Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTEK KULIAH LAPANGAN DAN STUDI

PENGEMBANGAN WAWASAN
(Magelang – Yogyakarta – Semarang – Wonosobo)

Kelompok 25
Disusun Oleh :
Adinda Putri Permatasari 1501025007
Ahmad Syafei 1501025018
Ana Tri Wahyuni 1501025029
Anissa Aulia Rachmah 1501025040
Arif Apriana 1501025051
Ayi Nurhidayati 1501025062
Bintang Haryo Jati 1501025073
Dewi Regita Sari 1501025095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KULIAH LAPANGAN DAN STUDI


PENGEMBANGAN WAWASAN

Oleh :
Adinda Putri Permatasari 1501025007
Ahmad Syafei 1501025018
Ana Tri Wahyuni 1501025029
Anissa Aulia Rachmah 1501025040
Arif Apriana 1501025051
Ayi Nurhidayati 1501025062
Bintang Haryo Jati 1501025073
Dewi Regita Sari 1501025095

Telah diperikasa dan disetujui oleh :

Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing PKL,


Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Supriansyah, M.Pd Mimin Ninawati, M.Pd


NIDN. 0303088302 NIDN. 0330116803

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas izin serta
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Praktek Kuliah Lapangan dan
Studi Pengembangan Wawasan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka di
beberapa tempat dengan lancar dan dengan hasil yang memuaskan. Sehingga
penyusun laporan ini dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu.

Laporan ini di susun sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa program
S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. PKL merupakan salah satu
mata kuliah yang harus di tempuh oleh seluruh mahasiswa program S1 PGSD dengan
tujuan memberikan pengalaman kepada mahasiswa pada dunia pendidikan khususnya
mengajar yang sebenarnya. Penyusunan ini merupakan tahap akhir dari serangkaian
kegiatan PKL, yang di laksanakan dari tanggal 24 Februari – 1 Maret 2019. Kegiatan
PKL yang telah kami laksanakan ini tidak lepas dari konstribusi dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kekuatan sehingga penyusun
mampu melaksanakan PKL dengan baik dan dapat menyusun laporan ini dengan
lancar.
2. Pimpinan dan staff yang telah memberikan izin dan pengarahan sebagai bekal
pelaksanaan PKL.
3. Bapak Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd dan Bapak Supriansyah, M.Pd yang telah
mengizinkan dan senantiasa memberikan arahan selama kegiatan PKL
berlangsung.
4. Ibu Nurma Elisyani selaku Kepala Sekolah SDN Tuksongo 1 yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKL.
5. Ibu Mimin Ninawati, S.E sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan sejak pembekalan sampai penyusunan laporan ini.
6. Bapak Ibu guru dan seluruh staf karyawan SDN Tuksongo 1 yang telah turut
membantu dan memberikan dukungan selama kegiatan PKL.
7. Semua siswa SDN Tuksongo 1 yang telah ikut menyukseskan kegiatan PKL.

ii
8. Rekan – rekan mahasiswa PKL UHAMKA di SDN Tuksongo 1 yang telah
menjadi teman seperjuangan dan pemberi motivasi bagi penulis.
9. Bapak dan ibu kami, serta saudara kami yang telah banyak mendukung, memberi
motivasi dan selalu mendo’akan kami.
10. Seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan PKL baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kesalahan yang
perlu dibenahi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami
harapkan guna lebih baik keadaannya, semoga laporan ini dapat di gunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 6 Maret 2019

Tim Penulis

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan......................................................................................... 2
C. Manfaat Kegiatan....................................................................................... 3
D. Waktu, Tempat dan Lokasi Kunjungan Praktek Kerja Lapangan dan
Pegembangan Wawasan............................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................... 5
A. Laporan Pengabdian ke Sekolah............................................................... 5
B. Laporan Kunjungan Universitas Negeri Semarang................................... 11
C. Laporan Objek Budaya.............................................................................. 15
BAB III : PENUTUP............................................................................................. 35
A. Kesimpulan................................................................................................ 35
B. Saran.......................................................................................................... 35
Lampiran................................................................................................................ 37

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekarang ini,
membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan-perubahan
yang terjadi akibat kemajuan dan perkembangan tersebut. Dalam masa persaingan
yang sedemikian ketatnya sekarang ini, menyadari sumber daya manusia
merupakan model utama dalam suatu usaha, maka kualitas tenaga kerja harus
dikembangkan dengan baik. Dalam dunia pendidikan keguruan meningkatkan
kualitas juga sangatlah penting apalagi akan adanya pasar bebas, persaingan bukan
hanya dalam negeri saja tetapi juga dengan para pendidik luar negeri. Jika kita
tidak bisa bersaing, besar kemungkinan kita akan tersingkirkan oleh pendidik dari
luar negeri. Untuk mengembangkan ilmu itu bukan hanya bisa didapatkan dalam
kegiatan formal seperti bangku kuliah tetapi bisa juga kita dapatkan di luar itu.
Seperti yang kita lakukan dalam Praktek Kuliah lapangan.
Praktek kuliah lapangan adalah perkuliahan yang dilakukan di luar kelas atau di
lapangan secara langsung untuk mendapatkan kesempatan mempelajari sistem
pendidikan dari sekolah-sekolah yang menggunakan system pendidikan yang baik.
Sekolah sebagai tempat pendidikan formal harus dapat memberikan pelayanan
dan fasilitas yang terbaik bagi siswa dan juga kepada wali murid. Sekolah harus
dapat menyediakan informasi perkembangan proses belajar siswa dengan cepat,
tepat, dan akurat sehingga pelaporan kepada wali murid tentang kegiatan belajar
mengajar dan hasilnya dapat berjalan lancar.
Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga ilmiah yang melaksanakan
pendidikan, pengajaran dan penelitian serta pengabdian masyarakat. Perguruan
tinggi diharapkan mampu mencetak sarjana-sarjana yang mampu menguasai ilmu
pengetahuan secara praktis, teoritis dan aplikatif. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat menuntut mahasiswa untuk selalu siap dalam
menghadapinya, bukan hanya berbekal teori dibangku kuliah semata tetapi juga

1
menuntut aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Ilmu pengetahuan yang
diperoleh mahasiswa dibangku perkuliahan akan terasa kurang bermanfaat bila
tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan wacana
serta gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja serta penerapan ilmu dan
teknologi dalam bidang yang telah ditekuninya.
Ilmu yang telah diperoleh mahasiswa di kampus adalah penjelasan teori dan
belum terwujud dalam aplikasi sehingga diperlukan suatu kegiatan yang dapat
membantu mahasiswa untuk berpikir kritis, tanggap dan dapat memecahkan
masalah yang terjadi di lapangan. Bentuk kegiatan tersebut diantaranya adalah
berupa Praktek Kuliah Lapangan. Praktek Kuliah Lapangan merupakan mata
kuliah wajib di Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
Hamka yang berbobot 3 SKS. Dengan melakukan Praktek Kerja Lapangan
diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata dan wawasan yang luas kepada
mahasiswa PGSD dalam mengembangkan pengajaran dan system pendidikan dari
sekolah-sekolah yang sukses dalam mengelola sekolah dan mengantarkan para
siswanya pada kesuksesan.
B. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan penyelenggaraan Praktek Kuliah Lapangan ini berdasarkan
latar belakang diatas sebagai berikut ;
1. Merealisasikan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, terutama di bidang penelitian dan
kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2. Membrikan kesempatan kepada keluarga besar Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, baik dosen maupun mahasiswa untuk menumbuh
kembangkan kemampuan akademis dengan studi pengembanan wawasan
3. Memberikan pengalaman nyata, melihat langsung perbedaan dan
memperkenalkan masyarakat secara langsung kepada mahasiswa
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analistis mahasiswa tehadap
sebuah objek dalam rangka pengembangan wawasan

2
5. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan memiliki
6. Mengimplementasikan praktik-praktik ibadah saat dalam perjalanan dan
tadabur alam
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang
proseskegiatan sekolah
b. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahann, perumuan,
dan pemecahan pendidikan khususnya di sekolah dasar
c. Memperoleh pengalaman dan keterampilan melakukan pembelajaran
d. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk berperan sebagai
motivator, dinamisator, dan problem solver
2. Bagi Sekolah
a. Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon
pendidik
b. Mendapat bantuan pemikir, tenaga, ilmu, dan teknologi, dalam
perencanaan dan pengembangan
3. Bagi Universitas
a. Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan PKL di sekolah guna
pengembangan kurikulum dan IPTEK yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah dasar.
b. Memperoleh sebagi sumber belajar dan menemukan berbagai
permasalahan untuk pengembangan penelitian dan pendidikan.

3
D. Waktu, Lokasi dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan Studi
Pengembangan Wawasan
Kegiatan Praktek Kuliah Lapangan dan Studi Pengembangan Wawasan
dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal :Minggu – Jumat/24 Februari – 01 Maret 2019
Lokasi Kegiatan : Semarang, Yogyakarta, dan Wonosobo
Tempat Kunjungan Objek :
1. SDN TUKSONGO 1
2. Universitas Negeri Semarang
3. Punthuk Setumbu
4. Sentra Tari Ramayana
5. Lawang sewu
6. Sam Poo Kong
7. Kota Lama Semarang
8. Simpang Lima
9. Stasiun Kereta Api Ambarawa
10. Dieng Plateu

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laporan Pengabdian ke Sekolah

Gambar 1.2. SDN Tuksongo 1


1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SDN Tuksongo 1
Kepala Sekolah : Nurma Elisyani
No. Statistik Sekolah : 20307662
Status sekolah : Negeri
Bentuk Pendidikan : Sekolah Dasar
Tanggal SK Pendirian : 30 – 03 – 1926
Tanggal SK Izin Operasional : 31 – 03 – 1926
Akreditasi :A
Kurikulum : 2013 ( Kurtilas)
Alamat Sekolah : Jl. Badrawati No.184, Pulon,
Tuksongo, Borobudur, Magelang,
Jawa Tengah 56553
Status Sekolah : SSN
Jumlah Siswa : 161 orang
Rombel :7

5
Jumlah Guru : 10 orang
Rata – Rata Beban Mengajar Guru : 24 Jam
Luas Tanah : 3.568 m2
Status Kepemilikan Sekolah : Pemerintah Daerah
Prestasi Sekolah :
a. Peringkat 2 Karawitan tingkat
kecamatan tahun 2012
b. Peringkat 2 POPDA SEPAK BOLA
tingkat kecamatan tahun 2012
c. Peringkat 1 POPDA SEPAK BOLA
tingkat kecamatan tahun 2013
d. Peringkat 1 renang 50 meter putra
tingkat kecamatan tahun 2013
Visi : Unggul dalam prestasi,santun dalam
budi pekerti berdasarkan Iman dan
Taqwa.
Misi :
a. Pembinaan keimanan sesuai agama
yang dianutnya sehingga
meningkatkan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
b. Mengembangkan intelektual dengan
melaksanakan proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien.
c. Pembinaan perilaku dengan budi
pekerti yang luhur sesuai
kepribadian bangsa yang berfalsafah
Pancasila
Sarana dan Prasarana :

No. Nama sarana dan Prasarana Jumlah


1. Ruang Belajar 7 ruang
2. Ruang Kepala Sekolah 1 ruang
3. Ruang Guru 1 ruang

6
4. Ruang BK 1 ruang
5. Ruang Gamelan 1 ruang
6. Ruang Koperasi 1 ruang
7. Kamar Mandi/ WC 2 ruang
8. Kantin 1 ruang
9. Ruang UKS 1 ruang
10. Gudang 1 ruang
11. Tempat Parkir 1 tempat
12. Lapangan 2 tempat
13. Perpustakaan 1 ruang
14. Musholla 1 ruang
15. Ruang Multimedia 1 ruang

7
Data Sinitasi :

No. Nama Variable Uraian


1. Kecukupan air Cukup
2. Sekolah memproses air sendiri Ya
3. Air minum untuk siswa Tidak di sediakan
4. Mayoritas membawa air minum Ya
5. Jumlah toilet berkebutuhan khusus -
6. Sumber air samitasi Pompa
7. Ketersediaan air di lingkungan sekolah Ya
8. Tipe jamban Leher angsa (toilet/jongkok)
9. Sabun dan air mengalir pada tempat Ya
cuci tangan
10. Jamban dapat digunakan 2
11. Jamban tidak dapat digunakan 1

Data PTK dan PD :

Uraian Guru Tendik PTK PD


Laki – laki 3 1 4 77
Perempuan 6 2 8 84
Total 9 3 12 161

8
Keterangan :
1) Perhitungan PTK adalah yang sudah mendapat penugasan, berstatus aktif
dan terdaftar di sekolah induk
2) Singkatan :
a) PTK = Guru ditambah Tendik
b) PD = Peserta Didik
2. Bentuk Kegiatan Pengabdian
Bentuk kegiatan pengabdian di SDN Tuksongo 1, Desa Tuksongo,
Kecamatan Borobudur, Magelang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 25
Februari 2019 sampai tanggal 26 Februari 2019 yang bertempat di salah satu
ruangan di sekolah tersebut. Selama kegiatan berlangsung mahasiswa tinggal
di rumah warga di daerah karanganyar dan ke sekolah dengan bersepeda.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyuluhan Pembuatan Media
Pembelajaran dan Alat Peraga untuk mempermudah Bapak dan Ibu Guru
mengajar di sekolah dan juga kegiatan pembuatan pojok baca disetiap kelas.
Kegiatan penyuluhan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan kegiatan meliputi :
1) Kegiatan survei tempat pengabdian yaitu di SDN Tuksongo 1, Desa
Tuksongo, Kec. Borobudur, Magelang.
2) Permohonan ijin kegiatan pengabdian masyarakat kepada pengurus dan
Kepala Sekolah SDN Tuksongo 1, Desa Tuksongo, Kec. Borobudur,
Magelang.
3) Persiapan alat dan bahan untuk presentasi pembuatan media
pembelajaran dan alat peraga.
4) Persiapan tempat untuk pembuatan media pembelajaran yaitu
menggunakan salah satu ruangan kelas di sekolah tersebut, kemudian di
presentasikan ke setiap masing-masing kelas.
5) Persiapan pembuatan pojok baca disetiap kelas yang ada di SDN
Tuksongo 1.

b. Kegiatan hari pertama penyuluhan pada hari senin, 25 Februari 2019


meliputi :

9
1) Pembukaan dan perkenalan dengan tenaga pendidik dan siswa/siswi
SDN Tuksongo 1, Desa Tuksongo, Kec. Borobudur, Magelang yang
menjadi sasaran kegiatan.
2) Penyuluhan mengenai pengertian, perbedaan media pembelajaran dan
alat peraga, cara pembuatan media pembelajaran yang efektif untuk para
guru yang berada disekitar SDN Tuksongo 1.
3) Sesi diskusi/tanya jawab dengan peserta penyuluhan yang meliputi
mahasiswa UHAMKA dan beberapa bapak dan ibu guru dari SD yang
berada di sekitar SDN Tuksongo 1, agar dapat meningkatkan
pemahaman mengenai media pembelajaran yang efektif untuk
dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas.
4) Kemudian diisi dengan mendemonstrasikan cara penggunaan media
pembelajaran tersebut di depan siswa, dan sambal mempresentasikan
media pembelajaran tersebut sambal mengajak siswa untuk
berpartisipasi.
c. Kegiatan hari kedua penyuluhan pada hari selasa, 26 Februari 2019
meliputi :
1) Pada hari kedua atau hari terakhir dilanjutkan dengan pembuatan pojok
bacaan di setiap ruang kelas terutama di sudut – sudutnya, karya
pembuatan pojok baca ini dibuat sekreatif mungkin oleh mahasiswa/I
UHAMKA
2) Kegiatan terakhir dilanjutkan dengan serah terima media pembelajaran
dan alat peraga untuk SDN Tuksongo 1, Desa Tuksongo, Kec,
Borobudur, Magelang, serta berpamitan dengan kepala sekolah, bapk
ibu guru dan staff SDN Tuksongo 1.
B. Laporan Kunjungan Universitas

Universitas Negeri Semarang (UNNES)

10
1. Seminar
a. Pemateri 1
Tema : Tantangan Guru Sekolah Dasar di Era 4.0
Hari/Tanggal : Rabu 27 Februari 2019
Tempat : Universitas Negeri Semarang
Narasumber : Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd.
Peserta :Seluruh Mahasiswa PGSD UHAMKA Semester 8
Resume :
Karakteristik guru abad 21 yaitu :
a. Guru di samping sebagai fasilitator juga harus menjadi motivator dan
inspiratory
b. Guru mampu mentrasformasikan diri dalam era pedagogi cyber atau era
digital melalui minat baca yang tinggi.
c. Guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar
atau mencari pemecahan masalah – masalah belajar agar kualitas
pembelajaran berbasis ICT meningkat.
d. Guru harus mampu melakukan transformasi kultural
Dalam pembahasannya yang dijelaskan oleh pak Tri yaitu era 4.0 ini
guru harus mampu menggunakan internet atau pembelajaran berbasis ICT
sudah harus dijalankan. Adapun 2 peran ICT dalam ranah pendidikan
yaitu : 1) sebagai alat bantu pembelajaran dimana guru dan peserta didik

11
sebagai 2 aspeknya. 2) ICT sebagai Standar Kompetensi dibagi menjadi
dua tingkat yaitu tingkat mahir dan tingkat dasar.
Menurut Harmon dan Jones dalam rusman penggunaan ICT dalam
Pembelajaran ada beberapa level yaitu, sebagai berikut :
1) Level 1. Information : bahan – bahan pembelajaran tidak
terlalu banyak disajikan melalui ICT, tetapi terbatas pada bahan
yang sifatnya informasi untuk menunjang proses perkuliahan
bahkan cenderung bersifat administrative dan aturan perkuliahan
2) Level 2. Supplemental : sudah mulai memasukkan bahan
perkuliahan atau pembelajaran namun sifatnya masih terbatas,
belum menggunakan isi pembelajaran secara lengkap, materi yang
disajikan masih pokok – pokoknya saja
3) Level 3. Essensial : hampir semua materi pembelajaran
disediakan dalam web aktivitas guru – peserta didik tidak akan
berjalan baik jika tidak menggunakan fasilitas web
4) Level 4. communal : mengkombinasikan pola tatap muka di
kelas dan penggunaan web secara online. Penyajian bahan
pembelajaran disajikan melalui cara langsung di kelasdan disajikan
online
5) Level 5. Immersive : pembelajaran dilangsungkan secara
virtual seluruh isi materi pembelajaram disajikan secara online.

Model pembelajaran dan di fokuskan kepada Model Blended Learning.


Kelebihan Model Blended Learning yaitu : 1) merupakan pembelajaran
yang memadukan kelebihan perkuliahan tatap muka dan kelebihan
pembelajaran online, 2) Blended Learning mampu menciptakan lingkungan
belajar yang positif untuk terjadinya interaksi antara sesame peserta didik,
dan peserta didik dengan pendidiknya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Menurut Horn dan Staker Model – Model Blended Learning yaitu :

12
1) Model 1: Rotation : Bentuk umum model rotasi adalah
dalam kuliah yang diberikan selama satu semester, siswa kembali
pada jadwal tetap antara pembelajaran online, belajar sendiri-
sendiri/mandiri dan pembelajaran tatap muka tradisional dengan
guru. Ini model BL yang paling banyak dilakukan antara
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Guru biasanya
mengawasi kerja online.
2) Model 2 : Flex :Program dengan model pembelajaran
online yang fleksibel. Pengajar memberikan dukungan yang fleksibel
sesuai dengan kebutuhan personal melalui tutorial dan sesi kelompok
kecil. Program ini cocok untuk perbaikan dropout dan perbaikan
kredit semester.
3) Model 3: Self-Blend :Pembelajaran online merupakan
sebagian kecil dari kegiatan pembelajaran. Peserta didik memilih
sendiri bentuk kursus online untuk melengkapi pembelajaran tatap
muka. Pembelajaran online hanya sebagai pelengkap.
4) Model 4: EnrichedVirtual :Merupakan pengembangan dari sekolah
yang sepenuhnya online, kemudian mengembangkan program
blended untuk memberikan siswa pengalaman sekolah tatap muka.
Waktu pembelajaran dibagi antara menghadiri kuliah di kampus dan
pembelajaran jarak jauh. Pada Model-Enriched Virtual, siswa jarang
menghadiri kuliah di kampus setiap hari. Ini berbeda dari model Self-
Blend karena merupakan pengalaman seluruh sekolah, tatap muka
hanya sebagai suplemen.

13
b. Pemateri 2
Tema : Tantangan Guru Sekolah Dasar di Era 4.0
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Februari 2019
Tempat : Universitas Negeri Semarang
Narasumber : Farid Ahmadi, Ph.D
Peserta :Seluruh Mahasiswa PGSD UHAMKA Semester 8
Resume :
Kondisi real dan tantangan guru di era 4.0
Permaslahan pendidikan jaman sekarang yaitu:
1.) Penggunaan HP yag merajalela
2.) Komposisi penggunaan internet
Tranformasi guru dengan adanya inovatif :
1) Manual based melalui pendidikan seperti elektronik baca
2) Kopi darat melalui budaya seeperti skype,line dan Whatsapp
3) Pasar tatap langsung melalui sosisal seperti belanja online
Solusi pendidikan di Era industry 4.0 yaitu gerakkan nasional revolusi
mental diantaranya gerakan literasi nasional, penguatan pendidikan
karakter, dan keterampilan guru abad ke 21.
2. Safari Kampus
Tema : Pengenalan Kampus ( Sharing )
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Februari 2019
Tempat : Universitas Negeri Semarang
Peserta : Seluruh Mahasiswa PGSD UHAMKA semester 8
Resume :
Di kegiatan ini seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka saling sharing masalah tentang kegiatan kampus yang ada di dengan
UHAMKA dengan yang ada di Universitas Negeri Semarang. Mulai dari biaya
kuliah, mata kuliah yang diambil, kendala selama kuliah berlangsung, serta
kegiatan organisasi yang ada di kampus. Dan yang terakhir seluruh mahasiswa
UHAMKA diajak berkeliling dengan perwakilan mahasiswa PGSD UNNES,
untuk mengetahui lebih dalam lagi posisi atau letak gedung yang digunakan
mahasiswa PGSD UNNES saat proses pembelajaran berlangsung.

