Anda di halaman 1dari 31

METODE PENGUMPULAN

DATA

Chapter 7 Banu Witono


Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan metode pengumpulan data primer dan sekunder serta sumbernya
2. Mengenal berbagai metode pengumpulan data
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan tiap metode
4. Merancang bentuk wawancara
5. Mendefinisikan observasi dan diskusikan bagaimana observasi dapat membantu
memecahkan masalah bisnis.
6. Menjelaskan masalah-masalah yang berhubungan dengan observasi partisipan dan
observasi terstruktur.
7. Membandingkan dan membedakan berbagai jenis kuesioner.
8. Merancang kuesioner untuk memanfaatkan variabel yang berbeda.
Jenis dan Sumber Data
 Data merupakan suatu fakta atau gambaran penelitian yang
dikumpulkan dan nantinya diolah sehingga menghasilkan
informasi yang berguna bagi suatu penelitian.
 Jenis Data
 Data primer: informasi yang diperoleh pertama kali oleh peneliti tentang
variabel-variabel yang diminati untuk tujuan penelitian tertentu.
◼ Sumber: individu, kelompok fokus, panel
 Data sekunder: informasi yang dikumpulkan dari sumber yang sudah ada.
◼ Sumber: arsip atau arsip perusahaan, publikasi pemerintah, analisis
industri yang ditawarkan oleh media, situs web, Internet, dan
sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
 Questionnaires:
 Kuesioner (angket) dapat dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya yang diserahkan secara pribadi, via email, melalui aplikasi internet (google
form dll)
 Interviews:
 Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka
(face to face), telepon, bantuan komputer dan media elektronik.
 Observation:
 Pengamatan terhadap objek penelitian baik individual atau peristiwa baik menggunakan videotape atau rekaman
audio
 Physical Measurement
 Pengumpulan data melalui pengukuran secara fisik
 Unobtrusive
 Tidak mengharuskan peneliti untuk berinteraksi dengan orang yang dia pelajari & memahami apa yang sebenarnya
dilakukan orang daripada apa yang mereka katakan atau lakukan (seperti dalam wawancara atau kuesioner).
QUESTIONNAIRES
Tujuan Penggunaan Kuesioner
Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang telah
dirumuskan sebelumnya yang dijawab oleh responden dengan tujuan:
1. Memperoleh informasi yang lebih relevan dengan tujuan penelitian

• Dalam menyusun kuesioner harus berdasarkan pada tujuan dan hipotesis


yang telah disusun sebelumnya atau berasal dari pertanyaan penelitian
yang terjabar dalam kisi-kisi penyusunan instrumen
2. Mengumpulkan informasi dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi
• Kuesioner yang disusun dan digunakan harus memiliki tingkat
reliabilitas dan validitas yang tinggi sehingga sebelum digunakan
dilapangan harus di ujikan terlebih dahulu reliabilitas dan
validitasnya.
Prinsip Disain Kuesioner
1. Prinsip susunan kata 2. Prinsip pengukuran
a. Isi & tujuan pertanyaan a. Kategorisasi
b. Pengkodean
b. Susunan kata dan
Bahasa c. Skala dan penyusunan skala
d. Validitas dan reliabilitas
c. Tipe & bentuk
pertanyaan
d. Urutan pertanyaan 3. Tampilan umum kuesioner
a. Penampilan kuesioner
e. Klasifikasi data atau
b. Panjang kuesioner
informasi pribadi
c. Perkenalan kepada responden
d. Intruksi pengisian
Tipe Kuesioner Dari Aspek Isinya
1. Pertanyaan fakta dan informasi
• Berkaitan dengan pengetahuan yang ingin diselidiki berupa fakta dan informasi,
spt: jumlah penduduk, jumlah keluarga, karakteristik social ekonomi individu,
informasi ttg karir dll
2. Pertanyaan pendapat dan sikap
• Pertanyaan tentang perasaan, kepercayaan, proposisi, nilai-nilai sebagai bentuk
dari pendapat dan sikap responden. Contoh: “bagaimana penilaian anda
mengenai pelaksanaan akuntabilitas pemda?”
3. Pertanyaan perilaku
• Pertanyaan yang mengacu pada perbuatan dan tindakan seseorang dalam suatu
aktivitas. Contoh: “Apakah anda melakukan pencatatan akuntansi setiap hari?”
Tipe Kuesioner Dari Aspek Cara Penyampaian
1. Kuesioner dibagikan secara langsung kepada responden
2. Kuesioner dikirimkan melalui surat
3. Kuesioner yang disebarkan melalui surat elektronik
Tipe Kuesioner dari Aspek Jenisnya
1. Kuesioner Tertutup
• Alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya memilih
dari alternatif yang sudah disediakan, spt: kuesioner dengan menggunakan skala
pengukuran
2. Kuesioner Terbuka
• Responden leluasa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan pandangan
dan kemampuan masing-masing
3. Kuesioner Gabungan (Tertutup dan Terbuka)
• Alternatif jawaban sebagian besar disediakan peneliti. Pada bagian akhir setiap
pertanyaan disediakan satu atau dua tempat jawaban yang dikosongkan untuk
memberikan kesempatan kepada responden yang memiliki jawaban selain yang
telah ditentukan oleh peneliti.
Bentuk Pertanyaan Kuesioner
 Pertanyaan yang disusun secara positif
 Contoh:
saya merasa mampu melaksanakan sejumlah hal
berbeda dalam pekerjaan
 Pertanyaan yang disusun secara negatif
 Pertanyaan negatif dibuat agar supaya responden tidak
merespon secara mekanis dalam menjawab pertanyaan
kuesioner guna menghindari terjadinya bias jawaban
 Contoh: saya merasa tidak mampu melaksanakan sejumlah hal
berbeda dalam pekerjaan
Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Kuesioner
1. Memastikan hubungan masalah, tujuan dan hipotesis/pertanyaan penlitian sudah
jelas
2. Formulasikan pertanyaan/butir soal dengan baik dan benar serta sesuai dengan
data yang dibutuhkan:
a. Gunakan bahasa yang baik dan benar sesuai kemampuan responden untuk menjawabnya
b. Nyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik
c. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang panjang dan kabur/ambigu
d. Hindari pertanyaan yang memiliki respon ganda
e. Hindari pertanyaan yang mengarahkan responden dalam menjawabnya
f. Hindari pertanyaan yang mengandung ingatan responden
g. Hindari pertanyaan yang bermuatan emosional dan sentimental
h. Setiap butir pertanyaan dinyatakan dengan ringkas, jelas dan utuh
INTERVIEW/WAWANCARA
Jenis Wawancara
 Jenis wawancara berdasarkan sifat wawancara
 Wawancara terstruktur
◼ Wawancara yang dilakukan ketika telah mengetahui informasi yang diperlukan
dengan memiliki daftar rencana pertanyaan.
 Wawancara tidak terstruktur
◼ pewawancara tidak memasuki setting wawancara dengan urutan pertanyaan yang
direncanakan untuk ditanyakan kepada responden.
 Jenis wawancara berdasarkan cara wawancara
 Wawancara secara tatap muka
 Wawancara melalui telpon
 Wawancara secara online
Kelebihan dan kekurangan Wawancara
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wawancara
1. Pewawancara 3. Materi pertanyaan
a. Kemampuan dan ketrampilan
mewawancarai a. Tingkat kesukaran materi yg
b. Kemampuan menerima dan merekan hasil ditanyakan
wawancara
c. Karakteristik social pewawancara b. Sensitivitas materi pertanyaan
d. Rasa percaya diri & motivasi yg tinggi 4. Situasi wawancara
e. Rasa aman yang dimiliki
2. Sumber informasi
a. Waktu pelaksanaan
a. Kemampuan menangkap pertanyaan b. Tempat pelaksanaan
b. Karakteristik social informan c. Keadaan lingkungan
c. Kemampuan utk menyatakan pendapat
d. Rasa aman dan percaya diri d. Sikap masyarakat
Aturan Umum Wawancara
1. Jaga penampilan dan sikap yang baik
2. Pewawancara hendaklah sudah terbiasa dengan model
pertanyaan yang akan disampaikan
3. Ikuti kata-kata dalam pertanyaan dengan tepat
4. Catat jawaban pertanyaan secara tepat dan benar
5. Bila jawaban belum jelas, gunakan teknik probing/menjaring,
yaitu menggali informasi lebih dalam sehingga mendapat
jawaban yang lebih spesifik, tepat dan makna yang lebih
jelas
Penyusunan Panduan Wawancara
1. Melakukan studi literatur untuk memahami dan menjernihkan masalah secara tuntas
• Menentukan domain yang mewakili masalah penelitian
• Mengidentifikasi informan secara lebih terinci
• Menentukan tipe wawancara yang akan digunakan
2. Menentukan bentuk pertanyaan wawancara
• Bentuk langsung/tidak langsung
• Khusus/tidak khusus
• Fakta/pendapat
• Pertanyaan/pernyataan
3. Menentukan isi pertanyaan wawancara
• Susun pertanyaan dalam urutan yang jelas
• Mulai dari pertanyaan fakta dan sederhana
• Pertanyaan yang kompleks dilakukan diakhir
• Hindari pertanyaan yang mengarahkan
Prosedur Wawancara
 Menentukan jadwal pertemuan dengan informan
 Ciptakan suasanya yang santai agar komunikatif tapi tetap focus pada
tujuan
 Tidak mengarahkan atau mendominasi pembicaraan
 Jangan menginterpretasikan suatu pertanyaan
 Ikuti urutan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah
disusun sebelumnya
 Jangan reaktif terhadap jawaban informan
 Tugas wawancara mengumpulkan informasi bukan memberi informasi
 Merekam atau mencatat dengan baik
 Mengucapkan terima kasih kepada informan atas bantuannya
OBSERVATION
Metode Observasi
 Metode observasi paling cocok untuk penelitian yang
membutuhkan data deskriptif non-self-report; yaitu, ketika
perilaku harus diperiksa tanpa bertanya langsung kepada
responden sendiri.
 Data observasi kaya dan tidak terkontaminasi oleh bias
laporan diri.
 Namun, metode observasi juga memakan waktu dan
menantang dalam banyak hal lain.
 Pengamatan menyangkut pengamatan yang direncanakan,
pencatatan, analisis, dan interpretasi perilaku, tindakan, atau
peristiwa
Empat Dimensi Kunci Yang Menjadi Karakterisasi Jenis
Observasi
1. Studi observasi terkontrol versus tidak terkontrol
 Pengamatan terkontrol terjadi ketika penelitian observasional dilakukan dalam kondisi yang
diatur dengan cermat.
 Pengamatan yang tidak terkontrol adalah teknik pengamatan yang tidak berusaha untuk
mengontrol, memanipulasi, atau mempengaruhi situasi. Peristiwa berjalan dengan
sendirinya dan peneliti mengamati peristiwa ini tanpa mengganggu pengaturan kehidupan
nyata.
2. Observasi partisipan versus non partisipan
 Pada observasi nonpartisipan, peneliti tidak pernah terlibat langsung dalam tindakan para
aktor, tetapi mengamatinya dari luar cakrawala visual aktor, misalnya melalui cermin satu
arah atau kamera.
 Observasi partisipan adalah pendekatan yang sering digunakan dalam studi kasus, studi
etnografi, dan studi teori dasar. Dalam observasi partisipan peneliti mengumpulkan data
dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari kelompok atau organisasi yang diteliti.
3. Studi observasi terstruktur versus tidak terstruktur
❑ Studi observasi terstruktur, di mana pengamat memiliki seperangkat kategori aktivitas atau
fenomena yang telah ditentukan yang direncanakan untuk dipelajari. umumnya bersifat
kuantitatif.
❑ Pengamatan tidak terstruktur pada akhirnya dapat mengarah pada serangkaian hipotesis
tentatif yang diuji dalam penelitian selanjutnya yang bersifat deduktif. Pada awal studi,
mungkin juga pengamat tidak memiliki gagasan pasti tentang aspek tertentu yang perlu
difokuskan. Ini adalah penelitian yang lebih eksploratif dan kualitatif.
4. Pengamatan terselubung versus tidak terselubung
❑ Penyembunyian observasi berkaitan dengan apakah anggota kelompok sosial yang diteliti
diberitahu bahwa mereka sedang diselidiki. Keuntungan utama dari observasi tersembunyi
adalah bahwa subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh kesadaran bahwa mereka sedang
diobservasi.
❑ Pengamatan yang tidak disembunyikan lebih menonjol, mungkin mengganggu keaslian
perilaku yang diteliti. Informan mengetahui bahwa mereka sedang diamati/diobservasi
Karakteristik Catatan Lapangan Yang Baik
 Catatan lapangan yang bagus:
 gunakan kutipan yang tepat jika memungkinkan;
 menggunakan nama samaran untuk melindungi kerahasiaan;
 mendeskripsikan aktivitas sesuai urutan terjadinya;
 memberikan deskripsi tanpa menyimpulkan makna;
 menyertakan informasi latar belakang yang relevan untuk
menempatkan acara tersebut;
 pisahkan pemikiran dan asumsi seseorang dari apa yang
sebenarnya diamati;
 Catat tanggal, waktu, tempat, dan nama peneliti pada setiap set
catatan.
Saran Untuk Melakukan Observasi
1. Bersikaplah tidak mengganggu dalam tindakan Anda.
2. Biasakan diri dengan pengaturan sebelum mengumpulkan jenis data lainnya.
3. Bersikaplah toleran terhadap ambiguitas: ini termasuk bersikap adaptif dan fleksibel.
4. Perhatikan, dan bergantian antara lebar (pandangan situasi keseluruhan) dan sempit (pemfokusan pada
satu orang, aktivitas, atau interaksi) perspektif.
5. Perhatikan interaksi dalam pengaturan: siapa yang berbicara dengan siapa, siapa yang dihormati, dan
bagaimana keputusan dibuat.
6. Dengarkan baik-baik percakapan, cari kata-kata kunci dalam percakapan, dan tuliskan ini segera ingatkan
kembali percakapan tersebut.
7. Berkonsentrasilah pada ucapan pertama dan terakhir dari sebuah percakapan, karena ini paling mudah
diingat.
8. Menjadi perhatian untuk waktu yang lama sulit; perhatikan terus menerus. Manfaatkan momen perhatian.
9. Kerja lapangan sering kali melibatkan lebih dari sekadar observasi. Mungkin juga melibatkan wawancara
(informal) dan wawancara terstruktur, seperti kuesioner.
10. Bertekadlah dan percayalah pada diri sendiri.
Skema Pengkodean Pada Observasi
 Pengembangan skema pengkodean merupakan aspek penting dari observasi
terstruktur. Skema pengkodean berisi kategori yang telah ditentukan untuk merekam
apa yang diamati.
 Pertimbangan berikut harus dipertimbangkan sehubungan dengan pembangunan
skema pengkodean.
 Fokus. Dari skema pengkodean harus jelas apa yang harus diamati.
 Tujuan. Skema pengkodean dan kategori harus membutuhkan sedikit kesimpulan atau
interpretasi dari peneliti. Panduan yang jelas dan definisi kategori yang rinci akan
membantu pengamat untuk membuat kode secara objektif peristiwa, tindakan, dan
perilaku.
 Kemudahan penggunaan. Skema pengkodean yang baik mudah digunakan.
 Saling eksklusif dan menyeluruh. Kategori dalam skema pengkodean harus saling eksklusif
dan menyeluruh. Kategori saling eksklusif jika tidak ada kategori yang tumpang tindih satu
sama lain. Skema pengkodean yang secara kolektif lengkap mencakup semua
kemungkinan (misalnya, semua peristiwa, tindakan, dan perilaku yang relevan) sehingga
selalu memungkinkan untuk membuat kode
Kelebihan dan Kekurangan Observasi
 Salah satu kelebihan utama dari observasi adalah
keterusterangannya. Keuntungan lain dari observasi
adalah bahwa dimungkinkan untuk mengamati
kelompok individu tertentu yang informasinya mungkin
sulit diperoleh.
 Kekurangan dari studi observasional adalah reaktivitas,
bias pengamat, dan memakan waktu, membosankan
dan mahal.
Etika Dalam Pengumpulan Data
1. Informasi yang diperoleh merupakan rahasia dan harus menjaga privasi informan/responden
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada
subjek. Tujuan penelitian harus dikemukakan kepada informan/responden
3. Tidak menanyakan/memcampuri urusan pribadi responden
4. Tidak boleh melanggar harga diri dan kehormatan responden
5. Tidak boleh memaksa responden untuk terlibat dalam survey penelitian
6. Pengamat nonpartisipan tidak boleh terlibat dalam aktivitas informan
7. Dalam studi laboratorium, responden harus diberitahu sepenuhnya mengenai alasan dilakukan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi
8. Responden/informan tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka secara
fisik dan mental
9. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yag
dikumpulkan selama studi
Pendalaman Materi
1. Jelaskan manfaat dari masing-masing metode pengumpulan data
(kuesioner, wawancara dan observasi) dan digunakan pada
pendekatan metode penelitian apa sebaiknya menggunakan masing-
masing metode pengumpulan data tersebut?
2. Buatlah ringkasan dalam bentuk tabel masing-masing kelebihan dan
kekurangan dari metode kuesioner, wawancara dan observasi
3. Mengapa dalam observasi dibutuhkan adanya skema pengkodean?
4. Mengapa peneliti harus memperhatikan etika dalam pengumpulan
data?

Anda mungkin juga menyukai