Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kepada tuhan yang maha esa atas segala rahmat dan hidayahnya serta
nikmat dan kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan Critical Book Review untuk memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Critical Book Reviw ini bertujuan
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Bahasa Indonesia serta dapat meriew
kekurangan dan kelebihan buku.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd
selaku dosen pengampu atas bimbingan dan arahan dalam mengerjakan tugas ini. Tidak lupa
kami berterimakasih kepada teman teman dan pihak yang terkait atas dukungan dan
bantuannya. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu mengharapkan masukan atau kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca maupun penulis sendiri.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang CBR
Buku merupakan salah satu media yang digunakan untuk proses pembelajaran yang
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta mampu mempengaruhi pemikiran
seseorang. Mengkritisi sebuah buku artinya mencari dan menemukan apakah terdapat
kesalahan atau tidaknya dalam penulisan isi yang sesuai dengan materi pemebelajaran.
Critical Book Review ini adalah kegiatan penganalisaan dan pengevaluasian suatu buku
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau menganalisis
kelebihan dan kekurangan isi buku dan membantu memberikan masukan berharga bagi
proses kreatif kepenulisan lainnya. Selain itu dapat berfokus pada penilaian perbandingan
buku, kekuatan, kelemahan, dan pembahasan buku-buku yang diresensi, bukan hanya
tinjauan substantif dari buku-buku tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan CBR
Tujuan CBR sebagai berikut:
• Mengetahui dan memahami mengenai materi Bahasa Indonesia
• Penyelesaian salah satu tugas dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia
• Meningkatkan kemapuan dalam meringkas, menganalisa dan membandingkan serta
memberi kritik pada hasil karya tulis.
• Menambah wawasan penulis agar mengetahui lebih rinci apa saja materi terkait
Bahasa Indonesia
Menguatkan pemahaman pembaca terhadap buku yang di review.
1.3 Manfaat CBR
CBR membantu mahasiswa memahami dan memperdalam isi buku dengan
membentuk inti dari setiap garis besar atau judul buku yang di review. Selain itu juga dapat
melatih penulis dalam hal meringkas suatu buku dan dapat lebih mengetahui apa yang
menjadi kekurangan dan kelebihan dari suatu buku. Manfaat bagi pembaca,yaitu Pembaca
lebih mudah memahami apa isi dari buku yang di review. Serta dapat lebih mengetahui apa
saja isi pokok dalam buku yang direview penulis.
1.4 Identitas Buku
Judul : Bahasa Indonesia
Penulis : Fitriani Lubis, Muhammad Hafidz Assalam, Frinawaty L. Barus
Penerbit : CV. Daris Indonesia
Edisi : Revisi 2023
Tahun : 2023
ISBN : 978-623-5911-05-2
Halam : 170 Halaman
iv
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Pendahuluan
A. Asal-Usul Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesaia berasal dari bahasa melayu dan termasuk kedalam rumpun bahasa
Austronesia. Bahasa melayu sudah berabad-abad digunakan sebagai Lingua Franca
“bahasa perhubungan” pada zaman sriwijaya dan Majapahit. Penamaan bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari peristiwa ikrar Sumpah Pemuda pada
28 Oktober 1928, dalam rangkaian kegiatan kongres pemuda kedua di Jakarta. Pada
unsur ketiga yang terdapat dalam sumpah pemuda, menjadi pernyataan tekad bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia.
2) Bahasa Daerah
Bahasa Daerah adalah bahasa-bahasa suku bangsa Indonesia Bahasa ini jumlahnya
sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh daerah yang berada di Indonesia.
Bahasa Daerah ini berfungsi sebagai lambang kebanggan daerah, lambang identitas
daerah,alat perhubungan dalam keluarga dan masyarakat daerah dan sarana
pendukung budaya daerah.
3) Bahasa Asing.
Pada akhirnya, tanggal 16 Maret 1995, Menteri Dalam Negeri membuat surat
mengenai penertiban penggunaan bahasa asing di Indonesia. Surat itu menginstruksi
agar papan- papan nama dunia usaha dan perdagangan di Indonesia yang
menggunakan bahasa asing diubah ke dalam bahasa Indonesia.
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting
karena bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Berkaitan
hal tersebut, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikukuhkan pada 28
oktober 1928, yaitu pada saat Sumpah Pemuda diikrarkan. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2)
lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda-beda latar
belakang sosial, budaya, dan bahasa daerahnya, dan (4) alat komunikasi antardaerah dan
antarbudaya. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan
kedudukannya berada di atas bahasa - bahasa daerah.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara ditetapkan pada 18 Agustus
1945, pada saat Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36
dinyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa
pengantar di dunia pendidikan, (3) bahasa untuk kepentingan perencanaan perhubungan pada
v
tingkat nasional dan pelak- sanaan pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi di
dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
modern. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa dalam
penyelenggara administrasi negara, seperti bahasa dalam penyelengga- raan pendidikan dan
sebagainya.
C. Bahasa Indonesia Baku
1. Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku
Baku dalam bahasa baku di dalam tiga kamus di atas bermakna sama dengan baku 1.
Oleh karena itu, bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok yang menjadi dasar ukuran,
atau yang menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa Indonesia yang
menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.
Dengan demikian bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok yang
tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia nonbaku
adalah ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, yang tidak menjadi dasar ukuran,
atau yang tidak menjadi standar. Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai
kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh
mereka yang berpendidikan, seperti pejabat, ahli, dosen, guru, ilmuwan, cendekiawan, dan
sebagainya. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata
atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan,yang digunakan dalam beraktivitas yang tidak resmi.
2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi yang secara satu per satu dapat
dijelaskan sebagai berikut. Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu.
Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau menghubungkan penutur berbagai dialek bahasa
itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa
Indonesia baku. Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda
kepribadian. Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membeda- kannya dengan
bahasa-bahasa lainnya. Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa.
Pemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi
peimbawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain
yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi
sebag Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pema kaiannya dengan
adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas Norma atau kaidah bahasa Indonesia
baku menjadi tolak ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar.
3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks. Pertama dalam
komunikasi resmi yaitu dalam surat-menyurat resmi atau dinas, pengumuman-pengumuman
yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perun- dang-undangan penamaan, dan peristilahan
resmi. Kedua, dalam wacana teknik yaitu dalam laporan resmi dan karya ilmiah berupa
makalah, skrips tesis disertasi dan laporan hasil penelitian. Ketiga dalam pembicaraan d
depan umun yaitu ceramah, kuliah, dan kotbah. Keempat dalam pembi caraan dengan orang
yang dihormati, yaitu atasan dengan bawahan di dalam kantor, siswa dan guru di kelas atau di
vi
sekolah guru dan kepala sekolah d pertemuan pertemuan resmi, mahasiswa dan dosen di
ruang perkuliahan.
vii
Objek Adanya fakta objek yang diteliti Tidak ada objek yang diteliti
Fakta Dibuktikan dengan pengamatan Tanpa bukti pengamatan
Pengamatan
Tata Urutan Bersifat metodis dan sistematis Sesuai dengan alur
Bahasa Menggunakan bahasa ilmiah Penggunaan bahasa yang non
ilmiah
Istilah Pemakaian istilah khusus Pemakaian istilah umum
Gaya Bahasa Formal Non formal dan populer
Isi Berisi pengataman atau penelitian Dapat bersifat persuasive,
deskriptif, maupun kritik tanpa
didukung bukti.
viii
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Keunggulan Buku
3.1.Kelemahan Buku
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
ix