Anda di halaman 1dari 25

KUESIONER/ANGKET DAN OBSERVASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran otomotif


yang diampu oleh:

Bapak Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd

Disusun oleh:
Aditya Nur Ilyasa 1905231

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kuesioner/Angket dan Pedoman Observasi

A. Pengertian Angket.................................................................................. 2
B. Pengertian Observasi.............................................................................. 3
C. Cara menyusun kisi-kisi angket..............................................................5
D. Penskoran angket....................................................................................8
E. Cara menyusun Pedoman Observasi..................................................... 13
F. Contoh angket otomotif......................................................................... 15
G. Contoh observasi otomotif.................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuesioner memegang peranan penting dalam kesuksesan koleksi data pada
setiap penelitian survei. Seberapa penting suatu kuesioner yang baik seringkali
diabaikan, sehingga setiap orang sepertinya bisa menulis kuesioner. Pada
semua survei Brace(2013) mengemukakan bahwa secara umum terdapat dua
tipe kesalahan yakni kesalahan akibat pengambilan sampel (sampling error)
dan kesalahan-kesalahan yang bukan diakibatkan dari pengambilan sampel
(non-sampling errors). Kesalahan akibat pengambilan sampel sering muncul
dari variasi acak dalam pemilihan responden. Kesalahan jenis ini bisa
dikurangi dan cara yang paling banyak digunakan adalah dengan menambah
ukuran sampel, yang artinya menambah biaya. Untuk mengurangi separuh
kesalahan pengambilan sampel membutuhkan empat kali lipat ukuran sampel,
sehingga upaya mengurangi kesalahan dalam pengambilan sampel bisa
menjadi sangat mahal.
Masalah yang diakibatkan oleh penyusun kuesioner, antara lain
1. Keraguan dalam pertanyaan
2. Efek ururan antar pertanyaan
3. Efek urutan di dalam suatu pertanyaan
4. Kode jawaban yang mencukupi
5. Kesalahan pertanyaan yang diajukan karena minimnya
petunjuk/arahan
6. Ketidakmampuan kuesioner dalam mencatat atau merekam jawaban
yang akurat atau lengkap.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Angket/Kuisioner
Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data (Danang, 2012).
Jenis-jenis pertanyaan pada kuesioner dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons terbuka
kepada responden. Respons yang diterima harus bisa diterjemahkan
dengan benar. Contoh :
Bagaimana pendapat Anda jika :
1. Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
2. Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
b. Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-pilihan
respons yang tersedia bagi reponden.
Contoh:
Bagaimana pendapat Anda jika :
1. Pelajaran bahasa Inggris diberikan di SD?
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Kurang setuju
D. Tidak setuju
2. Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Kurang setuju
D. Tidak setuju
Kuisioner disusun dengan berbagai macam cara yang digunakan di banyak
situasi yang berbeda dengan menggunakan banyak media koleksi data yang
berbeda pula. Kuesioner berisi daftar pertanyaan terstruktur dengan alternative
jawaban yang tersedia, sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai
dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan atau pendapat pribadinya. (Suyanto
dan Sutinah, 2005). Pada penelitian, istilah kuesioner merujuk baik oada
kuesioner yang pengisiannya diisi sendiri yang dikelola oleh interviewer
Ketika tatap muka secara langsung maupun melalui telepon (Brace, 2013).
Arikunto (2010) mendefinisikan kuesioner atau angket sebagai sekumpulan
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
terkait dengan pribadinya maupun hal-hal lain yang terkait dengan materi
penelitian.

