Anda di halaman 1dari 5

A.

Konsep Asuhan Keperawatan


1) Pengkajian 
a. Identitas
Ventrikel takikardi dapat ditemukan pada pasien segala usia serta meningkat
pada usia > 60 tahun (Bakta, dan Suastika, 2016).
b. Keluhan utama
Dalam mendapatkan  anamnesis dari  pasien yang kolaps,  penting untuk 
menentukan adakah kehilangan kesadaran atau tidak (Boru, 2011).
c. Riwayat penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien yang mengalami ventrikel takikardi akan mengalami palpitasi,
denyut jantung keras, denyut jantung berhenti, pukulan di daerah dada, dada
bergetar, denyut jantung cepat, serta denyut jantung tidak teratur. Keluhan
penyakit dasar seperti payah jantung yang memburuk, angina pektoris, dan
lain-lain.
2. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kematian mendadak di keluarga bisa menunjukkan adanya sindrom
QT panjang atau kardiomiopati turunan (Boru, C.Y., 2011).
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kelelahan umum
Sirkulasi : perubahan TD hipertensi atauhipotensi,
nadi tidak teratur, devisit nadi,bunyi jantung irama
tidak teratur, bunyi
eksterna.
Integritas ego              : perasaan gugup, perasaan, terancam,
cemas
Makanan dan cairan        : hilang nafsu makan atau anoreksia
Neurosensori : pusing, berdenyut, disorientasi,
bingung, perubahan pupil

B1 (Breathing)
Pola napas dinilai kecepatan, irama, dan auskultasi.
Bunyi napas yang dinilai normal, vesikuler, bronkovesikuler, wheezing,
ronchi, penurunan atau hilangnya bunyi napas dapat menunjukkan adanya
pnemotorak atau fibrosa pada pleura.
Ekspansi dada dinilai penuh atau tidak penuh dan dinilai kesimetrisannya.
B2 (Blood)
Irama jantung frekuensi, regular atau ireguler, adanya distensi vena jugularis.
Tekanan darah, hipotensi dapat terjadi akibat dari penggunaan ventilator.
Bunyi jantung yang dinilai S1 terdengar saat kontraksi jantung atau systole
ventilator, S2 terdengar saat akhir kontraksi ventrikel, S3 dikenal dengan
ventricular gallop menandakan adanya dilatasi ventrikel.
Edema dikaji lokasi dan derajatnya.
B3 (Brain)
Tingkat kesadaran biasanya mengalami penurunan kesadaran akibat hipoksia.
B4 (Bladder)
Biasanya terpasang kateter urin untuk mengetahui intake dan output yang
sesuai kebutuhan tubuh pasien
B5 (Bowel)              
Dikaji rongga mulut,ada atau tidaknya lesi pada mulut perubhan pada warna
Pencernaan yang pada lidah dapat menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
Bising usus ada atau tidaknya dan kualitas bising usus harus dikaji lakukan
observasi kurang lebih 2 menit
B6 (Bone)
Tulang, otot, integument, warna kulit, integritas kulit perlu dikaji adanya lesi
dan dekubitus, turgor kulit serta suhu, dan kelembaban kulit untuk mengetahui
adanya tanda-tanda syok kardiogenik.
2) Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal.
b. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan.
c. Penurunan perfusi jaringan perifer b.d penurunan curah jantung.
3) Intervensi
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal.
1. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan penurunan curah jantung dapat
teratasi dan dapat menunjukkan TTV dalam batas normal.
2.  Kriteria hasil :
a)      Pasien melaporkan penurunan episode dyspnea
b)      Tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg)
c)      Tidak terjadi aritmia denyut jantung
3. Intervensi
a)    Beri penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan pada pasien
dan keluarga
Rasional       : mencegah kesalahfahaman antara pasien  dan perawat serta
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan perawat.
b)    Kaji adanya penurunan curah jantung
Rasional     : kejadian mortalitas dan morbiditas berhubungan dengan IMA
yang lebih dari 24 jam pertama.
c)    Kaji frekuensi dan irama jantung
Rasional       : biasanya terjadi takikardi meskipun saat beristirahat.
Observasi pengeluaran urine, catat kepekatan atau konsentrasi urine
Rasional      : ginjal berespon untuk menurunkan curah jantung dengan
menhan natrium dan cairan.
e)    Berikan posisi semirekumben pada tempat tidut atau kursi
Rasional       : istirahat dengan posisi semi rekumben dapat memperbaiki
efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan konsumsi oksigen miokardium
dan kerja berlebihan.
f)     Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Rasional       : stres emosi menghasilkan vasokonstriksi yang terkait
dengan meningkatkan tekanan darah dan frekuaensi atau kerja jantung.

g)      Berikan oksigen dengan nasal kanul atau masker sesuai dengan


indikasi
Rasioinal      : meningkatkan kesediaan oksigen untuk kebutuhan
miokardium sehingga melawan efek iskemia.
h)      Kolaborasi dengan dokter pemberian amiodaron
Rasional       : mempunyai farmakodinamik meningkatkan masa
refrakter serta memperpanjang aktivasi sel jantung.

2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan.


-       Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam kebutuhan
aktivitas pasien terpenuhi.
-       Kriteria hasil
a)        Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
dengan peningkatan TD, RR, dan nadi
b)        Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
c)        TTV dalam batas normal
-       Intervensi :
a)        Beri penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan pada
pasien dan keluarga.
Rasional      : mencegah kesalahfahaman antara pasien  dan perawat serta
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan perawat.

b)        Kaji respon klien terhadap aktivitas , perhatikan frekuensi nadi 20


x/menit di atas frekuwensi istirahat
Rasional   : Dengan mengkaji respon klien terhadap aktivitas , perhatikan
frekuensi nadi 20 x/menit di atas frekuwensi istirahat dapat membantu dalam
mengkaji respon fisiologis terhadap stres aktivitas.

c)        Intruksikan pasien tentang penghematan energi


Rasional   :  Teknik penghematan energi selain untuk menghemat energi tetapi
juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
d)       Kaji sejauhmana aktivitas dapat ditoleransi
Rasional   : Mendorong kemandirian aktivitas dan mengetahui sejauhmana
kemampuan klien dalam melakukan aktivitas dan perawatan diri

e)     Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas bertahap


Rasional   : Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja
jantung tiba-tiba

3. Penurunan perfusi jaringan perifer b.d penurunan curah jantung.


-       Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam terjadi perbaikan
perfusi jaringan perifer
-       Kriteria hasil
a)      Kulit hangat dan kering
b)      Pasien terlihat rileks
c)      Pasien memperlihatkan perbaikan status mental
-       Intervensi
a)        Beri penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan pada
pasien dan keluarga.
Rasional      : mencegah kesalahfahaman antara pasien  dan
perawat serta meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan perawat.

b)        Kaji warna kulit, suhu, sianosis, dan nadi perifer.


Rasional      : mengetahui derajat hipoksemia dan peningkatan
tahanan perifer.

c)        Kaji adanya kongestif hepar pada abdomen kanan atas


Rasional      : sebagai dampak gagal jantung akan ditemukan
adanya tanda kongestif.

d)       Observasi TTV
Rasional      : untuk mengetahui keadekuatan fungsi dan
vaskularisasi secara keseluruhan.

4) Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 2015). Implementasi keperawatan
ventrikel takikardi sesuai dengan intervensi yang telah dibuat sebelumnya.
5) Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan,
dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Capenito, 2016).

Anda mungkin juga menyukai