Anda di halaman 1dari 15

TUGAS METODOLOGI RISET

KELOMPOK 9

ANGGOTA KELOMPOK :

1. CHANDRA (201311005)
2. EKA FADLAIL (201311010)
3. ESTERLINA VERONICA (201311013)
4. GITA SISKA F (201311015)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS

PROGRAM S1 KEPERAWATAN A SEMESTER VI

JAKARTA

2016
A. Pengertian Pengolahan Data

Pengolahan data sering disebut juga dengan kegiatan proses penataan data, karena data hasil
pengumpulan dalam rangkaian kegiatan penelitian, masih merupakan data kasar atau data dasar
(raw data). Pengolahan data digunakan agar data kasar atau data dasar tersebut dapat diorganisir,
disajikan serta dianalisa untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan. (Notoatmodjo, 2010)

Pengolahan data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang sangat penting karena
dengan pengolahan data, hasil penelitian akan didapatkan. Pengolahan data bertujuan mengubah
data menjadi informasi. Dalam statistika, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses
pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis. (Wasis, 2006).

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data
ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu
sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan. Setelah dilakukan pengumpulan data,
seringkali orang bingung mau diapakan data yang telah terkumpul, bagaimana menghubungkan
data di kuesioner dengna tujuan penelitian. Untuk itu data yang masih mentah (raw data) perlu
diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk
menjawab tujuan penelitian. Ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam
pengolahan data dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:

1. Editing

Data perlu diedit untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengedit adalah apakah pertanyaan telah terjawab dengna lengkap,
apakah catatansudah jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang ada sudah diperbaiki.
Jangan sekali-kali mengganti jawaban dan angka dengan maksud menyesuaikan dengan
keinginan peneliti. Mengganti data orisinal adalah perbuatan yang melanggar prinsip
kejujuran intelektual. (Wasis, 2006: 62).

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul
data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap:
a. Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meski jawaban
hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab.

b. Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data
atau berakibat pengolah data salah membaca.

c. Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor
harus menolaknya.

Jika terdapat beberapa kuesioner yang masih belum diisi, ata pengisian yang tidak sesuai
dengan petunjuk dan tidak relevannya jawaban dengan pertanyaan sebaiknya diperbaiki
dengan jalan menyuruh isi kembali kuesioner yang masih kosong pada responden semula,
kalau itu tak mungkin dilakukan maka kita berusaha mencari responden lain sebagai
pengganti asal sesuai dengan polanya.

Untuk menghindari pekerjaan pengulangan maka sewaktu penyebaran istrumen, agar


penelitidapat memperkirakan akan terjadinya kerusakan atau tidak kembalinya instrumen
sebanyak 10 %, dengan telah diperkirakan ini waktu menyebarkan instrumen kita lakukan
penabahan 10 % untuk menutup jika terjadi kekurangan tersebut.

2. Koding

Koding adalah usaha memberi kode-kode tertentu pada jawaban responden. Apabila yang
digunakan adalah analisis kuantitatif, kode yang diberikan adalah angka. Jika angka itu
berlaku sebagai skala pengukuran, angka itu disebut skor. Contohnya, tingkat pendidikan
diberi kode 1 untuk tidak tamat SD, 2 untuk tingkat pendidikan SD, 3 untuk SMP, 4 untuk
SMU, dan 5 untuk perguruan tinggi. (Wasis, 2006: 63).

Koding adalah mengklarifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam


bentuk angka/bilangan. Biasanya klarifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Misalnya untuk variabel pendidikan
dilakukan koding:

Jenis kelamin  Prestasi baik (nilai 76-100) diberi


 Laki-laki diberi kode: 1 kode: 1

 Wanita diberi kode: 2  Prestasi cukup (nilai 56-75) diberi


kode: 2

 Prestasi buruk (nilai <56) diberi


kode: 3

Pendidikan

- SD diberi kode: 1

- SMP diberi kode: 2

- SMU diberi kode: 3

- PT diberi kode: 4

Tanda-tanda kode ini dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih menguntungkan
peneliti, jadi tanda-tanda tersebut bisa dibuat oleh peneliti sendiri. Kegunaan dari coding
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.

3. Processing

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati pengkodean, maka
langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis.
Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program
komputer. Ada bermacam-macam paket program yang dapat digunakan untuk pemrosesan
data dengan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu paket
program yang sudah umum digunakan untuk entry data adalah paket program SPSS fo
window.

4. Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum. Pembersihan data
merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan
atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry data ke
komputer. Misalnya untuk variabel pendidikan ada data yang bernilai 7, mestinya
berdasarkan coding yang ada pendidikan kodenya hanya antara 1 s.d. 4 (1 = SD, 2 = SMP, 3
= SMU, 4 = PT).

5. Mengeluarkan informasi

Disesuaikan dengan tujuan peneitian yang dilakukan.

B. Pengolahan data secara manual

Pengolahan data secara manual pada saat ini memang jarang dilakukan sudah ketinggalan
zaman. Namun dalam keterbatasan-keterbatasan sarana dan prasarana atau kalau data tidak
terlalu besar, pengolahan data secara manual masih diperlukan. Langkah-langkah pengolahan
data secara manual sebagai berikut :

1. Editing (penyuntingan data)

Hasil wawancara/angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu


disunting terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data/informasi yang tidak lengkap, dan
tidak mungkin dilakukan wawawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup
out).

2. Membuat lembaran kode (Coding Sheet) atau kartu kode (Coding Sheet)

Lembaran/ kartu kodeadalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara
manual. Lembaran/kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan,

Contoh lembaran kode berikut ini :


No Pertanyaan
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 dst.
001 a a c b a b
002 c b a c b b
003 dst.-→ diisi
004 jawaban
005 (code) tiap
006 pertanyaan)
007
008

Dibuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan peneliti.

C. Pengolahan data dengan komputer

Data merupakan bentuk jamak dari kata datum yang berarti himpunan angka. Data menurut
sumbernya dibedakan antara dat primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber data atau
responden.

2. Data sekunder adalah data yang telah tersedia hasil pengumpulan data untuk keperluan
tertentu, yang dapat digunakan sebagian atau seluruhnya sebagai sumber data penelitian.

Pengolahan data adalah upaya mengubah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi
yang dibutuhkan. Bagan pengolahan dan analisis data sebagai berikut :
Pengolahan Data :
1.Editing
Pengumpulan Data
2. Koding data Informasi :

3. Editing data Tulisan


Data Primer Data Sekunder
4. Data file Tabel

5. Entry data Grafik


Analisis Data Statistik Pembuktian Hipotesis
Perlu diingat bahwa peranan computer dalam pengolahan data dan analisa data hanyalah
sebagai alat, sehingga kita tidak dapat mengandalkan sepenuhnya kepada computer. Secanggih
apapun program computer yang kita gunakan, hasilnya ditentukancoleh kualitas data itu sendiri.
Dalam penelitian ada ungkapan yang mengatakan “GIGO” (garbage in garbage out), bila yang
masuk sampah maka keluarnya juga sampah. Apabila data yang diolah kualitasnya jelek, maka
hasilnya juga jelek. Oleh sebab itu, untuk mencegah “GIGO” ini proses pengolahan data ini
melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah pemeriksaan kembali jawaban responden pada kuesioner yang mencakup
kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, keseragaman ukuran, dan sebagainya sebelum
diberi kode. Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan terlebih dahulu (editing). Jika masih ada data atau informasi yang tidak
lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut
dikeluarkan (droup out)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan
(editing) terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuisioner tersebut:

1) Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.


2) Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau terbaca
3) Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya
4) Apakah jawaban –jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan yang
lainnya.
Misalnya ada pertanyaan:
“Apakah Ibu ikut program keluarga berencana?” disedikan jawaban
A. Ya.
B. Tidak.

Apabila jawab Ibu “Ya” alat kontrasepsi apa yang ibu gunakan?”

Pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh ibu yang menjawab pertanyaan “Ya” atau yang
ber-KB. Bagi ibu yang tidak ber-KB tidak perlu menjawab pertanyaan ini. Tetapi kadang-
kadang ibu yang tidak ber-KB pun ikut menjawab pertanyaan ini.

Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan perlu


dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Tetapi
apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak
dapat diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”.

2. Coding

Coding adalah kegiatan merubah data dalam bentuk huruf pada kuesioner tertutup atau
semi tertutup menurut macamnya menjadi bentuk angka untuk pengolahan data komputer
Setelah semua kuisioner diedit, tahap selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding”,
yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Misalnya:

Jenis kelamin: 1 = laki-laki, 2 = perempuan.

Pekerjaan ibu; 1 = tidak bekerja, 2 = bekerja selain ibu rumah tangga

Koding atau pemberian kode ini berguna dalam memasukkan data (data entry).

3. Memasukkan data (Data Entry) atau Processing

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode”
(angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” computer. Software
computer ini bermacam-macam, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk “entri data” penelitian adalah
paket program SPSS for Window. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari orang yang
melakukan “data entry”.

4. Pembersihan data (Cleaning)

Cleaning data adalah pembersihan data hasil entry data agar terhindar dari
ketidaksesuaian dengan koding jawaban responden pada kuesioner.

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu
dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan. Proses ini disebut
pembersihan data. Adapun cara melakukan pembersihan data seperti contoh berikut:

1) Mengetahui missing data (data yang hilang)

Untuk mengetahui data yang hilang (missing) dapat dilakukan dengan membuat
distribusi frekuensi masing-masing variabel.

Contoh: data yang diolah 120 responden.


Table 1: Tingkat pendidikan

SD/sederajat : 50

SMP/sederajat : 35

SLA/sederajat : 25

PT : 10

_________

120 berarti lengkap tidak ada data yang missing.

Table 2: Pekerjaan

PNS/ABRI : 20

Karyawan swasta : 75

Buruh : 10

Lain-lain : 5

_________

Jumlah 110 berarti ada 10 data yang missing.

Hal ini berarti ada 10 data variabel pekerjaan yang hilang. Kemungkinan
pewawancara lupa menanyakan (memang tidak ada data) atau mungkin memang ada data
tetapi tidak dimasukkan (entry), maka perlu dicek ulang.

2) Mengetahui variasi data:

Dengan melihat variasi data dapat dideteksi apakah data yang dimasukkan benar atau
salah. Cara mendeteksi dengan membuat distribusi masing-masing variabel. Seperti yang
telah diuraikan diatas bahwa data dimasukkan (entri) dalam bentuk kode atau angka,
misalnya untukpekerjaan, 1 = PNS/ABRI, 2 = Karyawan swasta, 3 = Buruh, 4. Lain-lain.
Tetapi hasil distribusi dari 120 frekuensi misalnya menunukkan seperti dibawah ini:

1 = 20

2 = 80

3 = 10

4 = 6

5 = 4

______

Jumlah 120

Dalam contoh diatas, meskipun jumlahnya sesuai dengan jumlah responden, yakni
120, tetapi disitu ada kode 5 yang masuk, sejumlah 4 responden. Padahal jenis pekerjaan
hanya sampau kode 4 dan tidak ada kode 5. Kesimpulannya ada kesalahan dalam
memasukkan data dan harus dicari dan dibetulkan.

3) Mengetahui konsistensi data

Cara untuk mengetahui adanya ketidakkonsistensian data dapat dilakukan dengan


menghubungkan dua variabel.

Contoh: Pertanyaan tentang periksa hamil dari 100 responden ibu-ibu hamil.

Table 1: Perilaku Periksa Hamil:

Ya (periksa) 45

Tidak 55

Jumlah 100
Table 2: Tempat Periksa Hamil

Posyandu 15

Puskesmas 25

Dr. Praktik 10

_________________________

Jumlah 50

Dari kedua table tersebut ada ketidakkonsistenan, antara perilaku periksa hamil atau ibu
yang periksa hamil 45 orang. Tapi ketika ditanya dimana tempat periksa hamil, jumlah
ibu yang menjawab 50 orang. Maka perlu ditelusuri dimana kesalahannya. Setelah
pembersihan data selesai, selanjutnya mulai proses analisis data, yang dilakukan oleh
akar program komputer itu sendiri.

D. Penyajian data

Data statistik perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dimengerti. Tujuannya
adalah memberikan informasi dan memudahkan interpretasi hasil analisis. Secara garis besar ada
3 cara yang dipakai, yaitu:

1. Penyajian data bentuk tulisan

Cirinya yakni dibuat dalam bentuk narasi mulai dari pengambilan data sampai
kesimpulan. Kelemahannya kurang menggambarkan bentuk statistik bila terlalu banyak
datanya sehingga dapat membingungkan, kecuali ada laporan penelitian kualitatif.

Contoh: pola pencarian pengobatan pada keluarga yang anggota keluarganya sakit
kebanyakan melakukan pengobatan sendiri apabila penyakitnya ringan. Bila tidak sembuh,
maka dilakukan pengobatan ke puskesmas atau rumah sakit. Apabila penyakit dirasakan
parah, maka keluarga cenderung membawa ke rumah sakit atau pengobatan tradisional.
2. Penyajian data bentuk tabel

Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan kolom (Sudibyo &
Rustika, 2013). Penyajian data dalam bentuk tabel merupakan susunan angka yang singkat
dan jelas dalam baris dan kolom sehingga memberikan deskripsi untuk perbandingan.
Persyaratan table sebagai berikut:

a. Table diberi nomor urut

b. Judul table diletakkan simetris di atas table, menjawab pertanyaan apa, dimana, dan
kapan.

c. Badan table antara lain berisi penjelasan tentang keterangan baris dan kolom.
Keterangan baris dan kolom harus informatif untuk memudahkan pembaca
memahaminya.

d. Keterangan yang tertulis pada baris di dalam tabel dapat disusun menurut:

 Abjad, misalnya nama-nama orang.

 Geografis, misalnya nama-nama kabupaten berdasarkan provinsi Indonesia.

 Urutan waktu, misalnya urutan hari, bulan, atau tahun.

 Besarnya angka kejadian.

 Tingkatan, misalnya pendidikan dari SD, SMP, SMA, dan PT

e. Catatan kaki menjelaskan hal-hal yang tidak bisa ditulis dalam badan tabel. Misalnya
sumber data dalam tabel

f. Penjelasan tabel dalam bentuk narasi merupakan kesimpulan tabel, tidak bisa
mengulang isi tabel secara lengkap.
Contoh:

Tabel 1

Distribusi frekuensi pola pencarian pengobatan keluarga, Kab. Lampung Utara 2002.

Pengobatan Frekuensi Presentase

Pengobatan sendiri 120 60 %

Pengobatan medis 60 30 %

Pengobatan tradisional 20 10 %

Jumlah 200 100 %

Tabel 1 menunjukan bahwa polla pencarian pengobatan pada keluarga presentase terbesar
dalah pengonbatan sendiri (60%), kemudian pengobatan medis (30%) dan pengobatan
tradisional (10%).

3. Penyajian data bentuk diagram/grafik

Diagram adalah gambaran tentang suatu data yang berupa lingkaran atau batang. Grafik
adalah gambaran dinamika data yang ada (bisa naik, turun, atau naik turun). Tujuan
penyajian data dalam bentuk diagram atau grafik adalah untuk mendeskripsikan,
membandingkan atau meramalkan suatu agregat secara cepat (Sudibyo & Rustika, 2013).

Contoh:

Diagram 1. Pola pencarian pengobatan keluarga.

Daftar Pustaka
Notoatmodjo ,Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Setiadi. 2013. Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Sudibyo & Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.

Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: CVANDI OFFSET.

Wasis. 2006. Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai