NIM : 121811016
“LEMBAR PENDAHULUAN”
A. Definisi
Harga diri rendah adalah Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri, perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri (Yosep, 2010).
Sedangkan menurut (Depkes RI, 2000 dalam Nurarif & Hardhi, 2015, p. 55) Harga diri
rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya
diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.
a. Situasional
b. Kronik
Menurut Fitria (2012) menyatakan bahwa gangguan konsep diri: harga diri
rendah kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan pasien
sebelum sakit atau sebelum dirawat. Sedangkan menurut Nurarif dan Hardhi (2015,
p. 55) harga diri rendah kronis merupakan evaluasi diri/ perasaan negatif tentang
diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung lama.
C. Etiologi
Berbagai faktor penyebab terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang yaitu :
i. Faktor predisposisi
Menurut (Fitria 2009, p. 6) Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
D. Manifestasi Klinis
Menurut Fitria (2009 h 6 ; Yosep, 2014 h 264) perilaku-perilaku seperti dibawah ini
diantaranya :
e. Penurunan produktifitas
E. Patofisilogi
Keliat, dkk. (2011, p. 76) menyatakan bahwa harga diri rendah muncul apabila
Proses terjadinya harga diri rendah disebabkan karena sering disalahkan pada masa
kecil, jarang diberi pujian atas keberhasilanya. Individu pada saat mencapai masa remaja
keberadaanya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang
F. Pohon masalah
Menurut (Yosep, 2014, p. 264) pohon masalah pasien harga diri rendah yaitu :
G. Penatalaksanaan
Terapi yang dapat diberikan pada pasien harga diri rendah antara lain :
a. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. (Nurarif dan Hardhi, 2015, p. 56).
b. Terapi hubungan interpersonal
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap langsung
Prabowo, (2014 hal 109) menjelaskan rentang respon adaptif dan maladaptif klien dengan
a. Respon Adaptif
dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
b. Respon maladaptive
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
nalisa
si
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
(HARGA DIRI RENDAH)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Tujuan khusus
“Selamat Pagi, Pak. Perkenalkan nama saya Luh Putu Retikawati, panggil saja saya Iluh. Hari ini
saya dinas dari pukul 08.00 sampai dengan 14.00 WIB. Nama Bapak siapa? Senang dipanggil
siapa?”
b. Evaluasi
“Bapak, saya bertugas disini untuk merawat Bapak dari hari Senin sampai Sabtu mulai dari jam
08.00 sampai dengan 14.00 apabila dinas pagi, dan juga dari jam 14.00-20.00 WIB apabila
dinas sore, saya harap selama saya merawat Bapak, saya dapat memberikan pelayanan yang
terbaik.”
Topik : “Baiklah Bapak, di sini kita akan berbincang-bincang untuk saling mengenal.”
Waktu : “Bapak mau ngobrol- ngobrol berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit dari
jam 11.00 sampai 11.15?”
Tempat : “Kita akan ngobrol dimana Bapak? Bagaimana kalau kita ngobrol disini?”
2. FASE KERJA
a. “Bapak, tadi sudah menyebutkan nama Bapak, lalu berapa umur Bapak sekarang?”
b. “Bapak sudah berapa lama dirawat disini ?”
c. “Bapak berasal dari mana ?”
d. “Bapak bersaudara berapa ?”
e. “Siapa saja yang diajak tinggal dirumah?
f. “Bapak masih ingat tidak kapan dibawa kesini ?”
g. “Siapa yang membawa Bapak kesini ?”
h. “Menurut Bapak, dibawa kesini karena apa ?”
i. “Selama dirawat disini hal apa yang sudah Bapak lakukan ?”
j. “Bagaimana perasaan Bapak saat melakukan kegiatan tersebut?”
k. Boleh saya tahu apa pekerjaan Bapak sebelum disini? Bisa diceritakan tentang
pekerjaannya?”
l. “Wah, kegiatan Bapak bagus sekali”.
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol 15 menit, sekarang sudah pukul 11.15 WITA, untuk
saat ini kita akhiri dulu ya Pak. Tadi Bapak sudah bagus sekali mau mendengarkan saya dan
menjawab dengan baik.”
b. Evaluasi
(Subyektif) : “Setelah kita ngobrol tadi, bagaimana perasaan Bapak?”
