Anda di halaman 1dari 45

MATA KULIAH : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dra.Inayah Hanum, M.Pd.

CRITICAL BOOK REPORT

Kelompok 2

Anggota : 1. Imelda ani yolanda marbun ( 4191111002 )

2. Wahyuni Fitri Suputri ( 4191111014 )

3. Ribkha Sonya Rajagukguk ( 4191111028 )

4. Febri Damayanti ( 4191111066 )

Kelas : PSPM A 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Critical book report (CBR) ini kami
susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan menjadikan
penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan kami ,
semoga setelah penyelesaian penulisan Critical book report ini kami semakin memahami
tentang bagaimana penulisan Critical book report yang baik dan benar.

Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critical book report ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CBR ini, khususnya kepada dosen pengampu
mata kuliah ini ibu Dra.Inayah Hanum, M.Pd. dan kawan sekelas kami mahasiswa/i kelas
Matematik Dik A 2019.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan CBR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan
dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga karya tulis
CBR ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, 28 februari 2021

Penyusun

Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………...…..….………......1

DAFTAR ISI ………………………...…………………..………….….....….2

I. PENDAHULUAN/PENGANTAR ……….…………………………………………....….. 3

1.1Latar Belakang CBR ….……………............………………............……………...... 3

1.2 Tujuan Penulisan CBR ……………………............….……………………………...... 3

1.3 Manfaat CBR …………………………….…............……………………………...... 3

1.4 Identitas buku …………………………….……............….………………………..... 4

II. RINGKASAN ISI BUKU .………………..........……………………………………...... 5

2.1 Ringkasan isi Buku Utama ….……………………………............……………...... 3

2.2 Ringkasan isi Buku Pembanding ….……………………………............……………...... 3

III. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN………..……………………....…..…………….....7

3.1 Kelemahan dan kelebihan buku ..………….………….……….….…..…….... ....7

3.2 Kemutakhiran buku…………………………….……..……………...….…...........8

IV. KESIMPULAN ………………………………………………………………...…........ 9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...…...... 10


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Critical Book Review (CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap
suatu buku atau artikel yang direview. Latar belakang saya membuat critical book ini yaitu
untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterprestasi serta menganalisis
isi sebuah buku, yang menitik beratkan pada evaluasi ( penjelasan, interprestasi dan analisis)
mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana
isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berfikir pembaca dan menambah pemahaman
pembaca terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui CBR ini pembaca
(reviewer) menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang pembaca
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahuai kelemahan dan kelebihan dari buku yang dikritis serta
untuk mengetahui keunikan dari buku utama
 Untuk mengetahuai kelemahan dan kelebihan dari buku yang dikritis serta
untuk mengetahui keunikan dari buku pembanding
 Untuk memenuhi salah satu Tugas KKNI

1.3 Manfaat
1. Bagi reviewer :untuk menambah pengetahuan mengenai pembuatan critical book
report dan Menambah wawasan reviewer terkait ilmu yang di sajikan dalam buku
utama dan buku pembanding.
2. Bagi pembaca : untuk menambah pengetahuan baru dalam hal pembuatan critical
book report dan Menambah wawasan pembaca terkait ilmu yang di sajikan dalam
buku utama dan buku pembanding.

1.4 IDENTITAS BUKU


IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul : Pendidikan Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi


Penulis : Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., dkk

Penerbit :-

Tahun Terbit : 2021

ISBN :-

Jumlah Halaman : 229 halaman

2 Edisi :-
IDENTITAS BUKU PEMBANDING

Judul : Pendidikan Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

Penulis : Sukiman Nurdjan,S.S., M.Pd., dkk

Penerbit : Aksara Timur

Tahun Terbit : 2016

ISBN : 978-602-73433-6-8

Jumlah Halaman : 158 halaman

3 Edisi :1
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A) Ringkasan Buku Utama

BAB I

SEJARAH DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

A. Asal-Usul Bahasa Indonesia dan Sejarahnya

Bahasa-bahasa di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bahasa Indonesia, bahasa


daerah, bahasa asing. Dibawah ini setiap kelompok bahasa itu akan diuraikan secara singkat.

1. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan termasuk ke dalam rumpun
Bahasa Austronesia. Dalam hal ini, Bahasa Melayu sydah lama (berabad-abad)
digunakan sebagai lingua franca ‘ bahasa perhubungan’ di nusantara ini pada zaman
Sriwija dan Majapahit. Pada masa pemerintahan colonial Belanda baha Melayu
dikenal sebagai bahasa sehari-hari yang sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar.
Bahasa melayu Pasar sangat mydah dimengerti, ekspresif, memiliki toleransi
kesalahan yang sangat besar, dan mudah menyerao istilah istilah lain dari berbagai
bahasa yang digunakan pada pengunanya. Oleh karena itu, dapat dikatan bahwa
bahasa melayu Pasar ada pula bahasa melayu Tinggi yang digunakan di kalangan
keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan jawa.

Penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari peristiwa
ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, dalam rangkaian kegiatan Kongres
Pemuda Kedua di Jakarta, Butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda Berbunyi,”Kami, Putra
dan putri Inbdonesia, menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Soekarno
tidak memilih bahasanya sendiri, yaitu bahasa Jawa (yang sebenarnya merupakan
bahasa daerah yang masyarakat pemakainya mayoritas pada saat itu) sebagai dasar
bahasa Indonesia, tetapi beliau memilih bahasa Indonesia yang didasarkan pada
bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.

2. Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah bahasa-bahasa suku bangsa di Indonesia. Bahasa


jumlahnya sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh daerah di Indonesia
Bahasa daerah berfungsi sebagai (1) lambing kebanggaan daerah, (2) lambang
identitas daerah, (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyakarat daerah, dan
(4) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia.

3. Bahasa Asing
Bahasa asing diartikan dengan bahasa-bahasa di Indonesia selain bahasa
Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat
perhubungan antar bangsa dan sarana pemanfaatan ilmu pengetahan dan teknologi
modern untuk pembangunan nasional. Sehubungan dengan fungsinya sebagai akses
untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, bahasa asing
sesungguhnya hanya melengkapi fungsi bahasa Indonesia yang juga dikembangkan
agar menjadi sarana serupa.

B. Kedudukan Bahasa Indonesia

Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat


penting karena bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara. Berkaitan dengan pembicaraan diatas, keududukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dikukuhkan pada 28 Oktober 1928, yaitu pada saat Sumpah Pemuda
diikrarkan. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
berfungsi sebagai (1) lambing kebanggaan nasional (2) lambing identitas nasional, (3)
alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda beda latar belakang social,budaya,
dan bahasa daerahnya, dan (4) alat komunikasi antardaerah dan antarbudaya.

C. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional


 Lambang Kebanggaan Kebangsaan
Di dalam fungsinya sebagai Lambang kebanggaan Kebangsaan, bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai social budaya yang mendasari rasa
Kebanggaan.
 Lambang Identitas Nasional
Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Identitas Nasional, yang mengarah pada
penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambing Negara.
Di dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya
sendiri, sehingga serasi dengan lambang kebangsaan yang lain.
 Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan
nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu
dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat
perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
 Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya
Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku,budaya,dan bahasa maksudnya,
bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku, budaya dan
bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan identitas kesukuan dan
kesetiaan kepada nilai-nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah
yang bersangkutan.
D. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara.
 Bahasa Resmi Kenegaraan
Bahwa bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan
seperti upacara, peristiwa dan kegiatan kenehgaraan baik dalam bentuk lisan
maupun dalam bentuk tulisan.
 Bahasa Pengantar dalam Pendidikan
Bahasa Indonesia memiliki fugsi fital di dunia pendidikan di nusantara ini,
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh
Indonesia.
 Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas dan bukan saja sebagai
alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku melainkan juga sebagai alat
perhubungan di dalam masyakarat yang sama latar belakang social budaya dan
bahasanya.
 Alat pengembangan kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Didalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan ngembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitasnya
sendiri.
E. Bahasa Indonesia Baku
1. Pengertian Bahasa baku dan Nonbaku

Istilah Bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat luas. Namun,


pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara kompherensif
konsep dan makna istilah itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau
masyarakat yang berpendapat bahwa bahasa baku sama dengan bahasa yang baik
dan benar. Bahasa yang dipergunakan di dalam situasi tidak sesuai pun dianggap
sebagai bahasa Baku.

Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar
ukuran, atau yang menjadi standar. Jadi bahasa Indonesia baku adalah ragan
bahasa Indonesia yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang
menjadi standar.

Bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, yang tidak
menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia
nonbaku adalah ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, yang tidak
menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Bahasa baku adalah
bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat,
ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan,
seperti pejabat,ahli,dosen,guru,ilmuwan,cendikiawan,dan sebagainya. Sedangkan
bahasa nonbaku adalah bentuk bahasa yang biasa dipakai oleh mereka yang
kurang berpendidikan dan yang biasa beraktivitas dalam lingkungan tidak resmi.

2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia baku memiliki empat fungsi yang secara satu persatu
dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, bahasa indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Bahasa


Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek
bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu
masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan
rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas batas
kedaerahan.

Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda


kepribadian. Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya
dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan
kepribadian nasional masyarakat berbahasa Indonesia baku.

Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa.


Pemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise.
Fungsi peimbawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan
peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Disamping itu,
pemakai bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku “dengan baik dan benar”
memperoleh wibawa di mata orang lain.

Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan.


Bahasa Indonesia baku berfungsi kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya
norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. norma atau kaidah bahasa
Indonesia baku menjadi tolak ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara
benar.

3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks. Pertama, dalam


komunikasi resmi, yaitu dalam surat-menyurat resmi atau dinas, pengumuman-
pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi. Perundang-undangan,
penamaan,dan peristilahan resmi. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu dalam
laporan resmi dan karya ilmiah berupa makalah,skripsi,tesis,disertasi, dan laporan
hasil penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan di depan umum, yaitu ceramah,
kuliah, dan khotbah. Empat, dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati,
yaitu atasan dngan bawahan di dalam kantor, siswa dan guru di kelas atau di
sekolah, guru dan kepala sekolah dipertemuan pertemuan resmi, mahasiswa dan
dosen di ruang perkuliahan.

4. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku


Secara umum dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia baku mempunyai
tiga ciri yaitu (1) memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, (2)
kemantapan dinamis, dan (3) cendekia. Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti
bahwa kaidah bahasa Indonesia baku relative tetap serta tidak berubah setiap saat.
Ciri cendekia berarti bahwa bahasa Indonesia baku mencerminkan cara berfikir
yang teratur, logis, dan sistematis. Untuk mengungkapkan gagasan, bahasa
Indonesia baku dapat figunakan untuk menyampaikan isi pikiran secara teratur
dan sistematis.

BAB II

PENULISAN TEKS AKADEMIK

A. Pengertian Teks Akademik

Menurut KBB1, teks berarti wacana tertulis. Kndataksana (2011: 238) menyatakan
bahwa teks adalah, (1) satuan bahasa tertengkap yang bersital abstrak, (2) deretan kalirnal
kata, dan sebagainyayang rnernbentuk ujaran. (3) ujaran yang dihasilkan dalam interaksi
manusta. Ddibat dari tiga pengerhan teks yang dikemukakan tersebut dapat dikatakan bahwa
teks adalah satuan bahasa yang bisa berupa bahasa tulis dan bisa juga berupa bahasa lisan
yang dihasilkan dan interaksi atau kornunikasi manusia. Dengan demikian, teks akademik
merupakan teks yang diproduksi dan digunakan dalarn keperluan akademik. Teks akademik
atau teks ilrniah dapat berwujud dalam berbagai jenis, misatnya buku, ulasan buku, proposal
penelit:an, laporan penelitian, laporan praktikurn, dan artikel ilrniah. Teks akademik atau
yang sering juga disebut teks ilmiah adalah tultsan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasan oleh hasil pengamatan. peninjauan. penelitian dalam bidang
tenentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannyaikeilmiahannya.

B. Perbedaan Teks Akademik dengan Teks Non-Akademik

Teks akadernik atau yang sering juga disebut teks ilmiah berbeda dengan teks non-
akademik atau teks non-ilmiah. Teks akademik dan teks non-akademik ditandai oleh tertentu.
Untuk membedakan keduanya, anda harus menelusuri ciri-ciri tersebut Denoan memahami
teks akademik, anda akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi
kehidupan akademik anda. Terbukti bahwa dalam menjalankan kehidupan akademik, anda
harus membaca dan mencipta teks akademik

Perbedaan antara teks akademik dan teks non-akademik perlu dijelaskan secara
memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Teks akademik yang dihasilkan harus
memperhatikan ada/tidaknya penggunaan kalimat minor. Kalimat minor adalah kalimat yang
tidaklengkap. Kalimat minor berkekurangan, salah satu dari undur pengisi subjek atau
prediktator. Akibatnya kalimat tersebut dapat dianalisi dari sudut pandang leksikogramatika.
Pada toks non akademik cenderung menggunakan verba Karena Itu, dalam menulis teks
akademik pemakai Bahasa seyogianya selalu berusaha menggunakan nomina dalam
menyatakan proses Itu.

C. Ciri-Ciri Teks Akademik


Pendapat tentang teks akademik yang benkembang selama ini adalah banwa teks
akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana. padat, objektif dan logis. Akan tetapi.
selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan
penjelasan, yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat. objektif. dan
logis tersebut. Akibatnya, ciri-ciritersebut biasanya hanya dIpahami secara nalun tanpa
didasarkan pada data atauteori tertentu (Wiratno, dkk, 2014.3)

D. Teks Akademik Dalam Berbagai Genre Makro

Seperti telah dinyatakan terdahulu, teks akademik atau teknik ilmiah dapat terwujud
dan berbagai jenis, misalnya buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian,
laporan praktikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut rnerupakan genre makro yang
masing-masing di dafamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti
deskripsi, laporan prosedur, eksplanasi, eksposis, dan diskusi. Genre makro adalah genre
yang diguankan rnenarnai sebuah jenis teks secraa keseluruhan, dan genre mikro adalah
subgenresu Ulasan Buku yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh
genre makro tersebut.

Ulasan Buku

Dapat dikelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi. Buku referensi adalah yang
digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan pada saat orang menyusun karya ulasan buku
yang juga sering disebut dengan timbangan buku adalah tulisan yang tentang kritik terhadap
buku yang dimaksud. Ulasan seperti ini dibutuhkan pada tesis dan disertasi. Ataupun artikel
Ilmfah menyajikan kajian pustaka dalam ProPosal Peoelitian.

Proposal

Proposal merupakan tullsan yang berisi rancangan penelitian Proposal dapat beniPa proposal
nenelittan atau proposal kegiatan. Proposai penelitian memillki struktur teks pendahuluan.
landasan teon dan tinjauan pustaka, metodologi penelitian.

Laporan Penelitian

Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan kegiatan Laporan
penelitian ditata dengan struktur teks desknpsi

Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah dapat dikelornpokkan menjadi artikel penelitian dan artikel konseptual. Dalam
hal ini, arlikel penelitian adalah artikel yang disusun berdasarkan sebuah laporan penelitian,
sedangkan artikel konseptual adalah arlikel yang disusun sebagai hasil pemikiran secara
konseptual
BAB III

PENULISAN TEKS ULASAN BUKU

A. Pengertian Teks Ulasan Buku

Teks ulasan adalah suatu tulisan yang isinya untuk menimbang atau menilai karya
yang dihasilkan oleh orang lain ( Isnatun dan Farida, 2013:57). Ulasan buku atau timbangan
buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik terhadap buku yang dimaksud. Menulis tejs
ulasan bukan hanya sekedar untuk memberikan penilaian terhdap buku yang diulas,
melainkan dapat memberikan gambaran kepada pembaca untuk memenuhi tujuan dan fungsi
sosialnya.

B. Sruktur Ulasan Teks

Identitas pada teks ulasan sifatnya opsional. Pada bagian identitas memuat judul,
penulis, penerbit, tahun terbit, bahsan yang digunakan, warna sampul dan lain lain. Pada
bagian ini idetitas yang dibuat berdasarkan fakta-fakta dan kebutuhan si pengulas buku.
Genre mikro yang dipakai untuk memaparkan identitas adalah deskripsi. Dari bagian identias
buku dapat dilihat bahwa keseluruhan yang termuat dalam identitas merupakan fakta yang
dapat ditemukan dari buku yang diulas baik dihalaman sampul, dalam sambul, dan lembar
hak cipta. Orientasi merupakan pengenalan terhadap keseluruhan teks ulasan. Fungsi dari
tahapan orientasi adalah menyampaikan informasi tentang buku yang diulas.

C. Cara Merekonstruksikan Teks Ulasan Buku

Merekonstruksi tkes ulasan buku maksudnya adalah menuliskan kembali teks ulasan
yang telah ada dengan enggunakan bahasa sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika
merekonstruksi teks ulasan buku adalah :

1. Membaca teks ulasan

2. Apabila belum pernah membaca buku yang diulas dapat mencari informasi mengenai buku
tersebut.

3. Melihat struktur teks ulasan

4. Menuliskan kembali teks ulasan berdasarkan struktur teks ulasan.

D. Langkah-langkah Operasional Penulisan Teks Ulasan Buku

Mengulas sebuah buku artinya memberikan penilaian terhadap buku yang diulas
secara objektif. Pengulas buku harus memaparkan kelebihan dan kekurangan dari buku yang
diulas dengan berimbang. Supaya dapat menghasilkan ulasan yang baik. Menurut Direktorat
jendaral Pembelajaran dan Kemahasiswaan ( 2016 ) perlu diperhatikan langkah-langkah
berikut:

1. Memilih buku yang diulas

2. Membaca kritis

3. Membuat Ringkasan

4. Menemtukan kriteria penilaian

5. Mencari buku pembanding dan referensi untuk rujukan

6. Menulis laporan ynag dimaksud

BAB IV

MENULIS TEKS PROPOSAL

Kegiatan belajar 1

A. Hakikat proposal
Teks proposal secara singkat dapat dimaknai dengan rancangan atau gambaran dari suatu
kegiatan. Dengan lebih jelas dapat pula dikatakan bahwa teks proposal merupakan suatu
bentuk rancangan kegiatan yang dibuat secara formal dan standar serta diajukan kepada
pemimpin atau pemangku kepentingan atau pihak terkait untuk mendapatkan pertimbangan
persetujuan titik pada umumnya proposal merupakan tulisan informatif dan persuasif yang
mengedukasi dan meyakinkan pembaca..

Kegiatan belajar 2

B. Jenis-jenis kegiatan
1. Proposal kegiatan
Proposal kegiatan merupakan rencana kegiatan yang disusun oleh panitia untuk
mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak ketiga dan pihak terkait. Proposal kegiatan
merupakan sebuah usulan

Ciri cirikegiatan antara lain :


a. berisi pedoman kerja atau peta perjalanan lengkap yang akan dinilai selama
melakukan kegiatan
b. panitia kegiatan telah memiliki gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai ruang
lingkup dan urutan kegiatan maupun tenggang waktunya.
c. Dirancang oleh kelompok panitia yang berencana menggelar acara,
d. Bisanya memiliki susunan panitia, bentuk kegiatan, waktu kegiatan dan nama
kegiatan.
 Unsur-unsur proposal kegiatan
Hal-hal yang harus terdapat di dalam sebuah proposal antara lain adalah

a. Latar belakang yang memuat landasan kegiatan tersebut dilaksanakan,


b. Tema atau kerangka pemikiran,
c. Maksud atau tujuan
d. Waktu pelaksanaan
e. Tempat
f. Kegiatan yang akan dilaksanakan
g. Biaya yang dibutuhkan
h. Kepanitiaan
i. Penutup

 Teknik penulisan proposal kegiatan


bahasa yang digunakan pada proposal harus jelas dan memberikan gambaran tentang
kegiatan yang dilaksanakan titik penulisan proposal harus memperhatikan;

a. Penempatan dan penggunaan kata yang tepat


b. Pengurangan penggunaan kalimat yang panjang dan membingungkan
c. Penggunaan paragraf dan ejaan yang sesuai
Aturan-aturan dalam menyusun proposal antara lain sebagai;

a. menggunakan kata yang sesuai untuk mengungkapkan maksud dan tujuan proposal
dengan jelas,
b. Menulis proposal dengan format penulisan proposal yang dipakai secara umum,
c. Menggunakan kalimat yang padat jelas dan benar
d. Menggunakan bahasa sesuai dengan prinsip EYD
e. Menulis proposal dengan gaya yang menarik,
f. mengaitkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain agar seluruh isi proposal tetap
memiliki pemahaman yang sama,
g. menyunting kembali proposal yang telah ditulis dengan mengoreksi kesalahan
kesalahan penulisan maupun isi proposal tersebut.

2. Proposal penelitian
Menyusun proposal penelitian diibaratkan seperti membuat suatu produk untuk dijual titik
artinya, terjual atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada dan kepandaian kita
dalam menawarkan barang tersebut.
DalamUraian berikut akan disajikan secara garis besar mengenai petunjuk pembuatan suatu
proposal penelitian. Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab bab:

 Pendahuluan :
A. Latar belakang
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. formulasi permasalahan
penelitian berpangkal pada suatu pertanyaan dari suatu permasalahan yang muncul dari
benak peneliti karena ketidaktahuan mengenai suatu fenomena atau gejala.
stimuli penelitian dapat datang dari berbagai sumber: pengamatan, bacaan baik dari
buku ataupun sumber-sumber lain misalnya pertemuan ilmiah titik stimuli penelitian di
perguruan tinggi juga dapat berasal dari pesanan dari pembuat kebijaksanaan mengenai suatu
permasalahan tertentu yang dihadapi mereka titik permasalahan penelitian merupakan
justifikasi/alasan mengapa penelitian tertentu perlu dilakukan.
Definisi permasalahan yang dimaksud dalam penelitian mempunyai arti yang spesifik.
Masalah dapat diperoleh dari dua sumber: dari teori yang sudah ada (eksperimen) dan dari
lapangan (survei, pengumpulan data di lapangan setelah dianalisis dan diinterpretasikan harus
dikaitkan dengan teori).beberapa cara untuk mengidentifikasikan apakah formulasi
permasalahan telah dapat terungkap dengan baik titik permasalahan penelitian yang baik
harus memenuhi beberapa syarat:
 Relevan dengan waktu timbulnya permasalahan,
 Berhubungan dengan problematik praktis,
 Memungkinkan generalisasi,
 Memiliki ketajaman dalam definisi dari konsep konsep utama,
 Dapat memperbaiki metode penelitian bagi peneliti berikutnya.
2. Tujuan proposal
tujuan penelitian adalah formula siapa yang ingin diketahui atau ditentukan dalam
melaksanakan penelitian titik apabila rumusan permasalahan dinyatakan sebagai kalimat
bertanya maka tujuan penelitian bentuk pernyataan, seperti misalnya dengan menggunakan
kalimat:

1. Untuk mengetahui....
2. Untuk memperoleh....
3. Kegunaan penelitian
manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai disebut sebagai kegunaan
penelitian apakah memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan atau berguna
untuk menjawab masalah-masalah pembangunan nyata.

 tinjauan pustaka
Bab tinjauan pustaka ini harus dapat memberikan landasan ilmiah tentang:

A. Masalah penelitian
B. Metode yang dipilih
C. Memberikan landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan diduga
lebih baik daripada perlakuan yang lain atau mengapa suatu variabel diduga
berhubungan dengan variabel yang lain. Misalnya mengapa tanaman yang dipupuk
hasilnya lebih tinggi daripada yang tidak dipupuk ?

 Hipotesis
hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan hasil mental penelitian mengenai fakta-fakta
yang diperoleh atau jawaban sementara mengenai suatu gejala atau hubungan antara dua
gejala empiris. Fungsi utama hipotesa adalah sebagai dasar penelitian dan pengamatan
baru.fungsi kedua adalah suatu alat untuk memperoleh pengetahuan baru yang pada
permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya.

hipotesis harus didasarkan pada landasan teori yang mantap, sehingga dapat terhindar dari
hubungan-hubungan palsu titik teori dapat diangkat menjadi hipotesa di mana teori tersebut
diuji kembali secara empiris dalam suatu lingkungan tertentu.

Perumusan tujuan penelitian penulisan harus menyajikan dalam bentuk kalimat yang sangat
jelas dalam arti dapat memberi petunjuk tentang pengujian hasil penelitian, seperti lazimnya
kita merumuskan hipotesis. Hanya bedanya hipotesis disajikan dalam kalimat pernyataan,
sedangkan tujuan penelitian disajikan dalam kalimat pertanyaan.

 Metode penelitian
Bab ini berisi antara lain:

a. tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.


b. Alat dan bahan, yang digunakan dalam penelitian terutama tentang spesifikasi alat dan
bahan
c. Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya
d. pelaksanaan penelitian, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci
dengan lengkap, tidak termasuk variabel lambang,
e. pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengamatan
penelitian serta dapat menunjang apa saja yang perlu dikumpulkan.
 Deskripsi proposal penelitian
1. Judul penelitian, hendaklah singkat dan spesifik tetapi cukup jelas untuk memberi
gambaran mengenai penelitian yang direncanakan.
2. Pendahuluan, penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan penelitian untuk
mengungkapkan suatu gejala atau menerapkannya untuk suatu tujuan.
3. Perumusan masalah, rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti titik
uraian pendekatan atau konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang
akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan..
4. Tinjauanpustaka, usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli misalkan jurnal ilmiah.
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari
penelitian yang dilakukan.
5. Tujuan penelitian, berikan pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian titik
penelitian dapat bertujuan untuk menguraikan, menerangkan, membuktikan dan
menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan atau membuat suatu prototipe.
6. Kontribusi hasil penelitian uraikan kontribusi penelitian dalam pengembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan atau
7. metode penelitian, uraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. uraian
dapat meliputi variabel dalam penelitian, model yang digunakan rancangan penelitian,
teknik pengumpulan data dan analisis data cara menafsirkan hasil penelitian.
8. Jadwal pelaksanaan buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan
persiapan pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk barkat.
9. daftar pustaka, dalam penyusunan daftar pustaka dianjurkan untuk menggunakan buku
petunjuk tentang itu. Dengan menggunakan buku pedoman tidak hanya konsistensi
penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.
10. Lampiran, apabila penyajian tabel, grafik, gambar dan foto dalam teks dipandang akan
menggunakan kontinuitas jalannya pembahasan sebaiknya disajikan dalam lampiran..
Kegiatan belajar 3

C struktur teks dan hubungan genre mikro pada proposal

Struktur Teks Genre mikro yang Fungsi Retoris


diharapkan
Pendahuluan Eksposisi (dan atau meliputi Memberikan latar belakang
deskripsi) yang akan dilaksanakan,
gambaran tetntang jenis dan
bentuk kegiatan, tinjauan,
manfaat, serta strategi yang
akan digunkan untuk
melaksanakan kegiatan
tersebut.
Tata laksana kegiatan Deskripsi (dan atau meliputi Menyajikan strategi yang
prosedur) akan dilakukan dalam
melaksanakan kegiatan,
termasuk langkah langkah
yang akan ditempuh.
Penutup Deskripsi ( dan atau meliputi Menyampaikan harapan agar
prosedur) proposal kegiatan itu
diterima dan menghasilkan
sesuai seperti yang
direncanakan.

Struktur teks dan genre mikro pada proposal penelitian

Struktur Teks Genre mikro yang Fungsi Retoris


diharapkan
Pendahuluan Eksposisi (dan atau meliputi Memberikan latar belakang
deskripsi) yang akan dilaksanakan,
permasalahan yang akan
diteliti, gambaran tentang
tujuan, pentingnya masalah
itu diteliti, dan
pendekatan/metode/teknik
yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Landasan teori dan tinjauan review Menyajikan ulasan teoretis
pustaka tentang dasar pemikiran yang
akan digunakan untuk
memecahkan masalah
penelitian.
Menyajikan ulasan tentang
penelitian sebelumnya dan
perbandingannya dengan
penelitian yang akan
dilaksanakan.
Metodologi penelitian Deskripsi ( dan atau meliputi Menyajikan pendekatan,
laporan prosedur) metode, dan teknik penelitian
yang akan diterapkan,
termasuk langkah langkah
yang akan ditempuh.

BAB V

PENULISAN TEKS LAPORAN

a. Pengertian teks laporan


Teks laporan adalahsebuah teks yang mengandung klarifikasi mengenai suatu objek
tertentu yang berdasarkan kriteria tertentu berbeda dengan teks deskripsi teks laporan
bersifat umum atau universal sedangkan teks deskripsi lebih bersifat khusus dan
mendetail .

b. Model teks laporan penelitian


teks laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
kegiatan penelitian. Teks laporan tidak hanya berisi uraian tentang langkah-langkah yang
telah dilalui oleh peneliti tetapi juga latar belakang permasalahan, kerangka berpikir
dukungan teori, dan sebagainya yang bersifat memperkuat makna penelitian yang dilakukan
titik secara garis besar tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tiga menurut pihak yang
dapat memanfaatkan hasilnya. Ketiga pihak yang dimaksud adalah sebagai berikut,
a. para ilmuwan, karena dengan penemuan melalui penelitian maka khazanah ilmu
pengetahuan akan bertambah luas. bertambah ilmu berarti bertambah pula tempuh
berpijak bagi mereka yang akan mengembangkan pengetahuan lanjut
b. Pemerintah, birokrat atau mengambil kebijaksanaan yang lain informasi yang diperoleh
dari penelitianakan bermanfaat bagi penentuan kebijaksanaan sehingga daya dukung
kebijaksanaan tersebut cukup karena Berupa data actual.
c. Masyarakat luas baik secara perseorangan atau kelompok, adanya informasi dari
penelitianinilah maka kehidupan manusia lebih dipermudah.
wujud penampilan laporan penelitian mempunyai variasi kerangka sesuai dengan ketentuan
dari lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan penelitian.
Model pertama
Model ini adalah model yang paling banyak digunakan oleh para mahasiswa penyusun skripsi
atau tesis.
Variasi 1:
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis
Bab III metodologi penelitian
Bab IV laporan penelitian
Bab V simpulan dan saran

Variasi 2
Bab I pendahuluan
Bab II landasan teori
Bab III landasan faktual
Bab IV. Persiapan dan pelaksanaan penelitian
Bab V. Hasil-hasil penelitian
Bab VI. Simpulan, diskusi, implikasi dan saran

Variasi 3
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Landasan teori
Bab III. Metodologi penelitian
Bab IV. Laporan penelitian
Bab V. Simpulan, diskusi, implikasi dan saran

Variasi 4
Bab I pendahuluan
Bab II. Judul disesuaikan dengan inti variabel atau permasalahan penelitian
Bab III. Rancangan penelitian
Bab IV. Pengumpulan pengolahan dan analisis data.
Bab V. Pembahasan kesimpulan dan implikasi

Variasi 5
Bab I. Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
Bab II kerangka teoretis dan pengajuan hipotesis

A. Latar belakang teori


B. Penelitian yang relevan
C. Kerangka berpikir
D. Perumusan hipotesis
Bab III metode penelitian

A. Jenis penelitian
B. Data dan sumber data
C. Teknik pengumpulan data
D. Teknik analisis data
E. Tahapan penelitian
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan

A. Hasil penelitian
B. Pembahasan
Bab V penutup

a. Simpulan
b. Saran
Model kedua
Model kedua adalah laporan penelitian yang wujudnya tidak seluas dan komprehensif
skripsi tesis atau disertasi titik laporan kedua ini misalnya, laporan penelitian pesanan bagi
para dosen yang diselenggarakan oleh pusat atau balai penelitian di universitas institut atau
jenis perguruan tinggi lain.

Bab I pendahuluan

Bab II. Cara penelitian

Bab III. Hasil dan analisis penelitian

Bab IV. Simpulan dan saran

C. Model teks laporan kegiatan


teks laporan kegiatan adalah teks yang disusun setelah kegiatan selesai dilaksanakan titik teks
laporan ini dibuat oleh sekelompok atau perorangan yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan tersebut titik teks laporan digunakan sebagai bahan
pertanggungjawaban kepada pemberi mandat atasan ataupun sponsor kegiatan tersebut.

Kerangka laporan kegiatan

Judul

Ringkasan

BAB I pendahuluan

 Latar belakang kegiatan


 Objek kegiatan dan strategi pelaksanaannya
 Tujuan kegiatan

BAB II deskripsi kegiatan

 Nama kegiatan
 Lokasi
 Waktu
 Pelaksanaan
D. Hubungan genre pada teks laporan penelitian

untuk mengetahui apakah setiap tahapan dalam penulisan teks laporan penelitian
diungkapkan dengan genre mikro yang sesuai dapat diketahui dengan menganalisis hubungan
genre pada setiap tahap teks laporan penelitian yang dibawah ini.

E. Hubungan genre pada teks laporan kegiatan

Struktur teks Genre mikro yang Fungsi retoris


diharapkan
Abstrak Abstrak Menjelaskan ke seluruh isi
penelitian Yang dilaporkan,
yang meliputi satu masalah
danatau tujuan penelitian, 2
metodologi penelitian atau
bagaimana metode dan
teknik digunakan, 3 temuan
yang dihasilkan dan
pembahasan, serta 4
simpulan implikasi dan atau
saran
Pendahuluan Eksposisi (dan atau menyatakan latar belakang
meliputi deskripsi) penelitian yang akan
dilaksanakan, permasalahan
yang diteliti, gambaran
tentang tujuan, pentingnya
permasalahan itu diteliti, dan
pendekatan/metode/teknik
yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Landasan teori dan Review Menyajikan ulasan teoritis
tinjauan pustaka tentang dasar pemikiran
yang digunakan untuk
memecahkan masalah
penelitian.
menyajikan ulasan tentang
penelitian sebelumnya dan
perbandingannya dengan
penelitian Yang dilaporkan
ini.
Metodologi penelitian Deskripsi (dan atau Menggambarkan data hasil
meliputi laporan recount penelitian atau temuan
prosedur) berdasarkan tema,
pertanyaan penelitian atau
metode pengambilan data.
Hasil penelitian dan Deskripsi (dan atau Menyajikan pendekatan,
pembahasan meliputi laporan diskusi, metode dan teknik penelitian
eksplanasi) yang diterapkan pada
diskusi, eksplanasi)
penelitian Yang dilaporkan,
termasuk langkah-langkah
yang ditempuh. Membahas
hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan teori yang
dirujuk dan penelitian-
penelitian sebelumnya.
Penutup Eksposisi (dan atau Menyampaikan simpulan,
meliputi deskripsi) implikasi hasil penelitian
dan saran.

F. Langkah-langkah penulisan teks laporan


Struktur teks Genre mikro yang Fungsi retoris
diharapkan
Ringkasan Ringkasan Memberikan ringkasan dari
keseluruhan laporan
kegiatan.
Pendahuluan Deskripsi (dan atau Memberikan latar belakang
meliputi eksposisi) kegiatan yang telah
dilaksanakan, gambaran
tentang jenis dan bentuk
kegiatan tujuan, manfaat,
serta strategi yang
digunakan untuk
melaksanakan kegiatan
tersebut.
Deskripsi kegiatan Deskripsi Menguraikan, nama
kegiatan, lokasi kegiatan,
waktu kegiatan komandan
pelaksana kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan Deskripsi (dan atau Menguraikan kegiatan
meliputi recon, prosedur) yang dilakukan, strategi
yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan,
termasuk langkah-langkah
yang ditempuh.

Mengidentifikasi kendala
yang dihadapi dan cara
mengatasi kendala tersebut.
Penutup Deskripsi (dan atau Menyatakan bahwa
meliputi eksposisi) kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat berjalan
dengan baik serta
mengajukan saran-saran
untuk kegiatan yang akan
datang.

1. Langkah-langkah penulisan teks laporan penelitian


a. Penulisan pendahuluan
 Penulisan latar belakang masalah ,hal-hal yang menimbulkan masalah dan biasanya
ditunjukkan dengan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
 Rumusan masalah , dirumuskan ke dalam kalimat-kalimat tanya
 Tujuan, dirumuskan sesuai dengan rumusan masalah.
 Manfaat penelitian,yang ditulis adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis hasil
penelitian titik dalam hal ini, manfaat teoritis adalah kegunaan hasil penelitian dalam
menambah khazanah ilmu pengetahuan. manfaat praktis adalah kegunaan hasil
penelitian yang dapat diaplikasikan dalam profesi atau pekerjaan pekerjaan tertentu.
b. Penulisan landasan teori dan tinjauan pustaka
 Pada landasan teoritis , Teori-teori yang digunakan dalam menjelaskan atau mengkaji
variabel variabel penelitian.
 Tinjauanpustaka, ulasan tentang penelitian sebelumnya dan perbandingannya dengan
penelitian Yang dilaporkan. Teori-teori yang digunakan, harus ditulis sebagai kutipan.
c. Penulisan metodologi penelitian,metode penelitian adalah jenis penelitian yang
dilakukan, data dan sumber data teknik pengumpulan data teknik analisis data dan
penelitian titik pada bagian data dan sumber data adalah jenis data yang akan
dikumpulkan dan dari mana data itu diambil titik yang ditulis pada bagian teknik
pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data titik yang ditulis pada bagian teknik
analisis data adalah cara menganalisis data.
d. Penulisan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian hasil penelitian data disajikan
dan dianalisis untuk menemukan jawaban terhadap rumusan masalah yang terdapat
pada bagian pendahuluan, kemudian, pada bagian pembahasan hasil penelitian untuk
setiap variabel dibahas secara satu persatu titik dalam pembahasannya penulis harus
mengaitkannya dengan teori yang diacu dan penelitian penelitian terdahulu.
e. Penulisan penutup, isi pada bagian ini adalah simpulan dan saran .

2. Langkah-langkah penulisan teks laporan kegiatan


 Penulisan pendahuluan
 Penulisan deskripsi
 Penulisan pelaksanaan kegiatan
 Penulisan penutup.
Setelah setelah itu tutu ringkasan laporan kegiatan dapat ditulis. Ringkasan adalah intisari
atau uraian singkat tentang tujuan kegiatan, deskripsi kegiatan pelaksanaan kegiatan dan
saran ringkasan ini ditempatkan di bagian awal sebelum bagian pendahuluan..

G. Manfaat teks laporan,


 bagi peneliti laporan penelitian menjadi bukti bahwa dia sudah melakukan suatu
penelitian atau sudah menemukan sesuatu melalui penelitian yang telah dilakukannya.
 bagi pelaksana kegiatan, laporan kegiatan menjadi bukti bahwa mereka telah
melaksanakan tugas dengan baik.
 Bagi pihak penerima laporan, laporan memberi masukan tentang pemecahan masalah
yang telah diteliti atau suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.

BAB VI

Penulisan teks artikel ilmiah

a. Pengertian teks artikel ilmiah


teks artikel ilmiah adalah tulisan lengkap yang pembicaraannya bersifat objektif
berdasarkan data dan penyimpulan penemuan di dalamnya berpola induktif dan
deduktif serta pembahasan datangnya berdasarkan rasio. Teks artikel ilmiah dapat
dibedakan atas teks artikel penelitian dan teks artikel konseptual.
b. Struktur teks artikel ilmiah
teks artikel penelitian adalah teks artikel yang penyusunnya berdasarkan suatu
penelitian yang telah dilakukan titik teks artikel konseptual adalah teks artikel yang
disusun sebagai hasil pemikiran secara konseptual.
Struktur teks artikel penelitian adalah abstrak pendahuluan tinjauan pustaka
metodologi penelitian hasil penelitian dan pembahasan dan simpulan
Struktur teks artikel konseptual lebih bervariasi tetapi yang sering dijumpai adalah
abstrak pendahuluan tinjauan pustaka
Artikel ilmiah populer adalah artikel yang penulisannya dengan gaya yang relatif
informal. Banyak dipublikasikan melalui surat kabar. Struktur teks teks artikel ilmiah
populer berbentuk essay.

c. Hubungan genre pada teks artikel ilmiah


1. Hubungan genre pada teks artikel penelitian
Struktur teks Genre mikro yang Fungsi retoris
diharapkan
Abstrak Abstrak Menyajikan ringkasan yang
mewakili seluruh artikel
Pendahuluan Eksposisi (dan atau meliputi Memberi latar belakang
deskripsi) penelitian, permasalahan
penelitian, tujuan dan
pendekatan/metode/teknik
untuk mencapai tujuan
Tinjauan pustaka Review menyajikan ulasan teoritis
tentang dasar pemikiran yang
digunakan untuk
memecahkan masalah
penelitian titik menyajikan
ulasan tentang penelitian
terdahulu dan
perbandingannya dengan
penelitian Yang dilaporkan
pada artikel yang dimaksud.
Metodologi penelitian Rekon (dana atau meliputi Menyajikan pendekatan,
deskripsi, prosedur, laporan, metode dan teknik penelitian,
rekon) termasuk langkah-langkah
yang ditempuh.
Hasil Deskripsi (dana atau meliputi Menyajikan temuan-temuan
laporan, rekon) penelitian.
Pembahasan Diskusi (dan atau meliputi Membahas temuan-temuan
eksplanasi) penelitian dari berbagai sudut
pandang teori yang telah
disajikan pada tinjauan
pustaka membahas apakah
kekurangan penelitian
sebelumnya dapat ditutup
oleh penelitian Yang
dilaporkan.
Simpulan Eksposisi (dan atau meliputi menyajikan uraian tentang
deskripsi) pokok persoalan yang
disajikan telah diperlakukan
sedemikian rupa dengan hasil
seperti yang telah disajikan
pada pembahasan, diikuti
dengan saran baik secara
teoritis maupun praktis.

