Anda di halaman 1dari 10

Metode Pengumpulan Data: Pengantar Dan Wawancara

Sumber Data
Data dapat diperoleh dari dua macam sumber yaitu
1. Sumber Data Primer
Data primer (primary data) mengacu pada informasi yang diperoleh langsung oleh peneliti terkait
dengan variabel ketertarikan untuk tujuan tertentu dari studi. Individu memberikan informasi ketika
diwawancara diberikan kuisioner, atau diobservasi. Wawancara mendalam terhadap kelompok atau
kelompok focus merupakan sumber lain yang kaya akan data primer
 Kelompok Fokus, biasanya terdiri atas 8 hingga 10 anggota dengan seorang moderator yang
memimpin diskusi selama kira-kira 2 jam mengenai suatu topik, konsep, atau produk tertentu.
Anggota biasanya dipilih nerdasarkan keahlian mereka pada topik yang digali informasinya.
Kelompok fokus relatif tidak mahal dan dapat menghasilkan data yang dapat diandalkan dalam
waktu singkat. Kelompok fokus digunakan untuk studi eksploratif, memuat generalisasi
berdasarkan informasi yang diperoleh dari kelompok focus, dan melakukan survey sampel.
 Panel, merupakan sumber informasi utama untuk tujuan penelitian. Berbeda dengan kelompok
fokus yang bertemu satu kali, kelompok panel bertemu lebih dari satu kali. Studi panel sangat
berguna untuk kasus yang di mana pengaruh intervensi atau perubahan tertentu akan dipelajari
selama suatu periode waktu. Panel dapat termasuk panel statis jika anggota yang sama berada
dalam panel tersebut selama periode waktu yang lama. Sedangkan jika anggota panel berubah
dari waktu ke waktu maka panel tersebut termasuk panel dinamis. Selain itu ada juga teknik
Delphi, yaitu metode peramalan yang menggunakan panel para ahli yan dipilih secara teliti
dengan cara yang sistematis atau lebih.
 Ukuran Umum, berasal dari sumber primer yang tidak melibatkan orang-orang. Contohnya
adalah kerusakan jurnal-jurnal di perpustakaan yang memberikan indikasi yang baik terkait
kepopuleran jurnal-jurnal tersebut
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber sumber yang sudah ada.
Terdapat beberapa sumber data sekunder, termasuk buku dan majalah, publikasi pemerintah, media,
laporan tahunan perusahaan, dsb. Kelebihan mencari sumber data sekunder adalah penghematan
waktu dan biaya untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi, data sekunder sebagai satu sumber
informasi memiliki kekurangan karena dapat menjadi usang atau digantikan dengan yang baru.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain penelitian. Wawancara, observasi
terhadap individu dan peristiwa, dan pemberian kuisioner meupakan tiga metode utama pengumpulan
datadalam penelitian survey. Tes proyektif dan teknik motivasional lain juga terkadang digunakan untuk
mendapatkan variabel.
Wawancara memiliki kelebihan terkait fleksibilitas dalam hal mengadaptasi, mengadopsi, dan
mengubah pertanyaan ketika peneliti melanjutkan wawancara, kuisioner memiliki kelebihan dalam
memperoleh data secara lebih efisien terkait waktu, energy, dan biaya. Metode pengumpulan data umum
seperti ekstraksi dari dokumen perusahaan memiliki kelebihan dalam hal akurasi
Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang efektif, terutama selama penelitian tahap
eksploratif. Terdapat beberapa jenis wawancara yaitu
1. Wawancara Terstruktur dan Wawancara Tidak Terstruktur. Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang dilakukan ketika sejak awal diketahui informasi apa yang diperlukan. Pewawancara
memiliki daftar pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan kepada responden. Pertanyaan
tersebut fokus pada faktor-faktor yang diketahui selama wawancara tidak terstruktur dan dianggap
relevan dengan masalah. Sedangkan wawancara tidak terstruktur yaitu pewawancara tidak memasuki
situasi wawancara dengan rangkaian yang akan diberikan kepada responen. Tujuan wawancara tidak
terstruktur adalah mengetahui beberapa isu pendahuluan, sehingga peneliti dapat menentukan
variabel yang memerlukan investigasi mendalam lebih lanjut.
2. Wawancara Tatap Muka dan Wawancara Telepon. Kebanyakan wawancara tidak terstruktur dalam
penelitian bisnis sering kali dilakukan dengan tatap muka, wawancara terstruktur dapat dilakukan
dengan tatap muka atau melalui telepon, tergantung pada tingkat kerumitan persoalan yang terlibat,
kemungkinan durasi wawancara, kenyamanan kedua pihak, dan wialayah geografis yang tercakup
dalam survey. Wawancara telepon adalah wawancara yang paling tepat jika informasi dari banyak
responden yang tersebar di wilayah geografis yang luas harus segera diperoleh, dan kemungkinan
durasi setiap wawancara adalah 10 menit kurang.
3. Wawancara dengan Bantuan Komputer. Pertanyaan pada wawancara dengan banuan komputer (CAI)
ditampilkan pada layar kompiter dan pewawancara dapat memasukkan jawaban responden secara
langusng ke dalam komputer. Terdapat dua jenis program wawancara dengan bantuan komputer:
wawancara telepon dengan bantuan komputer (CATI-computer-assisted telephone interviewing) dan
wawancara personal dengan bantuan komputer (CAPI-computer-assisted personal interviewing)
Metode Proyektif
Ide atau pemikiran tertentu yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan dengankata-kata taau
yangtetap berada dalam pikiran responden selalu dapay diungkap melalui penelitian motivasional.
Teknik yang lazim untuk mendapatkan data semacam itu adalah asosisasi kata, thematic
apperception test, uji inkblot, dsb.
Teknik asosiasi kata, seperti meminta responden dengan cepat mengasosiasikan sebuah kata dengan
hal pertama yang muncul di pikiran mereka. Thematic apperception test, yaitu meminta responden untuk
merangkai cerita di sekitar gambar yang ditunjukkan. Dan uji inkblot menggunakan noda tinta berwarna
yang diinterpretasikan oleh responden yang menjelaskan apa yang mereka lihat dalam beragam pola dan
warna tersebut.

1. nformasi yang Didapatkan Lebih Mendalam


Seperti yang kita tahu, wawancara seringkali digunakan oleh peneliti dengan
tujuan untuk mengumpulkan berbagai data serta informasi yang diperlukan.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti, bisa bersifat terstruktur ataupun tidak
terstruktur. Kedua jenis tersebut disesuaikan dengan keperluan dari pihak
penelitinya. Banyak peneliti yang beranggapan dengan menggunakan metode
wawancara ini, data serta informasi yang didapatkan bisa lebih mendalam dan
lebih detail pembahasannya. Hal tersebut dikarenakan, semua bentuk informasi
ataupun data didapatkan secara langsung dari pihak pihak yang berkompeten di
bidangnya ataupun pihak yang pernah mengalami peristiwa yang dituju secara
langsung. Sehingga, status dari pemberi informasi ini bisa memperkuat
berbagai pernyataan yang dipaparkan. Selain itu, dengan menggunakan metode
wawancara ini, informasi yang diperlukan tentunya berkualitas. Tidak ada
unsur manipulasi ataupun kebohongan di dalamnya. Semua asli menurut sudut
pandang dari pihak narasumbernya. Yang mana semua informasi dan data yang
didapatkan bisa dipertanggungjawabkan adanya. Baik dari segi keakuratan
ataupun kebenaran datanya.
2. Informasi yang Didapatkan Lebih Berkembang
Apabila dalam proses pengumpulan data pewawancara menggunakan metode
wawancara tidak structural. Ia bisa secara bebas mengembangkan berbagai
pertanyaan yang diajukannya kepada narasumber. Hal itu disebabkan karena
pewawancara tidak sama sekali berpedoman ataupun berpatokan dengan
sistematika ataupun tata urutan pertanyaan yang harus diajukan. Dengan jenis
metode wawancara tidak tidak terstruktur, pertanyaan yang telah dijawab oleh
narasumber bisa lebih dikembangkan lagi oleh pewawancara untuk menjadi
sebuah pertanyaan. Apabila proses tanya jawab berjalan dengan sangat
interaktif antara kedua pihak ini, tentunya akan didapatkan informasi dan data
yang sangat detail, akurat dan jelas. Oleh karenanya, tidak heran apabila
pewawancara harus mempunyai ketrampilan berbicara dan menyampaikan
pesan dengan baik. Hal tersebut bertujuan untuk bisa membangun situasi dan
kondisi wawancara seperti yang diinginkan.
3. Informasi dan Data Lebih Akurat dan Bisa Dipertanggungjawabkan
Dalam hal ini, proses wawancara tentunya sangat memerlukan partisipasi dari
narasumber sebagai pihak yang memberikan informasi dan data yang
diperlukan. Dan narasumber yang dihadirkan memang seringkali merupakan
orang orang yang sudah ahli dibidangnya ataupun saksi ahli yang benar benar
menyaksikan peristiwa tersebut. Sehingga atas dasar hal tersebut, data dan
infomasi yang dihasilkan pun benar benar bisa dipertanggungjawabkan
kebenaran dan keakuratannya.
4. Kondisi dan Situasi Bisa Dikontrol
Dengan metode pengumpulan data wawancara ini, mau tidak mau sang
pewawancara pasti datang bertemu langsung dengan narasumber. Disitulah
untuk mendapatkan informasi dan data yang maksimal, pewawancara akan
terlebih dahulu mengondisikan tempat dan suasana yang ada di sekitar.
Sehingga segala macam bentuk gangguan yang akan terjadi, bisa diminimalisir
adanya.
5. Data dan Informasi yang Didapat Mudah Sekali Disimpulkan
Apabila pewawancara menggunakan metode wawancara terstruktur, ia kan
berkecenderungan untuk mengajukan pertanyaan yang sama kepada tiap
narasumbernya. Sehingga denga dasar pertanyaan yang sama atau bersifat
homogen. Pewawancara lebih mudah menyimpulkannya. Baik disimpulkan
berdasarkan jawaban terbanyak ataupun berdasarkan hal lain.