Sumber: Slideshare.com
Isi Kuesioner Penelitian
Kuesioner penelitian harus sesuai dengan permasalahan yang
dibahas dan informasi yang ingin dihimpun. Karena kuesioner berisi daftar
pertanyaan atau pernyataan, Anda harus membuatnya lebih mudah
dipahami oleh responden yang tidak bertemu secara langsung. Adapun
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat isi kuesioner
penelitian, antara lain:
1. Sederhana
Kuesioner penelitian harus dibuat sederhana, to the point, tidak
kompleks, dan mudah dipahami responden agar lebih sesuai tujuannya.
Sehingga, informasi yang diperoleh dari kuesioner sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
2. Ukuran jelas
Kuesioner penelitian yang bertujuan mengumpulkan data berupa
angka harus menggunakan satuan ukur yang jelas. Misalnya, gunakan
satuan ukur yang jelas seperti m2 ketika menanyakan luas lahan
sehingga responden paham dan tidak kebingungan.
3. Pertanyaan tidak bertele-tele
Jika kuesioner berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang
jawabannya sudah berupa pilihan maupun tidak, maka pastikan
pertanyaan dalam kuesioner penelitian tidak bertele-tele. Pernyataan
kuesioner harus lebih jelas, tapi juga menghindari penjelaskan yang
bertele-tele. Pertanyaan yang bertele-tele akan bisa menimbulkan
pemahaman yang berbeda atau membuat responden jenuh
menjawabnya.
4. Pertanyaan harus dikategorikan
mengelompokkan atau mengkategorikan setiap daftar pertanyaan
dalam kuesioner penelitian adalah hal yang harus dilakukan agar
sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
5. Jangan membingungkan
Daftar pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner penelitian
seharusnya tidak membingungkan. Supaya, responden bisa
memberikan jawaban yang lebih sesuai harapan Anda.
2. Pengertian Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara
mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian
untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari
sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan.
Kegiatan observasi dilakukan untuk memproses objek dengan maksud
untuk merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan ide-ide yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan melanjutkan
ke proses investigasi.
Secara umum, observasi adalah aktivitas untuk mengetahui sesuatu dari
fenomena-fenomena. Aktivitas tersebut didasarkan pada pengetahuan dan
gagasan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari fenomena yang
diteliti. Informasi yang didapat harus bersifat objektif, nyata, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kata “observasi” berasal dari bahasa Latin yang berarti melihat dan
memperhatikan. Sedangkan secara istilah observasi merupakan proses untuk
melihat, memperhatikan, mengamati, meninjau, dan mengawasi dengan teliti
suatu objek tertentu untuk mendapat data yang valid dan informasi yang benar
yang dibutuhkan suatu kegiatan, sebuah instansi untuk suatu kepentingan
tertentu.

