Anda di halaman 1dari 39

HIPERTENSI & KOMPLIKASINYA

Hesti jatmikowati, S.Kep., Ns. M.KKK


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang.
HIPERTENSI
WHO, 2013
Suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara
kronis. Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg.

American Society of Hypertention


(ASH)
Suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama


(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (PJK) dan otak (stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai.
KLASIFIKASI HIPERTENSI (WHO)
Kategori Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tinggi 130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi 140-159 90-99
Ringan) 140-149 90-94
Sub-group: perbatasan
Tingkat 2 (Hipertensi 160-179 100-109
Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi Sistol Terisolasi ≥ 140 < 90
(Isolated Systolic
Hypertention) 140-149 < 90
Sub-group: perbatasan
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH MENURUT JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DIRECTION, EVALUATION
AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PREASURE
Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi 140-159 90-99


Stage 1
Hipertensi 160 atau > 160 100 atau > 100
Stage 2
Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
pada panduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1% tertinggi di Kalimantan Selatan
(44,1%), terendah di Papua (22,2%).

 Estimasi jumlah kasus di Indonesia


63.309.620 orang
 Angka kematian akibat hipertensi sebesar
427.218 kematian
JENIS HIPERTENSI
BERDASARKAN PENYEBABNYA

HT Penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun


Primer dikatakan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti
(Esensial) kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan

HT Diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-


Sekunder 10% penderita HT, penyebabnya adalah
(Non- penyakit ginjal. 1-2% penyebabnya adalah
Esensial) kelainan hormonal atau peakaian obat
tertentu (Misal Pil KB)
JENIS HIPERTENSI
Berdasar Bentuk Hipertensi Pulmonal
Hipertensi
Ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
1. Hipertensi Diastolik pembuluh darah aeteri paru-paru yang menyebabkan
2. Hipertensi Sistolik
sesak napas, pusing dan pingsan pada saat melakukan
aktivitas.
3. Hipertensi Campuran
F A K T O R R E S I K O
H I P E R T E N S I
1. KURANGNYA AKTIFITAS
FISIK/OLAHRAGA
• Orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung harus
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
• Semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang mendesak
arteri.

Aktifitas fisik yang kurang beresiko 2,67X menderita hipertensi


dibandingkan dengan yang sering beraktifitas fisik/olahraga
(Mannan, 2013)
2. STRESS
Kondisi stress meningkatkan aktifitas saraf simpatis yang kemudian meningkatkan tekanan
darah secara bertahap

Artinya semakin berat kondisi stress seseorang maka semakin tinggi pula
tekanan darahnya.
(Sugihartono, 2007)
3. KONSUMSI GARAM
BERLEBIHAN

• Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial.


• Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah.
• Asupan garam tinggi yang dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang dapat
terdeteksi adalah lebih dari 14 gram per hari atau jika dikonversi kedalam takaran sendok
makan adalah lebih dari dua sendok makan.
4. MEROKOK

• Nikotin yang beredar di dalam tubuh akan memberi sinyal kepada otak untuk melepaskan hormon
adrenalin. Adanya hormon ini akan membuat pembuluh darah menjadi menyempit dan memaksa
jantung untuk bekerja lebih berat.
• Tar yang masuk ke dalam darah dapat memaksa jantung bekerja dan memompa darah lebih kuat,
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah di dalam tubuh.
• Karbon monoksida. Zat ini dapat mengikat hemoglobin di dalam darah sekaligus mengentalkan
darah, sehingga mudah menempel di dinding pembuluh darah. Pembuluh darah akan menyempit
dan akhirnya memaksa jantung untuk memompa darah lebih cepat.
5. GENETIK

• Adanya faktor genetik pada keluarga akan menyebabkan keluarga beresiko menderita
hipertensi.

• Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio
potassium terhadap sodium.

• Individu dengan orang tua yang memiliki riwayat hipertensi mempunyai resiko 2X lebih
besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.
6. JENIS KELAMIN

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan


wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovasikuler
sebelum menopause. Wanita yang bemum mengalami menopause
dilindungi oleh hormone estrogen yang berperan dalam
peningkatan kadar High Dnsity Lipoprotein (HDL). Kadar kolestrol
HDR yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam terjadinya
proses aterosklerosis. Pada premenopause wanita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormone estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh dari kerusakan seiring bertambahnya usia.
7. GENETIK

• Kopi merupakan minuman stimulant yang dikonsumsi secara luas di seluruh dunia. Kopi dapat
meningkatkan secara akut tekanan darah dengan memblok reseptor vasodilatasi adenosin yang
meningkatkan nerepinefrin plasma.

• Minum 2-3 kali cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah secara akut, dengan variasi yang
luas antara individu dari 3/4 mmHg sampai 15/13 mmHg. Tekanan darah akan mencapai puncak
dalam satu jam dan kembali ke tekanan darah dasar setelah empat jam.
8. OBESITAS

• Obesitas diketahui sebagai hasil kombinasi disfungsi pusat makan di otak,


ketidakseimbangan asupan energi dan pengeluaran serta genetic.
• Pada obesitas, lemak visceral mengakibatkan resistensi insulin, akibatnya terjadi
peningkatan absorbsi Na oleh ginjal sehingga dapat terjadi hipertensi.
TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI

• Bercak merah pada mata,


• Wajah memerah,
• Pusing,
• Sakit kepala,
• Sesak napas,
• Terdapat darah di dalam urin,
• Detak jantung tidak beraturan,
• Hidung mengeluarkan darah atau mimisan
RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT HIPERTENSI
Tahap Pre-Patogenesis

Pada keadaan ini penyakit belum ditemukan oleh karena


pada umumnya daya tahan tubuh pejamu masih kuat.
Dengan perkataan lain seseorang berada dalam keadaan
sehat.
Tahap Patogenesis

• Tahap Inkubasi
Perjalanan penyakit hipertensi
sangat perlahan. Penderita
hipertensi mungkin tak
menunjukkan gejala selama
bertahun-tahun. Masa laten ini
menyelubungi perkembangan
penyakit sampai terjadi kerusakan
organ yang bermakna.
Tahap Patogenesis
• Tahap Penyakit Dini

Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya tanda


pada hipertensi ringan. Bergantung pada tingginya tekanan
darah gejala yang timbul dapat berbeda-beda, hipertensi baru
tampak bila telah terjadi komplikasi pada organ target/vital
seperti ginjal, jantung, otak, dan mata
Tahap Patogenesis

• Tahap Penyakit Lanjut

Gagal jantung, gangguan penglihatan,

gangguan neurology, dan gangguan fungsi

ginjal paling banyak ditemukan pada

hipertensi berat.
Tahap PASCA Patogenesis

• Tahap Akhir Penyakit

Tahap Akhir Penyakit hipertensi:


Komplikasi (infark miokardium, stroke,
gagal ginjal) hingga mengalami kematian

(Priyanto, 2008).
K O M P L I K A S I
H I P E R T E N S I
KERUSAKAN PADA PEMBULUH
ARTERI
KERUSAKAN PADA JANTUNG

Jika tekanan darah tidak terkendali dan terlalu


tinggi, kondisi tersebut dapat merusak fungsi
jantung Anda dan menimbulkan beberapa
komplikasi hipertensi, seperti penyakit jantung
koroner, pembesaran jantung bagian kiri,
serangan jantung, dan gagal jantung.
S t r o k e

Terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah.
Gejala stroke meliputi kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, tangan, dan kaki, kesulitan berbicara,
dan kesulitan melihat.
Masalah
Ginjal
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, hal tersebut berisiko merusak
pembuluh darah yang mengarah dan berasal dari ginjal. Kondisi ini
memicu terjadinya komplikasi hipertensi berupa nefropati, sekumpulan
penyakit yang menyerang ginjal.
Komplikasi hipertensi pada mata
Kesulitan dalam mengingat

Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah


pada penderita hipertensi dapat menyebabkan
komplikasi berupa bermasalahnya suplai darah
menuju otak. Hal ini yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya komplikasi hipertensi berupa
demensia.
PENGOBATAN HIPERTENSI
OBAT HIPERTENSI:
• Diuretika
• Alfa-Blocker
• Beta-Blocker
• Vasodilator
• Antagonis kalsium,
• Penghambat ACE

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya untuk menurunkan tekanan darah


saja, namun mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat.
P E N C E G A H A N
HIPERTENSI
 Pencegahan Primodial

Sasarannya adalah orang-orang yang sehat.

 Pencegahan primer

Sasarannya adalah orang-orang yang memiliki resiko hipertensi.

 Health Promotion (Promosi kesehatan)

 General and Spesific Protection (Perlindungan Umum dan Khusus)


 Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini didasarkan pada orang-orang yang telah didiagnosis,


mereka dianggap menderita maupun yang terancam menderita. Pencegahan
sekunder lebih ditujukan kepada kegiatan deteksi dini untuk menemukan
penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan secara
dini (Kemenkes RI, 2012)
 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier silaksanakan agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi


yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama
ketahanan hidup (Kemenkes RI, 2012).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai