Anda di halaman 1dari 11

WAWANCARA KERJA

Dosen Pengampu : Anak Agung Ayu Sriathi, S.E., M.M.

Oleh :

Kelompok 4

Ni Kadek Karisma Dewi (1907531130)

Ida Ayu Putu Damayanti (1907531153)

Ni Made Ayu Widyanti (1907531158)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wawancara merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
menjaring pelamar pekerjaan pada perusahaannya. Wawancara kerja menjadi metode yang
digunakan dalam proses perekrutan dan seleksi calon karyawan. Pewawancara merupakan sarana
dari perusahaan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari calon karyawan, yaitu
kepribadian calon karyawan, latarbelakang keluarga, pendidikan dan sebagainya. Bagi calo n
karyawan, wawancara berarti kesempatan untuk mempromosikan diri. Tes wawancara umumnya
adalah proses final atau tahap akhir untuk memutuskan apakah seorang pelamar pekerjaan akan
diangkat sebagai karyawan atau tidak.
Pada tahap wawancara, pewawancara akan menggali lebih dalam potensi pelamar
pekerjaan melalui jawaban langsung yang dijawab oleh pelamar pekerjaan. Kesuksesan dari
suatu wawancara tidak ditentukan berdasarkan waktu yang dijalani. Kesuksesan pelamar
pekerjaan pada proses wawancara dilihat dari pemahaman pelamar pekerjaan tersebut
berdasarkan bidang yang dicari. Pengendalian diri dan pengelolaan emosi memang sangat
penting dalam mengikuti wawancara kerja. Oleh karena itu, masalah utama yang selalu dihadapi
oleh sebagian besar calon karyawan atau pegawai dalam wawancara kerja adalah kepercayaan
diri.

1.2 Rumusan Masalah

Agar penulisan makalah ini terstruktur dan mencapai tujuan yang diinginkan maka hendaklah
kita membuat beberapa rumusan masalah, diantaranya:

1. Apa pentingnya wawancara kerja?


2. Apa saja persiapan menghadapi wawancara kerja?
3. Bagaimana praktek menghadapi wawancara kerja?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pentingnya wawancara kerja


2. Mengetahui cara mempersiapkan wawancara kerja
3. Mengetahui praktek dalam menghadapi wawancara kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Wawancara Kerja


Wawancara merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
menjaring pelamar yang ada. Jumlah pelamar pada umumnya jauh lebih banyak daripada posisi
atau lowongan yang tersedia. Oleh karena itu, dibutuhkan alat penyaring atau alat seleksi yang
dapat menemukan orang-orang yang paling cocok untuk menempati posisi tersebut. Me ngingat
ketatnya seleksi dari perusahaan, seorang pelamar mungkin saja diwawancarai lebih dari satu
kali.

Selain berlatih menulis resume dan surat lamaran kerja menyiapkan diri untuk wawancara
juga termasuk bagian dari usaha untuk mendapatkan pekerjaan. Pe lamar harus benar-benar
mempersiapkan diri agar bisa memberikan kesan yang baik, dan meyakinkan pewawancara
(interviewer) akan kemampuan pelamar.

Berbagai aspek, khususnya aspek kepribadian, baik secara verbal maupun nonverbal, sejak
memasuki ruang wawancara akan diperhatikan oleh pewawancara. Aspek-aspek kepribadian
(personality aspects) yang akan dinilai mencakup:

1. Penampilan secara fisik


2. Gerak-gerik dan sopan santun
3. Rasa percaya diri
4. Inisiatif
5. Kebijaksanaan
6. Tanggap dan kerja sama
7. Ekspresi wajah
8. Kemampuan berkomunikasi
9. Sikap terhadap pekerjaan
10. Selera humor

Penilaian terhadap aspek-aspek di atas akan membantu pewawancara untuk memprediksi


keberhasilan pelamar menduduki posisi tertentu di dalam perusahaan. Jika pelamar lemah dalam
suatu aspek penting yang sangat dituntut pada jabatan yang dinginkan, atau yang merupakan
faktor penentu keberhasilan dalam menduduki jabatan tersebut, tentunya pelamar tidak akan
diterima.

Wawancara tahap awal sering disebut wawancara pendahuluan (preliminary preview). Pada
tahap ini wawancara dilakukan berdasarkan surat lamaran atau ikhtisar resume yang telah dibuat
oleh pelamar. Hal itu untuk memastikan bahwa pelamar telah menyelesaikan proses adminitrasi
atau telah memberikan semua informasi penting berkaitan dengan jabatan yang diinginkan. Pada
tahap ini juga dinilai kesesuaian antara kualifikasi dengan jenis jabatan yang akan diisi.

Dalam proses wawancara, berikanlah informasi yang pada dan akurat dengan jelas dan tidak
berbelit-belit. Jawablah semua pertanyaan yang diminta dengan baik, dan janganlah memberikan
informasi yang tidak ditanyakan atau yang tidak relevan dengan pertanyaan pewawancara.

Wawancara pendahuluan biasanya dilanjutkan dengan wawancara seleksi (selection


interview) yang pada umumnya memerlukan waktu yang lebih lama daripada wawancara
pendahuluan. Dalam wawancara seleksi, pelamar mungkin akan diwawancarai oleh lebih dari
satu orang pewawancara. Pada tahap ini, pelamar akan ditanya mengenai latar belakangnya,
mencakup kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan, dan semangat kerja secara umum, untuk
mengetahui apakah pelamar memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan jabatan yang
dikehendakinya. Setelah itu, bentuk pertanyaan akan lebih terbuka, di mana pelamar diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan latar belakang dirinya.

2.2 Persiapan Menghadapi Wawancara Kerja


Sebelum melakukan wawancara tentu saja harus memahami proses dari wawancara
tersebut. Persiapan akan membantu tampil lebih baik di bawah tekanan, selain itu, semakin siap
maka semakin rendah ketegangan yang dirasakan terhadap proses wawancara. Pastikan untuk
mempelajari setiap perbedaan budaya ketika memersiapkan diri untuk wawancara, dan dasarkan
pendekatan pada apa yang diharapkan penerima. Untuk memersiapkan diri demi wawancara
yang berhasil, pelajari organisasinya, pikirkan pertanyaan yang akan di ajukan sejak awal,
dukunglah rasa percaya diri, perbaiki gaya wawancara, rencanakan untuk tampil baik, dan
bersiaplah ketika waktunya tiba.
Wawancara akan memakan waktu, maka dari itu mulailah untuk mencari pekerjaan jauh
hari sebelum tanggal yang diinginkan untuk mulai bekerja, sebagai contoh mahasiswa mulai
mencari pekerjaan hingga sembilan bulan sebelum kelulusan. Berpura -pura melakukan
wawancara dengan teman juga merupakan cara yang baik untuk mengasah gaya wawancara kita.
Jika merasa malu atau tidak percaya diri, ingatlah bahwa pewawancara/perekrut juga manusia
biasa.
Persiapan yang baik merupakan kunci dari lolos wawancara. Maka dari i tu dibutuhkan
persiapan yang matang untuk melaluinya jangan sampai wawancara yang merupakan pintu
masuknya sebuah pekerjaan akan kacau berantakan dan harus cari lowongan kerja lagi.
Berpenampilan dengan rapi, tampak professional, dan memakai pakaian yang tepat adalah sangat
penting.
Mental merupakan hal terpenting yang harus dipersiapkan untuk menghadapi wawancara,
jika saat wawancara menunjukkan sikap canggung dan kurang percaya diri maka akan
mempengaruhi penilaian. Oleh karena itu usahakan untuk selalu percaya diri dan bersikap
tenang. Memberikan senyuman dan sikap rileks pada saat wawancara akan dapat membantu
menjawab pertanyaan dari interviewer dengan baik. Apalagi dengan Indonesia menjadi anggota
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tentunya kita harus bisa berbahasa internasional jika ingin
melamar pekerjaan di perusahaan asing.
Di saat akan melakukan wawancara kerja sebaiknya tidak merasa cemas karena apabila
cemas akan menghilangkan rasa percaya diri, kecemasan yang timbul diakibatkan oleh
pikiranpikiran negatif dari diri sendiri. Kecemasan itu akan terus timbul, hanya dapat berusaha
untuk menekan rasa cemas, interaksi komunikasi antar pribadi saat tes wawancara belum efektif
karena sebagian besar calon karyawan memberi informasi yang dibuat-buat mengenai dirinya
agar pewawancara menganggap mereka sosok yang positif dan bersemangat.
Beberapa pewawancara percaya bahwa latar belakang pribadi menunjukkan seberapa
baik kandidat akan menyesuaikan diri, sehingga mereka menanyakan minat, kegemaran,
kesadaran akan peristiwa dunia, dan sebagainya. Maka dari itu harus memerbesar potensi
sepanjang lini ini dengan banyak membaca, berusaha bertemu dengan orang-orang baru, dan
berpartisipasi dalam kelompok diskusi, seminar, dan pelatihan.
Penampilan juga merupakan salah satu kunci yang akan menentukan suksesnya sebuah
wawancara kerja. Penampilan yang rapi akan menjadi alasan bagi pewawancara untuk memilih
kamu. Rapinya penampilanmu juga menjadi parameter profesionalitasmu.