1. Kekurangan Wawancara
Berikut merupakan kekurangan dari metode wawancara yang perlu dipertimbangkan
lagi.

1. Informasi yang Didapatkan Cenderung Subjektif


Seperti yang kita tahu, bahwa dalam melakukan wawancara ini pewawancara
memerlukan keterlibatan dari narasumber untuk bisa menggali berbagai
informasi dan data yang diperlukan. Tentunya data dan informasi tersebut yang
akan dikelola untuk menjadi bahan penelitian. Oleh karena, hampir sebagian
besar data didapatkan dari hasil paparan narasumber. Seringkali data yang
didapatkan tidak bersifat objektif. Namun, lebih cenderung bersifat subjektif.
Hal tersebut dikarenakan semua data serta informasi yang didapatkan
didasarkan pada sudut pandang dan pola pikir masing masing narasumber
mengenai pertanyaan yang diajukan. Terlebih apabila pewawancara
menggunakan metode wawancara tidak terstruktur yang didasarkan pada data
yang kualitatif. Tentunya data dan informasi yang didapatkan
berkecenderungan untuk bersifat subjektif. Tergantung dengan bagaimana
narasumber memaknai hal tersebut.
2. Bergantung Pada Keterampilan Pewawancara
Untuk bisa membangun situasi dan kondisi pada saat proses wawancara
berlangsung menjadi lebih interaktif, dalam hal ini pewawancara yang memiliki
kendali besar. Dengan kemampuan berbahasa, berbicara serta berkomunikasi
dalam menyampaikan sebuah pesan dengan baik, pewawancara bisa
mendapatkan data dan informasi yang akurat, detail serta jelas dari narasumber.
Semua pertanyaan serta jawaban yang didapatkan bisa lebih dikembangkan
lagi. Sehingga topic yang dibawakan bisa lebih dieksplor dan data informasi
yang didapatkan pun akan lebih kompleks. Apabila pihak pewawancara tidak
bisa mengembangkan topik yang ada, proses wawancara yang berlangsung
akan terkesan statis dan tidak bisa berkembang.
3. Membutuhkan Dana yang Lumayan Besar
Mau tidak mau apabila hendak mengumpulkan informasi dengan menggunakan
metode wawancara ini, pewawancara ataupun peneliti harus siap dengan
berbagai dana yang diperlukan. Terlebih dana yang berhubungan mobilitas
pewawancara.
4. Seringkali Terjadi Multitafsir
Apabila pihak pewawancara dengan narasumber banyak terjadi miss
komunikasi,mungkin pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dan jawaban
yang diberikan oleh narasumber bisa tidak padu, atau bahkan bisa menjadi
multitafsir.
5. Harus Dilakukan Dengan Perjanjian Terlebih Dahulu
Proses wawancara tidak bisa dilakukan begitu saja. Melainkan harus bertahap
dar proses perencanaan, perizinan dan lain sebaginya. Semua hal yang
berhubungan dengan waktu, tempat harus bisa disesuaikan dan disepakati
antara kedua belah pihak.

Informasi yang Didapatkan Lebih Mendalam

Informasi yang Didapatkan Lebih Berkembang

Informasi dan Data Lebih Akurat dan Bisa Dipertanggungjawabkan

Kondisi dan Situasi Bisa Dikontrol.


Data dan Informasi yang Didapat Mudah Sekali Disimpulkan
Kekurangan Wawancara

Berikut merupakan kekurangan dari metode wawancara yang perlu dipertimbangkan


lagi.

6. Informasi yang Didapatkan Cenderung Subjektif


Seperti yang kita tahu, bahwa dalam melakukan wawancara ini pewawancara
memerlukan keterlibatan dari narasumber untuk bisa menggali berbagai
informasi dan data yang diperlukan. Tentunya data dan informasi tersebut yang
akan dikelola untuk menjadi bahan penelitian. Oleh karena, hampir sebagian
besar data didapatkan dari hasil paparan narasumber. Seringkali data yang
didapatkan tidak bersifat objektif. Namun, lebih cenderung bersifat subjektif.
Hal tersebut dikarenakan semua data serta informasi yang didapatkan
didasarkan pada sudut pandang dan pola pikir masing masing narasumber
mengenai pertanyaan yang diajukan. Terlebih apabila pewawancara
menggunakan metode wawancara tidak terstruktur yang didasarkan pada data
yang kualitatif. Tentunya data dan informasi yang didapatkan
berkecenderungan untuk bersifat subjektif. Tergantung dengan bagaimana
narasumber memaknai hal tersebut.
7. Bergantung Pada Keterampilan Pewawancara
Untuk bisa membangun situasi dan kondisi pada saat proses wawancara
berlangsung menjadi lebih interaktif, dalam hal ini pewawancara yang memiliki
kendali besar. Dengan kemampuan berbahasa, berbicara serta berkomunikasi
dalam menyampaikan sebuah pesan dengan baik, pewawancara bisa
mendapatkan data dan informasi yang akurat, detail serta jelas dari narasumber.
Semua pertanyaan serta jawaban yang didapatkan bisa lebih dikembangkan
lagi. Sehingga topic yang dibawakan bisa lebih dieksplor dan data informasi
yang didapatkan pun akan lebih kompleks. Apabila pihak pewawancara tidak
bisa mengembangkan topik yang ada, proses wawancara yang berlangsung
akan terkesan statis dan tidak bisa berkembang.
8. Membutuhkan Dana yang Lumayan Besar
Mau tidak mau apabila hendak mengumpulkan informasi dengan menggunakan
metode wawancara ini, pewawancara ataupun peneliti harus siap dengan
berbagai dana yang diperlukan. Terlebih dana yang berhubungan mobilitas
pewawancara.
9. Seringkali Terjadi Multitafsir
Apabila pihak pewawancara dengan narasumber banyak terjadi miss
komunikasi,mungkin pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dan jawaban
yang diberikan oleh narasumber bisa tidak padu, atau bahkan bisa menjadi
multitafsir.
10. Harus Dilakukan Dengan Perjanjian Terlebih Dahulu
Proses wawancara tidak bisa dilakukan begitu saja. Melainkan harus bertahap
dar proses perencanaan, perizinan dan lain sebaginya. Semua hal yang
berhubungan dengan waktu, tempat harus bisa disesuaikan dan disepakati
antara kedua belah pihak.
Bahan Diskusi:

1. Apa Yg harus diperhatikan oleh peneliti utk dapat mengidentiifikasi 4 faktor kunci yangakan
dimasukka dalam rerangka kobsep penelitian

2. Cara meminimalkan multitafsir dalam Teknik wawancara?

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Definisi dan Tujuan Observasi


Observasi melibatkan kegiatan melihat, mencatat, menganalisis dan menginterperetasikan perilaku,
tindakan, atau peristiwa secara terencara. Hal tersebut dapat dibedakan berdasarkan kontrol, partisipan,
struktur, dan kerahasiaan

Empat Dimensi Utama yang Menggolongkan Jenis Observasi


1. Studi Observasional yang Terkontrol versus Tidak Terkontrol
Studi Observasional dikatakan sangat terkontrol ketika situasi atau kondisi dimanipulasi atau
direncanakan oleh peneliti. Observasi terkontrol dapat dilakukan di dalam laboratorium atau di
lapangan. Observasi tidak terkontroladalah teknik observasi yangtidak berusaha untuk mengontrol,
memanipulasi, atau memengaruhi situasi. Peristiwa terjadi secara alami dan peneliti mengamati
peristiwa tersebut tanpa melakukan intervensi terhadap situasi kehidupan nyata.
2. Observasi Partisipan versus Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak pernah secara langsung terlibat dalam tindakan
dari pelaku, namun mengamati mereka dari luar jangkauan visual pelaku misalnya melalui kamera.
Observasi partisipan adalah pendekatan dimana peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi
dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti.
3. Studi Observasional Terstruktur versus Tidak Terstruktur
Studi observasional terstruktur adalah ketika pengamat memiliki rangkaian kategori kegiatan atau
fenomena yang direncanakan akan diteliti. Observasi terstruktur secara umum bersifat kuantitatif.
Pada awal studi, terdapat kemungkinan bahwa peneliti tidak memiliki ide yang jelas dari aspek-aspek
tertentu yang membutuhkan fokus/perhatian. Studi seperti itu akan menjadi studi observasional tidka
terstruktur. Studi observasional tidak terstruktur diklaim sebagai ciri dari penelitian kualitatif.
Observasi tidak terstruktur pada akhirnya dapat menghasilkan rangakaian hipotesis tentatif yang diuji
dalam penelitian berikutnya yang bersifat deduktif.
4. Observasi Tersembunyi versus Observasi Tidak Tersembunyi
Kerahasiaan observasi berkaitan dengan apakah anggota dari kelompok sisal yang diteliti
diberitahu bahwa mereka sedang diinvestigasi, Kelebihan utama dari observasi tersmebunyi adalah
bahwa subjek penelitian tidak terpengaruh dengan kesadaran bahwa mereka sedang diamati.
Observasi tidak tersembunyi bersifat lebih jelas, sehingga dapat mengubah kebenaran dari perilaku
yang diteliti.