C. Laporan Objek Budaya


1. Punthuk Setumbu
a. Nama Objek : Punthuk Setumbu

14
b. Alamat Objek : Jln. Borobudur Ngadiharjo KM 4 km,
Kurahan, Karangrejo, Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah 56553
c. Harga Tiket Masuk :
1) Wisatawan :Rp.15.000/Orang
2) Wisatawan Asing :Rp.30.000/Orang
d. Jam Oprasional : 24 Jam
e. Jadwal Oprasional : Setiap Hari
f. Deskripsi Objek wisata :
Punthuk Setumbu merupakan sebuah bukit setinggi kurang lebih 400
meter dpl yang terletak di gugusan Pegunungan Menoreh. Dulunya tempat
ini merupakan ladang penduduk. Namun setelah seorang fotografer
mengabadikan gambar sunrise borobudur nan epik dari tempat ini, orang-
orang pun berdatangan untuk mengunjungi tempat ini guna menyaksikan
sunrise.
Puncak Punthuk Setumbu berupa pelataran luas yang dikelilingi pagar
pembatas. Di tempat ini terdapat rumah panggung, gazebo, dan kursi-kursi
kayu yang bisa digunakan untuk duduk menanti mentari terbit. Meskipun
perjalanan treking di pagi hari sedikit melelahkan, namun hal tersebut akan
terbayar lunas saat menyaksikan sapuan kabut borobudur yang perlahan
terangkat naik dan mentari yang muncul dari balik gunung dengan malu-
malu.
Selain keindahan dan kehebatannya, bukit ini juga memiliki beberapa
peraturan yang harus dipatuhi selama anda tinggal. Dalam situasi lain, akan
ada banyak papan peringatan untuk tidak melangkah di Pusar Punthuk
Setumbu.
Pusar Punthuk Setumbu adalah bagian dari dataran tertinggi dari bukit,
ditandai dengan pohon pinus di sekitarnya. Legenda menjelaskan bahwa
Pusar Punthuk adalah hal utama dari bukit, yang merupakan anugerah

15
darinya. Jadi, sebagai hal yang sakral, setiap orang tidak akan diijinkan
untuk berada di atasnya. Seperti orang lokal percaya, jika seseorang
menginjakkan tanah dengan sengaja, hal buruk akan menimpa seseorang
tersebut.
2. Sentra Tri Ramayana
a. Nama Objek : Sendratari Ramayana Ballet Purawisata
Amphi - Theater
b. Alamat Objek : Jl. Brigjen Katamso Keparakan,
Mergangsan,Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55152
c. Harga Tiket Pertunjukan :
1) Pertunjukan + Voucher makan
malam ( Etnik Kafe) khusus
dewasa : Rp. 255.000
2) Pertunjukan saja khusus dewasa :
Rp. 110.000
3) Pertunjukan + Voucher makan
malam (etnik kafe) untuk anak –
anak umur (5-9 tahun) : Rp. 127.500
4) Pertunjukan Khusus anak – anak
umur (5 – 9 tahun) Rp. 55.000
5) Untuk anak – anak umur 1 s/d 4
tahun Gratis
d. Jadwal Oprasional Pertunjukan : Setiap Hari
e. Jam Oprasional Pertunjukan : 19.30 WIB - selesai
f. Deskripsi Objek Budaya :
Sendratari Ramayana merupakan sebuah pertunjukan yang
menggabungkan seni tari dan seni drama tanpa dialog dengan tema cerita
Ramayana, yaitu usaha Rama dalam menyelamatkan Shinta yang telah

16
diculik oleh Rahwana. Di Yogyakarta, tempat pementasan sendratari
ramayana terdapat di dua tempat, yaitu di Purawisata Yogyakarta dan di
Candi Prambanan. Kalau di Candi Prambanan tempat pementasannya di
pelataran Candi Prambanan sedangkan di Purawisata Yogyakarta tempat
pementasaannya ada di indoor dan outdoor.
Pertunjukan Sendratari Ramayana di Purawisata Yogyakarta terbagi
dalam beberapa babak yang keseluruhan ceritanya disajikan melalui gerak
tubuh atau tarian, tanpa adanya dialog dalam setiap babaknya. Terdengar
suara alunan gamelan dan gending jawa yang merdu mengiringi para
penari cantik yang menggerakan badannya. Selain itu terdengar suara
sinden yang mendendangkan lagu dalam bahasa jawa.
Sinopsis Sendratari Ramayana adalah Rama Wijaya, Shinta dan
Laksmana sedang berpetualang menuju hutan. Pada saat itu Rahwana
melihat Dewi Shinta dan berniat untuk menjadikannya istri. Kemudian
Rahwana memerintahkan Marica untuk mengubah dirinya menjadi kijang.
Kijang tersebut sangat mempesona Dewi Shinta sehingga Rama pun
diminta untuk mengejarnya. Karena Rama tidak kunjung kembali, Shinta
menjadi khawatir dan mrminta Laksmana untuk menyusul, sebelum pergi
Laksmana menciptakan lingkaran pelindung bagi Dewi Shinta.
Ketika Rahwana mengetahui bahwa Dewi Shinta sudah sendirian, ia
menyamar menjadi pengemis tua kemudian menculik Dewi Shinta ke
kerajaan Alengka. Rama yang kembali bersama Laksmana sangat terkejut
melihat Dewi Shinta sudah tidak ada di tempatnya tadi. Kemudian Rama
pergi mencari Dewi Shinta dengan dibantu oleh Sugriwa karena Rama
telah menolongnya mengalahkan Subali. Lalu Hanuman dikirim ke
Kerajaan Alengka dan menghancurkan taman Argasoka serta
menghancurkan Istana Alengka. Peperangan tak dapat dihindari dan
kekalahan pun harus diterima oleh Rahwana. Namun Rama tiba-tiba saja
meragukan kesucian cinta Dewi Shinta. Tetapi dengan bantuan dari Dewa
Api, Dewi Shinta berhasil membuktikan cintanya yang tulus kepada Rama.

17
3. Masjid Agung Semarang
a. Nama Objek : Masjid Agung Semarang
b. Alamat Objek : Jln. Gajah Raya, Gayamsari, Sambirejo, Kota
Semarang
c. Harga tiket : Menara : Rp.4000
Teropong pandang : Rp.500 sampai Rp.1000
d. Jadwal Oprasional : Setiap Hari
e. Jam Oprasional : 24 Jam
f. Deskripsi Objek :
Di dalam area Masjid Agung Semarang terdapat Menara Asma Al-
Husna, dan Area Serambi Masjid Agung Semarang dilengkapi 6 payung
raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi (Arab), tinggi masing-
masing paying listrik adalah 20 meter dengan diameter payung sekitar 14
meter. Payung ini dibuka setiap sholat-sholat besar seperti sholat Jumat,
Idul Fitri, Idul Adha dengan catatan kondisi angin tidak melebihi dari
angka 200 knot.
Masjid ini juga memiliki koleksi Al-Quran raksasa yang berukuran
145x95 cm. Al-Quran ditulis tangan oleh Drs. Khyatudin dari pondok
pesantren Al-Asyariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. Lokasi
berada di dalam ruang utama tempat sholat. Di masjid tersebut juga
mempunyai Bedug Raksasa berukuran panjang 310 cm, dan diameter 220
cm yang merupakan replika dari bedug Pendowo Purworejo yang dibuat
oleh para santri pondok pesantren Alfalah, Tinggarjaya, Jatilawang,
Banyumas, yang merupakan asuhan dari KH Ahmad Sobri dan
menggunakan kulit lembu dari Australia. Tongkat yang berada di mimbar
jumat tersebut merupakan tongkat pemberian dari Sultan Hassanal Bolkiah
dari Negara Brunei Darussalam.
4. Lawang Sewu
a. Nama Objek : Lawang Sewu

18
b. Alamat Objek : Jln. Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50132
c. Harga tiket masuk :
1) Dewasa : Rp. 10.000
2) Anak (3-12 tahun) : Rp. 5.000
3) Pelajar : Rp. 5.000
d. Jadwal Oprasional : Setiap Hari
e. Jam Oprasional : 07.00 WIB – 21.00 WIB
f. Deskripsi Objek wisata :
Lawang Sewu adalah gedung-gedung bersejarah di Indonesia yang
berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang
merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau
NIS. Di bangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di
Bundaran Tugu Muda yang dahulu di sebut Wilhelminaplein. Disebut
Lawang Sewu karena bangunan ini memiliki pintu yang banyak. Lawang
berarti pintu, dan sewu artinya seribu. Padahal, jumlah asli pintunya tidak
mencapai seribu, namun hanya sebanyak 342 buah.
Bangunan peninggalan Belanda ini mampu memberikan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Kebanyakan orang mengetahui
Lawang Sewu karena cerita-cerita mistis yang ada di sini, namun selain itu
bangunan bersejarah ini juga menawarkan cerita tentang sejarah dari kereta
api di Indonesia. Karena dulunya Lawang Sewu ini merupakan sebuah
pusat Kereta Api Indonesia.
Dulu sebelum Lawang Sewu menjadi sebuah tempat wisata, tempat ini
sempat menjadi tempat berbagai bangunan pemerintah. Bahkan dulu
pernah menjadi markas PT KAI yang sebelumnya digunakan sebagai
kantor NIS ketika Belanda menjajah Indonesia.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Lawang Sewu menjadi saksi mata
ketika berlangsungnya peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang (14

19
Oktober – 19 Oktober 1945) antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda
Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai dari tentara Jepang.
Pertempuran terjadi karena pemuda AMKA ingin mengambil alih kereta
api. Setidaknya ada belasan pemuda gugur dalam pertempuran ini, dan
dimakamkan tepat di halaman gedung. Namun kini jenazah para pemuda
tersebut sudah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan. Meski sudah
berusia ratusan tahun, kemegahan bangunan ini masih bisa dinikmati. Saat
berkunjung ke Lawang Sewu akan menemukan banyak sekali sejarah
perkembangan kereta di Indonesia. Dari kereta yang pertama kali ada di
Indonesia sampai yang terakhir. Karena itulah Pemerintah Kota Semarang
dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor 650/50/1992 memutuskan
bahwa Lawang Sewu dimasukkan dalam 102 bangunan kuno bersejarah di
Kota Semarang yang wajib dilindungi.

5. Simpang Lima Semarang


a. Nama Objek : Simpang Lima Semarang
b. Alamat : Pleburan, Semarang Selatan, Kota Semarang
Jawa Tengah 50241
c. Harga Tiket : Kereta Hias : Rp. 35.000 – Rp 40.000
Sepeda : Rp. 25.000
d. Jadwal Oprasional : Setiap Hari
e. Jam Oprasional : 24 Jam
f. Deskripsi Objek Wisata :
Simpang lima merupakan sebuah lapangan yang terletak di pusat kota
Semarang. Lapangan tersebut juga biasa dikenal dengan Lapangan
Pancasila. Simpang Lima adalah pertemuan dari lima jalan yang bertemu
menjadi satu yaitu Jl. Pahlawan, Jl, Ahmad Yani, Jl, Pandanaran, Jl. Ahmad
Dahlan, dan Jl. Gadjah Mada.

20
Di sekitar kawasan ini berdiri pusat perbelanjaan dan hotel-hotel
berbintang seperti Hotel Ciputra, Hotel Graha Santika, Hotel Horison, E
Plaza, Mall Ciputra, Ramayana, Plaza Simpang Lima, dan lain-lain.
Lapangan simpang lima ini adalah pusat keramaian warga Semarang, pada
hari Sabtu dan Minggu serta pada hari-hari libur.
Simpang Lima di Semarang dijadikan sebagai pusat alun-alun
berdasarkan usulan Presiden Republik Indonesia yang pertama yakni Ir.
Soekarno karena pusat alun-alun yang awalnya terletak di daerah Kauman
telah berubah fungsinya menjadi pusat perbelanjaan. Pada saat
pembangunan Lapangan Pancasila, saat itu pembangunannya akan dibuat
di jalan Oei Tiong Ham yang saat ini menjadi Jl. Pahlawan.
Kemudian, Lapangan Pancasila ini bisa terbangun pada tahun 1969.
Karena lapangan ini merupakan pusat dari lima jalan yang bertemu, maka
akhirnya lebih dikenal sebagai Simpang Lima. Jika berkunjung ke Simpang
Lima, masyarakat di sana juga belum tentu tahu jika ditanya tentang
Lapangan Pancasila karena mereka lebih familiar dengan nama Simpang
Lima. Saat ini Simpang Lima telah menjadi ciri khas kota Semarang yang
berupa ruang terbuka yang biasanya digunakan oleh masyarakat setempat
untuk melakukan berbagai aktivitas.
Kota Semarang sendiri saat ini sangat identik dengan Simpang Lima
karena keramaian dan pusat kegiatannya terpusat di kawasan ini. Pada hari
Minggu, lapangan Simpang Lima biasanya dipadati oleh para pengunjung
yang ingin berolahraga, berjalan-jalan, dan melakukan berbagai aktivitas
lainnya. Pada saat menjelang pergantian tahun, Simpang Lima ini juga
menjadi tempat yang paling ramai di Semarang karena biasanya ditempat
ini berlangsung pesta kembang api. Simpang Lima pada malam hari akan
dipenuhi oleh berbagai wisata kuliner yang menarik dan lezat khas
Semarang. Di pojok Simpang Lima, ada warung lesehan yang
menyediakan nasi pecel. Selain itu, jika Anda ingin menikmati makanan di

21
warung tenda, di sepanjang Jl. Pahlawan juga terdapat warung-warung
tenda yang berderet rapi dimana Anda dapat memuaskan selera kuliner
Anda.
6. Kota Lama Semarang
a. Nama Objek : Kota Lama Semarang
b. Alamat Objek : Jln. Letjen Suprapto No. 22, Tj Mas, Semarang
c. Harga Tiket Masuk : Free
d. Jadwal Oprasional : Setiap Hari
e. Jam Oprasional : 24 Jam
f. Deskripsi Objek :
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Dilihat dari
kondisi geografi, tampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah
sekitarnya, sehingga tampak seperti kota tersendiri dengan julukan "Little
Netherland". Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu
sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya
berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50
bangunan kuno yang masih berdiri dengan kukuh dan mempunyai sejarah
Kolonialisme di Semarang. Secara umum karakter bangunan di wilayah ini
mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal
ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang
identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar
biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik,
sampai adanya ruang bawah tanah.
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial
Belanda, dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini
berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat kota lama
Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi
selatannya dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama:
Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah

22
Belanda memindahkan permukiman Cina pada tahun 1731 di dekat
permukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala
aktivitas orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat
militer, namun juga sebagai menara pengawas bagi segala aktivitas
kegiatan orang Cina.
Pada dasarnya Kota Lama Semarang ini merupakan cagar budaya
bersejarah yang dimiliki oleh koa Semarang. Maka mengakibatkan
kawasan ini telah tumbuh dan berkembang sebagai kawasan bisnis. Terkait
hal ini, maka acuan revitalisasi kawasan kota lama Semarang harus
memadukan semua aspek yang terkait, tidak hanya dari sisi teknis
arsitektur dan geografis saja, tapi juga mempertimbangkan aspek lain
misalnya sektor kepariwisataan dan sosial – budaya, serta ekonomi –
bisnis, termasuk juga tata ruang perkotaan dalam konteks pembangunan
kota.
Memanfaatkan Bangunan Kota Lama sebagai sumber belajar adalah
perkara penting, sebab Bangunan Kota Lama sendiri merupakan salah satu
sumber sejarah yang dapat memberikan gambaran yang lebih konkret
terhadap siswa pada pembelajaran sejarah. Semarang memiliki beberapa
situs peninggalan sejarah yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan
beberapa situs-situs peninggalan sejarah tersebut memiliki kesesuaian
antara materi yang terkandung dalam situs dengan materi masa kolonial
dalamkurikulum yang berlaku. Salah satu prinsip dari pelaksanaan
kurikulum juga mendukung pemanfaatan Bangunan Kota Lama di
Semarang sebagai sumber belajar. Pemanfaatan Bangunan Kota Lama di
Semarang memberikan dampak positif dalam pembelajaran sejarah, yaitu
membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Hal tersebut dapat
menjadi masukan bagi kurikulum dalam meningkatkan mutu pembelajaran
sejarah di sekolah.
7. Sam Poo Kong Semarang

23
a. Nama Objek : Sam Poo Kong Semarang
b. Alamat Objek : Jalan Simongan Raya No. 129 Semarang, Jawa
Tengah
c. Harga Tiket Masuk :
1) Weekdays
Dewasa : Area wisata : Rp. 7000
Area Sembahyang : Rp. 27.000
Anak – anak : Area wisata : Rp. 5000
Area Sembahyang : Rp. 15.000
Foreign Adult : Area wisata : Rp. 10.000
Area Sembahyang : Rp. 40.000
Foreign Kids : Area wisata : Rp. 7000
Area Sembahyang : Rp. 25.000
2) Weekend
Dewasa : Area wisata : Rp. 10.000
Area Sembahyang : Rp. 28.000
Anak – anak : Area wisata : Rp. 8.000
Area Sembahyang : Rp. 15.000
Foreign Adult : Area wisata : Rp. 15.000
Area Sembahyang : Rp. 45.000
Foreign Kids : Area wisata : Rp. 8.000
Area Sembahyang : Rp. 28.000
d. Jadwal Oprasional : Setiap Hari
e. Jam Oprasional : 08.00 – 20.00 WIB
f. Deskirpsi Objek Wisata :
Kelenteng Sam Po Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan
pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok yang bernama Zheng He
Cheng Ho. Tempat ini biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya
merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu.

24
Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Klenteng
Sam Poo Kong dibangun pada tahun 1974 oleh masyarakat Tionghoa di
Semarang. Sebagai bentuk penghormatan kepada laksamana Cheng Ho
yang dianggap sebagai leluhur dari masyarakat Tionghoa di Semarang.
Hampir di keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan
China. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat
pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk
keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta
patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana Cheng Ho adalah
seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang
yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi
juga pohon pohon menuju pintu masuk. Bangunan inti dari kelenteng
adalah sebuah Goa Batu yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan
markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya ketika mengunjungi
Pulau Jawa di tahun 1400-an. Goa Aslinya tertutup longsor pada tahun
1700-an, kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai
penghormatan kepada Cheng Ho. Kini di dalam goa tersebut terdapat
Patung Cheng Ho yang dilapisi emas dan digunakan untuk ruang
sembahyang dalam memohon doa restu keselamatan, kesehatan dan rejeki.
Selain bangunan inti goa batu tersebut, yang dindingnya dihiasi relief
tentang perjalanan Cheng Ho dari daratan China sampai ke Jawa, di area
ini juga terdapat satu kelenteng besar dan dua tempat sembahyang yang
lebih kecil. Tempat tempat sembah yang tersebut dinamai sesuai dengan
peruntukannya, yaitu kelenteng Thao Tee Kong yang merupakan tempat
pemujaan Dewa Bumi untuk memohon berkah dan keselamatan hidup.
Sedangkan tempat pemujaan Kyai Juru Mudi berupa makam juru mudi
kapal yang ditumpangi Laksamana Cheng Ho. Tempat pemujaan lainnya

25
dinamai kyai Jangkar, karena di sini tersimpan jangkar asli kapal Cheng Ho
yang dihias dengan kain warna merah pula. Di sini digunakan untuk
sembah yang arwah Ho Ping, yaitu mendoakan arwah yang tidak bersanak
keluarga yang mungkin belum mendapat tempat di alam baka. Lalu ada
tempat pemujaan Kyai Cundrik Bumi, yang dulunya merupakan tempat
penyimpanan segala jenis persenjataan yang digunakan awak kapal Cheng
Ho, serta Kyai dan Nyai Tumpeng yang mewakili temapt penyimpanan
bahan makanan pada jaman Cheng Ho. Karena seluruh area lebih
dimaksudkan untuk sembahyang, tidak semua orang boleh memasukinya.
Bangunan kuil, baik yang besar maupun yang kecil dipagari dan pintu
masuknya dijaga oleh petugas keamanan. Hanya yang bermaksud
sembahyang saja yang diijinkan masuk sedangkan wisatawan yang ingin
melihat lihat bisa melakukan dari balik pagar.
Sejak Renovasi besar besaran tahun 2002 dan selesai 2005, yang
menelah biaya 20 miliar, Sam Poo Kong menarik perhatian lebih banyak
orang untuk berkunjung. Di halaman yang cukup luas di depan kelenteng,
terdapat sejumlah patung, termasuk patung Laksamana Cheng Ho, yang
cukup menarik untuk dinikmati. Di sinilah atraksi atraksi kesenian berupa
tari tarian, barongsai atau bentuk kesenian lain digelar untuk memperngati
hari hari bersejarah yang berhubungan dengan Cheng Ho atau budaya
China. Di bulan Agustus misalnya, selalu diadakan festival mengenang
datangnya Cheng Ho ke Semarang. Untuk bulan Agustus 2009, festival
diadakan tanggal 18 memperingati HUT ke604 kedatangan Cheng Ho.
Perayaan disertai dengan arak-arakan, bazaar, dan festival Barongsai. Hari
hari besar lainnya yang dirayakan di sini termasuk di antaranya Hari Raya
Imlek dan hari kelahiran Cheng Ho. Kedatangan turis asing, terutama dari
China, menunjukkan bahwa Sam Poo Kong dikenal luas di dunia.
Berdasarkan uang sedekah yang ditinggalkan pengunjung, Kuil Gedung

26
Batu ini juga sering dikunjungi turis turis asing dari Amerika, Rusia, Brazil
dan negara negara lain.
8. Museum Kereta Api Ambarawa
a. Nama Objek : Museum Kereta Api Ambarawa
b. Alamat Objek : Jln. Stasiun No.1, Panjang, Ambarawa,
Semarang, Jawa Tengah 50614
c. Harga Tiket Masuk :
1) Anak – anak : Rp. 5.000
2) Dewasa : Rp. 10.000
d. Jadwal Oprasional : Setiap Hari
e. Jam Oprasional : 08.00 – 17.00 WIB
f. Deskripsi Objek Wisata :
Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api kelas
I yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum serta merupakan
museum perkeretaapian pertama di Indonesia. Museum ini memiliki
koleksi kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Museum ini secara
administratif berada di Desa Panjang, Ambarawa, Semarang. Museum
yang terletak pada ketinggian +474,40 meter ini termasuk dalam Daerah
Operasi IV Semarang dan dikelola oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain
Arsitektur PT Kereta Api Indonesia.
Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari nama
benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu Benteng
Willem I yang dikenal juga sebagai "Benteng Pendhem".
Dinamakan Willem I karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja
Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu Raja Willem I dari Belanda.
Agar mobilisasi tentara dan logistik KNIL lancar, maka Nederlandsch-
Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) diberi tugas oleh Pemerintah
Kolonial di bawah Gubernur Jenderal baron Sloet van de Beele untuk
membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan

27
benteng ini. Ternyata, pembangunan jalur ini satu paket dengan jalur kereta
api Samarang NIS–Gundih–Solo Balapan–Lempuyangan. Maka setelah
suksesnya NIS membangun jalur Samarang–Tangoeng yang selesai pada
tanggal 10 Agustus 1867, maka pada awal tahun 1869, selain
memperpanjang jalurnya menuju Gundih, NIS juga membangun jalur baru
menuju Bringin dan selanjutnya diperpanjang menuju Ambarawa. Pada
tanggal 21 Mei 1873, jalur Samarang–Vorstenlanden dan Kedungjati–
Ambarawa telah selesai dibangun.
Periode kedua adalah pembangunan jalur kereta api Secang–
Ambarawa. Karena jalur kereta apinya melalui pegunungan dengan kontur
yang terjal dan topografi yang sukar untuk ditaklukkan, maka agar laju
kereta api terkendali, dibuatlah sistem rel gigi. Jalur ini menghubungkan
kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota
Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1
Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.
Penutupan jalur kereta api Yogyakarta–Magelang–Secang pada tahun
1975 ternyata berdampak pada jalur ini. Bahkan kereta-kereta api tidak
bisa bergerak ke arah Magelang karena terjadinya banjir lahar hasil
erupsi Gunung Merapi 1972. Praktis, PJKA menutup jalur kereta api ini.
Semenjak 1970-an, lokomotif-lokomotif uap mulai berguguran karena
faktor usia. Banyak yang dirucat, dipindah tangankan, atau bahkan
dijadikan barang rongsokan. Karena prihatin dengan hal tersebut, maka
pada tanggal 8 April 1976, Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Rustam,
beserta Kepala PJKA Eksploitasi Tengah, Soeharso, memutuskan untuk
membuka sebuah museum kereta api yang nantinya akan mengoleksi
barang-barang antik era lokomotif uap.
Pemilihan Stasiun Willem I sebagai lokasi museum akhirnya
disepakati oleh Komisi DPRD Jawa Tengah pada tanggal 6 Oktober 1976.

28
Pada tanggal 21 April 1978, museum ini mulai dibuka dan mulai
menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Rutenya adalah
Ambarawa–Tuntang–Ambarawa dan Ambarawa–Bedono–Ambarawa.
Untuk menunjang operasi, Stasiun Tuntang, Jambu, dan Bedono tetap
dipertahankan.
Untuk segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah menjalani progres
reaktivasi, namun saat ini proyeknya tersendat lantaran masalah
pembebasan lahan. Dalam reaktivasi ini, direncanakan jumlah perlintasan
kereta apinya akan dikurangi dan saat ini belum ada progres. Untuk
mendukung reaktivasi, bangunan Stasiun Bringin, Gogodalem,
dan Tempuran harus dirombak.
Untuk menunjang kepariwisataan, PT KAI menyelenggarakan suatu
angkutan kereta api wisata. Di museum ini, terdapat dua layanan kereta api,
yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono dan Ambarawa–Tuntang.
Perjalanannya hanya dilakukan secara reguler pada hari Sabtu, Minggu,
dan hari libur nasional; untuk hari lain hanya bisa dilakukan dengan sistem
sewa.
Kereta wisata Ambarawa–Bedono merupakan kereta api yang
menggunakan rel gigi. Pihak museum sendiri kemudian mem-
branding layanan ini dengan nama Ambarawa Mountain Railway Tour.
Rutenya dari Ambarawa–Jambu–Bedono dan kembali ke Ambarawa.
Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi
karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi. Selain
itu, reservasi tiket kereta api uap hanya bisa dipesan melalui sistem sewa.
Akibatnya, Stasiun Bedono dan Jambu hanya dibuka pada saat ada
perjalanan kereta api tersebut.
Kereta wisata Ambarawa–Tuntang dijalankan secara reguler
menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan

29
lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler terdapat
jadwal kereta api yang berangkat pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00.
9. Dieng Plateu
Dieng Plateau berada pada ketinggian 2093 mdpl, terletak di antara dua
kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Pemandangannya sangat indah dan
sejak dulu sudah menjadi pusat perkembangan kebudayaan di Indonesia.
Sekitar akhir abad ke-19, sudah banyak wisatawan berkunjung dan berwisata
ke Dieng Plateau terutama Bangsa Belanda. Terdapat beberapa tempat wisata
di dieng plateu diantaranya :
a. Puncak Sikunir Dieng
1) Nama Objek : Puncak Sikunir Dieng
2) Alamat Objek : Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
3) Harga Tiket Masuk : Rp. 10.000
4) Jadwal Oprasional : Setiap Hari
5) Jam Oprasional : 24 Jam
6) Deskirpsi Objek Wisata :
Puncak sikunir adalah salah satu spot wisata yang masih berada di
dalam wilayah wisata dieng plateau. Ada hal menarik di puncak
sikunir, karena sikunir berada di desa sembungan yaitu desa tertinggi di
pulau jawa. Untuk menuju ke puncak sikunir karena puncak sikunir
berada di desa sembungan, masih berada di wilayah wisata dieng
plateau. Desa sembungan adalah desa tertinggi di pulau jawa dengan
titik koordinat -7.237758, 109.924938. Rute menuju puncak sikunir
tergolong sangat mudah. Dari kota manapun kalian langsung saja
menuju kota wonosobo, jika kalian sudah sampai di alun-alun kota
wonosobo. Lurus saja menuju jalur dieng. Sampai di gerbang dieng
ambil kiri menuju arah telaga warna. Lurus terus menuju ke desa
sembungan. Kami sarankan hati-hati karena akses menuju desa

30
sembungan puncak sikunir masih belum mulus. Sebelum masuk desa
sembungan akses masih terjal.
Di Puncak Sikunir, terkenal dengan menyajikan pemandangan
terbaik untuk melihat sunrise. Dengan keindahan langin berselimut
awan dan pemandangan yang indah. Di depan terlihat Gunung Sindoro
berdiri berselimut awan dan Gunung Sumbing yang ndelik di
belakangnya. Rombongan kami berangkat menggunakan suttle bis kecil
menuju desa wonosobo, sekitar jam 03.00 WIB pagi kami berangkat ke
desa wonosobo, dan sampai disana sekitar pukul 04.00 WIB dan
memutuskan untuk naik keatas, untuk track menuju puncak cukup sulit
dengan jalan bebatu dan masih tanah, di tambah jalanan yang cukup
terjal. Perjalanan ke puncak membutuhkan waktu sekitar 2 jam kurang,
tibalah di puncak sikunir pada pukul 05.30 WIB.
b. Candi Arjuna Dieng
1) Nama Objek : Candi Arjuna Dieng
2) Alamat Objek : Karangsari, Dieng Kulon, Batur,
Banjarnegara, Jawa Tengah
3) Harga Tiket masuk : Wisatawan Domestik : Rp. 7.500
Wisatwan Asing :Rp.15.000
4) Jadwal Oprasional : Setiap Hari
5) Jam Oprasional : 08 – 00. 17.00
6) Deskirpsi Objek Wisata :
Candi Arjuna sendiri merupakan salah satu candi peninggalan
agama hindu yang beraliran Syiwa. Candi ini juga diperkirakan
merupakan candi Hindu pertama di Jawa, yang dibangun pada sekitar
Abad ke-7 pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno. Selain
candi Arjuna banyak sekali peninggalan agama Hindu di Indonesia
seperti Candi Prambanan, Sejarah Candi Penataran, Sejarah Candi

31
Cetho, Candi Jago, Candi Cangkuang, Candi Kidal dan masih banyak
lagi candi-candi agama Hindu.
Candi Arjuna diyakini didirikan sekitar Abad ke-7 Masehi hingga
abad ke-9 Masehi. Dimana pembangunan candi Arjuna dilaksanakan
pada pemerintahan dinasti Sanjaya dari kerajaan Mataram Kuno, atau
bahkan dari kerajaan Kalingga. Dan juga, Candi Arjuna diperkirakan
sebagai candi tertua di Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan penemuan
salah satu prasati di sekitar Candi Arjuna. Dimana dalam prasasti
tersebut tertulis tahun 731 Caka atau sekitar tahun 808 Masehi dengan
menggunakan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini sekarang di simpan di
Jakarta, yaitu di Galeri Museum Nasional Jakarta.
Kompleks Candi di Dieng terutama Candi Arjuna ditemukan
pertama kali pada abad ke 19 tepatnya di tahun 1814. Dimana
ditemukan oleh seorang tentara Belanda yang bernama Thedorf Van
Elf. Ketika itu, candi Arjuna masih tergenang air saat Elf
menemukanya. Kemudian baru 40 tahun kemudian upaya pemeliharaan
Candi Arjuna di lakukan, Pemeliharaan ini dimulai dengan
mengeringkan air telaga di Dieng oleh HC Cornelius yang
berkebangsaan Inggris, tepatnya pada tahun 1856.
c. Kawah Sikidang Dieng
1) Nama Objek : Kawah Sikidang Dieng
2) Alamat Objek : Bakal Buntu, Dieng Kulon,Batur,
Banjarnegara, Jawa Tengah
3) Harga Tiket masuk : Wisatawan Domestik : Rp. 7.500
Wisatwan Asing :Rp.15.000
4) Jadwal Oprasional : Setiap Hari
5) Jam Oprasional : 08.00 – 17.00
6) Deskirpsi Objek Wisata :

32
Kawah Sikidang Dieng terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan
Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, walaupun masih banyak
yang mengatakan letaknya di Wonosobo. Untuk mencapainya juga
sangat mudah karena letaknya dekat dengan Kompleks Candi Arjuna
dan Candi Bima.
Kawah Sikidang Dieng termasuk obyek wisata unggulan Dieng
yang wajib dikunjungi. Di antara kawah-kawah lainnya di Dieng,
Kawah Sikidang adalah yang paling mudah dicapai dan dinikmati
karena terletak di tanah datar. Kawah Sikidang Dieng juga terkenal
dengan fenomena kolam kawahnya yang bisa berpindah atau melompat
dalam satu kawasan yang luas. Itulah sebabnya Kawah Sikidang
menjadi salah satu dari banyak kawah di kawasan wisata Dataran Tinggi
Dieng yang paling diminati.
Dataran Tinggi Dieng adalah gunung berapi raksasa dengan telaga-
telaga dan kawah-kawah bekas letusan yang dihuni penduduk. Kawah-
kawah yang masih menujukkan aktivitas vulkanik ini menjadi daya tarik
tersendiri, begitu juga dengan Kawah Sikidang Dieng. Posisi Kawah
Sikidang Dieng berbeda dengan kawah pada umumnya yang terletak di
tinggi puncak gunung berapi dan susah untuk melihatnya. Sedangkan
Kawah Sikidang berada di tanah yang datar sehingga pengunjung
leluasa melihat lumpur panas meletup-letup dan gas atau asap yang
berwarna putih pekat mengepul di udara. Fenomena alam yang benar-
benar menarik perhatian.

33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan & Study Pengembangan
Wawasan yang telah dilaksanakan pada hari Minggu 24 Februari 2019 sampai
dengan Jumat 01 Maret 2019 ini penulis mendapatkan banyak pengetahuan secara
nyata dalam pengembangan wawasan dalam penelitian dan kurikulum apa saja
yang terdapat di berbagai sekolah dan universitas yang di kunjungi.. Selain itu
Praktek Kerja Lapangan juga dapat memberikan kesempatan mahasiswa untuk
menumbuh kembangkan kemampuan akademis dengan studi pengembangan
wawasan.
Berdasarkan uraian Laporan Praktek Kerja Lapangan & Studi Pengembangan
Wawasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa mengetahui keadaan sekolah Negeri yang berada di kecamatan
Borobudur, Magelang dalam melihat kurikulum, proses belajar mengajar,
kondisi gedung, dan sistem pendisiplinan dari sekolah yang kami kunjungi.
2. Mahasiswa mengikuti seminar yang diadakan Universitas Negeri Semaran.
3. Mahasiswa mengetahui berbagai objek budaya, keindahan, dan masyarakat
yang ada pada objek wisata di Puthuk Setumbu, Sendratari Ramayana,
Masjid Agung Semarang, Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Puncak Sikunir,
Kawah Dieng, Candi Arjuna.
B. Saran
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan & Study Pengembangan
Wawasan ke sekolah Negeri dan Universitas yang ada di Magelang-Semarang,
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana aspek Tenaga Kependidikan, aspek
siswa, sarana prasarana, proses kurikulum dan bahan ajar, proses belajar mengajar,
serta prestasi belajar siswa yang ada di sekolah yang kami kunjungi tersebut.
Dengan begitu ada baiknya bahwa setiap mahasiswa PGSD wajib mengikuti PKL
(Praktek Kuliah Lapangan) & Study Pengembangan Wawasan ini diadakan setiap

34
tahunnya untuk membantu mahasiswa PGSD mengembangkan sistem pengajaran,
pengelolahan gedung, serta aspek lain yang terdapat di sekolah di luar kota agar
menambah wawasan dan menambah pengalaman baru bagi mahasiswa untuk
dapat termotivasi dalam mengembangkan potensi keguruannya dan hal lainnya.

35
36
Home Living di Desa Karanganyar Kebersamaan sebelum berangkat ke SDN
Tuksongo 1

Kebersamaan sebelum ke Home Living Persiapan menuju SDN Tuksongo 1 sambil


melihat warga potong kambing

Penyuluhan tentang Media pembelajaran dan alat Penyuluhan media pembelajran di kelas IV
peraga oleh Ibu Mimin Ninawati, M.Pd

37
Siswa SDN Tuksongo 1 memainkan Gamelan Pembuatan pojok bacaan di kelas 1

Penyerahan Media Pembelajaran Robot Magnet Penyerahan Media Pembelajaran Pantang

Penyerahan Media Pembelajaran RIKU Foto bersama Guru SDN Tuksongo,


Pembimbing, dan Mahasiswa

38
Proses pembuatan media pembelajaran Keterlibatan Siswa SDN Tuksongo 1 dalam
menggunakan media pembelajaran

Gedung SDN Tuksongo 1

Foto bersama setelah Seminar di UNNES Bapak Farid Ahmadi, Ph.D sebagai pemateri 2

39
Bapak Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd. sebagai pemateri 1

Rama dan sinta dalam Sendratari Ramayana Rahwana dan pasukkannya dalam Sendratari
Ramayana

Pintu masuk sendratari ramayana Foto bersama penari ramayana

40
foto diteras Masjid Agung Semarang Kebersamaan di teras Masjid Agung Semarang

Menara Asmaul Husna Masjid Agung Semarang Masjid Agung Semarang

Foto di luar gedung lawang sewu Foto di dalam gedung lawang sewu

41
Foto bersama pembimbing di halaman tengah lawang Simpang Lima Semarang
sewu

Sam Poo Kong

Mendengarkan Pemandu wisata di Sam Poo


Kong

Gerbong lokomotif yang ada di Stasiun Ambarawa

42
Foto bersama pemandu tour stasiun ambarawa Pemandu tour sedang menjelaskan tentang
stasiun ambarawa

Candi Arjuna Dieng


Foto didepan Cadi Arjuna

43
Selfi di depan Candi Arjuna Puncak Sikunir bersama Tour Leader

Menikmati pemandangan di puncak sikunir Keindahan Alam dari Puncak sikunir

Kawah Sikidang Dieng Sunrise di Punthuk Setumbu

44

Anda mungkin juga menyukai