Anda di halaman 1dari 8

JENIS ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN

KHAIRUL FIKRI
1700371
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Departemen Pendidikan Teknik
Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan
Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No. 207, Bandung
Email: fikrikhairul90@gmail.com
A. Definisi Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang
harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur
kemajuan belajar siswa (Basir, 2015).

B. Bentuk Tes
Tes dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya menurut
pelaksanaannya, dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya dan lain-lain.
Adapun penjelasan mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tes dari Segi Bentuk Pelaksanaannya
a. Tes Tertulis (paper and pencil test)
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan
kertas dan pensil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan
soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan
tangan maupun menggunakan komputer.
b. Tes Lisan (oral test)
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka
antara guru dan murid.
c. Tes Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam
melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan
perbuatan peserta didik.
2. Tes dari Segi Kemungkinan Jawabannya
a. Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu
dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam
bahasa sendiri.
Kelebihan:
1) Dapat mengukur proses mental/kognitif yang tinggi.
2) Dapat menghubungkan kemampuan berbahasa.
3) Dapat melatih berpikir teratur.
4) Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
5) Mudah membuat soalnya.
Kelemahannya:
1) Sampel tesk terbatas.
2) Sifatnya sangat subjektif.
3) Tes ini biasanya kurang realibel Jenis Tes Uraian.
4) Uraian bebas (Free Essay).
5) Uraian terbatas atau berstruktur.
Penyusunan Tes Uraian
1) Segi isi (jelas Abilitasnya).
2) Segi bahasa (jelas, sederhana, singkat).
3) Segi teknik pengajian soal (komprehensif, tidak berulang, bobot
dibedakan).
4) Segi jawaban (pokok-pokok isi jawaban).
5) Pemeriksaan (Skoring).
6) Periksa jawaban setiap nomor siswa.
7) Skooring skala 1-4 atau 1-10 - Gunakan sistem bobot.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain;
1) Tes Betul-Salah (TrueFalse).
2) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice).
3) Tes Menjodohkan (Matching).
4) Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis).
Kelebihan:
1) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar.
2) Jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah.
3) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah.
Kelemahan
1) Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar.
2) Proses berpikir siswa tidak dapat dilihat nyata.
C. Bentuk Non-Tes
Evaluasi non-tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
yang dilakukan dengan tanpa ”menguji” peserta didik, melainkan dilakukan
dengan menggunakan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan
wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire) dan memeriksa atau
meniliti dokumen-dokumen (documentary analysis).
Instrument untuk memperoleh hasil belajar non-tes terutama dilakukan untuk
mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang
berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari
apa yang diketahui atau dipahaminya.
1. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang
diwancarai. Secara umum, yang dimaksud dengan wawancara adalah cara
menghimpun bahan keterangan yang dikakukan dengan melakukan tanya jawab
lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah
ditentukan.
Kelebihan
1) Dapat memperoleh keterangan sedalam-dalamnya tentang suatu masalah,
khususnya yangberkenaan dengan pribadi seseorang.
2) Peneliti dapat memastikan bahwa informan yangmemberi jawaban.
3) Peneliti berusaha agar pertanyaan betul-betuldipahami oleh informan.
4) Wawancara memungkinkan fleksibilitas dalamcara-cara bertanya.
5) Pewawancara yang sensitif dapat menilai validitasjawaban berdasarkan
gerak gerik, nada, dan rautmuka dari informan.
6) Informasi yang diperoleh akan lebih dipercayaikebenarannya karena salah
tafsiran dapatdiperbaiki pada saat wawancara dilakukan.
7) Informan lebih bersedia mengungkapkan keterangandan lebih leluasa dalam
pengungkapannya.
Kekurangan
1) Jawaban verbal diragukan validitasnya.
2) Peneliti sendiri tidak konstan keadaannya.
3) Apabila proses wawancara tidak dilakukan oleh peneliti sendiri, akan
terdapat salah tafsir dari pihak yang diberi tugas untuk melakukan
wawancara. Selain itu, karakteristik pribadi informan tidak terekam oleh
peneliti itu sendiri.
4) Banyak kendala dalam pengolahan hasil wawancara.
5) Belum ada sistem baku yang ada untuk pencatatan hasil wawancara,
sehingga peneliti cenderung mengembangkan sendiri cara pencatatanhasil
wawancara.
6) Memakan banyak waktu, tenaga, biaya, dan pikiran.
7) Menemui informan tidak mudah, sehingga peneliti harus menyesuaikan
dengan waktu informan. Hal itu karena kita yang membutuhkan
2. Angket (Questionnaire)
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan
angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk
memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan
dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Kuesioner sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah afektif. Ia dapat
berupa kuesioner bentuk pilihan ganda (mutiple choice item) dan dapat pula
berbentuk skala sikap. Skala yang mengukur sikap, sangat terkenal dan sering
digunakan untuk mengungkap sikap peserta didik adalah skala likert.
Kelebihan
1) Tidak memerlukan kehadiran seorang peneliti.
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan
menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu malu
menjawab.
5) Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benarbenar sama.
6) Mudah pengisiannya karena responden tidak perlu menuliskan buah
pikirannya.
7) Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.
8) Lebih besar harapan untuk dikembalikan.
9) Lebih mudah pengolahannya.
10) Dapat menjangkau responden dalam jumlah besar.
Kekurangan
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan
yang terlewati tidak dijawab.
2) Seringkali sukar diberi validitasnya.
3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4) Seringkali angket tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada
yang terlalu lama, sehingga terlambat.
6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati
responden.
7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada
kebebasan secara leluasa dari responden.
8) Jawaban dari responden terkadang seadanya, bisajadi tidak dalam keadaan
yang sesungguhnya, karena dalam pilihan jawaban ada yang palingbaik, dan
pilihan itu cenderung dipilih olehresponden, padahal dalam kenyataannya
tidak seperti itu.
3. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis,
logis, objektif dan rasional terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sebagai sasaran pengamatan. Alat yang digunakan dalam observasi disebut
pedoman observasi
Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan.
Kelebihan
1) Merupakan alat yang langsung untuk menyelidiki bermacam gejala.
2) Banyak kejadian-kejadian penting dapat diperolah secara langsung.
3) Dimungkinkan adanya pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu
gejala.
4) Untuk observer teknik observasi lebih sedikit tuntutanya.
Kekurangan
1) Banyak kejadian-kejadian yang tidak dicapai dengan observasi secara
langsung.
2) Jika observer mengetahui dirinya diselidiki, mungkin dengan sengaja
menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.
3) Tugas observasi dapat terganggu pada suatu waktu.
4) Terbatasi oleh lama waktu kejadian.
4. Daftar Cek
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan
diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap
kejadian yang betapun kecilnya, tetapi dianggap penting. Ada bermacam-macam
aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian tinggal
memberikan tanda centang ( √ ) pada tiap-tiap aspek tersbut sesuai dengan hasil
penilaiannya.
Kelebihan
1) Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksaan DCM dapat
dilakukan secara klasikal, sehingga guru pembimbing dalam waktu singkat
dapat memperoleh data yang banyak
2) Pada akurasi data yang diperoleh melalui DCM memiliki validaritas dan
reliabitas tinggi mengingat peserta didik yang mengisi dapat langsung
melakukan pengecekan sendiri kesesuaian masalah yang dirasakan atau
dialami, selain itu karena penyediaan butir permasalahan cukup banyak,
maka memberi peluang data masalah yang diungkapkan melalui DCM
bersifat teliti, mendalam dan meluas.
3) Dari segi fungsinya, penggunaan DC memudahkan peserta didik
mengemukakan masalah, mengingat penyediaan butir permasalahan yang
memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang sedang
atau pernah dialaminya.
4) Sistemasi jenis masalah yang dikelompokan dalam berbagai bidang
mempermudah guru pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa data
serta merumuskan kesimpulan masalah yang dialami peserta didik.
Kekurangan
1) Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai
konsekuensi dari banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir
pernyataan masalah yang tersedia.
2) Data yang diungkapkan melalui DCM masih bersifat umum berbentuk peta
masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang, sehingga
untuk mendalami pemahaman terhadap masalah peserta didik, guru
pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain seperti
wawancara.
DAFTAR PUSTAKA

Basir, Muhammad. 2015. Evaluasi Pendidikan: Lapena Intimedia.

Pratiwi, Yossi. 2013. Bentuk Jenis Non-tes dalam Pendidikan. Diperoleh 25 Maret
2019, dari http://yosipratiwi.blogspot.com/2013/01/artikel-jenis-jenis-
bentuk-non-tes_7.html

Anda mungkin juga menyukai