Anda di halaman 1dari 9

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN

Dosen Pengampu :

Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si. Ak., CA

Oleh :

Kelompok II

Anggota Kelompok :

Ida Ayu Putu Renita Sri Naravika (1907531163)


Komang Ayu Wulandari (1907531165)
Ni Made Ria Paramita Wiraningsih (1907531175)
I Putu Evan Aditya Dharma Merta (1907531061)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Tentukan Konsep dengan Literatur yang cerdas
Instrumen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penelitian, yang
dibutuhkan dalam mendukung ketepatan rancangan penelitian. Instumen sebagai pengukur
variabel penelitian memegang peranan penting dalam usaha memperoleh informasi yang akurat
dan terpercaya. Bahkan validitas hasil penelitian sebagian besar sangat tergantung pada kualitas
instrumen pengumpulan datanya.
Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen tertentu akan
dideskripsikan dan dilampirkan atau digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam
suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2017), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter,
variabel suhu maka instrumennya adalah thermometer. Adapun instrumen-instrumen dalam
penelitian sosial umumnya juga sudah tersedia, misalnya instrumen untuk mengukur motif
berprestasi, mengukur sikap, mengukur bakat, dan lain-lain.
Walaupun instrumen-instrumen itu sudah ada, hal tersebut tetap sulit dicari. Selain itu,
instrumen-instrumen dalam bidang sosial walaupun telah teruji validitas dan reliabilitasnya, bila
digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin tidak valid dan reliabel lagi. Hal
ini perlu dimaklumi karena gejala/fenomena sosial itu cepat berubah dan sulit dicari
kesamaannya. Menurut Azwar (1999), bentuk-bentuk instrumen pengumpulan data dalam
penelitian sosial dan psikologi antara lain adalah wawancara (interview), angket atau questioner,
tes, skala-skala psikologis, dan sebagainya. Apapun bentuk instrumen pengumpulan data yang
digunakan, masalah ketepatan tujuan dan penggunaan instrumen (validitas) dan keterpercayaan
hasil ukurnya (reliabilitas) merupakan dua karakter yang tidak dapat ditawar-tawar, disamping
tuntutan akan adanya objektifitas, efisiensi, dan ekonomis.
2. Penerjemahan Setiap Item Variabel Operasional Menjadi Pertanyaan
Langkah awal dalam menyusun instrumen untuk kegiatan suatu penelitian adalah
menentukan topik beserta tujuan pengumpulan data. Topik yang dimaksudkan di sini adalah
variabel yang akan diteliti. Setelah menemukan aspek-aspek yang akan diukur dari variabel yang
akan diukur, maka selanjutnya peneliti merumuskan indikator-indikator pada setiap aspeknya.
Setiap aspek tersebut dikembangkan (dirumuskan) menjadi beberapa indikator. Setiap indikator
tersebut sebagai item yang akan dikembangkan menjadi pertanyaan atau pernyataan instrumen.
Output inilah selanjutnya sebagai langkah penyusunan kisi-kisi.
Berdasar kisi-kisi yang dibuat maka selanjutnya peneliti mengembangkan setiap indikator
menjadi item-item pertanyaan atau pernyataan atau pengamatan. Setiap indikator bisa
dikembangkan menjadi 2 atau lebih item pertanyaan atau pernyataan karena 1 indikator bisa
dijabarkan berdasar favourable dan unfavourable. Hasil dari langkah inilah yang disebut sebagai
draf instrumen. Sebaiknya, setiap indikator dapat dikembangkan minimal menjadi 4 item
pertanyaan atau pernyataan karena draf instrumen harus diuji validitas dan reliabilitasnya, atau
hanya uji konten. Berdasar uji tersebut setiap item nampak tergolong valid dan reliabel atau
sebaliknya. Jika tidak tergolong valid dan reliabel maka item pertanyaan atau pernyataan tersebut
dapat digugurkan atau tidak dimanfatkan lagi. Setiap indikator diharapkan harus terwakili,
sehingga jika gugur satu atau 2 item, maka dalam indikator tersebut masih terdapat item lain
yang masih dapat digunakan

3. Pahami Konsep dengan Baik dan Turunkan dengan Bahasa yang Benar dan Mudah
Dimengerti
Pada penyusunan/pembuatan kuesioner harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Apakah pertanyaan itu perlu ? Karena pertanyaan yang tidak perlu hanya akan
membingungkan responden
2. Bagaimanakah pertanyaan itu sebaiknya diajukan ?
3. Hal itu penting sehingga tidak membingungkan dan memberikan acuan. Selain itu tetap
dijaga kerahasiannya.
4. Apakah bentuk pertanyaannya terbuka atau tertutup ?
(open-ended question atau closed-ended question)
5. Bagaimanakah seharusnya pertanyaan itu dirumuskan ?
Sedapat mungkin dihindari menggunakan frase/istilah yang menimbulkan persepsi ganda
atau membingungkan. Hindari pertanyaan bermakna ganda (double-barreled question).
6. Bagaimanakah format jawaban disusun ?
Apakah alternatif jawaban yang akan digunakan dikotonomi atau pilihan berganda ?
Bagaimanakah urutan alternatif jawaban disusun ? Bagaimanakah cara mengatasi
jawaban tidak tahu, tidak ada jawaban dan jawaban netral ?
7. Teknik skala yang bagaimanakah sebaiknya digunakan ?
1) Rating Scale
a) Graphic rating scales
b) Hemized rating scales
c) Comparative rating scales
2) Attitude scales
a) Likert scale
b) Semantic differential

4. Angket Terbuka dan Tertutup


Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dengan penggunaan angket ini
dapat menghimpun sejumlah informasi yang relevan. Angket dapat berupa pertanyaan
pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos, atau internet.
Menurut Nasution (2003), jenis-jenis kuisioner (angket) dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Angket Tertutup
Angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban
tertentu sebagai pilihan. Responden akan mengecek jawaban yang paling sesuai
dengan pendiriannya. Angket tertutup digunakan karena dengan pertanyaan atau
pernyataan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan
juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data serta tabulasi hasil
terhadap seluruh hasil angket yang telah terkumpul. Responden cukup menjawab
pernyataan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.
Beberapa diantara keuntungan angket tertutup adalah
1) Hasilnya mudah diolah, diberi kode dan diskor, bahkan dapat diolah dengan
menggunakan computer.
2) Responden tidak perlu menulis atau mengekspresikan buah pikirannya dalam
bentuk tulisan
3) Mengisi angket relative tidak banyak memerlukan waktu dibandingkan
dengan angket terbuka.
4) Lebih besar harapan bahwa angket itu diisi dan dikembalikan bila angket itu
tertutup.
Kekurangan angket tertutup yaitu
1) Keberatan utama adalah bahwa responden tidak diberi kesempatan memberi
jawaban yang tidak tercantum dalam angket itu, sehingga ia terpaksa
mengecek atau memilih jawaban yang tidak sepenuhnya sesuai dengan
pendapatnya.
2) Ada kemungkinan bahwa responden asal-asal saja mengecek salah satu
alternative sekedar memenuhi permintaan untuk mengisinya, tanpa
memikirkan benar-benar apakah jawaban itu sesuai atau tidak dengan
pendiriannya. Kecerobohan menjawab antara lain disebabkan oleh
panjangnya angket itu sehingga menimbulkan keengganan untuk
mengeluarkan waktu yang banyak untuk itu.
2. Angket Terbuka
Angket ini memberi kesempatan penuh untuk member jawaban menurut apa yang
dirasa perlu oleh responden. Peneliti hanya member sejumlah pertanyaan berkenaan
dengan masalah penelitian dan meminta responden menguraikan pendapat atau
pendiriannya dengan panjang lebar bila diinginkan. Angket terbuka lebih sering
digunakan untuk mengklasifikasi apakah responden yang diteliti mengalami
permasalahan atau tidak. Angket terbuka ini digunakan untuk melakukan survei.
Keuntungan angket terbuka, yaitu
1) Angket terbuka berguna sekali bila peneliti kurang mengenal sampel.
2) Item yang terbuka member kesempatan untuk member jawaban secara bebas
dengan memungkinkan terungkapnya hal-hal yang sebelumnya takterduga
oleh peneliti, sehingga memperluas pandangan dan pengertiannya.
Kekurangan angket terbuka, yaitu
1) Kelemahan utama dari angket terbuka adalah kesulitan dalam pengolahannya
karena jawaban sukar diberi kode atau diklasifikasikan. Kategori yang salah
tentu akan member kesimpulan yang keliru.
2) Angket terbuka memerlukan waktu yang banyak untuk mengisinya. Karena
itu lebih banyak kemungkinan angket serupa ini tidak dikirimkan kembali
kepada peneliti dibandingkan dengan angket tertutup. Selain itu tak semua
orang sanggup menyatakan pikiran dan perasaannya dalam bentuk tulisan.
3) Nilai jawaban angket terbuka mungkin tidak sama karena perbedaan dalam
kemampuan mengatakan buah pikiran secara tertulis yang bertalian dengan
taraf pendidikan para responden juga perbedaan lain, seperti kedudukan sosial
ekonomi membawa perbedaan dalam tafsiran dan jawaban atas pertanyaan
yang terbuka. Perbedaan ini tentu juga mungkin sekali terdapat dalam angket
tertutup
Menurut Sanjaya (2015, hlm. 259) berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilalui
untuk menyusun angket.
1. Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum pertanyaan atau
pernyataan angket disusun.
2. Berikan petunjuk cara pengisian angket dengan jelas namun ringkas, sehingga
angket tidak akan membingungkan responden.
3. Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah tafsir dari responden, gunakan
bahasa sederhana namun tetap sesuai dengan kebutuhan penelitian.
4. Rumuskan pertanyaan atau pernyataan dalam kalimat singkat, jelas, dan sederhana.
5. Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan yang ditanyakan
dan tidak memiliki pertanyaan yang bercabang.
6. Apabila terdapat kata-kata yang memerlukan penekanan, maka sebaiknya diberi
tanda, seperti dengan cara menebalkan huruf pada kata atau kalimat yang ingin
ditekankan.
7. Setiap butir pertanyaan atau pernyataan tidak boleh menggiring pada jawaban yang
diinginkan peneliti.
8. Angket harus dibuat sebaik dan semenarik mungkin; ditata dengan raih, huruf
dicetak jelas sehingga tampak menarik dan artistik sehingga responden merasa
senang dan tertarik untuk mengisinya.
Analisis pada item pertanyaan (pernyataan) angket dengan jawaban yang bersifat tertutup
yakni sudah disediakan pilihan jawabannya, hanya tinggal menghitung frekuensi pada setiap
pilihan jawaban tersebut. Namun analisis pada item pertanyaan (pernyataan) bersifat terbuka
(dimana responden harus menulis sendiri jawabannya) maka dilakukan dengan mengelompokkan
setiap jawaban yang ada. Setiap kelompok jawaban diberi tanda (simbol), dan dihitung
frekuensinya.

5. Ketepatan Membuat Kalimat Dengan Kaedah Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar
Penggunaan Bahsa Indonesia dalam kuesioner sebagai berikut
a. Hindarkan pertanyaan yang menggiring. Contoh : “ Dengan kenaikan harga bahan pokok
sekarang ini, seharusnya karyawan diberikan gaji yang layak”. Kalimat pertanyaan seperti
itu mengandung unsur menggiring opini dengan mendahului kalimat “dengan kenaikan
harga bahan pokok” dan “seharusnya karyawan diberi gajiyang layak”.
b. Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan. Pertanyaan mengenai waktu lampau
seperti kejadian 10 tahun yang lalu dapat menyulitkan responden untuk menjawab.
c. Hindarkan pertanyaan yang bermuatan. Contoh : “sejauh mana kemungkinan perusahaan
akan memberikan sanksi jika karyawan melakukan demo”. Kata “sanksi”dan “demo”
mengandung muatan emosi yang memperlihatkan dua sudut pandang pihak manajemen
dan pihak karyawan
Dalam penelitian ilmiah
Untuk mencapai penelitian ilmiah yang baik khususnya dilihat dari segi bahasanya, perlu kiranya
dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam karya ilmiahmempunyai beberapa ciri khas atau aturan
yang berbeda dari karya tulis nonilmiah.Terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam
hal penggunaan bahasaIndonesia dalam penulisan karya ilmiah. Bahasa tulis ragam ilmu
pengetahuan memilikiciri-ciri yaitu: 1) pilihan kata dan peristilahannya tepat, 2) kalimatnya
efektif dan penataannya dalam paragraf baik, 3) penalaran dan sistematikanya bagus, 4)
pemaparandan gaya bahasanya menarik.
a. Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat
Untuk menyampaikan gagasan secara jelas kepada pembaca, pemilihan kata
atauistilah yang tepat sangat penting dalam menulis. Karena konteksnya adalah
penulisankarya ilmiah, pemilihan kata atau diksi serta pemilihan istilah harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa baku. Selain itu pemilihan kata atau istilah juga menyangkut
pemilihan berdasarkan ketepatannya dalam mengantarkan gagasan yang dimaksud oleh
penulis.
b. Kalimat Efektif
Karya tulis ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan diksi dan istilah yang
tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat
yangmemenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
Beberapaciri kalimat efektif adalah sebagai berikut :
 Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur,
 Kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal,
 Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami,
 Kehematan pengunaan unsur kalimat,
 Kecermatan dan kesantunan, dan
 Kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.
c. Paragraf yang Baik
Jika kalimat-kalimat yang mengantar ide atau gagasan tersebut sudah baik, hal
berikutnya yang perlu dicermati adalah apakah paragraf yang disajikan sudah merupakan
paragraf yang baik atau belum. Syarat paragraf yang baik yaitu meliputi : kesatuan,
kepaduan dan kelengkapan.
Paragraf yang baik harus menggunakan prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah
paragrafhanya terdiri dari satu gagasan pokok. Semua kalimat yang membentuk
kesatuandalam paragraf tersebut hanya merujuk pada satu gagasan pokok tersebut.
Olehkarena itu, pastikan bahwa semua kalimat yang masih dalam satu paragraf tersebut
benar-benar selaras antara satu dengan yang lain dalam mengantarkan gagsan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyaning, Dian dan Adelia, Juli. 2019. Metodologi Penelitian Bisnis Menyusun Instrumen
Penelitian (Cara Membuat Kuesioner). Terdapat pada link
https://www.scribd.com/document/433974848/Metodologi-penelitian (diakses pada
tanggal 13 November 2021).
Pohan, Achmad B. 2016. Modul Pembelajaran Metode Penelitian. Terdapat pada link
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/240668/MODUL-PEMBELAJARAN-
METODE-PENELITIAN.pdf (diakses pada tanggal 13 November 2021).
Soesilo, Tritjahjo D. 2019. Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan. Salatiga : Satya Wacana
University Press

Anda mungkin juga menyukai