Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DI KALANGAN MAHASISWA

OLEH:

ANANDA ANUGRAH PUTRI (4191111051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2019 A

Mata Kuliah: Pendidikan Bahasa Indonesia

Dosen pengampu mata kuliah:

Dra. Inayah Hanum, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas Chritical Journal Review mengenai
“Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia” ini tepat pada waktunya.

Chritical Journal Review ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
bahasa Indonesia . Sehubungan dengan tersusunnya tugas ini kami menyampaikan terima
kasih kepada Ibu Dra. Inayah Hanum, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa
Indonesia.

Semoga Chritical Journal Review ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami
menyadari bahwa Chritical Journal Review ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan.
Namun penyusun tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa
menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

MEDAN, 16 Maret 2021

Penyusun

ANANDA ANUGRAH PUTRI


PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia merupakan bahasa Ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia. Cikal-bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
berawal dari pernyataan sikap politik Pemuda Nusantara dengan ikrar Sumpah
Pemuda. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di samping
menjadi alat komunikasi antar etnis yang mempunyai bahasa daerah masing-masing
sebagai bahasa pertama bahasa Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif
bagi terjadinya hubungan antar etnis di Indonesia. Olleh karena itu pengetahuan
tentang bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara
menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan
benar hingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak hilang.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya
pelajar dan mahasiswa saja tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa
Indonesia dalam bahasa Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku titik dimana
bahasa baku merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa
Indonesia. Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah Bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang
atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar.
“Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga
dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”.
(Pateda, 1997 : 30)

Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya


mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika
yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa baku. Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa hal yang menarik
untuk dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa tidak baku,
pengertian bahasa Indonesia baku, pengertian bahasa Indonesia tidak baku, ciri-ciri
bahasa baku dan bahasa tidak baku, pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, serta contoh-contoh kesalahan berbahasa.

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut ;

1. Apa yang membedakan pengertian bahasa baku dan non baku


2. Mengetahui pentingnya melestarikan budaya berbahasa Indonesia yang baik

3. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan laporan Chritical Journal Review ini diantaranya;

1. nilai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu Dra. Inayah
Hanum, M.Pd.

2. Menambah wawasan mengenai bahasa baku dan non baku baik untuk pemateri dan
pembaca

2. Memberi pandangan kepada pembaca terlebih kalangan mahasiswa untuk tetap


mempertahankan bahasa persatuan, bahasa Indonesia

REVIEW JOURNAL
 JURNAL UTAMA
Judul KEMAMPUAN PENGGUNAAN BAHASA BAKU MAHASISWA PROGRAM
STUDI BAHASA INDONESIA IKIP SILIWANGI DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Jurnal Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Download https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/821
Volume dan Volume 1 Nomor 5
Halaman
Tahun September 2018
Penulis Yulianti Nur Yastini
Ajeng Rita Nurdian
Wikanengsih
Reviewer Ananda Anugrah Putri
Tanggal 15 Maret 2021
Abstrak Penelitian .
 Tujuan Artikel ini mendeskripsikan hasil penelitian penggunaan bahasa baku pada
penelitian kalangan mahasiswa bahasa Indonesia IKIP Siliwangi, penelitian ini
dilatarbelakangi oleh banyaknya penulisan takarir pada Instagram yang
tidak memperhatikan bahasa baku yang sesuai dengan kaidah kebahasaan.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa
program studi bahasa Indonesia IKIP Siliwangi Dalam kemampuan
berbahasa yang baku, yang difokuskan pada penelitian ini adalah
penulisan bahasa baku dalam takarir Instagram
 Subjek kalangan mahasiswa Bahasa Indonseia IKIP Siliwangi
Penelitian
 Assessmen Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut
t Data Sugiono(2015, hlm. 35). Metode penelitian deskriptif adalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi
dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu
pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel
yang lain.Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bahasa
Indonesia IKIP siliwangi dengan jumlah sampel 50 mahasiswa yang diambil
secara acak dari setiap angkatan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar penelitian berupa angket secara daring yang
ditujukan kepada mahasiswa Program Studi bahasa Indonesia IKIP
Siliwangi yang menjadi sampel penelitian. pengumpulan data dilakukan
dengan cara pengumpulan angket dan dokumentasi berupa catatan-
catatan kecil, yang bertjuan untuk mencatat tulisan dari sampel. Prosedur
penelitian ini terdiri atas (1) Menentukan fokus penelitian penggunaan
bahasa baku pada takarir instagram (2) Pelaksanaan pengumpulan
tangkap layar (Screenshot) takarir instagram (3) Menganalisis hasil
pengumpulan data (4) Melaporkan hasil penelitian kepada lembaga (IKIP
Siliwangi). Tahap analisis data yang dilakukan adalah (1) mengidentifikasi
takarir pada instagram (2) menganalisis penggunaan bahasa baku (3)
menganalisis angket (4)membuat simpulan.
 Kata kunci Takarir, instagram, bahasa baku
Pendahuluan Bahasa merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ide,
gagasan, perasaan dan keinginan tentang suatu hal baik secara lisan
maupun tulis. Selain itu, bahasa juga bersifat komunikatif dan berfungsi
sebagai cara berkomunikasi agar tercapainya suatu maksud yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Menurut Pranowo (2015, hlm. 173)
berbahasa secara komunikatif berarti cara menggunakan bahasa sesuai
dengan fungsi-fungsi komunikasi bahasa agar mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca. Menurut Pradiatiningtyas (2016, hlm.1), 2016)
mengungkapkan bahwa media sosial adalah media yang mengalami tren
pada era digital ini. Media sosial digunakan sebagai sarana untuk
berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun jaringan melalui media
komunikasi online. Sedangkan menurut Ayun (2015 ,hlm. 1)
mengungkapkan bahwa media sosial merupakan salah satu bentuk dari
perkembangan internet.
Media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lain
sebagainya kini dijadikan sebagai suatu wadah untuk menuangkan tulisan
yang bersifat mengekspresi diri. Selain untuk mengeksperisikan diri, media
sosial juga digunakan oleh generasi muda sebagai tempat untuk
menyalurkan bakat menulis yang dimilikinya. Tulisan-tulisan tersebut
dibuat dalam bentuk takarir yang tersedian dimedia sosial tersebut.
Penulisan takarir terutama pada media sosial Instagram tentunya harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah
kebahasaannya. Menurut Pratiwi (2016, hlm. 68) mengungkapkan
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, danmembagikannya
ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.
Salah satu penggunaan bahasa yang harus diperhatikan oleh
penulis adalah penggunaan bahasa baku. Menurut Chaer (2011, hlm. 4)
yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang
dijadikan pokok, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar.
Sedangkan menurut Muchlis (2014, hlm. 6) mengemukakan bahwa bahasa
baku mempunyai tiga sifat, yaitu memiliki kemantapan dinamis, yang
berupa kaidah dan aturan yang tetap; bersifat kecendekiaan; dan
penyeragaman kaidah (dan bukan penyamaan ragam bahasa). Saat ini
penggunaan bahasa baku semakin tidak di hiraukan oleh penggunanya
terutama dalam penulisan takarir, kebanyakan orang menuliskan bahasa
hanya berdasarkan keinginan diri sendiri untuk mengekspresikan diri,
sehingga bahasa yang digunakan tidak mengikuti kaidah atau struktur
kebahasaan yang ada.
Perlu di pahami perkembangan bahasa dapat dipengaruhi oleh
penggunaan bahasa baku di Media sosial, perkembangan tersebut dapat
terjadi entah berkembang menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya.
Dengan menuliskan bahasa baku ditakarir instagram akan lebih
memuudahkan pembaca memahami dan menerima maksud yang
disampaikan oleh penulis. Permasalahan yang mendasar pada penelitian
ini adalah penganalisisan penulisan bahasa baku pada takarir di media
sosial instagram, pada kalangan mahasiswa Bahasa Indonesia IKIP
Siliwangi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan
bahasa baku yang dituliskan di media sosial instagram.
Metode Penelitian
 Langkah Prosedur penelitian ini terdiri atas (1) Menentukan fokus penelitian
Penelitian penggunaan bahasa baku pada takarir instagram (2) Pelaksanaan
pengumpulan tangkap layar (Screenshot) takarir Instagram (3)
Menganalisis hasil pengumpulan data (4) Melaporkan hasil penelitian
kepada lembaga (IKIP Siliwangi). Tahap analisis data yang dilakukan adalah
(1) mengidentifikasi takarir pada instagram (2) menganalisis penggunaan
bahasa baku (3) menganalisis angket (4) membuat simpulan.
 Hasil
Penelitian

 Diskusi Tabel 4.1 Menunjukkan hasil pengetahuan responden terhadap kata baku
Penelitian dan tidak baku yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dari 100% responden
pemilihan kata baku “popular atau popular” ternayata lebih banyak
mahasis yang memili kata “popular” jumlahnya yaitu 74,1% dan tidak
bakunya “popular” sebanyak 25,9%. Pilihan kedua kata baku “Familier dan
familiar” kata “familier” mendapatkan hasil 20,7% dan kata tidak bakunya
“familiar” mendapatkan 79,3%, sedangkan kata baku “ekstrem dan
ekstrim” mendapatkan hasil yang sama yaitu 50%. Selanjutnya kata baku
“Feminin dan feminim” mendapatkan hasil 34,5% untuk”feminine” dan
65,5%, untuk kata “feminis”. Kata baku selanjutnya yaitukata “Salat dan
Shalat”, kata Salat mendapatkan hasil 48,3% dan Shalat 51,7%, pada kata
baku “menyunting dan mensunting” mendapatkan 86,2% yang memilih
kata menyunting sedangkan kata mensunting sebanyak 13,8%, pemilihan
kata “Negosiasi dan Negoisasi” terdapat 15,5% yang memilih negosiasi dan
kata negoisasi 84,5%, dan yang terakhir kata baku Tolok ukur
mendapatkan 10,3% dan bahasa tidak bakunya Tolak ukut mendapatkan
89,7%. Maka dapat disimpulkan dari hasil tersebut mahasiswa Prodi
Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi lebih banyak yang mengenal kata tidak
baku dibandingkan dengan kata baku dengan begiru perlu adanya
pembenahan pada mahasiswa Bahasa Indonseia IKIP Siliwangi dalam
menerapkan ilmu kebahasaan yang sudah didapatkan dari hasil belajar di
dalam kelas. Perlu ditingkatkan kembali keinginan dan minat untuk
mempelajari kata baku agar mahasiswa Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi
lebih terbiasa dalam menggunakan bahasa baku terutama dalam
menuliskan takarir pada instagram.
Tabel 4.2 menunjukan hasil dari analisis pengetahuan terhadap instagram
dan penggunaan bahasa baku dalam nstagram. Pada aspek pertama,
menunjukan 100% mahasiswa Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi mengenal
sosial media. Pada aspek kedua mengenai pengenalan media sosial
instgram 94,8% mahasiswa sudah mengenal instagram dan 5,2% tidak
mengenal instagram. Sedangkan pada aspek ketiga lebih banyak
mahasiswa yang menggunakan instagram dengan jumlah 87,9% dan yang
tidak menggunakan instgram berjumlah 12,1%. Pada aspek keempat
tentang pengetahuan arti takarir, dari 100% mahasiswa hanya terdapat
36,2% yang mengenal arti takarir sedangkan 63,8% tidak mengenal arti
kata tersebut. Aspek terakhir yaitu penggunaan bahasa baku dalam
instagram, dari 100% mahasiswa yang menggunakan instagram hanya
terdapat 13,8 % mahasiswa yang menggunakan bahasa baku dalam takarir
instagram, sedangkan yang tidak menggunakan bahasa baku lebih banyak
dengan jumlah 86,2 %.
 Daftar Ayun, P. Q. (2015). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam
Pustaka Membentuk identitas. Jurnal Komunikasi, Vol. 3, No.
Chaer, A. (2011). Seputar tata bahasa baku bahasa indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Firmansyah, D. (2018). Analysis of Language Skills in Primary School
Children (Study Development of Child Psychology of Language).
PrimaryEdu - Journal of Primary Education, 2(1), 35–44.
Https://doi.org/10.22460/pej.v1i1.668
Muchlis, M. (2014). Garis-garis besar tata bahasa baku Indonesia. Jakarta:
Refika Aditama.
Pradiatiningtyas, D. (2016). Peran Instagram Dalam Menarik Minat
Wisatawan Berkunjung Ke Objek Wisata Yogyakarta, 7(2), 1–8.
Pranowo. (2015). Terori pembelajaran bahasa. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Pratiwi, E. D. (2016). Menggunakan instagram dengan the theory of
Assasoned action menggunakan amos. Al Teknik Computer Amik,
Vol.II No.
Sugiono. (2015). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Analisis Jurnal
 Kekuatan 1. Abstrak jurnal dituliskan dengan menggunakan dua bahasa, yaitu
Penelitian bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang dituliskan dengan rapi
2. Pendahuluan menjelaskan dengan jelas latar belakang dibuatnya
jurnal ini
 Kelemahan 1. Kajian pustaka dalam jurnal ini tidak secara langsung ditulis
Penelitian dengan 'Kajian Pustaka'
2. Tidak menyajikan saran
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap penggunaan bahasa baku di
media sosial Instagram pada kalangan mahasiswa Program Studi Bahasa
Indonesia IKIP Siliwangi lebih banyak mahasiswa yang tidak menggunakan
bahasa baku, mahasiswa lebih senang menuliskan takarir instagram
dengan bahasa sehari-hari, bahasa yang sederhana, tidak memerhatikan
pemilihan imbuhan, unsur-unsur kedaerahan/lokal, penggunaan fonem
juga campur kode. Mahasiswa program studi bahasa Indonesia IKIP
Siliwangi menggunakan media sosial instagram hanya sebagai sarana
mengekspresikan diri. Dengan demikian perlu adanya solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa Bahasa Indonsia harus
lebih meningkatkan minat pengetahuanya terhadap kebahasaan terutama
bahasa baku, agar mahasiswa Bahasa Indonsia selalu terbiasa
menggunakan bahasa baku yang baik dan sesuai
dengan kaidahnya. Menerapkan keilmuan yang sudah didapat selama
pembelajaran di dalam kelas.
Saran Semoga apa yang telah saya riview dapat menambah wawasan pembaca,
terkhusus kalangan Mahasiswa agar kedepannya dapat memahami dan
memiliki pengetahuan yang lebih dalam pemilihan bahasa baku maupun
tidak, agar kedepannya bahasa Indonesia dalam kebahasaan sehari-hari
tidak terganti dengan bahasa gaul
 JURNAL PEMBANDING

Judul PENGGUNAAN KATA BAKU DAN TIDAK BAKU DI KALANGAN MAHASISWA


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
Jurnal JURNAL SKRIPTA : Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas PGRI Yogyakarta
Download https://journal.upy.ac.id/index.php/skripta/article/view/398
Volume dan VOLUME 5 NOMOR 2
Halaman
Tahun September 2019
Penulis Via Setya Ningrum
Reviewer Ananda Anugrah Putri
Tanggal 15 Maret 2021
Abstrak Penelitian
 Tujuan Menambah pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai kata
penelitian baku agar proses komunikasi tidak terhambat, agar tidak lebih tertarik
dengan kata-kata asing atau kata gaul yang dipadukan dengan bahasa
Indonesia karena mahasiswa sebagai agen perubahan harusnya
menggunakan kata-kata baku dalam bahasa Indonesia agar bahasa
persatuan kita bisa terus terjaga dan lestari serta keberadaannya tidak
digeser oleh bahasa asing.
 Subjek Mahasiswa Veteran Yogyakarta khususnya Prodi Ekonomi Pembangunan
Penelitian tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari empat kelas mulai dari kelas
Ekonomi Pembangunan A sampai Ekonomi Pembangunan D yang
berjumlah 140 orang.
 Assessmen Penulis mengambil responden dengan kuantitas sama yaitu dua orang
t Data untuk setiap kelas
 Kata kunci Kata baku, kata tidak baku, mahasiswa
Pendahuluan Kata baku umumnya sering dipakai pada kalimat resmi atau ragam
bahasa baku, baik itu melalui lisan ataupun tulisan. Kata baku dalam
bahasa Indonesia ini juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, baik
secara lisan maupun tulisan, kata baku digunakan dalam situasi resmi,
seperti surat menyurat dinas, perundang-undangan, karangan ilmiah,
laporan penelitian dan lainnya. Ragam bahasa baku tidak diwarnai atau
dicampuri oleh dialek atau logat tertentu. Kedua, baik secara lisan maupun
tulisan, kata baku menggunakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ketiga, baik secara lisan maupun
tulisan, ragam baku memenuhi fungsi gramatikal seperti subjek, predikat,
dan objek secara eksplisit dan lengkap (Sugihastuti & Siti Saudah, 2018:17-
18). Bedasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kata
baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau
resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan.
Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika,
dan kenasionalan saat diucapkan atau ditulis (Chaer, 2011:131).
Suatu kata bisa disebut dengan kata tidak baku bila kata yang
dipakai tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Ketidakbakuan suatu
kata bukan hanya diakibatkan oleh salah penulisan saja, akan tetapi dapat
juga disebabkan oleh pengucapan yang salah dan penyusunan suatu
kalimat yang tidak benar. Kata tidak baku ini sering kali muncul dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Metode Penelitian
 Langkah Dalam angket yang Penulis sebarkan kepada responden, ada 15 kata baku
Penelitian dan tidak baku yang disusun secara acak yaitu kata azas, berpikir,
cinderamata, diagnosa, dipersilakan, hembus, hakekat, indera, karir,
komplit, kreativitas, kyai, materai, nafas dan sekedar.
 Hasil
Penelitian

 Diskusi Hasil angket yang telah disebarkan kepada 8 responden mahasiswa


Penelitian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta menunjukkan
bahwa pemahaman mahasiswa untuk kata baku dan tidak baku masih
rendah. Hal ini karena dari 15 kata yang ada pada angket tersebut, hanya
ada empat kata baku yaitu kata berpikir, dipersilakan, indera, dan
kreativitas. Selain empat kata tersebut, semuanya adalah kata tidak baku.
Mahasiswa berpikir bahwa apa yang menurutnya kata baku adalah apa
yang sesuai dengan yang mereka ucapkan atau yang mereka ketahui dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia yang
baku serta baik dan benar sudah mulai hilang. Hilangnya penggunaan kata
baku dalam bahasa Indonesia ini disebabkan oleh masuknya bahasa-
bahasa asing yang dicampuradukkan dengan bahasa Indonesia atau
sekarang ini lebih dikenal dengan bahasa gaul.
Daftar Pustaka Chaer, Abdul. 2011. Kesantunan Bebahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosasih, E. dan Hermawan , Wawan. 2012. Bahasa Indonesia Berbasis
Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: Thursina.
Rahayu, Arum Putri. 2015. “Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik
dan Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran”. Dalam Jurnal:
Paradigma, Volume 2, Nomor 1, Halaman 1-15.
Setiawati, Sulis. 2016. “Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
dalam Pembelajaran Kosakata Baku dan Tidak Baku Pada Siswa
Kelas IV SD”. Dalam Jurnal: Gramatika, Volume 2, Nomor 1, Halaman
44-51.
Analisis Jurnal
 Kekuatan 1. Penulisan judul tidak berbelit sehingga mudah dipahami
Penelitian 2. Abstrak jurnal dituliskan dengan dua bahasa yang di tuliskan
dengan rapi
3. Pendahuluan dituliskan dengan rinci terkait latar belakang
penulisan jurnal
 Kelemahan 1. Pendahuluan terlalu banyak yang seharusnya hanya fokus kepada
Penelitian latar belakangnya.
2. Tidak menyajikan saran
Kesimpulan Berdasarkan hal yang sudah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
kata baku adalah kata-kata yang sesuai atau terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Kata baku ini memiliki berbagai fungsi seperti
pemersatu, pemberi kekhasan, pembawa kewibawaan, serta sebagai
kerangka acuan. Kata baku dalam bahasa Indonesia membuat bahasa
Indonesia menjadi kuat kedudukannya karena kata baku tidak mengubah
struktur bahasa Indonesia sehingga mudah dijadikan alat komunikasi antar
masyarakat atau antar suku di Indonesia. Akan tetapi, mahasiswa yang
sering menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi malah
kurang pengetahuan tentang kata baku sebagai dasar bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Saran Semoga apa yang telah saya riview dapat menambah wawasan pembaca,
terkhusus kalangan Mahasiswa agar kedepannya dapat memahami dan
memiliki pengetahuan yang lebih dalam pemilihan bahasa baku maupun
tidak, agar kedepannya bahasa Indonesia dalam kebahasaan sehari-hari
tidak terganti dengan bahasa gaul

DAFTAR PUSTAKA

Yastini,Y.dkk. 2018. KEMAMPUAN PENGGUNAAN BAHASA BAKU MAHASISWA PROGRAM STUDI

BAHASA INDONESIA IKIP SILIWANGI DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM. Siliwangi. 01(05) : 659-
664
Ningrum, V,S. 2019. PENGGUNAAN KATA BAKU DAN TIDAK BAKU DI KALANGAN MAHASISWA

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA. Yogyakarta. 05(02) : 1-6

..

LAMPIRAN
JURNAL UTAMA
JURNAL PEMBANDING

Anda mungkin juga menyukai