Pengertian Observasi Menurut Para Ahli


Selain definisi umum, para ahli juga memiliki pendapat mengenai kegiatan
observasi. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai penjelasan
observasi:
 Widoyoko (2014:46) observasi merupakan “pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala
pada objek penelitian”. 
 Sugiyono (2014:145) “observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis”. 
 Riyanto (2010:96) “observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung:. 
 Nawawi dan Martini menjelaskan bahwa observasi merupakan kegiatan
mengamati, yang diikuti pencatatan secara urut. Hal ini terdiri atas
beberapa unsur yang muncul dalam fenomena di dalam objek yang diteliti.
Hasil dari proses tersebut dilaporkan dengan laporan yang sistematis dan
sesuai kaidah yang berlaku.
 Prof. Heru menjelaskan Observasi merupakan pengamatan yang sebuah
studi kasus atau pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja, terarah,
urut, dan sesuai pada tujuan. Pencatatan pada kegiatan pengamatan disebut
dengan hasil observasi. Hasil observasi tersebut dijelaskan dengan rinci,
tepat, akurat, teliti, objektif, dan bermanfaat.
 Hanna Djumhana: Observasi merupakan suatu metode ilmiah yang masih
menjadi acuan dalam ilmu pengetahuan empiris sebagai cara yang sering
digunakan untuk mengumpulkan data.
 Sutrisno Hadi: Observasi ialah proses yang kompleks, terdiri dari berbagai
macam proses biologis maupun proses psikologis. Namun, proses yang
paling penting ialah ingatan dan pengamatan.
 Sudjana: observasi adalah metode penelitian untuk mengukur tindakan dan
proses individu dalam sebuah peristiwa yang diamati.
 Patton: Observasi merupakan metode yang akurat dalam mengumpulkan
data. Tujuannya adalah mencari informasi tentang kegiatan yang
berlangsung untuk kemudian dijadikan objek kajian penelitian.
 Karl Welek: Observasi adalah pencatatan, pemilihan, penyusunan,
penandaan, penggantian dari rangkaian proses tingkah laku dan suasana
yang memiliki hubungan dengan organisasi tertentu.
 Suharsimi Arikunto: Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap
suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang berlangsung meliputi
berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian objek dengan menggunakan
penginderaan.
 Gibson dan Mitchell: Observasi merupakan teknik untuk menyeleksi
dalam penentuan keputusan dan konklusi terhadap orang lain yang
diamati. 
 Webb dan Denzin: observasi adalah kegiatan yang akan diamati
seperti exterior physical signs, expressive movement, physical
location, language behavior dan time duration.
 Kartini Kartono: observasi adalah pengujian dengan tujuan tertentu untuk
mengetahui sesuatu, yang khususnya untuk tujuan mengumpulkan fakta,
data, skor atau nilai, satu verbalisasi atau disebut dengan pengungkapan
kata-kata dengan segala sesuatu yang telah diteliti atau diamati.
 Nurkancana (1986): observasi adalah suatu cara untuk mengadakan sebuah
penilaian dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dan juga
sistematis. Untuk data-data yang telah diperoleh dalam observasi tersebut
selanjutnya dicatat pada suatu catatan observasi. Dan kegiatan pencatatan
itu sendiri juga merupakan bagian dari kegiatan pengamatan.
 Sevilla (1993): Observasi atau pengamatan dalam arti sederhana
merupakan proses dimana peneliti melihat situasi dari penelitian. Untuk
metodenya harus sesuai yang digunakan pada penelitian yang berupa
pengamatan interaksi atau kondisi dari belajar mengajar, tingkah laku dan
juga interaksi dari kelompok.
 Prof. Dr. Bimo Walgito: observasi adalah suatu penelitian yang dijalankan
secara sistematis dan disengaja diadakan dengan menggunakan alat indera
(terutama mata) atas kejadian–kejadian yang langsung dapat ditangkap
pada waktu kejadian berlangsung.
 Gibson, R.L Dan Mitchell. M.H: observasi adalah teknik yang bisa untuk
digunakan sebagai seleksi derajat untuk menentukan sebuah keputusan dan
konklusi terhadap orang lain yang diamati. Untuk pengamatan seperti ini
tidak bisa dilakukan sendiri melainkan harus dibantu menggunakan
metode penelitian yang lainnya.
 Menurut Prof. Dr. Sofyan S. Willis: observasi adalah pengamatan yang
dilakukan secara partisipan dan nonpartisipan. Metode partisipan
mengharuskan peneliti terlibat di dalam kegiatan anak-anak dan remaja.
Sedangkan metode non-partisipan hanya mengamati dari luar, tidak perlu
terlibat.
3. Cara Menyusun Kisi – Kisi Kuesioner
Mnyusun kuesioner harus mengikuti langkah-langkah pembuatan
kuisioner sebgai berikut:
Langkah 1:
 Menentukan Hipotesis
 Menentukan tipe survey yang akan digunakan
 Menentukan pertanyaan-pertanyaan survey
 Menentukan kategori jawaban
 Mendesain letak survey
Langkah 2:
 Rencanakan bagaimana data akan dikumpulkan
 Uji awal alat pengukuran
Langkah 3:
 tentukan target populasi
 tentukan teknik sampling (random sampling, non random sampling)
 tentukan ukuran sampel
 pilih sampel
Langkah 4:
 Temukan responden
 lakukan interview/wawancara
 kumpulkan data dengan teliti
Langkah 5:
 Masukkan data kedalam komputer
 periksa ulang seluruh data
 lakukan analisis statistik pada data yang diperoleh
Langkah 6:
 Jelaskan metode dan penemuan dalam laporan penelitian
 Presentasikan untuk mendapatkan masukan dan evaluasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Kuesioner


1. Pertanyaan hendaknya jelas maksudnya:
 Pertanyaan tidak terlalu luas
 Pertanyaan tidak terlalu panjang
 Pertanyaan tidak boleh memimpin
 Menghindari pertanyaan yang dobel negatif
2. Pertanyaan hendaknya membantu ingatan responden
3. Pertanyaan menjamin responden untuk dengan mudah mengutarakan
jawabannya
4. Pertanyaan hendaknya menghindari bias
5. Pertanyaan memotovasi responden untuk menjawab
6. Pertanyaan dapat menyaring responden
7. Pertanyaan hendaknya dibuat sesederhana mungkin
Tipe Pertanyaan dan Kategori Respon Berdasar jenis:
 Threatening questions/ Pertanyaan yang mengancam : aktivitas sixual,
penggunaan obat-obatanan, perilaku menyimpang lainnya.
 Knowledge questions / pertanyaan pengetahuan/ pertanyaan informatif
: menanyakan ttg hal-hal yg telah diketahui responden.
 Skip or contingency questions / pertanyaan untuk dilewati atau
diteruskan : penyaringan untuk responden tertentu
4. Penskoran/perhitungan Kuesioner
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi,
sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau
fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan
dalam angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa survei,
termasuk dalam penelitian survei deskriptif. Penggagas dan pencipta skala
likert adalah Rensis Likert asal Amerika Serikat yang menerbitkan suatu
laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel.
Dalam pengukuran bidang pendidikan, skala Likert juga sering digunakan,
selain juga skala Guttman, semantik Diferensial, Rating scale, dan skala
Thurstone. Dalam penggunaan skala Likert, terdapat dua bentuk pertanyaan,
yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk
pertanyaan negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi
skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3,
4, dan 5 atau -2, -1, 0, 1, 2. Bentuk jawaban skala Likert antara lain: sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan tidak setuju. Selain itu, jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert bisa juga mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting
(TP), Sangat Tidak Penting (STP).
Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik
tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala
pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa
orang memilih salah satu kutub karena pilihan “netral” tak tersedia. Mengutip
dari buku Nazir M. “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia; Bogor; tahun
2005, dalam membuat skala Likert, ada beberapa langkah prosedur yang harus
dilakukan peneliti, antara lain:
1) Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, memiliki relevansi
dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup
jelas disukai dan tidak disukai.
2) Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang
cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti.
3) Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia
menyenangi (+) atau tidak menyukainya (-). Respons tersebut
dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi
skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang
tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting
adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga
apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi,
tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan
memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima
pilihan skala dengan format seperti:
 Pertanyaan Positif (+)
Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
 Pertanyaan Negatif (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
4) Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan
dari skor masing-masing item dari individu tersebut.
5) Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang
sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam
skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower
25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item
dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak
menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skor
tinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan
konsistensi internal dari pertanyaan.
Contoh Kasus Penghitungan Menggunakan Skala Likert
Sekelompok tim mahasiswa gizi sedang melakukan uji
organoleptik (pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan)
sebuah produk dengan menggunakan skala Likert. Aspek yang akan
diukur dalam uji organoleptik tersebut adalah cita rasanya. Ada 100
responden atau panelis yang memberikan jawaban dari angket yang
diberikan. Berikut rangkuman hasil penilaian 100 responden tersebut.
 Responden yang menjawab sangat suka (skor 5) berjumlah 8 orang
 Responden yang menjawab suka (skor 4) berjumlah 14 orang
 Responden yang menjawab netral (skor 3) berjumlah 21 orang
 Responden yang menjawab tidak suka (skor 2) berjumlah 31 orang
 Responden yang menjawab sangat tidak suka (skor 1) berjumlah 26
orang
Rumus: T x Pn
T  = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor Likert
 Responden yang menjawab sangat suka (5) = 8 x 5 = 40
 Responden yang menjawab suka (4) = 14 x 4 = 56
 Responden yang menjawab netral (3) = 21 x 3 = 63
 Responden yang menjawab tidak suka (2) = 31 x 2 = 62
 Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 26 x 1 = 26
 Semua hasil dijumlahkan, total skor = 247
Interpretasi Skor Perhitungan
Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus
diketahui skor tertinggi (X) dan skor terendah (Y) untuk item penilaian
dengan rumus sebagai berikut:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden
X = skor terendah likert x jumlah responden
Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 5 x 100 =
500, sedangkan item “Sangat Tidak Suka” adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika
total skor penilaian responden diperoleh angka 247, maka penilaian
interpretasi responden terhadap cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai
yang dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.
Rumus Index %  =  Total Skor / Y x 100
Pra Penyelesaian
Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang
jarak) dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode
mencari Interval skor persen (I).
Rumus Interval
I = 100 / Jumlah Skor (Likert)
Maka = 100 / 5 = 20
Hasil (I) = 20
(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%)
Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:
 Angka 0%   – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
 Angka 20% – 39,99%  = Tidak setuju / Kurang baik)
 Angka 40% – 59,99%  = Cukup / Netral
 Angka 60% – 79,99%  = (Setuju/Baik/suka)
 Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)
Penyelesaian Akhir
=  Total skor / Y x 100
= 247 / 500 x 100
= 49.4 %,  berada dalam kategori “Cukup/Netral”
5. Cara Menyusun Pedoman Observasi
Secara umum tujuan dari observasi antara lain:
1) Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang
berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya
maupun dalam situasi buatan.
2) Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik),
interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat
diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill).
3) Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi
sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.
Adapun untuk langkah - langkah pedoman observasi adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan observasi.
2. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi.
3. Menyusun pedoman observasi.
4. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan
proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru
dalam pembelajaran.
5. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-
kelemahan pedoman observasi.
6. Merevisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba.
7. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung.
8. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.

6. Contoh Kuesioner Otomotif

KUESIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PERSENTASI PADA
MATA KULIAH PRAKTEK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
TEKNIK OTOMOTIF.

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner


ini merupakan kuesioner yang penulis susun dalam rangka pelaksanaan
penelitian. Jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan tidak akan mempengaruhi
kedudukan maupun jabatan, mengingat kerahasiaan identitas Bapak/Ibu/Sdr
akan kami jaga.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah identitas diri saudara dengan keadaan yang sebenarnya :
a. No Responden :
b. Jenis Kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
c. Angkatan :
1. 2019
2. 2020
3. 2021

PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan
jawaban Bapak/Ibu/Sdr.
 Sangat Setuju (SS)
 Setuju (S)
 Tidak Setuju (TS)
 Sangat Tidak Setuju (STS)
No Pernyataan Jawaban Pilihan
STS ST S SS
1 Power point adalah aplikasi persentasi
yang sangat bagus digunakan untuk
persentasi
2 Persentasi merupakan metode belajar
efektif
3 Persentasi adalah metode belajar yang
disukai dikalangan mahasiswa
4 Persentasi adalah metode belajar yang
sangat kurang dimengerti
5 Persentasi adalah metode belajar yang
memakan waktu
6 Mahasiswa lebih suka persentasi dari pada
pematerian
7 Persentasi menjadi metode efektif dalam
mata kulih berbasis praktek
8 Praktek dilakukan setelah persentasi
9 Persentasi menjadi efektif apabila
penyampaiannya sangat mudah
dimengerti
10 Praktik sangat diperlukan untuk
mahasiswa Teknik
11 Mahasiswa Teknik lebih suka langsung
praktek dari pada persentasi
12 Mahasiswa Teknik menjadi handal apabila
diasah terus dengan praktek
13 Persentasi merupakan metode yang sangat
diminati mahasiswa teknik
14 Mahasiswa Teknik menganggap metode
persentasi adalah metode yang kurang
bagus
15 Mahasiswa Teknik perlu adanya praktek
Salah satu mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif sedang melakukan
penelitian (Efektivitas Metode Belajar Persentasi Pada Mata Kuliah
Praktek Di Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif) sebuah penelitian
dengan menggunakan skala Likert. Aspek yang akan diukur dalam
penelitian tersebut adalah keefektifan. Ada 100 responden atau panelis
yang memberikan jawaban dari angket yang diberikan. Berikut rangkuman
hasil penilaian 100 responden tersebut.
 Responden yang menjawab sangat suka (skor 5) berjumlah 25 orang
 Responden yang menjawab suka (skor 4) berjumlah 18 orang
 Responden yang menjawab tidak suka (skor 2) berjumlah 31 orang
 Responden yang menjawab sangat tidak suka (skor 1) berjumlah 26
orang
Rumus: T x Pn
T  = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor Likert
 Responden yang menjawab sangat suka (4) = 25 x 4 = 100
 Responden yang menjawab suka (3) = 18 x 3 = 54
 Responden yang menjawab tidak suka (2) = 31 x 2 = 62
 Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 26 x 1 = 26
Semua hasil dijumlahkan, total skor = 242
Interpretasi Skor Perhitungan
Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui skor
tertinggi (X) dan skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus
sebagai berikut:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden
X = skor terendah likert x jumlah responden
Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 4 x 100 = 400,
sedangkan item “Sangat Tidak Suka” adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika total
skor penilaian responden diperoleh angka 242, maka penilaian interpretasi
responden terhadap cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang
dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.
Rumus Index %  =  Total Skor / Y x 100
Pra Penyelesaian
Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang
jarak) dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode
mencari Interval skor persen (I).
Rumus Interval
I = 100 / Jumlah Skor (Likert)
Maka = 100 / 4 = 25
Hasil (I) = 25
(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%)
Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:
 Angka 0%   – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
 Angka 20% – 39,99%  = Tidak setuju / Kurang baik)
 Angka 60% – 79,99%  = (Setuju/Baik/suka)
 Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)
Penyelesaian Akhir
=  Total skor / Y x 100
= 242 / 400 x 100
= 60,5 %,  berada dalam kategori “setuju/baik/suka”
7. Contoh Pedoman Observasi Otomotif
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Observasi
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya observasi untuk
memenuhi salah satu nilai tugas dari mata kuliah Teknik Pendingin yaitu:
1. Hari/ Tanggal : Jum’at, 27 November 2015
2. Waktu : Pukul 08.30 WIB - selesai
3. Tempat : Rally Auto Service Surakarta
4. Alamat : Rally Auto Service beralamatkan di jln. Ahmad
Yani no. 399, Kerten, Solo, Jawa Tengah, no telp. (0271) 710716,
742900. Bengkel berada di belakang Rumah Sakit Panti Waluyo
Surakarta, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta lokasi berikut
ini :

Gambar 2.1 Denah Peta Lokasi Bengkel Rally Auto Service


(Google map)
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Observasi
November - 2015
KEGIATAN TANGGAL
25 26 27 28 29 30 31
Mencari Bengkel
Perijinan Bengkel
Observasi
Pembuatan Laporan Observasi

B. Alat dan Bahan Observasi


Alat
Adapun alat yang penulis gunakan dalam observasi adalah kamera yang
digunakan unuk dokumentasi / pengambilan gambar dan alat tulis yang penulis
gunakan untuk mencatat hal hal yang dirasa penting saat proses observasi
berlangsung.
Bahan
Karena kami melakukan observasi di bengkel, jadi bahan bahan yang
diperlukan untuk menunjang observasi telah disediakan oleh pihak bengkel
dimana kita melakukan observasi seperti :
1. Peralatan yang digunakan dibengkel Rally Auto Service

Gambar 2.2 Kunci dan obeng


Gambar 2.3 Kompresor (alat vacuum dan pemberi tekanan)

Gambar 2.4 manifold gauge

Dan masih banyak alat lain seperti : Thermometer untuk mengukur


suhu hembusan udara evaporator saat ac bekerja, Solder untuk menyambung
tahanan blower yang rusak/putus, dan masih banyak lagi yang disiapkan oleh
bengkel Rally Auto Service guna menangani permasalahan sistem AC yang
ada di Mobil Nissan X Trail tahun 2008.

2. Mobil yang diamati Nissan X Trail Tahun 2008


Ketika penulis melaksanakan observasisi bengkel Rally Auto Service
Teknisi sedang memperbaiki sebuah mobil Nissan X Trail dengan keluhan AC
kuarang dingin dan Hembusan blower AC hanya rendah dan Tinggi. Adapun
gambar dari proses perbaikan tersebut sebagai berikut :
Gambar 2.5 Nissan X Trail tahun 2008 di bengkel Rally Auto Srvice

Gambar 2.6 Proses Observasi saat pencarian kebocoran di Nissan X


Trail

C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis melakukan observasi dan
pengambilan data yang diperlukan untuk menganalisa permasalahan yang
dibahas dalam penulisan laporan ini. Penulis melakukan penyusunan dengan
menggunakan beberapa metode, antara lain :
1. Metode Observasi
Yaitu melakukan pengambilan data dengan cara melakukan pengamatan
pada saat melakukan Observasi di bengkel Rally Auto Service.
2. Metode Interview
Yaitu melakukan pengambilan data dengan cara menggali informasi
mengenai bengkel, pekerjaan yang sedang dikerjakan, dan lain-lain
melalui wawancara dan tanya jawab dengan pihak bengkel (mekanik, fore
man, service advisor, dan service manager).
3. Metode Kepustakaan
Yaitu melakukan pengambilan data dengan cara mencari informasi melalui
literatur-literatur yang berhubungan dengan materi yang bersangkutan,
manual book mobil, media internet, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Risanty, R. D., & Sopiyan, A. (2017). Pembuatan Aplikasi Kuesioner Evaluasi


Belajar Mengajar Menggunakan Bot Telegram Pada Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta (Ft-Umj) Dengan Metode Polling. Prosiding Semnastek.

Nugroho, E. (2018). Prinsip-prinsip Menyusun Kuesioner. Universitas Brawijaya


Press.

PRATAMA, M., Farissi, A., & Miraswan, K. J. (2018). APLIKASI KUESIONER


UNTUK ALUMNI BERBASIS ANDROID DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS
SRIWIJAYA (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).

AKHIRUDIN, Y. M. (2019). PENERAPAN METODE SERVICE QUALITY


PADA APLIKASI KUESIONER PENGGUNA LULUSAN (STAKEHOLDER)
JURUSAN BAHASA INGGRIS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA (Doctoral
dissertation, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA).

ALFAREZI, F., Farissi, A., Farissi, A., & Miraswan, K. J. (2018). APLIKASI


KUESIONER KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TERHADAP INSTITUSI DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA BERBASIS
ANDROID (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).

Anda mungkin juga menyukai