Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam
bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui
variable-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . Tujuan
penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk
diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Yang menjadi dasar pembatasan
menentukan variabel-variabel tersebut adalah harus dapat dimengerti dan dirasakan manfaatnya.
Kuesioner dapat berfungsi sebagai alat dan sekaligus teknik pengumpulan data yang berisi sederet
pertanyaan dalam wujud konkrit.
Penyusunan kuesioner dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Yang dimaksud dengan
pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membawa responden ke jawaban yang alternatifnya
sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah
disediakan dengan memberi tanda ‘x’ (Arikunto, 1998: 151).
Dalam hal ini, kuesioner untuk konsumen dibagi jadi 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Bagian I berisi tentang pertanyaan mengenai data umum responden.
2. Bagian II berisi pertanyaan mengenai kepentingan dan kepuasan pelanggan. Bentuk pertanyaan
adalah tertutup dan responden menentukan pilihan jawaban berdasarkan apa yang sudah
ditentukan.
Menentukan nilai kepentingan dan kepuasan pelanggan mengenai kualitas jasa pemasaran yang
digunakan terdiri dari 5 bagian yaitu 1,2,3,4 dan 5.
Bentuk kuesioner lain adalah berisi pertanyaan faktor-faktor peluang dan pertanyaan kritis yang
ditujukan kepada karyawan di PT x. Penyebaran kuesioner yang dilakukan sebelumnya melalui uji
validasi konstruk untuk mengecek apakah variabel-variabelnya sudah layak atau belum.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi
suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang
diajukan.
3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek
sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan
dalam wawancara tindak lanjut.
Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner adalah dalam
wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan artinya. Dalam wawancara
analis memiliki peluang untuk menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum
jelas, mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit dan
umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara peluang-peluang
diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis pertanyaan-pertanyaan harus
benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi
dan susunan pertanyaan direncanakan secara mendetail.
Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap
sederhana.
Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-kata.
Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
Pertanyaan harus singkat.
Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa tingkat
bawah.
Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –pertanyaan
yang menyulitkan.
Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang mampu
merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum
menggunakannya.
Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi
responden.
SKALA DALAM KUISONER
Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut
atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Alasan
penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang format
kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai sikap, keyakinan,
perilaku dan karakteristik.
Wawancara
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu
saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu
posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang
ataupun mencari informasi.
Bentuk Wawancara
selalu terjadi.
Ciri umum metode wawancara dan metode kuesioner seperti di bawah ini:
NO KUESIONER INTERVIEW
1. Informasi yang diperoleh terbatas pada Informasi diperoleh dengan tanya jawab lisan
hal-hal yang sehubungan dengan dalam keadaan yang lebih longgar. Kecuali
pertanyaan-pertanyaan yang sudah informasi dari jawaban-jawaban penyelidik
ditulis. Tetapi pada umumnya dapat mengadakan observasi tetang reaksi
disediakan ruangan tersendiri untuk subjek (interviewee) terhadap pertanyaan dalam
meberi komentar tentang hal-hal yang hubungan dengan keseluruhan situasinya.
dipandang perlu oleh responden.
2. Administrasinya (penyelenggarangnya) Administrasinya memerlukan kecapakan yang
sangat sederhana khusus. Latihan-latihan pendahuluan untuk
administrationnya dalam banyak hal tidak dapat
ditinggalkan.
3. Dapat diberikan kepada jumlah Tiap-tiap kali hanya dapat dilakukan terhadap
responden secara serentak seorang interviewee
4. Dalam batas waktu dan tenaga yang Dalam batas waktu dan tenaga yang tersedia
tersedia lebih banyak jumlah lebih sedikit jumlah interviewee yang dapat
responden yang dapat diselidiki. diselidiki.
5. Lebih menjamin uniformitas dalam Lebih sukar dijamin adanya uniformitas karena
perumusan kata-kata, isi, maupun urut- harus menyesuaikan diri dengan situasi tiap-tiap
urutan pertanyaan. interviewee. Pribadi interviewer mungkin turut
memegang peranan dalam jawaban-jawaban
interviewee.
6. Kurang menekan dalam arti tidak Lebih menekan dalam arti jawaban harus segera
meminta jawaban dengan segera dari diberikan pada saat pertanyaan-pertanyaan
momen kesadaran yang pertama. diajukan. Kemungkinan rekonstruksi secara logis
Sebaliknya, karena itu jawaban dapat lebih kecil sehingga “kewajaran” lebih dapat
“diolah menjadi masakan yang manis”. dijamin.
7. Lebih atau terlalu formalistik sehingga Kemampuannya lebih besar untuk memperoleh
hanya mengungkapkan soal-soal yang informasi yang lebih kompleks yang menyangkut
lebih umum dan netral. proses-proses emosional dan sentiment-
sentimen.
10. Tidak dapat diberikan secara langsung Tidak terikat apakah yang diselidiki masih buta
kepada orang-orang yang masih buta huruf ataukah tidak, dewasa maupun kanak-
huruf atau anak-anak yang belum kanak.
mengenal huruf.
11. Semuan jawaban tercatat dengan Banyak jawaban yang tidak dapat dicatat
sempurna. sekaligus. Mudah terlebat dalam kesalahan
melaporkan hasil interviu.
Dari hasil pembahasan diatas telah menjelaskan pengertian, jenis, kelemahan, kelebihan apa
saja yang dimiliki dari teknik pengumpulan data dengan cara angket dan wawancara. Menurut
Sugiyono (2014) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Sedangkan interview (wawancara) merupakan metode penggumpulan data dengan jalan tanya-
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.
Menurut Sutrisno Hadi (2015:219) jenis penyusunan itemnya kuesioner dapat dibagi dalam
dua golongan besar, yaitu kuesioner tipe isian dan kuesioner tipe pilihan. Sedangkan wawancara
beliau membagi tiga dimensi dalam wawancara, yaitu wawancara tak terpimpin, wawancara
terpimpin, wawancara bebas terpimpin.