Anda di halaman 1dari 18

PERANCANGAN KUESIONER

DAN FORMULIR
Antonius Ari Yanto Fi, SE
16071000006
Defenisi dan Tujuan Kuesioner
Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diformulasikan
untuk mendapatkan informasi dari responden.
Tujuan Kuesioner : (1) Menterjemahkan informasi yang diperlukan
ke dalam serangkaian pertanyaan spesifik yang dapat dan akan
dijawab responden, (2) Menguatkan, memotivasi dan mendorong
responden untuk terlibat dalam wawancara, untuk bekerjasama dan
untuk menyelesaikan tanya jawab, (3) Meminimalkan kesalahan
respon.
Proses Perancangan Kuesioner
1. Tentukan informasi yang dibutuhkan
2. Tentukan metode wawancara
3. Tentukan kandungan masing-masing pertanyaan
4. Rancang pertanyaan untuk mengatasi
ketidakmampuan dan ketidaksediaan responden
menjawab
5. Buat keputusan mengenai struktur pertanyaan
6. Tentukan susunan kata dari pertanyaan
7. Urutkan pertanyaan dalam urutan yang sesuai
8. Identifikasi formulir dan layout
9. Perbanyak kuesioner
10. Uji coba kuesioner
Tentukan Informasi Yang Dibutuhkan
Untuk memastikan lebih jauh bahwa informasi yang
diperoleh sepenuhnya menjawab seluruh komponen
pertanyaan, peneliti harus menyiapkan serangkaian tabel
dummy.
Tabel dummy adalah tabel kosong yang digunakan untuk
mengkatalogkan data. Tabel dummy menguraikan
bagaimana analisis akan disusun jika data telah terkumpul.
Jenis Metoda Wawancara
1. Wawancara Personal
2. Wawancara Telepon
3. Wawancara Berbantuan Komputer (CAPI dan CATI)

Kandungan Masing-Masing Pertanyaan


1. Jika data yang dihasilkan dari pertanyaan tidak
mempunyai kegunaan yang memuaskan, maka
pertanyaan tersebut harus dihilangkan.
2. Tidak boleh ada pertanyaan Barel Ganda yaitu dua
atau lebih pertanyaan digabung menjadi satu.
Mengatasi Ketidakmampuan Menjawab
Faktor yang membatasi ketidakmampuan menjawab responden : tidak mempunyai
informasi, mungkin tidak ingat, mungkin tidak mampu untuk mengungkapkan
jenis-jenis tanggapan tertentu.
Akibatnya : kesalahan menghilangkan, telescoping dan kesalahan kreasi.
Penghilangan (Omission) adalah ketidakmampuan untuk mengingat peristiwa
yang sebenarnya terjadi.
Telescoping terjadi ketika seseorang meringkas waktu dengan mengingat
peristiwa yang terjadi lebih baru daripada waktu kejadian sesungguhnya.
Kesalahan kreasi terjadi jika responden mengingat peristiwa yang sebetulnya
tidak terjadi.
Kemampuan mengingat dipengaruhi oleh : (1)
Peristiwa itu sendiri, (2) Waktu yang telah berlalu
sejak peristiwa tersebut, (3) Hadir atau tidak hadirnya
kejadian yang akan membantu daya ingat.
Untuk membantu responden mengungkapan
tanggapan mereka, maka responden harus diberi
bantuan seperti gambar, peta dan uraian.
Cara meningkatkan kesediaan responden : (1)
Tempatkan informasi sensitif pada bagian akhir
kuesioner, (2) Dahului pertanyaan dengan pernyataan
bahwa perilaku yang sedang ditanyakan merupakan
hal yang biasa.
Memilih Stuktur Pertanyaan
1. Pertanyaan Tidak Terstruktur
Pertanyaan tidak terstruktur adalah pertanyaan terbuka yang dijawab
responden dengan kata-kata mereka sendiri.
Kelebihan pertanyaan tidak terstrukur : responden mampu
mengungkapkan sikap umum dan pendapat yang dapat membantu
peneliti menginterpretasikan tanggapan mereka, sehingga berguna dalam
riset eksploratif.
Kelemahan pertanyaan tidak terstruktur : potensi bias pewawancara
tinggi, peng-kode-an tanggapan mahal dan memakan banyak waktu.
2. Pertanyaan Terstruktur
Pertanyaan terstruktur menentukan secara spesifik
alternatif tanggapan dan bentuk tanggapan. Dapat berupa :
pilihan majemuk, dikotomis atau skala.
Dalam pertanyaan majemuk, peneliti memberikan pilihan
jawaban dan responden diminta memilih satu atau lebih
alternatif yang tersedia beserta pilihan alternatif lainnya.
Pertanyaan dikotomis hanya mempunyai dua alternatif
tanggapan : ya atau tidak, setuju atau tidak setuju dan
dilengkapi dengan alternatif yang netral seperti : tidak
ada pendapat, tidak tahu, dua-duanya atau tidak
satupun.
Penetapan skala adalah penciptaan rangkaian kesatuan
yang di situ obyek diukur dan ditempatkan.
Memilih Susunan Kata Untuk Pertanyaan
Susunan kata pertanyaan adalah terjemahan dari kandungan dan struktur
pertanyaan yang diharapkan dapat dimengerti dengan jelas dan mudah
oleh responden.
Caranya :
1. Defenisikan Pokok Permasalahan
5W + 1H : Who, What, When, Where, Why dan How
2. Gunakan Kata-Kata Sederhana
Kata-kata yang digunakan harus sesuai dengan tingkat kosa kata
responden.
3. Hindari Kata-Kata Yang Mendua
Tidak menggunakan kata-kata yang mendua, seperti :
biasanya, secara normal, seringkali, secara teratur,
sesekali dan kadang-kadang.
Pedoman memutuskan pilihan kata : (1) Apakah kata ini
bermakna apa yang dimaksudkan?, (2) Apakah kata ini
mempunyai arti lain?, (3) Jika ya, apakah konteks membuat
makna yang kita maksudkan jelas?, (4) Apakah kata ini
mempunyai beberapa cara pengucapan?, (5) Apakah ada
kata lain yang mempunyai cara pengucapan yang sama
yang mungkin dapat membingunkan?, (6) Apakah ada kata
atau frase lain yang disarankan?
4. Hindari Pertanyaan Yang Mengarahkan atau Pertanyaan Yang Bias
Pertanyaan yang mengarahkan adalah pertanyaan yang memberi petunjuk (clue) ke
responden jawaban apa yang diinginkan atau membawa responden untuk menjawab
dengan cara tertentu.
5. Hindari Pilihan Tersirat
Pilihan tersirat adalah jawaban yang tidak dinyatakan dalam pertanyaan.
6. Hindari Asumsi Tersirat
Asumsi tersirat adalah dugaan yang tidak dinyatakan dalam pertanyaan.
7. Hindari Generalisasi dan Perkiraan
Pertanyaan harus spesifik, tidak umum dan susunan kata tidak bersifat generalisasi atau
perkiraan.
8. Gunakan Pernyataan Positif atau Pernyataan Negatif
Digunakan untuk mendapatkan derajat persetujuan atau ketidak setujuan responden.
Menentukan Urutan Pertanyaan
Pertanyaan yang meminta pendapat responden dapat merupakan
pertanyaan pembuka yang baik karena sebagian besar orang
senang mengungkapkan pendapat mereka.
Jenis pertanyaan yang diperoleh dalam kuesioner dapat
diklasifikasikan menjadi : (1) Informasi dasar, berhubungan
langsung dengan masalah riset, (2) Informasi klasifikasi, terdiri
dari klasifikasi sosial ekonomi dan demografis. Digunakan untuk
mengklasifikasikan responden dan memahami hasil, (3) Informasi
identifikasi, mencakup nama, alamat dan nomor telepon.
Pertanyaan umum harus mendahului pertanyaan khusus (funnel
aproach), pertanyaan yang sulit atau sensitif harus ditempatkan
di bagian akhir dan pertanyaan harus diajukan dengan urutan
yang logis.
Bentuk dan Layout
Format, spasi dan penempatan pertanyaan dapat membantu
dampak yang signifikan pada hasil.
Pertanyaan pada bagian atas halaman, menerima perhatian
lebih besar dibandingkan pertanyaan yang ditempatkan di
bagian bawah.
Kuesioner harus dibagi menjadi beberapa bagian dan diberi kode
awal.
Setiap pertanyaan harus diberi nomor.
Reproduksi Kuesioner
Kuesioner harus diperbanyak menggunakan kertas bermutu tinggi dan
mempunyai tampilan yang profesional.
Jika kuesioner terdiri dari beberapa halaman, kuesioner sebaiknya berbentuk
buklet ketimbang sejumlah lembaran lepas yang dijepit atau distaple.
Setiap pertanyaan harus diperbanyak pada satu halaman (atau pada dua
halaman) dan menghindari pemisahan sebuah pertanyaan dengan kategori
tanggapannya.
Kolom tanggapan vertikal sebaiknya digunakan untuk masing-masing
pertanyaan.
Hindari pertanyaan yang terlalu terumpul dengan hanya sedikit ruang kosong
diantara pertanyaan.
Petunjuk atau instruksi masing-masing pertanyaan harus ditempatkan sedekat
mungkin dengan pertanyaan.
Jika diperlukan, gunakan peng-kode-an berwarna untuk pertanyaan bercabang.
Kuesioner harus lebar, jelas, dicetak dengan kualitas yang baik sehingga mudah
dibaca dan tidak menyusahkan.
Uji Coba Kuesioner atau Pengujian Awal
Pengujian awal adalah pengujian kuesioner pada sampel kecil responden
untuk mengidentifikasi dan menghilangkan masalah potensial.
Responden dalam uji awal = responden dalam survey sebenarnya atau
diambil dari populasi yang sama.
Uji awal sebaiknya dilakukan melalui wawancara personal dan penggunaan
kuesioner untuk mengungkap permasalahan.
Lakukan Analisis protokol dan pengarahan akhir (debriefing).
Membetulkan kuesioner untuk masalah yang diidentifikasi selama
pengujian awal (direvisi).
Tanggapan yang diperoleh dari uji awal, harus diberi kode dan dianalisis
Etika Dalam Riset Pemasaran
Kuesioner tidak boleh terlalu panjang.
Tidak boleh mengajukan pertanyaan yang terlalu sensitif (jika
diperlukan, pertanyaan sensitif harus mendapat perhatian
khusus).
Tidak boleh mengkombinasikan pertanyaan lebih dari satu klien
dalam kuesioner yang sama (piggybacking).
Tidak boleh membiarkan pertanyaan atau pernyataan bias yang
ada di kuesioner.
Kuesioner harus diadaptasi dengan lingkungan budaya yang ada
dan tidak boleh dipaksanakan menurut budaya seseorang.
Internet dan komputer (SPSS) dapat digunakan untuk membantu
peneliti mendesain kuesioner yang baik.

Anda mungkin juga menyukai