Anda di halaman 1dari 166

KEPERAWATAN

1. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena PPO K. Hasil pengkajian
pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak
refraksi dada, dan tampak penggunaan otot-otot pemapasan. Hasil pemeriksaan AGD didapatkan nilai pH
7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2 85 mmHg, HcO3 22 mEq/L, saturasi oksigen 97%. Apakah interpretasi hasil AGD
pada pasien?
A. Asidosis Metabolik terkompensasi
B. Alkalosis Respiratorik
C. Asidosis Respiratorik
D. Alkalosis Metabolik
E. Asidosis Metabolik

Pembahasan:
Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langkah yang harus diingat yaitu: Langkah 1
Klasifikasi pH, nilai normal pH: 7,35-7,45, dalam soal Nilai pH 7,30 (menurun) menandakan Asidemia. Langkah
2 Nilai PaCO2 dengan nilai nonnal: 35-45 mmHg, dalam soal nilai PaC02 49 mmHg (meningkat) menandakan
adanya asidosis respiratorik. Langkah 3 Nilai HCO3 dengan nilai normal: 22-26 mEg/dL, dalam soal di atas nilai-
nya normal, apabila menurun menandakan adanya asidosis metabolik, dan apabila meningkat menandakan
adanya alkalosis metabolik. Langkah 4 Tentukan adanya kompensasi dengan melihat dua komponen yaitu
PaCOz dan HCO2, apabila keduanya abnormal (atau hampir abnormal) Dada arah yang berlawanan maka
terdapat kompensasi. Apabila nilai salah satu Komponen abnormal, dan komponen lainnya normal maka tidak
terdapat kompensasi.
Jawaban : C

2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas. Hasil
pengkajian : TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, x-ray toraks menunjukan
adanya pleuritis dextra. Saat ini perawat sedang melakukan pemeriksaan flsik paru pada. tahapan, auskultasi
Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. ronchi
B. vesikuler
C. wheezing
D. bronchial
E. Friction rub

Pembahasan:
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan antar lapisan pluera
bagian dalam dan luar yang meradang. Friction Rub akan terdengar saat proses respirasi dan tidak terdengar
saat tidak ada respirasi
Jawaban : E

3. Seorang laki-laki berusia 64 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan nyeri dada sejak 2 jam sebelum
MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa panas, skala nyeri 7, akral dingin, lemah, dan cemas.
TD 140/80 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, dan frekuensi napas 20 x/menit. Hasil EKG menunjukan ST elevasi
pada lead V3 dan V4.
Di manakah lokasi infark yang dialami pasien tersebut?
A. posterior jantung
B. inferior jantung
C. anterior jantung
D. lateral jantung
E. septal jantung

Pembahasan:
Sandapan menunjukan arah vektor dari gelombang yang muncul, Lead V3 dan V4 menunjukan adanya
gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior jantung, Lead V1 dan
V2 pada area septum, Lead I, aVL, V5 dan v6 pafla area lateral, Lead II, III, dan aVF area interior dan Lead
Resiprokal, VI-V3 area posterior.
Jawaban : C

4. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan
mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi
nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°C.
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. mual
B. muntah
C. bising usus
D. distensi perut
E. intake dan output cairan

Pembahasan:
Peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, perubahan sirkulasi, perpindahan cairan dan masalah
pernapasan serta ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. Respon inflamasi mengalihkan aliran darah ekstra
ke bagian usus yang mengalami inflamasi untuk melawan infeksi. cairan dan udara. udara tertahan dalam
lumen, tekanan dan sekresi cairan dalam usus meningkat. Sehingga aktifltasusus mengalami penurunan dan
cenderung berhenti. Proses inflamasi sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru
berespon dengan meningkatkan pemanasan.
Jawaban : C

5. Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke Puskesmas dengan keluhan mencret 5x sehari dan anak tampak
lemas, Hasil pengkajian: rewel, mata cekung dan mukosa bibir kering. perawat akan menentukan derajat
dehidrasi dengan pendekatan MTBS. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Capillary Refill Time
B. Cubitan kulit perut
C. Konsistensi feses
D. Berat badan
E. Suhu

Pembahasan:
Berdasarkan pendekatan MTBS, data penting yang perlu dikaji untuk menentukan deraj at dehidrasi adalah
cubitan kulit pemt kembali lambat atau sangat lambat, malas minum atau minum dengan lahap, mata cekung,
dan gelisah atau rewel.
Jawaban : B
6. Anak perempuan dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan. Hasil pengkajian:
tanggal lahir 24 November 2015, BB 10 kg, TB 80 cm. Perawat akan melakukan skrining perkembangan pada
hari ini tanggal 04 Oktober 2017.  Berapakah usia anak pada kasus tersebut?
A. 1 tahun 9 bulan 9 hari
B. 2 tahun 1 bulan 20 hari
C. 1 tahun 9 bulan 10 hari
D. 2 tahun 9 bulan 10 hari
E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

Pembahasan:
Cara penghitungan usia anak adalah dengan mengurangi tanggal pemeriksaan dengan tanggal lahir anak.
Urutan cara mengurangi dimulai dari hari (tanggal), bulan, tahun. Prinsip penghitungan apabila hari (tanggal)
tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka meminjam pada bulan (dengan menambah 30), apabila bulan
tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka mengambil di tahun (menambah 12). Pada kasus diatas cara
penghitungannya adalah Tanggal pemeriksaan 04 Oktober 2017 dikurangi tanggal lahir 25 November 2015
maka, usia anak.
Jawaban : E

7. Anak laki-laki usia 7 tahun sudah 3 hari dirawat di ruang perawatan anak. Hasil pengkajian: anak tampak
murung, tidak mau makan, menolak berbicara dan menolak ketika akan dilakukan tindakan oleh perawat. Ibu
mengatakan anak ingin segera sembuh dan kembali ke sekolah.
Apakah penyebab utama respon anak pada kasus tersebut?
A. Perpisahan dengan teman sebaya
B. Adanya lingkungan yang asing
C. Cemas terhadap orang asing
D. Takut akan cedera tubuh
E. Hilang kontrol

Pembahasan:
Sumber stressor akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah adalah Berpisah dengan kelompok sosialnya
(teman sebaya), karena dia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial (peer group).
Jawaban : A

8. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk disertai demam. Hasil pengkajian:
tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari, Sputum kental, terdengar ronchi di kedua lapang paru,
frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,9°C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Gangguan pertukaran gas
C. Risiko defisit nutrisi
D. Gangguan pola tidur
E. Hipertermia

Pembahasan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi jalan nafas yang tidak normal akibat adanya penumpukan
sputum yang kental atau berlebihan yang sulit untuk dikeluarkan. Bersihan jalan nafas efektif ditandai dengan
tidak ada batuk, tidak ada sputum dan bunvi nafas vesikuler.
Jawaban : A

9. Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan
kehamilan. Hasil pengkajian: riwayat persalinan tahun 2000 melahirkan bayi laki-laki usia kehamilan 38
minggu. Pada tahun 2005 melahirkan bayi perempuan usia kehamilan 37 minggu dan pada tahun 2010
mengalami keguguran saat usia kehamilan 12 minggu.
Bagaimanakah penulisan status obstetrik pada kasus tersebut?
A. G3P1A2
B. G3P2Al
C. G4P2Al
D. G4P3A0
E. G4P1A2

Pembahasan:
Status obstetrik meliputi:
' Gravida (G): adalah jumlah kehamilan, tanpa melihat lamanya termasuk kehamilan saat ini.
' Para/Persalinan/Partus (P): adalah kelahiran setelah gestasi 20 mg, tanpa melihat kondisi bayi hidup / mati
' Abortus (A): adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan batasan
gestasi kurang dari 20 minggu.
Contoh pencatatan kehamilan: GI PO AO : Gravida 1, para 0, abortus 0 yang artinya pasien hamil anak pertama
belum pernah melahirkan ataupun abortus.
Jadi pada kasus diatas menunj ukkan kasus obstetri Gravida 4 (saat ini hamil 20 minggu, persalinan tahun 2000
dan 2005, riwayat Keguguran tahun 2010)
Partus 2 (persalinan tahun 2000 dan 2005)
Abortus l (keguguran tahun 2010)
Jawaban : C

10. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1 P0 A0 datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan
kehamilannya. Hasil pengkajian HPHT 20 April 2018, siklus 28 hari, TD 120/70 mmHg, dan frekuensi nadi
80x/menit.
Kapan taksiran persalinan pada pasien tersebut?
A. 20 Januari 2019
B. 27 Januari 2019
C. 30 Januari 2019
D. 20 Februari 2019
E. 27 Februari 2019

Pembahasan:
Menentukan taksiran persalinan berdasarkan rumus Neagle :
Patokan: HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Rumus (+7-3 +1) untuk HPHT bulan April Desember (hari
ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun ditambah 1) (+7 +9 +0) untuk HPHT bulan J anuari Maret (hari ditambah
7, bulan ditambah 9, tahun ditambah 0) Berdasarkan kasus di atas taksiran persalinan pasien adalah:
SNeagle:
HPHT :20 4 2018
+7 -3 +1 Taksiran Partus: 27 l 2019 Strategi:
fokus dalam menghitung taksiran
Dari kasus yang menj adi i tambah 9!
partus adalah bulan saat HPHT apakah bulan d bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1
Jawaban : B

11. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1 P0 A0 hamil 39 minggu dirawat di ruang bersalin pada pukul
16.00 WIB dengan inpartu. Hasil pengkajian pukul 17.00 WIB pasien tampak gelisah, kontraksi uterus 3 kali
dalam 10 menit dengan durasi 40 detik, DJJ 150x/menit, pembukaan serviks 5 cm dan ketuban utuh.
Kapankah perawat dapat melakukan pemeriksaan dalam selanjutnya?
A. 18.00 WIB
B. 19.00WIB
C. 20.00 WIB
D. 21.00 WIB
E. 22.00 WIB

Pembahasan:
Metode pemantauan persalinan setelah memasuki kaki fase aktif (dimulai dari pembukaan 4 cm) adalah
dengan menggunakan partograf. Hal yang dipantau dalam partograf setiap 30 menit sekali adalah denyut
jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi. Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan 4 jam sekati untuk
mengetahui pembukaan serviks, penurunan kepala, ketuban dan penyusupan/molase kepala Disamping itu,
pemeriksaan dalam yang tidak terlalu sering bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu dan
Jamn.
Jawaban : D

12. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1 A0 postpartum hari ke7 datang ke poliklinik KIA untuk kontrol
paska persalinan. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri dan keluar cairan kuning dari daerah jahitan
episiotomi. Observasi tanda-tanda mmHg vital: TD mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas
20x/menit, suhu 38.5C serta nyeri daerah perineum skala 5.
Apakah pengkajian selanjutnya yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A Pemeriksaan lochea
B. Pemeriksaan involusi uteri
C. Pemeriksaan tanda Homan
D. Pemeriksaan tanda REEDA
E. Pemeriksaan diastasis rektus abdominis

Pembahasan:
Sebaiknya dalam melakukan pengkajian pada pasien postpartum kita melakukan pemeriksaan head to toe,
sehingga perawat  dapat mengetahui perubahan normal atau mengidentifikasi perubahan tidak normal yang
teljadi pada masa postpartum. Khusus pada pasien ini mengalami keluhan nyeri pada daerah perineum (yang
terdapat jahitan paska persalinan). Karena rasa nyeri erat kaitannya dengan masalah infeksi maka pengkajian
selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk menemukan masalahnya adalah dengan mengobservasi daerah
perineum dengan indikator REEDA. REEDA merupakan indikator yang menunjukan adanya infeksi pada area
perineum yang terdapat jahitannya. Jabatan dari REEDA adalah R=Redness (kemerahan), E=Edema(bengkak),
E=Echimosis(bercak2 merah/purpura), D=Discharge (cairan yang keluar dari luka), A=Approximate (penutupan
kembali jaringan luka). REEDA sebaiknya selalu diidentifikasi pada pasien postpartum dengan luka jahitan
perineum.
Jawaban : D

13. Seorang perempuan usia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar. Ketika perawat akan melakukan
pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi tangannya dengan jaket Hasil pengkajian: tangan sebelah
kanan berwarna putih bekas luka bakar, pasien banyak menunduk, dan mengatakan tangannya tidak sepati
orang lain.
Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus tersebut?
A. penampilan peran
B. citra tubuh
C. harga diri
D. ideal diri
E. identitas

Pembahasan:
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra,tubuh,ideal diri, harga diri, penampilan peran, dan identitas diri.
Citra tubuh merupakan sikap sadar dan bawah sadar terhadap tubuh sendiri. Perasaan tidak puas seseorang
terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh pembahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Jawaban : B

14. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki akibat kecelakaan motor
sehingga harus diamputasi. Hasil pengkajian: pasien terlihat banyak diam, menolak dikunjungi, dan
mengatakan "andai saja dirinya lebih hati-hati, tentu saat ini ia niasih bisa bekerja seperti biasa". Apakah tahap
berduka yang dialami pada kasus tersebut?
A. denial (Menolak/mengingkari)
B. anger (melampiaskan kekesalan, suara nada tinggi,bicara kasar)
C. depresi ( menolak makan, bicara,putus asa dan tidak berharga)
D. bargaining (berusaha kembali kemasa lalu)
E. acceptance (menerima kenyataan)

Pembahasan:
Proses berduka menurut 'Tahapan Kubler Ross" meliputi: denial (menolak, mengingkari peristiwa yang terjadi,
tidak percaya itu terjadi, letih, lesu, mual gelisah, tidak tabu apa yang akan dilakukan), anger (melampiaskan
kekesalan, nada suara tinggi, berteriak, bicara kasar, menyalahkan orang lain, menolak pengobatan, agresif,
nadi cepat, gelisah, tangan mengepal, susah tidur), bargaining (berusaha kembali ke masa lalu, sering
mengatakan "andai saja), depresi (menolak makan bicara, menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah
tidur, letih) dan Acceptance (menerima kenyataan kehilangan)
Jawaban : D

15. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16 tahun. Keluarga
mengatakan klien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian: klien mengatakan malu dengan
bekas luka bakar pada wajah, tampak sering menutupi wajah, tampak murung, dan banyak menunduk.
Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan oranglain

Pembahasan:
Pembahan pada citra tubuh dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah situasional ditandai dengan data
subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih
lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif terhadap diri, dan sulit" konsentrasi.
Data objektif: bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan menunduk, postur
tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan. »
Jawaban : D

16. Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan anaknya sering batuk semenjak
pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan anaknya sudah dibawa ke puskesmas
dan mendapat obat namun batuknya berulang kembali setelah obat habis.
Apakah Komponen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. fungsi keluarga
B. sistem respirasi anak
C. pola komunikasi keluarga
D. karakteristik tetangga
E. lingkungan rumah

Pembahasan:
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari sistem pernafasan. Pada kasus,
frekuensi batuk meningkat setelah pindah ke lingkungan yang baru. Hal ini merupakan petunjuk untuk
melakukan pengkajian lebih mendalam pada lingkungan sekitar anak (rumah baru) yang dapat memicu terj
adinya batuk, sehingga jawaban yang paling tepat adalah E. J awaban yang lain tidak tepat.
Jawaban : E

17. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan berusia  39 tahun mengeluh akhir-akhir ini merasa
makin lemah, kadang sulit tidur, berat badan turun, dan demam Suami klien meninggal 3 bulan yang lalu
karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Hasil observasi didapatkan : rumah terasa lembab,
pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi
napas 30x/mnt.
Apakah pengkajian yang tepat dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. pengkajian pola nutrisi klien
B. pengkajian pola tidur klien
C. pemeriksaan sputum
D. pengkajian lingkungan rumah
E. pemeriksaan laboratorium dasar

Pembahasan:
Data pada kasus yang perlu diperhatikan adalah suami klien ,yang meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk
yang lama dan sulit disembuhkan. Perawat perlu mencurigai terjadinya tuberculosis (TBC) pada suami klien.
Lingkungan rumah juga mendukung terjadinya penyakit TBC . Oleh karena itu perawat perlu melakukan
pemeriksaan sputum karena klien memmjukkan gejala terjadinya TBC. Jawaban yang paling tepat adalah C.
Jawaban : C

18. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga dengan suami yang sedang
menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan yang lalu, Ibu mengatakan, "Saya mulai
khawatir memikirkan masa depan keluarga sebab kalau kondisi suami saya seperti ini terus pasti akan
diberhentikan dari pekerjaannya. Hasil pemeriksaan fisik klien: hemiplegia ekstremitas kanan, afasia, TD
140/90 mmHg.
Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Struktur peran keluarga
B. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
C. stress-adapatasi dan koping keluarga
D. ketersediaan terapi altemative dan komplementer
E. hubungan dan interaksi keluarga dengan komunitas

Pembahasan:
Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekhawatiran
istri klien terhadap kehidupan keluarga akibat penurunan kondisi kesehatan klien. Tekanan darah klien
termasuk stabil. Klien merupakan tulang punggung keluarga. Pengkajian yang mendalam untuk menggali
tingkat stress serta kemampuan keluarga beradaptasi dan menerapkan koping perlu dilakukan. Oleh karena
itu jawaban yang paling tepat adalah  C.
Jawaban : C

19. Seorang laki-laki berusia 62 tahun tinggal bersama keluarga dirumahnya, mengeluh pusing, telinga
berdengung, penglihatan kabur dan rasa berat di tengkuk pada perawat yang berkunjung Hasil pengkajian
genogram, didapatkan data orang tua klien meninggal karena serangan stroke.
Apakah pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengukur JVP
B. Menginspeksi area dada
C. Mengukurtekanan darah
D. Menghitung frekuensi napas
E. Melakukan tes rinne dan swabach

Pembahasan:
Data berupa keluhan pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur, rasa berat di tengkuk, dan riwayat
penyakit keluarga mengindikasikan adanya gangguan sistem kardiovaskular khususnya hipertensi.
Pemeriksaan flsik yang tepat dilakukan oleh perawat kepada klienadalah mengukur tekanan darah.
Jawaban : C

20. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Wreda. Sejak 4 hari yang lalu mengeluh mual dan
muntah, porsi makan hanya dihabiskan 1/4 porsi saja. Klien terbaring lemah di tempat tidur. Aktivitas dan
nrtinitas lainnya tidak bisa dilakukan oleh klien.
Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus?
A. Kopling Individu
B. Kemampuan mobilisasi
C. Aktivitas kegiatan sehari-hari
D. Jenis dan pola makan
E. Pola istirahat

Pembahasan:
Masalah yang nampak dominan pada kasus di atas adalah terkait pencernaan dan pemenuhan nutrisi. Hal ini
nampak dari data: mual-muntah, porsi makan yang dihabiskan V* porsi saja. Untuk bisa menentukan masalah
keperawatan yang tepat pada lansia tersebut dibutuhkan pengkajian  lebih lanjut tentang hal-hal yang terkait
pemenuhan nutrisi, sepertl apa Jems makanan yang dikonsumsi oleh lansia, apakah ada kesulitan mengunyah
atau menelan.
Jawaban : D

21. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 75 tahun tinggal bersama keluarga.
Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam di kamar, cenderung marah dan tidak ingin keluar
kamar semenjak suaminya meninggal dunia. Keluarga sudah membantu membersihkan kamar dan tempat
tidur klien agar tidak berbau.
Apakah pengkajian yang tepat pada kasus di atas?
A. Tanda-tanda vital
B. Skala aktivitas sehari hari
C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin
D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale
E. Status kognitifdengan Mini Mental State Examination

Pembahasan:
Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia yang perlu disiapkan, karena kondisi
ini dapat menjadi pemicu teijadinya depresi pada lansia. Tanda yang dapat ditemui, pada lansia dengan
depresi adalah menarik diri dari ltagkungan, emosi yang tidak stabil dan tidak tertarik melakukah aktivitas.
Adanya tanda gejala tersebut perlu di tindaklanjuti dengan melakukan pengkajian depresi. Geriatric
Depression Scale (GDS) adalah instrumen pengkajian yang sudah sangat lazim digunakan di berbagai setting
baik di rumah, rumah sakit maupun panti untuk mendeteksi masalah depresi. Instrumen ini terdiri dari 30
pernyataan (long form) dan 15 (short form) pernyataan lansia mengenai kondisinya belakangan ini. Jawaban
lansia akari di jumlahkan dan di tentukan tingkat depresi yang dialami dengan kategori skor lebih dari 5
dinyatakan sebagai depresi.
Jawaban : D

22. Saat evaluasi program DOTS didapatkan data: cakupan pengobatan klien (100%), kegagalan pengobatan
(30%). Saat wawancara sebagian besar keluarga berkata,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami
minum."
Apakah data yang harus dikaji lebih detail pada kasus?
A. lama minum obat
B. cakupan pengobatan
C. penyebab kegagalan pengobatan
D. keyakinan klien terhadap pengobatan
E. penyebab tidak melanj utkan pengobatan

Pembahasan:
Pernyataaan klien pada kasus,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum. " mencerminkan
keyakinan terhadap penyakit dan prosedur pengobatan yang tidak sesuai dengan prosedur pengobatan anti
TB. Pengobatan Anti TB harus dilakukan hingga tuntas 6-9 bulan.
Jawaban : D

23. Perawat melakukan pengkajian di suatu RW dengan membuat peta lingkungan dan menggambarkan lokasi
tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bennain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko
menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat.
Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
A. kuesioner
B. wawancara
C. studi literatur
D. wienshieldsurvey
E. focus group discussion

Pembahasan:
Data tentang kondisi peta lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas
ibadah, tempat bermain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di
masyarakat, dapat dikaji melalui metode winshield survey. Metode ini dilakukan untuk mengkaji kondisi
lingkungan flsik komunitas melalui observasi. Hasil winshield survey adalah peta topografi suatu wilayah
populasi.
Jawaban : D

24. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan terbanyak nyeri perut kiri atas. Kader
mengatakan, "lansia menganggap hal tersebut adalah biasa dan memiliki kebiasaan makan tidak teratur."
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. wawancara kader tentang kesehatan lansia
B. data kunjungan lansia ke puskesmas
C. windshield survey lingkungan desa
D. kuesioner perilaku kesehatan lansia
E. pengkajian fisik pada lansia

Pembahasan:
Data tentang keluhan nyeri perut, lansia menganggap sebagai Penyakit biasa dan kebiasaan makan lansia
bersifat subjektif. Data subjektif perlu didukung dengan data objektif berupa hasil Pengkajian fisik pada
kelompok lansia.
Jawaban : E

25. Perawat mendapatkan gambaran kondisi pasien yang menjadi kelolaannya dari ketua tim saat pre
konferensi. Salah satu pasien dalam kondisi kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu, ambulasi
dibantu, pengobatan lebih dari sekali, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan diminta untuk dicatat.
Perawat diminta untuk segera memberikan asuhan perawatan pada pasien setelah konferensi selesai.
Apakah tindakan keperawatan selanjurnya pada masalah tersebut?
A. Melanjutkan pengkajian pada pasien
B. Membaca prosedur perawatan pasien
C. Menentukan tingkat ketergantungan pasien
D. Membuat rencana asuhan keperawatan pasien
E. Mendiskusikan kondisi pasien bersama dokter

Pembahasan:
Pada kasus diatas, setelah mendapatkan gambaran tentang kondisi pasien, maka perawat professional perlu
melanj utkan pengkaj ian pada pasien dan melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana
keperawatan yang telah disusun oleh ketua tim.
Jawaban : A

26. Perawat baru yang ditempatkan di ruang rawat inap penyakit bedah ditegur oleh ketua tim karena
dianggap terlalu lama dalam menyiapkan peralatan tindakan untuk tindakan perawatan luka. Perawat
tersebut menjelaskan bahwa ada peralatan yang perlu diperiksa ketersediaannya terlebih dahulu.
Apakah tindakan selanj utnya dari ketua tim?
A. Melakukan pendampingan
B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru
C. Memberikan orientasi ulang persiapan tindakan
D. Menunjuk perawat senior memberikan bimbingan
E. Menyusun pregram mentoring untuk perawat baru

Pembahasan:
Saat rekrutmen, perawat telah melewati berbagai tahapan seleksi termasuk kemampuan melakukan tindakan
keperawatan. Di sisi lain set alat-alat untuk tindakan secara prosedural sudah siap untuk di gunakan sehingga
apabila ada perawat baru yang lama dalam menyiapkan peralatan maka perlu dikaji ulang kemampuan
perawat tersebut.
Jawaban : B

27.Hasil survei tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan data 3 pasien dirawat selama 4
hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 5 hari.
Berapakah nilai ALOS pada hasil survei?
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8

Pembahasan:
Rata-rata lama rawat inap adalah (3x4) + (5x7) + (7x4) + (5x5) = 100
(3+5+7+5) = 20
Jawaban : B

28. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di antar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian: didapatkan jejas di
antara dada dan abdomen di ICS 4-5, pasien meringis kesakitan, defans muskular (+), CRT 4 detik, pucat, akral
dingin, TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 125 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dansuhu 37°C.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Resiko infeksi
C. Gangguan perfusi
D. Defisit volume cairan
E. Perubahan pola napas

Pembahasan:
Trauma abdomen dapat menyebabkan pecahnya (ruptura) organ dalam seperti hati dan lymph dan
menimbulkan perdarahan yang ditandai gejala klinis berupa: tampak pucat, akral dingin, frekuensi nadi > 120
x/menit, tekanan darah sistolik < 90 mmHg, dan ditemukan CRT > 2 detik, kondisi ini sudah berada pada fase
shock hipovolemik derajat 2-3 yang mengindikasikan adanya masalah kekurangan volume cairan.
Jawaban : D

29. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi:
Pasien A : seorang laki-laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini mengeluh nyeri dada,
Pasien B : seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma,
Pasien C : laki-laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon terhadap nyeri,
Pasien D : seorang laki-laki berusia 32 tahun mengalami fraktur tertutup di daerah tibia fibula
Pasien E : seorang perempuan berusia 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya.
Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas Penanganan segera?
A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E

Pembahasan :
Pada pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan obstruksi/sumbatan jalan napas
akibat lidah j atuh ke belakang dan bila penanganannya terlambat dapat menyebabkan kematian.
Jawaban : C

30. Seorang laki-laki Berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian tampak jejas pada
area dada, bunyi jantung menjauh dan JVP meningkat. TD 85/50 mmHg, frekuensi nadi 116 x/menit, dan
frekuensi napas 28x/menit Apakah label wama triage pada kasus tersebut?
A. Merah
B. Kuning
C. Hijau
D. Biru
E. Hitam

Pembahasan:
Trauma yang mengenai dada regio sebelah kiri bawah bisa menyebabkan injury di bagian epikardium sehingga
terjadi perdarahan yang menumpuk di area pericardium, hal ini akan menyebabkan berkurangnya relaksasi
ventrikel sehingga ventrikel fILling tidak optimal. J ika volume terus bertambah, pada fase akut akan terjadi
kompensasi berupa peningkatan heart rate dan selanjurnya akan mengalami bradikardi hingga terjadinya
henti jantung.
Jawaban : A

31. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis suspect
apendisitis. Hasil pengkajian, pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, nyeri skala 7, mual, muntah, serta
tidak nafsu makan, TD 130/80 mmHg, frekuensi napas 26x/menit, dan frekuensi nadi 8x/menit.
Apakah pengkajian lanjut pada kasus tersebut?
A. auskultasi bising usus
B. observasi status nutrisi
C. pemeriksaan laboratorium
D. observasi tanda-tanda dehidrasi
E. palpasi, pada titik mc. burney

Pembahasan:
Nyeri dan sakit perut pada apendistis terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi pada apendik.
Nyeri viseral. akan mengaktifasi nervus vagus sehingga mengakibatkan muntah. Pada palpasi didapatkan titik
nyeri tekan kuadaran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis
Jawaban : E

32. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di ruang neurologi dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian saat diberi rangsang nyeri kedua lengan tampak fleksi abnormal, membuka mata dan suara
mengerang, pupil anisokor kanan, refleks cahaya lambat, TD 160/90mmHg, frekuensi nadi 92x/menit,
frekuensi napas 20x/menit, dan suhu 36,8°C. Berapakah nilai GCS pada kasus tersebut?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

Pembahasan:
Gangguan neurologi pada kasus stroke, cedera kepala dan meningitis terjadi karena adanya kerusakan
jaringan otak, kerusakan jaringan otak atau edema jaringan otak atau munculnya tekanan infra kranial. Salah
satu tanda yang paling mudah dilihat pada mekanisme ini adalah penurunan kesadaran. Semakin rendah nilai
GCS menunjukan semakin berat kerusakan atau edema atau tekanan infra kranial.
Jawaban : C

33. seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan pasca craniotomi. Hasil
pengkajian, pasien tampak hemiparese kanan, lemah dan tidak mampu menggerakan tubuhnya, reflex fisiologi
melambat. Saat dilakukan  pemeriksaan otot esktremitas kanan didapat hasil sebagai berikiut tidak mampu
mengangkat lengan dan kaki namun masih bisa menggerakannya.
Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan:
Penurunan kekuatan otot merupakan gejala neurologis yang umum tetj adi pada kasus neurologi seperti
stroke, meningitis dan cedera kepala. Ada mekanisme gangguan sentral pada pusat motorik otak sehingga
kurang'mampu mengkordinasikan gerakan ekstremitas. Kelemahan otot ditentukan dengan skala kekuatan
otot yakni; 0: tidak ada tonus, 1; terdapat tonus tapi tidak ada gerakan, 2: terdapat pergerakan sendi tetapi
tidak bisa melawan gravitasi, 3: dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan tahanan, 4: pergerakan
dapat menahan tahanan ringan sedan g , 5: kekuatan otot normal.
Jawaban : B

34. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat di mang neurologi dengan keluhan sakit kepala. Hasil
pengkajian didapat penglihatan kabur, kélemahan kaki, dan tangan pada sisi kanan serta bicara tidak jelas,
Untuk memastikan perawat akan melakukan pengkaj ian pada nervus kranial XII .
Apakah yang harus dipermtahkan dalam pengkajian tersebut?
A. Minta pasien mengucapkan suara "A"
B. Meletakkan garam pada lidah bagian depan
C. Meletakkan gula pada lidah bagian belakang
D. Minta pasien untuk memocongkan mulutnya
E. Minta pasien menggerakkan lidah kesatu sisidan kesisi lainnya '

Pembahasan:
Defisit neurologi terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan otak ada tertekannya jaringan otak. Tanda dan
gejala yang muncul sangat dipengaruhi juga oleh berat ringannya kerusakan jaringan otak. Kerusakan jaringan
ortak pada bagian mid brain dan batang otak atau danya peningkatan tekanan intracranial berdampak
terhadap fungsi. XII saraf kranial. Tanda yang muncul memberikan bukti adanya kerusakan saraf bersangkutan
seperti munculnya gangguan saraf kranial XII dibuktikan dengan bilangnya fungsi menggerakan lidah, saraf
vagus hilangnya fungsi menelan dan sebagainya.
Jawaban : E

35. Seorang laki-laki berusia 18 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal tertutup 12
jam yang lalu. Perawat melakukan pengkajian neuro vaskular Untuk mengidentifikasi adanya sindrom
kompartemen.
Apakah data fokus pada kasus tersebut?
A. eritema pada area fraktur
B. edema pada sekitar area fraktur
C. pembahan warna kulit dari pucat ke sianosis
D. nyeri progresif tidak hilang dengan analgetik
E. daerah disekitar lokasi fraktur terasa lebih hangat

Pembahasan:
Compartemen Syndrome adalah suatu kondisi peningkatan tekanan intracompartmental. peningkatan
tekanan pada compartemen dapat menhambat aliran darah dan sarap dan aliran perfusi darah ke bagian
distal terhambat bila dibiarkan akan terjadi proses iskemi dan nekrosis hal tersebut dapat menimbulkan nyari
yang hebat dan cepat
Jawaban : D
36. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD. Hasil pengkajian :
edema di ekstremitas bawah Intake cairan 1000cc/24 jam, urin output 100cc/24jam, TD 150/90 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 28x/menit dan suhu 37°C. Pasien direncanakan hemodialisa.
Apakah pengkajian selanjutnya pada pasien tersebut?
A. Kaji adanya bunyi napas tambahan
B. Kaji adanya kenaikan berat badan
C. Kaji nilai ureum dan kreatinin
D. Kaji kadar hemoglobin
E. Kaji kecemasan

Pembahasan:
Salah satu manifestasi klinis pasien dengan CKD adalah ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa. Adanya
gangguan ekskresi natrium, akan teljadi retensi natrium yang dapat mengikat cairan. Retensi natrium dapat
menyebabkan teljadinya edema. Pada pasien dengan CKD yang mengalami kondisi kelebihan volume cairan
dalam tubuh, pengkajian yang dapat dilakukan adalah pengukuran derajat edema, kenaikan berat badan dan
lingkar perut. Berat badan menjadi indikator peningkatan kelebihan cairan dalam tubuh karena kenaikan 1 kg
BB= 1 liter air. Urin output normal adalah 0,5-1 cc/kg BB/jam.
Jawaban : A

37. Seorang perempuan berusia 34 tahun di rawat diruang bedah dengan luka bakar derajat II. Pasien
mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah dada, tangan kanan dan paha kanan.
Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut?
A. 44%
B. 42%
C. 34%
D. 32%
E. 27%

Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar diatas ditemukan luka bakar daerah dada, tangan kanan
dan paha kanan. Untuk menentukan persentase luas luka bakar digunakan rumus "Rule of Nine" sehingga
didapatkan hasil! daerah dada nilainya = 9%, tangan kanan = 9%, paha kanan = 9%, total area yang mengalami
luka bakar adalah 27%.
Jawaban : E

38.Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik saraf dengan keluhan gangguan pendengaran.
Perawat melakukan pemeriksaan pendengaran pada pasien dengan cara menempelkan garputala pada
planum mastoid pasien. Hasil pemen'ksaan menunjukkan setelah perawat tidak mendengar, sedangkan pasien
masih dapat mendengarkan getaran garputala.
Apakah interpretasi pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. tuli kombinasi
B. tulikonduksi
C. tuli sensorik
D. tuli saraf
E. normal
Pembahasan:
Tes schwabach bertujuan membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal, interpretasi hasil pasien masih mendengar getaran garputala (memanjang: tuli
konduksi).
Jawaban : B

39. Seorang laki laki berusia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan TB Paru. Hasil pengkajian
keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi dinding dada. TD 130/80 mmHg, frekuensi
nadi 100x/mnt,. frekuensi napas 27x/mnt, suhu 38°C. pH 7,47; PaCO2 32 mmHg, PaO2 90 mmHg, Saturasi
Oksigen 92%, HCO3 22 mEq/dL, BE +3.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
A. hipertermia
B. keletihan
C. kerusakan pertukaran gas
D. ketidakefektifan pola napas
E. ketidakefektifan bersihan jalan napas

Pembahasan:
Pasien dengan TB paru secara patofisiologi gangguan berapa infeksi Mycobacterium Tuberculosis yang
menyebabkan peradangan dan kerusakan pada area paru. Kerusakan tersebut menyebabkan terhambatnya
perpindahan gas (02 dan CO2) di alveolus dengan kapiler pulmonal. Kegagalan pertukaran gas menyebabkan
gangguan keseimbangan asma basa tubuh di mana. C02 dalam darah akan menurun.
Jawaban : C

40. Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat hari ke-3 dengan diagnosis gagal jantung kongestif. Pasien
mengeluh sesak bertambah, saat berjalan ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan fisik, frekuensi nadi 90x/menit,
TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, urine 40cc/ jam, dan hasil EKG sinus rhythm.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. intoleransi aktifitas
B. pola nafas tidak efektif
C. gangguan eleminasi urin
D. kelebihan volume cairan
E. gangguan perfusijaringan

Pembahasan:
Gagal jantung merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah secara normal ke seluruh tubuh,
sehingga darah yang berisi nutrisi dan oksigen tidak dapat didistribusikan secara adekuat sampai ke sel.
Akibatnya proses metabolisme sel menjadi terganggu dan energi yang dihasilkan berkurang. Tanpa energi
yang cukup, pasien tidak toleran dalam melakukan aktivitas secara normal
Jawaban : A

41. Seorang laki-laki usia 64 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas ,dan kedua
kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien beraktivitas. Hasil pengkajian pasien terlihat pucat dan
sianosis, lemah tidak berdaya, JVP meningkat, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas
24x/menit dan dangkal, serta photo toraks menunjukan CTR 65%.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. intoleransi aktivitas
B. gangguan perfusi jaringan
C. penurunan curah jantung
D. pola napas tidak efektif
E. kelebihan volume cairan

Pembahasan:
Tanda yang menonjol dikemukan pada kasus tersebut adalah menunjukan ketidakmampuan jantung dalam
memompa darah, akibat dari pembesaran jantung (CTR > 50%) sehingga terjadi penurunan curah jantung.
Kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh adalah dengan meningkatkan nadi.
Pucat dan lemah sebagai akibat tidak sampainya darah ke perifer dan darah di perifer banyak mengandung
CO2 sulit kembali ke jantung.
Jawaban : C

42. Seorang perempuan berusia 22 tahun di rawat di ruang bedah dengan pasca operasi apendektomi hari ke-
2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, wajah menyeringai, pasien susah tidur dan
mengeluhkan mual serta nafsu makan berkurang: TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi
napas 24x/menit, suhu 37,5°C, tampak lemah dan gelisah.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. nyeri akut
B. risiko infeksi
C. deflsit nutrisi
D. intoleransi aktifitas
E. gangguan pola tidur

Pembahasan:
Tindakan appendektomi menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan kulit dan yang mempersyarafmya
sehingga mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan gangguan tidur, takut bergerak, mual dan
muntah sehingga berdampak terhadap pemenuhan nutrisi.
Jawaban : A

43. Seorang perempuan berusia 58 tahun dirawat di ruang neurologi dengan stroke haemorhagik. Hasil
pengkajian kesadaran stupor dengan GCS 9, refleks pupil lambat, kesan hemiparese dextra. TD 190/100
mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi 28x/menit dan suhu 38°C. CT-scan menunjukan adanya
gambaran hiperdens pada daerah frontotemporal kanan.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Gangguan perfusi jaringan serebral
B. Ketidakefektifan pola napas
C. Hambatan mobilitas flsik
D. Risiko cedera
E. Hipertermia

Pembahasan:
Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak dan menimbulkan adanya peningkatan masa
intracerebral. Yang terjadi adalah peningkatan tekanan intracranial. Ciri ciri terjadinya hal tersebut ditunukan
dengan data seperti penurunan kesadaran, pupillambat, gangguan neurologis lainnya dan juga adanya
gambaran st scan. Data ini mendominasi maka diagnosanya adalah gangguan perfusi cerebral.
Jawaban : A

44. Seorang laki-laki berusia 63 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan; mengalami kelemahan
pada sisi kiri tubuh sejak semalam Hasil pengkajian didapatkan wajah asimetris, bicara pelo, diberi minum
tersedak, lidah terlihat mencong ke kanan. CT Scan menunjukkan infark lobus parietal dextra. Apakah masalah
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
C. hambatan komunikasi verbal
D. hambatan mobilitas flsik
E. risiko aspirasi

Pembahasan:
Proses serangan stroke menimbulkan proses kerusakan jaringan otak yang bersifat fokal dan gangguan terjadi
sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena. Berat ringan sangat tergantungan dari lokasi dan luasnya
kerusakan jaringan otak yang rusak. Sehingga kerusakan otak dapat dilihat dari tanda dan gejala yang
ditimbulkan. Satu gangguan yang menonjol di tampilkan pada kasus ini adalah gangguan menelan seperti
bicara pelo, tersedak dan sebagainya . akibat yang berat muncul adalah risiko aspirasi yaitu masuknya cairan
gastro terutama lambung ke saluran pernapasan dan berakibat ganggu system nafas.
Jawaban : E

45. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruangpenyakit dalam dengan diagnosis DM. Hasil pengkajian,
mudah lelah, aktivitas dibantu orang lain, sering merasa haus, BB turun, kulit kering, TD 120/ 80 mmHg,
frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan hasil laboratorium gula darah sewaktu 578 mg/ d1.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. defisit nutrisi
B. intoleransi aktivitas
C. kekurangan volume cairan
D. kerusakan integritas kulit
E. ketidakstabilan kadar glukosa darah

Pembahasan:
Pada penderita DM mengalami gangguan produksi insulin atau resistensi insulin yang mengakibatkan
ketidakmampuan menjaga kadar glukosa darah dalain rentang normal. Manisfestasi klinis penderita diabetes
meliputi polidipsi, poliuri,poliphagia. Polidipsi dan poliuri terjadi karena kehilangan cairan akibat kondisi
diuresis osmotik. Poliphagia karena hasil dari status katabolik yang disebabkan karena kurangnya insulin dan
proses pemecahan lemak dan protein.
Jawaban : E

46. Seorang laki laki berusia 60 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri dan kaku pada persendian
kaki Hasil pengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi, lemas, kesulitan saat bergerak dan rentang gerak
menurun, pasien juga mengeluh penyakitnya tidak sembuh-sembuh.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut?
A. kerusakan mobilitas flsik
B. risiko cedera
C. kelemahan
D. nyeri akut
E. ansietas

Pembahasan:
Terdapat 2 manifestasi utama klinis pada osteoarthritis yaitu nyeri yang bertambah berat pada pagi hari dan
ketebatasan pergerakan, sering diikuti oleh krepitus, kekakuan sendi dan juga pembesaran sendi.
Jawaban : A

47. Seorang perempuan berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil pengkajian
pasien mengeluh lemah, terdapat petekie pada kedua lengan, dan kedua ekstremitas terasa dingin, dan suhu
36°C. Hasil pemeriksaan laboratorium HZB 18 mg/dl,Hematokrit 50%, trombosit 45.000/mm3.
Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut?
A. risiko syok
B. hipertermia
C. risiko perdarahan
D. intoleransi aktifltas
E. gangguan integritas kulit

Pembahasan:
Infeksi virus dengue akan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
merembesnya cairan ke ekstravaskular. Petekie dan trombpsitopenia (150.000/mm3-450.000/mm3)
merupakan tanda adanya perdarahan pada pasien DHF. Pada kasus diatas perlu diwaspadai adariya kebocoran
plasmadenganmeningkatnya Hb yaitu 18 mg/dl(13-15 mg/dl) dan peningkatan hematokrit yaitu 50% (37%
-47%) yang dapat menyebabkan kondisi hipovolemia dan syok
Jawaban : A

48. Bayi laki-laki usia 1 hari dirawat dalam inkubator di RS. dengan hiperbilirubinemia. Hasil pengkajian: BBL
2300 gr, BB saat ini 2280 gr, kuning pada kulit, sklera, dan membran mukosa mulut, neflek hisap lemah, suhu
37,7°C, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 45x/mnt, bilirubin serum 15 mg/dL. Rencana akan dilakukan
fototerapi.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Hipenermia
B. Defisit nutrisi
C. Ikterik neonatus
D. Resiko tinggi cidera
E. Resiko tinggi gangguan integritas kulit.

Pembahasan:
Hiperbilirubinemia adalah peningkatan bilirubin dalam darah ditandai dengan kuning pada kulit, sklera, dan
membran mukosa mulut, bilirubin serum >2 mg/dL yang merupakan data mayor pada masalah ikterik
neonatus.
Jawaban : C
49. Balita laki-laki usia 1 tahun dirawat diruang anak dengan hidrosefalus. Hasil pengkajian: kesadaran
menurun, LK 69 cm terdapat sunset eyes sign, belum bisa duduk, hanya berbaring di tempat tidur.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Deflsitnutrisi
B. Intoleransiaktivitas
C. Gangguan mobilitas flsik
D. Risiko gangguan perfusi jaringan sel ebral
E. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Pembahasan:
Pada hidrosefalus terjadi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan teljadinya penekanan syaraf
otak, yang ditandai dengan kesadaran menurun, LK membesar, terdapat sunset sign. Kondisi ini dapat
menimbulkan masalah perfusi jaringan serbral tidak efektif.
Jawaban : D

50. Balita laki-laki usia 4 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang saat di rumah. Hasil pengkajian: anak
memiliki riwayat kejang demam, demam sudah 3 hari, batuk, pilek, anak tampak lemah, Suhu tubuh 39°C,
frekuensi napas 35x/menit.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Hipertermia
B. Risiko cidera
C. Risiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
E. Pola napas tidak efektif

Pembahasan :
Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron, dan dalam waktu yang
singkat tte adi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran tersebut sehingga terj adi pelepasan listrik.
Lepasnya muatan listrik dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan
neurotransmiter maka terjadilah kejang. Suhu tubuh normal pada usia 4 tahun 36,5°C - 37,2°c.
Jawaban : A

51. Anak laki-laki usia 4 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit kepala dan
berat badan meningkat dratis. Hasil pengkajian: mudah lelah, demam seluruh tubuh, konjungtiva pucat, porsi
makan tidak dihabiskan, dan hasil laboratorium: protein urin +3.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktivitas
C. Risiko tinggi infeksi
D. Kelebihan volume cairan
E. Ketidakseimbangan nutrisi

Pembahasan:
Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosa sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik merupakan
gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat meningkatkan
permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka yang berdampak pada peningkatan berat badan
yang drastis.
Jawaban : D

52. Balita perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke UGD karena sesak napas dan batuk. Hasil pengkajian:
anak tidak bisa mengeluarkan sekret, terdengar bunyi wheezing, frekuensi napas 46x/menit Keluarga tampak
khawatir dengan anaknya.
Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Atur posisi semi fowler atau fowler
B. Pemberian oksigen pada anak
C. Anjurkan batuk efektif
D. Lakukan inhalasi
E. Lakukan suction

Pembahasan:
Pada kasus tersebut terjadi penyempitan bronchus yang ditunjang oleh data adanya bunyi wheezing.
Melonggarkan bronchus diperlukan broncodilator yang diberikan per inhalasi. Inhalasi adalah pemberian obat
secara langsung ke dalam saluran nafas melalui penghisapan yang mempunyai keuntungan yaitu obat bekerja
langsung pada saluran napas.
Jawaban : D

53.Balita perempuan usia 2 bulan dirawat di Ruang Anak dengan keluhan kebiruan pada saat menangis lama.
Anak didiagnosis tetralofy of fallot. Saat ini anak diperbolehkan pulang. Ibu bertanya apa yang harus dilakukan
jika anak mengalami kebiruan.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
A. Teriangkan anak saat menangis
B. Ajarkan posisi knee chest
C. Beri istirahat cukup
D. Tinggikan kepala
E. Batasi aktivitas

Pembahasan:
Posisi knee chest atau jongkok akan membuat anak merasa nyaman/lebih baik sebab sianosis akan berkurang.
Mekanisme teljadinya hal tersebut, yaitu knee chest atau jongkok akan menurunkan aliran darah balik yang
kurang kandungan oksigennya. Akibatnya resistensi sistemik akan meningkat sehingga pirau kanan ke kiri akan
menurun dan aliran darah paru meningkat Saturasi oksigen pun meningkat dan sianosis berkurang.
Jawaban : B

54. Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan normal dengan usia gestasi 32
minggu. Hasil pengkajian: bayi tampak lemah, reflek hisap dan menelan lemah, frekuensi napas 60x/menit. Ibu
mengatakan ASI sudah keluar. Bagaimanakah cara pemberian ASI pada kasus tersebut?
A. Menyusu langsung pada ibu
B. Menggunakan sendok
C. Menggunakan pipet
D. Menggunakan OGT
E. Menggunakan dot

Pembahasan:
Bayi lahir dengan usia gestasi 32 minggu merupakan bayi prematur. Pada masa gestasi tersebut bayi belum
memiliki reflek hisap dan menelan yang baik, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
oral. Kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi secara enteral dengan pemasangan OGT (Orogastric Tube).
Jawaban : D

55. Bayi usia 8 hari dirawat di perinatologi dengan postoperatif pemasangan kolostomi hari ke-3. Hasil
pengkajian: stoma merah muda, kantung stoma tampak penuh. Perawat akan melakukan perawatan stoma.
Perawat telah menyiapkan alat, cuci tangan, menjelaskan prosedur kerja, dan membuka kantong stoma.
Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Mengobservasi stoma dan kulit sekitamya
B. Mengukur dan menggambar pola stoma
C. Membersihkan kulit sekitar stoma
D. Mcngeringkan kulit sekitar stoma
E. Mcmberikan salep Zinc

Pembahasan:
Langkah Perawatan Stoma
1.Menyiapkan alat
2.Mencuci tangan
3.Menjelaskan prosedur kerja
4.Meletakkan perlak dan bengkok
5.Membuka kantong kolostomi
6.Membersihkan kulit sekitar stoma
7.Mengeringkan kulit sekitar stoma
8.Mengobservasi stoma dan kulit sekitarnya
9.Memberikan salep Zinc
10.Mengukur dan menggambar pola stoma
11.Membuka dan merekatkan kantong kolostomi
12.Membereskan alat dan cuci tangan
Jawaban : C

56. Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena mengalami demam selama 3 hari. Hasil
pengkajian: mengeluh sakit kepala, suhu 38,8°C. Perawat akan melakukan uji tourniquet. Perawat mcnjelaskan
prosedur dan meminta persetujuan kepada ibunya, mencuci tangan, mcmasang manset di atas fossa cubiti,
mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/70 mmHg.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Melepas manset secara perlahan
B. Menahan tekanan manset selama 10 menit
C. Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai
D. Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik
E. Memompa manset sampai tekanan yang telah ditentukan

Pembahasan:
Urutan tindakan uji toumiquet setelah mengukur tekanan darah dan mendapatkan nilai tekanan sistolik dan
diastolik selanjutnya menambahkan sistol dan diastole, lalu dibagi 2 (110+70/2) = 90. Nilai tersebut menjadi
acuan untuk menahan airraksa pada nilai tersebut selama 10 menit.
Langkah prosedur uji toumiquet
1.Menjelaskan prosedur dan meminta 2.pesetujuan kepada ibunya Mencuci tangan
3.Memasang manset diatas fossa cubiti
4.Mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/ 70 mmHg.
5.Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik
6.Memompa manset sampai air raksa berada pada tekanan yang telah ditentukan .
7.Menahan tekanan manset selama 10 menit
8.Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai
9.Melepas manset secara perlahan
10.Mencuci tangan
Jawaban : D

57. Anak perempuan usia 10 tahun dirawat di mang perawatan dengan diagnosis HTV. Hasil pengkajian: anak
sering bertanya kepada perawat, mengapa harus selalu meminum obat dan anak ingin mengetahui
penyakitnya. Namun nenek pasien melarang perawat untuk memberitahukan penyakitnya.
Apakah dilema etik yang terjadi pada kasus tersebut?
A. Fidelity
B. Justice
C. Beneficence
D. Confidentiality (Menjaga informasi klien)
E. Nonmaleficence

Pembahasan:
Prinsip etik yang diterapkan oleh perawat adalah prinsip Confidentiality. Prinsip Confidentiality adalah prinsip
yang menjaga informasi tentang klien. Kecuali dengan persetujuan dan keluarga serta menggunakan inform
consent.
Jawaban : D

58. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis sudah 2 minggu. Hasil pengkajian:
kesadaran menurun dan terpasang ventilator. Orang tua mengatakan tidak sanggup lagi untuk membiayai dan
akan membawa pulang anaknya.
Apakah implementasi pada kasus tersebut?
A. Membiarkan keluarga membawa anaknya pulang
B. Menghargai apapun yang menjadi keputusan keluarga
C. Memberikan motivasi orang tua untuk mencari bantuan
D. Meminta keluarga menandatangani surat pernyataan pulang paksa
E. Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap menjalani perawatan
Pembahasan:
Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran
perawat diantaranya adalah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung, advokat klien, manajer
kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, dan pendidik. Adapun pada saat keluarga
mempunyai masalah seperti kasus di atas dan harus memutuskan maka perawat bertanggung jawab
membantu keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan. Hal ini bagian
dari peran perawat sebagai advokat.
Jawaban : E

59. Anak laki-laki usia 7 tahun dirawat di RS dengan sindrom nefrotik. Hasil pengkajian: pitting edema di
ekstremitas, asites, frekuensi napas 32x/menit. Hasil laboratorium: protein urine (+), albumin 1,9 gr/dl. Anak
tersebut mendapatkan terapi steroid dan diuretik.
Apakah intervensi utama untuk kasus tersebut?
A. Beri nutrisi TKTP
B. Pantau pola napas
C. Beri terapi oksigen
D. Pantau nilai laboratorium
E. Pantau keseimbangan cairan

Pembahasan:
Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosis sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik merupakan
gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat meningkatkan
permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka. Data edema menujukkan adanya keperawatan
berlebihan cairan. Intervensi utama pada kasus tersebut adalah memantau keseimbangan cairan.
Jawaban : E

60. Balita usia 3 tahun dibawa ibunya ke poli MTBS dengan keluhan demam, sakit pada telinga dan ada cairan
yang keluar selama 3 hari. Hasil pengkajian: nyeri skala 3, tampak nanah keluar dari telinga, teraba
pembengkakan pada belakang telinga. Apakah implementasi utama pada kasus tersebut?
A. Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap
B. Menganjurkan untuk kunjungan ulang 3 hari
C. Merujuk anak ke poli spesialis
D. Mengobservasi nyeri
E. Mengobservasi suhu

Pembahasan:
Klasiflkasi kasus menurut MTBS adalah infeksi telinga akut. deakan yang dilakukan: beri antibiotik yang sesuai,
beri parasetamol, keringkan telinga dengan bahan penyerap, dan kunjungan ulang 5 hari. Pilihan jawaban
adalah mengeringkan telinga dengan bahan penyerap.
Jawaban : A

61. Bayi perempuan usia 4 bulan dibawa ibunya ke posyandu untuk imunisasi. Hasil pengkajian: sudah
mendapatkan HbO, BCG, dan polio 1.
Apakah imunisasi yang harus diberikan pada bayi tersebut?
A. DPT-HB-Hib 1, Polio 1
B. DPT HB-Hib 1, Polio 2
C. DPT-HB-Hib 2, Polio 2
D. DPT-HB-Hib 3, Polio 3
E. DPT-HB-Hib 3, Polio 3

Pembahasan:
Pemberian imunisasi harus sesuai dengan usia dan jenis imunisasi. Bila anak belum mendapatkan jenis
imunisasi sesuai dengan usianya maka pemberian imunisasi mengikuti imunisasi yang belum diberikan. Pada
usia 4 bulan, anak seharusnya sudah mendapatkan DPT HB Hib 3, Polio 4. Akan tetapi pada kasus di atas, anak
baru mendapatkan HbO, BCG, polio 1, maka selanjutnya jenis imunisasi yang harus diberikan adalah DPT HB
Hib 1, Polio .2,
Jawaban : B

62. Bayi perempuan baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu dirawat di perinatologi. Hasil pengkajian BB
2000 gr, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi napas 56x/menit, suhu 35,6°C, reflek hisap lemah, lanugo
banyak, dan lemak subkutan tipis.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ajarkan metode kangguru
B. Anjurkan menjemur di pagi hari
C. Anjurkan tidak memandikan bayi
D. Ajarkan cara membedong (menyelimuti bayi)
E. Anjurkan untuk memakai sarung tangan dan sarung kaki

Pembahasan:
Pada bayi berat badan lahir rendah akan berisiko texjadi hipotermia (suhu kurang 36,5°C) karena: 1) Jaringan
lemak subkutan tipis. 2) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar. 3) Cadangan glikogen
dan brownfat sedikit Tidak ada respon menggigil pada saat kedinginan Tata laksana untuk mengatasi
hipotermia menggunakan prinsip perpindahan panas dimana tubuh ibu menjadi termoregulator suhu tubuh
bayi. Oleh karena itu tindakan utama yang tepat adalah perawatan metode kanguru.
Jawaban : A

63. Anak perempuan usia 12 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan sudah 3 hari mengeluh nyeri pada
daerah perut bawah Hasil pengkajian: anak mengeluh nyeri saat buang air kecil, BAK tidak lancar, merasa tidak
puas setelah BAK, ekspresi tampak meringis kesakitan, nafsu makan menurun dan susah tidur. Apakah kriteria
evaluasi yang diharapkan tercapai pada kasus tersebut?
A. Tidak terjadi nyeri kronis
B. Nyeri berangsur berkurang
C. Kebutuhan tidur terpenuhi
D. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
E. Pola eliminasi dalam rentang normal

Pembahasan:
Keluhan utama pada penderita gangguan system perkemihan terutama ISK adalah nyeri saat berkemih yang
disebabkan karena adanya infeksi pada saluran kemih. Pada kasus tersebut, data yang menonjol adalah nyeri
daerah perut bawah, ada ekspresi meringis kesakitan dan nyeri saat buang air kecil. Data tersebut merupakan
data mayor untuk masalah keperawatan nyeri akut. Evaluasi , keperawatan pada nyeri akut tersebut
berdasarkan kriteria evaluasi adalah nyeri berkurang.
Jawaban : B
64. Seorang perempuan berusia 30 tahun P2A0 datang ke poliklinik KIA dengan keluhan terdapat benjolan
pada payudara kiri. Hasil pengkajian, pasien mengatakan benjolan semakin lama semakin membesar, tidak
mobile dan terasa nyeri. Teraba massa dengan diameter 2 cm.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. USG payudara
B. Rontgen dada
C. Mammographi
D. Biopsi payudara
E. Kolposcopi

Pembahasan:
Kanker payudara adalah keganasan yang, terjadi pada jaringan payudara yang ditandai dengan adanya
benjolan abnormal, terjadi perubahan ukuran dalam waktu tertentu, terdapat lesi, terdapat rasa nyeri,
perubahan struktur kulit, dan adanya pengeluaran cairan abnormal dari lesi atau putting payudara. Setelah
mendapatkan hasil anamnesa dan pengkajian dengan inspeksi dan palpasi pada daerah benjolan, untuk
penetapandaerah benjolan, untuk penetapan diagnosis pasti perlu dilakukan pemeriksaan diagnosis lebih
lanjut Pemeriksaan diagnostik yang direkomendasikan pada kasus tersebut adalah mammographi.
Jawaban : C

65. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke poliklinik KIA dengan keluhan
sakit kepala dan pandangan kabur. Hasil pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg, TFU 34 cm, punggung kiri,
presentasi kepala, DJJ 160 x/menit, edema tungkai bawah +2, dan proteinuria+1 .
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
A. Nyeri akut
B. Kelebihan volume cairan
C. Ketidak efektifan proses kehamilan
D. Resiko tinggi cedera pada ibu danjanin
E. Gangguan persepsi sensori: penglihatan

Pembahasan:
Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi > 140/90 disertai Protein uria yang terjadi pada kehamilan setelah
20 minggu sampai akhir minggu persalinan. Pada preeklamsia, volume plasma menurun, sehingga terjadi
hemokonsentrasi dan peningkatan hematokxit maternal. Pembahan ini membuat perfusi organ maternal
menurun (menyebabkan sakit kepala dan penurunan penglihatan), penurunan perfusi ini juga ke janin (ini bisa
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin bahkan kematian j anin). Sehingga masalah keperawatan pada
Pasien diatas adalah resiko tinggi cedera pada ibu dan janin.
Jawaban : D

66. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 post SC hari ketiga, dirawat di ruang nifas bersama bayinya.
Hasil Pengkajian: pasien menyatakan ingin memberikan ASI eksklusif. refleks hisap bayi baik, perlekatan ibu
dan bayi saat menyusui sudah tepat dan terlihat gerakan menelan.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Kesiapan menyusui
B. Ketidak cukupan ASI
C. Terputusnya proses menyusui
D. Ketidakefektifan pemberian ASI
E. Kurang pengetahuan tentang menyusui

Pembahasan:
Berdasarkan buku diagnosa keperawatan NANDA pada domain ke-2 tentang nutrisi, terdapat 4 diagnosa
utama pada proses menyusui yaitu kesiapan menyusui, keudakcukupan ASI, terputusnya, proses menyusui,
ketidakefektifan pemberian ASI. Penetapan masing-masing diagnosis ini sesuai dengan batasan karakteristik
yang muncul pada kasus. Khusus untuk diagnosis kesiapan menyusui, sesuai dengan batasan karakteristik
diagnosis ini pasien menunjukan perasaan antusias untuk menyusui dan menyatakan ingin memberikan
ASInya sampai dengan ASI eksklusif. Selain itu pada bayi juga tidak terdapat masalah, refleks hisap baik,
perlekatan ibu dan bayi sudah tepat dan terdapat gerakan menelan, hal ini menunjukan bayi sudah mampu
menyusu dan ibu juga sudah mampu menyusui dengan baik.
Jawaban : A

67. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik Ginekologi dengan keluhan nyeri saat
berhubungan dengan pasangan. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sudah satu tahun tidak menstruasi,
jarang melakukan hubungan seksual dan belum pernah mendapatkan informasi tentang menopause.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. Cemas
B. Nyeri Akut
C. Disfungsi seksual
D. Defisit pengetahuan
E. Ketidakefektifan pola seksual

Pembahasan:
Menopause adalah tidak terjadi menstruasi pada perempuan yang sebelumnya mengalami siklus menstruasi
secara teratur karena adanya penurunan hormon estrogen. Gejala yang dialami pada saat menopause adalah
hot Hashes, rasa kering pada vagina dan nyeri pada saat berhubungan seksual, sulit tidur, masalah saluran
kemih, penurunan gairah seksual, gangguan suasana hati dan peruhan pada kulit dan rambut. Pada kasus
keluhan yang menonj ol dialami oleh pasien adalah saat melakukan hubungan seksual vagina terasa kering,
nyeri dan sangat mengganggu. Pasien juga mengatakan bahwa karena nyeri pasien jarang melakukan
hubungan seksual. Berdasarkan keluhan pasien tersebut pasien mengalami pembahan pola hubungan seksual.
Jawaban : E

68. Seorang perempuan berusia 35 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu datang ke UGD dengan keluhan keluar
darah dari kemaluan. Hasil pengkajian: perdarahan tanpa rasa nyeri dan berwana merah terang, TFU 32 cm,
punggung kiri, presentasi kepala dan DJJ 144x/menit Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus
tersebut?
A. Observasi pembukaan jalan lahir
B. Kolaborasi pemberian heparin
C. Anjurkan untuk tirah baring
D. Pantau intake outputcairan
E. Pantau pergerakan janin

Pembahasan:
Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa
periksa dalam. Penanganan plasenta previa bergantung kepada: Keadaan umum pasien, kadar Hb, jumlah
perdarahan yang telj adi, umur kehamilan/taksiran BB j anin, jenis plasenta previa, paritas dan kemajuan
persalinan. Penanganan Utama pada plasenta previa adalah istirahat/ tirah baring. Pemberian tirah baring
akan mengurangi penekanan plasenta dan pergerakan yang banyak dapat mempermudah pelepasan plasenta
sehingga dapat terjadi perdarahan.
Jawaban : C

69. Seorang perempuan berusia 35 tahun berada di ruang bersalin memasuki kala III. Hasil pengkajian pasien
telah diberikan suntikan oksitosin, plasenta belum lepas, kontraksi uterus kuat, dan bayi masih dilakukan IMD.
Observasi tanda-tanda vital TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, dan suhu
37°C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Lanjutkan IMD
B. Monitor perdarahan.
C. Lakukan masase uterus
D. Kolaborasi pemberian cairan infus.
E. Lakukan peregangan tali pusat terkendali

Pembahasan:
Manajemen aktifkala m yang harus dilakukan adalah suntikan oksitosin, peregangan tali pusat terkendali/PTT
dan masase uterus. Jika belum ada tanda-tanda plasenta lepas seperti semburan darah tiba tiba, tali pusat
memanjang, kontraksi uterus kuat, maka yang harus dilakukan adalah langkah II manajemen aktif yaitu PTT.
IMD dilakukan untuk membantu proses oksitosin alami saja.
Jawaban : E

70. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 Post SC hari kedua rawat gabung dengan bayi. Hasil
pengkajian: TFU 1 jari bawah pusat, dan kontraksi baik. Kondisi bayi sehat, BBL 2600 gram dan reflex hisap
baik. Pasien mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ajarkan teknik relaksasi
B. Ajarkan posisi pelekatan
C. Lakukan kompres hangat
D. Susui bayi sesering mungkin
E. Lakukan perawatan payudara

Pembahasan:
Faktor yang paling penting dalam proses pemberian ASI kepada bayi adalah hisapan bayi pada payudara ibu.
Hisapan bayi pada payudara ini akan menstimulasi pengeluran hormone oksitosin dan hormon prolaktin yang
berfungsi untuk produksi ASI dan pengeluaran ASI, sehingga apabila bayi terus menerus menghisap payudara
jumlah ASI akan semakin banyak untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bagi bayi.
Jawaban : D

71. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan gatal dan perih pada daerah
vagina. Hasil pengkajian area genetalia tampak merah, secret vagina banyak, berbau dan berwarna agak
kuning.
Apakah intervensi yang tepat pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan untuk pemeriksaan apusan vagina
B. Merencanakan pemeriksaanpapsmear
C. Kolaborasi foto rontgen pelviks
D. Kolaborasi USG transvaginal
E. Kolaborasi pemeriksaan urin

Pembahasan:
Kasus menunjukkan data adanya tanda-tanda infeksi spesifik pada vagina yang dapat disebabkan oleh
trichomonas dan candida albicans. Tanda dan gejala dari vaginitis pada kasus antara lain yaitu area genetalia
tampak merah, secret vagina, banyak, berbau dan berwarna agak lanung, sehingga intervensi yang paling
prioritas adalah melakukan pemeriksaan apusan vagina, dengan cara di ambil sekret vagina selanjutnya di
periksa di laboratorium.
Jawaban : A

72. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik KB untuk konsultasi ingin mengatur jarak
kelahiran anak. Hasil pengkajian pasien baru memiliki 1 anak yang berusia 7 bulan. Observasi tanda-tanda
vital: TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, dan MT 27
Apakah metode kontrasepsi yang tepat untuk pasien tersebut?
A. pil
B. implant
C. suntik
D. kontrasepsi mantap
E. alat kontrasepsi dalam rahim

Pembahasan:
Pemilihan metode kontrasepsi sangat tergantung dari kondisi pasien antara lain:
1. Tujuan dari penggunaan kontrasepsi (untuk mengaturjarak kelahiran anak atau tidak ingin punya anak lagi)
2. Kondisi fisik ibu : Beberapa kondisi ibu yang perlu diperhatikan adalah vital sign, BB, TB, atau JMT dari ibu,
riwayat kesehatan ibu, riwayat penyakit yang diderita oleh ibu dan riwayat penyakit kronis pada keluarga yang
mungkin di turunkan (hipertensi, DM, dan obesitas)
3. Jumlah anak hidup dan usia anak hidup
4. Jenis kontrasepsi yang akan dipilih dan syaratnya.
a. Kontrasepsi hormonal (pil, suntik, susuk dan patch) tidak direkomendasikan pada ibu yang mengalami
hipertensi, obesitas, varises, dan DM.
b. Kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) direkomendasikan pada perempuan yang tidak memiliki riwayat PBD,
wanita dengan penyakit hipertensi, obesitas dan DM. Unsur aktif dalam IUD/AKDR bekerja dalam area local.
yaitu endometrium dan uterus saja.
c. Kontrasepsi mantap direkomendasikan pada perempuan yang sudah memiliki cukup anak dan tidak
menginginkan mempunyai anak lagi, sudah berusia lebih dari 35 tahun, anak yang paling kecil berusia lebih
dari 2 tahun.
Pada kasus mi data yang ditemukan adalah ibu baru berusia 30 tahun, tujuan ibu ingin mengatur jarak
kelahiran anak. TD 140/90 nimHg (kategori hipertensi ringan), EMT 27 (kategori obesitas), baru memiliki 1
anak yang berusia 7 bulan sehingga jawaban yang tepat adalah pasien direkomendasikan untuk menggunakan
alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
Jawaban : E

73. Seorang perempuan berusia 25 tahun P3A0 postpartum 2 minggu yang lalu. Hasil pengkajian pasien
mengatakan selama di rumah minum jamu-jamuan. Menurut budaya pasien hal ini dilakukan untuk
mempercepat pemulihan postpartum dan memperlancar ASI.
Bagaimana sikap perawat yang menunjukkan kepekaan terhadap budaya?
A. Mendukung kebiasaan pasien
B. Mempengaruhi keluarga mengubah kebiasaan ini
C. Menganjurkan pasien segera meninggalkan kebiasaan minum jamu
D. Menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien
E. Menganjurkan pasien meninggalkan kebiasaan ini secara sembunyi sembunyi

Pembahasan:
Sesuai dengan konsep transkultural nursing praktik keperawatan harus berfokus memandang persamaan dan
perbedaan budaya dengan menghargainya budaya tersebut Terdapat 3 pedoman menghadapi budaya yaitu: ])
mempertahankan budaya yang dimiliki oleh pasien, jika budaya tersebut tidak bertentangan dengan
kesehatan 2) mengakomodasi budaya pasien, jika budaya itu kurang menguntungkan kesehatan 3) merubah
budaya pasien, jika budaya itu bertentangan dengan kesehatan. Semua tindakan menghadapi budaya ini tetap
dilakukan dengan menghargai budaya tersebut. Pada budaya minum jamu pada masa postpartum dalam hal
ini perawat dapat menggunakan pedoman yang kedua yaitu mengakomodasi budaya pasien jika budaya itu
kurang menguntungkan bagi kesehatan. Jadi tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh perawat adalah
menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien. (Perawat belum mengetahui
secara pasti kandungan nutrisi dan obat pada jamu, pengolahan jamu secara tradisional dari olahan mmah
tangga tidak sepenuhnya dapat dijamin kebersihannya) tetap ada kemungkinan pasien dapat mengalami
masalah kesehatan dengan tetap menghargai budaya tersebut dan memberikan kesempatan pasien untuk
memutuskan perawatan kesehatan yang akan dilakukannya.
Jawaban : D

74. Seorang perempuan berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, datang kepoli KIA untuk periksa
kehamilan. Hasil pengkajian rampak odema di wajah dan ektremitas. TFU 30 Cm, punggung kiri, presentasi
kepala, DJJ 145x/menit. Perawat menjelaskan pada pasien cara menghitung gerakanjanin.
Apakah hasil yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan bayinya banyak bergerak
B. Pasien menyampaikanjumlah gerakanjanin
C. Pasien mengatakan odema berkurang
D. Pasien mengatakan kondisinya baik
E. Pasien mengatakan bayinya sehat

Cara menilai gerakan janin: Minta ibu hamil untuk berbaring miring dan menghitung 10 gerakan janin dalam 2
jam. Janin dinilai sejahtera bila gerakan janin dirasakan ibu 10 kali dalam 2 jam. Pada kasus diatas pasien
diharapkan dapat menghitung janin dan mampu menyampaikan jumlah gerakan janin yang dirasakan.
Jawaban : B

75. Seorang perempuan berusia 20 tahun, hamil aterm, dirawat di ruang bersalin dengan keluhan mules mau
melahirkan. Hasil pengkajian pembukaan lengkap dan selaput ketuban pecah. Perawat memimpin pasien
mengedan tetapi kepala janin masih di hodge JJI. Perawat menganjurkan pasien setiap meneran dengan posisi
jongkok.
Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut?
A. Mencegah laserasi perenium
B. Meningkatkan power ibu
C. Persalinan yang lancar
D. Kepala bayi turun
E. Mengurangi nyeri

Beberapa posisi yang dapat dilakukan pada saat meneran dalam persalinan normal adalah, posisi miring kiri
bermanfaat memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenisasi yang baik bagi bayi dan membantu
mencegah terjadinya laserasi. Posisi merangkak sangat baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit,
membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum. Posisi semifowler lebih mudah
bagi penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/men-support perineum, dan posisi
jongkok/berdiri sangat berguna membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul dan
memperbesar dorongan untun meneran.
Jawaban : D

76. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik KIA diantar oleh ibunya dengan keluhan
keputihan sudah l minggu, Hasil pengkajian, pasien setiap selesai BAK dan BAB kemaluan tidak di keringkan,
tampak keluaran cairan dari vagina, dan daerah labia nampak berwarna merah. Perawat menjelaskan tentang
kebersihan vagina.
Apakah evaluasi yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan dirinya telah sehat
B. Pasien mengatakan keputihan berkurang
C. Pasien bersedia melakukan imunisasi HPV
D. Pasien dapat menjelaskan cara vulva hygiene
E. Pasien mengatakan mengerti dengan Penjelasan dari perawat

Pembahasan:
Cara menilai intervensi berhasil adalah pasien bisa menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang telah di
jelaskan sebelumnya.
Jawaban : D

77. Perempuan berusia 45 tahun datang ke poli ginekologi dengan


keluhan keputihan yang berbau sejak 3 bulan yang lalu. Hasil pengkajian pasien perdarahan saat berhubungan
seksual, sekret vagina banyak dan berwarna kuning. Perawat menyarankan untuk melakukan deteksi awal
dengan pemeriksaan papsmear.
Apakah informasi penting yang harus disampaikan perawat pada kasus tersebut?
A. Tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
B. Tidak minum antibiotik selama 2 hari sebelum pemeriksaan
C. Datang kembali saat menstruasi hari ke 7
D. Paling tepat dilakukan saat masa subur
E. Puasa 12 jam sebelum pemeriksaan

Pembahasan:
Informasi penting yang harus disampaikan oleh perawat untuk persiapan Pap smear adalah tidak melakukan
hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan, tidak sedang menstruasi/ waktu yang paling baik untuk
pengambilan lendir leher rahim adalah 2 minggu setelah haid selesai dan jangan menggunakan pembasuh
antiseptik di sekitar vagina 72 jam sebelum pemeriksaan.
Jawaban : A
78. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 postaartum 6 jam dirawat di ruang nifas dengan keluhan
lemas, dan keluar darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian: TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit.
Kontraksi uterus lunak, dan kandung kemih penuh. Perawat segera mengosongkan kandung kemih dan
melakukan masase uterus.
Apakah hasil yan g diharapkan dari tindakan tersebut?
A. Lochea rubra
B. Keadaan Umum baik
C. Kontraksi uterus kuat
D. Kandung kemih kosong
E. Tinggi tandus setinggi umbilikus

Pembahasan:
Berdasarkan data awal pada 6 jam postpartum terdapat keluhan lemas. banyak keluar darah dari jalan lahir.
Perawat sudah harus berflkir ke kemungkinan adanya perdarahan, sehingga dilanjutkan dengan pemeriksaan
kontraksi uterus. Kontraksi uterus yang kurang kuat dapat disebabkan oleh retensio placenta, atonia uterus.
Disamping itu kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi uterus karena posisinya tepat bagian
anterior dari uterus. Bila pada pemeriksaan ditemukan kandung kemih penuh, segera kosongkan kandung
kemih, dan lakukan masase uterus sehingga kontraksi uterus kuat.
Jawaban : C

79. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat dan bicara sendiri. Menurut
keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang meninggal 1 tahun lalu, selalu dimarahi oleh ayahnya, pemah tidak
naik kelas, dan pernah ditinggal menikah pacarnya 2 tahun -lalu. Hasil pengkajian pasien mengatakan malu
karena belum menikah.
Apakah faktor presipitasi pada kasus tersebut?
A. kehilangan orang yang dicintai
B. gagal pendidikan
C. gagal menikah
D. putus obat
E. pola asuh

Pembahasan:
Teljadinya gangguan jiwa diawali dengan faktor predisposisi/ pendukung dan faktor presipitasi/pencetus.
Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat di gunakan untuk
mengatasi stres. Faktor presipitasi adalah stimulus yang berasal dari internal dan eksternal yang mencakup
waktu (berapa lama orang terpapar) dan jumlah stressor yang dialami. Kedua faktor tersebut terdiri dari aspek
biologis, psikologis, sosial dan spiriual.
Jawaban : D

80. Seorang laki-laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di rumah. Hasil pengkajian
tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil memukuI-mukul tempat tidur. Perawat akan melakukan
pengikatan pada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. non maleficience (tidak merugikan px)
B. beneficience (tindakan bermanfaat)
C. autonomy (Tidak memaksa)
D. veracity (Jujur)
E. justice (berlaku Adil)

Pembahasan:
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak azasi manusia.
Untuk melindunginya maka setiap tindakan harus memperhatikan prinsip etik seperti Non Malejicience,
Beneficence, Autonomy, Veracity, Justice. Non Maleficience (tidak melakukan tindakan yang merugikan),
Bene/icence (setiap tindakan bermanfaat bagi pasien dan keluarga), Autonomy (tidak boleh memaksakan
suatu tindakan pada pasien), Veracity (mengtaakan sejujurnya tentang apa yang dialami pasien), Justice (harus
mampu berlaku adil pada pasien).
jawaban : A

81. Seorang perempuan berusia 20 tahun, bekerja sebagai model, dirawat di RSU karena kecelakaan yang
mengakibatkan luka diwajahnya. Hasil pengkajian: pasien mengatakan "sudah tidak ada lagi yang bisa saya
lakukan, saya tidak bisa bekerja lagi", dan diucapkan berulang-ulang. Pasien terlihat murung dan susah tidur.
Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut?
A. ansietas
B. keputuasaan
C. ketidakberdayaan
D. harga diri situasional
E. gangguan citra tubuh

Pembahasan:
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara
signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
Jawaban : C

82. Seorang laki-laki berusia 24 tahun menjalani hemodialisis di RSU sejak 5 tahun lalu. Hasil pengkajian pasien
mengatakan merasa bosan dengan berbagai pengobatan yang sudah dilakukan, tetapi kondisinya tetap seperti
ini. Pasien menolak untuk dilakukan hemodialisis selanjumya. Menurut keluar pasien susah tidur dan sering
menangis ketika dirumah. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ?
A. berduka disfungsional
B. ketidakberdayaan
C. harga diri rendah
D. keputusasaan
E. ansietas

Pembahasan:
Keputusasaan merupakan kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak tersedianya
alternatif pemecahan masalah dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri. Salah satu
penyebab karena penurunan kondisi fisiologis, penyakit kronis, kehilangan kepercayaan pada kekuatan
spiritual, kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting, pembatasan aktivitas jangka panjang dan isolasi
sosial.
Jawaban : D

83. Seorang perempuan usia 30 tahun di rawat di RSJ alasan masuk susah tidur, mondar-mandir, dan 3 bulan
tidak minum obat Pasien mengatakan suaminya sering malakukan KDRT dan saat ini sudah dicerai, malu
dengan kondisinya. Hasil pengkajian: pakaian tidak rapi, bicara dan tersenyum sendiri, malas berinteraksi
dengan orang lain, dan mondar-mandir. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ?
A. halusinasi
B. isolasi sosial
C. harga diri rendah
D. defisit perawatan diri
E. regiment terapi inefektif

Pembahasan:
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berapa respon panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak jelas. Tanda dan gejala halusinasi adalah
menyatakan mendengarkan suara bisikan/ melihat bayangan dan merasakan sesuatu melalui indera perabaan,
penciuman, atau pengeapan. Bicara sendiri, mengarahkan telinga ke arah tertentu, dan melihat ke satu arah.
Jawaban : A

84. Seorang perempuan usia 30 tahun, dirawat di RSJ dengan marah-marah, menyendiri, tidak mau mandi dan
kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian: pasien mengatakan mempunyai 4 anak dan sudah bercerai satu bulan
yang lalu, merasa sendiri dan mengatakan "Tolong sampaikan pada keluarga saya untuk menjaga anak-anak
saya, mungkin saya tak akan bisa merawat mereka lagi! ”.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. isolasi sosial
B. risiko bunuh diri
C. perilaku kekerasan
D. defisit perawatan diri
E. halusinasi pendengaran

Pembahasan:
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan
atau pembinasaan oleh individu sebagai akibat krisis multidimensional pada pemenuhan kebutuhan mdmdual
dimana individu merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Penyebabnya adalah harga
diri rendah, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidupi penyakit kritis, dan
perpisahan.
Jawaban : B

85. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah-marah dan menolak minum obat. Hasil
wawancara pasien mengatakan tidak mau bicara karena dirinya mempunyai ilmu suci yang bisa
menyembuhkan orang, bicara inkoheren dan fIigt of idea. Keluarga mengatakan pasien gagal ujian CPNS enam
bulan lalu.
Apakah masalah keperawatan utama yang tepat pada kasus di atas?
A. waham
B. harga diri rendah
C. kerusakan komunikasi
D. regimen tetapi inefektif
E. risiko perilaku kekerasaan
Pembahasan:
Waham diamkan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak
sesuai dengan kenyataan. Ditandai dengan ungkapan berulang-ulang tentang keyakinan yang salah atau tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada.
Jawaban : A

86. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RS j karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan lalu dan
kadang marah tanpa sebab: Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, afek labil,
dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu. Apakah tujuan tindakan
keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lmgkungannya.
B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya. .
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi, waktu, frekuensi,
situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi. Melatih pasien
mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien). Memberikan pendidikan
kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 benar.
Jawaban : D

87. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAR, mengalami, wasir sejak 6. bulan
lalu. dan akan dilakukan operasi. Hasil pengkajian pasien terlihat gelisah, sulit tidur, TD 135/80 frekuensi nadi
90x/menit, muka pucat dan mengatakan takut dan khawatir terhadap tindakan operasi yang akan di laluinya.
Apakah rencana keperawatan pada kasus, tersebut?
A. identifikasi penyebab cemas.
B. anjurkah latihan spiritual.
C. latih tarik napas dalam.
D. latih hipnosis limajari.
E. latih teknik distraksi.

Pembahasan:
Pasien yang akan menjalani operasi mayoritas mengalami sulit tidur, peningkatan TTV, merasa khawatir akan
tindakan yang akan dilakukan. Hal tersebut merupakan gejala ansietas. Pasien pada kasus di atas mengalami
ansietas sedang akibat adanya ancaman terhadap kesehatan diri (akan dilakukan tindakan operasi). Tanda
gejala yang dialami pasien, antara lain perubahan fisiologis. (ketegangan meningkat, pola tidur berubah),
perubahan psikologis (respon emosional tidak nyaman) dan pembahan kognitif (lapang presepsi menurun)
(Vldebeek, 2008). Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain kaji tanda-tanda ansietas, ajarkan pasien
tehnik tarik nafas dalam, distraksi, hipnotis lima jari dan spiritual (Stuart, 2016).
Jawaban : C

88. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah pada seorang perempuan berusia 28 tahun yang post
dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pengkajian: klien sudah mampu berinteraksi dengan keluarga dan
menyatakan keinginan bekerja kembali, tetapi takut melakukan kesalahan. Pasien mengatakan suka membuat
kerajinan tangan.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. mendiskusikan tentang kegiatan harian pasien.
B. melatih kemampuan positif yang dimiliki pasien.
C. mendiskusikan kemampuan dan aspek positifpasien.
D. melibatkan pasien pada kegiatan rehabilitasi di masyarakat
E. melibatkan pasien dalam kegiatan kelompok di masyarakat

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah adalah identifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien. Bantu pasien memulai kemampuan yang dapat digunakan. Bantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih. Latih kemampuan yang dipilih pasien.
Jawaban : B

89. Seorang laki-laki berusia 35 .tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering marah-marah dirumah.
Keluarga mengatakan pasien malas minum obat karena merasa mengantuk setelah minum obat Hasil
pengkajian pasien masih menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa perbaikan pada
dirinya.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. menjelaskan fungsi minum obat.
B. memotivasi pasien agar mau minum obat
C. mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat
D. melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi injeksi.
E. menunda pemberian obat sampai pasien mau meminum.

Pembahasan:
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan terancam
berupa ancaman fisik atau ancaman terhadap konsep diri yang diekspresikan dengan mengancam,
mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan.Tindakan keperawatan pada pasien risiko perilaku
kekerasan adalah: mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang
dilakukan, menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan, mempraktekkan latihan cara mengontrol dengan
cara fisik I, fisik II, cara verbal, cara spiritual dan minum obat.
Jawaban : B

90. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas karena mengurung diri dikamar
sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka bicara sendiri. Hasil pengkajian; kontak mata kurang, hanya
mengangguk dan menggelengkan kepala saat ditanya. Keluarga mengatakan klien diberhentikan dari
pekerjaannya.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi.
B. Pasien mampu menjaga kebersihan diri.
C. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
D. Pasien tetap mampu berorientasi pada realita.
E. Pasien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri.

Pembahasan:
Isolasi social adalah Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan
interpersonal yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan
(sosialisasi) dengan orang lain. Adanya. Tujuan dari diagnosisi keperwatan Isolasi sosial adalah pasien mampu
interaksi.
Jawaban : A

91. Perawat melalaikan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun yang melakukan percobaan
bunuh diri. Hasil pengkajian pasien tidak mau keluar rumah, mengatakan malu telah gagal menjaga
kehormatannya dan meminta perawat tidak menceritakan masalahnya kepada orangtua. Keluarga bertanya
tentang kondisi anaknya kepada perawat.
Apakah komunikasi perawat pada kasus tersebut?
A. ”Saya tidak boleh menyampaikan kondisi anak bapak "
B. "Saat ini keluarga belum perlu tahu kondisi anak Bapak”
C. "Sepertinya anak bapak belum mampu menceritakan masalahnyapada keluarga "
D. "Untuk saat ini, mohon keluarga mempercayakan kondisi anak bapak pada saya "
E. "Saya harus berbuat adll pada anak Bapak, yang tidak ingin kondisinya diketahui keluarga".

Pembahasan:
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak azasi manusia.
Untuk melindunginya maka perawat harus memperhatikan prinsip etik seperti Non Manleficience (tidak
melakukan tindakan yang merugikan), Beneficence (setiap tindakan bermanfaat bagi pasien dan keluaga),
Confidentiality (menjaga kerahasiaan pasien), Veracity (mengatakan sejujurnya tentang apa yang dialami
pasien), Justice (harus mampu berlaku adil pada pasien).
Jawaban : D

92. Seorang perempuan  berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 14 hari yang lalu. Keluarga mengatakan bahwa
di rumah  pasien sering melamun, berbicara sendiri dan menangis. Hasil pengkajian: pasien mengungkapkan
bahwa dirinya membebani keluarga, dan keluarga akan bahagia jika dirinya tidak adalagi.
Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan untuk kasus di atas?
A. Identifikasi tema
B. Berbagi persepsi
C. Klarifikasi
D. Fokuskan
E. Refleksi

Pembahasan:
Terdapat beberapa teknik komunikasi terapeutik. Identifikasi tema adalah bersama pasien mengidentifikasi isu
dasar atau masalah yang dialami oleh klien yang muncul secara berulang selama hubungan perawat-klien.
Berbagi persepsi dilakukan melalui pertanyaan yang bertujuan untuk memverifikasi pemahaman perawat yang
sedang dipikirkan atau dirasakan oleh klien. Klariflkasi mencoba merangkai kedalam kata-kata kedalam ide
atau pikiran klien yang tidak jelas untuk meningkatkan pemahaman perawat atau meminta klien untuk
menjelaskan apa yang dimaksudkan. Fokus adalah pernyataan atau pertanyaan yang membantu klien
melebarkan topik yang penting. Refleksi mengarahkan klien ke belakang ide, perasaan, pertanyaan atau isi.
Jawaban : C

93. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16 tahun. Keluarga
mengatakan pasien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian klien mengatakan malu dengan
bekas luka bakar pada wajah, dan tampak sering menutupi waj ah. Pasien tampak murung dan banyak
menunduk. Perawat merancang asuhan keperawatan pada pasien.
Apakah knriteria evaluasi pada kasus tersebut?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan orang lain

Pembahasan:
Perubahan pada citra tubuh dapat menyebabkan teljadinya harga diri rendah situasional ditandai dengan data
subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri
sendiri, menolak penilaian positifterhadap diri, dan sulit konsentrasi. Data objektif: bicara pelan dan lirih,
menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang,
lesu, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan.
Jawaban : D

94. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan lalu dan
kadang marah tanpa scbab. Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, afek labil,
dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu. Apakah tujuan tindakan
keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya.
B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya.
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi, waktu, frekuensi,
situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi. Melatih pasien
mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien). Memberikan pendidikan
kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 benar.
Jawaban : D

95. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu karena marah-marah, bicara
dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat diri. Hasil pengkajian pasien mengatakan "Saya tidak lulus
pramugari karena pendek dan kulit hitam, saya malu", ekspresi murung, dan tidak mampu memulai
percakapan.
Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. mandi, keramas, dan gosok gigi secara mandiri
B. bercakap-cakap dengan pasien lain
C. melakukan kemampuan positif
D. halusinasi terkontrol
E. marah terkontrol
Pembahasan:
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri dan
kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan perasaan tidak berharga,
tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak berarti. Tanda dan gejala harga diri rendah
adalah menilai diri negatif (misal; mengungkapkan tidak berguna, tidak tertolong), merasa malu/bersalah,
merasa tidak mampu melakukan apapun, meremehkan kemampuan mengatasi sulit, merasa tidak memiliki
kelebihan, berjalan menunduk, kontak mata kurang, lesu, tidak bergairah, berbicara pelan, lirih dan pasif.
Tindakan Keperawatan difokuskan pada peningkatan harga diri pasien.
Jawaban : C

96. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di RSJ karena marah-marah bicara sendiri, menolak mandi.
Hasil pengkajian: kontak mata tidak ada, menyendiri dan menolak interaksi. Pasien sudah diajarkan cara
mengontrol marah,mengontrol halusinasi, cara berkenalan dan cara merawat diri.
Apakah kemampuan yang harus ditunjukkan pasien pada kasus tersebut?
A. baju bersih dan rapih.
B. tanda-tanda marah berkurang.
C. mempunyai teman, kontak mata (+).
D. berorientasi pada realita.
E. harga diri meningkat

Pembahasan:
lsolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan intelpersonal yang
mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan (sosialisasi) dengan
orang lain. Tanda dan gejala Menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian, merasa tidak diterima,
mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, dan
tidak mampu memenuhi harapan orang lain. Evaluasi kemampuan pada pasien isolasi sosial meliputi
kemampuan pasien berinteraksi dengan orang lain ditandai dengan ada kontak saat bicara, menatap lawan
bicara, memulai pembicaraan, mengikuti kegiatan kelompok.
Jawaban : C

97. Seorang perempuan berusia 40 tahun dikunjungi oleh perawat puskesmas karena tidak kontrol ulang
selama 1 bulan. Hasil pengkajian: rambut kotor, acak-acakan, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku hitam,
panjang dan kotor. Perawat menjelaskan tentang pentingnya kebersihan diri.
Apakah kemampuan yang ditunjukkan pasien pada situasi tersebut?
A. pasien dapat menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan.
B. pasien mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dengan benar.
C. pasien mengenal masalah defisit perawatan diri.
D. pasien mengenal tanda kekambuhan dan rujukan.
E. pasien kontrol teratur ke Puskesmas.

Pembahasan:
Defisit perawatan diri terdiri dari mandi, berdandan/berhias, makan/minum, BAB/BAK. Intervensi
keperawatan meliputi menjelaskan pentingnya kebersihan diri (menjelaskan caramenjaga kebersihan diri.
Membantu pasien mempraktekkan cara menj aga kebersihan diri). Menjelaskan cara makan yang baik dan
membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik Menjelaskan cara eliminasi yang baik dan membantu
pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik Menjelaskan cara berdandan dan membantu pasien
mempraktekkan cara berdandan.
Jawaban : C
98. Seorang perempuan berusia 35 tahun di rawat di RSJ dengan marah-marah Hasil pengkajian pasien
mengatakan "Ibu saya mau meracuni saya karena dia tidak suka dengan calon suami saya, pokoknya saya tidak
mau makan makanan yang diberikan oleh ibu saya ". Afek labil, mondar mandir dan gelisah.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus di atas ?
A. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
B. Pasien dapat merawat diri secara mandiri.
C. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap.
D. Pasien dapat terinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
E. Pasien dapat menyalurkan energi marahnya secara konstruktif.

Pembahasan:
Intervensi keperawatan pada pasien waham antara lain membantu orentasi realita, mendikusikan kebutuhan
yang tidak terpenuhi, membantu memenuhi kebutuhannya, mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki,
dan melatih kemampuan yang dimiliki.
Jawaban : C

99. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 43 tahun, mengatakan pundaknya terasa berat dan
dirasakan sejak klien banyak bekerja menggunakan computer, klien mengurangi keluhan dengan minum obat
penghilang nyeri yang dijual bebas. Hasil pemeriksaan : TD 160/ 100 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit.
Apakah pengkajian yang harus diperdalam pada kasus tersebut?
A. Kebiasaan bekerja di depan komputer
B. Upaya klien mengatasi penyakitnya
C. Kebiasaan olah raga klien
D. Kebiasaan berobat klien
E. Kebiasaan makan klien

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan TD klien yang meningkat. Klien merasakan gejala hipertensi berupa rasa berat
di pundak dan kebiasaan minum obat yang tidak adekuat. Perawat perlu mengkaji banyak hal yang dapat
menjadi penyebab terj adinya hipertensi. Pada kasus yang paling relevan untuk di kaji adalah kebiasaan
berobat. Oleh karena itu maka jawaban D adalah jawaban yang paling tepat
Jawaban : D

100. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 1 tahun mengalami diare dan tampak
lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir, encer, frekuensi lebih dari
5kali/hari, selama 2 hari. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan anak pemah muntah saat diberi
minum. Hasil pengkajian: Berat Badan 6,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu 37.8 C. Frekuensi Nadi
100X/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. banyak cairan yang di keluarkan setiap buang air besar
B. obat yang sudah diberikan untuk mengatasi diare
C. jumlah makan yang dikonsumsi anak .
D. banyak nya cairan saat muntah.
E. akses layanan kesehatan
Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada anak antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, perawat perlu menindak lanjuti pengkajian faktor penyebab dari
kejadian diare dan hal yang memperberat status kesehatan anak.
Jawaban : A

101. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 2.5 tahun dan terlihat rewel. Keluarga
mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, kalau di beri makan
atau minum dimuntahkan. Hasil Pemeriksaan fisik: BB 8,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5° C,
Frekuensi Nadi 112X/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut:
A. makan dan minum yang di berikan sebelum sakit
B. anggota keluarga yang mengalami diare
C. apakah sudah dibawa ke pelayanan kesehatan
D. pemberian obat-obatan waktu yang lama
E. cara membersihkan kalau anak diare

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis sekunder akibat diare yang sering perawat perlu menindaklanjuti
pengkajian faktor penyebab dari dampak sekunder tersebut terkait peran keluarga.
Jawaban : E

102. Saat kunjungan rumah didapatkan klien anak laki-laki berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien
mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, perut dirasakan melilit dan nyeri, BAB lebih dari 5 kali sehari,
cair dan ada darah. Hasil pengkajian: TD 110/90 mmHg, Suhu: 37,8°C, Nadi: 100x/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut:
A. kebersihan dan penyajian makanan yang dikonsumsi
B. kebersihan dan pembuangan limbah keluarga
C. keluarga yang mengalami gejala yang sama
D. kebiasaan cuci tangan
E. kebiasaan jajan

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis perawat perlu menindaklanjuti pengkajian faktor penyebab teljadinya
diare yang Sering pada usia anak sekolah adalah makanan yang tercemar.
Jawaban : A

103. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 12 tahun mengalami diare sudah 2 hari
dan tampak lem‘as. Keluarga mengatakan BAB wama kuning, BAB cair, frekuensi lebih dari 5 kali. Keluarga
mengatakan anak tidak nafsu makan dan kalau minum sering dimuntahkan, Hasil pengkajian! Turgor kulit
kembali sangat lambat, suhu 38°C. Frekuensi nadi 88 x/meait Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. risiko defisiensi nutrusi
B. defisiensi kesehatan keluarga
C. risiko ketidak seimbangan cairan
D. risiko ketidak seimbangan elektrolit
E. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare pada klien usia sekolah antara lain: frekuensi, lama diare
dan kondisi klinis yang diperberat dengan klien muntah setiap minum, masalah keperawatan yang dapat
dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara lain dampak klinis akibat dehidrasi.
Jawaban : E

104. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien
mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, BAB lebih dari 5 kali sehari Hasil pengkajian: TD 110/90
mmHg, Suhu: 37,8°C, Nadi: 100x/ menit. Keluarga mengatakan anak-anaknya banyak jajan dan jarang makan
dirumah dan anggota keluarga lain juga sering diare. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan dan belum
pernah mendapatkan informasi kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. manejemen kesehatan tidak efektif
E. risiko ketidak seimbangan cairan

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan pada klien dan anggota keluarga antara
lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, serta kejadian berulang dalam keluarga masalah keperawatan
yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara dampak klinis akibat
perilaku yang tidak sehat.
Jawaban : D

105. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai pengobatan TBC Paru sejak
1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: klien tidak minum obat sejak 4 hari lata karena merasa sudah sehat.
Keluarga mengatakan nasehat keluarga untuk tetap minum obat diabaikan.
Apakah di agnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung beresiko
B. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. manajemen kesehatan tidak efektif
D. bersihanjalan napas tidak efektif
E. ketidakpatuhan

Pembahasan:
Data memmjukkan penyangkalan klien untuk minum obat karena merasa sudah sehat Paket Obat Anti TBC
(OAT) tidak mengandung obat yang dapat menurunkan gejala Efek OAT yang tepat adalah berkurangnya gejala
yang umumnya terjadi pada bulan pertama sampai ketiga masa pengobatan. Diagnosis keperawatan
ketidakpatuhan merupakan jawaban yang paling tepat Klien menunjukkan penolakan untuk minum OAT
karena ' merasa sudah sehat Jawahan yang lain tidak tepat
Jawaban : E
106. Saat kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 36tahun Hasil anamnesis: adalah satu anggota
keluarga menderita batuk lebih dan 3 minggu batuk berdahak dan mengeluarkan darah. berat badan terus
menurun dan keluar keringat dingin pada malam hari. Keluarga be anggapan penyakit yang dialami adalah
batuk biasa sehingga membeli obat bebas.
Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C Perilaku cenderung beresiko
D. Bersihan Jalan nafas tidak efektif 
E. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga belum memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
memastikan masalah kesehatan yang dialami. Kebiasaan keluarga menggunakan obat bebas mernmjukkan
bagaimana cara keluarga memelihara kesehatannya. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah B.
Jawaban A tidak tepat karena klien belum memulai pengobatan. Jawaban C, D dan E juga tidak tepat karena
tidak sesuai dengan data.
Jawaban : B

107. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Hasil pengkajian klien mengatakan
sudah dua bulan minum OAT, sesak mulai berkurang, sering lupa minum obat dan tidak nyaman jika memakai
masker. Klien tinggal bersama istri dan 2 anak dengan usia 3 tahun dan 5 tahun. Rumah terlihat lembab,
jendela di ruang tamu tidak dapat dibuka, kamar tidur tidak berjendela. Apakah diagnosis keperawatan yang
tepat pada kasus tersebut?
A. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
B. Koping keluarga tidak efektif
C. Koping individu tidak efektif
D. Pola nafas tidak efektif
E. Ketidakpatuhan

Pembahasan:
Pada kasus terdapat data sesak mulai berkurang dan sering lupa minum obat. Hal ini menunjukkan klien tidak
patuh minum OAT yang dapat mengakibatkan klien tidak sembuh total. Diagnosis koping individu maupun
koping, keluarga tidak efektif tidak dapat ditegakkan karena tidak ada data validasi. Data frekuensi nafas juga
tidak ada sehingga opsi jawaban D tidak dapat dipilih. Opsi jawaban ketidakpatuhan adalah yang paling tepat.
Jawaban : E

108. Hasil kunjungan rumah didapatkan data seorang perempuan berusia 35 tahun, mengatakan sudah 6 hari
diare, BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, mengeluh mual dan muntah saat makan atau
minum, kaki terasa kram dan merasa sakit. Hasil pengkajian: berat badan 45 Kg, turgor kulit kembali lambat,
suhu 37.5°C. Frekuensi Nadi 86 x/menit, RR: 18 x/menit.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. risiko ketidak seimbangan cairan
E. defisiensi kesehatan keluarga

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah
kekuatan data yang ada pada kasus antara klinis akibat dehidrasi.
Jawaban : C

109. Pada kunjungan rumah, seorang perempuan 50 tahun mengalami kesulitan berjalan, mengeluh kaki
terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila digerakkan dengan skala nyeri 7 dari rentang 10. Klien menggunakan
tongkat sebagai alat bantu jalan.Nilai hasil pengkajian Barthel indeks 80 (ketergantungan sebagian). Klien
mempunyai riwayat post stroke 2 kali, Hasil pemeriksaan flsik: TD 150/ 100 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu
normal, RR 30 x/menit.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. gangguan interaksi
B. gangguanimmobilisasi
C. resiko tmggijatuh/injuri
D. kerusakan mobilitas flsik
E. gangguan rasa nyaman nyeri

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan tingkat nyeri kl ien tinggi (7 dari 10). Efek stroke dapat mempengaruhi fungsi
musculoskeletal berapa menurunnya kemampuan klien melakukan pemenuhan kebutuhan dasar sampai
dengan menurunnya mobilisasi klien. Selain itu stroke juga mempengaruhi kemampuan klien berinteraksi.
Pada kasus, data yang paling perlu diperhatikan adalah nyeri oleh karena itu pilihan jawaban yang palingtepat
adalah E.
Jawaban : E

110. Saat kunjungan rumah ditemui pria berusia 25 tahun. Hasil anamnesis: Klien mengatakan mendapat Obat
Anti Tuberculosis (OAT) tapi mual kalau diminum. Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan
agar klien mau minum OAT.
Apakah tujuan keperawatan keluarga yang harus dilakukan?
A. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang OAT
B. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memotivasi klien
C. Meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan OAT
D. Meningkatkan kesadaran keluarga akan bahaya penyakit TBC Paru
E. Meningkatkan pemanfaatan fasyankes dalam mengatasi efek samping OAT

Pembahasan:
Tujuan keperawatan mengacu pada penyelesaian etiologi dari diagnosis keperawatan yang ditegakkan.
Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan keluarga harus menggambarkan kemampuan dan
tanggungjawab keluarga terhadap lima tugas kesehatan keluarga. Pada kasus, data menunjukkan kesulitan
keluarga dalam mendukung klien menjalankan pengobatan. Hal tersebut terkait dengan kemampuan keluarga
memberikan perawatan pada klien terutama agar 'dapat menjalankan pengobatan sehingga jawaban yang
paling tepat adalah C. Jawaban yang lain tidak tepat.
Jawaban : C
111. Dalam kunjungan rumah ditemui seorang pria berusia 35 tahun, mengeluh batuk dalam sebulan terakhir,
nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan dan merasa demam. Hasil observasi didapatkan
data: klien membuang ludah sembarangan, tidak ada jendela di kamar tidur, pertukaran udara hanya dari
sumber pintu masuk. Keluarga mengatakan klien batuk darah sudah 3 kali dalam seminggu ini dan tidak tahu
harus melakukan apa.
Apakah intervensi yang perlu segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan membuat jendela di kamar
B. Melakukan pemeriksaan fisik.
C. Mengajarkan batuk efektif.
D. Menganjurkan memeriksa dahak BTA
E. Mengajarkan cara membuang ludah yang benar.

Pembahasan:
Gejala batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa demam
merupakan tanda dan gejala TBC yang perlu diwaspadai. Penegakan diagnosis medis untuk TBC perlu segera
dilakukan agar pengobatan dapat segera dimulai. Hasil pemeriksaan penunjang penting pada diagnosis TBC
adalah pemeriksaan BTA. Oleh karena itu intervensi yang perlu segera dilakukan perawat adalah
menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan dahak BTA.
Jawaban : D

112. Saat kunjungan rumah ditemui laki-laki berusia 38 tahun. Hasil anamnesis; klien didiagnosis TBC Paru.
Hasil observasi: klien tampak lemah sehingga tidak mampu bekerja. Istrinya mengatakan malu dengan
tetangga karena suaminya sakit sakitan dan tidak mau berhubungan seksual karena takut ketularan.
Apakah intervensi utama yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. Ajarkan batuk efektif
B. Anjurkan diit gizi seimbang
C. Berikan informasi tentang cara penularan TBC
D. Sediakan wadah tertutup untuk menampung ludah
E. Anjurkan istri tidak perlu malu dengan penyakit suami

Pembahasan:
Data menunjukkan ketakutan istri tertular TBC. Hal ini menunjukkan pemahaman keluarga tentang proses
penularan belum benar. Stigma juga ditunjukkan oleh keluarga. J awaban yang paling tepat adalah pemberian
informasi tentang cara penularan agar dapat menurunkan ketakutan keluarga. Jawaban yang lain tidak tepat
karena tidak secara langsung menyelesaikan masalah.
Jawaban : C

113. Pada kunjungan rumah ditemui seorang laki-laki berusia 56 tahun telah didiagnosis TBC Paru sejak 4
bulan yang lalu. Klien mengatakan kalau berjalan atau melakukan aktivitas sesaknya bertambah. Klien tersebut
merasa sangat terganggu dengan keluhannya itu.
Apakah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan?
A. Melatih batuk efektif
B. Menyarankan memakai alat bantu jalan
C. Membantu memenuhi kebutuhan dasar klien
D. Mengajarkan cara berjalan yang aman
E. Melatih relaksasi napas dalam
Pembahasan:
Pada kasus TBC kebutuhan dasar yang paling terganggu adalah fungsi respirasi. Teknlk relaksasi napas dalam
bertujuan untuk meningkatkan ventilasi arveoli, mencegah atelcktasi paru dan memelihara pertukaran gas.
Pada kasus, klien merasa sesaksaat melakukan aktivitas. J awaban yang paling tepat adalah E. Jawaban A tidak
tepat karena batuk efektif tidak akan mengurangi sesak. J awaban B, C dan D tidak tepat karena tidak terkait
dengan kebutuhan respirasi.
Jawaban : E

114. Seorang perawat menggunakan media slide dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang risiko
penularan TBC Paru pada sebuah keluarga. Pada slide tampak ilustrasi foto anak yang mengalami penularan
TBC Paru. Wajah anak tersebut terlihat jelas tanpa disamarkan atau ditutupi.
Prinsip etik manakah yang dilanggar oleh perawat dalam kasus?
A. nonmalefincence
B. confidentiality
C. beneficence
D. anonymity
E. Fidelity

Pembahasan:
Kerahasiaan atau confidentiality merupakan prinsip etik yang harus dilakukan perawat untuk menjaga privasi
klien dan keluarga. Pilihan jawaban lain tidak terkait dengan menjaga privasi.
Jawaban : B

115. Pada kunjungan rumah didapatkan perempuan berusia 56 tahun. Hasil pengkajian di dapatkan. data klien
mengatakan pundaknya terasa berat, TD 160/100 mmHg, frekuensi nadi 127 x/mnt. Klien sudah melakukan
pengobatan alternative Selama 5 tahun sejak dinyatakan menderita hipertensi. Klien meminum air yang sudah
di bacakan do'a.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menjelaskan bahwa pengobatan yang sudah dilakukan salah
B. Menyesalkan keluarga yang lebih mempercayai pengobatan alternatif
C. Mendiskusikan dengan klien dan keluarga bahwa air yang diminum tercemar
D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang diperlukan klien
E. Mendiskusikan kemungkinan pertentangan pengobatan alternative dengan hipertensi

Pembahasan:
Pada kasus ditampilkan data maladaptive terkait pengelolaan hipertensi pada klien. Tanda-tanda vital klien
juga tidak dalam batas normal. Klien dan keluarga belum menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mengatasi hipertensi yang dialami. Perawat perlu memberikan informasi terkait hipertensi dan cara
perawatan yang tepat tanpa menyinggung perasaan keluraga. Jawaban D adalah jawaban yang paling tepat.
Jawaban : D

116. Pada kunjungan rumah perawat mendapatkan bahwa keluarga telah menyiapkan pengobatan non
farmakologi untuk klien. Keluarga klien menjelaskan bahwa mereka ingin mengonsumsi herbal untuk
membantu menurunkan tekanan darah klien. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat?
A. Ajarkan keluarga cara mengukur tekanan darah
B. Beritahu keluarga efek pengobatan hipertensi dengan herbal
C. Izinkan keluarga menggunakan herbal apapun sesuai keyakinannya
D. Anjurkan keluarga untuk mendiskusikan penggunaan herbal dengan dokter
E. Beritahu keluarga bahwa herbal tidak aman dan seharusnya tidak di gunakan sama sekali

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga menggunakan pengobatan alternative berupa herbal untuk
mengatasi hipertensi. Pengobatan dengan herbal belum dapat dibuktikan efektif menurunkan tekanan darah
berdasarkan penelitian. Namun demikian, perawat harus menghargai keinginan keluarga dengan tetap
mengarahkan untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Perawat juga tidak dibenarkan mengajarkan
klien melakukan pengukuran tekanan darah karena interpretasi hasil pengukuran memerlukan pengetahuan.
klinis tentang hipertensi. Oleh karena itu, Jawaban yang paling tepat adalah D.

Jawaban : D
117. Pada kunjungan ramah ditemui seorang perempuan usia 59 tahun mengeluh pusing. Klien menderita
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini tinggal bersama cucunya yang berusia 18 tahun, karena kedua
orang tuanya meninggal. Klien masih sering kesawah ,jarang memeriksakan diri ke puskesmas karena
keterbatasan biaya Hasil pemeriksaan fisik: 1D: 150/80mmHg,N: 75 x/mnt.
Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Anjurkan klien untuk banyak istirahat
B. Anjurkan cucu klien untuk menjaga klien
C. Anjurkan klien untukmakan makan an yang sehat
D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah
E. Minta staf desa untuk lebih memperhatikan klien yang tinggal hanya dengan cucunya

Pembahasan:
Data yang menonjol pada kasus adalah rendahnya akses ke pelayanan kesehatan karena factor ekonomi.
Tanda-tanda Vital masih dalamb atas normal. Tindakan yang paling tepat adalah mendekatkan layanan
kesehatan pada klien. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah D.
Jawaban : D

118. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 10 tahun, klien mengatakan sudah 2 hari
diare, BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali/ hari mengeluh mual dan muntah saat makan atau minum. Hasil
pemeriksan fisik: turgor kuht kembali lambat, suhu 37.5°C, Nadi 100 x/menit, RR: 18/menit. Klien belum
dibawa ke pelayanan kesehatan. Keluarga mengatakan cukup diberi minuman herbal. Perawat memberi
penyuluhan dampak diare pada kesehatan.
Apakah evaluasi pada tindakan perawat tersebut?
A. Keluarga dapat menyebutkan makanan yang sehat bagi pertumbuhan
B. Keluarga membawa klien ke pelayanan kesehatan
C. Keluarga dapat menyediakan makanan yang sehat
D. Anggota keluarga pertumbuhan
E. Anggota keluarga tidak jajan di luar

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang sudah dilakukan
Perawat yang perlu drahdaklanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik pengetahuan, sikap dan
tirtdakanyang di pengaruhi pemberian tindakan dalam kasus ini yang diharapkan adalah tindakan keluarga
dalam membawa klien kepelayanan kesehatan dengan kondisi klinik seperti kasus yang hanya di berikan
therapi alternatif .
Jawaban : B

119. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 1 tahun, Anus dan daerah sekitarnya lecet,
anak terlihat cengeng Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB wama kuning, encer, frekuensi lebih
dari 3 kali, tiap BAB anak dibersihkan menggunakan tissu, anak mau makan dan minum, sudah dibawa
kepelayanan kesehatan Hasil pengkajian: Turgor kulit kembali lambat, suhu 37.50°C. Frekuensi Nadi
112x/menit. Perawat mel atih keluarga cara. membersihkan apabila anak BAB.
Apakah evaluasi pada tindakan keperawatan tersebut?
A. keluarga dapat menyebutkan langkah-langkah perawatan luka lecet
B. keluarga dapat membersihkan anak saat BAB dengan benar
C. keluarga menyebutkan cara membersihkan anak saat BAB
D. keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan
E. keluarga mengatasi luka lecet anak sembuh

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang sudah dilakukan
Perawat yang perlu ditindak lanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik pengetahuan, sikap dan tindakan
dalam kasus ini yang diharapkan adalah peran  keluarga dalam merawat anggota  keluarga yang sakit yang
dapat dilaksanakan secara mandiri oleh keluarga.
Jawaban : B

120. Seorang perempuan berusia 70 tahun tinggal di panti wreda Sejak satu tahun yang lain. Klien mengeluh
badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sering ngompol di tempat duduk ataupun
tempat tidur. Tercium bau pesing dari pakaian dan kamar klien. Hasil pengkajian fungsional berdasarkan
Indeks KATZ, klien termasuk dalam kategori D, Apa masalah keperawatan pada kasus di atas?
A risiko intoleransi aktivitas
B. gangguan mobilitas fisik
C. defisit perawatan diri
D. inkontinensia urin
E. keletihan

Pembahasan:
Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidakmampuan mengontrol BAK karena berbagai
factor baik internal (misalnya proses penuaan) maupun eksternal (misalnya toilet jauh). Dengan adanya data
mayor klien sering ngompol dan berbau pesing, maka diagnosis yang paling tepat adalah inkontinensia urin.
Jawaban : D

121. Seorang laki-laki berusia 72 tahun tinggal di panti wreda sejak satu minggu yang lalu. Klien mengeluh
sering terbangun malam hari dengan penyebab yang tidak jelas dan sulit untuk tidur kembali Klien juga
mengeluh lemah dan tidak bisa berkonsentrasi. Klien tampak kusut, konjuctiva terlihat pucat. Apa masalah
keperawatan pada kasus di atas?
A. keletihan
B. risiko cidera
C. intoleransi aktifitas
D. gangguan pola tidur
E. defisit perawatan diri

Pembahasan:
Keluhan sulit tidur pada lansia perlu diperhatikan, diagnosis keperawatan terkait pola tidur di NANDA ada dua,
yaitu gangguan pola tidur dan insomia. Batasan karakteristik tiap diagnosis memiliki perbedaan yang jelas,
gangguan yang terjadi karena faktor eksternal dari lingkungan yang baru, panas, berisik, terlalu terang
diberikan diagnosis gangguan pola tidur. Gangguan yang disebabkan karena masalah internal lansia seperti
penyakit tertentu, nyeri ataupun siklus yang terganggu diberi diagnosis insomnia. Pada kasus diatas jelas
disebutkan bahwa klien bara saja tinggal dipanti dan mungkin belum beradaptasi dengan lingkungan, sehingga
diagnosis yang tepat adalah gangguan pola tidur.
Jawaban : D

122. Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun yang lalu. Klien mengalami katarak
dan gangguan gaya berjalan. sejak saat itu klien menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Klien
menyatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar panti yang berundak
dan lantai yang licin.
Apakah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?
A. nyeri
B. risikojatuh
C. risiko cedera
D. gangguan mobilitas fisik
E. koping individu tidak efektif

Pembahasan:
Pada lansia, risiko jatuh memiliki faktor risiko yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal
diantaranya adalah umur, penyakit (diabetes, hipertensi, depresi, demensia), gangguan gaya berjalan,
gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan. Sementara faktor eksternal dari risiko jatuh adalah kondisi
lingkungan seperti lantai licin, penerangan yang tidak adekuat, tempat tidur terlalu tinggi dan tanpa side rail,
alas kaki yang licin, tanggal/ undakan yang curam, kamar mandi tanpa pegangan, dan juga penggunaan alat
bantu jalan yang tidak tepat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang berada di institusi lebih
beresiko jatuh dibandingkan lansia yang berada di rumah Pada kasus diatas tampak jelas faktor risiko jatuh
dari klien baik faktor internal maupun eksternal. Risiko cidera tidak diplih karena kasus diatas spesifik cidera
yang beresiko terjadi adalah jatah bukan cidera karena hal lainnya.
Jawaban : B

123. Seorang perempuan berusia 69 tahun sudah 10 hari dirawat di bangsal geriatri dengan diagnosis medis
CHF dan DM. Hasil wawancara, klien mengatakan bahwa semakin hari keluhan berkurang, tetapi klien masih
masih merasa lemah. Klien mengatakan, "Saya masih merasa sesak jika harus berjalan ke kamar mandi." Hasil
pemeriksaan barthel indeks nilai: 8, morse scale: 9. TD: 160/100 mmHg, frekuensi napas: 26 x/mnt, frekuensi
nadi: 88 x/mnt.
Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas?
A. Keletihan
B. Risiko jatuh
C. Intoleransi aktivitas
D. Deficit perawatan diri
E. Ketidakefektifan pola napas
Pembahasan:
Intoleransi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari karena
ketidakmampuan secara fisiologis atau psikologis yang salah satunya ditandai oleh respon abnormal pada TTV
(Herdman, 2014). Klien telah memiliki diagnose medis CHF yang merupakan factor resiko terjadinya intoleransi
aktivitas. Jawaban A (keletihan) bukan merupakan pilihan yang tepat, karena kelemahan yang terjadi pada
pada klien terutama pada saat melakukan aktivitas.
Jawaban : C

124. Seorang laki-laki berusia 72 tahun, tinggal bersama anak danbcucunya.Saat berkunjung ke rumah, klien
tampak terbaring di kasur tanpa laken, tercium bau pesing, dan terdapat sisa makanan di sela gigi dan sekitar
mulut.Klien mengatakan jarang mandi karena tidak mau merepotkan menantunya untuk memandikan. Klien
bersyukur dengan kondisi saat ini dan menerima apa adanya.
Apakah diagnosis keperawatan yang sesuai untuk klien?
A. Kesepian
B. Inkontinensia
C. Pengabaian diri
D. Sindrom lansia lemah
E. Defisit perawatan diri: mandi

Pembahasan:
Pengabaian diri adalah perilaku yang terbentuk secara kultural, melibatkan satu atau lebih kegagalan dalam
mempertahankan aktivitas perawatan diri yang diterima secara sosial (Hetdman & Kamitsuru: 2014). Batasan
karakteristik dari diagnosis keperawatan ini juga dengan jelas menjelaskan bahwa pengabaian diri dicirikan
dengan higiene lingkungan dan personal yang tidak adekuat, dan tidak mematuhi aturan akitivtas yang sehat.
Pada kasus diatas pengabaian diri terjadi dikarenakan oleh gangguan fungsi peran dalam keluarga, berpura-
pura atau karena hal tersebut pilihan lansia sendiri.
Jawaban : C

125. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti Wreda mengeluh sering ngompol di celana
terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu. Klien terbiasa minum kopi sejak 30 tahun lalu. Tercium
baupesing dari pakaian klien, fungsi kognitif utuh.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
A. Memasang diapers
B. Mengurangi asupan cairan
C. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul
D. Mengaj ak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali
E. Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi

Pembahasan:
Sebagian dari data (mengompol saat batuk dan tertawa, tercium bau pesing) di atas merupakan indicator
mayor kejadian stress inkontinénsia urin. Inkontinensia jenis ini jenis ini disebabkan oleh pelemahan otot
dasar panggul dan otot-otot yang terlibat dalam proses berkemih. Kondisi ini merupakan indikasi pelaksanaan
latihan otot-otot dasar panggul.
Jawaban : C

126. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti wreda semenjak suaminya meninggal, sebulan yang
lalu. Klien terlihat kums dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm. Klien mengatakan sama sekali tidak nafsu makan,
karena biasanya ada suaminya yang selalu makan bersamanya. Klien juga mengatakan jarang minum, dalam
sehari ia hanya menghabiskan +/- 500 cc air.
Apakah tindakan yang tepat untuk kasus di atas?
A. Oral hygiene
B. Terapi nutrisi
C. Bantuan makan
D. Manajemen nutrisi
E. Monitoring nutrisi

Pembahasan:
Pada kasus diatas tampak kondisi malnutrisi pada lansia yang penyebabnya kompleks, disertai dengan adanya
penurunan Esiologis fungsi sistem gastrointestinal. Malnutrisi pada lansia dapat diatasi dengan intervensi
manajemen nutrisi, yang aktivitasnya meliputi melakukan modifikasi lingkungan untuk mendukung makan,
memilih makan kesukaan, menghitung jumlah kebutuhan dan melibatkan keluarga dalam memberikan
motivasi untuk makan (Bulechek, Butcher, Dochterman: 2013). Pilihan jawaban yang lain merupakan
intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan masalah nutrisi, namun dalam kasus ini yang paling tepat
dan mengatasi masalah secara langsung adalah manajemen nutrisi.
Jawaban : D

127. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang di klinik panti wreda dengan keluhan diare sejak satu hari yang
lalu. Hasil pengkajian diperoleh data: BAB cair 4 kali/hari, kulit dan membran mukosa kering, TD: 110/70
mmHg, dan suhu 36,2°C. Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. Anjurkan menghindari penyebab diare
B. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat
C. Monitor tanda-tanda vital
D. Kontrol risiko: hipertermia
E. Jaga keseimbangan cairan

Pembahasan:
Kasus di atas menunjukan bahwa keluhan utama klien adalah diare dengan masalah dehidrasi ringan. Lansia
juga berisiko mengalami dehidrasi karena proses penuaan seperti perubahan komposisi masa otot, lemak
subkutan, dan penurunan rangsang haus (Meiner, 201 5). Dehidrasi merupakan masalah yang harus segera
ditangani dengan menjaga keseimbangan cairan klien.
Jawaban : E

128. Seorang perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah dengan kasus paska stroke sejak 6 bulan yang
lalu. Klien hanya tinggal bersama suaminya. Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data bahwa kekuatan
otot bagian tubuh sebelah kanan 3 dan sebelah lari 5. Klien mengatakan bahwa ia masih bisa berjalan
perlahan dengan menggunakan tongkat.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Melatih penggunaan alat bantujalan
B. Melatih gerakan tabuh aktif dan pasif
C. Memberi anj uran tentang bantuan aktivitas fisik
D. Memodiflkasi lingkungan untuk memperluas pergerakan klien
E. Mengatur jadwal aktivitas klien sesuai dengan kemampuan fisik
Pembahasan:
Kasus di atas menunjukkan kondisi klien yang membutuhkan tindakan rehabilitasi karena mengalami
kelemahan pada anggota gerak. Seiring proses penuaan, masa dan kekuatan otot juga akan mengalami
penurunan secara berangsur (Meiner, 2015). Kasus di atas diperburuk dengan kejadian stroke hemoragik.
Kekuatan otot ekstremitas klien tidak maksimal untuk mengembalikan ke hmgsi asal klien perlu terus menerus
melakukan latihan agar kekuatan otot dapat kembali meningkat sehingga kemandirian klien akan meningkat.
Latihan pergerakan efektif untuk meningkatkan fungsi muskuloskeletal.
Jawaban : B

129. Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat di klinik geriatri dengan keluhan rasa panas pada daerah
bokong dan punggung. Klien lebih banyak berbaring di tempat tidur sejak 2 minggu yang lalu, setelah kaki dan
tangan sebelah kiri tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaaan kulit disekitar area coccygeus dan scapula
tampak kemerahan, klien tampak lemas, TD 160/ 100 mmHg, frekuensi nadi 88 x/mnt, frekuensi pernapasan
20x/mnt, dan suhu 37,2°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. MelatihROM
B. Melakukan massage
C. Mobilisasi tiap 2 jam
D. Memonitor kulit klien
E. Memberikan kompres air hangat

Pembahasan:
Proses penuaan yang terjadi pada sistem integumen lansia adalah: pembuluh darah berkurang, kulit tidak
elastis lagi, dan bantalan lemak berkurang. Hal ini dapat berakibat kulit lansia rentan mengalami gangguan jika
mengalami tekanan, dan jika terjadi luka, penyembuhan akan relatif melambat. Data terfokus pada adanya
risiko terjadinya luka tekan yaitu: terbaring dalam waktu yang lama, data terkait kondisi kulit yang berisiko
tertekan. Tindakan yang paling prioritas untuk dilakukan adalah memobilisasi tiap 2 jam untuk melancarkan
aliran darah guna mencegah luka tekan pada daerah tertentu.
Jawaban : C

130. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat selama tiga minggu di bangsal geriatri dengan kasus stroke.
Klien mengalami paralisis pada ektremitas bawah dan atas sebelah kanan serta gangguan bicara. Klien dibantu
makan minum. Klien akan kembali ke rumahnya besok sore. Apakah topik discharge planning yang harus
diberikan?
A. Peningkatan koping
B. Perencanaan nutrisi
C. Monitoring pengobatan
D. Peningkatan perilaku kesehatan
E. Kemandirian activity daily living

Pembahasan:
Discharge planning merupakan kegiatan untuk menciptakan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan pasien sehingga mampu secara fungsional
untuk kembali ke lingkungannya. Status fungsional merupakan komponen penting dari kualitas hidup lansia
(Meiner, 2015). Status fungsional menjadi patokan tingkat kesehatan seorang individu .Kemandirian
fungsional lansia sangat penting dicapai guna menjamin terpenuhinya activity daily living klien, apalagi dengan
kondisi lansia tinggal di rumah dengan keterbatasan tenaga yang merawat
Jawaban : E
131. Saat kunjungan ramah perawat menemukaan perempuan berusia 68 tahun mengeluh tidak bisa
mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan rumah sebelumnya perawat memberikan
penyuluhan dan latihan otot-otot panggul serta menganjurkan menggunakan diapers.
Apakah indikator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut?
A. Ketersediaan toilet
B. Penurunan frekuensi mengompol
C. Kepatuhan menggunakan diapers
D. Kemampuan melakukan latihan otot-otot panggul
E. Pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggul

Pembahasan:
Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki-laki untuk mengalami penurunan kekuatan otot
dasar panggul sebagai penyebab stress incontenensia. Latihan yang tepat pada otot dasar panggul akan dapat
menguatkan otot-otot yang terlibat dalam mcngontrol kemampuan berkemih. Keberhasilan jangka panjang
dari intervensi tersebut dapat dievaluasi dari penurunan jumlah/frekuensi mengompol yang terjadi setiap
harinya.
Jawaban : B

132. Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data: terdapat pegangan besi diseluruh tembok wisma, lantai
keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai dengan anti slip namun banyak terdapat lumut
Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia. Perawat memberikan penyuluhan pada lansia dan
pengasuh tentang resiko jatuh.
Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek intervensi tersebut?
A. Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan
B. Ada tidaknya peserta yang bertanya
C. Menurunnya angka kejadian jatuh
D. Peningkatan pemahaman lansia
E. Modifikasi lingkungan panti

Pembahasan:
Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data di panti wreda menunjukan
bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kati kejadian jatuh pada lansia. Berdasarkan data lingkungan juga
menunjukkan bahwa lingkungan sangat berisiko menyebabkan jatuh. Untuk penanganan jangka pendek
kejadian jatuh dibutuhkan peningkatan pemahaman lansiatentang faktor-faktor risiko jatuh. Kondisi ini dapat
dicapai melalui pemberian penyuluhan pada lansia dan pengasuh.
Jawaban : D

133. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti wreda. Klien mengeluh nyeri punggung sejak satu
minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tiduran. Skala nyeri 4 (0-10). Perawat sudah mengajarkan relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi keluhan.
Apakah kriteria keberhasilan tindakan tersebut?
A. Klien mengikuti program latihan
B. Klien mengatakan nyerinya berkurang
C. Klien mengerti tentang proses penyakit
D. Klien mengkonsumsi obat penghilang nyeri
E. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan nyeri ditegakkan karena adanya nyeri yang dapat menghambat seseorang dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi mengurangi nyeri salah satunya adalah dengan melakukan relaksasi
dengan napas dalam dengan benar. Keberhasilan intervensi tersebut dapat dilihat dengan berkurangnya
etiologi utama dari diagnosis yaitu nyeri.
Jawaban : B

134. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengalami stroke dan kelumpuhan sejak 3 bulan
lalu. Klien hanya berbaring dan duduk di kursi roda. Semua aktifitas dan kebutuhan klien dibantu. Bokong
terlihat kemerahan, kemudian perawat melakukan pembahan posisi setiap 2 jam sekali. TD 160/95 mmHg.
Apa kriteria evaluasi yang tepat untuk kasus di atas?
A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus
B. Semua kebutuhan dasar terpenuhi
C. Peningkatan personal hygiene
D. Peningkatan mobiltias fisik
E. TD dalam batas normal

Pembahasan:
Ada beberapa masalah yang nampak pada klien: hambatan mobilitas fisik dan adanya risiko kerusakan
integritas kulit Sekilas memang mobilitas flsik yang jadi masalah prioritas, namun perlu dilihat lebih seksama
terkait dengan masalah lain yang bisa dengan cepat diatasi yaitu pencegahan luka dekubitus. Selain itu,
intervensi yang difokuskan pada kasus adalah perubahan posisi setiap 2 jam sekati, ini merupakan intervensi
untuk menee gah terjadinya luka dekubitus.
Jawaban : A

135. Hasil pengkajian di suatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis 70% keluarga
prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai buruh, dan 50% penderita
sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan managemen kesehatan
D. ketidak efektifan managemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan komunitas yang sesuai pada kasus adalah defisiensi kesehatan komunitas karena
adanya atau satu lebih masalah kesehatan atau factor yang mengganggu kesejahateraan atau meningkatakan
reisiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu populasi. Peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis 70%
keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai buruh, dan 50%
penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan, menunjukkan batasan karakteristik
tentang:
- Masalah yang dialami oleh suatu populasi
- Risiko Hospitalisasi yang dialami oleh populasi
- Risiko status psikologis yang dialami oleh populasi
Jawaban : E
136. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan hanya 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan. Hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki prilaku jajan sembarangan di pinggir jalan. Di
sekolah sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak lebih suka jajan diluar.
Apakah diagnosis keperawatan kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manaj emen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan hasil observasi yaitu anak-anak
memiliki perilaku jajan sembarangan di pinggir jalan menunjukkan masalah perilaku kesehatan cenderung
berisiko karena batasan karakteristik komunitas gagal melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan,
mengurangi pembahan status kesehatan dan faktor yang berhubungan adalah kurangnya pemahamanan dan
pencapaian diri yang rendah.
Jawaban : A

137. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data 15% klien menyatakan tidak
melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak nyaman dengan efek samping obat
dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum obat.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cencerung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak
nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum obat yang
terdapat pada kasus menunjukkan ketidakefektifan manajemen kesehatan dengan batasan karakteristik
kesulitan komunitas dalam menjalankan program terapi, kegagalan dalam mengurangi faktor risiko dan faktor
yang berhubungan dengan program terapeutik.
Jawaban : D

138. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukan sebanyak 90% lansia memiliki tekanan darah normal.
Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi
standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan
darahnya di puskesmas atau posyandu lansia.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 90% lansia memiliki tekanan darah normal Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data
menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan
80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia yang terdapat
pada kasus terdapat batasan karakteristik kesiapan peningkatan manajemen kesehatan. Data tersebut
mengindikasikan keinginan untuk meningkatkan pilihan hidup sehari-hari, mengungkapkan keinginan untuk
menangani penyakit, mengungkapkan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap regimen terapeutik
yang diprogramkan.
Jawaban : C

139. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil didapatkan data 65% penduduk membuang sampah
rumah tangga di sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampah yang tepat adalah dengan dibakar. Data
di puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk pilek setiap bulan.
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. pendidikan kesehatan
C. intervensi profesional
D. proses kelompok
E. kemitraan

Pembahasan:
Data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai dan 40% warga menyatakan penanganan
sampah yang tepat adalah dengan dibakar, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang
kurang tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Kondisi seperti ini merupakan indikasi untuk dilakukan
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan.
Jawaban : B

140. Perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi masalah
tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui permasalahan tersebut dipicu
oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat. Apakah strategi intervensi pada kasus
tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. intervensi profesional
C. pendidikan kesehatan
D. proses kelompok
E. kemitraan

Pembahasan:
Data sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat menunjukkan adanya masalah kesehatan
yang berhubungan dengan tidak adanya dukungan pelayanan kesehatan berbasis masayarakat Hal tersebut
menyebabkan masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan ketika terkena DBD, sehingga intervensi
dalam bentuk kemitraan.
Jawaban : E
141. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna didapatkan data 85% remaja menyatakan pemah
menonton fllm porno, 5% remaja menganggap seks bebas adalah hal yang wajar dilakukan, 80% remaja belum
pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan 90% merasa malu meminta pendidikan seksual dari orang
tuanya.
Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. berkolaborasi dengan BKKBN
B. pendidikan kelompok sebaya
C. pendidikan perilaku seksual
D. pemberdayaan keluarga
E. manajemen stress

Pembahasan:
Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa. Salah
satu karakteristiknya adalah mencari aflliasi teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan emosi dan
sosial. Data pada kasus diatas menukikkan adanya masalah kesehatan reproduksi yang dapat menyebabkan
ketidakstabilan emosi pada kelompok remaja. Remaja cenderung terbuka menyampaikan permasalahan
tersebut kepada teman sebayanya. Oleh kerena itu teman sebaya perlu dilatih dan dibekali dengan
pengetahuan kesehatan reproduksi agar dapat menjadi pendidik sebayanya.
Jawaban : B

142. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis didapatkan data 70% lansia menghentikan
terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat kemudian memberikan pendidikan kesehatan tentang
jenis-jenis, manfaat dari pengobatan anti diabetes. Klien menyatakan merasa lebih nyaman menggunakan
terapi alternatif untuk penyakit yang dideritanya, karena relatif harganya bisa dijangkau.
Apakah respon perawat pada kasus tersebut?
A. menjelaskan kembali efek samping obat anti diabetes
B. menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif
C. menjelaskan tentang risiko terapi alternatif
D. mendukung pemanfaatan terapi alternatif
E. merujuk penderita ke puskesmas

Pembahasan:
Keputusan klien untuk tetap menggunakan terapi alternative setelah dilakukan pendidikan kesehatan, tentang
jenis-jenis dan manfaat pengobatan anti diabetes menunjukkan perawat perlu menghormati keputusan klien
tersebut Respon ini menujukkan perawat menerapkan prinsip etik otonomi. Prinsip otonomi adalah
pemenuhan hak klien dalam menentukan nasib sendiri sebagai individu/ kelompok yang unik dalam
mengemukakan pendapat, persepsi, nilai-nilai dan keyakinan mereka tentang kesehatan. Perawat
memberikan saran kepada klien untuk mengambil keputusan sendiri tanpa paksaan dan perawat Klien berhak
untuk menerima atau menolak tindakan keperawatan yang hendak diberikan.
Jawaban : B

143.Seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat diskusi dengan tim,
ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas wajahnya. Kemudian salah satu anggota tim
mengusulkan agar foto tersebut disamarkan. Apakah prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut?
A. veracity
B. autonomy
C. beneficence
D. confidentiality
E. nonmaleficence

Pembahasan:
Wajah atau identitas klien perlu disamarkan agar teljaga kerahasian sebagai orang dengan HIV/AIDS. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kehormatan klien sebagai manusia yang bermartabat Prinsip confidentiality adalah
upaya memegang teguh prinsip-prinsip kerahasiaan informasi tentang data kesehatan klien hanya untuk
kepentingan pemberian layanan keperawatan.
Jawaban : D

144. Hasil pengkajian disuatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang dalam
sebulan terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan menguras bak mandi setelah terlihat kotor, menggantung
baju di belakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar lingkungan rumah yang terisi air. Selama ini
masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pengobatan pada masyarakat yang terkena chikunguya di Puskesmas
B. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan chikungunya
C. Melakukan pendataan pada keluarga yang terkena chikungunya
D. Membentuk tim jumannk yang terdiri dari kader semua RT
E. Melakukan screening pada masyarakat yang berisiko

Pembahasan:
Data tentang belum adanya kegiatan berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah chikungunya
mengakibatkan tidak adanya upaya pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Salah satu bentuk
pemberdayaan masayarakat dalam pemantauan kejadian chikungunya adalah membentuk kader juru
pemantau jentik (jumantik) untuk memutus siklus hidup nyamuk sebagai vector penyebaran Virus
chikungunya.
Jawaban : D

145. Di satu desa teijadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga tidak memiliki jamban, 20%
buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai. Masyarakat menganggap kebiasan
tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun temurun. Perawat melakukan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Apakah indikator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. angka kejadian diare menurun
B. masyarakat bisa hidup lebih sehat
C. adanya WC umum tiap RT minimal 1
D. masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban
E. kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan

Pembahasan:
Evaluasi fonnatif adalah penilaian hasil yang diukur saat proses intervensi dilakukan dapat berupa respon
kognitif, afektif dan psikomotor dari klien. Perawat telah melakukan pendidikan kesehatan yang tuj uannya
untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup dan sehat. Sehingga
evaluasi keberhasilan yang dapat segera diukur setelah melakukan tindakan adalah pemahaman masyarakat
tentang pentingnya BAB di jamban.
Jawaban : D
146. Di satu desa terdapat 21 penderita TB Paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan penyuluhan
tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk mencegah penularan. Perawat
mengundang seluruh pasien TB Paru dan keluarganya. Apakah indikator evaluasi sumatif keberhasilan
tindakan pada kasus tersebut?
A. klien dan keluarga memahami tentang penularan TB Paru
B. keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal
C. keluarga menyediakan tempat membuang dahak
D. klien menggunakan masker setiap hari
E. angka kesembuhan TB meningkat

Pembahasan:
Evaluasi sumatif adalah merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai.
Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan capaian dari pelaksanaan program.
Asuhan keperawatan pada kasus difokuskan untuk mencegah terjadinya penyebaran tuberculosis pada
populasi masayarakat RW. Sehingga indikator akhir keberhasilan tindakan adalah angka kejadian TB tidak
bertambah.
Jawaban : E

147. Perawat dinas siang mmmh izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang karena keperluan keluarga, yaitu
mengikuti undangan pengarahan minat bakat anak dibsekolah anaknya. Kepala mang menjelaskan pada
perawat tersebut bahwa BOR mang rawat mencapai 90% dan mayoritas pasien berada pada tingkat
ketergantungan partial. Kepala mang meminta perawat tersebut tetap dalang sesuai jadwal dinasnya.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat tersebut?
A. Menginformasikan pada kepala ruang akan mengganti dinas di ban lain
B. Meminta kepala ruang tetap memberikan ijin tidak masuk kerja
C. Menyampaikan kepada ketua tim akan datang terlambat
D. Menghubungi perawat Lain untuk menggantikannya
E. Tetap bertugas sesuai jadwal dinas

Pembahasan:
Penjadwalan dinas sudah disusun sejak awal dan diharapkan sudah memfasilitasi kepentingan seluruh staf.
Kondisi yang dipaparkan dalam vignette memberikan gambaran beban kelja tinggi sehingga bila jumlah dan
mutu perawat berkurang dapat berpeluang menurunkan mutu layanan pada pasien dan masalah patient
safety. Kesimpulan keputusan yang perlu dilakukan oleh seorang perawat professional dalam konteks
kepemimpinan untuk tetap mengedepankan kepentingan pasien dan tim kerja sebagai bagian dari upaya
mempertahankan patient safety serta mampu memprioritaskan masalah untuk diselesaikan.
Jawaban : E

148. Perawat meminta kepada kepala mang untuk dijadwalkan kerja pada shif malam dan melanjutkan ke shif
pagi dengan alasan jarak rumah jauh dari RS. Kepala mang menolak permintaan tersebut dengan
mempertimbangkan beban kerja dan patient safety. Kepala ruang meminta kepada perawat agar berdinas
sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang tersebut?
A. Autokratik
B. Demokratik
C. Laissezaire
D. Transaksional
E. Transformasional

Pembahasan:
Manajer keperawatan bertindak mandiri secara profesional dalam hal pengambilan keputusan seperti kasus
diatas dan memberitahukan kepada para staf perawat bahwa manaj er tersebut tdah mengambil keputusan
tersebut dengan dasar peraturan yang berlaku dan pertimbanganpatient safety serta kondisi kesehatan
perawat yang bersangkutan.
Jawaban : A

149. Ruang rawat ICU dcngan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat perawat berpendidikan Ners
sebanyak 15 orang dan memiliki sertifikat pelatihan perawatan pasien kritis. Kepala ruang mengalokasikan 1-4
pasien untuk setiap perawat Perawat bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan sejak
pasien masuk sampai pulang. Apakah metode asuhan yang diterapkan?
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Modular
E. Fungsional

Pembahasan:
Setiap perawat memiliki tanggung jawab dalam pemberian asuhan kepeiawatan. Tanggung jawab tersebut
dimulai sejak pasien masuk sampai pulang. Dengan demikian setiap perawat memiliki kewenangan untuk
memenuhi seluruh kebutuhan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini hanya dapat (hlakukan oleh
perawat dengan kualifikasi lulusan Ners dan memiliki sertifikat atau pengalaman yang menunjang.
Jawaban : C

150. Ruang perawatan anak memiliki perawat sebanyak 20 orang dengan kapasitas tempat tidur 30 unit.
Kepala ruang berencana meningkatkan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditetapkan rumah sakit dan
telah diterapkan oleh ruang rawat lainnya. Kepala ruang mengidentifikasi kebutuhan perawat vokasional dan
profesional. Berapakah kebutuhan tenaga perawat profesional di ruang tersebut?
A. 5
B. 8
C. 11
D. 16
E. 20

Pembahasan: Kebutuhan tenaga perawat pada kasus tersebut di atas mengacu kepada
rumusanbperbandingan antara tenaga perawat professional dan vokasional dengan perbandingan 55 %:45%
(Abdullah dan Levine dalam Gillies 1999).
Jawaban : C

151. Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggung jawab pasien terjadinya kesalahan
identifikasi pasien dalam pemberian obat Hal tersebut disebabkan tetjadi disaster pasien karena kecelakaan
lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakat untuk melaporkan kejadian dan penanganannya kepada kepala
ruang saat timbang terima pasien dan akan mengusulkan dilakukan pembahasan bersama perawat lain.
Apakah jenis kegiatan yang tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut?
A. Conference
B. Laporan pagi
C. Ronde Keperawatan
D. Komunikasi S-BAR
E. DiskusiRefleksiKasus

Pembahasan:
Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette digambarkan telah terjadi kasus
kelalaian yang bersifat fatal sehingga menurut konsep DRK sebaiknya kej adian tersebut tidak perlu terulang
kembali dengan cara merefleksikan peristiwa tersebut pada perawat lain.
Jawaban : E

152. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima laporan di ners station dari perawat
asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan setelah laporan selesai, berkeliling ke ruang rawat untuk
memastikan kondisi pasien. Perawat primer melakukan identifikasi permasalahan pada pasien untuk
memastikan arahan asuhan perawatan yang akan diberikan pada perawat asosiate.
Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat primer tersebut?
A. Timbang Terima
B. Diskusi Refleksi Kasus
C. Ronde Keperawatan
D. Audit Keperawatan
E. Kredensialing

Pembahasan:
Gambaran kegiatan pada vignette menunjukkan penerapan timbang terima pada metode primer dengan
mekanisme laporan di ners station dan dilanjutkan ronde ke mang rawat hingga memastikan kondisi pasien
untuk kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya.
Jawaban : A

153. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat selama 2 hari dengan keluhan sesak nafas. Perawat primer
melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien bahwa pasien masih sesak nafas. Perawat telah
melakukan pemberian posisi fowler dan obat sesuai saran dokter.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat primer?
A. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance
B. Mendokumentasikan komunikasi S-BAR yang dilakukan
C. Mencatat latar belakang permasalahan pasien
D. Menunggu saran perawat konsultan
E. Menyampaikan hasil pengkajian

Pembahasan:
Komunikasi efektif dengan menggunakan metode ISBAR meliputi Introduction, Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Perawat primer telah melakukan komunikasi sampai tahapan asesmen pasien
dengan menyampaikan masalah sesak nafas masih telj adi. Tahapan yang perlu dilakukan perawat selanjutnya
adalah melakukan recommendation berupa pemberian oksigen.
Jawaban : A
154. Perawat melakukan komunikasi lewat telpon dengan dokter penanggung jawab pasien terkait kondisi
pasien yang tiba-tiba demam. Dokter memberikan rekomendasi pemberian obat antipiretik dan observasi
setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat dan membacakan ulang kepada dokter atas
rekomendasi yang lelah diberikan. Setelah dilakukan verifikasi melalui telepon, perawat memberikan obat
yang direkomendasikan tersebut. Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Membuat kronologi kejadian
B. Melaporkan kepada kepala ruang
C. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter
D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien
E. Mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi pasien

Pembahasan:
Perawat wajib memastikan bahwa konfirmasi kondisi pasien melalui telepon dengan dokter perlu
mendapatkan aspek legal secara tertulis yang dibuktikan dengan tandatangan dokter pada rekam medik/
dokumen pasien.
Jawaban : D

155. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil pengkajian
didapatkan kondisi kesadaran delirium, pasien gelisah, aktifitas sehari-hari dibantu, terdapat luka pada telapak
kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil laboratorium menunjukkan gula darah 400 mg/dL. Perawat menentukan
kondisi pasien untuk perawatan selanjutnya.
Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut?
A. Intermediate
B. Intensive
C. Minimal
D. Partial
E. Total

Pembahasan:
Deskripsi Vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami penurunan kesadaran dan data lainnya sesuai
dengan deskripsi konsep tingkat ketergantungan total.
Jawaban : E

156. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien teljatuh di kamar mandi. Perawat
segera datang ke tempat kejadian Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Melakukan pengkajian pasien
B. Membuat catatan insiden pasienjatuh
C. Melaporkan kepada kepala ruang tentang insiden tersebut
D. Meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien
E. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasienjatah

Pembahasan:
Bila terjadi kejadian pasien jatuh maka sebagai langkah awal perawat perlu melakukan pengkajian pasien di
tempat j atuh yang meliputi perubahan kondisi yang terjadi akibat jatuh tersebut. Selanjurnya perawat
mengevakuasi pasien untuk tindakan lebih lanjut. Perawat kemudian melaporkan kepada kepala ruang dan
dokter penanggung jawab pasien. Perawat membuat laporan kejadian untuk kepentingan investigasi, audit
mutu dan langkah selanjutnya yang dipandang perlu sesuai standarpatient safety.
Jawaban : A

157. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus pariwisata. Setelah pasien dilakukan
tindakan dan kondisi stabil, beberapa pasien perlu rawat inap. Perawat mengantar pasien tersebut ke ruang
rawat inap dengan metode penugasan modular dan dilakukan timbang terima dengan perawat di ruang rawat
inap. Perawat di ruang rawat, inap melakukan pengkajian kondisi pasien.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat di ruang rawatinap?
A. Menghubungi perawat primer
B. Mengkaji ulang kondisi pasien
C. Melaporkan kepada kepala ruang
D. Memasang gelang identitas pada pasien
E. Menandatangani surat pengantar pasien dari UGD

Pembahasan:
Setiap pasien yang masuk mang rawat inap perlu dilakukan pengkajian ulang. Hal ini untuk mengetahui
pembahan kondisi pasien sehingga perencanaan dan implementasi keperawatan berdasarkan masalah yang
teljadi dan selanjurnya menyampaikan hasil pengkajian tersebut kepada perawat primer untuk rencana
tindakan selanjutnya pada pasien.
Jawaban : A

158. Perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien. Saat obat akan diberikan, pasien dalam kondisi tidur.
Keluarga menjelaskan pasien baru saja tidur.
Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Membangunkan pasien
B. Menunda pemberian obat
C. Mengkoordinasikan kepada kepala ruang
D. Meminta keluarga membangunkan pasien
E. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien

Pembahasan:
Pemberian antibiotik harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat. Selain itu perawat perlu
mengidentifikasi pasien minimal dua aspek yaitu nama pasien dan nomor rekam medik atau nama pasien dan
tanggal lahir.
Jawaban : A

159. Kepala ruang mendapatkan laporan dari perawat senior bahwa perawat yunior kurang inisiatif dalam
bekerja dan menunggu instruksi perawat senior. Kepala ruang juga mendapatkan laporan dari perawat yunior
bahwa sikap perawat senior cenderung menunjukkan gaya seorang atasan dan lebih sering memberikan
instruksi.
Apakah tindakan kepala mang?
A. Meminta perawat yunior mengalah
B. Menginstruksikan perawat senior asertif
C. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan
D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang
E. Mengharapkan perawat memahami peran masingmasing

Pembahasan:
Kepala ruang perlu bertindak netral dan dapat menyatukan perawat dalam satu persepsi untuk pencapaian
visi dan misi mang rawat Ketika terjadi perbedaan persepsi antar perawat maka harus didiskusikan bersama-
sama agar setiap perawat menyadari peran dan fungsinya sehingga tercipta situasi kerja yang kondusif.
Jawaban : D

160. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang rencana pembedahan Keluarga
meminta penjelasan lanjut tentang proses pembedahan dan kondisi pasien pasca pembedahan.
Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat primer tersebut?
A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut
B. Perawat memastikan siap menjelaskan kondisi pasien setelah operasi
C. Menginstruksikan keluarga menandatangani informed consent
D. Mendiskusikan harapan keluarga kepada kepala ruang
E. Meminta keluarga mendoakan kelancaran operasi

Pembahasan:
Perawat primer sudah melaksanakan tugasnya, memberikan penjelasan rencana tindakan bedah yang akan
dilakukan pada pasien. Apabila keluarga mengharapkan penjelasan lebih lanjut tentang pembedahan maka
perawat tidak boleh memberikan harapan atau janji yang belum pasti dan bukan wewenangnya karena hal
tersebut menjadi kewenangan dokter penanggungjawab pasien.
Jawaban : A

161. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya


sanitasi di ruang rawat Pasien hampir terpeleset saat hendak BAK. Perawat telah mencatat keluhan tersebut
dan akan memanggil petugas kebersihan. Penjelasan tersebut tidak cukup buat keluarga pasien tersebut dan
langsung meminta bertemu kepala ruang. Saat tersebut kepala ruang sedang mengikuti pengarahan kepala
bidang keperawatan.
Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat tersebut?
A. Keluarga diminta untuk bersabar
B. Segera menghubungi kepala ruang
C. Meminta keluarga memasukkan keluhan di kotak
D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga
E. Mengajak keluarga menemui kepala mang di ruang rapat

Pembahasan:
Perawat perlu memberikan penjelasan secara berkelanjutan kepada pasien dan keluarga tentang situasi dan
kondisi yang dialami, khususnya terkait kerusakan sarana yang memerlukan koordinasi dan perbaikan dengan
kurun waktu yang lama, bentuk perwujudan dari penegakan aspek etik Veracity.
Jawaban : D

162. Kena tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien yang merasa kurang diperhatikan
ketika meminta perawat untuk membantu menyedia-kan air hangat bagi pasien. Perawat menjelaskan ketua
tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya kebetulan sedang membantu perawatan pasien lain yang
secara prioritas perlu penanganan segera.
Bagaimana tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melakukan refleksi diri sementara di mang istirahat
B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien
C. Menjelaskan ritaasi perawatan pasien kepada keluarga
D. Meminta maaf kepada kepala mangan atas kejadian tersebut
E. Berkeberatan bia dianggap kurang memperhatikan pasien

Pembahasan:
Pasien dan keluarga secara unik memang dimungkin-kan mengeluhkan kinerja perawat karena beberapa
situasi pekerjaan perawat kurang dipahami pasien dan keluarga Namun perawat juga peda tetap
mengedepan-kan layanan prima pada pasien dan tetap menegakkan prinsip etika dalam layanan pasien,
khususnya penerapan Benejience, setelahnya menjelaskan kondisi pasien, melakukan refleksi diri dan
meminta maaf pada pimpinan.
Jawaban : B

163. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil pemeriksaan kadar Hb
didapatkan 6,7 gr% dan terindikasi membutuhkan tranfusi darah. Perawat meminta keluarga ke PMI untuk
mendapatkan darah yang dibutuhkan, namun keluarga menolak dengan alasan darah dari PMI tidak jelas asal-
usulnya. Setelah keluarga mendapatkan penjelasan dari dokter penanggun g jawab pasien, keluarga tetap
berkeberatan dan menolak.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melaporkan kepada ketua tim
B. Memotivasi lanjut keluarga pasien
C. Tetap memberikan transfusi darah
D. Menghormati keputusan keluarga pasien
E. Mendokumentasikan penolakan tindakan

Pembahasan:
Pasien atau keluarga memiliki otonomi untuk memutuskan yang terbaik bagi status kesehatan pasien. Perawat
wajib menghormati hal tersebut sebagai penerapan prinsip moral dalarn asuhan keperawatan.
Jawaban : D

164.  Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas. Hasil pengkajian:
kesadaran compos mantis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi gurgling dan pasien akan
dilakukan penghisapan lendir (suction). Apakah tindakan pertama yang harus segera dilakukan pada kasus
tersebut?
A. Pasang cateter suction
B. Tingkatkan fraksi O2 100%
C. Penghisapan lendir duakukan dengan cara berputar
D. Masukkan cateter suction dengan posisi canula dibuka
E. Lakukan penghisan lendir dengan posisi canula ditutup

Pembahasan:
Pasien yang dilakukan pemasangan ventilator mode CPAP akan menyebabkan penurunan kemampuan fungsi
silia dalam mengeluarkan sekret, sehingga berpotensi mengalami akumulasi sekret di jalan napas. Kondisi
tersebut akan menyebabkan obtruksi pada jalan napas yang berdampak pada penurunan ventilasi dan akan
bennuara pada penurunan oksigenasi jaringan (SaO2), jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian
Jawaban : B

165. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karene kecelakaan. Hasil pengkajian terdapat luka
tusuk di para kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat, trakhea bergeser ke sebelah kanan. TD:
80/50 mmHg, frekuensi nadi: 116x/menit, frekuensi napas: 35x/menit +Pasien terpasang oksgien NRM 10
1/menit Pasien telah terpasang needle thorakosintesis.

Apakah tindakan selanj utnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Posisikan semi fowler
B. Pasang balut tekan
C. Pasang kassa 3 sisi
D. Perikardiosintesis
E. Pasang CTT

Pembahasan:
Tension pneumothoraks, tetjadi kebocoran udara yang berasal dari paru-paru atau dari luar melalui dmding
dada, masuk kedai am rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi (air trap/ udara terjebak di rongga pleura),
teljadi peningkatan tekanan intra pleura sehingga paru-paru menjadi kolaps, dan akhirnya menyebabkan
mediastinum terdorong ke sisi yang sehat (kontralateral) dan dapat menghambat pengembalian darah vena ke
jantung.
Jawaban : E

166. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil pengkajian: nyeri di dada yang
menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 70
x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8°C. Gambaran EKG ada infark miokard luas dan pasien
sudah diberikan NTG 10 mg sublingual.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin)
B. Kolaborasi pemberian anti platelet
C. Kolaborasi pemberian oksigen
D. Kolaborasi obat di gitalis
E. Kolaborasi nitrogliserin

Pembahasan:
Acute Coronary Syndrome (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana teijadi penumpukan plak pada area lebih
dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh berupa sensasi nyeri pada area jantung
(di daerah dada bagian kiri), nyeri dada yang semakin berat menggambarkan tingkat kerusakan yang terjadi
pada area miokard.
Jawaban : A

167. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke UGD karena muntah darah. Hasil pengkajian: compos
mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala 7, hepar teraba 3 cm, spidernevi+, TD 100/70 mmHg,
frekuensi nadi 94 x/menit, dan frekuensi napas 22 x/menit.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang NGT
B. Puas akan pasien
C. Berikan vitamin K
D. Berikan cairan koloid
E. Berikan cairan kristaloid

Pembahasan:
Varises esophagus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan saluran cerna. Perdarahan ini
terjadi apabila kondisi pembuluh darah yang mengalami distensi terstimulasi akibat peristaltik yang terjadi
secara terus menerus, sehingga  terjadi erosif pada permukaan pembuluh darah dan akan berpotensi
terjadinya ruptura, dimana hal ini lama kelamaan akan mengakibatkan terjadinnya perdarahan pada saluran
cerna.
Jawaban : A

168. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil pengkajian: riwayat
jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area frontal, lemah dan terdengar bunyi napas gurgling.
TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, dan akral teraba dingin. Hasil CT
Scan: stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melakukan penghisapan lendir
B. Mengaturposisifowler
C. Memasang oksigen
D. Memasang ETT
E. Memasang OPA

Pembahasan:
Penjarahan intraserebral meliputi perdarahan jaringan atau ventrikel otak. Perdarahan disebabkan karena
pecahnya aneurisma yang menyebabkan edema luas di sekitar area perdarahan dan iskemik jaringan dimana
ditandai dengan hilangnya kesadaran, pola napas abnormal, dan fungsi motorik menurun termasuk terjadinya
gangguan pada nervus vagus sehingga mengalami penurunan fungsi jnmr-lan bal ini akan mengakibatkan
menumpuknya sekret di jalan napas yang bisa didengar sebagai suara gurgling.
Jawaban : A

169. Seorang perempuanberusia 55 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran. Hasil pengkajian:
riwayat menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, pusing, tampak pucat, berkeringat dingin, dan akral teraba
dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. Pemeriksaan GDS 48 mg/dl.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memberikan infus D 5%
B. Memberikan glukagon 1 mg iv
C. Memberikan glukosa 40% 1 flakon
D. Memberikan glukosa 40% a2 flakon
E. Memberikan glukosa 40% 3 flakon

Pembahasan:
Metabolisme glukosa didalam darah dipengaruhi oleh kadar insulin yang diproduksi dari pulau Iangerhans di
pankreas, jika terjadi kerusakan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan sekresi insulin sehingga
kebutuhan insulin untuk metabolisme glukosa di dalam darah tidak mencukupi. Insulin berfungsi untuk
membawa makanan ke dalam sel dan pasien DM biasanya diberikan obat obatan insulin dan diet rendah gula.
Pengelolaan pasien DM adalah salah satunya monitoring kadar gula darah secara rutin. Penurunan ini terjadi
karena obat obatan yang diminum (terapi insulin), diet rendah gula/ karbohidrat serta olah raga yang
dilakukan.
Jawaban : D

170. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian terdapat fraktur
terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/memt,
frekuensi napas 24 x/menit.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan 02
B. Balut tekan
C. Pasang bidai
D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan

Pembahasan:
Fraktur terbuka dimana patahan tulang menonjol keluar menyebabkan jaringan lunak disekitar tulang rusak,
diamarannya menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga timbul perdarahan, bila perdarahannya massif
terus menerus maka volume darah berkurang yang beresiko terjadinya shock hipovolemik. Hal ini terlihat dari
gej ala klinis yang ditimbulkan yaitu peningkatan nadi, penurunan TD, perfusi perifer menurun, dan CRT > 2
detik.
Jawaban : E

171. Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian: kesadaran
kermposmentis, terlihat lemah dan jejas diarea antebrachii dextra. TD 110/80 nimHg, frekuensi nadi 100
x/menit dan frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis fraktur tertutup radius ulna 1/3 distal
ctcxrra.Telah dilakukan pemasangan bidai.
Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengevaluasi warna kulit
B. Mengevaluasi posisi bidai
C. Mengevaluasi tingkat nyeri
D. Mengevaluasi pulsasi distal
E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan

Pembahasan:
Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain termasuk syaraf. Fragmen fraktur tidak
stabil dan setiap terjadi pergerakan akan menstimulasi nyeri yang dihantarkan ke hipothalamus; ke cortex
cerebri disampaikan ke syaraf motorik yang akan diinterpretasikan nyeri sehingga teljadi keterbatasan gerak.
Tatalaksana yang dilakukan untuk . menstabilisasi fragmen fraktur salah satunya adalah dengan pemasangan
bidai. Strategi menjawab: Pada kasus di atas dengan adanyafraktur tertutup radius ulna 1/3 distal dextra dan
sudah dilakukan pemasangan bidai, selanjutnya harus dilakukan monitoring neurovaskular yaitu mengevaluasi
pulse, sensasi, motorik (PSM) di area distal fraktur.
Jawaban : D
172. Seorang laki-laki berusia 34 tahun-diantar UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian: luas luka bakar 36 00,
derajat II, dengan BB pasien 50 kg.
Berapa kebutuhan cairan 8 jam pertama pada kasus tersebut?
A. 3600
B. 5300
C. 6200
D. 7200
E. 8100

Pembahasan:
Luka bakar menyebabkan terbukannya kulit sebagai barrier untuk mengurangi terjadinya evaporasi, hal ini
akan menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan selanjutnya akan menyebabkan kondisi syok hipovolemik
bahkan resiko kematian jika tidak segera ditangani. Strategi: Penghitungan kebutuhan cairan pada kasus luka
bakar adalah menentukan dahulu luas luka bakar, BB dan kemudian mencari kebutuhan cairannya. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Rumus 4 cc x BB x Luas Luka bakar/2 . Dengan rincian: 1/2
hitungan cairan diberikan 8 jam pertama, 1/2 hitungan cairan diberikan 16 jam berikutnya. Luka bakar 36 %
dan BB pasien 50 kg. maka kebutuhan cairannya: 4 x 50 x 36 = 7.200, 8 jam pertama diberikan 50 % dari total
kebutuhan cairan: 7200/2 = 3.600.
Jawaban : A

173. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil pengkajian: suara
napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2, ascita +. TD: 110/70 mmHg, frekuensi
nadi 98 x/menit, dan frekuensi napas 30 x/menit. Hasil laboratorium fungsi faal ginjal: ureum 178 , kreatinin
4,6. Pasien mendapat therapy diuretik furosemid 3x3 ampul. Apakah yang perlu dievaluasi dan tindakan
kolaboratif tersebut?
A. Urine output
B. Tekanan darah
C. Frekuensi napas
D. Kadar kalium darah
E. Kadar natrium darah

Pembahasan:
AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya berlangsung reversible diikuti kegagalan
ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen dengan/tanpa ganggunan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Tanda tanda AKI adalah kreatinin serum meningkat dan BUN, dan urine output menurun. Faktor
resikonya adalah sepsis, luka bakar, trauma dan operasi jantung. Ada 3 patofisiologi dari penyebab AKI yaitu
penurunan perfusi ginjal (pre renal), penyakit mtn'nsic ginjal (renal) dan obstruksi renal akut (post renal),
dengan penyebabnya perdarahan hebat, penurunan curah jantung dan glomerulonephritis. Pada kasus acute
kidney injury dimana terjadi kerusakan parerikim ginjal yang bersifat sementara tergantung dari fase yang
dialami, mulai dari acute phase dimana terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga produk si urin menurun, dan
di sertai dengan peningkatan kalium dan cairan di dalam tubuh.
Jawaban : A

174. Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa Sirosis Hepatis.
Hasil pengkajian edema tungkai +3 . dan shifting dullness, mual, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110/menit,
suhu 37°C, frekuensi nafas 24x/menit, kalium 7,3 mEq/dl, Albumin 1.5 gr/dL. Apakah intervensi prioritas pada
kasus tersebut?
A. Memberikan posisi nyaman buat pasien
B. Monitoring intake dan output cairan
C. Monitoring tanda-tanda vital
D. Memberikan terapi diet
E. Manajemen aktifitas

Pembahasan:
Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pembelian dan kegagalan mengekresi cairan dan penurunan
albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat edema, maka tekanan hidrostatis darah akan
mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu dilakukan monitoring untuk mengetahui progresifltas edema
tersebut. Pada kasus tersebut pasien mengalami kondisi kelebihan volume cairan yang ditandai dengan edema
dan penumpukan cairan di rongga abdomen yang ditandai dengan adanya shifting dullness.
Jawaban : B

175. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan ileus paralitik paska
operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan melakukan perawatan kolostomi. Perawat
telah menjelaskan prosedurnya kepada pasien, lalu perawat mengenakan handscoon dan membuka kantong
kolostomi.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma
B. Bersihkan stoma dengan NaCl 0,9%
C. Pasang kantong kolostomi baru
D. Ukur diameter kantong stoma
E. Cuci tangan dan dokumentasi

Pembahasan:
Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal pertama dilakukan pada
pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, sehingga pasien mengerti tujuan
tindakan yang akan dilakukan dan menyetujui tindakan tersebut. Setelah itu perawat menggunakan
handscoon dan membuka kantong kolostomi, setelah kantong terbuka, maka perawat melakukan pengkajian
terhadap stoma dan kulit sekiamya, kemudian, membersihkan-nya, mengukur diameter kantong dan
memasang kantong stoma baru, setelah selesai maka perawat mencuci tangan dan mendokumentasikannya.
Jawaban : A

176. Seorang laki-Iaki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurolog dengan diagnosis meningitis. Hasil
pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit disekitar area_ penonjolan tulang
tampak kemerahan dan ada bullae. Pasien tampak lemas, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit
frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,7°C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. memberikan lotion pada area menonjol
B. memberi kompres hangat
C. mobilisasi setiap 2 jam
D. melakukan massage .
E. melatih ROM

Pembahasan:
Pasien dengan penurunan kesadaran, kelemahan flsik, hemiparese sangat berpotensi kehilangan proteksi diri.
Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi tersebut diatas terjadi. Kehilangan kemampuan ini
menimbulkan tertekannya daerah menonjol terlalu lama dan menimbulkan iskemia jaringan dan berlanjut
kematian jaringan. Bukti kerusakan ini adanya cirri-ciri munculnya luka seperti kemerahan, bulla atau sudah
luka.
Jawaban : C

177. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari ke-2. Saat
dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku seluruh tubuh selama 1 menit,
wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, mata mendelik.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan posisi semi Fowler
B. Observasi tanda vital
C. Jauhkan benda taj am
D. Miringkan pasien
E. Pasang spatel

Pembahasan:
Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan jaringan fokal otak pada serangan
stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi kejang. Kejang tidak dapat di lawan dengan ruda
paksa karena yang terjadi adalah trauma. Maka saat kejang yang perlu adalah tindakan pencegahan aspirasi
dan longgarkan napas sampai kejang berhenti.
Jawaban : D

178. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa DM. Hasil pengkajian
pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat, dan gelisah, GDS: 58 mg/dl. Pasien mendapat therapi
insulin 10 in namun tidak menghabiskan makanannya.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. memberian dextrose 40%
B. memonitor glukosa darah
C. memberikan minuman manis
D. menganjurkan untuk segera makan nasi
E. menganjurkan menghentikan sementara obat diabetes

Pembahasan:
Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi akibat dari terlalu banyak dosis
insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin. Pendidikan kesehatan yang adekuat diperlukan agar
pasien mampu memahami penatalaksanaan yang penting untuk dilakukan, seperti tidak menunda makan.
Tindakan yang perlu segera dilakukan adalah memberikan intake cairan berupa minuman manis agar kondisi
hipoglikemia tidak berlanjut. Perawat juga perlu mengkaji pola dari kadar glukosa darah pasien dan
menghindari pemberian dosis insulin yang berulang kali menyebabkan hipo glikemia.
Jawaban : C

179. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil pengkajian,
sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat kalus, dan penurunan refleks sensorik pada
telapak kaki. Pasien terkadang sukaminum -minuman manis dan jarang berolah raga.
Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut?
A. menganjurkan berolah raga
B. memberikan edukasi tentang diet
C. memberikan edukasi perawatan kaki
D. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
E. menganjurkan pasien untuk memantau gula darah secara rutin.

Pembahasan:
Komplikasi hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan pasien diabetes mengalami masalah pada kaki
dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit vaskuler perifer dan penurunan sistem imun adalah bentuk
komplikasi lanjutan yang berkontn'busi pada masalah kaki yang bisa berlanjut pada amputasi. Tanda yang
paling sering dirasakan adalah penurunan sensasi, rasa kesemutan. Penurunan sensasi ini menyebabkan luka
dan kalus pada pasien. Sehingga, perawat perlu memberikan edukasi tentang perawatan kaki pada pasien.
Jawaban : C

180. Seorang laki-laki 19 tahun, dirawat di mang bedah post ORIF seminggu yang lalu, akibat fraktur tertutup
femur simstra. Pasien memulai fase rehabilitasi dengan latihan beljalan menggunakan kruk aksila dengan 3
titik. Tampak perawat sedang melatih berjalan melalui tangga.
Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut?
A. kruk sisi kanan turun terlebih dahulu
B. kruk sisi kiri turun terlebih dahulu
C. kaki kanan turun terlebih dahulu
D. kedua kruk turun bersamaan
E. kaki kiri turun terlebih dahulu

Pembahasan:
Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk membantu stabilitas pasien saat bexjalan
dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai dengan kaki yang sehat terlebih dahulu sedangkan kalau turun
tangga dimulai dengan kedua kruk terlebih dahulu. Pada pasien dengan non weigh bearing (menumpu berat
badan) menggunakan 3 point.
Jawaban : D
181. Kasus (Vignette)
Seorang perawat melakukan kunjungan rumah untuk pertama kali ke sebuah keluarga pemula. Perawat akan
mengkaji
Pertanyaan soal
Apakah pertanyaan yang tepat diajukan perawat ?
Pilihan Jawaban
A. “Apakah aktifitas rekreasi keluarga sehari hari ?”
B. “Apakah keluarga sudah lama tinggal di rumah tersebut ?”
C. “Apakah yang menjadi sumber masalah keluarga saat ini?”
D. “Apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam keluarga?”
E. “Apakah keluarga sudah berencana untuk mempunyai anak?”
Kunci jawaban D
Pembahasan
A. Pertanyaan ini merupakan bagian dari pengkajian identitas atau demografi keluarga
B. Pertanyaan ini berkaitan dengan pengkajian lingkungan keluarga yaitu mobilitas geografis keluarga
C. Pertanyaan ini berkaitan dengan pengkajian stres dan koping keluarga
D. Pertanyaan ini berkaitan dengan pengkajian struktur keluarga, selain ini pengkajian struktur keluarga
adalah struktur peran, struktur kekuatan dan nilai norma keluarga
E. Pertanyaan ini berkaitan dengan pengkajian tugas perkembangan keluarga pada tahap tumbuh kembang
keluarga pemula/ pasangan baru
182. Kasus (Vignette )
Sebuah keluarga dengan anak pertamanya sudah menginjak usia 15 tahun. Perawat akan melakukan
pengkajian tugas perkembangan keluarga.
Apakah tugas perkembangan keluarga yang tepat dikaji oleh perawat ?
Pilihan Jawaban
A. Kemampuan keluarga menyeimbangkan antara kebebasan anak dengan tanggung jawab
B. Kemampuan keluarga dalam menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
C. Kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, privasi dan
keamanan
D. Kemampuan keluarga dalam memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga yang
baru
E. Kemampuan keluarga dalam mensosialisaikan anak termasuk meningkatkan prestasinya dan hubungan
degan teman sebaya

Kunci A
Pembahasan
A. Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab anak merupakan tugas perkembangan keluarga
dengan tahap tumbuh kembang remaja, selain menciptakan komunikasi yang efektif dengan anak remaja
B. Merupakan tugas perkembangan keluarga child bearing sampai dengan anak bayi berusia 30 bulan
C. Merupakan salah satu tugas perkembangan keluarga dengan anak pre sekolah/ Balita
D. Merupakan salah satu tugas perkembangan keluarga pemula/ pasangan baru
E. Merupakan salah satu tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
183. Vignette
Sebuah keluarga pasangan baru, menikah selama dua tahu namun belum dikaruniai anak. Suami sudah
menginginkan anak namun belum pernah menyampaikan kepada istrinya karena khawatir menggangu
pekerjaan istrinya. Kondisi ini membuat hubungan keluarga menjadi kurang harmonis. Perawat akan
memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga.
Apakah topik yang paling tepat ?
Pilihan Jawaban
A. Proses konsepsi
B. Komunikasi efektif
C. Management stress
D. Keluarga berencana
E. Management konflik.
Kunci jawaban: B
Pembahasan A. Topik ini menjadi penting bila pasangan suami istri keduanya sudah sepakat menginginkan
anak dan siap untuk kehamilan
B. Topik ini merupakan topik utama yang harus disampaikan perawat agar suami dan istri mempunyai
persepsi dan kesiapan yang sama. Pada kasus terlihat bahwa baru suami yang menginginkan namun maksud
tersebut belum diketahui istri
C. Topik belum penting karena kondisi kurang harmonisnya keluarga bukan karena ketidaksesuaian pendapat
yang memicu kondisi stres
D. Topik ini menjadi penting bila kedua pasangan sudah menyepakati akan menunda mempunyai anak
E. Topik ini jauh dari penting karena dalam kasus belum ada terlihat adanya konflik antara suami dan istri
184. Kasus Vignette
Seorang perempuan usia 56 tahun dalam keluarga mengeluh punggung kaki kiri terdapat luka lecet
berdiameter 3 cm sudah 1 minggu. Luka dibiarkan terbuka, sekitar luka terlihat kemerahan dan kotor. Klien
mempunyai riwayat DM sudah 2 tahun. Perawat sudah melakukan perawatan luka DM.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat ?
Pilihan Jawaban
A. Menjelaskan tentang cara perawatan luka DM yang steril
B. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyakit DM
C. Menjelaskan pada keluarga tentang penyakit DM
D. Melakukan pengecekan kadar GDS klien
E. Memberikan ramuan tradisional
Kunci jawaban B
Pembahasan:
A. Memberikan penjelasan kepada keluarga dilakukan setelah perawat mengetahui apakah
pengetahuan keluarga tentang perawatan luka DM yang steril diketahui kurang
B. Langkah awal sebelum perawat memberikan informasi atau pengetahuan sesuai kebutuhan keluarga
C. Memberikan penjelasan tentang penyakit DM setelah perawat mengkaji pengetahuan keluarga tentang
penyakit DM
D. Tindakan pengecekan kadar GDS diperlukan apabila ditemukan gejala klinis ke arah penyakit DM untuk
memastikan kadar gula darah klien
E. Tindakan memberikan ramuan tradisional lebih tepat setelah keluarga memahami tentang penyakit DM
dan belum mengetahui terapi herbal berupa ramuan tradisonal untuk mencegah atau meminimalkan kadar
gula darah klien
185.Kasus (Vignette )
Hasil asuhan keperawatan ditemukan keluarga dapat menjelaskan ISPA, mendemontsrasikan tindakan
kompres hangat untuk mengurangi demam. Klien dapat melakukan batuk efektif. Keluarga mengatakan akan
membawa klien ke pelayanan kesehatan. Lingkungan rumah keluarga tampak bersih dan rapi.
Apakah evaluasi subjektif yang tepat pada kasus ?
Pilihan Jawaban
A. Keluarga dapat menjelaskan ISPA
B. Klien dapat melakukan batuk efektif
C. Lingkungan rumah keluarga tampak bersih dan rapi.
D. Keluarga dapat mendemostrasikan tindakan kompres hangat
E. Keluarga mengatakan akan membawa klien ke pelayanan kesehatan
Kunci jawaban : E
Pembahasan :
A. Keluarga dapat menjelasakan dapat diobservasi jadi termasuk evaluasi objektif
B. Klien dapat melakukan batuk efektif dapat dilihat
C. Lingkungan keluarga bersih dan rapi dapat diobsesrvasi
D. Keluarga dapat mendemostrasikan tindakan kompres hangat juga dapat di lihat atau diukur
E. Keluarga mengatakan akan membawa klien ke pelayanan kesehatan belum dapat dilihat atau diukur,
karena masih rencana bukan sudah dilakukan yang dapat dilihat langsung oleh perawat
186. KASUS (vignete):
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri saat berkemih, berkemih tidak
tuntas dan anyang-anyang. Keadaan umum baik, observasi TTV : tensi 110/80 mmhg, suhu 36.3oC, Nadi
80/menit. Napas 20 x/menit. Pada pemeriksaan urine ditemukan ada lekosit, eritrosit dan nitrit positif.
Pertanyaan soal:
Apakah pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk penegakan diagnosa medis pada pasien diatas ?
Pilihan jawaban:
A. Darah lengkap
B. USG
C. Urine Kultur
D. Darah kultur
E. Thorax Foto
Kunci jawaban :C
Pasien dengan keluhan diatas menunjukkan tanda dan gejala dari ISK, untuk penegakkan diagnosa medis dan
ketepatan pemberian pengobatan maka perlu diketahui jenis kuman yang menjadi penyebab dari ISK tersebut
dan jenis antibiotika yang tepat. Untuk itu diiperlukan pemeriksaan urine kultur
187. KASUS (vignete):
Seorang perempuan usia 27 tahun, masuk rawat inap di suatu rumah sakit dengan diagnosa medis ISK. Setelah
perawat melakukan pengkajian dan penentuan diagnosa keperawatan. perawat membuat rencana
keperawatan berdasarkan standar SLKI
Apakah indikator prioritas pada rencana keperawatan dengan SIKI : Eliminasi Urine ?
A. Frekwensi BAK membaik
B. Desakan berkemih (urgensi) berkurang
C. Karakteristik Urine membaik
D. Sensasi berkemih meningkat
E. Disuria berkurang
Kunci jawaban :E
Pembahasan : Manifestasi klinis yang paling sering pada klien dengan ISK adalah nyeri seperti terbakar saat
berkemih, diikuti dengan sering buang air, sulit menahan, buang air kecil sedikit-sedikit, tidak bisa buang air
kecil, tidak tuntas dan urine yang keruh dan hematuria.
18 8. KASUS (vignete):
Seorang perempuan usia 27 tahun, masuk rawat inap di satu rumah sakit dengan diagnosa medis ISK. Setelah
perawat melakukan pengkajian dan penentuan diagnosa keperawatan. perawat membuat rencana
keperawatan sesuai standar SLKI dan SIKI, dan NIC
Apakah kegiatan utama pada rencana keperawatan pasien tersebut agar indikator SLKI prioritas bisa tercapai ?
A. Monitor eliminasi urine (misalnya fekwensi, aroma, volume, rasa terbakar saat berkemih)
B. Kolaborasi pemberian obat khusus perkemihan
C. Anjurkan minum yang cukup (1,5-2 liter) perhari jika tidak ada kontra indikasi
D. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran perkemihan
E. Anjurkan pasien untuk memantau tanda dan gejala infeksi saluran perkemihan
Kunci jawaban :B
Pembahasan : 1. Monitor eliminasi urine (misalnya fekwensi, aroma, volume, rasa terbakar saat
berkemih) untuk mendapatkan data perubahan perkembangan kondisi paien terkini
2. Kolaborasi pemberian obat khusus perkemihan, obat-obatan yang diberikan berguna sebagai terapi
infeksi saliran kemih dan mengatasi keluhan yang timbul. Seperti antibiotika, analgetik khusus saluran
perkemihan. Anagelsik saluran perkemihan bekerja pada mukosa saluran perkemihan.
3. Anjurkan minum yang cukup (1,5-2 liter) perhari jika tidak ada kontra indikasi. Dengan minum yang
cukup maka bahteri yang ada di kandung kemih akan ikut terbuang bersama urine saat berkemih
4. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran perkemihan, agar pasien mampu mengenali tanda dan gejala
infeksi saluran perkemihan
5. Anjurkan pasien untuk memantau tanda dan gejala infeksi saluran perkemihan, agar pasien dapat
memberikan informasi kepada dokter dan perawat perkembangan terkini yang dialami dan ikut berpartisipasi
aktif dalam proses pengobatan.
189. KASUS (vignete):
Seorang pria, 45 tahun, masuk rawat inap suatu rumah sakit dengan keluhan lemas, terutama pada
ekstremitas, hasil kalium tinggi, ureum tinggi. Sebelumnya pasien mengeluh batuk pilek 1 minggu yang lalu,
sudah berobat ke poliklinik dan mendapat terapi antibiotika. Dokter menetapkan pasien mengalami gagal
ginjal akut.
Apakah penyebab yang paling sering pada pasien gagal ginjal ?
A. Kondisi pre-renal
B. Kondisi intra-renal
C. Kondisi post-renal
D. Tubular necrosis
E. Papillary necrosis
Kunci jawaban : A
Pembahasan :
Pre-renal, kondisi yang menyebabkan adanya penurunan aliran darah ke ginjal. Dibandingkan dengan intra-
renal dan post-renal, maka pre-renal memiliki lebih banyak kondisi yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
Kondisi tersebut yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke ginjal dan menuju kepada kegagalan ginjal
yaitu kehilangan darah dan cairan: muntah2 , diare; obat-obatan tekanan darah, diuretic; serangan jantung;
penyakit jantung : heart failure; Infeksi; kegagalan hepar; penggunaan aspirin, ibuprofen dsb; reaksi alergi
(anafilaktik); luka bakar hebat; dehidrasi berat; hypovolemik schock dan kurang intake cairan
190. KASUS (vignete):
Seorang pria, 45 tahun, masuk rawat inap suatu rumah sakit dengan keluhan lemas, terutama pada
ekstremitas, hasil kalium tinggi, ureum tinggi. Sebelumnya pasien mengeluh batuk pilek 1 minggu yang lalu,
sudah berobat ke poliklinik dan mendapat terapi antibiotika. Dokter menetapkan pasien mengalami gagal
ginjal akut.
Pertanyaan soal:
Apakah yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada pasien tersebut ?
Pilihan jawaban:
A. Kurang intake cairan
B. Penggunaan obat-obatan : ibuprofen, antibiotika
C. Penyakit autoimmune
D. Penyakit gagal jantung
E. Penyakit glomerulonephritis.
Kunci Jawaban : B
Pembahasan :
Kondisi tersebut yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke ginjal dan menuju kepada kegagalan ginjal
yaitu kehilangan darah dan cairan: muntah2 , diare; obat-obatan tekanan darah, diuretic; serangan jantung;
penyakit jantung : heart failure; Infeksi; kegagalan hepar; penggunaan aspirin, ibuprofen dsb; reaksi alergi
(anafilaktik); luka bakar hebat; dehidrasi berat; hypovolemik schock dan kurang intake cairan
191. Kasus (vignete)
Seorang laki-laki usia 8 tahun dirawat dengan leukemia Limfosit Akut. Hasil pengkajian didapatkan tekanan
darah 100/60 mmHG, frekuensi nadi 107 x/menit, akral dingin, capilary refil time < 3 detik, tidak ada
perdarahan, Hb 4,6 gr%, leukosit 3.000/ mm3, trombosit 23.000 mm3. Anak malas makan dan menanyakan
program pengobatan yang akan dilakukan.
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
Pilihan jawaban
A. Ansietas
B. Nyeri akut
C. Risiko jatuh
D. Defisit nutrisi
E. Risiko infeksi
Kunci Jawaban: E
Pembahasan: Leukemia adalah kanker sel darah putih atau leukosit. Kanker ini menyerang sumsum tulang.
sumsum tulang didominasi oleh sel-sel kanker, sehingga fungsi sumsum tulang terganggu. Sumsum tulang
terletak di rongga tulang yang berfungsi sebagai tempat produksi komponen-komponen darah, seperti sel
darah merah, trombosit dan sel darah putih. Leukemia menyebabkan fungsi sumsum tulang terganggu,
sehingga seluruh kegiatan produksi darah (hematopoesis), yaitu : pembetukan sel darah merah (eritropoesis),
pembentukan sel limfosit (limfopoesis), pembentukan trombosit (trombopoesis) dan granulopoesis
mengalami gangguan. Anak yang menderita sakit ini akan mengalami anemia, mudah mengalami perdarahan
dan mudah terkena infeksi.
Berdasarkan kasus pada soal disampaikan . Hasil pengkajian menunjukkan leukosit 3000/mm3. Hasil tersebut
menunjukkan leukopenia, selain itu terjadi penurunan hb. Kedua hal tersebuut menunjukka ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder dan merupakan factor resiko terjadi masalah keperawatan risiko infeksi
192. Kasus (vignete)
Seorang bayi laki-laki usia 3 hari dibawa ke rumah sakit dengan keluhan distensi abdomen. hasil pengkajian
bayi rewel, suhu 37,5 C, lemah dan malas minum, ibu menyampaikan khawatir karena bayi hanya bab sedikit
dan feses seperti pita, dan berbau busuk, saat BAB bayi menangis teraba massa dibagian rektal, peristaltik
usus 4 x/menit.
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
Pilihan jawaban
A. Hipertermi
B. Hipovolemi
C. Konstipasi
D. Nyeri akut
E. Cemas
Kunci Jawaban: C
Pembahasan:
Data yang ada pada kasus adalah distensi abdomen,, rewel, bab sedikit dan feses seperti pita, saat bab
menangis, teraba massa dibagian rektal serta peristaltic usus 4 x/menit.Hal tersebut menunjukkan adanya
masalah keperawatan konstipasi. Kontipasi merupakan penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran
feses sulit. Penyebab konstipasi salah satunya adalah hisprung.
Hisprung merupakan anomaly kongenital dengan karakteristik tidak adanya syaraf- syaraf pada satu bagian
usus yang mengakibatkan adanya ostruksi.
Tidak adanya sel ganglion parasimpatik otonom pada satu segmen kolon menyebabkan kurangnya persyarafan
di segmen tersebut berdampak tidak adanya gerakan mendorong yang menyebabkan akumulasi isi usus dan
distensi usus proksimal.
193. Kasus (vignete)
Anak laki-laki usia 9 tahun dirawat di rumah sakit karena Leukemia Limfositik Akut (LLA). Saat ini akan
dilakukan pemberian kemoterapi methothrexate (MTX) melalui intratekal. Pasien sudah di ruang tindakan dan
perawat sudah menjelaskan tujuan dan prosedur, setelah cuci tangan perawat akan mengatur posisi anak.
Pertanyaan soal
Apakah posisi yang tepat untuk anak tersebut?
Pilihan jawaban
A. Duduk dengan leher ekstensi
B. Duduk dengan leher hiperekstensi
C. Berbaring miring dengan kepala fleksi dan lutut ditarik ke dada
D. Berbaring miring dengan ekkstensi leher dan lutut ditarik ke dada
E. Berbaring mmiring dengan hiperekstensi leher dan lutut ditarik ke dada
Kunci Jawaban: C
Pembahasan:
Salah satu obat kemoterapi yang diberikan pada anak LLA adalah methotrexate. Cara pemberian obat
kemoterapi methotrexate adalah melalui intrathecal.
Untuk rute intratekal, obat diberikan ke dalam ruang intratekal atau ruang subaraknoid di regio lumbal antara
vertebra L3-4, L4-5. Karena pemberiannya berada diantara lumbal sehingga dibutuhkan poisis yang
memaksimalkan ruang antar lumbal. Posisi yang tepat adalah anak dibaringkan dimeja periksa dekat pinggir,
leher ditekuk, lutut ditarik atau didorong ke dada.
194. Kasus (vignete)
Batita perempuan usia 2 tahun di rawat di RS dengan kejang demam. Saat ini sudah tidak kejang, anak baru
kali pertama dirawat di RS, anak rewel minta pulang, tidak mau lepas dari gendongan ibu. tidak mau makan,
menolak dilakukan tindakan oleh perawat. Perawat melakukan terapi bermain, boneka jari telah disiapkan dan
menjelaskan tujuan ke anak dan keluarga.
Apakah langkah selanjutnya yang dilakukan perawat?
A. Meminta persetujuan anak dan keluarga
B. Memotivasi keterlibatan keluarga
C. Memonitor suhu selama bermain
D. Menjelaskan prosedur bermain
E. Memperhatikan konsisi anak
Kunci Jawaban: D
Pembahasan:
Hospitalisasi menimbulkan dampak pada anak. Beberapa stresor hospitalisasi antara lain cemas akibat
perpisahan, kehilangan kendali dan nyeri. Pada anak dengan yang mengalami kecemasan hospitalisasi
menunjukkan gejala seperti yang tersampaikan di kasus. Salah satu menurunkan gejala bisa dilakukan terapi
bermain.
Tahapan prosedur terapi bermain antara lain:
a. Menyiapkan peralatan
b. Menyapa anak dan salam
c. Menjelaskan tujuan ke anak dan keluarga
d. Menjelaskan prosedur pelaksanaan bermain
e. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
f. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
g. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau dibantu
h. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
i. Memberikan pujian pada anak bila dapat melakukan
j. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal dan psikomotor anak saat bermain
k. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan
l. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
m. Melakukan evaluasi
n. Berpamitan
o. Cuci tangan
195. Kasus (vignete)
Bayi perempuan baru lahir secara normal dengan usia gestasi 34 minggu di rumah sakit, 1 menit pertama bayi
menunjukkan suhu 35 o c, ekstremitas biru pucat, tubuh merah muda, denyut jantung 80 x/menit, menangis
lemah, gerakan lemah dan pernapasan tidak teratur, BB 2100 gr, lemak subkutan tipis.
Berapa nilai APGAR score bayi tersebut?
Pilihan jawaban
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Kunci Jawaban: A
Pembahasan:
196. Kasus (Vignette)
Seorang perempuan, umur 56 tahun dibawa ke UGD akibat sesak berat. Hasil pengkajian didapatkan: frekuensi
napas 34 x/menit disertai retraksi dada, terdengar suara ronchi kedua lapang paru, TD 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 59 x/menit,, terdapat peningkatan JVP dan edema ektermitas, CRT>2 detik. Hasil AGD pH 7,32; pCO2 50,
pO2 90; HCO3 22; Be -3, SatO2 95%. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit jantung.
Pertanyaan soal
Apakah masalah utama berdasarkan kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. ketidakefektifan perfusi jaringan
B. ketidakefektifan pertukaran gas
C. ketidakefektifan pola napas
D. penurunan curah jantung
E. kelebihan volume cairan
Kunci jawaban: D
Pembahasan Pasien mengeluh sesak nafas akibat masalah kardiovaskuler. Tanda masalah Breathing
ditunjukan dengan : frekuensi napas 34 x/menit disertai retraksi dada, terdengar suara ronchi kedua lapang
paru, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 59 x/menit,, terdapat peningkatan JVP dan edema ektermitas, CRT>2
detik. Hasil AGD pH 7,32; pCO2 50, pO2 90; HCO3 22; Be -3, SatO2 95%.
1. Data masalah Breathing tersebut diakibatkan adanya akumulasi cairan pada intersisial paru yang
mengakibatkan proses difusi terganggu. Selain itu, Diperkuat dengan adanya gangguan asam basa.
2. Perfusi jarungan tidak efektif memang ditunjukan dengan beberapa data. Tetapi data tersbut jika dilihat
diakibatkan karena proses difusi yang tidak adekuat
3. Pola nafa tidak efektif: jika data hanya menunjukan perubahan pola nafas mungkin diagnose keperawatan
ini yang bisa dijadikan jawaban. Tetapi penyebab masalah breathing terlihat dengan adanya ronchi dan
perubahan asam basa. Sehingga penyebab sudah menunjukkan kea rah gangguan difusi
4. Penurunan curah jantung: tidak disertai data menunjang yang mengarah kesana, misalnya: penurunan
ejeksi fraksi atau hasil pemeriksaan EKG.
5. Kelebihan volume cairan biasanya jika dlengkapi dengan data kelebihan volume cairan namun belum
menimbulkan masalah selanjutnya.

197. Kasus (Vignette)


Seorang laki-laki, umur 54 tahun dibawa ke UGD akibat tidak sadarkan diri. Hasil pengkajian didapat: pasien
tidak teraba nadi karotis, kemudian perawat melakukan RJP 5 siklus dan pasien ROSC. Evaluasi 2 menit
kemudian terlihat gambaran EKG Ventrikel Fibrilasi (VF).
Pertanyaan soal
Apakah tindakan utama yang ahrus dilakukan perawat?
Pilihan jawaban
A. defibrilasi dan amiodaron 300 mg IV
B. RJP dan amiodaron 150 mg IV
C. Kaji tanda-tanda vital
D. kardioversi 100 joule
E. cek nadi karotis
Kunci jawaban: A
Pembahasan Pasien laki-laki sedang dilakukan RJP, evaluasi monitor menunjukkan EKG VF. Dimana pasien VF
keadaan detak jantung bisa melebihi 300 x/menit. Keadaan seperti itu perlu adanya usaha untuk
menghentikan sementara jantung dengan defibrilasi disertai obat-obatan yang bisa memperbaiki gangguan
aritmia salah satunya Amiodaron. Pemberian amiodaron pada pemberian pertama harus diberikan 300 mg.
RJP memang menjadi pilihan Tindakan segera namun hanya bersifat enunggu Tindakan defibrilasi dan
dilanjutkan Kembali dengan RJP. Pada option B terdapat Tindakan pemberian amiodaron 150 mg. Pada
huideline AHA 2015 pemberian amiodaron 150 mg meruoakan emberian pada tahap k-2 setelah pemberian
amiodaron 300 mg dilanjutkan epineprin 1 mg baru 3-5 menit kemudian amiodaron 150 mg.
1. Kaji tanda-tanda vital jika pasien menunjukan gambaran EKG yg tidak terasuk EKG lethal dengan
adanya nadi karotis.
2. Kardioversi 100 joule ditunjukan jika terdapat VT dengan nadi dan napas dnegan Sistolik <90 mmhg.
3. Cek nadi karotis hanya pada gambaran EKG Asystole, PEA dan Ventrikel Takikardi.

198. Kasus (Vignette)


Seorang perempuan, umur 59 tahun dibawa ke UGD akibat pingsan yang sebelumnya sesak berat. Saat
perawat memasang EKG monitor muncul gambaran Asystole. Perawat langsung melakukan RJP. Evaluasi 2
menit kemudian pasien masih menunjukkan Asystol dan nadi karotis tidak teraba.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan?
Pilihan jawaban
A. lakukan VTP 10-12 x/menit dalam 2 menit
B. RJP dan defibrilasi 360 joule
C. RJP dan amiodaron 300 mg
D. Kaji ulang tanda-tanda vital
E. RJP dan adrenalin 1 mg
Kunci jawaban: E
Pembahasan :PAsien sedang dilakukan RJP, evaluasi 2 menin menunjukan gambaran EKG dengan nadi karotis
tidak teraba. Kata kuncinya adalah nadi karotis tidak teraba, Jadi, RJP merupakan pilihan yang harus segera
dilakukan apda asien yang tidak teraba nadi karotis. Dilanjutkan dengan pemberian adrenalin 2 mg yg
bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas jantung.
1. Tindakan VTP 10-12 x/menit dalam dua menit dilakukan jika nadi karotis teraba namun napas tidak ada
atau tidak adekuat
2. Defibrilasi dan pemberian amiodaron hanya digunakan pada pasien dengan EKG VT tanpa nadi dan VF
3. Kaji tanda-tanda vital jika pasien menunjukan gambaran EKG yg tidak terasuk EKG lethal dengan
adanya nadi karotis.

199. Kasus (Vignette)


Seorang perempuan, umur 59 tahun dibawa ke UGD akibat jatuh dikamar mandi. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan: frekuensi napas 26 x/menit, TD 210/120
mmHg, frekuensi nadi 54 x/menit, suhu 38,1oC, GCS 11 (3-15), pupil anisokor, riwayat muntah menyebur 2
kali.
Apakah tindakan utama berdasarkan kasus tersebut?
A. kolabrasi pemberian antipiretik
B. kolaborasi pemberian manitol
C. lakukan pemasangan NGT
D. pantau tingkat keadaran
E. berikan oksigen 4 lpm
Kunci jawaban: B
Pembahasan Pasien menunjukkan adanya TTIK (Tekanan Tinggi Intra Kranial) yaitu: TD turun disertai HR yang
menurun, GCS menurun, pupul anisokor dnegan Riwayat muntah proyektil. Pada pasien yang mengalami TTIK
bisa diakibatkan adanya edema serebri, dimana sel otak dipenuhi dengan akumulasi cairan. Cairan yang ada di
sela tau intersisial dengan jumlah melebih batas harus segera dikurang dengan memindahkan akumulasi
cairan tersebut ke intravaskuler. Pemindahan tersebut bisa dilakukan dengan pemberian cairan dengan nilai
osmolaritasnya melebihi osmoalritas tubuh (hyperosmolaritas). Sehingga ketika cairan tersbeut diberikan,
cairan yg terkumpul di intersisial dan intrasel bisa ditarik dengan peredaa osmolaritas tersebut. Sehingga
akumulasi cairan tersebut kemudian ditaik ke intravaskuler dan diharapkan edema sel otak berangsur
berkurang. Cairan tersebu bisa diberikan dengan cairan mannitol dengan nilai osmolaritas > 900 mosml.
Kolaborasi pemberian antipiretik bisa dilakukan namun bukan menjadi pilihan yg segera dilakukan.
Kenaikan suhu, penurunan kesadaran dan sesak merupakan dampak dari adanya edema serebri. Sehingga, jika
edema serebri teratasi, keluhan lain bisa teratasi (mengkuti)
200. Kasus (Vignette)
Seorang laki laki berusia 25 tahun datang ke IGD dengan riwayat kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian
didapat: frekuensi napas 24 x/menit, TD 85/57 mmHg, frekeuensi nadi 133 x/menit, terdapat jejas di daerah
umbilical, bising usus menurun, tampak distensi abdomen dan teraba keras disertai nyeri tekan.
Pertanyaan soal
Apakah pemeriksaan penunjang utama yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. foto polos abdomen
B. CT scan abdomen
C. fungsi ginjal
D. elektrolit
E. FAST
Kunci jawaban: E
Pembahasan Pasien mengalami trauma tumpul abdomen dengan tanda-tanda syok hypovoleik akibat
perdarahan di dalam abdoen yang tidak diketahui sumber dan perkiraan jumlah darah yang hiang. Perlu
adanya tid=ndakan segera untuk melihat sumber perdarahan dan perkiraan jumlah perdasaraha. FAST (Focus
Assessment Sonografi of Trauma merupakan pemeriksaan sonografi abdomen yang dilakukan dengan cepat
untuk melihat sumber perdarahan dan perkiraan jumlah perdasarahan. Tindakan ini harus segaera diaukakan
di emergency.
201. Kasus (vignete)
Perempuan umur 50 tahun dirawat di RSJ karena mengalami halusinasi pendengaran dan beberapa kali
mencoba membakar rumahnya. Selama di RSJ, pasien menolak mengikuti TAK karena tidak nyaman bertemu
orang banyak. Tetapi, perawat tetap mengikutkan pasien, karena menurutnya TAK baik bagi proses
kesembuhan pasien.
Pertanyaan soal
Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Justice
B. Veracity
C. Autonomy
D. Beneficence
E. Non-Maleficence
Kunci Jawaban: C
Pembahasan Justice: keadilan, veracity: kejujuran, autonomy: kemandirian, termasuk kesempatan untuk
memutuskan sendiri, beneficence: berbuat baik, non-maleficence: tidak merugikan pasien
202. Kasus (vignete)
Laki-laki umur 45 tahun dibawa ke RSJ karena mencoba melukai ibunya sendiri. Pasien mengatakan ibunya
kerasukan roh jahat, dan meminta dirinya untuk menusuk perut ibunya agar roh tersebut keluar. Selain itu,
pasien mengakui dirinya merupakan paranormal terkenal dan menolak mandi serta mengganti pakaian untuk
menjaga kekuataannya. Hasil observasi: pasien tampak menghindar saat didekati perawat dan senang
menyendiri sambil sesekali mengarahkan telinga ke kanan.
Pertanyaan soal
Apakah diagnosis keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Risiko perilaku kekerasan
B. Defisit perawatan diri
C. Isolasi sosial
D. Halusinasi
E. Waham
Kunci Jawaban: D
Pembahasan :
Melukai diri sendiri atau orang lain merupakan masalah yang harus segera ditangani, karena dapat
menimbulkan dampak yang berbahaya. Pasien melakukan hal tersebut karena ada perintah untuk menusuk
ibunya. Jadi bila halusinasi dapat dikendalikan, risiko perilaku kekerasan pun dapat dihindari. Data pendukung:
mengarahkan telinga ke kanan (data mayor), dan senang menyendiri (data minor) untuk halusinasi
203. Kasus (vignete)
Perawat melakukan kunjungan rumah pada laki-laki umur 23 tahun karena mengurung diri di kamar. Pasien
mengatakan ingin sendiri saja dan tidak mau bertemu orang lain karena merasa tidak percaya diri. Hasil
observasi pasien tampak lesu dan tidak ada kontak mata.
Pertanyaan soal
Apakah data pengkajian keperawatan tambahan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Merasa khawatir
B. Mengungkapkan keputusasaan
C. Merasa berbeda dengan orang lain
D. Menolak melakukan perawatan diri
E. Mengatakan perasaan benci terhadap orang lain
Kunci Jawaban: C
Pembahasan :
Berdasarkan keluhan utama: ingin sendiri (gejala mayor isolasi sosial), tidak mau bertemu orang lain (gejala
minor isolasi sosial), lesu dan tidak ada kontak mata (tanda minor isolasi sosial)
Merasa khawatir (gejala minor halusinasi), merasa berbeda dengan orang lain (gejala mayor isolasi sosial),
mengungkapkan keputusasaan (gejala minor harga diri rendah kronik), mengatakan perasaan benci terhadap
orang lain (gejala mayor risiko perilaku kekerasan), menolak melakukan perawatan diri (gejala mayor defisit
perawatan diri).
204. Kasus (vignete)
Perawat menyampaikan hasil kunjungan rumah kepada dokter sebagai berikut; laki-laki umur 21 tahun, sering
marah-marah, terutama saat keinginannya tidak tercapai, sehingga merusak barang-barang di rumah.
Tindakan yang sudah dilakukan latihan nafas dalam tetapi sepertinya masih memerlukan obat untuk
mengendalikan amarahnya.
Pertanyaan soal
Apakah informasi yang perlu ditambahkan pada pelaksanaan komunikasi di atas?
Pilihan jawaban
A. Memperkenalkan diri perawat
B. Perilaku memukul orang lain
C. Penyebab pasien marah
D. Kondisi keluarganya
E. Tempat tinggalnya
Kunci Jawaban: C

Pembahasan:
Standar pelaksanaan komunikasi: ISBAR
Introduction: perkenalan diri perawat, karakteristik pasien dan keluarganya
Situation: kondisi pasien saat ini (suka marah-marah/mengurung diri dll)
Background: penyebab atau latar belakang kondisi pasien saat ini (karena di PHK, kehilangan orang yang
disayangi dll)
Assessment: hasil pengkajian/observasi perawat, termasuk apa yang sudah dilakukan perawat
205. Kasus (vignete)
Perawat melakukan kunjungan rumah pada perempuan umur 37 tahun dengan masalah risiko perilaku
kekerasan. Perawat mengajarkan kepada keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala waham, serta prinsip
penting untuk tidak mendukung dan tidak membantah keyakinan pasien. Keluarga mengatakan siap
memberikan pendampingan dan membawa pasien ke puskesmas bila kondisi pasien bertambah berat.
Pertanyaan soal
Apakah intervensi keperawatan lain pada keluarga dengan kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Mengenalkan masalah
B. Memutuskan untuk merawat
C. Mengajarkan cara merawat pasien
D. Melakukan modifikasi terhadap lingkungan
E. Merujuk pasien ke fasilitas kesehatan terdekat
Kunci Jawaban: D
Pembahasan:
Pada soal di atas, semua unsur sudah dilakukan oleh perawat terkait tugas kesehatan keluarga, kecuali
melakukan modifikasi terhadap lingkungan, dengan cara mengkaji hal-hal yang membuat pasien marah,
misalnya suara bising, sehingga diupayakan kondisi kamar pasien tidak bising dll
206. Kasus (vignete)
Seorang laki-laki, usia 27 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan muntah 6 kali selama 4 jam. Saat
pengkajian, pasien mengatakan merasa mual dan lemah, susah tidur serta cemas dengan kondisinya. TD
110/80 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi napas 18 x/menit, suhu 37,90 C Pasien diberikan terapi
IVFD NaCl 0,9% 500 cc/12 jam, obat antiemetik dan antipiretik, makanan TKTP dan memberitahukan kepada
keluarga untuk memberikan lingkungan yang nyaman pada pasien agar bisa instirahat.
Pertanyaan soal
Manakah fungsi independen perawat dari kasus di atas?
Pilihan jawaban
A. Pemasangan terapi IVFD
B. Pemberian obat antiemetik
C. Pemberian obat antipiretik
D. Pemberian diet nutrisi TKTP
E. Pemberian pendidikan kesehatan
Kunci Jawaban: E
Pembahasan Fungsi independen perawat artinya tindakan mandiri dari perawat. Perawat bertanggungjawab
penuh terhadap tindakan tersebut, didasarkan pada ilmu keperawatan. Bila tindakan yang dilakukan perawat
adalah atas kerjasama atau kolaborasi dengan tim kesehatannya lainnya maka disebut fungsi interdependen.
Pemberian terapi IVFD merupakan tindakan kolaborasi perawat dengan dokter, dimana dokter memberi saran
medis untuk diberikan terapi IVFD, dan perawat yang melakukan tindakan tersebut.
Pemberian obat antiemetik dan antipiretik juga merupakan tindakan kolaborasi dengan dokter dan apoteker.
Perawat bisa berperan membantu dalam proses pemberian obat dan evaluasi reaksi pasien terhadap obat
yang diberikan.
Pemberian diet TKTP adalah tindakan kolaborasi dengan ahli gizi.
Pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga agar memberikan lingkungan yang nyaman pada pasien
supaya bisa instirahat, merupakan tindakan independen perawat. Perawat bertanggungjawab untuk
memastikan pasien nyaman dan dapat beristirahat tanpa gangguan.
207. Kasus (vignete)
Seorang perempuan usia 39 tahun dirawat di ruang perawatan Bedah. 2 minggu post operasi laparatomi, luka
operasi nampak masih basah. Keluarga khawatir dengan kondisi ini, lalu membawa pasien kembali ke RS.
Pasien tidak ada riwayat penyakit DM. Pasien nampak kurus dan keluarga mengatakan pasien jarang makan.
Pertanyaan soal
Apa intervensi yang tepat dilakukan pada pasien tersebut di atas?
Pilihan jawaban
A. Bed-rest total
B. Rawat luka setiap hari
C. Timbang berat badan setiap hari
D. Pasang NGT untuk pemberian nutrisi
E. Anjurkan diet makan Tinggi Kalori Tinggi Protein
Kunci Jawaban: E
A. Pembahasan Bed-rest total tidak akan mempercepat proses penyembuhan, justru kurangnya aktivitas
mempengaruhi metabolisme dan sirkulasi, dampaknya pada lamanya proses penyembuhan luka post
operasi.
B. Luka post operasi tidak perlu dirawat setiap hari kecuali ada indikasi khusus.
C. Timbang berat badan setiap hari hanya untuk mengevaluasi status nutrisi pasien.
D. Pemasangan NGT dilakukan bila intake peroral tidak memungkinkan. Pada kasus di atas, tidak
dijelaskan adanya kendala secara patofisiologis terhadap kemampuan intake oral pasien.
E. Diet makan tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) mempengaruhi lamanya proses penyembuhan luka
post operasi. Diet TKTP akan mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi.

208.Kasus (vignete)
Seorang laki-laki, usia 45 tahun dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran, GCS 8. Pasien akan dilakukan
pemasangan NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pada pelaksanaannya, NGT bisa masuk ke lambung
dengan mudah tanpa hambatan.
Pertanyaan soal
Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan perawat?
Pilihan jawaban
A. Mencatat respon pasien
B. Melakukan fiksasi NGT
C. Memberikan makan via NGT
D. Mengambil sampel cairan lambung
E. Memastikan selang berada di dalam lambung
Kunci Jawaban: E
Pembahasan
A. Mencatat respon pasien adalah bagian dari dokumentasi keperawatan, yang bisa dilakukan segera
setelah intervensi selesai dilakukan secara lengkap.
B. Fiksasi NGT bisa dilaksanakan bila NGT sudah benar-benar terpasang di lambung. Jika tidak dipastikan
terlebih dahulu, maka NGT bisa dilepaskan kembali, dan artinya fiksasi tidak akan berfungsi.
C. Pemberian makan via NGT dilakukan bila NGT telah berada di lambung dan cairan residu < 50 cc.
D. Pengambilan sampel cairan lambung bisa didapatkan saat NGT sudah ada di lambung, dan cairan
lambung bisa keluar secara spontan melalui NGT atau diaspirasi menggunakan spuit.
E. Tindakan yang harus dilakukan setelah NGT masuk adalah pastikan NGT berada di lambung. Cara untuk
memastikan letak NGT tidak berada di saluaran pernapasan, melainkan berada di lambung adalah
dengan mendorong udara masuk melalui NGT menggunakan spuit, dan akan terdengar bunyi pada
lambung, dengan bantuan stetoscope. Selain itu bisa juga dengan meletakkan ujung selang NGT di gelas
berisi air, jika tidak menimbulkan gelembung, maka NGT tidak berada di saluran pernapasan.

209. Kasus (vignete)


Seorang laki-laki, usia 47 tahun dirawat di RS dengan keluhan lemah, mual, muntah dan nyeri abdomen
terlebih saat makan. Pada pemeriksaan didapati sklera ikterik, feses berwarna pucat. Pasien riwayat
mengkonsumsi alkohol. Hasil pemeriksaan diagnostik nampak ada hepatomegali.
Pertanyaan soal
Apakah pemeriksaan penunjang utama untuk melengkapi data diatas?
Pilihan jawaban
A. Hb & Ht
B. Trombosit
C. Leukosit
D. SGOT & SGPT
E. Pemeriksaan Urine
Kunci Jawaban: D
Pembahasan Melihat tanda dan gejala, pasien bisa dicurigai menderita gangguan fungsi hati. Pemeriksaan
diagnostik yang lebih spesifik untuk gangguan fungsi hati adalah pemeriksaa SGOT & SGPT, dibandingkan
dengan pemeriksaan Hb, Ht, trombosit, leukosit dan pemeriksaan urine.
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) adalah
enzim hati yang berfungsi membatu mencerna protein dalam tubuh. Jika nilai SGOT dan SGPT tidak normal
maka teridentifikasi adanya gangguan pada fungsi hati.
210.Kasus (vignete)
Seorang laki-laki usia 49 tahun dirawat di ruang interna. Pasien terdianosa medis rematoid artritis sejak 5
tahun yang lalu. Pasien mengeluh lemas, tidur tidak nyenyak, nyeri skala 6 (1-10) dengan bantuan terapi
morphin drip. Pasien sering keluar masuk RS dengan kondisi yang sama, selama 3 tahun belakangan. Pasien
dianjurkan untuk bed-rest total.
Pertanyaan soal
Apa masalah keperawatan prioritas pada kasus di atas?
Pilihan jawaban
A. Nyeri akut
B. Nyeri kronik
C. Gangguan pola tidur
D. Gangguan rasa nyaman
E. Gangguan mobilitas fisik
Kunci Jawaban: B
Pembahasan Pasien dengan penyakit kronis, masuk rumah sakit dengan gejala yang sama (nyeri), selama 5
tahun terakhir. Gejala paling dominan dan urgen pada kasus di atas adalah nyeri, dibandingkan dengan
keluhan lemas dan tidur tidak nyenyak.
Gangguan pola tidur dan gangguan mobilitas fisik tidak urgen dan memiliki data yang kurang.
211. Kasus (vignete)
Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke Puskesmas dengan keluhan batuk selama 3 hari, makan sangat
sedikt dan anak tampak lemas. Hasil pengkajian anak tampak sesak, rewel, tidak panas, tidak ada tanda
bahaya umum. Perawat akan menentukan derajat batuk dan sukar bernapas dengan pendekatan MTBS.
Apakah data utama yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Suhu
B. Frekuensi napas
C. Karakteristi batuk
D. Perkusi lapang paru
E. Capillary Refill Time
Kunci Jawaban: B
Pembahasan: Berdasarkan pendekatan MTBS, data penting yang perlu dikaji untuk menentukan apakah anak
batuk biasa, pneumonia dan pneumonia berat, yang perlu dikaji selanjtnya jika mendapatkan anak tampak
sesak yaitu menghitung frekuensi napas anak selama 1 menit.
312. Kasus (vignete)
Anak laki-laki usia 4 tahun di rawat di ruang anak dengan keluhan penurunan berat badan secara tiba-tiba 6
bulan terakhir. Anak tampak kurus, lemas dan hanya terbaring. Ibu mengatakan anak sulit makan dan jarang
komunikasi, ibu tampak cemas. Hasil pengkajian berat badan anak 8Kg, Suhu 36,5˚C, frekuensi napas
30x/menit.
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Cemas
B. Kelemahan
C. Gangguan mobilitas fisik
D. Ketidakseimbangan nutrisi
E. Gangguan komunikasi verbal
Kunci Jawaban: D
Pembahasan Berat badan anak pada lasus tersebut sangat kurang yaitu 8 kg untuk anak usia 4 tahun.
213. Kasus (vignete)
Seoarng anak perempuan usia 5 tahun di rawat di ruang anak untuk mendapatkan protokol pemberian
kemoterapi. Perawat akan melakukan pemasangan infus terlebih dahulu dengan melibatkan orang dan
mengajak anak untuk bercerita untuk menglaihkan rasa sakit anak saat pemasangan infus.
Pertanyaan soal
Prinsip etik apakah yang diterapkan perawat pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Justice
B. Fidelity
C. Otonom
D. Confidentiality
E. Nonmaleficience
Kunci Jawaban: E
Pembahasan Prinsip etik yang diterapkan oleh perawat adalah prinsip nonmaleficience. Prinsip
nonmaleficience adalah prinsip perawat dalam melakukan tindakan keperawatan tidak menimbulkan trauma
fisik maupun psikologis.
214. Kasus (vignete)
Anak laki-laki dibawa ibunya ke Poli tumbuh kembang anak pada tanggal 19 Februari 2021 untuk melakukan
tes perkembangan anak. Sebelum melakukan tes perkembangan perawat akan menghitung usia anak untuk
menentukan garis umum. Diketuhui anak lahir pada tanggal 29 Mei 2017.
Pertanyaan soal
Berapakah usia anak pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. 4 tahun 4 bulan
B. 4 tahun 3 bulan
C. 3 tahun 8 bulan
D. 3 tahun 9 bulan
E. 2 tahun 7 bulan
Kunci Jawaban: D
Pembahasan Cara penghitungan usia anak dengan mengurangi tanggal pemeriksaan dengan tanggal lahir
anak.
2021(2020) 02(1) + 12 =13 19+30 = 49
2017 05 29
3 8 20
215. Kasus (vignete)
Anak laki-laki usia 6 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Anak tampak
lemas dan kadang merasakan sakit di daerah abdomen.ibu mengatakan anak sulit makan dan rewel. Hasil
pengkajian didapatkan suhu 40˚C, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 100x/menit.
Pertanyaan soal
Apakah implementasi yang harus dilakukan perawat pada kasus tersebut?
Pilihan jawaban
A. Kompres air hangat
B. Observasi intake dan output
C. Anjurkan makan sedikit tapi sering
D. Ajarkan keluarga manjemen nyeri non farmal
E. Bantu anak untuk melakukan aktifitas bertahap
Kunci Jawaban: A
Pembahasan Berdasarkan data pada kasus terjadi peningkatan suhu yang tinggi yang dapat menyebabkan
kehilangan cairan, kelemahan hingga kejang demam. Oleh sebab itu penangan demam terlebih dahulu harus
diatasi untuk menghindari akibat lain yang dapat membahayakan anak.
216. Kasus (vignete)
Seorang laki-laki usia 9 tahun di rawat di ruang perawatan anak hari ke tiga karena fraktur radialis sinistra.
Lengan bawah sinistra pasien di pasang gips lengan pendek. Perawat memposisikan lengan sinistra pasien
seinggi jantung, mengkaji sistem pengisian kapiler (capiler refeel).
Apakah tujuan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Mencegah tejadinya sindrom kompartemen
B. Mencegah terjadinya tromboemboli
C. Mencegah terjadinya delayed union
D. Mencegah terjadinya non union
E. Mencegah terjadinya malunion
Kunci Jawaban: A
Pembahasan :
Sindrom kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot berkurang dari yang
dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Untuk mencegahnya perawat harus melakukan dengan mengontrol
edema. Beberapa tehnik mengontrol edema seperti di kasus.

217. Kasus (vignete)


Laki-laki usia 6 tahun dirawat di ruang perawatan anak dengan keluhan wajah moon face, skrotum tampak
membesar mengkilat, terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah. TD= 115/60 mmHg, frekuensi nadi= 85
x/menit, Frekuensi nafas= 22 x/menit Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb= 11,8, Albumin= 2,8
gr/dL, kolesterol= 450 gr/dL, protein urin= 2+.
Apakah implementasi keperawatan prioritas terkait edema pada kasus tersebut?
A. Diet cukup kalori
B. Rubah posisi pasien tiap 3 jam
C. Berikan posisi setengah duduk pada pasien
D. Berikan alas bantal pada kedua kaki pasien
E. Berikan ganjalan pada bagian bawah skrotum pasien
Kunci Jawaban: E
Pembahasan :
Ganjalan dibawah skrotum pada anak yang mengalami pembengkakan skrotum yang berat perlu dilakukan.
Karena ada kejadian keadaan skrotum begitu besar akhirnya skrotumnya pecah yang menjadi penyebab
kematian si pasien.
218. Kasus (vignete)
Perempuan usia 6 tahun masuk dirawat di ruang perawatan anak hari ke 5 dengan kasus diare. Menurut
ibunya, pasien sudah tidak mencret lagi. Namun ibu pasien mengatakan dalam sehari ini pasien tampak
cemberut, malas berbicara dengan ibu dan saudaranya yang lain. Perawat melihat tampak pasien hanya
duduk sibuk dengan mainannya sendiri.kemudian perawat meminta pasien menyebutkan lima hal yang baik
dan lima hal yang buruk yang dirasakan pasien hari ini.
Manakah prinsip tehnik komunikasi yang dilaksanakan pada kasus tersebut?
A. Tehnik permainan asosiasi kata
B. Tehnik respon fasilitatif
C. Tehnik saling bercerita
D. Tehnik pro dan kontra
E. Tehnik orang ketiga
Kunci jawaban :D
Pembahasan:
Salah satu tehnik komunikasi kreatif dengan anak menggunakan tehnik verbal yaitu tehnik pro dan kontra.
Tehnik pro dan kontra digunakan untuk mengetahui hal apa saja yang disenangi oleh anak dan hal apa saja
yang tidak disenangi oleh anak.
219. Kasus (vignete)
Perempuan usia 12 tahun dibawa ke poli THT oleh ibunya dengan keluhan telinga sebelah kiri kurang jelas
mendengar. Menurut ibunya, pasien sudah satu minggu mengalami kondisi tersebut. Menurut dokter
spesialis THT anak tersebut menderita tuli konduktif. Kemudian perawat melakukan pengkajian ketajaman
pendengaran dengan menggunakan uji weber.
Apakah respon pasien yang dinilai pada uji weber tersebut?
A. Pasien mengalami lateralisasi kiri
B. Pasien mengalami lateralisasi kanan
C. Pasien tidak mengalami lateralisasi
D. Pasien mendengar air conduction dua kali lebih lama dari bone conduction
E. Pasien mendengar suara air conduction lebih lama dari bone conduction
Kunci jawaban :A
Pembahasan:
Uji weber merupakan salah satu tes ketajaman pendengaran dengan menggunakan garpu tala. Pada tuli
konduksi, hasil uji webernya lateralisasi pada telinga yang mengalami gangguan. Normalnya pasien
mendengar suara seimbang antara telinga kiri dan kanan.
210. Kasus (vignete)
Laki-laki usia 10 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan rasa nyeri terasa di semua bagian kepala, muntah
tiba-tiba. Anak tidak mau minum. GCS= 12, TIK= 21 mmHg. Hasil pemeriksaan CT-Scan tampak Ventrikel
lateral III dan IV melebar, kesan: hidrosefalus komunikan dengan edema veriventrikel terutama kiri.
Apa masalah utama pada kasus tersebut?
A. Nyeri
B. Gangguan mobilitas fisik
C. Gangguan integritas kulit
D. Kurangnya volume cairan
E. Perubahan perfusi jaringan serebral
Kunci jawaban :E
Pembahasan :
CSS tertahan di otak menyebabkan edema serebral, edema serebral dapat menyebabkan peningkatan tekanan
intra kranial karena penambahan volume dalam ruang tengkorak. peningkatan tekanan intra karanial
penekanan pada jaringan otak sehingga mengganggu aliran darah di jaringan otak. Aliran darah terganggu
maka akan terganggu proses metabolisme di sel otak. Maka timbul masalah gangguan perfusi serebral.
211. Kasus (vignete):
Batita usia 2 tahun datang ke Puskesmas bersama orangtua dengan keluhan sukar bernapas. Hasil pengkajian:
frekuensi napas 30 x/menit, suhu 36,50 C, tidak ada tarikan dinding dada dan tidak ada suara napas tambahan.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut berdasarkan MTBS?
A. Rasio inspirasi dan ekspirasi
B. Penggunaan otot napas
C. Saturasi oksigen
D. Perfusi jaringan
E. Tekanan darah
Kunci jawaban :C
Rasional Berdasarkan MTBS 2019, anak yang datang dengan keluhan batuk dan atau sukar bernapas
maka lakukan pengkajian berikut:
1. Lama keluhan dirasakan
2. Frekuensi napas dalam 1 menit
3. Adakah tarikan dinding dada
4. Adakah wheezing
5. Nilai saturasi oksigen

42. Kasus (vignete):


Seorang anak laki-laki usia 11 tahun dirawat di ruang anak. Hasil pengkajian didapatkan akral teraba hangat,
suhu 36,7°C, frekuensi napas 20 x/menit dangkal, terdengar murmur mid-diastolik, TD 100/60 mmHg. Ibu
mengatakan bahwa anak cepat lelah setelah beraktivitas.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut ?
A. Saturasi oksigen
B. Kefektifan perfusi perifer
C. TTV saat perubahan posisi
D. TTV sebelum dan sesudah aktivitas
E. Aktivitas yang dilakukan selama di rumah sakit
Kunci Jawaban:D
Rasional :Data pada kasus menunjukkan adanya permasalah jantung. Pada pasien dengan permasalah
jantung biasanya mengalami permasalahan intoleransi aktivitas yang ditunjukkan adanya keluhan pada saat
beraktivitas. Maka untuk memperkuat diagnosa tersebut perlu dikaji TTV sebelum dan sesudah beraktivitas.
43. Kasus (vignete):
Seorang balita perempuan dibawa ibunya ke Poli Tumbuh kembang. Ibu mengatakan bahwa anak mempunyai
riwayat PDA. Perawat akan mengkaji tumbuh kembang anak. Perawat menjelaskan prosedur kepada ibu,
menyiapkan alat yang digunakan, dan menanyakan tanggal lahir anak.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut ?
A. Meminta anak melompat
B. Menghitung usia kronologis
C. Mengatur posisi yang nyaman
D. Menanyakan perkembangan anak
E. Membuat garis lurus pada usia kronologis
Kunci JawabanB
Rasional Pada kasus diatas, perawat akan mengkaji tumbuh kembang anak. Tahapan yang telah
dilakukan Perawat dalah menjelaskan prosedur kepada ibu, menyiapkan alat yang digunakan, dan
menanyakan tanggal lahir anak. Tahapan berikutnya setelah mengetahui tanggal lahir anak adal menghitung
usia kronologis anak.
44. Kasus (vignete):
Seorang anak laki-laki usia 14 tahun, dirawat di ruang anak dengan diagnosa VSD. Hasil pengkajian: pasien
merasa sesak nafas, frekuensi napas 28x/menit. Perawat melakukan tindakan kolaboratif pemberian oksigen.
Perawat mencuci tangan, menyiapkan alat, menyambungkan selang oksigen dengan tabung oksigen
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut ?
A. Memeriksa kadar saturasi oksigen
B. Menghitung kebutuhan oksigen
C. Menyesuaikan dosis oksigen
D. Memasang masker ke klien
E. Memfiksasi masker
Kunci JawabanC
Pembahasan Pada kasus diatas, perawat akan melakukan tindakan kolaboratif pemberian oksigen. Tahapan
yang telah dilakukan perawat adalah mencuci tangan, menyiapkan alat, menyambungkan selang oksigen
dengan tabung oksigen. Tahapan selanjutnya adalah memastikan oksigen mengalir kemudian menyesuaikan
dosis oksigen (kebutuhan oksigen).
45. Kasus (vignete):
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun menunjukkan gejala gangguan pernafasan. Hasil pengkajian didapatkan
suara napas rhonki pada lobus kanan, pasien terlihat susah bernapas, dan terdapat sekret pada hidung.
Berdasarkan advis dokter direncanakan pemberian nebulisasi. Perawat yang bertugas mempersiapkan alat dan
mengatur posisi pasien.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada kasus diatas?
A. Memasukkan obat kedalam tabung
B. Menghidupkan mesin inhalasi
C. Menempatkan sungkup oksigen pada mulut dan hidung pasien
D. Mengobservasi uap inhalasi
E. Mengatur waktu pemberian
Kunci JawabanA
Rasional : Data pada kasus diatas perawat melakukan tindakan berdasarkan advis dokter berupa
pemberian nebulisasi. Perawat telah mempersiapkan alat, dan mengatur posisi pasien. Tindakan selanjutnya
yang dilakukan perawat adalah memasukkan obat kedalam tabung, menghidupkan mesin inhalasi,
mengobservasi uap inhalasi, menempatkan sungkup pada pasien, dan mengatur waktu pemberian.
46. Kasus (vignete)
Klien dirawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis sindrom Guillain-Barre mengalami paralisis
pada tubuh bagian atas, sudah dilakukan intubasi dan diberikan ventilasi mekanik.
Pertanyaan soal
Apakah yang harus dimasukkan perawat pada perencanaan keperawatan untuk menbantu klien menghadapi
penyakitnya ?
Pilihan jawaban
A. Memberikan klien kontrol penuh atas keputusan perawatan dan membatasi pengunjung
B. Memberikan umpan balik positif dan mendorong ROM aktif
C. Memberikan informasi, memberikan umpan balik yang positif, dan mendorong relaksasi
D. Memberikan obat penenang melalui intravena
E. Mengurangi distraksi dan membatasi pengunjung

Kunci Jawaban: C

Pembahasan: Klien dengan sindrom Guillain-Barre mengalami ketakutan dan kecemasan akibat paralisis
tubuh bagian atas, serta munculnya gangguan yang tiba-tiba. Perawat dapat mengurangi ketakutan dengan
memberikan informasi yang akurat tentang kondisi klien, memberikan perawatan lanjut, dan umpan balik
positif pada klien, mendorong relaksasi, serta distraksi. Keluarga bisa dilibatkan pada aktifitas tertentu dan
memberikan hiburan untuk klien juga

47. Kasus (vignete)


Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas 5 hari yang lalu, kemudian dilakukan operasi kraniotomi 3 hari yang
lalu. Ners A mendapat tugas untuk melakukan tindakan evaluasi kondisi klien pasca kraniotomi.

Pertanyaan soal
Hasil pengkajian apa yang menunjukkan bahwa klien mengalami meningitis sebagai komplikasi dari
pembedahan?

Pilihan jawaban
A. Kerning sign negatif
B. Tanda Brudzinski positif
C. Tidak ada kaku kuduk
D. Skor GCS 15
E. Refleks Babinski negatif
Kunci Jawaban: B
Pembahasan: Gejala iritasi meningeal yang cocok dengan meningitis meliputi kaku kuduk, tanda brundzinki
positif dan tanda kernig positif. Kaku kuduk ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada leher, yang biasanya
dikeluhkan saat leher difleksikan. Tanda kernig positif saat klien merasa nyeri dan kaku pada otot hamstring
ketika kaki fleksi maksimal pada lutut dan pinggul. Tanda brudzinski positif saat klien merefleksikan pinggul
dan lutut sebagai respon dari fleksi kepala dan leher ke dada yang dilakukan oleh perawat. GCS 15 merupakan
skor sempurna dan mengindikasikan bahwa klien sadar penuh, tanpa defisit neurologis

48. Kasus (vignete)


Seorang perawat sedang memberikan penjelasan kepada klien untuk persiapan pulang pada klien
dengan kanker prostat setelah tindakan prostatectomy. Penjelasan yang diberikan agar klien tidak
mengangkat barang dengan bobot lebih dari 10 kg selama minimal 6 minggu.

Pertanyaan soal
Apakah diagnosa keperawatan yang relevan dengan rencana tersebut?

Pilihan jawaban
A. Risiko gangguan cairan
B. Risiko Intoleransi Aktivitas
C. Hambatan Eliminasi Urin
D. Risiko pendarahan
E. Hambatan mobilitas fisik
Kunci Jawaban: D
Pembahasan: Menyarankan pasien untuk tidak mengangkat beban yang lebih dari 10 kg selama 6 minggu
merupakan penjelasan yang tepat bagi klien pasca prostatektomi untuk mencegah risiko pendarahan. Karena
dengan beban 10 kg otot bagian perut akan mengencang dan dapat menekan bagian prostat.

49. Kasus (vignete)


Seorang perawat sedang memberikan obat antihipertensi untuk pasien dengan hipertensi. Klien memberitahu
perawat bahwa mereka ingin mengonsumsi herbal untuk membantu menurunkan tekanan darahnya.

Pertanyaan soal
Tindakan apa yang harus dilakukan perawat tersebut?

Pilihan jawaban
A. Beritahu klien bahwa herbal tidak aman dan seharusnya tidak digunakan sama sekali
B. Ajarkan klien bagaimana cara mengukur tekanan darah sehingga bisa memonitor tekanan darahnya
mandiri.
C. Beritahu klien jika mereka mengonsumsi herbal maka mereka harus sering mengukur tekanan
darahnya
D. Izinkan klien menggunakan herbal apapun sesuai keyakinannya
E. Dorong klien untuk mendiskusikan penggunaan herbal denga dokter

Kunci Jawaban: E
Pembahasan: Meskipun beberapa herbal memiliki manfaaf, tapi tidak semua herbal aman digunakan. Klien
yang sudah mendapatkan terapi konvensional harus dimotivasi untuk menghindari herbal dengan efek
farmakologis yang sama karena kombinasi (dosis, komposisi) kedua hal tersebut dapat memicu reaksi yang
berlebihan atau efek interaksi yang belum diketahui. Perawat harus menyarankan klien untuk mendiskusikan
penggunaan herbal dengan dokter terkait komposisi obat, komplikasi, dan izin edar obat herbal.

50. Kasus (vignete)


Klien dengan kolostomi baru yang dibuat dua hari yang lalu. Perawat A. melakukan tindakan evaluasi terkait
kondisi klien, didapatkan hasil area stoma mulai flatus dan berbau busuk.

Pertanyaan soal
Apa interpretasi perawat yang benar?

Pilihan jawaban
A. Klien mengalami gajala awal iskemia usus
B. NGT klien seharusnya tidak boleh dicabut
C. Hal ini menunjukkan persiapan preoperasi usus yang tidak adekuat
D. Hal ini menunjukkan hiperperistaltik pada saluran cerna
E. Hal ini normal, kejadian yang diharapkan
Kunci Jawaban: E
Pembahasan: Kembalinya gerakan peristaltik setelah pembuatan kolostomi, klien mulai mengeluarkan flatus
berbau busuk dari stoma. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi usus kembali normal dan sesuai kondisi yang
diharapkan. Dalam 72 jam pasca pembedahan, klien harus mulai BAB dari kolostomi.

51. Kasus (vignete)


Seorang laki-laki ,usia 60 tahun, sedang di rawat di ruang penyakit dalam. Saat ini pasien mengeluh batuk
namun sekret sulit dikeluarkan dan kadang sesak napas terutama saat berbaring. Data hasil pengkajian
menunjukkan TD 139/72 mmHg, RR 20x/menit, nadi 80x/menit, suhu 36,80 C, SPO2 98 % tanpa O2 tambahan,
terdengar ronkhi.

Pertanyaan soal
Apa masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?

Pilihan jawaban
A. Gangguan pertukaran gas
B. Pola napas tidak efektif
C. Bersihan jalan napas tidak efektif
D. Gangguan pertukaran gas
E. Gangguan ventilasi spontan
Kunci Jawaban:C. Bersihan jalan napas tidak efektif

Pembahasan : Keluhan utama pasien adalah batuk namun sekret sulit dikeluarkan. Data hasil pengkajian
menunjukkan TD 139/72 mmHg, RR 20x/menit, suhu 36,80 C, SPO2 98 % tanpa O2 tambahan, terdengar
ronkhi.
Dilihat dari data diatas maka masalah keperawatan utama pada pasien adalah bersihan jalan napas tidak
efektif. Data hasil pengkajian yaitu batuk namun sekret sulit dikeluarkan, terdengar ronkhi merupakan tanda
mayor dari MK. Bersihan jalan napas tidak efektif.

52. Kasus (vignete)


Seorang perempuan, usia 20 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam akibat kecelakaan lalu lintas. Perawat
melakukan penilaian tingkat kesadaran. Hasil penilaian tingkat kesadaran menunjukkan pasien terlihat tidur
namun membuka mata saat dipanggil nama, mengeluarkan kata yang sulit dipahami dan melakukan gerakan
menarik dari sumber nyeri.

Pertanyaan soal
Berapa nilai tingkat keasadaran dari pasien tersebut?

Pilihan jawaban
A. E2V2M3
B. E3V3M3
C. E3V3M4
D. E3V2M2
E. E3V3M2
C. E3V3M4

Kunci jawaban : C

Pembahasan :Penilaian tingkat kesadaran meliputi respon membuka mata (Eye), kualitas pembicaraan
(Verbal) dan kemampuan menggerakkan sisi kiri dan kanan (Motorik)

Respon membuka mata (E): spontan (4), respon terhadap suara (3), rangsangan terhadap tekanan (2), tidak
ada respon (1)
Respon verbal (V): orientasi baik (5), bingung (4), kalimat yang sulit dipahami (3), suara (2), tidak ada respon
(1)
Respon motorik (M): menuruti perintah (6), melokalisir nyeri (5), menghindari sumber nyeri (4), fleksi
abnormal (3), ekstensi (2), tidak ada respon (1)

53. Kasus (vignete)


Seorang perempuan, usia 35 tahun, sudah 5 hari dirawat di ruang penyakit dalam. Pasien mengeluh nyeri
seperti tertusuk-tusuk pada perut dan kadang mengalami mual muntah. Hasil pengkajian fisik menunjukkan
pasien tampak meringis kesakitan, TD 120/90 mmHg, nadi 108x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,6 0C, skala
nyeri 5.
Apa masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. Hipertermi
B. Gangguan rasa nyaman
C. Nyeri akut
D. Nausea
E. Risiko defisit nutrisi
Kunci jawaban : C. Nyeri akut
Pembahasan :Tanda dan gejala mayor untuk menegakkan MK. nyeri akut adalah data subyektif berupa
keluhan nyeri akut dan data obyektif seperti pasien tampak meringis, posisi menghindari nyeri, gelisah,
frekuensi nadi meningkat.
Maka, MK. nyeri akut diangkat sebagai masalah keperawatan utama dimana keluhan utama pasien adalah
nyeri seperti tertusuk-tusuk pada perut, didukung dengan data hasil pengkajian fisik seperti pasien tampak
meringis kesakitan dan skala nyeri 5.

54. Kasus (vignete)


Seorang laki-laki, usia 50 tahun, sedang dirawat di ruang penyakit dalam. Pada saat dikaji pasien mengeluh
badan terasa panas dan lemas, TD 130/70 mmHg, RR 25x/menit, nadi 110x/menit, suhu 380C, perabaan akral
hangat.
Apa masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. Intoleransi aktivitas
B. Hipertemia
C. Termoregulasi tidak efektif
D. Pola napas tidak efektif
E. Hipotermia
Kunci jawaban :B. Hipertermia
Pembahsan :Dilihat dari data diatas maka masalah keperawatan utama pada pasien adalah hipertermia. MK.
hipertermia diangkat sebagai MK. utama karena didukung dengan adanya data mayor berupa suhu lebih dari
normal: 380C dan data minor berupa perabaan akral hangat, takikardi: nadi 110x/menit, takipnea: RR
25x/menit.
55. Kasus (vignete)
Seorang perempuan, usia 25 tahun, sedang dirawat di ruang penyakit dalam. Pada saat pengkajian pasien
mengeluh nyeri pada bagian perut. Pasien juga mengatakan sudah 6 kali BAB dan fesesnya cair. Hasil
pengkajian fisik didapatkan TD 100/90 mmHg, nadi 80x/menit, RR 22x/menit, mukosa bibir kering, turgor kulit
menurun.
Apa masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. Hipervolemia
B. Nyeri akut
C. Hipovolemia
D. Diare
E. Disfungsi motilitas gastrointestinal
Kunci jawaban :C. Hipovolemia
Pembahasan :Tanda dan gejala mayor untuk menegakkan MK. hipovolemia adalah adanya tanda dan gejala
mayor pada pasien berupa frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun.
Pada kasus diatas MK.hipovolemia diangkat sebagai MK. utama didukung dengan data hasil pengkajian seperti
TD 100/90 mmHg, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun.
56. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena PPO K. Hasil pengkajian
pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak
refraksi dada, dan tampak penggunaan otot-otot pemapasan. Hasil pemeriksaan AGD didapatkan nilai pH
7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2 85 mmHg, HcO3 22 mEq/L, saturasi oksigen 97%. Apakah interpretasi hasil AGD
pada pasien?
A. Asidosis Metabolik terkompensasi
B. Alkalosis Respiratorik
C. Asidosis Respiratorik
D. Alkalosis Metabolik
E. Asidosis Metabolik

Pembahasan:
Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langkah yang harus diingat yaitu: Langkah 1
Klasifikasi pH, nilai normal pH: 7,35-7,45, dalam soal Nilai pH 7,30 (menurun) menandakan Asidemia. Langkah
2 Nilai PaCO2 dengan nilai nonnal: 35-45 mmHg, dalam soal nilai PaC02 49 mmHg (meningkat) menandakan
adanya asidosis respiratorik. Langkah 3 Nilai HCO3 dengan nilai normal: 22-26 mEg/dL, dalam soal di atas nilai-
nya normal, apabila menurun menandakan adanya asidosis metabolik, dan apabila meningkat menandakan
adanya alkalosis metabolik. Langkah 4 Tentukan adanya kompensasi dengan melihat dua komponen yaitu
PaCOz dan HCO2, apabila keduanya abnormal (atau hampir abnormal) Dada arah yang berlawanan maka
terdapat kompensasi. Apabila nilai salah satu Komponen abnormal, dan komponen lainnya normal maka tidak
terdapat kompensasi.
Jawaban : C

57. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas. Hasil
pengkajian : TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, x-ray toraks menunjukan
adanya pleuritis dextra. Saat ini perawat sedang melakukan pemeriksaan flsik paru pada. tahapan, auskultasi
Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. ronchi
B. vesikuler
C. wheezing
D. bronchial
E. Friction rub

Pembahasan:
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan antar lapisan pluera
bagian dalam dan luar yang meradang. Friction Rub akan terdengar saat proses respirasi dan tidak terdengar
saat tidak ada respirasi
Jawaban : E

58. Seorang laki-laki berusia 64 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan nyeri dada sejak 2 jam
sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa panas, skala nyeri 7, akral dingin, lemah,
dan cemas. TD 140/80 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, dan frekuensi napas 20 x/menit. Hasil EKG
menunjukan ST elevasi pada lead V3 dan V4.
Di manakah lokasi infark yang dialami pasien tersebut?
A. posterior jantung
B. inferior jantung
C. anterior jantung
D. lateral jantung
E. septal jantung

Pembahasan:
Sandapan menunjukan arah vektor dari gelombang yang muncul, Lead V3 dan V4 menunjukan adanya
gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior jantung, Lead V1 dan
V2 pada area septum, Lead I, aVL, V5 dan v6 pafla area lateral, Lead II, III, dan aVF area interior dan Lead
Resiprokal, VI-V3 area posterior.
Jawaban : C

59. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan
mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi
nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°C.
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. mual
B. muntah
C. bising usus
D. distensi perut
E. intake dan output cairan

Pembahasan:
Peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, perubahan sirkulasi, perpindahan cairan dan masalah
pernapasan serta ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. Respon inflamasi mengalihkan aliran darah ekstra
ke bagian usus yang mengalami inflamasi untuk melawan infeksi. cairan dan udara. udara tertahan dalam
lumen, tekanan dan sekresi cairan dalam usus meningkat. Sehingga aktifltasusus mengalami penurunan dan
cenderung berhenti. Proses inflamasi sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru
berespon dengan meningkatkan pemanasan.
Jawaban : C

60. Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke Puskesmas dengan keluhan mencret 5x sehari dan anak tampak
lemas, Hasil pengkajian: rewel, mata cekung dan mukosa bibir kering. perawat akan menentukan derajat
dehidrasi dengan pendekatan MTBS. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Capillary Refill Time
B. Cubitan kulit perut
C. Konsistensi feses
D. Berat badan
E. Suhu

Pembahasan:
Berdasarkan pendekatan MTBS, data penting yang perlu dikaji untuk menentukan deraj at dehidrasi adalah
cubitan kulit pemt kembali lambat atau sangat lambat, malas minum atau minum dengan lahap, mata cekung,
dan gelisah atau rewel.
Jawaban : B

Selamat Mengerjakan
Silakan mengerjakan dengan teliti

1.Laki-laki berusia 24 tahun dantar ke RSJ karena mengamuk di sebuah pasar tradisional. Hasil pengkajian:
wajah pasien tegang, pandangan mata tajam, sesekali pasien berteriak “Pergi kalian...”, kedua tangan pasien
difiksasi dengan borgol besi, dan tampak luka lecet pada pergelangan tangannya. Apakah prinsip etik yang
dilanggar pada kasus tersebut? *
A. Justice

B. Veracity

C. Autonomy

D. Beneficence

E. Non-Maleficence

Jawaban yang benar

E. Non-Maleficence

2. Perawat melakukan kunjungan rumah pada pasien perempuan 33 tahun yang mengaku sebagai
permaisuri kerajaan Thailand. Hasil pengkajian: klien mengatakan, “Eh...jangan dekat-dekat, kalian gak level
sama saya”. “silahkan jongkok dan hormati saya jika mendekat”, memakai daster dan sarung kotor yang
diikat di kepalanya. Kulit tangan dan kaki penuh daki. Klien tampak marah bila didekati, suka bicara sendiri
dan membuang muka bila diajak bicara. Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut? *
a. Risiko perilaku kekerasan

b. Defisit perawatan diri

c. Harga diri rendah

d. Halusinasi

e. Waham

Jawaban yang benar

e. Waham

3. laki-laki berusia 45 tahun dirawat di RSJ sudah 4 hari. Hasil pengkajian saat ini; pasien mengatakan, “Saya
tidak suka wanita itu, setiap saya bangun tidur dia pasti datang, dia suka mengejek saya”, pasien tampak
marah setiap melihat ke arah pintu dan mulut komat-kamit. Apakah yang harus disampaikan perawatan
pada pasien tersebut? *
a. Saya tidak melihat wanita tersebut?

b. Apa yang diucapkan oleh wanita tersebut?

c. Berapa kali wanita itu muncul dalam sehari?

d. Bagaimana perasaan bapak melihat wanita tersebut?

e. Saya menghargai anda melihat wanita itu, tapi saya dan perawat lain tidak melihatnya?

Jawaban yang benar

e. Saya menghargai anda melihat wanita itu, tapi saya dan perawat lain tidak melihatnya?

Perempuan berusia 15 tahun diantar keluarga ke puskesmas setelah ditemukan dalam kondisi pergelangan
kiri berdarah karena sayatan. Hasil pengkajian, klien mengatakan “Saya sangat sayang orangtua saya, saya
gak mau mama papa pisah...”, klien lebih banyak diam, orang tua klien bertengkar dan saling menyalahkan
atas kejadian yang menimpa klien. Apakah intervensi keperawatan pertama pada kasus tersebut? *
A. Jadi pendengar yang baik

B. Beri perhatian yang cukup

C. Fasilitasi lingkungan yang aman

D. Ciptakan suasana tenang pada keluarga

E. Jauhkan barang-barang berbahaya

Jawaban yang benar

D. Ciptakan suasana tenang pada keluarga

Perawat melakukan kunjungan rumah pada klien perempuan 60 tahun yang mengalami luka bakar pada kaki
kirinya. Setelah beberapa kali kunjungan rumah, klien mengatakan “Saya sudah tidak canggung melihat kaki
kiri saya lagi dan dapat beraktifitas seperti semula”. Hasil pengkajian saat ini; klien mulai menyentuh dan
merawat lukanya sendiri. Apakah evaluasi keperawatan lanjutan pada kasus tersebut? *
A. Persepsi positif tentang tubuhnya

B. Fungsi kaki kanan lebih maksimal

C. Tersedianya jadwal aktifitas harian

D. Luka bakar sembuh secara optimal

E. Kemampuan aktivitas harian di rumah

Jawaban yang benar

E. Kemampuan aktivitas harian di rumah

Perawat melakukan kunjungan rumah pada pasien laki-laki 24 tahun karena marah-marah pada ibunya. Hasil
pengkajian, klien mengatakan cemas dan sulit berkonsentrasi bila waktu mengumpulkan tugas semakin
dekat, tampak menggigit-gigit kuku dan duduk tidak tenang. Ibu klien mengatakan anaknya pernah
mengamuk dan berteriak-teriak ketika tugas tersebut tidak dapat diselesaikannya. Apakah Implementasi
keperawatan awal pada kasus tersebut? *
a. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan

b. Mengenalkan pemecahan masalah yang konstruktif

c. Melatih relaksasi nafas dalam

d. Mengajarkan alternatif koping yang baik

e. Mendorong evaluasi perilaku klien

Jawaban yang benar

c. Melatih relaksasi nafas dalam

Seorang perempuan berusia 38 tahun, karyawati sebuah Bank diantar keluarga ke puskesmas. sudah
menikah selama 10 tahun dan belum dikarunia keturunan, suka marah dan menolak ajakan suami untuk
bertemu teman maupun berkumpul keluarga besar. Hasil pengkajian klien mengatakan sambil menunduk
bahwa dia bukan istri yang baik, karena tidak bisa memberikan keturunan pada suami yang dicintainya.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus diatas ? *
a. Isolasi sosial

b. Harga diri rendah

c. Risiko perilaku kekerasan

d. Keputusasaan

e. Ketidakberdayaan

Jawaban yang benar

b. Harga diri rendah

Seorang perempuan berusia 34 tahun, datang ke poli bedah untuk mengambil hasil pemeriksaan
mammografi karena sering nyeri dan ada benjolan pada payudara sebelah kiri. Pasien nampak kaget,
tertuduk lesu, dan hanya berdiam diri disamping suaminya yang juga menunjukkan reaksi serupa setelah
mengetahui hasil pemeriksaan mammografi bahwa ditemukan adanya keganasan, pada payudaranya
sebelah kiri. Apakah tahap berduka yang dialami perempuan pada kasus diatas? *
a. Denial

b. Anger

c. Depresi

d. Bargaining

e. Acceptance

Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dibawa oleh keluarga ke RSJ dengan alasan sering marah tanpa sebab,
sering memukul istrinya, Semua makanan yang disediakan oleh istrinya langsung dibuang, pasien sering
mengatakan bahwa istri berniat membunuhnya dengan memberikan racun pada makanan. Pasien
berangapan bahwa istrinya berselingkuh dengan tetangga barunya, karena pernah melihat mereka saling
menyapa didepan rumah. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus diatas? *

a. Waham Kebesaran

b. Waham Nihilistik

c. Waham Curiga

d. Waham Keagamaan

e. Waham Somatik

Jawaban yang benar

c. Waham Curiga

Seorang perawat berkunjung ke rumah klien perempuan usia 20 tahun yang mencoba bunuh diri akibat putus
cinta setelah 5 tahun berkenalan. Hasil pengkajian; Pasien merasa berdosa karena tindakan asusila selama
pacaran yang sudah dilakukan sehingga berniat mengakhiri hidupnya, dia meminta perawat merahasiakan
penyebab dia ingin bunuh diri dari kedua orang tuanya. Apakah prinsip etik yang harus diperhatikan perawat
pada kasus diatas ? *

a. Justice

b. Veracity

c. Confidentiality

d. Beneficience

e. Otonomi

Jawaban yang benar

c. Confidentiality
Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di RSJ hari ke 5, dengan alasan mengurung diri di kamar, bicara
dan tertawa sendiri, menolak mandi, dan makan, setelah diutus kerja dari perusahaan. Hari ini perawat
melihat bahwa pasien mulai mengikuti kegiatan, bisa mandi dan makan sendiri, tetapi pada saat sendirian
pasien kadang masih tertawa dan bicara sendiri. Apakah diagnosis yang masih actual pada kasus diatas? *
a. Isolasi sosial

b. Halusinasi

c. Devisit perawatan diri

d. waham

e. Harga diri rendah

Jawaban yang benar

b. Halusinasi

Perempuan berusia 29 tahun diantar keluarganya ke RSJ yang ke dua kalinya karena di rumah tidak mau
bicara dan tidak mau keluar dari kamar. Hasil pengkajian: pasien diam dan merunduk, tidak mau kegiatan di
rumah, malas mandi dan Selama di rumah pasien juga tidak mau minum obat. Faktor presipitasi pada
masalah keperawatan utama di atas adalah? *
a. Dirawat untuk yang kedua kalinya

b. Menolak minum obat

c. Tidak mau keluar kamar

d. Jarang bicara

e. Tidak mau membersihkan diri

Jawaban yang benar

b. Menolak minum obat

Seorang perempuan umur 32 tahun melakukan ANC di poli hamil dengan G2P1A0. Hasil pemeriksaan tinggi
fundus uterus (TFU) 36 cm, dan kepala berada tepat di atas Hodge III. Berapa taksiran berat janin pada
kasus tersebut? *
A. 3465 gram

B. 3565 gram

C. 3720 gram

D. 3820 gram

E. 3900 gram

Jawaban yang benar

C. 3720 gram

Seorang ibu datang ke Puskesmas dengan keluhan sudah 2 bulan tidak haid. Ibu mengeluh mual muntah
dan pusing. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah tanggal 2 Oktober 2020. Ibu
menanyakan kapan ibu melahirkan? kapan taksiran persalinan pada kasus tersebut? *
A. 1 Juli 2021

B. 9 Juli 2021

C. 11 Juli 2021

D. 1 Nopember 2021

E. 9 Nopember 2021

Jawaban yang benar

B. 9 Juli 2021

Seorang ibu berusia 29 tahun, G1P0A0, hamil 42 minggu, datang ke Puskesmas jam 03.00 WIB. Pasien
mengeluh mulas–mulas teratur sejak 12 jam yang lalu dan sekarang ingin mengedan. Hasil pemeriksaan his
dating 5 x setiap 10 menit selama 50 detik. Hasil VT pembukaan 8 cm, serviks tipis dan mendatar.
Berdasarkan informasi tersebut, kondisi pasien tersebut berada pada …. *
A. Kala I Fase laten

B. Kala I Fase aktif

C. Kala II

D. Kala III

E. Kala IV

Jawaban yang benar

B. Kala I Fase aktif

Seorang bayi perempuan lahir pada tanggal 21 Pebruari 2021 pukul 17.35 WIB. Bayilangsung menangis kuat,
APGAR score 8/9. Setelah dilakukan IMD, bayi dilakukanpengukuran antropometri. Bayi tersebut menangis
karena popoknya basah. Suhu tubuh 36,5C. Bayi tersebut dapat berisiko mengalami kehilangan panas
karena …. *
A. radiasi

B. konduksi

C. konveksi

D. evaporasi

E. elaborasi

Jawaban yang benar

D. evaporasi

Seorang perempuan usia 24 tahun datanh ke poli hamil diantar suaminya. Hasil anamnesis didapatkan data
6 siklus menstruasi, Siklus terpanjang 36 hari, terpendek 28 hari. Ibu menginginkan menggunakan KB
kalender agar tidak hamil. Hari ini tanggal 1 Maret 2021 adalah hari pertama haid pertama ibu. Apakah
anjuran yang dapat dilakukan pada pasanagn tersebut untuk mencegah hamil? *
A. suami isteri tidak bersenggama mulai tanggal 2 Maret -10 Maret 2021

B. suami isteri tidak bersenggama Mulai tanggal 4 Maret -13 Maret 2021

C. suami isteri tidak bersenggama Mulai tanggal 4 Maret -13 Maret 2021

D. suami isteri tidak bersenggama Mulai tanggal 8 Maret -21 Maret 2021

E. suami isteri tidak bersenggama Mulai tanggal 10 Maret -25 Maret 2021

Jawaban yang benar

E. suami isteri tidak bersenggama Mulai tanggal 10 Maret -25 Maret 2021

Seorang perempuan hamil berusia 27 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu, datang untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Dari hasil pengkajian Leopold diperoleh pada daerah fundus teraba bokong janin,
pada sisi kanan perut ibu teraba punggung janin dan presentasi kepala belum masuk PAP. Apakah Tindakan
selanjutnya pada kasus tersebut ? *
A. Melakukan pemeriksaan DJJ

B. Mencari daerah punctum maksimum

C. Pastikan kembali posisi janin

D. Klarifikasi letak kepala janin

E. Menilai kontraksi rahim

Seorang perempuan usia 35 tahun, hamil 34 minggu datang ke poli KIA untuk konsultasi kehamilan. Dari
hasil pengkajian didapatkan data pasien memiliki anak hidup empat dan riwayat keguguran pada anak
pertama. Apakah status obstetric pada kasus tersebut? *

A. G6P4A1

B. G5P5A1
C. G6P5A0

D. G4P4A1

E. G6P5A1

Seorang perempuan, 25 tahun, G1 P0 A0 datang ke rumah sakit bersalin dengan keluhan ada pengeluaran
lendir dan darah. Hasil pemeriksaan TD=100/70, N= 82x/menit, P= 20x/menit, S= 36,60 C. Palpasi: bokong
pada bagian fundus, puki, kepala, divergent 2/5, DJJ 146 kali/menit, his 3 x 10 menit dengan durasi 30 detik
pembukaan 2 cm. Berapa seringkah dilakukan observasi DJJ pada kasus tersebut? *

a. Terus menerus

b. Setiap dua jam

c. Setiap jam

d. Setiap 30 menit

e. Setiap 15 – 30 menit

Jawaban yang benar

c. Setiap jam

Seorang perempuan, 23 tahun, datang ke puskemas dengan keluhan tidak haid. Setelah dilakukan
pemeriksaan urin, pasien dinyatakan positif hamil dengan usia kehamilan 6 minggu. HPHT: 10 Agustus
2020. Hasil pengkajian TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi : 80x/menit, frekuensi napas: 20/menit, suhu : 36,2
0C. Pasien bertanya tentang kapan tanggal persalinannya. Apakah informasi yang seharusnya diberikan oleh
perawat berdasarkan situasi tersebut? *

A. 16-04-2021

B. 16-05-2021

C. 17-04-2021

D. 17-05-2021

E. 17-06-2021

Jawaban yang benar

D. 17-05-2021

Seorang perempuan berusia 30 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu datang ke poliklinik hamil untuk
pemeriksaan rutin. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan dilanjutkan pemeriksaan fisik.
Hasil pemeriksaan leopold didapatkan letak tertinggi bokong, teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri
dan punggung di kanan, bagian terendah janin belum masuk ke pintu atas panggul. Dimanakah letak posisi
yang tepat untuk mendengarkan DJJ? *

a. Abdomen kiri atas

b. Abdomen kiri bawah

c. Abdomen kanan atas

d. Abdomen kanan bawah

e. Abdomen berbatas garis simfisis

Jawaban yang benar

d. Abdomen kanan bawah

Seorang Perempuan berusia 25 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas jam 14.00 WIB.
Pasien mengeluh nyeri pada perut tembus ke punggung dengan skala nyeri 7. Keluar lendir dan darah
melalui jalan lahir. Klien tampak menyeringai kesakitan, lemas dan cemas. Hasil pemeriksaan leopold
ditemukan bokong dibagian fundus, punggung kiri, kepala sudah masuk PAP dan TFU 35 cm penurunan
kepala 3/5. DJJ 144 x/menit, kontraksi 3 x setiap 10 menit dan lamanya 40 dtk. Hasil pemeriksaan VT
ditemukan pembukaan serviks 5 cm, ketuban belum pecah. Apa diagnosis keperawatan pada kasus
tersebut? *

a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan


B. Resiko devicit volume cairan

C. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

D. Kecemasan berhubungan dengan kondisi

E. Kelelahan berhubungan dengan nyeri

Jawaban yang benar

C. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

Seorang Perempuan berusia 24 tahun, P1AO melahirkan spontan 5 menit yang lalu. Jenis kelamin bayi
perempuan, menangis kuat, APGAR score 9. Bayi Telah dikeringkan dan dilakukan pemotonan tali pusat.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yg harus dilakukan pada bayi tersebut? *

a. Kolaborasi pemberian Vit K dan tetes mata

b. Melakukan pemeriksaan antropometri

c. memandikan bayi sesegera mungkin

d. melakukan inisiasi menyusui dini

e. Memberikan imunisasi Hepatitis

Jawaban yang benar

d. melakukan inisiasi menyusui dini

Seorang perempuan berusia 27 tahun P2A0 post partum spontan 5 jam yang lalu. Hasil pengkajian
pemeriksaan didapat data: keadaan umum klien baik, Hasil pemeriksaan kandung kemih teraba penuh,
daerah simpisis tidak nyaman, lokea Rubra. Hasil palpasi didapatkan TFU setinggi pusat, konsistensi rahim
lunak, kontraksi jelek. Apa prioritas utama tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada kasus diatas? *

A. Kosongkan kandung kemih

B. Observasi perdarahan

C. Masase fundus uteri

D. Observasi lochea

E. Mobilisai dini

Seorang perempuan berusia 35 tahun, G3P2A0 hamil 10 minggu dibawa ke ruang UGD dengan keluhan mual
muntah berlebihan, cairan berwarna kekuningan dan terasa pahit serta nyeri ulu hati. Setiap kali makan dan
minum langsung dimuntahkan. Klien tampak lemah dan pucat. Hasil pemeriksaan fisik: mukosa kering, mata
tampak cekung, turgor jelek. TTV didapatkan TD: 90/60 mmHg, RR 27x/menit. Apakah prioritas masalah
pada kasus tersebut? *
A. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

B. Kekurangan volume cairan dan elektrolit

C. Gangguan Perfusi perifer

D. Intoleransi aktivitas

E. Kelemahan

Jawaban yang benar

B. Kekurangan volume cairan dan elektrolit

Seorang perempuan, 35 tahun, G5P4A0 hamil 39 minggu dirawat diruang persalinan karena mengalami
perdarahan kala III karena atonia uteri. Hasil pengkajian, pasien mengatakan perdarahan dari jalan lahir,
lemas, keringat dingin, frekuensi nadi 135X/menit, TD 80/60 mmHg, pucat, akral dingin, darah yang keluar
sekitar 950 ml. Apakah prioritas tindakan keperawatan pada kasus tersebut? *
A. mengukur tanda- tanda vital

B. melakukan kompresi bimanual

C. mengkaji penyebab perdarahan

D. melaporkan kondisi klien kepada dokter


E. melakukan pemeriksaan fisik head to toe

Jawaban yang benar

C. mengkaji penyebab perdarahan

Seorang perempuan usia 35 tahun G5P4A0 hamil 39 minggu dirawat diruang persalinan karena mengalami
perdarahan kala III karena atonia uteri. Klien mengatakan banyak keluar darah dari jalan lahir, klien merasa
lemas dan keluar keringat dingin, frekuensi nadi 135x/menit, TD 80/60 mmHg, pucat, sianosis, akral dingin,
darah yang keluar sekitar 1050 ml. Apakah dignosa keperawatan utama pada kasus tersebut? *
A. gangguan perfusi jaringan periver

B. kekurangan cairan dan elektrolit

C. intoleransi Aktivitas

D. kelemahan

E. syok

Jawaban yang benar

B. kekurangan cairan dan elektrolit

Seorang perempuan, 35 tahun, G5P4A0 hamil 39 minggu dirawat diruang persalinan karena mengalami
perdarahan kala III karena atonia uteri. Klien mengatakan banyak keluar darah dari jalan lahir, klien merasa
lemas dan keluar keringat dingin, frekuensi nadi 135x/menit, TD 80/60 mmHg, pucat, sianosis, akral dingin,
darah yang keluar sekitar 950 ml. Apakah evaluasi luaran yang ingin dicapai pada kasus diatas? *
A. perfusi jaringan klien baik

B. nadi lebih dari 100 kali/menit

C. produksi Urine 550 ml dalam 24 jam

D. tekanan darah minimal 110/70 mmHg

E. pengeluaran lokea lebih dari satu pembalut per jam

Jawaban yang benar

D. tekanan darah minimal 110/70 mmHg

Seorang perempuan, 39 tahun, G1P0A0 hamil 37 minggu, datang ke Ruang UGD dengan keluhan kepala
pusing, mual, muntah, nyeri uluhati, kaki bengkak, dan pandangan kabur. Hasil pengkajian, pasien
mengatakan ada rasa takut dengan kondisinya dan janinnya, TD 170/90 mmHg, pitting edema, protein urin +
++. Diagnosis Medis Preeklamsia Berat. Apa prioritas masalah keperawatan pada kasus tersebut? *
A. takut

B. kecemasan

C. kekurangan cairan

D. perpfussi jaringan tidak efektif

E. ketidakseimbangan nutrisi kurang

Jawaban yang benar

D. perpfussi jaringan tidak efektif

Seorang perempuan berusia 39 tahun, G1P0A0 Hamil 37 minggu datang ke Ruang UGD dengan keluhan
kepala pusing mual muntah dan nyeri uluhati, kaki bengkak dan pandangan kabur. Hasil pengkajian, pasien
mengatakan ada rasa takut dengan kondisinya dan janinnya, TD 170/90 mmHg, pitting edema, protein urin +
++. Diagnosis Medis Preeklamsia Berat. *
A. memberikan terapi cairan ringer lactat

B. mengakhiri kehamilan dengan induksi persalinan

C. memberikan dexametason untuk mematangkan paru

D. mengukur tanda-tanda vital pasien setiap 15 menit sekali

E. mengobservasi kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG


Jawaban yang benar

B. mengakhiri kehamilan dengan induksi persalinan

Seorang perempuan, 23 tahun, G1P0A0 hamil 40 minggu, dirawat di ruang persalinan. Saat ini inpartu kala III,
sudah diberikan suntikan oksitosin, plasenta lahir secara spontan. Hasil pemeriksaan fisik: kontraksi lemah
dan rahim teraba lembek, TFU masih setinggi pusat. Apakah tindakan keperawatan prioritas pada kasus
tersebut? *

A. melakukan masase uterus

B. melakukan observasi lokea

C. memberikan metylergonovine

D. memberikan oksitosin via infus

E. mengkaji adanya bagian plasenta yang tertinggal

Seorang perempuan, 31 tahun, P3A0 postpartum spontan hari pertama, di ruang rawat, pasien mengatakan
nyeri pada payudara dan merasa cemas karena produksi ASInya masih sedikit. Hasil pemeriksaan fisik TD
110/70 mmHg, suhu 38° C, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 20x/menit, payudara tampak
membesar, teraba keras, papila mamae menonjol dan kotor, ASI sudah keluar. Apa tindakan keperawatan
yang tepat untuk kasus tersebut? *
A. melakukan breast care

B. melakukan pijat oksitosin

C. menyarankan klien diet TKTP

D. melakukan kompres hangat pada payudara

E. menyarankan klien untuk sering menyusui bayinya

Jawaban yang benar

D. melakukan kompres hangat pada payudara

Seorang perempuan, 35 tahun, P7A2 nifas hari pertama, dirawat di ruang nifas dengan perdarahan. Hasil
pengkajian, pasien mengatakan badan terasa lemas, keluar darah dari jalan lahir, TD 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 120 x/menit, frekwensi napas 24x/menit, pucat, lemah, turgor jelek, akral dingin, capilarefil 4 detik, Hb 7
mg%, tranfusi darah. Apa masalah utama pada kasus tersebut? *
A. anemia

B. kelelahan

C. risiko cedera

D. kekurangan cairan

E. intoleransi aktifitas

Jawaban yang benar

D. kekurangan cairan

Seorang perempuan, 33 tahun, P1A0 postpartum sesar atas indikasi distres janin hari pertama. Hasil
pengkajian, pasien mengatakan nyeri pada luka operasi dan cemas dengan kondisi bayinya, TD110/70
mmHg, suhu 37,5 ° C, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 20x/menit, payudara lembek, papila
mamae menonjol, ASI belum keluar. Bayi dirawat di ruang NICU karena mengalami asfiksia berat. Apakah
diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? *
A. inefektif breast feeding

B. depressi post partum

C. kurang pengetahuan

D. kecemasan

E. nyeri
Seorang perempuan, 41 tahun, G1A0 hamil 35 minggu, dibawa keluarganya ke UGD dalam keadaan tidak
sadarkan diri. Keluarga mengatakan pasien mengalami kejang kemudian pingsan. Hasil pemeriksaan: TD
190/100 mmHg, frekuensi napas 29x/menit, frekuensi nadi 125x/menit, protein urine ++++, dan glukosa
darah sewaktu 200. Apakah kondisi yang terjadi pada kasus tersebut? *
A. eklamsia

B. pre eklamsia

C. DM gestasional

D. tekanan darah tinggi

E. penyakit jantung dalam kehamilan

Seorang perempuan, 31 tahun, P7A2 dirawat di ruang persalinan dengan perdarahan intranatal karena atonia
uteri. Hasil pengkajian: TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 124x/menit, frekuensi napas 27x/menit, pucat,
lemah, turgor jelek dan capilarefil lebih dari 3 detik, Hb 5 mg%. Apakah prioritas tidakan perawatan pada
kasus tersebut? *

A. memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit

B. menganjurkan istirahat diantara dua aktivitas

C. kolaborasi pemberian tranfusi darah

D. mengukur tanda-tanda vital

E. memenuhi kebutuhan nutrisi

Seorang perempuan, 35 tahun, P3A0, datang dengan suami ke poliklinik, dengan keluhan mengalami
perdarahan selama sebulan. Hasil pengkajian: pasien mempunyai riwayat keputihan berwarna kehijauan
kental, bau dan terasa gatal serta nyeri saat berhubungan seksual. Pasien direncanakan pemeriksaan
penunjang. Apakah pemeriksaan yang akan dilakukan pada kasus tersebut? *
A. USG

B. pap smear

C. comb test

D. kolposkopi

E. endoskopi

Bayi perempuan, 1 hari, dirawat di ruang perinatalogi dengan kulit kuning. Hasil pengkajian: lemah, berat
badan 1900 gram, ikterik pada kepala, leher, dada, perut sampai dengan lutut, reflek hisap menurun.
Berapakah derajat ikterik pada kasus tersebut? *

A. I

B. II

C. III

D. IV

E. V

Jawaban yang benar

C. III

Anak perempuan, 6 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan utama sesak nafas. Hasil pengkajian: ,
frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,2 0C. Anak terpasang oksigen 3liter/menit
melalui kanul binasal, infus Ringer Laktat 15tetes/menit. Apakah evaluasi yang perlu dilakukan perawat pada
kasus tersebut? *

A. ukur suhu tubuh

B. nilai saturasi oksigen

C. periksa Cappilary Refill time

D. periksa kecepatan tetesan infus


E. amati adanya tarikan dinding dada ke dalam

Jawaban yang benar

B. nilai saturasi oksigen

Bayi perempuan, 1 bulan, dibawa ibunya ke posyandu. Hasil pemeriksaan: frekuensi nafas 40x/menit,
frekuensi nadi 120x/menit, suhu 37,0 0C, berat badan 3800 gram. Apakah imunisasi yang tepat diberikan
pada kasus tersebut? *
A. IPV

B. BCG

C. Polio

D. Campak

E. DPT-HB-HiB

Jawaban yang benar

B. BCG

Bayi perempuan, 4 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas. Hasil pemeriksaan: frekuensi nafas 40x/menit,
frekuensi nadi 120x/menit, suhu 37,0 0C, berat badan 6 Kg. Ibu bayi mengatakan bahwa bayi masih diberi
ASI, sudah diberi makan bubur nasi sejak usia 4 bulan. Bagaimana sikap perawat pada kasus tersebut? *
A. Memotivasi ibu untuk melanjutkan pemberian ASI

B. Memberi tahu ibu bahwa tindakannya berbahaya untuk bayi

C. Mengkaji alasan ibu sudah memberikan makanan padat pada bayi

D. Memberi tahu ibu bahwa pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan

E. Memberi tahu ibu bahwa pemberian MP-ASI sebaiknya pada umur 6 bulan

Jawaban yang benar

C. Mengkaji alasan ibu sudah memberikan makanan padat pada bayi

Batita laki-laki, 24 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas dengan diare. Hasil pengkajian: BAB cair 2 kali,
minum seperti biasa, cubitan kulit perut kembali segera. Apakah nasihat kapan anak harus kembali segera
ke puskesmas yang tepat pada kasus tersebut? *
A. Batuk

B. Muntah

C. Malas minum

D. Tampak lemas

E. Penurunan kesadaran

Jawaban yang benar

C. Malas minum

Bayi perempuan, 9 hari, dirawat di perinatologi dengan post operatif pemasangan kolostomi hari ke-3. Hasil
pengkajian: stoma merah muda, kantung stoma paten, feses lunak, skala nyeri ringan, perut tidak distensi.
Ibu belum dapat mengganti kantung stoma anaknya. Perawat telah melakukan perawatan pada stoma.
Apakah data utama yang perlu dievaluasi pada kasus tersebut? *
A. skala nyeri

B. lingkar perut

C. karakteristik feses

D. kondisi kulit sekitar stoma

E. kemampuan ibu perawatan stoma

Jawaban yang benar

D. kondisi kulit sekitar stoma


Anak perempuan, 8 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas karena panas selama 3 hari. Hasil pengkajian:
mengeluh sakit kepala, suhu 38,8oC. Perawat akan melakukan uji torniquet. Perawat menjelaskan prosedur
dan meminta persetujuan kepada ibunya, mencuci tangan, memasang manset di atas fossa cubiti,
mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/70 mmHg. Apakah tindakan selanjutnya pada kasus
tersebut? *
A. melepas manset secara perlahan

B. menahan tekanan manset selama 10 menit

C. mencatat jumlah petekhie pada area yang ditandai

D. menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolic

E. memompa manset sampai tekanan yang telah ditentukan

Jawaban yang benar

D. menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolic

Anak perempuan, 7 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan nyeri saat buang air kecil. Hasil pengkajian:
suhu 37,8oC, warna kemerahan di labia minor dan mayor. Perawat melakukan pemeriksaan fisik. Perawat
telah menyiapkan peralatan, mencuci tangan, menarik tirai, dan menggunakan sarung tangan. Apakah
tindakan selanjutnya pada kasus tersebut? *
A. memposisikan pasien dalam posisi dorsal recumben

B. memposisikan pasien dalam posisi trendelenberg

C. memposisikan pasien dalam posisi genu pectoral

D. memposisikan pasien dalam litotomi

E. memposisikan pasien dalam sim

Balita laki-laki, 4 tahun dibawa ibunya ke poli anak dengan keluhan mata gatal dan merah. Hasil pengkajian:
conjunctiva merah dan bernanah. Perawat akan melakukan Pendidikan cara memberikan salep mata.
Perawat mencuci tangan, memegang tube salep. Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut? *

A. menarik kelopak mata bawah menggunakan jari telunjuk

B. menarik kelopak mata bawah menggunakan ibu jari

C. mengoleskan salep ke dalam kantong mata

D. membersihkan mata

E. kedipkan mata

Anak perempuan, dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan. Hasil pengkajian:
tanggal lahir 24 November 2015, BB 10 kg, TB 80 cm. Tanggal pemeriksaan 4 Oktober 2017. Berapakah usia
anak pada kasus tersebut? *
A. 1 tahun 9 bulan 9 hari

B. 2 tahun 1 bulan 20 hari

C. 1 tahun 9 bulan 10 hari

D. 2 tahun 9 bulan 10 hari

E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

Jawaban yang benar

E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

Batita perempuan, 2 tahun, dibawa orang tua ke Puskesmas dengan keluhan sukar bernapas. Hasil
pengkajian: pergerakan dada simetri, tidak ada retraksi dinding dada, tidak muncul suara napas tambahan,
frekuensi napas30 x/menit, suhu 36,50 C. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut? *
a. Rasio inspirasi dan ekspirasi

b. Penggunaan otot napas

c. Saturasi oksigen
d. Perfusi jaringan

e. Tekanan darah

Jawaban yang benar

c. Saturasi oksigen

Seorang anak laki-laki, 11 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian: akral
teraba hangat, frekuensi napas 20x/menit dangkal, terdengar murmur mid-diastolik, TD 100/60mmHg. suhu
36,7°C. Ibu mengatakan bahwa anak cepat lelah setelah beraktivitas. Apakah data yang perlu dikaji lebih
lanjut pada kasus tersebut ? *

a. Saturasi oksigen

b. Kefektifan perfusi perifer

c. TTV saat perubahan posisi

d. TTV sebelum dan sesudah aktivitas

e. Aktivitas yang dilakukan selama di rumah sakit

Jawaban yang benar

d. TTV sebelum dan sesudah aktivitas

Batita perempuan, 1,5 tahun, dibawa ibunya ke poli tumbuh kembang. Ibu mengatakan bahwa anak
mempunyai riwayat PDA. Perawat akan mengkaji tumbuh kembang anak. Perawat menjelaskan prosedur
kepada ibu, menyiapkan alat yang digunakan, dan menanyakan tanggal lahir anak. Apakah tindakan
selanjutnya pada kasus tersebut ? *

a. meminta anak melompat

b. menghitung usia kronologis

c. mengatur posisi yang nyaman

d. menanyakan perkembangan anak

e. membuat garis lurus pada usia kronologis

Jawaban yang benar

b. menghitung usia kronologis

Seorang anak laki-laki, 14 tahun, dirawat di ruang anak dengan diagnosis VSD. Hasil pengkajian: merasa
sesak nafas, frekuensi napas 28x/menit. Perawat melakukan tindakan kolaboratif pemberian oksigen.
Perawat mencuci tangan, menyiapkan alat, menyambungkan selang oksigen dengan tabung oksigen.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut ? *

a. memeriksa kadar saturasi oksigen

b. menghitung kebutuhan oksigen

c. menyesuaikan dosis oksigen

d. memasang masker ke klien

e. memfiksasi masker

Jawaban yang benar

c. menyesuaikan dosis oksigen

Seorang anak laki-laki, 6 tahun, diraawat di ruang anak dengan pneumonia. Hasil pengkajian: rhonki pada
lobus kanan, terlihat susah bernapas, sekret pada hidung. Berdasarkan advis dokter direncanakan
pemberian nebulisasi. Perawat yang bertugas mempersiapkan alat dan mengatur posisi pasien. Apakah
tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada kasus tersebut? *

a. memasukkan obat kedalam tabung

b. menghidupkan mesin inhalasi

c. menempatkan sungkup oksigen

d. mengobservasi uap inhalasi


e. mengatur waktu pemberian

Seorang anak perempuan, 5 tahun, dirawat di ruang anak, dengan diagnosis DHF hari kelima. Hasil
pengkajian: mengatakan bosan di rumah sakit, ingin segera pulang ke rumah. Perawat akan melakukan
terapi bermain. Apakah jenis permainan yang tepat untuk anak tersebut ? *

A. bola bekel

B. kuda-kudaan

C. boneka Panda

D. alat masak-masakan

E. pensil dan buku gambar

Jawaban yang benar

C. boneka Panda

Seorang anak laki-laki, 6 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk, demam dan sesak nafas.
Berdasarkan pengkajian dan analisa data, ditemukan masalah keperawatan yang ditegakkan yaitu bersihan
jalan nafas tidak efektif dengan intervensi keperawatan yang akan dilakukan adalah fisioterapi dada. Pada
saat melakukan fisioterapi dada, perawat melakukan perkusi pada dada atau punggung anak. Bagaimana
cara melakukan tindakan tersebut ? *

A. menggunakan alat khusus sehingga lokasi dan pengeluaran slym lebih efektif

B. teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk

C. dilakukan setelah anak menghirup udara yang dikeluarkan nebulizer

D. melakukan pemukulan dengan posisi telapak tangan terbuka lebar

E. mengganjal bantal terlebih dahulu pada area yang akan diperkusi

Jawaban yang benar

B. teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk

Seorang anak perempuan, 7 tahun, di rawat di ruang anak dengan keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian:
terdapat retraksi dada, frekuensi nafas 30x/mnt tampak anak menggunakan otot-otot bantu nafas. Masalah
keperawatan yang ditegakan adalah perubahan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Anak mendapatkan terapi oksigen dengan nasal kanula. Apakah hal prioritas yang perlu diperhatikan saat
prosedur tersebut berlangsung ? *

A. posisikan tidur anak senyaman mungkin

B. mertahankan lingkungan agar tidak berisik

C. perhatikan botol humidifier jangan sampai kosong

D. pasang pengumuman di pintu kamar “pasien perlu istirahat”

E. anjurkan orangtua agar segera melapor jika oksigen sudah habis

Jawaban yang benar

C. perhatikan botol humidifier jangan sampai kosong

Seorang bayi perempuan, 8 bulan, dirawat di ruang anak dengan keluhan diare cair sebanyak 6 kali dan
muntah. Hasil pengkajian: mukosa bibir dan mulut kering, cubitan kulit perut kembali lambat, BB 6 kg, mata
cekung. Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut? *

A. mengukur BB harian

B. mengkaji turgor kulit

C. memeriksa nilai elektrolit

D. mengobservasi tetesan infus

E. memantau asupan dan haluaran


Batita laki-laki, umur 2.5 tahun, di rawat diruang anak dengan kejang demam. Hasil pengkajian: saat ini
muncul kejang, suhu 38oC, orang tua cemas melihat kondisi anak. Apakah tindakan keperawatan utama
pada kasus tersebut? *
A. memakaikan pakaian yang ringan

B. membiarkan kejang terjadi dan berakhir tanpa gangguan

C. mengamati dan mendokumentasikan aktivitas kejang

D. menyingkirkan semua objek yang berbahaya dekat anak

E. membaringkan anak pada satu sisi dan tetap bersama anak

Jawaban yang benar

E. membaringkan anak pada satu sisi dan tetap bersama anak

Seorang anak laki-laki, 5 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan diare. Hasil pemeriksaan:
tampak rewel, anak tampak haus minum lahap, mata cekung, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas
29x/menit. Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? *
a. Rrujuk segera ke Rumah Sakit.

b. Beri cairan dan tablet zink.

c. Beri antibiotik.

d. Beri vitamin.

e. Beri oralit.

Jawaban yang benar

b. Beri cairan dan tablet zink.

Batita laki-laki, 2 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB cair. Hasil pengkajian: letargi,
tampak lemes, tidak mau minum mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, frekuensi napas
35x/menit, suhu 38°C. Apakah klasifikasi masalah yang terjadi pada kasus tersebut? *
a. diare

b. diare persisten berat

c. diare tanpa dehidrasi

d. diare dengan dehidrasi berat

e. diare dengan dehidrasi ringan

Jawaban yang benar

d. diare dengan dehidrasi berat

Seorang bayi, 4 hari, dirawat di ruang perinatology dengan keluhan bayi tampak kuning. Hasil pengkajian:
tampak kuning, reflek hisap lemah, kulit kering, frekuensi napas 48x/menit, frekuensi nadi 112x/menit, suhu
36,6°C mengalami penurunan BB 2 ons selama di rawat. Saat ini diberikan tindakan fototerapy. Apakah
masalah keperawatan utama yang muncul pada kasus tersebut? *
a. defisit nutrisi

b. gangguan neurologia

c. gangguan termoregulasi

d. gangguang integritas kulit

e. diskontuinitas pemberian ASI

Seorang anak laki-laki, 18 bulan, dirawat di ruang anak dengan diagnosa medis Hidrochepalus. Hasil
pemeriksaan fisik: kepala membesar, sutura melebar, sudah bisa bersuara/bicara tetapi tidak jelas. Apakah
pengkajian lain yang dibutuhkan pada kasus tersebut? *

A. kulit kepala

B. bentuk mata

C. bentuk wajah
D. sutura kepala

E. lingkar kepala

Jawaban yang benar

E. lingkar kepala

Batita perempuan, 2 tahun, dirawat di ruang ruang anak dengan keluhan demam selama 5 hari dan muntah.
Hasil pengkajian: tampak rewel, menangis ingin keluar ruangan, tidak kooperatif saat dilakukan tindakan
keperawatan. Perawat akan melakukan pemeriksaan suhu dan menentukan menggunakan thermometer
infrared agar pelaksanaannya lebih cepat. Apakah prinsip etik kasus tersebut? *

a. justice

b. veracity

c. fidelity

d. accountability

e. nonmaleficence

Jawaban yang benar

b. veracity

Seorang anak laki-laki, 6 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk dan sesak napas. Hasil
pemeriksaan: tampak gelisah, terdengar wheezing, frekuensi napas 60x/menit, frekuensi nadi 99x/menit,
suhu 38,5°C. Perawat akan melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan oksigen. Apakah persiapan awal
yang harus dilakukan perawat terhadap kasus tersebut? *

a. melakukan inform concent

b. memberikan posisi yang nyaman

c. memberikan O2 sesuai kebutuhan

d. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat bronkodilator

e. memberikan posisi semi fowler untuk melegakan pernapasan anak

Seorang anak perempuan, 7 tahun, dirawat di ruang anak dengan anemia. Hasil pengkajian: tampak pucat,
lemah, sulit makan apalagi kalau pakai sayur hijau, BB 14 kg, CRT 2 detik, mukosa bibir kering, suhu 37,7oC.
Apakah masalah keperawatan utama pada anak tersebut? *
A. hipertermi

B. hipovolemia

C. Defisit nutrisi

D. Intoleransi aktivitas

E. Perfusi jaringan tidak efektif

Jawaban yang benar

C. Defisit nutrisi

Bayi laki-laki 2 bulan, dirawat di ruang anak dengan diagnosis tetralogi of fallot. Hasil pemeriksaan: rewel,
terlihat gelisah, terlihat sianosis, terdapat retraksi suprasternal, CRT >3 detik, frekuensi napas 35x/menit,
frekuensi nadi 140x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada anak tersebut? *
A. Defisit nutrisi

B. Intoleransi aktifitas

C. Gangguan pertukaran gas

D. Perfusi perifer tidak efektif

E. Gangguan sirkulasi spontan

Jawaban yang benar

E. Gangguan sirkulasi spontan


Seorang perempuan P2A0 di rawat di ruang bersalin dan melahirkan spontan, seorang bayi laki-laki cukup
bulan. Presentasi kepala dengan BB=2500 gram, PB=48 cm, tidak ada cacat bawaan. Apakah kategori bayi
lahir tersebut? *
A. BBLR

B. Prematur

C. Dismatur

D. Normal

E. Post matur

Jawaban yang benar

D. Normal

Seorang laki-laki, 9 tahun, dirawat di ruang anak hari ketiga karena fraktur radialis sinistra. Hasil pengkajian:
lengan bawah sinistra terpasang gips lengan pendek. Perawat memposisikan lengan sinistra pasien seinggi
jantung, mengkaji sistem pengisian kapiler (capiler refeel). Apakah tujuan keperawatan yang tepat pada
kasus tersebut? *
A. mencegah tejadinya sindrom kompartemen

B. mencegah terjadinya tromboemboli

C. mencegah terjadinya delayed union

D. mencegah terjadinya non union

E. mencegah terjadinya malunion

Anak laki-laki, 6 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan oedeme seluruh tubuh. Hasil pengkajian: wajah
moon face, skrotum tampak membesar mengkilat, terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah,
TD115/60mmHg, frekuensi nadi 85x/menit, frekuensi nafas 22x/menit. Laboratorium ditemukan Hb 11,8,
Albumin 2,8 gr/dL, kolesterol 450 gr/dL, protein urin 2+. Apakah implementasi keperawatan prioritas pada
kasus tersebut? *

A. memberi diet cukup kalori

B. mengubah posisi pasien tiap 3 jam

C. memberikan posisi setengah duduk pada pasien

D. memberikan alas bantal pada kedua kaki pasien

E. memberikan ganjalan pada bagian bawah skrotum pasien

Jawaban yang benar

E. memberikan ganjalan pada bagian bawah skrotum pasien

Anak perempuan, 6 tahun, dirawat di ruang anak dengan diare hari rawat kelima. Hasil pengkajian: BAB
sudah tidak cair, tambak cemberut, malas berbicara dengan ibu, tampak hanya duduk sibuk dengan
mainannya sendiri. Perawat meminta pasien menyebutkan lima hal yang baik dan lima hal yang buruk yang
dirasakan pasien hari ini. Manakah prinsip tehnik komunikasi yang dilaksanakan pada kasus tersebut? *

A. tehnik permainan asosiasi kata

B. tehnik respon fasilitatif

C. tehnik saling bercerita

D. tehnik pro dan kontra

E. tehnik orang ketiga

Jawaban yang benar

D. tehnik pro dan kontra

Perempuan, 12 tahun, dibawa ibunya ke poli THT dengan keluhan satu minggu telinga sebelah kiri kurang
jelas mendengar. Menurut dokter spesialis THT anak tersebut menderita tuli konduktif. Perawat melakukan
pengkajian uji weber. Apakah respon pasien pada pengkajian tersebut? *
A. pasien mengalami lateralisasi kiri

B. pasien mengalami lateralisasi kanan

C. pasien tidak mengalami lateralisasi

D. pasien mendengar air conduction dua kali lebih lama dari bone conduction

E. pasien mendengar suara air conduction lebih lama dari bone conduction

Laki-laki, 10 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan nyeri kepala dan muntah tiba-tiba. Hasil
pengkajian: tidak mau minum, GCS 12, TIK 21 mmHg, hanya berbaring, lemah. Hasil pemeriksaan CT-Scan
tampak Ventrikel lateral III dan IV melebar, kesan hidrosefalus komunikan dengan edema veriventrikel
terutama kiri. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? *

A. Nyeri akut

B. Intoleransi aktifitas

C. Gangguan mobilitas fisik

D. Kurangnya volume cairan

E. Perubahan perfusi jaringan serebral

Jawaban yang benar

E. Perubahan perfusi jaringan serebral

Balita laki-laki, 2 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan batuk selama 3 hari. Hasil pengkajian:
tampak sesak, rewel, tidak panas, tidak ada tanda bahaya umum. Perawat akan menentukan klasifikasi
batuk dan sukar bernapas dengan pendekatan MTBS. Apakah data utama yang perlu dikaji lebih lanjut pada
kasus tersebut? *

a. suhu

b. frekuensi napas

c. karakteristik batuk

d. perkusi lapang paru

e. capillary Refill Time

Jawaban yang benar

b. frekuensi napas

Balita laki-laki, 4 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan penurunan berat badan secara tiba-tiba 6
bulan terakhir. Hasil pengkajian: tampak kurus, lemas, hanya terbaring, jarang berkomunikasi, nafsu makan
menurun, frekuensi napas 30x/menit, suhu 36,5˚C, berat badan 8kg. Ibu menyampaikan kekhawatiran terkait
kondisi anak. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? *

a. cemas

b. deficit nutrisi

c. Intoleransi aktifitas

d. Gangguan mobilitas fisik

e. Gangguan komunikasi verbal

Jawaban yang benar

d. Gangguan mobilitas fisik

Seorang anak perempuan, 5 tahun, dirawat di ruang anak untuk mendapatkan protokol pemberian
kemoterapi. Perawat akan melakukan pemasangan infus terlebih dahulu dengan melibatkan orang dan
mengajak anak untuk bercerita untuk menglaihkan rasa sakit anak saat pemasangan infus. Apakah prinsip
etik yang diterapkan perawat pada kasus tersebut? *

a. Justice

b. Fidelity

c. Otonom
d. Confidentiality

e. Nonmaleficience

Jawaban yang benar

e. Nonmaleficience

Anak laki-laki, dibawa ibunya ke Poli tumbuh kembang anak pada tanggal 19 Februari 2021 untuk melakukan
tes perkembangan. Anak lahir pada tanggal 29 Mei 2017. Berapakah usia anak pada kasus tersebut? *

a. 4 tahun 4 bulan

b. 4 tahun 3 bulan

c. 3 tahun 8 bulan

d. 3 tahun 9 bulan

e. 2 tahun 7 bulan

Jawaban yang benar

d. 3 tahun 9 bulan

Anak laki-laki, 6 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Hasil pengkajian:
tampak lemas, rewel, nyeri abdomen, nafsu makan menurun, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi
100x/menit, suhu 40˚C. Apakah intervensi utama pada kasus tersebut? *

a. Kompres air hangat.

b. Observasi intake dan output.

c. Anjurkan makan sedikit tapi sering.

d. Ajarkan keluarga manjemen nyeri non farmal.

e. Bantu anak untuk melakukan aktifitas bertahap.

Seorang balita laki-laki umur 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kesulitan bernafas karena
tersedak makanan. Hasil pengkajian didapatkan pasien kesadaran composmentis, frekuensi nafas
42x/menit, Frekuensi nadi 98x/menit. Perawat mencoba untuk mengeluarkan makanan tersebut untuk
membebaskan jalan nafas. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? *
A. Back Blow

B. Kompresi dada

C. Bronkoskopi

D. Heilmich Manuver

E. Resusitasi jantung paru

Jawaban yang benar

D. Heilmich Manuver

Seorang batita perempuan umur 20 bulan dibawa ke RS dengan keluhan demam. Hasil pengkajian
menunjukan suhu: 38,20C, frekuensi nadi: 100x/menit, frekuensi nafas: 30x/menit, tidak ada tanda bahaya
umum, tidak ada kaku kuduk. Ibu mengatakan anaknya sudah diberikan parasetamol 1 jam yang lalu.
Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut? *
A. Melakukan kompres hangat

B. Memberikan satu dosis parasetamol

C. Mengobati penyebab lain dari demam

D. Menganjurkan kunjungan ulang setelah 2 hari

E. Kolaborasi pemberian dosis pertama antibiotic yang sesuai

Seorang bayi laki-laki umur 1 hari dirawat di ruang perinatalogi. Bayi lahir pada usia kehamilan 36 minggu,
BB 2200 gram. Perawat akan memberikan imunisasi hepatitis B0 dan mencari alternatif tindakan untuk
meminimalkan nyeri saat prosedur. Bagaimana tindakan perawat yang tepat pada kasus tersebut? *

A. Bayi dibedong setelah tindakan


B. Berikan terapi musik selama tindakan

C. Berikan empeng pada bayi selama tindakan

D. Pemberian sukrosa 2 jam sebelum tindakan

E. Lakukan terapeutik hughing selama tindakan

Jawaban yang benar

D. Pemberian sukrosa 2 jam sebelum tindakan

Seorang batita laki-laki, umur 20 bulan dirawat di RS dengan keluhan diare. Hasil pengkajian menunjukan
batita rewel, Suhu 38,9 0C, frekuensi napas 30 x/menit, frekeunsi nadi 100 x/menit. Ibu klien kesulitan
memberikan zinc oral kepada batita. Bagaimanakah sikap perawat yang tepat pada kasus tersebut? *

A. Mengganti obat dengan sediaan syrup

B. Membantu ibu dalam memberikan zinc pada batita

C. Mengajarkan pada ibu cara memberikan obat oral

D. Memberikan pujian pada ibu karena sudah mencoba

E. Meminta ibu agar terus mencoba memberikan zinc pada anaknya

Jawaban yang benar

B. Membantu ibu dalam memberikan zinc pada batita

Seorang bayi perempuan,umur 11 bulan dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian
menunjukan Suhu 37,2 0C, frekuensi napas 50 x/menit, frekeunsi nadi 120 x/menit, bayi batuk dan terdapat
tarikan dinding dada kedalam. Apakah pengkajian berikutnya yang harus dilakukan perawat pada kasus
tersebut? *

A. Auskultasi suara nafas

B. Perkusi suara paru

C. Amati irama nafas

D. Amati adakah nafas cuping hidung

E. Palpasi kesimetrisan pengembangan dada

Jawaban yang benar

E. Palpasi kesimetrisan pengembangan dada

Seorang batita umur 2 tahun dirawat di ruang anak dengan diagnosis Tetralogy Of Fallot. Perawat bersama
tim melakukan kegiatan terapi bermain. Setelah kegiatan berakhir, anak berlarian di ruangan terapi bermain.
Tiba-tiba anak mengalami kesulitan bernapas, tersengal-sengal, dan bibir membiru. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ? *

A. Berikan oksigen

B. Berikan nebulizer

C. Posisikan jongkok

D. Posisikan semi-fowler

E. Ajarkan teknk napas dalam

Jawaban yang benar

C. Posisikan jongkok

Seorang balita laki-laki,umur 2 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian
didapatkan frekuensi napas 45 x/menit, frekuensi nadi 98x/menit, suhu 37,30C, terdapat batuk produktif,
terdapat rhonki pada lobus kanan dan kiri ata dan terdapat retraksi dinding dada. Apakah tindakan yang
tepat pada kasus tersebut ? *

a. Kaji pola napas

b. Ajarkan batuk efektif

c. Atur posisi yang nyaman


d. Kolaborasi pemberian oksigen

e. Kolaborasi pemberian nebulizer

Jawaban yang benar

e. Kolaborasi pemberian nebulizer

Seorang balita laki-laki,umur 5 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian
didapatkan frekuensi napas 40 x/menit, inspirasi memanjang, tidak terdapat retraksi dinding dada, anak
batuk kering. Perawat melakukan tindakan kolaborasi berupa pemberian oksigen melalui nasal kanul
2lt/menit. Apakah prioritas data yang perlu dievaluasi setelah tindakan tersebut ? *

A. Penggunaan otot pernapasan

B. Suara napas tambahan

C. Retraksi dinding dada

D. Kedalaman napas

E. Frekuensi napas

Jawaban yang benar

E. Frekuensi napas

Seorang batita laki-laki umur 2 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian
didapatkan frekuensi napas 45 x/menit, ekspirasi memanjang, terdapat retraksi suprasternal, terdapat batuk.
Perawat menentukan kepatenan jalan napas. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus
tersebut ? *

A. Tarikan dinding dada pada saat bernafas

B. Penggunaan otot pernapasan

C. Suara napas tambahan

D. Cuping hidung

E. Pola napas

Jawaban yang benar

C. Suara napas tambahan

Seorang anak laki-laki umur 7 tahun dirawat di RS dengan diagnosis TB Paru. Anak mengeluh sesak napas.
Hasil pengkajian didapatkan anak sulit tidur, frekuensi napas 42 x/menit,frekuensi nadi 94x/menit, terdapat
retraksi dinding dada, batuk produktif, terdengar rhonki, suhu badan 37,80C. Apakah masalah keperawatan
yang paling prioritas pada kasus tersebut ? *

a. Hipertermi

b. Gangguan pola tidur

c. Gangguan pertukaran gas

d. Ketidakefektifan pola nafas

e. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Jawaban yang benar

e. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Seorang anak laki-laki, umur 7 tahun dibawa oleh ibu nya ke UGD dengan keluhan sesak pada waktu malam.
Hasil pemeriksaan didapatkan data terdengar suara wheezing pada saat ekspirasi, ada batuk non produktif,
frekuensi nafas 35 x/menit. Dokter mendiagnosis pasien tersebut menderita asma bronkial. Perawat
melakukan pengkajian untuk menggali faktor penyebab sesak pada anak tersebut. Apakah penyebab yang
menjadi pemicu muncul nya sesak pada kasus tersebut? *

A. Debu

B. Bulu

C. Kecemasan
D. Cuaca dingin

E. Polusi udara

Jawaban yang benar

D. Cuaca dingin

Seorang bayi perempuan, umur 4 bulan di bawa oleh ibu nya ke RS dengan keluhan kulit tampak jaundince.
Hasil pemeriksaan didapatkan adanya distensi abdomen, tinja warna agak pucat, bayi tampak lemah, tidak
mau minum menyusu, BB 4 Kg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT 95 U/mL dan SGPT 70
U/mL. Hasil pemeriksaan antigen mengidentifikasikan positif Igm anti-HBV. Sehingga dokter mendiagnosis
bayi tersebut dengan hepatitis B. Apakah masalah keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut? *

A. Defisit Nutrisi

B. Hipovolemia

C. Risiko injury

D. Intoleransi aktivitas

E. Defisit pengetahuan

Seorang anak laki-laki, umur 9 tahun dibawa oleh ibunya ke UGD dengan keluhan demam tinggi sudah 5 hari.
Hasil pemeriksaan didapatkan Suhu 39oC, frekuensi nadi cepat dan lemah, konjungtiva pucat, ektremitas
perifer terasa dingin, anak tampak gelisah. Terlihat ada ptechie dan epistaksis. Apakah data penunjang yang
diperlukan untuk menentukan diagnosis pada kasus tersebut? *
A. Eritrosit

B. Leukosit

C. Trombosis

D. SGOT/ SGPT

E. Imunoglobulin

Jawaban yang benar

C. Trombosis

Seorang anak perempuan, umur 10 tahun dirawat RS dengan keluhan BAB 8x/hari dengan konsistensi cair.
Hasil pemeriksaan didapatkan mata tampak cekung, mukosa mulut kering, turgor kulit kembali lambat. Saat
ini pasien sedang menjalani perawatan terpasang infus RL dengan kecepatan tetesan 20 tts/ menit. Perawat
selalu mengisi laporan intake dan out put cairan pasien setiap 2 jam. Pasien juga mendapat suntikan
antibiotik 2x/24 jam. Apakah tujuan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? *
A. Keseimbangan nutrisi dapat dipertahankan sesuai kebutuhan

B. Keseimbangan cairan tubuh dapat dipertahankan sesuai kebutuhan

C. Tidak terjadi penularan diare pada orang lain

D. Rasa cemas pasien dan keluarga berkurang

E. Pasien akan toleran dengan pengobatan yang sedang dijalaninya

Jawaban yang benar

B. Keseimbangan cairan tubuh dapat dipertahankan sesuai kebutuhan

Seorang laki-laki, umur 10 tahun dibawa ke UGD dengan diagnosis Fraktur terbuka karena jatuh dari motor
bersama ayahnya. Hasil pemeriksaan didapatkan terlihat keluar darah di kaki kirinya, tampak ada tonjolan
tulang tibia bagian distal keluar melukai jaringan di sekitar, anak menangis kesakitan, skala nyeri 6, kaki
kanannya tampak membengkak. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? *
A. Gangguan mobilitas fisik

B. Gangguan integritas kulit

C. Perubahan perfusi jaringan perifer

D. Kurangnya volume cairan


E. Nyeri

Jawaban yang benar

E. Nyeri

Seorang bayi perempuan,umur 8 bulan dirawat di RS dengan BP. Ibu mengatakan bayinya demam sejak 2
hari yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan suhu 38.5oC, berkeringat banyak, kulit kemerahan di daerah
bongkong, dan sudah 2 hari tidak dimandikan. Ibunya menolak memandikan anakya karena mempunyai
keyakinan anak demam tidak boleh dimandikan. Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut? *
A. Memandikan anak di tempat tidur

B. Memandikan anak di tempat tidur bersama ibu

C. Menganjurkan ibu untuk memandikan anak di tempat tidur

D. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang manfaat memandikan

E. Mengajarkan ibu cara memandikan anak di tempat tidur dengan air hangat

Jawaban yang benar

D. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang manfaat memandikan

Seorang balita laki-laki,umur 5 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan demam disertai muntah-muntah.
Hasil pemeriksaan didapatkan suhu 38,5oC, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 28x/menit, anak
tampak lemah, mukosa bibir kering, kelopak mata cekung, turgor kulit kembali lambat, dan adanya petechi
pada ekstremitas. Apakah intervensi yang paling tepat pada kasus tersebut? *
A. Kolaborasi pemberian emetic

B. Kaji tanda dehidrasi

C. Kaji intake dan ouput

D. Berikan tranfusi darah

E. Berikan cairan intravena

Jawaban yang benar

E. Berikan cairan intravena

Seorang batita perempuan, umur 1 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan demam sudah 3 hari. Hasil
pengkajian didapatkan anak tampak sadar, bisa menyusu, tidak muntah, tidak kejang, akral kemerahan, dan
teraba hangat. Perawat mengkaji tanda bahaya umum dengan pendekatan MTBS. Apakah data yang perlu
dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut? *
A. Stridor

B. Sianosis

C. Suhu tubuh

D. Berat badan

E. Frekuensi nadi

Seorang batita laki-laki,,umur 3 tahun dirawat di RS dengan diagnosis kejang demam. Ibu mengatakan anak
demam tinggi dan disertai kejang. Hasil pengkajian didapatkan suhu 38oC. Ibu mengatakan bahwa anaknya
sering diberi kopi agar tidak kejang. Perawat menerima pendapat ibu. Apakah prinsip etik yang diterapkan
pada kasus tersebut? *

A. Justice

B. Fidelity

C. Autonomy

D. Beneficence

E. Non-maleficence

Jawaban yang benar

E. Non-maleficence
Seorang bayi perempuan,umur 2 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan batuk pilek sejak 2 hari
yang lalu. Hasil pengkajian suhu 37oC, dan belum pernah mendapatkan imunisasi. Perawat menganjurkan
bayi untuk diimunisasi namun ibu menolak karena memiliki keyakinan bahwa imunisasi menyebabkan
demam dan sakit. Perawat berupaya membujuk dan menjelaskan tentang imunisasi secara lengkap. Apakah
prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut? *
A. Justice

B. Fidelity

C. Autonomy

D. Beneficence

E. Maleficence

Jawaban yang benar

D. Beneficence

Seorang batita perempuan, umur 3 tahun di bawa oleh ibunya ke RS karena mengalami demam dan muntah-
muntah sejak di rawat selama 2 hari. Hasil pemeriksaan muntah sehari sekitar 4x/hari, anak tidak mau
makan dan minum, suhu 39,5°C, frekuensi nafas 30x/menit, frekuensi nadi 98x/menit. Saat ini anak sudah
terpasang IV line dengan cairan Dextrose 20 tetes/menit. Perawat akan memberikan tepid sponge terhadap
anak tersebut. Apakah persiapan utama yang harus dilakukan oleh perawat tersebut? *
A. menyiapkan set alat lengkap tindakan

B. memberikan alat permainan untuk anak

C. melakukan inform consent terhadap keluarga

D. menyiapkan lingkungan yang menyenangkan

E. melibatkan keluarga dalam melakukan tindakan

Jawaban yang benar

E. melibatkan keluarga dalam melakukan tindakan

Seorang balita laki-laki, umur 4 tahun dirawat di RS dengan keluhan batuk berdahak dan sesak nafas. Hasil
pemeriksaan ditemukan suara nafas wheezing, frekuensi nafas 60 x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, TD
100/90 mmHg, Suhu 37, 8°C. Perawat memberikan tindakan dengan nebulizer. Apakah tujuan dilakukan
intervensi keperawatan pada kasus tersebut? *
A. memberikan rasa nyaman

B. mengurangi sesak nafas

C. mengencerkan sekret

D. mengurangi batuk

E. mengurangi dahak

Jawaban yang benar

C. mengencerkan sekret

Seorang bayi perempuan,umur 8 bulan dibawah ibunya ke RS dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu
serta disertai kejang 2 kali dengan lama kejang sekitar 15 detik. Hasil pemeriksaan didapatkan suhu bayi
39.50 C. Apakah data yang perlu dikaji untuk menentukan diagnosis pada kasus tersebut? *
a. Sifat kejang

b. Durasi kejang

c. Frekuensi kejang

d. Riwayat demam sebelumnya

e. Umur anak saat kejang pertama kali

Jawaban yang benar

b. Durasi kejang
Seorang batita perempuan, umur 3 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis talasemia. Hasil pengkajian
didapatkan data anak tampak pucat, badan lemah, aktivitas berkurang, CRT 7 detik, Hb: 5 gr/dL, TB 85 cm,
BB 11 kg, anak mendapatkan transfuse darah 2 labu serta orang tua tampak cemas. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut? *
A. Intoleransi aktivitas

B. Defisit pengetahuan

C. Gangguan perfusi jaringan

D. Defisit Nutrisi

E. Risiko komplikasi program tranfusi

Jawaban yang benar

C. Gangguan perfusi jaringan

Seorang bayi laki-laki, umur 2 hari di rawat di perinatology dengan diagnosis Hisprung. Hasil pemeriksaan
didapatkan perut kembung, muntah 5 kali berwarna kehijauan,bayi tampak gelisah terdapat distensi
abdomen, bayi tidak mau menyusu. Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis pada
kasus tersebut? *
A. Biopsi

B. Endoskopi

C. Colok anus

D. Laboratorium

E. Foto abdomen

Jawaban yang benar

C. Colok anus

Seorang bayi laki laki, umur 6 bulan, datang bersama ibu nya ke IGD dengan keluhan nafas cepat, tesenggal-
senggal, dokter mendiagnosis Persisten Duktus Arteriosus. Hasil pengkajian diperoleh data bayi tampak
pucat, ada retraksi dada, frekuensi nafas 30x/menit, dangkal dan cepat. Ibu mengatakan kalau bayi sering
menutup mulut jika diberi ASI, bayi sering batuk sejak lahir. Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus
tersebut? *
A. Memberikan cairan intravena

B. Mengatur posisi tidur semi fowler

C. Memberikan minum sedikit tapi sering

D. Memberikan oksigen 3 liter per menit, nasal kanule

E. Memberikan oksigen 6 liter per menit dengan masker NRM

Jawaban yang benar

B. Mengatur posisi tidur semi fowler

Seorang balita perempuan, umur 5 tahun, dibawa oleh ibunya ke RS dengan diagnosis gastroenteritis
dehidrasi sedang. Ibu mengatakan anaknya BAB 5x/hari dengan konsistensi cair, muntah jika diberikan
makan dan minum. Hasil pemeriksaan didapatkan kulit disekitar anus kemerahan, turgor kulit kembali
lambat, mukosa bibir kering, badan lemah, suhu 37,90C. Apakah masalah keperawatan utama pada anak
tersebut? *
A. Hipertermi

B. Intoleransi aktivitas

C. Kerusakan integritas kulit

D. Nutrisi kurang dari kebutuhan

E. Ketidakseimbangan cairan kurang dari kebutuhan

Jawaban yang benar


E. Ketidakseimbangan cairan kurang dari kebutuhan

Seorang balita laki-laki,umur 5 tahun dirawat di RS dengan diagnosis Akut Limfositik Leukemia (ALL). Saat
ini anak sedang menjalani kemoterapi siklus ke 4. Pada saat perawat akan memberikan obat injeksi secara
intravena, terlihat adanya area kehitaman disekitar area penusukan (extravasasi). Apakah tindakan prioritas
yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut? *

A. meminta keluarga untuk memanggil perawat lain di nurse station

B. melaporkan kepada kepala ruangan adanya kasus/ kondisi tersebut

C. menghentikan tetesan infus dan membatalkan pemberian obat injeksi

D. menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa obat tidak bisa dimasukkan

E. memasukkan obat secara perlahan untuk kemudian dipantau 15 menit setelah pemberian

Jawaban yang benar

C. menghentikan tetesan infus dan membatalkan pemberian obat injeksi

Seorang anak perempuan berumur 7 tahun dirawat di RS dengan diagnosis DHF. Hasil pemeriksaan
didapatkan kondisi umum lemah, kesadaran komposmentis, suhu 39,80C, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi
98x/mnt, frekuensi nafas 22x/mnt, kulit teraba panas, badan berkeringat, ibu mengatakan anaknya dari
kemarin panasnya tidak turun-turun, terlihat pasien gelisah dan tidak mau makan. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut? *

A. hipertemi

B. risiko kejang

C. kurangnya pengetahuan

D. gangguan rasa aman:cemas

E. defisit pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Seorang bayi laki-laki berumur 1 bulan di rawat di RS dengan diagnose hirschprung. Dokter merencanakan
akan melakukan operasi pemasangan kolostomi. Orang tua pasien sudah diberikan penjelasan oleh dokter
namun sampai saat ini belum menandatangani informed concent. Orang tua pasien mengatakan khawatir
anaknya akan dilakukan operasi. Apakah yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut? *
A. mendiskusikan dengan keluarga pasien hal-hal yang menjadi ketakutannya.

B. meminta keluarga pasien untuk segera menandatangani informed consent

C. menjelaskan kepada keluarga pasien bahaya tidak dilakukan operasi

D. memotivasi keluarga pasien untuk mau melakukan operasi

E. melakukan persiapan operasi pada pasien

Seorang bayi laki-laki berusia 2 bulan dibawa ibunya ke Poliklinik Tumbuh Kembang untuk mendapatkan
imunisasi DPT-HB-Hib I (Combo).Hasil pemeriksaan bayi dalam keadaan sehat, lalu perawat menyiapkan
alat dan vaksin untuk melakukan penyuntikan secara intramuscular. Selanjutkan setelah anak dan peralatan
siap, perawat menusukkan jarum dan memfiksasi jarum dengan tangan non dominan. Apakah langkah
selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut? *

A. masukan obat dengan cepat

B. observasi kondisi penusukan

C. suntikan obat dengan cepat

D. pegang area penyuntikan

E. lakukan aspirasi

Jawaban yang benar

E. lakukan aspirasi

Seorang bayi perempuan berumur 8 bulan datang ke Poli Anak bersama dengan ibu nya. Ibu mengatakan
anaknya gelisah, rewel, haus dan minum dengan lahap. Hasil pengkajian didapatkan berat Badan 11 Kg,
Panjang Badan 80 Cm, Suhu 37,50C. mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat. Apakah tindakan
prioritas pada kasus tersebut ? *
A. beri antibiotic selama 3 hari

B. cegah gula darah agar tidak turun

C. beri makanan/minuman sesuai terapi dan tablet Zink

D. nasihati untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari kemudian

E. beri dosis parasetamol, tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen

Jawaban yang benar

C. beri makanan/minuman sesuai terapi dan tablet Zink

Seorang anak laki-laki,umur 6 tahun dirawat di ruang anak dengan diagnosis meningitis. Saat ini anak
demam, suhu 39 0c, frekuensi nadi 120 x/menit, kulit teraba panas. Saat perawat akan melakukan tindakan,
terlihat ibu sedang membaluri anak dengan dedaunan yang ditumbuk. Perawat melakukan penjelasan
penanganan demam kepada orang tua. Apakah prinsip etik yang dilakukan oleh perawat? *
A. Justice

B. Fidelity

C. Outonomi

D. Beneficience

E. Non Malaficience

Jawaban yang benar

D. Beneficience

Seorang batita laki-laki umur 17 bulan dengan diagnosis tetralogi of Fallot. Saat ini anak sudah bisa berjalan,
sedang senang sekali berjalan, namun saat jalan, tidak lama anak duduk dan terlihat sesak napas, wajah
pucat dan muncul keringat dingin. Apakah tindakan yang tepat diberikan pada anak dalam kondisi
tersebut? *
A. Knee chest

B. Chest trush

C. Posisi supine

D. Posisi semi fowler

E. Beri minuman yang manis

Seorang balita perempuan umur 44 bulan dibawa ke poli tumbuh kembang untuk memantau perkembangan.
Saat pemeriksaan anak memakai dan melepas sepatu sendiri. Untuk Hasil pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan KPSP didapatkan jawaban Ya sebanyak 9 item. Apakah interpretasi hasil pemeriksaan yang di
dapat? *

A. Terdapat penolakan

B. Perkembangan sesuai

C. Perkembangan anak meragukan

D. Kemungkinan ada penyimpangan

E. Kemungkinan ada keterlambatan

Jawaban yang benar

B. Perkembangan sesuai

Seorang anak perempuan umur 10 tahun di rawat dengan diagnosis sindrom nefrotik. Hasil pengkajian saat
ini anak hanya berbaring di tempat tidur, terdapat edema di seluruh tubuh, berat badan saat ini 20 kg dari
berat badan 15 kg sebelumnya, pasien malas makan dan tidak banyak berbicara. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut? *

A. Intoleransi aktifitas
B. Pola napas tidak efektif

C. Gangguan curah jantung

D. Penurunan curah jantung

E. Kelebihan volume cairan

Jawaban yang benar

E. Kelebihan volume cairan

Seorang balita perempuan umur 4 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas. Hasil pengkajian anak rewel,
memegangi telinga kiri, terlihat ada cairan eksudat dari telinga, anak menyampaikan kurang mendengar
suara, menangis dan meminta perawat untuk tidak memegang telinga anak, terdapat pembengkakan di
belakang telinga dan nyeri telinga sudah 6 hari. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? *

A. Takut

B. Nyeri akut

C. Nyeri kronik

D. Riisiko infeksi

E. Gangguan persepsi dengar

Jawaban yang benar

B. Nyeri akut

Seorang bayi perempuan umur 8 bulan di bawa ibunya ke UGD dengan keluhan BAB >5x/hari dengan
konsistensi cair tidak ada ampas. Hasil pengkajian di dapatkan data : anak lemah, rewel, kulit sekitar anus
kemerahan, turgor kulit kembali lambat,suhu 37 C, frekuensi nafas 32 x/ menit,frekuensi nadi 120 x/menit,BU
38 kali/menit. Apakah masalah utama keperawatan pada kasus diatas? *

a. Diare

b. Gangguan integritas kulit

c. Kekurangan volume cairan

d. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan

e. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Seorang bayi perempuan umur 8 bulan di bawa ibunya ke UGD dengan keluhan batuk dan demam selama 3
hari. Hasil pengkajian didapatkan data kesadaran composmentis, BB 6.5 kg,TB 63 cm,tidak muntah,tidak
kejang, suhu tubuh 380C, frekueni nafas 58 x/menit,tidak ada tarikan dinding dada,dan tidak terdengar suara
stridor. Apakah klasifikasi penyakit berdasarkan MTBS pada kasus tersebut? *
a. Batuk

b. Pneumonia

c. Pneumonia Berat

d. Penyakit sangat berat

e. Batuk bukan Pnemonia

Jawaban yang benar

b. Pneumonia

Seorang balita laki laki, umur 5 tahun di rawat di RS dengan keluhan batuk pilek,dan sesak nafas.Hasil
pengkajian frekensi nadi 100 x /menit,frekuensi nafas 35 x/menit,suhu tubuh 37.5 0c,suara nafas wheezing
tampak retraksi dinding dada,perkusi paru terdengar dullness. Apakah tindakan yang paling tepat pada
kasus tersebut? *
a. Batasi aktivitas

b. Berikan fisioterapi dada

c. Berikan minum air hangat

d. Berikan posisi semi fowler


e. Kalaborasi pemberian oksigen

Jawaban yang benar

d. Berikan posisi semi fowler

Seorang anak laki laki,umur 15 tahun di bawa ke UGD dengan keluhan setiap habis beraktivitas dadanya
terasa sakit dan sesak nafas. Hasil anamnesa di dapatkan data anak tampak pucat,cyanosis pada ujung
ektremitas dan bibir,nafsu makan menurun,TD 100/ 70mmHg,frekensi nadi 100 x/ menit, frekensi nafas 34
x/menit, suhu 270C, auskultasi suara jantung terdapat suara gallop,adanya bengkak pada kaki sudah 10 hari.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? *
a. Gangguan perfusi jaringan perifer

b. Ketidakefektifan pola nafas

c. Kerusakan pertukaran gas

d. Kelebihan volume cairan

e. Penurunan curah jantung

Jawaban yang benar

e. Penurunan curah jantung

Seorang bayi perempuan,umur 2 bulan di bawa ibunya ke Poli Anak untuk dilakukan imunisasi.Hasil
anamnesa di dapatkan data: BB 4 kg,suhu tubuh 36,5 o c,frekesi nadi 110x/ menit,frekuensi nafas 24
x/menit,bayi tersebut sudah mendapatkan imunisasi BCG,Hepatitis B dan Polio II. Apakah imunisasi
selanjutnya yang diberikan pada bayi tersebut? *
a. DPT I

b. Campak

c. POLIO III

d. MR /MMR

e. Hepatitis A

Jawaban yang benar

e. Hepatitis A

Seorang batita perempuan, umur 1.6 tahun dirawat di RS dengan keluhan diare 6x/hari. Hasil pengkajian
ditemukan anak tampak lemah, rewel, mata cekung, anak haus, muntah 4x/hari, BAB spontan, cair, tidak
berampas dan berwarna kuning tidak disertai dengan darah, ada kemerahan pada anus, frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 37ᴼC. Elektrolit: Na+: 120mEq/L, Kalium : 3.7 mEq/L. Apakah
masalah keperwatan yang paling tepat pada kasus tersebut? *
A. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

B. Ketidakseimbangan nutrisi

C. Gangguan integritas kulit

D. Risiko infeksi

E. Kelemahan

Seorang batita laki-laki, umur 2 tahun dibawa oleh ibunya ke klinik tumbuh kembang. Perawat akan
melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan formulir DDST. Setelah menanyakan
tanggal lahir anak, mencatat tanggal pemeriksaan selanjutnya perawat menghitung umur anak. Apakah
tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat pada kasus tersebut? *

A. Melakukan tes perkembangan masing-masing sektor

B. Menentukann sektor apa yang akan dites

C. Membuat garis umur pada formulir DDST

D. Amati perlakuan anak secara umu

E. Menyiapkan alat yang diperlukan


Jawaban yang benar

C. Membuat garis umur pada formulir DDST

Seorang bayi perempuan, umur 5 hari dirawat di ruang perinatalogy. Riwayat kelahiran bayi lahir normal, BB
lahir 3000 gram pada usia kehamilan 38 minggu, nilai APGAR 5. Hasil pemeriksaan didapatkan data bayi
sesak napas, tampak clubbing finger pada kuku tangan bayi, frekuenasi napas 40x/mnt, frekuensi nadi
100x/menit, suhu 36.ᵒC. Apakah gejala khas yang tampak pada bayi pada kasus tersebut? *

A. Frekuensi napas

B. Clubbing finger

C. Frekuensi nadi

D. Sesak napas

E. Apgar score

Jawaban yang benar

B. Clubbing finger

Seorang bayi perempuan,umur 1 bulan dibawa ke Puskesmas dengan keluhan panas sudah 3 hari, batuk
pilek dengan dahak 2 minggu. Hasil pengkajian didapatkan data anak tampak sesak, frekuensi napas
40x/menit, terdapat ronchi, frekuensi nadi 100x/menit, suhu 38ᵒC, tidak mau menyusu. Perawat melakukan
uji tourniquet test didapatkan hasil tes negatif. Apakah imunisasi yang dapat diberikan untuk mencegah
penyakit tersebut? *

A. Hepatitis

B. Campak

C. BCG

D. Polio

E. DPT

Jawaban yang benar

B. Campak

Seorang batita laki-laki, umur 2 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis Leukemia. Hasil pemeriksaan
didapatkan data panas sejak 3 hari yang lalu dengan suhu 39,2°C, gusi berdarah, frekuensi nafas 32 x/mnt,
frekuensi nadi 100 x/mnt, nafsu makan menurun dan mual muntah. Pengkajian perkembangan anak belum
dapat mengancingkan baju. Orang tua mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya. Apakah intervensi
utama yang harus dilakukan pada kasus tersebut? *

A. Konseling perkembangan anak

B. Kompres air hangat

C. Kecemasan orang

D. Nutrisi adekuat

E. Transfusi darah

Jawaban yang benar

B. Kompres air hangat

Seorang laki-laki 59 tahun diruang rawat inap dengan keluhan kulit gatal didaerah kaki. Pasien mengeluh
mual, muntah serta tidak nafsu makan. Hasil pengkajian: TD: 150/90 mmHg, Nadi: 90 x/mnt, Suhu 370C, RR:
20 x/mnt, ureum darah 195 mgl/dl, albumin 2,1 mg/dl. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? *

A. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

B. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

C. gangguan sensori persepsi

D. gangguan mobilitas fisik

E. kerusakan integritas kulit


Jawaban yang benar

B. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

Seorang laki-laki 49 tahun datang ke poliklinik rumah sakit. Hasil pengkajian: banyak bintik merah agak
besar di sepanjang tangan kanan serta kiri dan jari pucat. TD 100/60 mmHg, Nadi, 99 x/mnt, suhu 37,5 C, RR
20 x/mnt, Hb: 8,8 gr/dl. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? *

A. gangguan perfusi jaringan perifer

B. gangguan pertukaran gas

C. gangguan mobilitas fisik

D. gangguan eliminasi urin

E. intoleransi aktifitas

Seorang perempuan 45 tahun dibawa ke RS. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sudah tiga hari nyeri
kepala, pusing, penglihatan berkunang-kunang. TD 80/60 mmHg, nadi akral dingin, 99x/mnt, suhu 36 C, RR
28 x/mnt. Apakah tindakan yang dilakukan tersebut? *
A. Lakukan resusitasi jantung paru.

B. Berikan oksigen nasal kanul.

C. Ajarkan teknik relaksasi.

D. Berikan infus albumin.

E. Berikan posisi supine.

Jawaban yang benar

B. Berikan oksigen nasal kanul.

Seorang perempuan 29 tahun dibawa ke rumah sakit.. Hasil pengkajian, pasien mengatakan badan lemah,
tiga hari mengalami perdarahan, TD 90/70 mmHg, nadi 90x/mnt, suhu 360C, RR 20 x/mnt, konjungtiva pucat,
jari tangan dingin dan pucat, Hasil pemeriksaan darah lengkap diketahui Hb 8 mg/dl. Apakah masalah
keperawatan pada kasus tersebut? *
A. gangguan perfusi jaringan perifer

B. bersihan jalan nafas tidak efektif

C. gangguan pertukaran gas

D. gangguan mobilitas fisik

E. gangguan pola nafas

Seorang perempuan 49 tahun diruang rawat inap karena mengalami Disseminated Intravascular
Coagulation. Hasil pengkajian: TD 100/60 mmHg, Nadi 95 x/mnt, suhu 37,30 C, RR 28 x/mnt. Apakah
tindakan utama untuk pasien tersebut? *

A. Berikan posisi kompres dingin.

B. Berikan oksigen nasal kanul.

C. Ajarkan teknik relaksasi.

D. Berikan terapi analgesik.

E. Berikan posisi supine.

Jawaban yang benar

B. Berikan oksigen nasal kanul.

Seorang laki laki 36 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam. Hasil pengkajian, pasien mengatakan selama 1
minggu ini demam, mengigil, kepala pusing, mual, sulit untuk menelan makanan oleh karena mual. lemah,
wajah tampak kemerahan, akral teraba panas, suhu badan 38,50C, TD 100/70 mmHg, respirasi 24 x/mnt,
nadi 78 x/menit. Hasil lab menunjukkan kadar leukosit 12,0 103/µl. Apakah masalah keperawatan yang
paling utama pada kasus tersebut? *

a. nausea
b. hipertermia

c. defisit nutrisi

d. risiko infeksi

e. risiko defisit nutrisi

Jawaban yang benar

b. hipertermia

Seorang perempuan 40 tahun dirawat di ruang penyakit bedah setelah dilakukan reduksi tertutup pada
tungkai kaki kirinya akibat fraktur. Hasil pengkajian, pasien mengatakan nyeri disekitar gips, pada daerah
distal tungkai pasien tersebut kulit tampak pucat, memutih, dan dingin. Apakah komplikasi yang dialami
pasien tersebut? *

a. Mal union

b. Non union

c. Kontraktur

d. Delay union

e. Sindroma kompartemen

Jawaban yang benar

e. Sindroma kompartemen

Seorang perempuan 50 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sesak
napas, sakit kepala, mengantuk, kesadaran somnolen, TD 130/80 mmHg, nadi 110x/mnt, frekuensi napas
28x/mnt, hasil AGD didapatkan pH 7,32, HCO3- 23 mEq/dL, paCO2 55 mmHg, paO2 80 mmHg, saturasi
oksigen 95%. Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien tersebut? *

a. asidosis metabolik tidak terkompensasi

b. asidosis metabolik terkompensasi penuh

c. asidosis respiratorik tidak terkompensasi

d. asidosis respiratorik terkompensasi penuh

e. alkalosis respiratorik terkompensasi penuh

Jawaban yang benar

c. asidosis respiratorik tidak terkompensasi

Seorang perempuan 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Hasil pengkajian, pasien mengatakan
muntah, nyeri pada perut dan sudah tujuh kali diare dan terdapat tanda-tanda dehidrasi. Oleh karena itu
dilakukan pemasangan infus oleh perawat. Perawat sudah menyiapkan infus, mengenakan sarung tangan
dan menentukan lokasi tusukan. Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh perawat tersebut? *

a. Memasang tourniquet

b. Meminta pasien untuk rileks

c. Mendesinfeksi lokasi tusukan

d. Menusukkan vena canule ke dalam vena

e. Menyambungkan IV cath dengan selang infus

Seorang laki-laki 65 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sesak
napas, dada terasa tidak nyaman, sulit mengeluarkan dahak. pergerakkan dada simetris, tidak ada
penggunaan otot bantu napas, terdapat ronkhi, akral teraba dingin, TD 130/80 mmHg, frekuensi napas
20x/menit, Spo2 96%, suhu 36,20C, frekuensi nadi 96 x/mnt. Apakah masalah keperawatan utama pada
pasien tersebut? *
a. Nyeri akut

b. Pola napas tidak efektif

c. Gangguan pertukaran gas


d. Gangguan ventilasi spontan

e. Bersihan jalan napas tidak efektif

Jawaban yang benar

e. Bersihan jalan napas tidak efektif

Seorang laki-laki 60 tahun dibawa ke UGD karena mengeluh badan terasa lemas sekali. Hasil pengkajian:
pucat, muncul keringat berlebih, TD 100/ 70mmHg, frekuensi nadi 125x/ menit, frekuensi nafas 31x/ menit,
hasil pengukuran gula darah sewaktu didapatkan angka 60gr/ dl. Anak pasien mengatakan bahwa ayahnya
menderita penyakit gula. Berdasarkan temuan data tersebut, kondisi apakah yang dihadapi oleh pasien? *

a. hiperglikemi

b. hipoglikemi

c. ketoacidosis

d. asites

e. kelebihan potasium

Jawaban yang benar

b. hipoglikemi

Seorang perempuan 50 tahun, Hasil pengkajian, pasien mengatakan sesak nafas, TD 180/120mmHg,
frekuensi napas 28x/menit, Nadi 90x/menit, pasien mendapat terapi oksigen 5 liter/menit, terdapat retraksi
dinding dada, lemas, dan mual. Diagnosa medis yang ditetapkan adalah Coronary Artery Disease (CAD).
Berdasarkan kasus diatas masalah keperawatan yang tepat adalah... *

a. penurunan curah jantung

b. bersihan jalan nafas tidak efektif

c. intoleransi aktivitas

d. perfusi perifer tidak efektif

e. gangguan ventilasi spontan

Seorang laki-laki, 48 tahun, dibawa ke UGD karena mengeluh sesak napas berat. Hasil pengkajian: tungkai
kaki pasien bengkak, TD 180/150mmHg, frekuensi nadi 130x/menit, frekuensi napas 32x/menit, suhu 37oC,
pernafasan cuping hidung positif. Pasien kemudian mendapatkan terapi oksigenasi 3lt/ menit. Apakah
masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut? *
a. pola nafas tidak efektif

b. bersihan jalan nafas tidak efektif

c. intoleransi aktivitas

d. perfusi perifer tidak efektif

e. gangguan ventilasi spontan

Seorang laki-laki 55 tahun, dirawat dengan keluhan nyeri dada dimana rasa nyeri meningkat disaat
beraktifitas, dan akan berkurang saat beristirahat. Hasil pemeriksaan fisik, TD 160/ 120mmHg, frekuensi
nafas 32x/ menit, frekuensi nadi 78x/ menit, suhu 37,5oC. Hasil pemeriksaan elektrokardiogram menyatakan
pasien menderita Non STEMI. Berdasarkan kasus tersebut, apa intervensi keperawatan yang tepat
diberikan? *

a. tidur berbaring kesisi kanan

b. tidur berbaring kesisi kiri

c. duduk dalam posisi semi-fowler

d. tidur terlentang

e. duduk dengan posisi tegak

Jawaban yang benar

e. duduk dengan posisi tegak


Seorang perempuan, 22 tahun, dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas, dan terasa seperti tertimpa beban
berat apabila tidur terlentang. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD120/ 100mmHg, frekuensi
nafas 33x/ menit, frekuensi nadi 100x/ menit. Pasien menerima terapi oksigen 4 lt/ menit. Apakah alat bantu
oksigenasi yang tepat diberikan kepada pasien? *
a. Nasal Canul

b. Simple Mask

c. Rebreathing Mask

d. Non-rebreathing Mask

e. Venturi Mask

Seorang laki-laki 60 tahun mengeluh kesulitan BAK 16 jam yang lalu dan terasa mengejan saat BAK , dan
pancaran urine menetes. Hasil pemeriksaan: Suhu 37,5 0C, frekuensi nadi 88x/mnt, frekuensi nafas 26x/mnt,
TD 100/60 mmHg, dan distensi kandung kemih. Apakah masalah keperawatan prioritas yang dialami oleh
pasien tersebut? *

a. kekurangan volume cairan dan elektrolit

b. resiko inkontinensia urin

c. gangguan eliminasi urin

d. retensi urin

e. nyeri

Jawaban yang benar

d. retensi urin

Seorang laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan ascites. Hasil pemeriksaan:
Suhu 37,1 0C, frekuensi nadi 100x/mnt, frekuensi nafas 24x/mnt, TD 100/60 mmHg, urine residu 100 cc, urin
berwarna coklat gelap dan proteinuria, terdapat udema non pitting. Apakah masalah keperawatan prioritas
yang dialami oleh pasien tersebut? *

a. kerusakan pertukaran gas

b. kelebihan volume cairan

c. gangguan eliminasi urin

d. pola nafas tidak efektif

e. retensi urin

Jawaban yang benar

b. kelebihan volume cairan

Seorang laki-laki 65 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan awal masuk adalah BAK tidak
lancar selama 2 hari, kakinya bengkak, dan nafas terasa berat. Pasien direncanakan pulang setelah dirawat 5
hari di RS dan mendapat terapi hemodialisa setiap bulan. Apakah health education yang diberikan kepada
pasien saat discharge planning ? *

a. meningkatkan asupan makanan bergizi

b. menganjurkan istirahat yang cukup

c. membatasi makanan berkolesterol

d. monitor intake dan out put cairan

e. melakukan olah raga teratur

Jawaban yang benar

d. monitor intake dan out put cairan

Seorang Laki-laki 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri pinggang kanan sejak 6
bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan: nyeri tekan ginjal, ekspresi wajah meringis dan berkeringat dan skala
nyeri 7, palpasi kandung kemih teraba penuh, frekuensi nafas 25 x/mnt, frekuensi nadi 100 x/mnt, Suhu 380
C. Hasil pemeriksaan radiologi terdapat batu di ginjal kanan. Apakah prioritas masalah keperawatan pada
pasien diatas ? *
a. nyeri akut

b. nyeri kronis

c. hipertermi

d. gangguan eliminasi urin

e. kesiapan peningkatan eliminasi urin

Jawaban yang benar

b. nyeri kronis

Seorang laki-laki 50 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam setelah menjalani operasi TURP. Pasien
terpasang kateter urin untuk irigasi dan ditemukan adanya sumbatan dalam kateter pasien. Apakah tindakan
perawat yang tepat dalam menghadapi kondisi pasien tersebut? *
a. mengambil sumbatan dengan cara aspirasi

b. mengganti kateter dengan yang baru

c. mengoservasi jumlah pendarahan

d. mengobservasi kepatenan selang

e. mengobservasi karakteristik urin

Seorang laki-laki 40 tahun dirawat di RS dengan diagnosis gastritis akut. Hasil pengkajian, pasien
mengatakan tidak nafsu makan karena mual, makanan yang masuk selalu dimuntahkan, dan meringis
kesakitan pada daerah perut. Untuk membantu masuk makanan, perawat memasang NGT, sesuai advis
dokter. Sebelum memasang NGT perawat mengukur terlebih dulu selang NGT. Apakah tindakan
keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut ? *

A. memasang sarung tangan

B. memberi jeli pada ujung selang

C. memasukan selang pada hidung

D. mengecek respon pasien akibat kesakitan

E. mengecek selang apakah sudah masuk lambung atau tidak

Jawaban yang benar

B. memberi jeli pada ujung selang

Seorang laki-laki 65 tahun dirawat di RS dengan diagnosis post operasi BPH. Pada saat dikaji pasien
mengeluh nyeri pada luka operasi. Hasil pengkajian: skala nyeri 5 (1-10), pasien sedang menjalani irigasi
bladder, warna urine masih merah., Hb 12.5 gr%, Leukosit 10000 /mm3. Apakah tindakan keperawatan
prioritas yang harus diperhatikan oleh perawat saat irigasi bladder tersebut? *

A. memperhatikan respon pasien

B. memerhatikan kenyamanan pasien

C. memperhatikan warna urine yang keluar

D. memperhatikan kelancaran pengeluaran urine

E. memperhatikan kecepatan tetesan untuk irigasi

Jawaban yang benar

D. memperhatikan kelancaran pengeluaran urine

Seorang perempuan 65 tahun dirawat diruang interna. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sesak napas,
frkuensi pernapasan 35 x/mnt, tampak gelisah, nadi cepat 100x/mnt, pasien mengalami PPOK, hasil
pemeriksaan AGD PCO2 < 25, maka sebagai perawat yang professional melakukan pemberian oksigen yang
tepat pada pasien tersebut. Apakah cara pemberian Oksigen yang tepat pada kasus diatas? *

A. nasal canule
B. ventury mask

C. rebriting mask

D. simple face mask

E. non rebriting mask

Jawaban yang benar

C. rebriting mask

Seorang perempuan 50 tahun di rawat di RS dengan diagnosis trauma kepala. Hasil pengkajian: penurunan
kesadaran dengan nilai GCS 3 E : 1 M : 1 V : 1, terdengar suara nafas rochi, sekret banyak. Perawat akan
melakukan suction. Apakah yang harus dilakukan perawat sebelum dan setelah tindakan suction? *

A. berikan klien oksigen 100 %

B. evaluasi suara nafas klien bersih

C. posisikan pasien dengan posisi supine

D. bilas selang suction dengan nacl 0,9%

E. pastikan bahwa tindakan suction hanya berlangsung selama 10 – 15 detik

Seorang laki - laki 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak dan pusing. Hasil pengkajian: frekuensi
nafas 32 x/mnt, irama irreguler, menggunaan otot tambahan pernafasan, terdapat sputum dalam jumlah
banyak, refleks batuk kurang. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? *
A. Pola napas tidak efektif

B. Gangguan pertukaran gas

C. Penurunan curah jantung

D. Gangguan perfusi jaringan perifer

E. Bersihan jalan napas tidak efektif

Jawaban yang benar

E. Bersihan jalan napas tidak efektif

Seorang laki-laki 30 tahun dengan berat badan 50 kg, pasien mengeluh diare sudah 4 hari. Pada anamnesa
pasien muntah setiap kali makan dan minum. Hasil pemeriksaan fisik: tugor jelek, kulit kering, lemas dan
pasien mengalami dehidrasi berat 10%, tekanan darah 85/60 mmHg dan Nadi 120 x/mnt. Berapakah jumlah
cairan intravena yang harus diberikan untuk mengganti cairan tubuh pada pasien tersebut? *
a. 1000 cc

b. 2000 cc

c. 3000 cc

d. 4000 cc

e. 5000 cc

Jawaban yang benar

e. 5000 cc

Seorang wanita 35 tahun dengan keluhan nyeri pada kepala, skala nyeri 8, nyeri terasa seperti ditusuk –
tusuk dan berlangsung terus menerus, jantung berdebar- debar bila berjalan terasa melayang. TD:
152/97mmHg, N: 90 x/i, S: 36,5¬0C, RR: 25x/i. Apakah prioritas utama masalah keperawatan pada kasus
tersebut? *
a. risiko penurunan curah jantung

b. intoleransi aktifitas

c. gangguan rasa nyaman nyeri

d. perubahan perfusi jaringan serebral

e. kurang pengetahuan
Jawaban yang benar

c. gangguan rasa nyaman nyeri

Seorang laki-laki 20 tahun, berat badan 50kg, mengalami kecelakaan, hasil pemeriksaan: Nadi 120 x/mnt
reguler dan cepat, Tensi: 120/80 mmHg, RR: 24 x/mnt. Diperkirakan Effective Blood volume pasien hilang
sekitar 15% (EBV laki-laki: 70 cc/KgBB). Berapa jumlah cairan RL yang harus diberikan untuk mengganti
darah pasien yang hilang? *

a. 2000 cc

b. 2100 cc

c. 2200 cc

d. 2300 cc

e. 2400 cc

Jawaban yang benar

b. 2100 cc

Seorang Laki-laki 50 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kecelakaan, mengeluh sesak nafas, memar di
dada kanan, dilakukan pungsi dan nampak cairan darah dalam spuit. Manakah kemungkinan masalah yang
dialami pasien? *

a. Emfisema

b. Efusi pleura

c. Pneumothoraks

d. Hematothoraks

e. Emfisema subcutis

Jawaban yang benar

d. Hematothoraks

Seorang laki-laki 30 tahun mengalami kecelakaan, saat dikaji pasien mengeluh rasa sakit dan memar pada
perut quadran kanan atas, sesak nafas frekwensi 20x/menit, palpasi abdomen teraba kaku, spasme,
auskultasi bising usus menghilang, tekanan darah 80/70mmHg, nadi melemah dengan frekwensi
130x/menit. Manakah masalah keperawatan yang harus di prioritaskan untuk pasien tersebut? *

a. nyeri

b. risiko infeksi

c. gangguan pola nafas

d. gangguan perfusi jaringan

e. kekurangan volume cairan

Jawaban yang benar

e. kekurangan volume cairan

Seorang laki-laki 45 tahun dirawat dengan stroke di ruang neuro. Pasien tampak mengalami kelemahan pada
ektremitas dekstra. Hasil pengkajian ekstremitas dekstra tampak tidak ada kontraksi otot. TD: 120/80
mmHg, frekuensi napas 20x/ menit, frekuensi nadi 80x/ menit, dan suhu 36,8oC. Berapakah skala kekuatan
otot pasien tersebut? *

A. 0

B. 1

C. 2

D. 3

E. 4

Jawaban yang benar

B. 1
Seorang laki-laki usia 35 tahun dirawat di ruang interna dengan PPOK. Saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluh sesak napas, batuk berdahak dan sulit dikeluarkan. Pasien tampak lemah dengan TD: 120/80
mmHg, frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi 80x/ menit, dan suhu 36,8C. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut ? *
A. Bersihan jalan napas tidak efektif

B. Gangguan pertukaran gas

C. Gangguan istirahat tidur

D. Pola napas tidak efektif

E. Intoleransi aktivitas.

Seorang laki-laki 25 tahun dirawat di bangsal bedah dengan post operasi hari kelima karena fraktur pada
kedua kakinya. Saat ini pasien mengeluh perutnya terasa penuh dan belum buang air besar sejak masuk
rumah sakit. Pasien masih takut bergerak karena masih merasakan nyeri pada kedua kakinya jika
digerakkan. Apa rencana keperawatan kolaboratif yang tepat untuk pasien tersebut ? *

A. menyarankan makan makanan tinggi serat

B. mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

C. melatih rom pasif dan aktif

D. memberikan diet tinggi serat

E. menganjurkan tirah baring.

Jawaban yang benar

D. memberikan diet tinggi serat

Seorang laki-laki 45 tahun dirawat di bangsal bedah dengan Infeksi Saluran Kemih. Pasien baru pertama kali
akan diberikan terapi obat antibiotic melalui intravena. Saat ini perawat telah mengencerkan obat terebut ke
dalam vial menggunakan aquades 4 ml. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang harus dilakukan ? *

A. Memasukkan obat ke dalam cairan infus

B. Melakukan tes alergi pada lengan bawah

C. Mengatur kecepatan tetesaan cairan infus

D. Memasukkan obat ke dalam inravena secara perlahan

E. Membersihkan konektor selang infus dengan kapas alcohol

Jawaban yang benar

B. Melakukan tes alergi pada lengan bawah

Seorang laki-laki 30 tahun dirawat di ruang interna dengan gastroenteritis. Hasil pengkajian pasien tampak
lemas, mukosa bibir kering, dan konjungtiva tampak anemis. TD 100/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit,
frekuensi napas 18x/menit, suhu 36oC. Pasien mendapatkan terapi cairan infus 1500 ml oleh dokter dengan
kecepatan 21 tetes per menit. Perawat mulai memberikan cairan infus pada pukul 08.00 WIB. Pukul
berapakah cairan akan habis ? *

A. 06.00

B. 07.00

C. 08.00

D. 09.00

E. 10.00

Jawaban yang benar

C. 08.00

Seorang laki-laki 45 tahun, dirawat di ruang paru dengan keluhan sesak nafas, klien mempunyai riwayat
merokok selama 10 tahun. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 88
x/menit, frekuensi napas 28 x/menit,suhu 37C. Apakah tindakan utama mandiri perawat pada pasien
tersebut? *
A. Pembatasan cairan

B. Oksigen 8 lt/menit

C. Nebul setiap 2 jam

D. Fisioterapi dada

E. Postural drainase

Jawaban yang benar

B. Oksigen 8 lt/menit

Seorang perempuan 50 tahun, dirawat di ruang jantung dengan keluhan sesak napas ketika beraktifitas,
mudah lelah. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bengkak pada kedua kaki, tekanan darah 160/100 mmHg,
frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 37,8C. Apakah tindakan utama mandiri
perawat pada pasien tersebut? *
A. Pemberian nutrisi parenteral

B. Range of motion

C. Nebul setiap 2 jam

D. Pembatasan asupan cairan

E. Pemberian cairan infus 21 tts/menit

Jawaban yang benar

D. Pembatasan asupan cairan

Seorang laki – laki 40 tahun,dirawat di ruang paru dengan keluhan sesak napas, batuk darah, keringat
berlebih di malam hari. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya pernafasan cuping hidung, retraksi
dinding dada, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, suhu
38C. Apakah tindakan utama mandiri perawat pada pasien tersebut? *
A. Fisioterapi dada

B. Postural drainase : kepala lebih rendah daripada kaki

C. Suction setiap 2 jam

D. Range of Motion (ROM)

E. Posisi semifowler

Jawaban yang benar

B. Postural drainase : kepala lebih rendah daripada kaki

Seorang perempuan 27 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan diare, BAB 6 kali/hari dengan
konsistensi cair. Hasil pemeriksaan fisik tekanan darah 90/50 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, frekuensi
napas 22 x/menit, suhu 37,5 0C. Perawat melakukan tindakan kolaboratif memberikan rehidrasi cairan
dengan NaCl 0,9% 28 tetes /menit. Apakah kriteria hasil evaluasi dari tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan perawat? *
A. Tekanan darah optimal

B. Diare berkurang

C. Pasien lebih berenergi

D. Cemas berkurang

E. Balance cairan seimbang

Seorang perempuan 41 tahun dirawat di ruang interna didiagnosis Idiophatic Trombositopenia Purpura
dengan keluhan kelelahan ketika beraktivitas, muncul memar pada kedua lengan, pada saat pengkajian
didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, frekwensi nadi 92 x/menit frekwensi nafas 28 x/menit,
pemeriksaan penunjang platelet 39.000/mm3. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas ? *
A. Gangguan perfusi jaringan

B. Gangguan pertukaran gas

C. Intoleransi aktivitas

D. Gangguan pola nafas

E. Gangguan bersihan jalan nafas

Jawaban yang benar

C. Intoleransi aktivitas

VignetteSeorang perempuan usia 45 tahun berobat ke poli Mata dengan keluhan nyeri disekitar mata, jika
melihat seperti adanya lingkaran berwarna,pandangan kabur mendadak, nyeri tekan pada bolamata, sebelah
kanan menunjukkan mata teraba lebih keras dibandingkan mata sebelah kiri. Hasil Visus OD : 5/30, OS :
5/10. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? *
A. Nyeri

B. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

C. Risiko cedera

D. Perubahan persepsi sensori (visual)

E. Ansietas

Jawaban yang benar

D. Perubahan persepsi sensori (visual)

Seorang laki-laki 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan nyeri pada telinga dalam, (skala nyeri 6). Nyeri
dirasakan semakin berat bila mendengar suara bising atau berisik. Apakah rencana keperawatan utama
untuk mengatasi masalah pada kasus tersebut *
A. Kompres hangat

B. Mengajarkan teknik relaksasi

C. Melakukan masase ringan

D. Mengalihkan perhatian

E. Memodifikasi lingkungan

Jawaban yang benar

E. Memodifikasi lingkungan

Seorang laki-laki 35 tahun datang di poli THT dengan keluhan kurang pendengaran disertai suara berdenging
dan rasa penuh pada telinga kanan. Perawat melakukan test pendengaran dengan Uji Rinne. Garputala telah
diletakkan diatas di prosessus mastoideus dibelakang telinga. Apakah langkah prosedur selanjutnya pada
Uji Rinne tersebut *
A. meminta pasien memberitahu saat garputala tidak terdengar lagi

B. garputala diletakkan didekatkan pada liang telinga

C. meletakkan garputala pada puncak tengkorak

D. mengganti pemeriksaan pada telinga disebelahnya

E. menyimpulkan hasil pemeriksaan

Seorang laki-laki 50 tahun datang di Poli Jantung dengan keluhan, dada sering terasa nyeri, seperti diremas-
remas. Pada pemeriksaan fisik diperoleh data;kuku jari dan sekitar mulut anemis, ireama jantung cepat dan
ireguler, mengatakan cepat lelah dan sesak saat beraktivitas. Data apakah yang perlu dikaji/diperoleh untuk
menegakkan masalah keperawatan pada kasus tersebut? *

A. Kebersihan kuku

B. Keadaan konjugtiva

C. Frekuensi pernapasan

D. Toleransi pasien terhadap aktivitas


E. Kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari

Jawaban yang benar

B. Keadaan konjugtiva

Seorang perempuan, 56 tahun, dirawat selama 16 hari di unit penyakit dalam dan bedah. Hasil pengkajian
didapatkan data TD 170/100 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, suhu 370 C, RR 18x/menit, pasien tidak dapat
menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, pasien tampah lemah. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya kontraktur pada sendi? *
A. Melakukan latihan rentang gerak pasif

B. Mengubah posisi pasien tiap 2 jam

C. Mengidentifikasi kemampuan gerak pasien

D. Menganjurkan aktivitas fisik secara bertahap

E. Melakukan masase pada anggota gerak yang sakit

Seorang laki-laki 32 tahun sedang di rawat di ruang penyakit dalam dan bedah. Saat ini pasien mengeluh
sesak napas. Hasil pengkajian didapatkan data suhu 37 0 C, tekanan darah 130/80 mm/Hg, frekuensi
pernapasan 30x/menit, nadi 110x/menit, adanya pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu napas
dan pasien tampak lemah. Apakah diagnosis keperawatan utama pada pasien tersebut? *

A. Pola napas tidak efektif

B. Bersihan jalan napas tidak efektif

C. Intoleransi aktivitas

D. Gangguan ventilasi spontan

E. Gangguan pertukaran gas

Seorang perempuan 58 tahun sedang dirawat di unit stroke. Hasil pengkajian didapatkan data pasien
tampak lemah, tidak dapat menggerakkan keempat ekstremitasnya,terdapat kemerahan pada kedua tumit,
TD 140/90 mmHg, frekuensi pernapasan 18x/menit, nadi 100x/menit, suhu 37 C. Apa tindakan keperawatan
utama yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien tersebut? *
A. Observasi kondisi kulit pasien

B. Melakukan latihan rentang gerak

C. Mengubah posisi pasien tiap 2 jam

D. Memberikan dukungan ambulasi dini

E. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu

Jawaban yang benar

C. Mengubah posisi pasien tiap 2 jam

Seorang laki-laki 50 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas dan batuk namun sulit untuk
mengeluarkan dahak. Hasil pengkajian didapatkan data TD 130/70 mmHg, frekuensi pernapasan 22x/menit,
nadi 100x/menit, suhu 37 C, terdengar ronkhi. Apa tindakan keperawatan mandiri utama yang dapat
dilakukan pada pasien tersebut? *
A. Memberikan mukolitik

B. Melakukan latihan batuk efektif

C. Memberikan terapi oksigen

D. Memberikan posisi semi fowler

E. Melakukan penghisapan lendir

Jawaban yang benar

B. Melakukan latihan batuk efektif


Seorang laki-laki 26 tahun saat ini dirawat karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian :
pasien gelisah, GCS E:1 V:2 M:2, TD 100/80 mmHg, terdapat hematoma pada bagian kepala, nadi 75x/menit,
suhu 37 C dan RR 24x/menit. Apa masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? *
A. Nyeri akut

B. Risiko cedera

C. Gangguan perfusi serebral

D. Gangguan integritas kulit

E. Risiko syok

Jawaban yang benar

C. Gangguan perfusi serebral

Seorang perawat melakukan pengkajian di masyarakat, ditemukan data: 30% balita tidak mengikuti program
posyandu setiap bulan. Dari 30% tersebut, 15% mengalami stunting. Masyarakat mengatakan belum pernah
diberikan Pendidikan Kesehatan tentang pentingnya mengikuti program posyandu untuk balita. Apakah
peran utama perawat pada kasus tersebut? *
a. Konselor

b. Educator

c. Manager

d. Motivator

e. Care giver

Jawaban yang benar

b. Educator

Seorang perawat melakukan pengkajian di masyarakat, ditemukan data bahwa remaja umur 15-20 tahun,
70% sudah merokok aktif. Perawat tersebut melakukan terapi hipnotis kepada remaja yang merokok aktif
dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku untuk dapat mengurangi intensitas merokok. Apakah bentuk
intervensi pada kasus tersebut? *
a. Diseminasi informasi

b. Pengkajian dan penilaian

c. Modifikasi gaya hidup

d. Penataan lingkungan

e. Pemberdayaan masyarakat

Jawaban yang benar

c. Modifikasi gaya hidup

Seorang perawat melakukan penelitian kepada 120 remaja tentang kesehatan reproduksi , ditemukan data
bahwa : 50% remaja tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, 94% remaja mengatakan
sudah memiliki pacar, dan 80% pernah menonton film porno. Perilaku seksual remaja 35% sudah pernah
melakukan berciuman. Diagnosis keperawatan tersebut adalah? *
a. Defisiensi kesehatan komunitas

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

c. Problematic sexual behaviour

d. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

e. Manajemen kesehatan kurang efektif

Seorang perawat melakukan survei ke sebuah desa, ditemukan bahwa 40% ibu yang memiliki balita kurang
mengerti tentang gizi seimbang bagi balitanya, 35% balita mempunyai kebiasaan jajan yang tidak sehat, dan
10% balita tersebut mengalami masalah ISPA, 15% mengalami masalah diare. Diagnosis keperawatan
tersebut adalah? *
a. Defisiensi kesehatan komunitas

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

c. Problematic sexual behaviour

d. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

e. Manajemen kesehatan kurang efektif

Hasil pengkajian perawat di sebuah desa didapatkan data banyak anak-anak mandi dan melakukan akvitas
BAB/BAK di sungai hal ini sudah menjadi kebiasaan sejak lama walaupun aparat desa telah menyediakan
WC umum. Penyakit diare menduduki peringkat 3 besar di desa tersebut. Apakah diagnosis keperawatan
tersebut adalah? *

a. Defisiensi kesehatan komunitas

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

c. Problematic sexual behaviour

d. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

e. Manajemen kesehatan kurang efektif

Jawaban yang benar

d. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

Angka kejadian hipertensi pada lansia sebanyak 83%. Sebagian besar lansia tidak pernah melakukan kontrol
tekanan darah secara rutin karena jauh dari pelayanan kesehatan. Mayoritas pekerjaan lansia adalah bertani
dan pendidikan lansia tidak tamat SD. Menurut pengakajian diatas faktor apa yang paling dominan yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat? *

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Ekonomi

d. Lingkungan

e. Akses pelayanan kesehatan

Jawaban yang benar

e. Akses pelayanan kesehatan

Pengkajian komunitas di sebuah sekolah diperoleh data 70% siswa sering jajan di luar pagar sekolah, 85%
siswa tidak mencuci tangan sebelum makan, tersedia tempat cuci tangan tapi sabun terlihat kosong. Kepala
sekolah mengatakan anak-anak tidak pernah dijelaskan tentang jajanan sehat. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut? *

a. Defisiensi kesehatan komunitas

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

d. Defisiensi pengetahuan

e. Ketidakefektifan manajemen kesehatan

Jawaban yang benar

e. Ketidakefektifan manajemen kesehatan


Konten ini tidak dibuat atau didukung oleh Google. - Persyaratan Layanan - Kebijakan Privasi

 Formulir

1. Seorang laki-laki berusia 72 tahun tinggal di panti wreda sejak satu minggu yang lalu. Klien mengeluh sering
terbangun malam hari dengan penyebab yang tidak jelas dan sulit untuk tidur kembali Klien juga mengeluh
lemah dan tidak bisa berkonsentrasi. Klien tampak kusut, konjuctiva terlihat pucat. Apa masalah keperawatan
pada kasus di atas?
A. keletihan
B. risiko cidera
C. intoleransi aktifitas
D. gangguan pola tidur
E. defisit perawatan diri

Pembahasan:
Keluhan sulit tidur pada lansia perlu diperhatikan, diagnosis keperawatan terkait pola tidur di NANDA ada dua,
yaitu gangguan pola tidur dan insomia. Batasan karakteristik tiap diagnosis memiliki perbedaan yang jelas,
gangguan yang terjadi karena faktor eksternal dari lingkungan yang baru, panas, berisik, terlalu terang
diberikan diagnosis gangguan pola tidur. Gangguan yang disebabkan karena masalah internal lansia seperti
penyakit tertentu, nyeri ataupun siklus yang terganggu diberi diagnosis insomnia. Pada kasus diatas jelas
disebutkan bahwa klien bara saja tinggal dipanti dan mungkin belum beradaptasi dengan lingkungan, sehingga
diagnosis yang tepat adalah gangguan pola tidur.
Jawaban : D

2. Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun yang lalu. Klien mengalami katarak
dan gangguan gaya berjalan. sejak saat itu klien menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Klien
menyatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar panti yang berundak
dan lantai yang licin.
Apakah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?
A. nyeri
B. risikojatuh
C. risiko cedera
D. gangguan mobilitas fisik
E. koping individu tidak efektif

Pembahasan:
Pada lansia, risiko jatuh memiliki faktor risiko yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal
diantaranya adalah umur, penyakit (diabetes, hipertensi, depresi, demensia), gangguan gaya berjalan,
gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan. Sementara faktor eksternal dari risiko jatuh adalah kondisi
lingkungan seperti lantai licin, penerangan yang tidak adekuat, tempat tidur terlalu tinggi dan tanpa side rail,
alas kaki yang licin, tanggal/ undakan yang curam, kamar mandi tanpa pegangan, dan juga penggunaan alat
bantu jalan yang tidak tepat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang berada di institusi lebih
beresiko jatuh dibandingkan lansia yang berada di rumah Pada kasus diatas tampak jelas faktor risiko jatuh
dari klien baik faktor internal maupun eksternal. Risiko cidera tidak diplih karena kasus diatas spesifik cidera
yang beresiko terjadi adalah jatah bukan cidera karena hal lainnya.
Jawaban : B

3. Seorang perempuan berusia 69 tahun sudah 10 hari dirawat di bangsal geriatri dengan diagnosis medis CHF
dan DM. Hasil wawancara, klien mengatakan bahwa semakin hari keluhan berkurang, tetapi klien masih masih
merasa lemah. Klien mengatakan, "Saya masih merasa sesak jika harus berjalan ke kamar mandi." Hasil
pemeriksaan barthel indeks nilai: 8, morse scale: 9. TD: 160/100 mmHg, frekuensi napas: 26 x/mnt, frekuensi
nadi: 88 x/mnt.
Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas?
A. Keletihan
B. Risiko jatuh
C. Intoleransi aktivitas
D. Deficit perawatan diri
E. Ketidakefektifan pola napas

Pembahasan:
Intoleransi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari karena
ketidakmampuan secara fisiologis atau psikologis yang salah satunya ditandai oleh respon abnormal pada TTV
(Herdman, 2014). Klien telah memiliki diagnose medis CHF yang merupakan factor resiko terjadinya intoleransi
aktivitas. Jawaban A (keletihan) bukan merupakan pilihan yang tepat, karena kelemahan yang terjadi pada
pada klien terutama pada saat melakukan aktivitas.
Jawaban : C

4. Seorang laki-laki berusia 72 tahun, tinggal bersama anak danbcucunya.Saat berkunjung ke rumah, klien
tampak terbaring di kasur tanpa laken, tercium bau pesing, dan terdapat sisa makanan di sela gigi dan sekitar
mulut.Klien mengatakan jarang mandi karena tidak mau merepotkan menantunya untuk memandikan. Klien
bersyukur dengan kondisi saat ini dan menerima apa adanya.
Apakah diagnosis keperawatan yang sesuai untuk klien?
A. Kesepian
B. Inkontinensia
C. Pengabaian diri
D. Sindrom lansia lemah
E. Defisit perawatan diri: mandi

Pembahasan:
Pengabaian diri adalah perilaku yang terbentuk secara kultural, melibatkan satu atau lebih kegagalan dalam
mempertahankan aktivitas perawatan diri yang diterima secara sosial (Hetdman & Kamitsuru: 2014). Batasan
karakteristik dari diagnosis keperawatan ini juga dengan jelas menjelaskan bahwa pengabaian diri dicirikan
dengan higiene lingkungan dan personal yang tidak adekuat, dan tidak mematuhi aturan akitivtas yang sehat.
Pada kasus diatas pengabaian diri terjadi dikarenakan oleh gangguan fungsi peran dalam keluarga, berpura-
pura atau karena hal tersebut pilihan lansia sendiri.
Jawaban : C

5. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti Wreda mengeluh sering ngompol di celana terutama
saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu. Klien terbiasa minum kopi sejak 30 tahun lalu. Tercium baupesing
dari pakaian klien, fungsi kognitif utuh.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
A. Memasang diapers
B. Mengurangi asupan cairan
C. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul
D. Mengaj ak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali
E. Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi

Pembahasan:
Sebagian dari data (mengompol saat batuk dan tertawa, tercium bau pesing) di atas merupakan indicator
mayor kejadian stress inkontinénsia urin. Inkontinensia jenis ini jenis ini disebabkan oleh pelemahan otot
dasar panggul dan otot-otot yang terlibat dalam proses berkemih. Kondisi ini merupakan indikasi pelaksanaan
latihan otot-otot dasar panggul.
Jawaban : C

6. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti wreda semenjak suaminya meninggal, sebulan yang
lalu. Klien terlihat kums dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm. Klien mengatakan sama sekali tidak nafsu makan,
karena biasanya ada suaminya yang selalu makan bersamanya. Klien juga mengatakan jarang minum, dalam
sehari ia hanya menghabiskan +/- 500 cc air.
Apakah tindakan yang tepat untuk kasus di atas?
A. Oral hygiene
B. Terapi nutrisi
C. Bantuan makan
D. Manajemen nutrisi
E. Monitoring nutrisi

Pembahasan:
Pada kasus diatas tampak kondisi malnutrisi pada lansia yang penyebabnya kompleks, disertai dengan adanya
penurunan Esiologis fungsi sistem gastrointestinal. Malnutrisi pada lansia dapat diatasi dengan intervensi
manajemen nutrisi, yang aktivitasnya meliputi melakukan modifikasi lingkungan untuk mendukung makan,
memilih makan kesukaan, menghitung jumlah kebutuhan dan melibatkan keluarga dalam memberikan
motivasi untuk makan (Bulechek, Butcher, Dochterman: 2013). Pilihan jawaban yang lain merupakan
intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan masalah nutrisi, namun dalam kasus ini yang paling tepat
dan mengatasi masalah secara langsung adalah manajemen nutrisi.
Jawaban : D

7. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang di klinik panti wreda dengan keluhan diare sejak satu hari yang
lalu. Hasil pengkajian diperoleh data: BAB cair 4 kali/hari, kulit dan membran mukosa kering, TD: 110/70
mmHg, dan suhu 36,2°C. Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. Anjurkan menghindari penyebab diare
B. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat
C. Monitor tanda-tanda vital
D. Kontrol risiko: hipertermia
E. Jaga keseimbangan cairan

Pembahasan:
Kasus di atas menunjukan bahwa keluhan utama klien adalah diare dengan masalah dehidrasi ringan. Lansia
juga berisiko mengalami dehidrasi karena proses penuaan seperti perubahan komposisi masa otot, lemak
subkutan, dan penurunan rangsang haus (Meiner, 201 5). Dehidrasi merupakan masalah yang harus segera
ditangani dengan menjaga keseimbangan cairan klien.
Jawaban : E

8. Seorang perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah dengan kasus paska stroke sejak 6 bulan yang lalu.
Klien hanya tinggal bersama suaminya. Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data bahwa kekuatan otot
bagian tubuh sebelah kanan 3 dan sebelah lari 5. Klien mengatakan bahwa ia masih bisa berjalan perlahan
dengan menggunakan tongkat.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Melatih penggunaan alat bantujalan
B. Melatih gerakan tabuh aktif dan pasif
C. Memberi anj uran tentang bantuan aktivitas fisik
D. Memodiflkasi lingkungan untuk memperluas pergerakan klien
E. Mengatur jadwal aktivitas klien sesuai dengan kemampuan fisik

Pembahasan:
Kasus di atas menunjukkan kondisi klien yang membutuhkan tindakan rehabilitasi karena mengalami
kelemahan pada anggota gerak. Seiring proses penuaan, masa dan kekuatan otot juga akan mengalami
penurunan secara berangsur (Meiner, 2015). Kasus di atas diperburuk dengan kejadian stroke hemoragik.
Kekuatan otot ekstremitas klien tidak maksimal untuk mengembalikan ke hmgsi asal klien perlu terus menerus
melakukan latihan agar kekuatan otot dapat kembali meningkat sehingga kemandirian klien akan meningkat.
Latihan pergerakan efektif untuk meningkatkan fungsi muskuloskeletal.
Jawaban : B

9. Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat di klinik geriatri dengan keluhan rasa panas pada daerah bokong
dan punggung. Klien lebih banyak berbaring di tempat tidur sejak 2 minggu yang lalu, setelah kaki dan tangan
sebelah kiri tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaaan kulit disekitar area coccygeus dan scapula tampak
kemerahan, klien tampak lemas, TD 160/ 100 mmHg, frekuensi nadi 88 x/mnt, frekuensi pernapasan 20x/mnt,
dan suhu 37,2°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. MelatihROM
B. Melakukan massage
C. Mobilisasi tiap 2 jam
D. Memonitor kulit klien
E. Memberikan kompres air hangat

Pembahasan:
Proses penuaan yang terjadi pada sistem integumen lansia adalah: pembuluh darah berkurang, kulit tidak
elastis lagi, dan bantalan lemak berkurang. Hal ini dapat berakibat kulit lansia rentan mengalami gangguan jika
mengalami tekanan, dan jika terjadi luka, penyembuhan akan relatif melambat. Data terfokus pada adanya
risiko terjadinya luka tekan yaitu: terbaring dalam waktu yang lama, data terkait kondisi kulit yang berisiko
tertekan. Tindakan yang paling prioritas untuk dilakukan adalah memobilisasi tiap 2 jam untuk melancarkan
aliran darah guna mencegah luka tekan pada daerah tertentu.
Jawaban : C

10. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat selama tiga minggu di bangsal geriatri dengan kasus stroke.
Klien mengalami paralisis pada ektremitas bawah dan atas sebelah kanan serta gangguan bicara. Klien dibantu
makan minum. Klien akan kembali ke rumahnya besok sore. Apakah topik discharge planning yang harus
diberikan?
A. Peningkatan koping
B. Perencanaan nutrisi
C. Monitoring pengobatan
D. Peningkatan perilaku kesehatan
E. Kemandirian activity daily living

Pembahasan:
Discharge planning merupakan kegiatan untuk menciptakan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan pasien sehingga mampu secara fungsional
untuk kembali ke lingkungannya. Status fungsional merupakan komponen penting dari kualitas hidup lansia
(Meiner, 2015). Status fungsional menjadi patokan tingkat kesehatan seorang individu .Kemandirian
fungsional lansia sangat penting dicapai guna menjamin terpenuhinya activity daily living klien, apalagi dengan
kondisi lansia tinggal di rumah dengan keterbatasan tenaga yang merawat
Jawaban : E

11. Saat kunjungan ramah perawat menemukaan perempuan berusia 68 tahun mengeluh tidak bisa
mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan rumah sebelumnya perawat memberikan
penyuluhan dan latihan otot-otot panggul serta menganjurkan menggunakan diapers.
Apakah indikator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut?
A. Ketersediaan toilet
B. Penurunan frekuensi mengompol
C. Kepatuhan menggunakan diapers
D. Kemampuan melakukan latihan otot-otot panggul
E. Pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggul

Pembahasan:
Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki-laki untuk mengalami penurunan kekuatan otot
dasar panggul sebagai penyebab stress incontenensia. Latihan yang tepat pada otot dasar panggul akan dapat
menguatkan otot-otot yang terlibat dalam mcngontrol kemampuan berkemih. Keberhasilan jangka panjang
dari intervensi tersebut dapat dievaluasi dari penurunan jumlah/frekuensi mengompol yang terjadi setiap
harinya.
Jawaban : B

12. Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data: terdapat pegangan besi diseluruh tembok wisma, lantai
keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai dengan anti slip namun banyak terdapat lumut
Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia. Perawat memberikan penyuluhan pada lansia dan
pengasuh tentang resiko jatuh.
Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek intervensi tersebut?
A. Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan
B. Ada tidaknya peserta yang bertanya
C. Menurunnya angka kejadian jatuh
D. Peningkatan pemahaman lansia
E. Modifikasi lingkungan panti

Pembahasan:
Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data di panti wreda menunjukan
bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kati kejadian jatuh pada lansia. Berdasarkan data lingkungan juga
menunjukkan bahwa lingkungan sangat berisiko menyebabkan jatuh. Untuk penanganan jangka pendek
kejadian jatuh dibutuhkan peningkatan pemahaman lansiatentang faktor-faktor risiko jatuh. Kondisi ini dapat
dicapai melalui pemberian penyuluhan pada lansia dan pengasuh.
Jawaban : D

13. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti wreda. Klien mengeluh nyeri punggung sejak satu
minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tiduran. Skala nyeri 4 (0-10). Perawat sudah mengajarkan relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi keluhan.
Apakah kriteria keberhasilan tindakan tersebut?
A. Klien mengikuti program latihan
B. Klien mengatakan nyerinya berkurang
C. Klien mengerti tentang proses penyakit
D. Klien mengkonsumsi obat penghilang nyeri
E. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan nyeri ditegakkan karena adanya nyeri yang dapat menghambat seseorang dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi mengurangi nyeri salah satunya adalah dengan melakukan relaksasi
dengan napas dalam dengan benar. Keberhasilan intervensi tersebut dapat dilihat dengan berkurangnya
etiologi utama dari diagnosis yaitu nyeri.
Jawaban : B

14. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengalami stroke dan kelumpuhan sejak 3 bulan
lalu. Klien hanya berbaring dan duduk di kursi roda. Semua aktifitas dan kebutuhan klien dibantu. Bokong
terlihat kemerahan, kemudian perawat melakukan pembahan posisi setiap 2 jam sekali. TD 160/95 mmHg.
Apa kriteria evaluasi yang tepat untuk kasus di atas?
A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus
B. Semua kebutuhan dasar terpenuhi
C. Peningkatan personal hygiene
D. Peningkatan mobiltias fisik
E. TD dalam batas normal

Pembahasan:
Ada beberapa masalah yang nampak pada klien: hambatan mobilitas fisik dan adanya risiko kerusakan
integritas kulit Sekilas memang mobilitas flsik yang jadi masalah prioritas, namun perlu dilihat lebih seksama
terkait dengan masalah lain yang bisa dengan cepat diatasi yaitu pencegahan luka dekubitus. Selain itu,
intervensi yang difokuskan pada kasus adalah perubahan posisi setiap 2 jam sekati, ini merupakan intervensi
untuk menee gah terjadinya luka dekubitus.
Jawaban : A

15. Hasil pengkajian di suatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis 70% keluarga
prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai buruh, dan 50% penderita
sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan managemen kesehatan
D. ketidak efektifan managemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan komunitas yang sesuai pada kasus adalah defisiensi kesehatan komunitas karena
adanya atau satu lebih masalah kesehatan atau factor yang mengganggu kesejahateraan atau meningkatakan
reisiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu populasi. Peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis 70%
keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai buruh, dan 50%
penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan, menunjukkan batasan karakteristik
tentang:
- Masalah yang dialami oleh suatu populasi
- Risiko Hospitalisasi yang dialami oleh populasi
- Risiko status psikologis yang dialami oleh populasi
Jawaban : E

16. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan hanya 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan. Hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki prilaku jajan sembarangan di pinggir jalan. Di
sekolah sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak lebih suka jajan diluar.
Apakah diagnosis keperawatan kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manaj emen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan hasil observasi yaitu anak-anak
memiliki perilaku jajan sembarangan di pinggir jalan menunjukkan masalah perilaku kesehatan cenderung
berisiko karena batasan karakteristik komunitas gagal melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan,
mengurangi pembahan status kesehatan dan faktor yang berhubungan adalah kurangnya pemahamanan dan
pencapaian diri yang rendah.
Jawaban : A

17. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data 15% klien menyatakan tidak
melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak nyaman dengan efek samping obat
dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum obat.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cencerung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak
nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum obat yang
terdapat pada kasus menunjukkan ketidakefektifan manajemen kesehatan dengan batasan karakteristik
kesulitan komunitas dalam menjalankan program terapi, kegagalan dalam mengurangi faktor risiko dan faktor
yang berhubungan dengan program terapeutik.
Jawaban : D

18. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukan sebanyak 90% lansia memiliki tekanan darah normal.
Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi
standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan
darahnya di puskesmas atau posyandu lansia.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 90% lansia memiliki tekanan darah normal Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data
menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan
80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia yang terdapat
pada kasus terdapat batasan karakteristik kesiapan peningkatan manajemen kesehatan. Data tersebut
mengindikasikan keinginan untuk meningkatkan pilihan hidup sehari-hari, mengungkapkan keinginan untuk
menangani penyakit, mengungkapkan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap regimen terapeutik
yang diprogramkan.
Jawaban : C

19. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil didapatkan data 65% penduduk membuang sampah
rumah tangga di sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampah yang tepat adalah dengan dibakar. Data
di puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk pilek setiap bulan.
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. pendidikan kesehatan
C. intervensi profesional
D. proses kelompok
E. kemitraan

Pembahasan:
Data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai dan 40% warga menyatakan penanganan
sampah yang tepat adalah dengan dibakar, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang
kurang tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Kondisi seperti ini merupakan indikasi untuk dilakukan
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan.
Jawaban : B

20. Perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi masalah
tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui permasalahan tersebut dipicu
oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat. Apakah strategi intervensi pada kasus
tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. intervensi profesional
C. pendidikan kesehatan
D. proses kelompok
E. kemitraan
Pembahasan:
Data sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat menunjukkan adanya masalah kesehatan
yang berhubungan dengan tidak adanya dukungan pelayanan kesehatan berbasis masayarakat Hal tersebut
menyebabkan masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan ketika terkena DBD, sehingga intervensi
dalam bentuk kemitraan.
Jawaban : E

21. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna didapatkan data 85% remaja menyatakan pemah
menonton fllm porno, 5% remaja menganggap seks bebas adalah hal yang wajar dilakukan, 80% remaja belum
pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan 90% merasa malu meminta pendidikan seksual dari orang
tuanya.
Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. berkolaborasi dengan BKKBN
B. pendidikan kelompok sebaya
C. pendidikan perilaku seksual
D. pemberdayaan keluarga
E. manajemen stress

Pembahasan:
Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa. Salah
satu karakteristiknya adalah mencari aflliasi teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan emosi dan
sosial. Data pada kasus diatas menukikkan adanya masalah kesehatan reproduksi yang dapat menyebabkan
ketidakstabilan emosi pada kelompok remaja. Remaja cenderung terbuka menyampaikan permasalahan
tersebut kepada teman sebayanya. Oleh kerena itu teman sebaya perlu dilatih dan dibekali dengan
pengetahuan kesehatan reproduksi agar dapat menjadi pendidik sebayanya.
Jawaban : B

22. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis didapatkan data 70% lansia menghentikan
terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat kemudian memberikan pendidikan kesehatan tentang
jenis-jenis, manfaat dari pengobatan anti diabetes. Klien menyatakan merasa lebih nyaman menggunakan
terapi alternatif untuk penyakit yang dideritanya, karena relatif harganya bisa dijangkau.
Apakah respon perawat pada kasus tersebut?
A. menjelaskan kembali efek samping obat anti diabetes
B. menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif
C. menjelaskan tentang risiko terapi alternatif
D. mendukung pemanfaatan terapi alternatif
E. merujuk penderita ke puskesmas

Pembahasan:
Keputusan klien untuk tetap menggunakan terapi alternative setelah dilakukan pendidikan kesehatan, tentang
jenis-jenis dan manfaat pengobatan anti diabetes menunjukkan perawat perlu menghormati keputusan klien
tersebut Respon ini menujukkan perawat menerapkan prinsip etik otonomi. Prinsip otonomi adalah
pemenuhan hak klien dalam menentukan nasib sendiri sebagai individu/ kelompok yang unik dalam
mengemukakan pendapat, persepsi, nilai-nilai dan keyakinan mereka tentang kesehatan. Perawat
memberikan saran kepada klien untuk mengambil keputusan sendiri tanpa paksaan dan perawat Klien berhak
untuk menerima atau menolak tindakan keperawatan yang hendak diberikan.
Jawaban : B
23.Seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat diskusi dengan tim,
ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas wajahnya. Kemudian salah satu anggota tim
mengusulkan agar foto tersebut disamarkan. Apakah prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut?
A. veracity
B. autonomy
C. beneficence
D. confidentiality
E. nonmaleficence

Pembahasan:
Wajah atau identitas klien perlu disamarkan agar teljaga kerahasian sebagai orang dengan HIV/AIDS. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kehormatan klien sebagai manusia yang bermartabat Prinsip confidentiality adalah
upaya memegang teguh prinsip-prinsip kerahasiaan informasi tentang data kesehatan klien hanya untuk
kepentingan pemberian layanan keperawatan.
Jawaban : D

24. Hasil pengkajian disuatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang dalam sebulan
terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan menguras bak mandi setelah terlihat kotor, menggantung baju di
belakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar lingkungan rumah yang terisi air. Selama ini masyarakat
belum mempunyai kegiatan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut Apakah tindakan keperawatan
yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pengobatan pada masyarakat yang terkena chikunguya di Puskesmas
B. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan chikungunya
C. Melakukan pendataan pada keluarga yang terkena chikungunya
D. Membentuk tim jumannk yang terdiri dari kader semua RT
E. Melakukan screening pada masyarakat yang berisiko

Pembahasan:
Data tentang belum adanya kegiatan berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah chikungunya
mengakibatkan tidak adanya upaya pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Salah satu bentuk
pemberdayaan masayarakat dalam pemantauan kejadian chikungunya adalah membentuk kader juru
pemantau jentik (jumantik) untuk memutus siklus hidup nyamuk sebagai vector penyebaran Virus
chikungunya.
Jawaban : D

25. Di satu desa teijadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga tidak memiliki jamban, 20%
buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai. Masyarakat menganggap kebiasan
tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun temurun. Perawat melakukan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Apakah indikator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. angka kejadian diare menurun
B. masyarakat bisa hidup lebih sehat
C. adanya WC umum tiap RT minimal 1
D. masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban
E. kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan
Pembahasan:
Evaluasi fonnatif adalah penilaian hasil yang diukur saat proses intervensi dilakukan dapat berupa respon
kognitif, afektif dan psikomotor dari klien. Perawat telah melakukan pendidikan kesehatan yang tuj uannya
untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup dan sehat. Sehingga
evaluasi keberhasilan yang dapat segera diukur setelah melakukan tindakan adalah pemahaman masyarakat
tentang pentingnya BAB di jamban.
Jawaban : D

26. Di satu desa terdapat 21 penderita TB Paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan penyuluhan
tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk mencegah penularan. Perawat
mengundang seluruh pasien TB Paru dan keluarganya. Apakah indikator evaluasi sumatif keberhasilan
tindakan pada kasus tersebut?
A. klien dan keluarga memahami tentang penularan TB Paru
B. keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal
C. keluarga menyediakan tempat membuang dahak
D. klien menggunakan masker setiap hari
E. angka kesembuhan TB meningkat

Pembahasan:
Evaluasi sumatif adalah merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai.
Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan capaian dari pelaksanaan program.
Asuhan keperawatan pada kasus difokuskan untuk mencegah terjadinya penyebaran tuberculosis pada
populasi masayarakat RW. Sehingga indikator akhir keberhasilan tindakan adalah angka kejadian TB tidak
bertambah.
Jawaban : E

27. Perawat dinas siang mmmh izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang karena keperluan keluarga, yaitu
mengikuti undangan pengarahan minat bakat anak dibsekolah anaknya. Kepala mang menjelaskan pada
perawat tersebut bahwa BOR mang rawat mencapai 90% dan mayoritas pasien berada pada tingkat
ketergantungan partial. Kepala mang meminta perawat tersebut tetap dalang sesuai jadwal dinasnya.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat tersebut?
A. Menginformasikan pada kepala ruang akan mengganti dinas di ban lain
B. Meminta kepala ruang tetap memberikan ijin tidak masuk kerja
C. Menyampaikan kepada ketua tim akan datang terlambat
D. Menghubungi perawat Lain untuk menggantikannya
E. Tetap bertugas sesuai jadwal dinas

Pembahasan:
Penjadwalan dinas sudah disusun sejak awal dan diharapkan sudah memfasilitasi kepentingan seluruh staf.
Kondisi yang dipaparkan dalam vignette memberikan gambaran beban kelja tinggi sehingga bila jumlah dan
mutu perawat berkurang dapat berpeluang menurunkan mutu layanan pada pasien dan masalah patient
safety. Kesimpulan keputusan yang perlu dilakukan oleh seorang perawat professional dalam konteks
kepemimpinan untuk tetap mengedepankan kepentingan pasien dan tim kerja sebagai bagian dari upaya
mempertahankan patient safety serta mampu memprioritaskan masalah untuk diselesaikan.
Jawaban : E

28. Perawat meminta kepada kepala mang untuk dijadwalkan kerja pada shif malam dan melanjutkan ke shif
pagi dengan alasan jarak rumah jauh dari RS. Kepala mang menolak permintaan tersebut dengan
mempertimbangkan beban kerja dan patient safety. Kepala ruang meminta kepada perawat agar berdinas
sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang tersebut?
A. Autokratik
B. Demokratik
C. Laissezaire
D. Transaksional
E. Transformasional

Pembahasan:
Manajer keperawatan bertindak mandiri secara profesional dalam hal pengambilan keputusan seperti kasus
diatas dan memberitahukan kepada para staf perawat bahwa manaj er tersebut tdah mengambil keputusan
tersebut dengan dasar peraturan yang berlaku dan pertimbanganpatient safety serta kondisi kesehatan
perawat yang bersangkutan.
Jawaban : A

29. Ruang rawat ICU dcngan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat perawat berpendidikan Ners
sebanyak 15 orang dan memiliki sertifikat pelatihan perawatan pasien kritis. Kepala ruang mengalokasikan 1-4
pasien untuk setiap perawat Perawat bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan sejak
pasien masuk sampai pulang. Apakah metode asuhan yang diterapkan?
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Modular
E. Fungsional

Pembahasan:
Setiap perawat memiliki tanggung jawab dalam pemberian asuhan kepeiawatan. Tanggung jawab tersebut
dimulai sejak pasien masuk sampai pulang. Dengan demikian setiap perawat memiliki kewenangan untuk
memenuhi seluruh kebutuhan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini hanya dapat (hlakukan oleh
perawat dengan kualifikasi lulusan Ners dan memiliki sertifikat atau pengalaman yang menunjang.
Jawaban : C

30. Ruang perawatan anak memiliki perawat sebanyak 20 orang dengan kapasitas tempat tidur 30 unit. Kepala
ruang berencana meningkatkan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditetapkan rumah sakit dan telah
diterapkan oleh ruang rawat lainnya. Kepala ruang mengidentifikasi kebutuhan perawat vokasional dan
profesional. Berapakah kebutuhan tenaga perawat profesional di ruang tersebut?
A. 5
B. 8
C. 11
D. 16
E. 20

Pembahasan: Kebutuhan tenaga perawat pada kasus tersebut di atas mengacu kepada
rumusanbperbandingan antara tenaga perawat professional dan vokasional dengan perbandingan 55 %:45%
(Abdullah dan Levine dalam Gillies 1999).
Jawaban : C
1. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan Demam , flu disertai dengan kekuningan dan
marah-marah kepada perawat triase UGD karena merasa diperlakukan tidak layak atau sangat lambat dalam
penanganan. Pasien tersebut sudah menunggu di UGD selama 35 menit dan melihat perawat sibuk dengan
pasien lain dan lebih mendahulukan pasien gawat kecelkaan yang baru datang. Perawat pun kemudian
menjelaskan bahwa pasien yang masuk ke UGD akan diprioritaaskan berdasarkan tingkat keparahan kegawatan
dan kondisi yang mengancam jiwa?
Apakah prinsip etik yang telah dilakukan perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Beneficience
e. Non-maleficence
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. Justice
Rasional :
Rasional A : adil dalam pemberian pelayanan kegawatdaruratan sesuai dengan tingkat kegawatan pasien
Rasional B : jujur dalam penyampaian informasi kepada pasien
Rasional C : menghargai hak-hak pasien
Rasional D : asas manfaat dalam pemberian pelayanan kesehatan
Rasional E : tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai pasien
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.

2. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnose medis Sindrom coroner
akut (SKA). Ketika perawat melakukan tindakan observasi TTV terhadap pasien tersebut, pasien tiba-tiba
mengeluh nyeri dada yang sangat hebat kemudian terjadi henti jantung. Perawat berencana akan melakkukan
tindakan RJP namun keluarga menolak dan keberatan terhadap tindakan RJP meskipun sudah diberikan
penjelasan. Keluarga mengatakan bahwa pasien ingin meninggal dengan tentram dan tenang sendirian.
Apakah dilemma etik yang terjadi oleh perawat tersebut?
a. Authonomy dan beneficience
b. Beneficience dan justice
c. Justice dan nonmaleficience
d. Nonmaleficience dan fidelity
e. Fidelity dan authonomy
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. authonomy dan beneficience
Rasional :
Rasional A : dilemma antara hak keluarga pasien dalam pengambilan keputusan dan asas manfaat dari
tindakan terhadap pasien bila segera dilakukan
Rasional B : dilemma antara pelanggaran asas manfaat dan asas keadilan
Rasional C : dilema antara asas keadilan dan resiko/dampak terhadap pasien
Rasional D : dilema antara risiko terhadap pasien dan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik
Rasional E : dilemma antara komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan pelanggaran
terhadap hak-hak pasien.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
3. Seorang perawat yang sedang bertugas di UGD mendapat 5 kunjungan pasien secara beruntun dengan waktu
yang hamper sama. Pasien pertama, seorang kakek yang mengeluh sesak nafas: kedua, pasien perempuan
dengan riwayat penyakit ACS mengalami nyeri dada yang menyebar sampai ke leher dan lengan kiri; ketiga,
seorang anak balita dengan keluahan demam dengan suhu 40 derajat celcius dan beberapa kali mengalami
kejang tonik klonik; pasien keempat dan kelima , sepadang suami istri yang mengalami kecelakaan laulintas
dimana sang suami mengalami fraktur terbuka pada mid shaft tibia dan fibula kiri, sedangkan istri mengalami
trauma kepala dan tampak hasil GCS yaitu apatis.
Manakah pasien yang perlu mendapatlan pertolongan prioritas pertama?
a. Pasien pertama
b. Pasien kedua
c. Pasien ketiga
d. Pasien keempat
e. Pasien kelima
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. pasien ketiga
Rasional :
Rasional A : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengatasi sesak nafas pasien
Rasional B : kriteria triase emergency, dengan respong time 10-15 menit
Rasional C : kriteria triase emergency, dengan respon time segera karena bersiko sumbatan jalan nafas
karena spasme airway dan hiperventilasi akibat kejang.
Rasional D : kriteria traiage urgent, dengan respn time < 30 menit untuk mengatasi perdarahan akibat
fraktur dan risiko syok
Rasional E : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengidentifikasi jenis dan tingkat
keparahan trauma kepala, serta penanganannya.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
4. Seorang pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke UGD diantar menggunakan mobil dengan keluahan nyeri
kepala dan tidak bisa tidur datau insomnia. Pasien tapak tidak tenang, mondar-mandir di depan loket triase dan
memarahi perawat triase karena merasa lambat dilayani. Pasien ternyata memiliki riwayat terkahir masuk RS
jiwa yaitu sekitar 1 tahun yang lalu, pasien sering mendengar suara-suara yang tidak jelas dan pernah dirawat di
fasilitas kesehatan jiwa sebanyak 5 kali dirawat.
Apakah kategori triase yang sesuai untuk pasien tersebut?
a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Semi-urgent
e. Non-urgent
Pembahasan :
Jawaban : C. urgent
Rasional A : resusitasi, perlu tindakan resusitasi segera karena beresiko kematian
Rasional B : emergency, perlu tindakan penanganan darurat Karen beresiko mengancam nyawa dengan
respon time 10-15 menit.
Rasional C : urgent, perlu tindakan penanganan degera sehubungan dengan kondisi atau situasional urgency
(resiko mengamuk). Respon time < 30 menit
Rasional D : kriteria triage semi urgent, tidak gawat dan tidak darurat, respn time 60 menit
Rasional E : kriteria triage non urgent atau flase triase . respon time bisa sampai 2 jam atau bisa diarahkan
untuk berobat ke poli rawat jalan
5. Dalam keadaan bencana gempa bumi dilombok yang lalu ditemukan korban remaja laki-laki. Pada saat initial
assessment ditemukan jejas pada kepala dan paha kiri, airway paten, tetapi korban idak bernapas serta nadi
karotis tidak teraba.
Apakah warna kategori triase unuk korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. hitam
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.

6. Seorang petugas triase bencana tsunami menemukan seorang korban laki-laki dewasa dengan fraktur tertutup
pada lengan atas serta terdapat vulnus laserasi dan perdarahan pada dahinya akibat tertimpa reruntuhan plafon
rumahnya. Hasil initial assessment pasien tampak sada dan dapat berjalan sendiri.
Apakah warna kategori triase korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. hijau
Rasional :
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
7. Soerang laki-laki korban kecelakaan berusia 40 tahun tampak tidak sadarkan diri dan dicurigai terkena serangan
jantung. Pada initial assemnet korban tidak berespon terhadap nyeri disternum dan dan dilakukan palpasi nadi
karotis tetapi tidak teraba.
Apakah tindakan yang wajib dan harus dilakukan oleh penolong korban selanjutnya?
a. Melakukan kompresi dada 30 x
b. Melakukan bantuan ventilasi 2 x
c. Melihat, dengar dan rasa pernapasan pasien
d. Mebukan airway dengan head tilt chin lift
e. Mereposisi tangan dan memeriksa kembali nadi karotis selama 10 detik
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. melakukan kompresi dada 30 x
Rasional :
Rasional A : dilakukan bila pasien tidak ada respon, tidak teraba nadi dan tidak bernapas
Rasional B : dilakukan pada pasien henti nafas tetapi masih teraba nadi
Rasional C : dilakukan untuk mengevaluasi pernafasan
Rasional D : dilakukan untuk membuka jalan nafas pada pasien henti nafas atau setelah tindakan kompresi.
Rasional E : dilakukan untuk mengevaluasi nadi setelah 5 siklus atau 2 menit.
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
8. Perawat melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada seorang pasien laki-laki yang mengalami henti jantung.
Setelah dilakukan 5 siklus, serta dilakukan evaluasi dan saat ini sudah teraba ada denyutan nadi karotis.
Bagaimanakan tindakan yang wajib dilakukan oleh perawat tersebut selanjutnya?
a. Memastikan patensi airway
b. Melakukan pemeriksaan pernapasan
c. Membaringkan pasien ke posisi pemulihan
d. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 6 detik
e. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (30:2)
Pembahasan :
Jawaban : B. melakukan pemeriksaan pernapasan
Rasional
Rasional A : dilakukan setelah tindakan kompresi 30 x
Rasional B : dilakukan saat evaluasi bersamaan dengan pengecekan nadi
Rasional C : dilkakukan pada pasien yang sudah teraba nadi dan bernapas spontan tetapi belum sadar
Rasional D : dilakukan pada pasien yang sudah teraba nadi tetapi belum bernapas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
9. Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil dirumah makan padang mengalami sumbatan total saluran
pernapasan akibat tersedak pempek kapal selam. Korban sadar, terlihat pucat dan juga cemas serta memegang
Apakah teknik pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong wanita hamil tersebut?
a. Back blow
b. Chest thrust
c. Abdominal thrust
d. Finger cross & sweep
e. Resusitasi jantung paru
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. chest thrust
Rasional :
Rasional A : dilakukan pada anak-anak dan bayi
Rasional B : dilkakukan pada korban ibu hamil atasu obesitasi yang masih sadar
Rasional C : dilakukan pada korban yang masih sadar
Rasional D : dilakukan untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
10. Seorang ners prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple. Korban tampak tidak sadar,
tampak rinorhea dan masih ada peregerakan dinding dada serta usaha untuk bernafas
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Melakukan suction
b. Memanggil bantuan
c. Memasang semi rigis cervical collar
d. Membuka airway dengan teknik jaw trust
e. Memasang oro-pharingeal airway (OPA)
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. memasang semi rigid cervical collar
Rasional A : dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan airway
Rasional B : dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh petugas prehospital/ambulance
Rasional C : dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga stabilisasi leher adalah
tindakan utam dan pertama sebelum melakukan tindakan penanganan yang lain ke korban.
Rasional D : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi paien dengan penurunan
kesadaran.
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
11. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluahan nyeri hebat pada dada tembus ke
belakang, hasil pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, tampak apneu dan nadi tidak teraba. RJP langsung
diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang bedsite monitoring dengan gambaran asystole :
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memberikan injeksi IV adrenalin 1 mg
b. Melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan flat protocol
Rasional :
Rasional : A. diberikan setelah siklus ketiga RJP
Rasional : B. dilakukan pada pasien henti napas dan henti jantung
Rasional : C. dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien sehingga dapat
diinterpretasikan kejadian asistol dengan tepat
Rasional : D. dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan tindakan kompresi
Rasional E : dilakukan untuk gelombang shockable (VF dan Pulseless VT)
Referesnsi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
12. Seorang anak berusi 7 tahun diantar keluarganya ke UGD setelah mengalami tenggelam di kolam renang dan
mengalami henti nafas. Orang tua anak mengatakan anakanya masih terlihat bernafas dan masih teraba nadi
saat sebelum sampai RS. Setelah 5 siklus RJP dilakukan evaluasi dan masih belum teraba denyutan nadi karotis.
Selanjutnya tim memasnag airway definitive dengan ETT dan berhasil dilakukan.
Apakah tindakan perawat yang dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan tindakan defibrilasi 2 jole/kg BB
b. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 3 detik
c. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (15:2)
d. Melanjutkan pemeberian kompresi dan ventilasi (30:2)
e. Melanjtukan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20x/menit
Pembahasan :
Kunci jawaban : E. melanjutkan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20 x/menit
Rasional :
Rasional A : dilakukan apabila sudah terpasang monitoring EKG dan gelaombang EKG Shockabel
Rasional B : dilakukan pada pasien teraba nadi tapi belum bernapas
Rasional C : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 2 penolong
Rasionla D : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 1 penolong
Rasional E : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung dan telah terpasang airway
definitive (ETT atau LMA)
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
13. Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun diantar ke UGD Rumah sakit dengan mobil setelah mengalami cedera
kepala serius akibat kecelakaan bermotor akibat begal dimalam hari. Hasil pengkajian didaptkan pasien tampak
sadar tetapi mudah tertidur, membuka mata bila dipanggil, bicara tidak koheren dan meracau sendiri dan masih
dapat melokalisir adanya nyeri.
Berapakah GCS pasien tersebut ?
a. 9
b. 10
c. 11
d. 12
e. 13
Pembahasan : kunci jawaban : D. 12
Rasional D : E3 M5 V4
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
14. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan ambulance ke UGD setelah
mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalulintas. Hasil pemeriksaan penunjang CT scan didapatkan pasien
didiagnosa edema serebral dan segera direncanakan untuk osmoterapi IV dengan Manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6
jam
Apakah tindakan yang wajib dilakukan perawat sebelum pemberian obat tersebut?
a. Mengukur frekuensi nadi
b. Mengukur tekanan darah
c. Mngukur saturasi oksigen
d. Memonitor status kesadaran
e. Mengukur frekuesni napas
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. mengukur tekanan darah
Rasional :
Rasional A : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Rasional B : pemeberian obat diuretic dapat menurunkan tekanan darah
Rasional C : bila ada tanda-tanda syock hipovolemik
Rasional D : bila ada tanda tanda syock hipovolemik
Rasional E : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
15. Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kebakaran rumah dan mengalami luka
bakar serius derajat II B didaerah dada sampai perut dan kedua tangan 40 menit yang lalu. Diketahui BB pasien
50 kg dan TB 163 cm.
Berapakah resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus perkland baxter?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml
e. 7200 ml
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. 3600 ml
Rasional : total body surface area (TBSA) = 9% x 4 = 36 % (dada, perut, dan kedua tangan masing masing 9%)
Total resusitasi cairan selam 24 jam pertama menurut formula parkland bexter
= 4 x BB x TBSA = 4 x 50 x 36 = 7200 ml
Untuk 8 jam pertama diberika ½, 16 jam selanjutnya ½. Jadi 7200 ml x ½ = 3600 ml
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby

16. Seorang laki-laki berusia 57 tahun diruangan CVCU terpasang bedsite monitoring, tiba-tiba pasien mengalami
penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial takikardi hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD :
100/60 mmHg (via bedsite monitoring) frekuensi Nadi : 60 palpasi.
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Memberika injeksi IV, amiodaron 300 mg
b. Melanjutkan rjp sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakkukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. memeriksa nadi karotis
Rasional :
Rasional A : IV. Amiodaron 300 mg diberika pada pasien henti jantung dengan gelombang shockable setelah
tindakan DC Shock
Rasional B : RJP dilakukan pada pasien henti nafas dan henti jantung
Rasional C : flat line protocol dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien
sehingga dapat diinterpretasikan asystole dengan cepat
Rasional D : pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan
tindakan kompresi.
Rasional E : DC shock dilakukan pada pasien henti jantung dengan gambaran EKG gelombang shoc-able (VF
& Pulseless VT)
Referensi : American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association
guidelines up-date for CPR and ECC,
17. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kesadran menurun, pasien mempunyai riawayat DM.
hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nafas 26 x/menit ireguler, frekuensi nadi 93
x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan penunjang didaptkan Gula darah 70 mg%, terpasang O2
6 liter/menit melalui masker, terpasang infus NaCl 0,9% 21 tetes/menit, advice dokter pemberian glucose 10%
IV, akral dingin dan diaphoresis.
Apakah indicator utama evaluasi perawat pada pasien setelah tindakan diatas?
a. Turgor kulit
b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Tingkat kesadaran
e. Perabaan extermitas
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. tingkat kesadaran
Rasional :
Pasien DM yang diberikan glukosa 10 % harus dievaluasi responnya, dengan prioritas indicator evaluasinya
adalah tingkat kesadaran karena jika keadaan gula darah pasien membaik maka suplay glukosa ke otak
optimal, sehingga pasien akan meningkat tingkat kesadarannya.
Referensi :
Paula Kristanty (2011) Askep Gawat Darurat
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), pedoman keperawatan Emergency.
18. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD dengan kondisi kesadran delirium, nafas dangkal berbau
aseton, dan diaphoresis. Hasil anamnesis didaptkan ada riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi nafas 27 x/menit dangkal. Sudah
dipasang infus Nacl 0,9 % dan Oksigen 3 l/menit. Hasil pemeriksaan penunjang Gula darah sewaktu 300 gr %.
Apakah tindakan kolaborasi selanjutnya pada pasien diatas?
a. Cek aseton urin
b. Berikan insulin
c. Konsul diet DM
d. Periksa lab elektrolit
e. Cek analisa gas darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. berikan insulin
Rasional :
Pasien DM dengan gula darah tinggi harus segera diberikan insulin untuk mencegah kerusakan sel lebih
lanjut oleh karenanya Option B merupakan kuci jawaban utamanya
Referensi :
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
19. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD dengan keluhan pusing dan mata bekunag-kunang setelah
terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60 mmHg, Frekuensi nadi 92
x/menit, Frekuensi Nafas 29 x/menit, Suhu 38°C. pasien tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, sianosis
nafas lambat dan dalam tetapi nadi masih teraba pada pembuluh darah perifer.
Apakah tindakan perawat selanjutnya pada pasien diatas ?
a. Berikan oksigen masker 6 l/menit
b. Ventilasi ambubag O2 10 liter
c. Posisikan kepala Jaw trust
d. Lakukan primary survey
e. Pasang oksimetri
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. ventilasi ambubag O2 10 liter
Rasional :
Pasien mengalami keracunan CO2 yang keluar dari knalpot mobil dalam garasi tertutup sehingga gangguan
ventilasi. Tindakannya adalah lakukan ventilasi oksigen dosis tinggi dengan ambubag. Jadi pilihan kunci
jawaban adalah B ( ventilasi dengan ambubag O2 10 liter).
Referensi :
BTCLS (2012) Ambulan 118 dan Hipgabi (2016)
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011) pedoman keperawatan Emergency

20. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD denga keluhan nyeri ulu hati, perut tampak membesar dank
eras, mata kuning, muntah darah kurang lebih 200 cc berwarna gelap dan banyak stolsel, perut masih tampak
kembung dan mual. Hasil pemeriksaan fisik didaptkan TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, pasien terpasang infus asering 8 jam/kolf.
Apakah tindakan prioritas perawat pada pasien diatas?
a. Rencanakan transfuse darah
b. Pasang NGT bilas lambung
c. Kumur kumur air hangat
d. Monitor bilirubin darah
e. Cek lab: Hb, golongan darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. pasang NGT bilas lambung
Rasional :
Dengan pemasangan NGT maka bilas lambung dapat segera dilakukan akibat banyak stolsel untuk
mengeluarkan bekuan darah dalam lambung yang menumpuk jika dibiarkan berakibat distensi lambung
menggangu pernafasan dan dapat meningkatkan amonika yang toksik dalam tubuh.
Referensi :
Susan B. Stillwell (2011). Pedoman Keperawatan kritis hal 242
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), Pedoman keperawatan Emergency
21. Seorang anak perempuan berusia 21 bulan dibawa orang tuanya ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan BAB cair
lebih dari 11 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan ubun-ubun teraba cekung, turgor kulit jelek/tidak elastis.
Pemeriksaan fisik didapatkan Frekuensi Nadi : 115 x/menit, frekuensi nafas : 34 x/menit, suhu 37,8°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Beri larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering
b. Observasi intake dan output cairan
c. Kaji toleransi pemberian makanan
d. Beri cairan parenteral
e. Timbang BB
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. beri cairan parenteral
Rasional :
rehidrasi harus segera dilakukan pada kasus diatas namun lebih utama dengan pemberian parenteral.
Referensi :
Hockenberry & Wilson D (2011). Essential of pediatric nursing. Missoury: Mos-by
Herdman, T.,& Kamitsuru, S.(Ed).(2014). NANDA International: Nursing Diagnoses : Definitions &
classification, 2015-2017. Oxford: Willy Blackwell
22. Seorang perempuan berusia 34 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran, hasil pengkajian
CAB palpasi nadi carotis tidak teraba,. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD 0/0 mmHg, Mulut tampak sianosis
dan luka, dan segera dilakukan RJP.
Apakah langkah pertama yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Berikan rangsang kesadaran
b. Kompresi 30x, ventilasi 2x
c. Lakukan bagging/ambubag
d. Rawat luka daerah mulut
e. Berikan posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. kompresi 30x, ventilasi 2x
Rasional :
Pasien mengalami cardiac arrest yang ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada arteri besar seperti nadi
carotis, femoral, artinya jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada hembusaan nafas paru juga tidak bekerja. Bila
jantung sudah tidak mampu memmompakan darah ke seluruh tubuh, maka seluruh organ mengalami kerusakan
bahkan kematian karena itu harus segera dilakukan kompresi agar jantung dapat terangsang untuk berkontraksi
yang diikuti dengan ventilasi agar paru expansi sehingga terjadi inspirasi.
Referensi :
BTCLS Ambulance 118 (2015)
Pamela s, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan emergency
23. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur benda tumpul, pasien
tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60
mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 25x/menit, hasil pemeriksaan penunjang rontgen pasien
dinyatakan fraktur cervical 3-4 harus immobilisasi.
Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Berikan posisi supine
b. Pasang neckcollar
c. Kompres dingin
d. Ganjal 2 bantal
e. Tanpa bantal
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. (pasang neck collar)
Rasional :
Pemasangan collar neck bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar dislokasi tulang
cervical dapt dicegah
Referensi :
Knell (2011) Asuhan Keperawatan Ortophedi Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan
emergency hal 385.
24. Seorang perempuan berusia 41 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penuruan kesadaran dan diaphoresis
setelah pulang dari olahraga malam. Hasil pengkajia didaptkan pasien mempunyai riwayat MCI. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan nadi carotis teraba kecil dan lambat, TD: 60/60 mmHg, Frekuensi Nafas 30 x/menit
dangkal, bibir tampak sianosis. Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Siapkan alat bantuan jalan nafas
b. Posisi extensi head tilt, chin lift
c. Berikan oksigen masker
d. Pasang mayo tube
e. Beri posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. posisi extensi head till, chin lift
Rasional :
Melakukan posisi extensi head tilt chin lift merupakan langkah paling pertama dilakukan untu membebaskan
jalan nafas pasien.
Referensi :
Pamela S, kidd, patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
25. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tersedak saat makan bakso. Anak tersebut terlihat memegang
leher, wajah memerah dan berangsur ianosis. Anda adalah perawat yang sedang berada ditempat tersebut
diluar jam dinas.
Apakah tindkan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memastikan makanan menyumbat faring atau laring
b. Langsung melaksanakan cricotyroidetomi
c. Melakukan hemlich maneuver
d. Membuka jalan nafas
e. Memberika oksigen
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan hemlich maneuver
Rasional :
Hemlich maneuver merupakan tindakan yang tepat untuk usia anak 7 tahun

26. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil pengkajian henti
napas dan henti jantung. Perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya?
A. Memberikan ventilasi 2 kali
B. Mengecek arteri karotis
C. Membuka jalan napas
D. Menyiapkan AED
E. Memasang infus
Jawaban C. Membuka jalan napas
Pembahasan
Data Fokus perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Ingat prosedural RJP mulai dari CAB. Kompresi dada-Buka
dan bebaskan jalan napas-memberikan ventilasi 2 kali tiap 6 detik.

27. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu
lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata, kata-
kata tidak tepat dan tangan menjauhi sumber stimulus nyeri.
Berapakah skor GCS pada kasus tersebut?
A. E2V4M3
B. E2V3M3
C. E2V3M4
D. E1V3M4
E. E3V3M4
Jawaban C. E2V3M4
E = Saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata = 2
V = Saat diberikan rangsangan nyeri kata-kata tidak tepat = 3
M = Saat diberikan rangsangan nyeri tangan menjauhi sumber stimulus nyeri = 4
Penilaian Glasgow Coma Scale
Eye (E4) Verbal (V5) Motorik (M6)
4 = Membuka mata 5 = Orientasi bagus 6 = Mengikuti perintah
spontan 4= Bingung, berbicara mengacau 5 = Melokalisir nyeri
3= Membuka mata (sering bertanya berulang-ulang, 4 = Menghindari nyeri
dengan rangsangan Disorientasi) 3 = Fleksi abnormal / postur
suara 3 = kata-kata tidak jelas dekortikasi
2 = Membuka mata 2 = Mengerang/menggumam 2 = Ekstensi abnormal /
dengan rangsangan nyeri (suara tanpa arti/tidak jelas) postur deserebrasi
1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon
28. Seorang perawat yang bertugas di ruang ICU menangani 1 pasien total care post stroke. Perawat
kontrak waktu untuk mengganti cairan infus pasien yang akan habis. Tiba-tiba perawat
ditugaskan untuk membawa pasien rujukan ke RS lain. Saat perawat sudah pergi, keluarga
pasien mencarinya karena cairan infus sudah habis dan darah mengalir ke selang infus. Apakah
prinsip etik yang dilanggar pada kasus tersebut?
a. Fidelity dan non malaficience
b. Veracity dan confidentiality
c. Veracity dan confidentiality
d. Veracity dan confidentiality
e. Fidelity dan justice
Jawaban A. Fidelity dan non malaficience
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah perawat kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien
untuk mengganti cairan infus pasien tetapi tidak datang. Maka perawat melanggar prinsip
Fidelity karena tidak menepati janji (setia) kepada pasien. Prinsip etik kedua yang dilanggar oleh
perawat adalah Non Malaficience karena pasien telah dirugikan atau dibuat tidak nyaman
karena darah pasien mengalir ke selang infus.
29. Seorang perempuan usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, luka bakar derajat III pada wajah,
leher, dada, abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar lendir berwarna hitam, retraksi
sternum dan bunyi napas stridor. TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 32 x/mnt, frekuensi nadi 116
x/mnt, suhu 36,2 oC dan SpO2 83%. Perawat melakukan penghisapan lendir dan memberikan
bantuan oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
b. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
c. Menutup luka dengan kassa steril
d. Memasang endotracheal (ETT)
e. Memberikan cairan infus
Jawaban D. Memasang endotrakeal (ETT)
Pembahasan : Data focus yang mendukung GCS 8, terdengar bunyi napas tambahan yakni bunyi
stridor dan frekuensi napas 32x/mnt. Bunyi stridor adalah bunyi napas tambahan/sumbatan
jalan nafas akibat edema pada jalan nafas atas. Maka tindakan yang tepat adalah memasang ETT
(Endotracheal tube) agar jalan nafas paten/bebas. Ketika pasien mengalami gangguan airway
(jalan nafas), maka harus segera membebaskan jalan nafas pasien. Tindakan lainnya boleh
dilakukan setelah airway pasien tertangani.
30. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang
lalu. Pasien riwayat tumor otak. Hasil pengkajian kesadaran delirium, mulut kering, tangan
mengalami tremor, tiba-tiba kejang dan pola napas Biot.TD 140/70 mmHg, frekuensi nadi 60
x/mnt, frekuensi napas 28 x/mnt, suhu 38 oC dan SpO2 80%. Hasil pemeriksaan Lab AGD pH 7,50,
PaO2 58 mmHg, PCO2 28 mmHg, HCO3 23 mEq/L. Apakah masalah keperawatan prioritas pada
kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Pola napas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Kekurangan volume cairan
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif
Jawaban C. Gangguan pertukaran gas
Pembahasan
Data fokus sesak napas, frekuensi napas 28 x/mnt dan data yang paling utama adalah nilai PCO 2
yang abnormal (menurun). Hal ini menunjukkan pasien mengalami alkalosis respiratorik. Maka
jawaban yang tepat adalah gangguan pertukaran gas. Memang pilihan jawaban lainnya
potensial untuk dipilih sebagai jawabannya karena datanya terdapat pada kasus. Namun
masalah keperawatan gangguan pertukaran gas lebih mengancam nyawa dibandingkan dengan
masalah keperawatan lainnya. Sehingga yang harus diprioritaskan adalah gangguan pertukaran
gas.

Anda mungkin juga menyukai