Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maria Sihombing

Mata kuliah : Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia


Jenis : UTS

Kelas : C (Reguler) dan D Semester 3/2020

Waktu : 60 Menit

Dosen : 1. Drs. Basyaruddin, M.Pd. (Dr. Elly Prihasti W, S.S., M.Pd. )

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas : UNIMED

1. Aplikasikan perbedaan pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam proses


pembelajaran?
2. Sebutkan minimal 2 keuntungan dan kelebihan dari
a. tes standar dengan tes buatan guru
b. tes pilihan ganda dengan uraian
3. Jelaskan mekanisme pembuatan soal kompetensi berbahasa oleh guru di kelas!
4. Buatlah contoh soal kompetensi berbahasa atau bersastra yang termasuk dalam tataran
memahami dan mengaplikasikan?

Jawaban

1. a. Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas


“sesuatu”.Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja
belajar, papan tulis, dll. Dalam proses pengukuran tentu guru harus menggunakan
alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat
validitas dan reliabilitas yang tinggi.

Contoh : dari 50 soal pilihan ganda, Maria mendapat skor 43

b. Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari pertimbangan
tertentu.

Contoh : skor yang diperoleh diolah, Maria mendapat nilai yang sangat baik.

c. Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
(Purwanto, 2002).

Contoh : setelah melalui tes, pengukuran, dan penilaian, dapat ditentukan bahwa
Maria lulus dengan hasil yang memuaskan dan perlu dipertahankan.

Ilustrasi pengaplikasian perbedaan pengukuran, penilaian dan evaluasi.

Bu Nurida ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah menguasai kompetensi


dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk itu, Bu Nurida memberikan tes
tertulis dalam bentuk objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya
(artinya Bu Nurida sudah menggunakan tes). Selanjutnya, Bu Nurida memeriksa
lembar jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban, kemudian sesuai dengan
rumus tertentu dihitung skor mentahnya. Ternyata, skor mentah yang diperoleh
peserta didik sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan
seterusnya (sampai disini sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor tersebut
tentu belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa. Untuk memperoleh nilai dan
arti dari setiap skor tersebut, Bu Nurida melakukan pengolahan skor dengan
pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala 0 – 10
menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (berarti tidak menguasai), skor 36
memperoleh nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44 memperoleh nilai 8 (berarti
menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti sangat memuaskan). Sampai
disini sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh dalam ruang lingkup penilaian hasil
belajar. Jika Bu Nurida menilai seluruh komponen pembelajaram maka berarti terjadi
evaluasi.

2. a. tes standar dengan tes buatan guru


● Tes standar
1. Keuntungn dari tes standar:
a. Mempermudah dan membutuhkan sedikit waktu dari petunjuknya.
b. Menyediakan situasi yang standar.
c. Menyediakan sebuah rekaman tetap tentang prilaku selama tes tulis.
d. Dapat digunakan untuk membandingkan siswa, sekolah, wilayah, negara bagian.
e. Dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan
f. Memiliki tingkat validitas yang tinggi

2. Kerugian dari tes standar:

a. Menimbulkan Problematika

Tes standar mengukur informasi factual atau deklaratif dan sedikit kemampuan
verbal.

b. Range yang dapat diases standardized test terbatas

Tes standar tidak memadai dalam menilai kemampuan generatif siswa , seperti

(a) mengekspresikan secara lisan dan tertulis,

(b) mengorganisasikan dan menganalisis kelimpahan data,

(c) merancang percobaan untuk menjawab pertanyaan yang menarik,

(d) kerjasama dengan orang lllain.

c. Kemampuannn untuk mengidentifikasi siswa berkebutuhan khusus terabaikan


d. Hanya digunakan untuk menilai produk
e. Membuat siswa melakukan berbagai cara (berbuat curang) untuk mendapatkan hasil
yang baik

● Tes buatan guru


a. Kelebihan
1. Dapat menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang
diberikan dalam waktu tertentu
2. Dapat menentukan apakah tujuan sudah dicapai
3. Dapat memperoleh suatu tes
b. Kekurangan

alat tes yang disusun oleh seorang guru hanya tepat diterapkan pada kelasnya sendiri,
dan tidak pada kelas atau bahkan sekolah lain yang diajar oleh guru yang berbeda.
Dangan demikian, tes buatan guru hanya mempunyai daya jangkau pakai yang
terbatas. Hasil atau skor yang dicapai peserta didik juga terbatas, dalam arti hanya
dapat diperbandingkan dengan kawan-kawan sekelompoknya yang satu sekolah. Jika
hasil tes itu dibandingkan dengan capaian siswa dari sekolah lain kurang tepat karena
mungkin sekali alat ukur dan cara penafsiran yang dilakukan guru yang mengetesnya
tidak sama.

b. tes pilihan ganda dengan uraian

● Tes pilihan ganda


a. Kelebihan
1. Mudah dianalisa
2. Mencakup banyak materi pelajaran kurang menggambarkan sebuah proses
3. Waktu yang diperlukan lebih singkat
4. Hanya dapat mengetahui kemampuan kognitif
5. Dapat menggunakan rumus singkat
6. Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas
b. Kelemahan
1. Membuat soal memerlukan waktu yang lama
2. Sulit membuat pengecoh
3. Lebih bersifat subjektif (siswa menjawab bersifat tebak-tebakan)
4. Tidak dapat mengetahui proses/langkah-langkah siswa dalam menyelesaikan
soal
5. Memungkinkan jawab spekulasi

● Tes uraian
a. Kelebihan
1. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
2. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
3. Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis,
analitis, dan sistematis;
4. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
5. Adanya keuntungan teknis seperti mudahnya membuat soal sehingga tanpa
memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses
berfikir siswa.

b. Kelemahan
1. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji
semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat
menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
2. Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat
pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bias bertanya tentang
hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya berdasarkan apa yang
dikehendakinya;
3. Tes ini juga biasanya kurang realibel, mengungkap aspek yang terbatas ,
pemeriksaanya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas
yang jumlah siswanya relative besar.

3. 1. Menentukan Tujuan Tes/soal

Penyusunan tes diawali dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan
menyelenggarakan tes tersebut. Dalam tes bahasa pada umumnya tes disusun sebagai
tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang mempunyau tujuan utama yaitu untuk
menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan
sampai tahap tertentu hingga tes tersebut diselenggarakan. Selain tujuan utama
tersebut biasanya tes dilakukan juga dengan tujuan untuk mengetahui kesulitan belajar
siswa, dan kelemahan butir-butir tes.

2. Penentuan jenis dan bentuk soal

Dalam menentukan jenis tes yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa
faktor yaitu jumlah peserta tes, banyak sedikitnya bahan yang harus dicakup, waktu
yang tersedia, kemampuan pengajar untuk mengembangkan soal, kemudahan
penyelenggaraan, kemudahan pelaksanaan koreksi dan penilaian. Semua itu perlu
diperhatikan dengan seksama agar jenis dan bentuk tes yang digunakan dapat benar-
benar mengukur tingkat kemampuan dan pemahaman siswa.

3. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan deskripsi mengenai ruang lingkup dan isi materi yang akan
diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi sebelum membuat soal adalah untuk
menentukan ruang lingkup dan tekanan soal yang setepat-tepatnya sehingga dapat
menjadi petunjuk dalam menulis soal. Dengan adanya penyusunan kisi-kisi maka
akan sangat mudah dalam mendeteksi poin mana yang tepat digunakan sebagai tes
dari berbagai kompetensi dasar.

4. Penulisan Butir Soal

Tahap penulisan butir soal dimulai dengan menentukan jumlah soal yang perlu
disusun. Penulisan butir tes pertama-tama mungkin menghasilakan butir soal yang
memeliki berbagai kekurangan dan kelemahan. Dengan kenyataan demikian maka
sebagai persediaan penyusunan butir soal diperlukan jumlah yang lebih besar dari
klebutuhan karena pada akhirnya butir-butir tersebut akan dipilih yang sesuai dengan
kompetensi yang diujikan. Selain membuat butir-butir soal perlu juga disusun kunci
jawaban yang nantinya akan digunakan sebagi acuan penilaian. Setelah mendapatkan
butir-butir soal selanjutnya kita harus memilih lagi butir soal mana yang sekiranya
tepat untuk dipakai.

5. Pemantapan Butir Soal atau Validasi Soal dan Kunci Jawaban

Usaha pemantapan yang paling baik dan bertanggung jawab dalam pengembangan tes
dan butir-butirnya dapat diusahakan melalui rangkaian uji coba. Uji coba biasanya
dilakukan hanya pada pengembangan tes berstandar yang luas jangkauan
pernggunaanya dan penting kegunaanya. Usaha pemantapan ini bertujuan untuk
mengetahui kesesuain, kelebihan, dan kekurangan dari soal yang telah disusun.

Setelah soal benar-benar teruji validitasnya, kemudian kunci jawaban yang sudah
dibuat bersamaan pembuatan butir soal diuji kembali kebenaranya dan kemudian
disusun sesuai dengan urutan soal yang telah dibuat.

6. Merakit Soal Menjadi Perangkat Tes

Pembuatan soal tidaklah lengkap tanpa disertai dengan penyusunan soal menjadi
perangkat tes yang baik. Dalam tahapan yang terakhir ini naskah soal yang sudah ada
disusun menjadi alat tes yang sempurna disertai jawabanya.
4. 1. Contoh soal pembentukan kata dengan membentuk kata turunan(memahami)

Berilah imbuhan yang tepat pada kata dalam kurung

Pak Sukran (jalan) tugasnya dengan baik

2. Contoh soal pembentukan Kalimat dengan mengubah kalimat(mengaplikasikan)

Ubahlah kalimat aktif berikut menjadi kalimat pasif

Saya sudah mengerjakan soal ujian kemarin sore.

Anda mungkin juga menyukai