Disusun Oleh:
HABIB SYAPUTRA RAHMANSYAH (201320100003)
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data” untuk memenuhi tugas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Bakti Indonesia Banyuwamgi.
Penyusunan makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
A. Latar Belakang
Seperti telah disebutkan, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat
pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup
reliable dan valid, datanya juga reliable dan valid. Namun, masih ada satu hal lagi
yang harus dipertimbangkan, yaitu kualifikasi si pengambil data. Beberapa alat
pengambil data masyarakat memerlukan kualifikasi tertentu pada pihak pengambil
data. Misalnya, beberapa test psikologi tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang. Beberapa alat laboratorium juga menuntun dasar pendidikan dan
pengalaman tertentu untuk dipergunakan secara benar. Persyaratan ini harus
dipenuhi oleh peneliti, jika tidak, reliabilitas dan validitas yang terkumpul akan
terganggu.
Disamping hal tersebut diatas, prosedur yang dituntut oleh setiap metode
pengambilan data yang digunakan harus dipenuhi secara tertib. Pada umumnya
setiap alat atau metode pengambilan data mempunyai panduan pelaksanaan.
Panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti. Bila menggunakan jasa
orang lain untuk mengumpulkan data, si peneliti harus mempunyai cara untuk
memperoleh keyakinan bahwa pengalaman data itu telah dilaksanakan menurut
prosedur yang seharusnya.
Apa yang telah dibicarakan diatas ialah seluk beluk pengambilan data
primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-
petugasnya) dari sumber pertamanya. Disamping data primer terdapat data
sekunder, yang sering kali juga diperlukan oleh peneliti. Data sekunder itu
biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data
mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktifitas suatu
perguruan tinggi, data persediaan pangan disuatu daerah, dan sebagainya.
Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk menjamin
mutunya. Dalam banyak hal, peneliti harus menerima menurut apa adanya.
Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber
primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.
B. Rumusan Masalah
1. Mempelajari Teknik Pengumpulan Data
2. Mempelajari Analisis Data
Tujuan Penulisan
Mengetahui Teknik Pengumpulan Data
Mengetahui Analisis Data
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),dokumentasi
dan lainya.
Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh ariable-variabel yang
ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran
penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang
bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap ariable
ditentukan oleh definisi operasional ariable yang bersangkutan. Definisi
operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan
pengumpulan data, yaitu ariable empiris dan pengukuran.
1. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu angket, wawancara, observasi,
studi dokumentasi, dan teknik lainnya.
1. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban
responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
Keuntungan wawancara adalah :
a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak ari membaca dan
menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera
menjelaskannya.
c. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan
mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau
gerak-gerik responden.
Kerugian wawancara adalah :
a. Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan
uang harian pengumpulan data.
b. Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
c. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagai interview schedule.
Sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut
pedoman wawancara (interview guide). Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja
sama dengan responden ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan :
Penampilan fisik
Sikap dan tingkah laku pewawancara
Identitas
Persiapan
Pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau
tanggapan responden
2. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden
adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan.
Keuntungan dari teknik angket adalah :
a. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirim melalui pos.
b. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative murah.
c. Angket tidak terlalu menggangu responden karena pengisiannya
ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Kerugiaan teknik angket :
a. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang dikembalikan
relative rendah.
b. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang ari membaca
dan menulis.
c. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada
kesempatan untuk mendapat penjelasan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam instrument penelitian dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan
sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.
b. Pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan
sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah
disediakan.
Dalam membuat jawaban alternative untuk pertanyaan tertutup atau dalam
menggolong-golongkan jawaban yang diberikan pada pertanyaan terbuka perlu
diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
a. Penggolongan hanya didasarkan atas satu prinsip atau satu dimensi.
Dengan syarat ini adalah untuk menghindari agar seseorang tidak dapat
masuk dalam lebih dari satu golongan.
b. Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan, artinya jika
seseorang sudah dimasukan kedalam satu golongan, ia tidak dapat
dimasukkan kedalam golongan lainnya.
c. Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh, artinya tidak seorang
pun yang tidak termasuk kedalam salah satu golongan yang dibuat.
Terdapat beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat
pertanyaan-pertanyaan untuk instrument penelitian :
Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.
Hindari pernyataan atau pertanyaan ganda.
Responden harus mampu menjawab. Agar dapat dipercaya.
Pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan harus relevan
(berkenaan dengan tujuan penelitian).
Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah terbaik. ·
Hindari pertanyaan, pernyataan atau istilah bias, termasuk tidak
menanyakan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang sugestif
(mendorong responden untuk menjawab kearah tertentu).
Angket yang dikirimkan harus disertai surat pengantar yang menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya. Perlu juga untuk
melampirkan sampul pengembalian yang sudah beralamat dan sudah
berprangko cukup.
3. Observasi
1. Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
2. Observasi juga diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang
diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung
adalah pengamatan yan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui
film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi
(observer) agar penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara
efektif adalah sebagai berikut :
a. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan
diobservasi.
b. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus pada penelitian yag
dilaksanakannya.
c. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
Pertimbangan pencatatan langsung ditempat langsung atau setelah
observasi haruslah saksama. Demikian juga alat pencatat data, yaitu
Anecdotal record, catatan berskala, check list, rating scale atau
mechanical devide perlu dipertimbangkan.
d. Penentuan kategori pendataan gejala yang diamati, apakah dengan
mempergunakan skala tertentu sekadar mencatat frekuensi munculnya
gejala tanpa klasifikasi tingkatannya sehingga perumusan cirri-ciri
setiap kategori dengan tegas dan jelas sangat perlu.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada sujek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi
dokumen primer (dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami
suatu peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang
lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi.
a. Jenis penelitian
Apabila suatu penelitian ingin mengetahui bagaimana secara umum atau
rata-rata masyarakat yang melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
dengan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur), dengan menggunakan metode
survey. Maka analisis data digunakan dengan pendekatan kuantitatif. Tetapi bila
ingin mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pendapat masyarakat
tentang persepsi mereka terhadap “sehat” maka jelas akan dilakukan anlaisis
kualitatif.
b. Jenis data
Jenis data kategorik berbeda cara analisisnya bila dibandingkan dengan data
numeric. Sebuah analisis dengan uji statistic hanya cocok untuk jenis data tertentu
saja. Misalnya nilai proporsi atau persentase pada analisis univariate biasanya
hanya cocok untuk jenis menjelaskan jenis data kategorik, sedangkan untuk jenis
data numeric hanya dapat menggunakan nilai rata-rata untuk menjelaskan
karakteristik variable yang bersangkutan. Untuk analisis hubungan dua variable
(analisis bervariate), uji Kai Kuadrat hanya dapat dipakai untuk mengetahui
hubungan data kategorik dengan data kategorik. Seblaiknya, untuk mengetahui
hubungan jenis data numeric dengan data numeric harus digunakan uji korelasi
atau regresi.
2. Analisis Bevariate
Apabila telah dilakukan analisis univariate tersebut di atas, hasilnya akan
diketahui karakteristik atau distribusi setiap variable, dan dapat dilanjutkan
analisis bivariate.
Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Misalnya variable umur dengan variable penyakit
jantung, variable jenis kelamin dengan variable jenis penyakit yang diderita, dan
sebagainya. Dalam analisis bevariate ini dilakukan beberapa tahap, antara lain :
3. Analisis Multivariate
Analisis bevariate akan menghasilkan hubungan antara dua variable yang
bersangkutan (variable independen dan variable dependen). Untuk mengetahui
hubungan lebih dari satu variable independen dengan satu variable dependen,
harus dilanjutkan lagi dengan melakukan analisis multivariate. Misalnya pengaruh
atau hubungan antara variable pendidikan ibu, pengetahuan ibu, social ekonomi
keluarga, jumlah anak, dan sebagainya. (variable-variabel variable). Uji statistic
yang digunakan biasanya regresi berganda (multiple regression), untuk
mengetahui variable independen yang mana yang lebih erat hubungannya dengan
variable dependen.
Dalam analisis multivariate dilakukan baerbagai langkah pembuatan model.
Model terakhir terjadi apabila semua variable independen dengan dependen sudah
tidak mempunyai nilai p>0,05 Di bawah ini akan diberikan contoh pemodelan
terakhir dari sebuah analisis multivariate.
Contoh :
95% CL
Variabel B P OR
Lower Upper
Pengetahuan 2,960 0,000 19,305 4,34 84,92
Umur 3,079 0,008 11,747 2,22 212,61
Pendidikan 2,625 0,000 13,804 3,28 58,05
Constanta -10,497
HUBUNGAN ANTARA : PENGETAHUAN, UMUR, PENDIDIKAN DENGAN
KEPATUHAN BEROABT TB
4. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, untuk menguji hipotesis-hipotesisnya
digunakan rumusan hipotesis nol atau statistic. Dalam metode statistic, pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan berbagai uji statistic atau rumus sesuai dengan
masalah dan metode yang digunakan. Berdasarkan hasil pengujian (perhitungan
statistic) tersebut hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis nol dirumuskan dalam
kalimat “Tidak ada perbedaan”. Misalnya, tidak ada pebedaan antara laki-laki dan
wanita dalam menderita penyakit jantung. Apabila hipotesis diterima, memang
jumlah kaus penyakit janatung pada kaum pria dan wanita sama saja. Tetapi
apabila hipotesis ditolak berarti jumlah penderita penyakit jantung pada kaum pria
dan wanita berbeda.
Teknik-teknik pengujian hipotesis dapat digujnakan berbagai macam sesuai
dengan tujuannya. Aplikasi penggunaan rumus-rumus tersebut dapat dibaca dari
buku-buku statistic. Dalam penelitian kesehatan, teknik pengolahan data statisik
yang dapat digunakan antara lain adalah :