Anda di halaman 1dari 109

KEPERAWATAN

1. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena PPO K. Hasil
pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi
100x/menit, tampak refraksi dada, dan tampak penggunaan otot-otot pemapasan. Hasil
pemeriksaan AGD didapatkan nilai pH 7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2 85 mmHg, HcO3 22
mEq/L, saturasi oksigen 97%. Apakah interpretasi hasil AGD pada pasien?
A. Asidosis Metabolik terkompensasi
B. Alkalosis Respiratorik
C. Asidosis Respiratorik
D. Alkalosis Metabolik
E. Asidosis Metabolik

Pembahasan:
Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langkah yang harus diingat yaitu:
Langkah 1 Klasifikasi pH, nilai normal pH: 7,35-7,45, dalam soal Nilai pH 7,30 (menurun)
menandakan Asidemia. Langkah 2 Nilai PaCO2 dengan nilai nonnal: 35-45 mmHg, dalam soal
nilai PaC02 49 mmHg (meningkat) menandakan adanya asidosis respiratorik. Langkah 3 Nilai
HCO3 dengan nilai normal: 22-26 mEg/dL, dalam soal di atas nilai-nya normal, apabila menurun
menandakan adanya asidosis metabolik, dan apabila meningkat menandakan adanya alkalosis
metabolik. Langkah 4 Tentukan adanya kompensasi dengan melihat dua komponen yaitu PaCOz
dan HCO2, apabila keduanya abnormal (atau hampir abnormal) Dada arah yang berlawanan
maka terdapat kompensasi. Apabila nilai salah satu Komponen abnormal, dan komponen lainnya
normal maka tidak terdapat kompensasi.
Jawaban : C

2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas. Hasil pengkajian : TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas
24x/menit, x-ray toraks menunjukan adanya pleuritis dextra. Saat ini perawat sedang melakukan
pemeriksaan flsik paru pada. tahapan, auskultasi
Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. ronchi
B. vesikuler
C. wheezing
D. bronchial
E. Friction rub

Pembahasan:
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan antar
lapisan pluera bagian dalam dan luar yang meradang. Friction Rub akan terdengar saat proses
respirasi dan tidak terdengar saat tidak ada respirasi
Jawaban : E

3. Seorang laki-laki berusia 64 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan nyeri dada sejak
2 jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa panas, skala nyeri 7,
akral dingin, lemah, dan cemas. TD 140/80 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, dan frekuensi
napas 20 x/menit. Hasil EKG menunjukan ST elevasi pada lead V3 dan V4.
Di manakah lokasi infark yang dialami pasien tersebut?
A. posteriorjantung
B. inferiorjantung
C. anterior jantung
D. lateral jantung
E. septaljantung

Pembahasan:
Sandapan menunjukan arah vektor dari gelombang yang muncul, Lead V3 dan V4 menunjukan
adanya gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior jantung, Lead V1 dan
V2 pada area septum, Lead I, aVL, V5 dan v6 pafla area lateral, Lead II, III, dan aVF area
interior dan Lead Resiprokal, VI-V3 area posterior.
Jawaban : C

4. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis
peritonitis dan mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6, tampak wajah menyeringai,
TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°C.
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. mual
B. muntah
C. bising usus
D. distensi perut
E. intake dan output cairan

Pembahasan:
Peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, perubahan sirkulasi, perpindahan cairan dan
masalah pernapasan serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Respon inflamasi
mengalihkan aliran darah ekstra ke bagian usus yang mengalami inflamasi untuk melawan
infeksi. cairan dan udara. udara tertahan dalam lumen, tekanan dan sekresi cairan dalam usus
meningkat. Sehingga aktifitas usus mengalami penurunan dan cenderung berhenti. Proses
inflamasi sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru berespon dengan
meningkatkan pemanasan.
Jawaban : C

5. Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke Puskesmas dengan keluhan mencret 5x sehari dan
anak tampak lemas, Hasil pengkajian: rewel, mata cekung dan mukosa bibir kering. perawat
akan menentukan derajat dehidrasi dengan pendekatan MTBS. Apakah data yang perlu dikaji
lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. Capillary Refill Time
B. Cubitan kulit perut
C. Konsistensi feses
D. Berat badan
E. Suhu

Pembahasan:
Berdasarkan pendekatan MTBS, data penting yang perlu dikaji untuk menentukan derajat
dehidrasi adalah cubitan kulit pemt kembali lambat atau sangat lambat, malas minum atau
minum dengan lahap, mata cekung, dan gelisah atau rewel.
Jawaban : B
6. Anak perempuan dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan. Hasil
pengkajian: tanggal lahir 24 November 2015, BB 10 kg, TB 80 cm. Perawat akan melakukan
skrining perkembangan pada hari ini tanggal 04 Oktober 2017.  Berapakah usia anak pada kasus
tersebut?
A. 1 tahun 9 bulan 9 hari
B. 2 tahun 1 bulan 20 hari
C. 1 tahun 9 bulan 10 hari
D. 2 tahun 9 bulan 10 hari
E. 1 tahun 10 bulan 10 hari

Pembahasan:
Cara penghitungan usia anak adalah dengan mengurangi tanggal pemeriksaan dengan tanggal
lahir anak. Urutan cara mengurangi dimulai dari hari (tanggal), bulan, tahun. Prinsip
penghitungan apabila hari (tanggal) tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka meminjam pada
bulan (dengan menambah 30), apabila bulan tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka
mengambil di tahun (menambah 12). Pada kasus diatas cara penghitungannya adalah Tanggal
pemeriksaan 04 Oktober 2017 dikurangi tanggal lahir 25 November 2015 maka, usia anak.
Jawaban : E

7. Anak laki-laki usia 7 tahun sudah 3 hari dirawat di ruang perawatan anak. Hasil pengkajian:
anak tampak murung, tidak mau makan, menolak berbicara dan menolak ketika akan dilakukan
tindakan oleh perawat. Ibu mengatakan anak ingin segera sembuh dan kembali ke sekolah.
Apakah penyebab utama respon anak pada kasus tersebut?
A. Perpisahan dengan teman sebaya
B. Adanya lingkungan yang asing
C. Cemas terhadap orang asing
D. Takut akan cedera tubuh
E. Hilang kontrol

Pembahasan:
Sumber stressor akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah adalah Berpisah dengan kelompok
sosialnya (teman sebaya), karena dia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial
(peer group).
Jawaban : A

8. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk disertai demam. Hasil
pengkajian: tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari, Sputum kental, terdengar
ronchi di kedua lapang paru, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu37,9°C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Gangguan pertukaran gas
C. Risiko defisit nutrisi
D. Gangguan pola tidur
E. Hipertermia

Pembahasan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi jalan nafas yang tidak normal akibat adanya
penumpukan sputum yang kental atau berlebihan yang sulit untuk dikeluarkan. Bersihan jalan
nafas efektif ditandai dengan tidak ada batuk, tidak ada sputum dan bunvi nafas vesikuler.
Jawaban : A

9. Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk
memeriksakan kehamilan. Hasil pengkajian: riwayat persalinan tahun 2000 melahirkan bayi laki-
laki usia kehamilan 38 minggu. Pada tahun 2005 melahirkan bayi perempuan usia kehamilan 37
minggu dan pada tahun 2010 mengalami keguguran saat usia kehamilan 12 minggu.
Bagaimanakah penulisan status obstetrik pada kasus tersebut?
A. G3P1A2
B. G3P2Al
C. G4P2Al
D. G4P3A0
E. G4P1A2
Pembahasan:
Status obstetrik meliputi:
' Gravida (G): adalah jumlah kehamilan, tanpa melihat lamanya termasuk kehamilan saat ini.
' Para/Persalinan/Partus (P): adalah kelahiran setelah gestasi 20 mg, tanpa melihat kondisi bayi
hidup / mati
' Abortus (A): adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
dengan batasan gestasi kurang dari 20 minggu.
Contoh pencatatan kehamilan: GI PO AO : Gravida 1, para 0, abortus 0 yang artinya pasien
hamil anak pertama belum pernah melahirkan ataupun abortus.
Jadi pada kasus diatas menunj ukkan kasus obstetri Gravida 4 (saat ini hamil 20 minggu,
persalinan tahun 2000 dan 2005, riwayat Keguguran tahun 2010)
Partus 2 (persalinan tahun 2000 dan 2005)
Abortus l (keguguran tahun 2010)
Jawaban : C

10. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan
kehamilannya. Hasil pengkajian HPHT 20 April 2018, siklus 28 hari, TD 120/70 mmHg, dan
frekuensi nadi 80x/menit.
Kapan taksiran persalinan pada pasien tersebut?
A. 20 Januari 2019
B. 27 Januari 2019
C. 30 Januari 2019
D. 20 Februari 2019
E. 27 Februari 2019

Pembahasan:
Menentukan taksiran persalinan berdasarkan rumus Neagle :
Patokan: HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Rumus (+7-3 +1) untuk HPHT bulan April
Desember (hari ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun ditambah 1) (+7 +9 +0) untuk HPHT bulan
J anuari Maret (hari ditambah 7, bulan ditambah 9, tahun ditambah 0) Berdasarkan kasus di atas
taksiran persalinan pasien adalah:
SNeagle:
HPHT :20 4 2018
+7 -3 +1 Taksiran Partus: 27 l 2019 Strategi:
fokus dalam menghitung taksiran
Dari kasus yang menj adi i tambah 9!
partus adalah bulan saat HPHT apakah bulan d bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1
Jawaban : B

11. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu dirawat di ruang bersalin
pada pukul 16.00 WIB dengan inpartu. Hasil pengkajian pukul 17.00 WIB pasien tampak
gelisah, kontraksi uterus 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik, DJJ 150x/menit,
pembukaan serviks 5 cm dan ketuban utuh.
Kapankah perawat dapat melakukan pemeriksaan dalam selanjutnya?
A. 18.00 WIB
B. 19.00WIB
C. 20.00 WIB
D. 21.00 WIB
E. 22.00 WIB

Pembahasan:
Metode pemantauan persalinan setelah memasuki kaki fase aktif (dimulai dari pembukaan 4 cm)
adalah dengan menggunakan partograf. Hal yang dipantau dalam partograf setiap 30 menit sekali
adalah denyut jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi. Pemeriksaan dalam idealnya
dilakukan 4 jam sekati untuk mengetahui pembukaan serviks, penurunan kepala, ketuban dan
penyusupan/molase kepala Disamping itu, pemeriksaan dalam yang tidak terlalu sering
bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu dan Jamn.
Jawaban : D

12. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 postpartum hari ke7 datang ke poliklinik KIA
untuk kontrol paska persalinan. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri dan keluar cairan
kuning dari daerah jahitan episiotomi. Observasi tanda-tanda mmHg vital: TD mmHg, frekuensi
nadi 92x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 38.5C serta nyeri daerah perineum skala 5.
Apakah pengkajian selanjutnya yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A Pemeriksaan lochea
B. Pemeriksaan involusi uteri
C. Pemeriksaan tanda Homan
D. Pemeriksaan tanda REEDA
E. Pemeriksaan diastasis rektus abdominis

Pembahasan:
Sebaiknya dalam melakukan pengkajian pada pasien postpartum kita melakukan pemeriksaan
head to toe, sehingga perawat  dapat mengetahui perubahan normal atau mengidentifikasi
perubahan tidak normal yang teljadi pada masa postpartum. Khusus pada pasien ini mengalami
keluhan nyeri pada daerah perineum (yang terdapat jahitan paska persalinan). Karena rasa nyeri
erat kaitannya dengan masalah infeksi maka pengkajian selanjutnya yang perlu kita lakukan
untuk menemukan masalahnya adalah dengan mengobservasi daerah perineum dengan indikator
REEDA. REEDA merupakan indikator yang menunjukan adanya infeksi pada area perineum
yang terdapat jahitannya. Jabatan dari REEDA adalah R=Redness (kemerahan),
E=Edema(bengkak), E=Echimosis(bercak2 merah/purpura), D=Discharge (cairan yang keluar
dari luka), A=Approximate (penutupan kembali jaringan luka). REEDA sebaiknya selalu
diidentifikasi pada pasien postpartum dengan luka jahitan perineum.
Jawaban : D

13. Seorang perempuan usia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar. Ketika perawat akan
melakukan pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi tangannya dengan jaket Hasil
pengkajian: tangan sebelah kanan berwarna putih bekas luka bakar, pasien banyak menunduk,
dan mengatakan tangannya tidak sepati orang lain.
Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus tersebut?
A. penampilan peran
B. citra tubuh
C. harga diri
D. ideal diri
E. identitas
Pembahasan:
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra,tubuh,ideal diri, harga diri, penampilan peran, dan
identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan bawah sadar terhadap tubuh sendiri.
Perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh pembahan struktur,
bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Jawaban : B

14. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki akibat
kecelakaan motor sehingga harus diamputasi. Hasil pengkajian: pasien terlihat banyak diam,
menolak dikunjungi, dan mengatakan "andai saja dirinya lebih hati-hati, tentu saat ini ia niasih
bisa bekerja seperti biasa". Apakah tahap berduka yang dialami pada kasus tersebut?
A. denial
B. anger
C. depresi
D. bargaining
E. acceptance

Pembahasan:
Proses berduka menurut 'Tahapan Kubler Ross" meliputi: denial (menolak, mengingkari
peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih, lesu, mual gelisah, tidak tabu apa yang
akan dilakukan), anger (melampiaskan kekesalan, nada suara tinggi, berteriak, bicara kasar,
menyalahkan orang lain, menolak pengobatan, agresif, nadi cepat, gelisah, tangan mengepal,
susah tidur), bargaining (berusaha kembali ke masa lalu, sering mengatakan "andai saja), depresi
(menolak makan bicara, menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah tidur, letih) dan
Acceptance (menerima kenyataan kehilangan)
Jawaban : D

15. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16
tahun. Keluarga mengatakan klien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian:
klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada wajah, tampak sering menutupi wajah,
tampak murung, dan banyak menunduk. Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan oranglain

Pembahasan:
Pembahan pada citra tubuh dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah situasional ditandai
dengan data subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih lebihkan
penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif terhadap diri, dan sulit"
konsentrasi. Data objektif: bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan
dengan menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu
membuat keputusan. »
Jawaban : D

16. Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan anaknya sering
batuk semenjak pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan anaknya
sudah dibawa ke puskesmas dan mendapat obat namun batuknya berulang kembali setelah obat
habis.
Apakah Komponen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. fungsi keluarga
B. sistem respirasi anak
C. pola komunikasi keluarga
D. karakteristik tetangga
E. lingkungan rumah

Pembahasan:
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari sistem pernafasan.
Pada kasus, frekuensi batuk meningkat setelah pindah ke lingkungan yang baru. Hal ini
merupakan petunjuk untuk melakukan pengkajian lebih mendalam pada lingkungan sekitar anak
(rumah baru) yang dapat memicu terj adinya batuk, sehingga jawaban yang paling tepat adalah
E. J awaban yang lain tidak tepat.
Jawaban : E
17. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan berusia  39 tahun mengeluh akhir-
akhir ini merasa makin lemah, kadang sulit tidur, berat badan turun, dan demam Suami klien
meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Hasil observasi
didapatkan : rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD
110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt.
Apakah pengkajian yang tepat dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. pengkajian pola nutrisi klien
B. pengkajian pola tidur klien
C. pemeriksaan sputum
D. pengkajian lingkungan rumah
E. pemeriksaan laboratorium dasar

Pembahasan:
Data pada kasus yang perlu diperhatikan adalah suami klien ,yang meninggal 3 bulan yang lalu
karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Perawat perlu mencurigai terjadinya tuberculosis
(TBC) pada suami klien. Lingkungan rumah juga mendukung terjadinya penyakit TBC . Oleh
karena itu perawat perlu melakukan pemeriksaan sputum karena klien memmjukkan gejala
terjadinya TBC. Jawaban yang paling tepat adalah C.
Jawaban : C

18. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga dengan suami yang
sedang menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan yang lalu, Ibu mengatakan,
"Saya mulai khawatir memikirkan masa depan keluarga sebab kalau kondisi suami saya seperti
ini terus pasti akan diberhentikan dari pekerjaannya. Hasil pemeriksaan fisik klien: hemiplegia
ekstremitas kanan, afasia, TD 140/90 mmHg.
Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Struktur peran keluarga
B. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
C. stress-adapatasi dan koping keluarga
D. ketersediaan terapi altemative dan komplementer
E. hubungan dan interaksi keluarga dengan komunitas
Pembahasan:
Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekhawatiran istri klien terhadap kehidupan
keluarga akibat penurunan kondisi kesehatan klien. Tekanan darah klien termasuk stabil. Klien
merupakan tulang punggung keluarga. Pengkajian yang mendalam untuk menggali tingkat stress
serta kemampuan keluarga beradaptasi dan menerapkan koping perlu dilakukan. Oleh karena itu
jawaban yang paling tepat adalah  C.
Jawaban : C

19. Seorang laki-laki berusia 62 tahun tinggal bersama keluarga dirumahnya, mengeluh pusing,
telinga berdengung, penglihatan kabur dan rasa berat di tengkuk pada perawat yang berkunjung
Hasil pengkajian genogram, didapatkan data orang tua klien meninggal karena serangan stroke.
Apakah pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. MengukurJVP
B. Menginspeksi area dada
C. Mengukur tekanan darah
D. Menghitung frekuensi napas
E. Melakukan tes rinne dan swabach

Pembahasan:
Data berupa keluhan pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur, rasa berat di tengkuk, dan
riwayat penyakit keluarga mengindikasikan adanya gangguan sistem kardiovaskular khususnya
hipertensi. Pemeriksaan flsik yang tepat dilakukan oleh perawat kepada klienadalah mengukur
tekanan darah.
Jawaban : C

20. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Wreda. Sejak 4 hari yang lalu mengeluh
mual dan muntah, porsi makan hanya dihabiskan 1/4 porsi saja. Klien terbaring lemah di tempat
tidur. Aktivitas dan rutinitas lainnya tidak bisa dilakukan oleh klien.
Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus?
A. Kopling Individu
B. Kemampuan mobilisasi
C. Aktivitas kegiatan sehari-hari
D. Jenis dan pola makan
E. Pola istirahat

Pembahasan:
Masalah yang nampak dominan pada kasus di atas adalah terkait pencernaan dan pemenuhan
nutrisi. Hal ini nampak dari data: mual-muntah, porsi makan yang dihabiskan V* porsi saja.
Untuk bisa menentukan masalah keperawatan yang tepat pada lansia tersebut dibutuhkan
pengkajian  lebih lanjut tentang hal-hal yang terkait pemenuhan nutrisi, sepertl apa Jems
makanan yang dikonsumsi oleh lansia, apakah ada kesulitan mengunyah atau menelan.
Jawaban : D

21. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 75 tahun tinggal bersama
keluarga. Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam di kamar, cenderung marah
dan tidak ingin keluar kamar semenjak suaminya meninggal dunia. Keluarga sudah membantu
membersihkan kamar dan tempat tidur klien agar tidak berbau.
Apakah pengkajian yang tepat pada kasus di atas?
A. Tanda-tanda vital
B. Skala aktivitas sehari hari
C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin
D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale
E. Status kognitif dengan Mini Mental State Examination

Pembahasan:
Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia yang perlu disiapkan,
karena kondisi ini dapat menjadi pemicu teijadinya depresi pada lansia. Tanda yang dapat
ditemui, pada lansia dengan depresi adalah menarik diri dari lingkungan, emosi yang tidak stabil
dan tidak tertarik melakukah aktivitas. Adanya tanda gejala tersebut perlu di tindaklanjuti dengan
melakukan pengkajian depresi. Geriatric Depression Scale (GDS) adalah instrumen pengkajian
yang sudah sangat lazim digunakan di berbagai setting baik di rumah, rumah sakit maupun panti
untuk mendeteksi masalah depresi. Instrumen ini terdiri dari 30 pernyataan (long form) dan 15
(short form) pernyataan lansia mengenai kondisinya belakangan ini. Jawaban lansia akari di
jumlahkan dan di tentukan tingkat depresi yang dialami dengan kategori skor lebih dari 5
dinyatakan sebagai depresi.
Jawaban : D
22. Saat evaluasi program DOTS didapatkan data: cakupan pengobatan klien (100%), kegagalan
pengobatan (30%). Saat wawancara sebagian besar keluarga berkata,"kami sudah tidak batuk
lagi sehingga obat tidak kami minum."
Apakah data yang harus dikaji lebih detail pada kasus?
A. lama minum obat
B. cakupan pengobatan
C. penyebab kegagalan pengobatan
D. keyakinan klien terhadap pengobatan
E. penyebab tidak melanjutkan pengobatan

Pembahasan:
Pernyataaan klien pada kasus,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum. "
mencerminkan keyakinan terhadap penyakit dan prosedur pengobatan yang tidak sesuai dengan
prosedur pengobatan anti TB. Pengobatan Anti TB harus dilakukan hingga tuntas 6-9 bulan.
Jawaban : D

23. Perawat melakukan pengkajian di suatu RW dengan membuat peta lingkungan dan
menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bennain anak,
sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat.
Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
A. kuesioner
B. wawancara
C. studi literatur
D. wienshieldsurvey
E. focus group discussion

Pembahasan:
Data tentang kondisi peta lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga,
fasilitas ibadah, tempat bermain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan
masalah kesehatan di masyarakat, dapat dikaji melalui metode winshield survey. Metode ini
dilakukan untuk mengkaji kondisi lingkungan flsik komunitas melalui observasi. Hasil winshield
survey adalah peta topografi suatu wilayah populasi.
Jawaban : D

24. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan terbanyak nyeri perut kiri atas.
Kader mengatakan, "lansia menganggap hal tersebut adalah biasa dan memiliki kebiasaan makan
tidak teratur."
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?
A. wawancara kader tentang kesehatan lansia
B. data kunjungan lansia ke puskesmas
C. windshield survey lingkungan desa
D. kuesioner perilaku kesehatan lansia
E. pengkajian fisik pada lansia

Pembahasan:
Data tentang keluhan nyeri perut, lansia menganggap sebagai Penyakit biasa dan kebiasaan
makan lansia bersifat subjektif. Data subjektif perlu didukung dengan data objektif berupa hasil
Pengkajian fisik pada kelompok lansia.
Jawaban : E

25. Perawat mendapatkan gambaran kondisi pasien yang menjadi kelolaannya dari ketua tim saat
pre konferensi. Salah satu pasien dalam kondisi kebersihan diri dibantu, makan dan minum
dibantu, ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali, pemasukan dan pengeluaran intake
output cairan diminta untuk dicatat. Perawat diminta untuk segera memberikan asuhan perawatan
pada pasien setelah konferensi selesai.
Apakah tindakan keperawatan selanjurnya pada masalah tersebut?
A. Melanjutkan pengkajian pada pasien
B. Membaca prosedur perawatan pasien
C. Menentukan tingkat ketergantungan pasien
D. Membuat rencana asuhan keperawatan pasien
E. Mendiskusikan kondisi pasien bersama dokter
Pembahasan:
Pada kasus diatas, setelah mendapatkan gambaran tentang kondisi pasien, maka perawat
professional perlu melanjutkan pengkajian pada pasien dan melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun oleh ketua tim.
Jawaban : A

26. Perawat baru yang ditempatkan di ruang rawat inap penyakit bedah ditegur oleh ketua tim
karena dianggap terlalu lama dalam menyiapkan peralatan tindakan untuk tindakan perawatan
luka. Perawat tersebut menjelaskan bahwa ada peralatan yang perlu diperiksa ketersediaannya
terlebih dahulu.
Apakah tindakan selanj utnya dari ketua tim?
A. Melakukan pendampingan
B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru
C. Memberikan orientasi ulang persiapan tindakan
D. Menunjuk perawat senior memberikan bimbingan
E. Menyusun pregram mentoring untuk perawat baru

Pembahasan:
Saat rekrutmen, perawat telah melewati berbagai tahapan seleksi termasuk kemampuan
melakukan tindakan keperawatan. Di sisi lain set alat-alat untuk tindakan secara prosedural
sudah siap untuk di gunakan sehingga apabila ada perawat baru yang lama dalam menyiapkan
peralatan maka perlu dikaji ulang kemampuan perawat tersebut.
Jawaban : B

27.Hasil survei tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan data 3 pasien
dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien
dirawat selama 5 hari.
Berapakah nilai ALOS pada hasil survei?
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8

Pembahasan:
Rata-rata lama rawat inap adalah (3x4) + (5x7) + (7x4) + (5x5) = 100
(3+5+7+5) = 20
Jawaban : B

28. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di antar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
didapatkan jejas di antara dada dan abdomen di ICS 4-5, pasien meringis kesakitan, defans
muskular (+), CRT 4 detik, pucat, akral dingin, TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 125 x/menit,
frekuensi napas 24 x/menit dansuhu 37°C.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Resiko infeksi
C. Gangguan perfusi
D. Defisit volume cairan
E. Perubahan pola napas

Pembahasan:
Trauma abdomen dapat menyebabkan pecahnya (ruptura) organ dalam seperti hati dan lymph
dan menimbulkan perdarahan yang ditandai gejala klinis berupa: tampak pucat, akral dingin,
frekuensi nadi > 120 x/menit, tekanan darah sistolik < 90 mmHg, dan ditemukan CRT > 2 detik,
kondisi ini sudah berada pada fase shock hipovolemik derajat 2-3 yang mengindikasikan adanya
masalah kekurangan volume cairan.
Jawaban : D

29. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi:
Pasien A : seorang laki-laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini mengeluh
nyeri dada,
Pasien B : seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma,
Pasien C : laki-laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon terhadap nyeri,
Pasien D : seorang laki-laki berusia 32 tahun mengalami fraktur tertutup di daerah tibia fibula
Pasien E : seorang perempuan berusia 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya.
Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas Penanganan segera?
A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E

Pembahasan :
Pada pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan obstruksi/sumbatan
jalan napas akibat lidah j atuh ke belakang dan bila penanganannya terlambat dapat
menyebabkan kematian.
Jawaban : C

30. Seorang laki-laki Berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
tampak jejas pada area dada, bunyi jantung menjauh dan JVP meningkat. TD 85/50 mmHg,
frekuensi nadi 116 x/menit, dan frekuensi napas 28x/menit Apakah label wama triage pada kasus
tersebut?
A. Merah
B. Kuning
C. Hijau
D. Biru
E. Hitam

Pembahasan:
Trauma yang mengenai dada regio sebelah kiri bawah bisa menyebabkan injury di bagian
epikardium sehingga terjadi perdarahan yang menumpuk di area pericardium, hal ini akan
menyebabkan berkurangnya relaksasi ventrikel sehingga ventrikel fILling tidak optimal. J ika
volume terus bertambah, pada fase akut akan terjadi kompensasi berupa peningkatan heart rate
dan selanjurnya akan mengalami bradikardi hingga terjadinya henti jantung.
Jawaban : A

31. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis
suspect apendisitis. Hasil pengkajian, pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, nyeri skala 7,
mual, muntah, serta tidak nafsu makan, TD 130/80 mmHg, frekuensi napas 26x/menit, dan
frekuensi nadi 8x/menit.
Apakah pengkajian lanjut pada kasus tersebut?
A. auskultasi bising usus
B. observasi status nutrisi
C. pemeriksaan laboratorium
D. observasi tanda-tanda dehidrasi
E. palpasi, pada titik mc. burney

Pembahasan:
Nyeri dan sakit perut pada apendistis terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi
pada apendik. Nyeri viseral. akan mengaktifasi nervus vagus sehingga mengakibatkan muntah.
Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadaran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini
merupakan tanda kunci diagnosis
Jawaban : E

32. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di ruang neurologi dengan keluhan penurunan
kesadaran. Hasil pengkajian saat diberi rangsang nyeri kedua lengan tampak fleksi abnormal,
membuka mata dan suara mengerang, pupil anisokor kanan, refleks cahaya lambat, TD
160/90mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan suhu 36,8°C.
Berapakah nilai GCS pada kasus tersebut?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Pembahasan:
Gangguan neurologi pada kasus stroke, cedera kepala dan meningitis terjadi karena adanya
kerusakan jaringan otak, kerusakan jaringan otak atau edema jaringan otak atau munculnya
tekanan infra kranial. Salah satu tanda yang paling mudah dilihat pada mekanisme ini adalah
penurunan kesadaran. Semakin rendah nilai GCS menunjukan semakin berat kerusakan atau
edema atau tekanan infra kranial.
Jawaban : C

33. seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan pasca craniotomi.
Hasil pengkajian, pasien tampak hemiparese kanan, lemah dan tidak mampu menggerakan
tubuhnya, reflex fisiologi melambat. Saat dilakukan  pemeriksaan otot esktremitas kanan didapat
hasil sebagai berikiut tidak mampu mengangkat lengan dan kaki namun masih bisa
menggerakannya.
Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan:
Penurunan kekuatan otot merupakan gejala neurologis yang umum tetj adi pada kasus neurologi
seperti stroke, meningitis dan cedera kepala. Ada mekanisme gangguan sentral pada pusat
motorik otak sehingga kurang'mampu mengkordinasikan gerakan ekstremitas. Kelemahan otot
ditentukan dengan skala kekuatan otot yakni; 0: tidak ada tonus, 1; terdapat tonus tapi tidak ada
gerakan, 2: terdapat pergerakan sendi tetapi tidak bisa melawan gravitasi, 3: dapat melawan
gravitasi tetapi tidak dapat menahan tahanan, 4: pergerakan dapat menahan tahanan ringan sedan
g , 5: kekuatan otot normal.
Jawaban : B

34. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat di mang neurologi dengan keluhan sakit kepala.
Hasil pengkajian didapat penglihatan kabur, kélemahan kaki, dan tangan pada sisi kanan serta
bicara tidak jelas, Untuk memastikan perawat akan melakukan pengkajian pada nervus kranial
XII .
Apakah yang harus dipermtahkan dalam pengkajian tersebut?
A. Minta pasien mengucapkan suara "A"
B. Meletakkan garam pada lidah bagian depan
C. Meletakkan gula pada lidah bagian belakang
D. Minta pasien untuk memocongkan mulutnya
E. Minta pasien menggerakkan lidah kesatu sisidan kesisi lainnya '

Pembahasan:
Defisit neurologi terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan otak ada tertekannya jaringan
otak. Tanda dan gejala yang muncul sangat dipengaruhi juga oleh berat ringannya kerusakan
jaringan otak. Kerusakan jaringan ortak pada bagian mid brain dan batang otak atau danya
peningkatan tekanan intracranial berdampak terhadap fungsi. XII saraf kranial. Tanda yang
muncul memberikan bukti adanya kerusakan saraf bersangkutan seperti munculnya gangguan
saraf kranial XII dibuktikan dengan bilangnya fungsi menggerakan lidah, saraf vagus hilangnya
fungsi menelan dan sebagainya.
Jawaban : E

35. Seorang laki-laki berusia 18 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal
tertutup 12 jam yang lalu. Perawat melakukan pengkajian neuro vaskular Untuk mengidentifikasi
adanya sindrom kompartemen.
Apakah data fokus pada kasus tersebut?
A. eritema pada area fraktur
B. edema pada sekitar area fraktur
C. perubahan warna kulit dari pucat ke sianosis
D. nyeri progresif tidak hilang dengan analgetik
E. daerah disekitar lokasi fraktur terasa lebih hangat

Pembahasan:
Compartemen Syndrome adalah suatu kondisi peningkatan tekanan intracompartmental.
peningkatan tekanan pada compartemen dapat menhambat aliran darah dan sarap dan aliran
perfusi darah ke bagian distal terhambat bila dibiarkan akan terjadi proses iskemi dan nekrosis
hal tersebut dapat menimbulkan nyari yang hebat dan cepat
Jawaban : D

36. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD. Hasil
pengkajian : edema di ekstremitas bawah Intake cairan 1000cc/24 jam, urin output 100cc/24jam,
TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 28x/menit dan suhu 37°C. Pasien
direncanakan hemodialisa.
Apakah pengkajian selanjutnya pada pasien tersebut?
A. Kaji adanya bunyi napas tambahan
B. Kaji adanya kenaikan berat badan
C. Kaji nilai ureum dan kreatinin
D. Kaji kadar hemoglobin
E. Kaji kecemasan

Pembahasan:
Salah satu manifestasi klinis pasien dengan CKD adalah ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa. Adanya gangguan ekskresi natrium, akan teljadi retensi natrium yang dapat mengikat
cairan. Retensi natrium dapat menyebabkan terjadinya edema. Pada pasien dengan CKD yang
mengalami kondisi kelebihan volume cairan dalam tubuh, pengkajian yang dapat dilakukan
adalah pengukuran derajat edema, kenaikan berat badan dan lingkar perut. Berat badan menjadi
indikator peningkatan kelebihan cairan dalam tubuh karena kenaikan 1 kg BB= 1 liter air. Urin
output normal adalah 0,5-1 cc/kg BB/jam.
Jawaban : A

37. Seorang perempuan berusia 34 tahun di rawat diruang bedah dengan luka bakar derajat II.
Pasien mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah dada, tangan kanan
dan paha kanan. Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut?
A. 44%
B. 42%
C. 34%
D. 32%
E. 27%

Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar diatas ditemukan luka bakar daerah dada,
tangan kanan dan paha kanan. Untuk menentukan persentase luas luka bakar digunakan rumus
"Rule of Nine" sehingga didapatkan hasil! daerah dada nilainya = 9%, tangan kanan = 9%, paha
kanan = 9%, total area yang mengalami luka bakar adalah 27%.
Jawaban : E

38.Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik saraf dengan keluhan gangguan
pendengaran. Perawat melakukan pemeriksaan pendengaran pada pasien dengan cara
menempelkan garputala pada planum mastoid pasien. Hasil pemen'ksaan menunjukkan setelah
perawat tidak mendengar, sedangkan pasien masih dapat mendengarkan getaran garputala.
Apakah interpretasi pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. tuli kombinasi
B. tulikonduksi
C. tuli sensorik
D. tuli saraf
E. normal

Pembahasan:
Tes schwabach bertujuan membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan
pemeriksa yang pendengarannya normal, interpretasi hasil pasien masih mendengar getaran
garputala (memanjang: tuli konduksi).
Jawaban : B

39. Seorang laki laki berusia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan TB Paru. Hasil
pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi dinding dada. TD
130/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/mnt,. frekuensi napas 27x/mnt, suhu 38°C. pH 7,47; PaCO2
32 mmHg, PaO2 90 mmHg, Saturasi Oksigen 92%, HCO3 22 mEq/dL, BE +3.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
A. hipertermia
B. keletihan
C. kerusakan pertukaran gas
D. ketidakefektifan pola napas
E. ketidakefektifan bersihan jalan napas

Pembahasan:
Pasien dengan TB paru secara patofisiologi gangguan berapa infeksi Mycobacterium
Tuberculosis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada area paru. Kerusakan tersebut
menyebabkan terhambatnya perpindahan gas (02 dan CO2) di alveolus dengan kapiler pulmonal.
Kegagalan pertukaran gas menyebabkan gangguan keseimbangan asma basa tubuh di mana. C02
dalam darah akan menurun.
Jawaban : C

40. Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat hari ke-3 dengan diagnosis gagal jantung
kongestif. Pasien mengeluh sesak bertambah, saat berjalan ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan
fisik, frekuensi nadi 90x/menit, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, urine 40cc/ jam,
dan hasil EKG sinus rhythm.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. intoleransi aktifitas
B. pola nafas tidak efektif
C. gangguan eleminasi urin
D. kelebihan volume cairan
E. gangguan perfusijaringan

Pembahasan:
Gagal jantung merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah secara normal ke seluruh
tubuh, sehingga darah yang berisi nutrisi dan oksigen tidak dapat didistribusikan secara adekuat
sampai ke sel. Akibatnya proses metabolisme sel menjadi terganggu dan energi yang dihasilkan
berkurang. Tanpa energi yang cukup, pasien tidak toleran dalam melakukan aktivitas secara
normal
Jawaban : A
41. Seorang laki-laki usia 64 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas ,dan kedua kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien beraktivitas. Hasil
pengkajian pasien terlihat pucat dan sianosis, lemah tidak berdaya, JVP meningkat, TD 100/70
mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit dan dangkal, serta photo toraks
menunjukan CTR 65%.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. intoleransi aktivitas
B. gangguan perfusi jaringan
C. penurunan curah jantung
D. pola napas tidak efektif
E. kelebihan volume cairan

Pembahasan:
Tanda yang menonjol dikemukan pada kasus tersebut adalah menunjukan ketidakmampuan
jantung dalam memompa darah, akibat dari pembesaran jantung (CTR > 50%) sehingga terjadi
penurunan curah jantung. Kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
adalah dengan meningkatkan nadi. Pucat dan lemah sebagai akibat tidak sampainya darah ke
perifer dan darah di perifer banyak mengandung CO2 sulit kembali ke jantung.
Jawaban : C

42. Seorang perempuan berusia 22 tahun di rawat di ruang bedah dengan pasca operasi
apendektomi hari ke-2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, wajah
menyeringai, pasien susah tidur dan mengeluhkan mual serta nafsu makan berkurang: TD 130/80
mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37,5°C, tampak lemah dan
gelisah.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. nyeri akut
B. risiko infeksi
C. deflsit nutrisi
D. intoleransi aktifitas
E. gangguan pola tidur
Pembahasan:
Tindakan appendektomi menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan kulit dan yang
mempersyarafmya sehingga mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan gangguan
tidur, takut bergerak, mual dan muntah sehingga berdampak terhadap pemenuhan nutrisi.
Jawaban : A

43. Seorang perempuan berusia 58 tahun dirawat di ruang neurologi dengan stroke haemorhagik.
Hasil pengkajian kesadaran stupor dengan GCS 9, refleks pupil lambat, kesan hemiparese dextra.
TD 190/100 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi 28x/menit dan suhu 38°C. CT-scan
menunjukan adanya gambaran hiperdens pada daerah frontotemporal kanan.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Gangguan perfusi jaringan serebral
B. Ketidakefektifan pola napas
C. Hambatan mobilitas flsik
D. Risiko cedera
E. Hipertermia

Pembahasan:
Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak dan menimbulkan adanya peningkatan
masa intracerebral. Yang terjadi adalah peningkatan tekanan intracranial. Ciri ciri terjadinya hal
tersebut ditunukan dengan data seperti penurunan kesadaran, pupil lambat, gangguan neurologis
lainnya dan juga adanya gambaran st scan. Data ini mendominasi maka diagnosanya adalah
gangguan perfusi cerebral.
Jawaban : A

44. Seorang laki-laki berusia 63 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan; mengalami
kelemahan pada sisi kiri tubuh sejak semalam Hasil pengkajian didapatkan wajah asimetris,
bicara pelo, diberi minum tersedak, lidah terlihat mencong ke kanan. CT Scan menunjukkan
infark lobus parietal dextra. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
C. hambatan komunikasi verbal
D. hambatan mobilitas flsik
E. risiko aspirasi

Pembahasan:
Proses serangan stroke menimbulkan proses kerusakan jaringan otak yang bersifat fokal dan
gangguan terjadi sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena. Berat ringan sangat tergantungan
dari lokasi dan luasnya kerusakan jaringan otak yang rusak. Sehingga kerusakan otak dapat
dilihat dari tanda dan gejala yang ditimbulkan. Satu gangguan yang menonjol di tampilkan pada
kasus ini adalah gangguan menelan seperti bicara pelo, tersedak dan sebagainya . akibat yang
berat muncul adalah risiko aspirasi yaitu masuknya cairan gastro terutama lambung ke saluran
pernapasan dan berakibat ganggu system nafas.
Jawaban : E

45. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruangpenyakit dalam dengan diagnosis DM.
Hasil pengkajian, mudah lelah, aktivitas dibantu orang lain, sering merasa haus, BB turun, kulit
kering, TD 120/ 80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan hasil
laboratorium gula darah sewaktu 578 mg/ d1.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. defisit nutrisi
B. intoleransi aktivitas
C. kekurangan volume cairan
D. kerusakan integritas kulit
E. ketidakstabilan kadar glukosa darah

Pembahasan:
Pada penderita DM mengalami gangguan produksi insulin atau resistensi insulin yang
mengakibatkan ketidakmampuan menjaga kadar glukosa darah dalain rentang normal.
Manisfestasi klinis penderita diabetes meliputi polidipsi, poliuri,poliphagia. Polidipsi dan poliuri
terjadi karena kehilangan cairan akibat kondisi diuresis osmotik. Poliphagia karena hasil dari
status katabolik yang disebabkan karena kurangnya insulin dan proses pemecahan lemak dan
protein.
Jawaban : E
46. Seorang laki laki berusia 60 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri dan kaku pada
persendian kaki Hasil pengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi, lemas, kesulitan saat
bergerak dan rentang gerak menurun, pasien juga mengeluh penyakitnya tidak sembuh-sembuh.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut?
A. kerusakan mobilitas flsik
B. risiko cedera
C. kelemahan
D. nyeri akut
E. ansietas

Pembahasan:
Terdapat 2 manifestasi utama klinis pada osteoarthritis yaitu nyeri yang bertambah berat pada
pagi hari dan ketebatasan pergerakan, sering diikuti oleh krepitus, kekakuan sendi dan juga
pembesaran sendi.
Jawaban : A

47. Seorang perempuan berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil
pengkajian pasien mengeluh lemah, terdapat petekie pada kedua lengan, dan kedua ekstremitas
terasa dingin, dan suhu 36°C. Hasil pemeriksaan laboratorium HB 18 mg/dl,Hematokrit 50%,
trombosit 45.000/mm3.
Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut?
A. risiko syok
B. hipertermia
C. risiko perdarahan
D. intoleransi aktifltas
E. gangguan integritas kulit

Pembahasan:
Infeksi virus dengue akan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh
darah dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. Petekie dan trombpsitopenia (150.000/mm3-
450.000/mm3) merupakan tanda adanya perdarahan pada pasien DHF. Pada kasus diatas perlu
diwaspadai adariya kebocoran plasma dengan meningkatnya Hb yaitu 18 mg/dl(13-15 mg/dl)
dan peningkatan hematokrit yaitu 50% (37% -47%) yang dapat menyebabkan kondisi
hipovolemia dan syok
Jawaban : A

48. Bayi laki-laki usia 1 hari dirawat dalam inkubator di RS. dengan hiperbilirubinemia. Hasil
pengkajian: BBL 2300 gr, BB saat ini 2280 gr, kuning pada kulit, sklera, dan membran mukosa
mulut, neflek hisap lemah, suhu 37,7°C, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 45x/mnt,
bilirubin serum 15 mg/dL. Rencana akan dilakukan fototerapi.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Hipenermia
B. Defisit nutrisi
C. Ikterik neonatus
D. Resiko tinggi cidera
E. Resiko tinggi gangguan integritas kulit.

Pembahasan:
Hiperbilirubinemia adalah peningkatan bilirubin dalam darah ditandai dengan kuning pada kulit,
sklera, dan membran mukosa mulut, bilirubin serum >2 mg/dL yang merupakan data mayor pada
masalah ikterik neonatus.
Jawaban : C

49. Balita laki-laki usia 1 tahun dirawat diruang anak dengan hidrosefalus. Hasil pengkajian:
kesadaran menurun, LK 69 cm terdapat sunset eyes sign, belum bisa duduk, hanya berbaring di
tempat tidur.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Deflsitnutrisi
B. Intoleransiaktivitas
C. Gangguan mobilitas flsik
D. Risiko gangguan perfusi jaringan selebral
E. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Pembahasan:
Pada hidrosefalus terjadi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan teljadinya
penekanan syaraf otak, yang ditandai dengan kesadaran menurun, LK membesar, terdapat sunset
sign. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah perfusi jaringan serbral tidak efektif.
Jawaban : D

50. Balita laki-laki usia 4 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang saat di rumah. Hasil
pengkajian: anak memiliki riwayat kejang demam, demam sudah 3 hari, batuk, pilek, anak
tampak lemah, Suhu tubuh 39°C, frekuensi napas 35x/menit.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Hipertermia
B. Risiko cidera
C. Risiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
E. Pola napas tidak efektif

Pembahasan :
Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron, dan dalam waktu
yang singkat tte adi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran tersebut sehingga terj
adi pelepasan listrik. Lepasnya muatan listrik dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran
sel sekitarnya dengan bantuan neurotransmiter maka terjadilah kejang. Suhu tubuh normal pada
usia 4 tahun 36,5°C - 37,2°c.
Jawaban : A

51. Anak laki-laki usia 4 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit
kepala dan berat badan meningkat dratis. Hasil pengkajian: mudah lelah, demam seluruh tubuh,
konjungtiva pucat, porsi makan tidak dihabiskan, dan hasil laboratorium: protein urin +3.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktivitas
C. Risiko tinggi infeksi
D. Kelebihan volume cairan
E. Ketidakseimbangan nutrisi

Pembahasan:
Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosa sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik
merupakan gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat
meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka yang berdampak
pada peningkatan berat badan yang drastis.
Jawaban : D

52. Balita perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke UGD karena sesak napas dan batuk. Hasil
pengkajian: anak tidak bisa mengeluarkan sekret, terdengar bunyi wheezing, frekuensi napas
46x/menit Keluarga tampak khawatir dengan anaknya.
Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Atur posisi semi fowler atau fowler
B. Pemberian oksigen pada anak
C. Anjurkan batuk efektif
D. Lakukan inhalasi
E. Lakukan suction

Pembahasan:
Pada kasus tersebut terjadi penyempitan bronchus yang ditunjang oleh data adanya bunyi
wheezing. Melonggarkan bronchus diperlukan broncodilator yang diberikan per inhalasi.
Inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran nafas melalui penghisapan
yang mempunyai keuntungan yaitu obat bekerja langsung pada saluran napas.
Jawaban : D

53.Balita perempuan usia 2 bulan dirawat di Ruang Anak dengan keluhan kebiruan pada saat
menangis lama. Anak didiagnosis tetralofy of fallot. Saat ini anak diperbolehkan pulang. Ibu
bertanya apa yang harus dilakukan jika anak mengalami kebiruan.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
A. Teriangkan anak saat menangis
B. Ajarkan posisi knee chest
C. Beri istirahat cukup
D. Tinggikan kepala
E. Batasi aktivitas

Pembahasan:
Posisi knee chest atau jongkok akan membuat anak merasa nyaman/lebih baik sebab sianosis
akan berkurang. Mekanisme teljadinya hal tersebut, yaitu knee chest atau jongkok akan
menurunkan aliran darah balik yang kurang kandungan oksigennya. Akibatnya resistensi
sistemik akan meningkat sehingga pirau kanan ke kiri akan menurun dan aliran darah paru
meningkat Saturasi oksigen pun meningkat dan sianosis berkurang.
Jawaban : B

54. Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan normal dengan usia
gestasi 32 minggu. Hasil pengkajian: bayi tampak lemah, reflek hisap dan menelan lemah,
frekuensi napas 60x/menit. Ibu mengatakan ASI sudah keluar. Bagaimanakah cara pemberian
ASI pada kasus tersebut?
A. Menyusu langsung pada ibu
B. Menggunakan sendok
C. Menggunakan pipet
D. Menggunakan OGT
E. Menggunakan dot

Pembahasan:
Bayi lahir dengan usia gestasi 32 minggu merupakan bayi prematur. Pada masa gestasi tersebut
bayi belum memiliki reflek hisap dan menelan yang baik, sehingga belum mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral. Kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi secara enteral dengan
pemasangan OGT (Orogastric Tube).
Jawaban : D

55. Bayi usia 8 hari dirawat di perinatologi dengan postoperatif pemasangan kolostomi hari ke-3.
Hasil pengkajian: stoma merah muda, kantung stoma tampak penuh. Perawat akan melakukan
perawatan stoma. Perawat telah menyiapkan alat, cuci tangan, menjelaskan prosedur kerja, dan
membuka kantong stoma.
Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Mengobservasi stoma dan kulit sekitamya
B. Mengukur dan menggambar pola stoma
C. Membersihkan kulit sekitar stoma
D. Mcngeringkan kulit sekitar stoma
E. Mcmberikan salep Zinc

Pembahasan:
Langkah Perawatan Stoma
1.Menyiapkan alat
2.Mencuci tangan
3.Menjelaskan prosedur kerja
4.Meletakkan perlak dan bengkok
5.Membuka kantong kolostomi
6.Membersihkan kulit sekitar stoma
7.Mengeringkan kulit sekitar stoma
8.Mengobservasi stoma dan kulit sekitarnya
9.Memberikan salep Zinc
10.Mengukur dan menggambar pola stoma
11.Membuka dan merekatkan kantong kolostomi
12.Membereskan alat dan cuci tangan
Jawaban : C

56. Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena mengalami demam
selama 3 hari. Hasil pengkajian: mengeluh sakit kepala, suhu 38,8°C. Perawat akan melakukan
uji tourniquet. Perawat mcnjelaskan prosedur dan meminta persetujuan kepada ibunya, mencuci
tangan, mcmasang manset di atas fossa cubiti, mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil
110/70 mmHg.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Melepas manset secara perlahan
B. Menahan tekanan manset selama 10 menit
C. Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai
D. Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik
E. Memompa manset sampai tekanan yang telah ditentukan

Pembahasan:
Urutan tindakan uji toumiquet setelah mengukur tekanan darah dan mendapatkan nilai tekanan
sistolik dan diastolik selanjutnya menambahkan sistol dan diastole, lalu dibagi 2 (110+70/2) =
90. Nilai tersebut menjadi acuan untuk menahan airraksa pada nilai tersebut selama 10 menit.
Langkah prosedur uji toumiquet
1.Menjelaskan prosedur dan meminta 2.pesetujuan kepada ibunya Mencuci tangan
3.Memasang manset diatas fossa cubiti
4.Mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/ 70 mmHg.
5.Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik
6.Memompa manset sampai air raksa berada pada tekanan yang telah ditentukan .
7.Menahan tekanan manset selama 10 menit
8.Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai
9.Melepas manset secara perlahan
10.Mencuci tangan
Jawaban : D

57. Anak perempuan usia 10 tahun dirawat di mang perawatan dengan diagnosis HTV. Hasil
pengkajian: anak sering bertanya kepada perawat, mengapa harus selalu meminum obat dan anak
ingin mengetahui penyakitnya. Namun nenek pasien melarang perawat untuk memberitahukan
penyakitnya.
Apakah dilema etik yang terjadi pada kasus tersebut?
A. Fidelity
B. Justice
C. Beneficence
D. Confidentiality
E. Nonmaleficence

Pembahasan:
Prinsip etik yang diterapkan oleh perawat adalah prinsip Confidentiality. Prinsip Confidentiality
adalah prinsip yang menjaga informasi tentang klien. Kecuali dengan persetujuan dan keluarga
serta menggunakan inform consent.
Jawaban : D

58. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis sudah 2 minggu. Hasil
pengkajian: kesadaran menurun dan terpasang ventilator. Orang tua mengatakan tidak sanggup
lagi untuk membiayai dan akan membawa pulang anaknya.
Apakah implementasi pada kasus tersebut?
A. Membiarkan keluarga membawa anaknya pulang
B. Menghargai apapun yang menjadi keputusan keluarga
C. Memberikan motivasi orang tua untuk mencari bantuan
D. Meminta keluarga menandatangani surat pernyataan pulang paksa
E. Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap menjalani perawatan

Pembahasan:
Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.
Adapun peran perawat diantaranya adalah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis,
pelindung, advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, dan
pendidik. Adapun pada saat keluarga mempunyai masalah seperti kasus di atas dan harus
memutuskan maka perawat bertanggung jawab membantu keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan. Hal ini bagian dari peran perawat sebagai advokat.
Jawaban : E

59. Anak laki-laki usia 7 tahun dirawat di RS dengan sindrom nefrotik. Hasil pengkajian: pitting
edema di ekstremitas, asites, frekuensi napas 32x/menit. Hasil laboratorium: protein urine (+),
albumin 1,9 gr/dl. Anak tersebut mendapatkan terapi steroid dan diuretik.
Apakah intervensi utama untuk kasus tersebut?
A. Beri nutrisi TKTP
B. Pantau pola napas
C. Beri terapi oksigen
D. Pantau nilai laboratorium
E. Pantau keseimbangan cairan

Pembahasan:
Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosis sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik
merupakan gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat
meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka. Data edema
menujukkan adanya keperawatan berlebihan cairan. Intervensi utama pada kasus tersebut adalah
memantau keseimbangan cairan.
Jawaban : E

60. Balita usia 3 tahun dibawa ibunya ke poli MTBS dengan keluhan demam, sakit pada telinga
dan ada cairan yang keluar selama 3 hari. Hasil pengkajian: nyeri skala 3, tampak nanah keluar
dari telinga, teraba pembengkakan pada belakang telinga. Apakah implementasi utama pada
kasus tersebut?
A. Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap
B. Menganjurkan untuk kunjungan ulang 3 hari
C. Merujuk anak ke poli spesialis
D. Mengobservasi nyeri
E. Mengobservasi suhu

Pembahasan:
Klasiflkasi kasus menurut MTBS adalah infeksi telinga akut. deakan yang dilakukan: beri
antibiotik yang sesuai, beri parasetamol, keringkan telinga dengan bahan penyerap, dan
kunjungan ulang 5 hari. Pilihan jawaban adalah mengeringkan telinga dengan bahan penyerap.
Jawaban : A

61. Bayi perempuan usia 4 bulan dibawa ibunya ke posyandu untuk imunisasi. Hasil pengkajian:
sudah mendapatkan HbO, BCG, dan polio 1.
Apakah imunisasi yang harus diberikan pada bayi tersebut?
A. DPT-HB-Hib 1, Polio 1
B. DPT HB-Hib 1, Polio 2
C. DPT-HB-Hib 2, Polio 2
D. DPT-HB-Hib 3, Polio 3
E. DPT-HB-Hib 3, Polio 3

Pembahasan:
Pemberian imunisasi harus sesuai dengan usia dan jenis imunisasi. Bila anak belum
mendapatkan jenis imunisasi sesuai dengan usianya maka pemberian imunisasi mengikuti
imunisasi yang belum diberikan. Pada usia 4 bulan, anak seharusnya sudah mendapatkan DPT
HB Hib 3, Polio 4. Akan tetapi pada kasus di atas, anak baru mendapatkan HbO, BCG, polio 1,
maka selanjutnya jenis imunisasi yang harus diberikan adalah DPT HB Hib 1, Polio .2,
Jawaban : B

62. Bayi perempuan baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu dirawat di perinatologi. Hasil
pengkajian BB 2000 gr, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi napas 56x/menit, suhu 35,6°C,
reflek hisap lemah, lanugo banyak, dan lemak subkutan tipis.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ajarkan metode kangguru
B. Anjurkan menjemur di pagi hari
C. Anjurkan tidak memandikan bayi
D. Ajarkan cara membedong (menyelimuti bayi)
E. Anjurkan untuk memakai sarung tangan dan sarung kaki

Pembahasan:
Pada bayi berat badan lahir rendah akan berisiko texjadi hipotermia (suhu kurang 36,5°C)
karena: 1) Jaringan lemak subkutan tipis. 2) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat
badan besar. 3) Cadangan glikogen dan brownfat sedikit Tidak ada respon menggigil pada saat
kedinginan Tata laksana untuk mengatasi hipotermia menggunakan prinsip perpindahan panas
dimana tubuh ibu menjadi termoregulator suhu tubuh bayi. Oleh karena itu tindakan utama yang
tepat adalah perawatan metode kanguru.
Jawaban : A
63. Anak perempuan usia 12 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan sudah 3 hari
mengeluh nyeri pada daerah perut bawah Hasil pengkajian: anak mengeluh nyeri saat buang air
kecil, BAK tidak lancar, merasa tidak puas setelah BAK, ekspresi tampak meringis kesakitan,
nafsu makan menurun dan susah tidur. Apakah kriteria evaluasi yang diharapkan tercapai pada
kasus tersebut?
A. Tidak terjadi nyeri kronis
B. Nyeri berangsur berkurang
C. Kebutuhan tidur terpenuhi
D. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
E. Pola eliminasi dalam rentang normal

Pembahasan:
Keluhan utama pada penderita gangguan system perkemihan terutama ISK adalah nyeri saat
berkemih yang disebabkan karena adanya infeksi pada saluran kemih. Pada kasus tersebut, data
yang menonjol adalah nyeri daerah perut bawah, ada ekspresi meringis kesakitan dan nyeri saat
buang air kecil. Data tersebut merupakan data mayor untuk masalah keperawatan nyeri akut.
Evaluasi , keperawatan pada nyeri akut tersebut berdasarkan kriteria evaluasi adalah nyeri
berkurang.
Jawaban : B

64. Seorang perempuan berusia 30 tahun P2A0 datang ke poliklinik KIA dengan keluhan
terdapat benjolan pada payudara kiri. Hasil pengkajian, pasien mengatakan benjolan semakin
lama semakin membesar, tidak mobile dan terasa nyeri. Teraba massa dengan diameter 2 cm.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. USG payudara
B. Rontgen dada
C. Mammographi
D. Biopsi payudara
E. Kolposcopi

Pembahasan:
Kanker payudara adalah keganasan yang, terjadi pada jaringan payudara yang ditandai dengan
adanya benjolan abnormal, terjadi perubahan ukuran dalam waktu tertentu, terdapat lesi, terdapat
rasa nyeri, perubahan struktur kulit, dan adanya pengeluaran cairan abnormal dari lesi atau
putting payudara. Setelah mendapatkan hasil anamnesa dan pengkajian dengan inspeksi dan
palpasi pada daerah benjolan, untuk penetapandaerah benjolan, untuk penetapan diagnosis pasti
perlu dilakukan pemeriksaan diagnosis lebih lanjut Pemeriksaan diagnostik yang
direkomendasikan pada kasus tersebut adalah mammographi.
Jawaban : C

65. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke poliklinik KIA
dengan keluhan sakit kepala dan pandangan kabur. Hasil pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg,
TFU 34 cm, punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 160 x/menit, edema tungkai bawah +2, dan
proteinuria+1 .
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
A. Nyeri akut
B. Kelebihan volume cairan
C. Ketidak efektifan proses kehamilan
D. Resiko tinggi cedera pada ibu danjanin
E. Gangguan persepsi sensori: penglihatan

Pembahasan:
Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi > 140/90 disertai Protein uria yang terjadi pada
kehamilan setelah 20 minggu sampai akhir minggu persalinan. Pada preeklamsia, volume plasma
menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokxit maternal. Pembahan ini
membuat perfusi organ maternal menurun (menyebabkan sakit kepala dan penurunan
penglihatan), penurunan perfusi ini juga ke janin (ini bisa menyebabkan gangguanpertumbuhan
janin bahkan kematian j anin). Sehingga masalah keperawatan pada Pasien diatas adalah resiko
tinggi cedera pada ibu dan janin.
Jawaban : D

66. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 post SC hari ketiga, dirawat di ruang nifas
bersama bayinya. Hasil Pengkajian: pasien menyatakan ingin memberikan ASI eksklusif. refleks
hisap bayi baik, perlekatan ibu dan bayi saat menyusui sudah tepat dan terlihat gerakan menelan.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. Kesiapan menyusui
B. Ketidak cukupan ASI
C. Terputusnya proses menyusui
D. Ketidakefektifan pemberian ASI
E. Kurang pengetahuan tentang menyusui

Pembahasan:
Berdasarkan buku diagnosa keperawatan NANDA pada domain ke-2 tentang nutrisi, terdapat 4
diagnosa utama pada proses menyusui yaitu kesiapan menyusui, keudakcukupan ASI,
terputusnya, proses menyusui, ketidakefektifan pemberian ASI. Penetapan masing-masing
diagnosis ini sesuai dengan batasan karakteristik yang muncul pada kasus. Khusus untuk
diagnosis kesiapan menyusui, sesuai dengan batasan karakteristik diagnosis ini pasien
menunjukan perasaan antusias untuk menyusui dan menyatakan ingin memberikan ASInya
sampai dengan ASI eksklusif. Selain itu pada bayi juga tidak terdapat masalah, refleks hisap
baik, perlekatan ibu dan bayi sudah tepat dan terdapat gerakan menelan, hal ini menunjukan bayi
sudah mampu menyusu dan ibu juga sudah mampu menyusui dengan baik.
Jawaban : A

67. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik Ginekologi dengan keluhan nyeri
saat berhubungan dengan pasangan. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sudah satu tahun tidak
menstruasi, jarang melakukan hubungan seksual dan belum pernah mendapatkan informasi
tentang menopause.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
A. Cemas
B. Nyeri Akut
C. Disfungsi seksual
D. Defisit pengetahuan
E. Ketidakefektifan pola seksual

Pembahasan:
Menopause adalah tidak terjadi menstruasi pada perempuan yang sebelumnya mengalami siklus
menstruasi secara teratur karena adanya penurunan hormon estrogen. Gejala yang dialami pada
saat menopause adalah hot Hashes, rasa kering pada vagina dan nyeri pada saat berhubungan
seksual, sulit tidur, masalah saluran kemih, penurunan gairah seksual, gangguan suasana hati dan
peruhan pada kulit dan rambut. Pada kasus keluhan yang menonj ol dialami oleh pasien adalah
saat melakukan hubungan seksual vagina terasa kering, nyeri dan sangat mengganggu. Pasien
juga mengatakan bahwa karena nyeri pasien jarang melakukan hubungan seksual. Berdasarkan
keluhan pasien tersebut pasien mengalami pembahan pola hubungan seksual.
Jawaban : E

68. Seorang perempuan berusia 35 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu datang ke UGD dengan
keluhan keluar darah dari kemaluan. Hasil pengkajian: perdarahan tanpa rasa nyeri dan berwana
merah terang, TFU 32 cm, punggung kiri, presentasi kepala dan DJJ 144x/menit Apakah
tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Observasi pembukaan jalan lahir
B. Kolaborasi pemberian heparin
C. Anjurkan untuk tirah baring
D. Pantau intake outputcairan
E. Pantau pergerakan janin

Pembahasan:
Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, dirawat di rumah
sakit tanpa periksa dalam. Penanganan plasenta previa bergantung kepada: Keadaan umum
pasien, kadar Hb, jumlah perdarahan yang telj adi, umur kehamilan/taksiran BB j anin, jenis
plasenta previa, paritas dan kemajuan persalinan. Penanganan Utama pada plasenta previa adalah
istirahat/ tirah baring. Pemberian tirah baring akan mengurangi penekanan plasenta dan
pergerakan yang banyak dapat mempermudah pelepasan plasenta sehingga dapat terjadi
perdarahan.
Jawaban : C

69. Seorang perempuan berusia 35 tahun berada di ruang bersalin memasuki kala III. Hasil
pengkajian pasien telah diberikan suntikan oksitosin, plasenta belum lepas, kontraksi uterus kuat,
dan bayi masih dilakukan IMD. Observasi tanda-tanda vital TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi
88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, dan suhu 37°C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Lanjutkan IMD
B. Monitor perdarahan.
C. Lakukan masase uterus
D. Kolaborasi pemberian cairan infus.
E. Lakukan peregangan tali pusat terkendali

Pembahasan:
Manajemen aktifkala m yang harus dilakukan adalah suntikan oksitosin, peregangan tali pusat
terkendali/PTT dan masase uterus. Jika belum ada tanda-tanda plasenta lepas seperti semburan
darah tiba tiba, tali pusat memanjang, kontraksi uterus kuat, maka yang harus dilakukan adalah
langkah II manajemen aktif yaitu PTT. IMD dilakukan untuk membantu proses oksitosin alami
saja.
Jawaban : E

70. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 Post SC hari kedua rawat gabung dengan bayi.
Hasil pengkajian: TFU 1 jari bawah pusat, dan kontraksi baik. Kondisi bayi sehat, BBL 2600
gram dan reflex hisap baik. Pasien mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang
menyusui.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ajarkan teknik relaksasi
B. Ajarkan posisi pelekatan
C. Lakukan kompres hangat
D. Susui bayi sesering mungkin
E. Lakukan perawatan payudara

Pembahasan:
Faktor yang paling penting dalam proses pemberian ASI kepada bayi adalah hisapan bayi pada
payudara ibu. Hisapan bayi pada payudara ini akan menstimulasi pengeluran hormone oksitosin
dan hormon prolaktin yang berfungsi untuk produksi ASI dan pengeluaran ASI, sehingga apabila
bayi terus menerus menghisap payudara jumlah ASI akan semakin banyak untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi bagi bayi.
Jawaban : D
71. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan gatal dan perih
pada daerah vagina. Hasil pengkajian area genetalia tampak merah, secret vagina banyak, berbau
dan berwarna agak kuning.
Apakah intervensi yang tepat pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan untuk pemeriksaan apusan vagina
B. Merencanakan pemeriksaanpapsmear
C. Kolaborasi foto rontgen pelviks
D. Kolaborasi USG transvaginal
E. Kolaborasi pemeriksaan urin

Pembahasan:
Kasus menunjukkan data adanya tanda-tanda infeksi spesifik pada vagina yang dapat disebabkan
oleh trichomonas dan candida albicans. Tanda dan gejala dari vaginitis pada kasus antara lain
yaitu area genetalia tampak merah, secret vagina, banyak, berbau dan berwarna agak lanung,
sehingga intervensi yang paling prioritas adalah melakukan pemeriksaan apusan vagina, dengan
cara di ambil sekret vagina selanjutnya di periksa di laboratorium.
Jawaban : A

72. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik KB untuk konsultasi ingin
mengatur jarak kelahiran anak. Hasil pengkajian pasien baru memiliki 1 anak yang berusia 7
bulan. Observasi tanda-tanda vital: TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, dan MT 27
Apakah metode kontrasepsi yang tepat untuk pasien tersebut?
A. pil
B. implant
C. suntik
D. kontrasepsi mantap
E. alat kontrasepsi dalam rahim

Pembahasan:
Pemilihan metode kontrasepsi sangat tergantung dari kondisi pasien antara lain:
1. Tujuan dari penggunaan kontrasepsi (untuk mengaturjarak kelahiran anak atau tidak ingin
punya anak lagi)
2. Kondisi fisik ibu : Beberapa kondisi ibu yang perlu diperhatikan adalah vital sign, BB, TB,
atau JMT dari ibu, riwayat kesehatan ibu, riwayat penyakit yang diderita oleh ibu dan riwayat
penyakit kronis pada keluarga yang mungkin di turunkan (hipertensi, DM, dan obesitas)
3. Jumlah anak hidup dan usia anak hidup
4. Jenis kontrasepsi yang akan dipilih dan syaratnya.
a. Kontrasepsi hormonal (pil, suntik, susuk dan patch) tidak direkomendasikan pada ibu yang
mengalami hipertensi, obesitas, varises, dan DM.
b. Kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) direkomendasikan pada perempuan yang tidak
memiliki riwayat PBD, wanita dengan penyakit hipertensi, obesitas dan DM. Unsur aktif dalam
IUD/AKDR bekerja dalam area local. yaitu endometrium dan uterus saja.
c. Kontrasepsi mantap direkomendasikan pada perempuan yang sudah memiliki cukup anak dan
tidak menginginkan mempunyai anak lagi, sudah berusia lebih dari 35 tahun, anak yang paling
kecil berusia lebih dari 2 tahun.
Pada kasus mi data yang ditemukan adalah ibu baru berusia 30 tahun, tujuan ibu ingin mengatur
jarak kelahiran anak. TD 140/90 nimHg (kategori hipertensi ringan), EMT 27 (kategori obesitas),
baru memiliki 1 anak yang berusia 7 bulan sehingga jawaban yang tepat adalah pasien
direkomendasikan untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
Jawaban : E

73. Seorang perempuan berusia 25 tahun P3A0 postpartum 2 minggu yang lalu. Hasil pengkajian
pasien mengatakan selama di rumah minum jamu-jamuan. Menurut budaya pasien hal ini
dilakukan untuk mempercepat pemulihan postpartum dan memperlancar ASI.
Bagaimana sikap perawat yang menunjukkan kepekaan terhadap budaya?
A. Mendukung kebiasaan pasien
B. Mempengaruhi keluarga mengubah kebiasaan ini
C. Menganjurkan pasien segera meninggalkan kebiasaan minum jamu
D. Menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien
E. Menganjurkan pasien meninggalkan kebiasaan ini secara sembunyi sembunyi

Pembahasan:
Sesuai dengan konsep transkultural nursing praktik keperawatan harus berfokus memandang
persamaan dan perbedaan budaya dengan menghargainya budaya tersebut Terdapat 3 pedoman
menghadapi budaya yaitu: ]) mempertahankan budaya yang dimiliki oleh pasien, jika budaya
tersebut tidak bertentangan dengan kesehatan 2) mengakomodasi budaya pasien, jika budaya itu
kurang menguntungkan kesehatan 3) merubah budaya pasien, jika budaya itu bertentangan
dengan kesehatan. Semua tindakan menghadapi budaya ini tetap dilakukan dengan menghargai
budaya tersebut. Pada budaya minum jamu pada masa postpartum dalam hal ini perawat dapat
menggunakan pedoman yang kedua yaitu mengakomodasi budaya pasien jika budaya itu kurang
menguntungkan bagi kesehatan. Jadi tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh perawat adalah
menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien. (Perawat belum
mengetahui secara pasti kandungan nutrisi dan obat pada jamu, pengolahan jamu secara
tradisional dari olahan mmah tangga tidak sepenuhnya dapat dijamin kebersihannya) tetap ada
kemungkinan pasien dapat mengalami masalah kesehatan dengan tetap menghargai budaya
tersebut dan memberikan kesempatan pasien untuk memutuskan perawatan kesehatan yang akan
dilakukannya.
Jawaban : D

74. Seorang perempuan berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, datang kepoli KIA untuk
periksa kehamilan. Hasil pengkajian rampak odema di wajah dan ektremitas. TFU 30 Cm,
punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 145x/menit. Perawat menjelaskan pada pasien cara
menghitung gerakanjanin.
Apakah hasil yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan bayinya banyak bergerak
B. Pasien menyampaikanjumlah gerakanjanin
C. Pasien mengatakan odema berkurang
D. Pasien mengatakan kondisinya baik
E. Pasien mengatakan bayinya sehat

Cara menilai gerakan janin: Minta ibu hamil untuk berbaring miring dan menghitung 10 gerakan
janin dalam 2 jam. Janin dinilai sejahtera bila gerakan janin dirasakan ibu 10 kali dalam 2 jam.
Pada kasus diatas pasien diharapkan dapat menghitung janin dan mampu menyampaikan jumlah
gerakan janin yang dirasakan.
Jawaban : B

75. Seorang perempuan berusia 20 tahun, hamil aterm, dirawat di ruang bersalin dengan keluhan
mules mau melahirkan. Hasil pengkajian pembukaan lengkap dan selaput ketuban pecah.
Perawat memimpin pasien mengedan tetapi kepala janin masih di hodge JJI. Perawat
menganjurkan pasien setiap meneran dengan posisi jongkok.
Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut?
A. Mencegah laserasi perenium
B. Meningkatkan power ibu
C. Persalinan yang lancar
D. Kepala bayi turun
E. Mengurangi nyeri

Beberapa posisi yang dapat dilakukan pada saat meneran dalam persalinan normal adalah, posisi
miring kiri bermanfaat memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenisasi yang baik
bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi. Posisi merangkak sangat baik untuk
persalinan dengan punggung yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan
minimal pada perineum. Posisi semifowler lebih mudah bagi penolong untuk membimbing
kelahiran kepala bayi dan mengamati/men-support perineum, dan posisi jongkok/berdiri sangat
berguna membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul dan memperbesar
dorongan untun meneran.
Jawaban : D

76. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik KIA diantar oleh ibunya dengan
keluhan keputihan sudah l minggu, Hasil pengkajian, pasien setiap selesai BAK dan BAB
kemaluan tidak di keringkan, tampak keluaran cairan dari vagina, dan daerah labia nampak
berwarna merah. Perawat menjelaskan tentang kebersihan vagina.
Apakah evaluasi yang diharapkan dari intervensi tersebut?
A. Pasien mengatakan dirinya telah sehat
B. Pasien mengatakan keputihan berkurang
C. Pasien bersedia melakukan imunisasi HPV
D. Pasien dapat menjelaskan cara vulva hygiene
E. Pasien mengatakan mengerti dengan Penjelasan dari perawat

Pembahasan:
Cara menilai intervensi berhasil adalah pasien bisa menjelaskan kembali pendidikan kesehatan
yang telah di jelaskan sebelumnya.
Jawaban : D

77. Perempuan berusia 45 tahun datang ke poli ginekologi dengan


keluhan keputihan yang berbau sejak 3 bulan yang lalu. Hasil pengkajian pasien perdarahan saat
berhubungan seksual, sekret vagina banyak dan berwarna kuning. Perawat menyarankan untuk
melakukan deteksi awal dengan pemeriksaan papsmear.
Apakah informasi penting yang harus disampaikan perawat pada kasus tersebut?
A. Tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
B. Tidak minum antibiotik selama 2 hari sebelum pemeriksaan
C. Datang kembali saat menstruasi hari ke 7
D. Paling tepat dilakukan saat masa subur
E. Puasa 12 jam sebelum pemeriksaan

Pembahasan:
Informasi penting yang harus disampaikan oleh perawat untuk persiapan Pap smear adalah tidak
melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan, tidak sedang menstruasi/ waktu yang
paling baik untuk pengambilan lendir leher rahim adalah 2 minggu setelah haid selesai dan
jangan menggunakan pembasuh antiseptik di sekitar vagina 72 jam sebelum pemeriksaan.
Jawaban : A

78. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 postaartum 6 jam dirawat di ruang nifas dengan
keluhan lemas, dan keluar darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian: TD 100/70 mmHg, frekuensi
nadi 90x/menit. Kontraksi uterus lunak, dan kandung kemih penuh. Perawat segera
mengosongkan kandung kemih dan melakukan masase uterus.
Apakah hasil yan g diharapkan dari tindakan tersebut?
A. Lochea rubra
B. Keadaan Umum baik
C. Kontraksi uterus kuat
D. Kandung kemih kosong
E. Tinggi tandus setinggi umbilikus

Pembahasan:
Berdasarkan data awal pada 6 jam postpartum terdapat keluhan lemas. banyak keluar darah dari
jalan lahir. Perawat sudah harus berflkir ke kemungkinan adanya perdarahan, sehingga
dilanjutkan dengan pemeriksaan kontraksi uterus. Kontraksi uterus yang kurang kuat dapat
disebabkan oleh retensio placenta, atonia uterus. Disamping itu kandung kemih yang penuh
dapat menghalangi kontraksi uterus karena posisinya tepat bagian anterior dari uterus. Bila pada
pemeriksaan ditemukan kandung kemih penuh, segera kosongkan kandung kemih, dan lakukan
masase uterus sehingga kontraksi uterus kuat.
Jawaban : C

79. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat dan bicara
sendiri. Menurut keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang meninggal 1 tahun lalu, selalu
dimarahi oleh ayahnya, pemah tidak naik kelas, dan pernah ditinggal menikah pacarnya 2 tahun
-lalu. Hasil pengkajian pasien mengatakan malu karena belum menikah.
Apakah faktor presipitasi pada kasus tersebut?
A. kehilangan orang yang dicintai
B. gagal pendidikan
C. gagal menikah
D. putus obat
E. pola asuh

Pembahasan:
Teljadinya gangguan jiwa diawali dengan faktor predisposisi/ pendukung dan faktor
presipitasi/pencetus. Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat di gunakan untuk mengatasi stres. Faktor presipitasi adalah stimulus yang
berasal dari internal dan eksternal yang mencakup waktu (berapa lama orang terpapar) dan
jumlah stressor yang dialami. Kedua faktor tersebut terdiri dari aspek biologis, psikologis, sosial
dan spiriual.
Jawaban : D
80. Seorang laki-laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di rumah. Hasil
pengkajian tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil memukuI-mukul tempat tidur.
Perawat akan melakukan pengikatan pada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. non maleficience
B. beneficience
C. autonomy
D. veracity
E. justice

Pembahasan:
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak
azasi manusia. Untuk melindunginya maka setiap tindakan harus memperhatikan prinsip etik
seperti Non Malejicience, Beneficence, Autonomy, Veracity, Justice. Non Maleficience (tidak
melakukan tindakan yang merugikan), Bene/icence (setiap tindakan bermanfaat bagi pasien dan
keluarga), Autonomy (tidak boleh memaksakan suatu tindakan pada pasien), Veracity
(mengtaakan sejujurnya tentang apa yang dialami pasien), Justice (harus mampu berlaku adil
pada pasien).
jawaban : A

81. Seorang perempuan berusia 20 tahun, bekerja sebagai model, dirawat di RSU karena
kecelakaan yang mengakibatkan luka diwajahnya. Hasil pengkajian: pasien mengatakan "sudah
tidak ada lagi yang bisa saya lakukan, saya tidak bisa bekerja lagi", dan diucapkan berulang-
ulang. Pasien terlihat murung dan susah tidur.
Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut?
A. ansietas
B. keputuasaan
C. ketidakberdayaan
D. harga diri situasional
E. gangguan citra tubuh

Pembahasan:
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil
secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
Jawaban : C

82. Seorang laki-laki berusia 24 tahun menjalani hemodialisis di RSU sejak 5 tahun lalu. Hasil
pengkajian pasien mengatakan merasa bosan dengan berbagai pengobatan yang sudah dilakukan,
tetapi kondisinya tetap seperti ini. Pasien menolak untuk dilakukan hemodialisis selanjumya.
Menurut keluar pasien susah tidur dan sering menangis ketika dirumah. Apakah masalah
keperawatan pada kasus tersebut ?
A. berduka disfungsional
B. ketidakberdayaan
C. harga diri rendah
D. keputusasaan
E. ansietas

Pembahasan:
Keputusasaan merupakan kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya alternatif pemecahan masalah dan tidak mampu memobilisasi energi demi
kepentingannya sendiri. Salah satu penyebab karena penurunan kondisi fisiologis, penyakit
kronis, kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai
penting, pembatasan aktivitas jangka panjang dan isolasi sosial.
Jawaban : D

83. Seorang perempuan usia 30 tahun di rawat di RSJ alasan masuk susah tidur, mondar-mandir,
dan 3 bulan tidak minum obat Pasien mengatakan suaminya sering malakukan KDRT dan saat
ini sudah dicerai, malu dengan kondisinya. Hasil pengkajian: pakaian tidak rapi, bicara dan
tersenyum sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain, dan mondar-mandir. Apakah masalah
keperawatan utama pada kasus tersebut ?
A. halusinasi
B. isolasi sosial
C. harga diri rendah
D. defisit perawatan diri
E. regiment terapi inefektif
Pembahasan:
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berapa respon panca indera, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak jelas. Tandadan
gejala halusinasi adalah menyatakan mendengarkan suara bisikan/ melihat bayangan dan
merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, atau pengeapan. Bicara sendiri,
mengarahkan telinga ke arah tertentu, dan melihat ke satu arah.
Jawaban : A

84. Seorang perempuan usia 30 tahun, dirawat di RSJ dengan marah-marah, menyendiri, tidak
mau mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian: pasien mengatakan mempunyai 4 anak
dan sudah bercerai satu bulan yang lalu, merasa sendiri dan mengatakan "Tolong sampaikan
pada keluarga saya untuk menjaga anak-anak saya, mungkin saya tak akan bisa merawat mereka
lagi! ”.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
A. isolasi sosial
B. risiko bunuh diri
C. perilaku kekerasan
D. defisit perawatan diri
E. halusinasi pendengaran

Pembahasan:
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan atau pembinasaan oleh individu sebagai akibat krisis multidimensional pada
pemenuhan kebutuhan mdmdual dimana individu merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik.
Penyebabnya adalah harga
diri rendah, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidupi penyakit kritis,
dan perpisahan.
Jawaban : B

85. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah-marah dan menolak minum
obat. Hasil wawancara pasien mengatakan tidak mau bicara karena dirinya mempunyai ilmu suci
yang bisa menyembuhkan orang, bicara inkoheren dan fIigt of idea. Keluarga mengatakan pasien
gagal ujian CPNS enam bulan lalu.
Apakah masalah keperawatan utama yang tepat pada kasus di atas?
A. waham
B. harga diri rendah
C. kerusakan komunikasi
D. regimen tetapi inefektif
E. risiko perilaku kekerasaan

Pembahasan:
Waham diamkan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus
namun tidak sesuai dengan kenyataan. Ditandai dengan ungkapan berulang-ulang tentang
keyakinan yang salah atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Jawaban : A

86. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RS j karena mengurung diri dikamar sejak 1
bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab: Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa
dan bicara sendiri, afek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK
setahun yang lalu. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lmgkungannya.
B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya. .
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi,
waktu, frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara
menghardik halusinasi. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa dilakukan pasien). Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 benar.
Jawaban : D

87. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAR, mengalami, wasir
sejak 6. bulan lalu. dan akan dilakukan operasi. Hasil pengkajian pasien terlihat gelisah, sulit
tidur, TD 135/80 frekuensi nadi 90x/menit, muka pucat dan mengatakan takut dan khawatir
terhadap tindakan operasi yang akan di laluinya.
Apakah rencana keperawatan pada kasus, tersebut?
A. identifikasi penyebab cemas.
B. anjurkah latihan spiritual.
C. latih tarik napas dalam.
D. latih hipnosis limajari.
E. latih teknik distraksi.

Pembahasan:
Pasien yang akan menjalani operasi mayoritas mengalami sulit tidur, peningkatan TTV, merasa
khawatir akan tindakan yang akan dilakukan. Hal tersebut merupakan gejala ansietas. Pasien
pada kasus di atas mengalami ansietas sedang akibat adanya ancaman terhadap kesehatan diri
(akan dilakukan tindakan operasi). Tanda gejala yang dialami pasien, antara lain perubahan
fisiologis. (ketegangan meningkat, pola tidur berubah), perubahan psikologis (respon emosional
tidak nyaman) dan pembahan kognitif (lapang presepsi menurun) (Vldebeek, 2008). Tindakan
keperawatan yang dilakukan antara lain kaji tanda-tanda ansietas, ajarkan pasien tehnik tarik
nafas dalam, distraksi, hipnotis lima jari dan spiritual (Stuart, 2016).
Jawaban : C

88. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah pada seorang perempuan berusia 28 tahun
yang post dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pengkajian: klien sudah mampu berinteraksi
dengan keluarga dan menyatakan keinginan bekerja kembali, tetapi takut melakukan kesalahan.
Pasien mengatakan suka membuat kerajinan tangan.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. mendiskusikan tentang kegiatan harian pasien.
B. melatih kemampuan positif yang dimiliki pasien.
C. mendiskusikan kemampuan dan aspek positifpasien.
D. melibatkan pasien pada kegiatan rehabilitasi di masyarakat
E. melibatkan pasien dalam kegiatan kelompok di masyarakat

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah adalah identifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien. Bantu pasien memulai kemampuan yang dapat digunakan. Bantu
pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Latih kemampuan yang dipilih
pasien.
Jawaban : B

89. Seorang laki-laki berusia 35 .tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering marah-marah
dirumah. Keluarga mengatakan pasien malas minum obat karena merasa mengantuk setelah
minum obat Hasil pengkajian pasien masih menolak minum obat karena menurut pasien tidak
membawa perbaikan pada dirinya.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. menjelaskan fungsi minum obat.
B. memotivasi pasien agar mau minum obat
C. mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat
D. melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi injeksi.
E. menunda pemberian obat sampai pasien mau meminum.

Pembahasan:
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan
terancam berupa ancaman fisik atau ancaman terhadap konsep diri yang diekspresikan dengan
mengancam, mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan.Tindakan keperawatan pada
pasien risiko perilaku kekerasan adalah: mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan, perilaku kekerasan yang dilakukan, menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan,
mempraktekkan latihan cara mengontrol dengan cara fisik I, fisik II, cara verbal, cara spiritual
dan minum obat.
Jawaban : B

90. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas karena mengurung
diri dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka bicara sendiri. Hasil pengkajian; kontak
mata kurang, hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saat ditanya. Keluarga mengatakan
klien diberhentikan dari pekerjaannya.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi.
B. Pasien mampu menjaga kebersihan diri.
C. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
D. Pasien tetap mampu berorientasi pada realita.
E. Pasien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri.

Pembahasan:
Isolasi social adalah Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan
hubungan interpersonal yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan
keterlibatan atau hubungan (sosialisasi) dengan orang lain. Adanya. Tujuan dari diagnosisi
keperwatan Isolasi sosial adalah pasien mampu interaksi.
Jawaban : A

91. Perawat melalaikan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun yang melakukan
percobaan bunuh diri. Hasil pengkajian pasien tidak mau keluar rumah, mengatakan malu telah
gagal menjaga kehormatannya dan meminta perawat tidak menceritakan masalahnya kepada
orangtua. Keluarga bertanya tentang kondisi anaknya kepada perawat.
Apakah komunikasi perawat pada kasus tersebut?
A. ”Saya tidak boleh menyampaikan kondisi anak bapak "
B. "Saat ini keluarga belum perlu tahu kondisi anak Bapak”
C. "Sepertinya anak bapak belum mampu menceritakan masalahnyapada keluarga "
D. "Untuk saat ini, mohon keluarga mempercayakan kondisi anak bapak pada saya "
E. "Saya harus berbuat adll pada anak Bapak, yang tidak ingin kondisinya diketahui keluarga".

Pembahasan:
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak
azasi manusia. Untuk melindunginya maka perawat harus memperhatikan prinsip etik seperti
Non Manleficience (tidak melakukan tindakan yang merugikan), Beneficence (setiap tindakan
bermanfaat bagi pasien dan keluaga), Confidentiality (menjaga kerahasiaan pasien), Veracity
(mengatakan sejujurnya tentang apa yang dialami pasien), Justice (harus mampu berlaku adil
pada pasien).
Jawaban : D

92. Seorang perempuan  berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 14 hari yang lalu. Keluarga
mengatakan bahwa di rumah  pasien sering melamun, berbicara sendiri dan menangis. Hasil
pengkajian: pasien mengungkapkan bahwa dirinya membebani keluarga, dan keluarga akan
bahagia jika dirinya tidak adalagi.
Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan untuk kasus di atas?
A. Identifikasi tema
B. Berbagi persepsi
C. Klarifikasi
D. Fokuskan
E. Refleksi

Pembahasan:
Terdapat beberapa teknik komunikasi terapeutik. Identifikasi tema adalah bersama pasien
mengidentifikasi isu dasar atau masalah yang dialami oleh klien yang muncul secara berulang
selama hubungan perawat-klien. Berbagi persepsi dilakukan melalui pertanyaan yang bertujuan
untuk memverifikasi pemahaman perawat yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh klien.
Klariflkasi mencoba merangkai kedalam kata-kata kedalam ide atau pikiran klien yang tidak
jelas untuk meningkatkan pemahaman perawat atau meminta klien untuk menjelaskan apa yang
dimaksudkan. Fokus adalah pernyataan atau pertanyaan yang membantu klien melebarkan topik
yang penting. Refleksi mengarahkan klien ke belakang ide, perasaan, pertanyaan atau isi.
Jawaban : C

93. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16
tahun. Keluarga mengatakan pasien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian
klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada wajah, dan tampak sering menutupi waj
ah. Pasien tampak murung dan banyak menunduk. Perawat merancang asuhan keperawatan pada
pasien.
Apakah knriteria evaluasi pada kasus tersebut?
A. Pasien menerima realita
B. Pasien menemukan makna hidup
C. Pasien mampu mengontrol keadaan
D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki
E. Pasien mampu memulai interaksi dengan orang lain

Pembahasan:
Perubahan pada citra tubuh dapat menyebabkan teljadinya harga diri rendah situasional ditandai
dengan data subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih-lebihkan
penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positifterhadap diri, dan sulit
konsentrasi. Data objektif: bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan
dengan menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu
membuat keputusan.
Jawaban : D

94. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri dikamar sejak 1
bulan lalu dan kadang marah tanpa scbab. Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa
dan bicara sendiri, afek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK
setahun yang lalu. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya.
B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya.
D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.

Pembahasan:
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi,
waktu, frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara
menghardik halusinasi. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa dilakukan pasien). Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 benar.
Jawaban : D
95. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu karena marah-
marah, bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat diri. Hasil pengkajian pasien
mengatakan "Saya tidak lulus pramugari karena pendek dan kulit hitam, saya malu", ekspresi
murung, dan tidak mampu memulai percakapan.
Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. mandi, keramas, dan gosok gigi secara mandiri
B. bercakap-cakap dengan pasien lain
C. melakukan kemampuan positif
D. halusinasi terkontrol
E. marah terkontrol

Pembahasan:
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif
mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan
dengan perasaan tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak
berarti. Tanda dan gejala harga diri rendah adalah menilai diri negatif (misal; mengungkapkan
tidak berguna, tidak tertolong), merasa malu/bersalah, merasa tidak mampu melakukan apapun,
meremehkan kemampuan mengatasi sulit, merasa tidak memiliki kelebihan, berjalan menunduk,
kontak mata kurang, lesu, tidak bergairah, berbicara pelan, lirih dan pasif. Tindakan
Keperawatan difokuskan pada peningkatan harga diri pasien.
Jawaban : C

96. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di RSJ karena marah-marah bicara sendiri,
menolak mandi. Hasil pengkajian: kontak mata tidak ada, menyendiri dan menolak interaksi.
Pasien sudah diajarkan cara mengontrol marah,mengontrol halusinasi, cara berkenalan dan cara
merawat diri.
Apakah kemampuan yang harus ditunjukkan pasien pada kasus tersebut?
A. baju bersih dan rapih.
B. tanda-tanda marah berkurang.
C. mempunyai teman, kontak mata (+).
D. berorientasi pada realita.
E. harga diri meningkat
Pembahasan:
lsolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan intelpersonal
yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan
(sosialisasi) dengan orang lain. Tanda dan gejala Menolak interaksi dengan orang lain, merasa
sendirian, merasa tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan tidak ada
dukungan orang yang dianggap penting, dan tidak mampu memenuhi harapan orang lain.
Evaluasi kemampuan pada pasien isolasi sosial meliputi kemampuan pasien berinteraksi dengan
orang lain ditandai dengan ada kontak saat bicara, menatap lawan bicara, memulai pembicaraan,
mengikuti kegiatan kelompok.
Jawaban : C

97. Seorang perempuan berusia 40 tahun dikunjungi oleh perawat puskesmas karena tidak
kontrol ulang selama 1 bulan. Hasil pengkajian: rambut kotor, acak-acakan, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku hitam, panjang dan kotor. Perawat menjelaskan tentang pentingnya
kebersihan diri.
Apakah kemampuan yang ditunjukkan pasien pada situasi tersebut?
A. pasien dapat menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan.
B. pasien mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dengan benar.
C. pasien mengenal masalah defisit perawatan diri.
D. pasien mengenal tanda kekambuhan dan rujukan.
E. pasien kontrol teratur ke Puskesmas.

Pembahasan:
Defisit perawatan diri terdiri dari mandi, berdandan/berhias, makan/minum, BAB/BAK.
Intervensi keperawatan meliputi menjelaskan pentingnya kebersihan diri (menjelaskan
caramenjaga kebersihan diri. Membantu pasien mempraktekkan cara menj aga kebersihan diri).
Menjelaskan cara makan yang baik dan membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
Menjelaskan cara eliminasi yang baik dan membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang
baik Menjelaskan cara berdandan dan membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
Jawaban : C

98. Seorang perempuan berusia 35 tahun di rawat di RSJ dengan marah-marah Hasil pengkajian
pasien mengatakan "Ibu saya mau meracuni saya karena dia tidak suka dengan calon suami saya,
pokoknya saya tidak mau makan makanan yang diberikan oleh ibu saya ". Afek labil, mondar
mandir dan gelisah.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus di atas ?
A. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
B. Pasien dapat merawat diri secara mandiri.
C. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap.
D. Pasien dapat terinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
E. Pasien dapat menyalurkan energi marahnya secara konstruktif.

Pembahasan:
Intervensi keperawatan pada pasien waham antara lain membantu orentasi realita, mendikusikan
kebutuhan yang tidak terpenuhi, membantu memenuhi kebutuhannya, mendiskusikan tentang
kemampuan yang dimiliki, dan melatih kemampuan yang dimiliki.
Jawaban : C

99. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 43 tahun, mengatakan pundaknya terasa
berat dan dirasakan sejak klien banyak bekerja menggunakan computer, klien mengurangi
keluhan dengan minum obat penghilang nyeri yang dijual bebas. Hasil pemeriksaan : TD 160/
100 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit. Apakah pengkajian yang harus diperdalam pada kasus
tersebut?
A. Kebiasaan bekerja di depan komputer
B. Upaya klien mengatasi penyakitnya
C. Kebiasaan olah raga klien
D. Kebiasaan berobat klien
E. Kebiasaan makan klien

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan TD klien yang meningkat. Klien merasakan gejala hipertensi
berupa rasa berat di pundak dan kebiasaan minum obat yang tidak adekuat. Perawat perlu
mengkaji banyak hal yang dapat menjadi penyebab terj adinya hipertensi. Pada kasus yang
paling relevan untuk di kaji adalah kebiasaan berobat. Oleh karena itu maka jawaban D adalah
jawaban yang paling tepat
Jawaban : D

100. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 1 tahun mengalami diare
dan tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir, encer,
frekuensi lebih dari 5kali/hari, selama 2 hari. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan
anak pemah muntah saat diberi minum. Hasil pengkajian: Berat Badan 6,5 Kg, Turgor kulit
kembali lambat, suhu 37.8 C. Frekuensi Nadi 100X/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
A. banyak cairan yang di keluarkan setiap buang air besar
B. obat yang sudah diberikan untuk mengatasi diare
C. jumlah makan yang dikonsumsi anak .
D. banyak nya cairan saat muntah.
E. akses layanan kesehatan

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada anak
antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, perawat perlu menindak lanjuti pengkajian
faktor penyebab dari kejadian diare dan hal yang memperberat status kesehatan anak.
Jawaban : A

101. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 2.5 tahun dan terlihat rewel.
Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3
kali, kalau di beri makan atau minum dimuntahkan. Hasil Pemeriksaan fisik: BB 8,5 Kg, Turgor
kulit kembali lambat, suhu 37.5° C, Frekuensi Nadi 112X/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut:
A. makan dan minum yang di berikan sebelum sakit
B. anggota keluarga yang mengalami diare
C. apakah sudah dibawa ke pelayanan kesehatan
D. pemberian obat-obatan waktu yang lama
E. cara membersihkan kalau anak diare
Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara
lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis sekunder akibat diare yang sering perawat perlu
menindaklanjuti pengkajian faktor penyebab dari dampak sekunder tersebut terkait peran
keluarga.
Jawaban : E

102. Saat kunjungan rumah didapatkan klien anak laki-laki berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari.
Klien mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, perut dirasakan melilit dan nyeri, BAB
lebih dari 5 kali sehari, cair dan ada darah. Hasil pengkajian: TD 110/90 mmHg, Suhu: 37,8°C,
Nadi: 100x/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut:
A. kebersihan dan penyajian makanan yang dikonsumsi
B. kebersihan dan pembuangan limbah keluarga
C. keluarga yang mengalami gejala yang sama
D. kebiasaan cuci tangan
E. kebiasaan jajan

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien
antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis perawat perlu menindaklanjuti pengkajian
faktor penyebab teljadinya diare yang Sering pada usia anak sekolah adalah makanan yang
tercemar.
Jawaban : A

103. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 12 tahun mengalami diare
sudah 2 hari dan tampak lem‘as. Keluarga mengatakan BAB wama kuning, BAB cair, frekuensi
lebih dari 5 kali. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan kalau minum sering
dimuntahkan, Hasil pengkajian! Turgor kulit kembali sangat lambat, suhu 38°C. Frekuensi nadi
88 x/meait Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. risiko defisiensi nutrusi
B. defisiensi kesehatan keluarga
C. risiko ketidak seimbangan cairan
D. risiko ketidak seimbangan elektrolit
E. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare pada klien usia sekolah antara lain: frekuensi,
lama diare dan kondisi klinis yang diperberat dengan klien muntah setiap minum, masalah
keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus
antara lain dampak klinis akibat dehidrasi.
Jawaban : E

104. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari.
Klien mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, BAB lebih dari 5 kali sehari Hasil
pengkajian: TD 110/90 mmHg, Suhu: 37,8°C, Nadi: 100x/ menit. Keluarga mengatakan anak-
anaknya banyak jajan dan jarang makan dirumah dan anggota keluarga lain juga sering diare.
Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan dan belum pernah mendapatkan informasi
kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. manejemen kesehatan tidak efektif
E. risiko ketidak seimbangan cairan

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan pada klien dan anggota
keluarga antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, serta kejadian berulang dalam
keluarga masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada
pada kasus antara dampak klinis akibat perilaku yang tidak sehat.
Jawaban : D
105. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai pengobatan
TBC Paru sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: klien tidak minum obat sejak 4 hari lata
karena merasa sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat keluarga untuk tetap minum obat
diabaikan.
Apakah di agnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung beresiko
B. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. manajemen kesehatan tidak efektif
D. bersihanjalan napas tidak efektif
E. ketidakpatuhan

Pembahasan:
Data memmjukkan penyangkalan klien untuk minum obat karena merasa sudah sehat Paket Obat
Anti TBC (OAT) tidak mengandung obat yang dapat menurunkan gejala Efek OAT yang tepat
adalah berkurangnya gejala yang umumnya terjadi pada bulan pertama sampai ketiga masa
pengobatan. Diagnosis keperawatan ketidakpatuhan merupakan jawaban yang paling tepat Klien
menunjukkan penolakan untuk minum OAT karena ' merasa sudah sehat Jawahan yang lain tidak
tepat
Jawaban : E

106. Saat kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 36tahun Hasil anamnesis: adalah
satu anggota keluarga menderita batuk lebih dan 3 minggu batuk berdahak dan mengeluarkan
darah. berat badan terus menurun dan keluar keringat dingin pada malam hari. Keluarga be
anggapan penyakit yang dialami adalah batuk biasa sehingga membeli obat bebas.
Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C Perilaku cenderung beresiko
D. Bersihan Jalan nafas tidak efektif 
E. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga belum memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk memastikan masalah kesehatan yang dialami. Kebiasaan keluarga menggunakan
obat bebas mernmjukkan bagaimana cara keluarga memelihara kesehatannya. Oleh karena itu
jawaban yang paling tepat adalah B. Jawaban A tidak tepat karena klien belum memulai
pengobatan. Jawaban C, D dan E juga tidak tepat karena tidak sesuai dengan data.
Jawaban : B

107. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Hasil pengkajian klien
mengatakan sudah dua bulan minum OAT, sesak mulai berkurang, sering lupa minum obat dan
tidak nyaman jika memakai masker. Klien tinggal bersama istri dan 2 anak dengan usia 3 tahun
dan 5 tahun. Rumah terlihat lembab, jendela di ruang tamu tidak dapat dibuka, kamar tidur tidak
berjendela. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
B. Koping keluarga tidak efektif
C. Koping individu tidak efektif
D. Pola nafas tidak efektif
E. Ketidakpatuhan

Pembahasan:
Pada kasus terdapat data sesak mulai berkurang dan sering lupa minum obat. Hal ini
menunjukkan klien tidak patuh minum OAT yang dapat mengakibatkan klien tidak sembuh total.
Diagnosis koping individu maupun koping, keluarga tidak efektif tidak dapat ditegakkan karena
tidak ada data validasi. Data frekuensi nafas juga tidak ada sehingga opsi jawaban D tidak dapat
dipilih. Opsi jawaban ketidakpatuhan adalah yang paling tepat.
Jawaban : E

108. Hasil kunjungan rumah didapatkan data seorang perempuan berusia 35 tahun, mengatakan
sudah 6 hari diare, BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, mengeluh mual dan
muntah saat makan atau minum, kaki terasa kram dan merasa sakit. Hasil pengkajian: berat
badan 45 Kg, turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5°C. Frekuensi Nadi 86 x/menit, RR: 18
x/menit.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. risiko peningkatan keseimbangan cairan
C. risiko ketidak seimbangan elektrolit
D. risiko ketidak seimbangan cairan
E. defisiensi kesehatan keluarga

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien
antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, masalah keperawatan yang dapat
dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara klinis akibat dehidrasi.
Jawaban : C

109. Pada kunjungan rumah, seorang perempuan 50 tahun mengalami kesulitan berjalan,
mengeluh kaki terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila digerakkan dengan skala nyeri 7 dari
rentang 10. Klien menggunakan tongkat sebagai alat bantu jalan.Nilai hasil pengkajian Barthel
indeks 80 (ketergantungan sebagian). Klien mempunyai riwayat post stroke 2 kali, Hasil
pemeriksaan flsik: TD 150/ 100 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu normal, RR 30 x/menit.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. gangguan interaksi
B. gangguanimmobilisasi
C. resiko tmggijatuh/injuri
D. kerusakan mobilitas flsik
E. gangguan rasa nyaman nyeri

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan tingkat nyeri kl ien tinggi (7 dari 10). Efek stroke dapat
mempengaruhi fungsi musculoskeletal berapa menurunnya kemampuan klien melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar sampai dengan menurunnya mobilisasi klien. Selain itu stroke juga
mempengaruhi kemampuan klien berinteraksi. Pada kasus, data yang paling perlu diperhatikan
adalah nyeri oleh karena itu pilihan jawaban yang palingtepat adalah E.
Jawaban : E
110. Saat kunjungan rumah ditemui pria berusia 25 tahun. Hasil anamnesis: Klien mengatakan
mendapat Obat Anti Tuberculosis (OAT) tapi mual kalau diminum. Keluarga mengatakan tidak
tahu apa yang harus dilakukan agar klien mau minum OAT.
Apakah tujuan keperawatan keluarga yang harus dilakukan?
A. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang OAT
B. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memotivasi klien
C. Meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan OAT
D. Meningkatkan kesadaran keluarga akan bahaya penyakit TBC Paru
E. Meningkatkan pemanfaatan fasyankes dalam mengatasi efek samping OAT

Pembahasan:
Tujuan keperawatan mengacu pada penyelesaian etiologi dari diagnosis keperawatan yang
ditegakkan. Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan keluarga harus menggambarkan
kemampuan dan tanggungjawab keluarga terhadap lima tugas kesehatan keluarga. Pada kasus,
data menunjukkan kesulitan keluarga dalam mendukung klien menjalankan pengobatan. Hal
tersebut terkait dengan kemampuan keluarga memberikan perawatan pada klien terutama agar
'dapat menjalankan pengobatan sehingga jawaban yang paling tepat adalah C. Jawaban yang lain
tidak tepat.
Jawaban : C

111. Dalam kunjungan rumah ditemui seorang pria berusia 35 tahun, mengeluh batuk dalam
sebulan terakhir, nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan dan merasa
demam. Hasil observasi didapatkan data: klien membuang ludah sembarangan, tidak ada jendela
di kamar tidur, pertukaran udara hanya dari sumber pintu masuk. Keluarga mengatakan klien
batuk darah sudah 3 kali dalam seminggu ini dan tidak tahu harus melakukan apa.
Apakah intervensi yang perlu segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan membuat jendela di kamar
B. Melakukan pemeriksaan fisik.
C. Mengajarkan batuk efektif.
D. Menganjurkan memeriksa dahak BTA
E. Mengajarkan cara membuang ludah yang benar.
Pembahasan:
Gejala batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa
demam merupakan tanda dan gejala TBC yang perlu diwaspadai. Penegakan diagnosis medis
untuk TBC perlu segera dilakukan agar pengobatan dapat segera dimulai. Hasil pemeriksaan
penunjang penting pada diagnosis TBC adalah pemeriksaan BTA. Oleh karena itu intervensi
yang perlu segera dilakukan perawat adalah menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan
dahak BTA.
Jawaban : D

112. Saat kunjungan rumah ditemui laki-laki berusia 38 tahun. Hasil anamnesis; klien
didiagnosis TBC Paru. Hasil observasi: klien tampak lemah sehingga tidak mampu bekerja.
Istrinya mengatakan malu dengan tetangga karena suaminya sakit sakitan dan tidak mau
berhubungan seksual karena takut ketularan.
Apakah intervensi utama yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. Ajarkan batuk efektif
B. Anjurkan diit gizi seimbang
C. Berikan informasi tentang cara penularan TBC
D. Sediakan wadah tertutup untuk menampung ludah
E. Anjurkan istri tidak perlu malu dengan penyakit suami

Pembahasan:
Data menunjukkan ketakutan istri tertular TBC. Hal ini menunjukkan pemahaman keluarga
tentang proses penularan belum benar. Stigma juga ditunjukkan oleh keluarga. J awaban yang
paling tepat adalah pemberian informasi tentang cara penularan agar dapat menurunkan
ketakutan keluarga. Jawaban yang lain tidak tepat karena tidak secara langsung menyelesaikan
masalah.
Jawaban : C

113. Pada kunjungan rumah ditemui seorang laki-laki berusia 56 tahun telah didiagnosis TBC
Paru sejak 4 bulan yang lalu. Klien mengatakan kalau berjalan atau melakukan aktivitas
sesaknya bertambah. Klien tersebut merasa sangat terganggu dengan keluhannya itu.
Apakah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan?
A. Melatih batuk efektif
B. Menyarankan memakai alat bantu jalan
C. Membantu memenuhi kebutuhan dasar klien
D. Mengajarkan cara berjalan yang aman
E. Melatih relaksasi napas dalam

Pembahasan:
Pada kasus TBC kebutuhan dasar yang paling terganggu adalah fungsi respirasi. Teknlk relaksasi
napas dalam bertujuan untuk meningkatkan ventilasi arveoli, mencegah atelcktasi paru dan
memelihara pertukaran gas. Pada kasus, klien merasa sesaksaat melakukan aktivitas. J awaban
yang paling tepat adalah E. Jawaban A tidak tepat karena batuk efektif tidak akan mengurangi
sesak. J awaban B, C dan D tidak tepat karena tidak terkait dengan kebutuhan respirasi.
Jawaban : E

114. Seorang perawat menggunakan media slide dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang
risiko penularan TBC Paru pada sebuah keluarga. Pada slide tampak ilustrasi foto anak yang
mengalami penularan TBC Paru. Wajah anak tersebut terlihat jelas tanpa disamarkan atau
ditutupi.
Prinsip etik manakah yang dilanggar oleh perawat dalam kasus?
A. nonmalefincence
B. confidentiality
C. beneficence
D. anonymity
E. Fidelity

Pembahasan:
Kerahasiaan atau confidentiality merupakan prinsip etik yang harus dilakukan perawat untuk
menjaga privasi klien dan keluarga. Pilihan jawaban lain tidak terkait dengan menjaga privasi.
Jawaban : B

115. Pada kunjungan rumah didapatkan perempuan berusia 56 tahun. Hasil pengkajian di
dapatkan. data klien mengatakan pundaknya terasa berat, TD 160/100 mmHg, frekuensi nadi 127
x/mnt. Klien sudah melakukan pengobatan alternative Selama 5 tahun sejak dinyatakan
menderita hipertensi. Klien meminum air yang sudah di bacakan do'a.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menjelaskan bahwa pengobatan yang sudah dilakukan salah
B. Menyesalkan keluarga yang lebih mempercayai pengobatan alternatif
C. Mendiskusikan dengan klien dan keluarga bahwa air yang diminum tercemar
D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang diperlukan klien
E. Mendiskusikan kemungkinan pertentangan pengobatan alternative dengan hipertensi

Pembahasan:
Pada kasus ditampilkan data maladaptive terkait pengelolaan hipertensi pada klien. Tanda-tanda
vital klien juga tidak dalam batas normal. Klien dan keluarga belum menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mengatasi hipertensi yang dialami. Perawat perlu memberikan
informasi terkait hipertensi dan cara perawatan yang tepat tanpa menyinggung perasaan
keluraga. Jawaban D adalah jawaban yang paling tepat.
Jawaban : D

116. Pada kunjungan rumah perawat mendapatkan bahwa keluarga telah menyiapkan pengobatan
non farmakologi untuk klien. Keluarga klien menjelaskan bahwa mereka ingin mengonsumsi
herbal untuk membantu menurunkan tekanan darah klien. Apakah tindakan yang harus dilakukan
perawat?
A. Ajarkan keluarga cara mengukur tekanan darah
B. Beritahu keluarga efek pengobatan hipertensi dengan herbal
C. Izinkan keluarga menggunakan herbal apapun sesuai keyakinannya
D. Anjurkan keluarga untuk mendiskusikan penggunaan herbal dengan dokter
E. Beritahu keluarga bahwa herbal tidak aman dan seharusnya tidak di gunakan sama sekali

Pembahasan:
Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga menggunakan pengobatan alternative berupa
herbal untuk mengatasi hipertensi. Pengobatan dengan herbal belum dapat dibuktikan efektif
menurunkan tekanan darah berdasarkan penelitian. Namun demikian, perawat harus menghargai
keinginan keluarga dengan tetap mengarahkan untuk menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan. Perawat juga tidak dibenarkan mengajarkan klien melakukan pengukuran tekanan
darah karena interpretasi hasil pengukuran memerlukan pengetahuan. klinis tentang hipertensi.
Oleh karena itu, Jawaban yang paling tepat adalah D.

Jawaban : D
117. Pada kunjungan ramah ditemui seorang perempuan usia 59 tahun mengeluh pusing. Klien
menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini tinggal bersama cucunya yang berusia
18 tahun, karena kedua orang tuanya meninggal. Klien masih sering kesawah ,jarang
memeriksakan diri ke puskesmas karena keterbatasan biaya Hasil pemeriksaan fisik: 1D:
150/80mmHg,N: 75 x/mnt.
Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Anjurkan klien untuk banyak istirahat
B. Anjurkan cucu klien untuk menjaga klien
C. Anjurkan klien untukmakan makan an yang sehat
D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah
E. Minta staf desa untuk lebih memperhatikan klien yang tinggal hanya dengan cucunya

Pembahasan:
Data yang menonjol pada kasus adalah rendahnya akses ke pelayanan kesehatan karena factor
ekonomi. Tanda-tanda Vital masih dalamb atas normal. Tindakan yang paling tepat adalah
mendekatkan layanan kesehatan pada klien. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah D.
Jawaban : D

118. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 10 tahun, klien mengatakan
sudah 2 hari diare, BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali/ hari mengeluh mual dan muntah saat
makan atau minum. Hasil pemeriksan fisik: turgor kuht kembali lambat, suhu 37.5°C, Nadi 100
x/menit, RR: 18/menit. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan. Keluarga mengatakan
cukup diberi minuman herbal. Perawat memberi penyuluhan dampak diare pada kesehatan.
Apakah evaluasi pada tindakan perawat tersebut?
A. Keluarga dapat menyebutkan makanan yang sehat bagi pertumbuhan
B. Keluarga membawa klien ke pelayanan kesehatan
C. Keluarga dapat menyediakan makanan yang sehat
D. Anggota keluarga pertumbuhan
E. Anggota keluarga tidak jajan di luar

Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang
sudah dilakukan Perawat yang perlu drahdaklanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik
pengetahuan, sikap dan tirtdakanyang di pengaruhi pemberian tindakan dalam kasus ini yang
diharapkan adalah tindakan keluarga dalam membawa klien kepelayanan kesehatan dengan
kondisi klinik seperti kasus yang hanya di berikan therapi alternatif .
Jawaban : B

119. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 1 tahun, Anus dan daerah
sekitarnya lecet, anak terlihat cengeng Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB wama
kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, tiap BAB anak dibersihkan menggunakan tissu, anak
mau makan dan minum, sudah dibawa kepelayanan kesehatan Hasil pengkajian: Turgor kulit
kembali lambat, suhu 37.50°C. Frekuensi Nadi 112x/menit. Perawat mel atih keluarga cara.
membersihkan apabila anak BAB.
Apakah evaluasi pada tindakan keperawatan tersebut?
A. keluarga dapat menyebutkan langkah-langkah perawatan luka lecet
B. keluarga dapat membersihkan anak saat BAB dengan benar
C. keluarga menyebutkan cara membersihkan anak saat BAB
D. keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan
E. keluarga mengatasi luka lecet anak sembuh

Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang
sudah dilakukan Perawat yang perlu ditindak lanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik
pengetahuan, sikap dan tindakan dalam kasus ini yang diharapkan adalah peran  keluarga dalam
merawat anggota  keluarga yang sakit yang dapat dilaksanakan secara mandiri oleh keluarga.
Jawaban : B

120. Seorang perempuan berusia 70 tahun tinggal di panti wreda Sejak satu tahun yang lain.
Klien mengeluh badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sering ngompol di
tempat duduk ataupun tempat tidur. Tercium bau pesing dari pakaian dan kamar klien. Hasil
pengkajian fungsional berdasarkan Indeks KATZ, klien termasuk dalam kategori D, Apa
masalah keperawatan pada kasus di atas?
A risiko intoleransi aktivitas
B. gangguan mobilitas fisik
C. defisit perawatan diri
D. inkontinensia urin
E. keletihan

Pembahasan:
Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidakmampuan mengontrol BAK
karena berbagai factor baik internal (misalnya proses penuaan) maupun eksternal (misalnya toilet
jauh). Dengan adanya data mayor klien sering ngompol dan berbau pesing, maka diagnosis yang
paling tepat adalah inkontinensia urin.
Jawaban : D

121. Seorang laki-laki berusia 72 tahun tinggal di panti wreda sejak satu minggu yang lalu. Klien
mengeluh sering terbangun malam hari dengan penyebab yang tidak jelas dan sulit untuk tidur
kembali Klien juga mengeluh lemah dan tidak bisa berkonsentrasi. Klien tampak kusut,
konjuctiva terlihat pucat. Apa masalah keperawatan pada kasus di atas?
A. keletihan
B. risiko cidera
C. intoleransi aktifitas
D. gangguan pola tidur
E. defisit perawatan diri

Pembahasan:
Keluhan sulit tidur pada lansia perlu diperhatikan, diagnosis keperawatan terkait pola tidur di
NANDA ada dua, yaitu gangguan pola tidur dan insomia. Batasan karakteristik tiap diagnosis
memiliki perbedaan yang jelas, gangguan yang terjadi karena faktor eksternal dari
lingkunganyang baru, panas, berisik, terlalu terang diberikan diagnosis gangguan pola tidur.
Gangguan yang disebabkan karena masalah internal lansia seperti penyakit tertentu, nyeri
ataupun siklus yang terganggu diberi diagnosis insomnia. Pada kasus diatas jelas disebutkan
bahwa klien bara saja tinggal dipanti dan mungkin belum beradaptasi dengan lingkungan,
sehingga diagnosis yang tepat adalah gangguan pola tidur.
Jawaban : D

122. Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun yang lalu. Klien
mengalami katarak dan gangguan gaya berjalan. sejak saat itu klien menggunakan tongkat untuk
membantunya berjalan. Klien menyatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh
disebabkan lingkungan sekitar panti yang berundak dan lantai yang licin.
Apakah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?
A. nyeri
B. risikojatuh
C. risiko cedera
D. gangguan mobilitas fisik
E. koping individu tidak efektif

Pembahasan:
Pada lansia, risiko jatuh memiliki faktor risiko yang terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal diantaranya adalah umur, penyakit (diabetes, hipertensi, depresi, demensia),
gangguan gaya berjalan, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan. Sementara faktor
eksternal dari risiko jatuh adalah kondisi lingkungan seperti lantai licin, penerangan yang tidak
adekuat, tempat tidur terlalu tinggi dan tanpa side rail, alas kaki yang licin, tanggal/ undakan
yang curam, kamar mandi tanpa pegangan, dan juga penggunaan alat bantu jalan yang tidak
tepat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang berada di institusi lebih beresiko
jatuh dibandingkan lansia yang berada di rumah Pada kasus diatas tampak jelas faktor risiko
jatuh dari klien baik faktor internal maupun eksternal. Risiko cidera tidak diplih karena kasus
diatas spesifik cidera yang beresiko terjadi adalah jatah bukan cidera karena hal lainnya.
Jawaban : B

123. Seorang perempuan berusia 69 tahun sudah 10 hari dirawat di bangsal geriatri dengan
diagnosis medis CHF dan DM. Hasil wawancara, klien mengatakan bahwa semakin hari keluhan
berkurang, tetapi klien masih masih merasa lemah. Klien mengatakan, "Saya masih merasa sesak
jika harus berjalan ke kamar mandi." Hasil pemeriksaan barthel indeks nilai: 8, morse scale: 9.
TD: 160/100 mmHg, frekuensi napas: 26 x/mnt, frekuensi nadi: 88 x/mnt.
Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas?
A. Keletihan
B. Risiko jatuh
C. Intoleransi aktivitas
D. Deficit perawatan diri
E. Ketidakefektifan pola napas

Pembahasan:
Intoleransi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan aktivitas sehari-
hari karena ketidakmampuan secara fisiologis atau psikologis yang salah satunya ditandai oleh
respon abnormal pada TTV (Herdman, 2014). Klien telah memiliki diagnose medis CHF yang
merupakan factor resiko terjadinya intoleransi aktivitas. Jawaban A (keletihan) bukan merupakan
pilihan yang tepat, karena kelemahan yang terjadi pada pada klien terutama pada saat melakukan
aktivitas.
Jawaban : C

124. Seorang laki-laki berusia 72 tahun, tinggal bersama anak danbcucunya.Saat berkunjung ke
rumah, klien tampak terbaring di kasur tanpa laken, tercium bau pesing, dan terdapat sisa
makanan di sela gigi dan sekitar mulut.Klien mengatakan jarang mandi karena tidak mau
merepotkan menantunya untuk memandikan. Klien bersyukur dengan kondisi saat ini dan
menerima apa adanya.
Apakah diagnosis keperawatan yang sesuai untuk klien?
A. Kesepian
B. Inkontinensia
C. Pengabaian diri
D. Sindrom lansia lemah
E. Defisit perawatan diri: mandi

Pembahasan:
Pengabaian diri adalah perilaku yang terbentuk secara kultural, melibatkan satu atau lebih
kegagalan dalam mempertahankan aktivitas perawatan diri yang diterima secara sosial (Hetdman
& Kamitsuru: 2014). Batasan karakteristik dari diagnosis keperawatan ini juga dengan jelas
menjelaskan bahwa pengabaian diri dicirikan dengan higiene lingkungan dan personal yang tidak
adekuat, dan tidak mematuhi aturan akitivtas yang sehat. Pada kasus diatas pengabaian diri
terjadi dikarenakan oleh gangguan fungsi peran dalam keluarga, berpura-pura atau karena hal
tersebut pilihan lansia sendiri.
Jawaban : C

125. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti Wreda mengeluh sering ngompol di
celana terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu. Klien terbiasa minum kopi sejak 30
tahun lalu. Tercium baupesing dari pakaian klien, fungsi kognitif utuh.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
A. Memasang diapers
B. Mengurangi asupan cairan
C. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul
D. Mengaj ak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali
E. Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi

Pembahasan:
Sebagian dari data (mengompol saat batuk dan tertawa, tercium bau pesing) di atas merupakan
indicator mayor kejadian stress inkontinénsia urin. Inkontinensia jenis ini jenis ini disebabkan
oleh pelemahan otot dasar panggul dan otot-otot yang terlibat dalam proses berkemih. Kondisi
ini merupakan indikasi pelaksanaan latihan otot-otot dasar panggul.
Jawaban : C

126. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti wreda semenjak suaminya meninggal,
sebulan yang lalu. Klien terlihat kums dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm. Klien mengatakan
sama sekali tidak nafsu makan, karena biasanya ada suaminya yang selalu makan bersamanya.
Klien juga mengatakan jarang minum, dalam sehari ia hanya menghabiskan +/- 500 cc air.
Apakah tindakan yang tepat untuk kasus di atas?
A. Oral hygiene
B. Terapi nutrisi
C. Bantuan makan
D. Manajemen nutrisi
E. Monitoring nutrisi
Pembahasan:
Pada kasus diatas tampak kondisi malnutrisi pada lansia yang penyebabnya kompleks, disertai
dengan adanya penurunan Esiologis fungsi sistem gastrointestinal. Malnutrisi pada lansia dapat
diatasi dengan intervensi manajemen nutrisi, yang aktivitasnya meliputi melakukan modifikasi
lingkungan untuk mendukung makan, memilih makan kesukaan, menghitung jumlah kebutuhan
dan melibatkan keluarga dalam memberikan motivasi untuk makan (Bulechek, Butcher,
Dochterman: 2013). Pilihan jawaban yang lain merupakan intervensi yang dapat diberikan pada
klien dengan masalah nutrisi, namun dalam kasus ini yang paling tepat dan mengatasi masalah
secara langsung adalah manajemen nutrisi.
Jawaban : D

127. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang di klinik panti wreda dengan keluhan diare sejak
satu hari yang lalu. Hasil pengkajian diperoleh data: BAB cair 4 kali/hari, kulit dan membran
mukosa kering, TD: 110/70 mmHg, dan suhu 36,2°C. Apakah intervensi keperawatan pada kasus
tersebut?
A. Anjurkan menghindari penyebab diare
B. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat
C. Monitor tanda-tanda vital
D. Kontrol risiko: hipertermia
E. Jaga keseimbangan cairan

Pembahasan:
Kasus di atas menunjukan bahwa keluhan utama klien adalah diare dengan masalah dehidrasi
ringan. Lansia juga berisiko mengalami dehidrasi karena proses penuaan seperti perubahan
komposisi masa otot, lemak subkutan, dan penurunan rangsang haus (Meiner, 201 5). Dehidrasi
merupakan masalah yang harus segera ditangani dengan menjaga keseimbangan cairan klien.
Jawaban : E

128. Seorang perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah dengan kasus paska stroke sejak 6
bulan yang lalu. Klien hanya tinggal bersama suaminya. Pada saat dilakukan pengkajian
didapatkan data bahwa kekuatan otot bagian tubuh sebelah kanan 3 dan sebelah lari 5. Klien
mengatakan bahwa ia masih bisa berjalan perlahan dengan menggunakan tongkat.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Melatih penggunaan alat bantujalan
B. Melatih gerakan tabuh aktif dan pasif
C. Memberi anj uran tentang bantuan aktivitas fisik
D. Memodiflkasi lingkungan untuk memperluas pergerakan klien
E. Mengatur jadwal aktivitas klien sesuai dengan kemampuan fisik

Pembahasan:
Kasus di atas menunjukkan kondisi klien yang membutuhkan tindakan rehabilitasi karena
mengalami kelemahan pada anggota gerak. Seiring proses penuaan, masa dan kekuatan otot juga
akan mengalami penurunan secara berangsur (Meiner, 2015). Kasus di atas diperburuk dengan
kejadian stroke hemoragik. Kekuatan otot ekstremitas klien tidak maksimal untuk
mengembalikan ke hmgsi asal klien perlu terus menerus melakukan latihan agar kekuatan otot
dapat kembali meningkat sehingga kemandirian klien akan meningkat. Latihan pergerakan
efektif untuk meningkatkan fungsi muskuloskeletal.
Jawaban : B

129. Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat di klinik geriatri dengan keluhan rasa panas pada
daerah bokong dan punggung. Klien lebih banyak berbaring di tempat tidur sejak 2 minggu yang
lalu, setelah kaki dan tangan sebelah kiri tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaaan kulit
disekitar area coccygeus dan scapula tampak kemerahan, klien tampak lemas, TD 160/ 100
mmHg, frekuensi nadi 88 x/mnt, frekuensi pernapasan 20x/mnt, dan suhu 37,2°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. MelatihROM
B. Melakukan massage
C. Mobilisasi tiap 2 jam
D. Memonitor kulit klien
E. Memberikan kompres air hangat

Pembahasan:
Proses penuaan yang terjadi pada sistem integumen lansia adalah: pembuluh darah berkurang,
kulit tidak elastis lagi, dan bantalan lemak berkurang. Hal ini dapat berakibat kulit lansia rentan
mengalami gangguan jika mengalami tekanan, dan jika terjadi luka, penyembuhan akan relatif
melambat. Data terfokus pada adanya risiko terjadinya luka tekan yaitu: terbaring dalam waktu
yang lama, data terkait kondisi kulit yang berisiko tertekan. Tindakan yang paling prioritas untuk
dilakukan adalah memobilisasi tiap 2 jam untuk melancarkan aliran darah guna mencegah luka
tekan pada daerah tertentu.
Jawaban : C

130. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat selama tiga minggu di bangsal geriatri dengan
kasus stroke. Klien mengalami paralisis pada ektremitas bawah dan atas sebelah kanan serta
gangguan bicara. Klien dibantu makan minum. Klien akan kembali ke rumahnya besok sore.
Apakah topik discharge planning yang harus diberikan?
A. Peningkatan koping
B. Perencanaan nutrisi
C. Monitoring pengobatan
D. Peningkatan perilaku kesehatan
E. Kemandirian activity daily living

Pembahasan:
Discharge planning merupakan kegiatan untuk menciptakan kesinambungan perawatan baik
dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan pasien sehingga
mampu secara fungsional untuk kembali ke lingkungannya. Status fungsional merupakan
komponen penting dari kualitas hidup lansia (Meiner, 2015). Status fungsionalmenjadi patokan
tingkat kesehatan seorang individu .Kemandirian fungsional lansia sangat penting dicapai guna
menjamin terpenuhinya activity daily living klien, apalagi dengan kondisi lansia tinggal di rumah
dengan keterbatasan tenaga yang merawat
Jawaban : E

131. Saat kunjungan ramah perawat menemukaan perempuan berusia 68 tahun mengeluh tidak
bisa mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan rumah sebelumnya perawat
memberikan penyuluhan dan latihan otot-otot panggul serta menganjurkan menggunakan
diapers.
Apakah indikator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut?
A. Ketersediaan toilet
B. Penurunan frekuensi mengompol
C. Kepatuhan menggunakan diapers
D. Kemampuan melakukan latihan otot-otot panggul
E. Pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggul

Pembahasan:
Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki-laki untuk mengalami penurunan
kekuatan otot dasar panggul sebagai penyebab stress incontenensia. Latihan yang tepat pada otot
dasar panggul akan dapat menguatkan otot-otot yang terlibat dalam mcngontrol kemampuan
berkemih. Keberhasilan jangka panjang dari intervensi tersebut dapat dievaluasi dari penurunan
jumlah/frekuensi mengompol yang terjadi setiap harinya.
Jawaban : B

132. Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data: terdapat pegangan besi diseluruh tembok
wisma, lantai keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai dengan anti slip
namun banyak terdapat lumut Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia. Perawat
memberikan penyuluhan pada lansia dan pengasuh tentang resiko jatuh.
Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek intervensi tersebut?
A. Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan
B. Ada tidaknya peserta yang bertanya
C. Menurunnya angka kejadian jatuh
D. Peningkatan pemahaman lansia
E. Modifikasi lingkungan panti

Pembahasan:
Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data di panti wreda
menunjukan bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kati kejadian jatuh pada lansia.
Berdasarkan data lingkungan juga menunjukkan bahwa lingkungan sangat berisiko
menyebabkan jatuh. Untuk penanganan jangka pendek kejadian jatuh dibutuhkan peningkatan
pemahaman lansiatentang faktor-faktor risiko jatuh. Kondisi ini dapat dicapai melalui pemberian
penyuluhan pada lansia dan pengasuh.
Jawaban : D
133. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti wreda. Klien mengeluh nyeri
punggung sejak satu minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tiduran. Skala nyeri 4 (0-10).
Perawat sudah mengajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi keluhan.
Apakah kriteria keberhasilan tindakan tersebut?
A. Klien mengikuti program latihan
B. Klien mengatakan nyerinya berkurang
C. Klien mengerti tentang proses penyakit
D. Klien mengkonsumsi obat penghilang nyeri
E. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan nyeri ditegakkan karena adanya nyeri yang dapat menghambat seseorang
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi mengurangi nyeri salah satunya adalah dengan
melakukan relaksasi dengan napas dalam dengan benar. Keberhasilan intervensi tersebut dapat
dilihat dengan berkurangnya etiologi utama dari diagnosis yaitu nyeri.
Jawaban : B

134. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengalami stroke dan kelumpuhan
sejak 3 bulan lalu. Klien hanya berbaring dan duduk di kursi roda. Semua aktifitas dan
kebutuhan klien dibantu. Bokong terlihat kemerahan, kemudian perawat melakukan pembahan
posisi setiap 2 jam sekali. TD 160/95 mmHg. Apa kriteria evaluasi yang tepat untuk kasus di
atas?
A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus
B. Semua kebutuhan dasar terpenuhi
C. Peningkatan personal hygiene
D. Peningkatan mobiltias fisik
E. TD dalam batas normal

Pembahasan:
Ada beberapa masalah yang nampak pada klien: hambatan mobilitas fisik dan adanya risiko
kerusakan integritas kulit Sekilas memang mobilitas flsik yang jadi masalah prioritas, namun
perlu dilihat lebih seksama terkait dengan masalah lain yang bisa dengan cepat diatasi yaitu
pencegahan luka dekubitus. Selain itu, intervensi yang difokuskan pada kasus adalah perubahan
posisi setiap 2 jam sekati, ini merupakan intervensi untuk menee gah terjadinya luka dekubitus.
Jawaban : A

135. Hasil pengkajian di suatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis
70% keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja
sebagai buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan managemen kesehatan
D. ketidak efektifan managemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Diagnosis keperawatan komunitas yang sesuai pada kasus adalah defisiensi kesehatan komunitas
karena adanya atau satu lebih masalah kesehatan atau factor yang mengganggu kesejahateraan
atau meningkatakan reisiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu populasi. Peningkatan
10% kasus baru tuberkulosis 70% keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit,
50% keluarga bekerja sebagai buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk
memeriksakan kesehatan, menunjukkan batasan karakteristik tentang:
-Masalah yang dialami oleh suatu populasi
- Risiko Hospitalisasi yang dialami oleh populasi
- Risiko status psikologis yang dialami oleh populasi
Jawaban : E

136. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan hanya 5% anak memiliki kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan. Hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki prilaku jajan
sembarangan di pinggir jalan. Di sekolah sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak lebih suka
jajan diluar.
Apakah diagnosis keperawatan kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manaj emen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan hasil observasi yaitu
anak-anak memiliki perilaku jajan sembarangan di pinggir jalan menunjukkan masalah perilaku
kesehatan cenderung berisiko karena batasan karakteristik komunitas gagal melakukan tindakan
mencegah masalah kesehatan, mengurangi pembahan status kesehatan dan faktor yang
berhubungan adalah kurangnya pemahamanan dan pencapaian diri yang rendah.
Jawaban : A

137. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data 15% klien
menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak
nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum
obat.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cencerung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan
merasa tidak nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam
pengawasan minum obat yang terdapat pada kasus menunjukkan ketidakefektifan manajemen
kesehatan dengan batasan karakteristik kesulitan komunitas dalam menjalankan program terapi,
kegagalan dalam mengurangi faktor risiko dan faktor yang berhubungan dengan program
terapeutik.
Jawaban : D
138. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukan sebanyak 90% lansia memiliki tekanan
darah normal. Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukkan bahwa
makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan 80%
lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. defisiensi kesehatan komunitas

Pembahasan:
Data 90% lansia memiliki tekanan darah normal Setelah dilakukan pengkajian terkait pola
makan, data menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita
hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di
puskesmas atau posyandu lansia yang terdapat pada kasus terdapat batasan karakteristik kesiapan
peningkatan manajemen kesehatan. Data tersebut mengindikasikan keinginan untuk
meningkatkan pilihan hidup sehari-hari, mengungkapkan keinginan untuk menangani penyakit,
mengungkapkan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap regimen terapeutik yang
diprogramkan.
Jawaban : C

139. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil didapatkan data 65% penduduk
membuang sampah rumah tangga di sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampah yang
tepat adalah dengan dibakar. Data di puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk pilek setiap
bulan.
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. pendidikan kesehatan
C. intervensi profesional
D. proses kelompok
E. kemitraan
Pembahasan:
Data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai dan 40% warga menyatakan
penanganan sampah yang tepat adalah dengan dibakar, menunjukkan bahwa masyarakat
memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Kondisi seperti
ini merupakan indikasi untuk dilakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan.
Jawaban : B

140. Perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi
masalah tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui
permasalahan tersebut dipicu oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat.
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut?
A. pemberdayaan masyarakat
B. intervensi profesional
C. pendidikan kesehatan
D. proses kelompok
E. kemitraan

Pembahasan:
Data sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat menunjukkan adanya masalah
kesehatan yang berhubungan dengan tidak adanya dukungan pelayanan kesehatan berbasis
masayarakat Hal tersebut menyebabkan masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan ketika
terkena DBD, sehingga intervensi dalam bentuk kemitraan.
Jawaban : E

141. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna didapatkan data 85% remaja
menyatakan pemah menonton fllm porno, 5% remaja menganggap seks bebas adalah hal yang
wajar dilakukan, 80% remaja belum pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan 90% merasa
malu meminta pendidikan seksual dari orang tuanya.
Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. berkolaborasi dengan BKKBN
B. pendidikan kelompok sebaya
C. pendidikan perilaku seksual
D. pemberdayaan keluarga
E. manajemen stress

Pembahasan:
Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa. Salah satu karakteristiknya adalah mencari aflliasi teman sebaya untuk menghadapi
ketidakstabilan emosi dan sosial. Data pada kasus diatas menukikkan adanya masalah kesehatan
reproduksi yang dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi pada kelompok remaja. Remaja
cenderung terbuka menyampaikan permasalahan tersebut kepada teman sebayanya.Oleh kerena
itu teman sebaya perlu dilatih dan dibekali dengan pengetahuan kesehatan reproduksi agar dapat
menjadi pendidik sebayanya.
Jawaban : B

142. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis didapatkan data 70% lansia
menghentikan terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat kemudian memberikan
pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis, manfaat dari pengobatan anti diabetes. Klien
menyatakan merasa lebih nyaman menggunakan terapi alternatif untuk penyakit yang
dideritanya, karena relatif harganya bisa dijangkau.
Apakah respon perawat pada kasus tersebut?
A. menjelaskan kembali efek samping obat anti diabetes
B. menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif
C. menjelaskan tentang risiko terapi alternatif
D. mendukung pemanfaatan terapi alternatif
E. merujuk penderita ke puskesmas

Pembahasan:
Keputusan klien untuk tetap menggunakan terapi alternative setelah dilakukan pendidikan
kesehatan, tentang jenis-jenis dan manfaat pengobatan anti diabetes menunjukkan perawat perlu
menghormati keputusan klien tersebut Respon ini menujukkan perawat menerapkan prinsip etik
otonomi. Prinsip otonomi adalah pemenuhan hak klien dalam menentukan nasib sendiri sebagai
individu/ kelompok yang unik dalam mengemukakan pendapat, persepsi, nilai-nilai dan
keyakinan mereka tentang kesehatan. Perawat memberikan saran kepada klien untuk mengambil
keputusan sendiri tanpa paksaan dan perawat Klien berhak untuk menerima atau menolak
tindakan keperawatan yang hendak diberikan.
Jawaban : B

143.Seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat


diskusi dengan tim, ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas wajahnya.
Kemudian salah satu anggota tim mengusulkan agar foto tersebut disamarkan. Apakah prinsip
etik yang diterapkan pada kasus tersebut?
A. veracity
B. autonomy
C. beneficence
D. confidentiality
E. nonmaleficence

Pembahasan:
Wajah atau identitas klien perlu disamarkan agar teljaga kerahasian sebagai orang dengan
HIV/AIDS. Hal ini dilakukan untuk menjaga kehormatan klien sebagai manusia yang
bermartabat Prinsip confidentiality adalah upaya memegang teguh prinsip-prinsip kerahasiaan
informasi tentang data kesehatan klien hanya untuk kepentingan pemberian layanan
keperawatan.
Jawaban : D

144. Hasil pengkajian disuatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang
dalam sebulan terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan menguras bak mandi setelah terlihat
kotor, menggantung baju di belakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar lingkungan
rumah yang terisi air. Selama ini masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pengobatan pada masyarakat yang terkena chikunguya di Puskesmas
B. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan chikungunya
C. Melakukan pendataan pada keluarga yang terkena chikungunya
D. Membentuk tim jumannk yang terdiri dari kader semua RT
E. Melakukan screening pada masyarakat yang berisiko
Pembahasan:
Data tentang belum adanya kegiatan berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah chikungunya
mengakibatkan tidak adanya upaya pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Salah satu bentuk
pemberdayaan masayarakat dalam pemantauan kejadian chikungunya adalah membentuk kader
juru pemantau jentik (jumantik) untuk memutus siklus hidup nyamuk sebagai vector penyebaran
Virus chikungunya.
Jawaban : D

145. Di satu desa teijadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga tidak memiliki
jamban, 20% buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai.
Masyarakat menganggap kebiasan tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun
temurun. Perawat melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat.
Apakah indikator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. angka kejadian diare menurun
B. masyarakat bisa hidup lebih sehat
C. adanya WC umum tiap RT minimal 1
D. masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban
E. kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan

Pembahasan:
Evaluasi fonnatif adalah penilaian hasil yang diukur saat proses intervensi dilakukan dapat
berupa respon kognitif, afektif dan psikomotor dari klien. Perawat telah melakukan pendidikan
kesehatan yang tuj uannya untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat
tentang perilaku hidup dan sehat. Sehingga evaluasi keberhasilan yang dapat segera diukur
setelah melakukan tindakan adalah pemahaman masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban.
Jawaban : D

146. Di satu desa terdapat 21 penderita TB Paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk
mencegah penularan. Perawat mengundang seluruh pasien TB Paru dan keluarganya. Apakah
indikator evaluasi sumatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. klien dan keluarga memahami tentang penularan TB Paru
B. keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal
C. keluarga menyediakan tempat membuang dahak
D. klien menggunakan masker setiap hari
E. angka kesembuhan TB meningkat

Pembahasan:
Evaluasi sumatif adalah merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan program
sudah selesai. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan capaian dari
pelaksanaan program. Asuhan keperawatan pada kasus difokuskan untuk mencegah terjadinya
penyebaran tuberculosis pada populasi masayarakat RW. Sehingga indikator akhir keberhasilan
tindakan adalah angka kejadian TB tidak bertambah.
Jawaban : E

147. Perawat dinas siang mmmh izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang karena keperluan
keluarga, yaitu mengikuti undangan pengarahan minat bakat anak dibsekolah anaknya. Kepala
mang menjelaskan pada perawat tersebut bahwa BOR mang rawat mencapai 90% dan mayoritas
pasien berada pada tingkat ketergantungan partial. Kepala mang meminta perawat tersebut tetap
dalang sesuai jadwal dinasnya.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat tersebut?
A. Menginformasikan pada kepala ruang akan mengganti dinas di ban lain
B. Meminta kepala ruang tetap memberikan ijin tidak masuk kerja
C. Menyampaikan kepada ketua tim akan datang terlambat
D. Menghubungi perawat Lain untuk menggantikannya
E. Tetap bertugas sesuai jadwal dinas

Pembahasan:
Penjadwalan dinas sudah disusun sejak awal dan diharapkan sudah memfasilitasi kepentingan
seluruh staf. Kondisi yang dipaparkan dalam vignette memberikan gambaran beban kelja tinggi
sehingga bila jumlah dan mutu perawat berkurang dapat berpeluang menurunkan mutu layanan
pada pasien dan masalah patient safety. Kesimpulan keputusan yang perlu dilakukan oleh
seorang perawat professional dalam konteks kepemimpinan untuk tetap mengedepankan
kepentingan pasien dan tim kerja sebagai bagian dari upaya mempertahankan patient safety serta
mampu memprioritaskan masalah untuk diselesaikan.
Jawaban : E

148. Perawat meminta kepada kepala mang untuk dijadwalkan kerja pada shif malam dan
melanjutkan ke shif pagi dengan alasan jarak rumah jauh dari RS. Kepala mang menolak
permintaan tersebut dengan mempertimbangkan beban kerja dan patient safety. Kepala ruang
meminta kepada perawat agar berdinas sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang tersebut?
A. Autokratik
B. Demokratik
C. Laissezaire
D. Transaksional
E. Transformasional

Pembahasan:
Manajer keperawatan bertindak mandiri secara profesional dalam hal pengambilan keputusan
seperti kasus diatas dan memberitahukan kepada para staf perawat bahwa manaj er tersebut tdah
mengambil keputusan tersebut dengan dasar peraturan yang berlaku dan pertimbanganpatient
safety serta kondisi kesehatan perawat yang bersangkutan.
Jawaban : A

149. Ruang rawat ICU dcngan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat perawat
berpendidikan Ners sebanyak 15 orang dan memiliki sertifikat pelatihan perawatan pasien kritis.
Kepala ruang mengalokasikan 1-4 pasien untuk setiap perawat Perawat bertanggung jawab
terhadap pengelolaan asuhan keperawatan sejak pasien masuk sampai pulang. Apakah metode
asuhan yang diterapkan?
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Modular
E. Fungsional
Pembahasan:
Setiap perawat memiliki tanggung jawab dalam pemberian asuhan kepeiawatan. Tanggung
jawab tersebut dimulai sejak pasien masuk sampai pulang. Dengan demikian setiap perawat
memiliki kewenangan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya. Hal ini hanya dapat (hlakukan oleh perawat dengan kualifikasi lulusan Ners dan
memiliki sertifikat atau pengalaman yang menunjang.
Jawaban : C

150. Ruang perawatan anak memiliki perawat sebanyak 20 orang dengan kapasitas tempat tidur
30 unit. Kepala ruang berencana meningkatkan asuhan keperawatan sesuai standar yang
ditetapkan rumah sakit dan telah diterapkan oleh ruang rawat lainnya. Kepala ruang
mengidentifikasi kebutuhan perawat vokasional dan profesional. Berapakah kebutuhan tenaga
perawat profesional di ruang tersebut?
A. 5
B. 8
C. 11
D. 16
E. 20

Pembahasan: Kebutuhan tenaga perawat pada kasus tersebut di atas mengacu kepada
rumusanbperbandingan antara tenaga perawat professional dan vokasional dengan perbandingan
55 %:45% (Abdullah dan Levine dalam Gillies 1999).
Jawaban : C

151. Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggung jawab pasien terjadinya
kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat Hal tersebut disebabkan tetjadi disaster
pasien karena kecelakaan lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakat untuk melaporkan
kejadian dan penanganannya kepada kepala ruang saat timbang terima pasien dan akan
mengusulkan dilakukan pembahasan bersama perawat lain.
Apakah jenis kegiatan yang tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut?
A. Conference
B. Laporan pagi
C. Ronde Keperawatan
D. Komunikasi S-BAR
E. DiskusiRefleksiKasus

Pembahasan:
Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette digambarkan telah terjadi
kasus kelalaian yang bersifat fatal sehingga menurut konsep DRK sebaiknya kej adian tersebut
tidak perlu terulang kembali dengan cara merefleksikan peristiwa tersebut pada perawat lain.
Jawaban : E

152. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima laporan di ners station
dari perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan setelah laporan selesai, berkeliling
ke ruang rawat untuk memastikan kondisi pasien. Perawat primer melakukan identifikasi
permasalahan pada pasien untuk memastikan arahan asuhan perawatan yang akan diberikan pada
perawat asosiate.
Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat primer tersebut?
A. Timbang Terima
B. Diskusi Refleksi Kasus
C. Ronde Keperawatan
D. Audit Keperawatan
E. Kredensialing

Pembahasan:
Gambaran kegiatan pada vignette menunjukkan penerapan timbang terima pada metode primer
dengan mekanisme laporan di ners station dan dilanjutkan ronde ke mang rawat hingga
memastikan kondisi pasien untuk kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya.
Jawaban : A

153. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat selama 2 hari dengan keluhan sesak nafas.
Perawat primer melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien bahwa pasien masih sesak
nafas. Perawat telah melakukan pemberian posisi fowler dan obat sesuai saran dokter.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat primer?
A. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance
B. Mendokumentasikan komunikasi S-BAR yang dilakukan
C. Mencatat latar belakang permasalahan pasien
D. Menunggu saran perawat konsultan
E. Menyampaikan hasil pengkajian

Pembahasan:
Komunikasi efektif dengan menggunakan metode ISBAR meliputi Introduction, Situation,
Background, Assessment, Recommendation. Perawat primer telah melakukan komunikasi
sampai tahapan asesmen pasien dengan menyampaikan masalah sesak nafas masih telj adi.
Tahapan yang perlu dilakukan perawat selanjutnya adalah melakukan recommendation berupa
pemberian oksigen.
Jawaban : A

154. Perawat melakukan komunikasi lewat telpon dengan dokter penanggung jawab pasien
terkait kondisi pasien yang tiba-tiba demam. Dokter memberikan rekomendasi pemberian obat
antipiretik dan observasi setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat dan
membacakan ulang kepada dokter atas rekomendasi yang lelah diberikan. Setelah dilakukan
verifikasi melalui telepon, perawat memberikan obat yang direkomendasikan tersebut. Apakah
tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Membuat kronologi kejadian
B. Melaporkan kepada kepala ruang
C. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter
D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien
E. Mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi pasien

Pembahasan:
Perawat wajib memastikan bahwa konfirmasi kondisi pasien melalui telepon dengan dokter perlu
mendapatkan aspek legal secara tertulis yang dibuktikan dengan tandatangan dokter pada rekam
medik/ dokumen pasien.
Jawaban : D
155. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian didapatkan kondisi kesadaran delirium, pasien gelisah, aktifitas sehari-hari dibantu,
terdapat luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil laboratorium menunjukkan gula
darah 400 mg/dL. Perawat menentukan kondisi pasien untuk perawatan selanjutnya.
Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut?
A. Intermediate
B. Intensive
C. Minimal
D. Partial
E. Total

Pembahasan:
Deskripsi Vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami penurunan kesadaran dan data
lainnya sesuai dengan deskripsi konsep tingkat ketergantungan total.
Jawaban : E

156. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien teljatuh di kamar mandi.
Perawat segera datang ke tempat kejadian Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Melakukan pengkajian pasien
B. Membuat catatan insiden pasienjatuh
C. Melaporkan kepada kepala ruang tentang insiden tersebut
D. Meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien
E. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasienjatah

Pembahasan:
Bila terjadi kejadian pasien jatuh maka sebagai langkah awal perawat perlu melakukan
pengkajian pasien di tempat j atuh yang meliputi perubahan kondisi yang terjadi akibat jatuh
tersebut. Selanjurnya perawat mengevakuasi pasien untuk tindakan lebih lanjut. Perawat
kemudian melaporkan kepada kepala ruang dan dokter penanggung jawab pasien. Perawat
membuat laporan kejadian untuk kepentingan investigasi, audit mutu dan langkah selanjutnya
yang dipandang perlu sesuai standarpatient safety.
Jawaban : A
157. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus pariwisata. Setelah
pasien dilakukan tindakan dan kondisi stabil, beberapa pasien perlu rawat inap. Perawat
mengantar pasien tersebut ke ruang rawat inap dengan metode penugasan modular dan dilakukan
timbang terima dengan perawat di ruang rawat inap. Perawat di ruang rawat, inap melakukan
pengkajian kondisi pasien.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat di ruang rawatinap?
A. Menghubungi perawat primer
B. Mengkaji ulang kondisi pasien
C. Melaporkan kepada kepala ruang
D. Memasang gelang identitas pada pasien
E. Menandatangani surat pengantar pasien dari UGD

Pembahasan:
Setiap pasien yang masuk mang rawat inap perlu dilakukan pengkajian ulang. Hal ini untuk
mengetahui pembahan kondisi pasien sehingga perencanaan dan implementasi keperawatan
berdasarkan masalah yang teljadi dan selanjurnya menyampaikan hasil pengkajian tersebut
kepada perawat primer untuk rencana tindakan selanjutnya pada pasien.
Jawaban : A

158. Perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien. Saat obat akan diberikan, pasien dalam
kondisi tidur. Keluarga menjelaskan pasien baru saja tidur.
Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Membangunkan pasien
B. Menunda pemberian obat
C. Mengkoordinasikan kepada kepala ruang
D. Meminta keluarga membangunkan pasien
E. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien

Pembahasan:
Pemberian antibiotik harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat. Selain itu
perawat perlu mengidentifikasi pasien minimal dua aspek yaitu nama pasien dan nomor rekam
medik atau nama pasien dan tanggal lahir.
Jawaban : A

159. Kepala ruang mendapatkan laporan dari perawat senior bahwa perawat yunior kurang
inisiatif dalam bekerja dan menunggu instruksi perawat senior. Kepala ruang juga mendapatkan
laporan dari perawat yunior bahwa sikap perawat senior cenderung menunjukkan gaya seorang
atasan dan lebih sering memberikan instruksi.
Apakah tindakan kepala mang?
A. Meminta perawat yunior mengalah
B. Menginstruksikan perawat senior asertif
C. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan
D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang
E. Mengharapkan perawat memahami peran masingmasing

Pembahasan:
Kepala ruang perlu bertindak netral dan dapat menyatukan perawat dalam satu persepsi untuk
pencapaian visi dan misi mang rawat Ketika terjadi perbedaan persepsi antar perawat maka harus
didiskusikan bersama-sama agar setiap perawat menyadari peran dan fungsinya sehingga tercipta
situasi kerja yang kondusif.
Jawaban : D

160. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang rencana pembedahan
Keluarga meminta penjelasan lanjut tentang proses pembedahan dan kondisi pasien pasca
pembedahan. Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat primer tersebut?
A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut
B. Perawat memastikan siap menjelaskan kondisi pasien setelah operasi
C. Menginstruksikan keluarga menandatangani informed consent
D. Mendiskusikan harapan keluarga kepada kepala ruang
E. Meminta keluarga mendoakan kelancaran operasi
Pembahasan:
Perawat primer sudah melaksanakan tugasnya, memberikan penjelasan rencana tindakan bedah
yang akan dilakukan pada pasien. Apabila keluarga mengharapkan penjelasan lebih lanjut
tentang pembedahan maka perawat tidak boleh memberikan harapan atau janji yang belum pasti
dan bukan wewenangnya karena hal tersebut menjadi kewenangan dokter penanggungjawab
pasien.
Jawaban : A

161. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya


sanitasi di ruang rawat Pasien hampir terpeleset saat hendak BAK. Perawat telah mencatat
keluhan tersebut dan akan memanggil petugas kebersihan. Penjelasan tersebut tidak cukup buat
keluarga pasien tersebut dan langsung meminta bertemu kepala ruang. Saat tersebut kepala ruang
sedang mengikuti pengarahan kepala bidang keperawatan.
Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat tersebut?
A. Keluarga diminta untuk bersabar
B. Segera menghubungi kepala ruang
C. Meminta keluarga memasukkan keluhan di kotak
D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga
E. Mengajak keluarga menemui kepala mang di ruang rapat

Pembahasan:
Perawat perlu memberikan penjelasan secara berkelanjutan kepada pasien dan keluarga tentang
situasi dan kondisi yang dialami, khususnya terkait kerusakan sarana yang memerlukan
koordinasi dan perbaikan dengan kurun waktu yang lama, bentuk perwujudan dari penegakan
aspek etik Veracity.
Jawaban : D

162. Kena tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien yang merasa kurang
diperhatikan ketika meminta perawat untuk membantu menyedia-kan air hangat bagi pasien.
Perawat menjelaskan ketua tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya kebetulan sedang
membantu perawatan pasien lain yang secara prioritas perlu penanganan segera.
Bagaimana tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melakukan refleksi diri sementara di mang istirahat
B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien
C. Menjelaskan ritaasi perawatan pasien kepada keluarga
D. Meminta maaf kepada kepala mangan atas kejadian tersebut
E. Berkeberatan bia dianggap kurang memperhatikan pasien

Pembahasan:
Pasien dan keluarga secara unik memang dimungkin-kan mengeluhkan kinerja perawat karena
beberapa situasi pekerjaan perawat kurang dipahami pasien dan keluarga Namun perawat juga
peda tetap mengedepan-kan layanan prima pada pasien dan tetap menegakkan prinsip etika
dalam layanan pasien, khususnya penerapan Benejience, setelahnya menjelaskan kondisi pasien,
melakukan refleksi diri dan meminta maaf pada pimpinan.
Jawaban : B

163. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil pemeriksaan kadar
Hb didapatkan 6,7 gr% dan terindikasi membutuhkan tranfusi darah. Perawat meminta keluarga
ke PMI untuk mendapatkan darah yang dibutuhkan, namun keluarga menolak dengan alasan
darah dari PMI tidak jelas asal-usulnya. Setelah keluarga mendapatkan penjelasan dari dokter
penanggun g jawab pasien, keluarga tetap berkeberatan dan menolak.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melaporkan kepada ketua tim
B. Memotivasi lanjut keluarga pasien
C. Tetap memberikan transfusi darah
D. Menghormati keputusan keluarga pasien
E. Mendokumentasikan penolakan tindakan

Pembahasan:
Pasien atau keluarga memiliki otonomi untuk memutuskan yang terbaik bagi status kesehatan
pasien. Perawat wajib menghormati hal tersebut sebagai penerapan prinsip moral dalarn asuhan
keperawatan.
Jawaban : D
164.  Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas. Hasil
pengkajian: kesadaran compos mantis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi
gurgling dan pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction). Apakah tindakan pertama yang
harus segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang cateter suction
B. Tingkatkan fraksi O2 100%
C. Penghisapan lendir duakukan dengan cara berputar
D. Masukkan cateter suction dengan posisi canula dibuka
E. Lakukan penghisan lendir dengan posisi canula ditutup

Pembahasan:
Pasien yang dilakukan pemasangan ventilator mode CPAP akan menyebabkan penurunan
kemampuan fungsi silia dalam mengeluarkan sekret, sehingga berpotensi mengalami akumulasi
sekret di jalan napas. Kondisi tersebut akan menyebabkan obtruksi pada jalan napas yang
berdampak pada penurunan ventilasi dan akan bennuara pada penurunan oksigenasi jaringan
(SaO2), jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian
Jawaban : B

165. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karene kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat luka tusuk di para kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat, trakhea
bergeser ke sebelah kanan. TD: 80/50 mmHg, frekuensi nadi: 116x/menit, frekuensi napas:
35x/menit +Pasien terpasang oksgien NRM 10 1/menit Pasien telah terpasang needle
thorakosintesis.

Apakah tindakan selanj utnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Posisikan semi fowler
B. Pasang balut tekan
C. Pasang kassa 3 sisi
D. Perikardiosintesis
E. Pasang CTT

Pembahasan:
Tension pneumothoraks, tetjadi kebocoran udara yang berasal dari paru-paru atau dari luar
melalui dmding dada, masuk kedai am rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi (air trap/ udara
terjebak di rongga pleura), teljadi peningkatan tekanan intra pleura sehingga paru-paru menjadi
kolaps, dan akhirnya menyebabkan mediastinum terdorong ke sisi yang sehat (kontralateral) dan
dapat menghambat pengembalian darah vena ke jantung.
Jawaban : E

166. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil pengkajian:
nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD
100/60 mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8°C.
Gambaran EKG ada infark miokard luas dan pasien sudah diberikan NTG 10 mg sublingual.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin)
B. Kolaborasi pemberian anti platelet
C. Kolaborasi pemberian oksigen
D. Kolaborasi obat di gitalis
E. Kolaborasi nitrogliserin

Pembahasan:
Acute Coronary Syndrome (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana teijadi penumpukan plak
pada area lebih dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh berupa
sensasi nyeri pada area jantung (di daerah dada bagian kiri), nyeri dada yang semakin berat
menggambarkan tingkat kerusakan yang terjadi pada area miokard.
Jawaban : A

167. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke UGD karena muntah darah. Hasil pengkajian:
compos mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala 7, hepar teraba 3 cm, spidernevi+, TD
100/70 mmHg, frekuensi nadi 94 x/menit, dan frekuensi napas 22 x/menit.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang NGT
B. Puas akan pasien
C. Berikan vitamin K
D. Berikan cairan koloid
E. Berikan cairan kristaloid

Pembahasan:
Varises esophagus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan saluran cerna.
Perdarahan ini terjadi apabila kondisi pembuluh darah yang mengalami distensi terstimulasi
akibat peristaltik yang terjadi secara terus menerus, sehingga  terjadi erosif pada permukaan
pembuluh darah dan akan berpotensi terjadinya ruptura, dimana hal ini lama kelamaan akan
mengakibatkan terjadinnya perdarahan pada saluran cerna.
Jawaban : A

168. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil
pengkajian: riwayat jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area frontal, lemah
dan terdengar bunyi napas gurgling. TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, dan akral teraba dingin. Hasil CT Scan: stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melakukan penghisapan lendir
B. Mengaturposisifowler
C. Memasang oksigen
D. Memasang ETT
E. Memasang OPA

Pembahasan:
Penjarahan intraserebral meliputi perdarahan jaringan atau ventrikel otak. Perdarahan disebabkan
karena pecahnya aneurisma yang menyebabkan edema luas di sekitar area perdarahan dan
iskemik jaringan dimana ditandai dengan hilangnya kesadaran, pola napas abnormal, dan fungsi
motorik menurun termasuk terjadinya gangguan pada nervus vagus sehingga mengalami
penurunan fungsi jnmr-lan bal ini akan mengakibatkan menumpuknya sekret di jalan napas yang
bisa didengar sebagai suara gurgling.
Jawaban : A

169. Seorang perempuanberusia 55 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian: riwayat menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, pusing, tampak pucat, berkeringat
dingin, dan akral teraba dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24
x/menit. Pemeriksaan GDS 48 mg/dl.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memberikan infus D 5%
B. Memberikan glukagon 1 mg iv
C. Memberikan glukosa 40% 1 flakon
D. Memberikan glukosa 40% a2 flakon
E. Memberikan glukosa 40% 3 flakon

Pembahasan:
Metabolisme glukosa didalam darah dipengaruhi oleh kadar insulin yang diproduksi dari pulau
Iangerhans di pankreas, jika terjadi kerusakan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan
sekresi insulin sehingga kebutuhan insulin untuk metabolisme glukosa di dalam darah tidak
mencukupi. Insulin berfungsi untuk membawa makanan ke dalam sel dan pasien DM biasanya
diberikan obat obatan insulin dan diet rendah gula. Pengelolaan pasien DM adalah salah satunya
monitoring kadar gula darah secara rutin. Penurunan ini terjadi karena obat obatan yang diminum
(terapi insulin), diet rendah gula/ karbohidrat serta olah raga yang dilakukan.
Jawaban : D

170. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat fraktur terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, tekanan darah 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 110 x/memt, frekuensi napas 24 x/menit.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan 02
B. Balut tekan
C. Pasang bidai
D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan

Pembahasan:
Fraktur terbuka dimana patahan tulang menonjol keluar menyebabkan jaringan lunak disekitar
tulang rusak, diamarannya menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga timbul perdarahan, bila
perdarahannya massif terus menerus maka volume darah berkurang yang beresiko terjadinya
shock hipovolemik. Hal ini terlihat dari gej ala klinis yang ditimbulkan yaitu peningkatan nadi,
penurunan TD, perfusi perifer menurun, dan CRT > 2 detik.
Jawaban : E

171. Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
kesadaran kermposmentis, terlihat lemah dan jejas diarea antebrachii dextra. TD 110/80 nimHg,
frekuensi nadi 100 x/menit dan frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis fraktur tertutup
radius ulna 1/3 distal ctcxrra.Telah dilakukan pemasangan bidai.
Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengevaluasi warna kulit
B. Mengevaluasi posisi bidai
C. Mengevaluasi tingkat nyeri
D. Mengevaluasi pulsasi distal
E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan

Pembahasan:
Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain termasuk syaraf. Fragmen
fraktur tidak stabil dan setiap terjadi pergerakan akan menstimulasi nyeri yang dihantarkan ke
hipothalamus; ke cortex cerebri disampaikan ke syaraf motorik yang akan diinterpretasikan nyeri
sehingga teljadi keterbatasan gerak. Tatalaksana yang dilakukan untuk . menstabilisasi fragmen
fraktur salah satunya adalah dengan pemasangan bidai. Strategi menjawab: Pada kasus di atas
dengan adanyafraktur tertutup radius ulna 1/3 distal dextra dan sudah dilakukan pemasangan
bidai, selanjutnya harus dilakukan monitoring neurovaskular yaitu mengevaluasi pulse, sensasi,
motorik (PSM) di area distal fraktur.
Jawaban : D

172. Seorang laki-laki berusia 34 tahun-diantar UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian: luas
luka bakar 36 00, derajat II, dengan BB pasien 50 kg.
Berapa kebutuhan cairan 8 jam pertama pada kasus tersebut?
A. 3600
B. 5300
C. 6200
D. 7200
E. 8100

Pembahasan:
Luka bakar menyebabkan terbukannya kulit sebagai barrier untuk mengurangi terjadinya
evaporasi, hal ini akan menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan selanjutnya akan
menyebabkan kondisi syok hipovolemik bahkan resiko kematian jika tidak segera ditangani.
Strategi: Penghitungan kebutuhan cairan pada kasus luka bakar adalah menentukan dahulu luas
luka bakar, BB dan kemudian mencari kebutuhan cairannya. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut: Rumus 4 cc x BB x Luas Luka bakar/2 . Dengan rincian: 1/2 hitungan
cairan diberikan 8 jam pertama, 1/2 hitungan cairan diberikan 16 jam berikutnya. Luka bakar 36
% dan BB pasien 50 kg. maka kebutuhan cairannya: 4 x 50 x 36 = 7.200, 8 jam pertama
diberikan 50 % dari total kebutuhan cairan: 7200/2 = 3.600.
Jawaban : A

173. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil
pengkajian: suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2, ascita +.
TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, dan frekuensi napas 30 x/menit. Hasil
laboratorium fungsi faal ginjal: ureum 178 , kreatinin 4,6. Pasien mendapat therapy diuretik
furosemid 3x3 ampul. Apakah yang perlu dievaluasi dan tindakan kolaboratif tersebut?
A. Urine output
B. Tekanan darah
C. Frekuensi napas
D. Kadar kalium darah
E. Kadar natrium darah

Pembahasan:
AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya berlangsung reversible
diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen dengan/tanpa ganggunan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Tanda tanda AKI adalah kreatinin serum meningkat dan
BUN, dan urine output menurun. Faktor resikonya adalah sepsis, luka bakar, trauma dan operasi
jantung. Ada 3 patofisiologi dari penyebab AKI yaitu penurunan perfusi ginjal (pre renal),
penyakit mtn'nsic ginjal (renal) dan obstruksi renal akut (post renal), dengan penyebabnya
perdarahan hebat, penurunan curah jantung dan glomerulonephritis. Pada kasus acute kidney
injury dimana terjadi kerusakan parerikim ginjal yang bersifat sementara tergantung dari fase
yang dialami, mulai dari acute phase dimana terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga produk si
urin menurun, dan di sertai dengan peningkatan kalium dan cairan di dalam tubuh.
Jawaban : A

174.Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa
Sirosis Hepatis. Hasil pengkajian edema tungkai +3 . dan shifting dullness, mual, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 110/menit, suhu 37°C, frekuensi nafas 24x/menit, kalium 7,3 mEq/dl,
Albumin 1.5 gr/dL. Apakah intervensi prioritas pada kasus tersebut?
A. Memberikan posisi nyaman buat pasien
B. Monitoring intake dan output cairan
C. Monitoring tanda-tanda vital
D. Memberikan terapi diet
E. Manajemen aktifitas

Pembahasan:
Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pembelian dan kegagalan mengekresi cairan
dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat edema, maka tekanan
hidrostatis darah akan mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu dilakukan monitoring
untuk mengetahui progresifltas edema tersebut. Pada kasus tersebut pasien mengalami kondisi
kelebihan volume cairan yang ditandai dengan edema dan penumpukan cairan di rongga
abdomen yang ditandai dengan adanya shifting dullness.
Jawaban : B

175. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan ileus
paralitik paska operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan melakukan
perawatan kolostomi. Perawat telah menjelaskan prosedurnya kepada pasien, lalu perawat
mengenakan handscoon dan membuka kantong kolostomi.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma
B. Bersihkan stoma dengan NaCl 0,9%
C. Pasang kantong kolostomi baru
D. Ukur diameter kantong stoma
E. Cuci tangan dan dokumentasi

Pembahasan:
Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal pertama
dilakukan pada pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, sehingga
pasien mengerti tujuan tindakan yang akan dilakukan dan menyetujui tindakan tersebut. Setelah
itu perawat menggunakan handscoon dan membuka kantong kolostomi, setelah kantong terbuka,
maka perawat melakukan pengkajian terhadap stoma dan kulit sekiamya, kemudian,
membersihkan-nya, mengukur diameter kantong dan memasang kantong stoma baru, setelah
selesai maka perawat mencuci tangan dan mendokumentasikannya.
Jawaban : A

176. Seorang laki-Iaki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurolog dengan diagnosis meningitis.
Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit disekitar area_
penonjolan tulang tampak kemerahan dan ada bullae. Pasien tampak lemas, TD 150/90 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,7°C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. memberikan lotion pada area menonjol
B. memberi kompres hangat
C. mobilisasi setiap 2 jam
D. melakukan massage .
E. melatih ROM

Pembahasan:
Pasien dengan penurunan kesadaran, kelemahan flsik, hemiparese sangat berpotensi kehilangan
proteksi diri. Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi tersebut diatas terjadi.
Kehilangan kemampuan ini menimbulkan tertekannya daerah menonjol terlalu lama dan
menimbulkan iskemia jaringan dan berlanjut kematian jaringan. Bukti kerusakan ini adanya cirri-
ciri munculnya luka seperti kemerahan, bulla atau sudah luka.
Jawaban : C
177. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari
ke-2. Saat dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku seluruh
tubuh selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, mata mendelik.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan posisi semi Fowler
B. Observasi tanda vital
C. Jauhkan benda taj am
D. Miringkan pasien
E. Pasang spatel

Pembahasan:
Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan jaringan fokal otak
pada serangan stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi kejang. Kejang tidak
dapat di lawan dengan ruda paksa karena yang terjadi adalah trauma. Maka saat kejang yang
perlu adalah tindakan pencegahan aspirasi dan longgarkan napas sampai kejang berhenti.
Jawaban : D

178. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa DM.
Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat, dan gelisah, GDS: 58 mg/dl.
Pasien mendapat therapi insulin 10 in namun tidak menghabiskan makanannya.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. memberian dextrose 40%
B. memonitor glukosa darah
C. memberikan minuman manis
D. menganjurkan untuk segera makan nasi
E. menganjurkan menghentikan sementara obat diabetes

Pembahasan:
Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi akibat dari terlalu
banyak dosis insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin. Pendidikan kesehatan yang
adekuat diperlukan agar pasien mampu memahami penatalaksanaan yang penting untuk
dilakukan, seperti tidak menunda makan. Tindakan yang perlu segera dilakukan adalah
memberikan intake cairan berupa minuman manis agar kondisi hipoglikemia tidak berlanjut.
Perawat juga perlu mengkaji pola dari kadar glukosa darah pasien dan menghindari pemberian
dosis insulin yang berulang kali menyebabkan hipo glikemia.
Jawaban : C

179. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil
pengkajian, sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat kalus, dan
penurunan refleks sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang sukaminum -minuman manis dan
jarang berolah raga.
Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut?
A. menganjurkan berolah raga
B. memberikan edukasi tentang diet
C. memberikan edukasi perawatan kaki
D. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
E. menganjurkan pasien untuk memantau gula darah secara rutin.

Pembahasan:
Komplikasi hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan pasien diabetes mengalami
masalah pada kaki dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit vaskuler perifer dan
penurunan sistem imun adalah bentuk komplikasi lanjutan yang berkontn'busi pada masalah kaki
yang bisa berlanjut pada amputasi. Tanda yang paling sering dirasakan adalah penurunan sensasi,
rasa kesemutan. Penurunan sensasi ini menyebabkan luka dan kalus pada pasien. Sehingga,
perawat perlu memberikan edukasi tentang perawatan kaki pada pasien.
Jawaban : C

180. Seorang laki-laki 19 tahun, dirawat di mang bedah post ORIF seminggu yang lalu, akibat
fraktur tertutup femur simstra. Pasien memulai fase rehabilitasi dengan latihan beljalan
menggunakan kruk aksila dengan 3 titik. Tampak perawat sedang melatih berjalan melalui
tangga.
Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut?
A. kruk sisi kanan turun terlebih dahulu
B. kruk sisi kiri turun terlebih dahulu
C. kaki kanan turun terlebih dahulu
D. kedua kruk turun bersamaan
E. kaki kiri turun terlebih dahulu

Pembahasan:
Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk membantu stabilitas pasien
saat bexjalan dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai dengan kaki yang sehat terlebih
dahulu sedangkan kalau turun tangga dimulai dengan kedua kruk terlebih dahulu. Pada pasien
dengan non weigh bearing (menumpu berat badan) menggunakan 3 point.
Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai