Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organisation (WHO) memperkirakan diseluruh dunia
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun. Kematian tersebut
terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99%. Meskipun jumlahnya
sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadian terbesar
(sporadis), sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang besar
untuk dicegah dengan meningkatnya kerja sama antara pemerintah, swasta
dan badan-badan sosial lainnya (Manuaba, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tinggi
dibandingkan negara-negara di Asia misalnya Singapura dengan AKI 14 per
100.000 kelahiran hidup, atau Malaysia dengan AKI 62 per 100.000 kelahiran
hidup. Data SDKI tahun 2012 mencatat AKI di Indonesia melonjak menjadi 359
per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Angka ini cukup mengecewakan karena di
tahun 2007 AKI di Indonesia adalah 228 per kelahiran hidup. Masalah ini tentu
perlu untuk mendapat perhatian khusus dari seluruh pihak baik pemerintah,
sektor swasta, maupun masyarakat mengingat bahwa Target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi 102
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI , 2012).
Berdasarkan data dari Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, penyebab kematian ibu di Indonesia tahun 2010 adalah
Perdarahan (23%), Hipertensi dalam Kehamilan (32%), Infeksi (31%), Partus
lama (1%), Abortus (4%), kelainan amnion (2%), dan penyebab lainnya (7%)
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
Oleh karena itu diperlukan tindakan langsung untuk membantu
mempercepat kala pengeluaran yang lama, salah satunya dengan ekstraksi
cunam/forceps.Terdapat beberapa keadaan pada persalinan yang perlu
dilakukan tindakan ekstraksi forsep, seperti pada ibu dengan pre-eklampsi,
eklampsi, atau ibu-ibu dengan penyakit jantung, paru, partus kasep, keadaaan
gawat janin dan kala dua lama.
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu.
Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak
hamil yang normal (Obstetric William)
Dalam masa nifas terjadi perubahan-perubahan yang dialami ibu dan
kita harus melakukan pemantauan yang tepat pada ibu. Apakah perubahan-
perubahan yang terjadi termasuk fisiologis atau partologis, sehingga dapat
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memberikan asuhan
keperawatan.
Adapun yang harus diperiksa pada ibu nifas ialah: keadaan umum,
keadaan payudara dan putingnya, dinding perut, keadaan perineum, kandung
kencing, rektum, flour albus. Keadaan serviks, uterus dan adrexa. Adanya
erosi, radang atau kelainan-kelainan. Pre-eklampsia adalah penyakit dengan
tanda-tanda hipertensi, edema dan protein uria yang timbul karena kehamilan.
Tidak jarang walaupun pada kehamilan normal bisa saja terkena pre-
eklampsia. Pre-eklampsia bisa saja berlangsung pada saat persalinan.Untuk
itu dalam penanganannya harus lebih hati-hati dan teliti. (Sarwono 2009)
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi
kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri, sebab
terjadinya masih belum jelas. Syndrome preeklampsia dengan hipertensi,
oedema dan proteinuria sering tidak diperhatikan oleh wanita bersangkutan
sehingga tanpa disadari dalam waktu yang singkat, jika tidak dilakukan
tindakan yang tepat untuk mencegah hal tersebut akan muncul preeklampsia
berat bahkan akan menjadi eklampsia (Cunningham, 2005).
Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dngan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih ( Asri Hidayat, 2009 : 61 ).
Berdasarkan penjelasan di atas sehingga penulis tertarik untuk melakukan
studi tentang ibu post partum Forcep dengan indikasi Pre eklamsia Berat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada post partum forcep dengan indikasi Pre
eklamsia berat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan dengan pasien Post partum
forcep dengan indikasi preeklamsi berdasarkan pendekatan proses
keperawatan di Unit Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Soehadi Prijonegoro
Sragen
2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mengetahui landasan teori tentang post partum forcep
dengan indikasi pre eklamsia Berat
- Mahasiswa mengetahui WOC post partum forcep dengan Pre eklamsia
berat
- Mahasiswa mengetahui pengkajian pada post partum forcep dengan
Pre eklamsia berat
- Mahasiswa mampu menganalisa data pada post partum forcep dengan
Pre eklamsia berat
- Mahasiswa mampu menentukan prioritas diagnose keperawatan post
partum forcep dengan Pre eklamsia berat
- Mahasiswa mengetahui implementasi berdasarkan diaganosa
keperawatan
- Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan
pasien Ny. S dengan post partum forcep dengan indikasi preeklamsi
berat Di Unit Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Soehadi Prijonegoro
Sragen

D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan masukan bagi tim kesehatan Rumah Sakit Dr. Soehadi
Prijonegoro dalam memberikan Asuhan keperawatan pada klien post
partum forcep dengan indikasi pre eklamsi berat.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang
akan datang dan masukan bagi mahasiswa dalam menggali dan
mengembangakan ilmu dan memberikan asuhan keperawatan pada klien
post partum forcep dengan indikasi preeklamsi berat.

3. Bagi penulis
Memberikan pengetahuan dan memperbanyak pengalaman bagi penulis
dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien
dengan post partum forcepn dengan indikasi Preeklamsia berat.

Anda mungkin juga menyukai