Anda di halaman 1dari 25

9.

MERANCANG KUESIONER

Mahasiswa dapat menerapkan teknik yang baik dan


benar dalam merancang kuesioner
Keunggulannya antara lain:
Dapat dipersiapkan secara matang
Pernyataan sistematik dan teliti
Tidak memerlukan kehadiran peneliti
Dapat dijawab responden menurut waktu senggang atau
kecepatan masing-masing
Dapat dibuat anonim

Kerugiannya:
Bersifat umum, kaku, tidak mendalam, tidak dapat menangkap
suasana khusus
Responden sering tidak teliti dan lengkap dalam menjawab
Responden terlambat atau bahkan tidak mengembalikan
TAHAPAN PELAKSANAAN
SURVEY
Tahap 1 Persiapan instrumen survey
Menyusun hipotesis
Menentukan jenis survey (pos, wawancara, telepon)
Menulis pertanyaan survey
Menentukan kategori respon
Merancang layout

Tahap 2 Uji Pendahuluan


Merencanakan cara menyimpan data
Uji pendahuluan instrumen survey

Tahap 3 Sampling
Menentukan populasi target
Menentukan kerangka sampling
Menentukan ukuran sampel
Memilih sampel
TAHAPAN PELAKSANAAN
SURVEY
Tahap 4 Survey
“Menemui” responden
”Melakukan” wawancara
Merekam data

Tahap 5 Pengolahan Data


Memasukkan data ke dalam komputer
Cek ulang semua data
Melakukan analisis statistik

Tahap 6 Penyajian/Pelaporan
Menjelaskan metode dan temuan dalam pelaporan
Menyajikan temuan untuk memperoleh masukan
MERANCANG KUESIONER

FORMAT UMUM
Responden melingkari pilihan jawaban
Responden memberi tanda cek: harus
diberi tempat seperti [ ] atau ( )
Sebaiknya jangan minta responden
memberi tanda silang
PRINSIP PENULISAN KUESIONER
YANG BAIK
1. Hindari jargon, slang, dan singkatan
2. Hindari kata bermakna ganda, kata yang membingungkan, atau kata yang
meragukan
3. Hindari bahasa yang emosional dan dapat memunculkan bias. Gunakan
bahasa yang netral
4. Hindari pertanyaan yang bersifat double-barreled (pertanyaan terkait dua
atau lebih isu)
5. Hindari pertanyaan yang menuntun
6. Hindari pertanyaan yang tidak mungkin dijawab responden (karena
responden tidak memiliki pengetahuan yang cukup; karena bentuk
pertanyaan tidak sesuai dengan kelompok target; atau karena bukan
mengenai diri responden)
7. Hindari premis yang menyesatkan
8. Hindari pertanyaan mengenai rencana ke depan responden atas dasar
sebuah situasi yang hipotetis karena tidak dapat digunakan untuk menyusun
prediksi
9. Hindari kata negatif dalam pertanyaan negatif (double negatives)
ISI PERTANYAAN
Pertanyaan faktual/karakteristik
karakteristik yang bisa diperiksa ulang secara terpisah
biasanya berupa informasi obyektif mengenai latar belakang responden
bisa juga berupa informasi mengenai kehidupan responden
meski mudah, tapi tetap perlu definisi yang jelas

Sikap/Pendapat/Opini
ekspresi verbal mengenai preferensi, perasaan, atau maksud perilaku
responden
tidak dapat diukur dari hanya satu pertanyaan
harus hati-hati dalam menerjemahkan penggunaan kata/istilah

Kebiasaan/Perilaku
ekspresi dalam bentuk tindakan yang dilakukan responden
dapat diperiksa ulang jika ada saksi atau bukti
tidak dapat diukur dari hanya satu pertanyaan
ISI PERTANYAAN
Harapan
apa yang akan dilakukan oleh responden dalam waktu tertentu di masa
depan
tidak dapat diverifikasi
berguna untuk penelitian longitudinal

Informasi/pengetahuan tertentu
dapat menjelaskan tingkat pengetahuan responden mengenai sesuatu
biasanya digunakan untuk seleksi responden
perlu dicek ulang dengan pertanyaan lain untuk menilai konsistensi jawaban
dapat digunakan untuk membantu mengukur hal lain (opini dll)

Persepsi diri
ekspresi dalam bentuk verbal mengenai diri responden
tidak dapat diverifikasi
dapat menjelaskan jawaban pertanyaan lain (konfirmasi)
BENTUK PERTANYAAN
Bagaimana memilih bentuk pertanyaan
1. Pertimbangkan tujuan kuesioner
Pertanyaan terbuka: jika hendak menelaah proses
Pertanyaan tertutup: jika hendak mendorong responden untuk menjelaskan pandangan secara
eksplisit

