Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN TERAPI O2 NASAL KANUL


DI RUANG CEMPAKA RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Nama Klien : Ny ‘’M”


Diagnosa Medis : G3P2A0 UK 28 mgg dengan plasenta previa total
antepartum
hemoraragic multigravida disertai iskemik anteroseptal
No Register : 367xxx
Tanggal : 30 oktober 2018

1. Diagnosa keperawatan, pengkajian dan data focus


a. Diagnosa keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar kapiler
b. Pengkajian / data focus
Data subjektif:
Pasien mengatakan nafas terasa berat.
Data objektif:
Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 28x/menit, suhu 36,7 0C.
dispnea, warna kulit pucat, gelisah
Hasil pemeriksaan fisik Paru
Inspeksi Thoraks simetris, klien menggunakan
otot bantu nafas dan terdapat
retraksi dinding dada, Respiratory
Rate28x/menit.
Palpasi Gerakan paru saat inspirasi dan
ekspirasi sama, tidak terdapat
massa, tidak terdapat fraktur pada
daerah thorak.
Perkusi Sonor
Auskultasi Tidak terdapat suara tambahan,
bunyi nafas vesikuler

c. Dasar pemikiran
Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berkurangnya pasokan darah pada
otot jantung yang menyebabkan nyeri dibagian tengah dada dengan
intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen
pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena plak ateromatosa.
Pada pasien gagal jantung sesak nafas disebabkan karena ventrikel kiri tidak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam
sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Dispnu dapat
terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran
gas. Mudah lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang menghambat
jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan
sisa hasil katabolisme, juga terjadi akibat meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress
pernapasan dan batuk.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian terapi O2 nasal kanul 5 liter
3. Prinsip – prinsip Tindakan
a. Definisi
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas
oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam
paru melalui saluran pernapasan denngan menggunakan alat khusus.
b. Tujuan
1) Memenuhi kekurangan oksigen
2) Membantu kelancaran metabolisme
3) Sebagai tindakan pengobatan
4) Mencegah hipoksia
5) Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
c. Prosedur
Terapi dilakukan pada penderita:
1) Dengan anoksia atau hipoksia
2) Dengan kelumpuhan alat – alat pernapasan
3) Selama dan sesudah dilakukan norcose umum
4) Tiba – tiba menunjukkan tanda – tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu
5) Terdapat trauma paru
6) Dalam keadaan coma
d. Persiapan
Alat :
1) Tabung oksigen beserta isinya
2) Regulator dan flow meter
3) Masker atau nasal kanul
4) Selang penghubung
Pasien:
1) Pasien diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan
2) Pasien ditempatkan pada posisi yang sesuai
Perawat:
1) Amati tanda – tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian
2) Jauhkan hal – hal yang dapat membahayakan, misalnya : api yang
menimbulkan kebakaran
3) Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada
pada botol
4) Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila
tidak dipakai
5) Nasal kanul atau masker harus dibersihkan, di desinfeksi dan disimpan
kering
6) Pemberian oksigen harus hati – hati terutama pada penderita penyakit
paru konis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan hipoventilasi, hypercarbia diikuti penurunan kesadaran
7) Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian
dinaikkan pelan – pelan sesuai kebutuhan
e. Cara kerja
1) Mengucapkan salam
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
5) Hubungkan nasal kanul atau masker dengan selang oksigen ke botol
pelembab.
6) Pasang ke pasien
7) Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
8) Pasien dirapikan kembali
9) Peralatan dibersihkan
10)Mencuci tangan
11) Evaluasi keadaan pasien dan berpamitan
4. Analisa tindakan keperawatan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada
klien yang mengalami sesak nafas akibat perubahan membran alveolar kapiler.
5. Bahaya yang mungkin muncul
Bahaya :
Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien dapat
menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.
Pencegahan :
Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi
alergi yang muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap alergen spesifik,
obat-obat tertentu,dan latihan fisik.
6. Hasil yang di dapat dan maknanya
S: - Ps mengatakan sesak sudah berkurang
O: - Klien tampak rileks
- Akral masih dingin
- RR : 24x/menit
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
- Monitor vital sign
- Monitor keadaan umum setiap 2 jam sekali.
7. Tindakan keperawatan lainnya
a. Pemberian terapi nebulizer dengan atrovent 1 cc, diencerkan dengan Nacl 0,9
% 1 cc
b. Pemberian obat bronkodilator dan mukolitik.
c. Pemasangan infus.
d. Pemeriksaan GDS (104 g/dl)
e. Pemeriksaan rekam EKG

8. Evaluasi
Kelebihan:
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul ataupun masker tanpa bantuan dari
perawat.
Kekurangan:
Melaksanakan tindakan keperawatan kurang maksimal karena yang
dilaksanakan hanya tindakan yang darurat saja.
9. Daftar pustaka
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 2014, EGC,
Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2007, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 2010, EGC Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 2010, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta
Nursalam. M.Nurs, Managemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional, 2008, Salemba Medika, Jakarta
Russel C Swanburg, Pengantar keparawatan, 2010, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai