KElOMPOK 2
NAMA ANGGOTA:
Seorang laki-laki,43 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan dignosa medik CHF fc
II-III + DM type II. Masuk RS melalui UGD dengan keluhan badan sangat lemah dan
sesak nafas.
Hasil pengkajian:
Hasil Observasi:
Hasil Laboratorium:
Hb. 10,9, lekosit 9800, hematokrit 34, ureum 111, kreatinin 3,8, GDS 52 mg/dl, Na
140, K 4,8, Ca 2,3, Cl 100 Mg 2,0 mmol/l, kolesterol total 280 mmg/dl
b. EKG : ST
CTR 60%, congesti +/+, efusi pleura bilateral, batas jantung kanan melebar.
d. Echocardigrafi
Terapi yg didapat:
Total cairan 1200 cc/hari. DJ II DM 1800 kal/hari Protein 0,5 gr/kg BB/hari
Pembahasan Kasus
3. Tingkatan CHF yang dialami oleh pasien berdasarkan klasifikasi menurut NYHA? Dan
alasannya!
Jawab :
a. Klasifikasi 2 : Sedikit pembatasan aktivitas fisik ,tidak ada gejala saat
istirahat,aktivitas fisik biasa,menghasilkan kelelahan,dyspnea,palpitasi atau nyeri
angina
b. Klasifikasi 3 : Keterbatasan ditandai aktifitas fisik tetapi biasanya nyaman saat
istirahat,aktivitas biasa menyebabkan kelelahan,dyspnea,palpitasi atau nyeri angina
Alasannya :
- pasien mengatakan badan terasa lemas dan mudah lelah
4. Apa penyebab atau faktor resiko kondisi yang terjadi pada pasien
Jawab :
a. DM
b. Hipertensi
c. Obesitas
5. Jelaskan mekanisme terjadinya tanda dan gejala yang dialami oleh pasien
Jawab :
a. Sesak
Gagal jantung kiri terjadi karena fungsi kontraksi ventrikel kiri tidak efektif.
Kegagalan ventrikel kiri memompa darah mengakibatkan curah jantung akan
menuirun. Darah tidak dapat lagi dipompakan secara efektif keseluruh tubuh, darah
ini akan kembali ke atrium kiri dan kemudian ke dalam paru-paru sehingga
mengakibatkan timbulnya sesak.
b. Edema
Gagal jantung kanan terjadi karena fungsi kontraksi ventrikel kanan tidak efektif.
Akibatnya, darah tidak lagi dipompa secara efektif ke dalam paru-paru sehingga
darah tersebut mengalir kembali ke atrium kanan dan sirkulasi perifer. Pasien akan
mengalami peningkatan berat badan dan mengalami edema perifer serta kongesti
renal dan organ lain.
1. Efusi Pleura
Merupakan akibat dari peningkatan tekanan dikapiler pleura, transudasi dari kapiler
ini memasuki rongga pleura. Efusi pleura ini biasanya terjadi pada lobus sebelah
kanan bawah
2. Arrhytmia
Pasien dengan gagal jantung kongestif memiliki resiko tinggi mengalami aritmia,
hampir setengah kejadian kematian jantung mendadak disebabkan oleh ventrikuler
arrhytmia
4. Hepatomegali
Gagal jantung kongestif bisa mengakibatkan hepetomegali yang parah. Lobus-lobus
dihepar akan terisi oleh transudasi darah vena, hal ini berpengaruh terhadap fungsi
hepar. Pada akhirnya bisa mengakibatkan kematian sel hepar dan menyebabkan
terjadinya sirosis hepatis.
10. Apa perhatian khusus perawat sehubungan dengan penggnaan obat-obat yang diperoleh
pasien
Jawab :
a. Efek samping obat
b. Prinsip 6 benar dalam pemberian obat
c. Memantau reaksi kerja obat
12. Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dan buatlah prioritas diagnosa
keperawatan serta hasil yang diharapkan dan rencana tindakannya
Jawab :
Terlampir di asuhan keperawatan.
Pembahasan Teori
1. Anaomi/Struktur Jantung
1.1 Ukuran dan bentuk
Jantung adalah organ berongga berbentuk kerucut tumpul yang memiliki empat ruang yang
terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di
sebelah kiri garis midsternal, basis jantung terletak disebelah luar kanan sternum setinggi
rusuk II dan III sedangkan apeks terletak sekitar dua jari di bawah papilla mame dan setinggi
interkosta V dan VI. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar
kepalan tangan pemiliknya (Ethel, 2003: 228), berat jantung 250 – 300 gram , ukuran dari
basis ke apeks 9 cm dengan lebar 9 cm dan tebal 6 cm.
⁻ Vena cava superior dan inferior membawa darah yang tidak mengandung oksigen
dari tubuh kembali ke jantung.
⁻ Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.
b. Atrium kiri di di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan,
tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang
mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru.
c. Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung menuju arteri
yang membawa darah meninggalkan jantung.
⁻ Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah
meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus ulmonary dan mengalir melewati jarak
yang pendek ke paru-paru.
⁻ Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3
kali tebal dinding ventrikel kanan darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan
mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
⁻ Trabeculae carneae adalah hubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari
permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventrikuler (Ethel, 2003: 229).
Arteri interventrikular posterior (desenden), yang mensuplai darah untuk kedua dinding
ventrikel.
Arteri marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan dan ventrikel kanan.
Vena jantung mengalirkan darah dari miokardium ke sinus koroner, yang kemudian
bermuara di atrium kanan.
Darah mengalir melalui arteri koroner terutama saat otot-otot jantung berelaksasi karena
arteri koroner juga tertekan pada saat kontraksi berlangsung (Ethel, 2003: 231).
2. Fisiologi Jantung
c. Nodus atrioventrikular (nodus A-V) berfungsi untuk menunda impuls seperatusan detik,
sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
d. Berkas A-V berfungsi membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju
ventrikel (Ethel, 2003: 231-232).
atrium secara pasif terus – menerus menerima darah dari vena (vena cava superior dan
inferior, vena pulmonar).
darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V yang terbuka.
Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima darah
yang masuk.
Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh
lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.
Sekitar 70% pengisian ventrikular berlangsung sebelum sistole atrial.
b. Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi dan peningkatan
tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel.
c. Sistole ventrikular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan
dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk segera menutup.
d. Ejeksi darah ventrikular ke dalam arteri
Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir darah
yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml
Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan volume diastole akhir (120 ml) dan volume sistole
akhir (50 ml)
e. Diastole ventricular
Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun
tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonary, sehingga katup
semilunar menutup (bunyi jantung kedua).
Adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semilunar aorta.
Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena
katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari
100 mmHg samapi mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka
dan siklus jantung dimulai kembali (Ethel, 2003: 234-235).
frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti
reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem
saraf pusat.
fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium,
dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau
berkurang (Ethel, 2003: 235-236).
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Riwayat hipertensi
b. Ketidakpatuhan terhadap diet
c. Kebiasaan merokok
d. Kebiasaan minum obat yang dibeli di warung.
3. Pola eliminasi
a. Nokturia
b. Perubahan pola berkemih.
c. Konstipasi
Diagnosa Keperawatan
DO :
- TD 150/100 mmHg
- Edem tungkai
- Lab : Na 140 mmol/L, K 4,8 mmol/L, Ca 2,3 mmol/L, Cl 100, Mg 2,0 mmol/L
HYD : Curah jantung klien kembali adekuat dalam 3 hari ditandai dengan
Intervensi :
DS :
DO :
Intervensi :
DO :
HYD : Volume cairan klien menjadi seimbang dalam 3 hari ditandai dengan
Intervensi :
Discharge Planning
1. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup dan teratur setiap hari.
2. Anjurkan klien dan keluarga untuk mengenali tanda dan gejala penyakit yang dialami.
3. Anjurkan klien untuk mengontrol kesehatan kedokter.
4. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang masih toleran sesuai beban jantung.
5. Anjurkan klien untuk menimbang BB setiap hari.
Daftar Pustaka
Joyce M. Black. 2009.Medical surgical nursing clinical magement for positife out comes
8th edition. Singapore.Elsevier.
Muttaqin Arif. 2011. Pengantar asuhan keperawatan dengan gangguan system persarafan.
Price, Sylvia A & amp; Lorraine M. Wolson. 2006.PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.