pada perineum antara anus dan vagina dapat
dilakukan dengan mudah agar tidak terjadi robekan perineum yang luas.

254. Tn M usia 40 tahun dibawa ke IGD akibat mengalami luka bakar. Dari hasil pengkajian
didapatkan bagian tubuh yang terbakar adalah pangkal paha kiri bagian depan sampai ke lutut,
genitalia, seluruh tangan kiri dan separuh bagian punggung. Luka bakar yang dialami pasien akibat
terkena ledakan tabung pengaduk cat di tempat kerjanya.
Berapakah luas luka bakar yang dialami pasien tersebut?
a. 23,5%
b. 28%
c. 32,5%
d. 37%
e. 46%
Jawaban : A
Pembahasan: berdasarkan prinsip rules of nine dalam perhitungan luas luka bakar, kaki nilainya
18% sehingga kalau hanya paha berarti 4,5%, genitalia nilainya 1%, satu tangan nilainya 9 %, dan
seluruh punggung nilainya 18 % jika sepatuh berarti 9 %. Sehingga total luas luka bakar pasien
diatas 23,5%.

255. Tn. X usia 39 tahun dibawa ke IGD karena luka bakar. Pasien mengalami luka bakar derajat 2
dengan luas 29%. Dari hasil pengkajian diketahui luka bakar karena terkena minyak air mendidih
yang tumpah di dapur rumahnya. Pasien saat ini sedang ditangani perawat dan dokter di IGD dan
akan dibawa ke ruang unit luka bakar.
Apakah kategori luka kabar yang dialami pasien tersebut ?
a. Luka bakar ringan
b. Luka bakar sedang
c. Luka bakar berat
d. Luka bakar inhalasi
e. Luka bakar resusitasi
Jawaban : C
Pembahasan: kriteria luka bakar ada 3, yaitu luka bakar berat, sedang, dan ringan. Jika luas luka
bakar diatas 25% pada usia produktif termasuk dalam luka bakar berat.

256. Tn. SL usia 69 tahun dibawa ke IGD karena mengalami luka bakar derajat II dengan luas 9%.
Dari hasil pengkajian diketahui luka bakar karena terkena minyak minyak mendidih. Pasien saat ini
akan dibawa ke ruang unit luka bakar untuk mendapatkan perawatan.
Apakah kategori luka bakar pasien diatas?
a. Luka bakar ringan
b. Luka bakar berat
c. Luka bakar sedang
d. Luka bakar inhalasi
e. Luka bakar dalam

Jawaban : A
Pembahasan: Kriteria luka bakar ringan adalah luasnya kurang dari 15% pada dewasa atau kurang
dari 10% pada anak-anak atau lansia sehingga pada kasus diatas termasuk luka bakar ringan.

257. Seorang perempuan usia 47 tahun dibawa ke RS karena mengeluh sesak nafas. Perawat
UGD memeriksa pasien tersebut hasilnya pernafasan 30 x/menit, edema di kaki dan tangan.
Pasien juga batuk berdahak, mual, muntah dan badan lemas. Hasil pemeriksaan darah
menunjukkan ureum 181 mg/dl dan creatinin 13 mg/dl. Hasil rontgen menunjukkan ada cairan
dalam paru-paru.
Apakah diagnosis keperawatan utama untuk pasien diatas?
a. Gangguan bersihan jalan nafas
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Gangguan irama nafas
d. Gangguan aliran nafas
e. Intoleransi aktivitas
Jawaban : A.
Pembahasan: Pada kasus diatas keluhan utamanya adalah sesak nafas yang didukung dengan RR
30 kali per menit dan batuk berdahak sehingga masalah yang perlu segera diatas adalah masalah
pada gangguan bersihan jalan nafas.

258. Seorang laki-laki usia 57 tahun sudah tujuh hari merasakan badan lemas, sesak nafas, dan
edema di seluruh tubuh. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium diketahui
pernafasan 33 x/menit, tekanan darah 170/100 mmHg, Hb 7 mg/dl, ureum 173 mmHg, creatinin 9
mg/dl.
Apakah yang harus segera dilakukan perawat terhadap pasien diatas?
a. Mengkaji kemampuan mobilitas fisik
b. Mengukur tekanan vena jugularis
c. Memberi oksigen nasal kanul
d. Mengukur derajat edema
e. Memberi posisi supine
Jawaban : C. Memberi oksigen nasal kanul
Pembahasan: dilihat dari kasus diatas masalah utamanya adalah pernafasan yang ditandai dengan
sesak nafas dan RR yang tinggi sehingga yang diperlukan pasien segera adalah bantuan oksigen
nasal kanul.

259. Seorang pasien usia 56 tahun mengeluh sesak nafas, badan lemah, mual, dan tidak nafsu
makan dan hasil pengkajian fisik tampak edema anasarka. Pasien sudah tiga hari dirawat. Tekanan
darah pasien tersebut 180/90 mmHg dan pernafasannya 27 x/menit. Hasil pemeriksaan fisik dan
diagnostik telah dilakukan dokter dan disimpulkan pasien harus menjalani hemodialisis.
Apakah tindakan keperawatan utama pada pasien diatas ?
a. Pantau intake dan output cairan
b. Periksa ureum dan kreatinin
c. Berikan latihan nafas dalam
d. Lakukan pemeriksaan
e. Batasi intake cairan
Kunci Jawaban : E
Pembahasan: Dari kasus diatas pasien mengalami gangguan pernafasan dan masalah lainnya
karena kerusakan ginjal sehingga yang harus diprioritaskan adalah mengurangi edema dengan
cara membatasi intake cairan agak kondisi pasien tidak semakin parah.

260. Seorang pasien usia 43 tahun dirawat dengan keluhan kulit gatal dan edema di kaki sejak 5
minggu yang lalu. Pasien mengeluh mual, muntah serta dan nafsu makan. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan nilai ureum darah 98 mgl/dl dan albumin 1,6 mg/dl.
Apa masalah utama pasien diatas?
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan sensori persepsi
e. Kerusakan integritas kulit

Pembahasan: dari data yang tersedia di kasus diatas, data gangguan nutrisi adalah yang paling
menonjol sehingga masalah utama pasien diatas adalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan.

261. Seorang pasien usia 46 tahun dirawat dengan edema sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
mengeluh sesak nafas serta sulit bekerja berat. Hasil pemeriksaan diketahui ureum darah 88 mgl/dl
dan albumin 2,9 mg/dl.
Apa tindakan perawat yang sesuai untuk masalah pasien diatas?
a. Cek kadar glukosa
b. Ajarkan teknik nafas dalam
c. Bantu pasien melakukan aktifitas harian
d. Awasi intake dan output cairan
e. Berikan diet tinggi protein
Pembahasan: Tindakan keperawatan yang tepat pada pasie nedema dan albumin yang rendah
adalah mengawasi intake cairan agar edema tidak bertambah parah dan mengganggu system
tubuh lainnya.

262. Seorang laki-laki usia 37 tahun dibawa ke IGD karena luka bakar. Hasil pengkajian didapatkan
kaki kiri, genitalia, seluruh tangan kiri dan separuh bagian punggung terbakar dengan derajat II.
Luka bakar yang dialami pasien akibat terkena ledakan mobil. Berapakah luas luka bakar yang
dialami pasien tersebut?
a. 37%
b. 36%
c. 32,5%
d. 39%
e. 46%
Jawaban : A
Pembahasan: Luas luka bakar kaki kiri adalah18%, genitalia 1%, seluruh tangan kiri 9%, separuh
punggung 9% sehingga total luas luka bakar pasien tersebut adalah 37%.

263. Tn. F usia 53 tahun datang ke RS karena mengeluh gatal dan panas pada kulit kepala. Pasien
tampak kurang bersih dan penampilan kusut. Dari hasil pemeriksaan pasien fisik akhirnya dokter
diberikan beberapa obat untuk mengatasi gangguan tersebut. Apakah kemungkinan gangguan
yang dialami pasien diatas?
a. Psoriasis
b. Dermatitis
c. Kusta
d. Impetigo
e. Pediculosis
Pembahasan: pasien diatas mengalami masalah dengan rambut dan kulit kepala. Dari semua
pilihan gangguan pada pasien yang sesuai dengan pilihan yang tersedia adalah pediculosis karena
penyakit ini terkait dengan kutu yang ada di rambut atau kulit kepala.

264. Suatu Desa, didapatkan data 65% remaja yang mempunyai kebiasaan merokok yang rata-rata
bisa menghabiskan 1 bungkus rokok/hari. Sudah ada 2 kasus Kanker Paru yang tercatat pada 1
tahun terakhir di desa tersebut.
Apa upaya pokok yang harus dilakukan seorang perawat komunitas?
a. Memasang poster “Stop Merokok” di Desa
b. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang “Bahaya Merokok”
c. Bekerjasama dengan pemerintah untuk membatasi penjualan rokok
d. Bekerjasama dengan pihak Rumah sakit untuk melakukan deteksi dini kanker Paru pada
remaja
e. Menganjurkan kepada orang tua untuk melarang anak remaja merokok
Jawaban : B
Penjelasan :
Upaya pokok yang harus dilakukan perawat komunitas adalah upaya promotif dan preventif yaitu
dengan memberikan Pendidikan kesehatan Bahaya merokok kepada masyarakat desa agar semua
penduduk desa bisa memahami bahaya merokok dan dapat bekerjasama dengan perawat
komunitas dalam mengatasi kebiasaan merokok pada remaja di desa.
265. Hasil survey komunitas di suatu kelurahan, didapatkan data masyarakat penderita penyakit
tidak menular (PTM); 45% Hipertensi, 30% Diabetes Melitus, 20% Gouth Artritis. Masyarakat
mempunyai kebiasaan untuk mengkonsumsi daging sapi, seafood, kue manis, dan kacang-
kacangan.
Apa yang harus dilakukan seorang perawat komunitas dalam menanggapi kasus diatas?
a. Mengajarkan Menu Makanan Diet Sehat bagi masyarakat kelurahan
b. Memberikan ceramah tentang bahaya PTM
c. Bekerjasama dengan PKK Kelurahan untuk menyediakan bahan makanan sehat
d. Melakukan check up kesehatan bagi masyarakat
e. Melarang penderita PTM untuk mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.
Jawaban : A
Penjelasan:
Salah satu penyebab tingginya angka PTM adalah pola diet masyarakat yang tidak sehat. Dengan
mengajarkan langsung kepada masyarakat tentang Menu Makanan Diet Sehat dapat membantu
peningkatan kesehatan penderita dan dapat mengurangi resiko PTM bagi masyarakat di kelurahan
tersebut.

266. Di Suatu Desa didapati masalah lingkungan dengan data; 40% masyarakat membuang
sampah di sungai, 30% masyarakat membuang sampah di depan rumah/pinggir jalan, 30%
masyarakat membuang sampah di kebun
Apa intervensi keperawatan prioritas yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menanggapi
kasus diatas?

a. Bekerjasama dengan pemerintah untuk membuat tempat pembuangan sampah Desa


b. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Pemeliharaan kesehatan Lingkungan; Kebersihan
dan Pengolahan Sampah”
c. Menganjurkan kepada masyarakat untuk jangan membuang sampah sembarang tempat
d. Bersama-sama dengan masyarakat membersihkan sampah di desa
e. Menganjurkan kepada masyarakat untuk jangan membuang sampah di Sungai.
Jawaban : B
Penjelasan :
Upaya pokok dalam kesehatan komunitas adalah upaya promotif dan preventif, dimana dalam
menanggapi kasus diatas, Pendidikan kesehatan “Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan;
kebersihan dan Pengolahan Sampah” adalah upaya promotif kesehatan yang harus dilakukan
terlebih dahulu dalam pemeliharaaan kesehatan lingkungan masyarakat.

267. Pada Suatu Desa, didapatkan data 75% anak balita belum mendapatkan imunisasi. Perawat
komunitas berencana memberikan Imunisasi pada saat pelaksanaan Posyandu di Balai Desa.
Apa upaya kesehatan yang dilakukan oleh perawat komunitas dalam kasus diatas?
a. Peningkatan Kesehatan
b. Pencegahan Penyakit
c. Pengobatan penyakit
d. Rehabilitasi Kesehatan
e. Pemeliharaan Kesehatan
Jawaban : B
Penjelasan:
Imunisasi adalah salah satu upaya Preventif kesehatan dalam hal ini pencegahan penyakit.
268. Seorang perawat komunitas baru saja ditugaskan di suatu desa yang terpencil. Berdasarkan
informasi yang didapatkan, desa tersebut memiliki masalah kesehatan lingkungan: Masyarakat
sering membuang sampah di selokan dan ternak peliharaan tidak memiliki kandang.
Apa langkah awal yang harus dilakukan perawat komunitas tersebut?
a. Bina hubungan saling percaya dengan masyarakat desa
b. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Kesehatan Lingkungan”
c. Bersama-sama dengan masyarakat desa membersihkan desa
d. Bekerjasama dengan pemerintah desa untuk membersihkan lingkungan desa
e. Menganjurkan masyarakat untuk tidak membuang sampah di selokan dan membuat kendang
ternak.
Jawaban : A
Penjelasan :
Perawat Komunitas dalam menjalankan tugas pelayanannya harus melakukannya Bersama-sama
dengan masyarakat. Oleh karena itu hal penting yang harus dimiliki perawat adalah kepercayaan
masyarakat, dengan membina hubungan saling percaya dengan masyarakat.

269. Berdasarkan hasil survey komunitas di suatu desa, didapatkan data bahwa 70% remajanya
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan instant dan jajanan pasar, dan sebagian besar dari
mereka sering menderita diare, gastritis, dan demam thypoid.
Apa yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menanggapi kasus diatas?
a. Menganjurkan kepada orang tua untuk melarang anaknya mengkonsumsi makanan instant
dan jajanan pasar
b. Berkerjasama dengan pemerintah desa untuk melarang penjualan makanan instant dan
jajanan pasar di desa
c. Memberikan ceramah tentang “Pola Makan yang Sehat bagi Remaja”
d. Mengajarkan kepada keluarga dan remaja tentang “Pola makan dan Menu Sehat bagi Remaja”
e. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang gastritis dan demam thypoid

Jawaban: D
Penjelasan :
Terkait kasus diatas, mengajarkan kepada keluarga dan remaja tentang Pola manakan dan Menu
Sehat bagi Remaja adalah upaya preventif untuk mengurangi resiko terjadinya gastritis dan demam
thypoid pada remaja di Desa.

270. Di suatu desa didapatkan data 65% masyarakat mengkonsumsi alkohol, dan pemuda yang
mabuk sering melakukan tindak kekerasan dan keributan di Desa.
Apa yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menanggapi kasus diatas?
a. Menganjurkan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi alkohol
b. Bekerjasama dengan pemerintah untuk memberantas alkohol di desa
c. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Bahaya Mengkonsumsi Alkohol” bagi masyarakat
desa
d. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Perilaku sehat” bagi pemuda desa
e. Menganjurkan kepada pemerintah untuk meningkatkan sistem keamanan desa
Jawaban : C
Penjelasan :
Pendidikan kesehatan tentang “Bahaya Mengkonsumsi Alkohol” bagi masyarakat desa adalah
upaya promotif kesehatan harus dilakukan perawat komunitas untuk memberikan pengetahuan dan
meningkatkan kesadasaran masyarakat untuk pentingnya melakukan pola hidup yang sehat.

271. Di Suatu Puskesmas Desa didapatkan data 2 penyakit terbesar di Desa adalah Diabetes
Melitus dan Hipertensi.
Langkah prioritas apa yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menghadapi kasus diatas?
a. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi”
b. Membuat perencanaan tentang program kesehatan yang harus dilakukan dalam mengurangi
angka kejadian Daibetes Melitus dan Hipertensi di Desa
c. Mengajarkan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi Diet Sehat Diabetes Melitus dan
Hipertensi
d. Melakukan pengkajian kesehatan kepada penderita diabetes melitus dan hipertensi di desa
e. Melatih kader untuk melakukan upaya preventif penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi
Jawaban : D
Penjelasan:
Pengkajian adalah tahap pertama dalam proses asuhan keperawatan komunitas.

272. Seorang perawat komunitas ditempatkan di Desa terpencil, dimana sebagian masyarakat desa
lebih memepercayai dukun desa dibandingkan petugas kesehatan professional karena kurangnya
pelayanan petugas kesehatan di Desa tersebut. Sebagian besar mata pencaharrian masyarakat
adalah petani.
Apa langkah awal yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menghadapi kasus diatas?
a. Bina hubungan saling percaya dengan Petani desa
b. Bina hubungan saling percaya dengan para ibu-ibu di desa
c. Bina hubungan saling percaya dengan para pemuda dan remaja desa
d. Bina hubungan saling percaya dengan semua pasangan usia subur di desa
e. Bina hubungan saling percaya dengan pemerintah, pemuka agama, pemuka adat,dan
Stakeholder desa lainnya
Jawaban : E
Penjelasan :
Seorang perawat komunitas saat pertama kali melakukan pelayanan keperawatan di suatu
komunitas, harus meminta ijin dan menjelaskan maksud dan tujuan pelayanan kesehatan yang
akan dilakukan di desa kepada para pemimpimpin/pemuka desa, agar dapat diteruskan kepada
masyarakat desa.

273. Di Suatu desa, didapatkan 5 kasus penderita kanker Payudara. Perawat komunitas berencana
melakukan Pendidikan kesehatan tentang “Penyakit & Deteksi dini Kanker Payudara” dengan
mengajarkan Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI) bagi para wanita di Desa.
 Apa peran perawat pada kasus tersebut?
a. Advokator
b. Koordinator
c. Kolaborator
d. Edukator
e. Konsultan
Jawaban : D
Penjelasan :
Pemberian Pendidikan Kesehatan bagi masyarakat adalah Peran Edukator yang dilakukan Perawat
Komunitas.

274. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu berada di kamar
bersalin. Hasil pengkajian pasien kesakitan, ingin mengejan tampak kepala sudah membuka vulva,
kemudian lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dagu, dan seluruh kepala. Observasi tanda-
tanda vital suhu 36,5oC, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, dan frekuensi nafas 22
kali/menit,
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus?

a. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar


b. Lahirkan bahu depan dan belakang
c. Cek adanya lilitan tali pusat
d. Lakukan pegangan biparietal
e. Bersihkan mata hidung dan mulut bayi

Pembahasan:

Pada kala II setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. Selanjutnya periksa kemungkinan
adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi: jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara klem
tersebut.

Strategi

Pada kala II setelah lahir kepala tahap selanjutnya penolong harus memastikan apakah ada lilitan
tali pusat pada bayi sebelum bayi melakukan putaran paksi luar

Jawab: C

275. Seorang perempuan berusia 23 tahun  P0A1  post partum spontan hari ke-1, dirawat di ruang
nifas. Hasil pengkajian belum ingin menambah jumlah anak, belum tahu akan menggunakan
kontrasepsi dan di berikan penyuluhan tentang KB.
Apakah kontrasepsi yang tepat dianjurkan pada kasus?

a. Menggunakan kondom
b. Pantang berkala
c. Tubektomi
d. Vasektomi
e. IUD

Pembahasan:

IUD yang merupakan singkatan dari intrauterine device (alat kontrasepsi dalam rahim), juga dikenal
dengan sebutan kontrasepsi spiral. IUD bekerja dengan cara menghambat gerakan sperma menuju
saluran rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga tidak terjadi kehamilan. Manfaat dan
kelebihan kontrasepsi IUD yang dapat diperoleh: dapat mencegah kehamilan hingga 99%, lebih
praktis, Harga yang relatif terjangkau, Aman untuk ibu menyusui, direkomendasikan untuk kondisi
tertentu dan tidak meningkatkan berat badan.

Strategi:

Fokus pada data bahwa pasien post partum spontan hari ke-1, memiliki bayi dan belum ingin
menambah jumlah anak

Jawab: E

276. Seorang perempun berusia 32 tahun G 2P1A0 inpartu berada di kamar bersalin. Hasil
pengkajian pasien melahirkan bayi cukup bulan, menangis, diletakkan didada ibu untuk IMD. 
Perawat mengecek fundus untuk memastikan kehamilan tunggal atau gemeli.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus?

a. Memotong tali pusat


b. Mengecek fundus uteri
c. Menyuntikkan oksitosin
d. Menjepit/klem tali pusat
e. Memberitahu pasien akan disuntik
 
Pembahasan:

Pada kala II setelah bayi lahir maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan tubuh bayi mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi di atas perut ibu, dan
memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus. Memberitahu ibu
bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik. Jangka waktu dari pemberian
suntikan oksitosin adalah dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, dengan dosis 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin).

Strategi:

Fokus pada data di mana pasien telah memasuki kala II, maka yang dilakukan adalah memastikan
bahwa kehamilan tunggal, dan memberikan suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit IM pada 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)

Jawab: C

277. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2020, dan
Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi:
88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
A. 13 Januari 2020
B. 13 Februari 2021
C. 12 Januari 2020
D. 12 Februari 2021
E. 13 Januari 2021

Pembahasan:

Penghitungan taksiran persalinan pada ibu dihitung dari HPHT dan menggunakan rumus naegel’s
Rule yaitu: tanggal ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1.

Strategi:

Fokus pada data HPHT pasien untuk dihitung dengan menggunakan rumus naegel’akan diperoleh
taksiran persalinan pasien.

Jawab: E
278. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU 28
centimeter dan Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan
Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Pembahasan:

Untuk menghitung usia kehamilan menggunakan rumus Mc. Donald’s dengan:

TFU dalam cm X 8 : 7 = …..minggu

Strategi:

Fokus pada data TFU pasien dalam cm. untuk dapat di hitung dengan menggunakan rumus Mc.
Donald’s

Jawab: A

279. Seorang perempuan umur 37 tahun datang ke PMB dengan keluhan telat haid 4 bulan, pusing,
mual dan merasa ada yang bergerak diperutnya. Hasil anamnesis ibu menikah sudah 16 tahun dan
belum pernah hamil dan tidak pernah ber KB. Hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit,
S: 36,3°C, P: 20x/menit. Palpasi payudara lembek, TFU tidak teraba bagian-bagian janin, DJJ tidak
ditemukan, pemeriksaan penunjang test pack (-). Penatalaksanaan apakah yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Konsul untuk USG
b. Konsul Psikolog
c. Konsul Psikiater
d. Konsul Psikiater
e. Konsul gizi

Pembahasan :
Hamil palsu atau pseudocyesis adalah kondisi yang membuat seorang wanita percaya bahwa
dirinya hamil, padahal tidak. Ia bahkan memiliki banyak gejala umum dari kehamilan. Pseudocyesis
sering menyerupai kehamilan yang sesungguhnya, dalam segala hal, kecuali kehadiran
jabang bayi. Pada semua kasus pseudocyesis yang terjadi, wanita benar-benar yakin bahwa ia
hamil. Secara fisik, gejala yang paling umum adalah perut yang buncit, mirip seperti sedang
mengandung bayi. Perut dapat mulai membesar seperti halnya kehamilan ketika bayi mulai tumbuh
dan berkembang. Selama hamil palsu, pembesaran perut ini bukan disebabkan oleh adanya bayi,
melainkan disebabkan oleh penumpukan gas, lemak, kotoran, air seni. Untuk menentukan apakah
seorang wanita mengalami hamil palsu, biasanya dokter akan mengevaluasi gejalanya, yaitu
dengan melakukan pemeriksaan panggul dan USG perut. 
(Husin, 2014, Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Sagung Seto:Jakarta)

280. Seorang perempuan umur 39 tahun, G2P1A0 merasa hamil 3 bulan datang ke PMB dengan
keluhan mual muntah berlebih sudah sejak 1 mg yang lalu disertai beberapa hari ini keluar darah
flek coklat dari kemaluan. Hasil pemeriksaan TD: 100/70 mmHg, N 108x/menit, S:36,5°C,
P:20x/menit, tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ditemukan.
Pemeriksaan penunjang PP test (+). Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?
a. Abortus Iminen
b. Molahidatidosa
c. Abortus Insipiens
d. Abortus incomplit
e. Kehamilan ektopik terganggu

Pembahasan :

Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau seluruh vili
korialisnya mengalami degenerasi hidrofik berupa gelembung yang menyerupai anggur
(Martaadisoebrata, 2005). Pada awalnya, molar pregnancy mem punyai gejala mirip kehamilan
biasa. Namun, ada beberapa gejala mendasar lainnya yang dapat menandakan hamil anggur.
Antara lain:

- Bercak darah dari vagina di trimester pertama yang berwarna coklat tua hingga merah terang
- Rasa sakit atau tekanan pada panggul
- Rahim yang lebih besar dari biasanya
- Mual dan muntah parah
- Tanda-tanda hipertiroidisme, seperti mudah cemas/gugup atau lelah, detak jantung cepat dan
tidak teratur, banyak berkeringat.
- Jaringan atau cairan kental menyerupai anggur yang keluar dari vagina.
- Tekanan darah tinggi.
- Sesak napas, batuk berdahak darah. Ini terjadi karena koriokarsinoma dari hamil anggur sudah
menyebar ke paru-paru sebelum didiagnosis.

281. Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IRD dengan keluhan terasa sangat nyeri dan
berat pada dada kirinya saat bangun tidur. Nyeri bertambah saat beraktifitas. Pemeriksaan fisik :
TD 88/60 mmHg, RR : 26 x/mnt, klien mengatakan bahwa skala nyeri 7 . Hasil pemeriksaan EKG
terdapat ST elevasi dan T depresi.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada klien?
a. Nyeri akut
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Perubahan perfusi jaringan
d. Gangguan istirahat tidur
e. Intoleransi aktifitas

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan nyeri dada pada saat kerja jantung kita meningkat, misal
saat beraktifitas, rasa nyeri timbul mendadak dan tidak berkurang saat istirahat
Kunci jawaban
A

282. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di bawa ke UGD dengan keluhan pusing, sesak nafas,
mual dan nyeri dada. Pada saat dipakai aktifitas klien juga mengeluh berdebar-debar. Pemeriksaan
fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 115 x /mnt, RR : 30 x/mnt, berkeringat dingin, tampak pucat. Diagnosa
Medis gagal jantung kongestif.
Masalah keperawatan prioritas pada klien diatas adalah ...
a. Gangguan pertukaran gas
b. Perubahan perfusi jaringan
c. Gangguan pola nafas
d. Nyeri akut
e. Penurunan curah jantung

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi jantung tidak dapat memompa (sistolik) atau
mengisi darah (diastolik) sebagaimana mestinya, Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
mengakibatan cairan terdorong ke jaringan paru sehingga menyebabkan dispneu akibat
penimbunan cairan dalam alveoli
Kunci jawaban
A

283. Seorang perempuan usia 50 tahun menderita gagal jantung kongestif. Klien mengeluh mudah
lelah saat beraktifitas walaupun hanya melakukan aktifitas harian di rumah,seperti makan, minum,
mandi, dan personal hygiene.
Masalah keperawatan prioritas pada klien adalah ....
a. Gangguan pola nafas
b. Nyeri akut
c. Intoleransi aktifitas
d. Gangguan istirahat tidur
e. Perubahan perfusi jaringan

Rasional
Ciri khas gagal jantung kongestif adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan untuk
meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C
284. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnosa IMA. Klien belajar
duduk disisi tempat tidur sambil dibantu anaknya. Tiga menit setelah duduk klien mengeluh nyeri
dada. Pemeriksaan fisik didapatkan tampak berkeringat dingin, TD:105/70 mmHg, RR : 29 x/mnt,
Apakah prioritas tindakan yang harus dilakukan perawat ?
a. Menghentikan aktifitas klien
b. Segera lapor pada dokter
c. Membaringkan klien ditempat tidur
d. Membantu segala ADL klien
e. Memposisikan klien semifowler

Rasional
Pada infark miokard akut adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan untuk
meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C

285. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dengan tinggi badan 170 cm dirawat di RS dengan keluhan
mual bila dibuat makan, muntah, badan lemah. Sebelumnya pasien pernah menderita Typhoid 3
bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan, abdomen distensi, RR 20x/menit, TD :
120/80mmhg, Hb 9,2gr%. BB: 40 kg.
Apakah prioritas masalah keperawatan yang dialami pasien tersebut ?
a. Intoleransi Aktivitas
b. Penurunan Perfusi Jaringan`
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan
d. Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Kurang pengetahuan

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan masalah pada pencernaan, dengan output yang berlebihan
dan tidak dapat menerima makanan akibat mual dan muntah
Kunci jawaban
C

286. Seorang laki-laki berusia 74 tahun dirawat di RS dengan keluhan pusing, bicara pelo, tubuh
terasa lemah pada ekstrimitas kiri, nafsu makan menurun dan muntah proyektil. Hasil pemeriksaan
didapatkan T: 150/100 mm Hg, N : 60 x/mnt, RR : 24x/mnt. CT scan : ICH periventrikel lateral dan
brain atropi sedang. Diagnose medis CVA bleeding.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?
a. Nyeri akut
b. Kerusakan Komunikasi verbal
c. Gangguan perfusi jaringan cerebral
d. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Gangguan mobilitas fisik
Rasional
Pada CVA bleeding menyebabkan thrombus atau emboli di daerah serebral yang akan
mengakibatkan suplai darah ke jaringan serebral tidak adequat
Kunci jawaban C

287. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa Diabetes Mellitus.
Klien mengeluh luka pada kaki sudah 2 minggu tidak sembuh-sembuh, badan panas, mual,
muntah, tidak pernah kontrol. Hasil pemeriksaan didapatkan setelah dibuka terdapat pus, tampak
kemerahan, dan terdapat jaringan nekrosis.
Masalah keperawatan utama pada klien tersebut?
a. Kurangnya pengetahuan
b. Hipertermi
c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Resiko infeksi
e. Gangguan perfusi jaringan

Rasional
Pada Diabetes Mellitus akibat defisiensi insulin mengakibatkan hiperglikemia, menimbulkan
gangguan peredaran darah sehingga muncul luka yang menyebabkan suplai ke jaringan perifer
menurun
Kunci jawaban
E

288. Seorang laki-laki 45 tahun, dibawa oleh keluarga ke RS dengan keluhan sudah 3 hari tidak
bisa kencing. Pemeriksaan fisik teraba penuh pada abdomen bawah (kandung kencing). Pasien
diberikan intervensi pemasangan kateter. Saat di pasang kateter didapatkan adanya tahanan dan
kateter susah dimasukkan.
Apakah tindakan yang pertama kali dilakukan pada kasus tersebut?
a. Melepas kateter
b. Meneruskan pemasangan kateter
c. Mengkaji adanya tahanan
d. Melaporkan pada Dokter
e. Melanjutkan pemasangan

Rasional
Dalam pemasangan kateter jika ada tahanan akan menyebabkan iritasi, maka diwajibkan untuk
menarik kembali selang kateter agar tidak melengkung yang mengakibatkan iritasi lalu pendarahan
Kunci jawaban
A

289. Seorang perempuan, berusia 40 Tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan panas
selama 3 hari berturut-turut, mual, muntah 6 kali, diare, nafsu makan menurun, nyeri kepala. Dalam
pengkajian tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmhg, Nadi 110 x/menit, RR 24
x/menit, Suhu 38,5 0C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b Hipertermi
c Defisit volume cairan & elektrolit
d Gangguan pola nafas
e Nyeri (akut)

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, ada dehidrasi, output berlebihan dan input berkurang
Kunci jawaban
C

290. Seorang laki-laki 24 tahun, dibawa dibawa petugas Dinas sosial ditemukan di pinggir jalan
dengan kondisi badan terlihat kotor, badan mengeluarkan bau tidak sedap, rambut acak acakan.
Pasien tampak lemah. T : 110/70 mmhg, N : 100 x/mnt. Perawat memandikan klien akan tetapi
klien menggigil sebelum proses selesai.
Tindakan pertama apa yang dilakukan pada kasus tersebut?
a. Melanjutkan memandikan
b. Menghentikan memandikan
c. Mengevaluasi keadaan klien
d. Memberi selimut hangat
e. Mengkaji penyebab

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, kondisi menggigil sehingga wajib untuk dihentikan, agar
tidak terjadi hipotermi
Kunci jawaban
B

291. Seorang pasien, laki-laki, usia 33 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RSJ. Pasien nampak
ketakutan, ekspresi tegang, berusaha menutupi wajahnya, dan mengatakan melihat bayangan laki-
laki tinggi besar yang akan melukainya. Pasien sulit diajak komunikasi dan diarahkan.
Berapakah skor RUFA (Respon Umum Fungsi Adaptif) pasien tersebut ?
A. 1 – 10
B. 11 – 20
C. 21 – 30
D. 31 – 40
E. 41 – 50

Rasional
Pengkajian kedaruratan pasien psikiatri menggunakan skor RUFA (Respon Umum Fungsi Adaptif)
yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu skor 1-10, 11-20, dan 21-30. semakin rendah skor RUFA
menunjukkan kondisi pasien yang semakin darurat dan membutuhkan tindakan yang sangat
intensif.
Pada kasus diatas, pasien mengalami halusinasi pada level 4, yaitu pasien dikontrol oleh
halusinasinya sehingga respon pasien ketakutan dan panik sesuai dengan isi halusinasinya serta
sulit diajak berkomunikasi atau diarahkan. Pasien yang mengalami halusinasi level 4 memiliki skor
RUFA 1-10 dan mendapatkan perawatan intensif I.
Kunci jawaban
A

292. Seorang pasien laki-laki, usia 41 tahun, saat ini dirawat dengan masalah keperawatan utama
waham sisip pikir dan memiliki skor RUFA 21-30. Pikiran dan perasaan pasien kadang-kadang
dikendalikan wahamnya, sehingga komunikasinya masih sering terganggu oleh wahamnya.
Apa prinsip tindakan (intervensi) pada pasien tersebut ?
A. Observasi ketat
B. Bantu pemenuhan kebutuhan dasar
C. Pencegahan cedera pada pasien, orang lain, dan lingkungan
D. Berikan terapi musik sebagai terapi modalitas
E. Memfasilitasi perawatan mandiri pasien

Rasional
Perawatan pasien gangguan jiwa termasuk waham dapat dikelompokkan dalam 3 fase perawatan,
yaitu intensif I dengan skor RUFA 1-10, intensif II dengan skor RUFA 11-20, dan intensif III dengan
skor RUFA 21-30. Data di atas menunjukkan kondisi pasien waham berada pada fase intensif III
(skor RUFA 21-30), sehingga prinsip tindakan memfasilitasi perawatan mandiri pasien. Pada
perawatan intensif I prinsip tindakan life saving dan mencegah cedera. Pada perawatan intensif II
prinsip tindakan lanjutan observasi dari intensif I dan mencegah cedera pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.
Kunci jawaban
E

293. Seorang pasien perempuan, usia 32 tahun, mendapatkan terapi Amitriptilin 3x75 mg dari
dokter puskesmas. Pasien menyatakan kadang-kadang tidak minum obatnya karena jika minum
obat menyebabkan mulutnya kering dan konstipasi.
Apa tindakan perawat pada pasien tersebut?
A. Kolaborasi untuk menghentikan pemberian obat
B. Berikan minum/cairan tinggi gula
C. Tingkatkan asupan cairan dan diet tinggi serat
D. Anjurkan pasien untuk sering makan permen
E. Berikan laksatif

Rasional
Amitriptilin merupakan obat anti depresan yang memiliki salah satu efek samping kolinergik berupa
mulut kering dan konstipasi. Intervensi yang tepat pada pasien dengan masalah mulut kering dan
konstipasi sebagai efek samping amitriptilin adalah meningkatkan asupan cairan dan diet tinggi
serat.
Kunci jawaban
C

294. Seorang perawat mendapat tugas untuk merawat klien dengan masalah utama risiko perilaku
kekerasan. Perawat tersebut gelisah dan cemas memikirkan apa yang akan dilakukan pada
interaksi pertama pada pasien risiko perilaku kekerasan. Untuk mengatasi hal tersebut, perawat
membaca buku pedoman asuhan keperawatan pasien risiko perilaku kekerasan yang ada di
ruangan.
Apakah tahapan hubungan terapeutik perawat-pasien pada kasus diatas?
A. Pra interaksi
B. Orientasi
C. Interaksi
D. Kerja
E. Terminasi

Rasional
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan menggunakan tahapan komunikasi terapeutik
yang meliputi tahap pra interaksi, orientasi/interaksi, kerja, dan terminasi. Tahap pra interaksi
merupakan tahap sebelum perawat bertemu dan berinteraksi dengan pasien. Pada tahap pra
interaksi, perawat mempersiapkan diri, eksplorasi perasaan sendiri, fantasi, dan kecemasan.
Kunci jawaban
A

295. Seorang pasien laki-laki, usia 42 tahun, sudah 1 minggu dirawat di RSJ. Di rumah pasien
bicara dan tertawa sendiri, mengurung diri, tidak bisa tidur, dan mengancam akan membunuh
istrinya. Pasien sering menyendiri, kontak mata kurang, malas berinteraksi, mengatakan dirinya
malu karena dirawat di RSJ dan sebagai manusia yang tidak berguna.
Apakah terapi aktivitas kelompok (TAK) yang tepat untuk pasien tersebut?
A. TAK sosialisasi
B. TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
C. TAK stimulasi persepsi harga diri rendah
D. TAK stimulasi persepsi halusinasi
E. TAK stimulasi sensori mendengarkan musik

Rasional
Masalah keperawatan utama pasien pada saat ini adalah harga diri rendah, sehingga TAK yang
paling tepat diberikan pada saat ini adalah TAK stimulasi persepsi harga diri rendah. Pada kasus di
atas juga terdapat data yang menunjukkan bahwa pasien mengalami halusinasi, risiko perilaku
kekerasan, dan isolasi social, namun sata yang paling menonjol here and now adalah harga diri
rendah.
Kunci jawaban
C
296. Seorang pasien perempuan, usia 31 tahun, seminggu ini dirawat di RSJ. Pasien tidak
mengenal pasien lain, menolak interaksi, menyendiri, kontak mata kurang. Keluarga menyatakan di
rumah pasien mengamuk dan memukul adiknya tanpa sebab. Sebelum sakit, pasien bekerja
sebagai buruh pabrik.
Apa tindakan keperawatan untuk pasien di atas?
A. Libatkan pasien dalam aktivitas kelompok
B. Latih pasien berkenalan dengan orang lain
C. Bantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
D. Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan berhubungan dengan orang lain
E. Bantu pasien mengidentifikasi kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

Rasional
Data pada kasus menunjukkan masalah keperawatan utama pada pasien adalah isolasi sosial.
Semua pilihan jawaban ABCDE juga merupakan tindakan untuk pasien isolasi sosial. Namun, dari
pilihan jawaban tersebut yang harus dilakukan pertama kali adalah membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial.
Kunci jawaban
C

297. Seorang pasien, laki-laki, usia 34 tahun dirawat di RSJ yag ke-3 kalinya. Pasien bicara sendiri,
marah-marah tanpa sebab, mondar mandir, keluyuran dan meresahkan tetangga. Pasien
menyatakan malu menderita gangguan jiwa. Pasien bercerai dengan istrinya 2 tahun yang lalu dan
anak-anaknya bersama mantan istri. Pasien merasa gagal sebagai seorang suami dan ayah untuk
anak-anaknya.
Apakah tindakan keperawatan untuk pasien tersebut?
A. Latih pasien teknik nafas dalam
B. Latih pasien menghardik halusinasi
C. Bantu pasien mengidentifikasi harapan masa depan
D. Latih pasien merapikan piring setelah makan bersama
E. Bantu pasien mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki

Rasional
Data pada kasus di atas menunjukkan bahwa pada saat di rumah pasien mengalami halusinasi dan
risiko perilaku kekerasan, namun saat ini masalah keperawatan utama pasien adalah harga diri
rendah. Oleh karena itu tindakan prioritas saat ini adalah untuk mengatasi masalah harga diri
rendah yang pertama yaitu option E. Setelah teridentifikasi kemampuan positif kemudian melatih
berbagai kemampuan positif tersebut. Option A untuk risiko perilaku kekerasan, dan option B untuk
masalah halusinasi.
Kunci jawaban
E

298. Seorang pasien laki-laki, usia 28 tahun, dibawa keluarganya ke RSJ karena mengamuk,
memecahkan alat rumah tangga,bicara kasar, mengancam, tidak bisa tidur, mondar-mandir, makan
sedikit, dan tidak mau mandi. Pasien mengatakan sudah lebih tenang, kontak mata terbatas,
halusinasi 2-3 kali sehari berupa suara laki-laki yang mengejeknya.
Apakah masalah keperawatan pasien tersebut?
A. Isolasi sosial
B. Harga diri rendah
C. Defisit perawatan diri
D. Risiko perilaku kekerasan
E. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

Rasional
Masalah keperawatan utama pada pasien gangguan jiwa bersifat here and now. Pada kasus di
atas, data yang ada pada pasien saat ini menunjukkan pasien mengalami masalah keperawatan
utama gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran. Saat baru masuk RSJ masalah
keperawatan utama pasien adalah risiko perilaku kekerasan.
Kunci jawaban
E

299. Seorang pasien laki-laki, usia 32 tahun sudah 2 hari dirawat di RSJ. Di rumah pasien marah-
marah dan mengancam akan membunuh ibunya jika tidak dibelikan sepeda motor. Pasien kurang
kooperatif, bicara kasar, mata melotot, membatasi interaksi, aktifitas diarahkan, kuku panjang,
rambut dan kumis tidak rapi, menyatakan ibunya tidak menyayanginya dan telah menghianati
ayahnya.
Apakah tindakan keperawatan pada pasien tersebut?
A. Mengidentifikasi penyebab marah dan tanda gejala yang dirasakan pasien
B. Mengidentifikasi defisit perawatan diri pasien
C. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
D. Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki pasien
E. Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari pasien.

Rasional
Sesuai kasus di atas, maka masalah keperawatan utama pasien adalah risiko perilaku kekerasan
(RPK) karena data RPK yang paling banyak ditemukan. Langkah awal dalam intervensi pasien
dengan RPK adalah Mengidentifikasi penyebab marah dan tanda gejala yang dirasakan pasien,
kekerasan yang dilakukan dan dampak kkerasan yang dilakukan. Setelah itu baru melatih
beberapa cara untuk mengontrol marah.
Kunci jawaban
A

300. Seorang pasien perempuan, usia 28 tahun diantar keluarganya di RSJ karena marah-marah
tanpa sebab, gelisah, dan tidak bisa tidur. Pasien menyatakan kesal dengan ibunya karena selalu
membandingkan dirinya dengan adik-adiknya. Pasien kurang kooperatif, bicara kasar, mata
melotot, membatasi interaksi, aktifitas diarahkan, kuku panjang, rambut tidak disisir. Dua tahun
yang lalu pasien pernah mencoba bunuh diri karena mendengar suara yang mengatakan lebih baik
dirinya mati.
Apakah evaluasi keperawatan pada pasien tersebut ?
A. Pasien mampu melakukan perawatan diri
B. Pasien mampu mengontrol halusinanya
C. Pasien mampu mengontrol marah
D. Pasien memiliki koping yang positif
E. Pasien mampu berkenalan dengan orang lain.

Rasional
Data pada kasus dominan menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan utama
risiko perilaku kekerasan, sehingga evaluasi keperawatannya yaitu pasien mampu mengontrol
marah. Option jawaban yang lain (ABDE) merupakan evaluasi keperawatan yang juga muncul pada
pasien sesuai data yang ada, namun datanya tidak serbanyak masalah risiko perilaku kekerasan.
Kunci jawaban
C

301. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri
dada. Hasil pengkajian didpatkan pasien ada riwayat benturan dada akibat kecelakaan lalu lintas.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi Nadi 130x/m, frekuensi nafas 28x/menit
dan suhu 37,8°C, tekanan vena jugularis meningkat, perkusi thoraks hipersonor, tampak sesak
semakin bertambah.
Apakah tindakan yang tepat pada kasus diatas?
a. Memasang infus cairan kristaloid
b. Menganjurkan relaksasi nafas dalam
c. Memberikan oksigen 10 L/menit
d. Melakukan dekompresi Needle
e. Melakukan kompres hangat

Rasional
Rasioanal pada kasus diatas terjadi peningkatan vena jugularis, perkusi thoraks hipersonor, riwayat
trauma dada, semakin sesak mengindikasikan terisi udara pada rongga thoraks, ekspansi paru
tidak maksimal/kolaps. Jadi tindakan yang tepat adalah D untuk menguras=ngi sesak pasien,
mengembalikan kembang kempis paru dan mengeluarkan udara dalam rongga thoraks
Kunci
D

302. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar oleh keluarganya ke UGD dengan kondisi
penurunan kesadaran dialami sejak 15 menit yng lalu. Hasil pengkajian didapatkan keluarga
mengatakan pasien ada riwayat penyakit stroke, terdengar suara nafas snoring dan gelisah. Hasil
Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 150/100 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 28
x/menit dan suhu 37,9° C. ners yang sedang shift melakukan head tilt chin lift.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Melakukan suction 
b. Memasang orofaringeal airway
c. Memasang endotracheal tube
d. Melakukan jaw trust
e. Melakukan pemasangan infus

Rasional
Rasional pada kasus diatas pasien mengalami penuruan kesadaran yang mengakibatkan resiko
lidah jatuh ke belakang yang mengakibatkan obstruksi jalan nafas sehingga muncul suara
tambahan snoring. Bunyi snoring muncul akibat sumbatan benda padat pada jalan nafas atau lidah
jatuh ke belakang. Jadi tindakan awal adalah buka jalan nafas dengan head tilt chin lift kemudian
pasang OPA untuk mempertahankan jalan nafas pasien
Kunci
B. memasang OPA

303. Seorang perempuan berusia 25 tahun diantar ke UGD oleh keluarganya dengan kondisi
penurunan kesadaran akibat KLL 20 mnit yang lalu. Nampak cedera pada kepala, terdengar bunyi
gurgling, perdarahan pada telapak tangan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 110/60 mmHg,
frekuensi Nadi 100x/menit, frekuensi nafas 14 x/menit, suhu 35,6°C.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
b. Resiko kekurangan volume cairan
c. Ketidakefektifan jalan nafas
d. Kerusakan integritas kulit
e. Hipotermia

Rasional
Rasionalnya adalah opsi jawaban pada kasus diatas semua benar. Akan tetapi yang diprioritaskan
adalah ketidakefektifan jalan nafas. Indikasi jalan nafas tidak efektif pada kasus diatas seperti
terdengar suara gurgling
Kunci
C. ketidakefektifan jalan nafas

304. Seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD dengan kondisi luka bakar. Hasil
pemeriksaan fisik didaptkan luas luka bakar 40%, TD: 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit,
frekuensi nafas 24 x/menit, BB : 50 kg.
Berapakah kebutuhan cairan dalam 24 jam pada kasus tersebut dengan menggunakan formula
bexter ?
a. 8000 ml
b. 4000 ml
c. 5000 ml
d. 2400 ml
e. 2000 ml
Rasional
Kebutuhan cairan = 4 cc x BB (dalam Kg) x luas luka bakar (%)
4 cc x 50 kg x 40 % = 8000
Kunci
A. 8000 ml

305. Seorang perempuan berusia 50 tahun masuk UGD dengan keluhan nyeri kepala dan pusing.
Pasien mempunyai riawayat penyakit DM dan sedang menjalani terapi insulin. Hasil pengkajian
didapatkan pasien terlihat kebingungan, diaphoresis. Pemeriksaan fisisk didaptkan TD : 100/70
mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 36 ° C. hasil pemeriksaan
penunjang : GDS = 40 mg/dl.
Apakah tindakan yang tepat dilakaukan pada kasus teresbut ?
a. Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv
b. Memberikan oksigen 6 L/menit
c. Melakukan pemeriksaan EKG
d. Menyelimuti tubuh pasien
e. Cek gula darah puasa

Rasional
Rasional kondisi pasien diatas mengalami hipoglikemia terlihat dari hasil GDS 40 mg/dl. Jadi untuk
regulasi penanganan kegawat daruratan pertama harus dengan dextrose 50 ml/iv.
Kunci
A. Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv

306. seorang perawat bekerja pada suatu shift berjalan ke ruang rawat pasien dan menemukan
pasien tidak sadarkan diri. Pasien tidak bernafas, tidak teraba nadi, perawat dengan segera
Apakah tindakan selanjutnya yang seharusnya dilakukan perawat ?
a. Berikan bantuan pernafasan
b. Berikan pasien oksigen
c. Mulai lakukan kompresi dada
d. Ventilasi dengan mulut dan alat sungkup
e. Lakukan posisi pemulihan

Rasional
Perawat sebaiknya mengikuti prosedur CAB (compressions, airway and Breathing). Berdasarkan
hal tersebut, tindakan yang selanjutnya dilakukan oleh perawat yaitu mulai dengan kompresi dada.
Kunci
c. mulai lakukan kompresi dada

307. Seorang perempuan berusia 50 diantar ke UGD akibat luka bakar 25 % dengan keluhan sesak
nafas. Setelah diobservasi pasien dikirm ke ICU untuk pemasangan ventilasi mekanik. Hasil
pemeriksaan didaptkan : PaCO2 : 80 mmHg, PaO2 : 50 mmHg, Ph : 7,10, HCO3 : 23. Tim
menganjurkan untuk pemasangan ventilator.
Apakah yang menjadi indikasi dari tindakan kolaborasi pada kasus tersebut?
a. Asidosis metabolik
b. Alkalosis metabolik
c. Asisdosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi

Kunci
B. Asidosis respiratorik
Rasional
Sebelum melakukan analisis gas darah, maka kita wajib mengetahui rentang nilai normal dan
interpretasi dari tiap komponen
1. PH
Rentang nilai normal : 7,35 – 7,45
Asidosis : <7,35
Alkalosis : >7,45
2. PaO2
Rentang nilai normal : 80 – 100 mmHg
Hipoksemia : 70 – 80 mmHg
Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
Hipoksemia berat : <60 mmHg
3. SaO2
Rentang nilai normal : 35 – 45 mmHg
Asidosis respiratorik : > 45 mmHg (Ph turun)
Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (Ph Naik)
4. HCO3
Rentang nilai normal : 22 – 26 meq/L
Asidosis metabolic : <22 meq/L (pH turun)
Alkalosis metabolic : >26 mEq/L (PH naik)

308. seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD karena tidak sadar karena kecelakaan
lalu lintas 1 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran,
pernafasan snoring (ngorok). Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 160/90 mmHg, frekuensi nadi
80 x/menit reguler, frekuensi nafas 28x/menit dan suhu 37°C. Dari informasi didapatkan ada riwayat
benturan dikepala
Apakah tindakan prioritas pada pasien diatas ?
a. Pasang OPA (mayo, gudel)
b. Monitor tanda-tanda vital
c. Berikan posisi semi fowler
d. Hiperekstensi leher
e. Finger sweep
Rasional
Rasional pada kasus diatas yaitu kondisi pasien yang mengalami penuruanan kesadaran dan
pernafasan dengan bunyi snoring atau ngorok maka untuk mengamankan jalan nafas pasie supaya
paten adalah dengan melakukan pemasangan OPA untuk mencegah lidah jatuh kebelakang.
Kunci
A. Pasang OPA (mayo, gudel

309. Seorang laki-laki berusia 38 tahun masuk IGD mengeluh sakit pada daerah punggung setinggi
lumbal kebawah setelah mengalami jatuh  dari lantai 2 dengan posisi jatuh terduduk. Hasil
pengkajian  sudah 1 minggu pasien tidak dapat mengontrol buang air besar dan buang air kecil,
lumpuh  pada kedua kaki dan terasa kaku pada daerah kaki bawah kanan dan kiri.
Apakah masalah keperawatan pada pasien diatas ?
a. Gangguan pemenuhan aktifitas sehari-hari
b. Gangguan eleminasi BAB dan BAK
c. Gangguan persepsi sensori
d. Gangguan mobilitas fisik
e. Ganguan integritas kulit

Rasional
Rasional pada kasus diatas adalah perhatikan pada hasil pengkajia yang sudah dilakukan yaitu
pasien sudah 1 minggu tidak dapat mengontrol BAB dan BAK yang diakibatkan cedera yang
dialami yaitu pada bagian lumbal pasien sehingga diagnose yang paling tepat adalah gangguan
eliminasi BAB dan BAK
Kunci
B

310. Seorang perempuan berusia 35 tahun,masuk IGD , mengeluh badannya panas, lemes, tak ada
nafsu makan, lidah terasa pahit, konstipasi, perut nyeri. Hasil pemeriksaan lidah pasien kotor, tepi
lidah merah, TD 100/60 mmHg, Nadi 100 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, Suhu axilla
390 C
Apakah tindakan prioritas keperawatan pada pasien diatas ?
a. pemberian kompres hangat
b. anjurkan bedrest total
c. pemberian diit lunak
d. pasang infus
e. huknah rendah

Rasional
Hal yang paling penting dilakukan pad pasien tersebut yaitu focus pada penurunan suhu termal
pasien karena pada hasil pengkajian yang didapatkan yaitu suhu axilla 39°C. yang
mengindikasikan penyebab dari itu semua adalah adanya kemungkinan infeksi oleh virus
salmonellah thypoid sehingga factor pertama yang perlu ditangani adalah penururan suhu tubuh
Kunci
A. pemeberian kompres hangat
311. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat dengan keluahan BAB cair. Hasil pengkajian
didapatkan BAB 10 kali sejak pada hari ini. Pasien mengatakan mules, turgor kulit jelek, mata
cekung, nyeri abdomen sakala 4 (0-10). Lemas dan aktivitas dibantu oleh keluarga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi nafas 24
x/menit, dan suhu 38° C.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas ?
a. Nyeri akut
b. Hipertermia
c. Intoleransi aktivitas
d. Gangguan eliminasi
e. Kekurangan volume cairan

Rasional
Cukup jelas, pasien dengan keluhan BAB cair, frekuensi BAB 10 kali dan turgor kulit jelek, mata
cekung, nyeri abdomen, lemas dan aktifitas dibantu merupakan gejala dari diagnosa kekurangan
volume cairan.
Kunci
E

312. Seorang perawat bertugas sebagai ketua tim, salah satu kliennya mengalami gangguan
pertukaran oksigen. Tindakan yang dilakukan pada klien tersebut sudah sesuai dengan
perencanaan, namun sampai batas waktu yang ditentukan masalah belum teratasi bahkan muncul
masalah baru.
Apa kegiatan yang tepat untuk mengatasi masalah pada klien tersebut adalah?
A. Delegasi
B. Supervisi
C. Hand over
D. Discharge planning
E. Ronde keperawatan
Rasional
Ronde keperawatan bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dengan pendekatan
berfikir kritis dan melibatkan kerjasama antar tim kesehatan
Kunci jawaban
E

313. Seorang kepala ruangan di ruang rawat inap mendapat komplain dari seorang ibu yang
mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan tidak bagus dan mengklaim bahwa perawatnya tidak
bekerja sesuai dengan prosedur yang ada sehingga anaknya tidak sembuh-sembuh.
Bagaimana sikap yang tepat sebagai kepala ruangan dalam menghadapi konflik tersebut ?
A. Mendengarkan dengan seksama keluhan klien dan memperhatikan respon non verbal
B. Memberikan sanksi pada perawat yang bertanggung jawab pada klien tersebut
C. Membela staf perawatnya karena dirasa semua bekerja sesuai dengan SOP
D. Melakukan mediasi dengan keluarga pasien
E. Melaporkan masalah ini pada kepala bidang keperawatan
Rasional
Mediasi adalah upaya untuk menyelesaikan konflik dengan menunjuk pihak ketiga. Dalam hal ini
kepala ruangan adalah pihak ketiga dalam menyelesaiakan konflik antara perawat dan keluarga
pasien.
Kunci jawaban
D

314. Seorang mahasiswi yang sedang praktik di ruang interna, pada saat dinas malam ia
diberikan tugas untuk mengambil sampel darah pada pasien hepatitis. Tusukan pertama gagal
sehingga ia harus mengulang kembali dengan menggunakan jarum yang sama, tanpa sengaja
jarinya tertusuk jarum bekas pakai tersebut.
Apa tindakan pertama kali yang harus dilakukan oleh mahasiswi tersebut?
A. Minum vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
B. Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan
C. Melaporkan kejadian pada tim keselamatan kerja
D. Membasuh luka tusukan pada air yang mengalir
E. Melakukan pemeriksaan HbsAg
Rasional
Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan dapat mencegah terjadinya infeksi/ penularan.
Kunci jawaban
B

315. Setiap hari kepala ruangan mengadakan morning report bersama dengan seluruh perawat
yang dinas saat itu. Pada kegiatan tersebut ia mengatakan bahwa perawat harus memberikan
servis excellent pada klien sehingga klien akan puas terhadap asuhan keperawatan yang
diterimanya.
Apa peran kepala ruangan dalam kegiatan tersebut?
A. Koordinator
B. Controlling
C. Motivator
D. Manajer
E. Konselor

Rasional
Kepala ruangan berperan sebagai first line manager di sebuah rumah sakit diharapkan mampu
melaksanakan fungsi manajemen keperawatan diantaranya adalah memberikan pengarahan/
motivasi pada perawat pelaksana sehingga dapat menghasilkan pelayanan yang bermutu.
Kunci jawaban
C

316. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat diruang bedah dengan post op appendiktomi dan saat
ini sudah diperbolehkan pulang. Saudara sebagai ketua tim akan melaksanakan discharge
planning.
Apakah prioritas yang perawat sampaikan kepada pasien dan keluarga?
A. Kebutuhan nutrisi
B. Aktivitas dan istirahat
C. Waktu kontrol pasien
D. Perawatan luka dirumah
E. Menunjukan tempat pelayanan kesehatan

Rasional
Luka operasi perlu dirawat dengan baik dan benar sehingga dapat meminimalkan resiko infeksi
dan kebersihan menjadi hal utama dalam merawat luka. Infeksi yang terjadi pada luka post op
dapat menghambat proses penyembuhan luka dan menyebabkan kematian paska operasi
Kunci jawaban
D

317. Seorang perempuan usia 50 tahun dengan diagnosa IMA dipindahkan dari ruang ICU ke ruang
rawat inap karena kondisinya sudah stabil.
Apa yang harus dilakukan perawat yang menerima pasien tersebut?
A. Operan kondisi pasien
B. Melakukan pengkajian
C. Memanggil keluarganya
D. Orientasi tentang tata tertib ruangan
E. Kolaborasi dengan dokter untuk perawatan lanjutan

Rasional
Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien. Dalam timbang terima dapat melakukan
cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya dan
sebagaiacuan dalam menyusun rencana keperawatan pada tingkat perawatan yang berbeda.
Kunci jawaban
A

318. Seorang kepala ruangan di sebuah bangsal mendapati beberapa stafnya terlibat konflik,
sesama perawat saling acuh tak acuh, tidak mau menerima umpan balik sehingga hal tersebut
mempengaruhi mutu asuhan keperawatan pada klien. Setelah diidentifikasi penyebabnya adalah
perbedaan persepsi.
Apa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik tersebut?
A. Akomodasi
B. Smoothing
C. Kompetisi
D. Negosiasi
E. Arbitrasi
Rasional
Akomodasi bertujuan mengurangi atau menyelesaikan masalah yang terjadi antar individu atau
kelompok  tanpa menjatuhkan salah satu pihak,  sehingga tercapai suatu keadaan yang lebih
kondusif. Dengan adanya akomodasi maka diharapkan semua pihak yang bertikai
mendapatkan win-win solution.
Kunci jawaban
A

319. Seorang perempuan usia 56 tahun mengalami Cedera Otak Sedang. Saat ini klien tersebut
mengalami penurunan kesadaran dan gelisah, sehingga beresiko jatuh.
Apa gelang warna yang tepat untuk klien tersebut ?
A. Merah muda
B. Abu-abu
C. Kuning
D. Merah
E. Ungu
Rasional
Gelang kuning diberikan pada pasien yang memiliki resiko jatuh tinggi sehingga memerlukan
pengawasan ekstra
Kunci jawaban
C

320. Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita Decompensasi Cordis tiba-tiba mengalami henti
jantung. Ketua tim segera memberikan respon dengan memerintahkan anggota timnya untuk
melakukan resusitasi jantung.
Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan ketua tim pada situasi tersebut?
A. Autokratik
B. Situasional
C. Demokratik
D. Laissez faire
E. Birokratik
Rasional
Pada situasi tersebut dibutuhkan tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa
pasien, sehingga dibutuhkan gaya kepemimpinan autokratik. Gaya kepemimpinan autokratik
mengutamakan pada pencapaian tugas dan membangun komunikasi satu arah serta membuat
keputusan independen
Kunci jawaban
A

321. Seorang kepala bidang keperawatan sedang menyusun perencanaan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi perawat yang ada di ruangan.
Apa yang harus dilakukan oleh kepala bidang tersebut untuk merealisasikan rencana tersebut?
A. Setiap bulan memberangkatkan staf perawat untuk mengikuti pelatihan
B. Mendahulukan perawat yang senior untuk mengikuti pelatihan
C. Membuat peta kompetensi
D. Menyusun jenjang karir perawat
E. Mengadakan in house training
Rasional
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen keperawatan. Implementasi jenjang
karir perawat profesional merupakan upaya pengembangan profesi keperawatan dan penataan
pelayanan keperawatan ke arah yang lebihbaik, sehingga perawat memiliki kompetensi yang selalu
dipertahankan dan dikembangkan sesuai area tanggung jawab praktiknya
Kunci jawaban
D

322. Seorang perempuan usia 45 tahun, dirawat yang ke 2 kali di rumah sakit jiwa , masuk dengan
gelisah, marah marah, curiga, merasa akan dibunuh, paman klien mengatakan sejak kecil pasien
selalu mendapat perlakukan tidak adil dari ayah tirinya. Pasien menolak makan karena takut
diracun. Mandi dan berpakaian harus selalu diarahkan. Terlihat menyendiri di kamar.
Apakah diagnosa utama pada klien ?
a. Waham
b. Isolasi sosial
c. Harga dii rendah
d. Perilaku kekerasan
e. Defisit Perawatan Diri

Kunci Jawaban:
A

Rasional
Waham diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan terus menerus secara kuat
namun tidak sesuai kenyataan.

323. Seorang bayi laki-laki dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur dan gawat napas,
usia gestasi 28 minggu dengan BBL 1010 gram. Saat ini bayi berusia 4 hari dan terpasang
ventilator dengan mode SIMV, berdasarkan hasil pengkajian perawat didapatkan data bayi tampak
sesak dan pucat, RR 65x/menit, retraksi dinding dada (+), sianosis perifer (+), SpO 2 85%, refleks
menghisap tidak ada, bayi tampak letargis.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Pola napas tidak efektif
b. Gangguan pertukaran gas
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Gangguan bersihan jalan napas
e. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rasional
Dari data kunci RR lebih dari normal yang terlihat bahwa bayi mengalami masalah oksigenasi yang
aktual (RR neonatus normal : 40-60 x/menit). Selanjutnya berdasarkan data kunci sianosis dan
tampak pucat, ditambah dengan data dukung SpO2 pada angka 85%, ini mengindikasikan bahwa
masalah oksigenasi yang dialami ada pada daerah perifer. Sehingga masalah utama pada bayi
adalah gangguan perfusi jaringan. Sementara data refleks menghisap tidak ada dan bayi tampak
letargis dapat kita abaikan, karena pada usia gestasi 28 minggu dan umur koreksi 29 minggu
refleks menghisap memang belum muncul, baru mulai muncul dan dapat dikaji pada usia koreksi
34 minggu, sehingga kemungkinan jawaban ke arah nutrisi hanya perancu.
Kunci Jawaban:
C

324. Seorang bayi perempuan dirawat hari dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur dan
hipotermia. Bayi lahir pada usia gestasi 32 minggu dengan BBL 1670. Saat ini bayi berusia 6 hari
dan terpasang O2 Nasal, berdasarkan hasil pengkajian perawat didapatkan data BB 1620 RR
48x/menit, Nadi 140x/menit, suhu 37,2oC, dalam 3 hari terakhir suhu berfluktuasi sampai batas
bawah 35,6 oC, tidak tampak sianosis perifer, SpO 2 95%, kulit tampak tipis, refleks menghisap tidak
ada, bayi tampak lebih sering tidur.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Hipotermia
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Gangguan bersihan jalan napas
d. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
e. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rasional
Dari data kunci RR lebih dari normal yang terlihat bahwa bayi mengalami Semua data pada kasus
masih dalam batas normal pada saat pengkajian, sehingga diagnosa aktual tidak dapat
dimunculkan. Dari data suhu 37,2oC, suhu tubuh bayi masih dalam batas normal, namun dari data
bahwa dalam 3 hari terakhir suhu berfluktuasi sampai batas bawah 35,6 oC, menunjukka bayi masih
beresiko tinggi mengalami hypothermia, ditambah dengan umur koreksi saat ini adalah 33 minggu,
bayi masih sangat mungkin mengalami penurunan suhu tubuh mendadak, dikarenakan sistem
termoregulasi yang belum matur dan lemak subkutan yang masih tipis.
Sementara data refleks menghisap tidak ada dan bayi tampak letargis bayi tampak lebih sering
tidur dapat kita abaikan, karena pada usia gestasi 32 minggu dan umur koreksi 33 minggu refleks
menghisap memang belum muncul, baru mulai muncul dan dapat dikaji pada usia koreksi 34
minggu. Paling tepat pada usia 32 minggu adalah dengan mengkaji refleks menelan terlebih
dahulu, karena refleks menelan mulai muncul pada usia gestasi 32 minggu. Data berat badan bayi
sebesar 1620 gram juga masih turun dalam batas toleransi pada 1 minggu pertama, yakni tidak
lebih dari 10% dari berat badan lahir.

Kunci Jawaban:
D

325. Seorang bayi laki-laki dirawat hari dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur murni.
Bayi lahir pada usia gestasi 31 minggu dengan BBL 1686 gram. Saat ini bayi berusia 18 hari dan
terpasang O2 Nasal dan OGT. Berdasarkan hasil pengkajian perawat didapatkan data RR
66x/menit, sesak (+), Nadi 140x/menit, suhu 37,9 oC, tidak tampak sianosis perifer, SpO 2 94%, kulit
tampak tipis, refleks menghisap sudah ada BB saat ini 1718gram.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Gangguan pola napas
e. Hipertermia

Rasional
Pada kasus ini bayi mengalami aktual peningkatan suhu tubuh, karena suhu tubuh meningkat dari
batas atas suhu normal (suhu normal 36,5-37,5oC).
Pada saat pengkajian juga ditemukan bahwa bayi mengalami peningkatan frekuensi pernapasan
sebesar 66x/menit, terkesan bayi mengalami masalah oksigenasi, namun tidak terlihat adanya data
dukung yang lain untuk menegakkan masalah oksigenasi. Hal ini disebabkan karena peningkatan
frekuensi pernapasan yang dialami oleh bayi merupakan imbas dari peningkatan suhu tubuh yang
dialamai oleh bayi. Dimana pada saat terhadi peningkatan suhu tubuh, maka metabolisme tubuh
akan mengalami peningkatan pula, peningkatan metabolisme otomatis akan meningkatkan
kebutuhan asupan oksigen sebagai bahan bakar utama dalam metabolism sel, sehingga tubuh
berkompensasi untuk meningkatkan frekuensi pernapasan dan meningkatkan volume udara yang
masuk ke paru, sehingga bayi juga dapat mengalami retraksi dinding dada dan napas tampak
sesak.

Kunci Jawaban:
E

326. Seorang bayi perempuan berusia 12 hari dirawat di unit perinatologi, bayi lahir dengan SC
pada usia gestasi 34 minggu, berat badan lahir1550 gram. Berdasarkan hasil pengkajian perawat
didapatkan data berat badan 1534 gr, RR 59 kali/menit, SPO2 92%, refleks menghisap lemah, bayi
tampak letargis, hasil uji laboratorium didapatkan CRP : 48 mg/L, It Ratio: 0,23.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Infeksi
b. Gangguan nutrisi
c. Intoleransi aktifitas
d. Gangguan oksigenasi
e. Gangguan pencernaan

Rasional
Berdasarkan kasus didapatkan data bayi tersebut terlahir prematur dengan usia gestasi < 37
minggu. Data berat badan lahir juga menunjukkan bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR). Namun data tambahan selanjutnya berupa data berat badan saat ini, frekuensi
pernapasan, saturasi O2 menunjukkan kondisi yang normal. Hanya saja pada bayi terlihat refleks
hisap lemah dan letargis. Ini masalah, namun perlu dicari akar permasalahannya. Pada bagian
terakhir soal terlihat adanya hasil pemeriksaan laboratorium CRP dan IT Rasio, Hasil lab ini jika
lebih dari normal, maka kita dapat menegakkan diagnosa infeksi (aktual). Jika tidak ditemukan data
ini maka jika ditemuan pada data adanya peningkatan leukosit maupun adanya tanda-tanda
innfeksi local lainnya, maka diagnose infeksi (aktual dapat ditegakkan). Infeksi pada neonatus
dalam bentuk yang ringan maupun berat dapat membuat bayi mengeluarkan energy cukup besar,
sehingga bayi dapat kekurangan energy, terlihad dari refleks hisap bayi tampak lemah dan tampak
letargis.
Kunci Jawaban:
A

327. Seorang bayi perempuan berusia 21 hari dirawat di unit perinatologi, bayi lahir dengan SC
pada UG 34 minggu dan BBL 1549 gram. Bayi rujukan dari puskesmas dengan keluhan sesak
napas. Saat ini bayi terpasang CPAP dan OGT. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data BB
1840 gram, RR 54 x/menit, nadi 121 x/menit, SPO2 92%, suhu 36,5oC, refleks menghisap lemah,
bayi tampak letargis, hasil kultur pertama didapatkan bayi terinfeksi klebsiella pneumoniae.
Apakah tindakan utama pada pasien?
a. mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien
b. hangatkan susu sebelum diberikan
c. kolaborasi pemberian antibiotik
d. suction secara berkala
e. pantau suhu

Rasional
Dari keseluruhan data yang ada, data kunci yang dapat digaris bawahi adalah hasil kultur (+)
terinfeksi klebsiella pneumonia, yang biasanya menyerang saluran pernapasan bayi, namun dari
data yang ada tidak ada yang mengarah pada gangguan sistem pernapasan. Sehingga
berdasarkan data yang ada diagnosa utama pasien adalah aktual infeksi, dengan kemungkinan
sepsis.
Tindakan utama yang harus dilakukan adalah untuk mengatasi akar permasalah pasien, yakni
mengatasi infeksi yang menyerang tubuh pasien, jawaban yang tepat adalah dengan pemberian
antibiotik. Intervensi tambahan lain adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi silang pada pasien yang lain maupun pada
perawat dan pengunjung yang lain
Kunci Jawaban:
C

328. Seorang perawat di posyandu akan melakukan pengukuran perkembangan seorang anak
perempuan dengan menggunakan alat ukur perkembangan, pengkajian dilakukan pada tanggal 27
September 2019. Sebelumnya perawat memperkenalkan diri pada anak dan orang tua.
Berdasarkan wawancara dengan ibu diketahui tanggal lahir anak adalah 21 Februari 2016, dan
anak terlahir prematur pada usia gestasi 35 minggu.
Apakah langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh perawat?
a. Mempersiapkan alat bermain
b. Mempersiapkan ruangan bermain
c. Menghitung umur kronologis anak
d. Membina hubungan saling percaya dengan anak
e. Menciptakan lingkungan yang tenang untuk pengukuran perkembangan

Rasional
Langkah yang harus dilakukan oleh perawat untuk melakukan pengukuran perkembangan pada
seorang anak, adalah mempersiapkan set alat bermain yang sesuai dengan usia perkembangan
anak, dan menyiapkan form alat ukur perkembangan, dapat menggunakan form KPSP atau Denver
II. Persiapan ini dilakukan sebelum mulai melakukan wawancara dengan anak dan orang tua.
Setelah melakukan anamnesa dan mengetahui tanggal lahir anak, maka selanjutnya perawat harus
menghitung usia kronologis anak untuk menentukan pengkajian yang tepat pada anak.

Setelah mengetahui usia kronologis anak, kemudian perawat melakukan pengukuran dengan form
tersebut dengan berpatokan pada usia kronologis. Pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun,
usia kronologis anak harus mempertimbangkan apakah anak tertahir cukup bulan (matur) atau
kurang bulan (prematur). Usia kronologis didapatkan dari pengurangan tanggal pengkajian dengan
tanggal
lahir anak.

Kunci Jawaban: C
329. Pada tanggal 27 Agustus 2019 seorang anak dibawa oleh ibunya ke klinik tumbuh kembang untuk
dilakukan pengukuran perkembangan karena ibu khawatir anaknya mengalami keterlambatan, terutama
perkembangan bahasa. Berdasarkan wawancara dengan ibu diketahui anak lahir pada 30 Januari 2017,
dan anak terlahir matur pada usia gestasi 40 minggu.
Berapakah usia kronologis anak saat ini?

a. 2 tahun, 6 bulan, 27 hari


b. 2 tahun, 6 bulan, 30 hari
c. 2 tahun, 7 bulan, 27 hari
d. 2 tahun, 7 bulan, 30 hari
e. 2 tahun, 7 bulan

Rasional
Usia kronologis adalah usia real anak secara detail berdasarkan hari, bulan dan tahun. Pengukuran usia
kronologis didapatkan dari pengurangan tanggal saat pengkajian dengan tanggal lahir anak.
Berikut pengukuran usia kronologis anak sesuai soal:
2019 08 27
2017 01 30 _
2 06 27
Pengukuran usia kronologis adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh perawat untuk
menentukan pengkajian yang tepat pada anak, agar dapat membandingkan perkembangan anak dengan
anak lain di usianya. Pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun, usia kronologis anak harus
mempertimbangkan apakah anak tertahir cukup bulan (matur) atau kurang bulan (prematur).
Kunci Jawaban:
A

330. Seorang anak berusia 8 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik anak untuk dilakukan pemeriksaan.
Berdasarkan anamnesa diketahui bahwa anak sering mengalami OMA rekuren, saat ini penyakit anak
muncul lagi. Berdasarkan pengkajian perawat menemukan bahwa OMA yang dialami anak saat ini berada
pada stadium perforasi
Manakah data pengkajian yang dapat menunjukkan anak mengalami OMA pada stadium tersebut?
a. Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
b. Keluar nanah dari lubang telinga
c. Nyeri di daerah belakang telinga
d. Nyeri di dalam telinga
e. Anak demam
Rasional
Otitis media akut (OMA) merupakan infeksi yang terjadi pada saluran telinga tengah. OMA memiliki 3
klasifikasi yaitu: OMA supuratif, OMA non suputarif dan OMA rekuren.

OMA supuratif adalah infeksi telinga tengah akut yang disebabkan oleh organisme piogenik. OMA lebih
sering terjadi pada bayi dan anak-anak dari kelompok sosial ekonomi yang rendah, karena pada kondisi ini
dapat menyebabkan rendahnya asupan nutrisi dan rendahnya imunitas tubuh anak. Pada 30% kasus,
OMA disebabkan oleh streprococcus pneumonia. Kuman penyebab infeksi ini dapat masuk melalui tuba
eustachius atau melalui telinga luar maupun dengan penyebaran secara hematogen.

Terdapat 5 stadium OMA, yakni:


a. Stadium oklusi: pada fase ini terjadi penyumbatan pada tuba eustachius oleh sekret yang diproduksi
untuk mengatasi invasi mikroorganisme.
b. Stadium hiperemis (pre-supurasi): fase ini terjadi apabila oklusi tidak tertangani, sekret berubah
menjadi eksudat serosa
c. Stadium supurasi: jika virulensi kuman tinggi akan terjadi penumpukan eksudat purulent di kavum
timpani yang menyebabkan timpani mengalami bulging ke arah telinga luar. Kondisi ini menimbulkan rasa
nyeri sehingga anak menjadi rewel, gelisah, sukar tidur, tiba-tiba menjerit disaat tidur, dan memegang
telinga yang sakit dan diare, ditambah lagi pada fase ini anak akan mengalami demam tinggi yang juga
dapat memicu kejang.
d. Stadium perforasi: pada fase ini terjadi ruptur membran timpani akibat bulging dan desak ruang akibat
tekanan eksudat dari telinga tengah. Pada fase ini nanah akan tampak mengalir dari telinga tengah ke
liang telinga luar. Nyeri yang dirasakan mulai berkurang dan hilang serta terjadi penurunan suhu tubuh,
sehingga anak menjadi lebih tenang pada fase ini.
e. Stadium resolusi: pada fase ini jumlah sekret akan mulai berkurang dan mengering, perforasi dapat
menutup kembali. Bila imunitas anak baik dan virulensi kuman rendah, fase resolusi dapat terjadi
meskipun tanpa pengobatan. Bila purulasi menetap dan sekret keluar terus menerus, maka OMA dapat
berlanjut menjadi OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)

Kunci Jawaban:
B

331. Seorang anak berusia 4 tahun dirawat di ruang bedah anak dengan diagnosa tumor willms.
Berdasarkan anamnesa diketahui bahwa dalam keluarga juga ada riwayat penyakit ini. Berdasarkan
pengkajian lebih lanjut oleh perawat dan petugas kesehatan lainnya anak dinyatakan mengalami tumor
willms pada stadium 1.
Apa data yang dapat menunjukkan anak mengalami tumor willms pada stadium tersebut?
a. Tumor bilateral
b. Tumor pada ginjal kiri
c. Terdapat metastase pada paru
d. Terdapat metastase di area abdomen
e. Tumor bilateral dan metastase pada paru

Rasional
Tumor wilms merupakan nefroblastoma yang menyerang ginjal dan sering terjadi terjadi pada anak-anak
pada rentang usia 3-4 tahun. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa tumor wilms lebih sering terjadi
pada anak laki-laki. Sebagian besar pasien anak tengan tumor wilms mengalami pembengkakan pada
abdomen disertai rasa nyeri abdomen. Gejala lain yang mungkin timbul diantaranya demam, rasa lemas
yang berlebihan, menurunnya nafsu makan, konstipasi, mual dan muntah. Jika terjadi metastase pada
bagian tubuh yang lain, maka anak akan mengalami gejala yang menunjukkan gangguan pada sistem
organ yang terganggu.

Berikut adalah stadium tumor willms, yaitu:


a. Stadium 1: Pada stadium ini tumor terlokalisasi pada satu ginjal dan dapat direseksi total.
b. Stadium 2: Pada stadium ini tumor telah menyebar ke jaringan di sekitar ginjal, tapi masih dapat
direseksi total.
a. Stadium 3: Pada stadium ini tumor menyebar ke jaringan di sekitar ginjal namun masih terlokalisasi
pada area abdomen.
b. Stadium 4: Tumor telah bermetastase ke organ lain, terutama pada organ vital seperti jantung dan
paru-paru, hari, tulang dan otak
c. Stadium 5: Pada tahap ini tumor telah menyerang kedua ginjal (bilateral)

Kunci Jawaban:
B

332. Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 2,5ahun ke klinik tumbuh kembang karena ibu
merasa khawatir dengan anaknya, ibu mengatakan sampai anaknya jarang berbicara, namun mengerti bila
diperintah dan kalau menginginkan sesuatu anak biasanya menunjuk-nunjuk dan menarik tangan orang
tua. Dari pengkajian memang ditemukan anak mengalami delay dalam aspek bahasa. Perawat kemudian
memberikan edukasi tentang pentingnya stimulus bahasa oleh ibu dan keluarga.
Manakah pernyataan yang menujukkan pemahaman yang tepat terhadap edukasi yang diberikan perawat?
a. “Saya akan menitipkan anak saya pada ibu saya yang lebih cerewet dibandingkan saya, agar anak
saya bisa mencontoh neneknya”
b. “Saya mau mengeluarkan uang berapa pun untuk membayar terapis wicara paling handal untuk dapat
menyembuhkan anak saya”
c. “Saya akan berusaha untuk menyediakan mainan yang dapat mengeluarkan bunyi dan suara”
d. “Saya akan mengusahakan untuk berbicara terus dengan anak saya, meskipun anak sudah tertidur”
e. “Saya merasa sedih sekali dan merasa telah gagal jadi ibu yang baik untuk anak saya”

Rasional
Aspek perkembangan anak dipengaruhi oleh kondisi anatomi dan fisiologi organ tubuh. Selain itu stimulus
dari lingkungan juga akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan anak. Pada aspek bahasa,
jika tidak ada gangguan pada anatomi dan fisiologi organ yang digunakan untuk berbicara, stimulus
bahasa dari lingkungan sekitarnya memegang peranan amat penting.
Ada dua tahapan perkembangan bahasa, yakni:
- Kemampuan bahasa reseptif
- Kemampuan bahasa ekspresif
Kemampuan bahasa ekspresif adalah kemampuan anak mengeluarkan kata-kata dan juga menyusun kata
dan kalimat untuk mengungkapkan pada orang lain tentang apa yang ia pikirkan, yang ia ketahui dan
mengungkapkan apa yang ia inginkan. Anak dapat memiliki kemampuan bahasa ekspresif jika sudah
memiliki kemampuan berbahasa reseptif yang memadai.

Kemapuan bahahasa reseptif adalah kemampuan memahami tiap-tiap kata beserta maknanya,
kemampuan ini ditunjukkan oleh anak yang bisa menerima perintah sederhana walaupun belum dapat
mengucapkan kata atau kalimat yang ditujukan kepadanya. Pada tahapan kemampuan bahasa reseptif
anak menyerap semua kata yang ia dengar secara berulang-ulang yang ia dengarkan dari lingkungan
sekitarnya, jika pengulangan kata dan kalimat didengarkan terus sebanyak ratusan dan ribuan kata perhari
anak akan memiliki pemahaman dan kemudian menabung atau mengkoleksi kata tersebut dalam
memorinya.

Anak akan mampu mengeluarkan 1 kata jika sudah memiliki pemahaman terhadap 50 sampai 100 kata.
Dan artinya anak baru bisa membentuk kalimat jika sudah memahami ribuan kata dalam memorinya.
Koleksi pemahaman terhadap kata-kata anak akan terus bertambah jika anak menerima stimulus yang
banyak dari lingkungannya. Sehingga pada anak yang normal, tanpa gangguan fungsi pendengaran
maupun gangguan anatomi dan fisiologi organ lainnya, stimulus bahasa dari lingkungan sekitar seperti ibu,
ayah, saudara, nenek, kakek, teman-teman dan lainnya memiliki peranan amat penting. Pada kasus ini
anak perlu mendengarkan kata-kata lebih banyak dan lebih sering untuk mengejar ketertinggalannya pada
aspek perkembangan bahasa.

Kunci Jawaban:
D

333. Seorang laki laki usia 44 tahun dirawat di RSJ . 1 bulan terakhir menyendiri di kamar, mengganggu
tetangganya, makan minum tidak teratur, tidak mandi sudah beberapa minggu, 1 tahun yang lalu di PHK,
meyakini dan menyampaikan berulang ulang bila dirinya sudah meninggal 3 tahun yang lalu..
Apakah jenis waham yang dialami pasien?
a. Curiga
b. Agama
c. Nihilstik
d. Siar pikir
e. Sisip pikir

Kunci Jawaban:
C

Rasional
Waham nihilistic adalah jenis waham yang mengganggap diri pasien sudah tidak ada didunia/meninggal,
diyakini tetapi tidak sesuai kenyataan, karena saat ini pasien masih hidup.

334. Seorang perempuan usia 24 tahun dirawat hari ke 8 di RSJ dirawatuntuk pertama pertama kali,
pasien dibawa keluarga karena dirumah gelisah, marah marah , bicara sendiri, ngelantur, emosi tidak
stabil, menyakiti org lain. Bila ditanya sesuatu pasien akan bercerita panjang dan berputar putar namun
masih menjawab pertanyaan.
Apakah alur pembicaraan yang dialami klien?
a. Bloking
b. tangensial
c. flight of idea
d. Sirkmtansial
e. assosiasi longgar

Kunci Jawaban:
D

Rasional
Sirkumtansial merupakan alur pembicaraan yang berputar putar yang dilakukan oleh seseorang yang
merupakan tanda adanya gangguan proses fikir klien

335. Seorang laki – laki 28 tahun, dirawat di rumah sakit jiwa , sejak 2 hari yang lalu, dibawa keluarga
karena mengamuk di rumah, saat ini masih sering berteriak teriak dan mengancam orang yang
mendekatinya. Perawat melakukan pengikatan pada pasien di dalam ruangan, keputusan mengikat
pasien dilakukan sendiri tanpa menyampaikan alasan pengikatan pada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat?
a. justice
b. veracity
c. autonomy
d. maleficiency
e. accountability
Kunci Jawaban
C

Rasional
Autonomy adalah kebebasan seeorang untuk menentukan dirinya sendiri, pasien perlu diberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
336. Seorang laki laki usia 35 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu. Pasien menolak makan dan
minum yang diberikan, perawat yang sedang berjaga mencoba membujuk pasien dengan membawa
makanan ke hadapan pasien , tetapi pasien tidak terbujuk sama sekali. Karena berkali kali mencoba gagal
perawat merasa kesal dan memaki maki pasien. Prinsip aspek legal etik apakah yang telah dilanggar oleh
perawat dalam menghadapi pasien tersebut?
a. justice
b. fidelity
c. beneficiency
d. confidencility
e. Nonmaleficiency
Kunci Jawaban
E

Rasional
Nonmaleficiency adalah prinsip etik yang harus dilaksanakan agar perawat tidak melakukan yang dapat
merugikan pasien baik fisik maupun psikologis.

337. Seorang perempuan usia 21 tahun dirawat di rumah sakit jiwa. Berdasarkan hasil pengkajian klien
mengatakan selama di rumah sakit belum pernah ada yang menjenguk, ingin segera pulang tapi malu bila
bertemu dengan tetangga, klien mengatakan dirinya merasa tdk berguna karena tidak mempunyai
pekerjaan. Bicara pelan, tidak mandi bila tidak diingatkan perawat. Bila keinginan tidak dipenuhi pasien
memendam amarahnya.
Apakah diagnosis utama pada kasus?
a. isolasi sosial
b. deficit perawatan diri
c. resiko perilaku ekerasan
d. koping keluarga tidak efektif
e. resiko sosial

Kunci Jawaban
B

Rasional
Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri pasien.

338. Seorang laki laki usia 12 tahun, dibawa ke poly RSJ, sudah 3 hari mengurung diri dikamar sambil
berteriak teriak, menangis, menolak makan dan tidak bisa tidur. Hasil wawancara dengan orang tua,
didapatkan bahwa orang tua sangat over protektif, menerapkan disiplin yang tidak konsisten. Pasien
pernah mengalami kecelakaan. Saat kecil pernah dikurung dikamar mandi. Pasien pernah tinggal serumah
dengan pamannya yang mantan narapidana.
Apakah factor penyebab pasien terganggua psikologisnya?
a. Pola asuh
b. lingkungan
c. factor biologis
d. Stressor psikologis
e. Pengalaman traumatis

Kunci Jawaban
A

Rasional
Penerapan pola asuh yang dilakukan orang tua dapat menjadi penentu kondisi psikologis anak pada masa
yang akan datang pada sikls kehidupanya.

339. Seorang perempuan usia 36 tahun dirawat di RSJ sejak 1 minggu yang lalu, Berdasarkan observasi
pasien hanya duduk dipojokan kamar setiap hari. Saat didatangi pasien lain akan menghindar. Saat
dilakukan wawancara emosi pasien berubah ubah. Saat menceritakan penderitaanya pasien bercerita
sambil tertawa.
Apakah afek yang dialami pasien pada kasus?
a. Datar
b. Labil
c. stabil
d. tumpul
e. tidak sesuai

Kunci Jawaban
E
Rasional
Afek tidak sesuai adalah pada saat apa yang disampaikan oleh pasien ( respon verbal ) tidak sesuai
dengan respon non verbal pasien.

340. Seorang perempuan usia 18 tahun, di rawat di rumah sakit umum , masuk karena kecelakaan, pada
bagian muka terdapat luka. Pada saat ada teman temanya yang akan datang klien menutupi bagian muka
yang sakit dengan kedua tanganya, tidak ingin teman temanya melihat wajahnya, menolak membicarakan
tentang lukanya.
Apakah diagnosa utama pada pasien?
a. Peran
b. Identitas
c. Ideal diri
d. Harga diri
e. Citra tubuh

Kunci Jawaban
B

Rasional
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi pasien terhadap tubuhnya akibat adanya perubahan
pada tubuhnya.Kerusakan yang terjadi pada wajah pasien menyebabkan persepsi terhadap struktur
tubuhnya mempengaruhi perilaku pasien.

341. Seorang perawat rumah sakit jiwa merencanakan akan melakukan asuhan keperawatan pada pasien
Pada saat akan melakukan asuhan keperawatan salah satu pasien belum memenuhi kebutuhan dasarnya
yaitu mandi, dan ganti baju, oleh karena merasa tidak nyaman bicara dengan pasien yang masih belum
mandi, akhirnya perawat hanya bicara dengan pasien yang tampak bersih.
Prinsip etik apakah yang dilanggar oleh perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Accountability
e. Nonmaleficiency

Kunci Jawaban
A

Rasional
Justice adalah prinsip etik yang harus dilakukan perawat dengan tetap melakan asuhan keperawatan
tanpa membeda bedakan kondisi pasien.

342. Perawat melakukan pengkajian di sebuah desa yang sedang terlanda flu burung. Hasil pengkajian
menemukan banyak warga yang memelihara unggas di pekarangan rumah mereka dan faktor ekonomi
sebagai alasan utama mereka memelihara unggas. Warga sangat menghormati kepala desanya.
Apakah metode pengkajian lanjutan untuk mencari intervensi yang tepat pada kasus?
a. Winshield survey
b. informant interview
c. observasi partisipasi
d. focus group discussion
e. small group discussion

Kunci Jawaban:
b

Rasional
Penyelesaian kasus memerlukan pertimbangan dan masukan dari warga sendiri, untuk itu jawaban yang
paling sesuai adalah mengadakan wawancara langsung dengan tokoh masyarakat atau pemuka setempat
(informant interview)

343. Hasil pengkajian perawat di sebuah desa ditemukan 13 warga yang sudah terindikasi menderita
Diabetes pada 150 KK. Warga mengatakan jika mereka memahami faktor resiko munculnya penyakit
tersebut dan pernah diajarkan cara melakukan senam diabetes tapi sudah lupa.Warga memiliki kebiasaan
minum teh manis setiap pagi dan sore.
Apakah metode yang tepat untuk melakukan pendidikan kesehatan pada warga?
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi kelompok
d. Curah pendapat
e. Fokus group discussion

Kunci Jawaban
B

Rasional
Warga sudah memahami faktor resiko DM karena pernah mendapatkan informasi tersebut, akan tetapi
warga lupa tentang senam DM, untuk itu pendidikan kesehatan yang paling tepat untuk mengingatkan
kembali kemampuan psikomotorik warga adalah mendemostrasikan kembali senam DM.

344. Perawat mendapat keluhan dari beberapa ibu muda di Desa tentang ASI yang sedikit keluar. Mereka
merasa kebingungan bagaimana mengatasinya. Perawat mengetahui diantara mereka ada beberapa ibu
yang berhasil menyusi ASI ekslusif. Perawat berencana mengadakan penkes.
Apakah metode yang tepat pada kasus?
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi terarah
d. Curah pendapat
e. Fokus group discussion

Kunci Jawaban:
d

Rasional
Positif devian atau simpangan positif dapat menjadi narasumber pemecahan masalah ASI eksklusif di
warga desa, maka metode curah pendapat (brainstorming) dari warga dengan warga lain yang berhasil
menyusui eksklusif adalah metode yang tepat dala menyelesaikan masalah.

345. Seorang perawat bertugas di desa, didapatkan data lingkungan kurang sehat, letak kandang berada di
dalam rumah, system pembuangan air limbah sembarangan, kondisi air berwarna, penyakit yang banyak
diderita batuk filek, rumah tidak ada jendela dan buang sampah sembarangan.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut ?
a. Krisis Kesehatan Akut
b. Perilaku Kesehatan Beresiko
c. Defisiensi Kesehatan Komunitas
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
e. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan
Kunci
Jawaban
B

Rasional
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan sudah muncul sehingga
masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah Defisiensi Kesehatan komunitas

346. Sebuah Puskesmas berada puskesmas diwilayah kumuh dengan pemukiman padat penduduk dan
banyak yang menderita ISPA. Masyarakat sering mengkonsumsi obat antibiotic yang dapat di beli di toko
obat di wilayah tersebut tanpa resep dari dokter.
Manakah penyebab tingginya virulensi Agent penyebab ISPA pada kasus tersebut?
a. Resistensi terhadap antibiotic
b. Sanitasi lingkungan yang kurang
c. Tingkat imunitas penduduk yang rendah
d. Jumlah kuman dilingkungan yang banyak
e. Padat nya lingkungan penduduk diwilayah puskesmas tersebut
Kunci Jawaban
A

Rasional
Penyebab timbulnya ISPA adalah kuman influenza, kondisi lingkungan yang padat dan sanitasi yang
buruk dapat mempercepat penyebaran ISPA, dalam kasus terdapat satu kondisi yang menjadi penyebab
tingginya virulensi (kemampuan menularkan) dari virus yaitu resistensi obat antibiotik sehubungan perilaku
masyarakat.yag membeli antibiotik tanpa resep dokter.
347. Seorang perawat puskesmas di daerah yang masih memegang teguh tradisi, anak balita tidak boleh di
imunisasi. Warga beralasan mereka menganggap pemberian vaksin imunisasi tidak sesuai dengan ajaran
agama, karena mereka mendapat informasi tentang bahan pembuat vaksin berasal dari hewan yang di
haramkan.
Apakah intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut ?
a. Melaporkan pada pihak puskesmas dan dinas kesehatan
b. Melakukan pendekatan tokoh agama setempat
c. Mengadakan pelatihan kader tentang imunisasi
d. Memberikan penyuluhan pada warga
e. Mengadakan pertemuan warga
Kunci Jawaban
B

Rasional
Masalah kesehatan terkait dengan nilai dan keyakinan di masyarakat menurut Leininger memerlukan
pendekatan dari sumber yang memahami masalah dan karakteristik masyarakat sebagai key person
dalam hal ini pendekatan dari tokoh agama setempat adalah jawaban yang paling tepat

348. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu kelurahan terdapat 2500 penduduk, 5%
dari total penduduk adalah usia balita. Tiga bulan yang lalu ada 4 orang balita meninggal karena diare.
Masyarakat memiliki kebiasaan buang sampah ke kali, banyak lalat bertebaran di wilayah tersebut.
Kebanyakan masyarakat setempat belum mengetahui tentang penyakit diare.
Apakah masalah keperawatan yang paling tepat?
a. Kurang pengetahuan
b. Perilaku Kesehatan Beresiko
c. Defisiensi Kesehatan Komunitas
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
e. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan

KunciJawaban
C

Rasional
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan sudah muncul sehingga
masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah Defisiensi Kesehatan komunitas

349. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 10%anak-anak mengeluh gatal-
gatal. Masyarakat desa memiliki kebiasaan mandi, mencuci dan BAB di kali selama bertahun-tahun dan
menyakini hal tersebut lebih bersih dan nyaman.
Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat?
a. Bentuk Kader kesehatan Lingkungan
b. Buat poster tentang kebersihan lingkungan
c. Berikan penyuluhan kebersihan lingkungan
d. Koordinasi dengan tokoh masyarakat merubah perilaku
e. Koordinasi dengan kelurahan untuk pelarangan MCK di kali

Kunci Jawaban
D

Rasional
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari key person di
masyarakat, dalam hal ini kebiasaan MCK di kali dari masyarakat perlu mendapatkan masukan dan
bantuan tokoh masyarakat, sehingga koordinasi dengan tokoh masyarakat merubah perilaku menjadi
jawaban yang tepat

350. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 75% pasangan usia subur tidak
melakukan KB, walaupun mereka sudah memiliki lebih dari 2 orang anak. Masyarakat desa meyakini baha
banyak anak banyak rejeki, dan sebagian meyakini bahwa ber-KB tidak boleh dilakukan menurut agama
yang dia anut.
Apakah intervensi keperawatan tentang ber-KB yang paling tepat pada kasus?
a. Buat poster
b. Berikan penyuluhan
c. Lakukan pelatihan kader
d. Bentuk kelompok swa bantu
e. Koordinasi dengan tokoh agama

Kunci Jawaban
E
Rasional
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari key person di
masyarakat, dalam hal ini perilaku ber KB di masyarakat perlu mendapatkan support dari tokoh
masyarakat, sehingga koordinasi dengan tokoh agama menjadi jawaban yang tepat

351. Hasil pengkajian didapatkan kasus gizi kurang pada 30% balita pada masyarakat miskin di sebuah
desa, akan tapi juga ditemukan 10 % balita dengan gizi baik. Perawat melakukan sharing pengalaman pola
asuh dari orangtua balita gizi baik kepada balita dengan masalah gizi, memberi makanan tambahan dan
edukasi. Hasil evaluasi terjadi peningkatan kasus status gizi pada balita di desa tersebut.
Apakah upaya preventif sekunder awal yang tergambar pada kasus tersebut ?
A. Memberi edukasi masalah gizi
B. Melakukan evaluasi dari program
C. Mengkaji positif devian di masyarakat
D. Melakukan pelayanan posyandu di setiap desa
E. Memberi makanan tambahan pada balita bermasalah

Kunci Jawaban:
C

Rasional
Pada kasus perawat menemukan masalah gizi balita pada masyarakat miskin di sebuah desa, akan tetapi
juga ditemukan kondisi yang sebaliknya yaitu adanya balita dengan status gizi baik (positif devian). Maka
kegiatan awal perawat tersebut adalah melakukan pengkajian psoitif devian di masyarakat.

352. Angka Penyakit Menular Seksual (PMS) di suatu eks lokalisasi semakin meningkat, setelah dikaji
ternyata masalah itu timbul karena rendahnya perilaku penggunaan kondom diantara pekerja seks
komersial (PSK). Melalui wawancara mendalam didapatkan alasan mereka tidak menggunakan kondom
karena dilarang oleh mucikarinya.
Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut ?
A. Memberikan pendidikan kesehatan ke para PSK
B. Membuat aturan penggunaan kondom bagi PSK
C. Melakukan kondomisasi di wilayah tinggi PMS
D. Membentuk Kader Kesehatan Masyarakat
E. Melakukan advokasi ke para mucikari
Kunci Jawaban:
E

Rasional
Key person pada kasus adalah para mucikari, sehingga perlu adanya advokasi kepada mereka tentang
pentingnya penggunaan kondom pada para PSK sebelum dlakukan tindakan selanjutnya

353. Terjadi wabah Flu burung pada masyarakat, dari hasil pengkajian didapatkan data banyaknya unggas
yang mati mendadak. Hasil windshield survey juga ditemukan 80 % warga memelihara unggas di
pekarangan rumahnya. Masyarakat memelihara unggas dengan alasan ekonomi dan budaya.
Apakah tindakan keperawatan awal yang tepat pada kasus?
A. Memberikan pendidikan kesehatan ke masyarakat tentang bahaya flu burung
B. Membuat aturan pelarangan pemeliharaan unggas di lingkungan perumahan
C. Memberdayakan kader kesehatan untuk menyadarkan masyarakat
D. Melakukan advokasi ke para tokoh masyarakat dan agama
E. Meningkatkan promosi kesehatan melalui media informasi
Kunci Jawaban:
D

Rasional
Pendekatan awal pada kasus adalah melibatkan key person di masyarakat atau dalam hal hal ini adalah
melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat dan agama dikarenakan adanya value atau budaya yang
menjadi latar belakang masalah kesehatan di sana.

354. Perawat komunitas sedang melakukan pembinaan UKS di Sekolah Dasar yang 50% siswanya
menderita cacingan. Hasil pengamatan perilaku siswa 90% tidak mencuci tangan sebelum makan dan
60% tidak cuci tangan setelah buang air besar.
Apakah tindakan prioritas yang tepat dilakukan perawat?
A. Pemberian obat untuk siswa yang sakit
B. Pemberian Imunisasi pada anak di sekolah
C. Kolaborasi dengan guru untuk mengembangkan uks
D. Pendidikan kesehatan tentang PHBS di sekolah
E. Skreening seluruh siswa disekolah

Kunci Jawaban:
A

Rasional
Prinsip pemberian askep adalah here and now, pada kasus di atas masalah yang aktual dan memerlukan
tindakan segera adalah Tingginya angka kesakitan Cacingan pada siswa, untuk itu tindakan yang prioritas
tentunya adalah tindakan kolaboratif pemberian obat cacing pada siswa

355. Sebuah desa memiliki riwayat bencana tanah longsor di daerahnya, dari hasil winshield survey
didapat data 65% wilayah desa tersebut berada di antara bukit yang sudah terlihat gundul akibat
penebangan pohon. Masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang penanganan bencana tanah longsor.
Apakah upaya preventif primer paling tepat yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Memberi edukasi tentang penanganan bencana
B. Membuat jalur evakuasi warga saat terjadi bencana
C. Melakukan pelatihan penanggulangan bencana tanah longsor
D. Membentuk tim gawat darurat penanggulangan bencana tanah longsor
E. Melakukan advokasi ke aparat untuk aturan pelarangan penebangan pohon

Kunci Jawaban:
A

Rasional
Pada kasus, resiko bencana alam dapat muncul kembali dengan kondisi alam yang rentan, akan tetapi
masyarakat masih kurang pengetahuan tentang penanganan bencana, untuk itu upaya preventif primer
yang dapat dilakukan oleh perawat adalah memberikan edukasi tentang penanganan bencana.

356. Seorang perempuan umur 43 tahun, P2A0 akseptor KB pil sudah 15 tahun datang ke Puskesmas
mengeluh sejak beberapa minggu ini keputihan berwarna coklat kekuningan berbau, keluar darah dari
kemaluan setelah bersenggama. Hasil anamnesa ibu perokok aktif, minum pil tidak pernah lupa.
pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 80x/menit, S:36,5ºC, P: 24x/menit, palpasi abdomen tidak ada
kelainan, inspekulo portio tampak kemerahan dan perdarahan aktif. Pemeriksaan lanjutan apakah yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Biopsi
b. IVA test
c. Pap Test
d. Pap smear
e. Rujuk ke Rumah Sakit
Pembahasan :
Pada kasus di atas gambaran klinis portio tidak normal kemerahan dan perdarahan. Pasien mempunyai
faktor resiko sebagai perokok aktif. Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi
atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, maupun serviks. Selain itu pasien
sebagai akseptor KB Pil mungkin dapat meningkatkan risiko kanker serviks karena jaringan leher rahim
merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon steroid perempuan. Kemungkinan diagnosa
pada kasus diatas adalah kanker serviks diperkut dengan perdarahan setelah berhubungan seksual.
Karena ini di Puskesmas maka pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan
metode inspeksi yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis, dan mudah. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan cara mengoleskan larutan asam asetat 3% - 5% pada serviks sebelum melakukan inspeksi visual.
Pemeriksaan ini disebut positif bila terdapat area putih (acetowhite) didaerah sekitar porsi serviks.

357. Seorang perempuan umur 48 tahun datang ke PMB dengan suaminya mengeluh belum hamil setelah 3
tahun menikah. Hasil anamnesis haid teratur, saat ini tinggal bersama dengan suami, berhubungan
seksual aktif dan tidak menggunakan KB. Hasil pemeriksaan TD:150/90 mmHg, N:79x/menit, S:36,6°C,
P:20x/menit. Dukungan kesehatan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan bayi tabung
b. Memberikan pengertian terhadap ibu untuk bersabar
c. Bersikap baik dan simpatik terhadap ibu agar dapat menerima kondisi ini
d. Membantu mencari alternatif untuk mengadopsi anak karena ibu sudah tidak memungkinkan
hamil lagi
e. Membantu pasangan supaya dekat dengan anak-anak dan bisa menerima kenyataan hidup
Pembahasan :
Infertilitas ( pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan
sudah melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak (Prawirohardjo,
2005). Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah usia 35 tahun. Hal ini dikarenakan
cadangan sel telur semakin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan
optimal sehingga berkemapuan untuk hamil. Penanganan infertilitas diarahkan kepada penyebab itu
sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan kejelian dalam langkah langkah pemeriksaan dalam mencari
penyebabnya. Pada kasus di atas wanita dengan usia 48 tahun sudah tidak subur lagi, untuk itu petugas
kesehatan harus memberikan dukungan berupa Membantu mencari alternatif untuk mengadopsi anak
karena ibu sudah tidak memungkinkan hamil lagi.

358. Seorang perempuan umur 50 tahun P3A0 datang ke Rumah Sakit dengan keluhan pusing, keluar
perdarahan sampai bergumpal-gumpal dari kemaluannya. Hasil pemeriksaan Ku tampak lemah,
Konjungtiva anemis, TD: 100/60 mmHg, N: 96x/menit, S: 37° C, P: 18x/menit. Palpasi abdomen teraba
massa yang sulit digerakkan sebesar buah meylon. Apakah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan
sesuai dengan hak reproduksi pada kasus tersebut?
a. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan ksehatan reproduksi
b. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
c. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
d. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan pelayanan reproduksinya
e. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan kehidupan reproduksinya

Pembahasan:
Hak reproduksi sebagai bagian dari hak asasi manusia dijamin dalam beberapa perjanjian internasional
seperti termuat dalam The convention on the elimination alls forms of discrimination againt woment
(CEDAW), ICPD ke 4 di Kairo dan konferensi ke 4 tentang perempuan di Beijing 1995. Hak-hak tersebut
meliputi:
1. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan
reproduksinya
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan
reproduksinya
3. Hak atas kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksinya
4. Hak mendapatkan pelayanan dan keamanan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan
reproduksinya

359. Seorang perempuan umur 52 tahun P2A0 sudah menopause 1 tahun yang lalu datang ke PMB
dengan keluhan malas melakukan hubungan suami istri karena nyeri dan perih vagina pada saat
melakukan hubungan suami istri. Hasil pemeriksaan TD: 130/90 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,3° C, P:
18x/menit. Palpasi payudara dan perut tidak ada kelainan, vagina tampak lecet dan kemerahan. Apakah
konseling yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Menghindari makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol.
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung estrogen alami
c. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air
d. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun
e. Menerapkan teknik relaksasi

Pembahasan :
Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak
nyaman akibat vagina yang kering. Jangan menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung
gliserin, karena berisiko menimbulkan iritasi. Untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat
menopause, seorang wanita disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan
tidur yang cukup, rutin berolahraga, serta menerapkan pola makan yang sehat. Pola makan yang
dianjurkan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak asupan serat,
seperti buah, sayur, atau biji-bijian. Selain itu, batasi asupan lemak, gula, dan minyak. Jika
dibutuhan, konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Selain
itu, hindarilah konsumsi alkohol, karena bisa menyebabkan sulit tidur.

360. Seorang perempuan umur 55 tahun P5A0 sudah menopause 10 tahun yang lalu datang ke PMB
dengan keluhan panas dan perih saat kencing bahkan sesekali pernah berdarah. Hasil pemeriksaan TD:
130/90 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,3° C, P: 18x/menit. Palpasi payudara dan perut tidak ada kelainan,
lubang uretra tampak lecet dan kemerahan. Apakah konseling yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Anjurkan ibu banyak minum
b. Melakukan kolaborasi dengan dokter
c. Anjurkan ibu untuk tidak menahan kencing
d. Anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel
e. Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman mengandung kafein
Pembahasan :

Kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil merupakan hal yang wajar dialami oleh wanita
menopause. Ibu mungkin mengalami keinginan untuk buang air kecil walaupun kandung kemih ibu belum
penuh. Ibu juga mungkin mengalami nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena selama menopause,
jaringan di vagina dan saluran kemih Anda kehilangan elastisitasnya. Selain itu, otot-otot yang mengelilingi
pelvis Ibu juga melemah. Untuk mengatasinya Ibu dapat minum air putih lebih sering, hindari minuman
beralkohol, dan lakukan latihan kegel untuk memperkuat otot pelvis ibu. Penurunan kadar estrogen dalam
tubuh juga dapat membuat ibu lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa wanita dapat menjadi lebih sering
mengalami infeksi saluran kencing pada masa ini. Jika Ibu mengalami keinginan berkemih yang sering,
atau mengalami sensasi panas saat berkemih, Ibu mungkin harus berkonsultasi pada dokter.

361. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan Demam , flu disertai dengan
kekuningan dan marah-marah kepada perawat triase UGD karena merasa diperlakukan tidak layak atau
sangat lambat dalam penanganan. Pasien tersebut sudah menunggu di UGD selama 35 menit dan
melihat perawat sibuk dengan pasien lain dan lebih mendahulukan pasien gawat kecelkaan yang baru
datang. Perawat pun kemudian menjelaskan bahwa pasien yang masuk ke UGD akan diprioritaaskan
berdasarkan tingkat keparahan kegawatan dan kondisi yang mengancam jiwa?
Apakah prinsip etik yang telah dilakukan perawat?Justice
a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Non-maleficence
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. Justice
Rasional :
Rasional A : adil dalam pemberian pelayanan kegawatdaruratan sesuai dengan tingkat kegawatan pasien
Rasional B : jujur dalam penyampaian informasi kepada pasien
Rasional C : menghargai hak-hak pasien
Rasional D : asas manfaat dalam pemberian pelayanan kesehatan
Rasional E : tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai pasien
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia :
Mosby.

362. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnose medis Sindrom
coroner akut (SKA). Ketika perawat melakukan tindakan observasi TTV terhadap pasien tersebut, pasien
tiba-tiba mengeluh nyeri dada yang sangat hebat kemudian terjadi henti jantung. Perawat berencana akan
melakkukan tindakan RJP namun keluarga menolak dan keberatan terhadap tindakan RJP meskipun
sudah diberikan penjelasan. Keluarga mengatakan bahwa pasien ingin meninggal dengan tentram dan
tenang sendirian.
Apakah dilemma etik yang terjadi oleh perawat tersebut?
a. Authonomy dan beneficience
b. Beneficience dan justice
c. Justice dan nonmaleficience
d. Nonmaleficience dan fidelity
e. Fidelity dan authonomy
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. authonomy dan beneficience
Rasional :
Rasional A : dilemma antara hak keluarga pasien dalam pengambilan keputusan dan asas manfaat dari
tindakan terhadap pasien bila segera dilakukan
Rasional B : dilemma antara pelanggaran asas manfaat dan asas keadilan
Rasional C : dilema antara asas keadilan dan resiko/dampak terhadap pasien
Rasional D : dilema antara risiko terhadap pasien dan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik
Rasional E : dilemma antara komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan pelanggaran
terhadap hak-hak pasien.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia :
Mosby.

363. Seorang perawat yang sedang bertugas di UGD mendapat 5 kunjungan pasien secara beruntun dengan
waktu yang hamper sama. Pasien pertama, seorang kakek yang mengeluh sesak nafas: kedua, pasien
perempuan dengan riwayat penyakit ACS mengalami nyeri dada yang menyebar sampai ke leher dan
lengan kiri; ketiga, seorang anak balita dengan keluahan demam dengan suhu 40 derajat celcius dan
beberapa kali mengalami kejang tonik klonik; pasien keempat dan kelima , sepadang suami istri yang
mengalami kecelakaan laulintas dimana sang suami mengalami fraktur terbuka pada mid shaft tibia dan
fibula kiri, sedangkan istri mengalami trauma kepala dan tampak hasil GCS yaitu apatis.
Manakah pasien yang perlu mendapatlan pertolongan prioritas pertama?
a. Pasien pertama
b. Pasien kedua
c. Pasien ketiga
d. Pasien keempat
e. Pasien kelima

Pembahasan :
Kunci jawaban : C. pasien ketiga
Rasional :
Rasional A : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengatasi sesak nafas pasien
Rasional B : kriteria triase emergency, dengan respong time 10-15 menit
Rasional C : kriteria triase emergency, dengan respon time segera karena bersiko sumbatan jalan nafas
karena spasme airway dan hiperventilasi akibat kejang.
Rasional D : kriteria traiage urgent, dengan respn time < 30 menit untuk mengatasi perdarahan akibat
fraktur dan risiko syok
Rasional E : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengidentifikasi jenis dan tingkat
keparahan trauma kepala, serta penanganannya.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia :
Mosby.

364. Seorang pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke UGD diantar menggunakan mobil dengan
keluahan nyeri kepala dan tidak bisa tidur datau insomnia. Pasien tapak tidak tenang, mondar-mandir di
depan loket triase dan memarahi perawat triase karena merasa lambat dilayani. Pasien ternyata memiliki
riwayat terkahir masuk RS jiwa yaitu sekitar 1 tahun yang lalu, pasien sering mendengar suara-suara
yang tidak jelas dan pernah dirawat di fasilitas kesehatan jiwa sebanyak 5 kali dirawat.
Apakah kategori triase yang sesuai untuk pasien tersebut?
a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Semi-urgent
e. Non-urgent
Pembahasan :
Jawaban : C. urgent
Rasional A : resusitasi, perlu tindakan resusitasi segera karena beresiko kematian
Rasional B : emergency, perlu tindakan penanganan darurat Karen beresiko mengancam nyawa dengan
respon time 10-15 menit.
Rasional C : urgent, perlu tindakan penanganan degera sehubungan dengan kondisi atau situasional
urgency (resiko mengamuk). Respon time < 30 menit
Rasional D : kriteria triage semi urgent, tidak gawat dan tidak darurat, respn time 60 menit
Rasional E : kriteria triage non urgent atau flase triase . respon time bisa sampai 2 jam atau bisa
diarahkan untuk berobat ke poli rawat jalan

365. Dalam keadaan bencana gempa bumi dilombok yang lalu ditemukan korban remaja laki-laki. Pada saat
initial assessment ditemukan jejas pada kepala dan paha kiri, airway paten, tetapi korban idak bernapas
serta nadi karotis tidak teraba.
Apakah warna kategori triase unuk korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. hitam
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2
detik, tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia :
Mosby.

366. Seorang petugas triase bencana tsunami menemukan seorang korban laki-laki dewasa dengan fraktur
tertutup pada lengan atas serta terdapat vulnus laserasi dan perdarahan pada dahinya akibat tertimpa
reruntuhan plafon rumahnya. Hasil initial assessment pasien tampak sada dan dapat berjalan sendiri.
Apakah warna kategori triase korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning

Pembahasan :
Kunci jawaban : C. hijau
Rasional :
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2
detik, tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia :
Mosby.
367. Soerang laki-laki korban kecelakaan berusia 40 tahun tampak tidak sadarkan diri dan dicurigai terkena
serangan jantung. Pada initial assemnet korban tidak berespon terhadap nyeri disternum dan dan
dilakukan palpasi nadi karotis tetapi tidak teraba.
Apakah tindakan yang wajib dan harus dilakukan oleh penolong korban selanjutnya?
a. Melakukan kompresi dada 30 x
b. Melakukan bantuan ventilasi 2 x
c. Melihat, dengar dan rasa pernapasan pasien
d. Mebukan airway dengan head tilt chin lift
e. Mereposisi tangan dan memeriksa kembali nadi karotis selama 10 detik

Pembahasan :
Kunci jawaban : a. melakukan kompresi dada 30 x
Rasional :
Rasional A : dilakukan bila pasien tidak ada respon, tidak teraba nadi dan tidak bernapas
Rasional B : dilakukan pada pasien henti nafas tetapi masih teraba nadi
Rasional C : dilakukan untuk mengevaluasi pernafasan
Rasional D : dilakukan untuk membuka jalan nafas pada pasien henti nafas atau setelah tindakan
kompresi.
Rasional E : dilakukan untuk mengevaluasi nadi setelah 5 siklus atau 2 menit.
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines
up-date for CPR and ECC,

368. Perawat melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada seorang pasien laki-laki yang mengalami henti
jantung. Setelah dilakukan 5 siklus, serta dilakukan evaluasi dan saat ini sudah teraba ada denyutan nadi
karotis.
Bagaimanakan tindakan yang wajib dilakukan oleh perawat tersebut selanjutnya?
a. Memastikan patensi airway
b. Melakukan pemeriksaan pernapasan
c. Membaringkan pasien ke posisi pemulihan
d. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 6 detik
e. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (30:2)
Pembahasan :
Jawaban : B. melakukan pemeriksaan pernapasan
Rasional
Rasional A : dilakukan setelah tindakan kompresi 30 x
Rasional B : dilakukan saat evaluasi bersamaan dengan pengecekan nadi
Rasional C : dilkakukan pada pasien yang sudah teraba nadi dan bernapas spontan tetapi belum sadar
Rasional D : dilakukan pada pasien yang sudah teraba nadi tetapi belum bernapas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines
up-date for CPR and ECC,

369. Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil dirumah makan padang mengalami sumbatan total
saluran pernapasan akibat tersedak pempek kapal selam. Korban sadar, terlihat pucat dan juga cemas
serta memegang Apakah teknik pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong wanita hamil
tersebut?
a. Back blow
b. Chest thrust
c. Abdominal thrust
d. Finger cross & sweep
e. Resusitasi jantung paru
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. chest thrust
Rasional :
Rasional A : dilakukan pada anak-anak dan bayi
Rasional B : dilkakukan pada korban ibu hamil atasu obesitasi yang masih sadar
Rasional C : dilakukan pada korban yang masih sadar
Rasional D : dilakukan untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines
up-date for CPR and ECC,

370. Seorang ners prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple. Korban tampak tidak
sadar, tampak rinorhea dan masih ada peregerakan dinding dada serta usaha untuk bernafas
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Melakukan suction
b. Memanggil bantuan
c. Memasang semi rigis cervical collar
d. Membuka airway dengan teknik jaw trust
e. Memasang oro-pharingeal airway (OPA)
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. memasang semi rigid cervical collar
Rasional A : dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan airway
Rasional B : dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh petugas prehospital/ambulance
Rasional C : dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga stabilisasi leher
adalah tindakan utam dan pertama sebelum melakukan tindakan penanganan yang lain ke korban.
Rasional D : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi paien dengan penurunan
kesadaran.
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines
up-date for CPR and ECC,

371. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluahan nyeri hebat pada dada tembus
ke belakang, hasil pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, tampak apneu dan nadi tidak teraba. RJP
langsung diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang bedsite monitoring dengan gambaran asystole :
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memberikan injeksi IV adrenalin 1 mg
b. Melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan flat protocol
Rasional :
Rasional : A. diberikan setelah siklus ketiga RJP
Rasional : B. dilakukan pada pasien henti napas dan henti jantung
Rasional : C. dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien sehingga
dapat diinterpretasikan kejadian asistol dengan tepat
Rasional : D. dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan tindakan kompresi
Rasional E : dilakukan untuk gelombang shockable (VF dan Pulseless VT)
Referesnsi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines
up-date for CPR and ECC,
372. Seorang anak berusi 7 tahun diantar keluarganya ke UGD setelah mengalami tenggelam di kolam renang
dan mengalami henti nafas. Orang tua anak mengatakan anakanya masih terlihat bernafas dan masih
teraba nadi saat sebelum sampai RS. Setelah 5 siklus RJP dilakukan evaluasi dan masih belum teraba
denyutan nadi karotis. Selanjutnya tim memasnag airway definitive dengan ETT dan berhasil dilakukan.
Apakah tindakan perawat yang dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan tindakan defibrilasi 2 jole/kg BB
b. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 3 detik
c. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (15:2)
d. Melanjutkan pemeberian kompresi dan ventilasi (30:2)
e. Melanjtukan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20x/menit
Pembahasan :
Kunci jawaban : E. melanjutkan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20 x/menit
Rasional :
Rasional A : dilakukan apabila sudah terpasang monitoring EKG dan gelaombang EKG Shockabel
Rasional B : dilakukan pada pasien teraba nadi tapi belum bernapas
Rasional C : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 2 penolong
Rasionla D : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 1 penolong
Rasional E : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung dan telah terpasang airway
definitive (ETT atau LMA)
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines
up-date for CPR and ECC,

373. Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun diantar ke UGD Rumah sakit dengan mobil setelah mengalami
cedera kepala serius akibat kecelakaan bermotor akibat begal dimalam hari. Hasil pengkajian didaptkan
pasien tampak sadar tetapi mudah tertidur, membuka mata bila dipanggil, bicara tidak koheren dan
meracau sendiri dan masih dapat melokalisir adanya nyeri.
Berapakah GCS pasien tersebut ?
a. 9
b. 10
c. 11
d. 12
e. 13
Pembahasan : kunci jawaban : D. 12
Rasional D : E3 M5 V4
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia :
mosby

374. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan ambulance ke UGD
setelah mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalulintas. Hasil pemeriksaan penunjang CT scan
didapatkan pasien didiagnosa edema serebral dan segera direncanakan untuk osmoterapi IV dengan
Manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6 jam
Apakah tindakan yang wajib dilakukan perawat sebelum pemberian obat tersebut?
a. Mengukur frekuensi nadi
b. Mengukur tekanan darah
c. Mngukur saturasi oksigen
d. Memonitor status kesadaran
e. Mengukur frekuesni napas
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. mengukur tekanan darah
Rasional :
Rasional A : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Rasional B : pemeberian obat diuretic dapat menurunkan tekanan darah
Rasional C : bila ada tanda-tanda syock hipovolemik
Rasional D : bila ada tanda tanda syock hipovolemik
Rasional E : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia :
mosby

375. Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kebakaran rumah dan
mengalami luka bakar serius derajat II B didaerah dada sampai perut dan kedua tangan 40 menit yang
lalu. Diketahui BB pasien 50 kg dan TB 163 cm.
Berapakah resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus perkland baxter?
f. 1800 ml
g. 2700 ml
h. 3600 ml
i. 5400 ml
j. 7200 ml
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. 3600 ml
Rasional : total body surface area (TBSA) = 9% x 4 = 36 % (dada, perut, dan kedua tangan masing
masing 9%)
Total resusitasi cairan selam 24 jam pertama menurut formula parkland bexter
= 4 x BB x TBSA = 4 x 50 x 36 = 7200 ml
Untuk 8 jam pertama diberika ½, 16 jam selanjutnya ½. Jadi 7200 ml x ½ = 3600 ml
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia :
mosby

376. Seorang laki-laki berusia 57 tahun diruangan CVCU terpasang bedsite monitoring, tiba-tiba pasien
mengalami penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial takikardi hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD : 100/60 mmHg (via bedsite monitoring) frekuensi Nadi : 60 palpasi.
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Memberika injeksi IV, amiodaron 300 mg
b. Melanjutkan rjp sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakkukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. memeriksa nadi karotis
Rasional :
Rasional A : IV. Amiodaron 300 mg diberika pada pasien henti jantung dengan gelombang shockable
setelah tindakan DC Shock
Rasional B : RJP dilakukan pada pasien henti nafas dan henti jantung
Rasional C : flat line protocol dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada
pasien sehingga dapat diinterpretasikan asystole dengan cepat
Rasional D : pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan
kebutuhan tindakan kompresi.
Rasional E : DC shock dilakukan pada pasien henti jantung dengan gambaran EKG gelombang shoc-able
(VF & Pulseless VT)
Referensi : American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association
guidelines up-date for CPR and ECC,
377. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kesadran menurun, pasien mempunyai
riawayat DM. hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nafas 26 x/menit ireguler,
frekuensi nadi 93 x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan penunjang didaptkan Gula darah
70 mg%, terpasang O2 6 liter/menit melalui masker, terpasang infus NaCl 0,9% 21 tetes/menit, advice
dokter pemberian glucose 10% IV, akral dingin dan diaphoresis.
Apakah indicator utama evaluasi perawat pada pasien setelah tindakan diatas?
a. Turgor kulit
b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Tingkat kesadaran
e. Perabaan extermitas
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. tingkat kesadaran
Rasional :
Pasien DM yang diberikan glukosa 10 % harus dievaluasi responnya, dengan prioritas indicator
evaluasinya adalah tingkat kesadaran karena jika keadaan gula darah pasien membaik maka suplay
glukosa ke otak optimal, sehingga pasien akan meningkat tingkat kesadarannya.
Referensi :
Paula Kristanty (2011) Askep Gawat Darurat
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), pedoman keperawatan Emergency.

378. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD dengan kondisi kesadran delirium, nafas dangkal
berbau aseton, dan diaphoresis. Hasil anamnesis didaptkan ada riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi nafas 27 x/menit
dangkal. Sudah dipasang infus Nacl 0,9 % dan Oksigen 3 l/menit. Hasil pemeriksaan penunjang Gula
darah sewaktu 300 gr %.
Apakah tindakan kolaborasi selanjutnya pada pasien diatas?
a. Cek aseton urin
b. Berikan insulin
c. Konsul diet DM
d. Periksa lab elektrolit
e. Cek analisa gas darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. berikan insulin
Rasional :
Pasien DM dengan gula darah tinggi harus segera diberikan insulin untuk mencegah kerusakan sel lebih
lanjut oleh karenanya Option B merupakan kuci jawaban utamanya
Referensi :
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency

379. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD dengan keluhan pusing dan mata bekunag-kunang
setelah terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60 mmHg,
Frekuensi nadi 92 x/menit, Frekuensi Nafas 29 x/menit, Suhu 38°C. pasien tiba-tiba mengalami
penurunan kesadaran, sianosis nafas lambat dan dalam tetapi nadi masih teraba pada pembuluh darah
perifer.
Apakah tindakan perawat selanjutnya pada pasien diatas ?
a. Berikan oksigen masker 6 l/menit
b. Ventilasi ambubag O2 10 liter
c. Posisikan kepala Jaw trust
d. Lakukan primary survey
e. Pasang oksimetri
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. ventilasi ambubag O2 10 liter
Rasional :
Pasien mengalami keracunan CO2 yang keluar dari knalpot mobil dalam garasi tertutup sehingga
gangguan ventilasi. Tindakannya adalah lakukan ventilasi oksigen dosis tinggi dengan ambubag. Jadi
pilihan kunci jawaban adalah B ( ventilasi dengan ambubag O2 10 liter).
Referensi :
BTCLS (2012) Ambulan 118 dan Hipgabi (2016)
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011) pedoman keperawatan Emergency

380. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD denga keluhan nyeri ulu hati, perut tampak membesar
dank eras, mata kuning, muntah darah kurang lebih 200 cc berwarna gelap dan banyak stolsel, perut
masih tampak kembung dan mual. Hasil pemeriksaan fisik didaptkan TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi
92 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, pasien terpasang infus asering 8 jam/kolf.
Apakah tindakan prioritas perawat pada pasien diatas?
a. Rencanakan transfuse darah
b. Pasang NGT bilas lambung
c. Kumur kumur air hangat
d. Monitor bilirubin darah
e. Cek lab: Hb, golongan darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. pasang NGT bilas lambung
Rasional :
Dengan pemasangan NGT maka bilas lambung dapat segera dilakukan akibat banyak stolsel untuk
mengeluarkan bekuan darah dalam lambung yang menumpuk jika dibiarkan berakibat distensi lambung
menggangu pernafasan dan dapat meningkatkan amonika yang toksik dalam tubuh.
Referensi :
Susan B. Stillwell (2011). Pedoman Keperawatan kritis hal 242
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), Pedoman keperawatan Emergency

381. Seorang anak perempuan berusia 21 bulan dibawa orang tuanya ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan
BAB cair lebih dari 11 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan ubun-ubun teraba cekung, turgor kulit
jelek/tidak elastis. Pemeriksaan fisik didapatkan Frekuensi Nadi : 115 x/menit, frekuensi nafas : 34
x/menit, suhu 37,8°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Beri larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering
b. Observasi intake dan output cairan
c. Kaji toleransi pemberian makanan
d. Beri cairan parenteral
e. Timbang BB
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. beri cairan parenteral
Rasional :
rehidrasi harus segera dilakukan pada kasus diatas namun lebih utama dengan pemberian parenteral.
Referensi :
Hockenberry & Wilson D (2011). Essential of pediatric nursing. Missoury: Mos-by
Herdman, T.,& Kamitsuru, S.(Ed).(2014). NANDA International: Nursing Diagnoses : Definitions &
classification, 2015-2017. Oxford: Willy Blackwell
382. Seorang perempuan berusia 34 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran, hasil
pengkajian CAB palpasi nadi carotis tidak teraba,. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD 0/0 mmHg,
Mulut tampak sianosis dan luka, dan segera dilakukan RJP.
Apakah langkah pertama yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Berikan rangsang kesadaran
b. Kompresi 30x, ventilasi 2x
c. Lakukan bagging/ambubag
d. Rawat luka daerah mulut
e. Berikan posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. kompresi 30x, ventilasi 2x
Rasional :
Pasien mengalami cardiac arrest yang ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada arteri besar
seperti nadi carotis, femoral, artinya jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada hembusaan nafas paru
juga tidak bekerja. Bila jantung sudah tidak mampu memmompakan darah ke seluruh tubuh, maka
seluruh organ mengalami kerusakan bahkan kematian karena itu harus segera dilakukan kompresi agar
jantung dapat terangsang untuk berkontraksi yang diikuti dengan ventilasi agar paru expansi sehingga
terjadi inspirasi.
Referensi :
BTCLS Ambulance 118 (2015)
Pamela s, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan emergency

383. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur benda tumpul,
pasien tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 25x/menit, hasil pemeriksaan
penunjang rontgen pasien dinyatakan fraktur cervical 3-4 harus immobilisasi.
Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Berikan posisi supine
b. Pasang neckcollar
c. Kompres dingin
d. Ganjal 2 bantal
e. Tanpa bantal
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. (pasang neck collar)
Rasional :
Pemasangan collar neck bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar dislokasi
tulang cervical dapt dicegah
Referensi :
Knell (2011) Asuhan Keperawatan Ortophedi Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan
emergency hal 385.

384. Seorang perempuan berusia 41 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penuruan kesadaran dan
diaphoresis setelah pulang dari olahraga malam. Hasil pengkajia didaptkan pasien mempunyai riwayat
MCI. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan nadi carotis teraba kecil dan lambat, TD: 60/60 mmHg, Frekuensi
Nafas 30 x/menit dangkal, bibir tampak sianosis. Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Siapkan alat bantuan jalan nafas
b. Posisi extensi head tilt, chin lift
c. Berikan oksigen masker
d. Pasang mayo tube
e. Beri posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. posisi extensi head till, chin lift
Rasional :
Melakukan posisi extensi head tilt chin lift merupakan langkah paling pertama dilakukan untu
membebaskan jalan nafas pasien.
Referensi :
Pamela S, kidd, patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency

385. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tersedak saat makan bakso. Anak tersebut terlihat
memegang leher, wajah memerah dan berangsur ianosis. Anda adalah perawat yang sedang berada
ditempat tersebut diluar jam dinas.
Apakah tindkan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memastikan makanan menyumbat faring atau laring
b. Langsung melaksanakan cricotyroidetomi
c. Melakukan hemlich maneuver
d. Membuka jalan nafas
e. Memberika oksigen
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan hemlich maneuver
Rasional :
Hemlich maneuver merupakan tindakan yang tepat untuk usia anak 7 tahun

386. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil pengkajian
henti napas dan henti jantung. Perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Apakah tindakan keperawatan
selanjutnya?
a. Memberikan ventilasi 2 kali
b. Mengecek arteri karotis
c. Membuka jalan napas
d. Menyiapkan AED
e. Memasang infus

Jawaban C. Membuka jalan napas


Pembahasan :
Data Fokus perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Ingat prosedural RJP mulai dari CAB. Kompresi
dada-Buka dan bebaskan jalan napas-memberikan ventilasi 2 kali tiap 6 detik.

387. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat kecelakaan
lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka
mata, kata-kata tidak tepat dan tangan menjauhi sumber stimulus nyeri.
Berapakah skor GCS pada kasus tersebut?
a. E2V4M3
b. E2V3M3
c. E2V3M4E1V3M4
d. E3V3M4
Jawaban C. E2V3M4
E = Saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata = 2
V = Saat diberikan rangsangan nyeri kata-kata tidak tepat = 3
M = Saat diberikan rangsangan nyeri tangan menjauhi sumber stimulus nyeri = 4
Penilaian Glasgow Coma Scale
Eye (E4) Verbal (V5) Motorik (M6)

4 = Membuka mata 5 = Orientasi bagus 6 = Mengikuti perintah


spontan 4= Bingung, berbicara 5 = Melokalisir nyeri
3= Membuka mata mengacau (sering bertanya 4 = Menghindari nyeri
dengan rangsangan berulang-ulang, Disorientasi) 3 = Fleksi abnormal /
suara 3 = kata-kata tidak jelas postur dekortikasi
2 = Membuka mata 2 = Mengerang/menggumam 2 = Ekstensi abnormal /
dengan rangsangan (suara tanpa arti/tidak jelas) postur deserebrasi
nyeri 1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon
1 = Tidak ada respon

388. Seorang perawat yang bertugas di ruang ICU menangani 1 pasien total care post stroke. Perawat
kontrak waktu untuk mengganti cairan infus pasien yang akan habis. Tiba-tiba perawat ditugaskan
untuk membawa pasien rujukan ke RS lain. Saat perawat sudah pergi, keluarga pasien mencarinya
karena cairan infus sudah habis dan darah mengalir ke selang infus. Apakah prinsip etik yang
dilanggar pada kasus tersebut?
a. Fidelity dan non malaficience
b. Veracity dan confidentiality
c. Veracity dan confidentiality
d. Veracity dan confidentiality
e. Fidelity dan justice

Jawaban A. Fidelity dan non malaficience


Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah perawat kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien
untuk mengganti cairan infus pasien tetapi tidak datang. Maka perawat melanggar prinsip Fidelity
karena tidak menepati janji (setia) kepada pasien. Prinsip etik kedua yang dilanggar oleh perawat
adalah Non Malaficience karena pasien telah dirugikan atau dibuat tidak nyaman karena darah
pasien mengalir ke selang infus.
389. Seorang perempuan usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, luka bakar derajat III pada wajah,
leher, dada, abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar lendir berwarna hitam, retraksi
sternum dan bunyi napas stridor. TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 32 x/mnt, frekuensi nadi 116
x/mnt, suhu 36,2 oC dan SpO2 83%. Perawat melakukan penghisapan lendir dan memberikan
bantuan oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
b. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
c. Menutup luka dengan kassa steril
d. Memasang endotracheal (ETT)
e. Memberikan cairan infus

Jawaban D. Memasang endotrakeal (ETT)


Pembahasan : Data focus yang mendukung GCS 8, terdengar bunyi napas tambahan yakni
bunyi stridor dan frekuensi napas 32x/mnt. Bunyi stridor adalah bunyi napas
tambahan/sumbatan jalan nafas akibat edema pada jalan nafas atas. Maka tindakan yang
tepat adalah memasang ETT (Endotracheal tube) agar jalan nafas paten/bebas. Ketika pasien
mengalami gangguan airway (jalan nafas), maka harus segera membebaskan jalan nafas
pasien. Tindakan lainnya boleh dilakukan setelah airway pasien tertangani.

390. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang
lalu. Pasien riwayat tumor otak. Hasil pengkajian kesadaran delirium, mulut kering, tangan
mengalami tremor, tiba-tiba kejang dan pola napas Biot.TD 140/70 mmHg, frekuensi nadi 60
x/mnt, frekuensi napas 28 x/mnt, suhu 38oC dan SpO2 80%. Hasil pemeriksaan Lab AGD pH
7,50, PaO2 58 mmHg, PCO2 28 mmHg, HCO3 23 mEq/L. Apakah masalah keperawatan
prioritas pada kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Pola napas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Kekurangan volume cairan
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif

Jawaban C. Gangguan pertukaran gas


Pembahasan
Data fokus sesak napas, frekuensi napas 28 x/mnt dan data yang paling utama adalah nilai
PCO2 yang abnormal (menurun). Hal ini menunjukkan pasien mengalami alkalosis respiratorik.
Maka jawaban yang tepat adalah gangguan pertukaran gas. Memang pilihan jawaban lainnya
potensial untuk dipilih sebagai jawabannya karena datanya terdapat pada kasus. Namun
masalah keperawatan gangguan pertukaran gas lebih mengancam nyawa dibandingkan
dengan masalah keperawatan lainnya. Sehingga yang harus diprioritaskan adalah gangguan
pertukaran gas.
391. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat
ledakan kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, sulit bernapas, retraksi
intercostal, luka bakar pada leher, kepala, dada, abdomen, kerusakan pada seluruh lapisan
kulit, bunyi napas stridor, CRT >3 detik, dan SpO 2 80%. TD 90/50 mmHg, frekuensi nadi 130
x/mnt, frekuensi napas 32 x/mnt, dan suhu 38 oC. Hasil laboratorium AGD pH 7,28, PaO2 56
mmHg, PCO2 52 mmHg, HCO3 29 mEq/L, BE -2 mEq/L. Apakah interpretasi hasil AGD pada
kasus tersebut?
a. Asidosis metabolic
b. Alkalosis metabolic
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi

Jawaban E. Asidosis respiratorik terkompensasi


Pembahasan
Data focus pH 7,28 = pH yang <7,35 menandakan Asidosis. PCO 2 52 = pH menurun dan
PCO2 meningkat diinterpretasikan sebagai Asisdosis Respiratorik. PCO2 dan HCO3 meningkat
berarti terkompensasi

Nilai gas darah arteri atau Arterial Blood Gas (ABG) berguna untuk mengkaji status
pernapasan dan keseimbangan asam basa; ABG adalah pengukuran pertukaran gas secara
sistemik. Dengan membandingkan pH, PaCO2 dan HCO3, kemampuan tubuh untuk
mengkompensasi keseimbangan asam basa, dapat dikaji; nilai PO2 yang mengindikasikan ada
tidaknya hipoksemia.
Nilai Normal AGD
PH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmhg
HCO3 21 – 28 mEq / L
BE -2 s/d 2
Menginterpretasikan nilai ABG melibatkan 3 langkah :
- Langkah 1 : Kaji pH untuk menentukan ada asidosis atau alkalosis
- Langkah 2 : Kaji PaCO2 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
apakah karena pernapasan (respiratorik) atau metabolik. Jika nilai pH dan PaCO2 bergerak
ke arah berlawanan (pH meningkat dan PCO2 menurun atau pH menurun dan PaCO2
meningkat), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena pernapasan (Respiratorik)
- Langkah 3 : Kaji HCO3 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
adalah metabolik. Jika pH dan HCO3 berpindah ke arah yang sama (pH meningkat dan
HCO3 meningkat, atau pH menurun dan HCO3 menurun), ketidakseimbangan terjadi
secara alamiah karena metabolik.
Ketika terjadi ketidakseimbangan asam basa, tubuh akan berusaha untuk mengkompensasi
dan membuat pH menjadi normal. Hasil dari upaya ini bisa jadi tidak terkompensasi,
terkompensasi sebagian, atau terkompensasi penuh.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Disorder PH Primer Respon Kompensasi

Asidosis HCO3 PCO2


Metabolik

Alkalosis HCO3 PCO2


Metabolik

Asidosis PCO2 HCO3


Respiratorik

Alkalosis PCO2 HCO3


Respiratorik

Catatan :
- Murni : PCO2 dan HCO3 ada yang normal
- Terkompensasi penuh : PH normal
- Terkompensasi sebagian : Tidak ada yang normal
392. Seorang laki-laki usia 45 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian henti nafas dan henti jantung. Perawat melakukan resusitasi jantung paru selama
10 siklus. Saat dievaluasi, arteri karotis teraba tapi belum bernapas spontan. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan DC shock
b. Melanjutkan kompresi dada
c. Memberikan ventilasi 2 kali
d. Melakukan recovery position
e. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Jawaban E. Memberikan ventilasi 10 x/mnt


Pembahasan : data fokus yang mendukung adalah saat dievaluasi arteri karotis teraba. Hal ini
menandakan jantung sudah berdenyut dan data yang kedua adalah belum bernapas spontan
menandakan kebutuhan oksigenasi pasien belum terpenuhi. Ketika arteri karotis sudah teraba
dan pasien belum bernafas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan ventilasi
(bantuan oksigen) 10 x/mnt atau 1 kali setiap 6 detik. Pilihan A tidak tepat. DC Shock dilakukan
ketika pasien mengalami ventrikel takikardia tanpa nadi dan ventrikel fibrilasi. Pilihan B tidak
tepat juga. Indikasi dilakukan kompresi dada adalah ketika nadi tidak teraba (henti jantung)
dan tidak ada pengembangan dada (henti nafas). Pilihan C juga kurang tepat. Karena
kebutuhan oksigen pasien tidak cukup ketika hanya diberikan ventilasi 2 kali. Pilihan D tidak
tepat pula. Karena indikasi melakukan recovery position ketika kondisi pasien sudah stabil.
393. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat
kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 10, sesak napas, pucat,
fraktur tertutup pada 1/3 tibia fibula dan nampak lendir yang banyak pada mulut. Perawat
melakukan suction. TD 130/70 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi nadi 110 x/mnt,
suhu 37 oC dan SpO2 90%. Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan perawat pada kasus
tersebut?
a. Bunyi napas
b. Tekanan darah
c. Frekuensi napas
d. Saturasi oksigen
e. Tingkat kesadaran

Jawaban A. Bunyi napas


Pembahasan
Data fokus yang menunjang perawat melakukan suction. Indikasi dilakukan suction adalah
ketika muncul bunyi napas abnormal pada pasien yakni tidak mampu mengeluarkan lendir
secara spontan, banyak lendir pada jalan nafas atas dan terdengar bunyi nafas gurgling. Maka
yang harus dievaluasi setelah melakukan suction adalah bunyi nafas pasien apakah masih
terdengar bunyi nafas gurgling atau sudah hilang
394. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi perdarahan pada abdomen
akibat luka tusuk sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian, kesadaran apatis, membran
mukosa pucat, akral dingin dan CRT 5 detik. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt dan
frekuensi napas 24 x/mnt. Perawat melakukan bebat tekan pada luka dan memberikan posisi
modified Trendelemburg. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Menjahit luka
b. Memasang kateter
c. Memberikan oksigen
d. Memberikan posisi semifowler
e. Memberikan infus cairan 2 line

Jawaban E. Memberikan infus cairan 2 line


Pembahasan :
Data fokus yang membran mukosa pucat, akral dingin, CRT 5 detik, TD 90/60 mmHg dan
frekuensi nadi 110 x/mnt. Hal ini menunjukkan pasien mengalami risiko syok hipovolemik
akibat kurang volume cairan. Pada kasus di atas perawat sudah melakukan bebat tekan
sebagai tindakan awal untuk mengontrol perdarahan dan memberikan posisi modified
Trendelemburg. Maka tindakan selanjutnya adalah memberikan infus cairan 2 line untuk
mengganti volume cairan yang telah hilang.
395. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas akibat luka tusuk
pada dada kiri sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 15, nyeri dada kiri skala 6,
wajah pucat, deviasi trakea ke kanan, tekanan vena jugularis dextra meningkat,
pengembangan dada tidak simetris, perkusi thoraks sinistra hiperresonan, bunyi napas pada
dinding dada kiri menurun, dan suara jantung menjauh. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120
x/mnt, frekuensi napas 32 x/mnt dan SpO2 90%. Terpasang Oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan bantuan oksigen bag-valve-mask
b. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
d. Mencabut benda yang menancap
e. Memasang chest tube

Jawaban B. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2


Pembahasan :
Data fokus pada kasus di atas adalah sesak napas, luka tusuk pada dada kiri, deviasi trakea
ke kanan, tekanan vena jugularis meningkat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi
thoraks hiperresonan, bunyi nafas dada kiri menurun, suara jantung menjauh dan frekuensi
napas 32 x/mnt. Data ini menandakan pasien mengalami tension pneumothoraks yakni adanya
penumpukan udara dalam rongga thoraks. Kondisi ini mengakibatkan pasien mengalami
gangguan breathing (pernapasan). Maka tindakan yang tepat adalah harus mengeluarkan
udara dengan cara melakukan needle dekompresi pada ICS ke 2 garis mid axilaris agar paru-
paru kembali terisi oksigen segara maksimal. Pilihan E kurang tepat karena chest tube / WSD
dilakukan hanya pada kondisi terdapat cairan di dalam rongga pleura atau thoraks. Pilihan D
tidak boleh dilakukan oleh perawat karena benda yang tertancap berfungsi sebagai tampon.
Jika dicabut, berisiko terjadi perdarahan. Pilihan C kurang tepat karena walaupun pasien
diberikan analgetik, masalah pada breathing tidak akan teratasi. Pilihan A kurang tepat karena
meskipun diberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi, tidak akan maksimal dan masalah pada
breathing tidak teratasi karena paru-paru tidak mengalami kembang kempis secara maksimal
dan bahkan paru-paru berisiko kolaps akibat adanya tekanan udara dan juga menempati
sebagian ruang pada paru-paru.

396. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang ke poli KIA untuk
konsultasi kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien sering sesak bila melakukan
aktivitas dan sulit untuk melakukan mobilisasi. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 24x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit. Apakah masalah utama pada
kasus?
a. Gangguan mobilisasi
b. Gangguan jalan nafas
c. Gangguan oksigenisasi
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kurangnya pengetahuan

Pembahasan
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi sesak nafas yang secara fisiologis dialami
pada ibu hamil trimester III akibat pembesaran rahim yang mendorong diafragma kearah atas
sebesar 4 cm, yang dapat menimbulkan penurunan ekspansi paru dalam berinspirasi
(pengisian oksigen) dan berekspirasi (mengeluarkan karbonmonoksida)
Kunci Jawaban: C

397. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2019, dan
Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi
Nadi: 88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
a. 13 Januari 2019
b. 12 Januari 2019
c. 13 Januari 2020
d. 13 Februari 2019
e. 12 Februari 2020

Pembahasan
Menghitung taksiran persalinan dihitung dengan mengetahui data HPHT. Dimana tanggal
tanggal, bulan dan tahun HPHT dihitung menggunakan rumus Negel’s Rule yaitu hari + 7
bulan – 3 dan tahun +1. Pilihan jawaban A, B, D dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada data HPHT yaitu tanggal 6 April 2019 dimana tanggal
di tambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1 maka hasil yang diperoleh adalah: 13
Januari 2020.
Kunci Jawaban: C

398. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU
28 centimeter dan Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit
dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 28 cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 32 minggu. Pilihan jawaban B, C, D dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat
meteran pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung
dengan menggunakan rumus Mc. Donald.
Kunci Jawaban: A

399. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu, datang ke poli KIA untuk
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian pada daerah abdomen dengan palpasi leopold
diperoleh pada dareah fundus terdapat bokong, pada sisi kanan perut ibu teraba punggung
janin dan presentasi kepala belum masuk PAP.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
a. Mencari daerah pungtum maksimum
b. Klarifikasi pada arteri radialis ibu
c. Melakukan pemeriksaan DJJ
d. Pastikan kembali posisi janin
e. Menilai kontraksi rahim

Rasional:
Pemeriksaan leopold dapat dijadikan indikator untuk menilai DJJ janin. Penilaian DJJ janin
dilakukan dengan mengetahui hasil pemeriksaan leopold dua yaitu untuk mengetahui apa
yang ada pada sisi kanan dan sisi kiri perut ibu. Pemeriksa merasakan pada salah satu sisi kiri
dan kanan perut ibu yaitu panjang rata dan tidak terputus-putus. Pilihan jawaban A, B, D, dan
E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: Pemeriksaan DJJ dilakukan setelah pemeriksaan leopold untuk
mengetahui letak punggung janin dan area punctum maksimum.
Kunci Jawaban: C

400. Seorang perempuan berusia 32 tahun hamil 28 minggu datang ke poli KIA untuk konsultasi
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien telah memiliki anak hidup dua, dan riwayat
mengalami keguguran pada anak ke tiga.
Apakah status obstetri pada pada kasus?
a. G3P2A1
b. G4P2A1
c. G3P2
d. G4P2
e. G5P2A1

Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien sedang hamil anak ke
empat, dengan riwayat anak hidup dua orang dan abortus satu kali maka status obstetri pada
pasien adalah G4P2A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data
yang ditemukan pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: B

401. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu, inpartu berada dikamar
bersalin. Hasil pengkajian diperoleh data pasien gelisah, keluar keringat banyak, dan
mengerang kesakitan. Observasi kontraksi uterus frekuensi 4-5x/menit, intensitas berat, durasi
>40 detik
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
a. Melakukan pemeriksaan dalam
b. Memimpin meneran
c. Pecahkan ketuban
d. Mengatur posisi
e. Mempersiapkan alat-alat persalinan

Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien inpartu sedang berada pada kala dua. Bila
akan dipimpin meneran maka harus dipastikan kemajuan persalinan dengan melakukan
pemeriksaan dalam. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada
pasien inpartu berada pada kala dua jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: A

402. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 berada diruang nifas dengan keluhan rasa nyeri
pada daerah kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data terdapat luka episiotomi, kemerahan,
edema, kebiruan dan sekresi negatif. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi
Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Apakah tindakan utama pada kasus?
A. Vulva hygiene
B. Mobilisasi dini
C. Penkes perawatan luka
D. Berikan nutrisi adekuat
E. Perawatan luka episiotomi

Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien berada pada masa nifas dengan terdapat
luka episiotomy pada area perineum. Luka episiotomi dilakukan guna memudahkan presentasi
janin dapat melalui jalan lahir dan mencegah terjadinya rupture pada perineum. Pilihan A, B, D
dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada
pasien masa nifas yang dilakukan episiotomi, jawaban yang tepat pada kasus C.
Kunci Jawaban: C

403. Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke unit gawat darurat maternitas dengan
keluhan perdarahan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, tampak
muka pucat, perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan, berwarna merah terang,
konsistensi cair, dan menggunakan dua pembalut penuh. Observasi tanda-tanda vital TD:
110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit Frekuensi Nadi: 88x/menit dan kapilari refil >3 detik.
Apakah masalah utama pada kasus?
A. Kurangnya volume cairan dan elektrolit
B. Gangguan Keseimbangan cairan
C. Gangguan perfusi jaringan
D. Resiko Injuri maternal
E. Resiko Injuri Fetal

Rasional: Kondisi perdarahan pada awal masa kehamilan dapat disebabkan oleh: hasil
konsepsi yang tidak berimplantasi pada tempatnya (KET), hasil konsepsi yang tidak mampu
bertahan hidup diluar Rahim, dan mola hidatidosa. Tanda dan gejala perdarahan yang
menimbulkan kondisi kapilari refil melambat menandakan adan gangguan sirkulasi ke
pembuluh darah perifer. Pilihan A, B, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data
yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien
yang mengalami perdarahan pada awal masa kehamilan.
Kunci Jawaban: C

404. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan
mual dan muntah pada pagi hari. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing,
lemas, muka pucat, kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Observasi tanda-tanda
vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit, dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Gangguan rasa nyaman
b. Kekurangan volume cairan
c. Resiko kekurangan volume cairan
d. Resiko syok (hipovolemik)
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang

Rasional: Pada masa kehamilan terjadi adaptasi pada system tubuh sebagai akibat adanya
kehamilan. Kondisi mual dan muntah yang berlebihan dapat menimbulkan resiko dehidrasi
dengan tanda dan gejala kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Pilihan A, B, D dan
E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien
yang mengalami resiko dehidrasi sebagai akibat mual dan muntah karena kehamilan.

Kunci Jawaban: C

405. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan pusing dan
penglihatan ganda. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh nyeri pada daerah
epigastrium, sesak nafas serta bengkak pada kaki dan tangan. Observasi tanda-tanda vital TD:
160/110mmHg, Frekuensi Nafas: 24x/menit, Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Resiko cidera
b. Resiko Injuri Fetal
c. Resiko Injuri maternal
d. Gangguan perfusi jaringan cerebral
e. Kurangnya volume cairan dan elektrolit

Rasional: Penyakit yang timbul pada masa kehamilan antara lain adalah PEB. PEB akan
menimbulkan spasme pada pembuluh darah arteriola sehingga sirkulasi pada organ vital
seperti ginjal akan terganggu pada fungsi filtrasi. Akibat filtrasi yang terganggu maka protein
akan tereksresi sehingga mengganggu tekanan onkotik dalam sel. Pilihan A, B, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien
hamil yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: C

406. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan
adanya bercak darah dari kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien G1P0A0 hamil 16
minggu, mengeluh cemas akan kehamilannya, pusing, dan lemas. Observasi tanda-tanda vital
TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
a. Tirah baring
b. Suport pasangan
c. Kurangi aktivitas
d. Kontrol KIA secara teratur
e. Penkes pada ibu hamil dan pasangan

Rasional: Bercak darah pada masa kehamilan merupakan tanda dan gejala yang dapat
mengancam terhadap janin. Pada kondisi tersebut untuk mempertahankan kehamilan maka
upaya yang dilakukan adalah dengan tirah baring untuk menghindari bercak darah yang
semakin banyak. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien
hamil yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: A

407. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan perdarahan setelah 2 jam
post partum. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, muka pucat,
tinggi fundus uteri 1 jari diatas pusat, dan teraba lunak. Observasi tanda-tanda vital TD:
100/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Posisi
B. Tirah baring
C. Massage uterus
D. Cek kelengkapan placenta
E. Observasi tanda-tanda vital

Rasional: Perdarahan pada masa post partum dapat terjadi akibat kontraksi uterus yang
menurun sehingga saat dipalpasi rahim teraba lembek. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kontraksi uterus adalah dengan melakukan kompresi bimanual eksternal dan
internal serta berkolaborasi pemberikan suntikan syntocynon Pilihan A, B, D dan E kurang
tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas tindakan keperawatan
pada perempuan yang mengalami perdarahan pada masa nifas.
Kunci Jawaban: C
408. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan keluhan demam setelah
melahirkan anak yang ke tiga. Hasil pengkajian diperoleh data karakteristik lochea rubra,
menggunakan dua pembalut penuh, konsistensi cair dan berbau busuk. Observasi tanda-tanda
vital TD: 110/70mmHg, Suhu 390C, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Hipertermia
b. Resiko cidera
c. Resiko infeksi
d. Kekurangan volume cairan
e. Ketidakefektifan termoregulasi

Rasional: Infeksi post partum terjadi pada 2x24jam dengan tanda dan gejala peningkatan
suhu tubuh dan karakteristik lochea berbau busuk. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena
tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan
pada perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.

Kunci Jawaban: A

409. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien
sering mengalami keputihan, gatal, warna kehijauan, konsistensi kental dan berbau.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
a. Usapan vagina
b. Colposkopi
c. USG transvaginal
d. Biopsi
e. Pap smear

Rasional: Ciri khas dari ca cervik adalah perdarahan pasca berhubungan yang terjadi pada
usia dengan rata-rata >35 tahun. Faktor penyebab Ca. Cervik terjadi karena sering berganti-
ganti pasangan, infeksi organ reproduksi dan transmisi dari virus HPV. Pemeriksaan
penunjang penting dilakukan untuk memastikan terjadinya Ca. Cervik. Pilihan A, B, C dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan
pada perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.
Kunci Jawaban: D

410. Seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan keputihan, gatal dan
berbau. Hasil pengkajian diperoleh data pada daerah genital pasien tampak kemerahan dan
lecet. Observasi tanda-tanda vital Tekanan Darah 110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit,
dan Frekuensi nafas 20x/menit.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
a. Usapan vagina
b. Colposkopi
c. USG transvaginal
d. Biopsi
e. Pap smear
Rasional: Infeksi organ reproduksi terjadi karena faktor kebersihan yang buruk pada daerah
genital. Pemeriksaan penunjang usapan vagina dilakukan untuk mengetahui jenis
mikroorganisme. Jenis mikroorganisme dapat diketahui dengan melakukan kultur untuk
mengetahui jenis kuman yang dapat berupa bakteri, jamur, amuba dan protozoa, sehingga
tepat pemberian antibiotika. Pilihan B, C D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan
data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada pemeriksaan penunjang pada
perempuan yang mengalami infeksi pada organ reproduksi.
Kunci Jawaban: A

411. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke klinik KIA dengan keluhan nyeri saat haid.
Hasil pengkajian diperoleh data nyeri yang dirasakan pada daerah syimpisis. Nyeri seperti
tertusuk benda tajam hingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Apakah intervensi utama pada kasus?
a. Kompres hangat
b. Posisi
c. Massage pada daerah simphisis
d. Exercise
e. Diit

Rasional: Nyeri hebat saat haid disebut dengan istilah dysmenore. Kondisi ini disebabkan
karena meningkatnya hormone prostaglandin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pada
otot-otot myometrium uterus. Intervensi yang tepat adalah dengan melaukan distraksi dengan
pemberian kompres hangat pada daerah simphisis pubis agar terjadi vasodilatasi. Pilihan B, C
D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah intervensi keperawatan pada


perempuan yang mengalami nyeri hebat saat haid.
Kunci Jawaban: A

412. Seorang bayi laki-laki baru lahir menangis kuat, gerakan aktif, badan merah, extremitas pucat,
nadi lebih dari 100 per menit dengan BB: 3500 gram, dan PB: 50 cm,
Berapakah nilai APGAR bayi tersebut?
A. 10
B. 9
C. 8
D. 7
E. 6

Rasional: Penilaian APGAR score dilakukan untuk menilai kondisi janin apakah dalam kondisi
bayi normal Nilai APGAR 7-10; Nilai APGAR 4-6: Asfiksia ringan; Nilai APGAR 0-3 : Asfiksia
berat. APGAR score dinilai pada masing-masing komponen dengan nilai 2 bila pada kondisi
normal, nilai 1 dan 0 pada dan bila ada kondisi abnormal b masing-masing Pilihan A, C, D dan
E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada penilaian APGARA score pada
bayi segera setelah lahir.
Kunci Jawaban: B
413. Seorang perempuan berusia 25 tahun inpartu berada di kamar bersalin dan telah melahirkan
bayi laki-laki, dengan kondisi menangis spontan dan dilakukan pembersihan pada daerah
mulut dan hidung.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
A. Klem tali pusat dengan jarak 3-5 cm dari insersi bayi
B. Klem tali pusat dengan klem ke 2 dengan jarak 0,5-1 cm
C. Letakkan kassa di daerah tali pusat yang akan digunting
D. Desinfektan daerah yang mau digunting
E. Gunting tali pusat dengan hati-hati

Rasional: Persalinan terdiri dari empat kala, yaitu: kala 1: pembukaan, kala 2: pengeluaran,
kala 3: pengeluaran placenta dan kala 4: observasi adanya kondisi perdarahan. Pada kala 2
setelah dilakukan pembersihan jalan nafas bayi maka tindakan selanjutnya adalah
pemotongan tali pusat. Pemotongan tali pusat dari pangkal umbilicus 5 cm dilakukan klem tali
pusat pertama dan selanjutnya dipasang klem kedua dengan jarak 2-3cm dari klem pertama.
Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada tahapan prosedur setelah
dilakukan pembersihan jalan nafas yaitu pemotongan tali pusat dengan memperhatikan jarak
tertentu.
Kunci Jawaban: A

414. Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan
kehamilan. Hasil anamnesa diperoleh data pasien memiliki anak pertama laki-laki berusia 24
tahun, anak kedua perempuan berusia 20 tahun, anak ketiga perempuan berusia 15 tahun dan
riwayat anak ke tiga keguguran pada kehamilan usia 16 minggu.
Apakah status obstetri pada kasus diatas?
a. G3P2A1
b. G5P3A1
c. G3P2A0
d. G4P2A0
e. G4P1A1

Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien hamil anak ke lima, dengan
anak hidup tiga orang dan pengalaman abortus satu kali maka status obstetri pada pasien
adalah G5P3A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.

Kunci Jawaban: B

415. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan
kehamilan. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tinggi fundus pasien 35cm, PUKA,
presentasi kepala belum masuk pintu atas panggul.
Berapakah usia kehamilan pasien pada kasus diatas?
A. 21 Minggu
B. 24 Minggu
C. 28 Minggu
D. 32 Minggu
E. 40 Minggu

Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 35cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 40 minggu. Pilihan jawaban A, B, C dan D tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat
meteran pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung
dengan menggunakan rumus Mc. Donald.

Kunci Jawaban: E

416. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan
kehamilan. Hasil anamnesa diperoleh data HPHT pasien 15 Agustus 2019. Observasi tanda-
tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit, Frekuensi Nafas 20x/menit dan Suhu
37C.
Kapankah taksiran persalinan pasien pada kasus diatas?
a. 22-06-2020
b. 22-07-2020
c. 22-05-2020
d. 21-05-2020
e. 21-06-2020

Rasional: Perhitungan taksiran persalinan dihitung dari HPHT pasien dan dengan
menggunakan rumus Nagle dengan hari + 7 bulan -3 dan tahun + 1. Pilihan jawaban A, B, D
dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada HPHT pasien dan gunakan rumus Nagle

Kunci Jawaban: C

417. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang ke unit gawat darurat, dengan keluhan perdarahan
pada awal masa kehamilan. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data: pasien mengeluh pusing
dan lemas, muka pucat, conjunctiva anemis, kapilari refil >3 detik. Pasien juga G1P0A0, TD:
90/60mmHg, Nadi: 125x/mnt, Suhu 37,5⁰C, Pernafasan 22x/mnt.
Apa prioritas masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. Resiko injuri fetal
B. Resiko injuri maternal
C. Resiko tinggi gawat janin
D. Gangguan perfusi jaringan
E. Deficit volume cairan dan elektrolit

Rasional: Perdarahan pada masa kehamilan dapat terjadi pada awal dan lanjut. Perdarahan
yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya hasil konsepsi yang tidak
mampu bertahan saat nidasi, hasil konsepsi bernidasi tidak pada tempatnya dan lain-lain.
Kasus menggambarkan data-data perdarahan dan kapilari refil melambat. Masalah
keperawatan prioritas yang tepat adalah gangguan perfusi jaringan. Pilihan jawaban A, B, C
dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan dan data-data
pendukung perdarahan.

Kunci Jawaban: D

418. Seorang perempuan, usia 45 tahun, datang poli klinik KIA, dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan dengan pasangannya. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data keputihan,
gatal, berbau dan berwarna kehijauan.
Apa pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kasus diatas?
A. Biopsi
B. Pap Smear
C. Usapan vagina
D. USG transvaginal
E. Patologi Anatomi

Rasional: Ciri khas dari pasien Ca. Cervik adalah perdarahan setelah berhubungan dengan
pasanganData-data pada kasus menunjukkan kondisi infeksi pada organ reproduksi dan
memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu usapan pada vaginal. Ciri berikutnya bau yang khas
dari sekresi yang dikeluarkan dari organ reproduksi.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan pasca
berhubungan dan data-data klinis pada pasien dengan Ca. Cervik.
Kunci Jawaban: B

419. Seorang perempuan, usia 21tahun, status menikah, datang ke poli KIA untuk menunda
kehamilannya. Hasil wawancara diperoleh informasi haid teratur, siklus 28 hari dan lama haid
rata-rata lima hari .
Apakah Alat kontrasepsi yang dianjurkan pada kasus?

a. KB Pil
b. KB IUD
c. KB Alami
d. KB Suntik
e. KB Implan/ susuk

Rasional: Alat kontrasepsi terbagi ada yang hormonal dan non hormonal. Kontrasepsi
hormonal terdiri dari PIL, Suntik, dan AKBK. Kontrasepsi non hormonal terdiri dari Spiral,
kondom dan alamiah. Alat kontrasepsi alamiah dapat dipilih bila pasien haid teratur, siklus 28
hari dan lama haid rata-rata lima hari .
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan karakteristik pasien yang akan
merencanakan menggunakan alat kontrasepsi

Kunci Jawaban: C

420. Seorang perempuan, usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan mual dan
muntah setiap diberikan asupan nutrisi. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data pasien G1P0A0,
berat badan menurun, kelopak mata cekung dan mukosa bibir kering.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus?
A. Istirahatkan pasien
B. Terminasi kehamilan
C. Batasi intake peroral
D. Kolaborasi antiemetik
E. Kolaborasi parenteral nutrisi

Rasional: Tanda dan gejala mual dan muntah proyektil setiap diberikan asupan makanan
peroral sering dialami pada perempuan yang mengalami Hyperemisis Gravidarum. Tindakan
yang tepat pada kasus untuk mencegah aspirasi adalah dengan pasien dipuasakan dan
mengganti asupan nutrisi melalui parentral nutrisi

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan tanda dan gejala pasien yang
mengalami kondisi mual dan muntah proyektil

Kunci Jawaban: E

421. Seorang perempuan usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan payudara
bengkak dan bayi rewel. Hasil wawancara diperoleh data pasien paska melahirkan anak
pertama, kedua payudara teraba keras dan kondisi puting menonjol.
Apakah tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
a. Lakukan pijat oksitosin
b. Stimulasi produksi asi
c. Kompres hangat kedua payudara
d. Ajarkan teknik menyusu yang benar
e. Berikan penkes mengatasi payudara bengkak

Rasional: Peningkatan produksi ASI terjadi pada hari kedua pasca persalinan, yang dibentuk
oleh hormone prolactin dan oxytocin. Hormon prolactin berfungsi untuk meningkatkan produksi
ASI dan hormone oksitocin untuk memancarkan ASI yang juga memberikan dampak terhadap
kontraksi uterus. Produksi ASI yang meningkat harus diimbagi oleh pengetahuan ibu agar tidak
terjadi bengkak pada payudara yang dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi untuk mengatasi payudara bengkak pada ibu
akibat peningkatan produksi ASI.

Kunci Jawaban: C

422. Seorang perempuan usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan belum memiliki
keturunan setelah lima tahun menikah. Hasil wawancara diperoleh data pasien tampak cemas
khawatir suami menikah lagi, melakukan intercouse teratur dan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi.
Apakah prioritas masalah keperawatan pada kasus ?
A. Berikan konseling untuk mengatasi rasa cemas
B. Berikan pendidikan kesehatan pada kedua pasangan
C. Berikan konseling untuk rencana memiliki keturunan
D. Informasikan sexual tekhnik untuk mengatasi masalah
E. Infomasikan sexual timing yang tepat untuk memiliki keturunan
Rasional: Infertil dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor dengan batas waktu 1 tahun dengan melakukan hubungan sexual secara
teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Infertil terbagi dua ada primer dimana ibu belum
diberikan keturunan dan sekunder ibu pernah mengalami proses kehamilan, persalinan dan
nifas namun tidak bisa memiliki keturunan yang selanjutnya.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada data pasien yang merencanakan ingin memiliki
keturunan

Kunci Jawaban: C

423. Seorang perempuan usia 42 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan keputihan yang
disertai oleh rasa gatal dan berbau. Hasil wawancara diperoleh data pasien tampak cemas
khawatir mengganggu interaksi dengan pasangan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus ?
A. Biopsi
B. Pap Smear
C. Usapan vagina
D. USG transvaginal
E. Patologi Anatomi

Rasional: Infeksi organ reproduksi dapat terjadi akibat transmisi dari hubungan seksual atau
akibat personal hygiene yang buruk. Tanda dan gejala dari infeksi organ reproduksi adalah
keputihan yang disertai oleh rasa gatal dan berbau. Pengobatan antibiotik yang tepat adalah
dengan melakukan pengambilan specimen selanjutnya di kultur agar jenis mikrorganisme
dapat diketahui.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pemeriksaan penunjang pada pasien yang
mengalami infeksi pada organ reproduksi.
Kunci Jawaban: C

424. Seorang perempuan usia 18 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan nyeri saat
menstruasi, yang berlangsung sampai dengan beberapa hari. Hasil wawancara klien
mengatakan rasa sakit yang dirasakan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk mengatasi kasus tersebut?
A. Akupresure
B. Rendam duduk
C. Kompres hangat
D. Tarik nafas dalam
E. Masase pada daerah simphisis

Rasional: Dysmenore dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peningkatan kadar
hormon prostatglandin. Akibat yang ditimbulkan dari kadar prostatglandin yang meningkat
adalah terjadinya vosokontriksi pada otot-otot myometrium dari Rahim. Intervensi yang tepat
adalah dengan memberikan kompres hangat agar terjadi vasodilatasi.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi mandiri keperawatan pada pasien dengan
dymenore.

Kunci Jawaban: C

425. Seorang perempuan usia 42 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan keputihan yang
disertai oleh rasa gatal dan berbau. Hasil pemeriksaan fisik pada daerah kemaluan diperoleh
data kemerahan, edema dan lesi.
Apakah prioritas masalah keperawatan pada kasus ?
A. Membatasi hubungan seksual hanya dengan satu orang pasangan
B. Menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual
C. Tidak melakukan hubungan seksual apabila terdapat lesi
D. Melakukan rendam duduk
E. Melakukan vulva hgiene

Rasional: Pada kasus infeksi organ reproduksi untuk mencegah transmisi dan perluasan
infeksi pada pasangan maka saat melakukan hubungan sexual dianjurkan untuk
menggunakan pelindung yaitu kondom.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada prioritas masalah keperawatan pada kasus
pencegahan perluasan dan transmisi infeksi organ reproduksi pada pasangan saat melakukan
hubungan sexual.

Kunci Jawaban: B

426. Seorang perempuan usia 28 tahun, datang ke unit gawat darurat maternitas dengan keluhan
kontraksi uterus yang semakin sering dan disertai oleh darah dan lendir. Hasil pemeriksaan
fisik klien kala I fase aktif, tampak vulva membuka, perineum menonjol dan anus
menggembung membentuk huruf D.
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut ?

A. Pimpin meneran
B. Menjaga privacy
C. Pemeriksaan dalam
D. Suport ibu untuk mengelola nyeri
E. Posisi yang aman untuk melahirkan

Rasional: Tanda-tanda inpartu pada pasien dapat diketahui dari observasi klinis dimana
pasien mengerang kesakitan, pengeluaran keringat yang banyak dan pengeluaran darah yang
semakin banyak. Observasi kontraksi uterus dengan frekuensi semakin sering, intensitas
semakin kuat dan durasi yang semakin lama. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk memastikan
kemajuan persalinan yaitu: portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban utuh dan
presentasi janin ada di hodge empat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada prioritas intervensi mandiri keperawatan pada pasien
dengan inpartu.
Kunci Jawaban: C

427. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli ginekologi untuk berkonsultasi. Hasil
pemeriksaan fisik teraba masa pada daerah ovarium dextra dan segera untuk dilakukan
operasi. Pasien dan keluarga bingung dan takut jika kista akan menyebabkan tidak
mempunyai keturunan. Perawat memberikan penjelasan tentang kondisi, prognosis dan
tindakan yang akan dilakukan, serta keputusan diserahkan kepada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilakukan perawat pada kasus?
A. Justice
B. Fidelity
C. Autonomy
D. Non maleficience
E. Veracity

Rasional: Prinsip etik dan legal merupakan hal penting yang harus diketahui oleh perawat.
Jenis-jenis dari prinsip etik dapat digunakan oleh perawat dalam pemberian Asuhan
Keperawatan.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada aspek etik yang digunakan oleh perawat dalam
pemberian Asuhan Keperawatan.

Kunci Jawaban: C

428. Seorang perempuan berusia 34 tahun P2A0 datang ke poli KIA untuk konsultasi alat
kontrasepsi. Hasil pengkajian pasien menggunakan alat kontrasepsi hormone, haid tidak
teratur dan pusing. Observasi TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 80 kali/menit dan Frekuensi
Nafas 20x/menit.
Apakah alat kontrasepsi yang tepat pada kasus ?
A. IUD/AKDR
B. Tubektomi
C. Vasektomi
D. Alamiah
E. MOW/MOP
Rasional: Jenis alat-alat kontrasepsi dapat menjadi pilihan pada pasangan yang akan
merencanakan untuk ber KB. Dalam menetapkan jenis alat kontrasepsi yang akan
dipergunakan perlu ada ada diskusi dengan pasangan serta penjelasan dari perawat sebagai
konselor KB
Strategi mengerjakan soal: fokus pada jenis-jenin alat kontrasepsi yang dapat menjadi
pilihan dan tidak menimbulkan kontraindikasi.
Kunci jawaban: A

429. Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk
memeriksakan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien dengan riwayat persalinan
lahir normal anak laki-laki tahun 2005, lahir prematur anak kembar perempuan tahun 2010,
dan mengalami abortus 2 kali.
Apakah status paritas pada kasus?
A. G4P2A2
B. G4P1A2
C. G5P3A2
D. G5P2A2
E. G5P4A2
Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien hamil anak ke lima, dengan anak hidup
dua orang dan pengalaman abortus dua kali maka status obstetri pada pasien adalah
G5P3A1. Pilihan A, B, C dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan
pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan D.
Kunci Jawaban : D

430. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P1A1 hamil 30 minggu datang ke poli KIA dengan
keluhan kaki bengkak. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tampak edema pada kedua kaki.
Observasi TD 120/70 mmHg, Frekuensi Napas 21x/menit, Frekuansi Nadi 85 x/menit, dan DJJ
135 x/menit.
Apakah Intervensi keperawatan utama pada kasus?

A. Sering ganti posisi


B. Tinggikan kaki saat tidur
C. Jangan terlalu lama duduk
D. Jangan terlalu lama berdiri
E. Mengurangi aktivitas sehari-hari

Rasional: Edema pada tungkai kaki terjadi karena pembesaran rahim menekan vena iliaka
anterior yang menyebabkan akumulasi cairan pada daerah kaki. Kondisi ini merupakan
adaptasi system tubuh karena adanya kehamilan sepanjang tidak disertai dengan peningkatan
darah dan tidak adanya protein di dalam urin.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi keperawatan utama pada pasien dengan
edema pada tungkai kaki

Kunci Jawaban B

431. Seorang laki-laki usia 52 tahun mengalami fraktur akibat terjatuh dari pohon kelapa. Pasien
dibawa ke IGD. Pasien mengeluh nyeri skala 7 (1-10) dan menyeringai menahan sakit. Kondisi
luka saat ini: deformitas pada femur sinistra dan hematom dengan diameter + 6 cm. Hasil
pemeriksaan radiologi: fraktur komplit pada 1/3 distal os femur sinistra. Tindakan yang akan
dilakukan yaitu operasi elektif: ORIF. Saat ini, perawat melakukan pembalutan area fraktur
dengan bidai.
Apa tujuan pembidaian pada kasus?
A. Mempersiapkan operasi ORIF
B. Melakukan fiksasi pada area fraktur
C. Memudahkan transportasi ke ruangan
D. Mengurangi rasa sakit pada area fraktur
E. Mengurangi pendarahan pada area fraktur
Jawaban: B
Pembahasan:
Pembidaian adalah tindakan memfixasi atau mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami
cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai
fixator/imobilisator.
432. Seorang laki-laki usia 24 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas satu jam yang lalu. Pasien
dibawa ke IGD. Pasien sakit berat, kesadaran CM, GCS: 15, terdapat fraktur terbuka pada tibia
dextra dengan pendarahan mengucur hebat sekitar 700cc, dan ekstremitas teraba dingin. TD:
90/60 mmHg, frekuensi nadi: 134x/menit, teraba lemah, frekuensi pernafasan 32x/menit.
Apa data utama yang harus dikaji pada kasus?
A. Pain
B. Pallor
C. Parestesia
D. Paralysys
E. Pulselessness
Jawaban : E
Pembahasan:
Pain (nyeri)
Parestesia, yaitu gangguan pada saraf sensorik
Paralisis, yaitu gangguan motorik yang ditemukan setelah beberapa waktu
Pallor, yaitu pucat pada kulit akibat berkurangnya suplai darah
Pulselessness, yaitu kehilangan denyut arteri

433. Seorang perempuan usia 63 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medis osteoarthritis
dengan penyakit penyerta gagal jantung kiri. Pasien mengatakan mual, tidak muntah,
mengeluh nyeri skala 3 (1-10) dan kaku pada kedua lutut. TD: 140/90 mmHg, frekuensi nadi:
78x/menit, frekuensi pernafasan: 19x/menit, IMT: 28,5 kg/m2 (obesitas). Saat ini kondisi pasien
stabil dan sedang dipersiapkan untuk pulang.
Apa pendidikan kesehatan yang penting diberikan?
A. Menurunkan berat badan
B. Melakukan latihan fisik sendi
C. Menggunakan bebat pada lutut
D. Melakukan relaksasi nafas dalam
E. Mengonsumsi diet tinggi kalsium
Jawaban:A
Pembahasan:
Osteoarthritis adalah suatu kondisi yang menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku,
danbengkak.
Indeks massa tubuh adalah cara yang baik untuk menilai apakah berat badan Anda sehat atau
tidak,
Klasfikasi IMT
Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
18,5 – 22,9 = Berat badan normal
23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)
30 ke atas = obesitas
Jika dikaitakan dengan kasus yang dialami pasien perempuan makan Pendidikan kesehatan
yang paling tepat diberikan sebelum pasien pulang adalah menurunkan berat badan (Diet)
dikarenakan berat badan pasien di klasifikasikan ke dalam berat badan berlebih sehingga
dapat mempengaruhi atau meperparah kondisi yang dialami.

434. Seorang perempuan usia 72 tahun dirawat di bangsal rawat inap dengan diagnosis medis
osteoporosis. Pasien mengatakan nyeri punggung sejak dua minggu yang lalu, tidak mampu
beraktivitas, dan hanya berbaring di kamar. Pasien mengatakan sebelumnya bekerja sebagai
penjual ikan di pasar, riwayat menggunakan pil kontrasepsi sejak 30 tahun yang lalu, saat ini
sudah menopause, dan hanya bisa makan ½ porsi sejak lima tahun yang lalu. TD: 140/80
mmHg, frekuensi nadi: 85x/menit, frekuensi pernafasan: 23x/menit. Hasil pengukuran IMT
27kg/m2 (obesitas).
Apa faktor risiko osteoporosis pada kasus?
A. Kurang nutrisi
B. Penurunan aktivitas
C. Barat badan berlebih
D. Perempuan menopause
E. Riwayat menggunakan pil KB
Jawaban: D
Pembahasan:
salah satu factor yang berisiko terkena osteoporosis adalah perempuan dengan menopause
Osteoporosis pascamenopause terjadi karena berkurangnya hormon estrogen yang bertugas
membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Gejalanya bisa timbul pada usia
51-75 tahun, meskipun tidak semua perempuan memiliki risiko yang sama untuk terkena
penyakit ini.

435. Seorang laki-laki usia 24 tahun dirawat di bangsal rawat inap dengan diagnosis medis kanker
tulang. Pasien mengeluh lemas, nyeri skala 3 (1-10) dengan bantuan terapi morphin drip, dan
cemas karena tidak tau tentang kondisi sakitnya. Pasien mengatakan sulit tidur dan berkali-kali
menanyakan kondisinya pada keluarga dan petugas kesehatan. Saat ini pasien melakukan
aktivitas perawatan diri dengan bantuan penuh dari perawat dan keluarga. Pasien sementara
harus tirah baring untuk mencegah cidera akibat trauma patologis.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus?
A. Kecemasan
B. Nyeri kronik
C. Gangguan tidur
D. Risiko cidera: jatuh
E. Gangguan mobilitas fisik
Jawaban: A
Pembahasan:
Dari scenario kasus diatas dapat masalah keperawatan yang dapat diangkat adalah
kecemasan yang di dukung dengan data penunjang seperti pasien cemas karena tidak tau
tentang kondisi sakitnya, sulit tidur dan berkali-kali menanyakan kondisinya pada keluarga dan
petugas kesehatan.
Kecemasan dapat didefenisikan sebagai (perasaan gelisash yang tidak mjelas dari
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom, perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan perringatan adanya
ancaman yang akan datang dan memungkinksn individu untuk mengambil langkah untuk
menyetujui suatu tindakan).

436. Seorang laki-laki berusia 47 tahun dirawat di unit rawat inap dengan keluhan pembengkakan
pada tulang tungkai bawah, keluhan disertai keterbatasan pergerakan sendi. Pada
pemeriksaan fisik teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit, adanya pelebaran vena,
ekpresi wajah meringis, lingkaran hitam pada kelopak mata, dan penurunan berat badan.
Keadaan umum sakit sedang, pada pemeriksaan tanda vital diperoleh TD: 130/90 mmHg,
frekuensi nadi 124 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit dan suhu 37ºC. Pada pemeriksaan foto
rontgen diperoleh gambaran fibrosarkoma
Apa masalah keperawatan utama pada kasus?
A. Berduka
B. Insomnia
C. Nyeri kronis
D. Kurang nutrisi
E. Intoleransi aktifitas
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari data di atas masalah keperawatan yang dapat timbul adalah Nyeri kronik yang
disebabkan oleh Fibrosarcoma (salah satu jenis tumor ganas (kanker) yang dapat berasal dari
sel di dalam jaringan lunak (otot, lemak, tendon/sambungan otot dengan tulang, saraf,
pembuluh darah, persendian) dan tulang). serta data penunjang untuk menegakan diagnose
Nyeri Kronik diantaranya: ekpresi wajah meringis, lingkaran hitam pada kelopak mata, pada
pemeriksaan tanda vital diperoleh TD: 130/90 mmHg, frekuensi nadi 124 x/menit, frekuensi
napas 28 x/menit dan suhu 37ºC. Pada pemeriksaan foto rontgen diperoleh gambaran
fibrosarcoma.

437. Seorang laki-laki berusia 34 tahun dirawat dengan Osteosarkoma klasik (stadium IIB), pasien
mengeluh nyeri pada femur kanan, dengan skala 8 (1-10), menyebar ke seluruh ektremitas
bawah, tidak bisa tidur pada malam hari karena nyeri. Pasien mengatakan takut kehilangan
anggota gerak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan pada femur kanan,
kemerahan, nyeri tekan, dan keterbatasan aktivitas. Keadaan umum sakit sedang, TD: 135/80
mmHg, frekuensi nadi: 120 x/menit, frekuensi napas: 24x/menit dan suhu: 37ºC.
Apa prioritas intervensi pada kasus?
A. Mengurangi cemas
B. Memenuhi kebutuhan tidur
C. Kolaborasi pemberian analgetik
D. Kolaborasi tindakan pembedahan
E. Mengembangkan hubungan teraputik
Jawaban: C
Pembahasan:
Data yang didapatkan dari scenario diatas yakni pasien menderita Osteosarkoma klasik
(stadium IIB), dengan data subjektif dan objektif yang didapatkan adalah pasien mengeluh
nyeri pada femur kanan, dengan skala 8 (1-10), menyebar ke seluruh ektremitas bawah, tidak
bisa tidur pada malam hari karena nyeri, nyeri tekan, dan keterbatasan aktivitas. Keadaan
umum sakit sedang, TD: 135/80 mmHg, frekuensi nadi: 120 x/menit, frekuensi napas:
24x/menit dan suhu: 37ºC. Maka prioritas intervensi yang diberikan adalah kolaborasi
pemberian analgeti, simana analgetik atau analgesik, adalah obat yang digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang
menderita.

438. Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke IGD. Pasien mengeluh rasa sakit pada dada
sebelah kiri selama 10 menit yang tidak hilang dengan istirahat, riwayat hipertensi selama 4
tahun, TD 130/90mmHg. Hasil kolaborasi dengan dokter, pasien dianjurkan untuk dilakukan
perekaman EKG, gambaran EKG didapatkan ST elevasi, dan frekuensi denyut jantung jarak R
ke R 14 kotak kecil pada lead II pada lembaran EKG.
Berapa frekuensi denyut jantung (HR)?
A. HR 100 x/menit
B. HR 101 x/menit
C. HR 103 x/menit
D. HR 105x/menit
E. HR 107 x/menit
Jawaban : E
Pembahasan:
300/ jumlah kotak besar dari R-R
1500/kotak kecil dari R-R
Jarak R ke R 14 kotak kecil maka digunakan rumus 1500/14=107

439. Seorang laki-laki usia 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis MCI.
Pasien merasa sakit pada dada kiri seperti tertekan benda berat, dengan skala 7 (skala 0 –
10), tidak dapat tidur, gelisah, badan lemah dan ADL dibantu oleh keluarga dan perawat. TD:
100/60 mmHg, frekuensi nadi: 68x/menit dan frekuensi nafas: 24x/menit dan hasil thoraks foto:
kardiomegali dan bendungan paru.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktifitas
C. Gangguan pola tidur
D. Pola nafas tidak efektif
E. Penurunan curah jantung
Jawaban : A Nyeri Akut
Pembahasan:
Berdasarakan data yang didapatkan dari scenario diatas maka masalah keperawatan utama
yang dapat diangkat adalah Nyeri akut ditunjang dengan data-data diantaranya pasien merasa
sakit pada dada kiri seperti tertekan benda berat, dengan skala 7 (skala 0 – 10), tidak dapat
tidur, gelisah.
440. Seorang perempuan, usia 40 tahun di bawa ke IGD karena nyeri dada seperti tertindih beban
berat yang dirasakan selama 10 menit setelah beraktivitas dan tidak hilang saat beristirahat.
TD: 140/80 mmHg, frekuensi nadi: 103x/menit, Suhu 36°C, frekuensi nafas 28 x/ menit.
Apakah rencana tindakan keperawatan yang utama ?
A. Menganjurkan tirah baring
B. Menganjurkan nafas dalam
C. Kolaborasi perekaman EKG
D. Kolaborasi pemberian oksigen
E. Kolaborasi pemberian analgetik
Jawaban : D
Pembahasan:
Dari scenario diatas tindakan keperawatan utama untuk mengatasi maslah yang dialami
pasien yakni kolaborasi pemberian oksigen dimana dikarnakan pasien mengeluhkan nyeri
dada seperti tertindih, dan frekuensi nafas 28 x/ menit.

441. Seorang perempuan, usia 43 tahun di bawa ke IGD. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri,
nyeri dirasakan semakin lama semakin berat seperti tertekan dan pasien mengeluh sesak
nafas serta badan terasa lemas. TD :130/90 mmHg, frekuensi nadi 104x/menit, frekuensi nafas
25x/menit, suhu 36,5ºC. Gambaran EKG ST elevasi. Hasil kolaborasi dengan dokter,
dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Apa nama pemeriksaan laboratorium yang tepat?
A. CK
B. CRP
C. SGOT
D. CK-MB
E. Troponin
Jawaban: E
Pembahasan:
Pemeriksaan laboraturium yang tepat pada pasien ST-Elevasi yakni Troponin merupakan
molekul protein yang dilepaskan ke aliran darah ketika otot jantung rusak karena serangan
jantung atau penyakit jantung serius. Pemeriksaan troponin seringkali dilakukan untuk
mendiagnosis serangan jantung atau kondisi lain yang dapat menyebabkan kerusakan
jantung.

442. Seorang laki-laki berumur 62 tahun dibawa ke IGD karena nyeri di dada kiri seperti tertindih
beban berat dengan skala 7-8 (0-10), dirasakan setiap melakukan aktivitas, menjalar sampai
ke bahu kiri, sering dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Dilakukan pemeriksaan TD 150/90,
frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi nafas 22x/menit.
Apakah pengkajian nyeri yang perlu dilakukan untuk melengkapi data tersebut ?
A. Time
B. Region
C. Quality
D. Severity
E. Provokatif
Jawaban: E
Pembahasan:
pengkajian nyeri yang perlu dilakukan untuk melengkapi data tersebut adalah Provokatif
karena dalam skenarion Time (setiap melakukan aktivitas), Regio (dada kiri), Quality (tertindih
beban berat), Severity (7-8).

443. Seorang laki-laki berusia 59 tahun masuk ICU jam 23.00 dengan diagnose medis Gagal
Jantung. TD 100/70mmHg, denyut nadi 62x/mnt, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 362ºC,
edema pada kedua tungkai dengan pitting edema +2. Pasien mendapat terapi RL 500 cc, D5%
500cc, dalam 24 jam, pasien muntah sebanyak 100cc, minum 400cc dan urine sampai dengan
pkl 07.00 500 cc, TB : 150cm, BB: 60 kg.
Berapa balance cairan pasien ?
A. + 100 cc
B. - 100 cc
C. + 300 cc
D. - 300 cc
E. + 800 cc
Jawaban : B
Pembahasan:
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
IWL= 15XBB/24 Jam
Inteake: RL 500 cc, D5% 500cc, minum 400cc
Outpute : Muntah sebanyak 100cc, urine 500 cc.
Intake = Output
500cc + 500cc + 400 cc = 100 cc + 500 cc
1400 cc = 1500 cc
= -100 cc

444. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis
Gagal Jantung. Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada waktu istirahat namun saat
melakukan aktifitas ringan seperti turun dari tempat tidur ke kamar mandi mudah kelelahan,
terasa jantung berdebar (palpitasi) yang disertai sesak nafas. TD 100/70 mmHg. Denyut nadi
64x/menit, frekuensi napas 25 x/menit.
Apa klasifikasi gagal jantung menurut NYHA berdasarkan tanda gejala yang ditemukan pada
kasus diatas ?
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
Jawaban : C
Pembahasan:
Berdasarkan kasus diatas maka pasen tersebut di klasifikasikan NIHA class III
445. Seorang laki-laki usia 50 tahun masuk ke ICCU dengan CHF. Hasil Pemeriksaan AGD, pH:
7,52, PCO2: 33,9, PO2: 102, HCO3 : 22,8, Sat O2 : 93%.
Apa interpretasi hasil pemeriksaan analisa gas darah (AGD) ?
A. Alkalosis Metabolik Murni
B. Alkalosis Respiratorik Murni
C. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Penuh
D. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Sebagian
E. Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian
Jawaban : B
Pembahasan:
Interpretasi Hasil AGD
pH atau ion H+, menggambarkan apakah pasien mengalami asidosis atau alkalosis. Nilai
normalpH berkisar antara 7,35 sampai 7,45.
PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan hipoksemia
dan pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya
pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 80-100 mmHg
PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal, PCO2
dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hipoventilasi dan
begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi abnormal
sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45 mmHg
HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi gangguan metabolisme, seperti ketoasidosis.
Nilai yang rendah menggambarkan asidosis metabolik dan begitu pula sebaliknya. HCO3- juga
dapat menjadi abnormal ketika ginjal mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH kembali
dalam rentang yang normal. Kadar HCO3- normal berada dalam rentang 22-26 mmol/l
Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa kuat yang harus ditambahkan
dalam mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi PCO2 = 40 mmHg dengan
Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C0. BE bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan
sebaliknya, BE bernilai negatif menunjukkan kondisi asidosis metabolik. Nilai normal BE
adalah -2 sampai 2 mmol/l
Saturasi O2, menggambarkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Nilai normalnya
adalah 95-98 %.
Dari kasus diatas didapatkan pH: 7,52 (meningkat) PCO2: 33,9 (Normal), PO2: 102
(Meningkat0, HCO3 : 22,8, (Normal) Sat O2 : 93%. Maka dapat disimpulkan pasien menglami
Alkalosis Respiratorik Murni.

446. Seorang laki-laki berumur 60 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis
gagal jantung. Pasien mengeluh sesak napas terutama saat berbaring, disertai jantung
berdebar (palpitasi), pasien lemas dan bedrest diatas tempat tidur serta kebutuhan ADL
dibantu oleh keluarga. TD 150/ 90 mmHg, denyut nadi 58x/m dan frekuensi pernafasan
24x/menit dan Saturasi Oksigen 93%, distensi vena jugularis, edema anasarka, kulit dingin dan
lembab, gallop (+), JVP : 5+3 cmH2O, capillary refill > 3 detik. Pemeriksaan foto thoraks:
kardiomegali. Terapi O2 : 3 liter/ menit.
Apakah tindakan keperawatan yang utama untuk pasien tersebut ?
A. Kolaborasi pemeriksaan AGD
B. Memberikan posisi semi fowler
C. Memonitor TTV setiap 4 jam sekali
D. Kolaborasi batasan cairan selama 24 jam
E. Menganjurkan mengkonsumsi makanan rendah lemak
Jawaban : B
Pembahasan:
Dengan memberikan posisi semi fowler dapat membantu mengurangi keluhan sesak napas
terutama saat berbaring yang dirasakan akibat pembesaran jantung (kardiomegali) sehinga
memaksimalkan ventilasi.

447. Seorang laki-laki berusia 41 tahun dirawat di RS dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan BAB 5x/hari, mual, tidak nafsu makan, dan badan
terasa lemas. Keadaan umum sakit sedang, turgor kulit tidak elastis, mukosa mulut kering, BB:
55 kg, TB: 160 cm, bising usus 38x/menit, TD 90/60 mmHg, Suhu 39 0C, frekuensi
nadi110x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb: 12 gr/dL,
Leukosit : 15.000 U/L.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Diare
B. Hipertemi
C. PK Infeksi
D. Kurang volume cairan
E. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : D
Pembahasan:
Dari scenario diatas maslah keperawatan yang tepat berdasarkan DS & DO yang di dapatkan
adalah Kurang Volume Cairan yang di defenisikan sebagai  Penurunan cairan intravascular,
intersisial, dan  atau intraseluler, mengarah pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa
perubahan sodium. Serta Batasan krakteristik diantaranya Kelemahan, Haus, Penurunan
turgor kulit/lidah, Membran mukosa/kulit kering, Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan
darah, penurunan volume/tekanan nadi, Pengisian vena menurun, Perubahan status mental,
Penurunan output urine, Konsentrasi urine meningkat, Temperatur tubuh meningkat,
Hematokrit meninggi dan Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing).

448. Seorang pria laki-laki berusia 48 tahun sedang dirawat di ruang penyakit dalam, dengan
diagnosis medis Ulkus Peptikum. Pasien mengeluh perut terasa nyeri di area epigastrium
dengan skala 4, merasa mual, tapi tidak ada muntah dan nafsu makan menurun, hanya
mampu menghabiskan makan ¼ porsi selama 3 hari. TD 130/90 mmHg, suhu 370C, frekuensi
nadi 100x/menit, frekuensi nafas 20x/menit. Perawat memberikan intervensi keperawatan
dengan menganjurkan pasien makan makanan yang mudah dicerna dalam porsi sedikit dan
sering.
Apa tujuan utama tindakan keperawatan tersebut?
A. Mengurangi produksi asam lambung
B. Memenuhi kebutuhan nutrisi
C. Meringankan kerja lambung
D. Mengurangi rasa mual
E. Mengurangi rasa nyeri
Jawaban : B
Pembahasan:
Perawat memberikan intervensi keperawatan dengan menganjurkan pasien makan makanan
yang mudah dicerna dalam porsi sedikit dan sering tujuan utama tindakan keperawatan
tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan nutisi.

449. Seorang perempuan usia 20 tahun masuk diruangan UGD dengan diagnosa medis Apendisitis.
Pasien mengeluh merasa nyeri di perut sebelah kanan bawah sejak 2 hari (nyeri tekan di titik
MC burney) dengan skala nyeri 5 (skala 0-10), mual disertai muntah, badan panas dan lemah,
dan tidak nafsu makan. Keluarga mengatakan pasien sudah 2 hari hanya menghabiskan ¼
porsi makan. Keadaan umum sakit sedang, TB : 160 cm, BB : 48 kg, TD 130/90 mmHg,
frekuensi nafas 30 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit, dan suhu 38,30C.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Kurang volume cairan
C. Intoleransi aktivitas
D. Hipertermi
E. Nyeri akut
Jawaban : E
Pembahasan:
masalah keperawatan utama pada kasus diatas adalah Nyeri akut yang diakibatkan olej
Apendisitis serta masalah keperawatan yang diangkat didukung oleh DO & DS yang di
dapatkan diantaranya Pasien mengeluh merasa nyeri di perut sebelah kanan bawah sejak 2
hari (nyeri tekan di titik MC burney) dengan skala nyeri 5 (skala 0-10), dan hasil TTV (TD
130/90 mmHg, frekuensi nafas 30 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit).

450. Seorang laki-laki berusia 18 tahun dirawat di ruang rawat inap dengan diagnosa medis post
apendiktomi e.c appendicitis akut, dengan anestesi umum. Delapan jam setelah operasi,
pasien mengeluhkan nyeri luka operasi dengan skala 3 (skala 0-10), mobilisasi masih di
tempat tidur. Pasien sudah flatus, frekuensi bising usus 6 x/menit, durasi pendek. TD 110/80
mmHg, frekuensi nadi 76 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit.
Apa intervensi keperawatan yang tepat diberikan ke pasien?
A. Membantu mobilisasi duduk
B. Membantu mobilisasi duduk ke berjalan
C. Membantu pemenuhan kebutuhan pasien
D. Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam
E. Membantu mobilisasi miring kanan dan kiri
Jawaban : D
Pembahasan:
Tindakan yang diberikan untuk mengurangi keluhan yang dialami pasien yakni nyeri adalah
Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam. Denganmengajarkan Teknik nafas dalam dapat
membantu mengalihkan dan mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
451. Seorang laki – laki berusia 40 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan mual, muntah
setiap makan dan minum, seluruh badan lemas. Pasien mengeluh nyeri ulu hati dengan skala
5. Pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan epigastrium, teraba pembesaran pada kuadran
kanan atas, konjungtiva anemis, sklera ikterik, mukosa mulut kering, dan warna kulit kuning.
Dokter mendiagnosa pasien suspek hepatitis.
Pemeriksaan diagnostik yang perlu dikolaborasikan oleh perawat untuk menunjang penegakan
diagnosa medis pasien adalah ?
A. SGOT &SGPT
B. Hemoglobin
C. Elektrolit
D. Albumin
E. Bilirubin
Jawaban : A
Pembahasan:
Pemeriksaan laboraturium untuk menunjang penegakan diagnose hepatitis adalah SOGT &
SGPT (untuk melihat fungi hati)
SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) adalah enzim yang biasanya ditemukan
pada hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga otak. Sementara, SGPT (serum glutamic pyruvic
transaminase) adalah enzim yang paling banyak terdapat di dalam hati, meski begitu dalam
beberapa organ lain ada, tapi dalam jumlah yang sedikit. Kedua enzim ini memiliki tugas yang
sama, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh.
Batas normal yang seharusnya dimiliki yaitu:
SGOT: 5-40 µ/L (mikro per liter)
SGPT: 7-56 µ/L (mikro per liter)

452. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis
hepatitis akut. Pasien mengeluh tidak nafsu makan sejak 1 minggu, mual dan muntah setiap
makan dan minum, badan terasa lemah, dan nyeri abdomen kuadaran kanan atas dengan
skala 3. Sklera ikterik dan jaundice di seluruh tubuh. Pasien mendapatkan makanan dari RS
dengan diit tinggi kalori rendah lemak. Pasien mengeluh tidak suka makanan RS, dan terus
menanyakan kenapa tidak boleh makan makanan yang berlemak.
Jawaban yang paling tepat diberikan oleh perawat adalah?
A. Untuk mengurangi jaundice
B. Untuk mengurangi kerja hati
C. Untuk mengurangi kerja lambung
D. Untuk mengurangi nyeri abdomen
E. Untuk mengurangi mual dan muntah
Jawaban : B
Pembahasan:
Alasan diberikan terapi Terapi diet tinggi kalori rendah lemak karna diet ini dilakukan bertujuan
untuk memberi asupan sumber gizi bagi penderita hepatitis dan mengontrol nilai kandungan
sumber energi yang dibutuhkan dari penderita hepatitis, kondisi/keadaan dan kebutuhan akan
sumber gizi berbeda-beda pada penderita hepatitis tergantung pada berat badan dan aktifitas
penderita. Bila si penderita menimbulkan gejala mata kuning atau perubahan kulit jangan
terlalu banyak mengurangi lemak.

453. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke Puskesmas Suka Maju dengan keluhan utama
nafas terasa berat dan badan lemas. Pasien mengatakan sudah 3 bulan mengeluh batuk
berdahak, berwarna kuning dan kental disertai darah, pasien mengatakan bahwa badan
panas selama 7 hari dan selalu dingin pada malam hari sehingga pasien sulit untuk tidur.
Pasien mengeluh nafsu makan berkurang sehingga mengalami penurunan berat badan dari 65
kg menjadi 55 kg selama 1 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik suhu tubuh 38,5 0C, denyut nadi
95 x/mnt, frekuensi pernafasan 28 x/mnt, tekanan darah 120/80 mmHg. Pemeriksaan
diagnostik yang utama untuk menentukan diagnosa pasti pada pasien tersebut adalah ?
A. Pemeriksaan Sputum
B. Pemeriksaan CT Scan
C. Pemeriksaan Foto Rontgen
D. Pemeriksaan Tuberkulin Skin Test (TST)
E. Pemeriksaan IGRA (Interferon-λ Release Assay)
Jawaban : A
Pembahasan:
Pemeriksaan diagnostik yang utama untuk menentukan diagnose sesuai dengan DO dan DS
yang di dapatkan adalah Pemeriksaan Sputum.

454. Seorang laki laki berusia 17 tahun dibawa orang tuanya ke UGD dengan keluhan sesak napas
dan disertai batuk produktif. Pasien diketahui mengalami asthma bronchial. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan penggunaan otot bantu napas dan suara napas terdengar wheezing dan
ronchi kedua lapang paru. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan frekuensi napas
27x/menit dan suhu 37.5 C. Untuk mengatasi serangan asma akut dan mencegah exercise
induced asthma diprogramkan untuk pemberian epinephrine. Apakah tujuan dari pemberian
epinephrine?
A. Menurunkan inflamasi bronchial
B. Pencegahan produksi histamine
C. Mengencerkan sekresi bronkus
D. Mengobati asthma bronchial
E. Relaksasi otot brokhus

Jawaban : B
Pembahasan:
Tujuan pemberian terapi epinephrine untuk pasien dengan diagnose asthma bronchial adalah
Epinephrine atau adrenalin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati
reaksi alergi yang dapat membahayakan nyawa, yaitu syok anafilaktik. Alergi yang dapat
menyebabkan syok anafilaktik dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti gigitan serangga,
kutu, lateks, obat-obatan, dan makanan. Epinephrine akan meredakan reaksi alergi tersebut
dengan melemaskan otot-otot saluran pernapasan dan mempersempit pembuluh darah,
sehingga napas menjadi lega dan aliran darah ke sel tetap terjaga.
455. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poli paru dengan keluhan sesak napas dan
lemah. Keluhan disertai penurunan nafsu makan. Pasien diketahui mengalami sesak napas
saat sedang memasak dengan kayu bakar dan juga menjadi perokok pasif selama 30 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, penggunaan otot bantu napas, napas cepat dan dangkal,
riwayat batuk tidak ada, ronchi (-) dan IMT 18 kg/m2. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan
frekuensi napas 26 x/menit, frekuensi denyut nadi 98 x/menit, SpO2 89%. Apa masalah
keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. intoleransi aktivitas
B. pola napas tidak efektif
C. kerusakan pertukaran gas
D. bersihan jalan napas tidak efektif
E. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : B
Pembahasan:
Berdasarkan keluahan dan data yang di dapatkan dalam scenario diagnose yang tepat adalah
pola nafas tidak efektif di tandai dengan sesak napas dan lemah, penggunaan otot bantu
napas, napas cepat dan dangkal, riwayat batuk tidak ada, ronchi (-), Dari pemeriksaan tanda
vital didapatkan frekuensi napas 26 x/menit, frekuensi denyut nadi 98 x/menit, SpO2 89%.

456. Seorang laki – laki berusia 56 tahun, merupakan pasien rujukan dari RSUD Jayapura, dirawat
diruang inap penyakit dalam sejak 2 hari yang lalu, dengan diagnosa medis Ca Paru kiri
stadium IIA. Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, pasien tampak
lemah dan sesak. Pasien menggunakan oksigen 3 lpm. Pasien diketahui bekerja sebagai
buruh di indutri pertambangan dan memiliki riwayat merokok selama 20 tahun. Pada
pemeriksaan fisik, inspeksi, dinding dada tampak simetris kiri-kanan, tampak adanya
penggunaan otot bantu pernapasan, cuping hidung (-). Dari hasi perkusi terdengar suara
pekak pada daerah dada kanan bagian atas. Tanda vital diperoleh tekanan darah 150/90
mmHg. Denyut nadi 98 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit dan suhu 37 ºC. Hasil AGD
menunjukan pH : 7,37, PO2 : 60, PCO2 : 50, HCO3 : 20,6. Apakah masalah keperawatan
utama yang akan Anda ambil?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Ketidakefektifan pola napas
C. Kerusakan pertukaran gas
D. Intoleransi aktivitas
E. Nyeri akut
Jawaban : C
Pembahasan:
Berdasarkan keluahan dan data yang di dapatkan dalam scenario diagnose keparawatan yang
tepat adalah gangguan pertukaran gas karna dari hasil pemeriksaan AGD menunjukan pH :
7,37, PO2 : 60, PCO2 : 50, HCO3 : 20,6. (asidosis respiratorik)

457. Seorang laki laki berusia 50 tahun, dengan diagnosa medis kanker paru, dirawat di ruang inap
penyakit dalam dengan keluhan tidak nafsu makan. Pasien telah menjalani tiga kali kemoterapi
sejak dirawat di RS. Pasien tampak berbaring lemah. Pasien mengungkapkan adanya rasa
lelah terkait kemoterapi yang sedang dijalani dan merasa mual setelah kemoterapi. Dari hasil
pengkajian, didapatkan TB 170 cm, BB 55 kg. Hasil pemeriksaan Hb 8 gr %. Apakah
intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah pasien di atas?
A. Menyarankan pasien untuk beristirahat
B. Melakukan konsultasi dengan ahli gizi
C. Membantu pasien melakukan aktivitas
D. Mengajarkan teknik relaksasi
E. Membatasi kunjungan
Jawaban : B
Pembahasan:
intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah pasien yakni dengan melakukan
konsultasi dengan ahli gizi demi untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien.

458. Seorang laki-laki usia 54 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri dada saat batuk
dan bernafas dalam. Batuk produktif namun dahak sulit dikeluarkan, nafas cepat dan dangkal.
Frekuensi pernafasan 32 x/mnt, suhu tubuh 37,20C, sering mual tetapi tidak sampai muntah.
Diagnosa medis pneumonia. Apa tindakan keperawatan mandiri keperawatan yang utama
pada pasien tersebut ?
A. Melakukan Diatermi
B. Melakukan Fisioterapi dada
C. Memberikan pengaturan diit
D. Memberikan oksigen 2 liter/menit
E. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
Jawaban : B
Pembahasan:
Tindakan keperawatan mandiri keperawatan yang utama adalah melakukan fisioterapi dada.
Dimana fungsi dari fisioterapi dada adalah  mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang
terdapat pada saluran pernapasan.

459. Seorang laki-laki usia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan batuk produktif, sputum
kental warna kekuningan, kadang sakit kepala, sesak nafas, nafsu makan menurun, mual.
Sebulan yang lalu klien pernah dirawat di unit paru. Apa pemeriksaan diagnostic yang utama
pada pasien tersebut ?
A. Pemeriksaan darah
B. USG abdomen
C. Rontgen dada
D. EKG
E. EEG
Jawaban : C
Pembahasan:
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk mengakan diagnose berdasarkan masalah yang
dialami pasien yakni rontgen dada untuk menunjukkan kelainan pada paru-paru, saluran
pernapasan, pembuluh darah, dan nodus limfa,
460. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri
dada. Hasil pengkajian didpatkan pasien ada riwayat benturan dada akibat kecelakaan lalu
lintas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi Nadi 130x/m, frekuensi
nafas 28x/menit dan suhu 37,8°C, tekanan vena jugularis meningkat, perkusi thoraks
hipersonor, tampak sesak semakin bertambah,
Apakah tindakan yang tepat pada kasus diatas?
A. Memasang infus cairan kristaloid
B. Menganjurkan relaksasi nafas dalam
C. Memberikan oksigen 10 L/menit
D. Melakukan dekompresi Needle
E. Melakukan kompres hangat
Pembahasan:
Rasioanal pada kasus diatas terjadi peningkatan vena jugularis, perkusi thoraks hipersonor,
riwayat trauma dada, semakin sesak mengindikasikan terisi udara pada rongga thoraks,
ekspansi paru tidak maksimal/kolaps. Jadi tindakan yang tepat adalah D untuk menguras=ngi
sesak pasien, mengembalikan kembang kempis paru dan mengeluarkan udara dalam rongga
thoraks
Kunci
D. Melakukan dekompresi Needle

461. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar oleh keluarganya ke UGD dengan kondisi
penurunan kesadaran dialami sejak 15 menit yng lalu. Hasil pengkajian didapatkan keluarga
mengatakan pasien ada riwayat penyakit stroke, terdengar suara nafas snoring dan gelisah.
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 150/100 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi
nafas 28 x/menit dan suhu 37,9° C. ners yang sedang shift melakukan head tilt chin lift.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan pada kasus diatas?
A. Melakukan suction 
B. Memasang orofaringeal airway
C. Memasang endotracheal tube
D. Melakukan jaw trust
E. Melakukan pemasangan infus
Pembahasan:
Rasional pada kasus diatas pasien mengalami penuruan kesadaran yang mengakibatkan
resiko lidah jatuh ke belakang yang mengakibatkan obstruksi jalan nafas sehingga muncul
suara tambahan snoring. Bunyi snoring muncul akibat sumbatan benda padat pada jalan nafas
atau lidah jatuh ke belakang. Jadi tindakan awal adalah buka jalan nafas dengan head tilt chin
lift kemudian pasang OPA untuk mempertahankan jalan nafas pasien
Kunci
B. memasang OPA

462. Seorang perempuan berusia 25 tahun diantar ke UGD oleh keluarganya dengan kondisi
penurunan kesadaran akibat KLL 20 mnit yang lalu. Nampak cedera pada kepala, terdengar
bunyi gurgling, perdarahan pada telapak tangan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD :
110/60 mmHg, frekuensi Nadi 100x/menit, frekuensi nafas 14 x/menit, suhu 35,6°C
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
A. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
B. Resiko kekurangan volume cairan
C. Ketidakefektifan jalan nafas
D. Kerusakan integritas kulit
E. Hipotermia
Pembahasan:
Rasionalnya adalah opsi jawaban pada kasus diatas semua benar. Akan tetapi yang
diprioritaskan adalah ketidakefektifan jalan nafas. Indikasi jalan nafas tidak efektif pada kasus
diatas seperti terdengar suara gurgling
Kunci
C. ketidakefektifan jalan nafas

463. Seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD dengan kondisi luka bakar. Hasil
pemeriksaan fisik didaptkan luas luka bakar 40%, TD: 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110
x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, BB : 50 kg.
Berapakah kebutuhan cairan dalam 24 jam pada kasus tersebut dengan menggunakan
formula bexter ?

A. 8000 ml
B. 4000 ml
C. 5000 ml
D. 2400 ml
E. 2000 ml
Pembahasan
Kebutuhan cairan = 4 cc x BB (dalam Kg) x luas luka bakar (%)
1. 4 cc x 50 kg x 40 % = 8000
Kunci
A.8000 ml

464. Seorang perempuan berusia 50 tahun masuk UGD dengan keluhan nyeri kepala dan pusing.
Pasien mempunyai riawayat penyakit DM dan sedang menjalani terapi insulin. Hasil
pengkajian didapatkan pasien terlihat kebingungan, diaphoresis. Pemeriksaan fisisk didaptkan
TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 36 ° C. hasil
pemeriksaan penunjang : GDS = 40 mg/dl
Apakah tindakan yang tepat dilakaukan pada kasus teresbut ?
A. Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv
B. Memberikan oksigen 6 L/menit
C. Melakukan pemeriksaan EKG
D. Menyelimuti tubuh pasien
E. Cek gula darah puasa
Pembahasan:
Rasional kondisi pasien diatas mengalami hipoglikemia terlihat dari hasil GDS 40 mg/dl. Jadi
untuk regulasi penanganan kegawat daruratan pertama harus dengan dextrose 50 ml/iv.
Kunci
Kunci
A.Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv

465. seorang perawat bekerja pada suatu shift berjalan ke ruang rawat pasien dan menemukan
pasien tidak sadarkan diri. Pasien tidak bernafas, tidak teraba nadi, perawat dengan segera
memanggil bantuan.
Apakah tindakan selanjutnya yang seharusnya dilakukan perawat ?
A. Berikan bantuan pernafasan
B. Berikan pasien oksigen
C. Mulai lakukan kompresi dada
D. Ventilasi dengan mulut dan alat sungkup
E. Lakukan posisi pemulihan

Pembahasan:
Perawat sebaiknya mengikuti prosedur CAB (compressions, airway and Breathing).
Berdasarkan hal tersebut, tindakan yang selanjutnya dilakukan oleh perawat yaitu mulai
dengan kompresi dada.
Kunci
C. Mulai lakukan kompresi dada

466. Seorang perempuan berusia 50 diantar ke UGD akibat luka bakar 25 % dengan keluhan sesak
nafas. Setelah diobservasi pasien dikirm ke ICU untuk pemasangan ventilasi mekanik. Hasil
pemeriksaan didaptkan : PaCO2 : 80 mmHg, PaO2 : 50 mmHg, Ph : 7,10, HCO3 : 23. Tim
menganjurkan untuk pemasangan ventilator.
Apakah yang menjadi indikasi dari tindakan kolaborasi pada kasus tersebut?
A. Asidosis metabolik
B. Alkalosis metabolik
C. Asisdosis respiratorik
D. Alkalosis respiratorik
E. Asidosis respiratorik terkompensasi

Kunci
C.Asidosis respiratorik
Pembahasan:
Sebelum melakukan analisis gas darah, maka kita wajib mengetahui rentang nilai normal dan
interpretasi dari tiap komponen
PH
Rentang nilai normal : 7,35 – 7,45
Asidosis : <7,35
Alkalosis : >7,45
PaO2
Rentang nilai normal : 80 – 100 mmHg
Hipoksemia : 70 – 80 mmHg
Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
Hipoksemia berat : <60 mmHg
SaO2
Rentang nilai normal : 35 – 45 mmHg
Asidosis respiratorik : > 45 mmHg (Ph turun)
Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (Ph Naik)
HCO3
Rentang nilai normal : 22 – 26 meq/L
Asidosis metabolic : <22 meq/L (pH turun)
Alkalosis metabolic : >26 mEq/L (PH naik)

467. seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD karena tidak sadar karena kecelakaan
lalu lintas 1 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan
kesadaran, pernafasan snoring (ngorok). Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 160/90
mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit reguler, Apakah tindakan prioritas pada pasien diatas ?
A. Pasang OPA (mayo, gudel)
B. Monitor tanda-tanda vital
C. Berikan posisi semi fowler
D. Hiperekstensi leher
E. Finger sweep

Pembahasan:
Rasional pada kasus diatas yaitu kondisi pasien yang mengalami penuruanan kesadaran dan
pernafasan dengan bunyi snoring atau ngorok maka untuk mengamankan jalan nafas pasie
supaya paten adalah dengan melakukan pemasangan OPA untuk mencegah lidah jatuh
kebelakang.
Kunci
A.Pasang OPA (mayo, gudel

468. Seorang laki-laki berusia 38 tahun masuk IGD mengeluh sakit pada daerah punggung setinggi
lumbal kebawah setelah mengalami jatuh  dari lantai 2 dengan posisi jatuh terduduk. Hasil
pengkajian  sudah 1 minggu pasien tidak dapat mengontrol buang air besar dan buang air
kecil, lumpuh  pada kedua kaki dan terasa kaku pada daerah kaki bawah kanan dan kiri.
Apakah masalah keperawatan pada pasien diatas ?
A. Gangguan pemenuhan aktifitas sehari-hari
B. Gangguan eleminasi BAB dan BAK
C. Gangguan persepsi sensori
D. Gangguan mobilitas fisik
E. Ganguan integritas kulit

Pembahasan:
Rasional pada kasus diatas adalah perhatikan pada hasil pengkajia yang sudah dilakukan
yaitu pasien sudah 1 minggu tidak dapat mengontrol BAB dan BAK yang diakibatkan cedera
yang dialami yaitu pada bagian lumbal pasien sehingga diagnose yang paling tepat adalah
gangguan eliminasi BAB dan BAK
Kunci
B. Gangguan eleminasi BAB dan BAK
469. Seorang perempuan berusia 35 tahun,masuk IGD , mengeluh badannya panas, lemes, tak ada
nafsu makan, lidah terasa pahit, konstipasi, perut nyeri. Hasil pemeriksaan lidah pasien kotor,
tepi lidah merah, TD 100/60 mmHg, Nadi 100 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit,
Suhu axilla 390 C
Apakah tindakan prioritas keperawatan pada pasien diatas
A. pemberian kompres hangat
B. anjurkan bedrest total
C. pemberian diit lunak
D. pasang infus
E. huknah rendah

Pembahasan:
Hal yang paling penting dilakukan pad pasien tersebut yaitu focus pada penurunan suhu
termal pasien karena pada hasil pengkajian yang didapatkan yaitu suhu axilla 39°C. yang
mengindikasikan penyebab dari itu semua adalah adanya kemungkinan infeksi oleh virus
salmonellah thypoid sehingga factor pertama yang perlu ditangani adalah penururan suhu
tubuh
Kunci
A.pemeberian kompres hangat

470. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat dengan keluahan BAB cair. Hasil pengkajian
didapatkan BAB 10 kali sejak pada hari ini. Pasien mengatakan mules, turgor kulit jelek, mata
cekung, nyeri abdomen sakala 4 (0-10). Lemas dan aktivitas dibantu oleh keluarga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi nafas 24
x/menit, dan suhu 38° C.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas
A. Nyeri akut
B. Hipertermia
C. Intoleransi aktivitas
D. Gangguan eliminasi
E. Kekurangan volume cairan

Pembahasan:
Cukup jelas, pasien dengan keluhan BAB cair, frekuensi BAB 10 kali dan turgor kulit jelek,
mata cekung, nyeri abdomen, lemas dan aktifitas dibantu merupakan gejala dari diagnosa
kekurangan volume cairan.
Kunci
E. Kekurangan volume cairan

471. Sebuah desa memiliki riwayat bencana tanah longsor di daerahnya, dari hasil winshield survey
didapat data 65% wilayah desa tersebut berada di antara bukit yang sudah terlihat gundul
akibat penebangan pohon. Masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang penanganan
bencana tanah longsor.
Apakah upaya preventif primer paling tepat yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Memberi edukasi tentang penanganan bencana
B. Membuat jalur evakuasi warga saat terjadi bencana
C. Melakukan pelatihan penanggulangan bencana tanah longsor
D. Membentuk tim gawat darurat penanggulangan bencana tanah longsor
E. Melakukan advokasi ke aparat untuk aturan pelarangan penebangan pohon

Kunci Jawaban:
A. Memberi edukasi tentang penanganan bencana

Rasional
Pada kasus, resiko bencana alam dapat muncul kembali dengan kondisi alam yang rentan,
akan tetapi masyarakat masih kurang pengetahuan tentang penanganan bencana, untuk itu
upaya preventif primer yang dapat dilakukan oleh perawat adalah memberikan edukasi tentang
penanganan bencana.

472. Perawat komunitas sedang melakukan pembinaan UKS di Sekolah Dasar yang 50% siswanya
menderita cacingan. Hasil pengamatan perilaku siswa 90% tidak mencuci tangan sebelum
makan dan 60% tidak cuci tangan setelah buang air besar.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan prioritas yang tepat dilakukan perawat?
A. Pemberian obat untuk siswa yang sakit
B. Pemberian Imunisasi pada anak di sekolah
C. Kolaborasi dengan guru untuk mengembangkan uks
D. Pendidikan kesehatan tentang PHBS di sekolah
E. Skreening seluruh siswa disekolah

Kunci Jawaban:
A. Pemberian obat untuk siswa yang sakit

Rasional
Prinsip pemberian askep adalah here and now, pada kasus di atas masalah yang aktual dan
memerlukan tindakan segera adalah Tingginya angka kesakitan Cacingan pada siswa, untuk
itu tindakan yang prioritas tentunya adalah tindakan kolaboratif pemberian obat cacing pada
siswa

473. Seorang perawat bertugas sebagai ketua tim, salah satu kliennya mengalami gangguan
pertukaran oksigen. Tindakan yang dilakukan pada klien tersebut sudah sesuai dengan
perencanaan, namun sampai batas waktu yang ditentukan masalah belum teratasi bahkan
muncul masalah baru.
Apa kegiatan yang tepat untuk mengatasi masalah pada klien tersebut adalah?
A. Delegasi
B. Supervisi
C. Hand over
D. Discharge planning
E. Ronde keperawatan
Rasional
Ronde keperawatan bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dengan
pendekatan berfikir kritis dan melibatkan kerjasama antar tim kesehatan
Kunci jawaban
E Ronde keperawatan

474. Seorang kepala ruangan di ruang rawat inap mendapat komplain dari seorang ibu yang
mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan tidak bagus dan mengklaim bahwa perawatnya
tidak bekerja sesuai dengan prosedur yang ada sehingga anaknya tidak sembuh-sembuh.
Bagaimana sikap yang tepat sebagai kepala ruangan dalam menghadapi konflik tersebut ?
A. Mendengarkan dengan seksama keluhan klien dan memperhatikan respon non verbal
B. Memberikan sanksi pada perawat yang bertanggung jawab pada klien tersebut
C. Membela staf perawatnya karena dirasa semua bekerja sesuai dengan SOP
D. Melakukan mediasi dengan keluarga pasien
E. Melaporkan masalah ini pada kepala bidang keperawatan
Rasional
Mediasi adalah upaya untuk menyelesaikan konflik dengan menunjuk pihak ketiga. Dalam hal
ini kepala ruangan adalah pihak ketiga dalam menyelesaiakan konflik antara perawat dan
keluarga pasien.
Kunci jawaban
D. Melakukan mediasi dengan keluarga pasien

475. Seorang mahasiswi yang sedang praktik di ruang interna, pada saat dinas malam ia
diberikan tugas untuk mengambil sampel darah pada pasien hepatitis. Tusukan pertama
gagal sehingga ia harus mengulang kembali dengan menggunakan jarum yang sama, tanpa
sengaja jarinya tertusuk jarum bekas pakai tersebut.
Apa tindakan pertama kali yang harus dilakukan oleh mahasiswi tersebut?
A. Minum vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
B. Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan
C. Melaporkan kejadian pada tim keselamatan kerja
D. Membasuh luka tusukan pada air yang mengalir
E. Melakukan pemeriksaan HbsAg
Rasional
Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan dapat mencegah terjadinya infeksi/
penularan.
Kunci jawaban
b.Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan
476. Setiap hari kepala ruangan mengadakan morning report bersama dengan seluruh perawat
yang dinas saat itu. Pada kegiatan tersebut ia mengatakan bahwa perawat harus memberikan
servis excellent pada klien sehingga klien akan puas terhadap asuhan keperawatan yang
diterimanya.
Apa peran kepala ruangan dalam kegiatan tersebut?
A.Koordinator
B.Controlling
C.Motivator
D.Manajer
E.Konselor

Rasional
Kepala ruangan berperan sebagai first line manager di sebuah rumah sakit diharapkan mampu
melaksanakan fungsi manajemen keperawatan diantaranya adalah memberikan pengarahan/
motivasi pada perawat pelaksana sehingga dapat menghasilkan pelayanan yang bermutu.
Kunci jawaban
C. Motivator

477. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat diruang bedah dengan post op appendiktomi dan saat
ini sudah diperbolehkan pulang. Saudara sebagai ketua tim akan melaksanakan discharge
planning.
Apakah prioritas yang perawat sampaikan kepada pasien dan keluarga?
A. Kebutuhan nutrisi
B. Aktivitas dan istirahat
C. Waktu kontrol pasien
D. Perawatan luka dirumah
E. Menunjukan tempat pelayanan kesehatan
Rasional

Luka operasi perlu dirawat dengan baik dan benar sehingga dapat meminimalkan resiko
infeksi dan kebersihan menjadi hal utama dalam merawat luka. Infeksi yang terjadi pada luka
post op dapat menghambat proses penyembuhan luka dan menyebabkan kematian paska
operasi

Kunci jawaban
D. Perawatan luka dirumah
478. Seorang perempuan usia 50 tahun dengan diagnosa IMA dipindahkan dari ruang ICU ke ruang
rawat inap karena kondisinya sudah stabil.
Apa yang harus dilakukan perawat yang menerima pasien tersebut?
A. Operan kondisi pasien
B. Melakukan pengkajian
C. Memanggil keluarganya
D. Orientasi tentang tata tertib ruangan
E. Kolaborasi dengan dokter untuk perawatan lanjutan

Rasional
Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien. Dalam timbang terima dapat
melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang
sebenarnya dan sebagaiacuan dalam menyusun rencana keperawatan pada tingkat
perawatan yang berbeda.
Kunci jawaban
A. Operan kondisi pasien

479. Seorang kepala ruangan di sebuah bangsal mendapati beberapa stafnya terlibat konflik,
sesama perawat saling acuh tak acuh, tidak mau menerima umpan balik sehingga hal
tersebut mempengaruhi mutu asuhan keperawatan pada klien. Setelah diidentifikasi
penyebabnya adalah perbedaan persepsi.
Apa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik tersebut?
A. Akomodasi
B. Smoothing
C. Kompetisi
D. Negosiasi
E. Arbitrasi
Rasional
Akomodasi bertujuan mengurangi atau menyelesaikan masalah yang terjadi antar individu atau
kelompok  tanpa menjatuhkan salah satu pihak,  sehingga tercapai suatu keadaan yang lebih
kondusif. Dengan adanya akomodasi maka diharapkan semua pihak yang bertikai
mendapatkan win-win solution.
Kunci jawaban
A. Akomodasi

480. Seorang perempuan usia 56 tahun mengalami Cedera Otak Sedang. Saat ini klien tersebut
mengalami penurunan kesadaran dan gelisah, sehingga beresiko jatuh.
Apa gelang warna yang tepat untuk klien tersebut ?
A. Merah muda
B. Abu-abu
C. Kuning
D. Merah
E. Ungu
Rasional
Gelang kuning diberikan pada pasien yang memiliki resiko jatuh tinggi sehingga memerlukan
pengawasan ekstra
Kunci jawaban
C. Kuning

481. Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita Decompensasi Cordis tiba-tiba mengalami henti
jantung. Ketua tim segera memberikan respon dengan memerintahkan anggota timnya untuk
melakukan resusitasi jantung.
Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan ketua tim pada situasi tersebut?
A. Autokratik
B. Situasional
C. Demokratik
D. Laissez faire
E. Birokratik
Rasional
Pada situasi tersebut dibutuhkan tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa
pasien, sehingga dibutuhkan gaya kepemimpinan autokratik. Gaya kepemimpinan autokratik
mengutamakan pada pencapaian tugas dan membangun komunikasi satu arah serta membuat
keputusan independen
Kunci jawaban
A. Autokratik

482. Seorang kepala bidang keperawatan sedang menyusun perencanaan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi perawat yang ada di ruangan.
Apa yang dilakukan oleh kepala bidang untuk merealisasikan rencana tersebut?

A. Apa yang harus Setiap bulan memberangkatkan staf perawat untuk mengikuti pelatihan
B. Mendahulukan perawat yang senior untuk mengikuti pelatihan
C. Membuat peta kompetensi
D. Menyusun jenjang karir perawat
E. Mengadakan in house training
Rasional
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen keperawatan. Implementasi
jenjang karir perawat profesional merupakan upaya pengembangan profesi keperawatan dan
penataan pelayanan keperawatan ke arah yang lebihbaik, sehingga perawat memiliki
kompetensi yang selalu dipertahankan dan
dikembangkan sesuai area tanggung jawab praktiknya
Kunci jawaban
D. Menyusun jenjang karir perawat

483. Seorang perempuan usia 45 tahun menderita kanker payudara, saat ini klien tersebut sedang
menjalani kemoterapi tahap ke 3.
Apa kategori warna gelang yang tepat untuk menghindari kesalahan tindakan?
A. Merah muda
B. Abu-abu
C. Kuning
D. Merah
E. Ungu
Rasional
Gelang Kemoterapi berwarna Abu-Abu
Kunci jawaban
B. Abu-abu

484. Seorang perempuan usia 51 tahun dirawat ruang perawatan penyakit menular karena
menderita TB paru, berdasarkan pemeriksaan dokter klien dinyatakan boleh pulang.

Apa perencanaan pulang yang paling tepat dilakukan oleh perawat pada klien tersebut ?

A. Pendidikan kesehatan klien dan keluarga


B. Jadual istirahat
C. Jadual kontrol ke rumah sakit
D. Jarak rumah sakit rujukan
E. Pengobatan di rumah

Rasional
Klien dan keluarga perlu mendapatkan pendidikan kesehatan terkait perawatan di rumah saat
menjelang pulang dari rumah sakit (discharge planning). Hal tersebut dapat membantu
perawatan berkelanjutan dan membantu keluarga mengetahui apa yang dilaksanakan dan
bagaimana mereka dapat meningkatkan status kesehatan serta mencegah kekambuhan
Kunci jawaban
A. Pendidikan kesehatan klien dan keluarga
485. Seorang perawat akan melakukan tindakan pemasangan infus pada klien dengan GEA.
Setelah menyiapkan peralatan, perawat memastikan klien yang akan dipasang infus.
Bagaimana cara identifikasi klien sesuai dengan sasaran keselamatan pasien?
A.Menanyakan nama dan tanggal lahir.  
B.Menanyakan nama dan alamat
C.Menanyakan nama lengkap
D.Menanyakan nama dan alamat
E.Menanyakan nama dan penyakit yang diderita
Rasional
Identifikasi pasien minimal data nama dan tanggal lahir. Hal tersebut dilakukan agar pasien
terhindar dari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan
Kunci jawaban
A. Menanyakan nama dan tanggal lahir

486. Seorang perawat dinas di ruang interna, komposisi pasien yang ada diruang tersebut terdiri
atas pasien umum dan BPJS. Perawat memperlakukan semua pasien yang menjadi
kelolaannya sama tanpa membedakan.
Apakah prinsip etik yeng diterapkan perawat tersebut?
A. Justice
B. Benefience
C. Non malifience
D. Autonomi
E. Pencegahan kelalaian
Rasional
Prinsip justice didasarkan pada konsep keadilan dengan memberikan perlakuan yang sama
pada setiap individu. Seorang perawat tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap pasien
kelolaannya karena setiap pasien mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan
Kunci jawaban
A. Justice

487. Seorang perawat memberikan penyuluhan tentang perawatan selama di rumah pada pasien
diabetes mellitus yang akan pulang .
Apa jenis media yang dapat membantu penjelasan perawat tersebut ?
A. Projector lcd
B. Display
C. Leaflet
D. Outlet
E. Monitor
Rasional
Pendidikan kesehatan pada pasien menjelang pulang merupakan metode penyuluhan yang
bersifat individual. Dengan cara ini kontak antara klien dan perawat lebih intensif. Media yang
tepat dalam kegiatan penyuluhan yang bersifat individu adalah leaflet. Leaflet berupa
selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah
dimengerti, dan berisi gambar-gambar yang sederhana. Leaflet diberikan saat penyuluhan
untuk memperkuat pesan yang disampaikan

Kunci jawaban
C. Leaflet

488. Kegiatan rutin yang dilakukan perawat di ruang rawat inap bedah umum adalah rawat luka.
Seorang perawat pelaksana yang masih yunior melihat perawat senior melakukan rawat luka
dengan tidak memperhatikan tehnik aseptik.
Bagaimana komunikasi yang tepat perawat yunior dalam situasi tersebut?
A.Sekedar mengingatkan bu, kalau peralatannya bekas pasien lain apa tidak beresiko infeksi
nosokomial?
B.Maaf bu, mengingatkan apa tidak sebaiknya peralatannya ambil yang steril ?
C.Diam dan tetap memperhatikan sampai tindakan selesai
D.Bu...sepertinya peralatan tersebut sudah tidak steril lagi
E.Maaf bu tindakannya tidak sesuai dengan SOP
Rasional
Pada kasus tersebut dibutuhkan komunikasi asertif. Perawat yunior mengingatkan perawat
senior dengan bahasa yang tidak mendikte dan tetap memberikan rasa hormat. Komunikasi
asertif merupakan kemampuan untuk mendengar perspektif orang lain dan mengekspresikan
dirinya dengan jujur dan penuh rasa hormat. Seorang asertif menangani konflik dengan
mengekspresikan kebutuhan, pikiran dan perasaan mereka secara jelas dan langsung namun
tanpa menilai orang lain atau mendikte orang lain. Komunikasi asertif dipandang sebagai gaya
komunikasi yang paling etis digunakan ketika dihadapkan pada sebuah konflik.
Kunci jawaban
B. Maaf bu, mengingatkan apa tidak sebaiknya peralatannya ambil yang steril ?

489. Seorang perempuan usia 45 tahun dengan hipertensi sudah 3 hari dirawat di ruang penyakit
bedah. Saat ini pasien masih terpasang infus ditangan kanan. Pasien masih dimandikan oleh
perawat, pasien mampu makan dan minum sendiri, pasien sudah bisa memiringkan badannya
ke kiri dan kanan.
Apakah tingkat ketergantungan pada pasien tersebut?
A. Total
B. Parsial
C. Minimal
D. Intensive
E. Intermediet
Rasional
Pasien pada kasus tersebut memenuhi membutuhkan kurang lebih 3-4 jam perawatan dalam
24 jam dan memenuhi kriteria . Pasien tersebut membutuhkan bantuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari, waktu makan diatur, termasuk kebutuhan eliminasi dan kebersihan diri.
Kunci jawaban
B. Parsial

490. Seorang perawat pelaksana mendapatkan salah satu pasien kelolaannya jatuh di lantai.
Perawat tersebut melaporkan kejadian pada kepala ruangan dan diminta membuat laporan
kronologi kejadian.
Apa tujuan membuat laporan kejadian tersebut?
A. Metode meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan manajemen resiko
B. Memastikan intervensi terkait tujuan
C. Menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut
D. Meningkatkan mutu pelayanan
E. Supaya insiden tersebut terdokumentasi secara komperhensif
Rasional
Dokumentasi laporan kejadian menjadi acuan untuk mengevaluasi kualitas asuhan
keperawatan dan memastikan adanya potensi resiko
Kunci jawaban
A. Metode meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan manajemen resiko

491. Tim perawat di ruang rawat bedah sedang mengadakan timbang terima. Timbang terima
pertama dilakukan di Ners station dilanjutkan bed side ke pasien.
Apa yang disampaikan kepada pasien saat bed side hend over?
A. Diagnosa keperawatan
B. Memperkenalkan perawat yang akan jaga pada sif berikutnya pergantian shit dan validasi
data saat operan
C. Menanyakan kondisinya
D. Estimasi waktu pulang dari RS
E. Menanyakan kebutuhan apa yang bisa dibantu oleh perawat
Rasional
Data perkembangan pasien dan intervensi yang akan dilakukan sudah disampaikan pada saat
hand over dilakukan di ners station, sehingga pada saat bed side hand over perawat hanya
memperkenalkan perawat yang jaga pada sift berikutnya dan validasi data.
Kunci jawaban
B. Memperkenalkan perawat yang akan jaga pada sif berikutnya pergantian shit dan
validasi data saat operan
492. Seorang perawat bertugas di rawat inap penyakit dalam, ia bertanggung jawab penuh
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien kelolaannya selama 24 jam mulai pasien
masuk sampai pasien keluar.
Apa metode asuhan keperawatan yang diterapkan pada kasus tersebut?
A. Metode Tim
B. Metode fungsional
C. Metode primary nursing
D. Metode kasus
E. Metode moduler
Rasional
Ciri metode primer dalam pemberian asuhan keperawatan adalah adanya keterikatan kuat
dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Perawat
bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian kondisi
pasien untuk mengkoordinir asuhan keperawatan
Kunci jawaban
C. Metode primary nursing

493. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu berada di kamar
bersalin. Hasil pengkajian pasien kesakitan, ingin mengejan tampak kepala sudah membuka
vulva, kemudian lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dagu, dan seluruh kepala.
Observasi tanda-tanda vital suhu 36,5oC, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, dan
frekuensi nafas 22 kali/menit,
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus?

A. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar


B. Lahirkan bahu depan dan belakang
C. Cek adanya lilitan tali pusat
D. Lakukan pegangan biparietal
E. Bersihkan mata hidung dan mulut bayi

Pembahasan:

Pada kala II setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. Selanjutnya periksa
kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi: jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara klem tersebut.

Strategi
Pada kala II setelah lahir kepala tahap selanjutnya penolong harus memastikan apakah ada
lilitan tali pusat pada bayi sebelum bayi melakukan putaran paksi luar
Jawab: C. Cek adanya lilitan tali pusat

494. Seorang perempuan berusia 23 tahun  P0A1  post partum spontan hari ke-1, dirawat di ruang
nifas. Hasil pengkajian belum ingin menambah jumlah anak, belum tahu akan menggunakan
kontrasepsi dan di berikan penyuluhan tentang KB.
Apakah kontrasepsi yang tepat dianjurkan pada kasus?

A. Menggunakan kondom
B. Pantang berkala
C. Tubektomi
D. Vasektomi
E. IUD

Pembahasan:
IUD yang merupakan singkatan dari intrauterine device (alat kontrasepsi dalam rahim), juga
dikenal dengan sebutan kontrasepsi spiral. IUD bekerja dengan cara menghambat gerakan
sperma menuju saluran rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Manfaat dan kelebihan kontrasepsi IUD yang dapat diperoleh: dapat mencegah kehamilan
hingga 99%, lebih praktis, Harga yang relatif terjangkau, Aman untuk ibu menyusui,
direkomendasikan untuk kondisi tertentu dan tidak meningkatkan berat badan.

Strategi:
Fokus pada data bahwa pasien post partum spontan hari ke-1, memiliki bayi dan belum ingin
menambah jumlah anak
Jawab: E. IUD

495. Seorang perempun berusia 32 tahun G 2P1A0 inpartu berada di kamar bersalin. Hasil
pengkajian pasien melahirkan bayi cukup bulan, menangis, diletakkan didada ibu untuk IMD. 
Perawat mengecek fundus untuk memastikan kehamilan tunggal atau gemeli.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus?

A. Memotong tali pusat


B. Mengecek fundus uteri
C. Menyuntikkan oksitosin
D. Menjepit/klem tali pusat
E. Memberitahu pasien akan disuntik

Pembahasan:
Pada kala II setelah bayi lahir maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan tubuh bayi
mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi di atas perut
ibu, dan memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik. Jangka waktu
dari pemberian suntikan oksitosin adalah dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, dengan dosis
10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
Strategi:
Fokus pada data di mana pasien telah memasuki kala II, maka yang dilakukan adalah
memastikan bahwa kehamilan tunggal, dan memberikan suntikan oksitosin dengan dosis 10
unit IM pada 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin).
Jawab: C Menyuntikkan oksitosin

496. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2020, dan
Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi
Nadi: 88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
A. 13 Januari 2020
B. 13 Februari 2021
C. 12 Januari 2020
D. 12 Februari 2021
E. 13 Januari 2021

Pembahasan:

Penghitungan taksiran persalinan pada ibu dihitung dari HPHT dan menggunakan rumus
naegel’s Rule yaitu: tanggal ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1.
Strategi:
Fokus pada data HPHT pasien untuk dihitung dengan menggunakan rumus naegel’akan
diperoleh taksiran persalinan pasien.
Jawab: E 13 Januari 2021

497. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU
28 centimeter dan Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit
dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Pembahasan:
Untuk menghitung usia kehamilan menggunakan rumus Mc. Donald’s dengan:
TFU dalam cm X 8 : 7 = …..minggu

Strategi:
Fokus pada data TFU pasien dalam cm. untuk dapat di hitung dengan menggunakan rumus
Mc. Donald’s
Jawab: A. 32 minggu
498. Seorang perempuan usia 36 tahun dirawat di RSJ sejak 1 minggu yang lalu, Berdasarkan
observasi pasien hanya duduk dipojokan kamar setiap hari. Saat didatangi pasien lain akan
menghindar. Saat dilakukan wawancara emosi pasien berubah ubah. Saat menceritakan
penderitaanya pasien bercerita sambil tertawa.
Apakah afek yang dialami pasien pada kasus?
A. Datar
B. Labil
C. stabil
D. tumpul
E. tidak sesuai

Kunci Jawaban
E. tidak sesuai

Rasional
Afek tidak sesuai adalah pada saat apa yang disampaikan oleh pasien ( respon verbal ) tidak
sesuai dengan respon non verbal pasien.

499. Seorang perempuan usia 45 tahun, dirawat yang ke 2 kali di rumah sakit jiwa , masuk dengan
gelisah, marah marah, curiga, merasa akan dibunuh, paman klien mengatakan sejak kecil
pasien selalu mendapat perlakukan tidak adil dari ayah tirinya. Pasien menolak makan karena
takut diracun. Mandi dan berpakaian harus selalu diarahkan. Terlihat menyendiri di kamar
Apakah diagnosa utama pada klien ?
A. Waham
B. Isolasi sosial
C. Harga dii rendah
D. Perilaku kekerasan
E. Defisit Perawatan Diri

Kunci Jawaban:
A. Waham

Rasional
Waham diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan terus menerus secara
kuat namun tidak sesuai kenyataan.

500. Seorang laki laki usia 44 tahun dirawat di RSJ . 1 bulan terakhir menyendiri di kamar,
mengganggu tetangganya, makan minum tidak teratur, tidak mandi sudah beberapa minggu, 1
tahun yang lalu di PHK, meyakini dan menyampaikan berulang ulang bila dirinya sudah
meninggal 3 tahun yang lalu..
Apakah jenis waham yang dialami pasien?

A. Curiga
B. Agama
C. Nihilstik
D. Siar pikir
E. Sisip pikir
Kunci Jawaban:
C. Nihilstik

Rasional
Waham nihilistic adalah jenis waham yang mengganggap diri pasien sudah tidak ada
didunia/meninggal, diyakini tetapi tidak sesuai kenyataan, karena saat ini pasien masih hidup.

501. Seorang perempuan usia 24 tahun dirawat hari ke 8 di RSJ dirawatuntuk pertama pertama
kali, pasien dibawa keluarga karena dirumah gelisah, marah marah , bicara sendiri,
ngelantur, emosi tidak stabil, menyakiti org lain. Bila ditanya sesuatu pasien akan bercerita
panjang dan berputar putar namun masih menjawab pertanyaan.
Apakah alur pembicaraan yang dialami klien?

A. Bloking
B. tangensial
C. flight of idea
D. Sirkumtansial
E. assosiasi longgar

Kunci Jawaban:
D. Sirkumtansial

Rasional
Sirkumtansial merupakan alur pembicaraan yang berputar putar yang dilakukan oleh
seseorang yang merupakan tanda adanya gangguan proses fikir klien

502. Seorang laki – laki 28 tahun, dirawat di rumah sakit jiwa , sejak 2 hari yang lalu, dibawa
keluarga karena mengamuk di rumah, saat ini masih sering berteriak teriak dan mengancam
orang yang mendekatinya. Perawat melakukan pengikatan pada pasien di dalam ruangan,
keputusan mengikat pasien dilakukan sendiri tanpa menyampaikan alasan pengikatan pada
pasien.
Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat?
A. justice
B. veracity
C. autonomy
D. maleficiency
E. accountability

Kunci Jawaban
C. autonomy

Rasional
Autonomy adalah kebebasan seeorang untuk menentukan dirinya sendiri, pasien perlu diberi
penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
503. Seorang laki laki usia 35 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu. Pasien menolak makan
dan minum yang diberikan, perawat yang sedang berjaga mencoba membujuk pasien dengan
membawa makanan ke hadapan pasien , tetapi pasien tidak terbujuk sama sekali. Karena
berkali kali mencoba gagal perawat merasa kesal dan memaki maki pasien.
Prinsip aspek legal etik apakah yang telah dilanggar oleh perawat dalam menghadapi pasien
tersebut?
A. justice
B. fidelity
C. beneficiency
D. confidencility
E. Nonmaleficiency

Kunci Jawaban
E. Nonmaleficiency

Rasional
Nonmaleficiency adalah prinsip etik yang harus dilaksanakan agar perawat tidak melakukan
yang dapat merugikan pasien baik fisik maupun psikologis.

504. Seorang laki laki usia 12 tahun, dibawa ke poly RSJ, sudah 3 hari mengurung diri dikamar
sambil berteriak teriak, menangis, menolak makan dan tidak bisa tidur. Hasil wawancara
dengan orang tua, didapatkan bahwa orang tua sangat over protektif, menerapkan disiplin
yang tidak konsisten. Pasien pernah mengalami kecelakaan. Saat kecil pernah dikurung
dikamar mandi. Pasien pernah tinggal serumah dengan pamannya yang mantan narapidana.
Apakah factor penyebab pasien terganggua psikologisnya?
A. Pola asuh
B. lingkungan
C. factor biologis
D. Stressor psikologis
E. Pengalaman traumatis

Kunci Jawaban
A. Pola asuh

Rasional
Penerapan pola asuh yang dilakukan orang tua dapat menjadi penentu kondisi psikologis anak
pada masa yang akan datang pada sikls kehidupanya.

505. Seorang perempuan usia 21 tahun dirawat di rumah sakit jiwa. Berdasarkan hasil pengkajian
klien mengatakan selama di rumah sakit belum pernah ada yang menjenguk, ingin segera
pulang tapi malu bila bertemu dengan tetangga, klien mengatakan dirinya merasa tdk berguna
karena tidak mempunyai pekerjaan. Bicara pelan, tidak mandi bila tidak diingatkan perawat.
Bila keinginan tidak dipenuhi pasien memendam amarahnya.
Apakah diagnosis utama pada kasus?
A. isolasi sosial
B. harga diri rendah
C. deficit perawatan diri
D. resiko perilaku ekerasan
E. koping keluarga tidak efektif

Kunci Jawaban
B. harga diri rendah

Rasional
Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri pasien.

506. Seorang perawat rumah sakit jiwa merencanakan akan melakukan asuhan keperawatan pada
pasien Pada saat akan melakukan asuhan keperawatan salah satu pasien belum memenuhi
kebutuhan dasarnya yaitu mandi, dan ganti baju, oleh karena merasa tidak nyaman bicara
dengan pasien yang masih belum mandi, akhirnya perawat hanya bicara dengan pasien yang
tampak bersih.
Prinsip etik apakah yang dilanggar oleh perawat?

A. Justice
B. Veracity
C. Autonomy
D. Accountability
E. Nonmaleficiency

Kunci Jawaban
A. Justice

Rasional
Justice adalah prinsip etik yang harus dilakukan perawat dengan tetap melakan asuhan
keperawatan tanpa membeda bedakan kondisi pasien.

507. Seorang perempuan usia 18 tahun, di rawat di rumah sakit umum , masuk karena kecelakaan,
pada bagian muka terdapat luka. Pada saat ada teman temanya yang akan datang klien
menutupi bagian muka yang sakit dengan kedua tanganya, tidak ingin teman temanya melihat
wajahnya, menolak membicarakan tentang lukanya.
Apakah diagnosa utama pada pasien?

A. Peran
B. Identitas
C. Ideal diri
D. Harga diri
E. Citra tubuh

Kunci Jawaban
B. Identitas
Rasional
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi pasien terhadap tubuhnya akibat adanya
perubahan pada tubuhnya.Kerusakan yang terjadi pada wajah pasien menyebabkan persepsi
terhadap struktur tubuhnya mempengaruhi perilaku pasien.

508. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 10%anak-anak mengeluh
gatal-gatal. Masyarakat desa memiliki kebiasaan mandi, mencuci dan BAB di kali selama
bertahun-tahun dan menyakini hal tersebut lebih bersih dan nyaman
Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat?
A. Bentuk Kader kesehatan Lingkungan
B. Buat poster tentang kebersihan lingkungan
C. Berikan penyuluhan kebersihan lingkungan
D. Koordinasi dengan tokoh masyarakat merubah perilaku
E. Koordinasi dengan kelurahan untuk pelarangan MCK di kali

Kunci Jawaban
D. Koordinasi dengan tokoh masyarakat merubah perilaku

Nama Pembuat
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari key
person di masyarakat, dalam hal ini kebiasaan MCK di kali dari masyarakat perlu mendapatkan
masukan dan bantuan tokoh masyarakat, sehingga koordinasi dengan tokoh masyarakat
merubah perilaku menjadi jawaban yang tepat

509. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 75% pasangan usia subur
tidak melakukan KB, walaupun mereka sudah memiliki lebih dari 2 orang anak. Masyarakat
desa meyakini baha banyak anak banyak rejeki, dan sebagian meyakini bahwa ber-KB tidak
boleh dilakukan menurut agama yang dia anut
Apakah intervensi keperawatan tentang ber-KB yang paling tepat pada kasus?
A. Buat poster
B. Berikan penyuluhan
C. Lakukan pelatihan kader
D. Bentuk kelompok swa bantu
E. Koordinasi dengan tokoh agama

Kunci Jawaban
E. Koordinasi dengan tokoh agama

Rasional
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari key
person di masyarakat, dalam hal ini perilaku ber KB di masyarakat perlu mendapatkan support
dari tokoh masyarakat, sehingga koordinasi dengan tokoh agama menjadi jawaban yang tepat

510. Hasil pengkajian didapatkan kasus gizi kurang pada 30% balita pada masyarakat miskin di
sebuah desa, akan tapi juga ditemukan 10 % balita dengan gizi baik. Perawat melakukan
sharing pengalaman pola asuh dari orangtua balita gizi baik kepada balita dengan masalah
gizi, memberi makanan tambahan dan edukasi. Hasil evaluasi terjadi peningkatan kasus status
gizi pada balita di desa tersebut
Apakah upaya preventif sekunder awal yang tergambar pada kasus tersebut ?
A. Memberi edukasi masalah gizi
B. Melakukan evaluasi dari program
C. Mengkaji positif devian di masyarakat
D. Melakukan pelayanan posyandu di setiap desa
E. Memberi makanan tambahan pada balita bermasalah

Kunci Jawaban:
C. Mengkaji positif devian di masyarakat

Rasional
Pada kasus perawat menemukan masalah gizi balita pada masyarakat miskin di sebuah desa,
akan tetapi juga ditemukan kondisi yang sebaliknya yaitu adanya balita dengan status gizi baik
(positif devian). Maka kegiatan awal perawat tersebut adalah melakukan pengkajian psoitif
devian di masyarakat.

511. Angka Penyakit Menular Seksual (PMS) di suatu eks lokalisasi semakin meningkat, setelah
dikaji ternyata masalah itu timbul karena rendahnya perilaku penggunaan kondom diantara
pekerja seks komersial (PSK). Melalui wawancara mendalam didapatkan alasan mereka tidak
menggunakan kondom karena dilarang oleh mucikarinya.

Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut ?


A. Memberikan pendidikan kesehatan ke para PSK
B. Membuat aturan penggunaan kondom bagi PSK
C. Melakukan kondomisasi di wilayah tinggi PMS
D. Membentuk Kader Kesehatan Masyarakat
E. Melakukan advokasi ke para mucikari

Kunci Jawaban:
E. Melakukan advokasi ke para mucikari

Rasional
Key person pada kasus adalah para mucikari, sehingga perlu adanya advokasi kepada mereka
tentang pentingnya penggunaan kondom pada para PSK sebelum dlakukan tindakan
selanjutnya

512. Terjadi wabah Flu burung pada masyarakat, dari hasil pengkajian didapatkan data banyaknya
unggas yang mati mendadak. Hasil windshield survey juga ditemukan 80 % warga memelihara
unggas di pekarangan rumahnya. Masyarakat memelihara unggas dengan alasan ekonomi
dan budaya.
Apakah tindakan keperawatan awal yang tepat pada kasus?
A. Memberikan pendidikan kesehatan ke masyarakat tentang bahaya flu burung
B. Membuat aturan pelarangan pemeliharaan unggas di lingkungan perumahan
C. Memberdayakan kader kesehatan untuk menyadarkan masyarakat
D. Melakukan advokasi ke para tokoh masyarakat dan agama
E. Meningkatkan promosi kesehatan melalui media informasi

Kunci Jawaban:
D. Melakukan advokasi ke para tokoh masyarakat dan agama
Rasional
Pendekatan awal pada kasus adalah melibatkan key person di masyarakat atau dalam hal hal
ini adalah melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat dan agama dikarenakan adanya
value atau budaya yang menjadi latar belakang masalah kesehatan di sana.

513. Perawat melakukan pengkajian di sebuah desa yang sedang terlanda flu burung. Hasil
pengkajian menemukan banyak warga yang memelihara unggas di pekarangan rumah mereka
dan faktor ekonomi sebagai alasan utama mereka memelihara unggas. Warga sangat
menghormati kepala desanya.

Apakah metode pengkajian lanjutan untuk mencari intervensi yang tepat pada kasus?

A. Winshield survey
B. informant interview
C. observasi partisipasi
D. focus group discussion
E. small group discussion

Kunci Jawaban:
B. informant interview

Rasional
Penyelesaian kasus memerlukan pertimbangan dan masukan dari warga sendiri, untuk itu
jawaban yang paling sesuai adalah mengadakan wawancara langsung dengan tokoh
masyarakat atau pemuka setempat (informant interview)

514. Hasil pengkajian perawat di sebuah desa ditemukan 13 warga yang sudah terindikasi
menderita Diabetes pada 150 KK. Warga mengatakan jika mereka memahami faktor resiko
munculnya penyakit tersebut dan pernah diajarkan cara melakukan senam diabetes tapi sudah
lupa.Warga memiliki kebiasaan minum teh manis setiap pagi dan sore.
Apakah metode yang tepat untuk melakukan pendidikan kesehatan pada warga?
A. Ceramah
B. Demonstrasi
C. Diskusi kelompok
D. Curah pendapat
E. Fokus group discussion

Kunci Jawaban:
B. Demonstrasi

Rasional
Warga sudah memahami faktor resiko DM karena pernah mendapatkan informasi tersebut,
akan tetapi warga lupa tentang senam DM, untuk itu pendidikan kesehatan yang paling tepat
untuk mengingatkan kembali kemampuan psikomotorik warga adalah mendemostrasikan
kembali senam DM.

515. Perawat mendapat keluhan dari beberapa ibu muda di Desa tentang ASI yang sedikit keluar.
Mereka merasa kebingungan bagaimana mengatasinya. Perawat mengetahui diantara mereka
ada beberapa ibu yang berhasil menyusi ASI ekslusif. Perawat berencana mengadakan
penkes.
Apakah metode yang tepat pada kasus?
A. Ceramah
B. Demonstrasi
C. Diskusi terarah
D. Curah pendapat
E. Fokus group discussion

Kunci Jawaban:
D. Curah pendapat

Rasional
Positif devian atau simpangan positif dapat menjadi narasumber pemecahan masalah ASI
eksklusif di warga desa, maka metode curah pendapat (brainstorming) dari warga dengan
warga lain yang berhasil menyusui eksklusif adalah metode yang tepat dala menyelesaikan
masalah.

516. Seorang perawat bertugas di desa, didapatkan data lingkungan kurang sehat, letak kandang
berada di dalam rumah, system pembuangan air limbah sembarangan, kondisi air berwarna,
penyakit yang banyak diderita batuk filek, rumah tidak ada jendela dan buang sampah
sembarangan.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut ?
A. Krisis Kesehatan Akut
B. Perilaku Kesehatan Beresiko
C. Defisiensi Kesehatan Komunitas
D. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
E. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan

Kunci Jawaban
B. Perilaku Kesehatan Beresiko
Rasional
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan sudah muncul
sehingga masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah Defisiensi Kesehatan
komunitas

517. Sebuah Puskesmas berada puskesmas diwilayah kumuh dengan pemukiman padat penduduk
dan banyak yang menderita ISPA. Masyarakat sering mengkonsumsi obat antibiotic yang
dapat di beli di toko obat di wilayah tersebut tanpa resep dari dokter.
Manakah penyebab tingginya virulensi Agent penyebab ISPA pada kasus tersebut?
A. Resistensi terhadap antibiotic
B. Sanitasi lingkungan yang kurang
C. Tingkat imunitas penduduk yang rendah
D. Jumlah kuman dilingkungan yang banyak
E. Padat nya lingkungan penduduk diwilayah puskesmas tersebut

Kunci Jawaban
A. Resistensi terhadap antibiotic
Rasional
Penyebab timbulnya ISPA adalah kuman influenza, kondisi lingkungan yang padat dan
sanitasi yang buruk dapat mempercepat penyebaran ISPA, dalam kasus terdapat satu kondisi
yang menjadi penyebab tingginya virulensi (kemampuan menularkan) dari virus yaitu resistensi
obat antibiotik sehubungan perilaku masyarakat.yag membeli antibiotik tanpa resep dokter.

518. Seorang perawat puskesmas di daerah yang masih memegang teguh tradisi, anak balita tidak
boleh di imunisasi. Warga beralasan mereka menganggap pemberian vaksin imunisasi tidak
sesuai dengan ajaran agama, karena mereka mendapat informasi tentang bahan pembuat
vaksin berasal dari hewan yang di haramkan.
Apakah intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut ?
A. Melaporkan pada pihak puskesmas dan dinas kesehatan
B. Melakukan pendekatan tokoh agama setempat
C. Mengadakan pelatihan kader tentang imunisasi
D. Memberikan penyuluhan pada warga
E. Mengadakan pertemuan warga

Kunci Jawaban
B. Melakukan pendekatan tokoh agama setempat

Rasional
Masalah kesehatan terkait dengan nilai dan keyakinan di masyarakat menurut Leininger
memerlukan pendekatan dari sumber yang memahami masalah dan karakteristik masyarakat
sebagai key person dalam hal ini pendekatan dari tokoh agama setempat adalah jawaban
yang paling tepat

519. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu kelurahan terdapat 2500
penduduk, 5% dari total penduduk adalah usia balita. Tiga bulan yang lalu ada 4 orang balita
meninggal karena diare. Masyarakat memiliki kebiasaan buang sampah ke kali, banyak lalat
bertebaran di wilayah tersebut. Kebanyakan masyarakat setempat belum mengetahui tentang
penyakit diare.
Apakah masalah keperawatan yang paling tepat?
A. Kurang pengetahuan
B. Perilaku Kesehatan Beresiko
C. Defisiensi Kesehatan Komunitas
D. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
E. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan

Kunci Jawaban
C. Defisiensi Kesehatan Komunitas

NamaPembuat
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan sudah muncul
sehingga masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah Defisiensi Kesehatan
komunitas
520. Seorang wanita usia 37 tahun, tiba di IGD dengan keluhan nyeri akibat tersiram air panas. luka
bakar yang mengenai kepala dan leher, dada, punggung atas dan seluruh ekstremitas bawah
sebelah kanan.
Berapakah luas persentasi luka bakar pasien tersebut?
A. 18%
B. 27%
C. 36%
D. 45%
E. 54%

Rasional
Pada pasien dewasa dengan luka bakar dapat digunakan rumus Aturan Sembilan (Rule of
Nine) yaitu kepala dan leher : 9%, dada: 9%, Punggung atas: 9%, seluruh ekstremitas kanan
bawah: 18%, sehingga dapat diketahui luas persentasi luka bakar pasien yaitu 45%.
Kunci Jawaban
D. 45%

521. Seorang pasien masuk di ruang IGD korban KLL terdapat perdarahan di bagian kepala, fraktur
tertutup pada cruris dextra. Dari hasil pemeriksaan pasien membuka mata dengan rangsangan
nyeri, kata-kata tidak teratur, dan terlihat fleksi abnormal.
Berapakah hasil dari pemeriksaan GCS pasien diatas?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Rasional
Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang digunakan untuk pemeriksaan tingkat
kesadaran pasien dengan menilai respon membuka mata, verbal dan motorik. Respon
membuka mata dengan rangsangan nyeri: 2, kata-kata tidak teratur: 3, gerakan motorik fleksi
abnormal:3 (E2V3M3). Jadi hasil pemeriksaan GCS pada pasien tersebut adalah 8.
Kunci Jawaban
D. 8

522. Pada daerah bencana, perawat menemukan 3 korban bencana dan harus melakukan triase
lapangan. Korban A dengan frekuensi napas 32x/mnt, CRT lebih dari 2 detik, perdarahan
hidung, telinga, racoon eyes. Korban B tidak bernapas setelah memposisikan jalan napas,
terdapat fraktur femur sinistra terbuka. Korban C dengan frekuensi napas 26x/mnt, CRT
kurang dari 2 detik, kondisi sadar, terdapat flail chest pada costae 4 dan 5 sinistra.
Apakah kategori triase dari masing-masing pasien secara berurutan di atas?
A. Merah, hitam, merah
B. Merah, hitam, kuning
C. Merah, merah, merah
D. Kuning, merah, kuning
E. Hitam, hitam, merah
Rasional
Pengkategorian triase berdasarkan algoritma sistem Simple Triage and Rapid Treatment
(START) yang sering dgunakan pada kondisi bencana dengan korban masal. Berdasarkan
sistem START dapat disimpulkan bahwa Korban A termasuk kategori merah karena frekuensi
napas lebih dari 30 kali per menit dan CRT lebih dari 2 detik, korban B termasuk kategori hitam
karena tetap tidak bernapas walaupun sudah memposisikan jalan napas korban. Sedangkan
untuk korban C, termasuk kategori kuning karena frekuensi napas kurang dari 30 kali per
menit, CRT kurang dari 2 detik, namun terdapat flail chest yang beresiko pada gangguan
pernapasan jika penanganan yang terlalu lama.
Kunci Jawaban
B. Merah, hitam, kuning

523. Seorang laki - laki usia 34 tahun dibawa ke IGD karena kecelakaan lalu lintas. Hasil
pemeriksaan terdapat fraktur tertutup pada tulang femur kanan, kemudian dilakukan
pemasangan bidai.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Pasang infus 2 line
B. Lihat adakah perdarahan eksternal
C. Cek pulsasi pada distal area fraktur
D. Kaji kekuatan otot area yang fraktur
E. Cek Capillary refill time (CRT) area fraktur

Rasional
Prosedur pembidaian pada pasien fraktur harus selalu memeriksa denyut nadi, motorik dan
sensasi pada distal area fraktur sebelum dan sesudah tindakan pembidaian. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan pemasangan bidai tidak terlalu ketat yang dapat
merusak neurovaskuler pada area sekitar fraktur.
Kunci Jawaban
C. Cek pulsasi pada distal area fraktur

524. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun masuk di ruang IGD dengan keluhan sesak
nafas. Saat pengkajian tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi Nadi 140 kali per menit dan
frekuensi nafas 44 kali per menit.
Tindakan manakah yang harus dilakukan perawat?
A. Mempersiapkan AED
B. Memanggil tim kode blue
C. Mengatur posisi semi fowler
D. Segera melaporkan ke dokter jaga
E. Memberikan oksigen 7 liter/menit simple mask
Rasional
Sebelum diberikan terapi oksigen, pemberian posisi semi fowler dengan derajat kemiringan
45° pada pasien sesak napas sebagai cara untuk membantu mengurangi sesak napas dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan
dari abdomen pada diagfragma.
Kunci Jawaban
C. Mengatur posisi semi fowler

525. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke IGD dengan kondisi tidak sadar. Saat pengkajian
arteri karotis tidak teraba, dan pada monitor menunjukkan irama Ventrikular Takikardi (VT).
Tindakan manakah yang harus dilakukan perawat?
A. Mempersiapkan tindakan intubasi
B. Mempersiapkan defibrilator
C. Melakukan tindakan RJP
D. Memasang Spine Board
E. Memasang IV line

Rasional
Ventrikular Takikardi (VT) tanpa nadi, merupakan keadaan yang mengancam nyawa. Tindakan
utama pada kasus ini adalah dengan tindakan defibrilasi untuk mengembalikan normalitas
jantung. Sambil menunggu defibrilator siap, perawat lainnya melakukan tindakan RJP untuk
menjaga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh.
Kunci Jawaban
B. Mempersiapkan defibrilator

526. Seorang laki – laki usia 15 tahun korban bencana gempa bumi ditemukan tim kesehatan di
bawah reruntuhan bangunan dalam kondisi tidak sadar, mukosa bibir tampak kebiruan,
memar di wajah, leher dan bahu.
Apakah teknik manajemen airway yang digunakan untuk menolong korban?
A. Head tilt
B. Jaw trust
C. Head tilt-chin lift
D. Needle krikotiroid
E. Memasang Oropharyngeal Airway
Rasional
Korban yang mengalami trauma pada area klavikula hingga kepala, harus dicurigai korban
tersebut mengalami trauma servikal/ tulang leher. Oleh karena itu, teknik manajemen airway
yang paling tepat untuk mempertahankan immobilisasi tulang leher adalah dengan teknik jaw
trust
Kunci Jawaban
B. Jaw trust
527. Seorang laki-laki usia 25 tahun dibawa keluarga ke puskesmas dengan luka tusuk dan pisau
masih tertancap dibagian abdomen kuadran kanan bawah. Hasil pengkajian, pasien tampak
lemah, ada perdarahan yang keluar dari luka, frekuensi napas 26x/ menit, frekuensi nadi
115x/menit, TD 110/70 mmHg.

Apakah tindakan paling tepat pada kasus tersebut?


A. Segera mencabut benda dan tutup lukanya
B. Pertahankan pisau tetap pada tempatnya
C. Rujuk ke rumah sakit untuk dioperasi
D. Memberikan oksigen 4 liter/menit
E. Memasang IV line cairan RL
Rasional
Penanganan awal pada pasien dengan luka tusuk dan pisau masih tertancap ditubuhnya yaitu
tetap mempertahankan posisi pisau pada tempatnya dengan melakukan fiksasi kemudian
dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan operasi. Pencabutan pisau pada penanganan awal dapat
menyebabkan perdarahan lebih banyak dan dapat memperparah kerusakan neurovaskuler
disekitar luka.
Kunci Jawaban
B. Pertahankan pisau tetap pada tempatnya

528. Seorang perempuan usia 48 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri, sesak nafas dan keringat dingin.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat pertama kali?
A. Pemeriksaan EKG
B. Auskultasi jantung
C. Pengkajian primer
D. Pengkajian sekunder
E. Pemeriksaan laboratorium

Rasional
Pada pasien dengan kategori gawat darurat, prosedur yang harus dilakukan pertama kali
adalah pengkajian primer untuk memastikan bahwa kondisi yang berpotensi mengancam
nyawa segera dapat diidentifikasi dan ditangani melalui evaluasi berurutan dari Jalan napas
(airway), pernapasan (breathing), Sirkulasi (Circulation), Disability, dan Exposure.
Kunci Jawaban
C. Pengkajian primer

529. Seorang perempuan berusia 20 tahun masuk IGD dengan keluhan diare, mual dan muntah.
Hasil pengkajian menunjukan data mukosa bibir kering, mata cekung, turgor kulit lambat
kembali. Pasien dilakukan pemasangan IVFD RL 500 ml habis dalam waktu 3 jam,
menggunakan infuset dengan faktor tetesan 20.
Berapakah jumlah tetesan cairan per menit pada kasus di atas?
A. 25 tts/mnt
B. 30 tts/mnt
C. 40 tts/mnt
D. 55 tts/mnt
E. 60 tts/mnt
Rasional
Dalam penghitungan cairan infus dapat menggunakan rumus
Jumlah tetesan per menit = jumlah kebutuhan cairan x Faktor tetesan / waktu (jam) x 60 menit
= 500 x 20 / 3 x 60 = 10000 / 180 =55,5 tetes/ menit
Kunci Jawaban
D. 55 tts/mnt

530. Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IRD dengan keluhan terasa sangat nyeri dan
berat pada dada kirinya saat bangun tidur. Nyeri bertambah saat beraktifitas. Pemeriksaan fisik
: TD 88/60 mmHg, RR : 26 x/mnt, klien mengatakan bahwa skala nyeri 7 . Hasil pemeriksaan
EKG terdapat ST elevasi dan T depresi.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada klien?
A. Nyeri akut
B. Nutrisi kurang dari kebutuhan
C. Perubahan perfusi jaringan
D. Gangguan istirahat tidur
E. Intoleransi aktifitas

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan nyeri dada pada saat kerja jantung kita meningkat,
misal saat beraktifitas, rasa nyeri timbul mendadak dan tidak berkurang saat istirahat
Kunci jawaban
A. Nyeri akut

531. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di bawa ke UGD dengan keluhan pusing, sesak nafas,
mual dan nyeri dada. Pada saat dipakai aktifitas klien juga mengeluh berdebar-debar.
Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 115 x /mnt, RR : 30 x/mnt, berkeringat dingin,
tampak pucat. Diagnosa Medis gagal jantung kongestif

Masalah keperawatan prioritas pada klien diatas adalah ...


A. Gangguan pertukaran gas
B. Perubahan perfusi jaringan
C. Gangguan pola nafas
D. Nyeri akut
E. Penurunan curah jantung

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi jantung tidak dapat memompa (sistolik) atau
mengisi darah (diastolik) sebagaimana mestinya, Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
mengakibatan cairan terdorong ke jaringan paru sehingga menyebabkan dispneu akibat
penimbunan cairan dalam alveoli
Kunci jawaban
A. Gangguan pertukaran gas
532. Seorang perempuan usia 50 tahun menderita gagal jantung kongestif. Klien mengeluh mudah
lelah saat beraktifitas walaupun hanya melakukan aktifitas harian di rumah,seperti makan,
minum, mandi, dan personal hygiene.
Masalah keperawatan prioritas pada klien adalah ....
A. Gangguan pola nafas
B. Nyeri akut
C. Intoleransi aktifitas
D. Gangguan istirahat tidur
E. Perubahan perfusi jaringan

Rasional
Ciri khas gagal jantung kongestif adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan
untuk meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C. Intoleransi aktifitas

533. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnosa IMA. Klien belajar
duduk disisi tempat tidur sambil dibantu anaknya. Tiga menit setelah duduk klien mengeluh
nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan tampak berkeringat dingin, TD:105/70 mmHg, RR :
29 x/mnt,
Apakah prioritas tindakan yang harus dilakukan perawat ?
A. Menghentikan aktifitas klien
B. Segera lapor pada dokter
C. Membaringkan klien ditempat tidur
D. Membantu segala ADL klien
E. Memposisikan klien semifowler

Rasional
Pada infark miokard akut adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan untuk
meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C. Membaringkan klien ditempat tidur

534. Seorang laki-laki berusia 74 tahun dirawat di RS dengan keluhan pusing, bicara pelo, tubuh
terasa lemah pada ekstrimitas kiri, nafsu makan menurun dan muntah proyektil. Hasil
pemeriksaan didapatkan T: 150/100 mm Hg, N : 60 x/mnt, RR : 24x/mnt. CT scan : ICH
periventrikel lateral dan brain atropi sedang. Diagnose medis CVA bleeding.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?
A. Nyeri akut
B. Kerusakan Komunikasi verbal
C. Gangguan perfusi jaringan cerebral
D. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E. Gangguan mobilitas fisik

Rasional
Pada CVA bleeding menyebabkan thrombus atau emboli di daerah serebral yang akan
mengakibatkan suplai darah ke jaringan serebral tidak adequat
Kunci jawaban
C. Gangguan perfusi jaringan cerebral

535. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa Diabetes Mellitus.
Klien mengeluh luka pada kaki sudah 2 minggu tidak sembuh-sembuh, badan panas, mual,
muntah, tidak pernah kontrol. Hasil pemeriksaan didapatkan setelah dibuka terdapat pus,
tampak kemerahan, dan terdapat jaringan nekrosis.
Masalah keperawatan utama pada klien tersebut?
A. Kurangnya pengetahuan
B. Hipertermi
C. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
D. Resiko infeksi
E. Gangguan perfusi jaringan

Rasional
Pada Diabetes Mellitus akibat defisiensi insulin mengakibatkan hiperglikemia, menimbulkan
gangguan peredaran darah sehingga muncul luka yang menyebabkan suplai ke jaringan
perifer menurun
Kunci jawaban
E. Gangguan perfusi jaringan

536. Seorang laki-laki 45 tahun, dibawa oleh keluarga ke RS dengan keluhan sudah 3 hari tidak
bisa kencing. Pemeriksaan fisik teraba penuh pada abdomen bawah (kandung kencing).
Pasien diberikan intervensi pemasangan kateter. Saat di pasang kateter didapatkan adanya
tahanan dan kateter susah dimasukkan.
Apakah tindakan yang pertama kali dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melepas kateter
B. Meneruskan pemasangan kateter
C. Mengkaji adanya tahanan
D. Melaporkan pada Dokter
E. Melanjutkan pemasangan

Rasional
Dalam pemasangan kateter jika ada tahanan akan menyebabkan iritasi, maka diwajibkan
untuk menarik kembali selang kateter agar tidak melengkung yang mengakibatkan iritasi lalu
pendarahan
Kunci jawaban
A. Melepas kateter

537. Seorang perempuan, berusia 40 Tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan panas
selama 3 hari berturut-turut, mual, muntah 6 kali, diare, nafsu makan menurun, nyeri kepala.
Dalam pengkajian tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmhg, Nadi 110 x/menit,
RR 24 x/menit, Suhu 38,5 0C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Hipertermi
C. Defisit volume cairan & elektrolit
D. Gangguan pola nafas
E. Nyeri (akut)

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, ada dehidrasi, output berlebihan dan input berkurang
Kunci jawaban
C. Defisit volume cairan & elektrolit

538. Seorang laki-laki 24 tahun, dibawa dibawa petugas Dinas sosial ditemukan di pinggir jalan
dengan kondisi badan terlihat kotor, badan mengeluarkan bau tidak sedap, rambut acak
acakan. Pasien tampak lemah. T : 110/70 mmhg, N : 100 x/mnt. Perawat memandikan klien
akan tetapi klien menggigil sebelum proses selesai.
Tindakan pertama apa yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melanjutkan memandikan
B. Menghentikan memandikan
C. Mengevaluasi keadaan klien
D. Memberi selimut hangat
E. Mengkaji penyebab

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, kondisi menggigil sehingga wajib untuk dihentikan,
agar
tidak terjadi hipotermi
Kunci jawaban
B. Menghentikan memandikan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
539. Hasil Pengkajian di suatu Desa, didapatkan data: 40% masyarakat membuang sampah di
Pantai, 30% membuang sampah di selokan, dan 30% menimbun sampah di pekarangan
rumah.
Apakah Intervensi keperawatan prioritas untuk kasus diatas?
A. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
B. Penyuluhan Kesehatan Penyakit Infeksi
C. Kerja Bakti Bersama
D. Membuat Bak Sampah
E. Pembentukkan Kader Kesehatan Lingkungan
Rasional
Berdasarkan data Desa didapatkan masyarakat desa membuang sampah tidak pada
tempatnya yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan lingkungan pada
masyarakat Desa. Sehingga, intervensi keperawatan prioritas yang harus diberikan pada
masyarakat desa tersebut adalah penyuluhan kesehatan lingkungan untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan motivasi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan.
Kunci Jawaban
A. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
540. Hasil data Pengkajian di Desa Lasallian terdapat 30 orang penderita Diabetes Melitus yang
mempunyai Ulcus Diabeticum. Penderita dan keluarga tidak tau cara merawat Luka Diabetik.
Perawat Komunitas berinisiatif ingin mengajarkan kepada penderita dan keluarga tentang
perawatan Luka Diabetik. Sehingga penderita maupun keluarga dapat merawat luka diabetik
secara mandiri.
Siapakah ahli teori keperawatan yang teorinya dapat diaplikasikan pada kasus diatas?
a. Betty Neuman : Neuman Model
b. Dorothea Orem : Self-care deficit
c. Martha Rogers : Unitary Human Being
d. Sister Callista Roy : Adaptation Model
e. Madeleine Leininger : Transcultural Nursing

Rasional
Dorothea Orem dengan teorinya Self-care deficit menjelaskan bahwa perawat sebagai Nursing
agency membantu masyarakat (penderita dan keluarganya) untuk dapat memenuhi defisit
perawatan diri sekaligus perawat dapat mendidik masyarakat untuk mandiri dalam merawat
kesehatan diri.
Kunci Jawaban
B. Dorothea Orem : Self-care deficit

541. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu berada di kamar
bersalin. Hasil pengkajian pasien kesakitan, ingin mengejan tampak kepala sudah membuka
vulva, kemudian lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dagu, dan seluruh kepala.
Observasi tanda-tanda vital suhu 36,5oC, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, dan
frekuensi nafas 22 kali/menit,

Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus?

a. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar


b. Lahirkan bahu depan dan belakang
c. Cek adanya lilitan tali pusat
d. Lakukan pegangan biparietal
e. Bersihkan mata hidung dan mulut bayi

Pembahasan:

Pada kala II setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. Selanjutnya periksa
kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi: jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara klem tersebut.

Strategi

Pada kala II setelah lahir kepala tahap selanjutnya penolong harus memastikan apakah ada
lilitan tali pusat pada bayi sebelum bayi melakukan putaran paksi luar
Jawab: C. Cek adanya lilitan tali pusat

542. Seorang perempuan berusia 23 tahun  P0A1  post partum spontan hari ke-1, dirawat di ruang
nifas. Hasil pengkajian belum ingin menambah jumlah anak, belum tahu akan menggunakan
kontrasepsi dan di berikan penyuluhan tentang KB.

Apakah kontrasepsi yang tepat dianjurkan pada kasus?

a. Menggunakan kondom
b. Pantang berkala
c. Tubektomi
d. Vasektomi
e. IUD

Pembahasan:

IUD yang merupakan singkatan dari intrauterine device (alat kontrasepsi dalam rahim), juga
dikenal dengan sebutan kontrasepsi spiral. IUD bekerja dengan cara menghambat gerakan
sperma menuju saluran rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Manfaat dan kelebihan kontrasepsi IUD yang dapat diperoleh: dapat mencegah kehamilan
hingga 99%, lebih praktis, Harga yang relatif terjangkau, Aman untuk ibu menyusui,
direkomendasikan untuk kondisi tertentu dan tidak meningkatkan berat badan.

Strategi:

Fokus pada data bahwa pasien post partum spontan hari ke-1, memiliki bayi dan belum ingin
menambah jumlah anak

Jawab: E. IUD

543. Seorang perempun berusia 32 tahun G 2P1A0 inpartu berada di kamar bersalin. Hasil
pengkajian pasien melahirkan bayi cukup bulan, menangis, diletakkan didada ibu untuk IMD. 
Perawat mengecek fundus untuk memastikan kehamilan tunggal atau gemeli.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus?

a. Memotong tali pusat


b. Mengecek fundus uteri
c. Menyuntikkan oksitosin
d. Menjepit/klem tali pusat
e. Memberitahu pasien akan disuntik
 
Pembahasan:

Pada kala II setelah bayi lahir maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan tubuh bayi
mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi di atas perut
ibu, dan memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik. Jangka waktu
dari pemberian suntikan oksitosin adalah dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, dengan dosis
10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).

Strategi:

Fokus pada data di mana pasien telah memasuki kala II, maka yang dilakukan adalah
memastikan bahwa kehamilan tunggal, dan memberikan suntikan oksitosin dengan dosis 10
unit IM pada 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin).

Jawab: C . Menyuntikkan oksitosin

544. KASUS (vignete):

Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2020, dan
Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi
Nadi: 88x/menit

Pertanyaan soal

Kapankah taksiran persalinan pada kasus?

Pilihan jawaban

A. 13 Januari 2020
B. 13 Februari 2021
C. 12 Januari 2020
D. 12 Februari 2021
E. 13 Januari 2021

Pembahasan:
Penghitungan taksiran persalinan pada ibu dihitung dari HPHT dan menggunakan rumus
naegel’s Rule yaitu: tanggal ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1.

Strategi:

Fokus pada data HPHT pasien untuk dihitung dengan menggunakan rumus naegel’akan
diperoleh taksiran persalinan pasien.

Jawab: E 13 Januari 2021

545. KASUS (vignete):

Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU
28 centimeter dan Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit
dan Frekuensi Nadi: 88x/menit

Pertanyaan soal

Berapakah usia kehamilan pada kasus?

Pilihan jawaban
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Pembahasan:
Untuk menghitung usia kehamilan menggunakan rumus Mc. Donald’s dengan:

TFU dalam cm X 8 : 7 = …..minggu

Strategi:
Fokus pada data TFU pasien dalam cm. untuk dapat di hitung dengan menggunakan rumus
Mc. Donald’s

Jawab: A. 32 minggu

546. KASUS (vignete)


Seorang pasien usia 31 tahun dibawa ke IGD karena mengalami kecelakaan. Dari hasil
pemeriksaan di IGD diketahui pasien menderita cedera kepala berat, kesadaran samnolen,
GCS: E2 V2 M4, muntah, pupil melebar. Hasil CT Scan terlihat gambaran IVH.
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas?
Pilihan Jawaban
A. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Gangguan perfusi jaringan serebral
C. Gangguan keseimbangan cairan
D. Gangguan pertukaran gas
E. Gangguan eliminasi urin

Rasional
Pada pasien dengan kasus cedera kepala berat yang terjadi adalah kerusakan pada system
saraf karena traum termasuk kerusakan pada pembuluh darah di kepala sehingga
menyebabkan system saraf terganggu fungsinya. Oleh karena itu masalah utama pada pasien
diatas adalah gangguan perfusi jaringan serebral.
Kunci Jawaban: B. Gangguan perfusi jaringan serebral

547. KASUS (vignete)


Seorang pasien kecelakaan lalu lintas dibawa ke IGD. Pasien tampak mengalami penurunan
kesadaran. Hasil pemeriksaan fisik dan diagnostik diketahui pasien mengalami peningkatan
TIK.
Pertanyaan soal
Apakah intervensi keperawatan utama untuk pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Kaji tingkat kesadaran tiap 4 jam
B. Monitor hasil pemeriksaan EEG
C. Lakukan penghisapan lendir
D. Berikan terapi antibiotic
E. Tinggikan posisi kepala

Rasional
Meninggkan posisi kepala perlu segera dilakukan untuk mengurangi peningkatan tekanan intra
kranial yang dialami pasien diatas. Tindakan lain dapat dilakukan menyusul.
Kunci Jawaban
E. Tinggikan posisi kepala

548. KASUS (vignete)


Seorang buruh bangunan jatuh dari lantai 5 saat bekerja dan dibawa ke IGD sebuah rumah
sakit. Perawat IGD memeriksa pasien tersebut dan diketahui mata pasien tidak merespon
apapun, motorik pasien juga tidak merespon saat diberi rangsang nyeri dan tidak ada suara
sama sekali.

Pertanyaan soal
Berapakah nilai GCS pasien diatas?
Pilihan Jawaban
A. 4
B. 6
C. 5
D. 7
E. 3

Rasional
Jika semua pemeriksaan mata, motorik, dan verbal tidak merespon maka skor/nilai GCS
yangdidapatkan adalah 3.
Kunci Jawaban
E. 3

549. KASUS (vignete)


Seorang perempuan usia 32 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas. Oleh warga yang melihat
kemudian dibawa ke IGD. Dari hasil pemeriksaan di IGD diketahui perempuan tersebut
mengalami kehilangan kesadaran selama 40 menit. Hasil pemeriksaan GCS di IGD diketahui
pasien memiliki GCS 10.
Pertanyaan soal
Apakah kategori keparahan pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Cedera kepala berat
B. Tidak cedera kepala
C. Cedera kepala ringan
D. Cedera kepala sedang
E. Cedera kepala sangat berat

Rasional
Dari kasus diketahui bahwa pasien memiliki nilai atau skor GCS 10. Nilai GCS 10 termasuk
dalam rentang cedera kepala sedang.
Kunci Jawaban
D. Cedera kepala sedang

550. KASUS (vignete)


Seorang laki-laki usia 44 tahun tertimpa buah kelapa saat sedang berteduh dibawah pohon
kelapa. Kemudian laki-laki tersebut dibawa warga ke IGD. Saat sedang diperiksa perawat di
IGD pasien mengalami muntah proyektil.
Pertanyaan soal
Apakah yang dialami pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Stroke
B. Meningitis
C. Peningkatan TIK
D. Perubahan kesadaran
E. Space-occupied lesion

Rasional
Pasien diatas mengalami cedera kepala karena kepalanya tertimpa buah kelapa. Akibat
tertimpa buah kelapa kepala pasien diatas mengalami cedera yang menganggu system saraf.
Bentuk gangguannya berupa peningkatan tekanan intra kranial yang ditandai dengan muntah
proyektil.
Kunci Jawaban
C. Peningkatan TIK

551. KASUS (vignete)


Seorang pasien, laki-laki, usia 33 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RSJ. Pasien nampak
ketakutan, ekspresi tegang, berusaha menutupi wajahnya, dan mengatakan melihat bayangan
laki-laki tinggi besar yang akan melukainya. Pasien sulit diajak komunikasi dan diarahkan.

Pertanyaan soal
Berapakah skor RUFA (Respon Umum Fungsi Adaptif) pasien tersebut ?
Pilihan jawaban
a. 1 – 10
b. 11 – 20
c. 21 – 30
d. 31 – 40
e. 41 - 50

Rasional
Pengkajian kedaruratan pasien psikiatri menggunakan skor RUFA (Respon Umum Fungsi
Adaptif) yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu skor 1-10, 11-20, dan 21-30. semakin rendah
skor RUFA menunjukkan kondisi pasien yang semakin darurat dan membutuhkan tindakan
yang sangat intensif.
Pada kasus diatas, pasien mengalami halusinasi pada level 4, yaitu pasien dikontrol oleh
halusinasinya sehingga respon pasien ketakutan dan panik sesuai dengan isi halusinasinya
serta sulit diajak berkomunikasi atau diarahkan. Pasien yang mengalami halusinasi level 4
memiliki skor RUFA 1-10 dan mendapatkan perawatan intensif I.

Kunci jawaban
A. 1 – 10

552. KASUS (vignete)


Seorang pasien laki-laki, usia 41 tahun, saat ini dirawat dengan masalah keperawatan utama
waham sisip pikir dan memiliki skor RUFA 21-30. Pikiran dan perasaan pasien kadang-kadang
dikendalikan wahamnya, sehingga komunikasinya masih sering terganggu oleh wahamnya.
Pertanyaan soal
Apa prinsip tindakan (intervensi) pada pasien tersebut ?

Pilihan jawaban
a. Observasi ketat
b. Bantu pemenuhan kebutuhan dasar
c. Pencegahan cedera pada pasien, orang lain, dan lingkungan
d. Berikan terapi musik sebagai terapi modalitas
e. Memfasilitasi perawatan mandiri pasien

Rasional
Perawatan pasien gangguan jiwa termasuk waham dapat dikelompokkan dalam 3 fase
perawatan, yaitu intensif I dengan skor RUFA 1-10, intensif II dengan skor RUFA 11-20, dan
intensif III dengan skor RUFA 21-30. Data di atas menunjukkan kondisi pasien waham berada
pada fase intensif III (skor RUFA 21-30), sehingga prinsip tindakan memfasilitasi perawatan
mandiri pasien. Pada perawatan intensif I prinsip tindakan life saving dan mencegah cedera.
Pada perawatan intensif II prinsip tindakan lanjutan observasi dari intensif I dan mencegah
cedera pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Kunci jawaban
E. Memfasilitasi perawatan mandiri pasien

553. KASUS (vignete)


Seorang pasien perempuan, usia 32 tahun, mendapatkan terapi Amitriptilin 3x75 mg dari
dokter puskesmas. Pasien menyatakan kadang-kadang tidak minum obatnya karena jika
minum obat menyebabkan mulutnya kering dan konstipasi.

Pertanyaan soal
Apa tindakan perawat pada pasien tersebut?

Pilihan jawaban
a. Kolaborasi untuk menghentikan pemberian obat
b. Berikan minum/cairan tinggi gula
c. Tingkatkan asupan cairan dan diet tinggi serat
d. Anjurkan pasien untuk sering makan permen
e. Berikan laksatif

Rasional
Amitriptilin merupakan obat anti depresan yang memiliki salah satu efek samping kolinergik
berupa mulut kering dan konstipasi. Intervensi yang tepat pada pasien dengan masalah mulut
kering dan konstipasi sebagai efek samping amitriptilin adalah meningkatkan asupan cairan
dan diet tinggi serat.
Kunci jawaban
C. Tingkatkan asupan cairan dan diet tinggi serat

554. KASUS (vignete)


Seorang perawat mendapat tugas untuk merawat klien dengan masalah utama risiko perilaku
kekerasan. Perawat tersebut gelisah dan cemas memikirkan apa yang akan dilakukan pada
interaksi pertama pada pasien risiko perilaku kekerasan. Untuk mengatasi hal tersebut,
perawat membaca buku pedoman asuhan keperawatan pasien risiko perilaku kekerasan yang
ada di ruangan.

Pertanyaan soal
Apakah tahapan hubungan terapeutik perawat-pasien pada kasus diatas?
Pilihan jawaban
a. Pra interaksi
b. Orientasi
c. Interaksi
d. Kerja
e. Terminasi
Rasional
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan menggunakan tahapan komunikasi
terapeutik yang meliputi tahap pra interaksi, orientasi/interaksi, kerja, dan terminasi. Tahap pra
interaksi merupakan tahap sebelum perawat bertemu dan berinteraksi dengan pasien. Pada
tahap pra interaksi, perawat mempersiapkan diri, eksplorasi perasaan sendiri, fantasi, dan
kecemasan.

Kunci jawaban
A. Pra interaksi

555. KASUS (vignete)


Seorang pasien laki-laki, usia 42 tahun, sudah 1 minggu dirawat di RSJ. Di rumah pasien
bicara dan tertawa sendiri, mengurung diri, tidak bisa tidur, dan mengancam akan membunuh
istrinya. Pasien sering menyendiri, kontak mata kurang, malas berinteraksi, mengatakan
dirinya malu karena dirawat di RSJ dan sebagai manusia yang tidak berguna.

Pertanyaan soal
Apakah terapi aktivitas kelompok (TAK) yang tepat untuk pasien tersebut?

Pilihan jawaban
a. TAK sosialisasi
b. TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
c. TAK stimulasi persepsi harga diri rendah
d. TAK stimulasi persepsi halusinasi
e. TAK stimulasi sensori mendengarkan musik

Rasional
Masalah keperawatan utama pasien pada saat ini adalah harga diri rendah, sehingga TAK
yang paling tepat diberikan pada saat ini adalah TAK stimulasi persepsi harga diri rendah.
Pada kasus di atas juga terdapat data yang menunjukkan bahwa pasien mengalami halusinasi,
risiko perilaku kekerasan, dan isolasi social, namun sata yang paling menonjol here and now
adalah harga diri rendah.

Kunci jawaban
C. TAK stimulasi persepsi harga diri rendah

556. Kasus (vignete)


Seorang bayi laki-laki dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur dan gawat napas,
usia gestasi 28 minggu dengan BBL 1010 gram. Saat ini bayi berusia 4 hari dan terpasang
ventilator dengan mode SIMV, berdasarkan hasil pengkajian perawat didapatkan data bayi
tampak sesak dan pucat, RR 65x/menit, retraksi dinding dada (+), sianosis perifer (+), SpO2
85%, refleks menghisap tidak ada, bayi tampak letargis.
Pertanyaan soal
Apakah diagnosa utama pasien?
Pilihan jawaban

a. Pola napas tidak efektif


b. Gangguan pertukaran gas
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Gangguan bersihan jalan napas
e. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rasional
Dari data kunci RR lebih dari normal yang terlihat bahwa bayi mengalami masalah oksigenasi
yang aktual (RR neonatus normal : 40-60 x/menit). Selanjutnya berdasarkan data kunci
sianosis dan tampak pucat, ditambah dengan data dukung SpO 2 pada angka 85%, ini
mengindikasikan bahwa masalah oksigenasi yang dialami ada pada daerah perifer. Sehingga
masalah utama pada bayi adalah gangguan perfusi jaringan. Sementara data refleks
menghisap tidak ada dan bayi tampak letargis dapat kita abaikan, karena pada usia gestasi 28
minggu dan umur koreksi 29 minggu refleks menghisap memang belum muncul, baru mulai
muncul dan dapat dikaji pada usia koreksi 34 minggu, sehingga kemungkinan jawaban ke arah
nutrisi hanya perancu.

Kunci Jawaban:
C. Gangguan perfusi jaringan

557. Kasus (vignete)

Seorang bayi perempuan dirawat hari dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur dan
hipotermia. Bayi lahir pada usia gestasi 32 minggu dengan BBL 1670. Saat ini bayi berusia 6
hari dan terpasang O2 Nasal, berdasarkan hasil pengkajian perawat didapatkan data BB 1620
RR 48x/menit, Nadi 140x/menit, suhu 37,2oC, dalam 3 hari terakhir suhu berfluktuasi sampai
batas bawah 35,6 oC, tidak tampak sianosis perifer, SpO 2 95%, kulit tampak tipis, refleks
menghisap tidak ada, bayi tampak lebih sering tidur.
Pertanyaan soal

Apakah diagnosa utama pasien?


Pilihan jawaban

a. Hipotermia
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Gangguan bersihan jalan napas
d. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
e. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rasional
Dari data kunci RR lebih dari normal yang terlihat bahwa bayi mengalami Semua data pada
kasus masih dalam batas normal pada saat pengkajian, sehingga diagnosa aktual tidak dapat
dimunculkan. Dari data suhu 37,2oC, suhu tubuh bayi masih dalam batas normal, namun dari
data bahwa dalam 3 hari terakhir suhu berfluktuasi sampai batas bawah 35,6 oC, menunjukka
bayi masih beresiko tinggi mengalami hypothermia, ditambah dengan umur koreksi saat ini
adalah 33 minggu, bayi masih sangat mungkin mengalami penurunan suhu tubuh mendadak,
dikarenakan sistem termoregulasi yang belum matur dan lemak subkutan yang masih tipis.
Sementara data refleks menghisap tidak ada dan bayi tampak letargis bayi tampak lebih sering
tidur dapat kita abaikan, karena pada usia gestasi 32 minggu dan umur koreksi 33 minggu
refleks menghisap memang belum muncul, baru mulai muncul dan dapat dikaji pada usia
koreksi 34 minggu. Paling tepat pada usia 32 minggu adalah dengan mengkaji refleks menelan
terlebih dahulu, karena refleks menelan mulai muncul pada usia gestasi 32 minggu. Data berat
badan bayi sebesar 1620 gram juga masih turun dalam batas toleransi pada 1 minggu
pertama, yakni tidak lebih dari 10% dari berat badan lahir.

Kunci Jawaban:
D. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh

558. Kasus (vignete)


Seorang bayi laki-laki dirawat hari dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur murni.
Bayi lahir pada usia gestasi 31 minggu dengan BBL 1686 gram. Saat ini bayi berusia 18 hari
dan terpasang O2 Nasal dan OGT. Berdasarkan hasil pengkajian perawat didapatkan data RR
66x/menit, sesak (+), Nadi 140x/menit, suhu 37,9oC, tidak tampak sianosis perifer, SpO2 94%,
kulit tampak tipis, refleks menghisap sudah ada BB saat ini 1718gram.

Pertanyaan soal
Apakah diagnosa utama pasien?

Pilihan jawaban
a. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Gangguan pola napas
e. Hipertermia

Rasional
Pada kasus ini bayi mengalami aktual peningkatan suhu tubuh, karena suhu tubuh meningkat
dari batas atas suhu normal (suhu normal 36,5-37,5oC).
Pada saat pengkajian juga ditemukan bahwa bayi mengalami peningkatan frekuensi
pernapasan sebesar 66x/menit, terkesan bayi mengalami masalah oksigenasi, namun tidak
terlihat adanya data dukung yang lain untuk menegakkan masalah oksigenasi. Hal ini
disebabkan karena peningkatan frekuensi pernapasan yang dialami oleh bayi merupakan
imbas dari peningkatan suhu tubuh yang dialamai oleh bayi. Dimana pada saat terhadi
peningkatan suhu tubuh, maka metabolisme tubuh akan mengalami peningkatan pula,
peningkatan metabolisme otomatis akan meningkatkan kebutuhan asupan oksigen sebagai
bahan bakar utama dalam metabolism sel, sehingga tubuh berkompensasi untuk
meningkatkan frekuensi pernapasan dan meningkatkan volume udara yang masuk ke paru,
sehingga bayi juga dapat mengalami retraksi dinding dada dan napas tampak sesak.

Kunci Jawaban:
E. Hipertermia

559. Kasus (vignete)


Seorang bayi perempuan berusia 12 hari dirawat di unit perinatologi, bayi lahir dengan SC
pada usia gestasi 34 minggu, berat badan lahir1550 gram. Berdasarkan hasil pengkajian
perawat didapatkan data berat badan 1534 gr, RR 59 kali/menit, SPO2 92%, refleks
menghisap lemah, bayi tampak letargis, hasil uji laboratorium didapatkan CRP : 48 mg/L, It
Ratio: 0,23.
Pertanyaan soal
Apakah diagnosa utama pasien?
Pilihan jawaban

a. Infeksi
b. Gangguan nutrisi
c. Intoleransi aktifitas
d. Gangguan oksigenasi
e. Gangguan pencernaan

Rasional
Berdasarkan kasus didapatkan data bayi tersebut terlahir prematur dengan usia gestasi < 37
minggu. Data berat badan lahir juga menunjukkan bayi terlahir dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Namun data tambahan selanjutnya berupa data berat badan saat ini, frekuensi
pernapasan, saturasi O2 menunjukkan kondisi yang normal. Hanya saja pada bayi terlihat
refleks hisap lemah dan letargis. Ini masalah, namun perlu dicari akar permasalahannya. Pada
bagian terakhir soal terlihat adanya hasil pemeriksaan laboratorium CRP dan IT Rasio, Hasil
lab ini jika lebih dari normal, maka kita dapat menegakkan diagnosa infeksi (aktual). Jika tidak
ditemukan data ini maka jika ditemuan pada data adanya peningkatan leukosit maupun
adanya tanda-tanda innfeksi local lainnya, maka diagnose infeksi (aktual dapat ditegakkan).
Infeksi pada neonatus dalam bentuk yang ringan maupun berat dapat membuat bayi
mengeluarkan energy cukup besar, sehingga bayi dapat kekurangan energy, terlihad dari
refleks hisap bayi tampak lemah dan tampak letargis.
Kunci Jawaban:
A. Infeksi

560. Kasus (vignete)


Seorang bayi perempuan berusia 21 hari dirawat di unit perinatologi, bayi lahir dengan SC
pada UG 34 minggu dan BBL 1549 gram. Bayi rujukan dari puskesmas dengan keluhan sesak
napas. Saat ini bayi terpasang CPAP dan OGT. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data
BB 1840 gram, RR 54 x/menit, nadi 121 x/menit, SPO2 92%, suhu 36,5oC, refleks menghisap
lemah, bayi tampak letargis, hasil kultur pertama didapatkan bayi terinfeksi klebsiella
pneumoniae.
Pertanyaan soal

Apakah tindakan utama pada pasien?


Pilihan jawaban

a. mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien


b. hangatkan susu sebelum diberikan
c. kolaborasi pemberian antibiotik
d. suction secara berkala
e. pantau suhu

Rasional
Dari keseluruhan data yang ada, data kunci yang dapat digaris bawahi adalah hasil kultur (+)
terinfeksi klebsiella pneumonia, yang biasanya menyerang saluran pernapasan bayi, namun
dari data yang ada tidak ada yang mengarah pada gangguan sistem pernapasan. Sehingga
berdasarkan data yang ada diagnosa utama pasien adalah aktual infeksi, dengan
kemungkinan sepsis.
Tindakan utama yang harus dilakukan adalah untuk mengatasi akar permasalah pasien, yakni
mengatasi infeksi yang menyerang tubuh pasien, jawaban yang tepat adalah dengan
pemberian antibiotik. Intervensi tambahan lain adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah
merawat pasien yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi silang pada pasien yang
lain maupun pada perawat dan pengunjung yang lain
Kunci Jawaban:
C. kolaborasi pemberian antibiotik

561. KASUS (vignete)


Seorang Perawat komunitas akan melaksanakan tugas pertamanya di suatu Desa, ia
mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melaksanakan tugasnya, antara lain: membawa
buku referensi keperawatan komunitas, materi penyuluhan kesehatan, informasi terkait Desa,
dan perlengkapan pribadi.

Pertanyaan soal
Apakah yang pertama kali harus dilakukan Perawat komunitas pada hari pertamanya di Desa?
Pilihan jawaban
A. Memperkenalkan diri kepada masyarakat dengan mendatangi setiap rumah masyarakat
B. Memperkenalkan diri kepada masyarakat lewat pengeras suara Desa
C. Memperkenalkan diri kepada Stakeholder masyarakat
D. Memperkenalkan diri kepada para Lansia
E. Memperkenalkan diri Kepada masyarakat di Balai Desa
Rasional
Perawat komunitas sebelum melakukan tugas pelayanannya kepada masyarakat di suatu
Desa, harus terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada Stakeholder masyarakat yang ada di
Desa, dimana stakeholder adalah individu ataupun kelompok yang bertugas sebagai
pengampu/pengambil kebijakan dan kordinator yang dapat mengkoordinasikan tugas
pelayanan perawat dengan masyarakat Desa.
Kunci Jawaban
C. Memperkenalkan diri kepada Stakeholder masyarakat
562. KASUS (vignete)
Hasil pengkajian komunitas di suatu Desa, didapatkan data: 30% masyarakat suka membuang
sampah plastik di selokan, 40% masyarakat membuang sampah/limbah rumah tangga di
Sungai, dan 30% masyarakat tidak membuat kandang buat ternak peliharaannya (Ayam dan
Bebek).

Pertanyaan soal
Apa masalah keperawatan yang dapat diangkat berdasarkan kasus diatas?
Pilihan jawaban
A. Koping komunitas tidak efektif
B. Defisit kesehatan komunitas
C. Manajemen kesehatan tidak efektif
D. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. Koping individu tidak efektif
Rasional
Pada data masayarakat Desa, terlihat masyarakat mempunyai perilaku tidak efektif dalam
memelihara kesehatan lingkungan dengan membuang sampah tidak pada tempatnya, dan
juga tidak membuat kandang buat hewan peliharaannya. Perilaku masyarakat seperti ini, jika
dibiarkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat Desa.
Kunci Jawaban
D. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

563. KASUS (vignete)


Hasil pengkajian Komunitas di suatu Desa, didapatkan data: 70% masyarakat mengeluh akan
kurangnya program kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan (Jarak Puskesmas yang jauh
dan sinyal untuk komunikasi yang kurang), dan 60% masyarakat menderita penyakit tidak
menular.

Pertanyaan soal
Apa masalah keperawatan yang dapat diangkat berdasarkan kasus diatas?
Pilihan jawaban
A. Koping komunitas tidak efektif
B. Defisit kesehatan komunitas
C. Manajemen kesehatan tidak efektif
D. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. Koping individu tidak efektif
Rasional
Kurangnya pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat di Desa
menyebabkan penurunan koping komunitas dalam mempertahankan dan memelihara
kesehatannya dan dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat Desa.
Kunci Jawaban
A. Koping komunitas tidak efektif

564. KASUS (vignete)

Hasil data pengkajian Komunitas, terdapat 70% penderita Hipertensi di suatu Desa. Penderita
Hipertensi tersebut terdapat 40% penderita tidak minum obat teratur, 50% mempunyai Diet
tidak sehat, dan 60% yang tidak teratur cek kesehatan pada Program Prolanis di Puskesmas.
Pertanyaan soal
Apa masalah keperawatan yang dapat diangkat berdasarkan kasus diatas?
Pilihan jawaban
A. Koping komunitas tidak efektif
B. Defisit kesehatan komunitas
C. Manajemen kesehatan tidak efektif
D. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. Koping individu tidak efektif

Rasional
Masyarakat yang menderita gangguan kesehatan tergolong kronis seperti Hipertensi harus
bisa mengatur manajemen perawatan kesehatannya dengan teraturdan efektif, dalam hal ini
teratur minum obat, aktivitas fisik, diet sehat, dan cek kesehatan rutin di Fasilitas Kesehatan.
Kunci Jawaban
C. Manajemen kesehatan tidak efektif

565. KASUS (vignete)


Hasil pengkajian komunitas di suatu Desa, didapatkan data: 40% masyarakat menderita
Hipertensi, 30% Gouth Arthritis, dan 30% Hiperlipidemia.

Pertanyaan soal
Apa masalah keperawatan yang dapat diangkat berdasarkan kasus diatas?
Pilihan jawaban
A. Koping komunitas tidak efektif
B. Defisit kesehatan komunitas
C. Manajemen kesehatan tidak efektif
D. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. Koping individu tidak efektif
Rasional
Berdasarkan data yang terdapat di Desa, didapatkan tiga penyakit gangguan kesehatan yang
mempunyai presentasi yang cukup besar, hal ini menunjukkan adanya defisit kesehatan
masyarakat di Desa tersebut.
Kunci Jawaban
B. Defisit kesehatan komunitas

566. KASUS (vignete)


Seorang perempuan usia 45 tahun menderita kanker payudara, saat ini klien tersebut sedang
menjalani kemoterapi tahap ke 3.
Pertanyaan soal
Apa kategori warna gelang yang tepat untuk menghindari kesalahan tindakan?
Pilihan jawaban
a. Merah muda
b. Abu-abu
c. Kuning
d. Merah
e. Ungu
Rasional
Setiap pasien yang menjalani suatu prosedur atau tindakan harus diidentifikasi dengan benar
selama menjalani masa perawatan di Rumah sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah salah
pasien, salah tindakan dan salah prosedur. Untuk itu, pasien wajib diidentifikasi berdasarkan
warna gelang yang melekat di tubuhnya. Gelang warna abu-abu menandakan pasien harus
melakukan terapi khusus, yakni terapi kemoterapi. Pasien dengan gelang abu-abu
membutuhkan pemasangan bahan radioaktif.
Kunci jawaban
B. Abu-abu

567. KASUS (vignete)


Seorang perempuan usia 51 tahun dirawat ruang perawatan penyakit menular karena
menderita TB paru, berdasarkan pemeriksaan dokter klien dinyatakan boleh pulang.
Pertanyaan soal
Apa perencanaan pulang yang paling tepat dilakukan oleh perawat pada klien tersebut ?

Pilihan jawaban
A. Pendidikan kesehatan klien dan keluarga
B. Jadual istirahat
C. Jadual kontrol ke rumah sakit
D. Jarak rumah sakit rujukan
E. Pengobatan di rumah

Rasional
Klien dan keluarga perlu mendapatkan pendidikan kesehatan terkait perawatan di rumah saat
menjelang pulang dari rumah sakit (discharge planning). Hal tersebut dapat membantu
perawatan berkelanjutan dan membantu keluarga mengetahui apa yang dilaksanakan dan
bagaimana mereka dapat meningkatkan status kesehatan serta mencegah kekambuhan
Kunci jawaban
A. Pendidikan kesehatan klien dan keluarga

568. KASUS (vignete)


Seorang perawat akan melakukan tindakan pemasangan infus pada klien dengan GEA.
Setelah menyiapkan peralatan, perawat memastikan klien yang akan dipasang infus.
Pertanyaan soal
Bagaimana cara identifikasi klien sesuai dengan sasaran keselamatan pasien?
Pilihan jawaban
A. Menanyakan nama dan tanggal lahir.  
B. Menanyakan nama dan alamat
C. Menanyakan nama lengkap
D. Menanyakan nama dan alamat
E. Menanyakan nama dan penyakit yang diderita

Rasional
Identifikasi pasien minimal data nama dan tanggal lahir. Hal tersebut dilakukan agar pasien
terhindar dari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan
Kunci jawaban
A. Menanyakan nama dan tanggal lahir
569. KASUS (vignete)
Seorang perawat dinas di ruang interna, komposisi pasien yang ada diruang tersebut terdiri
atas pasien umum dan BPJS. Perawat memperlakukan semua pasien yang menjadi
kelolaannya sama tanpa membedakan.
Pertanyaan soal
Apakah prinsip etik yeng diterapkan perawat tersebut?
Pilihan jawaban
A. Justice
B. Benefience
C. Non malifience
D. Autonomi
E. Pencegahan kelalaian

Rasional
Prinsip justice didasarkan pada konsep keadilan dengan memberikan perlakuan yang sama
pada setiap individu. Seorang perawat tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap pasien
kelolaannya karena setiap pasien mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan

Kunci jawaban
A. Justice

570. KASUS (vignete)


Seorang perawat memberikan penyuluhan tentang perawatan selama di rumah pada pasien
diabetes mellitus yang akan pulang .
Pertanyaan soal
Apa jenis media yang dapat membantu penjelasan perawat tersebut ?
Pilihan jawaban
A. Informasi layanan
B. Projector lcd
C. Display
D. Leaflet
E. Outlet
Rasional
Pendidikan kesehatan pada pasien menjelang pulang merupakan metode penyuluhan yang
bersifat individual. Dengan cara ini kontak antara klien dan perawat lebih intensif. Media yang
tepat dalam kegiatan penyuluhan yang bersifat individu adalah leaflet. Leaflet berupa
selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah
dimengerti, dan berisi gambar-gambar yang sederhana. Leaflet diberikan saat penyuluhan
untuk memperkuat pesan yang disampaikan
Kunci jawaban
D. Outlet

571. Kasus (vignete) :


Seorang laki - laki 24 tahun dibawa oleh polisi ke IGD karena kecelakaan lalu lintas dan
mengalami luka tembus di bagian abdomen. Saat dibawa, pasien mengalami penurunan
kesadaran, TD 90/60 mmHg, nadi 115 x/ menit teraba kecil, nafas 16 x/ menit, akral dingin,
CRT 4 detik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka mengeluarkan darah pada abdomen
kuadran kanan atas.
Pertanyaan soal:
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban:

A. Tekan luka dengan kassa steril


B. Pemeriksaan rontgen
C. Cek saturasi oksigen
D. Pasang infus 2 line
E. Menjahit luka

Jawaban : A Tekan luka dengan kassa steril

Penjelasan: pada kasus diatas pasien mengalami tanda-tanda syok seperti akral dingin, nadi
cepat dan teraba kecil, CRT > 2 detik, dan hipotensi karena perdarahan pada abdomen
kuadran kanan atas. Pada kondisi ini, perlu dilakukan resusitasi cairan secepatnya. Namun
sebelum melakukan resusitasi cairan, tindakan utama yang harus dilakukan perawat adalah
menghentikan dulu sumber perdarahan dengan cara menekan langsung area luka dengan
kasa steril.
(sumber: Buku Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy 2018, Modul BTCLS
HIPGABI 2015 )

572. Kasus (vignete)


Seorang laki-laki usia 34 tahun tanpa identitas dibawa oleh penolong ke IGD karena
kecelakaan lalu lintas. Dari hasil pengkajian didapatkan pasien tidak berespon dengan
rangsangan nyeri, terdapat luka robek di lengan kanan, arteri karotis tidak teraba, sehingga
pasien butuh tindakan penyelamatan tetapi persetujuan tindakan (Informed consent) tidak
dapat diberikan karena keluarga pasien belum ada.

Pertanyaan soal
Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh perawat berdasarkan kasus diatas?
Pilihan jawaban:
A. Memanggil perawat supervisor
B. Menghubungi keluarga pasien
C. Melakukan perawatan luka
D. Menunggu instruksi dokter
E. Melakukan life saving
Jawaban : E Melakukan life saving
Penjelasan:
Penanganan pada kasus gawat darurat yang mengancam nyawa pasien di IGD, tidak
membutuhkan persetujuan tindakan (informed consent) dari keluarga pasien untuk tindakan
penyelamatan nyawa pasien. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
585/PerMenKes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik, bahwa dalam keadaan
emergency tidak diperlukan Informed consent.dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 19
tahun 2016 pasal 1 ayat 2 tentang pelayanan gawat darurat adalah tindakan medis yang
dibutuhkan oleh korban/ pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan
nyawa dan pencegahan kecacatan.
(sumber :Permenkes RI, 1989 & Permenkes RI, 2016).

573. Kasus (vignete)


Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan kondisi tidak sadar. hasil
pengkajian, korban tetap tidak berespon dengan rangsangan nyeri, dan nadi karotis tidak
teraba. Kemudian perawat langsung melakukan kompresi dada sebanyak 30 kali.

Pertanyaan soal
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Mempersiapkan endotracheal tube
B. Memberikan bantuan napas 2 kali
C. Membuka Jalan napas korban
D. Mengambil defibrilator
E. Mengecek nadi karotis
Jawaban : C. Membuka Jalan napas korban

Penjelasan: Prosedur pemberian resusitasi jantung paru pada pasien henti jantung yakni
setelah melakukan kompresi dada pasien sebanyak 30 kali, perawat membuka jalan napas
dengan cara head tilt chin lift atau jaw trust kemudian memberikan bantuan napas 2 kali tiupan.
Prosedur tindakan kompresi dada 30 kali dan bantuan napas 2 kali dilakukan berulang
sebanyak 5 siklus dalam waktu 2 menit. Setelah itu lakukan evaluasi untuk mengecek nadi
karotis dan napas pasien . (Sumber: BLS handbook AHA 2016, Modul BTCLS HIPGABI 2015).

574. Kasus (vignete)


Seorang laki - laki 45 tahun dibawa ke IGD dengan trauma dada akibat kecelakaan lalu lintas.
Pasien terlihat sesak nafas. Hasil pengkajian didapatkan ada luka memar dibagian dada,
gerakan dada tidak simetris, suara nafas menjauh pada sisi kanan, hipersonor pada dinding
dada sisi kanan, tampak distensi vena jugularis, deviasi trakea ke sisi kiri.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Pasang intubasi
B. Jarum Torakosintesis
C. Persiapkan untuk pemasangan WSD
D. Berikan oksigen dengan NRM 10 liter / menit.
E. Konsul dokter bedah untuk tindakan torakotomi

Jawaban : B Jarum Torakosintesis

Penjelasan:
Berdasarkan hasil pengkajian Pada kasus diatas, pasien dicuriga mengalami tension
pneumothorax yang terjadi ketika udara masuk ruang pleural sepanjang inspirasi dan tidak
dapat keluar selama ekspirasi. Udara berkumpul pada kavum thorax menyebabkan ancaman
hemodinamik yang mengancam nyawa. Peningkatan tekanan intratorakal menyebabkan sisi
paru-paru yang mengalami trauma menjadi kolaps. Tekanan dari akumulasi udara akan
meningkat, paru-paru yang berlawanan kolaps dan mediastinum bergeser, menekan jantung
dan pembuluh vena besar. Venous return , dan kemudian cardiac output mengalami
penurunan. Kondisi ini memerlukan tindakan dekompresi segera dengan jarum torakosintesis
pada mid klavikula ICS 2 menelusuri atas kosta 3 pada sisi paru yang kolaps (sumber: Buku
Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy 2018, Modul BTCLS HIPGABI 2015 ).

575. Kasus (vignete)


Seorang perempuan usia 32 tahun dibawa ke IGD karena kecelakaan mobil. Pasien terlihat
sesak nafas. Hasil pengkajian terdapat luka tembus dibagian dada, gerakan dada tidak
simetris, terdengar suara menghisap (sucking sound) pada saat inspirasi, tampak gelembung
darah disekitar luka pada saat ekspirasi.
Pertanyaan soal

Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus diatas?


Pilihan jawaban
A. Kassa Oklusif 3 sisi
B. Endo Tracheal Tube
C. Jarum Torakosintesis
D. Jarum Perikardiosintesis
E. Water Shield Drainage (WSD)
Jawaban : A. Kassa Oklusif 3 sisi
Penjelasan: Pada kasus diatas, jika luka penetrasi berhubungan langsung dengan ruang
pleura, maka udara memasuki thorax dan tekanan negatif intrathorakal hilang. Seperti pada
tension pnemothorax, paru-paru pada sisi yang terkena akan kolaps. Udara berlanjut masuk
dan keluar rongga dada melalui luka tersebut selama pasien inspirasi, membuat suara
menghisap (sucking sound). Jika luka pada dinding dada mendekati dua pertiga diameter
trakea, pada waktu inspirasi udara akan memilih masuk ruang pleura daripada melalui jalan
napas atas pasien. Situasi ini menghasilkan hipoksia berat dan hiperkapnea. Tindakan yang
harus segera dilakukan yaitu dukung airway, breathing; berikan oksigen tambahan, circulation,
dan tutup luka dengan kasa oklusif 3 sisi.
(sumber: Buku Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy 2018, Modul BTCLS
HIPGABI 2015 ).

576. Kasus (vignete)

Seorang laki laki usia 50 tahun sedang mendapat terapi fibrinolitik di ruang Intensive Care
Coronary Unit. Selang 30 menit setelah mendapat terapi, pada layar monitor EKG terlihat
gambaran asistol. Pada saat itu, pasien terlihat tidak sadar.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Lakukan kompresi dada dan defibrilasi

B. Lakukan kompresi dada dan epinefrin

C. Lakukan kompresi dan berikan atropin

D. Cek nadi dan sambungan kabel EKG

E. Siapkan kardioversi

Jawaban : D. Siapkan kardioversi

Penjelasan :
Pada kasus diatas, gambar asistol pada monitor belum dapat dipastikan bahwa pasien
tersebut mengalami henti jantung, sehingga perlu dilakukan pengecekan nadi karotis. Jika nadi
tidak teraba dipastikan pasien mengalami henti jantung. Begitupun sebaliknya jika nadi karotis
teraba, bisa dilanjutkan dengan pengecekan sambungan kabel EKG baik elektroda ke pasien
maupun ke mesin EKG yang kemungkinan terlepas
(sumber: ACLS handbook AHA 2016).
577. Kasus (vignete)

Seorang perempuan usia 37 tahun diantar keluarganya ke IGD karena tersiram dengan air
panas. Dari hasil pengkajian pasien mengalami luka bakar dibagian dada dan perut serta
seluruh lengan kanan. Berat badan pasien 55 Kg. perawat akan menghitung jumlah kebutuhan
cairan pasien menggunakan rumus baxter/parkland.
Pertanyaan soal
Berapakah jumlah cairan yang harus diberikan perawat pada 8 jam pertama?
Pilihan jawaban
A. 5940 ml
B. 4455 ml
C. 2970 ml
D. 2035 ml
E. 1485 ml

Jawaban : C. 2970 ml
Penjelasan: Kebutuhan volume cairan resusitasi dalam 24 jam setelah cedera luka bakar yaitu
menggunakan rumus Formula Parkland 4ml x Kg berat badan pasien x Luas luka Bakar (rule
of nine).
Kebutuhan cairan pasien : 4 ml x 55 Kg x 27 = 5.940 ml
Diberikan 8 jam pertama (1/2 dari jumlah cairan) : 2.970 ml
Diberikan 8 jam kedua ( ¼ dari jumlah cairan) : 1.485 ml
Diberikan 8 jam ketiga ( ¼ dari jumlah cairan) : 1.485 ml
(sumber: Buku Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy 2018, Modul BTCLS
HIPGABI 2015)
578. Kasus (vignete)
Seorang laki-laki usia 65 tahun dirawat diruang Intensive Care Unit kondisi tidak sadar dengan
terpasang ventilator dan heart monitor. Beberapa saat kemudian, perawat melakukan
observasi pada pasien, gambar pada monitor menunjukkan ada irama jantung tetapi nadi
karotis tidak teraba. Perawat langsung mengaktifkan code blue.

Pertanyaan soal
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Melakukan RJP
B. Menyiapkan Epinefrin
C. Menyiapkan Defibrilator
D. Memasang Spine Board
E. Menyiapkan Kardioversi
Jawaban : D. Memasang Spine Board
Penjelasan: Pada kasus diatas, menunjukkan irama Pulseless Electrical Activity (PEA) dimana
ada aktivitas listrik namun nadi karotis tidak teraba. Prosedur tindakan yang harus dilakukan
mengacu pada algoritma AHA (2015) tentang penanganan pasien henti jantung yaitu
melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru. AHA (2015) menekankan pada 5 indikator
keberhasilan tindakan RJP yaitu kedalamanan 5-6 cm, kecepatan 100-120 x/menit, rekoil
dada, minimal interupsi < 10 detik, dan tiupan bantuan napas tidak berlebihan. Posisi terbaik
pasien yang akan menerima RJP yaitu dengan posisi terlentang pada permukaan yang keras
(terpasang spine board). Hal ini memungkinkan tindakan kompresi dada efektif ke area
sternum.
(sumber: ACLS handbook AHA 2016, Modul BTCLS HIPGABI 2015).

579. Kasus (vignete)

Seorang laki-laki berusia 38 tahun dengan penurunan kesadaran dibawa ke IGD karena
kecelakaan mobil. Hasil pengkajian terdapat jejas dibagian dada, tampak distensi vena
jugularis, suara jantung menjauh, dan TD 90/60 mmHg.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Water Shield Drainage
B. Perikardiosintesis
C. Krikotiroidotomi
D. Torakosintesis
E. Torakotomi

Jawaban :B. Perikardiosintesis


Penjelasan: Berdasarkan pengkajian pada kasus diatas, pasien mengalami tamponade
jantung yang merupakan pengumpulan darah atau bekuan darah pada rongga perikardial;
akumulasi darah tersebut menekan jantung, membatasi pengisian ventrikel dan menurunkan
curah jantung. Penurunan fungsi jantung langsung berhubungan dengan kecepatan dan
luasnya akumulasi cairan. Jika akumulasi berlangsung cepat sebanyakm100-150 ml darah di
rongga perikardial dapat berpengaruh buruk terhadap curah jantung. Pada kondisi
hemodinamik tidak stabil ini, perikardiosintesis jantung mungkin diperlukan untuk mengurangi
tekanan jantung sementara, memperpanjang waktu untuk memindahkan pasien ke ruang
operasi.
(sumber: Buku Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy 2018, Modul BTCLS
HIPGABI 2015)

580. Kasus (vignete)

Seorang laki-laki usia 45 tahun dengan penurunan kesadaran dibawa ke IGD karena
kecelakaan lalu lintas. Hasil pemeriksaan terdapat luka disertai perdarahan di daerah dada,
fraktur tulang dada, krepitasi kosta 4-6 dan arteri karotis tidak teraba.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
A. Melakukan RJP
B.Konsul dokter bedah
C.Menyiapkan intubasi
D.Memasang infus 2 line
E.Melakukan perawatan luka
Jawaban : A. Melakukan RJP
Penjelasan: Berdasarkan kasus diatas, terlepas dari cedera dada, jika pasien tersebut
mengalami henti jantung atau membutuhkan RJP, maka kompresi dada harus diberikan (AHA
guidelines 2015) bahkan pada pasien dengan komplikasi trauma paru, organ robek, atau luka /
menusuk otot jantung. Hal Ini akan didasarkan pada teori bahwa pasien yang membutuhkan
RJP sudah “mati klinis” dan tidak ada kerugian yang lebih, bila ada efek samping negatif dari
pemberian kompresi dada. Jika pasien tetap meninggal, operasi bukanlah suatu pilihan. tetapi
jika pasien tersebut disadarkan kembali dengan RJP, dan tetap hidup saat di rumah sakit,
maka petugas kesehatan memiliki kesempatan untuk memperbaiki cedera yang mungkin telah
diperburuk saat melakukan tindakan RJP dengan tindakan operasi
(sumber: AHA 2015 Guidelines update for CPR and ECC, Modul BTCLS HIPGABI 2015).

581. Kasus (Vignete)

Seorang perempuan usia 22 tahun datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan


kehamilannya, pasien menyatakan terlambat haid 4 minggu, hasil test kehamilan positif,
mengeluh sering mual pada pagi hari dan kadang disertai muntah. Hasil pengkajian
didapatkan TD: 110/70 mmHg, Frekuensi Nadi: 80 x/menit, Frekuensi Nafas: 21x/menit, Suhu:
36,50C
Pertanyaan
Apakah Intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
a. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan berlemak saat bangun pagi
b. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein saat bangun pagi
c. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalsium saat bangun pagi
d. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan karbohidrat kering saat bangun pagi
e. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi saat bangun
pagi

Kunci Jawaban :
D. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan karbohidrat kering saat bangun pagi

Pembahasan:
Mual dan muntah merupakan hal yang umum terjadi pada awal kehamilan (trimester I). Gejala
yang muncul pada awal kehamilan meliputi amenore, nausea dan muntah (morning sickness),
payudara terasa penuh dan sensitif, sering berkemih, merasa lemah dan letih, berat badan
naik, dan perubahan mood. Mual dan muntah terjadi karena tingginya jumlah hormon hCG di
dalam darah pada trimester pertama, melonjaknya kadar estrogen, isi lambung naik ke
kerongkongan (gastroesophageal reflux), atau proses pencernaan melambat.
Salah satu intervensi yang diberikan untuk ibu hamil dengan keluhan morning sickness adalah
menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan karbohidrat kering saat bangun pagi. Hal ini
dikarenakan makanan tinggi karbohidrat dan protein dapat menurunkan rasa mual dan
muntah, konsumsi makanan dalam kondisi kering akan sangat bermanfaat untuk mengurangi
mual.

582. Kasus (Vignete)

Seorang perempuan usia 28 tahun hamil 36 minggu datang ke puskesmas untuk


memeriksakan kehamilan. Riwayat persalinan yang lalu 2 kali Caesar, bayi hidup, dan pernah
1 kali keguguran. Tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36’5 0C, nadi 70x/mnt, frekuensi nafas
20x/mnt.
Pertanyaan

Apakah status obstetric dari kasus diatas?

Pilihan jawaban
a. G3P2A1
b. G3P1A1
c. G4P2A1
d. G4P1A1
e. G4P2A0

Kunci Jawaban :
C. G4P2A1
Pembahasan:
Status Obstetri adalah riwayat kehamilan dan persalinan.

G adalah singkatan dari Gravida (jumlah kehamilan)

P adalah singkatan dari Partus (Jumlah persalinan yang mencapai variabel)


A adalah singkatan dari Abortus (Jumlah Aborsi)

Pada kondisi diatas ibu sudah pernah melahirkan 2 kali/Caesar (P=2) dan keguguran 1x (A=1),
jadi kehamilan yang sekarang adalah kehamilan yang ke 4 (G=4).

Status obstetri pada klien tersebut adalah G4P2A1.

583. Kasus (Vignete)

Seorang perempuan, 23 tahun, datang ke puskemas dengan keluhan tidak haid. Setelah
dilakukan pemeriksaan urin, pasien dinyatakan positif hamil dengan usia kehamilan 6 minggu.
HPHT: 10 Agustus 2019. Hasil pengkajian TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi : 80x/menit,
frekuensi napas: 20/menit, suhu : 36,2 0C dan saat ini pasien tidak ada keluhan lain. Pasien
bertanya tentang kapan tanggal persalinannya.
Pertanyaan
Apakah informasi yang seharusnya diberikan oleh perawat berdasarkan situasi tersebut?

Pilihan jawaban
a. 16-04-2020
b. 16-05-2020
c. 17-04-2020
d. 17-05-2020
e. 17-06-2020

Kunci Jawaban :
D. 17-05-2020
Pembahasan:
Taksiran persalinan dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele. Berdasarkan
hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari pertama haid terakhir.
Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir, Periode rumus Hukum Negele adalah
untuk HPHT bulan 1-3 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan +9 Tahun +0 dan untuk HPHT bulan 4-12
Rumusnya: Tanggal +7 Bulan -3 Tahun +1.
Berdasarkan kasus diatas HPHT 10-08-2019, menggunakan rumus HPHT bulan ke 4-12
Tanggal 10 + 7 = 17
Bulan 08 – 3 = 05
Tahun 2019 + 1 = 2020
Tafsiran Partus: 17-05-2020
584. Kasus (Vignete)
Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang ke puskesmas untuk memeriksakan
kehamilannya yang pertama kali. Perawat akan mulai melakukan pemeriksaan fisik, setelah
meyiapkan alat, perawat mencuci tangan dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Pertanyaan
Apakah tindakan selanjutnya?

Pilihan jawaban
a. Lakukan pemeriksaan wajah
b. Atur pasien dalam posisi berbaring
c. Lakukan pemeriksaan bagian kepala
d. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam
e. Anjurkan pasien mengosongkan kandung kemih

Kunci Jawaban :
E. Anjurkan pasien mengosongkan kandung kemih
Pembahasan:
Langkah selanjutnya untuk pemeriksaan Ante Natal Care sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur adalah menganjurkan klien untuk dapat mengosongkan kandung kemih. Hal ini
bertujuan agar saat pemeriksaan abdomen saat dilakukannya pemeriksaan leopold Klien tidak
akan terganggu dengan keinginan untuk berkemih, sehingga dapat memperhabat proses
pemeriksaan.

585. Kasus (Vignete)

Seorang perempuan usia 24 tahun G2P1A0 datang kepuskesmas dengan usia kehamilan 35
Minggu. Pasien sudah 3 kali memeriksakan kandungannya. Pada saat datang ke ruang
pemeriksaan pasien diukur BB dengan kenaikan 9 Kg, kemudian dilakukan Palpasi Abdomen
dengan hasil tinggi fundus 33 cm, letak punggung kanan
Pertanyaan
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya sesuai kasus diatas?

PilihanJawaban
a. Memeriksa seberapa jauh bagian janin masuk pintu atas panggul
b. Memeriksa letak punggung janin
c. Memeriksa bagian tubuh janin di bawah uterus
d. Memeriksa bagian janin yang berada dipintu atas panggul
e. Memeriksa presentasi janin

Kunci Jawaban :
C. Memeriksa bagian tubuh janin di bawah uterus
Pembahasan:
Penjelasan: pemeriksaan Leopold terdiri dari:
Leopold I: Untuk mengetahui TFU, bagian apa yang ada di fundus dan tuanya kehamilan
Leopold II: Untuk mengetahui letak punggung dan bagian terkecil janin
Leopold III: Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus,
mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau
belum masuk ke pintu atas punggul ibu.
Leopold IV: Memastikan apakah bagian terendah janin sudah benar-benar masuk ke pintu atas
panggul atau belum & menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah memasuki
ke pintu atas panggul.
Pada kasus di atas perawat sudah melakukan pemeriksaan hingga leopold II, sehingga
prosedur selanjutnya adalah pemeriksaan Leopold III yaitu menentukan bagian tubuh janin
yang berada pada bagian bawah uterus.

586. Kasus (Vignete)

Seorang perempuan, usia 28 tahun, melahirkan bayi pertama 5 menit yang lalu dengan Berat
badan 3150 gram, panjang badan 51 cm plasenta lahir lengkap. Setelah plasenta lahir perawat
segera melakukan masase uterus
Pertanyaan
Apakah tujuan dari tindakan tersebut?

Pilihan Jawaban
a. Untuk merasakan kontraksi uterus pada saat plasenta lepas
b. Untuk merangsang kontraksi pembuluh darah uterus
c. Untuk mengurangi kontraksi uterus yang lemah
d. Untuk mengeluarkan sisa-sisa plasenta
e. Untuk mengurangi perdarahan

Kunci Jawaban :
B. Untuk merangsang kontraksi pembuluh darah uterus

Pembahasan:
Masase uterus merupakan sebuah pijatan yang dilakukan untuk merangsang kontraksi uterus
agar baik dan kuat, kontraksi yang tidak kuat dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri.
Masase fundus uteri dilakukan pada kala III yaitu pada langkah ke 3 dari 3 langkah utama
manajeme aktif kala III. Manfaat dari kontraksi uterus agar supaya rahim dapat menutup
pembuluh darah yang terbuka pada daerah plasenta, penutupan ini akan mencegah
perdarahan yang hebat dan mempercepat pelepasan lapisan rahim ektra yang terbentuk
selama kehamilan.

587. Kasus (Vignete)

Seorang perempuan, 29 tahun, G1 P0 A0 dengan usia kehamilan 26 minggu datang ke poli


ANC untuk memeriksakan kehamilannya. Pada saat pengkajian didapatkan hasil: Pasien
mengeluh tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual. TD=120/70 mmHg, Frekuensi
nadi = 80 x/menit, Frekuensi napas = 22 x/menit, S=36,50C.
Pertanyaan

Apakah saran yang diberikan oleh perawat pada kasus tersebut?


Pilihan jawaban
a. Bersihkan vagina 2 kali sehari
b. Hindari melakukan hubungan seksual
c. Lakukan latihan relaksasi dan kurangi stress
d. Ubah posisi saat melakukan hubungan seksual
e. Gunakan lubrikasi sebelum melakukan hubungan seksual

Kunci Jawaban :
C. Lakukan latihan relaksasi dan kurangi stress

Pembahasan:
Nyeri berhubungan intim saat hamil dapat dipengaruhi karena meneganggnya otot-otot vagina
yang dapat disebabkan karena faktor psikologis dan hormonal. Faktor psikologis yang sering
muncul saat berhubungan seksual saat hamil adalah rasa cemas atau takut dari pihak ibu
mengenai efek berhubungan intim terhadap kehamilan.
Intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah Lakukan latihan relaksasi dan
kurangi stress pada saat kehamilan.

588. Kasus (Vignete)

Rasa Seorang perempuan berusia 33 tahun, G3P2A0 postpartum hari kedua. Pasien
mengatakan nyeri perut saat menyusui bayinya dan masih keluar darah berwarna merah segar
saat mengganti pembalut. Hasil pengkajian: TD: 110/70 mmHg, Frekuensi nadi: 80x/menit,
Frekuensi nafas: 22 x/menit, suhu; 36,70 C. luka perineum tampak kering.
Pertanyaan
Apakah jenis lochia pada kasus diatas?

PilihanJawaban
a. Alba
b. Rubra
c. Serosa
d. Purulenta
e. Sanguinolenta

Kunci Jawaban :
B. Rubra
Pembahasan:
Jenis – Jenis Lochea menurut Suherni (2009), yaitu :
- Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban selama 2 hari pasca
persalinan,
- Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke
3 – 7 pasca persalinan
- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 – 14 pasca
persalinan. Dan
- Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca persalinan.
- Lochea purulenta: terjadi karena adanya infeksi dengan bau busuk.

Dari kasus diatas klien postpartum hari kedua, masih keluar darah berwarna merah segar saat
mengganti pembalut, kondisi ini masih termasuk dalam jenis lochea rubra (cruenta).

589. Kasus (Vignete)


Seorang perempuan, 21 tahun, G1 P0 A0 datang ke rumah sakit bersalin dengan keluhan ada
pengeluaran lendir dan darah. Setelah dilakukan pemeriksaan TD=100/80 mmHg,
N=82x/menit, P= 20 x/menit, S=36,60 C. Palpasi: bokong pada bagian fundus, puka, kepala,
divergent 3/5, DJJ 136 kali/menit, his 3 x 10 menit dengan durasi 30 detik pembukaan 2 cm.

Pertanyaan

Berapa seringkah dilakukan observasi DJJ pada kasus tersebut?


Pilihan Jawaban
a. Setiap jam
b. Terus menerus
c. Setiap dua jam
d. Setiap 30 menit
e. Setiap 15 – 30 menit
Kunci Jawaban :
A. Setiap jam
Pembahasan:
Kondisi klien pada kasus diatas temasuk dalam Kala I persalinan yaitu fase pembukaan
serviks. Pada kala I persalinan dibagi dalam 2 fase yaitu: Fase laten pembukaan 1-3 dan fase
aktif: pembukaan 4-10.
Kondisi pasien pada kasus termasuk pada fase laten, pada fase ini hal yang perlu diperhatikan
adalah pemeriksaan TD setiap 4 jam, pemeriksaan suhu tiap tiap 4 jam, pemeriksaan nadi tiap
30-60 menit, pemeriksaan DJJ setiap 1 jam, pemeriksaan kontraksi tiap 1 jam, pemeriksaan
pembukaan serviks setiap 4 jam, pemeriksaan penurunan kepala setiap 4 jam, pemeriksaan
cairan amnion tiap 4 jam.

590. Kasus (Vignete)


Seorang perempuan berusia 23 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 5 minggu datang ke RS
dengan keluhan mual dan muntah setiap kali makan atau minum yang disertai nyeri ulu hati
sejak awal kehamilan sampai sekarang sehingga tidak bisa beraktifitas seperti biasanya. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi: 90x/menit, frekuensi napas:
24x/menit, suhu: 37,8°C, tampak sangat lemah, turgor kulit jelek, dan bibir tampak pecah-
pecah, BB sekarang 47 Kg (BB sebelumnya 49 Kg).

Pertanyaan
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
a. Hipertermi
b. Nyeri
c. Intoleransi aktivitas
d. Deficit volume cairan
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kunci Jawaban :
D. Deficit volume cairan

Pembahasan:
Kondisi pasien menandakan tanda dan gejala kekurangan cairan, hal itu ditandai dengan
muntah setiap kali makan atau minum, turgor kulit jelek, dan bibir tampak pecah-pecah.
Masalah keperawatan yang menjadi prioritas dari kondisi pasien tersebut adalah Deficit volume
cairan.
591. Seorang pasien usia 31 tahun dibawa ke IGD karena mengalami kecelakaan. Dari hasil
pemeriksaan di IGD diketahui pasien menderita cedera kepala berat, kesadaran samnolen,
GCS: E2 V2 M4, muntah, pupil melebar. Hasil CT Scan terlihat gambaran IVH.
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Gangguan perfusi jaringan serebral
C. Gangguan keseimbangan cairan
D. Gangguan pertukaran gas
E. Gangguan eliminasi urin

Rasional
Pada pasien dengan kasus cedera kepala berat yang terjadi adalah kerusakan pada system
saraf karena traum termasuk kerusakan pada pembuluh darah di kepala sehingga
menyebabkan system saraf terganggu fungsinya. Oleh karena itu masalah utama pada pasien
diatas adalah gangguan perfusi jaringan serebral.
Kunci Jawaban:
B. Gangguan perfusi jaringan serebral

592. Seorang pasien kecelakaan lalu lintas dibawa ke IGD. Pasien tampak mengalami penurunan
kesadaran. Hasil pemeriksaan fisik dan diagnostik diketahui pasien mengalami peningkatan
TIK.
Pertanyaan soal
Apakah intervensi keperawatan utama untuk pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Kaji tingkat kesadaran tiap 4 jam
B. Monitor hasil pemeriksaan EEG
C. Lakukan penghisapan lendir
D. Berikan terapi antibiotik
E. Tinggikan posisi kepala
Rasional
Meninggkan posisi kepala perlu segera dilakukan untuk mengurangi peningkatan tekanan intra
kranial yang dialami pasien diatas. Tindakan lain dapat dilakukan menyusul.
Kunci Jawaban
E. Tinggikan posisi kepala

593. Seorang buruh bangunan jatuh dari lantai 5 saat bekerja dan dibawa ke IGD sebuah rumah
sakit. Perawat IGD memeriksa pasien tersebut dan diketahui mata pasien tidak merespon
apapun, motorik pasien juga tidak merespon saat diberi rangsang nyeri dan tidak ada suara
sama sekali.

Pertanyaan soal
Berapakah nilai GCS pasien diatas?
Pilihan Jawaban
A. 4
B. 6
C. 5
D. 7
E. 3

Rasional
Jika semua pemeriksaan mata, motorik, dan verbal tidak merespon maka skor/nilai GCS
yangdidapatkan adalah 3.
Kunci Jawaban
E. 3

594. Seorang perempuan usia 32 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas. Oleh warga yang melihat
kemudian dibawa ke IGD. Dari hasil pemeriksaan di IGD diketahui perempuan tersebut
mengalami kehilangan kesadaran selama 40 menit. Hasil pemeriksaan GCS di IGD diketahui
pasien memiliki GCS 10.
Pertanyaan soal
Apakah kategori keparahan pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Cedera kepala berat
B. Tidak cedera kepala
C. Cedera kepala ringan
D. Cedera kepala sedang
E. Cedera kepala sangat berat

Rasional
Dari kasus diketahui bahwa pasien memiliki nilai atau skor GCS 10. Nilai GCS 10 termasuk
dalam rentang cedera kepala sedang.
Kunci Jawaban
D. Cedera kepala sedang

595. Seorang laki-laki usia 44 tahun tertimpa buah kelapa saat sedang berteduh dibawah pohon
kelapa. Kemudian laki-laki tersebut dibawa warga ke IGD. Saat sedang diperiksa perawat di
IGD pasien mengalami muntah proyektil.
Pertanyaan soal
Apakah yang dialami pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Stroke
B. Meningitis
C. Peningkatan TIK
D. Perubahan kesadaran
E. Space-occupied lesion

Rasional
Pasien diatas mengalami cedera kepala karena kepalanya tertimpa buah kelapa. Akibat
tertimpa buah kelapa kepala pasien diatas mengalami cedera yang menganggu system saraf.
Bentuk gangguannya berupa peningkatan tekanan intra kranial yang ditandai dengan muntah
proyektil.
Kunci Jawaban
C. Peningkatan TIK
596. Seorang perempuan usia 53 tahun dibawa keluarganya ke IGD sebuah rumah sakit karena
mengalami meningitis. Perawat IGD melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi
pasien.
Pertanyaan soal
Apakah pemeriksaan yang sesuai untuk pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Tes rhinne positif
B. Tes weber positif
C. Tes dolls’ eye negatif
D. Tes kaku kuduk positif
E. Tes saraf olfaktorius negatif

Rasional
Pada kasus meningitis salah satu pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosisnya adalah
pemeriksaan kaku kuduk dimana hasilnya akan didapatkan pasien mengalami kaku kuduk atau
kaku kuduknya positif.
Kunci Jawaban
D. Tes kaku kuduk positif

597. Seorang laki-laki usia 37 tahun dibawa ke IGD karena mengeluh kaku kuduk. Dari hasil
pemeriksaan di IGD diketahui pasien mengalami meningitis.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan kolaborasi yang utama untuk pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Berikan terapi antitrombolitik
B. Berikan obat antispasmodik
C. Berikan terapi antipiretik
D. Lakukan fisioterapi dada
E. Berikan antibiotic

Rasional
Meningitis adalah infeksi pada lapisan meningeal otak yang dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, atau kuman. Untuk mengatasi infeksi tersebut diperlukan antibiotik. Karena itu jawaban
yang tepat adala memberikan antibiotik.
Kunci Jawaban
E. Berikan antibiotic

598. Seorang perempuan usia 53 tahun mengeluh demam dan kepala sulit digerakkan. Perempuan
itu kemudian dibawa keluarganya ke IGD sebuah rumah sakit. Perawat dan dokter IGD
kemudian melakukan pemeriksaan fisik pasien tersebut. Dari hasil pemeriksaan fisik diduga
pasien mengalami meningitis.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan yang tepat untuk pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. Lakukan pemeriksaan lumbal pungsi
B. Lakukan pemeriksaan AGD
C. Lakukan pemeriksaan EKG
D. Lakukan pemeriksaan USG
E. Berikan trombolitik

Rasional
Pemeriksaan yang penting untuk pasien yang diduga mengalami meningitis adalah
pemeriksaan Cairan pada system saraf yaitu cairan yang terdapat pada tulang belakang.
Pemeriksaannya yaitu lumbal pungsi berupa pengambilan cairan melalui penusukan pada
lumbal kemudian cairan yang diambil dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan penyebab
infeksi.
Kunci Jawaban
A. Lakukan pemeriksaan lumbal pungsi

599. Seorang remaja laki-laki mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Oleh polisi remaja
tersebut dibawa ke IGD. Dari hasil pemeriksaan ditemukan ada luka robekan di kepala bagian
kiri belakang. Hasil pemeriksaan didapatkan pasien membuka mata saat dipanggil namanya,
ketika tangan kanan diberi rangsang nyeri tangan kirinya berusaha menghalau, dan bicara
jelas namun disorientasi.

Pertanyaan soal
Berapakah GCS pasien diatas?

Pilihan Jawaban
A. 12
B. 13
C. 14
D. 10
E. 9

Rasional
Pengkajian GCS adalah mengukur kemampuan pasien untuk tiga hal yaitu kemampuan
membuka mata, motorik, dan kemampuan bersuara atau verbal. Pada kasus diatas nilai untuk
mata adalah 3, motorik nilaianya 5, verbal nilainya 4. Jadi total nilai pasien adalah 12.
Kunci Jawaban
A. 12

600. Seorang perempuan dibawa ke IGD sebuah rumah sakit karena mengalami demam. Pasien
memiliki riwayat infeksi saluran nafas. Dari hasil pengkajian diketahui kepala pasien tidak
dapat ditekuk dan hasil pemeriksaan kernig positif.
Pertanyaan soal
Apakah kemungkinan gangguan yang dialami pasien diatas?
Pilihan Jawaban
A. Intracranial hemotoma
B. Subdural hematoma
C. Epidural hematoma
D. Peningkatan TIK
E. Meningitis

Rasional
Dari kasus diatas tampak bahwa pasien mengalami gangguan pada lapisan meningeal yang
menunjukkan terjadinya meningitis.
Kunci Jawaban
E. Meningitis

Anda mungkin juga menyukai