Anda di halaman 1dari 35

Dosen pengampu : Prof.Dr.Pargaulan Siagian,M.

Pd

CRITICAL BOOK REVIEW

OLEH :

NAMA : TESA KIARA LUMBAN GAOL

KELAS : PSPM A 2019

NIM : 4191111047

MATA KULIAH : PENGANTAR TEORI PELUANG

PENDIDIKAN MATEMATKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1
KATA PENGNTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat serta karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah laporan critical
book review ini dengan baik dan meskipun masih banyak sekali kekurangan.

Semoga dengan makalah ini disusun dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan terutama diri saya sendiri. critical book review ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas wajib pada mata kuliah pengantar teori peluang. Kami juga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu kami, Prof.Dr.Pargaulan Siagian,M.Pdyang
telah memberikan arahan, bimbingan dan saran selama penulis menyusun laporan ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap individu yang
membutuhkannya dan juga untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi yang
membacanya. Saya juga berharap semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang
membacanya.

Medan, Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I BAB BUKU YANG DIREVIEW

BAB II PEMBAHASAN

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

BAB BUKU

VARIABEL RANDOM

Kegiatan 1.1

Jika tiga mata uang dilambungkan bersama maka ruang sampel S = {MMM, MMB, MBM,
BMM, MBB, BMB, BBM, BBB}. Jika dari hasil lambungan tadi yang diperoleh adalah
banyaknya M yang muncul maka kita peroleh himpunan bilangan bilangan nyata T =
(0,1,2,3). Anggota-anggota S dapat kita kawankan dengan anggota-anggota T sebagai berikut
:

Tentu : Anda masih ingat perkawanan ini disebut juga fungsi dari S ke T dan dapat
dinyatakan sebagai F : S – T dengan S sebagai domain atau daerah asal. Masih ingatkah anda,
mana kodomain atau daerah kawan dan range atau daerah hasil. Fungsi diatas merupakan
variabel random dan variabel random didefinisikan sebagai berikut (Suryanto,1976,44).

Variabel random yang ruang sampel S adalah fungsi berharga nyata yang domainnya adalah
estetik variabel random dinamakan pula variety, chanche variabel atau stochastic variabel.
Contoh variabel random ialah banyaknya m yang muncul pada lambung dan 3 mata uang jika
ketiga Mata uang dilambungkan bersama satu kali.

Definisi : “ jika x adalah variabel random pada ruang sampel S maka untuk setiap s elemen
S tertentu bilangan nyata X(s) dan daerah hasil dari X dinyatakan dengan S(s)”

4
Contoh 1

Pada lambungan tiga mata bersama satu kali, X adalah variabel random yang menyatakan
“banyaknya M yang muncul”, maka :

S = {MMM, MMB, MBM, BMM, MBB, BMB, BBM, BBB}

X(s) bernilai 0, 1, 2, 3

X(s) = {0, 1, 2, 3}

Jika anda merasa belum jelas, perhatikan gambar diatas, pada gambar tersebut terlihat bahwa
0 berasal dari BBB 1 berasal dari BBM, BMB, serta MBB dan seterusnya.

Contoh 2

Pada lambungan dua buah dadu bersama

S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3),….,(4, 6), (5, 6), (6, 6)}

Y menyatakan “jumlah mata uang yang muncul pada kedua dadu”

Maka :

Y(s) : 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12

Y(S) : {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}

Contoh 3

Pada lambungan dua buah dadu bersama

S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3),….,(4, 6), (5, 6), (6, 6)}

Z menyatakan banyaknya mata 5 yang muncul, maka :

Z(s) : 0,1,2

Z(S) :{0,1,2}

5
Contoh 4 :

Dua buah paku berwarna diambil sekaligus dari sebuah kantong. Berisi paku hitam dan paku
yang putih sama banyak nya, jika h adalah hasil bahwa paku yang hitam terambil , p adalalah
hasil paku yang terambil putih, maka S = {hh,hp,ph,pp}. Dapat dibentuk variable random X
yang menyatakan “banyaknya paku hitam yang terambil pada pengambilan dua paku tersebut

Maka ;

X(s) = 0,1,2

X(S) = {0,1,2}

Kita sudah mengenal ruang sampel yang diskrit yaitu ruang sampel yang terhitung,
misalnya ruang sampel pada lambungan daua dadu, ruang sampel pada lambungan seribu
dadu berama, dan sebagainya. Variable random yang di defenisikan pada ruang sampel ini
disebut variable random diskrit . Selain ruang sampel jenis pertama, ada pula ruang sampel
yang tidak terhitung dan variable random yang didefenisikan pada ruang sampel ini disebut
ruang sampel continue, misalnya ruang sampel hasil pengkuran berat bayi.

Kegiatan

Ada beberapa fungsi yang domainnya S dan Y adalah variable-variable random yang
didefenisikan pada S. nilai – nilai fungsi ditentukan dengan rumus yang didefenisikan
dibawah ini

Defenisi :
X + Y ,X-Y ,XY ,X+K,Kx masing-masing merupakan variable random baru yang
didefenisikan pada S.

Contoh 1 :

Jika dua dadu dilambungkan bersama maka ;

Misalnya X menyatakan “banyak nya mata yang muncul pada dadu pertama “, maka X(s) :
1,2,3,4,5,6.

Y menyatakan “ banyak nya mata dadu yang muncul pada dadu kedua”

Y(s) : 1,2,3,4,5,6

Jika dibentuk variable random X+Y dan X-Y maka

X+Y menyatakan “ jumlah mata dadu yang muncul pada kedua dadu”

X-Y menyatakan “ banyak nya mata yang muncul pada dadu pertama dikurangi banyak nya
mata dadu yang muncul pada dadu kedua”

(X+Y)(s) : 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12

(X-Y)(s) : -5,-4,-3,-2,-1,0,1,2,,3,4,5

Contoh 2 :

Sebuah dadu dilambungkan , jika X adalah “banyaknya mata yang muncul”. Bentuklah X+2
dan 3X, serta tentukan nilai nya.

Jawab :

(X+2)(s) : 3,4,5,6,7,8

(3X) (s) : 3,6,9,12,15,18


Contoh 3 :

Dua dadu dilambungkan bersama X menyatakan “banyak nya mata dadu yang muncul pada
dadu pertama”. Y menyatakan “banyak nya mata yang muncul pada dua kedua”. Dibentuk
variable random baru XY maka ,

XY menyatakan ‘hasil kali antara banyaknya mata yang muncul pada dadu pertama dengan
banyaknya mata dadu yang muncul mata dadu kedua”

Jawab :

XY (s) : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,18,20,24,25,30,36

XY (S) : {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,18,20,24,25,30,36}

Kegiatan 1.3

Jika tiga mata uang dilambungkan bersama satu kali, maka ruang sampel :

S = {MMM, MMB, MBM, BBM, MBB, BMB, BBM, BBB}

Kejadian muncul M dalam percobaan adalah {MBB, MBM, BBM}. Jika didefenisikan
variabel random X yang menyatakan banyaknya M yang muncul dalam percobaan, maka
{MBB, BMB, BBM} bersesuaian dengan {S  X ( s) | X ( s )  1} ialah kejadian x = 1.

Dengan demikian anda dapat menghitung probabilitas kejadian X = 1. Sebelum anda


menghitung probabilitas diatas, perlu anda ingat 2 hal :

Jika A = {a1, a2, a3} maka P(A) = P({a1, a2, a3}) dan P(A) dapat pula dinyatakan dengan P(a1,
a2, a3).

3
Dari percobaan tadi P(X = 1) atau P {S  X ( s ) | X ( s )  1} = P(MBB, BMB, BBM) =
8

Dapat pula dihitung P(X = 0), P(X = 1), P(X = 2), P(X = 3) dan P(X  3) serta probabilitas
untuk sembarang harga yang lain dari X.
1
a. P(X = 0) = P(BBB) =
8
3
b. P(X = 1) = P(BMM, MBM, MMB) =
8
1
c. P(X = 3) = P(MMM) =
8
7
d. P(X < 3) = P(BBB, BBM, MBB, BMB, BBM, MBM, MMB) =
8

Pada percobaan tadi, dapat didefenisikan variabel random lain Y, misalnya Y menyatakan
banyaknya B yang muncul dalam percobaan. Maka kejadian 2 M dan 1 B besar dalam
percobaan ialah {MMM, MBM, BBM}. Kejadian ini bersesuaian dengan
{S  X ( s ) | X ( s )  2 , Y ( s )  1} ialah kejadian X = 2 dan Y = 1.

Jadi :

3
P(X = 2, Y = 1) = P(MMB, MBM, BBM) =
8

Jika X dan Y adalah variabel random pada ruang sampel S dan a, b, c serta d adalah bilangan
– bilangan nyata, maka ada beberapa simbol untuk probabilitas sebagai berikut (Suryanto,
1976)

P( X  a) P{S  X ( S ) | X ( S )  a}
P ( a  X  b) P{S  X ( S ) | a  X ( S )  b}
P( X  a) P{S  X ( S ) | X ( S )  a}
P ( X  a, Y  b) P{S  X ( S ) | X ( S )  a, Y ( S )  b}
P (a  X  b, c  Y  d ) P{S  X ( S ) | a  X ( S )  b , c  Y ( S )  d }

Contoh 1

Sebuah kelereng ddiambil dari sebuah kotak berisi 5 kelereng merah (m) dan 5 kelereng putih
(p). Pada saat bersamaan, sebuah mata dadu di lambungkan, X menyatakan banyak kelereng
putih (p) yang terambil dan Y menyatakan banyaknya M yang muncul pada pelambungan
mata uang.

Tentukan :

a. P(X = 0, Y = 0)
b. P(X = 0, Y = 1)
c. P(X = 1, Y > 0)
d. P(X < 2, Y < 1)

Jawab :

S = {mM, mB, pM, pB}

1
a. P(X = 0, Y = 0) = P(mB) =
4
1
b. P(X = 0, Y = 1) = P(mM) =
4
1
c. P(X = 1, Y > 0) = P(pM) =
4
1
d. P(X < 2, Y < 1) = P(mB,pB) =
2

Contoh 2

Pada lambungan dua dadu bersama satu kali, X menyatakan banyaknya mata yang muncul
pada dadu pertama, dan Y menyatakan banyaknya mata yang muncul pada dadu ketiga, akan
ditentukan :

a. P(X = 4)
b. P(4  X  6)
c. P(X = 2, Y = 4)
d. P(2  X  3, 3  Y  6)
e. P(X < 4, Y < 4)

Untuk menyelesaikan a dan b, ruang sampel yang diperhatikan adalah ruang sampel
pelambungan dadu pertama. Sedangkan untuk c, d dan e harus diperhatikan ruang sampel
pelambungan kedua dadu bersama.

Didapat :

1
a. P(X = 4) =
6
1
b. P(4  X  6) = P(4, 5, 6) =
2
1
c. P(X = 2, Y = 4) = P(2, 4) =
36
d. P(2  X  3, 3  Y  6) = P{(2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6) =

8
36
1
e. P(X < 4, Y < 4) = P{(1, 5) (1, 6) (2, 5) (2, 6) (3, 5) (3, 6)} =
6

Contoh 3

Dua dadu dilambungkan bersama

X menyatakan “banyaknya mata yang muncul pada dadu pertama”

Y menyatakan “banyaknya mata yang muncul pada dadu kedua”

Dibentuk variabel random baru XY maka

XY menyatakan “hasil kali antara banyaknya mata yang muncul pada dadu pertama dengan
banyaknya mata dadu yang muncul mata dadu kedua”

Jawab :

XY (S) : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 24, 25, 30, 36

XY (S) : {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 15, 16, 18, 20, 24, 25, 30, 36}

Kegiatan 1.3

Jika tiga mata uang dilambungkan bersama satu kali, maka ruang sampel :

S = {MMM, MMB, MBM, BBM, MBB, BMB, BBM, BBB}

Kejadian muncul M dalam percobaan adalah {MBB,MBM, BBM}.

Jika didefenisikan variabel random X yang menyatakan banyaknya M yang muncul dalam
percobaan, maka {MBB, BMB, BBM} bersesuaian dengan {S  X ( s ) | X ( s )  1} ialah
kejadian x = 1

Dengan demikian anda dapat menghitung probabilitas kejadian X = 1. Sebelum anda


menghitung probabilitas diatas, perlu anda ingat 2 hal :
Jika A = {a1, a2, a3} maka P(A) = P({a1, a2, a3}) dan P(A) dapat pula dinyatakan dengan P(a1,
a2, a3).

3
Dari percobaan tadi P(X = 1) atau P {S  X ( s ) | X ( s )  1} = P(MBB, BMB, BBM) =
8

Dapat pula dihitung P(X = 0), P(X = 1), P(X = 2), P(X = 3) dan P(X  3) serta probabilitas
untuk sembarang harga yang lain dari X.

1
a. P(X = 0) = P(BBB) =
8
3
b. P(X = 1) = P(BMM, MBM, MMB) =
8
1
c. P(X = 3) = P(MMM) =
8
7
d. P(X < 3) = P(BBB, BBM, MBB, BMB, BBM, MBM, MMB) =
8

Pada percobaan tadi, dapat didefenisikan variabel random lain Y, misalnya Y menyatakan
banyaknya B yang muncul dalam percobaan. Maka kejadian 2 M dan 1 B besar dalam
percobaan ialah {MMM, MBM, BBM}. Kejadian ini bersesuaian dengan
{S  X ( s ) | X ( s )  2 , Y ( s )  1} ialah kejadian X = 2 dan Y = 1.

Jadi :

3
P(X = 2, Y = 1) = P(MMB, MBM, BBM) =
8

Jika X dan Y adalah variabel random pada ruang sampel S dan a, b, c serta d adalah bilangan
– bilangan nyata, maka ada beberapa simbol untuk probabilitas sebagai berikut (Suryanto,
1976)

P( X  a) P{S  X ( S ) | X ( S )  a}
P ( a  X  b) P{S  X ( S ) | a  X ( S )  b}
P( X  a) P{S  X ( S ) | X ( S )  a}
P ( X  a, Y  b) P{S  X ( S ) | X ( S )  a, Y ( S )  b}
P (a  X  b, c  Y  d ) P{S  X ( S ) | a  X ( S )  b , c  Y ( S )  d }

Contoh 1

Sebuah kelereng ddiambil dari sebuah kotak berisi 5 kelereng merah (m) dan 5 kelereng putih
(p). Pada saat bersamaan, sebuah mata dadu di lambungkan, X menyatakan banyak kelereng
putih (p) yang terambil dan Y menyatakan banyaknya M yang muncul pada pelambungan
mata uang.

Tentukan :

a. P(X = 0, Y = 0)
b. P(X = 0, Y = 1)
c. P(X = 1, Y > 0)
d. P(X < 2, Y < 1)

Jawab :

S = {mM, mB, pM, pB}

1
a. P(X = 0, Y = 0) = P(mB) =
4
1
b. P(X = 0, Y = 1) = P(mM) =
4
1
c. P(X = 1, Y > 0) = P(pM) =
4
1
d. P(X < 2, Y < 1) = P(mB,pB) =
2

Contoh 2

Pada lambungan dua dadu bersama satu kali, X menyatakan banyaknya mata yang muncul
pada dadu pertama, dan Y menyatakan banyaknya mata yang muncul pada dadu ketiga, akan
ditentukan :

a. P(X = 4)
b. P(4  X  6)
c. P(X = 2, Y = 4)
d. P(2  X  3, 3  Y  6)
e. P(X < 4, Y < 4)

Untuk menyelesaikan a dan b, ruang sampel yang diperhatikan adalah ruang sampel
pelambungan dadu pertama. Sedangkan untuk c, d dan e harus diperhatikan ruang sampel
pelambungan kedua dadu bersama.

Didapat :
1
a. P(X = 4) =
6
1
b. P(4  X  6) = P(4, 5, 6) =
2
1
c. P(X = 2, Y = 4) = P(2, 4) =
36
d. P(2  X  3, 3  Y  6) = P{(2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6) =

8
36
1
e. P(X < 4, Y < 4) = P{(1, 5) (1, 6) (2, 5) (2, 6) (3, 5) (3, 6)} =
6
2. Fungsi Probabilitas

Kegiatan

Perhatikan ruang sampel percobaan perlambungan dua dadu bersama satu kali, S = {(1, 1)
(1, 2) (1, 3),….,(4, 6) (5, 6) (6, 6)}

Kita dapat mendefinisikan variabel random X sebagai berikut ,

X adalah variabel random yang menyatakan “mata terbanyak yang muncul di antara kedua
dadu”

Berarti

X = 2 berasal dari (1,2),(2,2) atau (2,1)

X = 3 berasal dari (1,3),(2,3),(3,3),(3,2), atau (3,1)

X = 4 berasal dari (1,4),(2,4),(3,4),(4,4),(4,3),(4,2) atau (4,1)

Nilai-nilai P(X) dapat dihitung dan hasilnya adalah:

P(X=1) = P((1,1)) = 1/36

P(X=2) = P((1,2),(2,2)(2,1),(3,1)) = 3/36

P(X=3) = P((1,3),(2,3),(3,3),(3,2),(3,1)) = 5/36

P(X=4) = P((1,4),(2,4),(3,4),(4,4),(4,3),(4,2),(4,1)) = 7/36

P(X=5) = P((1,5),(2,5),(3,5),(4,5),(5,5),(5,4),(5,3),(5,2),(5,1)) = 9/36


P(X=6) = = 11/36

Untuk nilai X, dapat ditentukan nilai nilai dari P(X) merupakan suatu fungsi dan dalam hal
ini fungsinya merupakan fungsi probabilitas dan diberi symbol f(x). Untuk variabel random
X pada contoh tadi berlakulah:

f(1) = P(X=1) = 1/36

f(2) = P(X=2) = 3/36

f(3) = P(X=3) = 5/36

f(4) = P(X=4) = 7/36

f(5) = P(X=5) = 9/36

f(6) = P(X=6) = 11/36

Kalau dihitung jumlah nilai-nilai fungsi probabilitas tadi akan diperoleh:

f(1) + f(2) + f(3) + f(4) + f(5) + f(6) = 1/36 + 3/36 + 5/36 + 7/36 + 9/36 + 11/36 atau
dinyatakan dengan singkat: f(x) = 1

Fungsi Probabilitas untuk variabel random diskrit disebut juga distribusi probabilitas dan
berlakulah

Hal ini juga berlaku sebaliknya, artinya jika suatu fungsi memenuhi ketentuan di atas m
fungsi tersebut merupakan fungsi probabilitas untuk variabel random terentu.

Contoh 1 :

Dua dadu dilambungkan bersama-sama dan X menyatakan jumlah mata yang muncul pada
kedua dadu. Jika f(x) menyatakan P(X) tunjukan bahwa
Penyelesaian:

X(S) =

f(2) = P(X=2) = P((1,1)) = 1/36

f(3) = P(X=3) = P((1,2),(2,1) = 2/36

f(4) = P(X=4) = P((1,3),(2,2),(3,1)) = 3/36

f(5) = P(X=5) = P((1,4),(2,3),(3,2),(4,1)) = 4/36

f(6) = P(X=6) = P((1,5),(2,4),(3,3),(4,2),(5,1)) = 5/36

f(7) = P(X=7) = P((1,6),(2,5),(3,4),(4,3),(5,2),(6,1)) = 6/36

f(8) = P(X=8) = P((2,6),(3,5),(4,4),(5,3),(6,2)) = 5/36

f(9) = P(X=9) = P((3,6),(4,5),(5,4),(6,3)) = 4/36

f(10) = P(X=10) = P((4,6),(5,5),(6,4)) = 3/36

f(11) = P(X=11) = P((5,6),(6,5)) = 2/36

f(12) = P(X=12) = P((6,6)) = 1/36

f(X) = 1/36 + 2/36 + 3/36 + 4/36 + 5/36 + 6/36 + 5/36 + 4/36 + 3/36 + 2/36 + 1/36 = 2

Contoh 2

Akan ditunjukkan bahwa f(x) merupakan fungsi probabilitas. Perhatikan rumus f(x), f(x) = 0
untuk x yang lain, berarti untuk x = 5, 6, 7, 8, dan seterusnya. Dalam soal ini S tidak
dinyatakan atau tidak diperlukan. Untuk soal semacam ini, yang di perlu diperhatikan adalah

nilai
Dalam contoh ini X(S) =

Dari hasil perhitungan didapat :

f(0) = 10/60

f(1) = 11/60

f(2) = 12/60

f(3) = 13/60

f(4) = 14/60

Ternyata

Dan f(x) = 10/60 + 11/60 + 12/60 + 13/60 + 14/60 = 60/60 = 1

Untuk selanjutnya, soal diatas dapat dituliskan :

Bagian yang “sama dengan 0 untuk x yang lain” boleh tidak ditulis

Contoh 3 :

Dalam soal ini, S juga tidak diperlukan dan cukup kita perhatikan nilai-nilai f(x) untuk setiap

Dapat deperhitungkan didapat :

f(0) = 0

f(1) = 2/n(n+1)
f(1) = 4/n(n+1)

f(n-1) = 2(n-1)/n(n+1)

f(n) = 2n/n(n+1)

Maka f(x) fungsi probabilitas.

Seperti pada contoh 2, rumus f(x) juga dapat di sederhanakan.

Rumus menjadi :

Syarat bahwa f(x) merupakan fungsi probabilitas dapat pula dinyatakan dengan cara lain,
ialah :

f(xi) = 1

Contoh 4

Tunjukkan bahwa f(x) =


Hasil hitungan dapat disusun dalam tabel menjadi :

Tabel

xi 0 1 2 3 4

f(xi) 0 1/10 2/10 3/10 4/10

Ternyata

Jadi, f(x) adalah fungsi probabilitas.

Keempat contoh tadi merupakan contoh fungsi probabilitas untuk variabel random diskrit,
dan pada modul ini fungsi probabilitas yang dibahas hanya fungsi probabilitas untuk variabel
random diskrit. ada pula fungsi probabilitas untuk variabel random kontinu yang akan
dibahas pada modul lain.

Fungsi probabilitas, seperti telah anda ketahui, sering pula disebut distribusi probabilitas.
Distribusi probabilitas untuk variabel random diskrit antara lain:

Distribusi Uniform Diskrit


Distribusi Bernouli
Distribusi Poison
Distribusi Multivariat

Di dalam modul ini, hanya beberapa saja diantara distribusi probabilitas yang disebut diatas
yang akan dibahas.

Contoh 1.

Dua dadu dilambungkan bersama, X adalah variabel random yang meyatakan “mata
terbanyak” yang muncul diantara kedua dadu.

Nilai-nilai f(x) telah kita hitung pada kegiatan sebelumnya, dan nilai-nilai f(x) dapat disajikan
dalam tabel sebagai berikut dimana xi adalah nilai-nilai X.

Xi 1 2 3 4 5 6
F(Xi) 1/36 3/36 5/36 7/36 9/36 11/36
Grafik akan disajikan dalam gambar
Contoh 2.

Dua dadu dilambungkan bersama satu kali. X adalah variabel random yang menyatakan
“jumlah mata yang muncul pada kedua dadu”

Nilai-nilai f(x) telah dihitung pada kegiatan sebelumnya dan hasilnya sebagai berikut:

Xi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

F(Xi) 1/36 2/36 3/36 4/36 5/36 6/36 5/36 4/36 3/36 2/36 1/36

Kegiatan 3

Pada umumnya, pada suatu percobaan akan diperoleh bermacam-macam “hasil”. Misalnya pada
lambungan sebuah dadu ada enam macam hasil dan pada lambungan tiga mata uang sekaligus, ada
delapan hasil. Enam macam hasil pada lambungan sebuah dadu dan delapan hasil pada lambungan
tiga mata uang, dapat digolongkan menjadi dua macam saja yaitu hasil sukses jika pada percobaan
kita berhasil mendapatkan hasil yang kita inginkan, sedang hasil yang tidak dikehendaki disebut
gagal. Dalam tabel dibawah ini, disajikan contoh hasil sukses dan hasil gagal dari percobaan.

Percobaan Hasil Sukses Hasil Gagal


1. Sebuah dadu Sukses jika muncul mata Hasil gagal :
dilambungkan satu genap hasil sukses: 1,2,3,4 BMM, MBM, MMB, BBM,
kali Sukses jika muncul tiga sisi BMB, MBB, BBB
2. Tiga mata uang M. Hasil sukses : MMM
dilambungkan
bersama satu kali
Suatu percobaan yang hanya ada dua macam saja hasilnya, dan jika probabilitas kedua
macam hasil tadi tetap, percobaan semacam ini disebut percobaan “Bernoulli”.

Fungsi probabilitas unutk variabel random pada percobaan Bernoulli disebut fungsi

probabilitaas Bernoulli atau distribusi Bernoulli. Ruang sampel untuk percobaan adalah S =

Jika H adalah hasi sukses atau berhasil dan G hasil gagal. Bila X variabel random yang

menyatakan banyaknya sukses pada ruang sampel S, maka X(S) = . Probabilitas sukses

kita nyatakan dengan P(H) dan probabilitas gagal dinyatakan dengan P(S), jelas P(S) = 1-
P(H).

Pada umumnya P(H) diberi simbol  dan fungsi distribusinya diberi simbol f(x,).

Contoh.

Tiga mata uang dilambungkan sekaligus satu kali dan dikatakan berhasil jika muncul MMM,
jadi P(H) =  = 1/8.

f(1,) = P(H) = 

f(0,) = P(G) = 1- 

Distribusi Bernoulli mempunyai rumus :

F(X, ) =x(1-)1-x untuk X = 0,1


4.Distribusi Binomial

Jika suatu percobaan Bernoulli kita ulang, kita akan dapat distribusi probabilitas baru yang
dinamakan distribusi Binomial. Misalkan kita lakukan percobaan berulang dengan
melambungkan sebuah mata uang 1,2,3,4,...,n kali, dikatakan sukses jika muncul M, P(H) =
dan nilai  adalah tetap ialah ½. Jika X besar menyatakan banyaknya sukses dalam n
percobaan maka dapat disusun tabel sebagai berikut.

No. Ruang Sampel X(S) P(X)


1. P(X=1) = P(H) =
P(X=0) = P(G) =1-
P(X=2) = P(Hh) =2
2. P(X=1) = P(GH, HG) =2(1-
)
P(X=3) = P(HHH) =3
P(X=2) =
P(GHH,HGH,HHG) =3.2(1-
)
P(X=1) = P(GGH, GHG,
3.
HGG) =3.2(1-)
P(X=0) = P(GGG) =(1-)3

Susunan diatas dapat dilanjutkan untuk n = 4,5,6 dan seterusnya. Jika untuk tiap-tiap
percobaan dihitung P(X) akan tampak susunan ini merupakan penjabaran Binomial untuk
n=1,2,3, dan seterusnya. Penjumlahan P(X) adalah sebagai berikut:

Untuk n =1, P(X=0) + P(X=1) = + (1-)

Untuk n =2, P(X=0) + P(X=1) + P(X=2) = (1-)2 + (1-0) +2


Dan seterusnya 1,2,3.

Fungsi probabilitas Binomial selanjutnya dinyatakan dengan simbol khusus ialah b(x;n,)
dengan rumus:

B(x;n,) = (n/x) x untuk x = 0,1,2,3,...,n

Contoh.

Sebuah mata uang dilambungkan 6 kali. Tentukan probabilitasnya.

a. M muncul 3 kali

b. M muncul 4 kali

c. M muncul kurang dari 4 kali

Jawab :

P(H) = =1/2 dan n =6

a. P(X =3) =(6/3)(1/2)3(1- ½)3 = 20.(1/2 )3(1/2)3 = 20/64


b. P(X =4) = (6/4)(1/2)4(1/2)2 = 15/64
c. P (X =4) = P(X=0) + P(X=1)+ P(X =2) + P(X=3)
= P (6/0)(1/2)6 +(6/1)(1/2)5
= 1/64 +6/64 + 15/63 +20/64
= 42/64

5. Distribusi Poisson

Kegiatan

Distribusi poisson (baca poasong) sebenarnya adalah distribusi binomial dengan n sangat

besar sehingga dan nilai θ sangat kecil; sedang nilai nθ konstan. Untuk n demikian,

perhitungan dengan rumus b (x; n, θ) = tidak lagi effisien. Sebagai

gantinya, kita hitung .


Untuk memperoleh rumus baru yang lebih sederhana. Perhitungan adalah sebagai berikut :

Misalnya ; yaitu konstanta

Tugas 1.1 dan jawaban nya

1. Bentuk lah variable pada ruang sampel S dari percobaan :


a. Pelambungan dua mata uang bersama satu kali
b. Penanaman tiga biji durian, jika T adalah tumbuhan dan M adalah mati

2. Mana diantara variable random ini yang merupakan variable random continue
a. X menyantakan tinggi mahasiswa D2 matematika
b. X menyantakan jumlah telur ayam ras selama setahun
c. X menyantakan diameter mur produksi pabri A

3. Bentuk variable pada ruang sampell S dari percobaan ;


a. Pengambilan 5 buah kelereng dari sebuah kantong berisi 10 kelereng merah (m)
dan 10 kelereng putih(p)
b. Pelambungan 6 buah mata uang sekaligus satu kali

Jawab :

1. a. X menyatkan banyak nya M yang muncul


Y menyatakan banyak nya B yang muncul

b. Ymenyatakan banyak nya T pada penamanan 3 biji durian

Y menyatkan banyak nya M pada penanaman 3 bii durian


2. a dan c
3. a.X menyatakan banyak nya kelereng merah (m) yang terambil

Y menyatakan banyak kelereng putih (P) yang terambil .

b.X menyatakan banyak nya M yang muncul

Y menyatakan banyak nya B yang muncul

TUGAS 1.2 DAN JAWABAN NYA

1. dua mata uang dilambangkan bersama satu kali dan didefenisikan variable random
pada ruang sampel nya sebagai berikut :
X menyatakan banyak nya M yang muncul pada mata uang pertama
Y menyatakan banyak nya B yang muncul pada mata uang kedua
a. Apakah XY ?
b. Tentukan nilai – nilai X dan Y

2. Dua mata uang dilambungkan bersama satu kali


X dan Y didefenisikan pada ruang sampel percobaan
X menyatakan banyak nya B yang muncul pada mata uang pertama
Y menyatakan banyaknya B yang muncul pada mata uang kedua
a. Apa kah XY ?
b. Tentukan nilai-nilai X dan Y
c. Tentukan nilai X – Y
3. Dua dadu dilambungkan bersama satu kali jika Z menyatakan harrga mutlak seliliha
antara banyak nya mata dadu yang muncul pada dadu pertama dengan banyak nya
mata yang muncul pada dadu kedua. Tentukan nilai Z .

Jawab :

1. a. X dan Y menyatakan hasil kali antara banyak nya M yang muncul pada mata uang
kedua.
b.X dan Y (S):0.1
2. a. X dan Y menyatakan hasil kali antara banyak nya M yang muncul pada mata uang
pertama dengan banyak nya M yang muncul pada mata uang kedua.

b. X-Y menyatakan selisih antara banyak nya M yang muncul pad mata uang pertama
dengan banyak nya M yang muncul pada mata uang kedua.

c. (X-Y) (S):-1,0,1

3. Z (S) : 0,1,2,3,4,5

TUGAS 1.3 DAN JAWABAN NYA

1. pilihlah jawaban yang benar

sebuah mata uang dan sebuah dadu dilambungkan bersama satu kali

X menyatakan banyak nya M yang muncul pada mata uang

Y menyatakan banyak nya mata yang muncul pada dadu , maka P (x=1, y = 2) adalah :

a. ½ c. 1/6
b. 1/12 d. 1/3

2. Jawaban yang benar untuk P(X =0 , adalah

a. 1/3 c. 2/3
b. ½ d. 5/6

3. Pada kotak satu terdapat 10 pak pasak merah (m) dan 10 pak pasak biru (b), pada
kotak dua pasak b. dari kotak 1 dan 2 masing-masing diambil sebuah pasak.
Didefenisikan variable random sebagai berikut.
X adalah variable random yang menyatakan banyak nya pasak (m) yang terambil dari
kotak 1
Y adalah variable random yang menyatakan banyak nya pasak (m) yang terambil dari
kotak 2. Tentukan ;
c.
a.

b. d.

4. Dua buah dadu dilambungkan bersama,


X menyatakan Banyaknya mata dadu yang muncul pada mata dadu pertama
Y menyatakan banyak nya mata yang muncul pada dadu kedua
Tentukan :

b. c.
a.
TUGAS 3

Tiga mata uang dilabungkan bersama , dikatakan berhasil jika muncul 2 M . Tentukan :

a. Θ
b. Rumus untuk distribusi bernouli yang terjadi
c. Nilai-nilai distribusi

Jawab :

TUGAS 4

Sebuah dadu di lambungkan lima kali dan dikatakan berhasil muncul mata genap lebih
besar dari 3.

Tentukan :

a. Θ
b. Rumus distribusi binomial yang terjadi
c. Nilai-nilai distribusi

Jawab ;

berhasil jika muncul mata dadu genap lebih dari 3 , jadi berhasil jika muncl mata dadu 4 atau
6 ,n=5

a. Θ = P(H)=1/3

b.
TUGAS 5

Dua dadu dilambungkan bersama 72 kali. Perhatikan pasangan (1,1) yang muncul. Tentukan :

a.

b. Rumus untuk distribusi poisson yang bersesuaian


c. Probabilitas (1,1) muncul 1 kali dalam 72 lambungan

Jawab :

a.

b.

c.
BAB II

PEMBAHASAN

2.2. Pembahasan

Dalam buku teori peluang tersebut saya mengambil bab materi yaitu variable random.
Dimana dalam penyampaian materi dalam bab tersebut mencakup beberapa kelebihan dan
kelemahan materi. Oleh karena itu kami akan menyampaikan aspek-aspek yang ada didalam
materi buku tersebut yaitu sebagai berikut:

A. Analisis Pendahuluan/ Ilustrasi Awal Konsep/ Definisi

Dalam buku ini memang terdapat pendahuluan mengenai konsep dari materi yang
akan dijelaskan, tetapi pendahuluan tersebut tidak didahului atau dilengkapi dengan
ilustrasi dalam matematis. Definisi dalam buku ini langsung tepat pada sasaran, tanpa
ilustrasi menjelaskan mengenai variable random, serta kajiannya. Buku ini juga tidak
memberikan definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Daripada itu, buku ini memilih
langsung memberikan teorema , dan contoh soal yang disertai dengan pembahasan. Tetapi
meskipun demikian, bukan berarti buku ini sulit untuk dimengerti. Untuk sebagian orang
yang ingin mengerti tanpa rumit dengan kalimat-kalimat yang panjang , mungkin buku ini
adalah pilihan yang baik.

B. Analisis Penulisan Konsep/ Definisi

Penulisan definisi dalam buku ini, sama seperti pada buku secara umum. Dikarenakan
tidak ada ilustrasi awal mengenai variable random namun buku ini memberikan stimulus
atau ransangan kepada pembaca sebelum masuk ke sub topic inti dari bab yang direview.
Definisi dalam buku ini merupakan definisi secara umum. Tetapi hal ini tidak merubah
bahwa definisi dari materi ini pada buku tetap lah seperti buku pada umumnya. Dan juga
definisi ini diperkuat dengan contoh dan formula yang disajikan.
C. Analisis Kedalaman Penjelasan Konsep/ Definisi

Penjelasan definisi/ konsep dalam buku ini juga tidak kalah bagus dari buku pada
umumnya. Diluar dari tidak adanya ilustrasi dalam pengantar kosnep yang merujuk pada
definisi, buku ini menampilkan contoh dan formula yang lebih komplit, pembahsan
contoh soal dan sub bab yang lebih terperinci juga terstruktur. Konsep dan definisi dari
buku ini lebih tajam karena bisa diselami melalui pembahasan-pembahasan contoh soal.
Sehingga, buku ini juga dapat dikatakan menampilkan materi dengan sangat baik.

D. Analisis Kedalaman Penjelasan

1. Ditinjau dari contoh

Di dalam buku ini ada beberapa contoh yang dijelaskan. Buku ini juga menghadirkan
contoh yang sistematis dan terperinci. Buku ini jga menampilkan pembahasan contoh soal
yang terstruktur. Serta buku ini memberikan arahan atau pun penyambutan pola pikir
pembaca agar dalam memahami dan menyelami buku terkhusus materi yang direview.

2. Ditinjau dari media.

Buku hadir dengan memberikan media berupa media grafik. Dalam buku ini terkhusus
materi yang di review banyak terdapat grafik variable random . Selain itu buku ini juga,
memberikan telaah contoh soal yang cukup tajam. Hal ini dapat menantang pembaca
dalam menegrjakan contoh soal terlebih dahulu lalu melihat pembahasan soal.
Pembahasan materi di dalam buku ini juga menggunakan rumus-rumus yang di contoh
kan secara langsung oleh penulis dan penyelesain nya .

E. Analisis Penggunaan Bahasa

Pada buku ini bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan sederhana. Penggunaan
kata-kata sering di dengar dan di ucapkan oleh pembaca dengan kata lain penggunaaan bahasa
mudah dimengerti. Serta lebih banyak digunakan simbol dalam variable random yang
semakin mempersingkat bahasa secara kata-kata.

F. Analisis Sistematika dan Letak Penulisan


Pada buku ini, sistematika dan letak penulisan yang baik. Sub bab materi yang
terdapat pada materi yang direview di tulis secara beruurtan dalam materi turunan
parsial. Letak penulisan buku ini juga rapi, definisi maupun teorema dituliskan di
dalam kotak, sehingga pembaca dengan mudah mengingat defenisi dan teorema.

G. Analisi Penampilan Isi Buku


 Dilihat dari segi sampulnya
 Sampul buku menarik karena didominasi oleh warna biru, serta gambar
da,kartu bridge, uang logam dan kartu belanja membuat pembaca tertarik
mempelajari buku ini.
 Dilihat dari segi isi materi
 Isi materi yang disajikan menarik karena pada penyajian gambar atau
grafik yang cukup banyak dan mendukung pembahasan materi yang tajam.
Rumus- rumus dalam buku dikemas dengan sangat rapi dan terstruktur
dengan sangat baik.

H. Kelebihan dan Kekurangan Buku


a. Kelebihan
- Menghadirkan contoh yang sistematis dan terperinci
- Menampilkan contoh dan formula yang komplit
- Terdapat beberapa grafik dalam pemaparan materi.
- Memberikan rumus dan contoh secara langsung.
b. Kekurangan
- Tidak terdapat ilustrasi dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengantar
sebelum memasuki topik utama
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kritikal buku yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,di
dalam setiap buku memiliki penjelasan yang baik dari segi bahasa dan penggunaan tanda
baca. Buku ini dapat digunakan oleh calon guru ataupun guru juga masyarakat yang
mencintai dunia pendidikan terkhusus matematika dalam mendalami dan meningkatkan
ketrampilan mengolah dan menjawab soal matematika secara profesional. Buku ini
menyajikan informasi teori peluang terkhusus pada materi variable random banyak dengan
komplit dan terstruktur.
Bagi mahasiswa dapat menggunakan buku ini sebagai pedoman belajar, karena
disertai dengan contoh yang sistematis dan terperinci dengan disertai grafik..Buku ini berguna
untuk mengasah kemampuan dasar kita, setelah itu untuk memperdalam materi dapat
membaca dan mempelajari buku lain nya.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr.Pargaulan Siagian,M.Pd. 2010. Teori peluang . Medan ; Fakultas matematika dan
ilmu pengetahuan alam universitas negeri medan.

Anda mungkin juga menyukai