Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

( ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME )

 
DISUSUN OLEH :
 
• AYU HANDANAWATI ( 2720150103 )
• FINA FIONA ERLIA ( 2720170071 )
• MUHAMMAD ALI RIDHO ( 2720170003 )
DEFINISI
Acute Respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan suatu bentukan dari gagal
napas akut yang ditandai dengan: hipoksemia, penurunan fungsi paru-paru, dispnea,
edema paru-paru bilateral tanpa gagal jantung, dan infiltrate yang menyebar. Selain itu,
ARDS dikenal juga dengan nama ‘noncardiogenic pulmonary edema’, ‘shock
pulmonary’.
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan keadaan gagal napas
mendadak yang timbul pada klien tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya.
Sulit untuk membuat definisi secara tepat, karena patogenesinya belum jelas dan
terdapat banyak faktor predisposisi seperti syok karena perdarahan, sepsis,
rudapaksa/trauma pada paru atau bagian tubuh lainnya, pankreastitis akut, aspirasi
cairan lambung, intoksikasi heroin, atau metadon (Arif Muttaqin, 2009).
ETIOLOGI
Faktor penting penyebab ARDS antara lain :
1.    Syock (disebabkan banyak faktor ).
2.    Trauma (memar pada paru-paru, fraktur multiple, cidera kepala).
3.    Cidera sistem syaraf yang serius.
4.    Gangguan metabolisme (pankreatitis, dan uremia).
5.    Infeksi paru-paru difus (bakteri, virus, jamur).
7.    Inhalasi gas beracun (rokok, oksigen konsentrasi tinggi, gas klorin, NO 2, dan ozon).
8.    Aspirasi (sekresi gastrik , tenggelam dan keracunan hidrokarbon).
PATOFISIOLOGI
ARDS selalu berhubungan dengan penambahan cairan dalam paru-paru sehingga
membentuk edema paru. Awalnya terdapat cidera pada membran alveola kapiler yang
menyebabkan kebocoran cairan, makro molekul, dan komponen-komponen sel darah
kedalam ruang interstisial. Seiring dengan bertambah parahnya penyakit, kebocoran
tersebut masuk ke dalam alveoli.

Colaps alveolar terjadi terhadap efek cairan alveolar, terutama fibrinogennnya yang
mengganggu aktvitas surfaktan normal dan Karena kemungkinan gangguan produksi
surfaktan lanjutan oleh cidera pada pneumocyt granular. Kapasitas pengisian paru-paru
menjadi kurang yaitu menjadi kaku karena edema interstisial dan colaps alveoli.
PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSIS

Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan fungsi ventilasi
Frekuensi pernafasan per menit
Volume tidal
Ventilasi semenit
Kapasitas vital paksa
Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
Daya inspirasi maksimum
Rasio ruang mati/volume tidal
PaCO2, mmHg.
2.    Pemeriksaan status oksigen
3.    Pemeriksaan status asam-basa
4. Arteri gas darah (AGD) menunjukkan penyimpangan dari nilai normal pada
PaO2,PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2
lebih dari 50 mmHg, dan pH < 7,35.
5. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan SaO2 .
6. Pemantauan CO2 tidal akhir (kapnografi) menunjukkan peningkatan
7.    Hitung darah lengkap, serum elektrolit, urinalisis dan kultur (darah, sputum) untuk
menentukan penyebab utama dari kondisi pasien.
8.    Sinar-X dada dapat menunjukkan penyakit yang mendasarinya.
9.    EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan, disritmia.
10.    Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
Hipoksemia ( pe ↓ PaO2 ) 2. Hipokapnia ( pe ↓ PCO2 ) pada tahap awal karena
hiperventilasi
Hiperkapnia ( pe ↑ PCO2 ) menunjukkan gagal ventilasi
Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 ) pada tahap dini
Asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut

11.    Pemeriksaan Rontgent Dada :


Tahap awal ; sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru
Tahap lanjut ; Interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli

12.    Tes Fungsi paru :


Pe ↓ komplain paru dan volume paru
Pirau kanan-kiri meningkat
PENATALAKSAAN
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancaman dengan segera
antara lain :
Terapi Oksigen
Vetilasi Mekanik
Positif and Expiratory Breathing (PEEB)
Pemantauan oksigen Arteri Adekuat
Terapi farmakologi
Pemeliharaan jalan nafas
Pencegahan Infeksi
Dukungan Nutrisi
Monitor
FAKTOR RESIKO UNTUK SINDROM GAWAT NAFAS AKUT (ARDS)
1.    Cidera paru tidak langsung
Syok dengan berbagai etiologic.
Sepsis
Hipotermia
Hipertermia
Overdosis obat
Koagulasi intravaskuler diseminata (dissemated intravascular coagulation, DIC)
Tranfusi multipel
Bypass jantung-paru
Eklamsia
Luka bakar
Pankreastitis
Trauma nontoraks berat
2.      Cidera paru langsung
Infeksi paru
Inhalasi toksik
Aspirasi (cairan lambung, hamper tenggelam)
Pneumonia
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Gangguan pertukaran gas b.d membran kapiler


alveoli
2.    Ketidak efektifan pola nafas b.d kelemahan otot-
otot
pernafasan
3.    Ketidak efektifan bersihan jalan nafar b.d mukus
berlebih
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1.
Diagnosa : gangguan pertukaran gas berhubungan Setelah dilakukan asuhan Bantuan ventilasi:
dengan membran kapiler alveoli ( 00030) keperawatan selama 2 hari.
meningkatkan pola
Label: domain 3 eliminasi dan pertukaran Diharapkan klien dapat
pernafasan spontan
Kelas: 4 fungsi pernafasan merasakan kenyamanan.
Definisi kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau yang optimal dalam
eliminasi karbondioksida di membran kapiler Dengan KH : memaksimalkan
alveolar status pernafasan : pertukaran O2 dan CO2
Batasan karakteristik: pertukaran gas: pertukaran
dalam paru
DS : Dispnea O2 dan CO2 di alveoli untuk
DO : sianosis, hipoksia, hipoksemia mempertahankan
konsentrasi gas darah
alveoli
2. Diagnosa : Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keperawatan selama 2 hari •Mefasilitasi kepatenan jalan
kelemahan otot-otot pernafasan (00032) Diharapkan klien dapat udara
Label: domain 4 Aktivitas/istirahat merasakan kenyamanan. •Pengisapan jalan napas :
Kelas: 4 respons kardiovaskular/pulmonal Dengan KH: mengeluarkan secret jalan
Definisi : inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak • Status pernafasan : napas dengan cara
memberi ventilasi yang adekuat. kepatenan jalan nafas : memasukan kateter pengisap
Batasan karakteristik : jalan nafas trakeobronkial ke dalam jalan napas oral
DS : Dispnea bersih dan terbuka untuk atau trakea pasien
DO : Takipnea, Penurunan tekanan, inspirasi dan pertukaran gas •Bantuan ventilasi:
ekspirasi • Status respirasi : ventilasi: meningkatkan pola
pergerakan udara kedalam pernafasan spontan yang
dan keluar paru optimal sehingga
memaksimalkan pertukaran
O2 dan CO2 di dalam paru
3. Diagnosa : Ketidak efektifan bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen jalan nafas
nafas berhubungan dengan mukus berlebih selama 2 hari  Mefasilitasi kepatenan
(00031) Diharapkan klien dapat merasakan jalan udara
Label: domain 11 keamanan /perlindungan. kenyamanan.  Pengaturan posisi: posisi
Kelas: 2. Cedera fisik . cedera atau bahaya Dengan KH: pasien atau bagian tubuh
pada tubuh  Pengisapan jalan nafas pasien secara sengaja
Definisi : ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret dari jalan untuk memfasilitasi
membersihkan sekret atau obstruksi nafas dengan memasukan kateter kesejatraan fisiologi dan
saluran pernafasan guna mempertahankan pengisap jalan nafas oral dan atau psikologis.
jalan nafas yang bersih trakea .
Batasan karakteristik:  Pencegahan aspirasi : tindakan
DS : Dispnea personal untuk mencegah masuknya
DO : Sputum berlebih cairan dan partikel padat kedalam
paru

Anda mungkin juga menyukai