NIM : 2019-17-035
LAPORAN PENDAHULUAN STEMI
1. Definisi
a. ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan
kematian sel miosit jantung karena iskhemia yang berkepanjangan akibat oklusi koroner
akut (Black & Hawk, 2005).
b. Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah
ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler,
dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan
akumulasi lipid (Sudoyo, 2010).
c. STEMI yaitu jenis yang terberat dari kelompok ACS dimana terjadi oklusi total pada
arteri koroner yang menyebabkan iskemia dan perluasan daerah infark akibat hambatan
bahkan blokade perfusidan penurunan aliran darah koroner (Overbaugh, 2009).
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (iskemik, penurunan suplai
oksigen ke otot jaringan miokard).
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam diharap nyeri berkurang/hilang
dengan kreteria:
o Klien dapat mengekspresikan bahwa nyeri berkurang/hilang
o Tanda vital dalam batas normal.
o Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk meningkatkan kenyamana
o Klien dapat mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi factor tersebut
o Klien dapat beristirahat
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian secara komprehensif dengan PQRST
2. Gunakan teknik komunikasi terapiutik
3. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada
4. Gunakan teknik distraksi relaxasi
5. Observasi pasien tentang skala nyeri atau ketidaknyamanan
6. Gunakan tebel nyeri untuk memonitor nyeri terhadap efek pemberian obat
7. Kaji tentang kepercayaan, kebudayaan, terhadap nyeri pasien dan responnya
8. Observasi nonverbal pasien terhadap ketidaknyamanan
9. Observasi gejala yang berhubungan dengan dispnea, mual/muntah, pusing
10. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, Nitro Gliserin,
Beta Bloker, Morfin sulfat
c. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane kapiler alveolus
(pengumpulan atau perpindahan cairan kedalam area interstitial/alveoli)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam diharap tidak terjadi gangguan
pertukaran gas dengan kreteria:
o Klien mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan
ditunjukkan dengan GDA/ oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala
distress pernafasan
o klien berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai batas kemampuan.
Intervensi :
4. Discharge Planning
a. Menghilangkan nyeri dada merupakan prioritas utama pada pasien dengan STEMI dan
terapi medis
b. Bedrest dengan posisi semifowler atau menggunakan cardiac chair dapat mengurangi
nyeri dada dan dispnea. Posisi kepala yang lebih tinggi sangat bermanfaat bagi pasien
c. Perhatian yang mendalam mengenai status volume cairan dapat mencegah overload
jantung dan paru
d. Membina hubungan saling percaya dalam perawatan pasien sangat penting untuk
mengurangi kecemasan
e. Anjurkan untuk latihan fisik
f. Anjurkan pasien untuk melakukan diet yang sesuai seperti mengurangi makanan yang
mengandung lemak jahat
g. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi obat-obatan dengan teratur.