Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dinda Ayu Bestari

Nim : 2013411017

Kelas : Reguler 1 tingkat 2

Contoh skala Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio

1. Skala interval
 Contoh 1:

Jawaban tentang frekuensi dalam pertanyaan “Berapa kali anda berbelanja di Supermarket X dalam satu
bulan terakhir ini?” adalah 1 kali, 3 kali dan 5 kali. Angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya
yang menggunakan interval 2. Jika menggunakan interval 1, jawabannya menjadi a. 1 kali, b. 2 kali, c. 3
kali, d. 4 kali, e. 5 kali.

 Contoh 2 :

Temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celcius, atau Fahrenheit, dengan masing-masing punya skala
sendiri. Untuk air membeku dan mendidih :

Celcius pada 0° C sampai 100° C. Skala ini jelas jaraknya, bahwa 100 – 0 = 100.

Fahrenheit pada 32° F sampai 212° F. Sakal ini jelas jaraknya, bahwa 212 – 32 = 180

 Contoh 3 :

jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada nilainya, karena jam 00.00 sendiri masih
menunjukkan waktu dimana jam 00.00 sama dengan jam 12 malam.

 Contoh 4 :

Contoh lain dari skala ini yaitu adalah skala Fahrenheit untuk mengukur suhu. Skala ini terdiri dari satuan
suhu yang sama, sehingga perbedaan antara 40 dan 50 derajat Fahrenheit sama dengan perbedaan
antara 50 dan 60 derajat Fahrenheit.

 Contoh 5 :

Perbedaan antara 68 derajat F dan 58 derajat F sama persis dengan 101 derajat F dan 91 derajat F.
Dalam contoh ini, Anda tidak dapat mengatakan bahwa 98 derajat F adalah dua kali lipat suhu dalam
istilah “panas” atau “dingin” ”Dari 49 derajat F. Ini karena tidak ada nol absolut pada skala Fahrenheit –
yaitu pada suhu nol tidak ada

 Contoh 6 :
IPK merupakan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa dalam studinya selama periode tertentu, misalnya
satu semester. Rata-rata IPK digunakan untuk mengetahui Indeks Prestasi (IP) mahasiswa dalam periode
yang lebih lama, misalnya selama dua semeter. Interval dalam IPK berjarak sama, sehingga merupakan
contoh data interval, misalnya ≥85 dengan skor huruf A dan skor nilai 4; 80-84 dengan skor huruf A- dan
skor nilai 3,7; 75-79 dengan skor huruf B+ dan skor nilai 3,3, dan seterusnya.

 Contoh 7 :

Usia juga merupakan variabel yang dapat diukur dalam skala interval. Misalnya jika A berusia 15 tahun
dan B berusia 20 tahun, maka tidak hanya jelas bahwa B lebih tua dari A, tetapi B lebih tua dari A selama
5 tahun.

 Contoh 8 :

Nilai ujian seperti SAT. Skor dalam tes SAT berada di kisaran 200-800. Angka-angka dari 0 hingga 200
tidak digunakan ketika mereka menskalakan skor mentah (jumlah pertanyaan yang dijawab dengan
benar) ke skor bagian. Titik referensi bukanlah nol mutlak, sehingga memenuhi syarat untuk menjadi
data interval.

 Contoh 9 :

Saat kita menghitung skor kecerdasan dalam tes IQ. Tidak ada poin nol untuk IQ. Menurut studi
psikologi, seseorang tidak dapat memiliki kecerdasan nol, oleh karena itu dalam contoh ini, nol adalah
sembarang. IQ adalah data numerik yang dinyatakan dalam interval menggunakan skala pengukuran
tetap.

 Contoh 10 :

Seseorang dapat mengukur waktu sepanjang hari menggunakan format 12-jam, ini adalah contoh data
interval yang baik. Waktu dalam format 12 jam adalah ukuran rotasi yang terus dimulai ulang dari nol
pada periodisitas yang ditetapkan. Angka-angka ini berada pada skala interval karena jarak di antara
mereka dapat diukur dan dibandingkan. Misalnya, perbedaan antara 5 menit dan 10 menit sama dengan
15 menit dan 20 menit dalam format 12 jam.

2. Sekala ordinal
 Contoh 1 :

Contoh paling umum dari skala ordinal adalah peringkat kualitas, status pekerjaan, peringkat tim dalam
turnamen, peringkat-urutan pemenang, tingkat kebahagian, tingkat kepuasan pelanggan, dan lain
sebagainya.

Dalam riset pemasaran, skala ini digunakan untuk mengukur opini relatif, sikap, persepsi, dan preferensi.
Seperti, jika responden diminta untuk memberi peringkat acara televisi yang paling banyak ditonton.
Maka, mereka memberi peringkat program televisi berdasarkan preferensi mereka. Yang menduduki
peringkat pertama sering kali memiliki lebih banyak karakteristik dibandingkan dengan acara yang
ditempatkan di posisi kedua.

 Contoh 2 :

“Seberapa puas Anda dengan program memasak di televisi kami?”

 Puas

 Kurang puas

 Netral

 Tidak puas

 Sangat tidak puas

“Seberapa bahagia Anda dengan pekerjaan saat ini?”

 Sangat bahagia

 Cukup bahagia

 Netral

 Tidak bahagia

 Sangat tidak bahagia

Responden survei akan memilih antara opsi kepuasan ini. Tetapi jawaban untuk “Berapa banyak?” tetap
tidak bisa dijawab. Dengan demikian, skala ini digunakan sebagai parameter perbandingan untuk
memahami apakah variabel lebih besar atau lebih kecil dari satu sama lain menggunakan penyortiran.

 Contoh 3 :

Memahami preferensi. Jika seorang agen pemasaran melakukan survei untuk memahami merek
handphone mana yang tidak disukai responden mereka, mereka dapat menggunakan skala ordinal. Dari
lima merek laptop yang disebutkan, nilai urutan preferensi:-Asus-Samsung-Lenovo-Dell-Xiaomi-Apple.

 Contoh 4 :

Mengevaluasi tingkat perjanjian. Nyatakan tingkat persetujuan Anda dengan kebijakan perusahaan:-
Setuju-Setuju-Netral-Tidak setuju-Sangat tidak setuju

 Contoh 5 :

Frekuensi kejadian. Pertanyaan seperti “Seberapa sering Anda harus memperbaiki ponsel?”-Sangat
sering-Sering-Tidak sering-Tidak semuanya.
 Contoh 6 :

Peringkat survei di restoran. Ketika seorang pelayan mendapat kertas atau survei online dengan
pertanyaan: “Seberapa puas Anda dengan pengalaman bersantap?” Memiliki 0-10 pilihan. 0 sangat tidak
puas dan 10 sangat puas.

 Contoh 7 :

Peringkat siswa Sekolah Menengah Atas. Seorang siswi yang mencetak 99/100 akan menjadi peringkat
pertama. Murid lain yang mencetak 92/100 akan menjadi yang ketiga dan seterusnya.

untuk mengukur perilaku maka skala sikap atau skala tingkat persetujuan di atas tidak lagi cocok
digunakan. Berikut merupakan tingkatan skala untuk mengukur sebuah perilaku

 Sangat sering

 sering

 jarang

 kadang-kadang

 tidak pernah

 Contoh 8 :

Setiap kali memasang aplikasi di google play store, kita sering mendapatkan tawaran untuk memberikan
penilaian. Ada yang bintang 5 sampai bintang 1. Bintang 5 artinya sangat puas, bintang 4 artinya puas,
bintang 3 artinya kurang puas, bintang 2 tidak puas dan bintang 1 artinya sangat tidak puas.

Beberapa kasus, penilaian ini juga sering kita temukan dalam pemilihan angket penelitian, ataupun
dalam bentuk aplikasi transportasi seperti grab, gojek dan masih banyak lagi. Jadi skala ordinal dimulai
dari angka yang paling besar, baru diikuti angka yang lebih kecil.

 Contoh 9 :

Contoh skala ordinal yang lain juga dapat digunakan untuk menklasifikasikan status ekonomi
masyarakat. Misalnya, ada status ekonomi miskin, ekonomi menengah ke atas, ekonomi menengah ke
bawah dan orang kaya.

Tentu saja masih banyak lagi skala ordinal yang sebenarnya sering ditemui dalam kehidupan keseharian
kita.

 Contoh 10 :

Adapun contoh skala ordinal yang dikemas menggunakan tampilan lebih menarik, contohnya sebagai
berikut.
Mengukur tingkat kreativitas karyawan

Nilai : I I III Iv v

Angka : 100 80 60 40 20

3. Contoh skala nominal


 Contoh 1

contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis kelamin. Jenis kelamin akan dibedakan menjadi
Laki-laki dan Perempuan.

Dalam hal ini, hasil pengukuran tidak memiliki tingkatan tertentu. Artinya laki-laki tidak lebih tinggi
daripada perempuan, atau sebaliknya.

Di dalam sebuah penelitian, biasanya akan diberi simbol angka sebagai pembeda, misal jenis kelamin
laki-laki diberi simbol angka 1, jenis kelamin perempuan diberi simbol 0. Simbol angka disini hanya untuk
membedakan saja, tidak menunjukkan bahwa 1 lebih besar dari 0 dan sebagainya.

 Contoh 2

misal nama kota lahir. Ada yang Bandung, Jakarta, Surabaya, Bogor, dan lain lain. Hal ini hanya untuk
pembeda saja, tidak menunjukkan tingkatan tertentu. Dengan kata lain, orang yang lahir di Bandung
bukan berarti lebih baik dari Bogor atau yang lainnya.

 Contoh 3

misalnya menjelaskan agama, ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik. Ini hanya bersifat membedakan
saja

 Contoh 4

Jenis kulit : Kulit Hitam, Kulit sawo matang, kulit putih dan kulit kuning.

 Contoh 5

Jenis Pekerjaan : Wiraswasta, PNS, tenaga lepas, konten creator

 Contoh 6

Status perkawinan : Kawin atau tidak kawin

 Contoh 7

Suku daerah : Suku Bugis, Suku Jawa, dan Suku Madura


 Contoh 8

kelulusan : Lulus, tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas

 Contoh 9

Tahun Produksi Kendaraan : 2010, 2011, 2012, 2013 dsb

 Contoh 10

kelulusan : Lulus, tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas

4. Contoh skala rasio


 Contoh 1

Rani memiliki berat badan 30 kg. Mila memiliki berat badang 60 kg. maka dapat dikatakan bahwa berat
badan Mila lebih berat dua kali dibandingkan berat badan Rani.

 Contoh 2

misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan tinggi badan Vatinson adalah 95 cm. Pada situasi ini
dapat dikatakan bahwa jarak tinggi badan Vatinson dengan Agung adalah 95 cm. Bisa juga dikatakan
bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan Vatinson.

 Contoh 3

misalkan nilai ujian matematika Tono adalah 50, sedangkan nilai Toni adalah 100. Ukuran rasionya dapat
dinyatakan bahwa nilai Toni adalah 2 kali nilai Tono.

 Contoh 4

tinggi pohon

 Contoh 5

panjang barang hingga

 Contoh 6

berat benda

 Contoh 7

Panjang benda
 Contoh 8

Jarak

 Contoh 9

Contoh penggunaan skala rasio dalam penelitian

Harga kopi a satu kilo Rp. 15.000,- harga kopi b satu kilo Rp. 75.000,- maka harga kopi a dibandingkan
dengan kopi b sama dengan 1 dibanding 5. tarif kereta api naik sebesar 10% sedangkan tarif pesawat
terbang naik sebesar 20% dan lainnya yang memiliki hubungan perbandingan, pengukuran dapat
menggunakan skala rasio.

 Contoh 10

 jangka produksi

 tinggi badan

 harga saham

 jumlah warga desa

Anda mungkin juga menyukai