Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kurikulum dan Pembelajaran

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui


Pembelajaran Individual

Disusun oleh :

Nama : Aisyah Shinta Balqis

NPM : A1F020022

Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
kesehatan serta ridho-Nya maka makalah ini dapat diselesaikan. Adapun sekilas maksud dan
tujuan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran membuat makalah “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui
Pembelajaran Individual”.

Makalah ini diselesaikan sesuai dengan mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
Saya mengucapakan terimakasih kepada Bapak Bambang Sahono yang telah membimbing
dalam mata kuliah kurikulum dan Pembelajaran. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh
dengan apa yang dikatakan sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan
saran dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………...………....…. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...….. ii

DAFTAR ISI……...………………………………………………………………....….. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..…………………………………………….………………..........… 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………........… 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………….………………..... 2
1.4 Manfaat…………………………………………………………..………..……....... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Motivasi Belajar..………………………………………….………………..........… 3


2.2 Pembelajaran Individual………………………………….………………..........…. 6
2.3 Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik………………………………….…. 7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………….………………………………….……..…………......... 9

3.2 Saran………………………………………..……………………….…………........ 9

DAFTAR PUSTAKA…………..……………………………………………….…..... 10

iii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Isu rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sudah sering terdengar. Kualitas


pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Ini dibuktikan antara lain dengan
data UNESCO (2000) tentang peringkat indeks pengembangan manusia (Human
Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan dan
penghasilan per-kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia
makin menurun. Penyebab rendahnya mutu pendidikan Indonesia antara lain masalah
efektifitas, efisiensi dan standarisasi pengajaran. Hal ini menyebabkan belum tercapainya
tujuan pendidikan, usaha pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan banyak sekali
metode-metode pembelajaran yang diterapkan pada lingkungan pendidikan terutama bagi
pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi seorang peserta didik. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu dengan cara guru harus menguasai teknik-teknik
pengajaran atau metode mengajar. Namun tidak semua metode yang digunakan itu selalu
berdampak positif terhadap pola pembelajaran peserta didik yang kita hadapi karena seperti
kita ketahui bahwa setiap peserta didik itu mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya.

Dalam menentukan metode yang nanti akan digunakan hendaknya harus bervariasi.
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas atau
dalam menyajikan bahan pelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mampu mengunakan
metode yang cocok sesuai dengan siswa atau materi yang disajikan. Dikarenakan peserta
didik satu dengan yang lain memiliki potensi, minat dan bakat yang berbeda, pendidik harus
lebih peka agar dapat menuntun untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat tersebut.
Perbedaan inilah yang nantinya akan membedakan antara individu yang satu dengan yang
lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai ciri khas yang dapat membedakan individu tersebut.
Metode yang dapat diterapkan pendidik dalam mengenali perbedaan peserta didik salah
satunya metode pembelajaran individual. Dengan mengenali dan memahami teknik
pembelajaran dari setiap peserta didik, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru untuk melayani perbedaan individual yang
terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah supaya siswa memiliki niatan dan
termotivasi untuk belajar. Dengan adanya niat dan motivasi belajar diharapkan ketika proses
belajar mengajar berlangsung, siswa tidak merasa kesulitan dalam menerima materi
pembelajaran yang diberikan guru. Disini peran guru sebagai motivator yang dapat
mendorong siswa untuk lebih meningkatkan minat dan menanamkan kebiasaan belajar
peserta didik. Peserta didik mempunyai dorongan atau penggerak untuk melakukan kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkannya. Dorongan atau penggerak itulah
yang kita sebut dengan motivasi.

1
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu motivasi belajar?


b. Apa saja faktor dari motivasi belajar?
c. Bagaimana dapat mengetahui jika peserta didik memiliki motivasi belajar yang
tinggi?
d. Apa itu pembelajaran individual?
e. Bagaimana upaya pendidik dalam meningkatkan motivasi belajar?

1.3 Tujuan

a. Dapat mengetahui pengertian motivasi belajar.


b. Dapat mengetahui faktor-faktor motivasi belajar.
c. Dapat mengetahui dan mempelajari cara mengetahui peserta didik memiliki motivasi
belajar yang tinggi.
d. Dapat mengetahui pengertian pembelajaran individual.
e. Dapat mengetahui upaya pendidik dalam meningkatkan motivasi belajar.
1.4 Manfaat
a. Dapat menambah wawasan tentang motivasi belajar.
b. Dapat menambah wawasan tentang faktor-faktor motivasi belajar.
c. Dapat menambah wawasan tentang cara mengetahui peserta didik memiliki motivasi
belajar
d. Dapat menambah wawasan tentang pembelajaran individual.
e. Dapat menambah pengetahuan tentang upaya pendidik dalam meningkatkan motivasi.

2
Bab II
Pembahasan

2.1 Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan
dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor
pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh
jika memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Indikator-indikator tersebut,
antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang
kondusif”. Selain itu, Winkel (2005: 160), menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan. Sejalan dengan pendapat diatas, Sardiman A. M (2007: 75), menjelaskan
motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
dicapai.”

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
seluruh daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan
dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.

b. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29), peran penting motivasi belajar dan
pembelajaran, antara lain:

1) Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar


Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang
sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan pemecahan dan
hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilalui.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari
itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh anak.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari
dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik.

3
Selain itu, Oemar Hamalik (2011: 108), menyebutkan fungsi motivasi itu meliputi:

1) Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu perbuatan


2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor penggerak dalam
kegiatan belajar.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi motivasi belajar
adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi sehingga untuk mencapai prestasi
tersebut peserta didik dituntut untuk menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

c. Macam-macam Motivasi Belajar

Menurut Sardiman A.M (2007: 89-91) terdapat dua macam motivasi belajar, yaitu:

1) Motivasi Intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tanpa harus diransang dari luar
karena didalam seseorang individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan
sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka secara sadar akan
melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu ingin maju sehingga tidak
memerlukan motivasi dari luar dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif,
bahwa yang akan dipelajari akan berguna di masa yang akan datang.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsang dari luar.
Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya
diluar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar
siswa termotivasi untuk belajar.

d. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Enco Mulyasa (2005: 114-115), menyebutkan bahwa prinsip yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik akan lebih giat apabila topik yang akan dipelajari menarik dan
berguna bagi dirinya.
2) Tujuan pembelajaran disusun secara jelas dan diinformasikan kepada peserta didik
agar mereka mengetahui tujuan belajar tersebut.
3) Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.
4) Pemberian pujian dan reward lebih baik daripada hukuman, tapi sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan.
5) Memanfaatkan sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik.
6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiap peserta didik, misalnya
perbedaan kemauan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subjek
tertentu.

4
7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu memperhatikan
mereka dan mengatur pengalaman belajar yang baik agar siswa memiliki
kepuasan dan penghargaan serta mengarahkan pengalaman belajarnyake arah
keberasilan, sehingga memiliki kepercayaan diridan tercapainya prestasi belajar.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa prinsip-prinsip untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu jika topik yang akan dipelajari menarik dan
berguna, tujuan pembelajaran pun disusun secara jelas, hasil belajar peserta didik harus
diberitahukan, pemberian reward bagi yang berprestasi, memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita
dan rasa ingin tahu peserta didik, memperhatikan perbedaan mereka, dan berusaha memenuhi
kebutuhan peserta didik dengan memperhatikannya.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Slameto (2010: 26), motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu:

1) Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahuhi, mengerti, dan


memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara siswa
dengan tugas/masalah.
2) Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajardan melaksanakan tugas-
tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, tetapi
untuk memperoleh status dan harga diri.
3) Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran/ belajar
dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/ teman-teman.
Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri.

Selain itu, Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sumardi Suryabrata (2011: 236-
237), menyebutkan ada beberapa hal yang mendorong motivasi belajar, yaitu:

1) Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
2) Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.
3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-
teman.
4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baik melalui kooperasi maupun dengan kompetisi.
5) Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamanan bila menguasai pelajaran.
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir kegiatan pembelajaran

Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf (2009: 23), menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

a. Faktor Internal
Faktor Fisik
a)

Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik (terutama
panca indera).
b) Faktor Psikologis

5
Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau
menghambat aktivitas belajar pada siswa.
b. Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
a) Faktor Non-Sosial
Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi,
siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana
dan prasarana atau fasilitas belajar.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang
hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar
akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa,
serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat di
rumah siswa tetap mendapat perhatian orang tua, baik material dengan
menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan mempermudah
siswa belajar di rumah. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil usaha seseorang.

f. Ciri-Ciri Peserta Didik Memiliki Motivasi Belajar

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestsi yang
telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah ”untuk orang dewasa”
(misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, moral,
dan sebagainya).
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

b.2 Pembelajaran Individual

Memenuhi kebutuhan peserta didik yang bervariasi menjadi momok yang


menakutkan bagi para pendidik. Hal ini memerlukan jangka waktu yang lebih lama untuk
menyusun perancangan dan penilaian hasi belajar siswa. Pendidik tidak hanya dituntut untuk
mengajar dan melaporkan nilai siswa, tetapi juga pada pemahaman mendalam yang
dibutuhkan peserta didik untuk menerapkan, mentransfer, dan menggeneralisasi informasi
yang diperolehnya. Pembelajaran individual mempersiapkan peserta untuk menjadi
pembelajar yang terus berkembang. Dengan tingkat kemampuan bervariasi maupun motivasi

6
belajar yang berbeda, pembelajaran individual membantu pengajaran dengan menggunakan
perbedaan tersebut untuk meningkatkan moral, mempertahankan informasi, dan
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran mereka.

Dalam pembelajaran individual juga terdapat perbedaanyang dimiliki peserta


didikyang harus diperhatikan pendidik:

1. Perbedaan usia
2. Perbedaan intelegensi
3. Perbedaan kemampuan dan kecepatan
4. Perbedaan jenis kelamin

Menurut Oemar Hamalik (2012: 186-192) cara-cara melayani perbedaan individual


adalah sebagai berikut: akselerasi dan program tambahan, pengajaran individual, pengajaran
unit, kelas khusus bagi siswa yang cerdas, kelas remidi bagi para siswa yang lamban,
pengelompokan berdasarkan abilitas, pengelompokan informal (kelompok kecil dalam kelas),
supervisi periode individualisasi, memperkaya dan memperluas kurikulum, pelajaran pilihan
(elective subjects), diferensiasi pemberian tugas yang fleksibel, sistem tutorial (tutoring
system), pelajaran padat, bimbingan individual, modifikasi metode-metode mengajar.

b.3 Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Guru bertugas menumbuhkembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, artinya
bahwa sikap dan kebiasaan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh guru. Semakin intensif guru
memberikan bimbingan/bantuan, arahan, dan semakin tinggi motivasi belajarnya, maka siswa
akan memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Peserta didik yang memiliki motivasi
belajar yang lebih tinggi lebih baik, maka akan memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang
baik dan akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang
motivasi belajarnya rendah (kurang baik), sikap maupun kebiasaan belajar yang kurang baik.
Demikian bahwa semakin tinggi motivasi dalam diri siswa untuk belajar, maka semakin
tinggi prestasi belajarnya. Maka dari itu guru dituntut peka akan masing-masing peserta
didik. Adapun upaya mengenali motivasi belajar peserta didik, pendidik dapat menggunakan
pembelajaran individual. Upaya pendidik menumbuhkan motivasi belajar:

1. Memberi angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka
yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angkanya baik akan mendorong
motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka
kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar
belajar lebih baik. Dengan pemberian angka-angka yang baik untuk siswa, bisa
menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk siswa yang bersangkutan.
2. Hadiah
Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu misalnya pemberian
hadiah kepada siswa yang mendapat atau menunjukan hasil belajar yang baik.
3. Pemberian tugas yang berbeda satu dengan yang lain

7
Sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting karena menumbuhkan
kesadaran kepada peserta didik betapa pentingnya tugas-tugas dan menerimanya
sebagai tantangan sehingga mereka bekerja keras. Dengan adanya tugas yang berbeda
dapat mengurangi peserta didik yang menyalin pekerjaan temannya.
4. Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan. Maka,
memberi ulangan adalah salah satu upaya sarana memotivasi siswa dalam belajar.
Tetapi yang harus diingat adalah guru jangan terlalu sering memberikan ulangan
karena dapat membuat siswa bosan karena terlalu sering dan bersifat rutinitas. Guru
juga harus terbuka, maksudnya jika akan diadakan ulangan harus diberitahukan
kepada siswanya.
5. Pujian
Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil
besar manfaatnya sebagai pendorong belajar, dengan pemberian pujian akan
menimbulkan rasa senang dan puas.
6. Pemberian hukuman
Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan
hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif apabila diberikan secara tepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-
prinsip pemberian hukuman

8
Bab III
Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Peserta didik memiliki perbedaan seperti potensi, minat, bakat, maupun motivasi
belajar. Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru untuk melayani perbedaan individual yang
terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah supaya siswa memiliki niatan dan
termotivasi untuk belajar. Dengan adanya niat dan motivasi belajar diharapkan ketika proses
belajar mengajar berlangsung, siswa tidak merasa kesulitan dalam menerima materi
pembelajaran yang diberikan guru. Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis
yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan dorongan untuk belajar demi
mencapai tujuan dari belajar tersebut. Untuk menyikapi perbedaan tersebut dibutuhkan model
pembelajaran yang dapat membantu pekerjaan peserta didik agar lebih terstrutur seperti
pembelajaran individual. Dengan melakukan ujian misalnya pendidik dapat melihat dari
angka yang didapatkan siswa agar mengetahui motivasi belajar siswa tersebut. Upaya
peningkatan motivasi belajar:

1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Pemberian tugas yang berbeda satu dengan yang lain
4. Memberi ulangan
5. Pujian
6. Pemberian hukuman

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian dan dapat menambah
wawasan kita mengenai peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui pembelajaran
individual.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan benar-benar memahami materi
peningkatan motivasibelajar peserta didik melalui pembelajaran individual. Karena materi ini
akan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang bagaimana melaksanakan peran
pendidik memberikan pembelajaran secara baik, tepat dan terarah. Pemahaman yang baik
mengenai hal itu, tentu akan memudahkan mahasiswa dalam mempraktekannya langsung
kepada peserta didik disekolah.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian demi
kesempurnaan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhani, Yulia Riski, dkk. 2020. Metode dan Teknik Pembelajaran Inovatif. Medan:
Yayasan Kita Menulis

Edli, Haffizah, dkk. 2015. Perbedaan Motivasi dan Keterampilan Belajar Peserta Didik
Berprestasi Tinggi dan Rendah Serta Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling.
4(1): 26-32

Mashi, Harbeng. 2015. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa. 5(1): 34-45

Permata, T. W. I, dan Rahayu D. S. 2019. Penerapan Program Pembelajaran Individual


Deangan Pendekatan Tutor Sebaya Pada Kompetensi Dasar Menerapan Lipatan Daun
dan Alas Hidangan Untuk Siswa Lamban Belajar di SMKN 8 Surabaya. 8(3): 288-
295

Sukirman. 2011. Peranan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar Dalam Rangka
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Metro. 1(1): 23-35

Rumhadi, Tri. 2017. Urgensi Motivasi Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Diklat
Keagamaan. 11(1): 33-41

Media Mahasiswa Indonesia. 2020. Rendahnya Kualitas Pendidikan.


https://mahasiswaindonesia.id/rendahnya-kualitas-pendidikan/. (diakses pada 20
Januari 2021)

file:///C:/Users/User/Downloads/BAB%20II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai