Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PENCATATAN DAN ANALISA DATA WAWANCARA


A. MODEL PENCATATAN WAWANCARA
Untuk pedoman pencatatan suatu wawancara akan dibahas tersendiri di
dalam “Prinsip-Prinsip Penyusunan Kuesioner”. Di sini hanya akan dibahas
tentang cara melakukan pencatatan data wawancara. Secara garis besarnya
pencatatan data wawancara dapat dilakukan deangan 5 cara, yaitu pencatatan
langsung, pencatatan ingatan, pencatatan dengan alat recording, pencatatan
dengan field ratting, dan pencatatan dengan field coding.
1. Pencatatan Langsung
Maksudnya pewawancara dengan langsung mencatat jawaban-
jawaban dari interviewee, sehingga alat-alat dan pedoman penelitian erviewer
harus selalu siap di tangan.Memang hal ini ada keuntungannya, bahwa
interviewer belum lupa tentang jawaban-jawaban atau data yang
diperoleh.Tetapi kerugiannya, hubungan antara pewawancara dengan
responden menjadi kaku dan tidak bebas/sehingga rapport dapat terganggu.
2. Pencatatan dari Ingatan
Dalam jenis pencatatan ini, pencatatan dilakukan setelah wawancara
selesai seluruhnya.Jadi dalam wawancara ini tidak memegang apa-apa,
sehingga hubungan antara kedua belah pihak tidak terganggu,
dan rapport mudah tercipta. Tetapi cara ini mempunyai beberapa kelelahan,
antara lain :
a. Banyak data/jawaban yang hilang karena terlupakan.
b. Bnyak data yang terdesak oleh keterangan-keterangan lain yang
oleh informan diceritakan secara menonjol dan dramatis.
c. Data yang dicatat dari ingatan, terutama dalam waktu yang agak
lama akan mengandung banyak kesalahan.
d. Sering juga data yang dicatat dari ingatan kehilangan sarinya.
Beberapa ahii mencatat bahwa rata-rata 25% dari data yang dari
ingatan mengandung kesalahan (sosiolog Payne).Penelitian
(Symonas dan Dietrich) memperhitungkan bahwa rata-rata hanya 39% cari
data wawancara yang dapat dicatat dengan ingatan, kalau dilakukan segera
pada hari wawancara itu juga. Tetapi bila dilakukan 2 hari sesudahnya hanya
30%, dan hanya 23% bila pencatatan dilakukan seminggu sesudah
wawancara.
3. Pencatatan dengan Alat Recording
Pencatan dengan alat recording ini sangat memudahkan pewawancara,
karena dapat mencatat jawaban secara tepat dan detail.pada saat ini banyak
alat-alat elektronik semacam ini yang berukuran mini yang mudah di bawa ke
mana-mana dan tanpa memerlukan persiapan yang berarti serta tidak rerlalu
mencolok.Tetapi kelemahan pencatatan dengan alat ini ialah, memerlukan
kerja dua kali.Sebab interviewer harus menyalin atau menulis dari alat
recording tersebut.Di samping itu pencatatan semacam ini sangat mahal
harganya.
4. Pencatatan dengan Field Rating (dengan Angka)
Sebelum mengadakan pencatatan dengan
sendirinyainterviewer mempersiapkan lebih dulu formulir isian atau kuesioner
mengenai data yang akan dikumpulkan, dan sekaligus memperhitungkan
jawaban yang digolongkan ke dalam beberapa kategori. Tiap-tiap kategori
diberi nilai atau “kata nilai”. Misalnya kita ingin mengukur tanggapan dan
penilaian terhadap Program Keluarga Berencana, maka jawaban yang kita
sediakan:
a. Sangat setuju sekali atau dengan angka 5
b. Sangat setuju. dengan angka 4
c. Setuju, dengan angka 3
d. Tidak setuju, denan angka 2
e. Sangat tidak setuju, dengan angka 1
f. Tak ada tanggapan, dengan angka 0
5. Pencatatan Data Wawancara dengart Kode (Field Coding)
Seoerri pada field ranting, jawaban responden tidak dinilai dengan
angka “kata angka”.melainkan hanya dengan tanda atau kode saja. Biasanya
kode tersebur berupa huruf atau tanda-tanda lain yang mengkiaskan jawaban-
jawabannya.Misalnya degan huruf A, B, C, D dan sebagainya. Atau dengan
tanda positif )+) atau tanda negatif ( – ) untuk jawaban “ya” atau “tidak”

B. ANALISA DATA KUALITATIF


Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus tersebut mengakibatakan variasi data sangat
tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitattif sehingga
tekniik analisa yang digunakan belum ada pola yang jelas. Oleh Karen itu sering
mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Proses analisis dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selam di lapangan, dan
setelah selesai dilapangan. Analisis sebelum dilapangn dilakukan terhadap data hasil
studi pendahuluan, atau data skunder yang akan menentukan fokus penelitian.
Namun fokus penelitian ini bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti akan masuk dan selama dilapangan.

Terdapat 3 jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajiam data, dam
penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Reduksi data adalah proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses
ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data
benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual penelitian,
permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti.

Reduksi data meliputi :


1. Meringkasa data
2. Mengkode
3. Menelusur tema
4. Membuat gugus-gugus
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu
diartikan sebagai kuantifikasi data. Cara reduksi data :
1. Seleksi keakuratan atas data
2. Ringkasan atau uraian singkat
3. Menggolongkan dalam pola yang lebih luas
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informai disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan, bentuk penyajian data kualitatif:
1. Teks naratif : berbentuk catatan lapangan
2. Matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,
sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan
sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.
Upaya penarikan kesimulan dilakukan oleh peneliti secara terus-menerus
selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan polan (dalam catatan teori),
penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan
proposisi. Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka dan
skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum jelas, namun
kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengarah dengan kokoh
Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian berlangsung,
dengan cara :
1. Memikir ulang selama penulisan
2. Tinjauan ulang catatan lapangan
3. Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk mengembangkan
kesepakatan intersubjektif.
4. Upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam
seperangkat data yang lain.
Analisis Data di Lapangan Model Spradley

Spradley membagi analisis dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapan


dalam kualitatif. Proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudain memfokus dan
meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalm penelitian kualitatif
yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema cultural.

1. Analisis Domain

Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek penelitian


atau situasi sosial ditemukan berbagi domain dan kategori. Diperoleh dengan
pertanyaan garand dan minitour peneliti menetapkan domain tertentu sebagai
pijakan untuk penelitian selanjutnya. Semakin banyak domain yang dipilih maka
semakin banyak waktu yang perlukan untuk penelitian.

2. Analisis Taksonomi

Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci untuk
mengetahui struktur internalnya. Dilakukan observasi terfokus.

3. Analisis Komponensial

Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara


mengkontraskan antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan waawancara
terseleksi dengan pertanyaan yang mengkontraskan.

1. Analisis Tema Kultural

Mencari hubungan diantara domain dan bagaimana dengan keseluruhan dan


selanjutnya dinyatakan kedalam tema/judul penelitian.

D. Langkah-Langkah Umum Analisis Data

Langkah-langkah dalam menganalisis data antara lain:


1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu diolah
terlebih dahulu. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk lebih menyederhanakan
semua data yang terkumpul dan menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi
kemudian dianalisis. Tahapan dalam pengolahan data adalah:

a. Penyuntingan (editing)

Kegiatannya adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan


responden. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

 Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaaan yang diajukan.


 Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan .
 Konsistensi jawaban responden.
 Penynting tidak boleh mengganti atau menafsirkan jawaban responden.

b.Pengkodean (coding)

Setelah diakukan penyuntingan data, kegiatan berikutnya adalah pemberian


kode (pengkodean).. Pengkodean dilakukan dengan cara memberikan simbol/tanda
berupa angka terhadap jawaban responden yang diiterima. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan jawaban dari responden. Misalnya: 1 untuk jawaban ya/setuju dank
ode 0 untuk tidak setuju, atau ditambah kode 99 untuk jawaban yang kosong
(responden tidak menjawab). Seluruh kode yang telah ditentukan ditulis dalam buku
kode. Buku kode ini selain diperlukan dalam pengkodean, juga digunakan sebagai
pedoman untuk analisis data dan penulisan laporan.

a. Tabulasi (tabulating)

Kegiatan dalam tahap tabulasi adalah menyusun dan menghitung data hasil
pengkodean, untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Cara tabulasi ada dua
macam:
 Tabulasi manual: semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian tabel,
dilakukan dengan tangan.
 Tabulasi mekanik: Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan
tertentu, seperti komputer. Semua kegiatan dilakukan dengan bantuan alat yang
telah dipilih.

2. Penganalisisan Data

Setelah pengolahan data selesai, proses selanjutnya adalah analisis data. Tujuan
dari analisis dsata ini adalah untuk menyederhanakan dan memudahkan data untuk
ditafsirkan.

Apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan dalam dua kelompok,


yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan
dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang bebentuk kata-kata tersebut
disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk melengkapi gambaran
yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Cara yang digunakan ada dua macam,
yaitu analisis nonstatistika dan analisis statistika.Ke dua cara tersebut telah dijelaskan
dalam poin B, Teknik Analisis Data.

3. Penafsiran Hasil Analisis

Setelah data selesai dianalisis, kegiatan yang harus dilakukan adalah menafsirkan
hasil analisis tersebut. Penafsiran hasil analisis ini bertujuan untuk menarik kesimpulan
penelitian yang telah dilaksanakan. Penarikan kesimpuulan ini dilakukan dengan cara
membendingkan hipotesis yang telah dirumuskan dengan hasil analisis yang didapat.
Akhirnya, penaliti dapat manarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis
yang telah dirumuskan.

Dalam penafsiran, peneliti juga harus memeriksa kembali langkah-langkah


yang telah dilaksanakan dalam penelitian. Langkah ini berguna untuk melihat
kesahihan /validitas hasil penafsiran.Apabila semua langkahnya telah tepat,
maka hasil penelitian dapat digunakan untuk pemecahan masalah praktis
dalam penelitian tersebut. Jika terjadi sebaliknya, maka hasil penelitian tidak
dapat dijamin kesahihannya Dalam penelitian ini terdapat dua

instrumen penelitian yang juga akan dianalisis secara kuantitatif


yaitu angket dan lembar observasi. Data yang diperoleh dari
angket akan dihitung menurut persentase responden yang memilih
alternatif jawaban yang disediakan.

C. ANALISA DATA KUANTITATIF


1. Analisis Data Kuantitaif.

Dalam penelitian kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik dalam penelitian
kuantitatif adalah menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang
digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non
parametris.

Statistika deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data


dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa mengambil sampelnya) jelas akan
menggunakan statistik deskriptif dalm analisisnya. Tetapi apabila penelitian
dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif
atau statistik inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya
ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk pupulasi, maka teknik analisis yang digunakan
adalah statistik inferensial.
Termasuk dalam statistsik deskriptif adalah penyajian data melalui table,
grafiik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean,
perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-
rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase. Dalam statistik deskriptif juga
dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variablel melalui analisis
korelasi, membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata sampel atau
populasi.

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis


data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan
sampel dari populasi tersebut dilakukan secara random. Statistik ini dinamakan
statistik probabilitas karena kesimpulan yang dilberlakukan untuk populasi
berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Didalm
Statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Stitistik
parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau
menguji ukuran populasi melalui data sampel . Dalam statistik pengujian parameter
melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistitk. Oleh
karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang
menggunakan sampel. Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol
karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statisti.
Hanya dalam kenyataannya nilai parameter jarang diketahui. Statistik nonparametris
tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.

Anda mungkin juga menyukai