2. Pertimbangkan tingkat pengetahuan responden mengenai topik pertanyaan


Pertanyaan terbuka: ada peluang untuk menilai pengetahuan responden
Pertanyaan tertutup: tidak ada peluang untuk menilai pengetahuan responden

3. Bagaimana kemungkinan responden mempertimbangkan topik


Pertanyaan terbuka: baik untuk responden yang belum menentukan opininya
Pertanyaan tertutup: kemungkinan responden membuat pilihan yang tidak sepenuhnya sesuai
dengan opini yang sesungguhnya

4. Kemudahan untuk menjawab


Pertanyaan terbuka: perlu kehendak komunikasi lebih dari responden, responden sering menolak
menjawab
Pertanyaan tertutup: responden tidak perlu motivasi lebih untuk berkomunikasi, respon lebih
terbatas
 Ada berapa bentuk pertanyaan yang biasanya dapat digunakan dalam
kuesioner?
 Terdapat 8 jenis pertanyaan: pernyataan, daftar, jawaban ya/tidak, pernyataan
setuju/tidak setuju, set pilihan, peringkat, derajat persetujuan (Skala Likert),
perbedaan semantik
PANJANG KUESIONER
Tidak ada kriteria yang baku mengenai seberapa panjang atau seberapa
banyak pertanyaan yang dapat dimuat dalam sebuah kuesioner, terlebih
karena panjangnya ini tergantung dari cara kuesioner disebarkan. Secara
umum dinyatakan bahwa jika survey dilakukan dengan wawancara
langsung atau diisi langsung oleh responden di tempat, maka sebaiknya
kuesioner dapat diisi tidak lebih dari 30 menit. Jika responden sedang
bergerak (di tempat umum, dll), maka kuesioner sebaiknya dapat diisi
tidak lebih dari 20 menit. Czaja & Blair (1995) menyarankan agar:
Lembar kuesioner antara 6 sampai 8 halaman
Kategori respon hendaknya diberi nomor atau huruf untuk
memudahkan responden melingkari
Beri ruang yang cukup antar kategori jawaban agar responden dapat
melingkari jawaban yang dimaksudkan tanpa mengenai jawaban lain;
atur jawaban kategori secara vertikal
Beri instruksi secara singkat mengenai cara menjawab pertanyaan,
sebaiknya tidak lebih dari dua kalimat, namun jelas
Gunakan jenis huruf yang berbeda untuk pertanyaan, jawaban, dan
tulisan lainnya (judul bagian, dll)
Gunakan tanda panah untuk pertanyaan bertaut
INSTRUMEN SURVEY

Topik Survey
 Sebaiknya peneliti menjelaskan apa yang hendak
dicapai oleh peneliti dengan melakukan survey
tersebut. Penjelasan tersebut dimaksudkan agar
responden tidak menduga-duga atau mengharapkan
hasil tertentu. Diharapkan juga dengan pemahaman
tersebut responden bersedia menjawab kuesioner
dengan benar dan lengkap.

Instruksi
 Instruksi awal memperkenalkan responden dengan
maksud kuesioner secara umum
 Instruksi pengisian kuesioner perlu diberikan di setiap
awal bagian
 Instruksi diberikan secara jelas, spesifik, dan runtut
INSTRUMEN SURVEY
Menyusun urutan pertanyaan
 Urutan pertanyaan dapat menentukan bagaimana responden akan menanggapi pertanyaan (dan kuesioner secara keseluruhan)
 Urutan pertanyaan dapat mempengaruhi kehandalan respon
 Pertanyaan faktual mengenai latar belakang responden sebaiknya diletakkan di bagian akhir kuesioner
 Perhatikan juga urutan pilihan jawaban

Urutan Terowongan
 Pertanyaan berikutnya berkait dengan pertanyaan sebelumnya
 Lingkup pertanyaan makin sempit
 Dapat membantu responden menjawab semakin spesifik
 Dapat menghindari perangkap praduga

Urutan Terowongan Terbalik


Pertanyaan dimulai dengan hal spesifik dilanjutkan pertanyaan yang semakin umum
Berguna untuk menangkap perhatian responden

Kelengkapan lain
Sebaiknya kuesioner memuat hal-hal berikut:
Sponsor, jika ada, atau institusi untuk menegaskan status surveyor
Pernyataan bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan jawaban
Pernyataan kesediaan responden untuk mengisi kuesioner
Ucapan terima kasih (dapat diletakkan di halaman depan/sampul atau di bagian paling akhir)
Nomor kuesioner, untuk monitoring dan kontrol peneliti
Kotak untuk kode dan pengkodean
PRETESTING
 Pretesting dimaksudkan untuk memperbaiki rancangan survey dan pelaksanaan survey.
Pretest dilakukan untuk menguji sampel, memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi kuesioner, menilai respon terhadap setiap item pertanyaan, menilai apakah
pertanyaan handal dan valid, memperkirakan bias yang mungkin terjadi, dan kemungkinan
pengkodean data untuk keperluan penyimpanan data.
 Ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam tahap pretesting, tergantung dari tujuan
dilakukannya pretesting tersebut. Pada tahap awal, tujuan dari pretest adalah untuk
memperoleh umpan balik mengenai item dalam kuesioner. Oleh karena itu biasanya item
ini diuji secara informal (kepada teman atau keluarga) dan secara formal (kepada kelompok
responden target). Uji secara informal dapat memberikan masukan atau umpan balik yang
berguna karena “responden” dapat langsung memberikan tanggapannya. Sementara itu uji
yang bersifat formal berguna untuk dapat memperkirakan respon sesungguhnya.Tidak ada
jumlah yang pasti untuk responden dalam pretest, karena jumlah tersebut tergantung
kepada keputusan peneliti, meskipun beberapa item yang diukur dengan cara tertentu
membutuhkan alat bantu statistik dalam penghitungan kelayakannya.
 Jika kuesioner yang diujikan tidak memiliki kesalahan (dapat langsung digunakan untuk
survey sesungguhnya), maka responden formal dalam pretes dapat dihitung sebagai
responden dalam survey. Jika kuesioner perlu direvisi, maka responden pretes sebaiknya
tidak dipilih lagi sebagai responden dalam survey.
MENGHINDARI BIAS
Memperjelas pertanyaan
Menggunakan kata yang umum dan memiliki makna yang sama untuk semua orang
Penggunaan istilah spesifik diberi penjelasan tambahan

Perhatikan set respon


kecenderungan untuk menjawab semua pertanyaan ke arah tertentu tanpa memperhatikan isi pertanyaan

Perhatikan cara bertanya


hindari pertanyaan yang menuntun
hindari penggunaan kata yang berkonotasi tertentu
perhatikan bahwa responden akan berusaha menjawab sesuai dengan norma

Pertanyaan yang sulit dijawab


Karena sifatnya sensitif
Pertanyaan tentang perilaku yang tidak biasa
gunakan pertanyaan yang tidak terlalu langsung, penjelasan panjang lebih bisa diterima
atau gunakan pertanyaan pemancing

Pertanyaan berganda
Hindari dua pertanyaan atau lebih dalam satu nomor pertanyaan
TAHAPAN DALAM MENYIAPKAN KUESIONER
(Sudman & Bradburn, 1985)
1. Tentukan informasi yang dibutuhkan (konstruk variabel indikator  parameter)
2. Lakukan penelusuran arsip atau studi terdahulu untuk melihat bentuk pertanyaan dan skala yang sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan
3. Buat pertanyaan baru atau revisi pertanyaan yang sudah diperoleh dari studi lain
4. Susun pertanyaan tersebut
5. Susun kuesioner sesuai format yang baik
6. Susun rencana pengkodean dan lembar entri data
7. Minta evaluasi dari sejawat
8. Revisi draft dan ujikan kepada teman, keluarga, rekan
9. Siapkan instruksi bagi pewawancara untuk uji pendahuluan
10. Lakukan uji pendahuluan kepada sejumlah kecil responden (20 sampai 50 responden), lakukan revisi jika
ditemui masalah
11. Minta masukan dari pewawancara dan responden, sedapat mungkin dalam bentuk tertulis
12. Buang pertanyaan yang tidak memberikan jawaban yang bervariasi antar responden, atau yang sekiranya tidak
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
13. Revisi pertanyaan yang menimbulkan kesulitan
14. Lakukan uji lagi
15. Siapkan instruksi akhir, revisi lagi jika masih ditemui masalah
16. Selama survey berlangsung, tetaplah waspada terhadap masalah baru yang mungkin muncul atau tidak
terdeteksi sebelumnya
17. Setelah survey usai, lakukan telaah terhadap laporan para surveyor, serta rundingkan dengan para surveyor
dan peng-entri data jika ada kemungkinan masalah yang dapat mempengaruhi analisis selanjutnya
18. Gunakan pengalaman ntukan informasi selama survey sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya.
JADI, APA YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN JIKA MEMILIH
METODE SURVEY DAN MERANCANG KUESIONER?

1. Waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti


2. Apa yang ingin diketahui aspek variabel
3. Bagaimana mengukur hal yang ingin diketahui
(parameter/ item)
4. Seberapa luas cakupan geografis responden
5. Siapa yang menjadi responden, bagaimana
memilih responden
6. Bagaimana cara bertanya: memilih kata (wording),
bentuk pertanyaan, urutan pertanyaan
7. Seberapa panjang kuesioner yang akan
disebarkan
8. Alat analisis statistik yang akan digunakan

Anda mungkin juga menyukai