Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA”


Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
“Metode Penelitian”
Dosen Pembimbing : Ns. Eko Prabowo S.kep M,.Kes

Disusun Oleh:
HABIB SYAPUTRA RAHMANSYAH (201320100003)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data” untuk memenuhi tugas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Bakti Indonesia Banyuwamgi.
Penyusunan makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Ns. Eko Prabowo S.kep M,.Kes selaku dosen mata kuliah


”Metode Penelitian”

2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang


membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Habib Syaputra Rahmansyah

Banyuwangi 7 Desember 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti telah disebutkan, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat
pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup
reliable dan valid, datanya juga reliable dan valid. Namun, masih ada satu hal lagi
yang harus dipertimbangkan, yaitu kualifikasi si pengambil data. Beberapa alat
pengambil data masyarakat memerlukan kualifikasi tertentu pada pihak pengambil
data. Misalnya, beberapa test psikologi tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang. Beberapa alat laboratorium juga menuntun dasar pendidikan dan
pengalaman tertentu untuk dipergunakan secara benar. Persyaratan ini harus
dipenuhi oleh peneliti, jika tidak, reliabilitas dan validitas yang terkumpul akan
terganggu.
Disamping hal tersebut diatas, prosedur yang dituntut oleh setiap metode
pengambilan data yang digunakan harus dipenuhi secara tertib. Pada umumnya
setiap alat atau metode pengambilan data mempunyai panduan pelaksanaan.
Panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti. Bila menggunakan jasa
orang lain untuk mengumpulkan data, si peneliti harus mempunyai cara untuk
memperoleh keyakinan bahwa pengalaman data itu telah dilaksanakan menurut
prosedur yang seharusnya.
Apa yang telah dibicarakan diatas ialah seluk beluk pengambilan data
primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-
petugasnya) dari sumber pertamanya. Disamping data primer terdapat data
sekunder, yang sering kali juga diperlukan oleh peneliti. Data sekunder itu
biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data
mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktifitas suatu
perguruan tinggi, data persediaan pangan disuatu daerah, dan sebagainya.
Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk menjamin
mutunya. Dalam banyak hal, peneliti harus menerima menurut apa adanya.
Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber
primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.

B. Rumusan Masalah
1. Mempelajari Teknik Pengumpulan Data
2. Mempelajari Analisis Data
Tujuan Penulisan
Mengetahui Teknik Pengumpulan Data
Mengetahui Analisis Data
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),dokumentasi
dan lainya.
Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh ariable-variabel yang
ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran
penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang
bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap ariable
ditentukan oleh definisi operasional ariable yang bersangkutan. Definisi
operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan
pengumpulan data, yaitu ariable empiris dan pengukuran.
1. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu angket, wawancara, observasi,
studi dokumentasi, dan teknik lainnya.
1. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban
responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
Keuntungan wawancara adalah :
a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak ari membaca dan
menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera
menjelaskannya.
c. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan
mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau
gerak-gerik responden.
Kerugian wawancara adalah :
a. Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan
uang harian pengumpulan data.
b. Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
c. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagai interview schedule.
Sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut
pedoman wawancara (interview guide). Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja
sama dengan responden ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan :

 Penampilan fisik
 Sikap dan tingkah laku pewawancara
 Identitas
 Persiapan
 Pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau
tanggapan responden
2. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden
adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan.
Keuntungan dari teknik angket adalah :
a. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirim melalui pos.
b. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative murah.
c. Angket tidak terlalu menggangu responden karena pengisiannya
ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Kerugiaan teknik angket :
a. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang dikembalikan
relative rendah.
b. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang ari membaca
dan menulis.
c. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada
kesempatan untuk mendapat penjelasan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam instrument penelitian dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan
sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.
b. Pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan
sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah
disediakan.
Dalam membuat jawaban alternative untuk pertanyaan tertutup atau dalam
menggolong-golongkan jawaban yang diberikan pada pertanyaan terbuka perlu
diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
a. Penggolongan hanya didasarkan atas satu prinsip atau satu dimensi.
Dengan syarat ini adalah untuk menghindari agar seseorang tidak dapat
masuk dalam lebih dari satu golongan.
b. Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan, artinya jika
seseorang sudah dimasukan kedalam satu golongan, ia tidak dapat
dimasukkan kedalam golongan lainnya.
c. Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh, artinya tidak seorang
pun yang tidak termasuk kedalam salah satu golongan yang dibuat.
Terdapat beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat
pertanyaan-pertanyaan untuk instrument penelitian :
 Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.
 Hindari pernyataan atau pertanyaan ganda.
 Responden harus mampu menjawab. Agar dapat dipercaya.
 Pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan harus relevan
(berkenaan dengan tujuan penelitian).
 Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah terbaik. ·        
 Hindari pertanyaan, pernyataan atau istilah bias, termasuk tidak
menanyakan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang sugestif
(mendorong responden untuk menjawab kearah tertentu).
 Angket yang dikirimkan harus disertai surat pengantar yang menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya. Perlu juga untuk
melampirkan sampul pengembalian yang sudah beralamat dan sudah
berprangko cukup.
3. Observasi
1. Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
2. Observasi juga diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang
diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung
adalah pengamatan yan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui
film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi
(observer) agar penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara
efektif adalah sebagai berikut :
a. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan
diobservasi.
b. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus pada penelitian yag
dilaksanakannya.
c. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
Pertimbangan pencatatan langsung ditempat langsung atau setelah
observasi haruslah saksama. Demikian juga alat pencatat data, yaitu
Anecdotal record,  catatan berskala, check list, rating scale  atau
mechanical devide perlu dipertimbangkan.
d. Penentuan kategori pendataan gejala yang diamati, apakah dengan
mempergunakan skala tertentu sekadar mencatat frekuensi munculnya
gejala tanpa klasifikasi tingkatannya sehingga perumusan cirri-ciri
setiap kategori dengan tegas dan jelas sangat perlu.

Keuntungan observasi adalah :


a. Data yang diperoleh adalah data yang segar.
b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
Kerugian observasi adalah :
a. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus
menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
b. Beberapa tingkah laku, bahkan ari membahayakan jika diamati.

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang


diamati, observasi dapat dibedakan menjadi :
1) Observasi partisipan (participant observation) ; pengamat ikut  serta dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang
diamati.
2) Observasi tak partisipasi (nonparticipant observation) : pengamat berada
diluar sujek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang
mereka lakukan.
Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan , observasi juga dibedakan
menjadi dua bagian :
1) Observasi tak berstruktur : pengamat tidak membawa catatan tingkah laku
apa saja yang harus diamati.

4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada sujek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi
dokumen primer (dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami
suatu peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang
lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi.

Keuntungan studi dokumentasi adalah :


a. Untuk subjek penelitian yang sukar, studi dokumentasi dapat memberikan
jalan untuk melakukan penelitian.
b. Tak kreatif, karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung
dengan orang, maka data yang diperlukan tidak berpengaruh oleh
kehadiran peneliti atau pengumpulan data.
c. Analisis longitudinal, menjangkau jauh kemasa lalu.
d. Besar sampel. Dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini
memungkin untuk mengambil sampel yang leig besar karena biaya yang
diperlukan relative kecil.
Kerugian studi dokumentasi adalah :
a. Bias, karena dokumen yang diuat tidak untuk keperluan penelitian, maka
data yang tersedia mungkin bias.
b. Tersedia  secara selektif. Tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat
dibaca ulang oleh orang lain.
c. Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan
penelitian.
d. Format yang tidak baku. Sejalan dengan maksud dan tujuan penulisan
dokumen yang berbeda dengan tujuan  penelitian, maka formatnya juga
dapat bermacam-macam sehingga ari mempersulit pengumpulan data.
Sebagaimana metode historic, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan
kritik terhadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal.
2. Jenis-Jenis Pengumpulan Data
Segala keterangan mengenai variable yang diteliti disebut data. Data
penelitian pada dasarnya dikelompokan menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif. Pada kualitatif dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat. Misalnya,
data dalam bentuk tingkatan : pandai, sedang, bodoh, kaya sekali, kaya, sedang,
miskin sekali. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka.
Dalam penelitian, sering kali data kualitatif, terutama dalam bentuk
tingkatan, ditransformasikan dalam data kuantitatif dengan memberikan symbol
angka secara berjenjang pula, atau dengan menghitung frekuensi secara terpisah
satu dengan yang lain. Dengan transformasi seperti itu analisis data dapat
dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistic tertentu.
Dibawah ini akan dikemukakan jenis data kuantitatif, baik berasal dari
transformasi data kualitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif.

1. Data skala nominal


Data skala nonminal ditetapkan berdasarkan proses penggolongan
mencakup penempatan objek kedalam kategori-kategori yang mempunyai
perbedaan kualitatif bukan berdasar kuantitatif. Dalam ukuran ini, tidak ada
asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori dalam ukuran itu. Satu-
satunya hubungan yang ada di antara kategori-kategori itu adalah bahwa kategori-
kategori yang telah ditetapkan itu mewakili “lebih” atau “kurang”-nya cirri yang
ada. Penggolongan mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, laki-laki atau
perempuan, misalnya, merupakan contoh data skala nominal.
Angka yang digunakan pada tingkat nominal ini, hanya dipergunakan untuk
mengidentifikasikan bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategorinya
lainnya. Angka hanyalah sekedar “label”. Sebagai contoh angka satu yang
diberikan kepada jenis kelamin perempuan tidak menunjukan bahwa kepandaian
perempuan dua kali dari laki-laki. Demikian juga angka atau nomor yang
diberikan kepada para pemain sepak bola.
Dalam hal ini tidak akan dikatakan bahwa pemain dengan nomor punggung
tujuh merupakan pemain yang lebih baik dari pada pemain yang nomor empat.
Demikian pula tidak akan bahwa perbedaan kemampuan pemimpin antara nomor
dua dan empat. Angka dalam skala nominal sudah tentu tidak dapat diolah secara
matematis melalui proses penambahan, pengurangan, perkalian atau pembagian.
Orang hanya dapat menggunakan prosedur statistic berdasarkan data perhitungan
belaka. Misalnya, melaporkan jumlah hasil pengamatan dalam setiap kategori.

2. Data Skala Ordinal


Data skala ordinal ialah data yang disusun berdasarkan jenjang dalam
atribut tertentu, tanpa menunjukan jarak antara posisi tersebut. Angka yang
ditetapkan dalam data skala ordinal hanya menunjukan urutan posisi, tidak lebih
dari itu. Baik peredaan ataupun perbandingan antara angka-angka tersebut juga
tidak ada artinya. Jika angka 1,2,3, dan seterusnya dipakai dalam pengukuran
ordinal, maka tidak ada implikasi bahwa jarak antara urutan 1 dan urutan 2 sama
dengan jarak antara urutan 2 dan urutan 3, begitu seterusnya.
Jarak antara anak yang menduduki urutan 1 dengan anak yang menduduki
urutan 2 isa, lebih pendek, atau lebih jauh dari pada jarak antara anak urutan2 dan
urutan 3. Dasar untuk menafsirkan besarnya perbedaan angka-angka itu, tidak ada.
Dalam lomba lari yang tak dihitung waktunya, pertama kali, kedua, ketiga, dan
seterusnya, kita tidak mengetahui berapa perbandingan kecepatan pelari itu satu
sama lain. Perbedaan antara pemenang  pertama dan kedua tidak selalu harus
sama dengan perebedaan antara pemenang kedua dan ketiga, atau ketiga dan
keempat. Juga tidak dapat dikatakan, pelari kedua, dua kali lebih cepat dari pada
pelari keempat.
Hitungan tambah, kurang, kali, dan bagi tidak dapat digunakan pada data
skala ordinal. Statistic yang sesuai bagi skala ordinal adalah terbatas. Karena besar
jarak, interval antara kategori-kategori tidak diketahui. Statistic, cocok untuk skala
ordinal.
3. Data skala interval
Data skala interval adalah data yang ariab jarak interval yang sama dari
suatu titik asal yang tidak tetap. Data ini tidak semata-mata mengurutkan orang
atau objek berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang
interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainnya. Tetapi data
lain ini tidak memberikan informasi tentang jumlah absolute atribut yang dimiliki
seseorang karena tidak memiliki titik tolak mutlak. Titik nol pada test psikologi
atau test pendidikan tidak ada patokannya.
Sebagai contoh, tidak ada angka kecerdasan nol; tidak ada suatu cara pun
dalam test kecerdasan baku yang dapat dipakai untuk menetapkan bahwa
seseorang mempunyai tingkat kecerdasan nol. Kalau ada tiga orang mahasiswa
memperoleh skor 15, 30, dan 45 dalam ujian statistic, tidak dapat dikatakan ahwa
mahasiswa yang memperoleh skor 30 mempunyai pengetahuan statistic dua kali
lipat dari mahasiswa yang mendapat nilai 15. Untuk memahami hal itu, dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Andai kata dosen statistic tersebut menambah lima belas soal yang sangat
mudah, dan ketiga skor itu kini berubah menjadi 30, 45, dan 60. Kemudian dibuat
perbandingan skor pada skala interval ini, maka akan terjadi kekeliruan laporan
bahwa mahasiswa yang memperoleh niali 60 mempunyai pengetahuan statistic
dua kali lipat dari pada mahasiswa yang memperoleh nilai 30. Dalam
perbandingan sebelumnya dianggap bahwa mahasiswa yang bersangkutan
mempunyai pengetahuan statistic tiga kali lipat dari pada mahasiswa yang lainnya
itu.
Meskipun demikian, data skala interval merupakan nilai kuantitatif yang
paling banyak digunakan, karena ia memiliki jarak yang sama antara dua nilai
yang terdekat. Disamping itu, sebagian besar teknik perhitungan statistic
dikembangkan dengan menggunakan data ini.
4. Data Skala Ratio
Data skala ratio adalah skala yang memiliki titik nol sejati, sehingga
bilamana suatu gejala dinyatakan nol berarti gejala itu sama sekali tidak ada.
Disamping itu, data ini mempunyai jarak dalam bentuk satuan yang sama,
sehingga gejala-gejala dimaksudkan dapat dinyatakan, dan dibandingkan secara
pasti. Misalnya, seseorang dapat ariab arti bahwa berat barang 4 kg adalah dua
kali lipat berat dan barang yang beratnya 2 kg. demikian pula jarak 4 cm adalah
setengah dari jarak 8 cm dan seterusnya.
B. ANALISIS DATA
Data yang telah diolah baik pengelolaan secara manual maupun
menggunakan bantuan computer, tidak aka nada maknanya tanpa dianalisis.
Menganalisis data tidak sekedar mendeskripsikan dan menginterpretasikan data
yang telah diolah. Keluaran akhir dari analisis data kita harus memperoleh makna
atau arti dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi data mempunyai dua sisi, sisi
yang sempit dan sisi yang luas. Interpretasi data dari sisi yang sempit, hanya
sebatas pada masalah penelitian yang akan dijawab melalui data yang diperoleh
tersebut.
Sedangkan dari sisi yang lebih luas, interpretasi data berarti mencari makna
data hasil penelitian dengan cara tidak hanya menjelaskan hasil penelitian tersebu,
tetapi juga melakukan interferensi atau generalisasi dari data yang diperoleh
melalui penelitian tersebut.
Oleh sebab itu secara rinci tujuan dilakukan analisis data adalah :
a. Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam
tujuan penelitian
b. Membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
c. Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan
konstribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan.
C. ANALISIS DAN JENIS DATA
Sebelum membahas lebih lanjut analisis data ini,sebaiknya dipahami dulu
batasan data dan jenis-jenis data yang diperoleh melalui penelitian. Data adalah
kumpulan huruf/kata, kalimat atau angka yang dikumpulkan melaluui proses
pengumpulan data. Data tersebut merupakan sifat atau karakteristik dari sesuatu
yang diteliti. Data dari suatu penelitian saja, sangat bervariasi sekali, mulai dari
karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
sebagainya) sampai dengan variable-variabel yang dirumuskan dalam tujuan
penelitian dan kerangka konsep. Berdasarkan skala pengukurannnya variable
dikelompokkan menjadi empat, yakni : nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Tentang empat jenis variable ini telah diuraikan dalam bab sebelumnya dalam
buku ini.
Untuk kepentingan analisis statistic, di samping pembagian jenis data
seperti tersebut tadi, data juga dikelompokkan menjadi dua, yakni data kategorik
dan numeric.
1. Data Kategorik
Data kategorik atau data kualitatif, merupakann data dari hasil
penggolongan atau pengklasifikasian data, misalnya : jenis kelamin, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan. Data atau variable kategorik pada umumnya
berisi variable yang berskala nominal dan ordinal.
2. Data Numerik
Data numeric (kuantiatif) merupakan variable hasil penghitungan dan
pengukuran, misalnya tekanan darah, tinggi badan, berat badan, dan
sebagainya. Varibel numeric dikelompokkan lagi menjadi dua macam,
yakni deskrit, dan kontinu. Data deskrit merupakan hasil penghitungan,
seperti jumlah anak, jumlah kunjungan pasien rawat jalan, dan sebagainya.
Sedangkan data kontinu merupakan data hasil pengukuran, misalkan
tekanan darah, denyut nadi, Hb, dan sebagainya. Data numeric ini
mencakup variable-variabel dengan skala pengukuran interval dan rasio.

Dalam analisis data menggunakan metode statistic, biasanya data jenis


numeric diubah menjadi data kategorik dengan cara melakukan
pengelompokkan atau pengklasifikasian. Misalnya variable tekanan darah
yang data rilnya numeric, dapat dikategorikan menjadi : <120/80,121/90-
140/95, dan sebagainya (data kategorik)

Analissi suatu hasil penelitian dilakukan sangant tergantung dari beberapa


hal antara lain :

a. Jenis penelitian
Apabila suatu penelitian ingin mengetahui bagaimana secara umum atau
rata-rata masyarakat yang melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
dengan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur), dengan menggunakan metode
survey. Maka analisis data digunakan dengan pendekatan kuantitatif. Tetapi bila
ingin mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pendapat masyarakat
tentang persepsi mereka terhadap “sehat” maka jelas akan dilakukan anlaisis
kualitatif.

b. Jenis data
Jenis data kategorik berbeda cara analisisnya bila dibandingkan dengan data
numeric. Sebuah analisis dengan uji statistic hanya cocok untuk jenis data tertentu
saja. Misalnya nilai proporsi atau persentase pada analisis univariate biasanya
hanya cocok untuk jenis menjelaskan jenis data kategorik, sedangkan untuk jenis
data numeric hanya dapat menggunakan nilai rata-rata untuk menjelaskan
karakteristik variable yang bersangkutan. Untuk analisis hubungan dua variable
(analisis bervariate), uji Kai Kuadrat hanya dapat dipakai untuk mengetahui
hubungan data kategorik dengan data kategorik. Seblaiknya, untuk mengetahui
hubungan jenis data numeric dengan data numeric harus digunakan uji korelasi
atau regresi.

c. Asumsi kenormalan data


Kenormalan atau keabnormalan distribusi frekuensi data juga menentukan
analisis data. Apabaila distribusi frekuensi datanya normal, biasanya digunakan
analisis atau uji statistic parameetrik. Tetapi bila asumsi disribusi datanya tida
normal, biasanya menggunakan analisis uji statistic nonparametric.

D. PROSEDUR ATAU JENIS ANALISIS DATA


Analisis data suatu penelitian, biasanya melalui proses prosedur bertahap antara
lain :
1. Analisis univariate (Analisis Deskriptif)
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariate tergantung dari
jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median
dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variable. Misalnya distribusi frekuensi
responden berdasarkan : umur,jenis kelamin,tingkat pendidikan dan sebagainya.
Demikian juga penyebaran penyakit-penyakit yang ada di daerah tertentu,
distribusi pemakaian jenis kontrasepsi, distribusi kasus malnutrisi pada anak
balita, dan sebagainya.
Contoh :

DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN KEPATUHAN BEROBAT TB


Kepatuhan N %
Patuh 148 60,8

Tidak patuh 131 39,2


Total 279 100,0

Responden yang patuh berobat TB di wilayah kerja Puskesmas Pasar


Minggu lebih tinggi (60,8%), disbanding dengan yang tidak patuh berobat(39,2%)

2. Analisis Bevariate
Apabila telah dilakukan analisis univariate tersebut di atas, hasilnya akan
diketahui karakteristik atau distribusi setiap variable, dan dapat dilanjutkan
analisis bivariate.
Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Misalnya variable umur dengan variable penyakit
jantung, variable jenis kelamin dengan variable jenis penyakit yang diderita, dan
sebagainya. Dalam analisis bevariate ini dilakukan beberapa tahap, antara lain :

a. Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi


silang antara dua variable yang bersangkutan.
b. Analisis dari hasil uji statistic (chai square test, Z test, t test, dan
sebagainya).
Melihat dari hasil uji statistic ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan
dua variable tersebut bermakna atau tidak bermakna. Dari hasil uji statistic
ini dapat terjadi, misalnya antara dua variable tersebut secara presentase
berhubungan tetapi secara statistic hubungan tersebut tidak bermakna.
c. Analisis keeratan hubungan antara dua variable tersebut, dengan melihat
nilai Odd Ratio (OR) Besar kecilnya nilai OR menunjukkan besarnya
keeratan hubungan antara dua variable yang diuji.
Contoh :
Kepatuhan P OR
Umur Total value 95 %
Tak patuh Patuh
DewasaMd 7 (20,0%) 28 (80%) 35 (100%)
0,004 3,08
Dewasa 24 (54,0%) 20 (45,5%) 44 (100%)
Total 31 (39,2%) 48 (60,8%) 79 (100%)
DISTIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR DAN KEPATUHAN BEROBAT TB

Dari table di atas menunjukkan bahwa responden berumur dewasa muda


lebih patuh berobat TB (80,0%), dibandingkan dengan responden dewasa
(45,8%). Sehingga secara presentase dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara umur dengan kepatuhan berobat. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa
nilai p<0,05, hal ini terbukti bahwa umur berhubungan secara bermakna dengan
kepatuhan berobat. Dari analisis keeratan hubungan menunjukkan nilai Odd Ratio
(OR) 3,08, yang berarti bahwa responden yang berumur yang berumur muda
mempunyai peluang 3,08 kali patuh berobat dibandingkan dengan responden yang
berumur lebih tua.

3. Analisis Multivariate
Analisis bevariate akan menghasilkan hubungan antara dua variable yang
bersangkutan (variable independen dan variable dependen). Untuk mengetahui
hubungan lebih dari satu variable independen dengan satu variable dependen,
harus dilanjutkan lagi dengan melakukan analisis multivariate. Misalnya pengaruh
atau hubungan antara variable pendidikan ibu, pengetahuan ibu, social ekonomi
keluarga, jumlah anak, dan sebagainya. (variable-variabel variable). Uji statistic
yang digunakan biasanya regresi berganda (multiple regression), untuk
mengetahui variable independen yang mana yang lebih erat hubungannya dengan
variable dependen.
Dalam analisis multivariate dilakukan baerbagai langkah pembuatan model.
Model terakhir terjadi apabila semua variable independen dengan dependen sudah
tidak mempunyai nilai p>0,05 Di bawah ini akan diberikan contoh pemodelan
terakhir dari sebuah analisis multivariate.

Contoh :
95% CL
Variabel B P OR
Lower Upper
Pengetahuan 2,960 0,000 19,305 4,34 84,92
Umur 3,079 0,008 11,747 2,22 212,61
Pendidikan 2,625 0,000 13,804 3,28 58,05

Constanta -10,497
HUBUNGAN ANTARA : PENGETAHUAN, UMUR, PENDIDIKAN DENGAN
KEPATUHAN BEROABT TB

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa :


a. Responden yang mempunyai pengetahuan tinggi berpeluang 19,305 kali
patuh berobat dibandingkan dengan responden yang mempunyai
pengetahuan rendah.
b. Responden yang berumur muda berpeluang 11,747 kali patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berumur lebih tua.
c. Responden yang berpendidikan tinggi berpeluang 13,804 kali patuh
berobat dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah.

Dari ketiga variable independent tersebut, maka variable pengetahuan


adalah variable yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan berobat,
dengan OR 19,305. Hal ini berarti bahwa responden yang mempunyai
pengetahuan TB yang tinggi berpeluang 19 kali untuk patuh berobat,
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan TB yang rendah, setelah
dikontrol variable pendidikan dan umur.

4. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, untuk menguji hipotesis-hipotesisnya
digunakan rumusan hipotesis nol atau statistic. Dalam metode statistic, pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan berbagai uji statistic atau rumus sesuai dengan
masalah dan metode yang digunakan. Berdasarkan hasil pengujian (perhitungan
statistic) tersebut hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis nol dirumuskan dalam
kalimat “Tidak ada perbedaan”. Misalnya, tidak ada pebedaan antara laki-laki dan
wanita dalam menderita penyakit jantung. Apabila hipotesis diterima, memang
jumlah kaus penyakit janatung pada kaum pria dan wanita sama saja. Tetapi
apabila hipotesis ditolak berarti jumlah penderita penyakit jantung pada kaum pria
dan wanita berbeda.
Teknik-teknik pengujian hipotesis dapat digujnakan berbagai macam sesuai
dengan tujuannya. Aplikasi penggunaan rumus-rumus tersebut dapat dibaca dari
buku-buku statistic. Dalam penelitian kesehatan, teknik pengolahan data statisik
yang dapat digunakan antara lain adalah :

a) Rumuna-rumusan dari statistic deskriptif, yakni : Ukuran Tendensi Sentral


(Central Tendency), Ukuran penyimpangan (Standard Dviasion), Tabel
Persentase, Analisis Korelasi, dan sebagainya.
b) Rumusan-rumusan statistic inferensi atau induktif, seperti analisis chai
square, analisis variance, analisis korelasi dan regresi, analisis factorial
dan sebagainya.

5. Penafsiran dan Penyimpulan


Penfsiran hasil penelitian dilakukan hanya untuk mencari pengertian
terhadap hasil pengolahan data, sehingga sebelum membentuk berbagai penemuan
ilmiah (scientific finding). Dalam menafsirkan hasil peneliatian, peneliti boleh
menggunakan asumsi-asumsi atau pemikiran-pemikiran sendiri. Misalnya dari
suatu penelitian diketemukan bahwa umur rata-rata kaum laki-laki lebih pendek
daripada umur rata-rata kaum wanita.Penelitian dapat menafsirkan sebab-sebab
terjadinya perbedaan tersebut : karena kaum laki-laki lebih terpapar dengan dunia
luar, bekerja lebih berat daripada kaum wnaita, dan sebagainya. Sedangkan
kesimpulan adalah hasil dari proses berpikir induktif dari hipotesis. Kesimpulan
dibuat dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Harus dibuat secara ringkas dan tepat
b. Kesimpulan merupakan hasil pengujian hipotesis dengan didukung oleh
data.
c. Dapat mencerminkan batas-batas berlakunya (apakah dapat berlaku seuruh
populasi atau hanya pada sebagian populasi saja).
d. Merupakan rekapitulasi berbagai informasi yang diberikan sebelumnya
atua pembuktiannya
e. Dapat memberikan penjelasan tentang masalah yang diteliti
f. Mencerminkan adanya penerimaan atau penolakan hiptesis yang diuji
dengan data.
g. Dapat menuntun untuk dilakukan peneltitian lebih lanjut terhadap masalah
yang lain, yang berhubungan dengan hasil penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2014). "Teknik dan Alat Pengumpulan Data".
http://kang93.blogspot.com, diakses pada 22 Maret 2015.
Cicilia. (2011). “Cara Penyajian Data”. http://bangeud.blogspot.com,diakses
pada 22 maret 2015.
Fajriah. (2014). "Makalah Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data".
http://miss-fajriah.blogspot.com, diakses pada 22 Maret 2015.
Hendryadi. (2014). "Metode Pengumpulan Data".
https://teorionline.wordpress.com, diakses pada 22 Maret 2015.
Juwita. (2014). “Penyajian data statistic”.
http://myperawatworld.blogspot.sg/2014/11/makalah-penyajian-data-
statistik- data.html,diakses pada 23 Maret 2015.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Larsito Bandung.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai