Anda di halaman 1dari 36

“ CRITICAL BOOK REPORT”

Dosen Pengampu : Masta Marselina Sembiring

Disusun Oleh Kelompok 3

Monica Stevani Br Sembiring K ( 4193111070 )

Semi Syaina Amanda ( 4193311005)

Vida Gresiana Dachi ( 4193111085 )

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Prodi : Pendidikan Matematika

Kelas : PSPM E 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberikan
kami kesehatan sehingga kami dalam menyelesaikan Critical Book Report
(CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia dari dosen pengampu ibu Masta Marselina Sembiring .Kami
telah menyusun CBR ini dengan sebaik-baiknya tetapi kami akui mungkin masih
ada beberapa kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Kami selaku reviewer
menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar CBR ini menjadi lebih
baik lagi.
Selanjutnya, kami berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat
serta menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan , Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR .................................................................. 1
1.2 Tujuan CBR .............................................................................................. 1
1.3 Manfaat CBR ............................................................................................ 2
Bab II Isi ........................................................................................................ 3
2.1 Identitas Buku .......................................................................................... 3
2.2 Ringkasan Isi Buku .................................................................................. 3
2.3 Pembahasan Isi Buku ............................................................................... 28
2.4 Kelebihan dan Kekurangann Buku ............................................................ 29
Bab III Penutup ............................................................................................ 31
3.1 Simpulan ................................................................................................... 31
3.2 Saran ........................................................................................................ 31
Daftar Pustaka ……………………..………………………………………… 32
Lampiran

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR membuat penulis dapat menguji kemampuan
dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya
masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh
karena itu penulis membuat CBR Pendidikan Bahasa Indonesia ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok
bahasan tentang bagaimana penulisan dan pengenalan berbagai karya tulis yang
efesien serta lengkap dengan panduan yang diberikan bagi semua kalangan
menurut Sanggup Barus, dkk.

1.2 Tujuan penulisan CBR


Tujuan dari penulisan Critical Book Report ini adalah:
1. Mengulas isi sebuah buku secara detail kemudian membandingkannya dengan
dua buku lainnya dengan latar belakang penulis yang sama
2. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi secara detail yang
diberikan oleh setiap bab dari buku pertama, dan buku pembanding yang
relevan mengenai fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia, pengenalan
mengenai penulisan teks akademik, penulisan teks ulasan buku, penulisan teks
proposal, penulisan teks laporan hingga penulisan teks artikel ilmiah.
3. Memberikan pembahasan dengan mencari kaitan atau hubungan dalam kedua
buku yang ditulis oleh Sanggup barus yaitu mengenai Bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi serta panduan penulisan karya tulis.
4. Menentukan sisi kelemahan dan kelebihan setiap buku serta menarik serta
menentukan kesimpulan rekomendasi buku yang lebih layak untuk digunakan.

1
1.3 Manfaat CBR
Manfaat akan didapatkan dari penulisan Critical Book Report (CBR) ini
adalah:
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang sejarah Bahasa Indonesia menjadi
suatu bahasa resmi bangsa Indonesia, kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia,
bahasa baku an non baku, penulisan teks akademik, penulisan teks ulasan
buku, panduan penulisan teks proposal, penulisan teks laporan, penulisan
karya tulis ilmiah serta dalam buku pembanding dijelaskan mengenai
penulisan esai, penulisan resensi, penulisan berita, penulisan tajuk rencana,
penulisan artiel, penulisan laporan, penulisan makalah, hingga kepada
penulisan skripsi.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku baik buku utama
maupun buku pembanding, keterkaitan kedua buku yang ditulis oleh Sanggup
Barus serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
buku-buku yang dianalisis tersebut.

2
BAB II
ISI
2.1 Identitas Buku yang Direview
 Identitas buku Utama
1. Judul buku : Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
2. Penulis : Fitriani Lubis, S.Pd.,M.Pd, dkk
3. Kota Terbit : Medan, Sumatera Utara
4. Tahun Terbit : 2021
5. Penerbit : UNIMED PRESS
6. Tebal Buku : 133 halaman
7. ISBN :-
 Identitas buku Pembanding
1. Judul buku : Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi
2. Penulis : Dr. Drs. H. Eko Kuntarto, M.Pd, M.Comp.Eng.
3. Tahun Terbit :2018

2.2 Ringkasan Isi Buku


BUKU UTAMA “BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI”
BAB 1 Pendahuluan
A. Asal-usul Bahasa Indonesia Dan Sejarah nya
Bahasa-bahasa di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bahasa
indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing.
1. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan termasuk ke dalam
rumpun Bahasa Austronesiä. Dalam hal ini, Bahasa Melayu itu sudah lama
(berabad-abad) digunakan sebagai lingua franca 'bahasa perhubungan' di
nusantara ini pada zaman Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa pemerintahan
kolonial Belanda bahasa Melayu dikenal sebagai bahasa sehari- hari yang sering
dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Bahasa Melayu Pasar sangat mudah
dimengerti, ekspresif, memiliki toleransi kesalahan yang sangat besar, dan mudah
menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para
penggunanya.

