Anda di halaman 1dari 10

ANALISA SINTESA NASAL KANUL

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN


PEMBERIAN TERAPI O2 NASAL KANUL
DI RUANG IGD RSUD RAA SOEWONDO PATI
Nama Klien : Tn. M
Diagnosa Medis : GGK dengan anemia
No Register :
Tanggal : 30 Desember 2015

1. Diagnosa keperawatan, pengkajian dan data fokus


a. Diagnosa keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar kapiler
b. Pengkajian / data fokus
Data subjektif :
pasien mengatakan sesak
Data objektif :
Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 102x/menit, RR 28x/menit, suhu 36,50C. dispnea, warna
kulit pucat, gelisah
Hasil pemeriksaan fisik Paru
Inspeksi Thoraks simetris, klien menggunakan otot
bantu nafas dan terdapat retraksi dinding dada,
Respiratory Rate 28x/menit.
Palpasi Gerakan paru saat inspirasi dan ekapirasi sama,
tidak terdapat massa, tidak terdapat fraktur
pada daerah thorak, terpasang elektroda

Perkusi Sonor
Auskultasi Tidak terdapat suara tambahan, bunyi nafas
vesikuler

c. Dasar pemikiran
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien.
(Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000. Gagal jantung kengestif dapat
disebabkan oleh : kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau
pulmonal (peningkatan afterload), Peradangan dan penyakit myocardium degenerative,
Penyakit jantung lain, dan faktor sistemik.

Grade gagal jantung menurut New york Heart Associaion


Terbagi menjadi 4 kelainan fungsional
1. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik berat
2. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik sedang
3. Timbul gejala sesak pada aktifitas ringan
4. Timbul gejala sesak pada aktifitas sangat ringan / istirahat

Pada pasien gagal jantung sesak nafas disebabkan karena ventrikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Dispnu dapat terjadi akibat penimbunan
cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Mudah lelah dapat terjadi akibat
curah jantung yang kurang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme, juga terjadi akibat meningkatnya energi
yang digunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan
batuk.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian terapi O2 nasal kanul 5 liter
3. Prinsip prinsip Tindakan
a. Definisi
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada
penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernapasan
denngan menggunakan alat khusus

b. Tujuan
1) Memenuhi kekurangan oksigen
2) Membantu kelancaran metabolism
3) Sebagai tindakan pengobatan
4) Mencegah hipoksia
5) Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
c. Prosedur
Terapi dilakukan pada penderita :
1) Dengan anoksia atau hipoksia
2) Dengan kelumpuhan alat alat pernapasan
3) Selama dan sesudah dilakukan norcose umum
4) Tiba tiba menunjukkan tanda tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu
5) Terdapat trauma paru
6) Dalam keadaan coma
d. Persiapan
Alat :
1) Tabung oksigen beserta isinya
2) Regulator dan flow meter
3) Masker atau nasal kanul
4) Selang penghubung
Pasien :
1) Pasien diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan
2) Pasien ditempatkan pada posisi yang sesuai
Perawat :
1) Amati tanda tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian
2) Jauhkan hal hal yang dapat membahayakan, misalnya : api yang menimbulkan kebakaran
3) Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol
4) Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai
5) Nasal kanul atau masker harus dibersihkan, di desinfeksi dan disimpan kering
6) Pemberian oksigen harus hati hati terutama pada penderita penyakit paru konis karena
pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi, hypercarbia diikuti
penurunan kesadaran
7) Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan
pelan sesuai kebutuhan
e. Cara kerja
1) Memngucapkan salam
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
5) Hubungkan nasal kanul atau masker dengan selang oksigen ke botol pelembab
6) Pasang ke pasien
7) Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
8) Pasien dirapikan kembali
9) Peralatan dibersihkan
10) Mencuci tangan
11) Evaluasi keadaan pasien dan berpamitan
4. Analisa tindakan keperawatan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada klien yang
mengalami sesak nafas akibat perubahan membran alveolar kapiler.
5. Bahaya yang mungkin muncul
Bahaya :
Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien dapat menyebabkan
keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.
Pencegahan :
Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-obat tertentu, dan
latihan fisik.

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:
Ps mengatakan sesak sudah berkurang
O:
- Klien tampak rileks
- Akral masih dingin
- RR : 24x/menit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Kaji vital sign
- Kaji keadaan umum setiap 2 jam sekali
7. Tindakan keperawatan lainnya
a. Pemberian terapi nebulizer dengan atrovent 1 cc, diencerkan dengan Nacl 9% 1cc
b. Pemberian obat bronkodilator dan mukolitik.
c. Pemasangan infus.
d. Pemeriksaan GDS (104 g/dl)
e. Pemeriksaan rekam EKG
8. Evaluasi
Kelebihan :
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul ataupun masker tanpa bantuan dari perawat.
Kekurangan :
Melaksanakan tindakan keperawatan kurang maksimal karena yang dilaksanakan hanya
tindakan yang darurat saja.
9. Daftar pustaka
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC, Jakarta.

Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.

Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC Jakarta

Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Nursalam. M.Nurs, Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional,


2002, Salemba Medika, Jakarta

Russel C Swanburg, Pengantar keparawatan, 2000, EGC, Jakarta.


Diagnosa Keperawatan :

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi

2. Kelebihan volume cairan b.d retensi cairan dan natrium oleh ginjal

RENCANA KEPERAWATAN

NO DX DIANGOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC)

1 Gangguan pertukaran gas b/d Setelah dilakukan asuhan kepe


kongesti paru, hipertensi selama 1 x 2 jam diharapkan
pulmonal, penurunan perifer yang respiratory status: ventilasi klie
mengakibatkan asidosis laktat meningkat dengan KH:
dan penurunan curah jantung.
Kriteria Hasil :

v Mendemonstrasikan peningk
ventilasi dan oksigenasi yang a

v Memelihara kebersihan paru


dan bebas dari tanda tanda dist
pernafasan

v Mendemonstrasikan batuk ef
dan suara nafas yang bersih, tid
sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak
pursed lips)

v Tanda tanda vital dalam renta


normal

TD: 110 130/ 70 90 mmHg

N: 60 100 x/ menit

RR: 12 18 x/ menit
2 Kelebihan volume cairan b/d Setelah dilakukan asuhan kepe
berkurangnya curah jantung, selama 1 x 2 jam diharapkan b
retensi cairan dan natrium oleh cairan klien meningkat dengan
ginjal, hipoperfusi ke jaringan
perifer dan hipertensi pulmonal Kriteria Hasil:

v Terbebas dari edema, efusi, a

v Bunyi nafas bersih, tidak ada


dyspneu/ortopneu

v Terbebas dari distensi vena


jugularis, reflek hepatojugular

v Memelihara tekanan vena se


tekanan kapiler paru, output ja
dan vital sign dalam batas norm
(TD: 110 130/ 70 90 mmH
100 x/ menit. RR: 12 18 x/

v Terbebas dari kelelahan, kece


atau kebingungan

v Menjelaskanindikator kelebi
cairan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

EVALU
NO DX TGL/JAM IMPLEMENTASI
(TANG

1 1/1/2014 Mengkaji VS (TD: 150/ 90 14.00 W


mmHg. N: 101 x/ menit. RR: 31 x/
12. 45 WIB menit) S:

Memberi oksigenasi kanul nasal Pasien


3 lpm ketika ti

Mengambil darah vena O:

Sesak

Ketika
nyaman

A: Masa

P : Lanj

Berika
bangsal

2 1/1/2014 - Memasang infus 12 14.00 w

12.45 - Memberikan injeksi furosemide S:


30 mg
Klien m
bengkak

O:

Kaki da
oedem (
pemasan
klien be

A:

Masalah
P:

Lanjutk

- Beri pe

Anda mungkin juga menyukai