Dua Pendeketan Penting Untuk Observasi


1. Observasi Partisipan
Observasi partisipan mengombinasikan proses partisipasi dan observasi, sehingga observasi
partisipan seharusnya dibedakan baik dari jenis observasi murni dan partisipasi murni (Bernard,
1994). Ciri dari observasi partisipan yang membedakan adalah bahwa peneliti berpartisipasi dalam
kelompok social yang diteliti. Tingkat tertinggi dari partisipasi adalah partisipasi lengkap. Teknik ini
memastikan kedekatan dengan subjek, tetapi teknik ini dapat membatasi kebebasan gerak di luar
peran yang sudah dipilih.
2. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur fokus pada sifat, seperti observasi melihat fenomena yang ditentukan
sebelumnya. Contoh penggunaan observasi terstruktur dalam pemasaran adalah oembeli misterius.
Observasi terstruktur juga dapat digunakan untuk mengahsilkan data numerik untuk menguji
hipotesis
A. Kelebihan dan Kekurangan Observasi
Salah satu kelebihan utama observasi adalah bersifat langsung. Observasi membuat peneliti dapat
mengumpulkan data perilaku tanpa mengajukan pertanyaan, ornag-orang dapat diamati dari lingkungan
kerja alami mereka. Kelebihan lain dari observasi adalah memungkinkan untuk mengamati kelompok
individu tertentu. Secara umum, data yang diperoleh melalui observasi kejadian ketika hal tersebut
terjadi secara alami lebih reliable dan bebas dari bias responden.
Kekurangan dari studi observasi yaitu reaktivitas. Reaktivitas dapat menjadi ancaraman utama
terhadap validitas temuan dari studi observasi, karena orang-orang yang diamati mungkin menunjukkan
perilaku yang berbeda selama waktu studi tersebut.

Metode Pengumpulan Data : Kuesioner

Jenis Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data berupa sepaket pertanyaan yang dijawab oleh responden
dan hasilnya direkam atau dikumpulkan oleh peneliti. Kuesioner umumnya dirancang untuk
mengumpulkan sejumlah besar data kuantitatif. Kuisioner dapat diberikan secara pribadi, dikirim ke
responden, atau didistribusikan secara elektronik.
1. Kuesioner yang diberikan secara langsung. Ketika survei terbatas pada area lokal, cara yang
baik untuk mengumpulkan data adalah mengelola kuesioner secara pribadi. Keuntungan utama dari
ini adalah bahwa peneliti atau anggota tim peneliti dapat mengumpulkan semua tanggapan yang
diselesaikan dalam waktu singkat. Pemberian kuesioner kepada sejumlah besar individu pada saat
yang sama lebih murah dan menghabiskan waktu yang kurang dari wawancara
2. Kuesioner melalui surat dan elektronik. Keuntungan utama dari kuesioner elektronik dan
email adalah bahwa daerah geografis yang luas dapat tercakup dalam survei. Namun, tingkat
pengembalian kuesioner tersebut biasanya rendah. Tingkat respon 30% dianggap diterima.
Kelemahan lain dari kuesioner elektronik dan mail adalah bahwa keraguan responden mungkin tidak
bisa diklarifikasi.

Pedoman Desain Kuesioner


Prinsip-prinsip desain kuesioner harus fokus pada tiga bagian. Ketiganya adalah isu penting dalam
desain kuesioner karena hal tersebut dapat meminimalkan kerancuan dalam penelitian. Prinsip-prinsip
tersebut yaitu
1. Prinsip penyusunan kata. Prinsip penyusunan kata merujuk pada faktor-faktor seperti a) Ketepatan
isi pertanyaan; b) Bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat pemahaman bahasa yang
digunakan; c) Jenis dan bentuk pertanyaan yang diajukan; d) Urutan pertanyaan; dan e) Data pribadi
yang dicari dari responden.
2. Prinsip pengukuran kata. Seperti halnya terdapat pedoman yang harus diikuti untuk memastikan
bahwa kata-kata dari kuesioner sudah tepat untuk meminimalkan kerancuan, sehingga juga ada
beberapa prinsip pengukuran yang harus diikuti untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
sesuai untuk menguji hipotesis. Pengukuran mengacu pada skala dan teknik skala yang digunakan
dalam mengukur konsep, serta penilaian keandalan dan validitas dari langkah-langkah yang
digunakan.
3. Review desain kuesioner. Untuk meminimalkan kerancuan responden dan kesalahan pengukuran,
semua prinsip yang dibahas harus diikuti dengan hati-hati. Ketika instrumen yang divalidasi
digunakan, temuan studi ini bermanfaat bagi komunitas ilmiah karena hasilnya dapat direplikasi dan
menambah teori dasar yang telah ada.
Dimensi Survei Internasional
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian lintas budaya berusaha untuk melacak persamaan dan
perbedaan dalam respon perilaku dan sikap karyawan di berbagai tingkatan dalam budaya yang berbeda.
Ketika data dikumpulkan, seseorang harus memperhatikan alat ukur dan bagaimana data dikumpulkan,
selain menjadi peka terhadap perbedaan budaya dalam penggunaan istilah tertentu. Survei juga harus
disesuaikan dengan budaya yang berbeda.
1. Persoalan tertentu dalam instrumentasi untuk penelitian lintas budaya. Karena bahasa yang
berbeda yang diucapkan di negara yang berbeda, penting untuk memastikan bahwa terjemahan dari
instrumen untuk bahasa lokal cocok dan akurat dengan bahasa asli. Kesetaraan idiomatik juga bisa
menjadi masalah, di mana beberapa idiom yang unik untuk satu bahasa tidak tidak dapat untuk
terjemahan ke bahasa lain. Kesetaraan konseptual, dimana makna dari kata-kata tertentu bisa berbeda
dalam budaya yang berbeda
2. Persoalan dalam pengumpulan data. Setidaknya tiga isu penting pengumpulan data bagi lintas
budaya yaitu kesetaraan respon, waktu pengumpulan data, dan status individu yang dikumpulkan
datanya. Kesetaraan respon dipastikan dengan mengadopsi prosedur pengumpulan data yang
seragam dalam budaya yang berbeda. Waktu data lintas budaya yang dikumpulkan juga
penting untuk perbandingan lintas budaya. Pengumpulan data harus diselesaikan dalam jangka waktu
yang dapat diterima di negara-negara yang berbeda dalam waktu tiga sampai empat bulan Karenna
banyak hal yang mungkin berubah selama interval waktu dalam satu negara atau semua negara.

Tinjauan Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Metode Pengumpulan Data dan Kapan
Menggunakan Masing-Masing Metode Tersebut
Wawancara tatap muka menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan orang yang
diwawancarai, dan membantu untuk mengeksplorasi dan memahami masalah yang kompleks. Di sisi
negatif, wawancara tatap muka memiliki potensi untuk membingungkan pewawancara dan dapat
menghabiskan biaya yang besar jika sejumlah besar responden yang terlibat.
Wawancara telepon adalah cara yang efisien untuk mengumpulkan data ketika seseorang memiliki
spesifikasi, pertanyaan terstruktur, membutuhkan tanggapan cepat, dan memiliki sampel yang tersebar di
wilayah yang luas. Di sisi negatif, pewawancara tidak dapat mengamati respon nonverbal responden, dan
yang diwawancara dapat memblokir panggilan.
Studi observasional membantu kita untuk memahami masalah yang kompleks melalui pengamatan
langsung (baik sebagai peserta atau bukan peserta yang diamati) dan memungkinkan untuk langsung
meminta penjelasan tentang isu-isu tertentu, Di sisi negatif, pengamatan ini mahal, karena jangka waktu
pengamatan yang diperlukan, dan kebiasan pengamat mungkin ikut dalam data yang dikumpulkan.
Pemberian kuesioner secara pribadi kepada kelompok individu membantu untuk (1) menjalin
hubungan dengan responden sambil memperkenalkan survei, (2) memberikan klarifikasi yang
diinginkan oleh responden di tempatnya, dan (3) mengumpulkan kuesioner segera setelah mereka
selesai. Dalam hal ini, ada tingkat respon 100%. Di sisi negatif, pemberian kuesioner secara pribadi akan
mahal, terutama jika sampel tersebar luas secara geografis.
Kuesioner elektronik dan email menguntungkan ketika tanggapan terhadap banyak pertanyaan harus
diperoleh dari sampel yang tersebar luas secara geografis, atau sulit atau tidak mungkin untuk
melakukan wawancara telepon tanpa banyak beban. Di sisi negatif, kuesioner tersebut biasanya memiliki
tingkat respon yang rendah dan juga tidak bisa memastikan apakah data yang diperoleh adalah mewakili
populasi yang diteliti.
Berbagai Metode Pengumpulan Data
Karena hampir semua metode pengumpulan data memiliki kerancuan yang terkait dengan mereka,
mengumpulkan data melalui multimethods dan dari berbagai sumber memberikan kecermatan penelitian.
Misalnya, jika tanggapan dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner, dan observasi yang sangat
berkorelasi dengan satu sama lain, maka kita akan lebih percaya tentang keabsahan dari data yang
dikumpulkan. Oleh karena itu, korelasi tinggi di antara data yang diperoleh pada variabel yang sama dari
sumber yang berbeda dan melalui metode pengumpulan data yang berbeda memberikan kredibilitas
lebih untuk instrumen penelitian dan data yang diperoleh melalui instrumen tersebut.

Etika Dalam Pengumpulan Data


Beberapa masalah etika harus ditangani ketika mengumpulkan data. Mereka harus menghormati
kerahasiaan data yang diperoleh oleh peneliti, dan tidak meminta tanggapan individu atau kelompok
untuk diungkapkan kepada mereka, atau meminta untuk melihat kuesioner. Mereka harus memiliki
pikiran yang terbuka dalam menerima hasil dan rekomendasi dalam laporan yang disampaikan oleh para
peneliti. Berikut ini beberapa etika dan peneliti
1. Memperlakukan informasi yang diberikan oleh responden sebagai rahasia dan menjaga atau
privasinya adalah salah satu tanggung jawab utama dari peneliti.
2. Peneliti tidak harus menggambarkan sifat penelitian kepada subjeknya, terutama dalam percobaan
laboratorium. Tujuan dari penelitian ini harus dijelaskan kepada mereka.
3. Informasi pribadi yang tampaknya menyinggung tidak harus diminta, dan jika benar-benar
diperlukan untuk proyek tersebut, harus disampaikan dengan penuh kehatihatian kepada responden,
misalnya menawarkan alasan tertentu.
4. Apapun sifat dari metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan diri dari subyek tidak boleh
dilanggar.
5. Tidak ada pemaksaan untuk menanggapi survei dan jika seseorang tidak ingin berpartisipasi,
keinginan individu harus dihormati.
6. Pengamat nonpartisipan harus serendah hati mungkin
7. Dalam studi laboratorium, subyek harus ditanyai dengan pengungkapan penuh alasan untuk
percobaan setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
8. Subyek tidak boleh berada dalam situasi di mana mereka bisa mengalami bahaya fisik atau mental.
9. Peneliti harus menjamin tidak adanya keliru atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan
selama penelitian.
Perilaku etis responden yaitu subjek sekali setelah memilih untuk berpartisipasi dalam sebuah studi,
harus bekerja sama sepenuhnya dalam tugas-tugas ke depannya, seperti menanggapi survei atau
mengambil bagian dalam percobaan. Selain itu responden juga harus memberikan tanggapan yang benar
dan jujur.

Anda mungkin juga menyukai