3
2. Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah bahasa-bahasa suku bangsa di Indonesia. Bahasa ini
jumlahnya sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh daerah di Indonesia.
Bahasa daerah berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang
identitas daerah, (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah,
dan (4) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia. Dalam
hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah merupakan
pendukung bahasa Indonesia, merupakan bahasa pengantar pada tingkat pemulaan
di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar proses pembelajaran,
selain merupakan sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.
3. Bahasa Asing
Bahasa asing diartikan dengan bahasa-bahasa di Indonesia selain bahasa
Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat
perhubungan antarbangsa dan sarana pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi modem untuk pembangunan nasional. Sehubungan dengan fungsinya
sebagai akses untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modem,
bahasa asing sesungguhnya hanya melengkapi fungsi bahasa Indonesia yang juga
dikembangkan agar menjadi sarana serupa.
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, bahasa indonesia memiliki kedudukan yang
sangat penting karena bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara. Berkaitan dengan pembicaraan di atas, kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dikukuhkan pada 28 oktober 1928, yaitu pada
saat Sumpah Pemuda dikrarkan. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2)
lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang
berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa daerahnya, dan (4) alat
komunikasi antardaerah dan antarbudaya.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara ditetapkan pada 18
Agustus 1945, pada saat Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Dalam Undang-Undang Dasar 1945,
Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa negara lalah bahasa Indonesia, Dalam

4
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dunia pendidikan, (3) bahasa
untuk kepentingan perencanaan perhubungan pada tingkat nasionai dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi di dalam
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
modern.
C. Bahasa Indonesia Seagai Bahasa Nasional
1. Lambang Kebanggaan Kebangsaan
Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan, bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa
kebangsaan. Atas dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus dijaga,
pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya senantiasa kita bina
2. Lambang Indentitas Nasional
Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang mengarah
pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara.
Di dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki indentitasnya
sendiri, sehingga serasi dengan lambang kebangsaan yang lain. Bahasa indonesia
memiliki indentitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya terutama kaum
muda dan pelajar membina dan mengembangkanya sedemikian rupa sehingga
bersih dari unsur-unsur bahasa lain.
3. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan
nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu
dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat
perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan.
Masyarakat dapat berpergian ke seluruh plosok tanah air dengan hanya
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satusatunya alat komunikasi.
4. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya.
Bahasa Indonesia sebagal alat pemersatu suku, budaya dan bahasa
maksudnya, bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku,
budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan
dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah

5
yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu masyarakat dapat
meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentinggan daerah atau golongan.
D. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara
1. Bahasa Resmi Kenegaraan
Bahwa bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi
kenegaraan seperti upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk
lisan maupun dalam bentuk tulisan. Salah satu kegiatan tersebut adalah penulisan
dokumen dan putusan-putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah
dan badan-badan kenegaraan lainya, serta pidatopidato kenegaraan.
2. Bahasa Pengantar dalam Pendidikan
Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia pendidikan di nusantara
ini, mulal dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh
Indonesia, kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura,
Bali dan Makasar, akan tetapi hanya sampal tahun ke tiga pendidikan Sekolah
Dasar.
3. Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagal alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja
sebagai alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat
perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.
4. Alat Pegembangan Kebudayaan
llmu Pengetahuan dan Teknologi. Di dalam hubungan ini, bahasa
Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa
Indonesia memiliki ciri-ciri dan indentitasnya sendiri, yang membedakanya
dengan kebudayaan daerah.
E. Bahasia Indonesia Baku
Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau
ungkapan, struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh

6
mereka yang berpendidikan, seperti pejabat, ahli,dosen, guru, ilmuwan,
cendekiawan dan sebagainya. Bahasa baku memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu
2. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian
3. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa
4. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan
Bahasa Indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks, yakni :
1. Dalam komunikasi resmi,
2. Dalam wacana teknis
3. Pembicaraan di depan umum
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati
Secara umum dapat diketahui bahwa Bahasa Indonesia baku mempunyai
tiga ciri, yaitu memiliki keunggulan wiliyah dan waktu penggunaan, kemantapan
dinamis, dan cendekia.

BAB 2 Penulisan Teks Akademik


A. Pengertian Teks Akademik
Teks akademik merupakan teks yang diproduksi dan digunakan dalam
keperluan akademik. Teks akademik atau teks ilmiah dapat berwujud dalam
berbagai jenis, misalnya buku,ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian,
laporan pratikum, dan artikel ilmiah.

B. Perbedaan Teks Akademik dengan Teks Non-Akademik


Perbedaan antara teks akademik dan teks non akademik perlu dijelaskan
secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks
akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai
ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis. Teks akademik yang
dihasilkan harus memperhatikan ada atau tidaknya penggunaan kalmat minor.
Kalimat minor adalah kalimat yang tidak lengkap.
C. Ciri-ciri Teks Akademik
PERBEDAAN Teks Akademik (Teks Teks Non Akademik
Ilmiah) (Teks non ilmiah)

7
Objek Adanya fakta objek yang Tidak ada objek yang
diteliti diteliti
Fakta Pengamatan Dibuktikan dengan Tanpa dukungan atau
pengamatan (objektif) bukti (Subjektif)
Tata Urutan Bersifat metodis dan Sesuai dengan alur
sistematis
Bahasa Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa
yang ilmiah (bahasa baku yang non ilmiah
yang baik dan benar) (menggunakan bahasa
baku yang baik)
Istilah Pemakaian istilah khusus Pemakaian istilah umum
Gaya Bahasa Formal Non formal dan popular
Isi Biasanya berisi Dapat bersifat persuasif,
pengamatan atau deskriptif, maupun kritik
penelitian tanpa didukung bukti

D. Teks Akademik dalam Berbagai Genre Makro


Teks akademik atau teks ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis, misalnya
buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan pratikum dan
artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing di
dalamnya terkandung campuran dari bererapa genre mikro seperti deskripsi,
laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre
yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre
mikro adalah subgenre yang lebih kecil yang terdaapat di dalamnya dan dipayungi
oleh genre makro tersebut.

BAB 3 Penulisan Teks Ulasan Buku


A. Pengertian Teks Ulasan Buku
Teks ulasan adalah suatu tulisan yang isinya menimbang atau menilai
karya yang dihasilkan oleh orang lan. Ulasan sering juga diistilahkan dengan
timbangan, resensi dan review. Ulasan buku atau timbangan buku adalah tulisan
yang berisi tentang kritik terhadap buku yang dimaksud. Menulis teks ulasan buku

8
hanya sekedar untuk memberikan penilaian terhadap buku yang diulas, melainkan
dapat meberikan gambaran kepada pembaca untuk memenuhi tujuan atau fungsi
sosialnya.
B. Struktur Teks Ulasan Buku

IDENTITAS (OPSIONAL)

ORIENTASI

TEKS ULASAN TAFSIRAN ISI

EVALUASI

RANGKUMAN

C. Cara Merekonstruksi Teks Ulasan Buku


1. Membaca teks ulasan
2. Apabila belum pernah membaca buku yang diulas, pengulas dapat mencari
informasi mengenai buku tersebut
3. Melihat struktur teks ulasan
4. Menuliskan kembali teks ulasan berdasarkan struktur teks ulasan

D. Langkah-langkah Operasional Penulisan Teks Ulasan Buku


 Memilih buku yang akan diulas
 Membaca kritis
 Membuat ringkasan
 Menentukan kriteria penilaian
 Mencari buku pembanding dan refernsi untuk rujukan
 Menulis laporan yang dimaksud

BAB 4 Penulisan Teks Proposal


A. Pengertian Teks Proposal

9
Teks proposal secara singkat dapat dimaknai dengan rancangan atau
gambaran dari suatu kegiatan, Hasnun (2004 : 84) menyatakan baha proposal
merupakan rencana yang disusun untuk kegiatan tertentu atau bisa juga dikatakan
sebagai rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, Tujuan yang
berbeda dapat mempengaruhi bentuk teks proposal.
B. Jenis-jenis Proposal
1. Proposal kegiatan merupakan proposal yang disusun sebelum melakukan
suatu kegiatan. Biasanya proposal yang demikian diajukan kepada pihak
sponsor atau perorangan maupun kelembagaan untuk mendapatkan dana
bantuan agar kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan
lancer.
2. Proposal usaha atau bisnis, sebuah proposal yang dibuat dengan tujuan
untuk melakukan suatu usaha untuk menambah permodalan usaha atau
mengajukan kredit, merger, ataupun kerjasama dalam rangka
mengembangkan bisnis
3. Proposal penelitian dan pendidikan adalah proposal yang dibuat dalam
rangka melakukan sebuah penelitian ilmiah ataupun kegiatan yang
bernuansa pendidikan seperti pengajuan beasiswa.
C. Struktur Teks dan Hubungan Genre Mikro pada Proposal
STRUKTUR TEKS DAN GENRE MIKRO PADA PROPOSAL KEGIATAN
Struktur Teks Genre Mikro yang Fungsi Retoris
diharapkan
Pendahuluan Eksposisi (dan atau Memberikan latar belakang kegiatan
meliputi deskripsi) yang akan dilaksanakan, gambaran,
tentang jenis dan bentuk kegiatan,
tinjauan, manfaat, serta strategi yang
akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut
Tata Laksana Deskripsi (dan atau Menyajikan strategi yang akan
Kegiatan meliputi prosedur) dilakukan dalam melaksanakan
kegiatan, termasuk langkah-langkah
yang akan ditempuh

10
Penutup Deskripsi (dan atau Menyampaikan harapan agar proposal
meliputi prosedur) kegiatan itu detrima dan menghasilkan
sesuatu seperti yang direncanakan
STRUKTUR TEKS DAN GENRE MIKRO PADA PROPOSAL PENELITIAN
Struktur Teks Genre Mikro yang Fungsi Retoris
diharapkan
Pendahuluan Eksposisi (dan Memberikan latar belakang penelitian
atau meliputi yang akan dilaksanakan, permasalahan
deskripsi) yang akan diteliti, gambaran tentang
tujuan, pentingnya masalah itu diteliti, dan
pendekatan/metode/teknik yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut
Landasan Teori Review Menyajikan ulasan teoritis tentang dasar
dan Tinjauan pemikiran yang kana digunakan untuk
Pustaka memecahkan masalah penelitian.
Menyajikan ulasan tentang penelitian
sebelumnya dan perbandingannya dengan
penelitian yang akan dilaksanakan
Metodologi Deskripsi (dan Menyajikan pendekatan, metode, dan
Penelitian atau meliputi teknik penelitian yang akan diterapkan,
laporan, prosedur) termasuk langkah-langkah yang akan
ditempuh.

BAB 5 Penulisan Teks Laporan


A. Pengertian Teks Laporan
Teks laporan adalah sebuah teks yang mengandung klarifikasi mengenai
suatu objek tertentu yang berdasarkan kriteria tertentu. Teks laporan bersifat
umum atau universal. Sedangkan teks deskripsi lebih bersifat khusus dan
mendetail. Teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah
kelas dan sub-sub kelas yang ada di dalamnya. Hubungan ini terwujud karena
dalam teks laporan biasanya terdapat klarifikasi yang menunjukkan jenis-jenis
sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

11
B. Model Teks Laporan Penelitian
Model pertama, yang paling banyak digunakan oleh para mahasiswa
yakni:
Variasi 1 :
BAB I Pendahuluan
BAB II Penyusunana Kerangka Teori dan Pengajuan Hipotesis
BAB III Metodologi Penelitian
BAB IV Laporan Penelitian
BAB V Simpulan dan Saran
Variasi 2 :
BAB I Pendahuluan
BAB II Landasan Teori
BAB III Landasan Fakta
BAB IV Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
BAB V Hasil-hasil Penelitian
BAB VI Simpulan, diskusi, Implikasi dan Saran
Model kedua, laporan penelitian yang wujudnya tidak seluas dan
sekomprehensif skripsi, tesis, atau ditertasi
BAB I Pendahuuan (termuat juga di bagian ini kajian pustaka dan
kerangka berpikir)
BAB II Cara Penelitian
BAB III Hasil dan Analisis Penelitian
BAB IV Simpulan dan saran
C. Model Teks Laporan Kegiatan
Teks laporan kegiatan adalah teks yang disusun setelah kegiatan selesai
dilaksanakan
JUDUL
RINGKASAN
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Kegiatan
Objek Kegiatan dan Strategi Pelaksanaan
Tujuan Kegiatan

