^^
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
MENGGUNAKAN KUESIONER
{ June 14, 2009 @ 9:23 am } { Metodologi Penelitian }
Salah satu teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner atau
lebih dikenal sebagai angket. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh
responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Penggunaan angket merupakan hal
pokok pada penelitian survei untuk pengumpulan data.
Secara umum isi dari kuesioner dapat berupa:
1) Pertanyaan tentang fakta
Fakta yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang berhubungan dengan responden,
seperti umur, pendidikan, agama. Informasi yang diketahui oleh responden juga
dikategorikan dalam fakta.
2) Pertanyaan tentang pendapat
Menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3) Pertanyaan tentang persepsi diri
Mengenai cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam
hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.
Dalam membuat pertanyaan untuk angket setidaknya ada delapan hal yang harus
diperhatikan:
1) Jangan gunakan perkataan sulit
2) Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum
3) Hindarkan pertanyaan yang ambigu
4) Jangan gunakan kata yang samar-samar
5) Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
6) Hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi
7) Jangan membuat pertanyaan yang melakukan responden
8) Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan
Jika dikaitkan dengan leluasa tidaknya responden memberikan jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan, pertanyaan dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1) Pertanyaan tertutup
Kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak
diberi kesempatan memberikan jawaban lainnya.
2) Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas
memberikan jawaban.
3) Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
mengandung dua pengertian yang berbeda atau yang biasa disebut pertanyaan dua
makna (double-barreled question). Jenis pertanyaan dua makna tersebut
mengandung makna yang ambigu. Contohnya Apakah produk body lotion The
Body Shop menggunakan bahan yang alami dan harga yang murah?. Pertanyaan
ini memberikan informasi yang ambigu, karena terdapat dua hal pertanyaan
tersebut, yaitu bahan yang digunakan dan harga. Responden juga akan sulit
menjawab pertanyaan ini.
Langkah keempat, membuat pertanyaan yang membuat responden mampu
atau ingin menjawab. Jenis pertanyaan yang sesnsitif akan menyulitkan responden
untuk menjawab kuesioner tersebut. Sehingga apabila peneliti menemukan
beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab, sebaiknya peneliti bersedia
membantu responden dengan menjelaskan maksud pertanyaan tersebut. Oleh
karena itu, peneliti harus menjelaskan tujuan penelitian di pada kata pengantar di
kuesioner. Kemudian, pertanyaan yang sensitif diletakkan dibagian akhir
kuesioner penelitian (Malhotra, 2012: 338).
Langkah kelima, menyusun struktur pertanyaan. Jenis pertanyaan dapat
disusun terstruktur dan tidak struktur. Pertanyaan terstruktur merupakan jenis
pertanyaan yang sudah tersusun dalam suatu format sehingga memudahkan
responden untuk menjawabnya. Jenis pertanyaan tersebut dapat berupa pilihan
berganda, atau hanya dua pilihan (pertanyaan dikotomi ya atau tidak), atau
pertanyaan berjenjang (a scale question). Sedangkan, jenis pertanyaan tidak
terstruktur merupakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden
menjawab dengan kata-kata sendiri (Malhotra, 2012: 339). Jenis pertanyaan yang
kuesioner,
menurut
urutan
pertanyaan
tersebut,
peneliti