Proposal Skripsi
Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB) Banyuwangi
OLEH
ROBI TAUFIK
NIM : 201899260172
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk
yang ada di bumi. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan
pendidikan, sebab pendidikan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Akan
tetapi apakah pendidikan yang ada kali ini sudah berhasil dalam mencapai tujuan dari
suatu pendidikan itu sendiri?. Ini menjadi tanda tanya besar bagi kita sebagai
komponen yang ada dalam pendidikan, dan mempunyai tanggung jawab besar
Pendidikan adalah suatu proses yang dialami manusia yakni proses pembentukan
maupun daya perasaan (emosional), menuju kearah tabiat manusia dan manusia
biasa.1 Ada pula seorang ahli dalam bidang pendidikan di barat mengartikan sebuah
pendidikan itu adalah proses, yaitu Mortimer J. Adler memaknai pendidikan adalah
proses manusia dengan segala kemampuan dan bakat yang diperolehnya dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang artistik dibuat dan digunakan
siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.2 Pendidikan secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu usaha manusia untuk membina sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
atau madrasah. Dalam keseluruhan proses pendidikan yang ada di sekolah kegiatan
1
Jhon Dewey, Democracy and Education, h. 383.
2
Mortimer J. Adler, Philosophies of Education, h. 209.
belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar tidak bisa
dipisahkan dari mengajar, belajar adalah tugas peserta didik dan mengajar adalah
tugas seorang pendidik atau guru. Salah satu faktor dalam mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran adalah memperbaiki pola pembelajaran yang inovatif dan relefan, hal
ini tentu menjadi peran dari seorang guru. Pada negara-negara berkembang maupun
negara maju, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Karena hal
yang pasti ingin dicapai dalam suatu pendidikan adalah tujuan yang membawa
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang
Belajar bisa diibaratkan seperti bayi yang sedang mencoba untuk duduk,
berjalan, makan, dan lain sebagainya. Secara naluriyah bayi akan bisa melakukan
aktivitas-aktivitas seperti itu dengan diperlukannya orang tua atau orang lain untuk
Dengan bantuan manusia lain maka bayi akan memaksimalkan kepandaiannya yang
atau pengajar. Guru yang berperan sebagai pendidik atau pengajar akan
pengetahuan yang didapat dan bertambahnya ilmu pengetahuan hanya salah satu
bagian kecil dari kegiatan untuk membentuk kepribadian seutuhnya. Dalam proses
belajar ada yang namanya teori belajar. Teori belajar adalah suatu langkah-langkah
yang dapat membantu guru atau pendidik untuk mendidik dan mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada murid atau peserta didik. Namun, ada beberapa guru yang lebih
kasus yang terjadi, guru sudah mempunyai atau menemukan cara jitu untuk mendidik
Pada dasarnya teori bealajar sangatlah banyak, tetapi teori belajar yang sering
digunakan oleh guru atau pendidik ada empat, yaitu teori belajar behavioristik, teori
belajar kognitivistik, teori belajar konstruktivistik, dan teori belajar humanistik. Akan
tetapi, karena salah satu objek penelitian kali ini adalah perubahan suatu tingkah laku
peserta didik dalam proses pembelajaran, maka peneliti terfokus dalam pembahasan
teori belajar behavioristik yang mempengaruhi perubahan pola prilaku murid atau
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dalam pandangan teori belajar
behaviorisme sendiri belajar dapat diartikan suatu perubahan prilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dinilai secara kongkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan
internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respon adalah
dampak atau efek berupa reaksi fisik yang disebabkan stimulan. Gage dan Berliner
menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
yaitu, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, seseorang bisa dikatakan belajar
mengalami perubahan yang signifikan. Salah satunya ialah penurunan nilai afektif
siswa atau peserta didik, tak lain dan tak bukan adalah sistem pendidikan yang
dalam meminimalisir penularan virus covid 19 yang sedang menjadi wabah skala
internasional kala itu. Karena model pembelajaran online (daring) ini dianggap hal
banyak yang masih beranggapan model pembelajaran online (daring) kurang begitu
efektif untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Mungkin ada beberapa
kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran tersebut, tapi yang sangat
pendidik atau pengajar terhadap peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
ini menyebabkan kebebasan pola belajar peserta didik menjadi kurang terkontrol dan
kurang sesuai dengan tujuan dari kegiatan belajar mengajar yang sudah direncanakan
muslim menjadi salah satu strategi pendidik atau pengajar dalam meningkatkan
karakter religius peserta didik. Salah satu pembiasaan dalam lingkungan pendidikan
ialah pembiasaan kegiatan rutin sholat dhuha, istighosah, tahlil bersama, membaca
dan menyimak Al-Qur’an, membaca asmaul husna dan doa, dan lain sebagainya.
Kegiatan tersebut diyakini membantu dalam memberikan suatu kebiasaan baik dalam
semacam itu menjadi kebiasaan baik pula saat peserta didik berada dirumah ataupun
saat dilingkungan masyarakat luas lainnya. Hal ini menjadi pembelajaran yang
berharga bagi peserta didik dalam mempersiapkan masa yang akan dialaminya nanti,
Dari semua yang sudah diuraikan diatas, maka hal ini peneliti ingin lebih jauh
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana bentuk karakter pribadi muslim pada siswa MI Nurul Athar Cluring
tahun 2022?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian kali ini yang berdasarkan rumusan masalah yang sudah
dirumuskan, yaitu:
1. Manfaat teoritis
bagi pembaca dan penulis mengenai efektifitas teori belajar behavioristik dalam
meningkatkan karakter pribadi muslim pada siswa MI Nurul Athar Cluring tahun
2022
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
karya ilmiah
khususnya
c. Bagi Lembaga
peubahan tingkah laku atau prilaku peserta didik menjadi lebih baik atau
Dapat dijadikan suatu karya tulis ilmiah yang bermanfaat dan menjadi
A. Landasan Teori
1. Pendidikan
end, “Pendidikan itu adalah suatu proses tanpa akhir”. Sejalan dengan konsep
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat
dan kebudayaan.4
aspek rohaniah dan jasmaniah, juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh
Tidak ada satu pun makhluk ciptaan Allah swt di muka bumi ini yang dapat
dalam kehidupan.
adalah proses yang terarah dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didikkepada
titik optimal kemampuan anak didik tersebut. Sedangkan tujuan yang hendak
4
Djumberansyah Indar, Filsafat Pendidikan, Surabaya, Karya Abditama, 1994, h. 16.
dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia
yang individuali dan sosial serta hamba Allah swt yang mengabdikan diri
kepada-Nya.
berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses bukan sebagai suatu seni
atau teknik. Berikut penjelasan beberapa tokoh ahli pendidikan dari Barat yang
memberikan arti pendidikan adalah suatu proses, antara lain sebagai berikut.
yang baik.5
dilakukan.
adalah menjadi pola dasar yang memberi corak berfikir ahli fikir yang
5
Motimer J. Adler, Philosophies of education, h. 209.
b. Herman H. Horne berpendapat: pendidikan harus dipandang sebagai
kosmos.6
tertentu ia harus dapat mengontrol alam sekitar itu sendiri. Dia juga
agar dirinya merasa betah berada di alam raya ini, tidak merasa asing
Dalam hubungan ini dapat dipastikan bahwa pendidikan itu tidak hanya
pengertian pendidikan Islam, akan kita ketahui bahwa, pendidikan Islam lebih
sebagai berikut:
8
Herman H. Horne, loc.cit
9
Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Touny al-Syaebani, Filsafat Pendidikan Islam, terjemahan Dr. Hasan
Langgulung, h. 399.
pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah
didik melalui proses setingkat demi setingkat dalam menuju tujuan yang
karimah.12
mencapai tujuan yang akan di capai dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
10
Keputusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia di Cipayung, Bogor, tanggal 7-11 Mei 1960.
11
Ibid
12
Jalaluddin, Psikologi Agama (Cet. V; Jakarta: Rajawali Pres, 2003), h. 56.
memahami semua materi pelajaran dengan baik, maka guru harus menggunakan
tingkah laku yang biasa diamati. Behaviorisme memfokuskan diri pada sebuah
pola prilaku yang diulangi sampai prilaku tersebut menjadi otomatis atau
nyata yang biasa diteliti dan diukur. Menurut Hardianto, teori behavioristik
stimulus bisa diamati secara kuantitatif, apa yang ada dalam pikiran menjadi
diabaikan karena proses pemikiran tidak bisa diamati secara jelas perubahan
prilakunya. Respon yang dikemukakan oleh seseorang tidak dapat diamati secara
langsung.
penekanan pada efek dari kondisi esternal seperti imbalan dan hukuman yang
menentukan perilaku masa depan peserta didik. Pendapat ini dapat dipahami
bahwa teori belajar ini cenderung menerapkan sistem pemberian hukuman atau
ini mendalilkan bahwa belajar tidak ada hubungannya dengan pikiran. Hal ini
dapat dimaknai belajar hanya dapat diamati saja dan tidak ada kaitannya dengan
kegiatan mental(berpikir).
positif dan negatif. Jika suatu ketika peserta didik mendapatkan imbalan mampu
merubah menjadi semakin baik maka akan dihargai, jika peserta didik
mendapatkan imbalan semakin buruk atau tidak berubah maka akan diberikan
sebaliknya, jika peserta didik gagal dalam belajar maka wajib diberi hukuman.
pandangan tentang belajar adalah perubahan tingkah laku dari akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain, belajar adalah suatu
perubahan yang dialamai peserta didik dalam hal kemampuan bertingkah laku
dengan cara yang baru akibat interaksi antara stimulus dan respon.
langsung dan dapat diukur secara pasti, tidak melibatkan langsung kegiatan
tempat tinggal, teman sebaya dan, kehidupan bermasyarakat. Sebagai salah satu
sekitarnya.
terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus – respon dan hal ini
15
Fayardi Q. Psikologi pendidikan. 2007.
dikenang darinya hingga saat ini. Clasic conditioning (pengkondisian atau
meningkat.
16
Oktaviani, P. P. Teori Belajar Ivan Patrvich Pavlov.
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-ivan-petrovich-pavlov/ .
2013.