Disusun oleh :
NPM : A1F020022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
kesehatan serta ridho-Nya maka makalah ini dapat diselesaikan. Adapun sekilas maksud dan
tujuan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran membuat makalah “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui
Pembelajaran Individual”.
Makalah ini diselesaikan sesuai dengan mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
Saya mengucapakan terimakasih kepada Bapak Bambang Sahono yang telah membimbing
dalam mata kuliah kurikulum dan Pembelajaran. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh
dengan apa yang dikatakan sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan
saran dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………...………....…. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………….………………………………….……..…………......... 9
3.2 Saran………………………………………..……………………….…………........ 9
DAFTAR PUSTAKA…………..……………………………………………….…..... 10
iii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam menentukan metode yang nanti akan digunakan hendaknya harus bervariasi.
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas atau
dalam menyajikan bahan pelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mampu mengunakan
metode yang cocok sesuai dengan siswa atau materi yang disajikan. Dikarenakan peserta
didik satu dengan yang lain memiliki potensi, minat dan bakat yang berbeda, pendidik harus
lebih peka agar dapat menuntun untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat tersebut.
Perbedaan inilah yang nantinya akan membedakan antara individu yang satu dengan yang
lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai ciri khas yang dapat membedakan individu tersebut.
Metode yang dapat diterapkan pendidik dalam mengenali perbedaan peserta didik salah
satunya metode pembelajaran individual. Dengan mengenali dan memahami teknik
pembelajaran dari setiap peserta didik, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru untuk melayani perbedaan individual yang
terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah supaya siswa memiliki niatan dan
termotivasi untuk belajar. Dengan adanya niat dan motivasi belajar diharapkan ketika proses
belajar mengajar berlangsung, siswa tidak merasa kesulitan dalam menerima materi
pembelajaran yang diberikan guru. Disini peran guru sebagai motivator yang dapat
mendorong siswa untuk lebih meningkatkan minat dan menanamkan kebiasaan belajar
peserta didik. Peserta didik mempunyai dorongan atau penggerak untuk melakukan kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkannya. Dorongan atau penggerak itulah
yang kita sebut dengan motivasi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
Bab II
Pembahasan
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan
dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor
pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh
jika memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Indikator-indikator tersebut,
antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang
kondusif”. Selain itu, Winkel (2005: 160), menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan. Sejalan dengan pendapat diatas, Sardiman A. M (2007: 75), menjelaskan
motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
dicapai.”
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
seluruh daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan
dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29), peran penting motivasi belajar dan
pembelajaran, antara lain:
3
Selain itu, Oemar Hamalik (2011: 108), menyebutkan fungsi motivasi itu meliputi:
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi motivasi belajar
adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi sehingga untuk mencapai prestasi
tersebut peserta didik dituntut untuk menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Menurut Sardiman A.M (2007: 89-91) terdapat dua macam motivasi belajar, yaitu:
1) Motivasi Intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tanpa harus diransang dari luar
karena didalam seseorang individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan
sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka secara sadar akan
melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu ingin maju sehingga tidak
memerlukan motivasi dari luar dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif,
bahwa yang akan dipelajari akan berguna di masa yang akan datang.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsang dari luar.
Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya
diluar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar
siswa termotivasi untuk belajar.
Enco Mulyasa (2005: 114-115), menyebutkan bahwa prinsip yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik akan lebih giat apabila topik yang akan dipelajari menarik dan
berguna bagi dirinya.
2) Tujuan pembelajaran disusun secara jelas dan diinformasikan kepada peserta didik
agar mereka mengetahui tujuan belajar tersebut.
3) Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.
4) Pemberian pujian dan reward lebih baik daripada hukuman, tapi sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan.
5) Memanfaatkan sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik.
6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiap peserta didik, misalnya
perbedaan kemauan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subjek
tertentu.
4
7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu memperhatikan
mereka dan mengatur pengalaman belajar yang baik agar siswa memiliki
kepuasan dan penghargaan serta mengarahkan pengalaman belajarnyake arah
keberasilan, sehingga memiliki kepercayaan diridan tercapainya prestasi belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa prinsip-prinsip untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu jika topik yang akan dipelajari menarik dan
berguna, tujuan pembelajaran pun disusun secara jelas, hasil belajar peserta didik harus
diberitahukan, pemberian reward bagi yang berprestasi, memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita
dan rasa ingin tahu peserta didik, memperhatikan perbedaan mereka, dan berusaha memenuhi
kebutuhan peserta didik dengan memperhatikannya.
Menurut Slameto (2010: 26), motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu:
Selain itu, Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sumardi Suryabrata (2011: 236-
237), menyebutkan ada beberapa hal yang mendorong motivasi belajar, yaitu:
1) Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
2) Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.
3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-
teman.
4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baik melalui kooperasi maupun dengan kompetisi.
5) Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamanan bila menguasai pelajaran.
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir kegiatan pembelajaran
Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf (2009: 23), menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor Fisik
a)
Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik (terutama
panca indera).
b) Faktor Psikologis
5
Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau
menghambat aktivitas belajar pada siswa.
b. Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
a) Faktor Non-Sosial
Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi,
siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana
dan prasarana atau fasilitas belajar.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang
hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar
akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa,
serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat di
rumah siswa tetap mendapat perhatian orang tua, baik material dengan
menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan mempermudah
siswa belajar di rumah. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil usaha seseorang.
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestsi yang
telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah ”untuk orang dewasa”
(misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, moral,
dan sebagainya).
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
6
belajar yang berbeda, pembelajaran individual membantu pengajaran dengan menggunakan
perbedaan tersebut untuk meningkatkan moral, mempertahankan informasi, dan
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran mereka.
1. Perbedaan usia
2. Perbedaan intelegensi
3. Perbedaan kemampuan dan kecepatan
4. Perbedaan jenis kelamin
Guru bertugas menumbuhkembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, artinya
bahwa sikap dan kebiasaan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh guru. Semakin intensif guru
memberikan bimbingan/bantuan, arahan, dan semakin tinggi motivasi belajarnya, maka siswa
akan memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Peserta didik yang memiliki motivasi
belajar yang lebih tinggi lebih baik, maka akan memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang
baik dan akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang
motivasi belajarnya rendah (kurang baik), sikap maupun kebiasaan belajar yang kurang baik.
Demikian bahwa semakin tinggi motivasi dalam diri siswa untuk belajar, maka semakin
tinggi prestasi belajarnya. Maka dari itu guru dituntut peka akan masing-masing peserta
didik. Adapun upaya mengenali motivasi belajar peserta didik, pendidik dapat menggunakan
pembelajaran individual. Upaya pendidik menumbuhkan motivasi belajar:
1. Memberi angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka
yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angkanya baik akan mendorong
motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka
kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar
belajar lebih baik. Dengan pemberian angka-angka yang baik untuk siswa, bisa
menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk siswa yang bersangkutan.
2. Hadiah
Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu misalnya pemberian
hadiah kepada siswa yang mendapat atau menunjukan hasil belajar yang baik.
3. Pemberian tugas yang berbeda satu dengan yang lain
7
Sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting karena menumbuhkan
kesadaran kepada peserta didik betapa pentingnya tugas-tugas dan menerimanya
sebagai tantangan sehingga mereka bekerja keras. Dengan adanya tugas yang berbeda
dapat mengurangi peserta didik yang menyalin pekerjaan temannya.
4. Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan. Maka,
memberi ulangan adalah salah satu upaya sarana memotivasi siswa dalam belajar.
Tetapi yang harus diingat adalah guru jangan terlalu sering memberikan ulangan
karena dapat membuat siswa bosan karena terlalu sering dan bersifat rutinitas. Guru
juga harus terbuka, maksudnya jika akan diadakan ulangan harus diberitahukan
kepada siswanya.
5. Pujian
Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil
besar manfaatnya sebagai pendorong belajar, dengan pemberian pujian akan
menimbulkan rasa senang dan puas.
6. Pemberian hukuman
Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan
hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif apabila diberikan secara tepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-
prinsip pemberian hukuman
8
Bab III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Peserta didik memiliki perbedaan seperti potensi, minat, bakat, maupun motivasi
belajar. Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru untuk melayani perbedaan individual yang
terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah supaya siswa memiliki niatan dan
termotivasi untuk belajar. Dengan adanya niat dan motivasi belajar diharapkan ketika proses
belajar mengajar berlangsung, siswa tidak merasa kesulitan dalam menerima materi
pembelajaran yang diberikan guru. Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis
yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan dorongan untuk belajar demi
mencapai tujuan dari belajar tersebut. Untuk menyikapi perbedaan tersebut dibutuhkan model
pembelajaran yang dapat membantu pekerjaan peserta didik agar lebih terstrutur seperti
pembelajaran individual. Dengan melakukan ujian misalnya pendidik dapat melihat dari
angka yang didapatkan siswa agar mengetahui motivasi belajar siswa tersebut. Upaya
peningkatan motivasi belajar:
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Pemberian tugas yang berbeda satu dengan yang lain
4. Memberi ulangan
5. Pujian
6. Pemberian hukuman
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian dan dapat menambah
wawasan kita mengenai peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui pembelajaran
individual.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan benar-benar memahami materi
peningkatan motivasibelajar peserta didik melalui pembelajaran individual. Karena materi ini
akan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang bagaimana melaksanakan peran
pendidik memberikan pembelajaran secara baik, tepat dan terarah. Pemahaman yang baik
mengenai hal itu, tentu akan memudahkan mahasiswa dalam mempraktekannya langsung
kepada peserta didik disekolah.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian demi
kesempurnaan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhani, Yulia Riski, dkk. 2020. Metode dan Teknik Pembelajaran Inovatif. Medan:
Yayasan Kita Menulis
Edli, Haffizah, dkk. 2015. Perbedaan Motivasi dan Keterampilan Belajar Peserta Didik
Berprestasi Tinggi dan Rendah Serta Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling.
4(1): 26-32
Mashi, Harbeng. 2015. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa. 5(1): 34-45
Sukirman. 2011. Peranan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar Dalam Rangka
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Metro. 1(1): 23-35
Rumhadi, Tri. 2017. Urgensi Motivasi Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Diklat
Keagamaan. 11(1): 33-41
file:///C:/Users/User/Downloads/BAB%20II.pdf
10