Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

(SAMPLING)
Kegunaan Sampling

• Menghemat biaya
• Mempercepat pelaksanaan penelitian
• Menghemat tenaga
• Memperluas ruang lingkup penelitian
• Memperoleh hasil yang lebih akurat
Faktor-faktor Pertimbangan Sampling

• Membatasi populasi
• Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota
populasi
• Menentukan sampel yang akan dipilih
• Menentukan teknik sampling
Prosedur sampling

• Menentukan tujuan penelitian


• Menentukan populasi penelitian
• Menentukan jenis data yang diperlukan
• Menentukan teknik sampling
• Menentukan besarnya sampel
• Menentukan unit sampel yang diperlukan
• Memilih sampel
Teknik Sampling
Teknik Pengambilan Sampel atau Teknik Sampling adalah suatu cara
mengambil sampel yang representatif dari populasi.

Ada 2 jenis teknik sampling, yaitu :


1. Probability Sampling
2. Nonprobability Sampling 1. Simple Random Sampling
Probability 2. Proportionate Stratified Random Sampling
Sampling 3. Disproportionate Stratified Random Sampling
4. Area Sampling

Teknik
Sampling 1. Sampling Sistematis
2. Sampling Kuota
Nonprobability 3. Sampling Aksidental
4. Purposive Sampling
Sampling
5. Sampling Jenuh
6. Snowball Sampling
PROBABILITY SAMPLING
adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

1. Simple Random Sampling


adalah cara pengambilan sampel dari anggota dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam
anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila populasi
dianggap homogen.
Contoh : - Jumlah Perawat yang mengikuti penataran Ma-
najemen Berbasis Rumah Sakit di kota Bandung.
- Jumlah pegawai Rumah Sakit yang dimutasi.
Populasi sejenis Sampel Represen
Diambil secara acak tatif
2. Proportionate Stratified Random Sampling
adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan bertingkat secara proporsional. Dilakukan apabila populasinya
heterogen.

Contoh : Jumlah kursi anggota DPR dari partai besar pemenang


Pemilu tahun 1999.
a. PDIP = 153 kursi
b. GOLKAR = 120 kursi
c. PPP = 58 kursi
d. PKB = 51 kursi
e. Reformasi = 41 kursi
Maka jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya
dengan jumlah kursi di DPR
4. Area Sampling (Sampling Daerah/Wilayah/Klaster)
adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengam –
bil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada.
Contoh : Peneliti ingin melihat pelaksanaan imunisasi Vit. A di
seluruh wilayah Indonesia.
Karena wilayah cukup luas terdiri dari 34 provinsi, ma
ka yang dilakukan adalah seperti bagan berikut :

Kabupaten Kecamatan Kelurahan


Provinsi /Kota /Desa

Keluarga yang
akan RT RW
diimunisasi
Vitamin A
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan bertingkat tetap sebagian ada yang kurang proporsional
pembagiannya. Dilakukan apabila populasinya heterogen.
Contoh : Jumlah pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Bandung.
a. Kepala Dinas = 1 orang
b. Kasubag TU = 1 orang
c. Kasi pada Dinas = 5 orang
d. Kasubsi pada Dinas = 19 orang
e. Kaur pada Dinas = 4 orang
f. Kepala Cabang Dinas = 6 orang
g. Kaur pd Cabang Dinas = 6 orang
h. Kasubsi pd Cab.Dinas = 12 orang
i. Pelaksana/Staf = 128 orang
Dari jumlah pegawai yang berasal dari Kepala Dinas = 1 orang dan Kasubag TU
= 1 orang diambil sebagai sampel karena tidak proporsional.
NON PROBABILITY SAMPLING
adalah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan
(peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota
sampel.

1. Sampling Sistematis
adalah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari
populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel
diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang
dengan urutan yang seragam.
Contoh : Jumlah populasi 140 pegawai diberi nomor urut 1
s/d 140. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan nomor
genap (2,4,6,….,140) atau nomor ganjil (1,3,5,…,139).
Pengambilan sampel bisa juga dengan cara mengambil
nomor kelipatan (7,14,21,…,140).
2. Sampling Kuota
adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang mempu
nyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki a
tau pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan tertentu dari peneliti.

Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan,


kemudian menetapkan jumlah/jatah yang diinginkan, maka
jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit
sampel yang diperlukan.
Contoh : Diadakan penelitian prestasi kerja terhadap 1.250 orang
peserta Diklatpim Tingkat 3 yang menjabat Eselon III.
Penelitian dilakukan secara tim yang terdiri dari 25 orang.
Caranya setiap anggota peneliti dapat memperoleh jatah
sampel secara bebas sesuai dengan ciri-ciri dan prosedur yang
ditentukan oleh 50 orang peserta Diklatpim Tingkat III.
3. Sampling Aksidental
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor spon-
tanitas,artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu
dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang
tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).

Contoh :
Peneliti ingin mengetahui sejauhmana fluktuasi pemasaran
parfum yang dipakai oleh pria dan wanita. Peneliti mengambil
stand di BIP. Cara pengambilan sampel yaitu membatasi
jumlah sampel, misalnya 100 orang, maka setiap orang yang
jalan-jalan di BIP dan yang berminat sesuai dengan
karakteristik penggunaan parfum dijadikan responden.
4. Purposive Sampling
dikenal juga dengan sampling pertimbangan adalah teknik pe
ngambilan sampel yang digunakan peneliti jika peneliti mem
punyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengam
bilan sampelnya untuk tujuan tertentu.
Hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan
un tuk pengambilan sampel yang diperlukan.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui model kurikulum SMU (plus), maka
sampel yang dipilih adalah para guru yang ahli dalam bidang
kurikulum pendidikan dan manajemen pendidikan, masyarakat
yang berpengalaman, dan para ahli di bidang pendidikan.
5. Sampling Jenuh
adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi di-
gunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus.
Contoh :
Akan dilakukan penelitian di Lab. Bahasa Inggris Poltek PG
Bandung tentang tingkat keterampilan percakapan para
pegawai yang akan dikirim ke Australia. Jika jumlah pegawai 30
orang yang akan diberangkatkan, maka sampel yang diambil
adalah seluruh populasi sebesar 30 orang tersebut.
6. Snowball Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang semula berjumlah ke-
cil kemudian anggota sampel mencari anggota sampel yang la
in, demikian seterusnya (bola salju yang sedang menggelinding
semakin jauh semakin besar).

Contoh :

B C

D E F G H I
Menentukan besarnya sampel
Jika populasi sudah diketahui, menggunakan rumus Taro Yamane,
yaitu :

n = N / (N.d2 + 1)

dimana : n = jumlah sampel


N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan
Contoh :
Diketahui populasi pegawai RSHS = 138 orang untuk Unit Rekam
Medik dan tingkat presisi sebesar 10 %. Berapakah jumlah
sampelnya ?
Jawab :
n = N / (N.d2 + 1) = 138/(138.0,12 + 1) = 138/2,38 = 57,98 ≈ 58
LATIHAN SOAL :

Jumlah sampel status rekam medik hasil


perhitungan adalah 300. Apabila jumlah
seluruh status rekam medik adalah 6.000,
berapa jumlah sampel status rekam medik
yang tepat untuk penelitian ? Gunakan
tingkat presisi 5%.

Anda mungkin juga menyukai