( Obyektif ) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan sesekali melihat perawat.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah Bapak, sekarang sudah pukul 11.15 WITA, pembicaraan kita cukupkan saja dulu sampai
disini ya. Sekarang Bapak istirahat dulu. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau
ditanyakan kepada saya, Bapak bisa sampaikan saat kita bertemu lagi.”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi membicarakan tentang keluarga,
kemampuan, serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki?”
Waktu : “Jam berapa kita besok bertemu Bapak? Saya besok dinas sore, bagaimana kalau jam 4
sore setelah makan snack, Bapak?”
Tempat : “Bapak mau ngobrol-ngobrolnya dimana? Bagaimana kalau disini?”
SP 2/TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak duduk sendiri di depan nurse station, klien sedang menunduk.
2. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
.
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat sore, Pak. Masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini ?”
c. Kontrak
a. Topik : “Kemarin, kita sudah janji bahwa sekarang jam 4 sore, kita akan berbicara
tentang keluarga serta kemampuan dan kegiatan yang pernah Bapak lakukan.
Apakah Bapak bersedia?”
b. Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15 menit, dari jam 4
sampai jam 4 lewat 15 menit ?”
c. Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang di mana? Baiklah, mari kita duduk di
depan ruangan Bapak”
2. FASE KERJA
a. “Bapak, sekarang kita akan berbicara tentang keluarga Bapak ya. Apakah Bapak bisa
menyebutkan anggota keluarga Bapak?”
b. “Nah sekarang kita akan membicarakan tentang kemampuan yang Bapak miliki. Kalau boleh
tahu, apa saja kemampuan yang Bapak miliki?”
c. “Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bapak lakukan? Bagaimana dengan merapikan
tempat tidur? Menyapu? Mencuci piring ?”
d. “Wah bagus sekali Bapak bisa menyapu, Bapak harus rutin melakukan semua itu ya. Pagi
setelah bangun tidur harus merapikan tempat tidur, menyapu dan mencuci piring setelah
makan ya!”
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah jam 4 lewat 15 menit, jadi kita
cukupkan dulu sampai di sini.”
a. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak mata sudah mulai
bagus.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau ditanyakan,
Bapak bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan saya.”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membicarakan kegiatan
mana yang Bapak lakukan dan jadwal kegiatan harian yang ingin Bapak
lakukan sesuai kemampuan yang Bapak miliki?”
Waktu : “Bagaimana kalau kita bertemu besok pukul 10.00 pagi? Bapak mau
mengobrol berapa lama? Bagaimana jika 15 menit?”
Tempat : “Bapak mau mengobrol di mana? Bagaimana jika di sini lagi?”
SP 3/TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki dan dapat menetapkan jadwal
kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, duduk menyendiri di depan nurse station sambil sesekali melihat orang yang
sedang berbicara di sampingnya.
2. Tujuan Khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dimilki dan dapat menetapkan jadwal kegiatan
harian sesuai kemampuan yang dimiliki.
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat siang, Bapak. Masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
c. Kontrak
Topik : “Kemarin kita berjanji pukul 10 akan membicarakan kegiatan yang masih bisa
Bapak lakukan di rumah sakit. Apakah Bapak bersedia?”
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15 menit, dari pukul
10.00 sampai 10.15?”
Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang di mana? Bagaimana jika di sini?”
2. FASE KERJA
a. “Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang kegiatan/kemampuan yang
Bapak kerjakan atau miliki. Bapak bisa menyapu, namun terkadang Bapak tidak mau
menyapu, namun bapak harus terus berlatih agar rutin menyapu”.
b. Nah, selain menyapu apakah ada kegiatan/ kemampuan lain yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit?”
c. “Bagus sekali Bapak, apakah setiap pagi Bapak membersihkan tempat tidur?”
d. Bapak seharusnya setiap pagi harus mau menyapu, merapikan tempat tidur dan mencuci
piring setelah makan. Apakah Bapak mau?”
e. “Selain itu apakah Bapak suka mengobrol dengan teman atau perawat di sini?”
f. “Bapak tidak usah malu dan malas untuk berbicara, kalau Bapak suka mengobrol nanti
Bapak pasti banyak punya teman dan tentunya bisa cepat dapat jodoh”.
g. “Apakah Bapak senang punya banyak teman?”
h. “Bagus sekali kalau Bapak mau mencoba, nanti saya kenalkan dengan teman saya. Apakah
Bapak bersedia?”
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul 10.15, jadi kita cukupkan
dulu sampai di sini. Tadi Bapak bagus sekali mau bercerita tentang kemampuan yang masih
dapat lakukan saat ini. Serta jadwal kegiatan harian yaitu merapikan tempat tidur, menyapu,
dan mencuci piring ya”
b. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak mata mulai bagus.
Klien juga mau berbicara dengan perawat serta temannya namun masih
bicara sedikit.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau ditanyakan,
Bapak bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan saya.”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : ”Bagaimana kalau pada pertemuan berikutnya kita kembali membicarakan
mengenai kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki?”
Waktu : “Besok saya dinas pagi di ruangan ini. Bagaimana kalau besok kita ngobrol
jam 12 setelah bapak makan siang ya? Jika Bapak ingin mengobrol lagi, Bapak
bisa ngobrol dengan saya atau teman saya. Nanti teman saya juga akan kesini.
Bapak mau kan berteman juga dengan teman saya?”
Tempat : ”Untuk pertemuan berikutnya, Bapak mau mengobrol dimana? Apakah di
sini lagi ?”
A.PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tenang, duduk bersama temannya di dapur namun interaksi dengan teman masih
kurang. Klien tampak mendengar temannya berbicara dengan teman lain, sambil
klien sesekali melihat mereka berbicara.
2. Tujuan Khusus
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki
2. FASE KERJA
a. “Pada pertemuan kali ini, kita akan mengobrol mengenai kegiatan apa yang bisa Bapak
lakukan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang Bapak miliki. Apa saja kegiatan yang bisa
Bapak lakukan saat bapak kumat?
b. “Oh bagus sekali Pak, dalam kondisi sakit Bapak bisa menyapu di dalam kamar”.
c. “Nah, lakukan kegiatan menyapu itu setiap pagi hari sesuai jadwal yang kita buat kemarin ya
Pak”.
3. TERMINASI
a. Mengakhiri kontrak
“Baiklah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul 12.15, jadi kita cukupkan
dulu sampai di sini ngobrolnya. Tadi Bapak bagus sekali mau bercerita tentang kemampuan
yang masih dapat dilakukan saat ini.”
b. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak mata bagus. Klien
juga sesekali mau bertanya dengan perawat, namun klien masih terlihat
malu.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tenang, duduk bersama temannya di meja makan setelah makan snack. Klien
sesekali berbicara dengan temannya sambil tersenyum.
2. Tujuan Khusus
Klien dapat menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
b. FASE KERJA
a. “Apakah Bapak tau obat apa yang bapak minum? Apa warnanya? Apa manfaatnya? Kapan
aturan minumnya? Serta akibat jika Bapak tidak minum obat?”
b. “Baiklah, kalau Bapak belum tau, akan saya jelaskan ya.”
c. “Bapak mendapat terapi obat Cycozam tablet 25 mg. Warna obatnya oranye muda. Fungsinya
sebagai obat penenang. Aturan minumnya setiap pagi dan sore sesudah makan. Pada pagi hari
Bapak mendapat obat 1 tablet dan pada sore hari mendapat obat 2 tablet sesuai resep dokter.
Jika Bapak tidak minum, Bapak bisa kumat lagi dan akan membuat Bapak lebih lama di sini.
Bapak ingin cepat pulang kan?”
c. TERMINASI
b. Mengakhiri kontrak
“Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul 10.15, jadi kita cukupkan
dulu sampai di sini. Tadi Bapak bagus sekali sudah bisa menyampaikan jenis obat yang Bapak
minum, warna obat, manfaat, aturan minum obat dan akibat jika tidak minum obat”.
c. Evaluasi
(Subyektif) : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-ngobrol tadi?”
(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak mata bagus. Klien
juga mau berbicara dengan perawat serta klien lain namun masih bicara
seperlunya
d. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau ditanyakan,
Bapak bisa mencari saya di Nurse Station ya, kita bisa mengobrol lagi dan menceritakan
keluhan yang Bapak alami. Saya tinggal ya Pak, terimakasih atas waktunya.”