KONSEP DASAR
A. Pengertian
Macam-macam tonsillitis
1. Tonsillitis akut
a. Tonsilitis viral
b. Tonsilitis Bakterial
1
pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus piogenes.
2. Tonsilitis membranosa
a. Tonsilitis Difteri
b. Tonsilitis Septik
B. Anatomi Fisiologi
2
longgar pada muskulus konstriktor faring superior, sehingga tertekan setiap
kali makan.
menyebabkan terjaganya anak saat tidur karena gangguan pada jalan nafas.
saraf.
2.
Folikel germinativum dan sebagai pusat pembentukan sel limfoid
muda.
3.
Jaringan interfolikuler yang terdiri dari jaringan limfoid dalam
berbagai stadium.
3
Sumber : Mckesson, 2003
pada daerah faring atau tenggorokan. Keduanya sudah ada sejak anak
dilahirkan dan mulai berfungsi sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh
setelah imunitas “warisan” dari ibu mulai menghilang dari tubuh anak. Pada
saat itu (usia lebih kurang 1 tahun) tonsil dan adenoid merupakan organ
imunitas utama pada anak, karena jaringan limfoid lain yang ada di seluruh
humoral bekerja karena adanya sel (limfoid B) yang dapat menghasilkan zat
terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta menyebabklan infeksi
amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis kronis). Infeksi yang berulang
memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid
akan membesar dengan cepat melebihi ukuran yang normal. Tonsil dan
adenoid yang demikian sering dikenal sebagai amandel yang dapat menjadi
sumber infeksi (fokal infeksi) sehingga anak menjadi sering sakit demam dan
4
(Rhematoid Artritis) dan kulit. (Dermatitis). Penyakit sinusitis dan otitis
media pada anak seringkali juga disebabkan adanya infeksi kronis pada
C. Etiologi
1. Infeksi terjadi pada hidung atau faring menyebar melalui sistem limpa
ke tonsil.
2.
Hiperthropi yang disebabkan oleh infeksi bisa menyebabkan tonsil
D. Patofisiologi
berbahaya tersebut sel-sel darah putih ini akan menyebabkan infeksi ringan
5
terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah
kelelahan menahan infeksi atau virus.Infeksi bakteri dari virus inilah yang
menyebabkan tonsillitis.
sendi dan otot,kedinginan, seluruh tubuh sakit,sakit kepala dan biasanya sakit
Reeves,2001).
6
E. Manifestasi Klinik
membesar dan terisi detritus, tidak nafsu makan, mudah lelah, nyeri
7
F. Komplikasi
a. Abses pertosil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
gendang telinga.
c. Mastoiditis akut
d. Laringitis
e. Sinusitis
f. Rhinitis
G. Penatalaksanaan
8
a. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut)
waktu 2 tahun.
waktu 3 tahun.
antibiotik.
obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan
simptomatik.
4) Pemberian antipiretik
9
b. Penatalaksanaan tonsillitis kronik
a. Perawatan Prabedah
b. Teknik pembedahan
dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan suatu penutup dan
lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk
quillotine.
c. Perawatan paska-bedah
10
1. Menelan berulang
3) Diet
perdarahan)
b) Menawarkan makanan
11
2. Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah
yang tertelan.
1. Pengkajian fokus
a. Wawancara
b. Pengkajian Pola
Integritas Ego
keuangan.
12
2. Makanan / Cairan
3. Hygiene
telinga
5. Pernafasan
13
J. Pathways Keperawatan
Epitel terkikis
Inflamasi tonsil
Nyeri saat menelan Respon inflamasi Pembengkakan tonsil Mulut bau, suara parau
Anoreksia
Rangsang Sumbatan jalan ↓ Fungsi tubuh
termoregulasi nafas dan cerna
hipotalamus
Intake tidak
adekuat Nyeri Tindakan cemas Harga Diri
↑ Suhu tubuh tonsilektomi Rendah
Resiko Kurang
Nutrisi Hipertemi
Terputusnya
pembuluh darah
1. Pre Operasi
tidak adekuat
tonsilektomi.
2. Post operasi
penumpukan sekret
1. Pre Operasi
15
a. Resiko kurang nutrisi dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
Intervensi
operasi
R :-
(Doenges,2000).
16
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri
Intervensi
analgetik
program pengobatan.
(Doenges,2000).
17
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan
Intervensi
menggigil/diaphoresis
infeksius
sesuai indikasi
18
d. Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh
Kriteria hasil :
Intervensi
perilaku bersahabat
19
R : Mengkonsolidasikan keberhasilan membantu menurunkan
adanya perkembangan
tonsilektomi (Doenges,2000).
kecemasan.
Intervensi:
20
2. Post Operasi
adanya secret
Intervensi
krekel, ronki
pengumpulan secret
dengan distresi berat akan mencari posisi yang paling mudah untuk
bernafas
21
d) Dorong pasien untuk mengeluarkan lender secara perlahan
komplikasi pernafasan.
cepat.
Intervensi
tambahan cairan
22
R : Simtomatologi dapat berguna dalam mengukur berat badan
penggataian cairan
menambah perdarahan
pembedahan (Doenges,2000).
Intervensi
menimbulkan komplikasi
23
R : Tindakan non-analgetik diberikan dengan cara
ketidaknyamanan
meningkatkan istirahat
individu
Intervensi
24
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas walaupun menggunakan
infeksi
25