12
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN
Nama Kegiatan
Lokasi
Waktu
Pelaksana
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB IV PENUTUP
Simpulan
Saran
D. Hubungan Genre pada Teks Laporan Penelitian
1. Abstrak, merupakan bagian yang sangat penting dalam laporan penelitian.
Pada laporan peneltian,abstrak adalah genre mikro yang berisi ringkasan
seluruh penelitian yang dilaporkan
2. Pendahuluan, genre mikro yang digunaka untuk mengungkapkan tahapan
pendahuluan dan tahapan penutup relative sama, yakni eksposisi dan
deskripsi
3. Landasan teori dan tinjauan pustaka, tahapan ini dilengkappi dengan
kerangka fikir penelitian. Pada prinsipnya kerangka pikir itu berisi alur
pelaksanaan penelitian dan logika berfikir yang diikuti dalam
melaksanakan penelitian itu secara keseluruhan. Genre mikro yang
digunakan adalah ulasan atau review.
4. Metodologi Penelitian, genre mikro yang digunakan adalah deskripsi dan
atau meliputi laporan, rekon, dan prosedur.
5. Hasil Penelitian dan pembahasan, genre mikro yang digunakan untuk
mengungkapkan tahapan hasil penelitian dan pembahasan adalah deskripsi
dan diskusi
6. Penutup, genre mikro yang digunakan adalah deskripsi dan atau meliputi
eksposisi.
E. Hubungan Genre pada Teks Laporan Kegiatan
Struktur Teks Genre Mikro yang Fungsi Retoris
diharapkan
Ringkasan Ringkasan Memberikan ringkasan dari

13
keseluruhan laporan kegiatan
Pendahuluan Deskripsi (dan atau Memberikan latar belakang
meliputi eksposisi) kegiatan yang telah
dilaksanakan, gambaran
tentang jenis dan bentuk
kegiatan, tujuan, manfaat serta
strategi yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut
Deskripsi Kegiatan Deskripsi Menguraikan, nama kegiatan,
lookasi kegiatan, waktu
kegiatan, dan pelaksana
kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Deskripsi (dan atau Menguraikan kegiatan yang
meliputi rekon, dilakukan, dtrategi yang
prosedur) digunakan dalam melaksanakan
kegaiatan, termasuk langkah-
langkah yang ditempuh
Mengidentifikasi kendala yang
dihadapi dan cara mengatasi
kendala tersebut
Penutup Deskripsi (dan atau Menyatakan bahwa kegiatan
meliputi eksposisi) yang telah dilaksnakan dapat
berjalan dengan baik serta
mengajukan saran-saran untuk
kegiatan yang akan datang.

F. Langkah-langkah Penulisan Teks Laporan


Langkah-langkah penulisan teks laporan Penelitian
1. Penulisan Pendahuluan, meliputi penulisan dasar latar belakang masalah
,rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

14
2. Penulisan Landasan teori dan tinjauan pustaka, yang ditulis adalah teori-
teori yang digunakan dalam menjelaskan atau mengkaji variable-variabel
penelitian.
3. Penulisan Metodologi penelitian, jenis penelitian yang dilakukan, data dan
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan sumber
data.
4. Penulisan Hasil Penelitian dan Pembahasan, data disajikan dan dianalisis
untuk menemukan jawaban terhadap rumusan masalah yang terdapat pada
bagian pendahuluan.
5. Penulisan penutup, yang ditulis adalah simpulan dan saran.
Langkah-langkah penulisan teks laporan kegiatan
1. Penulisan pendahuluan, meliputi latar belakang kegiatan, gambaran
tentang jenis fan bentuk kegiatan, tujuan, manfaat,dan strategi yang
digunakan
2. Penulisan deskripsi kegiatan, meliputi nama kegiatan, lokasi, waktu, dan
pelaksananya.
3. Penulisan pelaksanaan kegiatan, meliputi rangkaian tata cara pelaksanaan
kegiatan.
4. Penulisan penutup, yang ditulis adalah simpulan dan saran.
G. Manfaat Teks Laporan
Menurut Nurwardani, laporan penelitian dan laporan kegiatan mempunyai empat
fungsi, yaitu sebagai :
 Sumber informasi bagi pembaca atau orang yang berkepentingan
 Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelapor kepada atasan, sponsor,
atau pembaca
 Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan kepada peneliti dan
pelaksana kegiatan
 Sebagai bahan pertimbangan penganmbilam keputusan mengenai sesuatu

BAB 6 Penulisan Teks Artikel Ilmiah


A. Pengertian Teks Artikel Ilmiah

15
Teks artikel ilmiah adalah tulisan lengkap yang bersifat ilmu atau memenuhi
syarat ilmu pengetahuan. Ada empat prinsip utama tentang pengertian ilmiah.
Pertama, teks artikel ilmiah bersifat objektif. Kedua, segala sesuatu yang
dikemukakan penulis harus berdasarkan data. Ketiga, penyimpulan penemuan di
dalamnya berpola induktif dan deduktif. Keempat, pembahasan datanya
berdasarkan rasio.
B. Struktur Teks Artikel Ilmiah
Struktur teks artikel penelitian maupun struktur teks artikel konseptual relative
bervariasi. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa struktur teks artikel
penelitian adalah abstarak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,
hasil, pembahasan, simpulan.
C. Hubungan Genre pada Teks Artikel Ilmiah
Pada Teks artikel penelitian
Struktur Teks Genre Mikro yang Fungsi retoris
diharapkan
Abstrak Abstrak Menyajikan ringkasan yang mewakili
seluruh artikel
Pendahuluan Eksposisi (dan atau Memberi latar belakang penelitian,
meliputi deskripsi) permasalahan penelitian, tujuan, dan
pendekatan/emtode/teknik untuk
mencapai tujuan
Tinjauan Review Menyajikan ulasan teoritis tentang dasar
pustaka pemikiran yang digunakan untuk
memecahkan masalah penelitian..
Menyajikan ulasan tentang penelitian
terdahulu dan perbandingannya dengan
penelitian yang dilaporkan pada artikel
yang dimaksud
Metodologi Rekon 9dan atau Menyajikan pendekata, metode, dan
Penelitian meliputi deskripsi, teknik penelitian, termasuk langkah-
prosedur, laporan) langkah yang ditempuh
Hasil Deskripsi (dan atau Menyajikan temuan temuan penelitian

16
meliputi laporan,
rekon)
Pembahasan Diskusi (dan atau Membahas temuan penelitian dari
meliputi eksplanasi) bebagai sudut pandang teori yang telah
disajikan pada tinjauan pustaka
Membahas apakah kekurangan
penelitian sebelumnya dapat ditutup oelh
penelitian yang dilaporkan
Simpulan Eksposisi (dan atau Menyajikan uraian bahwa pokok
meliputi deskriptif) persoalan yang disajikan telah
diperlakukan dengan sedemiian rupa
dengan hasil seperti yang telah disajikan
pada pembahasan

Pada teks Konseptual


Stuktur Teks Genre Mikro yang Fungsi Retoris
diharapkan
Abstrak Abstrak Menyajikan ringkasan
yang mewakili seluruh
artikel
Pendahuluan Eksposisi (dan atau Memberikan latar
meliputi deskripsi) belakang masalah, yang
menyangkut pernyataan
masalah, pentingnya
masalah itu dibahasa, dan
informasi tentang cara
atau strategi yang
digunakan dalam
memperlakukan masalah
tersebut

17
Tinjauan Pustaka Review Menyajikan ulasan
teoretis tentang dasar
pemikiran yang digunakan
untuk memecahkan
masalah yang diajukan
Pembahasan Diskusi (dan atau Membahas (dan atau
meliputi eksplanasi) menjelaskan)
permasalahan dengan
disertai pemecahannya
Simpulan Eksposisi (dan atau Menyajikan uraian bahwa
meliputi deskripsi) pokok persoalan yang
disajikan telah
diperlakukan dengan
sedemikian rupa

D. Pentingnya Teks Artikel Ilmiah dan Publikasinya


Pentingnya teks artikel ilmiah dapat dirasakan melalui pengalaan penulisannya
yang dapat membantu dalam mengerjakan tugas-tugas penulisan yang sejenis
dengan artikel ilmiah, misalnya paper, esai,atau makalah dengan lebih mudah.
E. Langkah-langkah Penulisan Teks Artikel Ilmiah
Penulisan teks artikel konseptual dibagi atas tiga tahap yaitu pra penulisan,
penulisan dan revisi. Pada pra penulisan terdiri dari pemilihan topic, pembatasan
topik, penentuan judul, perumusan tema, pengumpulan bahan, dan penyusunan
kerangka artikell konseptual. Pada penulisan terdiri dari penulisan pendahuluan,
penulisan tinjauan pustaka, penulisan pembahasan, dan penulisan penutup.
F. Penulisan Kutipan dan Daftar Rujukan
Kutipan adalah fakta,ide, atau opini yang dikutip dari sumber yang tertulis
untuk mendukung atau memperjelas argument, posisi, atau opini penulis dalam
artikel ilmiah. Semua kutipan yang digunakandalam penulisan artikel ilmiah,
diberi tanda dengan nama akhir pengaran, tahun terbit sumber kutipan, dan nomor
urut halaman itu.

18
BUKUPEMBANDING “BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN
TINGGI”
Bab I : Sejarah, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia
A. Asal-usul Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan salah satu unsur identitas suatu bangsa. Begitu pula
bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas nasional bagi bangsa dan Negara
Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya satu
hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 18
Agustus 1945, bersamaan dengan mulai berlakunya Undang-undang Dasar
Republik Indonesia 1945.
B. Tonggak Sejarah Bahasa Indonesia.
Peristiwa-peristiwa penting merupakan tonggak sejarah bahasa Indonesia
dapat diuraikan sebagai berikut. Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa
Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer
dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat
Melayu. Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah badan
penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur
(Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai
Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan
Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan
masyarakat luas.
C. Fungsi Bahasa Dipandang dari Penggunaan
Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara
umum dan secara khusus. Dalam literatur bahasa, fungsi bahasa dipandang dari
penggunaannya dirumuskannya sebagai berikut.
a. Fungsi bahasa secara umum
Secara umum bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai: (1) alat
untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, (2) ala komunikasi,
(3) alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, dan (4) alat control sosial. Fungsi
pertama bermakna bahwa dengan bahasa kita mampu mengungkapkan gambaran,

19
maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada dua unsur
yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu: (a) agar menarik
perhatian orang lain terhadap diri kita, dan (b) sebagai bentuk keinginan untuk
membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
Fungsi kedua menyatakan bahwa bahasa merupakan saluran maksud
seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk
bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, berarti memiliki tujuan
agar para pembaca atau pendengar yang menjadi sasaran utama
D. Kedudukan Bahasa Indonesia
Sesuai ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, Bahasa Indonesia
diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV,
Pasal 36, Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai Bahasa Negara. Hal ini berarti
bahwa Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relative
bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai
sosialnya; sedangkan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebut di
dalam kedudukan yang diberikan. Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
a) bahasa resmi negara,
b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
c) bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
d) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi.

Bab II: Ragam, Laras, dan Variasi Bahasa


A. Ragam Bahasa
Dalam menjalankan fungsinya sebagai alat ekspresi diri dan alat
komunikasi, bahasa yang digunakan penutur memiliki ragam dan laras yang

20
berbeda-beda, sesuai tujuan dan bentuk ekspresi dan komunikasi yang
melatarbelakanginya. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena
pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang
digunakan, topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras
bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi
pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa daripada aspek lain dalam
ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam dan laras bahasa saling terkait
dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan
memanfaatkan ragam bahasa. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
B. Ragam Bahasa Indonesia Baku
Sudah lama terasa perlu adanya “standarisasi” atau pembakuan dalam
bahasa Indonesia. Hal ini dirasa perlu karena sudah banyaknya kosa kata asing
maupun daerah yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, yang pemakaiannya
belum diatur dengan suatu kaidah yang bisa dijadikan pedoman oleh para pemakai
bahasa Indonesia. Apabila keadaan di atas dibiarkan begitu saja, tanpa ada usaha
pembakuan, tentu salah tafsir terhadap pemakaian kosa kata tersebut akan
menimbulkan persoalan baru yang barangkali membingungkan kita sebagai
pemilik bahasa Indonesia itu.
C. Ciri Bahasa Indonesia Baku
Bahasa baku ialah bahasa yang terpelihara dalam pemakaian kaidahnya
dan bersih dari pengaruh langsung berbagai unsur bahasa daerah serta bahasa
asing lainnya. Untuk ini, Anton Muliono mengatakan bahwa “bahasa baku
memiliki cirri sifat dinamis yang cukup terbuka untuk menampung: a) perubahan
yang bersistem di bidang kosa kata dan peristilahan, dan b) perkembangan
berjenis ragam dan gaya bahasa dibidang kalimat dan makna”. Adapun sifat-sifat
bahasa Indonesia baku yang terpenting adalah:
Yang diterangkan terletak di depan yang menerangkan (Hukum DM) –
rumah makan – sekolah tinggi
1. Bila kata majemuk terdiri dari dua kata yang sama-sama menunjukkan
waktu boleh dipertukarkan tempatnya menurut kepentingannya. (Jika
diletakkan di depan berarti itu lebih penting dari kata yang dibelakangnya).

21
2. Bahasa Indonesia tidak mempunyai kata penghubung untuk menyatakan
kepunyaan. Jadi ‘rumah guru” bukan “rumah dari guru”.
3. Bahasa Indonesia tidak mengenal tasrifr atau perubahan bentuk pada
pokok kata atau kata dasar.
4. Bahasa Indonesia tidak mengenal perbedaan jenis kelamin kata.
5. Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) memainkan peranan yang penting
dalam bahasa Indonesia, sebab imbuhan dapat mengubah jenis kata
menjadi jenis lain. Misalnya kata: tunjuk (kata benda), menunjuk (kata
kerja aktif), ditunjuk (kata kerja pasif), petunjuk, penunjuk, telunjuk,
pertunjukan, dan lain-lain.
D. Variasi Bahasa
Variasi bahasa terjadi karena adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh
masyarakat atau kelompok yang sangat beragam. Variasi bahasa juga disebabkan
penuturnya yang tidak homogen. Variasi bahasa dapat dibedakan menjadi: (1)
variasi bahasa dari segi penutur, (2) variasi bahasa dari segi pemakaian, dan
variasi bahasa dari segi keformalan. Variasi bahasa resmi (formal) memiliki
beberapa ciri, antara lain, kemantapan tatabahasa, penggunaan kosa kata yang
resmi dan lengkap serta tidak disingkat-singkat, dan kalimat-kalimatnya terpilih
dan memiliki makna yang jelas/ tidak ambigu. Ragam resmi merupakan kebalikan
dari ragam santai (casual) yang dicirikan dengan penggunaan bahasa yang tidak
mantap kaidahnya, kosa kata yang digunakan menyiratkan makna keakraban,
kalimat-kalimat yang dipilih tidak harus bermakna lengkap.

Bab III : Pemakaian Imbuhan


Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar
atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar
atau bentuk dasarnya. Imbuhan mana yang harus digunakan bergantung pada
keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu
sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan
dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah:
1. Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.

22
2. Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, pe-
3. Sisipan : -el-, -em-, -er-
4. Imbuhan gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i,memper-,
memper-kan, memper-i, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-
i, ke-an, senya, pe-an, per-an.
Penggunaan afiks atau imbuhan bahasa Indonesia mengikuti kaidah-kaidah
tertentu. Pada uraian berikut akan disampaikan kaidah-kaidah penggunaan
imbuhan. Untuk memudahkan pemahaman, berikut disampaikan tabel jenis
imbuhan bahasa Indonesia.

Bab IV: Pemakaian Kata Perangkai


A. Pemakaian Kata dari
Ada tujuh fungsi yang dimiliki kata perangkai dari, yaitu: 1) Untuk
menyatakan keterangan tempat asal sesuatu. Contoh:
1. Paman baru datang dari Bandung.
2. Dari Palembang saya naik travel.
3. Boneka ini ternyata oleh-oleh dari India.
4. Tukang sulap itu dapat mengeluarkan api dari mulutnya.
B. Pemakaian Kata pada
Sebagai pengantar keterangan tempat (pengganti di) untuk orang atau binatang.
Contoh:
1. Buku catatan saya ada pada Ayu Putri.
2. Susuk umumnya hanya terdapat pada ayam jantan.
C. Pemakaian Kata daripada
Kata daripada merupakan kata depan majemuk yang berasal dari bentukan
kata dari dan pada, yang menurut EYD harus ditulis serangkai. Sebagai kata
depan, kata daripada hanya mempunyai satu fungsi yaitu untuk menyatakan suatu
perbandingan. Contoh:
1. Ali lebih rajin daripada Harun.
2. Hidup di desa lebih tenang daripada hidup di kota besar.
D. Pemakaian Kata kepada

23
Fungsi kata depan kepada dipakai untuk mengantar objek tak langsung
dalam suatu kalimat. Alasannya, di dalam kalimat bahasa Indonesia, hanya objek
penderita dan objek pelaku yang dapat berhubungan langsung dengan
predikatnya, sedang objek yang lainnya, objek penyerta dan objek berkata depan,
tidak dapat berhubungan langsung dengan predikatnya. Karena itu, untuk
menyatakan adanya hubungan arti dan fungsi, kedua objek yang terakhir itu harus
dibantu dengan kata depan. Perhatikan beberapa contoh pemakaiannya dalam
kalimat. Contoh:
1.Buah tangan itu sudah diberikan kepada saya
2. Anak itu sering mengadu kepada ibunya.

Bab V : Kalimat Efektif


A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pada
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat
efektif lebih mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu
dapat terjamin. Sebuah kalimat efektf mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu
kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan,
dan kelogisan.
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Ciri Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
2. Ciri Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina.
Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba.
3. Ciri Ketegasan

24
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu.
4. Ciri Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan
tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan
kalimat.
5. Ciri Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
6. Ciri Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak sistematis. Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat di
bawah ini.
a) Kepada Bapak Menteri waktu dan tempat kami persilahkan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.

Bab VI : Pengembangan Paragraf atau Alinea


A. Syarat-Syarat Pembentukan Alinea
Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat
syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat
berikut:
a) Kesatuan: yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa
semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan
suatu hal, suatu tema tertentu.

25
b) Koherensi: yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan
hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk alinea.
c) Perkembangan alinea: perkembangan alinea adalah penyusunan atau
perincian gagasan-gagasan yang membina alinea itu.
B. Koherensi Alinea
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea adalah bahwa alinea
itu harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik
itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina
alinea itu baik, wajar dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan
mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang
menghambat atau semacam jurang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat
lainnya, tidak terasa loncat-loncatan pikiran membingungkan. Sebuah alinea dapat
juga membentuk suatu kesatuan yang kompak, walaupun mungkin kepaduan atau
koherensinya tidak ada. Kesatuan tergantung dari sejumlah gagasan bawahan
yang bersama-sama menunjang sebuah gagasan utama yang biasanya dinyatakan
dalam sebuah kalima topik.
Sebaliknya kepaduan tergantung dari penyusunan detail-detail dan
gagasangagasan sekian macam sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah
hubungan antara bagian-bagian tersebut. Jika sebuah alinea tidak mempunyai
kepaduan ini, maka tampaknya seolah-olah pembaca hanya menghadapi suatu
kelompok kalimat, yang masng-masing berdiri lepas dari yang lain.

Bab VII: Bahasa dalam Karya Ilmiah


A. Penggunaan Bahasa dalam Karya Ilmiah
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial
dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh
penulis skripsi bisa dipahami oleh pembaca. Karenanya, gunakan bahasa yang
baik dan benar.
B. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
Setelah langkah persiapan dilakukan, langkah pertama yang harus
dilakukan seorang penulis karya ilmiah adalah memilih topik dan merumuskan

26
judul tulisan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan
topik untuk karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah harus mengikuti kaidah
kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara keilmuan.
Langkah kedua adalah merumuskan masalah. Rumusan masalah yang jelas
dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah
yang terfokus pembahasannya. Teknik yang dapat dilakukan untuk merumuskan
masalah diantaranya: (1) usahakan merumuskan masalah dalam satu kalimat yang
sederhana, (2) ajukan pertanyaan dengan menggunakan kalimat tanya yang
operasional (mudah dilaksanakan), (3) jika kita dapat menjawab dengan pasti
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan masalah yang kita buat
sudah cukup jelas dan tepat, (4) yang buatlah rumusan masalah secara kronologis
berdasarkan alasan dan latar belakang penulisan, dan (5) rumusan masalah
hendaknya relevan dengan tujuan penulisan.
Langkah ketiga merumuskan tujuan. Rumusan tujuan dibuat berdasarkan
rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penulisan
sesungguhnya merupakan jawaban atas rumusan masalah. Jika kita menetapkan
masalah
Langkah keempat adalah mengidentifikasi pembaca. Kewajiban seorang
penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi,
yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami
oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira
yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat
kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
Langkah kelima adalah menentukan cakupan materi. Cakupan materi
adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan. Keluasan
cakupan materi akan bergantung pada jenis tulisan ilmiah yang kita buat.
Selanjutnya, langkah keenam adalah mengumpulkan referensi atau rujukan
dan data serta informasi yang diperlukan pada saat tulisan disusun. Rujukan dapat
diperoleh dari buku-buku yang relevan dengan isi penelitian.
Langkah terakhir adalah mulai menulis bagian-bagian dari struktur karya ilmiah,
setahap demi setahap secara kronologis dan berdasarkan kaidah tatatulis karya
ilmiah. Struktur karya ilmiah pada umumnya sudah baku, sesuai jenisnya.

27
Masing-masing jenis karya ilmiah memiliki struktur dan bagian-bagian sendiri
yang berbeda satu dengan yang lain. Struktur makalah seminar berbeda dengan
skripsi, tesis, dan disertasi. Begitu pula struktur jurnal berbeda dengan makalah
seminar.
Jenis-jenis Karya Ilmiah
- Karya Ilmiah Populer
- Karya Ilmiah Spesifik
- Makalah
- Kertas Kerja
- Skripsi
- Tesis
- Disertasi
2.3 Pembahasan Isi Buku
A. Pembahasan Isi Buku Utama
Pada buku utama yang ditulis oleh Drs. Sanggup Barus, M.Pd, dkk
merupakan buku yang menjadi buku pegangan dalam mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia. Buku utama ini berjudul Buku Ajar Mata Kuliah Umum
Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Edisi 2 yang diterbitkan oleh Unimed
Press pada tahun 2020. Pada buku utama ini terdapat 6 (enam) pokok bahasan
penting yaitu:
 Pada bab 1 membahas mengenai sejarah, kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia, bahasa asing, dan bahasa daerah di Indonesia, serta juga
menjelaskan bahasa Indonesia baku dan non baku, konteks pemakaian
bahasa Indonesia baku dan non baku, serta ciri-ciri bahasa Indonesia baku
dan non baku
 Pada bab 2 membahas mengenai teks akademik yaitu perbedaan teks
akademik dengan teks non akademik, ciri-ciri teks akademik, serta genre
makro dalam penulisan teks akademik
 Pada bab 3 membahas mengenai penulisan teks ulasan buku yaitu adanya
struktur teks ulasan buku, cara merekonstruksi teks ulasan buku serta
terdapat pula langkah-langkah operasional penulisan teks ulasan buku

28
 Pada bab 4 membahas mengenai penulisan teks proposal yakni adanya
jenis-jenis teks proposal serta beberapa struktur teks dan hubungan genre
mikro pada proposal
 Pada bab 5 membahas mengenai teks laporan yang berupa model-model
laporam penelitian dan kegiatan, hubungan antara genre pada penulisan
laporan penelitian dan kegiatan, dijelaskan pula manfaat dari teks laporan
serta langkah-langkah dalam menulis teks laporan
 Pada bab 6 membahas mengenai teks artikel ilmiah yang memuat struktur
dalam penulisan teks artikel ilmiah, hubungan genre pada teks artikel
ilmiah, pentingnya teks atikel ilmiah, langkah-langkah penulisan kutipan,
ruukan dalam teks artikel ilmiah.
B. Pembahasan Isi Buku Pembanding
Pada buku pembanding yang ditulis oleh Dr. Drs. H. Eko Kuntarto, M.Pd,
M.Comp.Eng. yang berjudul “Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi ”. Pada buku
utama ini terdapat 7 (tujuh ) pokok bahasan penting yaitu:
 Pada bab 1 membahas mengenai Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa
Indonesia
 Pada bab 2 membahas mengenai Ragam, Laras, dan Variasi Bahasa
 Pada bab 3 membahas mengenai Pemakaian Imbuhan
 Pada bab 4 membahas mengenai Pemakaian Kata Perangkai
 Pada bab 5 membahas mengenai Kalimat Efektif
 Pada bab 6 membahas mengenai Paragraf atau Alinea
 Pada bab 7 membahas mengenai Bahasa dalam Karya Ilmiah
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan:
 Buku Utama
1. Format penulisan buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca
2. Kedua buku menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap
bab
3. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca
4. Buku menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku
5. Memiliki banyak referensi yang mendukung

29
 Buku Pembanding
1. Pada buku ini terdapat tugas dan latihan sesuai dengan judul pada bab
buku
2. Pembahasan pada babnya sangat jelas
Kekurangan :
 Buku Utama
1. Dalam buku tidak melampirkan biografi penulis
2. Dalam buku utama tidak terdapat ISBN edisi Revisi 2
3. Buku ini tidak banyak melampirkan gambar yang menjadi salah satu
penarik perhatian pembaca
4. Buku tidak membuat soal-soal untuk melatih pembaca.

 Buku Pembanding
1. Bahasa buku ini yang sempat saya baca ada agak sedikit hyperbola
2. Tidak disertakan kesimpulan dan saran dari penulis sendiri

30
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam buku Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi membahas 6
(enam) topik besar yaitu: pendahuluan, penulisan teks akademik, penulisan teks
ulasan buku,.Dalam buku ini juga memberikan penguatan dan pemahaman tentang
strategi belajar mengajar . Namun, dalam buku ini terdapat kelebihan juga
kelemahan. Adapun kelebihan dari buku ini adalah struktur bahasa dan penulisan
materi yang sistematis serta diperkuat dengan adanya sumber referensi yang jelas
membuat para pembaca lebih tertarik dalam membacanya. Sedangkan
kelemahannya adalah buku ini terkadang menggunakan bahasa asing yang tidak
disertai arti kalimatnya dan kurangnya pengembangan materi pada beberapa
bagian. Tetapi, meski begitu buku ini sangat cocok dan bagus bila dijadikan
referensi dan bahan bacaan bagi masyarakat dan juga mahasiswa sebagai calon
pendidik karena terdapat banyak materi yang bagus dan didasari oleh sumber
yang jelas pada buku ini.

3.2 Saran
Saran saya pada buku ini adalah penulis perlu melakukan pengembangan
pada materi yang disajikan sehingga menjadi lebih lengkap dan sempurna.

31
Daftar Pustaka
Dr. Drs. H. Eko Kuntarto.2018.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
Fitriana,Lubis.2021.Pendikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.

Daftar Lampiran

32
(Buku Utama)

(Buku Pembanding)

33

Anda mungkin juga menyukai