Hal yang harus dilakukan Hal yang harus dihindari


 Berdoalah menurut agama dan keyakinan ➢ Datang terlambat.
masing-masing ➢ Kelihatan kesal karena menunggu lama.
 Datang lebih awal dari yang ditentukan Datang ke wawancara kerja tanpa
(misalnya 30 menit sebelum dimulai persiapan atau seadanya. Berpenampilan
wawancara kerja) berlebihan.
 Bersikap yakin dan optimis ➢ Membawa tas belanja atau sejenisnya
 Bersikap tenang dalam ruang wawancara kerja.
 Siapkan sertifikat, diploma, surat-surat
➢ Duduk sebelum dipersilahkan
penghargaan yang dimiliki.
➢ Meletakkan tas di meja wawancara kerja.
 Tersenyumlah secara wajar, tetapi jangan
➢ Membungkuk, menundukkan kepala.
tersenyum terus-menerus.
➢ Bertopang dagu.
 Berpakaianlah yang sopan dan rapi.
➢ Melipat tangan di muka dada.
 Ketuk pintu sebelum memasuki ruang
➢ Merokok atau mengulum permen saat
wawancara, kecuali kalau ada yang
wawancara kerja.
mengantar.
➢ Membuka/memulai percakapan
 Tunggu sampai dipersilahkan duduk, atau
wawancara kerja.
minta izin untuk duduk.
➢ Memotong pembicaraan saat
 Ingat nama pewawancara dengan baik
diwawancarai.
dan benar.
➢ Melebih-lebihkan diri.
 Tataplah pewawancara pada saat di
➢ Membual.
wawancarai.
➢ Mengkritik diri sendiri.
 Tunjukkan kemampuan diri kita, namun
➢ Mengkritik atau menjelekkan atasan
jangan berlebihan.
sekarang atau yang lama.
 Perhatikan dan pahami setiap pertanyaan
➢ Memberikan informasi yang
pewawancara dengan baik.
tidak relevan.
 Bicaralah yang jelas dan tegas.
➢ Memberikan kesan bahwa kita sangat
 Atur nada suara dengan tepat. membutuhkan pekerjaan.
 Tunjukkan minat/ketertarikan dan ➢ Bertanya yang sekedar tanya.
kesungguhan kita terhadap perusahaan ➢ Emosional atau mudah tersinggung.
yang dilamar. ➢ Menunjukkan kesan tidak sabar.
 Bersikaplah jujur dan langsung

2.3 Praktek Menghadapi Wawancara Kerja


Wawancara tidak bisa diwakilkan dan harus dilakukan oleh pelamar secara langsung baik
melalui media online ataupun berhadap-hadapan (face to face). Keahlian komunikasi dan
penguasaan bidang pekerjaan biasanya menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam me ngikuti
wawancara. Berikut adalah cara menghadapi wawancara kerja yang baik dan benar.

1. Perhatikan Penampilan

Penampilan pada saat wawancara sangat penting karena penampilan mencerminkan


kepribadian seseorang. Perlu diperhatikan bahwa dalam penampilan wawan cara kerja
diusahakan memakai pakaian formal, tidak bercelana jeans, serta terlihat rapi, baik dari
segi pakaian ataupun hal-hal lainnya.

2. Datang Lebih Awal

Diusahakan untuk datang lebih awal dari waktu yang ditentukan dan jangan sampai
membuat sang pewawancara menunggu karena akan mengurangi penilaian kedisplinan.
Ditambah dengan datang lebih awal, kita bisa mempersiapkan emosi serta mengendalikan
pikiran agar fokus pada wawancara.

3. Bersikap Sopan dan Tegas

Diusahakan pada saat memasuki ruang wawancara, terlebih dahulu mengetuk pintu lalu
memberikan salam, dan segeralah menjabat tangan sang pewawancara dengan tegas.
Menjabat tangan dengan tegas ini berfungsi menunjukkan rasa antusias atas proses
wawancara yang akan berlangsung. Disarankan untuk memberikan wajah penuh senyum
serta ramah untuk menambah peluang keberhasilan wawancara.

4. Jawab Setiap Pertanyaan dengan Singkat dan Jelas


Ketika proses wawancara berlangsung, diusahakan untuk selalu melakukan kontak mata
dengan pewawancara. Kontak mata ini berfungsi untuk memberikan pandangan bahwa
pribadi adalah orang yang sangat serius untuk mendapat pekerjaan pada posisi yang
diinginkan. Ketika ditanya, berikan jawaban yang singkat dan jelas karena jika sebaliknya
serta tidak menuju inti jawaban pertanyaan yang diberikan, maka akan membuang waktu
dan bisa jadi memberi penilaian kurang baik dari sang pewawancara serta menciptakan
kesan tidak memahami dan menangkap pertanyaan yang diberikan.

5. Ciptakan Suasana Nyaman

Ciptakan suasana yang nyaman dengan pewawancara dan ajuk an pertanyaan berkaitan
dengan pekerjaan yang sedang dilamar seperti bagaimana cara kerja perusahaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan itu, maka akan menciptakan kedekatan
dengan pewawancara. Selain itu, emosi perlu dikendalikan, seperti ketika ditanya alasan
pindah dari perusahaan sebelumnya maka jangan menyampaikan hal-hal yang buruk atau
masalah dengan perusahaan sebelumnya dan diusahakan menjawab pernyataan yang baik
seperti untuk mendapat pengalaman baru atau yang lainnya. Hal itu harus dilakukan demi
menghindari penilaian buruk mengenai karakter pribadi oleh pewawancara.

6. Perlihatkan Antusias Kerja

Berikan keyakinan terhadap perusahaan bahwa kita memang ingin memberikan kontribusi
lebih untuk memajukan perusahaan dan berupaya bekerja keras untuk mewujudkannya.
Pada tahap ini, kemampuan menjual keahlian pribadi adalah hal yang mutlak agar
pewawancara yakin dengan kemampuan yang anda miliki. Selain itu, tetapkan harapan
untuk bekerja di perusahaan secara proporsional agar bisa diterima perusahaan. Jangan
lupa memberikan komitmen untuk berupaya memberikan yang terbaik demi perusahaan.

7. Ucapkan Terima Kasih

Ketika mengakhiri wawancara, perlu untuk mengucapkan terima kasih karena telah
diberikan kesempatan untuk menjelaskan mengenai kemampuan dan informasi mengenai
diri sendiri sehingga dapat menjadi acuan untuk bisa diterima bekerja di perusahaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Wawancara adalah salah satu hal yang harus dilalui ketika hendak mendapatkan posisi
sesuai dengan lowongan pekerjaan yang dilamar. Wawancara merupakan komunikasi dua pihak ,
antara pewawancara dengan orang yang diwawancara. Wawancara ini penting bagi pewawancara
untuk menggali informasi pelamar sesuai dengan kriteria posisi yang diinginkan pelamar,
sedangkan bagi orang yang diwawancara, lolos dari proses wawancara menjadi salah satu
keberhasilan sebagai tanda bahwa pelamar pantas mendapatkan posisi tersebut.

Persiapan merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi wawancara. Oleh karena itu,
dibutuhkan persiapan yang matang untuk melaluinya agar wawancara yang merupakan pintu
masuknya sebuah pekerjaan tidak kacau dan berantakan. Berpenampilan rapi dan bersikap
profesional adalah hal yang sangat penting dalam wawancara. Sebelum mengikuti wawancara ,
ada baiknya pelamar mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai bidang pekerjaan yang
dimaksud. Hal ini perlu dilakukan agar pada saat wawancara berlangsung, pelamar telah
memiliki gambaran mengenai bidang pekerjaan tersebut.

3.2 Saran

Wawancara merupakan salah satu tahap penting dalam proses penerimaan kerja. Sebelum
menghadapi wawancara, persiapan yang matang sangat diperlukan agar wawancara dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Jangan sampai, wawancara yang merupakan kesempatan emas
justru hilang begitu saja hanya karena kurangnya persiapan. Maka dari itu, pelamar kerja harus
memahami teknik-teknik dalam menghadapi wawancara kerja dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. 7 Cara Interview Kerja yang Baik. https://www.cermati.com/artikel/7-cara-


interview-kerja-yang-baik (Diakses pada 5 Desember 2021).

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai