SESAK NAFAS
BLOK KARDIOVASKULER
Kelompok IV :
PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO 1 :
Seorang wanita umur 60 tahun mengeluh cepat capek dan sesak napas
sewaktu bergiat. Dia tidak dapat melakukan kegiatan di rumah lebih lama
tanpa sering beristirahat dengan kesukaran bernapas. Pergelangan kaki
membengkak pada siang hari dan berkurang pada malam hari. Pada
pemeriksaan dokter, ditemukan adanya pernapasan cepat, pada
pemeriksaan auskultasi didengar adanya bunyi krepitasi. Nadi reguler dan
tekanan darah sistemik dalam batas normal, tetapi terdapat bendungan
vena leher meskipun pada posisi tegak. Ictus cordis teraba di linea axillaris
anterior kiri/ruang interkostal V. Gambaran Rontgen dada menunjukkan
CTR 0,69 dan terlihat adanya bendungan pembuluh darah paru. Penderita
diobati dengan digoxin dan diuretik sehingga keluhan penderita berkurang.
1.4 Pertanyaan
TINJAUAN PUSTAKA
Sirkulasi Pulmonal
Sirkulasi Sistemik
Darah (ventrikel kiri) → Aorta → Arteria → Arteriole → Kapiler →
Seluruh tubuh → Venule → Vena sedang → Vena cava → Atrium kanan
1) Siklus mekanik jantung
Siklus mekanik jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut
diastolik, yaitu periode pengisian jantung oleh darah, yang diikuti oleh
satu periode kontraksi yang disebut sistolik. Siklus ini lebih rinci terdiri
atas 4 periode, yaitu:
a. Periode Pengisian
b. Periode kontraksi isovolemik
c. Periode ejeksi
d. Periode relaksasi isovolemik
Karena itu, sekitar 70% aliran arteri koronaria terjadi selama diastol,
didorong oleh tekanan darah aorta, dengan hanya sekitar 30% aliran arteri
koronaria yang terjadi selama sistol, digerakkan oleh kontraksi ventrikel.
Waktu aliran darah koronaria yang terbatas ini menjadi sangat penting
ketika jantung berdenyut cepat, saat waktu diastolik jauh berkurang.
Bersamaan dengan meningkatnya tuntutan agar jantung memompa lebih
cepat, waktu yang tersedia untuk menyalurkan O2 dan nutrien ke otot-otot
jantung itu sendiri berkurang untuk menyelesaikan beban kerja yang
meningkat ini.
2. Mengapa pergelangan kakinya membengkak saat siang hari dan
berkurang pada malam hari?
3. Mengapa pasien cepat capek dan sesak nafas pada saat beraktivitas?
Penderita merasa cepat lelah dan sesak napas setelah beraktivitas serta
faktor-faktor yangmenyebabkan sesak napas.
a. Penderita merasa cepat lelah Kelelahan merupakan gejala umum
berkurangnya cardiac output (COP) atau curah jantung. Berkurangnya
curah jantung menyebabkan menurunnya jumlah darah atau perfusi
keotot skelet. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen
yang dibawa ke sel-sel ototsehingga proses metabolisme sel terhambat.
Metabolisme yang terhambat menyebabkan jumlahmolekul berenergi
tinggi, yakni ATP (Adenosin Triposphat) yang dihasilkan
berkurang.Berkurangnya ATP yang dihasilkan menyebabkan energi
untuk beraktivitas juga berkurang.Sehingga penderita merasa mudah
lelah saat beraktivitas. Pasien dengan gagal jantung kongestif dan
penyakit katup mitral sering mengeluhkan cepat lelah. Tetapi,
kelelahan tidak spesifik untuk penyakit jantung. Penyebab tersering
kelelahan adalah anxietas dan depresi. Keadaan lain yang berkaitan
dengan kelelahan adalah anemia dan penyakit kronis.
b. Faktor-faktor penyebab sesak napas
1) Penyakit jantung : gagal ventrikel kiri dan stenosis mitral
2) Penyakit paru : penyakit paru obstruktif, asma, penyakit paru
restriktif, emboli paru,dan hipertensi pulmonal
3) Emosional : anxietas dan depresi
4) Pemaparan tempat tinggi : berkurangnya tekanan oksigen
5) Anemia : berkurangnya kapasitas pengangkut oksigen
F. Komplikasi
1. Gagal jantung
2. Syok kardiogenik
3. Perikarditis
4. Aritmia
5. Infark miokard
6. Emboli paru
7. Stroke
8. Kematian mendadak
II. Kardiomiopati Dilatasi
A. Definisi
Kardiomiopati dilatasi adalah jenis kardiomiopati dengan ciri-ciri
yaitu terdapatnya dilatasi ruang ventrikel yang progresif dan
disertai disfungsi dari kontraksi ventrikel saat sistolik.
B. Epidemiologi
1. Menyerang orang muda
2. 90% dari penyakit kardiomiopati
C. Etiologi
1. Idiopatik
2. Genetik
3. Bahan toksik (alkohol, doxorubicin)
4. Peripartum
5. Miokarditis virus
D. Gambaran Klinis
1. Sesak nafas saat bekerja
2. Lelah dan lemas
3. Aritmia
4. Orthopnea
5. Dispnea proksimal nokturnal
6. Edema perifer
7. Paltipasi
E. PENATALAKSANAAN
1. Diuretik
2. Digitalis
3. Digoxin
4. Vasodilator
5. Anti aritmika
6. Anti koagulan
7. Transplantasi jantung
2) Edema paru
Pasien dengan respiratory distress yang berat, pernapasan
yang cepat, dan ortopnea dan ronki di seluruh lapangan
paru. Saturasi O2arterial biasanya < 90% pada suhu ruangan
sebelum mendapat terapi oksigen
3) Gagal jantung hipertensif
Terdapat gejala dan tanda gagal jantung yang disertai
dengan tekanan darah tinggi dan biasanya fungsi sistolik
jantung masih relative ckup naik, juga terdapat tanda-tanda
peninggian tonus simpatitik dengan takikardia dan
vasokonstriki. Pasien mungkin masih eu volemia atau
hanya hypervolemia yang ringan. Umumnya
memperlihatkan kongesti paru tanpa tanda tanda kongesti
sistemik
4) Syok kardiogenik
Adanya bukti hipoperfusi jaringan yang disebabkan oleh
gagal jantung, walau sesudah preload dan aritmia berat
sudah dikoresi secara adekuat. Tidak ada parameter
hemodinamik diagnostic pasti. Akan tetapi cirikhas dari
syok kardiogenik adalah tekanan darah sistolik yang rendah
(<90mmHg) atau penurunan dari tekanan darah arteriol
rata-rata (normalnya >30mmHg) dan tidak adanya produksi
urin atau berkurang (<0,5ml/kg/jam). Gangguan irama
jantung sering ditemukan. Tanda-tanda hipoperfusi organ
dan kongesti paru timbul dalam waktu cepat
5) Gagal jantung kanan terisolasi
Ditandai dengan adanya sindrom low out put tanpa disertai
oleh kongesti paru dengan peninggian tekanan vena
jugularis dengan atau tanpa hepatomegaly dan tekanan
pengisian ventrikel kiri yang rendah.
6) Sindrom coroner akut dan gagal jantung.
Pasien GJA timbul bersaman dengan SKA yang dibuktikan
dari gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. GJA
biasanya disertai atau dipresipitasi oleh aritmia
(bardikardia, AF, VT)
Berdasarkan American College of Cardiology atau
American Hearth Association
1. Pasien dengan volume overload yang ditandai dengan
kongesti pulmonal atau sistemik, biasanya disebabkan
oleh peningkatan akut pada hipertensi kronis.
2. Pasien dengan penuruan bermakna dari cardiac output,
ditandai dengan hipotensi, infusiensi ginjal atau sindrom
syok
3. `Pasien dengan tanda dan gejala dari overload cairan
hipoperfusi sistemik
C. Diagnosis
1) Evaluasi awal (anamnesis, pemfis)
a. Monitoring non invasive
b. Monitoring invasive
c. Kateter arteri pulmonali
d. Angiografi coroner
2) Pemeriksaan penunjang (EKG, Foto thoraks, analisis gas
darah arterial, pemeriksaan lab, ekokardiografi)
D. Tatalaksana Awal
1) Oksigenasi agar kadar O2 arterial >95% (hati hati pada pasien
PPOK)
2) Ventilasi non invasif untuk pasien yang mengalami gejala
edema paru
3) Morfin
4) Diuretik IV
5) Vasodilator (NGT, ISDN, nitroprusside, nestrid) untuk
mengatasi tingginya tekanan darah.
6) Vasopresor pada pasien syok kardiogenik
PENUTUP
Kesimpulan
Agoes, DAFK, Sp. FK dan dr. Asri Dwi Rachmawati. Erlangga: Jakarta
Gray, H.H., et al. (2002). Lecture notes on cardiology. Diterjemahkan oleh Prof.
Dr. H. Anwar