k
Komplikasi
Memburuknya status klinis meskipun telah
dilakukan terapi agresif
Terkait gangguan ginjal dan disfungsi organ
yang dapat mengganggu upaya
pengobatan gagal jantung
Rawat inap berulang karena gagal jantung
atau penyakit penyerta yang paling sering
dikaitkan, yang mengakibatkan kerugian
finansial dan pribadi bagi pasien dan
keluarga
Hilangnya kemampuan secara progresif
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari
Meningkatnya angka kesakitan dan
kematian sejak pasien pertama kali
didiagnosis menderita gagal jantung
Manifestasi Klinis
Meningkatnya dispnea (saat beraktivitas,
berbaring atau istirahat, intoleransi
olahraga)
Peningkatan pembengkakan kaki, asites,
edema
Peningkatan berat badan - tanyakan kepada
pasien apakah mereka telah memantau
berat badannya di rumah dan apakah berat
badannya meningkat sejak gejalanya
memburuk.
Palpitasi, guncangan cardioverter-
defibrillator ( AICD ) implan otomatis
(berhubungan dengan prognosis yang lebih
buruk)
Nyeri dada, kelelahan
Durasi Penyakit, rawat inap baru-baru ini
atau sering karena gagal jantung
Pengobatan atau perubahan pola makan
Pemeriksaan Penunjang
Radiografi dada
Ekokardiografi
Tes lain yang digunakan dalam
mengevaluasi pasien gagal jantung
meliputi kateterisasi jantung, stress
test, dan elektrokardiogram.
Computed tomography
Faktor Resiko Gagal Jantung
Definisi
k
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada tes pasti yang tersedia untuk
mendiagnosis edema paru tetapi secara
klinis tes dimulai dari tes sederhana hingga
tes yang lebih kompleks sambil mencari
diagnosis dan etiologi terkait.
a.Tes Darah
o CBC (untuk menyingkirkan anemia dan
sepsis)
o Elektrolit serum (pasien yang menjalani
terapi diuretik mungkin mengalami
gangguan)
o Oksimetri nadi dan ABG (menilai hipoksia
dan saturasi oksigen)
o BNP (tingkat peptida natriuretik otak:
tingkat rendah mengesampingkan tipe
kardiogenik)
b.EKG
Digunakan untuk menyingkirkan
perubahan iskemik dan kelainan ritme.
c.Investigasi Radiologi
Pemeriksaan Penunjang
Tahap awal
·Pada tahap awal, terdapat kardiomegali,
biasanya diidentifikasi sebagai
peningkatan rasio kardiotoraks lebih dari
50%.
·Pedikel pembuluh darah yang luas
·Redistribusi vaskular
·sefalisasi
Tahap Menengah
·Edema interstisial
·Garis Kerley B
·Manset peribronkial
·Fisura interlobar menebal
Tahap Akhir
·Edema alveolar
·Penampilan sayap kelelawar perihilar
·Efusi pleura
Ultrasonografi
Penatalaksanaan Gagal Jantung
dan CPE
1.ABC - Seperti halnya semua pasien, penting untuk
menilai jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada
evaluasi awal dan memulai penatalaksanaan yang
tepat berdasarkan status pasien.
·Pengkajian Sekunder
A.Aktifitas
. A.Sirkulasi
C.Integritas ego
C.Eliminasi
Makanan atau cairan
C.Hygiene
C.Neurosensori
C.Nyeri atau ketidaknyamanan
Pernafasan
C.Interkasi social
Diagnosa Keperawatan
A.1.Diagnosa Keperawatan
a.Penurunan curah jantung b.d
perubahan preload dan afterload d.d
sesak napas, tekanan darah
meningkat/menurun, nadi perifer
terasa lemah, CRT >3 detik, sianosis
dan edema.
b.Nyeri akut b.d agen pencedera
biologi d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, frekuensi nadi
meningkat, pola napas dan nafsu
makan berubah, tekanan darah
meningkat.
c.Ansietas b.d ancaman terhadap
kematian d.d gelisah, tegang, frekuensi
napas dan nadi meningkat, tampak
pucat, anoreksia, pusing, dan tremor.
Intervensi Keperawatan
Penurunan curah jantung (D.0008)
Perawatan Jantung
Nyeri akut berhubungan dengan
agen cederabiologi
Menejemen Nyeri
Ansietas
Terapi Relaksasi
I mplementasi Keperawatan
Implementasi yang merupakan komponen dari
proses keperawatan adalah kategori dari
perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tindakan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses keperawatan
mengukur respon pasien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien kearah
pencapaian tujuan
Studi Kasus
Kasus
Tn. L berusia 65 tahun pada tanggal 10 September 2023
datang ke IGD RS M.Djamil Padang dengan keluhan nyeridada
sebelah kiri seperti ditusuk-tusuk dan sesak sebelum masuk
rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
mengatakan bahwa ada masalah dengan jantungnya. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayatalergi obat
maupunmakanan. Pasien mengatakan batuk dan sulit
mengeluarkan dahak. SMRS. Saat pengkajian pasien terlihat
pucat, akral dingin, nadi teraba lemah, ada suara tambahan
wheezing pada pernapasan serta menggunakan otot bantu
napas. Kesadaran pasien composmentis dengan GCS 15 (E : 4
V: 5 M: 6), nadi: 131 x /menit, TD: 118/86 mmHg, suhu : 36,4 C,
Frekuensi napas 28 x / menit, CRT > 3 detik. Klien mengatakan
ada keluarga yang sebelumnya memiliki penyakit yang sama
yaitu kakeknya. Sebelumnya klien pernah menderita
hipertiroid. BB : 63 Kg, TB : 167 cm IMT:22,6 cm. Pasien diberikan
terapi PTU 200mg, Concor 2,5 mg merck, Ramipril 2,5 mg,
Warfarin 1 mg, Kcl drip 25 meq, Furosemide inj, Spironolactone
50mg, Omeprazole inj.40mg. Diagnosa Medis Congestive heart
failure.
Pengkajian
1.Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Sumber Informasi : Pasiendan Keluarga
Alamat : Limau manis
No. RM : 890XXX
Hari/Tanggal Pengkjian : Senin, 10 September 2023
Pukul Pengkajian : 09.00 WIB
Ruang : IGD ( Instalasi Gawat
Darurat )
Diagnosa Medis : Congestiveheart failure
General Impresion
a.Keluhan Utama : Nyeri dada sebelah kiri
seperti ditusuk-tusuk dan sesak sebelum masuk
rumah sakit.
Orientasi (Tempat, waktu, orang) : Pasien
mampu mengenaliorang yang disekitarnya,
pasien mengetahui jika pagi hari dan pasien
sedang sedangdirumah sakit
Prymary Survei
1.Airway
Terdapat sputum pada jalan napas
2. Breathing
Terdengar suara nafas wheezing dan pasien terlihat
sesak nafas, RR : 28 x/menit.
3. Circulation
Akral dingin, pasien terlihat pucat, CRT >3 detik, nadi
teraba lemah, nadi: 131 x /menit, TD: 118/86 mmHg.
4.(D) Dissability
Kesadaran komposmentis, GCS 15
Secondary Survei
a. Anamnesa
1) Riwayat PenyakitSaat Ini
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri seperti ditusuk-tusuk dan sesak sebelum masuk rumah
sakit. Pasien diberikan terapi PTU 200mg, Concor 2,5 mg
merck, Ramipril 2,5 mg, Warfarin 1 mg, Kcl drip 25 meq,
Furosemide inj, Spironolactone 50mg, Omeprazole
inj.40mg.
1) Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidakmemiliki riwayat alergiobat
maupun makanan.
3) Riwayat PenyakitSebelumnya
Pasien mengatakan sebelumnya pernah menderita
hipertiroid.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ada keluarga yang sebelumnya
memiliki penyakit yang sama yaitu kakeknya.
Tanda-Tanda Vital
- TD : 118/86mmHg
-RR : 28 x/menit
-N : 131 x/menit
-S : 36,4 oC
Pengkajian Sekunder
a. Keadaan Umum : Pasien tampak lemah.
b. Kesadaran : Composmentis, E=4,
M=6,V=5,Total : 15
c. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
1. Kepala dan leher
Kepala mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, ada pembesaran kelenjar tyroid.
2. Mulut/Bibir
Bibir pucat dan kering
3. Kulit
Palpasi : Akral dingin, tidak ada lesi dikulit.
4. Paru-paru
Inspeksi : Bentuksimetris, gerakan dada simetris
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruhlapang paru
Auskultasi : Terdengar wheezing
5.Abdomen
- Inspeksi : Simetris antara kanan dan kiri, terlihat
gerakan diafragma, tidak adalesi atau luka di perut.
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hati
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : Bising usus 15 x/menit
6. Ekstremitas
Atas : Kekuatan otot 5 pada kedua tangan,terpasang infus
RL 500Mg
Bawah : Kekuatanotot 5 pada kedua kaki, akral dingin.
Terapi IGD
1.Terapi di IGD
PTU 200mg, Concor 2,5 mg merck, Ramipril 2,5
mg, Warfarin 1 mg, Kcl drip 25 meq, Furosemide
inj, Spironolactone 50mg, Omeprazole inj.40mg
Analisis Data
Intervensi Keperawatan
1
Intervensi Keperawatan
1
Implementasi Evaluasi
1
terimakasii