Anda di halaman 1dari 8

PERTANYAAN

DAN JAWABAN PRESENTASI SIA



Devira Indrasvari
Pertanyaan : Apabila terjadi sabotase atau penyalahgunaan dalam sistem
pengendalian dalam suatu perusahaan, Apakah ada pihak yang yang berwenang
yg dapat mengatasi masalah tersebut dan bagaimana cara perusahaan
memperbaiki data perusahaan yang telah tersabotase atau bahkan sudah tersebar
luas?

Rima

Jawaban :
Menurut saya dalam kasus ini yang berwenang adalah pihak berwajib atau polisi
dan untuk memperbaikinya
File yang berada di komputer hanya akan tersimpan di sistem komputer tersebut.
Sehingga, ketika komputer terkena virus, data tersebut akan dengan mudah
hilang. Untuk mengatasi masalah ini, pembaruan sistem dalam jaringan komputer
perusahaan perlu dilakukan agar senantiasa berjalan dengan baik. Pembaruan
sistem komputer ke tingkat yang lebih canggih, akan membantu mengurangi risiko
kehilangan data.

Sri

Alternatif lain setelah meng-upgrade sistem kompuetr adalah menggunakan cloud


sebagai tempat penyimpanan. Cloud mampu dijadikan tempat penyimpanan data
dengan jumlah yang tak terbatas. Bahkan, kapasitas penyimpanan cloud bisa
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Semua data yang Anda masukkan ke
dalam komputer, jika komputer tersebut sudah dilakukan instalasi cloud, maka
data otomatis tersimpan dalam cloud.

Jadi, apabila komputer terserang virus, dibobol orang, atau ketidaksengajaan


menghapus data, tidak perlu khawatir karena sudah dicadangkan dalam cloud.
Solusinya adalah menggunakan cross cloud backup. Cross cloud backup
memungkinkan untuk recovery data setelah adanya gangguan bencana alam yang
merusak sistem cloud.

Elvira Tamara
Pertanyaan : Mengapa diperlukan pengendalian input dan cara apa saja yg dapat
digunakan unruk pengendalian input?
Sri

Jawaban :
Mengapa diperlukan pengendalian input ? Karena input merupakan salah satu
tahap dalam sistem komputerisasi yang paling krusial dan mengandung resiko.

Resiko yang dihadapi misalnya ialah:


1. Data transaksi yang ditulis oleh pelaku transaksi salah.
2. Kesalahan pengisian dengan kesengajaan disalahkan.
3. Penulisan tidak jelas sehingga dibaca salah oleh orang lain
(misalnya petugas yang harus meng-entry data tersebut ke komputer),
khususnya bila yang diolah bukan dokumen aslinya, melainkan tembusan.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian input adalah


1. Bentuk desain : dokumen sumber dan bentuk lainnya harus didesain untuk
meminimalkan kemungkinan kesalahan dan kelalaian. Dua bentuk utama
desain pengendalian yang terpenting melibatkan dokumen sebelum
penomoran(prenumbering) secara berurutan dan menggunakan dokumen
turnaround.

Rima

2. Pembatalan dan penyimpanan dokumen sumber : dokumen – dokumen


sumberyang telah dimasukkan ke dalam sistem harus di batalkan sehingga
mereka tidakdapat dengan sengaja memasukan data secara ulang. Begitu
juga dengan dokumen kertas, harus ditandai jika sudah di proses.
3. Pengendalian entri data : dokumen – dokumen sumber harus dipindai
untuk kewajaran dan kebenaran sebelum dimasukkan ke dalam sistem.
Meskipun demikian pengendalian manula ini harus di lengkapi dengan
pengendalian otomatis seperti : pengecekan field, pengecekan tanda,
pengecekan batas, pengecekan jangkauan, pengecekan ukuran, pengecekan
/ pengujian kelengkapan, validitas, teskewajaran dll.


Prasetia Dwikamajaya
Pertanyaan : Jelaskan peran dari pihak yang bertanggung jawab dalam
pengendalian internal !

Sri

Jawaban :
Para perancang sistem pengendalian internal dalam sebuah organisasi hanyalah
bertugas untuk membuat prosedur dan aturan.Mereka tidak bertanggungjawab
terhadap efektifitas pelaksanaannya. Berbagai pihak yang bertanggungjawab atas
efektifitas pelaksanaan pengendalian internal dan perannya adalah sebagai
berikut:
1. Manajemen.
Merupakan tanggungjawab manajemen untuk menciptakan pengendalian internal
yang efektif. Secara khusus chief executive officer harus merancang suasana di
puncak untuk kesadaran akan pengendalian di seluruh organisasi, dan melihat
bahwa semua komponen pengendalian internal sudah ditempatkan sebagaimana
mestinya. Lingkungan pengendalian yang efektif akan dapat mengurangi
kemungkinan kekeliruan atau kecurangan dalam suatu entitas. Manajemen senior
yang membawahi unit-unit organisasi harus bertanggungjawab untuk
mengendalikan aktivitas dari unit yang dipimpinnya. Para pejabat teknologi
informasi dan akuntansi serta keuangan memainkan suatu peran sentral dalam
merancang, mengimplementasikan, dan memonitor sistem pelaporan keuangan
entitas, mengembangkan anggaran dan rencana keseluruhanentitas, menelusuri
dan menganalisa kinerja, serta mencegah dan mendeteksi pelaporan keuangan
yang curang.
2. Dewan direksi dan komite audit.
Anggota dewan direksi sebagai bagian dari pengaturan umum dan tanggung jawab
terhadap kekeliruan, harus menentukan bahwa manajemen telah memenuhi
tanggungjawabnya untuk menciptakan dan memelihara pengendalian internal.
Komite audit (atau kalau tidak ada diganti dewan direksi sendiri) harus waspada
dalam mengidentifikasi keberadaan penolakan manajemen atas pengendalian
atau pelaporan keuangan yang curang, dan segera mengambil tindakan yang
diperlukan untuk membatasi tindakan yang tidak sesuai oleh manajemen.

Rima

3. Auditor internal.
Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan pengendalian
internal suatu entitas secara periodic dan membuat rekomendasi untuk
perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung jawab utama untuk
menciptakan dan memelihara pengendalian internal.
4. Personil entitas lainnya.
Peran dan tanggung jawab dari semua personil lain yang menyediakan informasi
kepada, atau menggunakan informasi yang disediakan oleh sistem yang mencakup
pengendalian internal, harus memahami bahwa mereka memiliki tanggungjawab
untuk mengkomunikasikan masalah apapun yang tidak sesuai dengan
pengendalian atau tindakan melawan hukum yang mereka temui kepada tingkat
yang lebih tinggi dalam organisasi.
5. Auditor independen.
Sebagai hasil dari prosedur audit laporan keuangan, seorang auditor eksternal
mungkin akan menemukan kekurangan dalam pengendalian intern yang akan
dikomunikasikan kepada manajemen, komite audit, atau dewan direksi,
bersamaan dengan rekomendasi perbaikan.

Dony manuaba
Pertanyaan : white collar crime (kejahatan kerah putih) atau kejahatan yang
dilakukan oleh aparatur pemerintah atau swasta. Bagaimana cara melakukan
pencegahan kejahatan kerah putih?

Rima

Jawaban :
cara melakukan pencegahan kejahatan kerah putih yaitu :

1. pihak atas (pemimpin) diharapkan selalu melakukan sidak dan inspeksi


dadakan agar dapat terlihat keadaan lapangan yang sebenarnya
2. menindak dengan tegas sesuai dengan UU bagi pelakunya
3. memaksimalkan peran POLRI, KPK, ICW, dan BPK dalam melakukan audit
keuangan
4. menyeleksi dengan ketat calon yang akan menduduki sebuah jabatan dan
menaikkan kualifikasinya

Gilang
Pertanyaan : Langkah-langkah yang dilakukan agar tujuan pengendalian intern
dapat tercapai!

Rima

Jawaban:
1. Penggunaan wewenang secara tepat
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut.
Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya transaksi.
Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain
2. Pembagian tugas.
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi (pencatatan). Jika semua fungsi disatukan akan membuka
kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak
terjadi sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya
kebenarannya.
3. Dokumen dan catatan yang memadai
akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai
kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
4. Keamanan meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan
catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data
atau informasi perusahaan.
5. Semua catatan mengenai aktiva harus dibandingkan secara periodik
dengan aktiva yang ada secara fisik.
Intan Satwika
Pertanyaan : Faktor apa saja yang mendorong pelaku melakukan kejahatan kerah
putih dan apakah ada dampak dari kejahatan kerah putih tersebut?

Sri

Jawaban:
terdapat tiga faktor yang mendorong pelaku yakni faktor organisasi, faktor
kelompok, dan faktor individu. Ketiga faktor tersebut mendorong adanya intensi
dalam diri individu yang kemudia didukung dengan kewenangan yang ia miliki.
Bentuk kejahatan kerah putih ini terwujud dalam tindak pelanggaran
kewenangan. Kejahatan kerah putih ini diperkuat dengan hukum yang tidak tegas
serta rasionalisasi yang dilakukan oleh pelaku. Penguatan yang diterima oleh
pelaku mendorong terjadinya proses belajar dalam dirinya juga dalam diri orang
lain untuk melakukan tindak kejahatan kerah putih. Tindak kejahatan kerah putih
ini juga memiliki dampak negatif yang meluas, seperti adanya krisis kepercayaan
yang dialami oleh masyarakat, serta dampak psikologis dan menyebabkan tidak
stabilnya keadaan ekonomi para korbannya.

Gunita
Pertanyaan : tadi kan sudah dijelaskan terkait pengendalian internal menurut klp
kalian resiko2 apa saja yg terdapat dalam pengendalian internal dan bagaimana
cara mengatasinya?

Rima

Jawaban :
Resiko yang melekat dalam pengendalian internal, merupakan resiko yang dapat
dicarikan solusinya sebelum resiko tersebut benar-benar terjadi. Beberapa resiko
yang melekat (Suharso, 2016) pada pengendalian internal diantaranya:

- Pengendalian internal melibatkan pengambilan keputusan oleh


manusia.
Manusia bisa saja salah dalam mempertimbangakan sesuatu, sehingga keputusan
yang diambil tidak selalu tepat. Bahkan dalam situasi yang mendesak, manusia
atau pimpinan bisa saja mengambil keputusan yang mudah, cepat, dan
menguntungkan, sehingga mengabaikan pengendalian intern yang telah
diterapkan.
- Adanya gangguan dalam pengendalian internal (breakdown).
Gangguan bisa datang dari mana saja, misalkan meskipun sudah diterapkan
pengendalian internal, namun jika tiba-tiba terjadi perubahan susunan personil,
perubahan sistem dan prosedur tanpa adanya penyesuaian pengendalian intern
maka akan mengganggu jalannya pengendalian.
- Adanya kolusi dalam pengendalian internal.
Meskipun pengendalian telah disusun sedemikian baiknya, namun jika pelaku
pengendalian saling bekerja sama untuk melanggarnya, maka bukan tidak
mungkin terjadi permasalahan. Bahkan permasalahan dari kolusi ini susah
terdeteksi, karena semua personil yang berkaitan dengan pengendalian
menyembunyikan bukti-bukti pelanggaran.

Sri
- Manajemen berpeluang mengabaikan atau mengesampingkan
pengendalian internal. Manajer sebagai orang penting dalam perusahaan memiliki
wewenang yang lebih, bahkan terhadap sistem pengendalian yang ada. Dalam
keadaan mendesak, terkadang manajer mengambil keputusan tanpa
menghiraukan adanya pengendalian. Mungkin saja keputusan yang ddiambil oleh
manajer benar-benar mendesak dan tidak bisa menggunakan pengendalian
internal, namun jika hal tersebut sering dilakukan maka akan mengganggu
berjalannya pengendalian dalam suatu instansi.
- Pertimbangan biaya dan manfaat dalam perancangan pengendalian
internal.
Untuk membuat pengendalian internal yang bagus dan akurat, maka tidak sedikit
biaya yang akan dikeluarkan. Dengan begitu ketika akan menyusun suatu
pengendalian maka harus mempertimbangkan manfaat apa yang akan diperoleh
dan biaya apa saja yang harus dikorbankan jangan sampai biaya yang dikeluarkan
lebih besar dibanding manfaat yang diperoleh perusahaan. Misalnya dalam
keamanan kas, jika pencatatan dan penyimpanan kas dilakukan oleh satu orang
saja, maka akan rentan terhadap kecurangan, namun jika dilakukan oleh dua
orang akan lebih aman, namun perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk
menggaji satu orang lagi. Meskipun kita tahu bahwa manfaat tidak mesti bisa
diuangkapkan dengan besaran nominal, namunperusahaan harus bisa
mempertimbangkan kemampuannya dalam menyediakan pengendalian internal
dengan menilai resiko-resiko yang paling besar untuk sapat diminimalisir.

Mengatasi Masalah Pengendalian



Rima
- Internalisasi secara konsisten
Internalisasi merupakan suatu proses yang dijalankan agar pengendalian intern
menjadi bagian dari pengendalian intern sehari-hari dan ditaati oleh semua orang.
Tentu saja hal tersebut tidak akan terjadi dengan sendirinya, perlu proses yang
cukup. Proses yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong individunya untuk
belajar agar memiliki pengetahuan yang memadai, kemudian akan menumbuhkan
komitmen dan menggerakkan hati untuk menerapkan pengendalian.

Hal tersebut sangat sulit dilakukan ketika lingkungan tidak mendukung, maka
salah satu cara adalah dengan membentuk lingkungan yang baik, melakukan
pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengendalian, sharing
pengalaman terkait kegagalan masa lalu sehingga bisa menjadi pelajaran untuk
kedepannya. Agar orang mau melakukan hal tersebut, juga harus ada sedikit
paksaan seperti diberikannya target, petunjuk dan arahan yang jelas untuk
mencapai tujuan dan kapan tujuan tersebut harus tercapai.

- Set tone at the top


Istilah dalam bahasa inggris tersebut seringkali diplesetkan menjadi "satan at the
top", yang bisa jadi merupakan sindiran untuk para pimpinan. Berjalannya suatu
organisasi tergantung pada bagaimana pembawaan dari pimpinannya, jika
pimpinan santai, maka bawahanpun akan santai, jika pola kerja pimpinan baik,
maka bawahan juga akan menirunya. Begitu pula dalam mentaati pengendalian
dalam organisasi. Jika pimpinan melanggar pengendalian yang ada, maka
bawahan tidak akan menghhargai adanya pengendalian tersebut. Misalnya dalam
suatu rapat pimpinan dengan santainya sering datang terlambat, maka bawahan
tidak akan takut ketika datang terlambat juga, karena meniru pimpinannya,
dengan berpikiran bahwa pimpinan rapat saja belum hadir dalam ruang rapat,
sehingga kedisiplinan disepelekan. Kaitan dengan penganalian internal, sebgai
pimpinan harus memberikan contoh yang baik, memberikan keteladanan dalam
berintegritas, berkomitmen, juga menetapkan tugas dan tanggung jawab secara
jelas.

Sri

- Penguatan pemantauan dan perbaikan berkelanjutan


Pemantauan akan menjadi penting karena akan menjaga kepatuhan dan
efektivitas pengendalian intern yang sudah diterapkan. Dengan adanya
pemantauan, maka setiap orang akan merasa takut melakukan kecurangan karena
selalu diawasi. Selain itu, perbaikan dalam pengendalian juga harus terus
dilakukan, karena semakin majunyateknologi, cara melakukan kecurangan juga
semakin canggih. Pengendalian internal juga harus bisa mengikut perubahan yang
ada, dan harus sigap untuk mencegah hal buruk terjadi. Pemantauan dan
perbaikan harus menjadi satu kesatuan yang saliang melengkapi, dengan
pemantauan maka akan diketahui kekurangan-kekurangan dalam pengendalian
dan sesegera mungkin dilakuakan perbaikan.

Dewi Maheswari
Pertanyaan : Tadi dikatakan bahwa terdapat 5 elemen dalam proses pengendalian
internal. Pertanyaan : apakah kelima elemen tersebut harus ada dalam proses
pengendalian internal? Apabila tidak ada salah satu dari kelima elemen tersebut
apakah berpengaruh terhadap suatu organisasi?
Rima
Jawaban :
Menurut kelompok kami, pastinya harus ada kelimanya, karena dengan kelima
elemen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Dimana berperan penting untuk
diterapkan agar nantinya sistem pengendalian internal bisa berjalan dgn baik dan
bisa mencapai tujuan pengendalian internal.

Yunita Chandra
Pertanyaan : Tadi dalam presentasi ada disebutkan kebijakan terkait SDM, salah
satunya kebijakan rotasi pekerjaan dan vakasi wajib. Apa yang dimaksud dengan
vakasi wajib dan apa tujuan dari kebijakan vakasi wajib tersebut terkait dengan
pengendalian internal?

Sri
Jawaban :
Vakasi wajib merupakan suatu kebijakan yg dibuat oleh perusahaan yg
memungkinkan pemberi kerja untuk mengecek dan memverifikasi pekerjaan
karyawan lain pada saat mereka menjalankan tugas mereka selama kurun waktu
tertentu. Yg dimana tujuan dari kebijakan vakasi wajib ini adalah untuk mencegah
kekeliruan akibat kejenuhan dari karyawan/pekerja dan sebagai media deteksi
terjadinya kekeliruan seorang pekerja bagi org yg menjalankan tugasnya yg sama.

Anda mungkin juga menyukai