2. Hubungan genre pada teks artikel konseptual


Struktur teks Genre mikro yang Fungsi retoris
diharapkan
Abstrak Abstrak Menyajikan ringkasan yang
mewakili seluruh artikel
Pendahuluan Eksposisi (dan atau meliputi memberikan latar belakang
deskripsi) masalah yang menyangkut
pernyataan masalah,
pentingnya masalah itu
dibahas, dan informasi
tentang cara atau strategi
yang digunakan dalam
memperlakukan masalah
tersebut.
Tinjauan pustaka Review Menyajikan ulasan teoretis
tentang dasar pemikiran yang
digunakan untuk
memecahkan masalah
diajukan.
Pembahasan Diskusi (dan atau meliputi Membahas (dan atau
eksplanasi) menjelaskan) permasalahan
yang disertai pemecahan
Simpulan Eksposisi (dan atau meliputi Penyajian uraian bahwa
deskripsi) pokok persoalan yang
disajikan telah diperlakukan
sedemikian rupa dengan hasil
seperti yang telah disajikan
pada pembahasan, diikuti
dengan saran baik secara
teoritis maupun praktis.

d. Pentingnya teks artikel ilmiah dan publikasinya


Artikel ilmiah, baik arti tikel penelitian maupun artikel konseptual dapat diterbitkan di
berbagai forum dan media.selain dipublikasikan di jurnal jurnal ilmiah, kedua macam
artikel itu dapat disajikan di forum seminar, konferensi,. Konvensi, dan
sebagainya.kemudian, artikel ilmiah populer lazim dipublikasikan di surat kabar
majalah dan media sosial.
Artikel ilmiah untuk jurnal masing-masing memiliki gaya selingkuh yang berbeda .
hal ini menjadi ciri khas penerbit jurnal ilmiah.
e. Langkah-langkah penulisan teks artikel ilmiah
Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap prapenulisan adalah
 Pemilihan topik
 Pembatasan topik
 Penentuan judul
 Perumusan tema
 Pengumpulan bahan
 Penyusunan kerangka artikel konseptual.
Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap penulisan adalah

 Penulisan pendahuluan,
 Penulisan tinjauan pustaka,
 Penulisan pembahasan,
 Penulisan penutup.

f. Penulisan kutipan dan daftar rujukan


 Penulisan kutipan
Kutipan adalah fakta koma-koma opini atau pendapat yang dikutip dari sumber
tertulis untuk mendukung atau memperjelas argumen, posisi atau opini penulis
dalam artikel ilmiah

A. Penulisan kutipan langsung, menggunakan “dua tanda petik”jika kutipan ini


merupakan kutipan langsung atau dikutip dari penulisnya dan kurang dari 40
kata. Jika kutipan diambil dari kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan
menggunakan ' satu tanda petik'.
B. Sumber kutipan merujuk sumber lain
jika kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, sumber kutipan
yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan
menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
C. Penulisan sumber kutipan
jika sumber kutipan mendahului kutipan langsung maka cara penulisannya
adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbit dan nomor halaman yang
dikutip. Tahun dan halaman diletakkan di dalam kurung.
D. Kutipan dari penulis berjumlah dua orang atau lebih
jika penulis terdiri atas 2 orang, nama keluarga kedua penulis tersebut harus
disebutkan.apabila penulisnya lebih dari 2 orang, untuk penulisan yang
pertama, nama keluarga dari semua penulis ditulis lengkap titik namun, untuk
penyebutan kedua atau seterusnya nama keluarga penulis pertama dan diikuti
oleh dkk.
E. Kutipan dari penulis berbeda dan sumber berbeda
perhatikan bahwa penyebutan nama penulis diurutkan berdasarkan urutan
alfabet, bukan berdasarkan tahun terbit.
Kutipan dari penulis sama dengan sumber berbeda
Contoh :
Menurut halliday ada dua konteks yang berpengaruh terhadap penggunaan
bahasa, yaitu (1) konteks situasi, yang terdiri atas field mode atau
channelofcommunication (misalnya bahasa lisan atau tulisan), dan tenor(siapa
penulis/pembicara kepada siapa);dan (2) konteks budaya yang direalisasikan
dalam jenis teks (1985a,b,c)
 Penulisan daftar rujukan
1. Nama penulis ditulis tanpa gelar
2. identitas setiap buku rujukan diketik 1 spasi dan jarak 2 spasi untuk identitas
buku berikutnya.
3. Buku-buku rujukan didaftarkan secara alfabetis dan tidak diberi nomor urut.
4. Urutan identitas setiap buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai
berikut.
5. Nama penulis (tanpa gelar). tahun terbit. Judul buku nama kota tempat
penerbit; nama penerbit. Dalam hal ini, judul buku harus digarisbawahi atau
dicetak dengan huruf miring
6. penulisan nama akhir mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan
dengan,.
7. bila buku ini ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan diantara kedua
nama penulis.
8. bila buku ini ditulis lebih dari 2 orang, yang ditulis hanya nama penulis
pertama dengan menambahkan singkatan dkk; di belakangnya.

B) Ringkasan Buku Pembanding


BAB I

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

A. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa
resmi negara Republik Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu, yang
pokoknya dari bahasa Melayu Riau (bahasa Melayu di Provinsi Riau, Sumatra,
Indonesia). Tanggal 28 Oktober merupakan hari yang amat penting, merupakan hari
pengangkatan atau penobatan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau sebagai
bahasa nasional. Perkembangan berjalan dengan sangat cepat sehingga pada waktu
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa
Indonesia telah siap menerima kedudukan sebagai bahasa negara, seperti yang
tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36.
Dalam era globalisasi sekarang ini, bahasa Indonesia mendapat saingan berat
dari bahasa Inggris karena semakin banyak orang Indonesia yang belajar dan
menguasai bahasa Inggris. Hal ini, tentu saja merupakan hal yang positif dalam
rangka mengembangkan ilmu dan teknologi. Akan tetapi, ada gejala semakin
mengecilnya perhatian orang terhadap bahasa Indonesia. Tampaknya orang lebih
bangga memakai bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang
dipakai juga banyak dicampur dengan bahasa Inggris. kekurangpedulian terhadap
bahasa Indonesia akan menjadi tantangan yang berat dalam pengembangan bahasa
Indonesia.
Sekarang bahasa 7 Indonesia telah menjadi bahasa besar yang digunakan dan
dipelajari tidak hanya di seluruh Indonesia tetapi juga di banyak negara bahkan
kebersihan Indonesia dalam mengajarkan bahasa Indonesia kepada generasi muda
telah dicatat sebagai prestasi dari segi peningkatan komunikasi antarwarga negara
Indonesia.

B. Peristiwa Peristiwa Penting Berkaitan dengan Perkembangan Bahasa Indonesia


1. Kelahiran Bahasa Indonesia Secara Politis
Bahasa Melayu yang semakin lama semakin kaya dengan adanya pengaruh
bahasa-bahasa lain tersebut sampai dengan menjelang akhir tahun 1928 secara
resmi masih tetap bernama bahasa Melayu, walaupun dilihat dari segi fungsinya
sudah tidak lagi mencerminkan sebagai bahasa daerah. Atas kesadaran para
pemuda (yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda saat itu) akan
pentingnya bahasa sebagai alat pemersatu bangsa, maka pada Kongres Pemuda di
Jakarta tanggal 28 Oktober 2928 dicetuskan dalam ikrar politik yang disebut
dengan nama Sumpah Pemuda. Bunyi ikrar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa yang satoe bangsa
Indonesia
2) Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertanah air yang satu tanah air
Indonesia
3) Kami poetera dan poeteri Indonesia, menjoenjoeng bahasa persatoean bahasa
Indonesia.

Sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda tersebut berarti secara resmi bahasa


Indonesia telah lahir. Namun demikian, karena kelahiran itu terwujud dalam
rangka ikrar politis, maka kelahiran tersebut juga disebut kelahiran politis.

2. Kelahiran Bahasa Indonesia Secara Yuridis


Pada tanggal 18 Agustus 1945 Undangundang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 45) diundangkan. Salah satu dari pasal-pasal yang
terdapat pada UUD 1945 tersebut, yakni Bab XV Pasal 36 berbunyi: Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia. Dengan demikian, berarti bahasa Indonesia
secara resmi, secara yuridis, telah dinyatakan sebagai bahasa Negara atau bahasa
Resmi.

C. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia


1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
pemersatu berbagai suku bangsa, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya. Keempat fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di atas
dimiliki oleh bahasa Indonesia sejak tahun 1928 sampai sekarang.
2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, (3) alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan
pembangunan dan pemerintahan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.

BAB II

BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

A. Pengertian dan Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah


Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang
digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa
Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk berkomunikasi ilmiah,
baik secara tertulis maupun lisan. Selanjutnya, Bahasa Indonesia ragam ilmiah
memiliki karakteristik cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris,
bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten
Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan. Artinya,
penonjolan diadakan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis.
Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif. Sifat
formal dan objektif ditandai antara lain oleh pilihan kosakata, bentuk kata, dan
struktur kalimat. Kosakata yang digunakan bernada formal dan kalimat-kalimatnya
memiliki unsur yang lengkap. Sementara itu, sifat ringkas dan padat direalisasikan
dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Hal itu berarti menuntut
adanya penggunaan bahasa yang hemat. Terakhir, sifat konsisten yang ditampakkan
pada penggunaan unsur bahasa, tanda baca, tandatanda lain, dan istilah yang sesuai
dengan kaidah dan semuanya digunakan secara konsisten.

B. Berbagai Ragam Bahasa


Brenstein menamakan kedua ragam bahasa sebagai ragam ringkas (restricted
code) dan ragam lengkap (elaborate code).Dalam hubungan bahasa Indonesia,
perbedaan antara kaidah ragam lisan dan kaidah ragam tulisan telah berkembang
sedemikian rupa, sesuai dengan perkembanganya sebagai bahasa perhubungan antara
daerah dan antarsuku selama berabad-abad di seluruh Indonesia (Teew, 1961; Halim
1998).
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dilambangkan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakaiannya dan dijadikan kerangka/ rujukan norma kaidah
bahasa dalam pemakaiannya. Sebagai kerangka rujukan, ragam baku berisi rujukan
yang menentukan benartidaknya pemakaian bahasa, baik ragam lisan maupun tulisan,
sedangkan ragam tidak baku selalu ada kecenderungan untuk menyalahi norma/
kaidah bahasa yang berlaku.
C. Menggunakan Bahasa Indonesia Ragam Ilmuah dalam Menulis dan Presentasi
Ilmiah
Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi
ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta,
konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempat hal tersebut secara hasil penelitian
secara tertulis dan lisan.

BAB III

DIKSI (PILIHAN KATA)

A. Kaidah Makna
Kaidah makna dalam pemilihan kata mengacu kepada persyaratan ketepatan
pemilihan kata sebagai lambang objek pengertian atau konsep-konsep yang meliputi
berbagai aspek.
1. Kata yang denotatif dan kata yang konotatif
Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya, makna kata yang
sesuai dengan konsepnya sehingga disebut juga makna konseptual, makna yang
sesuai dengan makna kata dalam kamus atau makna leksikal. Kata yang konotatif
mengandung makna tambahan yang sesuai dengan sikap dan nilai rasa tertentu
pengguna bahasa bersangkutan. Kata konotatif biasa juga disebut makna
gramatikal atau makna struktural, yaitu makna yang timbul bergantung pada
struktur tertentu sesuai dengan konteks dan situasi di mana kata itu berada.
Contoh :
(1) Toko itu dilayani gadis-gadis cantik.
(2) toko itu dilayani dara-dara cantik
(3) toko itu dilayani perawan- perawan cantik.
Kata-kata gadis, dara, perawan secara denotatif maknanya sama, yaitu wanita
atau wanita muda yang belum kawin, tetapi secara konotatif maknanya berbeda.
Gadis mengandung makna umum, dara mengandung makna yang bersifat puitis,
dan perawan mengandung makna asosiasi tertentu.
2. Kata yang bersinonim dan berhomonim
Sinonim adalah kata yang maknanya sama atau mirip dengan kata lain.
Persamaan makna itu dapat tidak berlaku sepenuhnya. Namun, dalam kadar
tertentu ada pertalian makna antara kata-kata yang berbeda itu. Contohnya dapat
terlihat pada penggunaan kata-kata indah, cantik, dan bagus yang mengandung
makna yang sama tentang sesuatu yang sedap dipandang mata. Ketepatan kata-kata
itu dalam penggunaannya bergantung pada ketepatan pilihan atas kata masing-
masing.
Antonim atau lawan makna adalah ungkapan yang maknanya kebalikan dari
ungkapan yang lain. Misalya, kata mudah dan sukar, yaitu dua kata yang maknanya
berlawanan dan relasi antonim selalu berlaku dua arah. Istilah berhomonim atau
homonim terjadi jika dua kata mempunyai bentuk (tulisan) dan lafalnya sama,
tetapi maknanya berbeda. Homonim dalam bahasa Indonesia hanya terjadi dalam
bentuk tataran pada tingkat kata. Selain itu, homonim juga dapat dipahami satu
kata yang mengandung beberapa makna disebut kata yang berhomonim atau kata
yang homonim. Misalnya, kata buku dapat bermakna sendi (pada tulang, bambu,
dan tebu), dapat pula bermakna kertas tulis yang dijilid (buku tulis, atau buku
bacaan). Begitu pula kata bisa dapat bermakna racun atau dapat atau boleh.
3. Kata konkret dan kata abstrak
Kata-kata yang tergolong kata konkret adalah katakata yang berupa objek
yang nyata, dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasa. Kata-kata konkret dapat
dilihat pada kata orang, pohon, kucing, awan, makanan, dan minuman. Kata
abstrak adalah kata-kata yang berupa konsep. Kata-kata abstrak dalam bahasa
Indonesia pada umumnya adalah kata-kata bentukan dengan konfiks peng-/ -an dan
ke-/ -an, seperti pada kata-kata perdamaian, penyesalan, kecerdasan ketahanan
nasional, di samping kata-kata seperti demokrasi dan aspirasi.
4. Kata umum dan kata khusus
Kata-kata yang tergolong kata umum dibedakan dari kata-kata yang tergolong
kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata
makin umum sifatnya, sebaliknya makin sempit ruang lingkupnya makin khusus
sifatnya. Kata-kata umum termasuk kata yang mempunyai hubungan luas,
sedangkan kata-kata khusus mempunyai hubungan sempit, terbatas, bahkan khusus
atau unik.
Bandingkan :
kata umum kata khusus
pemimpin direktur
runcing tajam mancung
memasak menanak
Kata runcing dapat digunakan untuk menyebut sifat semua benda yang makin
ke ujung makin kecil dan tajam, sedangkan kata mancung hanya digunakan secara
khusus untuk hidung yang runcing.
5. Kata popular dan kata kajian
Kata-kata yang tergolong kata populer adalah kata yang populer atau terkenal
di kalangan masyarakat atau katakata yang banyak digunakan dalam
berkomunikasi pada berbagai lapisan masyarakat. Sebaliknya, kata kajian adalah
kata-kata yang digunakan secara terbatas pada kesempatan tertentu berupa kata
atau istilah yang digunakan oleh golongan ilmuwan dalam pembicaraan tulisan
ilmiah.
kata populer kata kajian
isi volume
sejajar paralel
bahagian unsur suku cadang
6. Kata baku dan tidak baku
Tuturan dan tulisan resmi harus menggunakan katakata baku, yaitu kata-kata
yang telah resmi dan standar dalam penggunaannya. Kata-kata baku ada yang
berasal dari bahasa Indonesia, ada juga yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa
asing yang telah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang resmi.
Sebaliknya, kata-kata tidak baku, yaitu kata-kata yang belum berterima secara
resmi atau kata-kata yang tidak mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa
Indonesia.
7. Kata mubazir
Kata mubazir adalah kata-kata bersinonim atau katakata yang sama maknanya
dan digunakan bersama-sama sekaligus sehingga menjadi mubazir, yaitu menjadi
berlebihlebihan. Penggunaan kata mubazir itu dalam tuturan atau tulisan sebaiknya
dihindari karena menimbulkan makna yang berlebihan. Hal seperti itu terlihat
antara lain pada pemakaian kata-kata sejak dan dari, demi dan untuk, agar dan
supaya, sebab dan karena, amat sangat dan sekali. adalah merupakan, namun
demikian.
8. Kata Mirip
Kata-kata yang tergolong kata mirip adalah kata-kata yang tampak mirip dari
segi bentuknya atau kata-kata yang rasanya mirip dari segi maknanya. Kata suatu
dan sesuatu, sekali-sekali dan sekali-sekali, sedang dan sedangkan termasuk kata-
kata memunyai kemiripan bentuk, sedangkan kata-kata seperti tiap-tiap dan
masing-masing, jam dan pukul, dari dan daripada termasuk kata yang memunyai
kemiripan makna.
9. Pasangan idiomatic
Berdasarkan kaidah bahasa maka dalam bahasa Indonesia terdapat pilihan kata
yang merupakan kata berpasangan tetap atau ungkapan idiomatis. Kata tersebut
selalu muncul bersamaan, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
B. Penggunaan Pilihan Kata (Diksi)
1. Ketepatan Diksi
Agar pemilihan kata benar-benar tepat, seseorang pengguna bahasa
diharapkan dapat memahami syarat-syarat dalam pemilihan kata. Syarat yang
dimaksud di antaranya adalah ketepatan diksi dan kesesuain diksi. Persyaratan
kesesuaian diksi adalah hal yang sangat penting dalam pemilihan kata, agar kata-
kata yang dipergunakan tidak mengganggu suasana dan tidak akan menimbulkan
ketegangan antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar.
2. Ketepatan Diksi
Kesalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan
pemakaian kata.

BAB IV

PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT

A. Pendahuluan
Bahasa merupakan simbol yang bermakna terdiri atas satuan-satuan tertentu yang
secara fungsional saling berhubungan sebagai satu sistem. Satuan terkecil yang
mengandung makna berupa kata dan frasa, sedangkan satuan yang lebih besar yang
mengandung pikiran yang utuh dapat berupa kalimat.
B. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam
bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dalam bahasa tulis
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda
tanya. Kalimat disusun berdasarkan unsurunsur yang berupa kata, frase, atau klausa.
Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi
dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian kalimat yang tidak
dapat dihilangkan disebut inti kalimat (subjek dan predikat), sedangkan bagian yang
dapat dihilangkan bukan unsur inti kalimat (objek, keterangan, dan pelengkap).
Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar dan bagian bukan inti dapat membentuk
kalimat luas.

C. Bagian Bagian Kalimat


Bagian inti yang harus terdapat pada kalimat adalah subjek (S) dan predikat (P).
Bagian inti kalimat adalah bagian yang tak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat.
Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi
sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O) atau
keterangan (K).
D. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok pembicaraan
yang dinyatakan pada subjek (S) kalimat. Penjelasan terhadap subjek tersebut
dinyatakan pada predikat (P). Jika predikat kalimat menggunakan kata kerja aktif
transitif, kalimat tersebut dilengkapi dengan objek tertentu.
E. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan
peristiwa yang terjadi secara berturut-turut atau dalam waktu yang bersamaan.
Hubungan koordinatif antara bagian kalimat yang satu dan bagian kalimat yang lain
yang setara itu akan terlihat pada penggunaan kata sambung (kata penghubung)
sebagai koordinator dalam struktur kalimat majemuk. Kalimat majemuk setara
mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal dan (2) kedudukan
tiap kalimat sederajad. Karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih
tepat jika kalimat yang digabung itu disebut dengan istilah klausa.
F. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk dari sebuah kalimat
tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan
kalimat lain. Hubungan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain
dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian yang lebih
tinggi kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama), sedangkan bagian yang
lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (klausa sematan). Hubungan antara
induk kalimat dan anak kalimatnya bersifat subordinatif.
G. Jenis Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung dalam bahasa Indonesia terdiri atas konjungsi
intrakalimat, yaitu konjungsi yang terletak di tengah kalimat, dan konjungsi
antarkalimat, yaitu konjungsi yang terletak di awal kalimat.
BAB V PEMBENTUKAN PARAGRAF
A. Pendahuluan

P
ikiran utama atau gagasan utama yang dikem-bangkan dalam tulisan
disusun melalui seperangkat kalimat yang saling berhubungan
dalam kesatuan yang lebih besar, yaitu paragraf atau alinea. Paragraf
merupakan wadah pengembangan pikiran dalam tulisan, yang memberikan
kesempatan bagi penulis untuk merinci pikirannya secara logis dan sistematis dalam
seperangkat kalimat yang saling berhubungan secara fungsional. Penyusunan dan
pengembangan pikiran dalam paragraf dapat membantu pengungkapan pikiran
penulis secara bertahap dan tertib sehingga maksud penulis mudah dipahami dan
diterima oleh pembaca.

B. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesa- tuan yang lebih luas
daripada kalimat. Ia merupakan him- punan dari kalimat-kalimat yang bertalian
dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan sebuah pikiran utama. Melalui paragraf
itu gagasan menjadi jelas oleh uraian tambahan, yang tujuannya menonjolkan
pikiran utama secara lebih jelas. Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu
pikiran utama atau gagasan utama secara jelas.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepa- duan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan men- dukung gagasan tunggal dalam
paragraf. Apabila dalam suatu paragraf terdapat lebih dari satu gagasan berarti
paragraf itu tidak tepat dan harus dipecah ke dalam beberapa paragraf. Jadi, setiap
paragraf hanya boleh mengandung satu pikiran utama atau gagasan utama.

C. Struktur Paragraf
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada dasarnya
terdiri atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat pokok dan (2) kalimat
penjelas atau pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau
ide utama paragraf, sedangkan kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat
yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf.

D. Tujuan Pembentukan Paragraf


Ada dua tujuan utama pembentukan paragraf. Pertama, pembentukan
paragraf bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan
pikiran utama yang satu dari utama pikiran yang lain. Oleh karena itu, paragraf
hanya dapat memuat satu pikiran utama. Apabila terdapat dua pikiran utama,
paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua atau lebih. Kedua, pembentukan
paragraf bertujuan memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan
formal untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada
akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama tersebut, kosentrasi terhadap
pikiran utama pada setiap paragraf lebih terarah.
E. Jenis-Jenis Paragraf

Berdasarkan fungsinya dan wujudnya dalam karangan paragraf dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu (1) paragraf pembuka, (2) paragraf pengembang, dan (3) paragraf penutup. Ketiga
jenis paragraf itu memiliki fungsi tersendiri yang membedakannya satu sama lain.

BAB VI

K
KETERAMPILAN MEMBACA

egiatan membaca memiliki peranan sosial amat penting dalam


kehidupan manuisa sepanjang masa karena melalui kegiatan membaca,
pembaca akan memperoleh pesan informasi yang hendak disampaikan
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dari aspek linguistik,
membaca adalah proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a
recording and decoding process), berbeda dengan berbicara dan menulis
yang melibatkan aspek penyandian (encoding). Kegiatan aspek pembacaan
sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word)
dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi serta memahami makna bacaan. Dalam kaitannya dengan
kegiatan membaca secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca.
Pertama, keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang berada pada
urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: pengenalan bentuk
huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik, seperti fonem/grofem, kata, frase, pola
klausa, kalimat,dan sebagainya. Kedua, kecepatan membaca bertaraf lambat, yaitu
keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang berada pada
urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup: memahami pengertian
sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikansi atau makna,
evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), dan kecepatan membaca yang fleksibel, yang
mudah disesuaikan dengan keadaan.

A. Teknik Membaca SQ3R


Soedarso (1989: 59-78) sistem membaca SQ3R dikemukakan Francis P.
Robinson tahun 1941 merupakan sistem membaca yang semakin populer digunakan
masyarakat. SQ3R adalah proses membaca yang terdiri atas lima langkah: survey,
question, read, recite (recall), dan review.
B. Teknik Membaca Skimming dan Scanning
Banyak orang melakukan kegiatan membaca tidak melalui bimbingan
khusus membaca cepat sehingga sehingga memunyai kecepatan yang sama dalam
membaca. Pembaca yang efisien memunyai kecepatan bermacam-macam.
Membaca ibarat berkendaraan adakalanya lambat dan ada waktunya cepat sangat
bergantung pada bahan bacaan dan tujuan membaca. Soedarso (1989: 18-19)
menguraikan pada umumnya kecepatan membaca dapat dirinci sebagai berikut:
1. Membaca secara skimming dan scanning (kecepatan lebih 1.000 kpm)
digunakan untuk:
a. Mengenal bahan yang akan dibaca,
b. Mencari jawaban atas pertanyaan tertentu
c. Mendapatkan struktur dan organisasi bacaan serta menemukan gagasan
umum dari bacaan itu.
2. Membaca dengan kecepatan yang tinggi (500 – 800 kpm) digunakan untuk:
a. Membaca bahan-bahan yang mudah telah dikenali
b. Membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya
3. Membaca secara cepat (350 – 500 kpm) digunakan untuk:
a. Membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskriptif dan bahan-bahan
nonfiksi lain yang bersifat informatif.
b. Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan
mengantisipasi akhir cerita.
4. Membaca dengan kecepatan rata-rata (250 – 350 kpm) digunakan untuk:
a. Membaca fiksi yang kompleks untuk analisis watak serta jalan ceritanya,
b. Membaca nonfiksi yang agak sulit, untuk mendapatkan detail, mencari
hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis
5. Membaca lambat (100 – 125 kpm) digunakan untuk:
a. Mempelajarai bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya,
b. Menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknik,
c. Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik.
6. Memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat
instruksional (pedoman)

C. Usaha dan Potensi Membaca


Tidak ada hubungan antara latar belakang pendidikan dan kemampuan
membaca. Namun, ada korelasi kuat antara kecerdasan dan potensi membaca. Jadi,
siapa saja bisa dapat membaca cepat. Mereka dapat membaca semua bahan yang
mudah dengan cepat. Hanya karena kebiasaan saja akhirnya kita berlambat-lambat
dalam membaca.

D. Membaca tulisan ilmiah


1. Membaca artikel ilmiah
Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain
karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi
yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang
informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan
melalui penelitian dan prosedur ilmiah.

2. Membaca Kritis Artikel Populer


Tulisan yang kita buat dapat memanfaat informasi dari tulisan /artikel
popular.Kegiatan membaca kritis tulisan popular sedikit berbeda dengan membaca
kritis tulisan ilmiah karna kedua jenis tulisan tersebut mempunyai sifat yang
berbeda.

BAB VII KETERAMPILAN MENULIS

A. Menulis Surat

S
urat merupakan salah satu produk komunikasi tulis yang penting.
Pesan-pesan praktis berupa kabar atau berita tertulis umumnya disampaikan
orang melalui surat. Kiranya keunggulan surat yang tak dimiliki oleh alat
komunikasi lisan, yaitu bukti berupa tulisan ”hitam di atas putih”
mengakibatkan orang harus memakai surat sebagai alat komunikasi.
Suatu karangan formal, terutama karangan nonfiksi seperti surat, bahasanya
harus jelas, lugas, dan umum (memasyarakat). Selain ketiga syarat utama itu,
penulis surat hendaknya juga memperhatikan pemakaian kata-kata baku,
pemakaian ungkapan tetap, dan pemakaian ejaan secarambenar.Berikut ini
permasalahan tersebut akan dibahas secara ringkas satu persatu.Salah satu
keterampilan mengarang yang sangat perlu dikuasai adalah menulis
surat. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti memerlukan surat. Surat
merupakan produk komunikasi tulis yang paling banyak dibuat oleh perseorangan,
lebih-lebih oleh suatu organisasi. Dari segi pemakaiannya surat dapat dibedakan
atas empat macam, yaitu (1) surat pribadi, (2) surat dinas pemerintah, (3) surat
bisnis, dan (4) surat sosial kemasyarakatan.
Surat pada dasarnya merupakan sarana komu- nikasi tertulis dari satu
pihak kepada pihak yang lain. Dalam komunikasi itu terkandung informasi tertentu
yang ingin disampaikan. Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, perintah, tugas,
permintaan, teguran, peringatan, peng- hargaan, panggilan, perjanjian, laporan,
penawaran, pesanan, pengantar, putusan, dan sebagainya.
A. Bagian Bagian Surat

Salah satu hal yang sangat khas, yang mem- bedakan surat dari bentuk
karangan lainnya adalah bagian-bagian surat yang disusun dalam posisi
tertentu sesuai dengan bentuk surat yang digunakan. Masing- masing bagian
memiliki fungsi. Jumlah bagian surat berbeda-beda, tergantung jenisnya. Pada
surat pribadi misalnya, hanya terdapat bagian-bagian yang dianggap penting
saja. Keberadaan bagian-bagian itu bervariasi antara satu orang dengan yang
lainnya. Sebaliknya, dalam surat resmi atau surat dinas, bagian-bagian itu
biasanya relatif lebih lengkap dan seragam.
Surat dinas biasanya terdiri atas :
1. kepala surat,
2. nomor surat,
3. tanggal, bulan, dan tahun surat,
4. lampiran,
5. hal atau perihal,
6. alamat surat (alamat dalam),
7. salam pembuka,
8. isi surat,
9. salam penutup,
10. jabatan penulis surat,
11. tanda tangan,
12. nama terang,
13. nomor induk pegawai/NIP bagi pegawai
pemerintah,
14. cap dinas atau cap jabatan,
15. tembusan, dan
16. inisial.
BAB VIII

KETERAMPILAN BERBICARA

A. Presentasi

P resentasi adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan banyak hadirin.


Presentasi merupakan kegiatan yang lazim
dilakukan untuk menyebarkan informasi, baik informasi konseptual maupun
informasi procedural. Kemahiran presentasi merupakan kebutuhan, maka
mahasiswa dilibatkan dalam melakukan presentasi, mulai dari menyusun bahan,
membuat alat peraga dengan bantuan teknologi informasi, menyajikannya dan
merevisi berdasarkan umpan balik dari hadirin.
1. Presentasi ilmiah
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam
dunia ilmiah. Kegiatan itu berfungsi untuk menyebarkan informasi ilmiah.
Karena mahasiswa merupakan intelektual yang berkewajiban menyebarkan
ilmu yang dimilikinya, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah
merupakan suatu kebutuhan. Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan
efektif, ada kiat- kiat yang perlu diterapkan, yakni (1) menarik minat dan
perhatian peserta, (2) menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang
dibahas, dan (3) menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah.
Untuk menarik minat dan perhatian pada topik/masalah yang dibahas,
seorang penyaji dapat menggunakan media yang menarik (media visual seperti
gambar dengan warna yang menarik, ilustrasi, dll.), mengetahui latar belakang
peserta, dan menjaga suara agar tidak monoton serta terdengar jelas oleh
seluruh peserta yang berada di suatu ruangan. Untuk menjaga agar presentasi
tetap fokus pada madalah yang dibahas, penyaji harus menaati bahan yang
telah disiapkan dan memberi penjelasan singkat, padat, terhadap butir-butir
inti.
2. Tata Cara dan Etika Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji menaati tata cara yang
lazim. Pertama, penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara
memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta
memperoleh bahan tertulis, baik bahan lengkap maupun bahasan presentasi
powerpoint. Jika diperlukan, bahan dapat dilengkapi dengan ilustrasi yang
relevan. Apabila bahan ditayangkan, harus dipastikan bahwa semua peserta
dapat melihat layar dan dapat membaca tulisan yang disajikan. Kedua, penyaji
menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk itu, penyaji perlu
merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan oleh
moderator. Ketiga, penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah. Hal itu
karena forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuwan dan akademisi dari
berbagai disiplin ilmu saling asah otak dan hati serta bertukar berbagai
informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil penelitian.
Dalam forum tersebut ada beberapa peran yang dimainkan oleh aktor yang
berbeda, yakni penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta, dan teknisi.

3. Menyiapkan Bahan Presentasi Ilmiah dengan Multimedia


Dalam era teknologi informasi, presentasi ilmiah dengan memakai
multimedia sudah menjadi kebutuhan karena beberapa alasan. Pertama, presentasi
akan menjadi menarik karena penyaji dapat membuat manuver dalam memvariasi
teknik penyajian bahan, termasuk melalui animasi. Kedua, penyaji dapat
menghemat waktu karena dapat mengoreksi bahan sewaktu-waktu diperlukan.
Ketiga, penyaji dapat memberikan penekanan pada butir permasalahan yang
dikehendaki secara menarik. Keempat, penyaji sangat dimudahkan karena
membawa bahan dalam bentuk flashdisc. Kelima, bahan presentasi dapat sangat
ringkas sehingga membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas.

4. Melaksanakan Presentasi Ilmiah


Presentasi ilmiah pada dasarnya adalah mengomunikasikan bahan ilmiah
kepada peserta forum ilmiah. Oleh karena itu, dalam presentasi ilmiah berlaku
prinsip- prinsip komunikasi. Beberapa prinsip komunikasi berikut dapat
dipertimbangkan.
a. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif.
1) Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak.
2) Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan
media.
3) Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih.
4) Berpikir positif tentang peserta.
5) Membuat peserta dihormati dan dihargai.
6) Mempertimbangkan budaya peserta.
7) Bersikap terbuka terhadap perbedaan sikap dan pendapat orang lain.
8) Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari segi
situasi formal dan budaya setempat.
b. Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi.
1) Memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh semua peserta.
2) Memastikan bahwa penyaji dapat melihat semua peserta.
3) Menjadi penyimak/pendengar yang baik jika ada peserta yang
bertanya.
4) Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
5) Mendorong peserta untuk aktif terlibat.
6) Menggunakan media yang menarik dan tepat guna.
B. Seminar
Kata seminar berasal dari kata Latin semin yang berarti “benih”. Jadi, seminar
berarti “ tempat benih-benih kebijaksanaan”. Seminar merupakan pertemuan ilmiah
yang dengan sistematis mempelajari suatu topik khusus di bawah pimpinan seorang
ahli dan berwenang dalam bidang tersebut. Seminar merupakan suatu pertemuan
atau persidangan untuk membahas suatu masalah. Pertemuan atau persidangan
dalam seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan
makalah atau kertas kerja masing- masing. Seminar biasanya diadakan untuk
membahas suatu masalah secara ilmiah. Yang berpartisipasi pun orang yang ahli
dalam bidangnya. Seminar tentang pemasaran suatu produk, tentu dihadiri oleh para
pakar bidang pemasaran. Seminar pendidikan tentu saja dihadiri oleh para ahli
pendidikan. Sementara itu, peserta berperan untuk menyampaikan pertanyaan,
ulasan, dan pembahasan sehingga menghasilkan pemahaman tentang suatu masalah.
Kegiatan seminar ini juga lazim dilaksanakan dalam kelas baik di sekolah maupun
perguruan tinggi.

C. Berpidato dalam situasi formal


Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai
wujud berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran
dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek nonkebahasaan
(ekspresi wajah, gesture, kontak pandang,dll.). Dengan demikian berpidato adalah
kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang
tepat serta memanfaatkan aspek-aspek nonkebahasaan yang dapat mendukung
keefisienan dan keefektifan pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam
suatu acara tertentu.

BAB III

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

A. KELEBIHAN BUKU
Kelebihan Buku Utama
 Pada cover buku utama sangat menarik dan megah, bernuansa langit dan pulau serta
terdapat peta indonesia yang bercorak daun sehingga menambah minat pembaca
untuk membaca buku tersebut.
 Keterkaitan tiap babnya saling berhubungan, penjelasan pada bab-bab nya
menjelaskan penggunaan Bahasa Indonesia dan penulisan Teks Akademik, Ulasan
Buku, Proposal, Laporan, Artikel Ilmiah .
 Setiap babnya terdapat tujuan pembelajaran, penjelasan yang di sertai dengan
contoh, rangkuman, latihan untuk mahasiswa dan daftar pustaka sehingga
memudahkan Mahasiswa memahami materi-materi di dalam buku ini. Buku ini juga
lengkap dengan pengarang dan penulisan daftar pustakanya.
 Didalam buku ini Penjelasan mengenai materi pada setiap bab nya dijelaskan secara
ringkas dan tidak bertele tele sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami
pesan ataupun informasi yang disampaikan pada setiap babnya.

Kelebihan Buku Pembanding


 Keterkaitan tiap babnya saling berhubungan, penjelasan pada bab-bab nya
menjelaskan penggunaan Bahasa Indonesia, Diksi, Pembantukan dan perluasan
kalimat, keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara
 Buku pembanding ini telah memiliki ISBN
 Didalam buku ini Penjelasan mengenai materi pada setiap bab nya dijelaskan
secara ringkas dan tidak bertele tele sehingga pembaca dapat lebih mudah
memahami pesan ataupun informasi yang disampaikan pada setiap babnya.

 Secara garis besar buku pembanding ini sudah lengkap membahas tentang
materi bahasa Indonesia itu sendiri. Mulai dari pengertian bahasa sebagai
pengembang kepribadian sampai penulisan karya ilmiah. Materi yang
dipaparkan juga sangat jelas. Dengan pemberian contoh- contoh kasus,
misalnya pada ejaan bahasa Indonesia semakin menambah pemahaman
materi oleh pembaca. Selain itu di akhir pembahasan tiap bab disuguhkan
latihan soal guna memantapkan materi yang telah diulas pada tiap-tiap bab
pembahasan. Kemudian diakhiri dengan pemberian tugas yang berkaitan
dengan materi-materi tersebut.
 Buku yang diterbitkan pada Agustus 2016 ini terdiri dari 8(delapan) bab.
Materi pokok yang dibahas dalam buku ini adalah SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA, BAHASA INDONESIA
RAGAM ILMIAH, DIKSI (PILIHAN KATA), PEMBENTUKAN DAN
PERLUASAN KALIMAT, PEMBENTUKAN PARAGRAF,
KETERAMPILAN MEMBACA, KETERAMPILAN MENULIS,
KETERAMPILAN BERBICARA.

 .Pada bagian akhir buku ini dilampirkan daftar pustaka. Jadi pembaca dapat
mengetahui sumber / referensi dari bukunya.
 Dilihat Dari Aspek Tata Bahasa
Penggunaan tata bahasa pada buku terbitan Aksara Timur ini juga sangat baku. Jadi
tidak banyak hal yang mengganjal dalam memahami isi materinya. Meskipun terdapat juga
kata-kata yang jarang didengar oleh orang awam namun menurut saya itu tidak menjadi
penghalang yang berarti. Jadi saya simpulkan dari aspek tata bahasa ini bahwa bahasa yang
digunakan singkat, padat, dan jelas.

Jadi dalam menganalisa kelebihan dan kekurangan pada buku ini saya dapat menarik
sebuah kesimpulan bahwasanya buku ini secara keseluruhan lebih banyak keunggulan dari
pada kelemahannya.
B. KELEMAHAN BUKU

Kelemahan buku utama


 Pada buku utama setiap babnya terdapat kesalahan penulisan kata, seperti kata “nerti”
pada halaman 84 dan kata “ penelithan” pada halaman 87.
Kelemahan buku pembanding
 Buku ini tidak memiliki cover
 Ada terdapat beberapa bagian yang urutannya tidak jelas atau acak, misalnya pada
daftar isi dan bab V

BAB IV

IMPLIKASI

5.1. Implikasi Terhadap Teori

5.2. Implikasi Terhadap Program Pembangunan Indonesia

5.3. Implikasi Terhadap Analisis Mahasiswa

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Bahasa Indonesia pada Perguruan Tinggi
memiliki posisi strategis dalam melakukan transmisi pengetahuan dan transformasi sikap
dan perilaku mahasiswa Indonesia melalui proses pembelajaran mata kulaiah Bahasa
Indonesia. Dalam upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa perlu
dilakukan peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti perkembangan yang
senantiasa dilakukan perbaikan terus menerus, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman, dan semangat belanegara dan terakhir
diperkaya dengan muatan kesadaran pajak.

B. Rekomendasi / saran

Rekomendasi kami untuk kedua buku ini, menurut kami buku ini semuanya cocok
untuk bahan pengajaran dan media pembelajaran antar guru dengan siswa ataupun dosen
dengan mahasiswa atau untuk belajar mandiri di kalangan umum. Karena selain buku-buku
ini mudah untuk di pahami, buku ini juga membahas secara rinci tentang penggunaan
bahasa Indonesia.
Buku ini juga sangat cocok sebagai buku bacaan karena buku ini ringan. Buku-buku
ini juga tidak semuanya lengkap, jadi saya sarankan untuk para pembaca, jangan berpatok
hanya pada satu atau dua buku saja. Sebab, sumber-sumber yang lain juga amatlah penting,
seperti media massa atau media elektronik (internet)
Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat menjadi refrensi atau rujukan
bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil analisa atau review buku ini dapat menjadi penilaian
untuk menciptakan buku yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk
memahaminya. Saran dan kritik juga kami harapkan dari para pembaca guna mencapai
kesempurnaan dalam makalah critical book review ini.

Anda mungkin juga menyukai