Anda di halaman 1dari 49

VALIDITAS DAN RELIABILITAS Dr.

Badirun Basir,
S.Kom., MM., M.Kom.,
PENGUKURAN DALAM PENELITIAN Dipl. Project Mngt.
INSTRUMEN PENELITIAN
PERANCANGAN INSTRUMEN KUESIONER
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011).
Melalui penyebaran data kuesioner maka dapat ditentukan skor dari
setiap jawaban yang diberikan responden, sehingga menjadi data
yang kuantitatif.
Komponen inti dari kuesioner adalah:
a. Adanya subjek. Iindividu atau lembaga yang melaksanakan riset.
PERANCANGAN INSTRUMEN KUESIONER
b. Adanya ajakan. Permohonan dari peneliti (periset) kepada
responden untuk turut mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan
maupun pernyataan yang tersedia
c. Adanya petunjuk pengisian kuesioner. Petunjuk pengisian
kuesioner haruslah mudah dimengerti dan tidak bias.
c. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi
jawaban, baik secara tertutup maupun terbuka. Dalam membuat
pertanyaan ini jangan lupa membuat isian identitas respoden
KRITERIA INSTRUMEN YANG BAIK
Kriteria instrumen suatu penelitian yang baik adalah yang memenuhi
unsur sebagai berikut:
a. Validitas
Suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Terdapat tiga komponen untuk menguji
validitas instrumen:
1. Pengujian validitas konstruksi
Dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor item instrumen
yang telah ditabulasikan dari sampel responden.
KRITERIA INSTRUMEN YANG BAIK
2. Pengujian validitas isi
Untuk instrumen dalam bentuk test, dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah
diajarkan, sedangkan untuk instrumen dalam bentuk non test,
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen
dengan rancangan/program yang telah disiapkan. Pada tiap-tiap
instrumen terdapat butir-butir pernyataan maupun pertanyaan.
3. Pengujian validitas eksternal
Dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada
instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.
KRITERIA INSTRUMEN YANG BAIK
b. Reliabilitas
Adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan
oleh instrumen pengujian. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal,
yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir instrumen yang
ada. Pengujian eksternal juga dapat dilakukan dengan melakukan test-
retest.
c. Sensivitas
Adalah kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminan
yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila reliabilitas dan validitas
suatu test tinggi, tampaknya test tersebut juga sensitif, mempertajam
perbedaan dalam derajat variasi-variasi karakteristik yang diukur.
KRITERIA INSTRUMEN YANG BAIK
d. Objektivitas
Adalah derajat dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari
pendapat dan penilaian subjektif, bebas dari bias dan perasaan
orang-orang yang menggunakan test.
e. Fisibilitas
Berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan penggunaan
sumber daya dan waktu.
KRITERIA INSTRUMEN YANG BAIK
Menurut Cooper (2010), ada beberapa kelebihan dan kekurangan
pengambilan data melalui kuesioner:
Kelebihan teknik kuesioner:
a. Kuesioner baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar.
b. Responden tidak merasa terganggu, karena dapat mengisi
kuesioner dengan memilih waktunya yang paling luang.
c. Kuesioner secara relatif lebih efisien untuk sumber data yang
banyak.
d. Kuesioner biasanya tidak mencantumkan identitas responden maka
hasilnya dapat lebih objektif.
KRITERIA INSTRUMEN YANG BAIK
Kekurangan teknik kuesioner:
a. Kuesioner tidak menggaransi responden untuk menjawab
pertanyaan dengan sepenuh hati.
b. Kuesioner cenderung tidak fleksibilitas, artinya pertanyaan yang
harus dijawab terbatas yang dicantumkan di kuesioner saja, tidak
dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya.
c. Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama
dengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan observasi yang
dapat sekaligus mengumpulkan sampel.
d. Kuesioner yang lengkap dan sulit untuk dibuat.
CARA MENYUSUN PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Larossi (2006) mengatakan Each survey question has a unique need.
Because of this, there is no universal right or wrong of “question
wording”. Setiap pertanyaan dalam kuesioner adalah unik. Sehingga
tidak ada istilah salah atau benar dalam menyusun kuesioner.
Ditambahkan oleh Larossi, untuk mengetahui suatu kuesioner itu baik
atau tidak, cirinya adalah, pertanyaan tersebut harus:

Be brief Be Objective Be Simple Be Specific


CARA MENYUSUN PERTANYAAN DALAM KUESIONER
a. Be Brief – Suatu peretanyaan harus singkat dan menanyakan satu hal
dalam satu waktu. Pertanyaan yang terlalu panjang akan
membingungkan.
b. Be Objective – Kalimat yang digunakan harus netral. Hal ini akan
meningkatkan objektivitas dari jawaban responden.
c. Be Simple – Bahasa dan pemilihan kata yang digunakan harus mudah
dan dimengerti.
d. Be Specific – Tanyakan pertanyaan yang tajam. Jangan terlalu umum,
terlalu kompleks atau sulit untuk diidentifikasi.
CARA MENYUSUN PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Jika ingin menggunakan kuesioner sebagai alat dalam penelitian survey,
maka ada beberapa tahapan yagn harus dilakukan, yaitu:
a. Mendesain pertanyaan apa yang akan diajukan ke responden.
b. Menentukan apakah akan menggunakan jenis pertanyaan terbuka atau
pertanyaan tertutup.
c. Mendesain kategori jawaban dari responden.
d. Harus mengetahui apa yang hendak diukur dalam kuesioner.
e. Mendesain layout kuesioner sebelum disebarkan.
f. Melakukan uji terhadap kuesioner yaitu validitas, dan reliabilitas serta
ingin melihat keresponsifan terhadap kuesioner yang akan diajukan.
CARA MENYUSUN PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Secara detail, tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam menyusun
kuesioner adalah:
a. Peneliti dapat terlebih dahulu melihat apakah sudah tersedia kuesioner
untuk penelitian, yang didapat dari penelitian sebelumnya. Kuesioner yang
sudah ada sebelumnya dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun
atau menambahkan kuesioner yang ingin dipakai saat ini.
b. Apabila tidak ada kuesioner sebelumnya yang dapat digunakan, maka
peneliti harus menyusun instrumen baru yang digunakan dalam
kuesionernya.
c. Perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner adalah kualitas
pertanyaan agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
peneliti.
CARA MENYUSUN PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Berikut beberapa hal yang disarankan oleh Loghborough University (2010)
dalam menyusun kuesioner yaitu:
a. Masukan butir yang terpenting di bagian awal, karena beberapa
responden kemungkinan tidak menyelesaikan pengisian kuesioner.
b. Jangan memulai dengan pertanyaan yang aneh dan tabu bagi responden.
c. Mulai dengan pertanyaan yang mudah dan tidak dianggap mengancam
oleh respeonden, hal ini dapat memotivasi responden untuk mengisi
kuesioner lebih lanjut.
d. Buat dari umum ke khusus
e. Go from closed to open questions. Apabila terdiri dari pertanyaan terbuka
dan tertutup. Mulailah dengan pertanyaan tertutup, diakhiri dengan
pertanyaan terbuka.
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Dilihat dari tipe pertanyaannya, dibagi menjadi kuesioner terbuka dan kuesioner
tertutup.
a. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan yang memungkinkan responden memberikan jawaban sesuai dengan
cara atau pendapatnya.
Misal:
Sebutkan lima sifat pemimpin yang Anda sukai:
1. ........................................
2. ........................................
3. ........................................
4. ........................................
5. ........................................
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
 Bagaimana pendapat Anda tentang kepemipinan supervisor Anda?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
...................................................
 Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka akan
sangat bervariasi.
 Pengelompokkan jawaban-jawaban serupa akan menjadi suatu pekerjaan
yang tidak mudah.
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
b. Pertanyaan Tertutup
Dimana responden tinggal memilih jawaban di antara pilihan yang sudah
disediakan.
Misal:
Alasan Anda mendelegasikan tugas dengan jelas:
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Kurang Setuju
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Kadangkala pertanyaan disajikan secara terbuka sekaligus tertutup
Misal:
Pekerjaan Anda:
1. Pegawai Negeri Sipil
2 TNI
3. Profesional:
a. Dokter
b. Guru
c. Pengacara
d. Lainnya (Sebutkan): .............................................
4. Pengusaha
5. Lainnya (Sebutkan): ..............................................
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Pertanyaan-pertanyaan tertutup dapat dengan mudah dikodekan dan
diolah untuk tahap penelitian selanjutnya.
University of Toronto (2009), membagi menjadi dua jenis format
kuesioner, yaitu Format Bebas (Free Format) dan Format Pasti (Fixed
Format).
Dalam suatu kuesioner dapat berupa format bebas saja atau format
pasti saja atau gabungan dari keduanya.
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
a. Kuesioner Format Bebas
Kuesioner format bebas berisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
harus diisi oleh responden di tempat yang sudah disediakan.
Contoh:
Sebutkan metode-metode yang Anda rasa tepat untuk memperbaiki
masukan-masukan yang mengandung kesalahan.
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
b. Kuesioner Format Pasti
Kuesioner tipe ini mempunyai beberapa bentuk pertanyaan.
1. Check-off Questions
Jenis dari pertanyaan-pertanyaan ini dibuat sehingga responden dapat
memeriksa (check-off) jawaban-jawaban yang sesuai.
Mana yang menjadi pemasok dari perangkat keras Anda?
.......... Compaq ............ IBM
........... Univac .............. Macintosh
2. Yes/No Questions
Jenis dari pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan responden untuk
menjawab “Ya” atau “Tidak”.
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
3. Opinion/Choice Questions
Jenis dari pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan responden
untuk memberikan pendapatnya
Bagaimana pendapat Anda tentang komputerisasi yang akan
dilakukan ini?
1 = Sangat setuju 4 = Tidak setuju
2 = Setuju 5 = Sangat tidak setuju
3 = Kurang setuju
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
 Apabila kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup atau format pasti, maka
pertanyaan dalam setiap butir kuesioner dapat lagi dibaggi menjadi pernyataan
negatif dan pernyataan positif.
a. Pernyataan Positif
Pernyataan yang jawabannya SESUAI dengan harapan peneliti
Contoh: Jika ingin mengetahui kinerja kasir sebuah toko swalayan
Pernyataan Positif
Kasir di toko swalayan ini ramah:
1. Tidak Setuju 2. Setuju 3. Sangat Setuju

Pengkodean atau pembobotan nilai jawaban:


Pada pernyataan positif: nilai paling positif diberi bobot paling besar (karena
paling positif berarti paling sesuai harapan).
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
b. Pernyataan Negatif
Pernyataan yang jawabannya TIDAK SESUAI dengan harapan
peneliti
Pernyataan Negatif
Kasir tidak sopan:
1. Tidak Setuju 2. Setuju 3. Sangat Setuju

Pengkodean atau pembobotan nilai jawaban:


Pada pernyataan negatif: nilai paling negatif diberi bobot paling
besar (karena paling negatif berarti paling sesuai harapan).
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Idealnya dalam suatu kuesioner penelitian, komposisi bentuk
pernyataan positif dan negatif berimbang. Misalnya dari 30
pernyataan dirancang terdiri dari 15 pernyataan positif dan 15
pernyataan negatif.
Pernyataan positif dan negatif harus diletakkan secara bergantian.
Dengan meletakkkan pernyatan positif dan negatif bergantian,
responden benar-benar membaca pernyataan-pernyataan dengan
teliti dan menjawab dengan benar.
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Dalam Sekaran (2011), ditambahkan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner merupakan indikator yang disusun berdasarkan variabel,
sub variabel atau dimensi kemudian menjadi indikator dan
indikator akan menjadi butir pertanyaan dalam kuesioner.
Dapat dilihat dalam contoh berikut:
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Tabel 8.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan Sumber
1 2 3 4
Investasi 1. Pendidikan X1.1.1. Kompetensi pimpinan perusahaan sudah ideal Richand Blundell
Human X1.1 X1.1.2. Perusahaan mendapatkan hasil yang ideal (1999) & Semeck
Capital (X1) X1.1.3. Pimpinan perusahaan terus belajar dari orang (2007); Comey et
lain al (1973); Nick
X1.1.4. Perusahaan mengembangkan pengetahuan Bontis (2010)
dan keterampilan
X1.1.5. Perusahaan menyediakan pembelajaran yang
dapat meningkatkan produktivitas
X1.1.6. Pembelajaran dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan Sumber
1 2 3 4
2. Pelatihan X1.2.1. Pimpinan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan
X1.2 skill
X1.2.2. Pelatihan yang diberikan sesuai dengan tuntutan
pekerjaan pimpinan
X1.2.3. Pelatihan sangat membantu pimpinan dalam
menyelesaikan pekerjaan
X1.2.4. Pimpinan puas dengan materi yang disiapkan
pengajar
X1.2.5. Pimpinan dapat memahami isi materi
X1.2.6. Program pelatihan dilanjutkan secara
berkesinambungan
X1.2.7. Pelatihan meningkatkan motivasi karyawan
X1.2.8. Pelatihan yang diikuti dapat meningkatkan kinerja.
JENIS DAN TIPE PERTANYAAN DALAM KUESIONER
Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan Sumber
1 2 3 4
3. Pengalaman X1.3.1. Kemampuan pimpinan sesuai dengan
Kerja X1.3 bidangnya
X1.3.2. Pimpinan perusahaan secara konsisten
melakukan yang terbaik
X1.3.3. Pimpinan perusahaan memberikan kemampuan
yang membuat perusahaan berbeda dari perusahaan
lain
PENGUJIAN VALIDITAS
 Menurut Sekaran (2011), uji validitas adalah suatu bentuk
pengujian terhadap kualitas data primer, dengan tujuan untuk
mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian.
 Secara konsep, satu pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan
tersebut mengukur indikator/dimensi setiap variabel yang akan
diukur.
 Secara statistik satu pertanyaan dianggap sah jika memiliki nilai
tertentu.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Uji terhadap kualitas pertanyaan harus dilakukan sebelum
pertanyaan disebarkan kepada responden sebenarnya atau dengan
kata lain uji kualitas data primer dilakukan dalam bentuk
prapenelitian.
 Dalam prapenelitian pengujian terhadap kuesioner biasanya cukup
dilakukan terhadap 25 sampai 30 responden. (catatan: jawaban
dari 30 responen tersebut tidak dapat digunakan dalam melakukan
penelitian yang sebenarnya).
 Pertanyaan yang dianggap tidak sah, secara statistik, tidak
digunakan dalam penelitian sebenarnya tidak boleh diganti dengan
pertanyaan yang baru kecuali dilakukan pengujian ulang.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Suatu pertanyaan dikatakan valid apabila nilai korelasi butir
pertanyaan dengan total diatas nilai tabel product moment.
 Nilai tabel product moment disesuaikan dengan jumlah sampel dalam
uji validitas dan nilai alpha.
 Menurut Sugiyono (2010), jika nilai korelasi tersebut di atas 0,3
maka memiliki construct yang kuat sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut memiliki validitas yang baik.
 Hartono (2013) membagi pengujian validitas menjadi validitas
eksternal dan validitas internal.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian
adalah valid jika dapat digeneralisasi ke semua objek, situasi dan
waktu yang berbeda.
 Validitas eksternal ini berhubungan dengan pemilihan sampel.
 Sampel yang memenuhi validitas eksternal yang tinggi adalah
sampel yang tidak bias, sehingga akan menghasilkan penelitian yang
dapat digeneralisasi hasilnya ke semua objek, situasi dan waktu yang
berbeda.
PENGUJIAN VALIDITAS
Agar memiliki tingkat validitas yang tinggi, maka sampel penelitian harus
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Hasil penelitiannya dapat digeneralisasikan ke semua objek yang
berbeda.
Penelitian yang melibatkan sedikit perusahaan akan dipertanyakan
hasilnya apakah dapat diterapkan di perusahaan lainnya. Misalnya
penelitian di sektor manufaktur, apakah hasil penelitiannya juga bisa
berlaku di sektor lainnya (jasa atau dagang).
2. Dapat digeneralisasi hasilnya ke semua situasi yang berbeda.
Jika penelitian melibatkan banyak situasi yang berbeda, maka dapat
dikatakan bahwa penelitian ini dapat digeneralisasikan pada banyak
situasi, sehingga validitas eksternalnya tinggi.
PENGUJIAN VALIDITAS
3. Dapat digeneralisasikan hasilnya ke semua waktu yang berbeda.
Jika penelitian hanya menggunakan data dengan waktu yang
pendek (misal 1 tahun), maka hasilnya akan dipertanyakan
apakah dapat digeneralisasikan ke semua tahun, terutama tahun
mendatang. Agar validitas eksternalnya tinggi, maka sebaiknya
penelitian menggunakan data seri waktu yang panjang.
 Validitas internal (internal validity) menunjukkan kemampuan dari
instrumen riset yang mengukur apa yang seharusnya diukur dari
suatu konsep.
 Validitas internal dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu
validitas isi (content validity), validitas berhubungan dengan kriteria
(criterion related validity) dan validitas konstruk (construct validity).
PENGUJIAN VALIDITAS
 Validitas isi (content validity) menunjukkan seberapa besar item-item di
instrument mewakili konsep yang diukur. Validitas isi memuat tes yang
menguji isi yang relevan dengan tujuan yang diukur.
 Validitas yang berhubungan dengan kriteria (criterion related validity)
digunakan untuk mengukur perbedaan-perbedaan individual berdasarkan
kriteria yang digunakan.
 Terdapat dua mcama validitas ini yaitu validitas serentak dan validitas
prediktif. Perbedaan keduanya terletak pada perspektif waktu.
 Validitas serentak (concurrent validity) digunakan jika suatu skala
membedakan individu yang sudah diketahui berbeda berdasarkan kriteria
tertentu pada saat pengukuran dan supaya dikatakan valid, skala
pengukuran tersebut harus dapat membeikan nilai yang berbeda terhadap
individu yang berbeda tersebut pada saat pengukuran.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Validitas prediksi menunjukkan kemampuan dari instrumen untuk
mengukur perbedaan antara individu berdasarkan kriteria yang
diprediksikan.
 Validitas konstruk (construct validity) adalah menunjukkan seberapa
baik hasil-hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur
sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu
konstruk.
 Validitas konstruk dapat dinilai melalui validitas konvergen
(convergent validity) dan validitas diskriminan (discriminant validity).
PENGUJIAN VALIDITAS
 Validitas konvergen terjadi jika skor-skor yang diperoleh dari dua
instrumen yang berbeda yang mengukur konstruk yang sama
mempunyai korelasi yang tinggi.
 Validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda
mengukur dua buah konstruk yang diprediksikan tidak berkorelasi
menghasilkan skor-skor yang memang tidak berkorelasi.
 Dalam Structural Equation Modelling (SEM) Partial Least Square (PLS)
menghitung convergent validity dari model pengukuran dengan refleksi
indikator dinilai berdasarkan korelasi antar item score (component
score) dengan construct score (setara dengan confirmatory factor
analysis).
PENGUJIAN VALIDITAS
 Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari
0,7 dengan konstruk yang ingin diukur.
 Namun untuk penelitian tahap awal dan pengembangan skala
pengukuran 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Chin, 1998) dalam
Ghozali (2011).
 Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator
dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk.
 Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada
ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten mampu memprediksi
ukuran pada blok lainnya.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membaningkan
nilai square root of average extracted (AVE).
 Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai
korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka
dapat dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Simbol  (Lambda) menunjukkan component loading dari i adalah jumlah
item atau indikator. Sehingga untuk n item, AVE dihitung sebagai total
kuadrat standardized factor loading (square multiple correlation) dibagi
dengan total kuadrat standardizes loading ditambah total varians dari
error.
 Nilai AVE sama dengan atau di atas 0,50 menunjukkan adanya
convergent yang baik nilai AVE harus dihitung untuk setiap konstruk laten.
 Fornnel dan Larcker (1981) menyatakan bahwa pengukuran ini dapat
digunakan untuk mengukur reliabilitas component score variabel laten dan
hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil penelitian mencerminkan
fenomena kontekstual dan dapat digeneralisasi.
 Validitas eksternal terdiri dari validitas ekologis (realisme),
generalisasi dan replikasi.
 Penelitian yang memenuhi validitas eksternal ketika penelitian tersebut
mencerminkan fenomena kontekstual, dapat direplikasi oleh penelitian
sejenis dan dapat digeneralisasi pada konsteks yang lebih luas atau
pada populasi.
PENGUJIAN VALIDITAS
 Validitas internal dan eksternal saling bertolak belakang. Penelitian
tidak dapat mencapai keduanya secara simultan.
 Contoh: desain eskperimental laboratorium akan mengorbankan
validitas ekologis dan generalisasi untuk mencapai validitas internal
yang optimum.
 Sebaliknya survey lapangan akan mengorbankan validitas internal
untuk mendapatkan generalisasi dan replikasi yang optimum (Abdillah
& Jogiyanto, 2015).
PENGUJIAN RELIABILITAS
 Uji Reliabilitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data
primer, dengan tujuan untuk mengukur konsistensi seluruh pertanyaan
daam penelitian.
 Secara konsep, pertanyaan dianggap konsisten jika menghasilkan
jawaban yang sama atau hampir sama dari kelompok responden
yang berbeda.
 Secara statistik konsistensi pertanyaan jika memiliki nilai tertentu.
PENGUJIAN RELIABILITAS
 Uji terhadap konsistensi pertanyaan harus dilakukan sebelum
pertanyaan disebarkan kepada responden sebenarnya atau dengan
kata lain uji kualitas data primer dilakukan dalam bentuk
prapenelitian.
 Uji reliabilitas dilakukan bersamaan dengan uji validitas dalam
prapenelitian terhadpa kuesioner sebanyak 25 sampai 30 responden.
 Perbedaan antara uji validitas dan reliabilitas adalah uji validitas
dilakukan terhadap kualitas setiap pertanyaan, sedangkan uji
reliabilitas dilakukan terhadap kualitas pertanaan secara keseluruhan.
PENGUJIAN RELIABILITAS
 Jumlah nilai uji reliabilitas hanya sebanyak satu untuk seluruh
pertanyaan dalam setiap variabel.
 Metode yang paling sering digunakan dalam uji reliabilitas adalah
Cronbach Alpha, Split Haif (Spearman Brown) dan Kuder Richardson
(KR) 20, tergantung kepada skala kuesioner yang digunakan.
 Misalnya Cronbach alpha digunakan untuk data yanga menggunakan
skala interval, split half digunakan untuk data yang menggunakan
skala ordinal dan nominal, sedangkan KR 20 digunakan untuk data
yang menggunakan skala nominal.
PENGUJIAN RELIABILITAS
 Hasil perhitungan reliabilitas berdasarkan rumus-rumus yang
digunakan selanjutnya dipadukan dengan nilai range atau ketentuan
yang telah ditetapkan secara statistik.
0,0 – 0,2 Sangat Tidak Reliabel
0,21 – 0,4 Tidak Reliabel
0,41 – 0,6 Cukup Reliabel
0,61 – 0,8 Reliabel
0,81 – 1,0 Sangat Reliabel
 Sama dengan nilai uji validitas, nilai reliabilitas juga berkisar antara
0 – 1 (nilai absolut). Cronbach Alpha adalah metode uji reliabilitas
untuk skala kuesioner interval ordinal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai