Anda di halaman 1dari 9

NAMA KELOMPOK 4 :

1. ANNISA WIJAYANTI 223113914896


2. CHUSNUL CHOTIMAH 223113914893
3. HILWA FIDELLA T. R. 223113914901
4. KURNIA ROMADHONI 223113914754
5. SALSABILLAH ADLANI 223113914810

OFF : PPG PRAJABATAN – PGSD – 03

TES MELENGKAPI
1. DEFINISI
Completion test biasa disebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes
melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang
dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan
pengertian yang kita minta dari murid.

2. KARAKTERISTIK / CIRI-CIRI
Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin (2009:146) memberikan beberapa kriteria, yaitu:
a. Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan peserta
didik menjawab secara terurai.
b. Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung
dari buku (textbook).
c. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat
akhir kalimat daripada pada awal kalimat.
d. Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah untuk masalah yang
urgen saja.
e. Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban, dan
f. Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas.

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto (2009:164-165).
No. Kelebihan Kelemahan

1 Mengandung banyak segi positif, lebih Membutuhkan persiapan penyusunan


representatif, dan objektif. soal yang sulit.
2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan
ingatan dan sukar mengukur proses
mental.

3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada orang Banyak kesempatan untuk main


lain. untung-untungan.

4 Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam “Kerja sama” antarsiswa dalam


proses pemeriksaan. mengerjakan tes lebih terbuka.

4. LANGKAH PENGEMBANGAN
Lebih lanjut Arikunto (2009:177) mengemukakan beberapa kondisi kapan dan
bagaimana tes objektif ini digunakan
1) Kelompok yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan berkali-kali.
2) Skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya (mempunyai reliabilitas yang
tinggi).
3) Guru lebih mampu menyusun tes bentuk objektif daripada tes bentuk esai.
4) Hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan waktu yang digunakan
untuk menyusun tes.

Menurut Yusuf (2017:224) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
soal jenis melengkapi adalah sebagai berikut:
1. Kata-kata untuk jawaban yang disedikan hendaknya pendek dan khusus
2. Jangan mengambil pertanyaan langsung dari buku (textbook)
3. Pertanyaan langsung biasanya lebih disukai dari pada yang tidak langsung
4. Apabila pertanyaan dinyatakan dalam unit satuan, maka nyatakan unit satuan itu,
seperti meter, dan kilogram
5. Pengosoangan tempat yang disediakan hendaknya diusahakan sama panjanganya.
6. Jangan terlalu banyak bagian yang dikosongkan.
7. Hindari pemakaian kata-kata atau petunjuk yang mengarah pada jawaban yang
benar.

Simpulan yang dapat diambil dalam pengembangan jenis soal ini yaitu perlu
memperhatikan dalam penggunaan susunan kata dan perkiraan jawaban yang memiliki
proporsi tapat dengan tujuan asesmen yang diinginkan.
5. CONTOH PENILAIAN TES MELENGKAPI

Jenis soal melengkapi dalam asesmen memiliki beberapa model dan penyusunan
yang beragam. Biasanya jenis soal ini juga bisa dipadukan dengan pilihan jawaban
objektif maupun dengan jawaban singkat. Berikut ini beberapa contoh jenis soal
melengkapi.

Contoh 1

Contoh 2

Menurut Yusuf (2017: 224) terdapat karakteristik soal melengkapi yang baik dan
kurang baik dalam penyusunan dan komposisinya. Contohnya soal sebagai berikut:
a) Kurang Baik
Pengarang dari tes intelegensi mula-mula adalah …………………………
b) Lebih Baik
Tes intelegensi verbal yang mula-mula, dipersiapkan oleh ………………..
Siapakah yang mula-mula mempersiapkan tes intelegensi verbal?
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahayu, Galih Dani Septiyan. 2020. Mudah Menyusun Perangkat Pembelajaran.


Purwakarta: CV. Trea Alea Jacta Pedagogie (online:
https://www.google.co.id/books/edition/Mudah_Menyusun_Perangkat_Pembelajaran/RF
EfEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=contoh+soal+melengkapi&pg=PA46&printsec=fron
tcover )

Yusuf, A. Muri. 2017. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
(online :
https://www.google.co.id/books/edition/Asesmen_Dan_Evaluasi_Pendidikan/rlY_DwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=contoh+soal+melengkapi+dalam+asesmen&pg=PA224&prin
tsec=frontcover )
NAMA KELOMPOK 4 :
1. ANNISA WIJAYANTI
2. CHUSNUL CHOTIMAH
3. HILWA FIDELLA T. R.
4. KURNIA ROMADHONI
5. SALSABILLAH ADLANI 223113914810

OFF : PPG PRAJABATAN – PGSD – 03

B4 – Penilaian Proyek/ Project Assessment

1. Definisi
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup
beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam waktu periode
tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi terhadap suatu proses atau kejadian yang
dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan
penyajian data.
2. Karakteristik
Karakteristik penilaian proyek (project assessment) Setiap model evaluasi pembelajaran
pasti mempunyai kriteria-kriteria penilaian agar penilaian yang akan diterapkan nantinya
benar-benar mampu menilai dan mengukur kemampuan siswa tidak hanya dari suatu aspek
misalnya dari aspek kognitifnya saja melainkan dari beberapa aspek. Selain itu diperlukan
adanya suatu penilaian yang benar-benar obyektif. Untuk mengetahui apakah penilaian
proyek (project assessment) tersebut sudah dapat dianggap berkualitas baik, maka paling
tidak harus diperhatikan tujuh kriteria-kriteria tersebut antara lain:
a. Generability artinya apakah project work peserta didik dalam melaksanakan tugas
yang diberikan tersebut sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-tugas
lain? Dalam hal ini, semakin tugastugas tersebut dapat dibandingkan dengan tugas
yang lainnya maka kualitas tugas tersebut semakin baik. Asumsinya, tugas tersebut
juga berbobot sebagaimana bentuk-bentuk tugas yang lain.
b. Authenticity artinya apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan apa
yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari sehingga perlu adanya
praktik secara langsung dengan dibimbing oleh guru karena dalam kehidupannya
sehari-hari siswa sering menghadapi segala macam kondisi.
c. Multiple foci artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta didik sudah
mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan. Bisa jadi seorang siswa
mempunyai kemampuan yang baik dalam menghafal dan menganalisa suatu materi,
namun lemah dalam prakteknya. Untuk itu guru bisa melengkapi kekurangannya dari
aspek psikomotorik tersebut dengan melihat kemampuan kognitifnya kualitas tugas
tersebut semakin baik. Asumsinya, tugas tersebut juga berbobot sebagaimana
bentuk-bentuk tugas yang lain.
d. Teachability artinya tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin
baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas. Jadi tugas yang diberikan dalam
project work atau penilaian proyek adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang
diajarkan guru di dalam kelas.
e. Fairness artinya apakah tugas yang diberikan sudah adil untuk semua peserta didik.
Jadi tugas-tugas tersebut harus sudah dipikirkan, apakah semua siswa mengerjakan
tugas tersebut atau tidak dengan pertimbangan bahwa kemampuan setiap siswa pasti
berbeda dan beragam. Terkadang dalam suatu kelompok tugas tersebut tergolong
mudah, terkadang ada yang menganggapnya sulit bahkan kadang ada yang merasa
tidak mampu. Untuk itu guru harus bisa mengukur sejauh mana kemampuan
siswanya secara rata-rata.
f. Feasibility artinya tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian proyek memang
relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan
(tempat), waktu ataupun peralatannya. Setiap sekolah mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda baik sumber daya manusia maupun perlengkapan sarana prasarananya.
g. Scorability dalam sebuah penilaian adalah hal yang paling mendasar karena untuk
mengetahui valid tidaknya sebuah penilaian. Artinya apakah tugas yang diberikan
nanti dapat di skor dengan akurat dan reliable sehingga hasil yang diperolehnya juga
valid. Dalam penilaian proyek, seorang guru harus teliti dalam hal penskorannya
karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian proyek adalah penskoran.
3. Kelebihan
a. Project work merupakan bagian internal dari proses pembelajaran terstandar,
bermuatan pedagogis dan bermakna bagi peserta didik
b. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan kompetensi yang
dikuasainya secara utuh.
c. Lebih efisien dan menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis.
d. Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat di pertanggung jawabkan dan
memiliki kelayakan untuk di sertifikasi.
e. Meningkatkan motivasi.
f. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
g. Meningkatkan kolaborasi.
h. Meningkatkan skill

4. Kekurangan
a. Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah
kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan
menfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah .
b. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
c. Memerlukan biaya ekstra.
d. Banyak peralatan yang harus disediakan.

5. Pengembangan Penilaian Proyek


Penilaian proyek, bentuk tugas-tugasnya biasanya lebih mencerminkan kemampuan yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan guru dalam mengajarkan
materi-materi sebagaimana tersebut tidak bisa hanya diukur dengan model paper and pencil
test, melainkan dengan project assessment karena evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya
pada sisi kognitifnya saja melainkan pada keseluruhan aspek. Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan untuk membuat penilaian proyek (project assessment) yang baik adalah
a. Kemampuan pengolahan, kemampuan peserta didik dalam memilih topic, mencari
informasi, mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahapan
pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik adalah hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan serta dukungan proyek
kepada peserta didik.
Langkah-langkah dalam penilaian proyek antara lain:
a. Tentukan berbagai jenis proyek dalam setahun.
b. Untuk masing-masing proyek, buat jadwal kapan proyek dimulai, kapan
masing-masing bagian dari proyek harus diselesaikan, kapan draft awal
dikumpulkan, dan kapan produk akhir diharapkan selesai.
c. Tunjukkan kepada peserta didik beberapa sample proyek yang telah selesai.
d. Upayakan siswa dapat mengembangkan kriteria untuk menilai kualitas sejumlah
proyek yang telah selesai, dari segi penampilan, temuan, atau informasi.
e. Upayakan siswa belajar bagaimana menggunakan rubrik yang telah kita berikan
sebelumnya.
f. Upayakan siswa dapat menyelesaikan proyek dengan bantuan pihak sekolah.
g. Upayakan siswa menyajikan proyek yang telah selesai.
h. Siswa menyerahkan proyek untuk dinilai.

6. Contoh Penilaian Proyek


Mata Pelajaran : Matematika.
Nama Proyek  : Masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok.
Alokasi Waktu : Satu bulan
Aspek : Penalaran dan komunikasi.

Nama Siswa                            : ……………………              


Kelas/semester : V/1

N Aspek Skor (1 – 5)
o
1 Perencanaan:
a.                   Persiapan
b.                  Rumusan Judul
2 Pelaksanaan:
a.                   Sistematika Penulisan
b.                  Keakuratan Sumber Data/Informasi
c.                   Kuantitas Sumber Data
d.                  Analisis Data
e.                   Penarikan Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a.                   Performance
b.                  Presentasi / Penguasaan
Total Skor

Contoh Soal
Carilah benda berbentuk bangun ruang sederhana yang ada di sekitar rumahmu, misal benda itu
berbentuk kubus, balok, limas, atau prisma.
Selanjutnya hitunglah berapa banyaknya air yang dapat dimasukkan ke dalam benda ruang
tersebut.

Rubrik Penskoran

Level Deskripsi

4 ● Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah


(superior) dalam persiapan, tempat pengambilan data, rumusan judul baik dan
menarik.
●  Sistematikanya baik, sumber data akurat dan memadai.
●  Membuat daftar hasil pengukuran.
● Melakukan perhitungan, hasil yang diperoleh benar, dan membuat
kesimpulan.
●  Performance hasil pekerjaannya bersih, rapi.

3 ● Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah


(memuaskan) dalam persiapan, tempat pengambilan data, rumusan judul baik dan
menarik.
● Sistematikanya baik, sumber data akurat dan memadai.
●  Membuat daftar hasil pengukuran.
● Melakukan perhitungan, hasil yang diperoleh benar, dan membuat
kesimpulan.
●  Performance hasil pekerjaannya kotor dan tidak rapi

2 ● Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah


(cukup dalam persiapan, tempat pengambilan data, rumusan judul baik dan
memuaskan) menarik.
● Sistematikanya baik, sumber data akurat dan memadai.
●  Membuat daftar hasil pengukuran.
● Melakukan perhitungan, hasil yang diperoleh benar, dan tidak membuat
kesimpulan.
● Performance hasil pekerjaannya kotor dan tidak rapi.
1 ● Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah
(cukup) dalam persiapan, tempat pengambilan data, rumusan judul baik tetapi
tidak menarik.
● Sistematikanya kurang baik, sumber data akurat dan memadai.
●  Membuat daftar hasil pengukuran.
● Melakukan perhitungan, hasil yang diperoleh benar, dan tidak membuat
kesimpulan.
●  Performance hasil pekerjaannya kotor dan tidak rapi.

Anda mungkin juga menyukai