Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riana Elisabeth

NIM : 2019-17-035
LAPORAN PENDAHULUAN STEMI

1. Definisi
a. ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan
kematian sel miosit jantung karena iskhemia yang berkepanjangan akibat oklusi koroner
akut (Black & Hawk, 2005).
b. Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah
ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler,
dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan
akumulasi lipid (Sudoyo, 2010).
c. STEMI yaitu jenis yang terberat dari kelompok ACS dimana terjadi oklusi total pada
arteri koroner yang menyebabkan iskemia dan perluasan daerah infark akibat hambatan
bahkan blokade perfusidan penurunan aliran darah koroner (Overbaugh, 2009).

2. Anatomi dan Fisiologi


Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan.
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan kontraksi ritmik
dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan
atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai
pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan
kiri dinamakan septum.
Batas-batas jantung:
o Kanan: vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
o Kiri: ujung ventrikel kiri
o Anterior: atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
o Posterior: atrium kiri, 4 vena pulmonalis
o Inferior: ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang diafragma sampai
apeks jantung
o Superior: apendiks atrium kiri
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat katup
yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah tersebut
mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup trikuspid yang terletak di
antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan
dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan
katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet),
yaitu leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet).
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena
cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah
biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium
kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru melalui
katup pulmonal. 1 Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami
oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darah merah ini
kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah
mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta. 1
Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan tekanan darah
sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal, ventrikel ini mulai mengalami
relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri
akan segera turun saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan
darah diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua
ventrikel.

3. Diagnose Keperawatan Utama Sesuai Teori


a. Penurunan curah jantung b.d kontraktilitas jantung
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3jam diharap curah jantung normal
dengan kreteria:
o Nyeri angina tidak ada
o Klien dapat beraktivitas.
o Tanda vital dalam batas normal.
o Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
o Tidak ada penurunan kesadaran
Intervensi :
1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
4. Monitor status kardiovaskuler
5. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung, berikan terapi oksigen
6. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
7. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
8. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (iskemik, penurunan suplai
oksigen ke otot jaringan miokard).
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam diharap nyeri berkurang/hilang
dengan kreteria:
o Klien dapat mengekspresikan bahwa nyeri berkurang/hilang
o Tanda vital dalam batas normal.
o Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk meningkatkan kenyamana
o Klien dapat mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi factor tersebut
o Klien dapat beristirahat
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian secara komprehensif dengan PQRST
2. Gunakan teknik komunikasi terapiutik
3. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada
4. Gunakan teknik distraksi relaxasi
5. Observasi pasien tentang skala nyeri atau ketidaknyamanan
6. Gunakan tebel nyeri untuk memonitor nyeri terhadap efek pemberian obat
7. Kaji tentang kepercayaan, kebudayaan, terhadap nyeri pasien dan responnya
8. Observasi nonverbal pasien terhadap ketidaknyamanan
9. Observasi gejala yang berhubungan dengan dispnea, mual/muntah, pusing
10. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, Nitro Gliserin,
Beta Bloker, Morfin sulfat

c. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane kapiler alveolus
(pengumpulan atau perpindahan cairan kedalam area interstitial/alveoli)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam diharap tidak terjadi gangguan
pertukaran gas dengan kreteria:
o Klien mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan
ditunjukkan dengan GDA/ oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala
distress pernafasan
o klien berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai batas kemampuan.

Intervensi :

1. Auskultasi bunyi nafas, catat krekels dan mengi


Rasional: menyatakan adanya kongesti paru/ pengumpulan secret menunjukkan
kebutuhan untuk intevensi lebih lanjut
2. Ajarkan dan anjurkan klien untuk batuk efektif dan nafas dalam
Rasional: membersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksigen
3. Berikan posisi semi fowler pada klien, sokong tangan klien dengan bantal
Rasional: menurunkan konsumsi kebutuhan oksigen, memperlancar sirkulasi
pernafasan
4. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional: meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat memperbaiki atau
menurunkan hipoksemia jaringan
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi. (diuretic, bronkodilator)
Rasional: pemberian obat diuretic menurunkan alveolar, meningkatkan pertukaran
gas, pemberian obat bronkodilator meningkatkan aliran oksigen dengan mendilatasi
jalan nafas kecil dan mengeluarkan efek diuretic ringan untuk menurunkan kongesti
paru

4. Discharge Planning
a. Menghilangkan nyeri dada merupakan prioritas utama pada pasien dengan STEMI dan
terapi medis
b. Bedrest dengan posisi semifowler atau menggunakan cardiac chair dapat mengurangi
nyeri dada dan dispnea. Posisi kepala yang lebih tinggi sangat bermanfaat bagi pasien
c. Perhatian yang mendalam mengenai status volume cairan dapat mencegah overload
jantung dan paru
d. Membina hubungan saling percaya dalam perawatan pasien sangat penting untuk
mengurangi kecemasan
e. Anjurkan untuk latihan fisik
f. Anjurkan pasien untuk melakukan diet yang sesuai seperti mengurangi makanan yang
mengandung lemak jahat
g. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi obat-obatan dengan teratur.

Anda mungkin juga menyukai