PENDAHULUAN DAN
ASKEP AV BLOCK
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:
1. AGISTISA KUSUMA (18631722)
2. ARUM ARDIANA (18631678)
3. ANDHIKA ALFA (18631702)
4. RIFKA ANNISA (18631670)
5. ELVINA FITRIA (18631706)
DEFINISI DAN ETIOLOGI
A. DEFINISI
AV Blok merupakan salah satu kondisi gangguan konduksi jantung yang terjadi bila jalur SA Node AV Node (yang
membentuk interval PR pada EKG) terhambat, maka Intervall PR menjadi lebih panjang. Ibarat jalan tol macet,
maka jarak tempuh ke tempat tujuan menjadi lebih lama. AV Blok dibagi menjadi 3 derajat sesuai tengan tingkat
keparahan (William,2003
B. ETIOLOGI
Price & Wilson, (2006) majelaskan bahwa AV Blok serinht terjadi dari kelanjutan fase buruk dari:
1. Iskemia jantung
2. Infark Jantung
3. Gagal jantung kongestif
4. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi).
5. Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
6. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
7. Gangguan metabolic ( asidosis. alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
9. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi jantung)
C. MANIFESTASI KLINIS
Price & Wilson, (2006) menjelaskan bahwa tanda dan gejala yang timbul dari AV Blok meliputi :
1. AV blok sering menyebabkan bradikardia, meskipun lebih jarang dibandingkan dengan
kelainan fungsi nodus SA.
2. Nampak seperti gejala bradikardia yaitu pusing, lemas, sinkop, dan dapat menyebabkan
kematian mendadak.
3. AV blok derajat I
• Bunyi jantung pertama bisa lemah
• Gambaran EKG: PR yang memanjang lebih dari 0.2 detik
4. AV blok derajat II
• Denyut jantung < 40x/menit
• Pada Mobitz I tampak adanya pemanjangan interval PR hingga kompleks QRS menghilang.
5. AV blok derajat II (komplit)
• Atrium yang berdenyut terpisah dari ventrikel, kadang-kadang kontraksi saat katup tricuspid
sedang menutup. Darah tidak bisa keluar dari atrium dan malah terdorong kembali ke vena
leher, sehingga denyut tekanan vena jugularis (JVP) nampak jelas seperti gelombang
“meriam (cannon)”.
• Tampak tanda-tanda curah jantung yang buruk seperti hipertensi dan perfusi serebrum
yang buruk.
D. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan AV Blok meliputi:
1. Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
A. Anti aritmia kelas 1: sodium channel blocker
1. Kelas 1 A
• Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial
fibrilasi dan flutter.
2. Kelas 1 B
• Lignocaine untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia. Mexiletine untuk aritmia
ventrikel dan VT
3. Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi.
B. Anti aritmia kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
• Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmia jantung, angina pektoris dan hipertensi
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
• Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
• Verapamil, indikasi supraventricular aritmia.
2. Terapi mekanis
a. Kardioversi
Kardioversi mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki kompleks QRS,
biasanya merupakan prosedur elektif. Pasien dalam keadaan sadar dan diminta persetujuannya.
b. Defibrilasi
Defibrilasi adalah kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat. Biasanya terbatas
penatalaksanaan fibrilasi ventrikelapabila tidak ada irama jantung yang terorganisasi
c. Defibrillator cardioverter implantable
Adalah suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardia ventrikel yang mengancam jiwa
atau pada pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami fibrilasi ventrikel.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG: Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek
ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh
gejala khusus bila pasien aktif (di rumah kerja). Dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia: Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi
konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stress latihan: Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat
contoh digitalis, quinidine.
8. Pemeriksaan tiroid: Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi: Peninggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus
disritmia.
10. GDA/ nadi oksimetri: Hipoksemia dapat menyebabkan disritmia.
ASUHAN KEPERAWATAN AV BLOCK
I. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
• Nama : Ny. R
• Umur : 51 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Status : Menikah
• Alamat : Dsn. Bendo, Ds. Prayungan, Kec. Sawoo, Ponorogo
• Tanggal MRS : 28 April 2019
3. Rabu, 28 3 1. monitor tanda-tanda vital sebelum dan S : Px mengatakan cepat lelah ketika
april 2019 sesudah aktivitas berjalan menuju toilet
2. catat respon kardiopulmonar terhadap O : K.U lemah, px hanya berbaring
aktviitas(catat takikardi, ditempat tidur , aktivitas px hanya di
dispnea,berkeringat, pucat) bantu keluarga dan perawat, skala
3. kaji skala aktivitas pasien aktivitas 2 (perlu bantuan dan
4. kaji skala otot pasien pengawasan)
5. evaluasi peningkatan intoleransi Ttv : TD : 135/80 mmHg N: 105x/menit
aktivitas RR: 24x/menit S: 36,8 C
6. bantu px untuk mengidentifikasi A : intoleransi aktivitas belum teratasi
aktivitas yang mampu dilakukan P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
SELAMAT
BELAJAR